Lampiran Verbatim Wawancara NARASUMBER I: DAVID TUERAH Wawancara dengan mantan ketua pemuda GPIB Kasih Karunia Medan David Tuerah, 15 Maret 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran Verbatim Wawancara NARASUMBER I: DAVID TUERAH Wawancara dengan mantan ketua pemuda GPIB Kasih Karunia Medan David Tuerah, 15 Maret 2012"

Transkripsi

1 Lampiran Verbatim Wawancara NARASUMBER I: DAVID TUERAH Wawancara dengan mantan ketua pemuda GPIB Kasih Karunia Medan David Tuerah, 15 Maret 2012 : Bung pernah mendengar kata penatalayanan? Bung David : Saya pernah membaca buku tentang penatalayanan gereja, dari situ dilihat bahwa penatalayanan semacam bagaimana membuat manajemen di gereja. : Penatalayanan merupakan suatu kegiatan mengelolah, mengatur dan didalamnya terdapat sikap tanggung jawab? Bung David : Ia benar. : Kemandirian terbagi dalam tiga bagian, yakni : kemandirian teologi, daya dan dana. Menurut bung, bagaimana hubungan antara penatalayanan dengan kemandirian gereja dalam bidang dana. Bung David : Dalam artian begini, gereja mempunyai kemampuan untuk mencari dana sendiri dan gereja dapat membiayai segala kebutuhannya. : Yang memenuhi kebutuhan gereja sebagai sebuah organisasi, sebenarnya gereja atau jemaat? Bung David : Jemaat dong harusnya. Karena, kita lihat gereja adalah lembaganya dan jemaat sebagai perorangan, maka yang harus memenuhi kebutuhan gereja adalah jemaatnya. Bagi bung, gereja yang mandiri dalam bidang dana adalah gereja yang tidak mendapatkan bantuan dari pihak pusat, dalam hal ini sinode. : Dengan pemahaman seperti itu, berarti GPIB Kasih Karunia sudah termasuk dalam kategori gereja yang mandiri dalam bidang dana? Bung David : Secara sinodal, GPIB Kasih Karunia sudah termasuk ke dalam golongan gereja yang mandiri dalam bidang dana. : Pemasukan dana dan kelebihan dana yang dimiliki oleh gereja, merupakan suatu talenta dan potensi yang dimiliki oleh gereja. Disini dapat dilihat bagaimana peranan penatalayanan gereja, bahwa penatalayanan bukan hanya mengenai hal pengaturan tetapi juga mengelolah dan memberdayakan. Menurut bung, bagaimana peranan penatalayanan dalam hal ini? Bung David : Kalau begitu disini perlu dipertanyakan lagi, fungsi uang sebagai alat atau tujuan dari gereja. Gereja tidak boleh memanfaatkan rumah Tuhan untuk berdagang. Kalau gereja berusaha untuk menghasilkan sumber pemasukannya sendiri, maka gereja harus bisa memanfaatkan segala potensi yang

2 dimilikinya. Tetapi uang bukan menjadi tujuannya, bukan untuk memperkaya, melainkan uang dijadikan alat untuk melakukan misi gereja. : Dalam konteks GPIB Kasih Karunia pemasukan dana yang didapat oleh gereja berasal dari jemaatnya? Bung David : Benar, jemaat dalam hal ini menjadi tulang punggung gereja. Sedangkan kalau menurut bung, gereja dikatakan mandiri jikalau gereja memiliki suatu usaha untuk mencukupkan segala kebutuhannya. : Berarti gereja yang mandiri adalah gereja yang memiliki pemasukan dana berkat hasil usahanya sendiri? Bung David : Ia, menurut bung harus seperti itu. Tetapi kembali lagi, secara sinode gereja yang mandiri adalah gereja yang tidak lagi bergantung kepada pusat atau pihak lainnya. : Dalam pemahaman bung, GPIB Kasih Karunia belum termasuk gereja yang mandiri? Melihat konteks Kasih Karunia, mungkin tidak gereja untuk berusaha guna menghasilkan sumber pemasukan yang baru dan tidak hanya bergantung kepada jemaat? Bung David : Benar, Kasih Karunia belum dapat dikatakan mandiri. Kemungkinan itu ada, gereja bisa memberdayakan potensi dan sumber daya yang dimilikinya, tetapi yang sulit pada tahapan pengaplikasiannya. Misalnya, para ibu ibu PKP diberikan pelatihan kursus menjahit sampai mereka bisa menghasilkan karya melalui jahitannya yang bisa dijual. Berarti disini gereja harus berpikir bukan hanya tahap untuk menghasilkan produk, melainkan juga gereja berpikir untuk melakukan pemasaran dan penjualan terhadap produk tersebut. : Menurut bung, salah tidak jikalau gereja berusaha? Bung David : Ini sudah masuk ke dalam etika, kalau ditanya salah tidaknya, bung akan jawab ya tidak salah. Karena tidak ada pelarangan bagi gereja untuk tidak berjualan atau berusaha atau masuk dalam dunia bisnis. Tetapi mungkin efek sampingnya yang bisa terjadi, gereja tidak lagi memandang uang sebagai alat melainkan sudah menjadi tujuan. Menurut bung, jikalau uang dipakai untuk pelayanan, berapapun uang yang didapatkan itu semua dipergunakan untuk pelayanan, tetapi jikalau uang menjadi tujuan maka yang berlaku adalah prinsip ekonomi. Dengan modal sekecil kecilnya dapat menghasilkan untung yang sebesar besarnya. Uang sebagai alat atau uang sebagai tujuan, hanyalah permasalahan konsep berpikir. : Melihat jangka waktunya, usaha yang dilakukan oleh gereja secara kontiniu atau hanya sekali saat dibutuhkan?

