GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP"

Transkripsi

1 GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP Pendahuluan Kebaktian Anak Kebaktian Remaja (KAKR) adalah salah satu wadah beribadah dan pengembangan iman para anak dan remaja GBKP, yang juga adalah tugas gereja yang harus diperhatikan di semua wilayah pelayanannya (Moderamen, Klasis, Runggun, dan Sektor). Wadah KAKR bertujuan agar anak dan remaja dapat dibimbing untuk datang kepada Tuhan, agar mereka mengenal Tuhan, dan pada suatu ketika, secara mandiri mereka akan mengikrarkan pengakuan imannya (angkat sidi). Dengan demikian anak dan remaja GBKP-lah yang diharapkan menjadi generasi penerus gereja dan masyarakat yang berkualitas menghargai kemanusiaan dengan hidup adil, benar, jujur, mengasihi dan terpercaya dalam segala hal. Untuk itu dukungan gereja di semua wilayah pelayanannya serta dukungan orang tua sangat diharapkan serta pemberdayaan pelayan KAKR harus menjadi perhatian penuh. Wadah KAKR juga adalah tempat pengembangan kreativitas dan iman anak sampai remaja. Harapan terhadap KAKR di atas sesuai dengan visi dan misi GBKP selama 5 (lima) tahun mendatang sebagaimana tertera dalam GBP GBKP : Berlaku sebagai tubuh Kristus. Untuk lebih mengarah kepada tujuan, maka ada penekanan khusus setiap pada tahunnya, yaitu: Tahun 2011 : Peningkatan Teologia, Spiritualitas Dan Mutu Ibadah. Tahun 2012 : Peningkatan Solidaritas Internal GBKP. Tahun 2013 : Peningkatan Solidaritas Eksternal (Oikumene, Gereja dan Masyarakat). Tahun 2014 : Peningkatan Kuantitas SDM Yang Berkualitas. Tahun 2015 : Peningkatan Sosial, Ekonomi, Dan Budaya Jemaat. Untuk menjabarkan Visi, Misi dan Strategi di atas, KAKR GBKP merumuskan program kerjanya ke dalam 4 (empat) bidang, yaitu: 1 G B P K A K R G B K P & P 3 K A K R G B K P

2 1. Pembinaan Organisasi Tujuan Pembinaan Organisasi adalah: Memberdayakan semua pengurus tentang tugas dan pelayanannya melalui orientasi pelayanan (untuk wilayah Runggun/Majelis Jemaat dan Klasis) serta kursus kepemimpinan pengurus di wilayah pelayanan sinodal oleh KAKR Moderamen. Memberikan usulan/masukan pada BP tingkatannya pada rapat koordinasi antar persekutuan kategorial dengan BP tingkatannya. Bekerjasama dengan persekutuan kategorial di wilayah pelayanannya untuk melayani KAKR GBKP. Bekerjasama dengan majelis jemaat untuk pengadaan dan penambahan inventaris pelayanan bagi anak. 2. Pembinaan Pelayan Tujuannya: Pelayan KAKR memiliki spiritualitas yang baik. Melayani di KAKR bukan dianggap pekerjaan sampingan, tetapi dipahami sebagai tanggung jawab orang yang sudah diselamatkan. Karena itu pelayanan terhadap KAKR adalah sebagai pekerjaan mulia. Memampukan pelayan-pelayan mengorganisasikan pelayanan di KAKR. Dalam hal ini pelayan diharapkan memiliki pemahaman Alkitabiah yang mendalam dan mempunyai jiwa yang kritis terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini tampak dalam tujuan pelayanan yang bersifat operasional. Mempunyai kemampuan merencanakan pengembangan KAKR. Memampukan pelayan untuk menciptakan suasana kekeluargaan atau persaudaraan yang penuh kasih antar pelayan dengan pelayan, pelayan dengan anak dan pelayan dengan orang tua. Memampukan pelayan untuk menciptakan kerjasama yang baik dengan majelis jemaat (BP Runggun), pendeta setempat. Meningkatkan kemampuan pelayan sebagai penginjil dan pemuridan. Meningkatkan kemampuan pelayan untuk menggembalakan KAKR. 2 G B P K A K R G B K P & P 3 K A K R G B K P

3 Meningkatkan kemampuan pelayan untuk melayani dan memotivasi KAKR agar terlibat dalam diakonia gereja. Pelayan KAKR diharapkan memiliki dedikasi tinggi yang patut diteladani di tengah-tengah masyarakat. 3. Pembinaan Anak Tujuan pembinaan anak ini adalah agar anak dapat dibimbing untuk datang dan mengenal Tuhan dan pada suatu ketika secara mandiri mereka akan mengikrarkan pengakuan imannya (angkat sidi) selanjutnya mampu bersaksi kepada orang lain (sesamanya). Dalam pembinaan tersebut banyak fasilitas yang dibutuhkan. Oleh sebab itu usaha-usaha gereja hendaknya lebih menekankan kepada pendidikan iman untuk membimbing anak ke arah kebutuhan psikis (rasa aman) dan kebutuhan iman (dikasihi dan mengasihi). 4. Pembinaan Keluarga Tujuan pembinaan keluarga adalah supaya: Keluarga mengerti betapa pentingnya pelayanan terhadap KAKR. Keluarga mempunyai perhatian, tanggung jawab, inisiatif untuk kemajuan KAKR. Sebagai keluarga Allah, semua keluarga Kristen seharusnya memberi perhatian penuh terhadap kemajuan KAKR GBKP. Setiap keluarga Kristen menyadari bahwa keluarga adalah basis pendidikan iman, pendidikan agama Kristen. Oleh karena itu orang tua sebenarnya memiliki fungsi sebagai pengajar, guru di keluarga. Sehubungan dengan peningkatan kinerja Pengurus KAKR GBKP di semua wilayah pelayanannya, diharapkan para Pengurus dapat memberikan usul dan masukan kepada Moderamen GBKP, Klasis, dan Runggun/Majelis Jemaat untuk memberikan perhatian yang lebih baik terhadap pelayanan anak dan remaja. Mereka dapat memberikan dana yang cukup untuk meningkatkan sarana dan prasarana dalam kebaktian anak dan remaja. 3 G B P K A K R G B K P & P 3 K A K R G B K P

