SEJARAH SINGKAT JEMAAT GPM IMANUEL KARPAN
|
|
- Benny Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SEJARAH SINGKAT JEMAAT GPM IMANUEL KARPAN Jemaat GPM Imanuel adalah salah satu Jemaat yang berada di Klasis Kota Ambon, dengan memiliki status kemajemukan dalam berbagai hal oleh karena itu perkembangan dan lahirnya Jemaat GPM Imanuel dapatlah dijelaskan sebagai berikut ini : Masa Awal Gereja di Ambon Tahun 1605 Kekristen masuk ke Ambon. Saat itu terjadi Ibadah Perdana di Benteng Nieu Victoria pada tanggal, 26 Februari Dalam masa Indische Kerk, Gereja di Ambon kemudian dibagi menjadi tiga Jemaat yakni : Jemaat Silo Jemaat Bethel Jemaat Bethania Jemaat Bethel Dalam perjalanan Jemaat Bethel : 1965 Paramponang Sembahyang dan Muhabeth Imanuel meminta mendirikan Rumah Sembahyang (Bertempat di depan rumah Bapak Ucu Hutuely Sektor 3). BeberapaTokoh yang berperan kala itu adalah Bapak. D. Sopamena, Bapak. D.A. Pattiruhu, Bapak C.Nanlohy, Bapak. L. Hitijahubessy, Bapak. A. Kermite, Bapak. M. Abrahams, Bapak. M. Patty dan Bapak. M. Thenu. Gereja Pertama Bangunan Rumah Sembahyang tadi kemudian dibangun menjadi sebuah Gereja dengan nama Gereja IMANUEL yang diresmikan pada 6 September 1966 untuk menampung kegiatan peribadahan jemaat yang tinggal di Karang Panjang. Gereja Kedua Tahun 1969 Para Tokoh tadi kemudian melakukan pendekatan dengan Raja Negeri Soya C. A. REHATTA untuk memperoleh sebidang tanah lain dan pada tanggal, 16 Mei 1969 dibangunlah suatu bangunan gereja yang permanen (Lokasi Garasi Gereja Imanuel lalu) dan diresmikan pada tanggal, 6 September 1969 sekaligus peletakan Batu Penjuru Gereja IMANUEL yang telah mengalami pembangunan baru saat ini.
2 Ketua Panitia adalah Residen No. Waas. Pembangunan Gedung Gereja tersebut baru terlaksana pada tahun 1976 seiring dengan pertambahan penduduk di Karang Panjang termasuk pembangunan Perumahan PEMDA dan terbentuknya Kampung Tepa, dalam kurun waktu dijajaki pemekaran Jemaat. Saat itu ibadah dilaksanakan di dua tempat yaitu : Gedung Gereja Imanuel Gedung Lakpona Amerere Rencana pemekaran itu kemudian disetujui oleh BPH Sinode melalui SK BPH Sinode Nomor /III/83, tertanggal, 14 Juni 1983 tentang Pemekaran Jemaat Bethel menjadi : Jemaat Imanuel Jemaat Bethabara SK BPH SInode itu baru direalisasikan pada tanggal, 6 September 1983, bertepatan dengan HUT Ke 48 GPM. Pada saat itu dimekarkan Jemaat Imanuel terdiri dari 10 Sektor Pelayanan Para Pendeta Pdt. Max. M. Siahaya 14 Juni 1983 Pdt. Max M. Siahaya yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Klasis Kota Ambon mendapat tugas dari BPH Sinode sebagai Pjs Penghentar Jemaat/Ketua Majelis Jemaat pada saat pemekaran. Saat itu ditetapkan 3 orang pembantu khusus, 6 Penatua dan 6 Syamas/et selaku Majelis Jemaat. Pdt. M. Liang Minggu 9 Oktober 1983 dilakukan acara Serah Terima Jabatan dari Pdt. M.M. Siahaya kepada Pdt. M. Liang yang ditetapkan oleh BPH Sinode selaku Ketua Majelis Jemaat Definitif. Bersamaan dengan itu dilakukan Penahbisan 8 Majelis Jemaat yang baru (5 Penatua dan 3 Syamas/et). Dalam masa kepemimpinan Pdt. M. Liang, sektor pelayanan ditata kembali dan terdapat 17 Sektor. Pdt. Nn. S. Moniharapon Pdt. Nn. S. Moniharapon, S.Th bertugas sebagai Penghentar Jemaat Imanuel (Kemudian dimutasi ke Jemaat GPM Getsemani dan kini menjabat sebagai Ketua Majelis Pekerja Klasis Kota Ambon). Pdt. B. Pesurnay
