KERJASAMA BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN FORUM PERPUSDOKINFO LPNK RISTEK KUMPULAN MAKALAH SEMINAR DAN KNOWLEDGE SHARING KEPUSTAKAWANAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERJASAMA BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN FORUM PERPUSDOKINFO LPNK RISTEK KUMPULAN MAKALAH SEMINAR DAN KNOWLEDGE SHARING KEPUSTAKAWANAN"

Transkripsi

1 KERJASAMA BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN FORUM PERPUSDOKINFO LPNK RISTEK KUMPULAN MAKALAH SEMINAR DAN KNOWLEDGE SHARING KEPUSTAKAWANAN BOGOR, 2 JUNI 2016

2 Kumpulan Makalah Seminar Forum Komunikasi Perpustakaan Lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi Bogor, 2 Juni 2016 Forum Komunikasi Perpustakaan Di bawah Kementerian Riset dan Teknologi

3 KATA PENGANTAR Seminar kali ini merupakan rangkaian seminar pustakawan yang tergabung dalam Forum Komunikasi (Forkom) Perpustakaan yang berada di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi. Seminar ini diyakini dapat menjadi ajang latihan bagi para pustakawan baik dalam menulis, meneliti/ mengkaji, dan sekaligus tampil sebagai pembicara dalam forum ilmiah. Ini salah satu upaya dari Forkom untuk mengubah kebiasaan yang selama ini dilakukan yaitu bahan presentasi hanya disajikan dalam bentuk presentasi slid (slide presentation) dimana bahan dalam bentuk seperti ini tidak dapat dijadikan bukti fisik sebagai karya tulis yang dipresentasikan. Kualitas dari karya yang dipresentasikan memang belum menjadi fokus utama. Fokus utama dari seminar ini adalah tampilnya para pustakawan dalam sebuah seminar sebagai pembicara sekaligus penulis materi karya tulis ilmiah yang dipresentasikan. Pada seminar Forkom seri kedua di tahun 2016 ini telah terkumpul 4 (empat) makalah utama dan satu makalah pidato kunci. Saya kira dengan jumlah tersebut menunjukkan bahwa teman-teman pustakawan di bawah Forkom Perpustakaan di lingkungan kementerian Riset dan Teknologi (sekarang Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi) masih memiliki semangat dan energi untuk melakukan kegiatan menulis dan meneliti di tengah-tengah kesibukannya melaksanakan pekerjaan rutin sehari-hari. Harapan saya semoga semangat ini tidak pernah padam sehingga di acara-acara seminar berikutnya kontribusi makalah yang akan dipresentasikan bisa berjumlah cukup sehingga layak untuk tetap dilaksanakan. Terima kasih kepada teman-teman yang terus membantu agar acara seminar Forkom tetap dapat terselenggara. Forum Komunikasi Perpustakaan lingkungan kementerian Riset dan Teknologi, Pembina, Abdul Rahman Saleh i

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II INTEGRATED LIBRARY SYSTEM UNTUK LAYANAN PRIMA DI PERPUSTAKAAN... 1 STUDI BIBLIOMETRIK TERHADAP PERFORMANCE JURNAL STANDARDISASI PERIODE Pendahuluan... 5 Tujuan Kajian... 6 Tinjauan Pustaka... 6 Metode Penelitian... 8 Hasil dan Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka LITERATUR SEKUNDER : ANALISIS ABSTRAK KARYA TULIS ILMIAH PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI LIPI Pendahuluan Tujuan kajian Tinjauan pustaka Tugas dan Fungsi Metodologi Hasil dan Pembahasan Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA DESAIN IMPLEMENTASI ISO SEBAGAI PANDUAN MANAJEMEN RISIKO DI UNIT DOKUMENTASI DAN DATA STANDARDISASI PUSIDO BSN (IMPLEMENTATION OF ISO AS A RISK MANAGEMENT GUIDE AT DOCUMENTATION AND DATA OF STANDARDIZATION UNIT, PUSIDO BSN) Pendahuluan Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tinjauan Pustaka METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kesimpulan Dan Saran Daftar Pustaka PEMANFAATAN GRUP FACEBOOK KELAS MENULIS PUSTAKAWAN DALAM PENERBITAN BUKU BANGGA MENJADI PUSTAKAWAN Pendahuluan Hambatan Pustakawan Menulis Menggapa Menggunakan Media Sosial Facebook Grup Kelas Menulis Pustakawan Tentang Buku Bangga Menjadi Pustakawan Penutup ii

5 Daftar Pustaka iii

6 INTEGRATED LIBRARY SYSTEM UNTUK LAYANAN PRIMA DI PERPUSTAKAAN Oleh: Abdul Rahman Saleh Kepala Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi BSN Bapak, Ibu yang saya hormati. Saya ingin mengawali pidato kunci saya dengan sebuah ilustrasi. Akhir tahun 1970an sampai tahun 1980an di jalan Suryakencana, tidak jauh dari lokasi seminar ini ada sebuah restoran yang paling keren pada saat itu, setidaknya bagi kalangan mahasiswa. Namanya restoran Delima. Delima menjadi tempat rendezvous bagi mahasiswa kalangan the have, mulai dari pesta-pesta ulang tahun, pacaran, sampai pesta kelulusan mahasiswa. Tahun 1990an, Delima melebarkan sayapnya ke arah kampus baru IPB saat itu (di Darmaga) masih dengan reputasi yang sama. Namun setelah tahun 2000an reputasi Delima mulai memudar. Lama saya tidak mendengar kiprahnya karena sudah banyak restoran yang lebih modern yang menjadi saingan Delima dan kemudian menjadi langganan saya kalau sedang ingin makan di luar rumah bersama keluarga. Dua hari yang lalu saya bersama isteri menemui dokter langganan saya untuk berobat di tempat prakteknya yang baru pindah persis di sebelah Restoran Delima. Saya membayangkan sepulang dari berobat akan mampir ke Delima untuk makan sambil bernostalgia. Namun saya kecewa karena Restoran Delima yang begitu hebat reputasinya itu sudah tidak ada lagi. Bangunannya diisi oleh toko asessoris yang pada saat saya kesana sedang tutup. Apa yang ingin saya sampaikan dengan ilustrasi ini? Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati. Dari ilustrasi ini saya ingin menyampaikan bahwa jangan meremehkan persaingan. Kalau kita lengah menghadapi persaingan tersebut maka kita akan gulung tikar seperti nasib restoran Delima itu. Nasib yang sama dialami juga oleh Singapore Backery yaitu sebuah pabrik roti terkenal di jamannya, juga di Bogor, yang pada saat ini sudah tidak ada lagi. Disadari atau tidak, bidang perpustakaan sekarang ini menghadapi persaingan yang tidak ringan didalam melayani kebutuhan informasi para pemustaka. Hal yang paling dirasakan adalah para pemustaka mulai berpaling ke 1

7 internet, khususnya google, ketika mereka memerlukan informasi. Apakah nasib perpustakaan tersebut akan sama seperti Delima dan Singapore Backery yang saya ilustrasikan tadi? Kalau tidak ingin bernasib sama dengan Delima dan Singapore Backery ini maka perpustakaan harus berbenah diri melakukan perubahan mengikuti trend yang terjadi di masyarakat. Perpustakaan harus bisa menyediakan informasi senyaman layanan yang diberikan oleh google dan sejenisnya. Persepsi dari masyarakat, termasuk ahli IT, terhadap sistem informasi juga tidak kalah ancaman bahayanya bagi profesi pustakawan. Beberapa tahun yang lalu ketika saya terlibat dalam pendirian program studi teknologi informasi untuk perpustakaan di IPB, saya juga diserang oleh doktor-doktor muda ahli IT. Apa yang mereka katakan? Mereka mengatakan seperti ini: perpustakaan pada saat ini sudah tidak diperlukan lagi. Buatkan saja sistem aplikasi, maka urusan perpustakaan sudah selesai. Apakah betul demikian? Maka kita sebagai pustakawan yang harus bisa menjawab. Jika kita tidak mampu menjawab tantangan itu, maka nasib perpustakaan akan sama dengan Restoran Delima dan Singapore Backery tadi yaitu mati karena tidak mampu menjawab tantangan jaman serta tantangan para pemustaka sebagai pelanggan utamanya. Beberapa tahun belakangan sejak berkembangnya teknologi informasi, internet, sumber-sumber informasi elektronik, sumber informasi terbuka (open source), maka ekspektasi pemustaka terhadap layanan informasi dari perpustakaan semakin meningkat. Karenanya, untuk menjawab ekspektasi pemustaka tersebut perpustakaan mulai mengembangkan apa yang disebut dengan Integrated Library System (ILS) dimana sebelumnya telah berkembang Automated Library System (ALS) yang dirasakan tidak lagi cukup menjawab tantangan pemustaka. Integrated Library System secara bebas diartikan sebagai sistem informasi perpustakaan yang berisi banyak fungsi seperti pengadaan, pengolahan, online access, pengelolaan keanggotaan, sirkulasi, penagihan, sanksi, pengelolaan jurnal, dan fungsi-fungsi lainnya. Bahkan saat ini pemustaka lebih suka mencari informasi dari rumah atau lokasi dimana saat itu mereka berada seperti tempat kerja atau kantor dan lain-lain, daripada datang ke perpustakaan. Saat ini perpustakaan mestinya sudah berubah dari menyediakan buku-buku tercetak menjadi menyediakan informasi elektronik (bukan hanya buku) mengikuti selera pemustakanya. Jika sudah demikian maka konsepnya bukan lagi ILS, namun sudah menjadi CMS atau Content Management System. Perpustakaan demikian mestinya 2

8 sudah menjadi one stop service yang bisa diakses dari mana saja oleh pemustaka yang memerlukan informasi. Hal seperti yang sebenarnya sudah diimpikan oleh Vannevar Bush seperti yang tertulis dalam artikelnya As we may think yang dimuat pada Juli 1945 di Majalah The Atlantic, sebuah majalah terbitan Amerika. Pada perpustakaan kita yang belum mampu sepenuhnya melakukan layanan elektronik (CMS), karena koleksinya masih banyak yang tercetak, maka untuk membuat pemustaka nyaman, konsep integrated library system masih relevan untuk diterapkan. Pemustaka bisa dimanjakan dengan layanan self service dengan diberikan kesempatan untuk mencari sendiri buku di rak, melakukan sendiri peminjaman dan pengembalian (self check in/out). Bahkan mengembalikan bukupun tidak perlu bertemu dengan petugas perpustakaan, cukup dengan memasukkan buku pinjamannya tersebut melalui book drop box. (Gambar ini dikutip dari internet URL: Semua layanan tersebut (lihat ilustrasi) didukung oleh suatu sistem terintegrasi yang disebut dengan ILS atau Integrated Library System. Mampukah kita pustakawan melakukan hal seperti ini? Semua itu terpulang kepada kita sendiri para pustakawan. Mengakhiri pidato kunci ini, saya ingin mengutip kata-kata Walter Nelson, seorang manajer Library System di RAND Corporation sebagai berikut: I don t know the future of the ILS but that won t stop me from making predictions. I predict: If we 3

9 continue with the status quo, it has no future. If we free the ILS from its current constraints it will be free to evolve and...perhaps...survive. Semoga para pustakawan tidak memelihara status quo seperti yang dikatakan oleh Nelson sehingga kita tetap memiliki harapan untuk tetap survive di masa depan. Bogor, Mei 2016 Abdul Rahman Saleh 4

10 STUDI BIBLIOMETRIK TERHADAP PERFORMANCE JURNAL STANDARDISASI PERIODE Oleh: Abdul Rahman Saleh, Erni Sumarni, Nihayati, Muhamad Bahrudin Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi, Badan Standardisasi Nasional Gedung I BPPT, Lantai 11, Jalan MH Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia e- mail: abdulr_saleh@bsn.go.id; erni@bsn.go.id; nihayati@bsn.go.id; m.bahruddin@bsn.go.id Abstrak Jurnal ilmiah bagi kalangan peneliti merupakan sumber informasi penting karena jurnal ilmiah memuat informasi primer hasil dari penelitian atau pemikiran para ahli yang disampaikan pertama kali. Jurnal Standardisasi adalah salah satunya. Penelitian ini mempelajari performance Jurnal Standardisasi. Sebanyak 298 artikel yang termuat dalam 49 nomor sejak diterbitkan pertama kali sampai tahun 2016 dipelajari. Hasil kajian ditemukan bahwa jumlah artikel setiap nomor berfluktuasi antara 3 10 artikel. Mulai volume 13 tahun 2011 jumlah artikel konstan dengan 8 artikel. Jumlah penulis yang berkontribusi adalah sebanyak 302 nama penulis dari 49 lembaga tempat penulis tersebut bekerja. Penulis paling produktif adalah Ellia Kristiningrum dengan 14 karya tulis. Nilai kolaborasi kepenulisan adalah sebesar 0,52, yang berarti bahwa karya kolaborasi hampir sama banyaknya dengan karya tunggal. Sumber informasi yang dijadikan referensi artikel kebanyakan berasal dari buku. Kata Kunci: Bibliometrik, pola kepengarangan, analisis sumber informasi. Pendahuluan Perpustakaan adalah sebuah unit yang memiliki tugas pokok dan fungsi untuk menghimpun, mengolah dan menyebarluaskan informasi dan atau literatur kepada masyarakat khususnya masyarakat yang menjadi pemangku kepentingannya (jurisdiction population). Pasal 1 ayat (1) Undang-undang 43 tahun 2007 mendefinisikan perpustakaan sebagai institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka (PNRI, 2007). Salah satu koleksi penting bagi perpustakaan adalah Jurnal Ilmiah. Jurnal atau majalah ilmiah adalah salah satu bentuk publikasi serial yang diterbitkan dengan kala terbit yang tetap atau teratur (periodik) dan berisi sejumlah artikel yang merupakan kontribusi berbagai penulis. Salah satu jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional adalah Jurnal Standardisasi. 5

11 Jurnal Standardisasi sudah diterbitkan sejak tahun 1999 dan pada tahun 2011 mendapatkan akreditasi dari LIPI dengan keputusan Kepala LIPI Nomor 476/AU2/P2MI-LIPI/08/2012. Jurnal ini mempunyai fokus kajian dalam bidang standardisasi. Dewan redaksinya terdiri dari pakar-pakar di bidang standardisasi dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) maupun dari luar BSN. Mitra Bestarinya terdiri dari para ahli dibidang standardisasi, metrologi, dan penilaian kesesuaian, serta bidangbidang teknik yang berkaitan dengan standardisasi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat performance Jurnal Standardisasi dari aspek bibliometrik dengan pertimbangan bahwa dari aspek bibliometrik ini akan diketahui performance jurnal ini seperti jumlah penulis yang menjadi kontributor artikel, jumlah dan koposisi sumber informasi yang dijadikan referensi, produktifitas penulis dan pola kepenulisan, serta tingkat kolaborasi penulis. Tujuan Kajian Kajian ini mempunyai tujuan untuk: 1. Melihat perkembangan Jurnal Standardisasi dari sejak publikasi pertama sampai terbitan terkini. 2. Mengetahui produktivitas penulis dan lembaga afiliasi penulis yang menjadi kontributor artikel. 3. Mengetahui pola kepenulisan serta tingkat kolaborasi penulis 4. Mempelajari sitasi yang digunakan oleh para penulis. Tinjauan Pustaka Penelitian dan Sumber Informasi Pengertian penelitian yang disarankan oleh Leedy (1997: 3) sebagaimana dikutip oleh (Saleh, 2009) sebagai berikut: Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau menjadi perhatian kita. Sedangkan peneliti adalah orang yang melakukan penelitian. Proses penelitian disatu pihak memerlukan sumber-sumber informasi untuk dijadikan referensi, namun di lain pihak juga menghasilkan laporan yang akan menjadi sumber informasi bagi penelitian berikutnya. Informasi berupa hasil penelitian tentunya sudah sangat banyak, baik yang dipublikasi pada jurnal-jurnal ilmiah maupun yang tidak dipublikasi dan hanya ditulis 6

12 dalam bentuk laporan. Menurut Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI, data jumlah jurnal ilmiah di Indonesia yang memiliki ISSN dan masih diterbitkan sampai dengan tahun 2003 adalah judul. Pada tahun 2008 jumlah jurnal yang masuk ke PDII LIPI berjumlah sebanyak judul jurnal dengan jumlah artikel sebanyak artikel. Jumlah ini belum termasuk jurnal yang tidak memiliki ISSN dan laporan penelitian lepas atau yang tidak dipublikasi. Jurnal Ilmiah Jurnal atau majalah ilmiah adalah salah satu bentuk publikasi serial yang diterbitkan dengan kala terbit yang tetap atau teratur (periodik) dan berisi sejumlah artikel yang merupakan kontribusi berbagai penulis. Jurnal dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok yaitu: (1) Professional or Trade Journals; (2) Popular Journals; dan (3) Scholarly Journals (Anonim, 2014). Selanjutnya dikatakan bahwa Professional or Trade Journals adalah jurnal yang ditujukan pada profesi atau industri tertentu, berisi berita terkini, pendapat dan saran praktis tentang produk baru dan ulasan untuk menginformasikan para pembaca tentang kejadian dalam industri atau profesi. Artikelnya mungkin saja berisi sitiran dan di review oleh mitra bestari. Popular Journals adalah jurnal yang berisi berita, cerita fitur dan pendapat dan potongan editorial yang menginformasikan dan menghibur pembacanya. Artikelnya biasanya tidak di review oleh mitra bestari dan biasanya ditulis dalam bahasa yang mudah dimengerti. Jenis jurnal ini berisi banyak iklan, ilustrasi dan foto-foto. Kutipan dan bibliografi tidak umum ditampilkan. Sedangkan Scholarly Journals, adalah jurnal yang berisi sejumlah artikel yang diterbitkan secara teratur pada interval tertentu. Tujuan utama mereka adalah untuk menyebarkan pengetahuan dan penelitian temuan baru. Jurnal ini mungkin juga berisi ulasan dan kritik studi dan temuan. Jurnal ilmiah kadangkadang dapat diidentifikasi oleh judul mereka. Ini mungkin termasuk kata-kata seperti 'Journal', 'Triwulanan', 'Review', 'Proceedings', 'Transaksi', dan bisa merujuk ke disiplin akademis atau bidang studi khusus. Tulisan atau artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal ilmiah biasanya sudah diseleksi secara ketat oleh peer-reviewer (mitra bestari) yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing (Tupan, 2015). Bibliometrika Bibliometrika adalah suatu bidang ilmu yang menggunakan teknik matematika dan statistika, dari penghitungan sederhana sampai kalkulus, untuk mempelajari 7