4 POKOK-POKOK PERATURAN PELAYANAN KEBAKTIAN ANAK KEBAKTIAN REMAJA GEREJA BATAK KARO PROTESTAN BAB I NAMA, DASAR PELAYANAN DAN STATUS Pasal 1 NAMA Wadah Pelayanan untuk anak dan remaja di GBKP diberi nama Kebaktian Anak Kebaktian Remaja yang disingkat KAKR. (catatan: tidak lagi menggunakan kata EDEN, dan penulisan singkatannya tidak lagi KA-KR atau KA/KR tetapi KAKR). Pasal 2 DASAR PELAYANAN Pelayanan kepada anak dan Remaja adalah pelayanan gereja yang didasarkan atas Amanat Agung Tuhan Yesus untuk mengabarkan Injil kepada semua orang (Mat. 28:19; Mark. 16:15-16; 1 Kor. 9:16; 2 Tim. 4:2) dan secara khusus melaksanakan perintah dan sikap Tuhan Yesus kepada anak-anak (Mat. 19:13-15; Mark. 10:13-16; Luk. 18:15-17; Mat. 18:1-5; Mark. 9:33-37; Luk. 9:46-48). Karena itu anak-anak berhak mendapatkan pelayanan GBKP agar mereka menjadi anak-anak Tuhan yang mampu bersaksi, bersekutu, dan melayani. Pasal 3 STATUS 1. KAKR adalah salah satu persekutuan kategorial dalam GBKP yang pelayanannya khusus ditujukan kepada anak dan remaja. 2. Keberadaan KAKR sebagai pelaksana Tritugas Gereja (Bersaksi, Bersekutu dan Melayani) harus terlaksana di setiap runggun dan perpulungen. 3. BP Runggun bertanggung jawab atas pelayanan kepada KAKR baik dari segi penyediaan tenaga pelayan/pengajar maupun isi pelayanannya serta sarana pelayanan yang dibutuhkan. 4 G B P K A K R G B K P & P 3 K A K R G B K P

5 4. Sebagai bentuk pelayanan KAKR dalam Kebaktian Anak dan Remaja dibagi atas: Batita (0-3 tahun). Balita (4-5 tahun). Anak Kecil (6-9 tahun). Anak Tanggung (10-12 tahun). Pra-remaja (13-15 tahun). Remaja (16-17 tahun - belum sidi/ingawanken). 5. Kebaktian menggunakan liturgi yang sudah ditetapkan oleh Pengurus KAKR Moderamen. BAB II PELAYAN KAKR Pasal 4 PELAYAN 1. Pelayan diangkat oleh Runggun Gereja berdasarkan keputusan Sidang Runggun dengan liturgi pelantikan pelayan KAKR yang dilaksanakan di tengah-tengah jemaat dan diberikan Surat Keputusan Pengangkatan. Blanko SK Pengangkatan disediakan oleh Pengurus KAKR Moderamen GBKP. 2. Pelayan KAKR dilantik oleh pendeta yang ditunjuk oleh BP Runggun. 3. Nama panggilan pelayan KAKR adalah guru. Pasal 5 SYARAT MENJADI PELAYAN 1. Sudah disidi. 2. Anggota runggun setempat. 3. Waktu magang bagi calon pelayan minimal 3 (tiga) bulan 4. Sudah mengikuti kursus dasar yang bahannya diterbitkan oleh KAKR Moderamen. 5. Rekomendasi pelantikan diberikan oleh Pengurus KAKR Runggun. 5 G B P K A K R G B K P & P 3 K A K R G B K P

6 Pasal 6 STATUS PELAYANAN 1. Pelayan KAKR adalah pelayan KAKR se-gbkp. 2. Pelayan KAKR adalah mitra kerja Majelis Jemaat. 3. Pelantikan pelayan KAKR sekali seumur hidup. Pasal 7 KEWAJIBAN PELAYAN 1. Pelayan KAKR wajib mengikuti sermon untuk persiapan penyampaian firman Tuhan. 2. Pelayan firman Tuhan dalam kebaktian wajib memakai seragam pelayan. 3. Pelayan KAKR wajib menghadiri rapat koordinasi di setiap wilayah pelayanannya. 4. Pelayan KAKR wajib untuk mengajar dan mengetahui perkembangan anak. Pasal 8 HAK PELAYAN 1. Pelayan KAKR yang mengundurkan diri mendapatkan piagam penghargaan yang diberikan oleh runggun setempat. Blanko piagam penghargaan tersebut disediakan oleh Pengurus KAKR Moderamen GBKP. 2. Setiap pelayan yang pindah dapat terus melayani di KAKR dengan membawa surat keanggotaan (yang didalamnya tertera keterangan sebagai pelayan KAKR), SK Pengangkatan dan piagam penghargaan dari runggun asal. 3. Pelayan KAKR mendapat pembinaan berupa Kursus-kursus, Bible Camp, Konsultasi dan lain sebagainya dari dan atas rekomendasi Runggun, Klasis, dan Moderamen. 4. Semua biaya yang dibutuhkan oleh pelayan dalam melayani KAKR ditanggulangi oleh runggun. 5. Pelayan KAKR dapat tidak aktif sementara waktu (berdasarkan kebutuhan) dari pelayan KAKR. Ketentuan lamanya waktu dibicarakan bersama BP Runggun. 6 G B P K A K R G B K P & P 3 K A K R G B K P