3 Pdt. B. Pesurnay kemudian menggantikan Pdt. M. Liang dalam kapasitas selaku Ketua Majelis Jemaat. Pdt. B. Pesurnay selanjutnya mutasi ke Jemaat Poka dan meninggal dunia disana. Pdt. Ny. M. Wattimury, S.Th Pdt. Ny. M. Wattimury, S.Th menjadi Penghentar Jemaat. Dalam masa kepemimpinan Pdt. B. Pesurnay Sektor Pelayanan dimekarkan menjadi Jemaat Petra (Tanggal, 19 Januari 1997) dan Pdt. Ny. M. Wattimury dimutasikan ke Jemaat Petra sebagai Penghentar Jemaat. Pada saat bergejolak konflik horizontal di Kota Ambon, maka Jemaat GPM Imanuel yang merupakan salah lokasi terjadinya konflik mengalami berbagai perubahan social dan mobilitas penduduk yang tinggi, bersamaan dengan Jemaat GPM Petra yang merupakan pusat konflik horizontal tersebut bersama-sama menciptakan suasana dalam membantu dan mengorganiser pelaksanaan pelayanan di dalam Jemaat, dicatat bahwa dalam proses konflik itu banyak sekali anggota Jemaat GPM Imanuel yang mengungsi keluar Jemaat serta kehidupan social yang baik selama itu menjadi hilang dimana anggota masyarakat yang beragama muslim dan berada di Jemaat GPM Imanuel harus meninggalkan Jemaat GPM Imanuel dan beralih ke desa/kelurahan ataupun Jemaat lainnya. Mobilitas penduduk yang tinggi bukan hanya keluar akan tetapi masuk kedalam Jemaat GPM Imanuel juga cukup banyak. Ini terlihat dari beberapa fasilitas pemerintah yang berada di Jemaat GPM Imanuel dijadikan sebagai tempat pengungsi (barak pengungsian) seperti : Gedung Olahraga (Sport Hall), Wisma Atlit, Stadian Mandala Remaja, Kantor Dinas Sosial Provinsi Maluku, Kantor Badan Keamanan Laut Provinsi Maluku, Sekretariat DPD Golkar Provinsi Maluku dan beberapa rumah penduduk yang kosong untuk dijadikan sebagai tempat tinggal. Ini menunjukkan bahwa konteks bergereja dan berjemaat mesti ditata dan dijaga kembali untuk mengantisipasi berbagai kondisi yang terjadi dalam pelayanan jumlah pengungsi yang banyak dan tidak terdatanya jumlah orang yang masuk dan keluar tentunya membuat Majelis Jemaat GPM Imanuel meningkatkan semangat berpelayanan dan menjaga nilai-nilai kekeluargaan antara sesama di lingkup Jemaat GPM Imanuel. Pada sisi lain penataan program pelayanan yang dilakukan bagi anggota Jemaat juga mengalami berbagai kendala seperti penataan program, pelaksanaan program fisik dan lain sebagainya. Namun sebagai anak-anak Tuhan konflik Maluku ( ) menjadikan
4 Jemaat GPM Imanuel bertumbuh dan berkembang dengan pesatnya, pelayanan pada rumah-rumah Gereja berjalan seperti biasanya dan bahkan semakin baik, kerjasama pihak Gereja dengan Pemerintah Kota Ambon dalam menyadarkan warga masyarakat untuk menciptakan suasana damai dilakukan dengan baik. Kerjasama Pihak Gereja dengan POLRI dan TNI untuk tetap menjaga keamanan menghindari berbagai isu-isu social yang berujung untuk memperpanjang konflik dilakukan di sector pelayanan di lingkup Jemaat GPM Imanuel. Dan dalam tahapan ini Jemaat GPM Imanuel banyak menciptakan kemajemukan dalam satu gerakan perubahan dan pematangan kehidupan bersosial, bergereja dan melayani dalam kasih Allah. Pdt. J. J. Pattianakotta, Sm.Th Pdt. J. J. Pattianakota, Sm.Th menggantikan Pdt. B. Pesurnay yang dimutasikan ke Jemaat Poka Klasis Pulau Ambon. Jemaat Imanuel kala itu hanya tinggal 10 Sektor, selain itu pula dalam masa ini Jemaat Imanuel menjadi Jemaat model dalam penerapan pola 500:1 yaitu 500 anggota jemaat berbanding 1 Pendeta. Dimasa ini juga direncanakan tentang Renovasi Pembangunan Gedung Gereja Imanuel yang merupakan Gereja pertama di Jemaat GPM Imanuel. Pdt. Nn. Vera Metekohy, S.Th dan