13 publikasi dan pola komunikasi dalam distribusi informasi (Maryono & Junandi, 2012). Tujuan bibliometrika adalah menjelaskan proses komunikasi tertulis dan sifat serta arah pengembangan sarana deskriptif penghitungan dan analisis berbagai faset komunikasi. Bibliometrika dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu bibliometrika deskriptif dan bibliometrika perilaku. Kajian deskriptif biasanya menggambarkan karakteristik atau ciri sebuah literatur seperti produktivitas, periode waktu, dan disiplin ilmu, sedangkan perilaku mengkaji hubungan yang terbentuk antara komponen literatur seperti penggunaan literatur, subyek atau disiplin ilmu, referensi dan sitasi (Sulistyo-Basuki, 2016). Maryono dan Junandi mengutip pendapat Haeffner-Cavaillon dan Claude (2009) yang mengatakan bahwa evaluasi kegiatan riset, selain dilakukan dengan peer review, dapat juga dilakukan dengan metode bibliometrik. Metode bibliometrik mendasarkan pada data sitiran yang terdapat pada publikasi jurnal, dan melakukan pengukuran dengan beberapa indikator (Maryono & Junandi, 2012). Indikator yang diukur dalam bibliometrik diantaranya adalah indikator kuantitas yang mengukur produktivitas penulis dan indikator kualitas yang mengukur kualitas hasil riset. Metode yang digunakan dalam mengukur indikator kuantitas adalah dengan cara menghitung jumlah artikel yang ditulis/ diterbitkan oleh penulis atau kelompok penulis dalam kurun waktu tertentu. Ukuran yang lazim adalah: jumlah publikasi per satuan waktu tertentu, jumlah publikasi per peneliti atau kelompok peneliti per satuan waktu (Maryono & Junandi, 2012). Metode Penelitian Obyek Penelitian Obyek penelitian pada penelitian ini adalah artikel pada terbitan Jurnal Standardisasi dengan rentang waktu penerbitan mulai volume 1 tahun 1999 sampai dengan volume 18 tahun Semua artikel yang terdapat pada rentang waktu tersebut dikumpulkan dan dianalisis. Data Penelitian Data penelitian atau populasi penelitian berasal dari seluruh terbitan Jurnal Standardisasi mulai volume pertama tahun 1999 sampai volume 18 tahun Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karaktristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan 8

14 Tabel 3 Data pustaka yang dijadikan referensi No Judul Artikel Vol No Th Pustaka Indonesia Pustaka Asing Jumlah Artikel Jurnal Buku Web SNI Standar asing Lain- lain Jumlah kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014). Sedangkan menurut Mantra dan Kastro Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga (Mantra & Kastro, 1989). Karena sampel penelitian jumlahnya sama dengan populasi, maka penelitian ini termasuk penelitian populasi. Artikel dari seluruh terbitan Jurnal Standardisasi dikumpulkan kemudian ditabulasi. Format tabel menggunakan MS Excel terdiri dari tiga lembar kerja (sheet) yaitu lembar kerja pertama untuk penulis, lembar kerja kedua untuk afiliasi penulis dan lembar kerja ketiga untuk pustaka referensi artikel. Format data tersebut seperti pada tabel 1, 2, dan 3 berikut. Tabel 1 Judul serta penulis artikel No Vol No Tahun Judul Artikel Judul pararel Penulis 1 Penulis 2 Penulis 3 Penulis 4 Penulis 5 Pada tabel 2 dan 3, kolom yang berwarna kuning merupakan kolom yang dikopi dari tabel 1 sehingga tidak akan terjadi kekeliruan penempatan data. Tabel 2 Afiliasi atau Lembaga tempat Penulis Berasal No Penulis 1 Afiliasi/ Instansi Penulis 2 Afiliasi/ Instansi Penulis 3 Afiliasi/ Instansi Penulis 4 Afiliasi/ Instansi Penulis 5 Afiliasi/ Instansi Metode Pengolahan Data Untuk mengetahui pola kepengarangan atau kepenulisan yang ditulis oleh satu atau lebih penulis, dapat diambil langsung dari tabel. Sedangkan tingkat kolaborasi penulis dihitung menggunakan rumus Subramanyam (1983) sebagaimana dikutip oleh (Sutardji & Maulidyah, 2014) dan (Maryono & Junandi, 2012) sebagai berikut: 9

15 C = Nm (Nm + Ns) C = Tingkat kolaborasi penulis dalam disiplin ilmu (nilai 0 1) Nm Ns = Jumlah penulis ganda (lebih dari satu penulis) = Jumlah penulis tunggal Tingkat produktivitas penulis dihitung melalui mengikuti dalil Lodka. Menurut Lodka, proporsi jumlah penulis yang berkontribusi satu artikel berjumlah 60 % dari seluruh pengarang. Selanjutnya penulis yang yang berkontribusi N artikel akan berjumlah sebesar satu per N kuadrat dikalikan dengan jumlah penulis yang menghasilkan satu artikel atau jika ditulis dengan rumus matematika seperti berikut (Sujana, 2002): Y = 1 N! x M Y N M = jumlah penulis dengan n karya tulis = jumlah karya tulis = jumlah penulis dengan satu karya tulis Metode Analisa Data Hasil tabulasi dan perhitungan kemudian dianalisa dengan metode analisa deskriptif. Metode analisa deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya. Menurut Sugiyono metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono, 2014). Hasil dan Pembahasan Artikel Jumlah artikel yang berhasil dikumpulkan dari seluruh volume adalah 298 artikel yang tersebar dalam 18 volume teridir dari 49 nomor dan ditulis oleh 546 penulis. Jumlah penulis ini termasuk penulis yang menulis beberapa artikel yang diterbitkan di beberapa nomor yang berbeda. Ada beberapa nomor yang tidak berhasil 10

16 ditemukan yaitu volume 1 nomor 3, volume 2 nomor 2, dan volume 3 nomor 3. Diperoleh informasi dari pengelola Jurnal Standardisasi bahwa nomor-nomor tersebut memang tidak terbit. Sejak diterbitkan Jurnal Standardisasi terbit secara teratur setiap empat bulan (kwartal). Rata-rata setiap nomor memuat 6 artikel. Jumlah artikel pada awal terbit terutama dari tahun berfluktuasi antara 3 7 artikel. Terbitan yang paling sedikit jumlah artikelnya adalah terbitan volume 3 nomor 2 yaitu 3 artikel, sedangkan terbitan yang paling banyak memuat artikel adalah volume 11 nomor 3. Namun demikian, sejak volume 12 nomor 3 tahun 2010 jumlah artikel setiap nomor stabil yaitu 8 artikel setiap nomor yang terbit. Gambar 1 berikut menggambarkan grafik fluktuasi jumlah artikel pada setiap nomor Jurnal Standardisasi. Pola Kepengarangan Penulis yang berkontribusi pada Jurnal Standardisasi berjumlah 302 nama penulis/kontributor yang berasal dari 49 lembaga. Penulis yang paling produktif adalah Ellia Kristiningrum dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Standardisasi BSN dengan 14 karya tulis (4,7 %), disusul oleh Biatna Dulbert Tampubolon dan Suminto juga berasal dari BSN masing-masing dengan 13 karya tulis (4,4 %). Posisi ketiga paling produktif adalah A. Rahman Mustar juga dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Standardisasi BSN dengan jumlah karya tulis sebanyak 12 (4,0 %). Tabel 4 berikut memperlihatkan produktivitas penulis/ kontributor artikel dalam menyumbang naskah karya tulisnya pada Jurnal Standardisasi. 11

17 Jumlah artikel setiap nomor nomor1 nomor2 nomor3 Vol.18 8 Vol Vol Vol Vol Vol Vol Vol Vol Vol Vol Vol Vol Vol Vol Vol Vol Vol Gambar 1 Grafik Produktivitas Jurnal Standardisasi berdasarkan jumlah artikel yang dimuat pada setiap nomor Tabel 4 Produktivitas penulis pada Jurnal Standardisasi No. Nama Penulis/Kontributor Jumlah karya 1 Ellia Kristiningrum 14 2 Biatna Dulbert Tampubolon 13 3 Suminto 13 4 A. Rachman Mustar 12 5 Muti Sophira Hilman 9 6 Danar Agus Susanto 8 7 Sik Sumaedi 8 8 Hasrul Abdi Hasibuan 7 9 Mangasa Ritonga 7 10 Prihadi Waluyo 7 12

18 No. Nama Penulis/Kontributor Jumlah karya 11 Bendjamin B. Louhenapessy 6 12 Miskiyah 6 13 Nazaroh 6 14 Hadi Sardjono 5 15 Sulistijaningsih 5 16 Wahyu Widyatmoko 5 17 Agus Supriatna Somantri 4 18 Bambang H. Hadiwiardjo 4 19 Eddy Herjanto 4 20 Febrian Isharyadi 4 21 Himma Firdaus 4 22 Jimmy Pusaka 4 23 Sylvia Laksmi Sardy 4 24 Teguh Pribadi Adinugroho Penulis/peneliti Penulis/peneliti Penulis/peneliti 1 Produktifitas pengarang pada umumnya mengikuti dalil Lotka. Menurut Lotka penulis dengan satu karya tulis selama periode tertentu akan berjumlah sebesar 60 % dari seluruh penulis. Selanjutnya penulis dengan dua karya tulis akan berjumlah ¼ dari jumlah penulis dengan satu karya, penulis dengan tiga karya tulis akan berjumlah 1/9 dari penulis dengan satu karya tulis. Begitu seterusnya dengan jumlah penulis yang membuat N karya adalah seper-n pangkat 2 dari yang membuat satu karya. Perbandingan antara pola produktifitas penulis pada Jurnal Standardisasi dengan pola produktivitas menurut dalil Lotka disajikan pada gambar 2. Dari grafik tersebut terlihat bahwa pola produktifitas pengarang memang mengikuti dalil Lodka dengan 13

19 sedikit perbedaan pada penulis dengan tiga sampai enam karya yaitu dibawah grafik dalil Lotka. % penulis % penulis (menurut Lodka) Gambar 2 Grafik produktivitas pengarang pada jurnal Standardisasi dibandingkan dengan dalil Lodka Lembaga yang menjadi afiliasi penulis/kontributor artikel terbanyak adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dengan jumlah penulis/ kontributor sebanyak 73 penulis, disusul posisi kedua oleh Badan Standardisasi Nasional dengan jumlah penulis sebanyak 52 penulis, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian berbagi posisi ketiga dengan masing-masing sejumlah 22 penulis. Tabel berikut memperlihatkan peringkat lembaga yang menjadi afiliasi penulis pada Jurnal Standardisasi. Tabel 5 Kontribusi lembaga asal penulis artikel pada Jurnal Standardisasi No. Instansi/ Lembaga Jumlah Penulis/ kontributor 1 LIPI 73 2 Badan Standardisasi Nasional 52 14

20 No. Instansi/ Lembaga Jumlah Penulis/ kontributor 3 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 22 4 Kementerian Pekerjaan Umum 22 5 Kementerian Pertanian 14 6 Kementerian Perindustrian 9 7 Institut Pertanian Bogor 8 8 Kementerian Perdagangan 8 9 Universitas Dipenogoro 8 10 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah 6 11 BATAN 6 12 Universitas Indonesia 4 13 Universitas Lampung lembaga lembaga lembaga 1 Jumlah 302 Tingkat Kolaborasi Penulis Tingkat kolaborasi adalah nilai yang menunjukkan tingkat kolaborasi penulis sebuah artikel. Semakin kecil nilai kolaborasi sebuah artikel maka semakin sedikit artikel yang ditulis secara bersama oleh lebih dari seorang pengarang. Jika tingkat kolaborasi bernilai nol, maka seluruh artikel pada jurnal tersebut ditulis oleh seorang penulis. Sebaliknya jika tingkat kolaborasi bernilai satu, maka seluruh artikel pada jurnal tersebut ditulis oleh lebih dari satu orang penulis. Dari hasil perhitungan diperoleh sebanyak 142 artikel (47,7 %) merupakan karya penulis tunggal dan sebanyak 156 artikel (52,3 %) ditulis bersama oleh lebih dari 1 orang pengarang (karya penulis ganda) dengan rincian sebanyak 91 artikel (30,5 %) ditulis oleh dua penulis, 49 artikel (16,4 %) ditulis oleh tiga penulis, 11 artikel (3,7 %) ditulis oleh empat penulis, tiga 15

21 artikel (1,0 %) ditulis oleh lima penulis, dan dua artikel (0,7 %) ditulis oleh enam penulis. Tabel 6 Nilai kolaborasi penulis pada Jurnal Standardisasi No Tahun Jumlah Penulis tunggal Ganda Jml % Jml % Total artikel Nilal Kolaborasi Penulis Total , , Tingkat kolaborasi penulis dihitung dengan rumus Subramanyam sebagaimana dikutip oleh (Sutardji & Maulidyah, 2014) menunjukkan nilai yang berbeda setiap volume (tahun) berkisar antara 0,2 sampai 0,8 dengan rata-rata sebesar 0,52 (lihat tabel 6). Rata-rata sebuah artikel ditulis oleh sekitar 2 penulis. Ini lebih sedikit dibandingkan dengan rata-rata penulis ganda artikel pada Indonesian Journal of Chemistry yaitu rata-rata sebanyak 3 orang penulis per artikel (Maryono & Junandi, 2012). Gambar 3 16

22 merupakan grafik yang menggambarkan fluktuasi tingkat kolaborasi kepengarangan Jurnal Standardisasi. Tingkat Kolaborasi Gambar 3 Fluktuasi nilai kolaborasi kepenulisan pada Jurnal Standardisasi Dari grafik tersebut terlihat bahwa pada awal terbit, artikel pada Jurnal Standardisasi sebagian besar ditulis oleh penulis tunggal, sedangkan semakin ke belakang artikel pada jurnal tersebut banyak ditulis oleh penulis ganda. Dengan tingkat kolaborasi rata-rata sebesar 0,52 dapat dikatakan cukup banyak artikel atau penelitian yang kerjakan secara bersama-sama. Nilai kolabosari ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat kolaborasi kepengarangan pada Buletin Palawija (Sutardji & Maulidyah, 2014) namun lebih rendah bila dibandingkan dengan kolaborasi pada Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan dengan nilai 0,92 (Sutardji, 2011) sebagaimana dikutip oleh (Sutardji & Maulidyah, 2014). Sumber informasi yang disitir Sumber informasi yang dijadikan referensi oleh 298 artikel dalam Jurnal Standardisasi berjumlah Tabel 7 memperlihatkan sumber informasi yang digunakan sebagai referensi. Tabel 7 Sumber informasi yang dijadukan referensi pada Jurnal Standardisasi berdasarkan Bahasa 17

23 Vol Tahun Pustaka berbahasa Indonesia Pustaka berbahasa Asing Total Total Kisaran referensi pada artikel berkisar antara 1-61 dengan rata-rata sebanyak 12 referensi setiap artikel. Referensi berbahasa Indonesia lebih sedikit digunakan dibandingkan referensi berbahasa asing cukup yaitu (44,9 %) berbahasa Indonesia dan (55,1 %) berbahasa asing. 18

24 Tabel 8 Sumber informasi yang dijadikan referensi pada Jurnal Standardisasi berdasarkan jenis sumbernya Vol Tahun Artikel Jurnal Buku Web SNI Standar asing Lain- lain Jumlah Total Tabel 8 memperlihatkan pola penggunaan referensi pada artikel yang dimuat dalam Jurnal Standardisasi berdasarkan jenis sumbernya. Sumber informasi yang paling banyak digunakan sebagai referensi adalah buku yaitu sebesar judul (38,5 %), diikuti oleh sumber informasi lain-lain yang terdiri dari peraturan perundangan, pedoman, guide, laporan, dan lain-lain sebesar 844 judul (24,4 %), kemudian sumber 19

25 informasi yang berasal dari artikel jurnal dan majalah sebesar 619 judul (17,2 %). Proporsi sumber referensi yang berasal dari artikel jurnal ini jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan Buletin Palawija sebesar 48,8 % dan pada Indian Journal of Agricultural Research sebesar 37,7 % (Sutardji & Maulidyah, 2014). Sumber informasi yang berasal dari website pada awalnya tidak pernah dijadikan referensi, maka sejak tahun 2004 mulai dirujuk sebagai referensi dengan jumlah sumber informasi sebanyak 359 judul (10 %). Yang menarik adalah penggunaan sumber informasi standar yang jumlahnya sangat kecil yaitu SNI sebesar 216 judul (6 %) dan standar internasional dan asing/ mancanegara sebesar 176 judul (4,9 %), padahal Jurnal Standardisasi ini merupakan jurnal yang memiliki fokus pada pembahasan masalah-masalah standar. Seharusnya sumber-sumber informasi standar lebih banyak dijadikan referensi dibandingkan dengan sumber informasi lainnya atau setidaknya sebanding. Kesimpulan Berdasarkan analisa di atas, maka dapat ditarik beberapa butir kesimpulan sebagai berikut: 1. Jumlah artikel setiap nomor mulai stabil dengan 8 artikel pada setiap nomor adalah sejak volume 12 nomor 3 tahun Penulis paling produktif adalah Ellia Kristiningrum dengan 14 karya tulis (4,7 %), disusul oleh Biatna Dulbert Tampubolon dan Suminto dengan 13 karya tulis (4,4 %), dan ketiga A. Rahman Mustar dengan 12 (4,0 %) karya tulis. 3. Lembaga yang paling banyak berkontribusi adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia denga 73 penulis, kemudian Badan Standardisasi Nasional dengan 52 penulis, dan Kementerian PU dan Kementerian Pertanian masing-masing dengan 22 penulis. 4. Tingkat kolaborasi kepengarangan rata-rata adalah sebesar 5,2 yang berarti karya penulis tunggal dan penulis ganda berjumlah hampir seimbang. Karya penulis ganda rata-rata ditulis oleh 2 orang penulis. 5. Sumber informasi yang disitir sebagian besar dari buku. Sedangkan dari aspek bahasa sumber informasi yang dijadikan referensi lebih banyak 20

26 berbahasa asing (55,1 %) dibandingkan dengan yang berbahasa Indonesia (44,9 %). Daftar Pustaka Anonim. (2014). Jurnal, Journal, EJournal, Online Journal, OJS. Retrieved 05 1, 2016, from Jurnal, Journal, EJournal, Online Journal, OJS: ejournal.blogspot.co.id. Hasan, I. (2004). Analisis data penelitian dengan statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Mantra, I. B., & Kastro. (1989). Penentuan sampel. In M. Singarimbun, & S. Effendi, Metode penelitian survey (p. 152). Jakarta: LP3ES. Maryono, & Junandi, S. (2012). Indonesian Journal of Chemistry : Analisis Kolaborasi dan Institusi (Indonesian Journal of Chemistry : Collaboration and Institution analysis). 14 (3), pp PNRI. (2007). Undang- undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. Saleh, A. R. (2009). Peran Pustakawan dalam disseminasi informasi kepada peneliti via jurnal elektronik lokal: Kasus Perpustakaan IPB. Visi Pustaka, 11 (3), pp Sugiyono. (2014). Metode penelitian manajemen: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, kombinasi, penelitian tindakan, penelitian evaluasi. Bandung: Alfabeta. Sujana, J. G. (2002). Hukum Lodka berkaitan dengan produktifitas pengarang. In Sulistyo- Basuki (Ed.), Kumpulan makalah kursus bibliometrika. Depok: Masyarakat Informetrika Indonesia. Sulistyo- Basuki. (2016). Dari bibliometrika hingga informetrika. Media Pustakawan, 23 (1), pp Sutardji, & Maulidyah, S. I. (2014). Analisis bibliometric pada buletin palawija (a Bibliometric analysis on the Buletin Palawija. Jurnal Perpustakaan Pertanian, 23 (1), Sutardji, S. (2012). Produktivitas publikasi peneliti Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbi- umbian (Publication productivity of researchers of Indonesian Legumes and Tuber Crops Research Institute). Jurnal Perpustakaan Pertanian, 21 (1), Tupan. (2015). Analisis karya ilmiah peneliti LIPI pada Jurnal International Science Direct. Visi Pustaka, 17 (1), pp Wikipedia. (2015). Wikipedia: Ensiklopedia bebas. Retrieved 02 25, 2016, from Penerimaan Negara Bukan Pajak: 21