7 Pasal 9 PENGGEMBALAAN PELAYAN 1. BP Runggun gereja berhak menegur dan membimbing pelayan bila pelayanannya menyimpang dari dogma GBKP. 2. Jika teguran dan binaan tidak diidahkan maka pelayan tersebut diberhentikan oleh BP Runggun dengan mencabut SK Pengangkatan Pelayan. Pelayan yang diberhentikan tidak diberikan piagam penghargaan. 3. Bila seorang pelayan tidak melaksanakan 3 (tiga) kali roster pelayanan kebaktian tanpa pemberitahuan akan diberi sanksi oleh runggun dengan mempedomani Tata Gereja GBKP pasal 76, BP Runggun wajib menegur dan membimbing pelayan KAKR yang keaktifannya kurang dari 50%. 5. Pelayan KAKR yang sudah berhenti dapat kembali mengajukan diri setelah 2 (dua) tahun dengan cara mengikuti magang dan mendapatkan rekomendasi dari pengurus KAKR runggun (Bab II Pasal 5). 6. BP Runggun mengeluarkan surat keterangan aktif kembali. 7. Pelayan KAKR yang berada dalam status penggembalaan (pengepkepen) runggun tidak diijinkan melakukan pelayanan KAKR. BAB III BAHAN PENGAJARAN Pasal Sumber pelayanan/pengajaran KAKR adalah Alkitab. 2. Memakai Pedoman Pelayan KAKR. Untuk pengajaran batita dan balita menggunakan bahan pengajaran balita, pengajaran anak kecil menggunakan bahan pengajaran anak kecil, pengajaran anak tanggung menggunakan bahan anak tanggung dan pengajaran pra remaja serta remaja menggunakan bahan pengajaran remaja. Anak kecil dan tanggung juga menggunakan buku aktivitas yang diterbikan oleh Pengurus KAKR Moderamen GBKP untuk kebaktian setiap minggunya. 7 G B P K A K R G B K P & P 3 K A K R G B K P

8 3. Memakai buku PA Remaja yang diterbitkan oleh Pengurus KAKR Moderamen dalam PA pra remaja dan remaja. 4. Memakai buku Telaga (Telaah Alkitab Gaya Anak) yang diterbikan oleh Pengurus KAKR Moderamen dalam PA Anak. 5. Sebagai penunjang pelayanan, pelayan KAKR melengkapi diri dengan pengetahuan lain seperti pengetahuan umum, psikologi anak, dan lainlain. 6. Setiap pengajaran wajib dilengkapi dengan alat peraga. BAB IV BENTUK-BENTUK PELAYANAN KEPADA ANAK DAN REMAJA Pasal Kebaktian hari Minggu memakai Tata Ibadah KAKR terbitan Pengurus KAKR Moderamen. 2. PA Anak (Telaga adalah Telaah Alkitab Gaya Anak). 3. PA Remaja. 4. Kebaktian perayaan hari besar gerejani seperti Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus, Pentakosta, dan Natal. 5. Pembinaan kerohanian khusus seperti HUT KAKR, HDS, Retreat, Bible Camp, Kunjungan Anak, PIARA, kebaktian Padang, Karya Kasih dan lainlain. 6. Pengembangan keterampilan/bakat anak seperti pengembangan seni tari, musik, vocal group, menggambar, melukis, menulis dan lain-lain yang dibutuhkan. 7. Pembinaan bahasa dan budaya Karo. 8. Diakonia anak dan remaja (kunjungan ke panti, lembaga pemasyarakatan, orang sakit, kemalangan, bencana alam, dll.). BAB V BENTUK-BENTUK PELAYANAN DAN PEMBINAAN KEPADA PELAYAN KAKR GBKP Pasal 12 8 G B P K A K R G B K P & P 3 K A K R G B K P

9 1. Spiritualitas Pelayan Dicapai melalui: Bible Camp, Kebaktian Kebangunan Iman (KKI), Retreat, Natal, Paskah, PA, Jambore, dll. 2. Keterampilan Pelayan Dicapai melalui: Seminar, Kursus, Studi Banding, Sermon, Lokakarya, dll. 3. Diakonia Pelayan Diatur oleh Pengurus KAKR dan BP di setiap wilayah pelayanannya. BAB VI ORGANISASI Pasal 13 STRUKTUR ORGANISASI Untuk memperlancar jalannya pelayanan kepada KAKR maka di setiap tingkatan diangkat Pengurus KAKR. Wilayah pelayanan Sinode disebut Pengurus KAKR Moderamen; wilayah pelayanan Klasis disebut Pengurus KAKR Klasis; Wilayah pelayanan Runggun disebut Pengurus KAKR Runggun. Pasal 14 KEPENGURUSAN 1. Untuk pelayanan KAKR maka di setiap wilayah pelayanan diangkat pengurus: Wilayah pelayanan Sinode oleh Moderamen bersama Pengurus KAKR Moderamen; Wilayah pelayanan Klasis oleh BP Klasis bersama Pengurus KAKR Klasis; Wilayah pelayanan Runggun oleh BP Runggun dan Pengurus KAKR Runggun (Tata Gereja GBKP Pasal 54 Penjelasan 1). 2. Pengurus KAKR dilantik oleh BP wilayahnya. 3. Pengurus KAKR di setiap wilayah pelayanannya didampingi oleh Ketua Bidang Persekutuan di setiap wilayah pelayanannya. 4. Personil yang diangkat menjadi pengurus KAKR adalah jemaat GBKP yang aktif, orang yang aktif dalam kegiatan KAKR, peduli terhadap KAKR dan mengetahui Pokok-Pokok Peraturan Pelayanan KAKR. 5. Bagi pengurus yang tidak aktif akan dibina oleh BP di setiap wilayah pelayanannya. Jika tidak diindahkan, selama 3 bulan berikutnya akan diberhentikan oleh BP di wilayah pelayanannya. 9 G B P K A K R G B K P & P 3 K A K R G B K P