Pdt. Nn. M. Pattipeilohy Pdt. Nn. Vera Metekohy, S.Th dan Pdt. Nn. M. Pattipeilohy menjadi Penghentar Jemaat. Dalam masa ini Jemaat Imanuel membangun Kantor Jemaat yang baru. Selanjutnya Pdt. Nn. M. Pattipeilohy dimutasikan ke Jemaat Amahusu Klasis Pulau Ambon. Pdt. H. Siahaya, S.Si Pdt. H. Siahaya, S.Si menggantikan Pdt. J. J. Pattianakota yang memasuki masa emeritasi. Dalam masa ini diresmikan dua gereja yakni Gedung Gereja Ebenhaezer dan Gedung Gereja Baith Eden. Dimasa kepemimpinan beliau Gedung Gereja Imanuel yang telah direncanakan renovasinya akhirnya di lakukan pemugaran (pembongkaran) dan seluruh anggota Jemaat GPM Imanuel dengan rasa persekutuan membangun Gedung Gereja Imanuel yang baru. Gedung Gereja tersebut dengan luas.. dan direncanakan menghabiskan anggaran kurang lebih Rp. 7,000,000,000.- (Tujuh Milyard Rupiah) mulai dilakukan tahapan pembangunannya, kemampuan dan sumber
5 daya jemaat dikerahkan untuk menyukseskan pembangunan tersebut dan Gereja itu dibangun hingga memasuki tahap 40% di jaman kepemimpinan Pdt. H. Siahaya. Namun dalam perjalanan ini Pdt. H. Siahaya mendapat mutasi yang baru sebagai Ketua Klasis Pulau Ambon dan di gantikan oleh Pdt. H. Pattinama untuk membangun Jemaat GPM Imanuel terlebih khusus membangun Gedung Gereja Imanuel yang dalam proses pembangunannya. Pdt. Ny. N. Sameaputty/Nanuru, S.Th dan Pdt. Ny. M. Maupua, S.Th Pdt. Max. Haulussy, S.Th dan Pdt. Chr. Tehuayo, S.Th Pdt. Ny. L. Mustamu dan Pdt. A. Papasoka Pdt. Nn. N. Liklikwatil dan Pdt. Ny. M. Lakotany, Pdt. J. Putirulan Pdt. H. Pattinama, S.Th Pdt. H. Pattinama menjabat sebagai Ketua Majelis Jemaat GPM Imanuel menggantikan Pdt. H. Siahaya, S.Si yang kemudian dimutasikan menjadi Ketua Klasis Pulau Ambon. Dalam perjalanannya dalam melaksanakan tugas pelayanan di Jemaat GPM Imanuel, mengalami beberapa kali masa degradasi pelayanan dimana terjadi pemahaman-pemahaman yang kadang melahirkan pola pemikiran yang terbatas dalam memahami bersaksi, bersekutu dikalangan Majelis Jemaat maupun anggota Jemaat. Kondisi inilah yang membuat Jemaat GPM Imanuel sedikit mengalami degradasi pelayanan dan kebijakan pelaksanaan program pelayanan. Pembangunan Gedung Gereja Imanuel tidak terhenti disaat itu dengan semangat membangun dan terus menyelesaikan Gedung Gereja Imanuel yang merupakan sarana peribadahan utama disamping itu memiliki nlai histories bagi Jemaat GPM Imanuel, maka pelaksanaan pembangunan terus dilakukan oleh Panitia Pembangunan Gedung Gereja Imanuel dibawah kepemimpinan Bpk. Drs. J. Patty. Ini menunjukkan bahwa semangat melayani dari anggota Jemaat terus tertata dan terbina dalam bingkai kesatuan dalam persekutuan untuk melayani Kristus. Dalam perjalanannya Pdt. H. Pattinama dimutasikan ke Klasis Ambon Timur sebagai Kasubdit Pelayanan Laki-Laki dan digantikan oleh Pdt. J. Putirulan. Pdt. J. Putirulan Dimasa kepemimpinan Pdt. J. Putirulan yang menggantikan Pdt. H. Pattinama terjadi juga mutasi beberapa penghentar Jemaat yang masuk ke Jemaat GPM Imanuel antara lain :
6 Pdt. R. Kakisina dan Pdt. Ny. J. Usmany untuk memperkuat pelayanan di Jemaat GPM Imanuel menggantikan beberapa pendeta jemaat yang dimutasikan seperti Pdt. Ny. H. Liklikwatil yang dimutasi sebagai Ketua Majelis Jemaat GPM Nania Klasis Ambon Timur dan Pdt. H. Pattinama. Bersamaan dengan di lantiknya Pdt. J. Putirulan dalam ibadah minggu tertanggal, 2015 maka di diterima juga kedua pendeta tersebut dalam pelayanan di Jemaat GPM Imanuel.
BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik itu organisasi profit maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. Kebijakan mutasi ini dalam organisasi profit berkaitan erat dengan pengembangan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan UKDW
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.
Lebih terperinci3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba
3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba 3.1 Selayang Pandang Gereja Kristen Sumba Gereja Kristen Sumba adalah gereja yang berada di pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai penyelengaraan
86 BAB IV PENUTUP Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai penyelengaraan pendidikan pranikah di Klasis Kota Ambon, maka berikut ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan serta mengusulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang dijalani oleh manusia
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang dijalani oleh manusia yang ditata dalam empat tatanan dasar. Tatanan dasar itu berupa tatanan pengakuan,
Lebih terperinciSejarah Jemaat GPM Kawatu
Sejarah Jemaat GPM Kawatu Jemaat Kawatu merupakan salah satu jemaat di klasis Kairatu yang secara administratif Dusun Kawatu merupakan anak Dusun dari Desa Rumberu. Untuk menempuh perjalanan ke pusat klasis
Lebih terperinciGPIB Jemaat KASIH KARUNIA
NO GPIB Jemaat KASIH KARUNIA Jl. Karya Agung No. 87 Parung Serab Ciledug, Tangerang 15153 Banten 021-7302108, Fax 021-7311862 email kantorkasihkarunia@yahoo.co.id www.gpibkaskar.blokspot.com GEREJA PROTESTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh data lapangan guna penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif sangat mengandalkan manusia
Lebih terperinciPerkembangan Gereja Protestan di Indonesia berjalan seiring. dengan berbagai gejolak politik yang terjadi sejak pertama kali
BAB V Kesimpulan Perkembangan Gereja Protestan di Indonesia berjalan seiring dengan berbagai gejolak politik yang terjadi sejak pertama kali Gereja Protestan berdiri di Ambon pada abad ke-17 hingga lahirnya
Lebih terperinciBAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian
BAB III Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB 1. Sejarah Singkat GPIB GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian dari GPI (Gereja Protestan Indonesia) yang dulunya bernama
Lebih terperinciBAB III. membentuk generasi yang bertanggung jawab, berkarakter dan mampu
52 BAB III PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PRANIKAH DI KLASIS KOTA GEREJA PROTESTAN MALUKU SERTA FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBATNYA (Suatu Penjelasan dan Analisis) 3.1. Pengantar Keluarga, sebagai inti
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil. penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang. diambil kemudian menjadi dasar penyusunan
BAB V PENUTUP Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil kemudian menjadi dasar penyusunan implikasi baik dari aspek teoritis maupun praktis. 5.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan arus globalisasi, maka muncul pula persoalan-persoalan baru yang harus dihadapi oleh sumber daya manusia yang ada di dalam Gereja. Oleh
Lebih terperinciPERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008
PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 tentang J E M A A T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masehi Injili di Timor). Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) pada waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) merupakan gereja yang dibentuk berdasarkan Keputusan Sidang Sinode Am ketiga Gereja Protestan di Indonesia (GPI) tahun
Lebih terperinciDalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jika melihat sekilas tentang bagaimana Gereja menjalankan karyanya -khususnya Gereja Kristen Jawa (GKJ)-, memang sangat tampak bahwa Gereja merupakan sebuah organisasi
Lebih terperinciTuhan Mengangkat Kita Dari Samudera Raya
GMIM sebagai bagian gereja yang esa, kudus, am dan rasuli mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Kepala Gereja, terpanggil untuk bersekutu, bersaksi dan melayani di tanah Minahasa, dan di Negara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kebijakan mutasi tenaga pendeta di GPM. Sesuai dengan data vikariat tahun 2013 yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebijakan mutasi tenaga pendeta di GPM Sesuai dengan data vikariat tahun 2013 yang menunjukan bahwa Sinode GPM terdapat 32 klasis dengan jumlah keseluruhan jemaat
Lebih terperinciPerencanaan Strategis Panitia Ad.hoc Tata Gereja GKSBS
