DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR TRISWANTO NURADMOJO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR TRISWANTO NURADMOJO"

Transkripsi

1 DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR TRISWANTO NURADMOJO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 21

2 RINGKASAN TRISWANTO NURADMOJO. Deskripsi Usaha Angkutan Perkotaan di Kota Bogor. Dibawah bimbingan I MADE SUMERTAJAYA dan DIAN KUSUMANINGRUM Saat ini jumlah angkutan perkotaan (angkot) di Kota Bogor telah mencapai jumlah maksimal yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebanyak buah angkot. Namun tingginya minat pelaku usaha untuk menjalankan usaha angkot tidak diimbangi oleh jumlah penumpang angkot. Seringkali terlihat angkot jarang terisi penuh oleh penumpang. Padahal banyaknya penumpang merupakan tolak ukur bagi keuntungan usaha angkot ini. Berdasarkan alasan tersebut maka perlu dilakukan penelitian guna mendapatkan nilai kelayakan finansial serta deskripsi dan persepsi pelaku usaha terhadap usaha angkot ini. Analisis kelayakan usaha yang digunakan untuk pemilik angkot adalah Net present Value (NPV) dan Masa Pengembalian Investasi (MPI). Sedangkan Upah Minimum regional Kota Bogor digunakan untuk menilai kelayakan penghasilan supir angkot. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil survei terhadap supir angkot, pemilik angkot, dan pengamatan terhadap jumlah penumpang angkot. Mayoritas supir angkot berlatar belakang pekerjaan sebagai karyawan. Sebagian besar supir angkot merasa untung menjalani pekerjaan sebagai supir angkot namun sebagian besar dari mereka tidak ingin terus bekerja di bidang ini. Pekerjaan supir angkot layak untuk dijalankan karena penghasilan yang dihasilkan melebihi nilai UMR Kota Bogor. Pemilik angkot juga layak untuk terus menjalankan usahanya jika dilihat dari nilai NPV dan MPI. Rata-rata jumlah penumpang angkot hanya sebanyak empat orang. Jumlah tersebut kurang dari separuh kapasitas penumpang angkot.

3 ABSTRACT TRISWANTO NURADMOJO. Description of Urban Transport Enterprise in The City of Bogor. Supervised by I MADE SUMERTAJAYA and DIAN KUSUMANINGRUM. Currently the number of urban transport (commonly called as angkot, an abbreviation of angkutan perkotaan ) in the city of Bogor has reached the maximum number set by the government as many as 3413 units. However, the number of bussiness run on the field is not balanced by the number of passengers of urban transports. There is often seen an angkot does not filled by passangers. Though the number of passengers is a benchmark in measuring the benefit of the business. Based on these reasons, it was necessary to conduct a research in order to get insight about the value of financial feasibility as well as descriptions and perceptions of the business subject. The Business feasibility analysis that pointed to the business owners was Net Present Value (NPV) and period of Return on Investment (ROI). Meanwhile, the Regional Minimum Wage (UMR) of City of Bogor was used to assess the feasibility of public transportation drivers income. Data used in this study was the result of survey to the drivers and owners of angkot, and also observation to the number of passengers. Mostly the drivers were employees. They feel lucky to undergo a job as a driver, but most of them do not want to continue working in this field. Thi business if urban transport is reasonably to run because the income generated exceeds the UMR of City of Bogor. The Owners were also eligible to continue in conducting the business accorrding NPV and ROI period. In average, the number of passengers just as much as four people in an unit. The amount is less than the half the capacity.

4 DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR TRISWANTO NURADMOJO Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 21

5 Judul Skripsi : Deskripsi Usaha Angkutan Perkotaan di Kota Bogor Nama : Triswanto Nuradmojo NIM : G14564 Menyetujui : Pembimbing I, Pembimbing II, (Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si) NIP : (Dian Kusumaningrum, M.Si) Mengetahui : Ketua Departemen Statistika, (Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.Si) NIP : Tanggal Lulus : 16 Desember 21

6 RIWAYAT HIDUP Triswanto Nuradmojo dilahirkan di Surabaya pada tanggal 24 Agustus 1987 sebagai anak pertama dari dua bersaudara, anak dari pasangan Jaya Sarwoko dan Nuryati. Pada tahun 1999 penulis menyelesaikan pendidikan tingkat dasar di SDN Cileungsi 8 Kabupaten Bogor, kemudian melanjutkan ke SLTPN 1 Cileungsi dan lulus pada tahun 22. Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat menengah umum di SMUN 3 Bogor pada tahun 25 dan pada tahun yang sama di terima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI program mayor minor. Selanjutnya pada tingkat dua, penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Penulis pernah aktif sebagai pengurus BEM TPB, BEM FMIPA, dan himpunan keprofesian Gamma Sigma Beta. Sejak semester 3 penulis ikut terlibat dalam kegiatan survei pemasaran dan survei sosial kemasyarakatan. Survei yang telah dilakukan diantaranya survei mengenai penggunaan biodiesel di Jabotabek dan Lampung, survei kepuasan pelanggan sepeda motor Honda di Jakarta, survei persepsi masyarakat Kabupaten Bogor terhadap calon Bupati Bogor, dan Establishment Survey yang diselenggarakan oleh AC Nielsen sebagai koordinator lapangan. Penulis pernah menjabat sebagai manajer lapangan pada survei pendugaan pasokan dan kebutuhan energi di Indonesia dibawah Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional. Pada bulan Juni-Agustus 29 penulis melakukan praktik lapang di Lingkaran Survei Indonesia Jakarta..

7 KATA PENGANTAR Alhamdulillaahi Rabbil Aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir jaman. Karya ilmiah ini berjudul Deskripsi Angkutan Perkotaan di Kota Bogor. Dalam penelitian ini dilakukan survei mengenai deskripsi supir angkutan perkotaan dan kelayakan usahanya serta pengamatan jumlah penumpang angkutan perkotaan. Metode kelayakan usaha yang digunakan adalah Net Present Value (NPV) dan Masa pengembalian Investasi (MPI). Upah Minimum Regional (UMR) digunakan untuk menentukan kelayakan pekerjaan supir angkutan perkotaan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. I Made Sumertajaya dan Dian Kusumaningrum, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan saran yang telah diberikan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu dan Bapak tercinta, adikku Suraj Nurholi, serta Astri Lestari atas segala doa dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Nurul Fuad, Tri Miranti, Ummi Isnaini, dan Fahmi Hasan yang telah membantu penulis untuk melakukan survei sebagai bahan penelitian. Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai pemicu untuk bisa berkarya lebih baik di masa mendatang. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Bogor, Desember 21 Triswanto Nuradmojo

8 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vi PENDAHULUAN... 1 Latar belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 1 Quota Sampling... 1 Uji Khi-Kuadrat... 1 Analisis finansial... 1 Net Present Value... 2 Masa Pengembalian Investasi... 2 BAHAN DAN METODE... 2 Bahan... 2 Metode... 2 HASIL DAN PEMBAHASAN... 3 Gambaran umum... 3 Jumlah penumpang angkutan perkotaan... 3 Deskripsi pekerjaan supir angkutan perkotaan... 4 Hubungan karakteristik supir angkutan perkotaan dengan persepsi tentang pekerjaannya... 6 Kajian pendapatan supir angkutan perkotaan... 7 Kajian pendapatan pemilik angkutan perkotaan... 8 KESIMPULAN... 8 Kesimpulan... 8 Saran... 9 DAFTAR PUSTAKA... 9 v