10 6. Kepengurusan dapat menduduki jabatan yang sama maksimal 2 periode. 7. Kepengurusan KAKR tidak mempunyai jabatan rangkap di wilayah pelayanannya. 8. Kepengurusan KAKR tidak mempunyai jabatan rangkap dengan persekutuan kategorial lainnya di wilayah pelayanannya. 9. Masa kepengurusan sesuai dengan periodisasi BP (Tata Gereja GBKP Pasal 54). Pasal 15 SYARAT MENJADI PENGURUS 1. Anggota GBKP dan anggota di wilayah pelayanannya. 2. Mampu bekerjasama dengan Pelayan KAKR dan BP di wilayah pelayanannya. 3. Peduli dan mencintai KAKR. 4. Aktif dan komunikatif. 5. Berdedikasi. Pasal 16 SUSUNAN KEPENGURUSAN 1. Susunan pengurus KAKR adalah sebagai berikut: Ketua. Wakil Ketua. Sekretaris. Wakil Sekretaris. Keuangan. Anggota (jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan). Pasal 17 TUGAS-TUGAS KEPENGURUSAN 1. Wilayah Sinode Menyusun program tahunan dan rancangan pendapatan rancangan belanja. 10 G B P K A K R G B K P & P 3 K A K R G B K P

11 Membuat kurikulum dan bahan Pedoman Pelayan KAKR, Telaga, PA Remaja dan aktivitas. Melaksanakan pelatihan, seminar, kursus kepemimpinan, kursus profesional, kunjungan, dan lain-lain. Kunjungan ke Klasis dan menghadiri Pelantikan Pengurus KAKR Klasis. Mempersiapkan dan menyusun rencana untuk pertemuan dengan pengurus KAKR Klasis. Mempersipakan dan melaksanakan kegiatan KAKR secara Sinodal. Menghadiri sidang-sidang gereja dan undangan yang dianggap perlu. 2. Wilayah Klasis Menyusun program tahunan dan rancangan pendapatan rancangan belanja. Mengkoordinir Orientasi Pelayanan (ORPEL). Melaksanakan kursus lanjutan, seminar sehari remaja, PA Remaja se- Klasis, PA pelayan se-klasis, retreat se-klasis. Kunjungan ke Runggun-runggun dan Menghadiri Pelantikan Pengurus KAKR Runggun. Menghadiri Sidang Klasis. Mengkoordinir pertukaran mimbar. Mengkoordinir pendistribusian Buku terbitan KAKR Moderamen Mengkoordinir sermon Klasis. 3. Wilayah Runggun Menyusun program tahunan dan rancangan pendapatan rancangan belanja. Mengkoordinir pelaksanaan Rapat Kerja/Raker. Membuat sermon. Membuat kursus dasar. Mengkoordinir PA Anak dan PA Remaja. Menghadiri rapat koordinasi runggun. Mengadakan kunjungan ke sektor. Mengkoordinir kegiatan perayaan gerejani. Melaksanakan penyegaran iman (retreat, kebaktian padang, wisata rohani) terhadap anak dan remaja dan pelayan. 11 G B P K A K R G B K P & P 3 K A K R G B K P

12 Mengkoordinir aksi sosial anak dan remaja. Pasal 18 SIDANG-SIDANG 1. Musyawarah Pelayan (Mupel) Pelayan KAKR: a. Dilaksanakan sekali dalam 5 (lima) tahun. b. Peserta: 1 (satu) orang pelayan/pengurus KAKR Runggun, 5 (lima) orang utusan klasis yang terdiri dari 4 (empat) orang pengurus KAKR Klasis dan 1 (satu) orang Bidang Koinonia Klasis, Pengurus KAKR Moderamen dan undangan. c. Tugas: Mengevaluasi program kerja 5 (lima) tahunan, menyusun program kerja 5 (lima) tahunan. 2. Rapat Pengurus Lengkap (RPL) KAKR: a. Dilaksanakan sekali dalam 5 (lima) tahun (tengah periode). b. Peserta: seluruh Pengurus KAKR Klasis dan Pengurus KAKR Moderamen. c. Tugas: evaluasi dan realisasi program tengah periode, memantapkan program setengah periode berikutnya, menampung usul-usul dan permasalahan yang ada. 3. Orientasi Pelayanan (ORPEL) Pelayan KAKR: a. Dilaksanakan 2 (dua) kali setahun. b. Peserta: Pengurus KAKR utusan runggun-runggun dan Pengurus KAKR Klasis dan BP Klasis. Pelaksana ORPEL adalah Pengurus KAKR Klasis. c. Tugas: pemantapan program dan menampung usul-usul dan permasalahan yang ada. 4. Rapat Kerja (RAKER) Pelayan KAKR: a. Dilaksanakan 4 (empat) kali dalam setahun. b. Peserta: pelayan KAKR Runggun dan BP Runggun. Pelaksana RAKER adalah Pengurus KAKR Runggun. c. Tugas: pemantapan program dan menampung usul-usul dan permasalahan yang ada. 5. Pengurus KAKR mengikuti Rapat Koordinasi di wilayah pelayanannya untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi dalam pelayanan 12 G B P K A K R G B K P & P 3 K A K R G B K P