SINODE GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN PANITIA AD HOC AMANDEMEN TATA GEREJA Jl. Yos Sudarso 15 Polos, Metro Pusat - LAMPUNG 34111 Telp. (0725) 42598, email : sinode@gksbs.org website : www.gksbs.org
Lebih terperinciSejarah. Pra Jemaat. Pada tahun 1973, kedua kelompok ini menjadi satu dan kegiatankegiatan Ibadah menggunakan gedung INREHAB Saptamarga V,
Sejarah Pra Jemaat Sejak diresmikan Perumahan Saptamarga I menjadi hunian anggota TNI-AD dan Pensiunan TNI-AD oleh Brigjen Kaharudin Nasution pada bulan September 1969, dengan jumlah hunian 140 KK, beragama
Lebih terperinciPasal 3 1. Peserta Biasa mempunyai Hak Bicara dan Hak Suara 2. Peserta Luar Biasa mempunyai Hak Bicara
TATA TERTIB MUSYAWARAH PIMPINAN PARIPURNA AMGPM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Musyawarah Pimpinan Paripurna Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku dilaksanakan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Bab
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah
Bab I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Gereja Kristen Protestan Indonesia atau yang sering disingkat dengan nama GKPI adalah salah satu dari sekian banyak gereja yang ada di dunia ini. Sebagai bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Multikulturalisme dan pluralisme adalah esensi Bhineka Tunggal Ika yaitu keragaman dalam kesatuan yang mana memiliki peran besar dalam pembangunan bangsa. Selain itu,
Lebih terperinciTelah melayani sebagai guru KAKR selama 2 tahun. untuk mempraktekkannya. Tidak ada pembagian kelas dalam KAKR
Lampiran Field Notes GBKP Lau Buluh 1. Nama : DRN Jabatan Waktu Tempat : Guru KAKR : 12 Agustus 2012, 12.00 13.00 WIB : Gedung Gereja GBKP Lau Buluh Telah melayani sebagai guru KAKR selama 2 tahun. Memiliki
Lebih terperinciPERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor: 08/BPMS-BNKP/2009 tentang BADAN PENGAWAS PENATALAYANAN
PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor: 08/BPMS-BNKP/2009 tentang BADAN PENGAWAS PENATALAYANAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi dapat diartikan sebagai kesatuan atas dasar apa. penelitian dan siapa kesimpulan atau hasil penelitian
BAB III METODE PENELITIAN III.1 Populasi dan Sampel Populasi dapat diartikan sebagai kesatuan atas dasar apa penelitian dan siapa kesimpulan atau hasil penelitian diberlakukan. Sedangkan anggota populasi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo Sekitar tahun 1963 setelah keluarga dalam jemaat menjadi ± 10 keluarga, maka dipilihlah anggota Majelis jemaat, lalu dimintakan
Lebih terperinciLampiran Verbatim Wawancara NARASUMBER I: DAVID TUERAH Wawancara dengan mantan ketua pemuda GPIB Kasih Karunia Medan David Tuerah, 15 Maret 2012
Lampiran Verbatim Wawancara NARASUMBER I: DAVID TUERAH Wawancara dengan mantan ketua pemuda GPIB Kasih Karunia Medan David Tuerah, 15 Maret 2012 : Bung pernah mendengar kata penatalayanan? Bung David :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan di Indonesia pluralitas agama merupakan realitas hidup yang tidak mungkin dipungkiri oleh siapapun. Di negeri ini semua orang memiliki kebebasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan internet saat ini memberikan banyak kemudahan bagi para penggunanya. Internet memungkinkan penggunanya mendapatkan informasi yang diinginkan dengan cepat,
Lebih terperinciPERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN
PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS
Lebih terperinciGEREJA PROTESTAN MALUKU ANGGOTA PGI KLASIS KOTA AMBON JEMAAT NAZARET Jln. Chr. Martha Tiahahu Kel. Amantelu Telp. (0911)
GEREJA PROTESTAN MALUKU ANGGOTA PGI KLASIS KOTA JEMAAT NAZARET Jln. Chr. Martha Tiahahu Kel. Amantelu Telp. (0911) 363783 SURAT KEPUTUSAN Nomor 01 /SK/KKA-JNZ/D.14/01/2017 TENTANG STRUKTUR KELEMBAGAAN
Lebih terperinciBAB 5. Penutup. (GBKP Lau Buluh), semi kota (GBKP Pancur Batu) dan juga jemaat kota (GBKP Km 7
BAB 5 Penutup Pada bagian penutup ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari penelitian dan juga saran kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan KAKR. 5. 1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja sebagai suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada Yesus Kristus 1 hadir di dunia untuk menjalankan misi pelayanan yaitu melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Kategorial bisa digolongkan berbagai macam, misalnya kategorial usia (anak, remaja, pemuda, dewasa, lansia),
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dalam rangka pembinaan kategorial 1, gereja senantiasa memberikan program-program pembinaan. Begitu juga dengan kategorial status pernikahan, yang ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.
BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja 1 dipahami terdiri dari orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama, yakni kepada Yesus Kristus dan melakukan pertemuan ibadah secara
Lebih terperinciMEMUTUSKAN. Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort
PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 03/BPMS-BNKP/2008 tentang R E S O R T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam sejarah masyarakat Maluku, budaya sasi merupakan kearifan lokal masyarakat yang telah ada sejak dahulu kala dan merupakan komitmen bersama baik oleh masyarakat, tokoh
Lebih terperinciPERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja
PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Matius 16:21-28;
Lebih terperinciIII. KONFLIK SOSIAL YANG TERJADI DI MASYARAKAT PASURUAN A. Kota Pasuruan. Kota Pasuruan secara geografis berbatasan dengan:
III. KONFLIK SOSIAL YANG TERJADI DI MASYARAKAT PASURUAN A. Kota Pasuruan Kota Pasuruan (RKPD Kota Pasuruan tahun 2015) termasuk salah satu kota yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur. Kota pasuruan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,
Lebih terperinciSejarah Jemaat GPM Kairatu
Sejarah Jemaat GPM Kairatu Jemaat GPM Kairatu merupakan jemaat pinggiran yang terletak pada pusat Klasis dari 32 Jemaat di Klasis Kairatu. Secara geografis Jemaat Kairatu terletak pada Kabupaten Seram
Lebih terperinciMINGGU, 29 OKTOBER 2017
Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) ( GBM GPI dan Anggota PGI ) Klasis Kupang Tengah Jemaat Bet el Oesapa Tengah Jln. Damai Nomor 5, Kupang NTT, Telp. 8552148 / 082144768887 MINGGU, 29 OKTOBER 2017 Syalom
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. [Pick the date] RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) JEMAAT GPM BETHABARA
[Pick the date] RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) JEMAAT GPM BETHABARA 2016-2020 KATA PENGANTAR Dengan pertolongan Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja yang telah memberi kekuatan dan kemampuan kepada Tim
Lebih terperinciPROPOSAL PEMBANGUNAN GEDUNG GKP PONDOK MELATI
Versi INDONESIA PANITIA PEMBANGUNAN GEDUNG GEREJA KRISTEN PASUNDAN PONDOK MELATI, BEKASI, JAWA BARAT PROPOSAL PEMBANGUNAN GEDUNG GKP PONDOK MELATI Nomor Verifikasi: 00000 GEREJA KRISTEN PASUNDAN (GKP)
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN DI GKJW SE-KABUPATEN JEMBER (Suatu Analisa dengan Menggunakan Teori Pertukaran Sosial) Tesis Diajukan kepada Program Pasca Sarjana Magister Sosiologi Agama Universitas
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU BAB I AMANAT PELAYANAN Pasal 1 1. Melaksanakan misi Allah di dunia yaitu panggilan untuk memberitakan keadilan, kebenaran, kesejahteraan dan
Lebih terperinciPELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENTAHBISAN GEREJA BETHEL INDONESIA JEMAAT SAMIRONO GETASAN
1 PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENTAHBISAN GEREJA BETHEL INDONESIA JEMAAT SAMIRONO GETASAN TANGGAL 12 OKTOBER 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN
Lebih terperinci[RENSTRA JEMAAT GPM NAZARET TAHUN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinamika perkembangan bergereja pada Jemaat GPM Nazaret kini telah dimulai, seiring dengan terlaksnanya pelembagaan Jemaat GPM Nazaret dari Jemaat GPM Bethabara pada
Lebih terperinciBAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Desa Tajau Pecah Desa Tajau Pecah adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Desa yang berpenduduk laki-laki