9 DAFTAR TABEL Tabel 1. Rata-rata banyaknya rit dan jumlah penumpang yang diamati... 3 Tabel 2. Rata-rata jumlah penumpang pada hari dan waktu tertentu per keberangkatan... 4 Tabel 3. Tabulasi silang kepemilikan mobil angkot dan status pekerjaan... 4 Tabel 4. Hubungan Karakteristik supir angkot dengan persepsi pekerjaan supir angkot... 6 Tabel 5. Tabulasi silang usia dan persepsi keuntungan menjadi supir angkot... 6 Tabel 6. Rata-rata pengeluaran operasional supir angkot per hari... 7 Tabel 7. Rata-rata pengeluaran konsumsi supir angkot per hari... 7 Tabel 8. Rincian pengeluaran operasional pemilik angkot per bulan... 8 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kelayakan angkot berdasarkan usia kendaraan... 3 Gambar 2. Latar belakang pekerjaan sebelum menjadi supir angkot... 4 Gambar 3. Alasan memilih pekerjaan supir angkot... 4 Gambar 4. Persepsi keuntungan pekerjaan supir angkot... 5 Gambar 5. Alasan pekerjaan supir angkot menguntungkan... 5 Gambar 6. Alasan pekerjaan supir angkot tidak menguntungkan... 5 Gambar 7. Lama menjalani pekerjaan supir angkot... 5 Gambar 8. Keinginan untuk tetap menjalani pekerjaan supir angkot... 5 Gambar 9. Alasan tidak ingin lagi menjalani pekerjaan supir angkot... 5 Gambar 1. Alasan ingin tetap menjalani pekerjaan supir angkot... 6 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner supir angkutan perkotaan Lampiran 2. Panduan wawancara kepada pemilik angkutan perkotaan Lampiran 3. Jumlah angkutan kota tiap trayek Lampiran 4. Lokasi pengamatan jumlah penumpang Lampiran 5. Karakterisrik responden supir angkutan perkotaan Lampiran 6. Alasan ingin tetap menjalani pekerjaan supir angkot Lampiran 7. Alasan ingin tetap menjalani pekerjaan supir angkot Lampiran 8. Alasan ingin tetap menjalani pekerjaan supir angkot vi

10 PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan data Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Bogor tahun 21, saat ini di Kota Bogor terdapat dua jenis angkutan umum berukuran bis kecil yang beroperasi. Jenis pertama adalah angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) yang menghubungkan wilayah di Kota Bogor dengan Kota/Kabupaten lain yang berjumlah buah. Angkutan jenis kedua adalah angkutan perkotaan (angkot) yang menghubungkan wilayah dalam Kota Bogor yang berjumlah buah. Sehingga total angkutan umum berukuran bis kecil yang beroperasi di wilayah Kota Bogor berjumlah 8.57 buah. Banyaknya jumlah angkutan umum ukuran bis kecil di Kota Bogor menunjukkan bahwa usaha angkutan umum jenis ini cukup diminati oleh pelaku usahanya. Meskipun minat pelaku usaha untuk menjalankan usaha angkot cukup tinggi, jumlah penumpang angkot di Kota Bogor tidak selalu terisi penuh. Padahal banyaknya penumpang merupakan tolak ukur keuntungan yang akan diterima oleh pelaku usaha angkot ini. Namun usaha ini tetap dapat berjalan dan telah lama dilakukan. Melihat keadaan tersebut maka diperlukan analisis kelayakan usaha angkutan perkotaan ini. Penelitian ini hanya dibatasi pada angkutan perkotaan yang menghubungkan wilayah dalam Kota Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kelayakan usaha dan deskripsi pihak-pihak yang terlibat dalam usaha angkot. Data yang digunakan diperoleh dari wawancara secara langsung kepada pelaku usaha ini, yaitu supir dan pemilik angkot. Sedangkan pengamatan di lapangan dilakukan untuk menghitung jumlah penumpang angkot pada tiap lokasi yang terpilih. Jumlah penumpang yang dimaksud adalah banyaknya penumpang yang berada di dalam angkot. Informasi mengenai pengaturan usaha ini diperoleh dari Dishubkominfo tahun 21. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendapatkan deskripsi karakteristik dan persepsi supir angkot mengenai usaha angkot 2. Menghitung kelayakan usaha angkot berdasarkan Net Present Value (NPV), Masa Pengembalian Investasi (MPI) dan Upah Minimun Regional (UMR) Kota Bogor 3. Mengetahui gambaran rata-rata jumlah penumpang angkot per keberangkatan TINJAUAN PUSTAKA Quota Sampling Quota sampling merupakan salah satu metode penarikan contoh tak berpeluang yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan. Keuntungan metode ini adalah mudah, murah, dan relatif cepat melaksanakannya. Namun metode ini dilakukan secara subjektif oleh peneliti sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan untuk populasi (Cochran 1991). Uji Khi-Kuadrat Uji khi-kuadrat adalah penggunaan perhitungan statistik untuk menguji kebebasan antara dua atau lebih peubah kategorik (Daniel 199). Metode ini digunakan setelah peubahpeubah yang akan diuji dibuat tabel kontingensi (cross tabulation). Hipotesis yang digunakan adalah: H : Dua peubah kategorik saling bebas H 1 : Dua peubah kategorik saling berasosiasi Statistik uji χ 2 untuk menghitung asosiasi dari dua peubah kategorik yang dirumuskan sebagai: χ 2 = r i=1 c j=1 (O ij -E ij ) 2 E ij dimana: O ij = banyaknya pengamatan pada kolom ke-i baris ke-j. E ij = nilai harapan dari frekuensi peubah kolom ke-i baris ke-j. Analisis Finansial Analisis finansial adalah analisis yang digunakan untuk melihat usaha dari sudut pandang orang atau kelompok yang menanamkan modalnya dalam usaha tersebut atau yang berkepentingan langsung dalam usaha (Soekarwati 1995). Kriteria investasi dalam analisis usaha adalah kriteria yang digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha. Jadi kriteria investasi tersebut digunakan sebagai gambaran dari indikator keberhasilan atau kegagalan suatu usaha (Gittinger 1986). Kriteria yang biasa digunakan untuk analisis finansial yaitu Net Present Value (NPV), Masa Pengembalian Investasi (MPI), Profitability Index, dan Break Event Point (Umar 27). Namun penelitian ini hanya akan menggunakan kriteria NPV dan 1

11 MPI karena kriteria NPV mampu menghitung nilai uang yang disebabkan oleh pengaruh waktu. Sedangkan MPI dapat menghitung waktu yang diperlukan untuk memperoleh kembali modal yang telah dikeluarkan di awal usaha. Net Present Value Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara nilai sekarang dari manfaat dengan nilai sekarang dari biaya. Bila suatu analisis kelayakan investasi memiliki NPV lebih besar daripada nol berarti manfaat yang diperoleh lebih besar dari total biaya yang dikeluarkan. Jika hal tersebut terjadi, maka investasi layak dilaksanakan dan pemilik angkot akan berada dalam kondisi yang menguntungkan (Umar 27). Rumus yang digunakan yaitu: n CF t NPV= (1+K) t -I t=1 dimana: CF t = Aliran kas per tahun pada periode ke-t I = Investasi awal pada tahun ke- K = Suku bunga Sebaliknya apabila NPV lebih kecil dari nol maka pemilik angkot merugi dan usaha tidak layak dilaksanakan. Semakin besar NPV menunjukkan bahwa semakin menguntungkan suatu usaha untuk dilaksanakan. Masa Pengembalian Investasi Masa Pengembalian Investasi (MPI) adalah waktu yang diperlukan oleh suatu usaha untuk pembayaran kembali atau memperoleh kembali biaya investasi yang dikeluarkan dengan rumus: MPI= Nilai Investasi 1 tahun Kas Masuk Bersih Masa pengembalian investasi menunjukkan pada tahun keberapa atau pada umur usaha berapa investasi dapat kembali atau tertutupi. Hal ini dilakukan untuk melihat jangka waktu dalam pelaksanaan usaha yang dapat menutupi nilai negatif pada awal usaha tersebut (Umar 27). BAHAN DAN METODE Bahan Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui survei dan pengamatan secara langsung. Hasil survei diperoleh melalui wawancara langsung kepada para responden yakni supir dan pemilik angkot dengan menggunakan kuesioner (Lampiran 1 dan Lampiran 2). Kuesioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan tentang karakteristik responden dan arus kas penghasilan supir angkot, serta persepsi supir angkot mengenai usaha angkot. Sedangkan pengamatan secara langsung dilakukan untuk mengetahui jumlah penumpang angkot di Kota Bogor. Data sekunder diperoleh dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Bogor. Data sekunder tersebut meliputi jumlah angkot, trayek, dan pengaturan usaha angkot di Kota Bogor. Data tersebut digunakan untuk menentukan lokasi pengamatan dan jumlah contoh yang digunakan. Proses pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret hingga April 21. Metode Metode penarikan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling. Metode ini dipakai karena tidak ada daftar seluruh supir angkot di Kota Bogor dan juga keterbatasan biaya dan tenaga yang digunakan untuk penelitian ini. Pembagian kuota berdasarkan banyaknya angkot untuk tiap trayek di Kota Bogor (Lampiran 3). Banyaknya contoh yang akan diambil yaitu sebanyak 15 orang supir angkot dari seluruh trayek dan lima orang pemilik angkot. Pemilik angkot yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah orang/badan usaha yang memiliki angkot lebih dari dua buah. Batas minimal kepemilikan angkot dilakukan untuk mendapatkan data arus kas yang lebih rinci. Analisis finansial yang digunakan pada penelitian ini adalah NPV dan MPI. NPV dipilih karena metode ini mampu menghitung pengaruh suku bunga terhadap nilai uang. Pada umumnya pembelian angkot dilakukan dengan cara mencicil dengan satuan tahun. Sehingga pengaruh suku bunga sangat berpengaruh terhadap nilai uang pada masa mendatang. MPI diperlukan untuk mengetahui berapa lama setelah usaha berjalan pemilik angkot akan merasakan keuntungan. Pengamatan jumlah penumpang dilakukan pada setiap angkot yang melewati sembilan lokasi terpilih selama 2 menit (Lampiran 4). Setiap trayek yang terpilih diamati jumlah penumpangnya untuk dua tujuan yang berbeda. Penghitungannya dilakukan secara berkala pada pagi, siang, dan malam hari meliputi hari kerja dan hari libur. Pada pagi hari pengamatan dilakukan pukul 6.-1., siang hari pada 2