3 Bung David : Oh tidak, usaha disini harus berkelanjutan. Kalau kita lihat dikasih karunia, beban untuk biaya operasional setiap bulannya saja bisa mencapai kisaran belasan juta. Masih operasional, belum pengeluaran yang lainnya lagi. Jadi usaha yang dilakukan oleh gereja ya harus berkelanjutan. : Kesimpulan octo, peranan penatalayanan sangat penting guna mencapai kemandirian gereja dalam bidang dana. Untuk itu diperlukan suatu usaha yang berkelanjutan, sehingga gereja mempunyai sumber pemasukan yang baru atas usahanya sendiri. Thanks bung, sampai disini wawacara.

4 NARASUMBER II: RYAN SIREGAR Wawancara dengan warga jemaat GPIB Kasih Karunia Medan Siregar, 16 Maret 2012 : Menurutmu, penatalayanan itu apa? : Hal tentang menata gereja sebagai suatu organisasi. Melalui penatalayanan ini, gereja dapat membentuk sebuah persekutuan yang baik dalam jemaat dan dapat memberikan kesaksian kepada masyarakat. : Melalui penatalayanan ini gereja dapat hadir bukan hanya ditengah tengah jemaat saja melainkan juga ditengah tengah masyarakat. Kalau kemandirian itu apa? : Kemandirian adalah dapat menjalankan suatu badan tanpa ada bantuan dari lainnya. Gereja dapat mandiri baik itu secara finansial ataupun yang lainnya. Bisa menjalankan program itu dengan baik. : kemandirian dana itu apa bang? : gereja dapat memenuhi biaya operasional dan infrastruktur gereja. Dana ini didapatkan bisa dari perpuluhan, persembahan maupun sumbangan. : Berarti jemaat yang memenuhinya. Yang didapatkan dari persembahan maupun sumbangan jemaat. Kemampuan finansial gereja sudah kuat? : Kemampuan finansial gereja kita baik dan bagus, tetapi pengelolahannya yang masih kurang. : Apakah kemandirian dana, dapat mendorong gereja untuk menghasilkan suatu usaha yang pada akhirnya dapat menghasilkan sumber pemasukan yang baru dan tetap. : Ia, aku setuju dan sah sah saja gereja melakukan hal seperti ini. Bahkan menurutku ini merupakan suatu hal yang bagus bagi gereja, sehingga dapat menghasilkan sumber pemasukan yang baru. Sedangkan yang berjalan selama ini, jemaat selalu dibebani dengan sumbangan sumbangan untuk kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh gereja. Padahal jemaat telah memberikan persembahan dan perpuluhan, ya seharusnya jemaat tidak lagi dibebani dengan sumbangan sumbangan. Seharusnya pemasukan dari persembahan dan perpuluhan itu dimanfaatkan dan dikelolah, untuk membiayai seluruh kegiatan dan program gereja. : Berarti hal tersebut baik untuk dilakukan? : Ia, tetapi dengan catatan gereja tetap berjalan dalam koridornya. Yakni untuk melaksanakan misi dan pelayanannya.

5 : Ok bang, thanks yah.

6 NARASUMBER III: EVI ZEBUA Wawancara dengan tenaga honorer GPIB Kasih Karunia Medan Evi Zebua, 13 Maret 2012 : Menurut kak penatalayanan gereja itu apa? : Pengaturan dan tanggungjawab rumah tangga gereja. Penatalayanan ini dilaksanakan oleh PHMJ dengan fungsi dan tugas nya masing masing. Penatalayanan dapat terlaksana, jika PHMJ dapat menjalankan tugasnya dengan baik. : Menurut kak bagaimana Kemandirian gereja dalam bidang dana? : Kemandirian gereja dapat tercapai jika, ketua IV dapat melaksanakan tugas nya dengan baik. Mencarikan dana dan aktif untuk mengupayakannya. : Lebih kepada person nya? Bukan oleh gerejanya. : Bagiku ia, harus dituntut dari orang memiliki tanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya. Karena ketua IV yang memikirkan konsep konsep dan pelaksanaannya. : Bagaimana peranan kemandirian gereja dalam bidang dana? Pentingkah untuk gereja? : Sangat penting, karena dengan begitu maka gereja dapat melaksanakan berbagai kegiatan. : Sumber pemasukan gereja berasal darimana? : Mimbar, dalam artian bahwa pendeta melalui mimbarnya mendorong jemaat untuk terus memberikan persembahan dan memberikan bantuan dana. Pada saat ini daya beri warga jemaat terhadap persembahan mulai menurun. Hal ini disebabkan karena banyak kantong dan kotak persembahan yang diedarkan maupun yang diletakkan pada saat ibadah minggu. Selain itu, panitia panitia kegiatan dan program gereja seringkali memberikan proposal donatur kepada warga jemaat. Hal ini juga mengakibatkan efek jenuh bagi jemaat. : Berarti gereja hanya mengandalkan jemaat, sebagai sumber pemasukan dana? : Ia, semua dana kegiatan dan program serta pengadaan fasilitas gereja berasal dari jemaat. Kalau ada pun bantuan dari luar jemaat, tetap saja jemaat yang menjadi sumber pemasukan utama. : Gereja yang mandiri dalam bidang dana, apakah sumber pemasukan hanya berasal dari jemaat atau termasuk atas usaha gereja? : Menurutku, seharusnya gereja juga berusaha untuk memberikan sumber pemasukan. Bukan hanya jemaat saja. : Kalau begitu, gereja didorong untuk berusaha?