27 LITERATUR SEKUNDER : ANALISIS ABSTRAK KARYA TULIS ILMIAH PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI LIPI. Oleh : Rochani Nani Rahayu; e- mail: nanipdii@yahoo.com ABSTRAK Terbitan Abstrak Karya Tulis Ilmiah (KTI) Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI dikaji secara deskritif dengan tujuan untuk mengetahui : 1) Jumlah dan jenis KTI yang dihasilkan; 2) Jumlah penulis; 3) Jenis kelamin penulis; 4) Kolaborasi penulis. Data dikumpulkan secara manual dari sumber data dan diolah secara statistik distribusi frekuensi. Hasil kajian : 1) KTI dalam negeri berjumlah 225 judul (61,31%) terdiri atas artikel jurnal 88 judul (23,98%), makalah prosiding 121 judul (32,97%), makalah seminar 8 judul (2,18%), tesis 5 judul (1,36%) orasi profesor riset 1 judul (0,27%), panduan 1 judul (0,27); 2) KTI luar negeri berjumlah 142 judul (38,69%) yaitu 82 judul (22,34%) berupa jurnal, 50 judul (13,62%) makalah prosiding, 7 judul (1,91%) makalah seminar, 2 judul (0,54%) tesis, dan 1 judul (0,27%) buku. 3) Penulis KTI dalam dan luar negeri berjumlah orang, dengan jenis kelamin laki- laki 670 orang (50,72%) dan perempuan 651 orang (49,28%). 4) Terdapat 55 judul KTI dalam negeri (14,98%) ditulis secara individu, 42 judul (11,44%) ditulis oleh 2 orang, 54 judul (14,71%) ditulis oleh 3 orang, 43 judul (11,72%) ditulis oleh 4 orang sisanya 31 judul (8,44%) ditulis oleh > 4 orang. 5) Sebanyak 3 judul (0,82%) KTI luar negeri ditulis secara individu, 15 judul (4,09%) ditulis oleh 2 orang, 38 judul (10,35%) ditulis oleh 3 orang, 25 judul (6,82%) ditulis oleh 4 orang dan sisanya 61 judul (16,62%) ditulis oleh > 4 orang. Kesimpulan : 1) KTI dalam negeri lebih banyak dari KTI luar negeri. Pada KTI dalam negeri makalah prosiding berada pada posisi tertinggi, dan terendah adalah naskah orasi, panduan, siaran radio, dan buku. 2) Pada KTI luar negeri artikel jurnal berada pada posisi tertinggi dan posisi terendah adalah buku. 3) Penulis laki- laki lebih banyak dari penulis perempuan. 4) KTI dalam negeri terbanyak ditulis secara individu dan terkecil ditulis oleh >4 orang. Hal ini berlawanan dengan artikel luar negeri, karena jumlah terkecil adalah KTI yang ditulis secara individu dan tertinggi adalah KTI ditulis oleh >4orang.4) KTI terbanyak dihasilkan pada 2010 berjumlah 109 judul (29,70%) dan paling sedikit pada 2014 sebanyak 25 judul (6,81%). Dengan jumlah peneliti rata- rata pertahun sebanyak 70 orang, dan jumlah KTI rata- rata 73 judul per tahun maka rata- rata seorang peneliti menyumbangkan 1 judul KTI per tahun. Disarankan agar peneliti meningkatkan KTI. Kata kunci : publications, journals, proceedings, papers, thesis, biotechnology, abstracts. 22

28 Pendahuluan Latar belakang Terbitan abstrak karya tulis ilmiah (KTI) dari lembaga penelitian adalah suatu bentuk literatur sekunder yang senantiasa dibuat untuk mempermudah penyebaran informasi kepada masyarakat pengguna. Abstrak tersebut menggunakan bahan baku karya tulis ilmiah baik dalam bentuk artikel jurnal, makalah yang diterbitkan dalam prosiding maupun makalah yang disampaikan dalam seminar dan yang sejenisnya. Sebagai literatur sekunder sudah selayaknya terbitan tersebut dilengkapi dengan berbagai indeks. Secara umum indeks yang menyertainya adalah indeks pengarang, indeks kata kunci atau indeks subyek, akan lebih baik jika dilengkapi dengan indeks geografi, indeks yang lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Terbitan dengan judul Abstrak Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada 2014, berisikan abstrak dari jurnal, prosiding, buku, dan tesis/disertasi dan disusun berdasarkan abjad nama penulis pertama. Di dalam terbitan abstrak juga dimuat nama-nama peneliti yang menghasilkan karya tulis ilmiah sehingga apabila dibutuhkan penjelasan tentang penelitian yang telah dilaksanakan, masyarakat dapat mengubungi mereka secara langsung. Penjelasan kepada masyarakat diperlukan terutama untuk penelitian yang dapat diaplikasikan dan segera dirasakan manfaatnya. Isi dari terbitan abstrak tersebut perlu dianalisis agar dapat diperoleh gambaran tentang jenis dan jumlah KTI yang dihasilkan oleh Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. Dengan demikian dapat membantu pimpinan unit kerja maupun kepala LIPI untuk menentukan kebijakan penelitian di bidang bioteknologi serta mengetahui kinerja unit kerja tersebut. Tujuan kajian Kajian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Jumlah dan jenis KTI dalam dan luar negeri yang dihasilkan Jumlah penulis yang menulis KTI dalam dan luar negeri Jenis kelamin penulis KTI dalam dan luar negeri

29 4. Kolaborasi penulis KTI Tinjauan pustaka Abstrak Selain indeks, terbitan abstrak merupakan salah satu jenis literatur sekunder yang paling banyak dibuat oleh para pustakawan dari berbagai kalangan. Sebagai contoh pustakawan Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) menerbitkan abstrak hasil penelitian kompetitif Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dengan judul : Tracking Hasil Riset Kompetitif LIPI , yang diterbitkan pada tahun Selain itu melalui kerja sama dengan Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi di tahun 2000 pustakawan PDII menerbitkan Riset Unggulan Terpadu: Seri Kumpulan Abstrak Nomor 4. Sesuai dengan judul yang disandangnya maka penerbitan abstrak tersebut dilakukan secara berseri di setiap tahun sejak dilakukannya kerja sama tersebut. PDII juga menerbitkan Ringkasan Penelitian Program Dana Bantuan Penelitian Bagi Peneliti Muda pada tahun Hal tersebut terlaksana berkat adanya kerja sama antara PDII dengan Yayasan Ilmu-ilmu Sosial dan The Toyota Foundation. Tercatat pada 2001, PDII juga menerbitkan Abstrak Tesis Indonesia, sebagai upaya pendokumentasian serta penyebarluasan Tesis Pasca Sarjana koleksi PDII. Perlu dketahui PDII merupakan pusat dokumentasi yang mendapatkan tugas untuk mengelola literatur kelabu diantaranya adalah tesis yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, namun seiring berjalannya waktu, perguruan tinggi sudah mampu mengelola repositori mereka maka sedikit demi sedikit tugas yang diberikan kepada PDII dapat mereka kerjakan. Tidak kalah dengan pustakawan PDII, pustakawan dari Kebun Raya Bogor pada tahun 2014 menerbitkan Abtrak Karya Tulis Ilmiah Peneliti Kebun Raya Bogor Tahun , begitu pula dengan pustakawan dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI berhasil menerbitkan Abstrak Karya Tulis Ilmiah Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. Namun menilik dari kualitas abstrak yang diterbitkan rupanya antara terbitan di atas tidaklah sama. Sebagai contoh pada terbitan Abstrak Karya Tulis Ilmiah Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, tidak dijumpai indeks pengarang/penulis, indeks kata kunci, indeks subyek, atau indeks yang lainnya. Padahal seperti diketahui keberadaan indeks tersebut sangat diperlukan di dalam penelusuran informasi. 24

30 Guna membuat abstrak yang baik informasi standar tentang abstrak dapat dijadikan acuan. Menurut ISO Standard Handbook 1 2 nd edition tentang Information Transfer, (UNESCO, 1982) disebutkan bahwa abstrak merupakan ringkasan, mewakili isi secara akurat dan tidak mengandung interpretasi tambahan maupun kritik, tanpa membedakan siapa yang memuat abstrak tersebut. Abstrak dapat dibuat dalam satu paragraf, namun jika diperlukan tidak menutup kemungkinan lebih dari satu paragraph. Disarankan untuk menggunakan kata kerja aktif jika memungkinkan. Namun untuk pernyataan indikatif serta pernyataan informatif bentuk kata pasif dapat digunakan. Dikenal tiga bentuk abstrak yaitu informatif, indikatif dan gabungan antara abstrak informatif dan indikatif. Abstrak informatif memuat data lebih lengkap dibandingkan dengan ke dua jenis lainnya. Abstrak yang baik akan mempermudah pengguna di dalam mencerna informasi yang diwakilinya serta sebagai penentu apakah terbitan aslinya dalam jumlah halaman yang banyak perlu dibaca atau tidak. Di dalam pelayanan /jasa penyebaran informasi current awareness services dalam bentuk abstrak sangat membantu pengguna khususnya para peneliti karena mereka tidak memerlukan waktu lama untuk dapat selalu mengikuti informasi terbaru di bidang yang digelutinya. Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Pusat Penelitian Bioteknologi (P2Bioteknologi) LIPI, merupakan satuan kerja eselon II yang menginduk kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dengan Visi adalah : Misi : Menjadi Lembaga Penelitian Bioteknologi Terdepan yang Didukung Oleh Sumber Daya Profesional. 1. Menguasai iptek di bidang bioteknologi agar menjadi penggerak utama dan acuan dalam meningkatkan kemajuan bangsa dan pembangunan berkelanjutan 2. Pengungkapan, peningkatan nilai tambah dan penyelamatan sumber daya alam hayati melalui penguasaan biologi molekuler, sel dan jaringan serta bioproses 25

31 3. Memberikan masukan kepada pemerintah dalam menyusun kebijakan di bidang bioteknologi 4. Ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pemasyarakatan IPTEK bidang bioteknologi 5. Meningkatkan kinerja dan tata kelola lembaga riset yang baik (good corporate governance) 6. Meningkatkan profesionalitas, kesejahteraan pegawai dan karyawan Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Kepala LIPI No. 1 Tahun 2014 pasal 143, Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI mempunyai tugas melaksanakan penelitian di bidang bioteknologi. Selanjutnya dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 143 tersebut, Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI menyelenggarakan fungsi ; 1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian di bidang bioteknologi 2. Penelitian di bidang bioteknologi 3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan penelitian di bidang bioteknologi 4. Pelaksanaan urusan tata usaha P2Bioteknologi didukung oleh sumber daya utama peneliti baik selaku Profesor Riset, Peneliti Utama, Peneliti Madya, Peneliti Muda dan Peneliti pertama. Dalam Laporan Penelitian 2014 diketahui jumlah peneliti adalah 107 orang (P2Bioteknologi 2015), pada 2013 jumlah peneliti adalah 73 orang, (P2Bioteknologi 2014), kemudian pada 2012 sebanyak 74 orang, (P2Bioteknologi, 2013), pada 2011 terdapat 71 orang peneliti (P2Bioteknologi, 2012), dan pada tahun 2010 tercatat jumlah peneliti sebanyak 70 orang (P2Bioteknologi, 2011). Metodologi Kajian dilakukan secara deskriptif dengan sumber data yang digunakan adalah terbitan berjudul Abstrak Karya Tulis Ilmiah Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga ILmu Pengetahuan Indonesia. Bogor, LIPI, hal. Adapun penyusun terbitan adalah Ahmad Saefudin Surapermana, Lidya Arica Bakti dan Suherman dengan penyunting Siti Elly Faisholyah. Terbitan tersebut berisikan abstrak 26

32 karya tulis ilmiah baik berupa artikel jurnal, makalah yang dimuat dalam prosiding, makalah yang diseminarkan, buku dll. Berdasarkan pengamatan, terbitan tersebut tidak dilengkapi dengan indeks baik indeks pengarang, subyek, kata kunci dan yang lainnya. Guna mencari informasi yang disajikan dalam abstrak tersebut dilakukan dengan membaca daftar isi. Penulisan abstrak dilakukan dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pengumpulan dan pengolahan data Secara manual data dikumpulkan dari sumber data berdasarkan variabel kajian yang ingin diketahui meliputi jumlah dan jenis KTI, jumlah peneliti/penulis, jenis kelamin penulis, dan kolaborasi penulis. Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah menggunakan distribusi frekuensi dan dihitung secara persentase dengan rumus sebagai berikut. Data dihitung menggunakan rumus: P = f/nx100% P = persentase F = frekuensi jenis karya tulis/penulis/jenis kelamin N = jumlah total jenis karya tulis/penulis/jenis kelamin Hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Hasil dan Pembahasan Jenis KTI dalam negeri Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 1 dapat diketahui bahwa selama kurun waktu 5 tahun telah dihasilkan sebanyak 225 judul KTI dengan perincian 88 judul (39,11%) berupa artikel jurnal, selanjutnya 121 judul (53,77%) adalah makalah yang diterbitkan dalam prosiding, 8 judul (3,55%) berupa makalah yang disampaikan dalam seminar dan sejenisnya, 5 judul tesis magister (2,22%) selanjutnya masing-masing 1 judul (0,44%) berupa naskah orasi profesor riset, panduan dan naskah siaran radio. Tabel 1. Jenis KTI dalam negeri

33 Tahun Jurnal Pro- Makalah Tesis Orasi Panduan Radio Jumlah siding (27,55%) (15,55%) (18,66%) (33,33%) (4,88%) Jumlah 88 (39,11%) 121 (53,77%) 8 (3,55%) 5 (2,22%) 1 (0,44%) 1 (0,44%) 1 (0,44%) 225 (100%) Jurnal Prosiding Makalah Tesis Orasi Panduan Radio Gambar 1. Jenis KTI dalam negeri Dihasilkannya tesis menunjukkan bahwa terdapat P2Bioteknologi yang meningkat pendidikannya menjadi master, dan 5 orang pegawai satu orang menjadi profesor riset. P2Bioteknologi melakukan promosi melalui radio sebanyak 1 kali. Jenis KTI luar negeri Terdapat lima jenis KTI luar negeri yang telah dihasilkan yaitu artikel jurnal 82 judul (57,75%) merupakan jenis KTI terbanyak. Berikutnya adalah makalah dalam prosiding sebanyak 50 judul (35,21%) di tempat ke dua. Di tempat ke tiga tercatat sebanyak 7 judul (4,92%) makalah yang disampaikan dalam seminar, tesis berjumlah 2 judul (1,41%) berada pada posisi ke 4, dan pada posisi terkhir adalah buku dengan jumlah 1 judul (0,70%). Tabel 2. Jenis KTI luar negeri Tahun Jurnal Prosiding Makalah Tesis Buku Jumlah (20,42%) 14 (9,86%) 4 (2,82%) 0 (0%) 0 (0%) 47 (33,10%) (7,04%) 6 (4,22%) 1 (0,70%) 0 (0%) 0 (0%) 17 (11,97%) (9,86%) 14 (9,59%) 0 (0,0%) 2 (1,41%) 1 (0,70%) 31 (21,83%) (13,39%) 12 (8,45%) 2 (1,41%) 0 (0%) 0 (0%) 33 (23,23%) 28

34 Tahun Jurnal Prosiding Makalah Tesis Buku Jumlah (7,04) 4 (2,87%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 14 (9,86%) Jumlah 82 (57,75%) 50 (35,21%) 7 (4,92%) 2 (1,41%) 1 (0,70%) 142 (100%) Jurnal Prosiding Makalah Tesis Buku Gambar 2. Jenis KTI luar negeri Tahun 2010 merupakan tahun paling produktif dengan jumlah KTI tertinggi yaitu 47 judul (33,10%) dari 3 jenis karya tulis (artikel jurnal, makalah prosiding, dan makalah seminar), sementara itu pada 2014 tercatat KTI terendah yaitu 14 judul (9,86%) yang terdiri atas artikel jurnal, makalah prosiding. Keadaan ini diduga karena data terakhir yang dicantumkan dalam sumber data adalah bulan Agustus Sehingga data dari Oktober sampai dengan Desember 2014 belum dimasukkan. Apabila analisis dilakukan terhadap total karya tulis baik KTI dalam maupun luar negeri, maka hasilnya dapat dibaca dari Tabel 3 dan Gambar 3. KTI berupa makalah prosiding berada pada posisi pertama dengan jumlah 171 judul (46,59%), disusul oleh jurnal sebanyak 170 judul (46,59%), makalah yang disampaikan dalam seminar berjumlah 15 judul (4,09%), berikutnya untuk naskah orasi, panduan, naskah siaran radio dan buku masing-masing 1 judul berada pada posisi ke 4 (0,27%). Tabel 3. Jenis KTI dalam dan luar negeri Tahun Jurnal Prosiding Dalam negeri (23,98%) (32,97%) Luar negeri (22,34%) (13,62%) Jumlah (46,59%) (46,59%) Maka lah 8 (2,18%) 7 (1,91%) 15 (4,09%) Tesis Orasi Pandu an (1,36%) (0,27%) (0,27%) (0,54%) (0%) (0%) (1,91%) (0,27%) (0,27%) Radio Buku Jumlah 1 (0,27%) 0 (0%) 1 (0,27%) 0 (0%) 1 (0,27%) 1 (0,27%) 225 (61,31%) 142 (38,69%) 367 (100%) Karya tulis ilmiah dalam negeri 225 judul (61,31%) lebih besar dibandingkan KTI luar negeri 147 judul (38,69%). Hal ini diperkirakan adanya kendala bahasa yang 29