13 KAKR, mengajukan usulan dan menjalin kerjasama (berkolaborasi) dengan kategorial lainnya. 6. Pengurus KAKR di semua wilayah pelayanannya mengadakan Rapat Rutin sekali sebulan sesuai kebutuhan. BAB VII KEUANGAN Pasal Bendahara klasis/runggun otomatis menjadi bendahara dalam setiap kepengurusan KAKR. 2. Sumber Keuangan KAKR adalah berasal dari : Persembahan KAKR (Tata Gereja GBKP Ps. 3 point 9; Ps. 4 point 7; Ps. 5 point 3). Persembahan Syukur Jemaat. Donatur dari dalam dan luar negeri. Persekutuan Kategorial dalam GBKP (Moria, Mamre, dan Permata), dan unit lainnya. Subsidi di wilayah pelayanannya. 3. Pengelola Keuangan KAKR adalah Bendahara di setiap wilayah pelayanannya. 4. Keuangan di setiap wilayah melaporkan penggunaan dana di setiap kegiatan kepada bendahara di wilayah pelayanannya. BAB VIII SARANA DAN PRASARANA Pasal Setiap pembangunan Gedung Gereja disertai dengan pembangunan Gedung KAKR. 2. Bagi Runggun/Calon Runggun yang sudah mempunyai Gedung Gereja supaya memprogramkan pembangunan Gedung KAKR. 3. Bagi Runggun yang sudah mempunyai Gedung KAKR agar menggunakan gedung tersebut secara maksimal untuk kegiatan yang mendukung KAKR 13 G B P K A K R G B K P & P 3 K A K R G B K P

14 seperti tempat kegiatan olah raga, ruang les mata pelajaran, PAUD dan lain-lain. 4. Runggun berkewajiban untuk melengkapi kebutuhan pelayanan KAKR. BAB IX ATURAN TAMBAHAN Pasal 21 Hal-hal yang tidak diatur oleh Pokok-Pokok Peraturan Pelayanan KAKR GBKP diatur oleh BP di setiap wilayah pelayanan dan tidak bertentangan dengan Tata Gereja GBKP. BAB X PENUTUP Pasal 22 Pokok-Pokok Peraturan Pelayanan KAKR GBKP ditetapkan di Sukamakmur, pada hari Selasa tanggal 05 Juli 2011 dan diberlakukan sampai dengan MUPEL berikutnya. Catatan: Diketik ulang dari Buku Risalah Musyawarah Pelayanan Pelayan KAKR GBKP dengan tema: Biarlah Rohmu menyala-nya dan layanilah Tuhan. Tgl Juli 2011 di Retreat Center Sukamakmur dengan beberapa edit teknis penulisan oleh: Naras Bp. Rey Tarigan GBKP Rg. Pamah Kuala Semeimei Klasis Medan Delitua. 14 G B P K A K R G B K P & P 3 K A K R G B K P

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP Rumusan Amandemen P2P MAMRE GBKP POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP 2015 2020 BAB I HAKEKAT, KEDUDUKAN DAN TUGAS PANGGILAN Pasal 1 Nama dan Kedudukan 1. Perbapan (Kaum Bapak) merupakan salah satu Lembaga

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

BAB 5. Penutup. (GBKP Lau Buluh), semi kota (GBKP Pancur Batu) dan juga jemaat kota (GBKP Km 7

BAB 5. Penutup. (GBKP Lau Buluh), semi kota (GBKP Pancur Batu) dan juga jemaat kota (GBKP Km 7 BAB 5 Penutup Pada bagian penutup ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari penelitian dan juga saran kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan KAKR. 5. 1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah

Lebih terperinci

Telah melayani sebagai guru KAKR selama 2 tahun. untuk mempraktekkannya. Tidak ada pembagian kelas dalam KAKR

Telah melayani sebagai guru KAKR selama 2 tahun. untuk mempraktekkannya. Tidak ada pembagian kelas dalam KAKR Lampiran Field Notes GBKP Lau Buluh 1. Nama : DRN Jabatan Waktu Tempat : Guru KAKR : 12 Agustus 2012, 12.00 13.00 WIB : Gedung Gereja GBKP Lau Buluh Telah melayani sebagai guru KAKR selama 2 tahun. Memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius

Lebih terperinci

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI PASAL 13 : BADAN PENGURUS SINODE Badan Pengurus Sinode adalah pimpinan dalam lingkungan Sinode yang terdiri dari wakil-wakil jemaat anggota yang bertugas menjalankan fungsi

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN 2016

PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN 2016 I. VISI MENJADI TELADAN DALAM PELAYANAN PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN II. MISI 1. Menjaga karya dan kemampuan 2. Menjaga iman 3. Menjaga kesehatan 4. Menjaga kebugaran

Lebih terperinci

PENELAHAAN ALKITAB ANTAR GENERASI

PENELAHAAN ALKITAB ANTAR GENERASI PENELAHAAN ALKITAB ANTAR GENERASI Studi Kritis Terhadap pelaksanaan PJJ sebagai Pembinaan Warga Jemaat Antar Generasi di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) TESIS Diajukan kepada Fakultas Teologi Untuk

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I ORGANISASI PASAL 1 Wilayah Pelayanan Wilayah pelyanan yang dimaksud adalah wilayah pelayanan PP. Kristiyasa yang tidak harus sama dengan pembagian

Lebih terperinci

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina GKI Pasteur Penatalayanan Bina MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA Siapakah Majelis Jemaat Fungsi Majelis Jemaat Struktur organisasi Majelis Jemaat - Tugas tiap bagian Majelis Jemaat 1 PENDAHULUAN Pada setiap

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Matius 16:21-28;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gereja merupakan persekutuan orang-orang percaya di dalam Kristus.