7 : Ia, gereja seharusnya mengelolah dana yang dimilikinya, serta memiliki suatu usaha dengan memberdayakan/ melipatgandakan dana yang ia miliki dengan sebaik baiknya untuk membantu misi dan pelayanan gereja, sehingga dapat memberikan suatu sumber pemasukan dana yang baru. Tentunya hal ini dipengaruhi oleh kinerja ketua IV. : Kalau begitu, pandangan kak terhadap kemandirian adalah gereja memiliki sumber pemasukan dana yang tidak hanya berasal dari jemaat saja, melainkan atas usaha yang dilakukan oleh gereja yang sifatnya tetap (bukan temporary) serta sumbangan dari pihak luar? : Ia benar seperti itu. Usaha yang dilakukan gereja akan sangat membantu dan menghasilkan sumber pemasukan yang baru. Sebagai contoh, gereja bisa membuka perpustakaan atau toko buku. Tetapi untuk mewujudkannya diperlukan usaha yang terus menerus dan berkelanjutan, agar pemahaman ini dapat terlaksana. : Ok kak, sampai disini dulu. Terima kasih karena telah bersedia untuk diwawancarai.

8 NARASUMBER IV: PDT. ARIE. A.R. IHALAUW Wawancara dengan selaku Ketua Majelis Jemaat GPIB Kasih Karunia Pdt. Arie R. Ihalauw 17 Maret 2012 : Menurut bapak, bagaimana penatalayanan gereja? : Selama ini pandangan yang ada, bahwa penatalayanan hanya tentang pengaturan keuangan adalah keliru, padahal pemahaman sangat keliru. Tetapi bagaimana mengelolah sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh jemaat ini, sehingga bermanfaat untuk pengembangan misi gereja secara bertanggung jawab. Maka dari itu, untuk melaksanakan penatalayanan dengan pemahaman seperti ini, pada awalnya diperlukan pembinaan terhadap manusia (warga gereja). : Kalau begitu, menurut bapak penatalayanan bukan hanya persoalan pengaturan, tetapi juga pengelolahan dan pemberdayaan potensi yang dimiliki oleh gereja? : Benar, bukan hanya masalah pengaturan. : Selama ini yang terjadi di Kasih Karunia, apakah penatalayanan yang dilaksanakan masih pengaturan atau sudah sampai pada pemahaman pengelolahan dan pemberdayaan? : Sulit untuk mengatakannya pratek penatalayanan di jemaat ini. Pentalayanan itu harus selalu berkembang. Jadi penatalayanan harus berdasarkan visi. : Apakah gereja kita sudah termasuk dalam gereja yang telah mandiri dalam bidang dana? : Mandiri harus dimulai dari manusianya, pemahamnya, pola berpikir, pengambilan keputusan dan teologi. Ini harus dimiliki terlebih dahulu. Jika tidak mandiri dalam hal ini maka nantinya penatalayanan akan digantikan oleh manajemen. Teologi yang hadir adalah teologi yang membawa damai sejahtera, maka dari itu penatalayanan yang dilaksanakan harus membawa damai sejahtera. Dengan begitu seharusnya penatalayanan yang terjadi bukan tentang pengaturan keuangan (mengatur keluar masuknya dana), jika seperti ini yang terjadi maka jemaat yang menjadi korban. Gereja harus berpikir tentang kesejahteraan jemaatnya, karena masih banyak jemaat yang masuk dalam golongan kurang mampu. Dana terbesar gereja hanya habis untuk kegiatan organisasi (biaya operasional : gaji pendeta, gaji pegawai, perjalanan dinas pendeta, dan segala macam). Perhatian gereja terhadap jemaat dimana? : Dalam buku perbendaharaan GPIB, tertulis bahwa ada tiga jenis pengeluaran gereja yakni, rutin, program dan proyek.