35 dimiliki oleh penulis serta kurangnya dana. Seperti diketahui bahwa untuk mengirimkan artikel di jurnal ilmiah luar negeri seorang penulis dikenai biaya DN LN Gambar 3. Jenis KTI dalam dan luar negeri Demikian pula untuk menghadiri seminar dan sejenisnya di luar negeri faktor dana sangat menentukan. Seringkali terdengar adanya peneliti yang tidak dapat berangkat seminar ke luar negeri walaupun naskah sudah diterima oleh panitia seminar. Penulis KTI dalam negeri Jenis kelamin penulis dari KTI yang diterbitkan di dalam negeri dapat dilihat dari Tabel 4 dan Gambar 4 berikut ini. Penulis laki-laki berjumlah 325 orang (51,42%) lebih banyak dibandingkan dengan penulis perempuan 307 (48,57%) dari total 632 orang. Selama 5 periode tahun 2010 merupakan tahun paling produktif dilihat dari jumlah penulis yang terlibat dalam penulisan KTI, dengan jumlah penulis 205 orang (32,44%) disusul tahun 2013 yaitu 197 orang (31,17%). Tabel 4. Penulis KTI dalam negeri Tahun Laki- laki Perempuan Jumlah (16,93%) 98 (15,50%) 205 (32,44%) (7,12%) 55 (8,70%) 100 (15,82%) (9,50%) 49 (7,75%) 109 (17,25%) (16,30%) 94 (14,87%) 197 (31,17%) (1,58%) 11(1,74%) 21 (3,32%) Jumlah 325 (51,42%) 307 (48,57%) 632 (100) Tercatat pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah penulis dalam jumlah yang cukup besar yaitu dari 197 orang (31,17%) menjadi 21 orang (3,32%) hal ini 30

36 kemungkinan menunjukkan adanya pengurangan jumlah penelitian yang dilakukan serta data yang belum terekam hingga akhir tahun Laki- laki Perempuan Gambar 4. Jenis kelamin penulis KTI dalam negeri Penulis perempuan unggul di tahun 2011 dengan jumlah 55 orang (8,70%) dibandingkan dengan penulis laki-laki yang berjumlah 45 orang (7,12%). Penulis KTI luar negeri Total penulis KTI luar negeri berjumlah 689 orang dengan perincian 345 orang laki-laki (50,07%) dan 344 perempuan (49,93%), walaupun hanya selisih 1 orang namun penulis laki laki tetap lebih tinggi dibandingkan perempuan. Serupa dengan kondisi penulis dalam negeri, penulis KTI luar negeri periode 2014 juga berada pada posisi terbawah dengan jumlah penulis 62 orang (8,99%). Tabel 5. Penulis KTI luar negeri Tahun Laki- laki Perempuan Jumlah (16,54%) 102 (14,80%) 216 (31,35%) (7,11%) 33 (4,79%) 82 (11,90%) (7,25%) 67 (9,72%) 117 (16,98%) (15,52%) 105 (15,24%) 212 (30,77%) (3,63%) 37 (5,37%) 62 (8,99%) Jumlah 345 (50,07%) 344(49,93%) 689 (100%) 31

37 Laki- laki Perempuan Gambar 5. Jenis kelamin penulis KTI luar negeri Jumlah penulis KTI dalam dan luar negeri Berdasarkan Tabel 6 dan Gambar 6 berikut ini dapat diketahui bahwa kondisi baik penulis laki-laki maupun perempuan berada pada posisi berimbang sehingga dapat dikatakan bahwa penulis perempuan termasuk kategori aktif, mengingat selisih keduanya kecil (1,44%). Tabel 6. Jumlah penulis KTI dalam dan luar negeri Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah (16,72%) 200 (15,14%) 421 (31,87%) (7,11%) 88 (6,66%) 182 (13,78%) (8,33%) 116 (8,78%) 226 (17,11%) (15,89%) 199 (15,06%) 409 (30,96%) (2,65%) 48 (3,63%) 83 (6,28%) Jumlah 670 (50,72%) 651(49,28%) 1321(100%) Laki- laki Perempuan Gambar6. Penulis KTI dalam dan luar negeri

38 Posisi penulis perempuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penulis lakilaki terletak di tahun 2012 dan 2014 masing-masing berjumah 67 orang (9,72%) laki - laki dan 50 orang (7,25%) perempuan serta 37 orang (5,37%) laki-laki dan 25 orang (3,63%) perempuan. Apabila dilihat secara keseluruhan dijumpai jumlah penulis orang, dengan jenis kelamin laki-laki 670 orang (50,72%) dan perempuan sebanyak 651 orang (49,28%). Meskipun selisih angka tidak banyak, namun penulis laki-laki lebih unggul dibandingkan dengan penulis perempuan. Tabel 7. Jenis kelamin penulis KTI dalam dan luar negeri Tahun Laki- laki Perempuan Jumlah DN 325 (24,60%) 307 (23,24%) 632 (47,84%) LN 345 (26,12%) 344 (26,04%) 689 (52,16%) Jumlah 670 (50,72%) 651(49,28%) 1321(100%) DN LN Laki- laki Perempuan Gambar 7. Jenis kelamin penulis KTI dalam dan luar negeri Berdasarkan Tabel 7 dan Gambar 7 dapat diketahui bahwa total penulis KTI dalam dan luar negeri berjumlah orang, dengan perincian 670 laki-laki (50,72%) dan perempuan 651 orang (49,28%). Komposisi penulis KTI dalam negeri Berdasarkan Tabel 8 dan Gambar 8 diketahui bahwa pada KTI dalam negeri terdapat sebanyak 55 judul KTI (24,44%) ditulis secara individu, kemudian sebanyak 33

39 42 judul (18,66%) ditulis oleh 2 orang penulis, sebanyak 54 judul (24,00%) ditulis oleh 3 orang penulis, 43 judul (19,11%) ditulis oleh 4 orang penulis dan sisanya sebanyak 31 judul (13,77%) ditulis oleh lebih dari 4 orang penulis. Tabel 8. Komposisi penulis KTI dalam negeri Tahun 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang > 4 orang KTI judul 12 judul 15 judul 11 judul 15 judul 62 judul judul 6 judul 9 judul 8 judul 5 judul 35 judul judul 10 judul 8 judul 5 judul 5 judul 42 judul judul 13 judul 21 judul 17 judul 5 judul 75 judul judul 1 judul 1 judul 2 judul 1 judul 11 judul Jumlah 55 judul (24,44%) 42 judul (18,66%) 54 judul (24%) 43 judul (19,11%) 31 judul (13,77%) 225 judul (100%) KTI yang ditulis secara individu menduduki peringkat pertama, selanjutnya KTI yang ditulis oleh 3 orang berada pada urutan ke dua. Pada urutan ke tiga adalah KTI yang ditulis oleh 4 orang, dilanjutkan pada urutan ke empat adalah KTI yang ditulis oleh 2 orang. Adapun di urutan terakhir adalah KTI yang ditulis oleh 4> orang orang 2 orang 3 orang 4 orang > 4 orang Gambar 8. Komposisi penulis KTI dalam negeri Secara keseluruhan apabila dibandingkan antara artikel yang ditulis secara individu dengan artikel yang ditulis secara kolaborasi adalah 55 artikel : 170 artikel. Angka tersebut jelas menunjukkan bahwa artikel yang ditulis secara kolaborasi lebih besar dibandingkan dengan artikel yang ditulis secara individu. 34

40 Komposisi penulis artikel Ilmiah luar negeri Komposisi penulis dan artikel luar negeri dapat dilihat dari Tabel 9 dan Gambar 9 di bawah ini. Tabel 9. Komposisi penulis artikel luar negeri Tahun 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang >4 orang Jumlah KTI judul 7 judul 9 judul 9 judul 22 judul 47 judul judul 2 judul 3 judul 1 judul 11 judul 17 judul judul 2 judul 7 judul 8 judul 12 judul 31 judul judul 4 judul 11 judul 5 judul 13 judul 33 judul judul 0 judul 8 judul 2 judul 3 judul 14 judul Jumlah 3 judul (2,11%) 15 judul (10,56%) 38 judul (26,76%) 25 judul (17,60%) 61 judul (42,95%) 142 judul (100%) orang 2 orang 3 orang 4 orang >4 orang Gambar 9. Komposisi penulis KTI luar negeri Selama dihasilkan sebanyak 142 KTI dengan perincian sebagai berikut. Sejumlah 3 judul KTI ditulis oleh penulis tunggal, 15 judul artikel ditulis oleh 2 orang, kemudian 38 artikel ditulis oleh 3 orang, 15 artikel ditulis oleh 4 orang penulis dan sisanya sebanyak 61 judul artikel ditulis oleh lebih dari 4 orang. Terlihat kecenderungan adanya kenaikan pada jumlah KTI yang ditulis secara kolaborasi. Kolaborasi penulis >4 orang berada pada posisi pertama (42,95%), disusul dengan kolaborasi penulis 3 orang (26,76%), dan pada posisi ke empat adalah kolaborasi penulis 4 orang (17,60%). 35

41 Perbandingan antara kolaborasi penulis pada KTI dalam dan luar negeri diperjelas pada Tabel 10 dan Gambar 11. Terjadi kecenderungan adanya garis yang terbalik antara kolaborasi penulis KTI dalam dan luar negeri tersebut Tabel 10. Komposisi penulis KTI dalam dan luar negeri KTI 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang > 4 orang Jumlah Dalam negeri 55 judul (14,98%) 42 judul (11,44%) 54 judul (14,71%) 43 judul (11,72%) 31 judul (8,44%) 225 judul (61,31%) Luar negeri 3 judul (0,82%) 15 judul (4,09%) 38 judul (10,35%) 25 judul (6,82%) 61 judul (16,62%) 142 judul (38,69%) Jumlah 58 judul (15,80%) 57 judul (15,53%) 92 judul (25,07%) 68 judul (18,53%) 92 judul (25,07%) 367 judul (100%) Dalam negeri Luar negeri orang 2 orang 3 orang 4 orang > 4 orang Gambar 10. Komposisi penulis KTI dalam dan luar negeri Pada KTI dalam negeri penulis individual berada pada posisi pertama sedangkan pada KTI luar negeri posisi pertama dipegang oleh kolaborasi penulis >4 orang. Akan tetapi jika dilihat dari jumlah total KTI yang dihasilkan selama maka kolaborasi penulis 3 dan >4 orang berada pada posisi pertama masing masing dengan jumlah KTI 92 judul (25,07%) dan posisi terendah adalah kolaborasi 2 orang penulis (15,53%). 36

42 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan disimpulkan bahwa: 1. Karya tulis ilmiah dalam negeri adalah 225 judul (61,31%) lebih besar dibandingkan KTI luar negeri 142 judul (38,69%). Pada KTI dalam negeri makalah prosiding merupakan KTI terbanyak yaitu 121 judul (32,97%), dan terendah adalah naskah orasi, panduan, siaran radio, dan buku masingmasing 1 judul (0,27%). 2. KTI luar negeri berjumlah 142 judul (38,69%) dengan 82 judul (22,34%) artikel jurnal berada pada posisi tertinggi dan posisi terendah adalah buku sebanyak 1 judul (0,27%). 3. KTI dalam negeri yang ditulis secara individu jumlahnya paling banyak yaitu 55 judul (14,98%) dan terkecil ditulis oleh >4 orang. Hal ini berlawanan dengan artikel luar negeri, dengan jumlah terkecil adalah artikel yang ditulis secara individu yaitu 3 judul (0,82%) dan tertinggi adalah artikel ditulis oleh >4orang sebanyak 61 judul artikel (16,62%). 4. KTI terbanyak dihasilkan pada tahun 2010 dengan jumlah 109 judul (29,70%) dan paling sedikit pada 2014 sebanyak 25 judul (6,81%), hal ini disebabkan sumber data hanya memuat KTI sampai Agustus Jumlah peneliti rata-rata pertahun sebanyak 70 orang, dan jumlah KTI ratarata 73 judul, per tahun maka rata-rata seorang peneliti menyumbangkan 1 judul KTI per tahun. Disarankan agar peneliti meningkatkan jumlah KTI. DAFTAR PUSTAKA Bachtar, Mulni Adelina; Tambunan, Kamariah; Ringkasan Penelitian Program Dana Bantuan Penelitian Bagi Peneliti Muda. Jakarta: Yayasan Ilmu- ilmu Sosial, The Toyota Foundation, Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah. Faisholyah, Siti Elly (editor); Abstrak Karya Tulis Ilmiah ; Cibinong; Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. International Organization for Standardization; ISO Standard Handbook 1 2 nd ed. Information Transfer; Switzerland; UNESCO. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Tracking Hasil Riset Kompetitif LIPI Jakarta, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 37

43 Peraturan Kepala LIPI No. 1 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Penelitian Bioteknologi; Laporan Penelitian Tahun 2010.Cibinong, Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. diakses 05 Maret Pusat Penelitian Bioteknologi; Laporan Penelitian Tahun 2011.Cibinong, Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. diakses 05 Maret Pusat Penelitian Bioteknologi; Laporan Penelitian Tahun 2012.Cibinong, Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. diakses 05 Maret Pusat Penelitian Bioteknologi; Laporan Penelitian Tahun 2013.Cibinong, Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. diakses 05 Maret Rahayu, Rochani Nani; Djatin, Jusni, Iswanti, Setya (editor), Riset Unggulan Terpadu; Seri Kumpulan Abstrak Nomor :4, Jakarta, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi. Rahayu, R. Nani; Tambunan, Kamariah; Prahastuti, Sarwintyas; Abstrak Tesis Indonesia vol 1, no. 1; Jakarta; Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI. 38

44 DESAIN IMPLEMENTASI ISO SEBAGAI PANDUAN MANAJEMEN RISIKO DI UNIT DOKUMENTASI DAN DATA STANDARDISASI PUSIDO BSN (IMPLEMENTATION OF ISO AS A RISK MANAGEMENT GUIDE AT DOCUMENTATION AND DATA OF STANDARDIZATION UNIT, PUSIDO BSN) Muhammad Bahrudin Pusat Informasi dan Dokumentasi - Badan Standardisasi Nasional Gedung BPPT I, Lantai 11, Jalan M.H. Thamrin No. 8, Kebon Sirih, Jakarta Pusat m.ambar@live.com ABSTRAK Kajian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan memberikan gambaran desain implementasi manajemen risiko berbasis ISO yang mengacu pada risiko suatu organisasi. Proses manajemen risiko diperlukan untuk mengurangi dampak dari adanya risiko yang ditimbulkan dari kegiatan operasional dan memberikan evaluasi serta perlakuan yang tepat bagi semua risikonya. Kajian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif untuk menganalisis dan mengungkapkan implementasi ISO sebagai panduan manajemen risiko mulai dari analisis konteks, penilaian risiko hingga perlakuan risiko di unit Dokumentasi dan Data Standardisasi Pusido BSN. Unit ini mengelola dokumentasi SNI dan standar asing, melayankannya kepada pengguna internal serta menyediakan data terkait standardisasi. Hasil kajian menyebutkan bahwa masih terdapat risiko yang berlevel high sebanyak 5 risiko, 6 risiko berlevel medium dan 2 risiko berlevel low. Dari ketiga tingkat risiko tersebut, telah dilakukan adanya suatu perlakuan risiko oleh unit Dokdata yang secara umum menggunakan metode mitigasi risiko yaitu mengurangi dampak dan kemungkinan dari suatu risiko. Perlakuan risiko dan tindakan risiko yang telah dilakukan oleh unit Dokdata sebagian besar masih kurang efektif sehingga penulis melakukan analisis dan desain implementasi ISO untuk memberikan rekomendasi bagi unit kerja tentang tindakan pengendalian yang efektif dan perlakuan yang tepat bagi risiko- risiko yang dihadapinya. Kata kunci: manajemen risiko, ISO 31000, unit dokumentasi Pendahuluan Semua organisasi dengan berbagai jenis dan ukurannya menghadapi faktor internal dan eksternal serta pengaruhnya yang membuat adanya ketidakpastian apakah dan kapan mereka akan mencapai tujuan organisasi. Efek ketidakpastian pada tujuan organisasi inilah yang disebut dengan risiko. Di era sekarang ini, semua kegiatan organisasi melibatkan risiko. Suatu organisasi mengelola risiko dengan cara mengidentifikasi, menganalisis dan kemudian mengevaluasi apakah risiko tersebut 39

45 harus dikelola dengan suatu metode perlakuan risiko (risk treatment) yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam proses ini, suatu organisasi akan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan pemangku kepentingan (stakeholder), memantau kemudian meninjau risiko dan kontrol yang memodifikasi risiko untuk memastikan bahwa tidak diperlukan penanganan risiko lebih lanjut. Kondisi demikian itu juga terjadi di unit Dokumentasi dan Data Standardisasi (selanjutnya disebut Unit Dokdata) yang berada di Pusat Informasi dan Dokumentasi, Badan Standardisasi Nasional (selanjutnya disebut Pusido BSN). Unit Dokdata merupakan salah satu unit kerja di bawah Pusido BSN, khususnya Bidang Dokumentasi dan Perpustakaan Standardisasi. Unit kerja ini melaksanakan fungsi dokumentasi koleksi Standar Nasional Indonesia (SNI), dan juga penyediaan dokumen standar (baik nasional maupun asing/mancanegara) dalam rangka mendukung kegiatan perumusan, pengembangan, penelitian, sosialisasi dan promosi SNI serta kegiatan bimbingan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Selain itu juga mengelola input database SNI untuk kemudian diolah menjadi data-data statistik terkait standardisasi. Dalam menjalankan proses bisnis tersebut, unit Dokdata tentunya menghadapi faktor-faktor baik internal dan eksternal yang berpotensi sebagai risiko yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan. Karena ketika membicarakan risiko pasti akan berhubungan dengan suatu ketidakpastian, sehingga perlu adanya suatu kerangka kerja yang tujuannya adalah untuk mengelola risiko ke dalam tata kelola secara keseluruhan unit kerja. Dalam rangka mengakomodir kebutuhan itu, unit Dokdata mengimplementasikan SNI ISO 31000:2011 Manajemen Risiko Prinsip dan Panduan yang merupakan adopsi dari ISO 31000:2009 Risk management Principles and guidelines (selanjutnya dua publikasi standar ini disebut ISO 31000). Rumusan Masalah Pada dasarnya manajemen risiko dapat diterapkan untuk seluruh organisasi, di berbagai segmentasi, tingkatan manajemen, fungsi tertentu, proyek dan kegiatan. Meskipun praktek manajemen risiko telah dikembangkan dari waktu ke waktu dan dalam berbagai sektor untuk memenuhi berbagai kebutuhan, adopsi proses yang konsisten dalam kerangka kerja yang komprehensif dapat membantu untuk memastikan risiko yang dikelola secara efektif, efisien dan koheren di seluruh organisasi. Kajian ini akan membahas mengenai proses manajemen risiko sesuai ISO dan secara 40