12 pukul dan sore hari dilakukan pada pukul Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Mencari data awal tentang aturan mengenai angkutan perkotaan, jumlah angkot tiap trayek, dan lintasan untuk masing-masing trayek angkot di Kota Bogor. 2. Pembuatan kuesioner sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. 3. Penentuan lokasi untuk pengamatan jumlah penumpang angkot 4. Proses pengumpulan data dengan menggunakan teknik penarikan contoh yang sudah ditetapkan. 5. Melakukan analisis statistika deskriptif untuk mendapatkan deskripsi tentang karakteristik dan persepsi supir angkot terhadap usaha angkot dan uji asosiasi terhadap keduanya. 6. Melakukan analisis kelayakan bisnis usaha angkot dengan menggunakan NPV dan MPI. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Jumlah angkutan perkotaan (angkot) di Kota Bogor saat ini sebanyak buah. Jumlah tersebut hampir mencapai jumlah maksimal yang diizinkan oleh pemerintah, yaitu sebanyak buah. Sehingga tidak akan ada lagi penambahan kendaraan. Kendaraan yang telah ada hanya bisa diremajakan kembali. Peremajaan kendaraan adalah penggantian kendaraan lama yang sudah tidak layak beroperasi dengan kendaraan baru. Kendaraan yang sudah diganti tersebut tidak dapat lagi dijadikan angkutan umum, namun hanya dapat dijadikan kendaraan pribadi atau dijual komponen-komponen kendaraannya. 1 5 Layak 27,46 72,54 Tidak Layak Gambar 1 Kelayakan angkot berdasarkan usia kendaraan Pemerintah melalui Perda Kota Bogor nomor 6 tahun 25 menetapkan bahwa usia kendaraan yang wajib diremajakan adalah 1 tahun. Berdasarkan aturan tersebut, sebanyak 27,46% dari 15 angkot yang telah disurvei tidak layak beroperasi (Gambar 1). Banyaknya angkot yang tidak diremajakan tersebut dikarenakan biaya untuk peremajaan dapat mengganggu arus kas pemilik angkot. Peremajaan kendaraan dapat menyebabkan pemasukan pemilik angkot menjadi berkurang karena sebagian besar keuntungannya digunakan untuk biaya mencicil kendaraan baru. Oleh karena itu pemilik angkot lebih memilih menundanya agar mendapatkan keuntungan lebih lama. Jumlah Penumpang Angkutan Perkotaan Pengamatan jumlah penumpang angkot dilakukan sebanyak 9 kali pengamatan pada lokasi dan waktu yang telah ditentukan (Lampiran 4). Pada pengamatan tersebut diperoleh sebanyak angkot yang diamati. Sebanyak 21 trayek dari 23 trayek angkot yang ada di Kota Bogor diamati. Trayek 15 dan trayek 17 tidak diamati dikarenakan keterbatasan tenaga dan waktu pengamatan. Lintasan yang dilalui oleh kedua trayek tersebut tidak sejalur dengan trayek lainnya. Tabel 1 Rata-rata banyaknya rit dan jumlah penumpang yang diamati Trayek Rata-rata Rit per 9 Jam Rata-rata Jumlah Penumpang per Pengamatan , , , , A , ,5 4 8A 9 4 7A 11,5 3 Jumlah penumpang suatu trayek angkot sangat dipengaruhi oleh banyaknya penumpang yang membutuhkannya dan jumlah angkot pada trayek tersebut. Semakin 3

13 banyak penumpang yang membutuhkan suatu trayek maka jumlah penumpang angkot pada trayek tersebut semakin besar. Rata-rata jam kerja supir angkot selama sembilan jam per hari. Satu rit sama dengan dua kali keberangkatan angkot untuk dua tujuan yang berbeda. Perbedaan banyaknya rit dipengaruhi oleh jarak tempuh angkot dan perilaku supir angkot tiap trayek. Semakin jauh jarak yang harus ditempuh suatu trayek maka semakin sedikit pula jumlah rit yang dapat dijalankan. Sedangkan perilaku supir angkot yang mempengaruhi banyaknya rit adalah kecenderungan berhenti saat mengendarai angkot untuk menunggu penumpang (Tabel 1). Tabel 2 Rata-rata jumlah penumpang pada hari dan waktu tertentu per keberangkatan Waktu Kerja Libur Rata-rata keseluruhan Pagi 3,98 3,6 3,79 Siang 3,6 3,83 3,71 Sore 4,46 4,2 4,25 Rata-rata keseluruhan 4,2 3,81 3,97 Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan pada hari kerja dan hari libur ratarata jumlah penumpang cenderung sama. Namun jumlah penumpang saat hari libur tidak berbeda untuk semua waktu pengamatan. Hal ini disebabkan oleh aktivitas penumpang saat hari libur cenderung tidak terpengaruh oleh waktu karena sebagian besar penumpang beraktifitas untuk berlibur. Deskripsi Pekerjaan Supir Angkutan Perkotaan Dalam penelitian ini terdapat 15 supir angkot yang dijadikan contoh. Sebagian besar supir berdomisili di Kota Bogor dan bersuku Sunda. Hal ini mengindikasikan bahwa pekerjaan supir angkot di Kota Bogor sebagian besar dilakukan oleh penduduk lokal. Pekerjaan supir angkot dilakukan oleh kelompok usia yang telah mapan. Pada umumnya mereka telah berkeluarga dan merupakan pencari nafkah utama dalam keluarga. Banyaknya supir angkot yang berpendidikan rendah menunjukkan bahwa pekerjaan ini dilakukan oleh mereka yang sulit diterima menjadi karyawan perusahaan (Lampiran 5). Sebanyak 92% responden menjadikan pekerjaan supir angkot sebagai pekerjaan utama. Namun, sebanyak 95,33% responden tidak memiliki mobil angkot (Tabel 3). Tabel 3 Tabulasi silang kepemilikan mobil angkot dan status pekerjaan Kepemilikan Mobil Pekerjaan Utama Pekerjaan Sampingan Milik Pribadi 4,67, Bukan Pribadi Milik 87,33 8, Sebagian besar responden tidak memiliki latar belakang pekerjaan terdahulu sebagai supir (Gambar 2). Maka dapat diartikan bahwa pekerjaan supir angkot adalah pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian khusus. Banyaknya latar belakang pekerjaan sebagai karyawan yang kemudian beralih menjadi supir angkot mengindikasikan bahwa semakin sempit lapangan usaha yang tersedia sehingga mereka beralih menjadi supir angkot ,67 21,33. Gambar 2 Latar belakang pekerjaan sebelum menjadi supir angkot Daripada menganggur Penghasilan lebih baik Pekerjaan bebas Pekerjaan mudah Keahlian menyupir Dekat dengan keluarga Lainnya 16,67 6,67 6,67 4,8 4,76 13,61 1,88 1,2 18,37 18, ,1 Gambar 3 Alasan memilih pekerjaan supir angkot Responden beralasan lebih baik menjadi supir angkot daripada menganggur. Hal tersebut mengindikasikan bahwa mereka tidak memiliki pilihan terhadap pekerjaan yang akan mereka jalani. Kelebihan dari pekerjaan ini dibanding pekerjaan lain adalah kebebasan 4