9 : Benar, tetapi keuangan gereja lebih banyak habis pada pengeluaran rutin dan proyek. Seperti membangun gedung gereja yang besar, biaya operasional gereja, perjalanan dinas, perjalan pelayanan. : Jika begitu, pemahaman jemaat akan pentingnya kemandirian dana menjadi pokok penting untuk mencapai kemandirian dalam bidang dana? : Ya seperti itu. Selama ini penatalayanan gereja dalam bidang dana hanyalah masalah pengaturan keluar masuknya keuangan. Jika seperti ini yang terjadi maka kemandirian dana tidak akan bisa tercapai. : Penatalayanan yang saya pahami seperti yang bapak pahami. Penatalayanan bukan pengaturan tetapi dapat memberdayakan, mengelolah, mengatur dan melipatgandakan sumber sumber yang dimiliki oleh gereja. Jika gereja memiliki pemasukan dana sebesar 10 juta, bukan berarti gereja juga berpikir membuat pengeluaran sebesar 10 juta. Kemandirian dana yang selama ini kita pahami adalah jemaat mampu membiayai kebutuhan operasional gereja. : Bukan berarti gereja tidak boleh membentuk unit unit untuk menghasilkan sumber pemasukan keuangan yang baru. Apakah gereja akan terus memerah keuangan dari jemaat, untuk memenuhi seluruh kebutuhan gereja? : Kalau begitu, Apakah kita memerlukan transformasi pemahaman akan kemandirian dana? : Seharusnya seperti itu. Transformasi, itu melihat pemahaman yang tradisional kemudian menyesuaikannya dengan konteks kekinian. Tetapi visinya tetap sama. GPIB belum mandiri dalam bidang dana. Jika keuangan habis, aset dijual, perah atau meminta dari jemaat, iuran PTB (persembahan tetap bulanan) dinaikkan atau melaksanaan perpuluhan. Gereja belum sampai pada pemahaman untuk memberdayakan potensi yang dimilikinya untuk menghasilkan sumber pemasukan yang baru selain dari pemberian jemaat. Pemahaman yang berkembang selama ini adalah gereja tidak boleh berdagang atau memiliki unit usaha. Jika pemahaman seperti ini terus berkembang maka gereja akan sulit untuk berkembang. : Kesimpulan sementara saya, kemandirian gereja dalam bidang dana menurut bapak adalah gereja dapat menghasilkan sumber pemasukan keuangan yang baru untuk membiayai kebutuhan gereja, sehingga bukan hanya jemaat menanggung melainkan gereja juga memiliki usaha. Kalau begitu, penatalayanan yang selama ini terjadi di jemaat Kasih Karunia seperti ini? Dan, apakah gereja telah memiliki unit usaha untuk menghasilkan pemasukan yang baru? : Disini, pemahaman seperti tersebut akan mati dan sulit untuk terlaksana atau bahkan sama sekali tidak akan terlaksana..

10 : Apakah gereja ini kedepannya memiliki pemahaman seperti ini? Bukankah dalam tata gereja, memperbolehkan gereja untuk memiliki BUMG (badan usaha milik gereja). : Bisa terlaksana, jika gereja dapat memberikan pemahaman yang baru terhadap jemaat untuk dapat menerima pemahaman tersebut. : Kebijakan perpuluhan yang telah ditetapkan oleh sinode, apakah telah berjalan dijemaat ini? : Sudah berjalan, tetapi permasalahannya bukan berjalan atau tidaknya tetapi pemberdayaan terhadap perpuluhan itu. Untuk apa perpuluhan terlaksana jika pelaksanaan penatalayanannya tetap sama. Dan kemandirian dana tetap seperti itu, hanya melibatkan jemaat. Jika ini tetap terjadi maka politik ekonomi yang terjadi, jemaat terus menerus yang dibebani.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Bab ini merupakan pembahasan mengenai analisa suatu studi tentang peranan penatalayanan gereja di dalam usaha pencapaian kemandirian gereja dalam bidang dana di GPIB Kasih Karunia

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN

BAB III HASIL PENELITIAN BAB III HASIL PENELITIAN Bab ini berisikan tentang pemaparan hasil hasil penelitian yang didapati oleh penulis. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian deskriptif kualitatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian dalam bidang daya dan kemandirian dalam bidang dana. 1 Kemandirian dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian dalam bidang daya dan kemandirian dalam bidang dana. 1 Kemandirian dalam 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penatalayanan merupakan tanggung jawab gereja, ketika berada di tengah tengah dunia ini. Penatalayanan bukan merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh gereja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh data lapangan guna penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif sangat mengandalkan manusia

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN ASSET GEREJA. Manajemen adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan

BAB II MANAJEMEN ASSET GEREJA. Manajemen adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan BAB II MANAJEMEN ASSET GEREJA 2.1. Manajemen Asset Manajemen adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan menyelesaikan persoalan bersama-sama dengan orang lain dimana memahami bahwa setiap aktivitas

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kajian 1.1.1. Kemandirian Gereja, Antara Impian dan Kenyataan Hingga dewasa ini pada kenyataannya kita masih menemukan adanya gereja gereja yang belum dapat secara

Lebih terperinci

GPIB Jemaat KASIH KARUNIA

GPIB Jemaat KASIH KARUNIA NO GPIB Jemaat KASIH KARUNIA Jl. Karya Agung No. 87 Parung Serab Ciledug, Tangerang 15153 Banten 021-7302108, Fax 021-7311862 email kantorkasihkarunia@yahoo.co.id www.gpibkaskar.blokspot.com GEREJA PROTESTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja dalam melaksanakan tugas dan panggilannya di dunia memerlukan beberapa alat pendukung, contohnya: kepemimpinan yang baik, organisasi yang ditata dengan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020 PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020 I. Dasar Pelaksanaan Tata Gereja GPIB tahun 2015 1. Tata Dasar, Bab IV ttg Penatalayanan Gereja 2. Peraturan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo Sekitar tahun 1963 setelah keluarga dalam jemaat menjadi ± 10 keluarga, maka dipilihlah anggota Majelis jemaat, lalu dimintakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Gereja merupakan lembaga keagamaan yang ada dalam dunia ini. Sebagai sebuah lembaga keagamaan tentunya gereja juga membutuhkan dana untuk mendukung kelancaran

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. sinodal) dan siding majelis jemaat (lingkup jemaat). 2. Hubungan yang dinamis antara majelis sinode dan majelis jemaat.