46 spesifik tentang gambaran desain implementasinya di unit Dokdata, Pusido BSN mulai dari analisis konteks, penilaian risiko hingga perlakuan risiko. Tujuan Penelitian Kajian ini bertujuan untuk: 1. Memberikan gambaran mengenai proses manajemen risiko berdasarkan ISO 31000; 2. Memberikan gambaran desain implementasi ISO di unit Dokumentasi dan Data Standardisasi, Pusido BSN; dan 3. Menghasilkan rekomendasi bagi unit kerja tentang tindakan pengendalian yang efektif dan perlakuan yang tepat bagi risiko-risiko yang dihadapinya. Tinjauan Pustaka ISO The International Organization for Standardization pada 13 November 2009 menerbitkan suatu standar yang disusun dengan tujuan memberikan prinsip dan panduan generik untuk penerapan manajemen risiko. Standar tersebut ialah ISO 31000:2009 Risk Management Principles and Guidelines. Walaupun ISO 31000:2009 menyediakan panduan generik, standar ini tidak ditujukan untuk menyeragamkan manajemen risiko lintas organisasi, tetapi ditujukan untuk memberikan standar pendukung penerapan manajemen risiko dalam usaha memberikan jaminan terhadap pencapaian sasaran organisasi. ISO 31000: 2009 menyediakan prinsip, kerangka kerja, dan proses manajemen risiko yang dapat digunakan sebagai arsitektur manajemen risiko dalam usaha menjamin penerapan manajemen risiko yang efektif. ISO 31000:2009 dapat diterapkan pada berbagai jenis usaha publik maupun swasta, asosiasi, grup atau perorangan, atau komunitas selama usaha tersebut legal. Hal ini dapat menjadi rujukan yang sesuai bagi perusahaan dalam mengelola risiko. Untuk saat ini, praktik dan proses manajemen risiko di berbagai organisasi pada dasarnya sudah menerapkan proses manajemen risiko secara formal untuk risiko-risiko dengan tipe atau kondisi tertentu. Dalam beberapa kasus, organisasi dapat memutuskan untuk melakukan tinjauan kritis terhadap praktik dan proses manajemen risiko melalui standar internasional ini. 41

47 Indonesia melalui Badan Standardisasi Nasional mengadopsi secara identik ISO 31000:2009 menjadi SNI ISO 31000:2011 Manajemen Risiko Prinsip dan Panduan. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Sistem Manajemen Mutu yang bersekretariat di Badan Standardisasi Nasional. Standar ini telah dikonsensuskan di Jakarta pada tanggal 7 April Konsensus ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait yaitu perwakilan dari produsen, konsumen, pakar dan pemerintah (BSN, 2011). Manajemen Risiko Sebelum menuju ke manajemen risiko, kita harus memahami lebih detail mengenai risiko itu sendiri. Risiko adalah dampak ketidakpastian terhadap tujuan (ISO, 2009). Dampak yang dimaksud adalah sebuah penyimpangan dari yang diharapkan. Dampak tersebut dapat bersifat positif dan/atau negatif. Manajemen risiko adalah proses mengurangi risiko suatu entitas ke tingkat yang dapat diterima, dengan menggunakan pengukuran, pengelolaan dan pemantauan yang sejalan dengan tujuan strategis (Gilbert, 2007). Sedangkan menurut ISO 31000:2009, manajemen risiko adalah aktivitas terkoordinasi yang dilakukan untuk mengarahkan dan mengelola organisasi dalam rangka menangani risiko (ISO, 2009). Sementara itu berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008, manajemen risiko adalah pendekatan sistematis untuk menentukan tindakan terbaik dalam kondisi ketidakpastian (Kementerian Keuangan, 2008). Prinsip Manajemen Risiko ISO 31000:2009 Risk Management Principles and Guidelines menentukan 11 (sebelas) prinsip yang perlu dipahami dan diterapkan pada kerangka kerja dan proses manajemen risiko untuk memastikan efektivitasnya. Sebelas prinsip tersebut adalah sebagai berikut (Kusuma, 2014): - Memberikan nilai tambah dan melindungi nilai organisasi - Bagian terpadu dari seluruh proses organisasi - Bagian dari pengambilan keputusan - Secara khusus menangani ketidakpastian - Sistematis, terstruktur, dan tepat waktu - Berdasarkan informasi terbaik yang tersedia 42

48 - Disesuaikan dengan kebutuhan organisasi - Mempertimbangkan faktor budaya dan manusia - Transparan dan inklusif - Dinamis, berulang, dan responsif terhadap perubahan - Memfasilitasi perbaikan berkesinambungan dan peningkatan organisasi. Kerangka Kerja Manajemen Risiko Gambar 1. Komponen-Komponen Kerangka Kerja Manajemen Risiko (Broadleaf, 2010) Kerangka kerja manajemen risiko berdasarkan ISO dimulai dengan pemberian mandat dan komitmen. Pemberian mandat dan komitmen merupakan hal yang sangat penting karena menentukan akuntabilitas, kewenangan, dan kapabilitas dari pelaku manajemen risiko. Hal-hal penting yang harus dilakukan pada pemberian mandat dan komitmen adalah: - membuat dan menyetujui kebijakan manajemen risiko; - menyesuaikan indikator kinerja manajemen risiko dengan indikator kinerja perusahaan; - menyesuaikan kultur organisasi dengan nilai-nilai manajemen risiko; - menyesuaikan sasaran manajemen risiko dengan sasaran strategis perusahaan; - memberikan kejelasan peran dan tanggung jawab; dan - menyesuaikan kerangka kerja manajemen risiko dengan kebutuhan organisasi. 43

49 Setelah pemberian mandat dan komitmen, kerangka kerja ISO 31000: 2009 dilanjutkan dengan kerangka implementasi Plan, Do, Check, Act, yaitu dengan melakukan: - perencanaan kerangka kerja manajemen risiko; - penerapan manajemen risiko; - monitoring dan review terhadap kerangka kerja manajemen risiko; dan - perbaikan kerangka kerja manajemen risiko secara berkelanjutan. Perencanaan kerangka kerja manajemen risiko mencakup pemahaman mengenai organisasi dan konteksnya, menetapkan kebijakan manajemen risiko, menetapkan akuntabilitas manajemen risiko, mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam proses bisnis organisasi, alokasi sumber daya manajemen risiko, dan menetapkan mekanisme komunikasi internal dan eksternal. Setelah melakukan perencanaan kerangka kerja, maka dilakukan penerapan proses manajemen risiko. Dalam penerapan manajemen risiko, perlu dilakukan monitoring dan review terhadap kerangka kerja manajemen risiko. Setelah itu, kerangka kerja manajemen risiko perlu diperbaiki secara berkelanjutan untuk memfasilitasi perubahan yang terjadi pada konteks internal dan eksternal organisasi. Proses-proses tersebut kemudian berulang kembali untuk memastikan adanya kerangka kerja manajemen risiko yang mengalami perbaikan berkesinambungan dan dapat menghasilkan penerapan manajemen risiko yang andal. Proses Manajemen Risiko Gambar 2. Komponen- Komponen Proses Manajemen Risiko Invalid source specified. 44

50 Berdasarkan ISO 31000:2009, proses manajemen risiko merupakan kegiatan kritikal dalam manajemen risiko, karena merupakan penerapan daripada prinsip dan kerangka kerja yang telah dibangun. Proses manajemen risiko terdiri dari tiga proses besar, yaitu: Penetapan konteks (establishing the context) Penetapan konteks bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan sasaran organisasi, lingkungan dimana sasaran hendak dicapai, stakeholders yang berkepentingan, dan keberagaman kriteria risiko, dimana hal-hal ini akan membantu mengungkapkan dan menilai sifat dan kompleksitas dari risiko. Terdapat dua konteks yang perlu ditentukan dalam penetapan konteks, yaitu konteks internal dan konteks eksternal. Dalam penetapan konteks juga dikenal istilah kriteria risiko (risk criteria) yaitu kerangka acuan yang menyatakan signifikansi risiko untuk dievaluasi (ISO, 2009). Kriteria risiko didasarkan pada tujuan organisasi, konteks eksternal dan internal. Kriteria risiko dapat diturunkan dari standar, hukum, kebijakan, dan persyaratan lainnya. Penilaian risiko (risk assessment) Penilaian risiko merupakan proses menyeluruh yang terdiri dari: - Identifikasi risiko; mengidentifikasi risiko apa saja yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi. - Analisis risiko; menganalisis kemungkinan/probabilitas (likelihood) dan dampak (consequence) dari risiko yang telah diidentifikasi. Hasil selanjutnya dari analisis risiko adalah tingkat risiko (level of risk) - Evaluasi risiko; membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko untuk mengetahui apakah risiko dan ukurannya dapat diterima dan ditoleransi. Evaluasi risiko akan membantu penentuan perlakuan risiko. Perlakuan risiko (risk treatment) Perlakuan risiko adalah proses untuk memodifikasi risiko. Perlakuan risiko menggunakan hasil dari evaluasi risiko. Berdasarkan hal tersebut, perlakuan risiko untuk mengelola risiko yang muncul dapat meliputi: - menghindari risiko (risk avoidance); 45

51 - mitigasi risiko (risk mitigation), dapat dilakukan dengan mengurangi kemungkinan (likelihood) atau dampak (consequence); - transfer risiko kepada pihak lain (risk sharing); - menerima risiko (risk acceptance). Ketiga proses besar tersebut didampingi oleh dua proses yaitu: Komunikasi dan konsultasi Komunikasi dan konsultasi merupakan hal yang penting mengingat prinsip manajemen risiko yang kesembilan menuntut manajemen risiko yang transparan dan inklusif, dimana manajemen risiko harus dilakukan oleh seluruh bagian organisasi dan memperhitungkan kepentingan dari seluruh stakeholder organisasi. Adanya komunikasi dan konsultasi diharapkan dapat menciptakan dukungan yang memadai pada kegiatan manajemen risiko dan membuat kegiatan manajemen risiko menjadi tepat sasaran. Pemantauan dan riviu (monitoring and review) Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa implementasi manajemen risiko telah berjalan sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Hasil monitoring dan review juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan terhadap proses manajemen risiko. Tahap selanjutnya dari proses manajemen risiko adalah mencatat seluruh aktivitas dari proses manajemen risiko. Catatan ini akan dilaporkan kepada pihak-pihak eksternal dan internal yang terkait serta digunakan sebagai masukan bagi kerangka kerja manajemen risiko. METODE PENELITIAN Desain Kajian Kajian ini menggunakan metode kualitatif (qualitative research). Metode penelitian kualitatif sebagaimana diungkapkan Bogdan dan Taylor ialah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2011). Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata, penelitian kualitatif adalah cara untuk mendeskripsikan 46

52 dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivirtas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2007). Kajian ini dilakukan untuk menganalisis dan mengungkapkan implementasi ISO 31000:2009 sebagai panduan manajemen risiko mulai dari kerangka kerja hingga prosesnya di unit Dokdata Pusido BSN. Dalam mengumpulkan, mengungkapkan berbagai masalah dan tujuan yang hendak dicapai, kajian ini menggunakan pendekatan studi deskriptif analitis. Penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti berperan sebagai instrument kunci (Sugiyono, 2014). Deskripsi lain menyatakan bahwa metode deskriptif ialah metode yang menggambarkan suatu keadaan obyektif atau peristiwa tertentu berdasarkan faktafakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang kemudian diiringi dengan upaya pengambilan kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta historis tersebut (Nawawi & Martini, 1994). Metode Pengumpulan Data Obyek penelitian dalam kajian ini adalah aktivitas manajemen risiko di unit Dokdata Pusido BSN. Guna menemukan hasil kajian, maka peneliti melakukan beberapa langkah mulai dari pengumpulan data, pengolahan data atau analisis data hingga penarikan kesimpulan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sementara wawancara dilakukan secara informal dengan subyek penelitian ini, yaitu Kepala Subbidang Dokumentasi dan Data Standardisasi Pusido BSN. Proses wawancara didasarkan sepenuhnya pada berkembangnya pertanyaan-pertanyaan secara spontan dalam interaksi alamiah (Poerwandari, 2001). Studi dokumentasi dilakukan terhadap dokumen-dokumen terkait dengan kebijakan manajemen risiko di unit kerja Dokdata. Dalam kajian ini, dokumen dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data. Adapun perolehan data dalam kajian ini dilakukan melalui berbagai dokumen tentang Sistem Manajemen Mutu di Pusat Informasi dan Dokumentasi BSN, instruksi kerja, Undang-Undang No

53 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian dan hal-hal terkait dengan kajian ini. Metode Analisa Data Kegiatan ini dilakukan untuk memberi makna terhadap data dan informasi yang telah dikumpulkan yang dilaksanakn secara nyata dari awal sampai akhir penelitian. Analisis dan interpretasi atau penafsiran ini dlakukan dengan merujuk kepada landasan teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian dan berdasarkan consensus judgment. Pelaksanaan analisis data dalam penelitian ini belum ada prosedur baku yang dijadikan pedoman para ahli. Hal ini terungkap dalam pernyataan yang dikemukakan oleh Subino Hadisubroto berikut ini: bahwa dalam analisis data kuantitatif itu metodenya sudah jelas dan pasti. Sedangkan dalam analisis data kualitatif metode seperti itu belum tersedia. Penelitilah yang berkewajiban menciptakan sendiri. Oleh sebab itu ketajaman dan ketepatan analisis data kualitatif ini sangat tergantung pada ketajaman melihat data oleh peneliti serta kekayaan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki peneliti (Hadisubroto, 1988). Namun demikian dalam penelitian ini, peneliti mengikuti langkah-langkah seperti yang dianjurkan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono, 2014) yaitu: reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah mengenai prosedur kegiatan operasional Unit Dokdata. Sedangkan untuk proses manajemen risiko berbasis ISO 31000, penulis hanya menjalankan dari tahap 1 (identifikasi risiko) sampai tahap 5 (perlakuan risiko). Tahap ke 6 (monitoring dan review) serta tahap 7 (dokumentasi sistem manajemen risiko) tidak dilaksanakan oleh penulis dikarenakan fokus pada desain implementasi manajemen risiko berbasis ISO di Unit Dokdata. Selain itu, untuk menjalankan monitoring, review dan dokumentasi sistem manajemen risiko juga membutuhkan waktu yang cukup lama. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Konteks Unit Dokumentasi dan Data Standardisasi, Pusido BSN Unit Dokumentasi dan Data Standardisasi (Dokdata) merupakan salah satu unit kerja di Badan Standardisasi Nasional. Unit ini berada di bawah koordinasi Bidang 48

54 Dokumentasi dan Perpustakaan yang dinaungi oleh Pusat Informasi dan Dokumentasi. Unit ini memiliki kegiatan sebagai berikut: 1. Mengelola dokumentasi SNI 2. Mengelola database SNI 3. Menyediakan data standardisasi 4. Menyediakan layanan e-file standar (SNI, ISO, ASTM, IEC) Kegiatan tersebut merupakan pengejawantahan dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, khususnya pada pasalpasal berikut: Pasal 27 butir (d): Menjamin ketersediaan SNI. Pasal 59 Ayat 2: BSN dalam mengelola sistem informai standardisasi dan penilaian kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat meminta data dan/atau informasi di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian kepada pemangku kepentingan. Pasal 59 Ayat 3: Pemangku kepentingan menyampaikan data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melalui sistem informasi standardisasi dan penilaian kesesuaian. Pasal 61: Data dan informasi standardisasi dan penilaian kesesuaian yang dipublikasikan melalui sistem informasi standardisasi dan penilaian kesesuaian bersifat terbuka dan transparan sesuai dengan peraturan perundang- undangan, kecuali ditentukan lain oleh Kepala BSN (BSN, 2014). Berdasarkan sumber tersebut, unit Dokdata memiliki fungsi spesifik yaitu menjamin ketersediaan dokumen SNI, baik yang masih berlaku maupun SNI yang telah diabolisi (tidak berlaku). Fungsi Unit Dokdata juga tertuang dalam dokumen Sistem Manajemen Mutu Pusido BSN, terutama dalam business process. Unit Dokdata mendokumentasikan SNI baik dalam bentuk fisik (tercetak) maupun bentuk elektronik (e-file). Dokumentasi ini nantinya digunakan dalam berbagai keperluan mulai dari 49

55 perumusan SNI, kaji ulang SNI, promosi dan sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian serta bimbingan kepada UMKM. Selain itu, unit Dokdata memegang peranan penting dalam hal pengelolaan dan penyediaan data standardisasi. Data yang dikelola oleh unit kerja ini antara lain terkait dengan statistik SNI dengan berbagai klasifikasi (ICS International Classification for Standard, 12 Sektor Prioritas ASEAN, dan lain-lain sesuai kebutuhan), statistik ketersediaan SNI berdasarkan statusnya (berlaku, tidak berlaku). Data-data ini penting bagi manajemen dalam mengembangkan kebijakan standardisasi di Indonesia. Unit Dokdata menyediakan layanan e-file standar untuk pengguna internal dengan berbagai tujuan penggunaan. E-file standar yang tersedia antara lain SNI, ISO, ASTM dan IEC. Semua unit kerja di BSN yang membutuhkan standar-standar tersebut dapat melakukan permohonan permintaan e-file standar dengan mengisi formulir yang ada di unit Dokdata. Dalam proses perumusan SNI, peranan unit Dokdata adalah menyediakan referensi standardisasi dalam bentuk layanan penyediaan e-file dokumen standar. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, unit Dokdata didukung oleh sumberdaya manusia sebanyak 3 orang. Satu orang pejabat structural yang menjabat sebagai kepala subbidang (kasubid/kepala subdivisi) dan 2 orang staf dengan jabatan fungsional pustakawan. Dari sisi kualifikasi pendidikan, 1 orang bergelar S2 (strata 2) dan 2 orang lainnya bergelas S1 (strata 1), khususnya bidang ilmu perpustakaan dan informasi. Namun demikian, pada tahun 2016 ini 1 dari 2 staf yang tersedia diantaranya sedang melaksanakan tugas belajar di luar negeri sehingga SDM yang aktif bertugas di unit kerja Dokdata hanya 2 orang. Penilaian Risiko (Risk Assessment) Berbasis ISO Identifikasi Risiko Dalam kajian ini pemilik risiko (risk owner) adalah unit Dokdata. Sumber risiko yang muncul di unit Dokdata dapat berasal dari internal maupun eksternal. Proses identifikasi risiko dilakukan melalui analisis dokumentasi, wawancara, brainstorming dan checklist dengan staf di unit Dokdata. Selain itu, peneliti juga melakukan analisis dan pemeriksaan terhadap aktivitas-aktivitas yang terjadi di unit Dokdata. 50