14 dalam melakukan pekerjaan karena tidak memiliki atasan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan supir angkot memiliki keuntungan lain selain keuntungan finansial, yaitu mereka memiliki banyak waktu luang dan selalu dekat dengan keluarga (Gambar 3). Sebagian besar responden berpendapat bahwa perkerjaan supir angkot masih menguntungkan (Gambar 4). Pendapat tersebut diberikan tanpa memperhatikan apakah akan tetap menjalani pekerjaan sebagai supir angkot atau tidak untuk waktu mendatang. Mereka yang mengatakan pendapat tersebut beralasan bahwa pekerjaan ini mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka (Gambar 5). Masih menguntungkan Tidak menguntungkan Gambar 4 Persepsi keuntungan pekerjaan supir angkot 8,43 27, ,86 44, ,33 kebutuhan hidup yang mendasar saja yaitu kebutuhan pangan sehari-hari Gambar 7 Lama menjalani pekerjaan supir angkot Sebanyak 66,44% responden telah berpengalaman menjadi supir angkot diatas lima tahun (Gambar 7). Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang menjalani pekerjaan supir angkot melakukan pekerjaan ini untuk jangka waktu yang lama ,56-5 tahun 22,15 22, tahun Tidak 58, tahun 16-2 tahun Gambar 8 Keinginan untuk tetap menjalani pekerjaan supir angkot Ya 1,74 1,74 41,33 diatas 2 tahun Dapat menabung Memiliki penghasilan Mencukupi kebutuhan Jenuh Pensiun 6,82 9,9 Gambar 5 Alasan pekerjaan supir angkot menguntungkan ,6 11,94 Tidak Mensejahterakan Mensejahterakan Gambar 6 Alasan pekerjaan supir angkot tidak menguntungkan Responden yang berpendapat bahwa menjalani pekerjaan sebagai supir angkot tidaklah menguntungkan beralasan karena pekerjaan ini tidak dapat mensejahterakan keluarga (Gambar 6). Alasan tidak dapat mensejahterakan keluarga menunjukkan pekerjaan ini hanya mampu memenuhi Beralih wiraswasta Prospek tidak bagus Mencari pekerjaan lebih baik 9,9 35, ,77 Gambar 9 Alasan tidak ingin lagi menjalani pekerjaan supir angkot Berdasarkan persepsi, sebagian besar responden tidak ingin menjalani pekerjaan supir angkot untuk lima tahun mendatang (Gambar 8). Persepsi tersebut tidak menjamin apakah untuk lima tahun mendatang mereka akan benar-benar berhenti menjalani pekerjaan supir angkot. Karena persepsi tersebut besar kemungkinannya hanya menunjukkan keinginan tanpa tindakan nyata. Sebagian besar responden yang tidak ingin menjalani pekerjaan ini lima tahun mendatang beralasan 5

15 pekerjaan supir angkot merasa prospek pekerjaan ini tidak bagus dan mereka ingin mencari pekerjaan yang lebih baik. Responden yang berperilaku seperti ini menunjukkan bahwa mereka ingin meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Hal itu sejalan dengan apa yang diperlihatkan pada Gambar , 22,58 14,52 13 Gambar 1 Alasan ingin tetap menjalani pekerjaan supir angkot Lebih dari separuh responden yang tidak ingin lagi bekerja sebagai supir angkot beralasan bahwa mereka tidak percaya pekerjaan ini mampu menjamin kesejahteraan hidup mereka dimasa akan datang. Sedangkan responden yang ingin tetap menjalani pekerjaan sebagai supir angkot untuk lima tahun mendatang sebagian besar berpendapat pekerjaan ini masih menguntungkan (Gambar 1). Mayoritas supir angkot merasa pekerjaan supir angkot menguntungkan namun sebagian besar dari supir angkot tidak ingin tetap menjalani pekerjaan ini (Gambar 4 dan Gambar 8). Hal tersebut terjadi karena mereka bekerja hanya sebagai pekerja bukan wirausahawan yang memiliki mobil angkot. Sehingga mereka harus membayar sewa mobil yang mereka pakai untuk bekerja dan membuat keuntungan yang mereka peroleh menjadi lebih sedikit dibanding mereka memiliki mobil angkot sendiri. Untuk saat ini mereka merasa untung dengan pekerjaan ini namun keuntungan yang diperoleh hanya cukup untuk kebutuhan hidup mendasar saja (Gambar 5). Sehingga pekerjaan ini tidak menarik untuk dikerjakan diwaktu mendatang karena mereka menginginkan peningkatan kualitas hidup, tidak hanya terpenuhi kebutuhan hidup mendasar saja (Gambar 9). Hubungan Karakteristik Supir Angkutan Perkotaan dengan Persepsi Tentang Pekerjaannya Karakteristik responden yang terdiri dari pendidikan, pendapatan, lama menjalani pekerjaan supir angkot, usia, dan latar belakang pekerjaan sebelum menjadi supir angkot dihitung keeratan hubungannya dengan persepsi tentang pekerjaan mereka. Dua karakteristik responden, yaitu usia dan lama menjalani pekerjaan supir angkot memiliki asosiasi dengan persepsi keuntungan pekerjaan supir angkot (Tabel 4). Selain dua karakteristik tersebut, karakteristik lainnya tidak memiliki asosiasi dengan persepsi pekerjaan supir angkot (Lampiran 6, Lampiran 7, dan Lampiran 8). Sebanyak 77,14% responden yang berusia 3-37 tahun merasa merasa untung dengan bekerja sebagai supir angkot. Dari keseluruhan responden yang merasakan keuntungan tersebut, sebanyak 32,53% berusia 3-37 tahun. Secara keseluruhan sebanyak 18% responden berusia 3-37 tahun dan merasakan keuntungan dengan bekerja sebagai supir angkot (Tabel 5). Tabel 4. Hubungan Karakteristik supir angkot dengan persepsi pekerjaan supir angkot Karakteristik Supir Angkot Persepsi Keuntungan Pekerjaan Keinginan Tetap Menjalani Pekerjaan Pendidikan 1,63 1 1,21,44 2,55 Lama Menjadi Supir Angkot 9,84,7,2*,87 Usia 8,84 2,39,3*,49 Latar Belakang Pekerjaan 1Nilai khi-kuadrat 2Nilai-p *Signifikan pada α=5% 1,7 1,18,89,95 Kecenderungan persepsi responden menunjukkan bahwa semakin tua usia supir angkot maka semakin besar kemungkinannya supir angkot akan merasakan keuntungan dengan bekerja sebagai supir angkot. Semakin muda usia supir angkot, maka semakin banyak keinginan dalam hidup yang dimiliki. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh semakin 6