BAB IV ANALISA. sinodal) dan siding majelis jemaat (lingkup jemaat). 2. Hubungan yang dinamis antara majelis sinode dan majelis jemaat. BAB IV ANALISA GPIB adalah sebuah gereja yang berasaskan dengan sistem presbiterial sinodal. Cara penatalayanan dengan sistem presbiterial sinodal selalu menekankan: 1. Penetapan kebijakan oleh presbiter

Lebih terperinci

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian BAB III Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB 1. Sejarah Singkat GPIB GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian dari GPI (Gereja Protestan Indonesia) yang dulunya bernama

Lebih terperinci

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat Jakarta, 22 Agustus 2017 Nomor Lamp Perihal : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat Kepada Yth. : Seluruh Majelis Jemaat GPIB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 tentang J E M A A T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil. penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang. diambil kemudian menjadi dasar penyusunan

BAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil. penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang. diambil kemudian menjadi dasar penyusunan BAB V PENUTUP Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil kemudian menjadi dasar penyusunan implikasi baik dari aspek teoritis maupun praktis. 5.1

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat menjangkau seluruh jemaatnya agar dapat merasakan kehadiran Allah ditengahtengah kehidupannya. Dengan itu maka,

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP : Matius 16:21-28;

Lebih terperinci

Spiritualitas Penatalayanan

Spiritualitas Penatalayanan Spiritualitas Penatalayanan Oleh: Pnt. Virgo Tri Septo A. Lokakarya Penatalayanan Majelis dan Badan Pelayanan Jemaat GKI Madiun Minggu, 24 September 2017 Apa itu Penatalayanan? Penatalayanan adalah segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat

Lebih terperinci

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147 IV. PERAN MAJELIS JEMAAT SEBAGAI PEMIMPIN DALAM PEMBERDAYAAN WARGA JEMAAT 4.1 Pemberdayaan sebagai Pembangunan Gereja Dalam Tata Gereja GKI Pemberdayaan berarti memampukan, memberi kesempatan, dan mengijinkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Informasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Informasi tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan sistem yang digunakan untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Informasi tersebut berupa informasi

Lebih terperinci

PERATURAN PENATALAYANAN KEUANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

PERATURAN PENATALAYANAN KEUANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) PERATURAN PENATALAYANAN KEUANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) 35 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan UKDW

Bab I Pendahuluan UKDW Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a.) Kelayakan Proyek Pengertian Gereja adalah gedung tempat beribadah para penganut agama Kristen juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dan tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi yang dikenal dengan banyaknya tradisi, ritual dan adat istiadat, yang membentuk identitas dari Minahasa. Salah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend.

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend. BAB V PENUTUP Setelah melalui tahap pembahasan dan analisis, maka selanjutnya pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN

BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN Persembahan identik secara formal dengan memberikan sesuatu untuk Tuhan. Berkaitan dengan itu, maka dari penelitian dalam bab tiga, dapat disimpulkan bahwa, pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30 1 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan A.1. Latar belakang permasalahan Harus diakui bahwa salah satu faktor penting di dalam kehidupan masyarakat termasuk kehidupan bergereja adalah masalah kepemimpinan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 M.M. Srisetyati Haryadi, PengantarAgronomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, p

BAB I PENDAHULUAN. 1 M.M. Srisetyati Haryadi, PengantarAgronomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, p BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN 1.1. Masalah Jemaat GKSBS Lembah Seputih merupakan jemaat yang sebagian besar pekerjaan warganya adalah di bidang pertanian. Sekelompok atau sekumpulan orang yang hidup

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU IV SESUDAH PASKAH

TATA IBADAH HARI MINGGU IV SESUDAH PASKAH TATA IBADAH HARI MINGGU IV SESUDAH PASKAH PERSIAPAN : Doa Pribadi Latihan lagu-lagu baru (Jika tidak ada kantoria, bagian kantoria dinyanyikan oleh umat). Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN

Lebih terperinci

Dalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut :

Dalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jika melihat sekilas tentang bagaimana Gereja menjalankan karyanya -khususnya Gereja Kristen Jawa (GKJ)-, memang sangat tampak bahwa Gereja merupakan sebuah organisasi

Lebih terperinci

PENELAHAAN ALKITAB ANTAR GENERASI

PENELAHAAN ALKITAB ANTAR GENERASI PENELAHAAN ALKITAB ANTAR GENERASI Studi Kritis Terhadap pelaksanaan PJJ sebagai Pembinaan Warga Jemaat Antar Generasi di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) TESIS Diajukan kepada Fakultas Teologi Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan alasan atau dilakukannya penelitian ini serta

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan alasan atau dilakukannya penelitian ini serta BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan alasan atau dilakukannya penelitian ini serta perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat yang didapat dari penelitian ini. 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang. yang menulis dan meneliti tentang sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang. yang menulis dan meneliti tentang sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang yang menulis dan meneliti tentang sumber daya manusia. Cardoso (2003) mengatakan salah satu sumber daya yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Pemancar Injil (GKPI) lahir pada tanggal 30 Mei 1959 di Tanjung Lapang, Kecamatan Malinau, Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan

Lebih terperinci

R u t i n 1 Bingkisan Natal. Membantu jemaat GPIB Imanuel Ketua I Bingkisan

R u t i n 1 Bingkisan Natal. Membantu jemaat GPIB Imanuel Ketua I Bingkisan Bidang II : PELKES PROGRAM KERJA DAN ANGGARAN PEND BIDANG PELAYANAN DA NO Kegiatan Tujuan Waktu Pelaksanaan Tempat Pelaksanaan Pelaksana 1 2 3 4 5 6 R u t i n 1 Bingkisan Natal Membantu jemaat GPIB Imanuel