BAB I PENDAHULUAN. Gereja merupakan persekutuan orang-orang percaya di dalam Kristus. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Gereja merupakan persekutuan orang-orang percaya di dalam Kristus. Dasar kesaksian dan pelayanan gereja adalah Kristus. Kekuasaan dan kasih Kristus tidak terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: (1) Kelurahan Kedaton, (2) Kelurahan Surabaya, (3) Kelurahan Sukamenanti, (4) Kelurahan Sidodadi, (5) Kelurahan Sukamenanti

Lebih terperinci

TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN

TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN [1] Allah adalah Pencipta langit dan bumi serta segala isinya, termasuk manusia yang diciptakan menurut gambar- Nya. Allah menciptakan segalanya baik namun dosa manusia menyebabkan

Lebih terperinci

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK 3.1 Sejarah dan Perkembangan GKI Palsigunung Depok Gereja Kristen Indonesia (GKI) merupakan buah penyatuan dari GKI Jawa Barat, GKI Jawa Tengah, dan GKI Jawa Timur. Berdirinya

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 tentang J E M A A T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat dihindari. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (10/2), mencatat ekonomi Indonesia tumbuh

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG

KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG PENGESAHAN PROGRAM UMUM GNKP-INDONESIA TAHUN 2014 2019 BAB I PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN

TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN [1] Allah adalah Pencipta langit dan bumi serta segala isinya, termasuk manusia yang diciptakan menurut gambarnya. Allah menciptakan segalanya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BAB I PEMBUKAAN Mahasiswa Kristen Institut Teknologi Bandung sebagai bagian dari umat Allah di Indonesia memiliki tugas dan tanggung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. desa maupun kota, termasuk di Kecamatan Medan Selayang. Medan, dan GBKP Runggun Sunggal-Asam Kumbang Medan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. desa maupun kota, termasuk di Kecamatan Medan Selayang. Medan, dan GBKP Runggun Sunggal-Asam Kumbang Medan. 63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Gereja Batak Karo Protestan adalah gereja protestan yang melayani masyarakat Suku Batak Karo. Gereja masyarakat Karo ini berdiri sejak 18 April 1890 di Tanah

Lebih terperinci

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend.

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend. BAB V PENUTUP Setelah melalui tahap pembahasan dan analisis, maka selanjutnya pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP : Matius 16:21-28;

Lebih terperinci

PERMATA GBKP PERSADAN MAN ANAK GEREJANTA ( Persekutuan Pemuda Gereja Batak Karo Protestan)

PERMATA GBKP PERSADAN MAN ANAK GEREJANTA ( Persekutuan Pemuda Gereja Batak Karo Protestan) PERMATA GBKP ( Persekutuan Pemuda Gereja Batak Karo Protestan) Klasis Sekretariat : Jl. Telp.. Acc No. BRI Cabang Iskandar Muda No. a/n. ( A ) Kepala Surat No: /A/PK..*/..**/2015 Medan, 1 Mei 2015 Lamp:

Lebih terperinci

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota GKPS adalah orang-orang yang terdaftar di jemaat GKPS terdiri dari: a. Anggota Baptis b. Anggota Sidi c. Anggota Siasat d. Anggota Persiapan. Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung. BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja 1 dipahami terdiri dari orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama, yakni kepada Yesus Kristus dan melakukan pertemuan ibadah secara

Lebih terperinci

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147 IV. PERAN MAJELIS JEMAAT SEBAGAI PEMIMPIN DALAM PEMBERDAYAAN WARGA JEMAAT 4.1 Pemberdayaan sebagai Pembangunan Gereja Dalam Tata Gereja GKI Pemberdayaan berarti memampukan, memberi kesempatan, dan mengijinkan,

Lebih terperinci

PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang

PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang Tahun 2009 Dewan Paroki Santo Yusup - Gedangan Jl. Ronggowarsito 11 Semarang - 50127 Telp. 3552252,

Lebih terperinci

BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU Pasal 1 NAMA

BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU Pasal 1 NAMA 1 PERATURAN RUMAH TANGGA PERSATUAN NAPOSOBULUNG (PNB) HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI). (P3RT PNB HKI) PEMBUKAAN Persatuan Naposobulung (PNB) HKI adalah satu-satunya wadah pemuda di lingkungan HKI. Sebagaimana

Lebih terperinci

Pendeta merupakan jabatan penting dalam gereja Kristen. Jabatan pendeta sampai saat ini

Pendeta merupakan jabatan penting dalam gereja Kristen. Jabatan pendeta sampai saat ini Pendahuluan Pendeta merupakan jabatan penting dalam gereja Kristen. Jabatan pendeta sampai saat ini masih merupakan jabatan yang sentral dalam gereja bukan saja sebagai pemimpin jemaat. Tetapi juga sebagai

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020 PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020 I. Dasar Pelaksanaan Tata Gereja GPIB tahun 2015 1. Tata Dasar, Bab IV ttg Penatalayanan Gereja 2. Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbul karena adanya hubungan antara organisasi dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. timbul karena adanya hubungan antara organisasi dan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntabilitas bagi setiap organisasi baik organisasi privat maupun organisasi publik non pemerintah termasuk organisasi Gereja sangat dibutuhkan. Setiap organisasi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum Emeritasi merupakan istilah yang tidak asing di telinga kita. Dalam dunia pendidikan kita mengetahui adanya profesor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK 2. BAB I : KETENTUAN UMUM a. Pasal 1 : Pengertian b. Pasal 2 : Maksud dan tujuan c. Pasal 3 : Lingkup peraturan pokok kepegawaian di GKJW Jemaat Waru. d. Pasal 4