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan UKDW
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang. 1.1. Katekiasi di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB). Katekisasi adalah salah satu bagian dari pelaksanaan Pendidikan Kristiani. Menurut Pdt Lazrus H.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang. yang menulis dan meneliti tentang sumber daya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang yang menulis dan meneliti tentang sumber daya manusia. Cardoso (2003) mengatakan salah satu sumber daya yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 M.M. Srisetyati Haryadi, PengantarAgronomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, p
BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN 1.1. Masalah Jemaat GKSBS Lembah Seputih merupakan jemaat yang sebagian besar pekerjaan warganya adalah di bidang pertanian. Sekelompok atau sekumpulan orang yang hidup
Lebih terperinciLEMBAGA KAJIAN BUDAYA JAWA (LEMKABUJA) SINODE GKJ WISMA KASIH, SALATIGA;
PROPOSAL TEMU BUDAYAWAN SINODE GEREJA GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) Bersama LEMBAGA KAJIAN BUDAYA JAWA (LEMKABUJA) SINODE GKJ WISMA KASIH, SALATIGA; 14, 15, 16 Mei 2015 Tema: dipilih dari dunia, di utus ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah mitra kerja Tuhan Allah dalam mewujudkan rencana karya Tuhan Allah yaitu untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam memenuhi panggilan-nya tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui kedatangan Zending Tukang dari Belanda sejak tahun Pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud ( GMIST) merupakan gereja yang lahir melalui kedatangan Zending Tukang dari Belanda sejak tahun 1857. 1 Pelayanan Zending
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU Diterbitkan oleh: Majelis Pusat Gereja Kristen Perjanjian Baru Daftar Isi BAB I Keanggotaan... 3 BAB II Musyawarah Besar... 4 BAB
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 21/DPD RI/I/2013 2014 HASIL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2013 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam catatan sejarah maupun tidak, baik yang diberitakan oleh media masa maupun yang
Lebih terperinciBab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm.
Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah Selama ini di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) dilakukan Perjamuan Kudus sebanyak empat kali dalam satu tahun. Pelayanan sebanyak empat kali ini dihubungkan
Lebih terperinciEvaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing
Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Rangkuman: a. Catatan Umum: - Survei dilakukan setelah ibadah hari Minggu, 24 juli 2016, meskipun ada beberapa yang mengisi survey saat PD Lingkungan.
Lebih terperinciPerum. Bumi Anggrek Blok Q No. 40 Karang Satria Tambun Utara, Bekasi, Jawa Barat Indonesia
Panitia Pembangunan / Pembelian Ruko GMAHK Jemaat Bumi Anggrek Perum. Bumi Anggrek Blok Q No. 40 Karang Satria Tambun Utara, Bekasi, Jawa Barat Indonesia Proposal Pembangunan / Pembelian Ruko Gedung Gereja
Lebih terperinciIII. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK
III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK 3.1 Sejarah dan Perkembangan GKI Palsigunung Depok Gereja Kristen Indonesia (GKI) merupakan buah penyatuan dari GKI Jawa Barat, GKI Jawa Tengah, dan GKI Jawa Timur. Berdirinya
Lebih terperinciBAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN. menguraikan terlebih dulu gambaran umum GPM Jemaat Airmanis.
BAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN Dalam bab III ini akan membahas temuan hasil dari penelitian tentang peran pendeta sebagai konselor pastoral di tengah kekerasan pasangan suami-isteri. Sebelumnya, penulis
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA
Lebih terperinciJakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat
Jakarta, 22 Agustus 2017 Nomor Lamp Perihal : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat Kepada Yth. : Seluruh Majelis Jemaat GPIB
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP
GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP 2010-2015 Pendahuluan Kebaktian Anak Kebaktian Remaja (KAKR) adalah salah satu wadah beribadah dan pengembangan iman para anak dan remaja GBKP, yang juga adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di
Lebih terperinciKEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)
TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020
PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020 I. Dasar Pelaksanaan Tata Gereja GPIB tahun 2015 1. Tata Dasar, Bab IV ttg Penatalayanan Gereja 2. Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum Emeritasi merupakan istilah yang tidak asing di telinga kita. Dalam dunia pendidikan kita mengetahui adanya profesor
Lebih terperinciPERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI)
PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI) Nomor. Tahun 2016 Tentang : Pengelolaan Keuangan Sentralisasi HKI Dengan Kasih dan Karunia Tuhan Jesus Kristus, Pucuk Pimpinan Huria Kristen Indonesia, M e n i m
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat menjangkau seluruh jemaatnya agar dapat merasakan kehadiran Allah ditengahtengah kehidupannya. Dengan itu maka,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penulisan pada bab IV ini akan membahas tentang hasil dari penelitian dan pembahasan selanjutnya dalam bab ini, akan mencoba menganalisis tentang persepsi jemaat
Lebih terperinciGEREJA PROTESTAN MALUKU ANGGOTA PGI KLASIS KOTA AMBON JEMAAT NAZARET Jln. Chr. Martha Tiahahu Kel. Amantelu Telp. (0911) LEMBARAN PENGESAHAN
1 GEREJA PROTESTAN MALUKU ANGGOTA PGI KLASIS KOTA AMBON JEMAAT NAZARET Jln. Chr. Martha Tiahahu Kel. Amantelu Telp. (0911) 343783 LEMBARAN PENGESAHAN Himpunan Keputusan Persidangan ke 2 Jemaat GPM Nazaret
Lebih terperinciBAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran
BAB V Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran I. Refleksi Kehadiran saksi Yehova di tengah masyarakat Kelurahan Kawua yang merupakan bagian dari wilayah pelayanan GKST, pada akhirnya telah melahirkan tanggapan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
BAB V PENUTUP Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. 5.1 Kesimpulan 1. Tidak dapat dipungkiri persoalan dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah persekutuan umat Tuhan Allah yang baru. Ungkapan ini erat hubungannya dengan konsep tentang gereja adalah tubuh Kristus. Dalam konsep ini
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM HIMPPAR
BAB IV GAMBARAN UMUM HIMPPAR 4.1 Sejarah dan Latar Belakang HIMPPAR Kedatangan mahasiswa asal Papua ke Kota Salatiga pertama kali pada tahun 1968. Mahasiswa pertama yang datang dari Papua adalah Alm. Bapak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat, seperti perubahan pola pikir, perubahan gaya hidup, perubahan sosial, perubahan teknologi, dan sebagainya, memiliki
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa Medari didirikan pada 6 Oktober 1935. Pada mulanya, gereja dibentuk karena persekutuan doa yang dilakukan oleh karyawan poliklinik pabrik gula
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut juga berimbas kepada Gereja. Menurut Tata Gereja GKJ, Gereja adalah
1 Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pemikiran dan ilmu pengetahuan selalu mengalami perubahan. Dunia di sekitarnya juga turut merasakan perubahan tersebut, terutama mempengaruhi pola pemahaman
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I ORGANISASI PASAL 1 Wilayah Pelayanan Wilayah pelyanan yang dimaksud adalah wilayah pelayanan PP. Kristiyasa yang tidak harus sama dengan pembagian
Lebih terperinciBAB III. Pemahaman Masyarakat Kelurahan Kawua tentang Saksi Yehova
BAB III Pemahaman Masyarakat Kelurahan Kawua tentang Saksi Yehova I. Pendahuluan Masyarakat di Kelurahan Kawua memahami bahwa aliran saksi Yehova adalah bagian dari agama Kristen. Tetapi, pemahaman yang
Lebih terperinciAPA ARTI GEREJA BAGI HIDUPMU?
APA ARTI GEREJA BAGI HIDUPMU? Bahan Refleksi dari PA Pemuda Pondok Indah, 12 Februari 2014 Refleksi oleh : Daniel Salim PENDAHULUAN Kita melihat berbagai aliran gereja bertumbuh pesat sekarang. Fenomena
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI MALUKU UTARA, KABUPATEN BURU, DAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI MALUKU UTARA, KABUPATEN BURU, DAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciTATA GEREJA PEMBUKAAN
TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memacu perkembangan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 31 TAHUN 2007 (31/2007) TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 31 TAHUN 2007 (31/2007) TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini. 1. Servant leadership (Kepemimpinan melayani) pendeta berpengaruh terhadap motivasi pelayanan majelis
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka Pembinaan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Padoman Wawancara
LAMPIRAN 1 Padoman Wawancara Sampel. Anggota tetap dan anggota simpatisan Anggota yang beralih Pertanyaan Mengapa sampai anda beralih? Menurut seoang guru, mengatakan bahwa mengapa saya beralih? Bagi saya
Lebih terperinci