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: (1) Kelurahan Kedaton, (2) Kelurahan Surabaya, (3) Kelurahan Sukamenanti, (4) Kelurahan Sidodadi, (5) Kelurahan Sukamenanti

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I ORGANISASI PASAL 1 Wilayah Pelayanan Wilayah pelyanan yang dimaksud adalah wilayah pelayanan PP. Kristiyasa yang tidak harus sama dengan pembagian

Lebih terperinci

RINGKASAN HASIL SURVEI, 24 JULI 2016

RINGKASAN HASIL SURVEI, 24 JULI 2016 GKI BLIMBING, www.gkiblimbing.com RINGKASAN HASIL SURVEI, 24 JULI 2016 1 Hasil Survei dalam grafik 1. Usia Responden sebagian besar di atas 51 tahun (46%). Usia Responden 51 th

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46. BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN Gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil dan ditempatkan di dunia ini mempunyai tugas. Tugas gereja adalah untuk menyatakan hakekatnya sebagai tubuh

Lebih terperinci

LAMPIRAN: Undang-Undang no 20 Tahun Tindak Pidana Korupsi

LAMPIRAN: Undang-Undang no 20 Tahun Tindak Pidana Korupsi LAMPIRAN: Undang-Undang no 20 Tahun 2001 Tindak Pidana Korupsi 1. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA USAHA PENGEMBANGAN JAMUR DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BOGOR. 4.1 Analisa Usaha Pengembangan Jamur di GBKP Bogor

BAB IV ANALISA USAHA PENGEMBANGAN JAMUR DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BOGOR. 4.1 Analisa Usaha Pengembangan Jamur di GBKP Bogor BAB IV ANALISA USAHA PENGEMBANGAN JAMUR DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BOGOR 4.1 Analisa Usaha Pengembangan Jamur di GBKP Bogor Bila dilihat dari hasil penelitian yang penulis telah lakukan, usaha

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. GPIB singkatan dari GEREJA PROTESTAN di. sebuah Organisasi non-profit yang mempunyai

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. GPIB singkatan dari GEREJA PROTESTAN di. sebuah Organisasi non-profit yang mempunyai BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum GPIB GPIB singkatan dari GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT. GPIB Merupakan sebuah Organisasi non-profit yang mempunyai ruang lingkup pelayanan

Lebih terperinci

Perum. Bumi Anggrek Blok Q No. 40 Karang Satria Tambun Utara, Bekasi, Jawa Barat Indonesia

Perum. Bumi Anggrek Blok Q No. 40 Karang Satria Tambun Utara, Bekasi, Jawa Barat Indonesia Panitia Pembangunan / Pembelian Ruko GMAHK Jemaat Bumi Anggrek Perum. Bumi Anggrek Blok Q No. 40 Karang Satria Tambun Utara, Bekasi, Jawa Barat Indonesia Proposal Pembangunan / Pembelian Ruko Gedung Gereja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masehi Injili di Timor). Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) pada waktu

BAB I PENDAHULUAN. Masehi Injili di Timor). Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) pada waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) merupakan gereja yang dibentuk berdasarkan Keputusan Sidang Sinode Am ketiga Gereja Protestan di Indonesia (GPI) tahun

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Matius 16:21-28;

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM PELAYANAN DI JEMAAT 1. Pengantar Persidangan Majelis Sinode BNKP ke-56 telah terlaksana dengan baik pada tanggal 3-8 Juli 2012 bertempat di Jemaat BNKP Onolimbu, Resort

Lebih terperinci

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK 3.1 Sejarah dan Perkembangan GKI Palsigunung Depok Gereja Kristen Indonesia (GKI) merupakan buah penyatuan dari GKI Jawa Barat, GKI Jawa Tengah, dan GKI Jawa Timur. Berdirinya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU)

KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU) KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU) tentang PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN JEMAAT DAN RESORT BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP Menimbang

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Republik Indonesia mengakui ada 6 (enam) agama di Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Keenam agama tersebut juga merupakan

Lebih terperinci

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Rangkuman: a. Catatan Umum: - Survei dilakukan setelah ibadah hari Minggu, 24 juli 2016, meskipun ada beberapa yang mengisi survey saat PD Lingkungan.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara

Lebih terperinci

PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9

PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9 PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9 PERTANYAAN YANG PERLU DIPIKIRKAN Bagaimanakah orang-orang yang dipilih dalam organisasi GMAHK itu menjalankan wewenangnya? SUATU PELAYANAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang BAB IV TINJAUAN KRITIS Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya kita dapat melihat bahwa manusia selalu menyatu dengan kebudayaannya dan budaya itu pun menyatu dalam diri manusia. Karena itu budaya menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS

Lebih terperinci

PROPOSAL PEMBANGUNAN GEDUNG GKP PONDOK MELATI

PROPOSAL PEMBANGUNAN GEDUNG GKP PONDOK MELATI Versi INDONESIA PANITIA PEMBANGUNAN GEDUNG GEREJA KRISTEN PASUNDAN PONDOK MELATI, BEKASI, JAWA BARAT PROPOSAL PEMBANGUNAN GEDUNG GKP PONDOK MELATI Nomor Verifikasi: 00000 GEREJA KRISTEN PASUNDAN (GKP)

Lebih terperinci

1. Apa yang dipahami pejabat gereja dalam hal ini Pendeta jemaat tentang PASTORAL? 3. Sejak kapan TIM DOA ini hadir ditengah-tengah Gereja?