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat menjangkau seluruh jemaatnya agar dapat merasakan kehadiran Allah ditengahtengah kehidupannya. Dengan itu maka,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pekabaran Injil (PI) atau penginjilan sering disebut juga dengan evangelisasi atau evangelisme, 1 merupakan salah satu bentuk misi Gereja. Kata Injil yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas beribu pulau tersebar dari

Lebih terperinci

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Rangkuman: a. Catatan Umum: - Survei dilakukan setelah ibadah hari Minggu, 24 juli 2016, meskipun ada beberapa yang mengisi survey saat PD Lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan Gereja X Bandung di Wilayah Jawa Barat tidak terlepas dari sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang Tionghoa

Lebih terperinci

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat Jakarta, 22 Agustus 2017 Nomor Lamp Perihal : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat Kepada Yth. : Seluruh Majelis Jemaat GPIB

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM PELAYANAN DI RESORT 1. Pengantar Persidangan Majelis Sinode BNKP ke-56 telah terlaksana dengan baik pada tanggal 3-8 Juli 2012 bertempat di Jemaat BNKP Onolimbu, Resort

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan hal yang penting berada dalam gereja. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan gereja sebagai organisasi. Dalam teori Jan Hendriks mengenai jemaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan di kota saat ini mulai dipenuhi dengan aktivitas yang semakin padat dan fasilitas yang memadai. Kenyataan tersebut tidak dapat dipungkiri oleh gereja-gereja

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN. Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort

MEMUTUSKAN. Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 03/BPMS-BNKP/2008 tentang R E S O R T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

TATA DASAR TATA DASAR

TATA DASAR TATA DASAR TATA DASAR PEMBUKAAN TUHAN itu Allah yang Esa (Ul. 6:4),pencipta alam semesta beserta segenap isinya dan yang menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-nya (Kej. 1). Semua manusia telah menyalahgunakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian berisi tentang gambaran objek yang ada dalam

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian berisi tentang gambaran objek yang ada dalam BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian berisi tentang gambaran objek yang ada dalam suatu penelitian. Objek dalam penelitian ini yaitu Sistem Informasi Pengolahan Data

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI 2016-2017 MPA PPI TURKI 2016-2017 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA (PPI) TURKI PERIODE 2016-2017 BAB I SIFAT Pasal 1 1.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Manado, Agustus Pengurus Pusat Departemen Pemuda dan Anak Gereja Bethel Indonesia TATA KERJA DPA GBI

KATA PENGANTAR. Manado, Agustus Pengurus Pusat Departemen Pemuda dan Anak Gereja Bethel Indonesia TATA KERJA DPA GBI KATA PENGANTAR Oleh karena kasih dan anugerah Tuhan Yesus Kristus. Departemen Pemuda dan Anak Gereja Bethel Indonesia, melalui Panitia Ad Hoc Tata Kerja DPA GBI 2013-2017 akhirnya dapat menyelesaikan penyempurnaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan semua kajian dalam bab-bab yang telah dipaparkan di atas, pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi. Rekomendasi ini terutama bagi gereja

Lebih terperinci

TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL

TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL Sinode Gereja Kristen Immanuel BANDUNG 2017 DAFTAR ISI Halaman I. 1 PEMBUKAAN Pembukaan...

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kajian 1.1.1. Kemandirian Gereja, Antara Impian dan Kenyataan Hingga dewasa ini pada kenyataannya kita masih menemukan adanya gereja gereja yang belum dapat secara

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU Diterbitkan oleh: Majelis Pusat Gereja Kristen Perjanjian Baru Daftar Isi BAB I Keanggotaan... 3 BAB II Musyawarah Besar... 4 BAB

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan UKDW

Bab I Pendahuluan UKDW Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM PELAYANAN DI JEMAAT 1. Pengantar Persidangan Majelis Sinode BNKP ke-56 telah terlaksana dengan baik pada tanggal 3-8 Juli 2012 bertempat di Jemaat BNKP Onolimbu, Resort

Lebih terperinci

Barisan Pemenang GBI Misi Kasih

Barisan Pemenang GBI Misi Kasih Barisan Pemenang GBI Misi Kasih BY WWW.MISIKASIH.ORG APA ITU BARISAN PEMENANG? Barisan Pemenang yang disebut BP adalah sebuah tim kecil yang terdiri dari tujuh orang yang sebagai kelompok yang dapat menjawab

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Jenjang : SMP Alokasi waktu : 90 Menit Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Jumlah Soal : 50 Soal Kelas / Semester : IX NO STANDAR

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016 KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016 MAKNA KONGRES Kongres MPK adalah kegiatan lima tahunan yang dilakukan oleh MPK bersama anggota-anggota dan

Lebih terperinci

KALENDER JEMAAT GKPS CIKOKO TAHUN 2014

KALENDER JEMAAT GKPS CIKOKO TAHUN 2014 KALENDER JEMAAT GKPS CIKOKO TAHUN 2014 JADWAL KEGIATAN GKPS JEMAAT CIKOKO BULAN JANUARI TAHUN 2014 Rapat Sinode a) Rapat Pengurus Seksi, Pimpoinan /Majelis (Persiapan Laporan 2013) b) Pengawasan Keuangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo Sekitar tahun 1963 setelah keluarga dalam jemaat menjadi ± 10 keluarga, maka dipilihlah anggota Majelis jemaat, lalu dimintakan

Lebih terperinci

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah BAB 4 Refleksi Teologis Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius 28:19-20). Mandat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW

BAB I. Pendahuluan UKDW BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini banyak gereja mencoba menghadirkan variasi ibadah dengan maksud supaya ibadah lebih hidup. Contohnya dalam lagu pujian yang dinyanyikan dan

Lebih terperinci

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PENDAHULUAN Allah tertarik pada anak-anak. Haruskah gereja berusaha untuk menjangkau anak-anak? Apakah Allah menyuruh kita bertanggung jawab terhadap anak-anak?