16 banyaknya keinginan supir angkot pada usia muda, sehingga persepsi merasa untung yang didapat dari pekerjaan supir angkot akan semakin berkurang dan menjadi tidak menguntungkan (Tabel 5). Tabel 5. Tabulasi silang usia dan persepsi keuntungan menjadi supir angkot Usia Untung Tidak Untung , 1 47, , , 77,14 32, ,67 5, 26,51 diatas 45 1,67 48,48 19,28 1Persentase terhadap jumlah total 2Persentase terhadap jumlah per baris 3Persentase terhadap jumlah per kolom 13,33 52,63 29,85 5,33 22,86 11,94 14,67 5, 32,84 11,33 51,52 25,37 Persepsi keuntungan menjadi supir angkot berasosiasi dengan lama menjadi supir angkot. Semakin lama responden menjadi supir angkot maka semakin besar kemungkinannya untuk merasakan keuntungan menjadi supir angkot. Supir angkot yang berpengalaman cenderung lebih mengetahui bagaimana cara mendapatkan penumpang yang banyak. Kajian Pendapatan Supir Angkutan Perkotaan Rata-rata supir angkot memiliki penghasilan bersih sebesar Rp per hari. Biaya untuk membayar upah calo ditambahkan pada biaya setoran karena merupakan biaya kerja yang harus dikeluarkan oleh supir angkot. Dalam arti lain, supir angkot harus mendapatkan pemasukan per hari minimal sebesar Rp 153. untuk menutupi biaya operasionalnya (Tabel 6). Pengertian satu hari supir angkot bekerja adalah selama sembilan jam. Jika supir angkot tidak memiliki mobil angkot sendiri, maka supir angkot menyewa mobil kepada pemilik angkot dengan sistem setoran. Rata-rata setoran dibayarkan per hari sebesar Rp 12.. Satu hari dalam sistem penyewaan mobil angkot adalah selama 15 jam. Jika satu mobil angkot dijalankan oleh dua orang supir angkot per hari, maka salah satu supir angkot akan bekerja selama enam jam saja. Pada kajian pendapatan supir angkot ini yang dibahas adalah supir angkot yang bekerja selama sembilan jam. Pembatasan tersebut bertujuan agar sesuai dengan jam kerja yang diacuan dalam penghitungan UMR. Tabel 6 Rata-rata pengeluaran operasional supir angkot per hari Pengeluaran Jumlah (Rp) Proporsi (%) Konsumsi ,94 Setoran ,58 Bensin ,85 Cuci Kendaraan ,63 Total Pengeluaran untuk makan memiliki proporsi paling besar dari pengeluaran konsumsi lainnya (Tabel 7). Sebenarnya supir angkot mendapatkan rata-rata penghasilan total sebesar Rp per hari. Penambahan penghasilan tersebut diperoleh dari penghasilan bersih dan pengeluaran untuk konsumsi. Tabel 7 Rata-rata pengeluaran konsumsi supir angkot per hari Konsumsi Jumlah (Rp) Proporsi (%) Makan ,97 Kopi/Rokok ,78 Lain-lain 734 4,24 Total Jika supir angkot bekerja 26 hari dalam sebulan maka seorang supir angkot akan mendapatkan penghasilan perbulan sebesar Rp Jumlah tersebut telah memenuhi Upah Minimum Regional (UMR) Kota Bogor tahun 21 sebesar Rp per bulan. Sehingga jika ditinjau dari sisi penghasilannya, pekerjaan supir angkot ini layak untuk dijalankan. Supir angkot yang memiliki angkot sendiri akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan supir angkot yang tidak memiliki angkot. Rata-rata keuntungan per bulan yang diperoleh bagi supir angkot yang memiliki angkot sebesar Rp Jumlah tersebut merupakan penjumlahan penghasilan supir angkot sebesar Rp dan penghasilan pemilik angkot sebesar Rp Jelas terlihat selisih penghasilan yang cukup besar antara supir angkot yang memiliki angkot sendiri dan yang tidak memiliki angkot. Maka wajar saja penghasilan mayoritas supir angkot hanya mampu 7

17 memenuhi kebutuhan hidup mendasar saja karena biaya untuk sewa mobil angkot cukup besar dan sangat membebani biaya operasional mereka. Kajian Pendapatan Pemilik Angkutan Perkotaan Hubungan antara supir angkot dan pemilik angkot merupakan hubungan sewa-menyewa angkot dengan besaran sewa tertentu per hari yang biasa disebut setoran. Khusus untuk trayek yang terkena sistem sift, setoran yang dibayarkan adalah per satu setengah hari karena angkot beroperasi dengan pola dua hari beroperasi dan satu hari libur. Pemilik angkutan perkotaan cenderung membeli angkot secara mencicil. Hal ini dirasa cukup efisien dari segi pemanfaatan uang. Namun mereka tidak mendapatkan keuntungan secara tunai per bulannya. Pemilik angkot hanya dapat menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaan utama jika memiliki angkot yang telah lunas. Harga pembelian angkot sudah termasuk harga mobil dan biaya izin. Harga angkot baru saat ini Rp 88.. dengan uang muka sebesar Rp 1... Menurut Perda Kota Bogor nomor 6 tahun 28, biaya izin usaha sebesar Rp 5. dibayarkan sekali saat awal usaha dan biaya sebesar Rp 625. untuk izin trayek yang dibayarkan per tahun. Pada kenyataannya, pemilik angkot membayar keseluruhan biaya untuk pembelian angkot baru dan izinnya berkisar antara Rp 11.. hingga Rp 12.. dengan uang muka sebesar Rp Besarnya biaya tersebut tergantung trayek yang akan dijalankan oleh pemilik angkot. Penambahan biaya ini dikarenakan adanya pihak perantara antara pemerintah dan pemilik angkot dalam proses perizinannya. Pemilik angkot membayar biaya izin dan angkot baru menjadi satu kesatuan kepada pihak perantara tersebut. Sehingga yang akan dihitung untuk kelayakan usaha ini adalah biaya yang sebenarnya dikeluarkan oleh pemilik angkot. Biaya sebesar Rp akan dijadikan contoh untuk penghitungan analisis finansialnya. Pemasukan yang diterima oleh pemilik angkot yang dijadikan responden rata-rata sebesar Rp 12. per 24 jam. Pengeluaran operasionalnya sebesar Rp 1.. per bulan. Biaya KIR, pajak tahunan, dan retribusi trayek dibayarkan per tahun namun dihitung pengeluarannya per bulan (Tabel 8). Sehingga keuntungan per bulan yang diperoleh pemilik angkot sebesar Rp Besarnya angsuran angkot per bulan adalah Rp 2.4. selama 42 bulan. Sisanya sebesar Rp 2. per bulan disimpan sebagai ganti pembayaran uang muka dan biaya izin di awal usaha senilai total Rp Tabel 8 Rincian pengeluaran operasional pemilik angkot per bulan Pengeluaran Jumlah (Rp) Oli 7. Montir 3. Pajak tahunan KIR Izin trayek 52. Aki 6. Ban 2. Lainnya 26. Total Pemasukan pemilik angkot adalah senilai Rp per tahun. Sehingga Masa Pengembalian Investasi (MPI) adalah selama tiga tahun dan delapan bulan. Artinya pemilik angkot akan memperoleh modalnya kembali setelah usahanya berjalan selama 44 bulan. selama masa itu pemilik yang masih memiliki tanggungan cicilan angkot tidak akan mendapatkan keuntungan secara finansial. MPI= tahun MPI= 3,63 tahun NPV= 12 t=1 2. (1+,65/12) t NPV= Rp Besaran uang disimpan senilai Rp 2. per bulan dibayarkan selama usia usaha angkot, yaitu 1 tahun. Uang tersebut sama dengan pengertian uang kas bersih yang masuk per bulan. Tingkat suku bunga Bank Indonesia untuk tahun 21 sebesar 6.5%. Net Present Value (NPV) yang diperoleh sebesar Rp Karena NPV bernilai positif, maka usaha ini layak untuk dijalankan ditinjau dari pihak pemilik angkot. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, rata-rata angkot di Kota Bogor terisi empat orang penumpang. Hari kerja dan hari libur memiliki rata-rata jumlah penumpang yang sama banyak. 8

18 Sebagian besar supir angkot berlatar belakang pekerjaan sebagai karyawan. Alasan memilih pekerjaan supir angkot dikarenakan mereka tak memiliki kemampuan lainnya sehingga daripada menganggur lebih baik mereka bekerja sebagai supir angkot. Lebih dari separuh supir angkot merasa untung menjalani pekerjaan supir angkot namun sebagian besar tidak ingin tetap bekerja sebagai supir angkot untuk lima tahun mendatang. Rata-rata penghasilan supir angkot sebesar Rp telah memenuhi UMR Kota Bogor sehingga usaha ini layak dijalankan menurut pihak supir angkot. Sedangkan pemilik angkot tidak dapat menjadikan usaha angkot ini sebagai pekerjaan utama jika tidak memiliki angkot yang telah lunas cicilannya, karena jika masih mencicil maka keuntungan perbulannya akan habis untuk biaya cicilan angkot. Jika dilihat dari NPV sebesar Rp maka usaha ini juga masih menguntungkan untuk dijalankan oleh pemilik angkot. Waktu yang dibutuhkan oleh pemilik angkot untuk mendapatkan modalnya kembali adalah selama 44 bulan. Saran Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengukur jumlah penumpang angkot lebih akurat dengan menambah lokasi pengamatan. Lokasi pengamatan yang dipilih hendaknya mampu mengatasi masalah tidak meratanya jumlah penumpang yang naik dan turun pada beberapa lokasi. DAFTAR PUSTAKA Cochran, WG Teknik Penarikan Sampel. Rudiansyah, Erwin R, penerjemah. Jakarta: UI-Press. Daniel, WW Applied Nonparametric Statistics. Boston: PWS-KENT Publishing. Gittinger, JP Analisa Ekonomi Usahausaha Pertanian. Jakarta: UI-Press. Soekarwati Dasar Penyusunan Evaluasi Usaha. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Umar, H. 27. Studi Kelayakan Bisnis : Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis secara Komprehensif Ed ke-3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 9