56 Sebelum melakukan analisis risiko lebih jauh, terlebih dahulu menentukan kriteria risiko yang ada berdasarkan kemungkinan/probabilitas (likelihood) dan dampak (consequence) dari risiko yang ditimbulkan. Untuk kriteria probabilitas terdiri atas: low (rendah, probabilitas terjadi <30%), medium (sedang, probabilits terjadi antara 30% s.d. 60%) dan high (tinggi, probabilitas terjadi mencapai >60%). Sementara untuk kriteria dampak terdiri atas: - minor, dampak kecil pada sebagian kecil tujuan unit kerja, - moderate, dampak cukup luas pada tujuan unit kerja, dan - major, berdampak luas pada tujuan unit kerja. Analisis dan Evaluasi Risiko No. Deskripsi Risiko 1 Pelayanan pengguna yang tidak memuaskan 2 Peraturan kurang jelas dan tegas Tabel 1. Analisis dan Evaluasi Risiko Probabilitas (likelihood) Rendah (low) Dampak (consequence) Sedang (medium) Tingkat Risiko (risk level) Rendah (low) Sedang Sedang Sedang M/A (medium) (medium) (medium) 3 Pencurian data Rendah Sedang Rendah A (low) (medium) (low) 4 Data hilang/program Rendah Tinggi (high) Sedang M/A komputer error (low) (medium) 5 Jaringan internet Sedang Tinggi (high) Tinggi (high) N/A tidak stabil (medium) 6 bermasalah Sedang Sedang Sedang M/A (medium) (medium) (medium) 7 Kuota tidak mencukupi untuk mengirimkan e- file standar Tinggi (high) Tinggi (high) Tinggi (high) N/A 8 Pemadaman listrik Rendah (low) 9 Kebakaran Rendah (low) 10 Kerusakan peralatan Rendah (komputer, hardisk (low) eksternal) 11 Data tidak Sedang valid/update (medium) Tinggi (high) Tinggi (high) Tinggi (high) Sedang (medium) Sedang (medium) Sedang (medium) Evaluasi Risiko (risk evaluation) A M/A M/A M/A Tinggi (high) Tinggi (high) N/A 12 Dokumen yang Sedang Tinggi (high) Tinggi (high) N/A 51

57 No. Deskripsi Risiko dibutuhkan (khususnya SNI) tidak tersedia di database/arsip 13 Kerusakan fisik dokumen SNI Probabilitas (likelihood) (medium) Sedang (medium) Keterangan: A : acceptable (dapat diterima) M/A : moderately acceptable (cukup dapat diterima) N/A : not acceptable (tidak dapat diterima) Dampak (consequence) Tingkat Risiko (risk level) Tinggi (high) Tinggi (high) N/A Gambar 3. Matriks Risiko major R4, R8, R9, R10 R5, R11, R12, R13 R7 Evaluasi Risiko (risk evaluation) Dampak (consequence) moderate R1, R3 R2, R6 minor low medium high Probabilitas (likelihood) Perlakuan Risiko (Risk Treatment) Berikut ini adalah rekomendasi mengenai bentuk proses pengelolaan risiko yang ideal untuk risiko-risiko yang ada di Unit Dokdata berdasarkan tingkat risiko. High Level Risks (R7, R5, R11, R12, R13) Kuota tidak mencukupi untuk mengirimkan e- file standar (R7) Perlakuan risiko yang tepat untuk hal ini adalah dengan berbagi risiko (risk sharing). Cara yang lebih efektif untuk mengelola risiko ini yaitu berkoordinasi dengan unit jaringan untuk meningkatkan kuota data layanan Dokdata. Hal ini bisa dilakukan juga tentunya dengan memastikan pengguna penerima layanan ditingkatkan kuotanya sehingga memastikan layanan transfer data/dokumen via berjalan lancar. Jaringan internet tidak stabil (R5) 52

58 Perlakuan risiko yang tepat untuk hal ini adalah berbagi risiko (risk sharing). Cara yang lebih efektif adalah dengan selalu berkoordinasi dengan bidang IT khususnya unit jaringan informasi apabila kondisi internet tidak stabil (down) apalagi pada saat sedang operasional layanan. Selain itu juga dapat dengan mengusulkan jaringan internet yang spesifik untuk layanan Dokdata sehingga tidak terganggu dengan traffic jaringan lainnya di instansi. Data tidak valid/update (R11) Perlakuan risiko yang tepat untuk hal ini adalah dengan menghindari risiko (risk avoidance) dan berbagi risiko (risk sharing). Cara yang lebih efektif untuk mengelola risiko ini adalah sebagai berikut. - Unit Dokdata perlu membuat suatu sistem kebijakan validasi data-data yang dihasilkan. Sistem ini dilakukan oleh orang-orang yang memang kredibel dengan data tersebut atau dengan suatu sistem terotomasi (aplikasi) yang memudahkan staf yang bertugas untuk mengelola data-data standardisasi. - Unit Dokdata juga bisa berkoordinasi dengan unit-unit lain yang menghasilkan data untuk memvalidasi dan juga memperbarui data sehingga data yang dihasilkan bisa selalu aktual. - Dokumen yang dibutuhkan (khususnya SNI) tidak tersedia di database/arsip (R12) Perlakuan risiko yang tepat untuk hal ini adalah dengan mitigasi risiko (risk mitigation). Cara yang lebih efektif untuk mengelola risiko tersebut adalah dengan mendata SNI-SNI yang tidak tersedia dalam format e-file maupun fisiknya kemudian melakukan tracking dokumentasi ke instansi teknis yang merumuskan SNI tersebut. Unit Dokdata juga perlu berkoordinasi dengan unit kerja lain yang terkait (Pusat Perumusan Standar) untuk memastikan komite teknis (instansi teknis) yang merumuskan SNI tersebut sehingga proses tracking dokumen bisa tepat sasaran. 53

59 Kerusakan fisik dokumen SNI (R13) Perlakuan risiko yang tepat untuk hal tersebut adalah dengan mitigasi risiko (risk mitigation). Cara yang lebih efektif untuk mengelola risiko ini adalah sebagai berikut. - Unit Dokdata perlu menyediakan ruang penyimpanan dokumentasi SNI yang sesuai dengan kondisi kertas. Kondisi ruangan, rak, suhu dan kelembapan perlu diperhatikan agar dokumen yang disimpan bisa bertahan lama. - Unit Dokdata juga perlu melakukan digitalisasi koleksi SNI sebagai preservasi dokumen dan mengantisipasi keusangan dokumen karena dimakan usia. - Unit Dokdata juga melakukan aktivitas ketik ulang (re-writting) untuk SNI- SNI bertahun lama yang tulisannya sudah mulai pudar karena rendahnya kualitas tinta yang digunakan. Medium Level Risks (R2, R6, R4, R8, R9, R10) Peraturan kurang jelas dan tegas (R2) Perlakuan risiko yang bisa dilakukan adalah mitigasi risiko (risk mitigation). Cara yang lebih efektif untuk mengelola risiko tersebut adalah sebagai berikut. - Mereviu ulang peraturan yang ada dan berkoordinasi dengan manajemen terkait aturan yang jelas untuk proses kerja staf di unit kerja. - Memberikan peraturan tertulis bagi staf dan memberikan sanksi atau teguran yang jelas apabila staf melanggar peraturan tersebut. - Melakukan sosialisasi yang berkelanjutan mengenai aturan tersebut kepada semua staf. bermasalah (R6) Terkait dengan risiko R5, perlakuan risiko yang tepat untuk hal ini adalah berbagi risiko (risk sharing) dan penerimaan risiko (risk acceptance). Cara yang lebih efektif adalah memastikan koordinasi dengan bidang IT khususnya unit jaringan informasi apabila bermasalah saat sedang operasional layanan sehingga dapat segera ditangani dengan baik. Selain itu juga dapat dilakukan dengan menyediakan backup layanan secara offline, misal dengan USB/flashdrive untuk transfer data kepada pengguna. 54

60 Data hilang/program komputer error (R4) Perlakuan risiko dari adanya hal tersebut adalah dengan mitigasi risiko (risk mitigation). Cara yang lebih efektif untuk mengelola risiko tersebut antara lain. - Memberitahukan kepada staf untuk melakukan backup data secara berkala, misal mingguan atau bulanan. Hal ini untuk mencegah dan meminimalkan risiko kehilangan data tersebut. - Staf juga perlu memberikan pembatasan akses terhadap data- data tersebut. Tidak membiarkan sembarang orang yang tidak berkepentingan atau berwenang untuk mengambil, mengubah atau menghapus data yang ada. - Untuk menangani program komputer yang error, unit bisa melakukan kebijakan pembatasan akses penggunaan komputer agar terhindar dari virus/malware yang dapat mengganggu program- program yang ada di dalamnya. Unit Dokdata dapat bekerjasama dengan bidang IT untuk menangani masalah tersebut. Dengan adanya kerjasama tersebut, penanganan risiko komputer error dapat segera teratasi dan biayanya juga relatif murah. Pemadaman listrik (R8) Perlakuan risiko yang bisa diterapkan adalah berbagi risiko (risk sharing) dan mitigasi risiko (risk mitigation). Cara yang lebih efektif untuk mengelola risiko ini adalah sebagai berikut. Unit Dokdata perlu berkoordinasi ke bagian Rumah Tangga untuk pengadaan genset sebagai pengganti daya listrik. Hal ini lebih efisien karena persiapan penggunaan genset bisa cepat dilakukan dan juga tidak membutuhkan biaya yang besar dalam pengelolaannya (cukup menyediakan bahan bakar). Selain itu, untuk menghindari kehilangan data pada saat pengolahan terjadi pemadaman listrik, maka perlu disosialisasikan kepada staf agar melakukan backup data secara kontinyu. Kebakaran (R9) Perlakuan risiko yang tepat untuk hal ini adalah mitigasi risiko (risk mitigation) dan menghindari risiko (risk avoidance). Cara yang lebih efektif dalam mengelola risiko ini adalah sebagai berikut. - Melakukan sosialisasi kepada staf di seluruh unit kerja untuk menghindari segala tindakan yang dapat memicu kebakaran di dalam gedung, seperti 55

61 merokok di area terlarang, membuang punting rokok sembarangan dan juga penggunaan peralatan listrik yang bijak. - Menyiapkan APAR (alat pemadam api ringan) di setiap lokasi yang strategis/mudah dijangkau. Selain itu APAR yang tersedia juga harus dipelihara dengan baik sehingga pada keadaan darurat dipastikan berfungsi dengan baik. - Memastikan detektor asap/api (sprinkle) berfungsi dengan baik dengan perawatan yang berkelanjutan. Untuk melaksanakan tindakan tersebut, unit Dokdata harus berkoordinasi dengan bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga. Kerusakan peralatan (komputer, hardisk eksternal) (R10) Perlakuan risiko yang tepat adalah dengan penerimaan risiko (risk acceptance) dan mitigasi risiko (risk mitigation). Cara yang lebih efektif untuk mengelola risiko tersebut adalah sebagai berikut. - Segera melakukan perbaikan apabila ada komputer atau peralatan lain rusak agar tidak mengganggu kegiatan operasional. - Unit Dokdata juga perlu memberikan tanggung jawab bagi pengguna komputer agar menjaga dan menggunakan komputernya dengan cara yang baik dan benar. Low Level Risks (R1, R3) Pelayanan pengguna yang tidak memuaskan (R1) Meskipun risiko ini berada pada level rendah tetapi terkait kepuasan pengguna pada layanan unit Dokdata tetap harus diperhatikan. Perlakuan risiko yang dilakukan terhadap hal tersebut adalah mitigasi risiko (risk mitigation). Cara yang lebih efektif untuk mengelola risiko tersebut antara lain: - Memberikan training bagi staf agar dapat memahami pengguna dan dapat melayani pengguna dengan baik. Training bisa dilakukan secara berkelanjutan sebagai bentuk penyegaran (refreshment) bagi staf yang bertugas. - Memberikan reward and punishment yang dinilai secara obyektif dengan ketentuan formal sehingga staf lebih termotivasi dalam melakukan kinerjanya 56

62 melayani para pengguna. Sistem ini belum dilaksanakan oleh unit Dokdata. Adanya reward dan punishment ini selain membuat staf lebih termotivasi juga secara obyektif dapat memberi keadilan bagi staf maksudnya staf yang memiliki kinerja lebih baik tentu akan mendapatkan reward yang lebih besar daripada staf lainnya. Pencurian data (R3) Risiko ini juga perlu menjadi perhatian karena terkait dengan ketersediaan dan integritas unit kerja. Perlakuan risiko yang tepat adalah mitigasi risiko (risk mitigation). Cara yang lebih efektif untuk mengelola risiko tersebut adalah sebagai berikut. - Mengoptimalkan penggunaan CCTV untuk mengawasi kegiatan operasional dan keamanan di komputer operasional staf. - Mewajibkan staf yang bertugas untuk mengunci komputer operasional apabila tidak digunakan atau ditinggalkan. Kebijakan ini terkait dengan hak akses pada komputer operasional staf yang bertugas dengan menggunakan username dan password. Kesimpulan Dan Saran Berdasarkan hasil kajian mengenai desain implementasi ISO sebagai pedoman manajemen risiko di Unit Dokumentasi dan Data Standardisasi Pusido BSN, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Proses implementasi manajemen risiko berbasis ISO di Unit Dokdata dimulai dengan melakukan analisis konteks internal dan eksternal, melakukan identifikasi risiko, analisis dan evaluasi risiko serta perlakuan risiko yang muncul berdasarkan analisis sebelumnya. Unit Dokdata memang belum melakukan penilaian risiko yang mungkin muncul dari kegiatan operasionalnya sehari-hari. Dengan adanya analisis desain implementasi ini, diharapkan Unit Dokdata bisa lebih mengetahui secara pasti mengenai risiko-risiko yang memiliki probabilitas dan dampak mulai dari low, medium dan high bagi manajemen. Selama ini, Unit Dokdata hanya melihat risiko-risiko yang berdampak secara langsung pada operasional kinerjanya tetapi kurang memperhatikan potensi risiko lainnya. Selain itu perlakuan terhadap risiko yang ada pun masih kurang tepat sehingga risiko yang muncul pun tidak terselesaikan/teratasi dengan baik. Misalnya, risiko yang 57

63 seharusnya bisa dikelola dengan cara berbagai risiko (risk sharing) tetapi hanya dilakukan tindakan penerimaan risiko (risk acceptance) atau hanya dengan mitigasi/pengurangan risiko (risk mitigation) bahkan hanya dengan menghindari risiko (risk avoidance). Dengan adanya kajian ini, diharapkan Unit Dokdata lebih menyadari bahwa potensi pengelolaan risiko bisa saja suatu risiko dikelola dengan kombinasi perlakuan risiko tersebut. Berdasarkan kajian desain implementasi ISO sebagai pedoman manajemen risiko, Unit Dokdata dapat menemukan risiko-risiko mulai dari level low, medium hingga high. Risiko yang berada pada level high, antara lain yaitu jaringan internet tidak stabil (R5), kuota tidak mencukupi untuk mengirimkan e-file standar (R7), data tidak valid/update (R11), dokumen yang dibutuhkan (khususnya SNI) tidak tersedia di database/arsip (R12) dan kerusakan fisik dokumen SNI (R13). Sementara risiko yang berada pada level medium antara lain: peraturan kurang jelas dan tegas (R2), data hilang/program komputer error (R4), bermasalah (R6), pemadaman listrik (R8), kebakaran (R9), dan kerusakan peralatan (komputer, hardisk eksternal) (R10). Risiko yang berada pada level low yaitu pelayanan pengguna yang tidak memuaskan (R1) dan pencurian data (R3). Penulis berupaya memberikan cara yang efektif untuk mengelola risiko-risiko tersebut dengan mempertimbangkan sumberdaya dan kondisi manajemen yang ada di Unit Dokdata. Selanjutnya perlu dilakukan kembali analisis risiko untuk mengidentifikasi kembali tingkat risiko yang telah dikelola. Selain itu juga untuk mengidentifkasi apakah ada risiko yang tersisa setelah dilakukan perlakuan risiko. Risiko ini disebut sebagai residual risk. Oleh karena itu, perlu adanya monitoring dan review dan manajemen risiko adalah suatu proses yang berkelanjutan. Daftar Pustaka Bank Indonesia. (2003). Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Jakarta: Bank Indonesia. Broadleaf. (2010, Juni). Retrieved Mei 10, 2016, from Broadleaf: BSN. (2011). SNI ISO 31000:2009 Manajemen Risiko - Prinsip dan Panduan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. BSN. (2014). Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. Christina, D. (2012, Oktober). Asesmen Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000:2009. Retrieved Mei 10, 2016, from 58

64 manajemen- risiko- berbasis- iso / COSO. (2004). Enterprise Risk Management - Integrated Framework. Retrieved Mei 15, 2016, from Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO): IntegratedFramework.htm Gilbert, J. B. (2007). Enterprise Risk Management: The New Imperative. Houston: Lexicon System, LLC. Hadisubroto, S. (1988). Pokok- pokok pengumpulan data, analisis data, penafsiran data dan rekomendasi dalam penelitian kualitatif. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. ISO. (2009). ISO 31000:2009 Risk Management - Principles and Guidelines. Switzerland: International Organization for Standardization. ISO. (2009). ISO Guide 73:2009 Risk Management - Vocabulary. Switzerland: International Organization for Standardization. Kementerian Keuangan. (2008). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan manajemen risiko di lingkungan Departemen Keuangan. Jakarta: Kementerian Keuangan. Kusuma, C. (2014, Juli). Retrieved Mei 17, 2016, from CRMS Indonesia: articles/membedah- anatomi- iso risk- management- %E2%80%93- principles- and- guidelines Moleong, L. J. (2011). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nawawi, H. H., & Martini, H. M. (1994). Penelitian terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Poerwandari, E. K. (2001). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Jakarta: LPSP3 - Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Sugiyono. (2014). Metode penelitian manajemen: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, kombinasi, penelitian tindakan dan penelitian evaluasi. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N. S. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 59

65 PEMANFAATAN GRUP FACEBOOK KELAS MENULIS PUSTAKAWAN DALAM PENERBITAN BUKU BANGGA MENJADI PUSTAKAWAN 1 Noorika Retno Widuri noorika@yahoo.com ; noorika.rw@gmail.com Pustakawan Muda UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pendahuluan Menulis merupakan kegiatan pengembangan profesi pustakawan yang telah diatur dalam Peraturan MENPAN RB nomor 9 tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan. Di regulasi terbaru tersebut bahkan disebutkan bahwa setiap kenaikan jenjang fungsional wajib memenuhi kriteria yang disyaratkan dari kegiatan pengembangan profesi. Berdasarkan data yang diperoleh dari portal ISBN perpustakaan nasional, ditemukan 503 judul buku dengan kata kunci pustakawan dan perpustakaan. Jumlah tersebut lebih banyak merupakan bahan ajar, serta literature sekunder yang di terbitkan oleh Perpustakaan Nasional. Jumlah penulis perorangan masih sangat sedikit, sekitar 20%. Beberapa jurnal terkait bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi mulai banyak di terbitkan namun beberapa redaksi majalah masih mengeluhkan minimnya tulisan yang masuk. Hal tersebut menimbulkan keprihatinan, mengingat bahwa menulis merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan dan pengembangan profesi pustakawan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berpengaruh pada pola komunikasi masyarakat termasuk pustakawan. Internet mampu melahirkan suatu jaringan baru yang biasa kita kenal dengan media sosial. Media sosial merupakan sutu media online dimana penggunanya dapat ikut serta dalam mencari informasi, berkomunikasi, menjaring pertemanan hingga membentuk suatu komunitas yang memiliki kesamaan minat, hobi maupun profesi. Facebook merupakan media sosial yang paling populer di Indonesia. Kehadiran Facebook menjadi peluang emas 1 Makalah di Presentasikan pada Seminar dan Knowlegde Sharing Kepustakawanan. Kerja sama Perpustakaan Kebun Raya Bogor LIPI dengan Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Bogor, 2 Juni