1. Apa yang dipahami pejabat gereja dalam hal ini Pendeta jemaat tentang PASTORAL? 3. Sejak kapan TIM DOA ini hadir ditengah-tengah Gereja? LAMPIRAN INSTRUMENT PERTANYAAN KEPADA PENDETA JEMAAT 1. Apa yang dipahami pejabat gereja dalam hal ini Pendeta jemaat tentang PASTORAL? 2. Apa itu TIM DOA? 3. Sejak kapan TIM DOA ini hadir ditengah-tengah

Lebih terperinci

UKDW. Bab I Pendahuluan

UKDW. Bab I Pendahuluan Bab I Pendahuluan I. A. Latar Belakang Perbedaan merupakan hal yang selalu dapat kita temukan hampir di setiap aspek kehidupan. Beberapa perbedaan yang seringkali ditemukan misalnya perbedaan suku bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Secara umum gereja berada di tengah dunia yang sedang berkembang dan penuh dengan perubahan secara cepat setiap waktunya yang diakibatkan oleh kemajuan

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP Rumusan Amandemen P2P MAMRE GBKP POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP 2015 2020 BAB I HAKEKAT, KEDUDUKAN DAN TUGAS PANGGILAN Pasal 1 Nama dan Kedudukan 1. Perbapan (Kaum Bapak) merupakan salah satu Lembaga

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN. Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort

MEMUTUSKAN. Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 03/BPMS-BNKP/2008 tentang R E S O R T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta Kelurahan Gondokusuman

Gambar 2 Peta Kelurahan Gondokusuman ibadah ini semakin lama semakin penuh dengan jemaat sehingga perlu tempat ibadah yang baru. Ps. Jonatan Setiawan juga memiliki visi untuk GBI Keluarga Allah yaitu satu juta jiwa diselamatkan. Visi tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

UKDW BAB I Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I Latar Belakang Permasalahan BAB I 1. 1. Latar Belakang Permasalahan Pendeta dipandang sebagai tugas panggilan dari Allah, karenanya pendeta biasanya akan dihormati di dalam gereja dan menjadi panutan bagi jemaat yang lainnya. Pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu. dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu. dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat kualitas atau mutu perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN GPIB JEMAAT " SILOAM " DKI JAKARTA PERIODE TANGGAL 29 April Mei 2018

LAPORAN KEUANGAN GPIB JEMAAT  SILOAM  DKI JAKARTA PERIODE TANGGAL 29 April Mei 2018 LAPORAN KEUANGAN GPIB JEMAAT " SILOAM " DKI JAKARTA PERIODE TANGGAL 29 April 2018-5 Mei 2018 BIDANG PENERIMAAN PENGE TEOLOGI & Ibadah Hari Minggu PERSIDANGAN 01 Kolekte kantong Ibadah Minggu 29/4'18 pk.09

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK 2. BAB I : KETENTUAN UMUM a. Pasal 1 : Pengertian b. Pasal 2 : Maksud dan tujuan c. Pasal 3 : Lingkup peraturan pokok kepegawaian di GKJW Jemaat Waru. d. Pasal 4

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. observasi lapangan yang kemudian penulis kaitkan dengan teori-teori yang ada,

BAB V PENUTUP. observasi lapangan yang kemudian penulis kaitkan dengan teori-teori yang ada, BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan data-data yang ditemukan oleh penulis dalam wawancara dan observasi lapangan yang kemudian penulis kaitkan dengan teori-teori yang ada, maka penulis mengambil tiga

Lebih terperinci

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA & SYUKUR HUT KE-35 YAPENDIK GPIB

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA & SYUKUR HUT KE-35 YAPENDIK GPIB GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA & SYUKUR HUT KE-35 YAPENDIK GPIB TEMA : CERDAS DAN KREATIF DI DALAM KRISTUS Minggu, 03 Juli 2016 Persiapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik itu organisasi profit maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. Kebijakan mutasi ini dalam organisasi profit berkaitan erat dengan pengembangan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor: 08/BPMS-BNKP/2009 tentang BADAN PENGAWAS PENATALAYANAN

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor: 08/BPMS-BNKP/2009 tentang BADAN PENGAWAS PENATALAYANAN PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor: 08/BPMS-BNKP/2009 tentang BADAN PENGAWAS PENATALAYANAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM PELAYANAN DI RESORT 1. Pengantar Persidangan Majelis Sinode BNKP ke-56 telah terlaksana dengan baik pada tanggal 3-8 Juli 2012 bertempat di Jemaat BNKP Onolimbu, Resort

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN GPIB JEMAAT " SILOAM " DKI JAKARTA PERIODE TANGGAL 18 Maret Maret 2018

LAPORAN KEUANGAN GPIB JEMAAT  SILOAM  DKI JAKARTA PERIODE TANGGAL 18 Maret Maret 2018 LAPORAN KEUANGAN GPIB JEMAAT " SILOAM " DKI JAKARTA PERIODE TANGGAL 18 Maret 2018-24 Maret 2018 BIDANG PENERIMAAN PENGE TEOLOGI & Ibadah Hari Minggu PERSIDANGAN 01 Kolekte kantong Ibadah Minggu 18/3'18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar belakang permasalahan