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN Jenjang : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen. Kelas/Semester : IX / II Bentuk Soal : Pilihan Ganda Jumlah Soal : 50 Kurikulum Acuan : KTSP 1 KISI-KISI PENULISAN ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS

PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS 54 SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor : 119/1-PP/2006 Tentang PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS Pimpinan Pusat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), Menimbang : a.

Lebih terperinci

TATA GEREJA Gereja Kristen Immanuel Edisi SR XX TATA GEREJA. Gereja Kristen Immanuel. Edisi SR XX. Sinode Gereja Kristen Immanuel

TATA GEREJA Gereja Kristen Immanuel Edisi SR XX TATA GEREJA. Gereja Kristen Immanuel. Edisi SR XX. Sinode Gereja Kristen Immanuel Sinode Gereja Kristen Immanuel Kompleks Istana Mekar Wangi Jl. Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung 40237 Telp. 022-87804653; Website: www.sinodegkim.com TATA GEREJA Gereja Kristen Immanuel Edisi SR XX

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU)

KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU) KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU) tentang PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN JEMAAT DAN RESORT BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP Menimbang

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1 AD/ART LK FEM IPB Mukadimah Dengan menyebut nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Mahasiswa sebagai generasi muda dan penerus cita-cita bangsa memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan dharma

Lebih terperinci

BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA. Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE

BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA. Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE (1) Logo GKJ adalah hasil keputusan Sidang Sinode XIX GKJ tahun 1989 di Manahan, Surakarta. (gambar dan makna Logo terlampir).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki keterbatasan sehingga manusia dapat melakukan ritual - ritual atau kegiatan keagamaan lain

Lebih terperinci

BAB III Gereja Batak Karo Protestan (GBKP)

BAB III Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) BAB III Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan tentang sejarah singkat, teologi dan teologi misi yang mencakup pengertian misi, tujuan misi, dan pelaku misi dalam

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian 1:26; I Petrus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah yang sejati seperti yang ditegaskan oleh Rasid Rachman 1 sebagai refleksinya atas Roma 12:1, adalah merupakan aksi dan selebrasi. Ibadah yang sejati tidak

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS

Lebih terperinci

Panduan Administrasi. Kompleks Istana Mekar Wangi Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung Telp ; Website:

Panduan Administrasi. Kompleks Istana Mekar Wangi Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung Telp ; Website: GKIm Jemaat Ka Im Tong - Bandung Jl. HOS Cokroaminoto No. 63 Bandung 40172 Telp. (022) 6011677, 6014982, 6120373, 6120374 Fax. (022) 6120372 GKIm Jemaat Hosanna Jl. Dr. Djundjunan No. 141 Bandung 40162

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam bermusik karena musik mampu menjangkau semua kalangan masyarakat

Lebih terperinci

Pasal 3 1. Peserta Biasa mempunyai Hak Bicara dan Hak Suara 2. Peserta Luar Biasa mempunyai Hak Bicara

Pasal 3 1. Peserta Biasa mempunyai Hak Bicara dan Hak Suara 2. Peserta Luar Biasa mempunyai Hak Bicara TATA TERTIB MUSYAWARAH PIMPINAN PARIPURNA AMGPM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Musyawarah Pimpinan Paripurna Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku dilaksanakan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Bab

Lebih terperinci

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI)

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI) PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI) Nomor. Tahun 2016 Tentang : Pengelolaan Keuangan Sentralisasi HKI Dengan Kasih dan Karunia Tuhan Jesus Kristus, Pucuk Pimpinan Huria Kristen Indonesia, M e n i m

Lebih terperinci

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kehidupan umat beragama tidak bisa dipisahkan dari ibadah. Ibadah bukan hanya sebagai suatu ritus keagamaan tetapi juga merupakan wujud respon manusia sebagai ciptaan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN DALAM LITURGI KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN

DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN DALAM LITURGI KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN DALAM LITURGI KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN GINTING KM.7 PADANG BULAN MEDAN SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H ATMAN JEREMIA BARUS NIM: 070707011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menjalani proses kehidupan, peristiwa kematian tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Namun, peristiwa kematian sering menjadi tragedi bagi orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik itu organisasi profit maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. Kebijakan mutasi ini dalam organisasi profit berkaitan erat dengan pengembangan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi

BAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu gereja yang sudah berdiri sejak tahun 1950 di Indonesia adalah Gereja Kristen Indonesia atau yang biasa disebut GKI. GKI adalah sekelompok gereja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 TERBENTUKNYA GBKP PERPULUNGEN BALIKPAPAN... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 TERBENTUKNYA GBKP PERPULUNGEN BALIKPAPAN... 1 DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... 1 PERKEMBANGAN DAN SEJARAH TERBENTUKNYA GBKP PERPULUNGEN BALIKPAPAN... 1 1. Cikal Bakal Berdirinya GBKP Balikpapan... 2 2. Sebuah Kerinduan Untuk Menghimpun Orang Karo... 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh data lapangan guna penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif sangat mengandalkan manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA USAHA PENGEMBANGAN JAMUR DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BOGOR. 4.1 Analisa Usaha Pengembangan Jamur di GBKP Bogor

BAB IV ANALISA USAHA PENGEMBANGAN JAMUR DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BOGOR. 4.1 Analisa Usaha Pengembangan Jamur di GBKP Bogor BAB IV ANALISA USAHA PENGEMBANGAN JAMUR DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BOGOR 4.1 Analisa Usaha Pengembangan Jamur di GBKP Bogor Bila dilihat dari hasil penelitian yang penulis telah lakukan, usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,

Lebih terperinci