19 LAMPIRAN 1

20 Lampiran 1 Kuesioner Supir Angkot Karakteristik Responden Nama : Usia : Tahun Domisili : Suku : Pendidikan Terakhir : [1] Tidak sekolah/belum tamat SD [2] Tamat SD dan SMP [3] Tamat SMA [4] Diploma/Sarjana Status Pernikahan : [1] Belum menikah [2] Sudah menikah Pertanyaan Utama P1. Apakah Anda memiliki SIM : [1] Tidak memiliki SIM [2] Memiliki SIM P2. Status supir : [1] Supir asli [2] Supir pengganti/tidak tetap P3. Apakah supir angkot merupakan pekerjaan utama Anda? [1] Ya [2] Tidak P4. Jika tidak, apa pekerjaan utama anda? P5. Apa pekerjaan Anda sebelum menjadi supir angkot? P6. Apa alasan Anda menjadi supir angkot? P7. Sudah berapa lama Anda menjadi supir angkot? bulan P8. Apa merek/tahun mesin kendaraan yang Anda gunakan saat ini? Merek : Tahun : P9. Berapa lama total jam kerja Anda sebagai supir angkot per hari? jam P1. Berapa banyak rit yang Anda capai dalam satu hari kerja? rit P11. Berapa besar pendapatan kotor Anda dalam satu hari kerja? Rp. P12. Berapa besar saving Anda dalam satu hari kerja? Rp. P13. Berapa banyak bahan bakar yang digunakan dalam satu hari kerja? liter P14. Berapa besar biaya operasional yang Anda keluarkan untuk : 1. Retribusi : Rp. 2. Cuci kendaraan : Rp. 3. Upah calo/kernet : Rp. 4. Makan di luar jam kerja : Rp. 5. Kopi/teh/rokok : Rp. 6. Lain lain : Rp. P15. Jenis kepemilikan angkot yang Anda kendarai saat ini? [1] Milik pribadi [2] Bukan milik pribadi (langsung ke P18) P16. Apakah membeli mobil angkot dengan mencicil atau kontan? [1] Mencicil [2] Kontan (langsung ke P18) P17. Berapa biaya cicilan mobil angkot yang Anda keluarkan per bulan? Rp. P18. Berapa biaya setoran yang Anda keluarkan per hari kerja? Rp. P19. Menurut Anda apakah pekerjaan supir angkot menguntungkan? [1] Ya [2] Tidak Alasan : P2. Apakah Anda akan tetap menjadi supir angkot dalam 5 tahun mendatang? [1] Ya [2] Tidak Alasan : 11

21 Lampiran 2 Panduan Wawancara Kepada Pemilik Angkot Syarat menjadi responden: 1. Calon responden memiliki minimal tiga buah angkot di Kota Bogor 2. Calon responden haruslah paham mengenai arus kas dan pengaturan usaha angkot di Kota Bogor Tanyakan: 1. Identitas responden 2. Jumlah angkot yang dimiliki beserta trayeknya 3. Jumlah angkot yang telah lunas/belum lunas 4. Tahun produksi angkot 5. Biaya investasi 6. Arus kas bulanan dan tahunan 7. Komentar mengenai pengaturan usaha angkot yang telah dilakukan pemerintah 12

22 Lampiran 3 Jumlah angkutan kota tiap trayek Kode Trayek Jumlah Angkot 1 Cipinang Gading - Terminal Merdeka 52 1A Terminal Baranangsiang - Ciawi 17 2 Sukasari - Terminal Bubulak Terminal Baranangsiang Terminal Bubulak Warung Nangka - Ramayana 184 5* Ramayana Cimahpar 162 6* Ramayana Ciheuleut 157 7* Terminal Merdeka Ciparigi 226 7A Pasar Anyar Pondok Rumput 51 8* Warung Jambu Ramayana 147 8A Ramayana - Taman Kencana - Wr. Jambu 8 9 Sukasari Ciparigi Bantar Kemang Terminal Merdeka 1 11* Pajajaran Indah Pasar Bogor Pasar Anyar Cimanggu 18 13* Bantar Kemang Ramayana Sukasari Pasir Kuda - Terminal Bubulak 1 15 Sindang Barang Jero - Terminal Merdeka Pasar Anyar Selabenda Pomad Tanah Baru Bina Marga Ramayana Mulyaharja Terminal Bubulak Kencana 39 2 Pasar Anyar - Vila Mutiara 26 *Merupakan trayek dengan sistem sift Lampiran 4 Lokasi pengamatan jumlah penumpang Lokasi Air Mancur Auto 2 18, 19 Trayek yang diamati 12, 2, 7, 7A Bale Binarum 11, 13, 1A, 9 BTM 1, 1, 2, 5, 8, 8A Empang 1, 18, 1, 2, 4 Hero Pajajaran 13, 1A, 6, 9 Pangrango Plasa 13, 3, 5, 6, 8, 8A, 9 Perempatan Cimanggu 12, 7 Pertigaan Gn. Batu 14, 2, 3 13

23 Lampiran 5 Karakteristik responden Kabupaten Kota Lainnya Jawa Sunda Karakteristik Responden berdasarkan Domisili Karakteristik Responden berdasarkan Suku tahun tahun tahun Diatas 45 tahun Karakteristik Responden berdasarkan Usia Tamat SD/SMP Tamat SMA Tidak Sekolah/Belum Tamat SD 4,67 34,67 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan 6, Belum Menikah Sudah Menikah Karakteristik Responden berdasarkan Status Pernikahan 14

24 Lampiran 6 Tabulasi silang lama menjadi supir dan pendidikan Lama menjadi Tidak Sekolah Tamat SD Tamat SMA Supir -4 2, 1 6, , , 61,36 29,67 9,33 31,82 26,92 5-1,67 2,56 14, ,33 5,71 28,57 Diatas 15,67 3,13 14,29 14,67 56,41 24,81 13,33 57,41 21,98 14,67 68,75 24,18 1,67 41,3 3,77 8,67 37,14 25, 6, 28,13 17,31 Lampiran 7 Tabulasi silang pendidikan dan usia Pendidikan Diatas 45 Tamat SD 17, , , ,67 2,88 54,29 18, 29,67 61,36 12,67 2,88 57,58 Tamat SMA 8, 23,8 31,58 9,33 26,92 4, 1,67 3,77 36,36 6,67 19,23 3,3 Tidak Sekolah 1,33 28,57 5,71,67 14,29 2,27 2,67 57,1 12,12 Lampiran 8 Tabulasi silang lama menjadi supir dan usia Lama menjadi Diatas 45 Supir -4 14,67 1 5, 2 57,89 3 6, 2,45 25,71 3,33 11,36 11,36 5,33 18,18 24, , 38,46 39,47 7,33 28,21 31,43 6, 23,8 2,45 2,67 1,26 12, ,33 4, 4, 11,33 48,57 38,64 2,67 11,43 12,12 Diatas 15,67 3,13 2,63 1Persentase terhadap jumlah total 2Persentase terhadap jumlah per baris 3 Persentase terhadap jumlah per kolom,67 3,13 2,86 8,67 4,63 29,55 11,33 53,13 51,52 15

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata banyaknya rit dan jumlah penumpang yang diamati Trayek Rata-rata Rit per 9 Jam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata banyaknya rit dan jumlah penumpang yang diamati Trayek Rata-rata Rit per 9 Jam pukul 1.-16. dan sore hari dilakukan pada pukul 16.-19.. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Mencari data awal tentang aturan mengenai angkutan perkotaan, jumlah tiap trayek, dan lintasan

Lebih terperinci

Karakteristik Responden

Karakteristik Responden LAMPIRAN 1 Lampiran 1 Kuesioner Supir Angkot Karakteristik Responden Nama : Usia : Tahun Domisili : Suku : Pendidikan Terakhir : [1] Tidak sekolah/belum tamat SD [2] Tamat SD dan SMP [3] Tamat SMA [4]

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN (Studi Kasus: Preferensi Mahasiswa Statistika IPB Angkatan 44, 45, dan 46 terhadap Minat Bidang Kerja) DONNY ARIEF SETIAWAN SITEPU

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM SISTEM MAYOR-MINOR PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA (S1) INSTITUT PERTANIAN BOGOR DICKY PRATAMA YENDRA

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM SISTEM MAYOR-MINOR PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA (S1) INSTITUT PERTANIAN BOGOR DICKY PRATAMA YENDRA EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM SISTEM MAYOR-MINOR PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA (S1) INSTITUT PERTANIAN BOGOR DICKY PRATAMA YENDRA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 RINGKASAN ALIFTA DIAH AYU RETNANI.