BAB I. A. Latar belakang permasalahan BAB I A. Latar belakang permasalahan Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap manusia mendambakan dirinya selalu sehat agar bisa melakukan segala aktivitasnya tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN PRESPEKTIF KONSELING PASTORAL

BAB III BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN PRESPEKTIF KONSELING PASTORAL BAB III BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN PRESPEKTIF KONSELING PASTORAL Bab ini secara mendasar mengetengahkan hasil penelitian di lapangan dan akan mengemukakan

Lebih terperinci

PEMBARUAN DATABASE SEKOLAH-SEKOLAH ANGGOTA PERSETIA FORM A

PEMBARUAN DATABASE SEKOLAH-SEKOLAH ANGGOTA PERSETIA FORM A Jl. Proklamasi 7, Jakarta 00, Indonesia [] Nama Sekolah: STT GKST TENTENA Berdiri sejak tahun: 99 Narasi singkat : STT GKST adalah milik GKST. Lembaga ini lahir dari Sekolah Guru Injil + 00 tahun yang

Lebih terperinci

TATA IBADAH NuAnSa MuDa

TATA IBADAH NuAnSa MuDa GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH NuAnSa MuDa HARI MINGGU XIII SESUDAH PENTAKOSTA Minggu, 23 Agustus 2015 Pemberita Firman : Pdt. Johanna Nirahua (Pendeta Jemaat GPIB EKKLESIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya pelayanan yang dilakukan Gereja, maka kebutuhan akan sarana-prasarana pendukung juga terus meningkat. Oleh karena itu, Gereja senantiasa

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN GPIB JEMAAT " SILOAM " DKI JAKARTA PERIODE TANGGAL 1 April April 2018

LAPORAN KEUANGAN GPIB JEMAAT  SILOAM  DKI JAKARTA PERIODE TANGGAL 1 April April 2018 LAPORAN KEUANGAN GPIB JEMAAT " SILOAM " DKI JAKARTA PERIODE TANGGAL 1 April 2018-7 April 2018 BIDANG PENERIMAAN PENGE TEOLOGI & Ibadah Hari Minggu PERSIDANGAN 01 Kolekte kantong Ibadah Minggu 1/4'18 pk.18

Lebih terperinci

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih Bab 5 Penutup 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang penulis sampaikan pada bab 4 tentang praktek nyanyian dan musik gereja di GKMI Pecangaan dalam peribadatan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Memberitakan Injil dalam wacana kekristenanan dipandang sebagai tugas dan tanggung jawab melanjutkan misi Kristus di tengah dunia. Pemahaman

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian. yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil kemudian

BAB VI PENUTUP. Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian. yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil kemudian BAB VI PENUTUP Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil kemudian menjadi dasar penyusunan implikasi baik dari aspek teoritis maupun praktis. VI.1

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM PEMBINAAN ALUMNI KRISTEN (PPAK) KUPANG KE-3

PROPOSAL PROGRAM PEMBINAAN ALUMNI KRISTEN (PPAK) KUPANG KE-3 PROPOSAL PROGRAM PEMBINAAN ALUMNI KRISTEN (PPAK) KUPANG KE-3 01 Juni 12 Juli 2014 Yayasan Pembinaan dan Pelayanan Alumni Kristen (YPPAK) Perwakilan Kupang Jln. Meranti No. 9 Kupang-NTT www.yppak.org ppakkpg.wordpress.com

Lebih terperinci

MERCEDES BENZ CLUB MEDAN (MBCM) ANGGARAN RUMAH TANGGA

MERCEDES BENZ CLUB MEDAN (MBCM) ANGGARAN RUMAH TANGGA MERCEDES BENZ CLUB MEDAN (MBCM) ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA MERCEDES BENZ CLUB MEDAN PENDAHULUAN Anggaran Rumah-Tangga dan Peraturan Khusus ini merupakan pelengkap dari Anggaran- Dasar

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan halaman-1 KATA PENGANTAR

Ringkasan Laporan halaman-1 KATA PENGANTAR Ringkasan Laporan halaman-1 KATA PENGANTAR Ringkasan Laporan Hasil Kunjungan Tim Mupel Jawa Barat-2 adalah bagian dari Implementasi SK Majelis Sinode Nomor: 2370/I-13/MS.XIX/Kpts tentang Penunjukan 19

Lebih terperinci

TOPIK 2 = PEMBINAAN REMAJA & PEMUDA

TOPIK 2 = PEMBINAAN REMAJA & PEMUDA TOPIK 2 = PEMBINAAN REMAJA & PEMUDA SUB BIDANG PEMBINAAN WARGA GEREJA SINODE GEREJA KRISTUS YESUS KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yesus atas pimpinan-nya sehingga buku ini dapat diterbitkan. Sesungguhnya

Lebih terperinci

3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba

3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba 3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba 3.1 Selayang Pandang Gereja Kristen Sumba Gereja Kristen Sumba adalah gereja yang berada di pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan hal yang penting berada dalam gereja. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan gereja sebagai organisasi. Dalam teori Jan Hendriks mengenai jemaat

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI)

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI) PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI) Nomor. Tahun 2016 Tentang : Pengelolaan Keuangan Sentralisasi HKI Dengan Kasih dan Karunia Tuhan Jesus Kristus, Pucuk Pimpinan Huria Kristen Indonesia, M e n i m

Lebih terperinci