66 pustakawan Indonesia untuk saling terkoneksi dan berinteraksi secara online di seluruh penjuru tanah air. Pemanfaatan media sosial facebook umumnya hanya untuk pencarian informasi dan personal chatting. Padahal, masih banyak yang bisa kita manfaatkan dengan berjejaring di Facebook, salah satunya adalah membentuk grup atau komunitas tertentu. Di Facebook banyak komunitas-komunitas terkait kepustakawanan. Mereka saling membagikan tautan-tautan menarik dan berbagi informasi baik kegiatan seminar, acaraacara kepustakawanan serta berbagai diskusi terkait bidang kepustakawanan. Fenomena ini kami manfaatkan untuk membuat grup di Facebook, bukan grup yang sekedar membagi informasi dan pengetahuan, tapi grup yang dibentuk untuk membentuk komunitas dan menghasilkan suatu karya tertentu. Hambatan Pustakawan Menulis Beberapa tulisan pernah mengupas mengenai keengganan pustakawan dalam menulis. Keengganan pustakawan menulis salah satunya karena hambatan-hambatan yang mereka hadapi. Heryati Suryantini melakukan survey pada para pustakawan di lingkungan Badan Litbang Pertanian, hambatan yang dialami pustakawan terbagi dua yaitu hambatan teknis dan non teknis. Hambatan teknis meliputi kurangnya penguasaan metode pengkajian, kurang menguasai teknik menulis, kurang pengalaman menulis, sulit menentukan topic dan kurang mampu berpikir kritis. hambatan non teknis adalah kesibukan dengantugas selain sebagai pustakawan, kurang tersedianya penduan penulisan, serta tidak adanya sanksi jika tidak menulis. Sementara itu penelitian yang di lakukan Tri Wulandari menyimpulkan bahwa kendala yang dialami pustakawan dalam menulis adalah masalah waktu, karena dalam menulis itu membutuhkan latihan yang berulang- ulang, padahal dengan kesibukan di setiap harinya sudah menyita waktu mereka selain itu dalam memperoleh ide atau pemikiran yang ingin dituangkan juga membutuhkan waktu sebab dalam menulis itu tidak bisa langsung sebelumnya harus memiliki referensi materi yang ingin ditulis selain itu harus mempunyai bahasan yang terkini dan sesuai dengan tema kearsipan dan perpustakaan. Kendala yang dialami pustakawan dalam menulis berikutnya adalah karena mereka sulit untuk mengembangkan kalimat yang panjang dan baik. Hal ini lah salah satu penyebab pustakawan tidak pernah menulis. Kemudian kendala yang terakhir yaitu sulit untuk menuangkan gagasan pemikiran yang dimiliki ke dalam sebuah tulisan khususnya artikel. 61

67 Penulis berkesimpulan bahwa beberapa solusi pemecahan masalah kendala pustakawan menulis diantaranya adalah diadakan pelatihan mengenai penulisan dari tingkat dasar hingga tingkat lanjutan. Pelatihan tingkat dasar bagi para pustakawan yang masih sangat buta dalam kegiatan ini, kemudian tingkat menengah untuk mereka yang sudah bisa menulis, namun masih membutuhkan bimbingan, dan tingkat lanjutan bagi pustakawan yang produktivitas menulisnya cukup tinggi, namun harus tetap di jaga dan dikondisikan agar selalu dan tetap menulis. Selain pelatihan teknis, perlu adanya motivator yang mendorong pustakawan untuk mau menuangkan idenya dalam bentuk tulisan. Kehadiran internet membuka peluang lebih besar untuk pustakawan mengembangkan karirnya dalam hal menulis. Informasi-informasi call for paper semakin mudah kita dapati melalui internet. Berbagai surat kabar online memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengirimkan rubrik opiniya. Bahkan beberapa majalah dan jurnal perpustakaan sudah terbit secara online. Berbagai grup-grup menulis online banyak dibentuk. Biaya pelatihan dan pembelajaran menulis offline biayanya cenderung mahal. Tidak semua unit kerja atau instansi bisa membiayai pelatihan-pelatihan menulis tersebut. Keikutsertaan kita dalam grup-grup online memangkas anggaran yang besar untuk pelatihan offline. Ilmu yang kita dapat dari bergabung ke grup-grup menulis tidak kalah menarik. Pustakawan dapat saling memberikan dorongan dan saling memotivasi satu sama lain dengan teman-teman di dunia maya nya. Sehingga meski melakukan aktivitas pekerjaan teknis, pustakawan tetap bisa terhubung dan berkomunikasi positif dengan pustakawan-pustakawan lain di luar sana melalui media sosial. Menggapa Menggunakan Media Sosial Facebook Sebuah penelitian Puskakom dan APJII mengenai Profil Pengguna Ineternet Indonesia tahun 2014 memaparkan bahwa 87,4% para pengakses internet menggunakan jejaring sosial. 62

68 Facebook adalah salah satu layanan jejaring sosial dan situs web yang diluncurkan pada Februari 2004 yang dioperasikan dan dimiliki oleh Facebook, Inc. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg dan rekan-rekannya. Dibandingkan dengan media sosial lainnya, Facebook menawarkan fitur yang lebih beragam. Meskipun setiap media sosial mempunyai karakteristik dan fitur yang berbeda, Facebook tetap mempunyai kelebihan tersendiri yang membuat pengguna, tetap menggunakan Facebook sebagai media sosial mereka. Facebook dapat dijadikan tempat untuk menjalin hubungan pertemanan dengan seluruh orang yang ada di belahan bumi untuk dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Facebook merupakan situs pertemanan yang dapat digunakan manusia untuk bertukar informasi, gambar, foto, video hingga jajak pendapat. Perusahaan riset pasar emarketer menampilkan sebuah laporan tentang pengguna Facebook yang mengakses melalui mobile phone di seluruh dunia. Menurut laporan tersebut, jumlah pengguna yang mengakses Facebook melalui mobile phone akan mencapai hampir satu miliar di tahun Menariknya, dari sekian banyak negara yang mengalami kenaikan penetrasi pengguna yang mengakses Facebook melalui mobile phone, Indonesia menjadi negara yang paling disorot. Indonesia memang masih berada di peringkat ketiga negara dengan jumlah pengguna Facebook terbanyak di dunia, di belakang Amerika Serikat dan India. Namun, negara kepulauan ini memiliki penetrasi pengguna Facebook via mobile phone tertinggi di dunia, yakni mencapai 88,1 persen di tahun 2014 dan akan naik menjadi 92,4 persen di tahun ini (2015). ( akses 11 Mei 2016) 63

69 Grup Kelas Menulis Pustakawan Jumlah pengguna Facebook sangat fantastis, sehingga menjadi keniscayaan bila Facebook sebagai media membangun komunitas. Komunitas Kelas menulis Pustakawan merupakan komunitas yang bersifat spontan. Grup Kelas Menulis Pustakawan merupakan grup tertutup di Facebook dengan empat motor utama yakni Moh. Mursyid adalah Pustakawan di Perpustakaan Emha Ainun Najib dominisili di Yogyakarta, Noorika Retno Widuri pustakawan di UPT Balai Informasi Teknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dengan domisili di Bandung, Tri Hardiningtyas seorang pustakawan di Perpustakaan UNS bertempat tinggal di Surakarta dan Yuni Nurjanah sebagai pengelola perpustakaan di Fakultas Teknik UNDIP, dan tinggal di kota Semarang. Grup ini terbentuk pada bulan September Grup Kelas Menulis Pustakawan hadir untuk menumbuhkan semangat menulis di kalangan pustakawan, pengelola perpustakaan dan pegerak literasi di Indonesia.Komunitas online ini berkumpul dalam sebuah grup di Facebook dan kemudian saling berbagi ide hingga akhirnya tercetuslah gagasan untuk membuat sebuah buku. Komunitas ini sekaligus menjadi ajang silaturahim antar pustakawan yang selama ini terlihat mengkotakkan diri dalam arti masih merasa minder, merasa dibedakan dengan pustakawan kelas atas atau bawah, ataupun pustakawan swasta dan negeri. Anggota komunitas ini sangat beragam, dan saling bersinergi satu dengan lainnya, saling mendukung kegiatan positif sesama anggotanya. Kelas ini diperuntukkan bagi mereka yang mau menulis semata-mata untuk berbagi ilmu pengetahuan. menjadi wadah pustakawan untuk menyalurkan aspirasinya, uneg-uneg nya hingga ide-ide kreatif yang berguna bagi kemaslahatan bersama. Komunitas ini secara personal juga memberikan dorongan pada para anggotanya untuk ikut berkontribusi menulis. Karena filosofi awal berdirinya komunitas ini adalah ingin mengajak pustakawan mau mengembangkan dirinya melalui tulisan. Tentang Buku Bangga Menjadi Pustakawan Tema buku pertama Bangga menjadi Pustakawan dilatarbelakangi bahwa pustakawan perlu memiliki rasa bangga pada profesinya. Rasa bangga yang dimiliki membuat pustakawan dengan penuh percaya diri mampu berkarya dan berkontribusi untuk negeri ini. Wiji Suwarno dalam acara bedah buku dan launching buku Bangga 64

70 Menjadi Pustakawan menyampaikan mengapa rasa bangga menjadi pustakawan harus ditumbuhkan, yakni karena Pustakawan merasa minder, kemudian adanya pengotakan pustakawan negeri vs swasta, pembedaan pustakawan junior vs senior serta Jumlah penulis dari unsur pustakawan masih sedikit (Wiji Suwarno, 2015). Agar membanggakan maka pustakawan harus : 1. Membangun kepercayaan diri 2. Mengembangkan kompetensi 3. Menulis untuk berbagi pengetahuan 4. Berkolaborasi dengan profesi lain 5. Menjadi anggota profesi 6. Harus SMART (Success, Memorable, Active, Responsive, and Tangible) (Wiji Suwarno, 2015) Sistematika Penyusunan Buku Pengumuman Penerimaan naskah dan menentukan Tema Buku. Tema buku pertama grup KMP ditentukan oleh para pengelola grup ini, yakni Bangga Menjadi Pustakawan. Melalui tema ini diharapkan para pustakawan tidak lagi malu menyampaikan pada dunia bahwa Inilah saya Pustakawan, mensejajarkan kakinya dengan profesi-profesi lain untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara. Tema diangkat dari topic-topik terkini yang beredar di kalangan pustakawan ataupun disesuaikan dengan even-even kegiatan terkait bidang kepustakawanan, informasi dan literasi. Para kontributor adalah anggota grup Kelas Menulis Pustakawan. Kompilasi Naskah. Naskah pada buku pertama ini langsung di kirim melalui inbox di Facebook. Ketentuan naskah antara lain merupakan artikel popular, dengan panjang naskah sekitar 5 sd 7 halaman A4. Hingga batas waktu yang ditentukan, naskah masuk tercatat 28 naskah. Selanjutnya Grup KMP menyediakan khusus di Gmail. Penyuntingan dan Perbaikan Naskah. Naskah pada awal buku ini adalah gaya bebas atau free style artinya, penulis diberikan kebebasan menulis apapun asal sesuai dengan tema. Pada buku ini, proses editing bahasa dan isi dilakukan secara online dengan menggunakan fasilitas Google Doc oleh para penyunting. Kemudian naskah kembali dikirimkan ke para kontributor bila ada perbaikan lebih lanjut. Setelah disepakati naskahnya, para kontributor naskah buku ini membayar biaya cetak buku seharga Rp ,00. 65

71 Mengirim Naskah dan proses cetak ke Penerbit. Proses pra cetak dan cetak buku sepenuhnya di tangani oleh Pustaka Nun dan Penerbit Ladang Kata Yogya. Dari mulai mendaftarkan nomor ISBN, layout cover hingga layout isi buku. Penerbitan menggunakan system self publishing dengan system percetakan buku berdasarkan jumlah pesanan (Print on Demand). Cover buku perdana grup kelas menulis pustakawan berjudul Bangga Menjadi Pustakawan Kontributor pada buku Bangga Menjadi Pustakawan beragam, baik pustakawan plat merah maupun swasta. Mereka berasal dari perpustakaan di berbagai tempat di Indonesia, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Bandung, Medan, Samarinda, Surabaya, Bogor dan Makassar. Mereka adalah anggota yang tergabung dalam grup tertutup Kelas Menulis Pustakawan. Uniknya, pada buku ini banyak penulis-penulis pemula. Para pustakawan yang sudah terbiasa menulis bersinergi dengan penulis-penulis pemula. Tujuannya adalah agar mereka dapat saling belajar membaca karya-karya lainnya, sehingga ke depannya diharapkan penulis pemula menjadi lebih baik lagi dalam merangkai kata demi kata dan yang terpenting adalah meningkatkan kualitas diri pustakawan untuk produktif menulis. Profil kontributor naskah buku Bangga Menjadi Pustakawan dapat di baca pada akhir halaman. kontributor berjenis kelamin laki-laki berjumlah 10 orang, dan kontributor perempuan berjumlah 18 orang. 66

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Artikel ilmiah merupakan sejenis tulisan yang menyajikan atau menganalisis suatu topik secara ilmiah. Keilmiahan suatu tulisan didasarkan pada ragam bahasa yang digunakannya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2014 KEMEN KP. Perpustakaan Khusus. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

ANALISIS BIBLIOMETRIK PADA BULETIN PALAWIJA A Bibliometric Analysis on the Buletin Palawija

ANALISIS BIBLIOMETRIK PADA BULETIN PALAWIJA A Bibliometric Analysis on the Buletin Palawija Analisis J. Perpus. bibliometrik Pert. Vol. pada 23 Buletin No. 1 April Palawija 2014:...-... (Sutardji dan Sri Ismi Maulidyah) ANALISIS BIBLIOMETRIK PADA BULETIN PALAWIJA A Bibliometric Analysis on the

Lebih terperinci

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE 2009-2010 Rochani Nani Rahayu 1 dan Tupan 2 1 Pustakawan Madya PDII-LIPI 2 Pustakawan Madya PDII-LIPI *Korespondensi: nanipdii@yahoo.com ABSTRACT This study

Lebih terperinci

RISET UNGGULAN TERPADU: KAJIAN BIBLIOMETRIKA

RISET UNGGULAN TERPADU: KAJIAN BIBLIOMETRIKA RISET UNGGULAN TERPADU: KAJIAN BIBLIOMETRIKA Kamariah Tambunan Pustakawan Madya PDII-LIPI Korespondensi: kamariah_t@yahoo.co.id ABSTRACT This study aims to know the results of integrated featured research

Lebih terperinci

Penilaian/Akreditasi Jurnal Ilmiah

Penilaian/Akreditasi Jurnal Ilmiah Penilaian/Akreditasi Jurnal Ilmiah Sosialisasi Penilaian Akreditasi Jurnal Ilmiah Badan Litbang & Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bogor, 3 Maret 06 Dipresentasikan oleh Haruni Krisnawati

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL

Lebih terperinci

INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA

INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA Kamariah Tambunan 1 kamariah_t@yahoo.co.id ABSTRACT The purpose of this study is to find out information of economic science in Indonesian

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja

Lebih terperinci

POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited Agricultural Research Journal

POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited Agricultural Research Journal Pola J. Perpus. rujukan Pert. sumber Vol. acuan 22 No. pada 2 Oktober jurnal... 2013: 45-49 POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNM UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PENGUNJUNG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNM UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PENGUNJUNG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNM UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PENGUNJUNG Andi Faridah Arsal dan Firdaus Daud Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan salah satu Eselon I (satu) di Kementerian Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 26 PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH Oleh: Sulastuti Sophia Pusat Perpustakaan dan PenyebaranTeknologi Pertanian DEPARTEMEN PERTANIAN BOGOR 2002

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Sitiran Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang dimaksud dengan sitiran adalah suatu catatan yang merujuk pada suatu karya yang dikutip atau

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Lebih terperinci

PENGELOLAAN JURNAL ILMIAH

PENGELOLAAN JURNAL ILMIAH PENGELOLAAN JURNAL ILMIAH Mikrajuddin Abdullah Senin, 1 Desember 2014 Kopertis Wilayah IV Isi Presentasi 1) Aturan Baru tentang Kenaikan Pangkat/Jabatan Dosen (khusus berkaitan dengan jurnal ilmiah) 2)

Lebih terperinci

PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS

PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS Sutardji Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jalan Raya Kendal Payak, Kotak Pos

Lebih terperinci

ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI

ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI SUTARDJI Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian,

Lebih terperinci

VISI & MISI. Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa

VISI & MISI. Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa VISI & MISI sumber: www.pastordorrell.com Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa Misi 1. Menyediakan layanan dan akses global

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain dan Jenis Penelitian Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode penelitian menurut Sugiyono (2011: 3) pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1 KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI Pendahuluan LINGKUNGAN IPB 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2 Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah salah satu universitas terkemuka di Indonesia. IPB mempunyai tiga

Lebih terperinci

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM Tulisan ini disusun sebagai tugas pengembangan deskripsi statistik penelusuran terbitan berkala pada

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) merupakan lembaga penelitian di bawah Kementerian Pertanian RI yang khusus melakukan riset bidang pertanian

Lebih terperinci

Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun

Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun 2014 2015 Putu Gede Krisna Yudhi Kartika 1, Richard Togaranta Ginting 2, Ni Putu Premierita Haryanti 3 Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

PENULISAN NASKAH PUBLIKASI

PENULISAN NASKAH PUBLIKASI Pembinaan Penyusunan Laporan Ilmiah dan Penulisan Naskah Publikasi Risbinkes 2014 Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI PENULISAN NASKAH PUBLIKASI Rizal Syarief CARE Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEBERADAAN KOLEKSI IPBANA DI PERPUSTAKAAN IPB

KEBERADAAN KOLEKSI IPBANA DI PERPUSTAKAAN IPB PENDAHULUAN KEBERADAAN KOLEKSI IPBANA DI PERPUSTAKAAN IPB oleh: Yuyu Yulia 1 dan Sri Rahayu 2 Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem dari sistem pendidikan nasional yang mempunyai tujuan menghasilkan

Lebih terperinci

Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor

Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor SRI RAHAYU Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Per http://srira.staff.ipb.ac.id/2012/07/27/wajib-simpan-karya-ilmiah-di-perguruan-tinggi-studi-kasus-di-i n Wajib Simpan

Lebih terperinci

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH R. POPPY YANIAWATI UNIVERSITAS PASUNDAN, BANDUNG Disajikan pada Bimtek Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen PTS di Lingkungan Kopertis Wilayah IV, 20-22 Pebruari 2018, Jati Nangor,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arikunto (2009, 234) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arikunto (2009, 234) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan untuk menganalisa

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, 1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN MANUSKRIP FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2012