Lebih terperinci

KERUGIAN SOSIAL DAN EKONOMI PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT ADANYA KEMACETAN

KERUGIAN SOSIAL DAN EKONOMI PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT ADANYA KEMACETAN VI. KERUGIAN SOSIAL DAN EKONOMI PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT ADANYA KEMACETAN Kemacetan di sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda sudah menjadi suatu kebiasaan umum bagi pengguna kendaraan bermotor.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H24077027 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

timbul akibat adanya pemisahan lokasi aktivitas. Dengan demikian, sistem kegiatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam perencanaan transportasi

timbul akibat adanya pemisahan lokasi aktivitas. Dengan demikian, sistem kegiatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam perencanaan transportasi Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Di Kota Bogor (Studi Kasus: Trayek Angkutan Kota Nomor 03,08, dan 09) 1 Desti Mayyanti 1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Tekik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN Oleh: RONA PUTRIA A 14104687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN ( Studi kasus : Proyek Pembangunan Perumahan Griya Pekerja Sejahtera Sorong Papua Barat )

TUGAS AKHIR. EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN ( Studi kasus : Proyek Pembangunan Perumahan Griya Pekerja Sejahtera Sorong Papua Barat ) TUGAS AKHIR EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN ( Studi kasus : Proyek Pembangunan Perumahan Griya Pekerja Sejahtera Sorong Papua Barat ) Disusun oleh : PANDU ARIOKO PUTRA 20120110141 JURUSAN

Lebih terperinci

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA TERHADAP PELUANG PERMINTAAN KREDIT SEPEDA MOTOR OLEH MOCHAMAD GIRI AKBAR H

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA TERHADAP PELUANG PERMINTAAN KREDIT SEPEDA MOTOR OLEH MOCHAMAD GIRI AKBAR H ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA TERHADAP PELUANG PERMINTAAN KREDIT SEPEDA MOTOR OLEH MOCHAMAD GIRI AKBAR H14103098 DEPERTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 RINGKASAN TENDI

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian ini akan disampaikan bagan alir dimana dalam bagan alir ini menjelaskan tahapan penelitian yang dilakukan dan langkah-langkah apa saja yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI HESTI INDRAWASIH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015 Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung TAUPIK HIDAYAT¹,

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR SKRIPSI INTAN AISYAH NASUTION H34066065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. Kota Bogor Kotamadya DT II Bogor dibentuk berdasarkan Undang-undang nomor 18 tahun 1965 serta Undang-undang nomor 5 tahun 1974, dengan luas wilayah administratif sebesar

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor)

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor) ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor) SKRIPSI FAJAR MUTAQIEN PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Tahapan Penelitian III-1 Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1 Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan merupakan tahapan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi Studi Kasus Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi Kl Kelayakan, Johar Aifi Arifin & Akhmad Fauzi Studi Kasus: Penilaian Kelayakan Investasi di bidang usaha transportasi Berdasarkan data data yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR)

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) Disusun Oleh: Anita Naliebrata H24103041 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL-GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR SKRIPSI AJI SURYANA

PENGKLASIFIKASIAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL-GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR SKRIPSI AJI SURYANA PENGKLASIFIKASIAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL-GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR SKRIPSI AJI SURYANA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN PILIHAN JASA LEMBAGA PEMBIAYAAN (KREDIT KONSUMSI MOBIL)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN PILIHAN JASA LEMBAGA PEMBIAYAAN (KREDIT KONSUMSI MOBIL) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN PILIHAN JASA LEMBAGA PEMBIAYAAN (KREDIT KONSUMSI MOBIL) OLEH RATU DEWI HILNA ANGGRAENI H14104072 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN PEMBIAYAAN MACET PADA KBMT MADANI PULO EMPANG BOGOR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN PEMBIAYAAN MACET PADA KBMT MADANI PULO EMPANG BOGOR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN PEMBIAYAAN MACET PADA KBMT MADANI PULO EMPANG BOGOR Oleh : A LAA HIMMATI H14052961 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG Pada bab ini akan dipaparkan mengenai responden pelaku pergerakan Cimahi-Bandung yang berpotensial untuk menggunakan

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE.

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE. Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA 15212337 STEVIANUS, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan Bisnis Strategi Pemasaran Studi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Biaya Operasional Kendaraan, Kenaikan Tarif, Kenaikan Harga BBM, 2015

Kata Kunci : Biaya Operasional Kendaraan, Kenaikan Tarif, Kenaikan Harga BBM, 2015 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 7 DAMPAK KENAIKKAN TARIF ANGKUTAN UMUM KOTA PALANGKA RAYA PASCA KENAIKKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) Oleh: Hersi Andani 1), Supiyan 2), dan Zainal Aqli 3) Kemajuan

Lebih terperinci

PERENCANAAN BISNIS RENTAL LAPTOP BAGI MAHASISWA DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERENCANAAN BISNIS RENTAL LAPTOP BAGI MAHASISWA DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 PERENCANAAN BISNIS RENTAL LAPTOP BAGI MAHASISWA DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh YOGIE TRIADY A14101101 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGGUNAAN SEPEDA MOTOR DENGAN KEPEMILIKAN KENDARAAN DALAM RUMAH TANGGA DI TIGA KOTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGGUNAAN SEPEDA MOTOR DENGAN KEPEMILIKAN KENDARAAN DALAM RUMAH TANGGA DI TIGA KOTA HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGGUNAAN SEPEDA MOTOR DENGAN KEPEMILIKAN KENDARAAN DALAM RUMAH TANGGA DI TIGA KOTA Hendra Saragih NRP:0821008 Pembimbing : TRI BASUKI JOEWONO, Ph.D. ABSTRAK Di negara berkembang,

Lebih terperinci

EVALUASI USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PROVINSI RIAU. Oleh. T Ersti Yulika Sari ABSTRAK

EVALUASI USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PROVINSI RIAU. Oleh. T Ersti Yulika Sari   ABSTRAK EVALUASI USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PROVINSI RIAU Oleh T Ersti Yulika Sari Email: nonnysaleh2010@hotmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui usaha perikanan tangkap yang layak untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

ABSTRAKSI PROSPEK USAHA JASA BENGKEL RESMI SEPEDA MOTOR DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

ABSTRAKSI PROSPEK USAHA JASA BENGKEL RESMI SEPEDA MOTOR DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU ABSTRAKSI PROSPEK USAHA JASA BENGKEL RESMI SEPEDA MOTOR DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU Oleh : Richy Tojo S Di bawah Bimbingan : Drs. Raja Putra Samad, MPM dan Darmayuda,SE, M.Si Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng,

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng, 35 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng merupakan salah satu pasar hewan yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: capital budgeting, fixed asset investment. vii

ABSTRACT. Keywords: capital budgeting, fixed asset investment. vii ABSTRACT This study describes the application of Capital Budgeting analysis to determine and assess the feasibility of fixed asset investment plan that will be carried CV. Qolbu Tamajaya form of additional

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada V. GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Keadaan Umum Kecamatan Cicurug Kecamatan Cicurug berada di bagian Sukabumi Utara. Kecamatan Cicurug memiliki luas sebesar 4.637 hektar.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARA RUMAHTANGGA SANGAT MISKIN PENERIMA BANTUAN TUNAI DAN PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARA RUMAHTANGGA SANGAT MISKIN PENERIMA BANTUAN TUNAI DAN PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN i EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARA RUMAHTANGGA SANGAT MISKIN PENERIMA BANTUAN TUNAI DAN PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN Kasus Kelurahan Balumbang Jaya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Oleh : PARNAMIAN

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Menurut Surakhmad, (1994:140-143), metode deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap kebutuhan transportasi yang semakin meningkat. Dari fakta

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA Hendra Taufik 1 dan Ria Larici 2 1,2 Program Studi S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA SEWA DAN SEWA-BELI RUMAH SUSUN SEDERHANA SERTA DAYA BELI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI DKI JAKARTA

PERHITUNGAN HARGA SEWA DAN SEWA-BELI RUMAH SUSUN SEDERHANA SERTA DAYA BELI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI DKI JAKARTA PERHITUNGAN HARGA SEWA DAN SEWA-BELI RUMAH SUSUN SEDERHANA SERTA DAYA BELI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI DKI JAKARTA Jenis : Tugas Akhir Tahun : 2008 Penulis : Soly Iman Santoso Pembimbing : Ir. Haryo

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian ini dilakukan selama periode Agustus Desember 2012 dan bertempat di PT Panarub Industry. 3.2 Materi Penelitian Subyek

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) GARDA EMAS (Studi Kasus UMKM Penghasil Sandal Di Kecamatan Bogor Selatan)

EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) GARDA EMAS (Studi Kasus UMKM Penghasil Sandal Di Kecamatan Bogor Selatan) EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) GARDA EMAS (Studi Kasus UMKM Penghasil Sandal Di Kecamatan Bogor Selatan) Oleh BUDI LENORA A14304055 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN MAHASISWA YANG MENGENDARAI SEPEDA MOTOR DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI.

PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN MAHASISWA YANG MENGENDARAI SEPEDA MOTOR DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI. PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN MAHASISWA YANG MENGENDARAI SEPEDA MOTOR DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh : ASHRI PRAMUDYA EKA PUTRA NIM. 081000260 FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

KETERKAITAN ANTARA IKLIM INVESTASI BERDASARKAN PERSEPSI PELAKU USAHA DAN REALISASI INVESTASI: KASUS PROVINSI JAWA BARAT OLEH ARDANI JANUAR H

KETERKAITAN ANTARA IKLIM INVESTASI BERDASARKAN PERSEPSI PELAKU USAHA DAN REALISASI INVESTASI: KASUS PROVINSI JAWA BARAT OLEH ARDANI JANUAR H KETERKAITAN ANTARA IKLIM INVESTASI BERDASARKAN PERSEPSI PELAKU USAHA DAN REALISASI INVESTASI: KASUS PROVINSI JAWA BARAT OLEH ARDANI JANUAR H14051312 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

Oleh : Dewi Mutia Handayani A

Oleh : Dewi Mutia Handayani A ANALISIS PROFITABILITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MENURUT LUAS DAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN (Studi Kasus Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh : Dewi Mutia Handayani

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM Financial Feasibility Study of Herbal Instan Coffee Produced by UD. Sari Alam Hilda Rosmalia Saida 1), Nurhayati Nurhayati

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Jika hipotesis nol benar, maka statistik uji-w akan menyebar mengikuti sebaran normal baku. Hipotesis nol ditolak jika W > Z α/2 (Hosmer & Lemeshow 1989). Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI BHINEKA I, DESA BLENDUNG, KABUPATEN SUBANG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI BHINEKA I, DESA BLENDUNG, KABUPATEN SUBANG ANALISIS KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI BHINEKA I, DESA BLENDUNG, KABUPATEN SUBANG SKRIPSI SYAHRA ZULFAH H34050039 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN DODOL PULUT (Studi Kasus: Desa Paya Perupuk, Kec. Tanjung Pura, Kab. Langkat) SKRIPSI

STUDI KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN DODOL PULUT (Studi Kasus: Desa Paya Perupuk, Kec. Tanjung Pura, Kab. Langkat) SKRIPSI STUDI KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN DODOL PULUT (Studi Kasus: Desa Paya Perupuk, Kec. Tanjung Pura, Kab. Langkat) SKRIPSI OLEH : M. ADI KURNIAWAN NASUTION 100304081 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA (Studi Kasus Kota Bandung)

KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA (Studi Kasus Kota Bandung) KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA (Studi Kasus Kota Bandung) ABSTRAK KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA (Studi Kasus Kota Bandung) Oleh Desmon Manurung Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung Sebagian besar

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO

KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO Juanita 1, Tito Pinandita 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuh Waluh Purwokerto, 53182. 2 Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) Ismael Limbong*), Mozart B Darus**), Emalisa**) *) Alumni

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK KARTON CV. CAHAYA UTAMA BOX KUDUS

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK KARTON CV. CAHAYA UTAMA BOX KUDUS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK KARTON CV. CAHAYA UTAMA BOX KUDUS Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (S1) pada Fakultas

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H14050206 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A.

ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A. ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A. 14103550 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Teknik Capital Budgeting Untuk Menilai Kelayakan Investasi Aktiva Tetap: Studi pada PT Nusantara Inti Corpora, Tbk.

Analisis Penerapan Teknik Capital Budgeting Untuk Menilai Kelayakan Investasi Aktiva Tetap: Studi pada PT Nusantara Inti Corpora, Tbk. ABSTRACT Analysis The Application of Capital Budgeting Techniques to Assess The Feasibility of Fixed Assets Investment: Study on PT Nusantara Inti Corpora, Tbk. The main objective of the company is to

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA BUS EKONOMI ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) TRAYEK PADANG BUKITTINGGI

EVALUASI KINERJA BUS EKONOMI ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) TRAYEK PADANG BUKITTINGGI EVALUASI KINERJA BUS EKONOMI ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) TRAYEK PADANG BUKITTINGGI Helga Yermadona Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian mengenai evaluasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bagan Alir Penelitian Metodologi penelitian berisi diagram alir yang merupakan tahapan-tahapan dalam melakukan penelitian, lihat gambar 3.1.a. Tahapan-tahapan yang ada

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

LEONARD DHARMAWAN A

LEONARD DHARMAWAN A ANALISIS PENGARUH PROGRAM PEMERINTAH TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN MELALUI PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) DAN RAKSA DESA (Kasus Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG Oleh: RINA MULYANI A14301039 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

DAMPAK FRAGMENTASI LAHAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA TRANSAKSI PETANI PEMILIK

DAMPAK FRAGMENTASI LAHAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA TRANSAKSI PETANI PEMILIK DAMPAK FRAGMENTASI LAHAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA TRANSAKSI PETANI PEMILIK (Kasus: Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat) OLEH: CORRY WASTU LINGGA PUTRA

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO Astrid Fermilasari NRP : 0021060 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA DAN EPBM AHMAD CHAERUS SUHADA

ANALISIS KINERJA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA DAN EPBM AHMAD CHAERUS SUHADA ANALISIS KINERJA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA DAN EPBM AHMAD CHAERUS SUHADA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) SKRIPSI MUKHAMAD FATHONI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP SIKAP KARYAWAN PADA PERUBAHAN ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENERAPAN MODEL SISTEM ORGANISASI PEMBELAJAR PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh ADE PUTRI UTAMI H

IDENTIFIKASI PENERAPAN MODEL SISTEM ORGANISASI PEMBELAJAR PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh ADE PUTRI UTAMI H IDENTIFIKASI PENERAPAN MODEL SISTEM ORGANISASI PEMBELAJAR PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG BOGOR Oleh ADE PUTRI UTAMI H24054128 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

HUBUNGAN MORBIDITAS DAN STIMULASI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA BERSTATUS GIZI BAIK DAN PENDERITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) DI KOTA BOGOR

HUBUNGAN MORBIDITAS DAN STIMULASI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA BERSTATUS GIZI BAIK DAN PENDERITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) DI KOTA BOGOR HUBUNGAN MORBIDITAS DAN STIMULASI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA BERSTATUS GIZI BAIK DAN PENDERITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) DI KOTA BOGOR Yulia Rimawati PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA (Kasus: Kemitraan PT Pupuk Kujang dengan Kelompok Tani Sri Mandiri Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat) Oleh : ACHMAD

Lebih terperinci