PANDUAN PENULISAN MANUSKRIP FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2012 PANDUAN PENULISAN MANUSKRIP FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2012 TIM PENGEMBANG UNNES LAW JOURNAL 1 A. ALUR PEMBUATAN MANUSKRIP 2 B. RINCIAN PROSEDUR 1. Mahasiswa a. Mengajukan topik skripsi/tesis

Lebih terperinci

PENTINGNYA MENULIS ARTIKEL ILMIAH PADA JURNAL ILMIAH INTERNASIONAL DAN NASIONAL

PENTINGNYA MENULIS ARTIKEL ILMIAH PADA JURNAL ILMIAH INTERNASIONAL DAN NASIONAL PENTINGNYA MENULIS ARTIKEL ILMIAH PADA JURNAL ILMIAH INTERNASIONAL DAN NASIONAL WASMEN MANALU FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR wasmenmanalu@ymail.com Tugas Peneliti Peneliti membaktikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pemanfaatan paket..., Noorma Setianti, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pemanfaatan paket..., Noorma Setianti, FIB UI, 2009 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan sebuah institusi yang mengorganisasikan informasi dengan melakukan penyimpanan, pengolahan dan penyebaran informasi. Informasi ini

Lebih terperinci

ARTI PENTING DAN TANTANGAN PENGELOLAAN JURNAL DI PERGURUAN TINGGI

ARTI PENTING DAN TANTANGAN PENGELOLAAN JURNAL DI PERGURUAN TINGGI ARTI PENTING DAN TANTANGAN PENGELOLAAN JURNAL DI PERGURUAN TINGGI NIKEN SAVITRI dan A. DWI RACHMANTO VERITAS ET JUSTITIA JURNAL ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM - UNPAR Pengantar Mengingat beberapa peraturan/kebijakan

Lebih terperinci

PENJELASAN PerKa LIPI No. 3 Th Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah

PENJELASAN PerKa LIPI No. 3 Th Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah PENJELASAN PerKa LIPI No. 3 Th. 2014 Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah Cibinong, 3 Mei 2017 Unsur Penilaian Unsur Penilaian Bobot Penamaan Terbitan Berkala Ilmiah 3 Kelembagaan Penerbit 4 Penyuntingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan informasi untuk memperkaya ilmu pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam melaksanakan aktivitasnya, seperti dosen,

Lebih terperinci

MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak

MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Jongga Manullang Abstrak Kegiatan-kegiatan pengembangan, penyebarluasan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan sangat menentukan kualitas perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal, khususnya pendidikan tinggi, menjadikan perguruan tinggi sebagai sektor strategis yang diharapkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Informasi dan Dokumentasi

Lebih terperinci

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

Perpustakaan khusus instansi pemerintah Standar Nasional Indonesia Perpustakaan khusus instansi pemerintah ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2010, 29) Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis

Lebih terperinci

Struktur Program Kerja Tahun Akademik Unit: Perpustakaan

Struktur Program Kerja Tahun Akademik Unit: Perpustakaan UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS HUKUM Struktur Program Kerja Tahun Akademik 20102011 Unit: Peran A. Kebijakan Umum Merujuk Pada Rencana Strategis Dekan Fakultas Hukum UII yang pada topiknya Penguatan

Lebih terperinci

Pustakawan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menyongsong world class library. Habiba Nur Maulida

Pustakawan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menyongsong world class library. Habiba Nur Maulida Pustakawan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menyongsong world class library Habiba Nur Maulida Abstract This article discusses about The librarian of the Islamic university of north sumatera welcomes

Lebih terperinci

Perpustakaan perguruan tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi Standar Nasional Indonesia Perpustakaan perguruan tinggi ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Misi... 3

Lebih terperinci

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer KERJA SAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN Perpustakaan merupakan Gedung dan Sistem. Peprustakaan adalah suatu unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruang khusus, dan kumpulan koleksi sesuai dengan jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu unsur pendukung akademik penting yang tidak dapat terlepas dari kegiatan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab I (satu) ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah penelitian, keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 21 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan adalah salah satu media perantara yang penting menyangkut rantai penyebaran informasi. Dalam perkembangan informasi digital peran perpustakaan adalah

Lebih terperinci

PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT

PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT Dra. FATHMI, SS Pustakawan Utama fathmi60@gmail.com disampaikan pada Lokakarya Pustakawan Gedung Teater Perpusnas 3 April 2017 TIM PENILAI PUSAT

Lebih terperinci

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA 3.1 Gambaran Umum Perpustakaan dan Arsip Pemerintah Provinsi Sumatera Utara 3.1.1 Sejarah Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Sebagai bagian dari pengetahuan, ilmu pengetahuan lebih bersifat

Lebih terperinci

Evaluasi Pemanfaatan Koleksi (Suatu studi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara)

Evaluasi Pemanfaatan Koleksi (Suatu studi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara) Evaluasi Pemanfaatan Koleksi (Suatu studi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara) Oleh : Stevano Thomas (Nim : NIM. 0908110009) email : stevano.thomas@yahoo.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR PEMENANG HIBAH TATA KELOLA JURNAL ILMIAH INTERNAL SESUAI STANDAR NASIONAL TERAKREDITASI ATAU INTERNASIONAL BEREPUTASI

DAFTAR PEMENANG HIBAH TATA KELOLA JURNAL ILMIAH INTERNAL SESUAI STANDAR NASIONAL TERAKREDITASI ATAU INTERNASIONAL BEREPUTASI DAFTAR PEMENANG HIBAH TATA KELOLA JURNAL ILMIAH INTERNAL SESUAI STANDAR NASIONAL TERAKREDITASI ATAU INTERNASIONAL BEREPUTASI No () 4 5 Nama Jurnal () Alchemy: jurnal penelitian kimia Nusantara Bioscience

Lebih terperinci

Langkah Sebelum Menulis Artikel Judul (1)

Langkah Sebelum Menulis Artikel Judul (1) K13 MPPI Pentingnya Publikasi Hasil Penelitian Penulisan Artikel Laporan Kegiatan S-1 Tidak Terakreditasi Alfiasari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen S-2 Publikasi Berkala Terakreditasi FEMA IPB 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang 56 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan secara berturut-turut akan diuraikan tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAJUAN AKREDITASI JURNAL

EVALUASI PENGAJUAN AKREDITASI JURNAL EVALUASI PENGAJUAN AKREDITASI JURNAL BACA: JURNAL DOKUMENTASI DAN INFORMASI Oleh: Wahid Nashihuddin, SIP. Alamat Redaksi: PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI ILMIAH LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INFORMASI Gedung

Lebih terperinci

2016 KETERSEDIAAN KOLEKSI DIGITAL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

2016 KETERSEDIAAN KOLEKSI DIGITAL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada abad ke-21 ini merupakan zaman teknologi. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya berbagai pengetahuan di bidang teknologi diantaranya, teknologi informasi.

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI KEBUTUHAN INFORMASI STANDAR DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR: STUDI KASUS PADA FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN IPB TAHUN

KAJIAN POTENSI KEBUTUHAN INFORMASI STANDAR DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR: STUDI KASUS PADA FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN IPB TAHUN KAJIAN POTENSI KEBUTUHAN INFORMASI STANDAR DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR: STUDI KASUS PADA FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN IPB TAHUN 2010-2012 Ir. Janti G. Sujana 1 ; Ir. Abdul Rahman Saleh 2 ; dan Ratnaningsih

Lebih terperinci

Manajemen Perpustakaan Khusus 1. Arif Surachman 2

Manajemen Perpustakaan Khusus 1. Arif Surachman 2 Manajemen Perpustakaan Khusus 1 Arif Surachman 2 PENDAHULUAN Latar Belakang Perpustakaan adalah sebuah tempat atau lembaga yang berabad lalu mempunyai peran tersendiri dalam perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PROFIL PERPUSTAKAAN IPB

PROFIL PERPUSTAKAAN IPB PROFIL PERPUSTAKAAN IPB Perpustakaan Institut Pertanian Bogor (IPB) didirikan untuk menunjang terselenggaranya tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di

Lebih terperinci

PEDOMAN AKREDITASI TERBITAN BERKALA ILMIAH

PEDOMAN AKREDITASI TERBITAN BERKALA ILMIAH 0/0/0 PEDOMAN AKREDITASI TERBITAN BERKALA ILMIAH ROCHADI ABDULHADI NADA PEMBUKA 970 an PDII melakukan pendokumentasian Jurnal Ilmiah melalui pemberian ISSN Jurnal ilmiah yang mendapatkan ISSN tidak selalu

Lebih terperinci

Diklat Teknis IOJS. Manajemen Jurnal

Diklat Teknis IOJS. Manajemen Jurnal Diklat Teknis IOJS Manajemen Jurnal Penulis: Slamet Riyanto, Hendro Subagyo, Budi Nugroho, Sjaeful Afandi, Ekawati Marlina, Al Hafiz Akbar Maulana, Ratih Keumala Sari, Rishadi OUTLINE Pengelolaan Jurnal

Lebih terperinci

REVITALISASI JURNAL ILMIAH EKUITAS BERBASIS OPEN JOURNAL SYSTEM (OJS)

REVITALISASI JURNAL ILMIAH EKUITAS BERBASIS OPEN JOURNAL SYSTEM (OJS) REVITALISASI JURNAL ILMIAH EKUITAS BERBASIS OPEN JOURNAL SYSTEM (OJS) Made Ary Meitriana a,*, Anjuman Zukhri b a,buniversitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia *( ary.meitriana@yahoo.co.id) ABSTRAK

Lebih terperinci

STUDI DAN EVALUASI TERHADAP KUNJUNGAN WEB BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

STUDI DAN EVALUASI TERHADAP KUNJUNGAN WEB BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN STUDI DAN EVALUASI TERHADAP KUNJUNGAN WEB BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT Farida Sukmawati 1) dan Hamid Nurtika 1) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat email

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

KAJIAN MINAT PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH PADA MAJALAH SAINS DAN TEKNOLOGI DIRGANTARA (MSTD) DAN BERITA DIRGANTARA (BD)

KAJIAN MINAT PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH PADA MAJALAH SAINS DAN TEKNOLOGI DIRGANTARA (MSTD) DAN BERITA DIRGANTARA (BD) KAJIAN MINAT PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH PADA MAJALAH SAINS DAN TEKNOLOGI DIRGANTARA (MSTD) DAN BERITA DIRGANTARA (BD) Sri Rahayu Peneliti Bidang Informasi, Pusisfogan, LAPAN e-mail: yuke_lpn25@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Nadia Amelia Qurrota A yunin Pustakawan Pertama Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI

Nadia Amelia Qurrota A yunin Pustakawan Pertama Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI KINK (Katalog Induk Nasional Kesehatan) : Gerbang Informasi Sehat Bidang Kesehatan Nadia Amelia Qurrota A yunin Pustakawan Pertama Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI nadiaamelia11@yahoo.co.id Abstrak Artikel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai institusi yang menyediakan koleksi bahan pustaka tertulis, tercetak dan terekam, yang didayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian

Lebih terperinci

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU A. Ridwan Siregar Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Kerjasama merupakan suatu fenomena sosial

Lebih terperinci

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI KB 1. PENGERTIAN TERBITAN BERSERI * Terbitan Berseri berisi tulisan atau informasi orisinil dan biasanya belum pernah diterbitkan dalam bentuk apapun dan

Lebih terperinci

Pengelolaan Jurnal Elektronik

Pengelolaan Jurnal Elektronik http://www.pdii.lipi.go.id/ Pengelolaan Jurnal Elektronik SOSIALISASI BUKU PEDOMAN PENAMPILAN MAJALAH ILMIAH (EDISI REVISI) DAN SOSIALISASI STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) YANG TERKAIT DENGAN PENERBITAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat pesat seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom Perpustakaan IM Telkom merupakan fasilitas yang diperuntukkan bagi mahasiswa dan para dosen IM

Lebih terperinci

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Perpustakaan umum kabupaten/kota Standar Nasional Indonesia Perpustakaan umum kabupaten/kota Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Perpustakaan umum kabupaten/kota... 1 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan

Lebih terperinci

Publikasi Karya Ilmiah

Publikasi Karya Ilmiah Publikasi Karya Ilmiah Sosialisasi Peraturan Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat pada Perguruan Tinggi Swasta di Lingkungan Kopertis Wilayah IV, 1 Desember 2014 Dr. Ir. T.M.A. Ari Samadhi Prodi Teknik

Lebih terperinci

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

Perpustakaan khusus instansi pemerintah Standar Nasional Indonesia Perpustakaan khusus instansi pemerintah ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan Umum yang melayani masyarakat untuk memberikan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi maupun budaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pemanfaatan resensi..., Yusuf Margono, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pemanfaatan resensi..., Yusuf Margono, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran sebuah media massa tentunya diharapkan sebagai salah satu media penyebaran informasi untuk khalayak ramai. Informasi yang ditampilkan tersebut muncul atas

Lebih terperinci

Peran Perpustakaan di Perguruan Tinggi Belum Optimal: Mengapa? Oleh: Abdul Rahman Saleh

Peran Perpustakaan di Perguruan Tinggi Belum Optimal: Mengapa? Oleh: Abdul Rahman Saleh Peran Perpustakaan di Perguruan Tinggi Belum Optimal: Mengapa? Oleh: Abdul Rahman Saleh Perpustakaan adalah jantung universitas. Karena itu perpustakaan di perguruan tinggi mempunyai kedudukan yang sangat

Lebih terperinci

Sumber Daya Jurnal Tercetak Profesi Pustakawan : Sebuah Survei Bibliografi Oleh : Maryono

Sumber Daya Jurnal Tercetak Profesi Pustakawan : Sebuah Survei Bibliografi Oleh : Maryono Sumber Daya Jurnal Tercetak Profesi Pustakawan : Oleh : Maryono Abstrak Sumber-sumber informasi ilmiah profesi pustakawan berkembang secara dinamis, dan beberapa jurnal telah diterbitkan secara elektronik,

Lebih terperinci

STANDAR II STANDAR NASIONAL PENELITIAN

STANDAR II STANDAR NASIONAL PENELITIAN STANDAR II STANDAR NASIONAL PENELITIAN Standar nasional penelitian adalah kriteria minimal tentang system penelitian pada perguruan tinggi yang berlaku di seluruh wilayah hokum Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP REFERENSI ORASI ILMIAH PROFESOR RISET BIDANG ZOOLOGI

KAJIAN TERHADAP REFERENSI ORASI ILMIAH PROFESOR RISET BIDANG ZOOLOGI KAJIAN TERHADAP REFERENSI ORASI ILMIAH PROFESOR RISET BIDANG ZOOLOGI Muthia Nurhayati Pustakawan Pertama Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 berisi Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan Tugas Akhir, Lingkup Tugas Akhir, Metodologi Tugas Akhir dan Sistematika Penulisan Tugas Akhir. 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Jerry Fith Gerald (1981:5) Sistem

BAB III LANDASAN TEORI. mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Jerry Fith Gerald (1981:5) Sistem BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Jerry Fith Gerald (1981:5) Sistem adalah suatu jaringan kerja

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIKTI tentang AKREDITASI JURNAL ELEKTRONIK.

KEBIJAKAN DIKTI tentang AKREDITASI JURNAL ELEKTRONIK. KEBIJAKAN DIKTI tentang AKREDITASI JURNAL ELEKTRONIK alisaukah@yahoo.com KETENTUAN BARU TENTANG PENULISAN ARTIKEL DI JURNAL BERTARAF INTERNASIONAL Permenpan No 17/2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU dan PELAJARAN TERPETIK DARI KEGAGALAN TERAKREDITASI.

PENGENDALIAN MUTU dan PELAJARAN TERPETIK DARI KEGAGALAN TERAKREDITASI. PENGENDALIAN MUTU dan PELAJARAN TERPETIK DARI KEGAGALAN TERAKREDITASI alisaukah@yahoo.com (1) jurnal ilmiah lokal (2) jurnal ilmiah nasional tidak terakreditasi (3) jurnal ilmiah nasional terakreditasi

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM 2013-2016: INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK Oleh : Maryatun Pustakawan Universitas Gadjah Mada E-mail : maryatun@ugm.ac.id Abstrak Era global salah satunya ditandai

Lebih terperinci

III. LITERATUR REVIEW

III. LITERATUR REVIEW III. LITERATUR REVIEW Literatur review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literatur

Lebih terperinci

ABSTRACT ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. Rochani Nani Rahayu 1*, Tupan 1*, Mardiana 2

ABSTRACT ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. Rochani Nani Rahayu 1*, Tupan 1*, Mardiana 2 ANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI: STUDI KASUS LAPORAN AKHIR RISET KOMPETITIF LIPI 2003 2007 BIDANG KALIMANTAN TIMUR & BANGKA BELITUNG, PRODUK KOMODITAS & TEKNOLOGI, dan WILAYAH PERBATASAN NTT Rochani Nani

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DENGAN PENGGUNAAN BAHAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI BAHAN RUJUKAN. Noer Aida ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DENGAN PENGGUNAAN BAHAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI BAHAN RUJUKAN. Noer Aida ABSTRAK Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2014 Vol. 5 No. 1 Februari 2014 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DENGAN PENGGUNAAN BAHAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI

Lebih terperinci

MEDIA SOSIAL & SOSIALISASI

MEDIA SOSIAL & SOSIALISASI Tema: Perpustakaan Khusus dan Media Sosial MEDIA SOSIAL & SOSIALISASI CARA EFEKTIF UNTUK PROMOSI LAYANAN PERPUSTAKAAN KHUSUS Wahid Nashihuddin, SIP. Pustakawan Berprestasi Tk.Nasional Juara II Tahun 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu bentuk amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan Tinggi. Fungsi utama UMY adalah pendidikan, penelitian

Lebih terperinci

Membangun Perpustakaan Berbasis Komputer Suatu Pengalaman Warung Informasi Teknologi (WARINTEK) UPT Perpustakaan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Membangun Perpustakaan Berbasis Komputer Suatu Pengalaman Warung Informasi Teknologi (WARINTEK) UPT Perpustakaan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Membangun Perpustakaan Berbasis Komputer Suatu Pengalaman Warung Informasi Teknologi (WARINTEK) UPT Perpustakaan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Oleh Drs. Yoni Hermawan 1 dan Ir. Abdul Rahman Saleh,

Lebih terperinci

STANDAR MUTU DAN AKREDITASI JURNAL NASIONAL 2014

STANDAR MUTU DAN AKREDITASI JURNAL NASIONAL 2014 STANDAR MUTU DAN AKREDITASI JURNAL NASIONAL 2014 Kuswanto Editor in Chief of Agrivita Journal of Agricultural Science (AJAS) Fakultas Pertanian Univ. Brawijaya Makalah disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pola produktivitas pengarang...,malta Nelisa, FIB Universitas UI, 2009 Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pola produktivitas pengarang...,malta Nelisa, FIB Universitas UI, 2009 Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu perpustakaan dan informasi di Indonesia mulai tumbuh dengan diselenggarakannya Kursus Pendidikan Pegawai Perpustakaan tahun 1952 di Universitas Indonesia (Sulistyo-Basuki,

Lebih terperinci