GEREJA PROTESTAN MALUKU ANGGOTA PGI KLASIS KOTA AMBON JEMAAT NAZARET Jln. Chr. Martha Tiahahu Kel. Amantelu Telp. (0911) LEMBARAN PENGESAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GEREJA PROTESTAN MALUKU ANGGOTA PGI KLASIS KOTA AMBON JEMAAT NAZARET Jln. Chr. Martha Tiahahu Kel. Amantelu Telp. (0911) LEMBARAN PENGESAHAN"

Transkripsi

1 1 GEREJA PROTESTAN MALUKU ANGGOTA PGI KLASIS KOTA AMBON JEMAAT NAZARET Jln. Chr. Martha Tiahahu Kel. Amantelu Telp. (0911) LEMBARAN PENGESAHAN Himpunan Keputusan Persidangan ke 2 Jemaat GPM Nazaret Tahun 2017 Disahkan oleh Majelis Pekerja Klasis Kota Ambon Ambon, Maret 2017 Majelis Pekerja Klasis Kota Ambon Pdt. N. J. Rutumalessy, S.Th Ketua Pdt. Ny. A. Lohy/ Parera, S.Th Sekretaris

2 2 Kata Pengantar Segala Puji dan Syukur patut dipersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus Sang kepala Gereja, yang tetap berkarya mengaruniakan Roh Kudus untuk meneguhkan panggilan pelayanan GerejaNya yakni Bersekutu, Bersaksi dan Melayani. Dalam kuasa peneguhan Kristus inilah Persidangan II Jemaat GPM Nazaret telah berlangsung pada tanggal 5 Maret 2017 dengan sorotan Tema Allah kehidupan, Tuntunlah Kami untuk membela dan merawat kehidupan dan Sub Tema : Bersama-sama meningkatkan Keadilan Sosial dan Keadilan Ekologis untuk Hidup yang semakin bermutu Persidangan Jemaat sebagai Lembaga pengambilan keputusan tertinggi telah memberi arah untuk pelakasanaan program pelayanan dan Anggran pendapatan dan belanja tahun Majelis Jemaat sebagai mandataris Persidangan, bertanggungjawab untuk merealisasikan Keputusan Persidangan ini dalam kebersamaan dengan seluruh perangkat pelayan dan warga jemaat. Bahkan sesungguhnya kita menyadari bahwa kekuatan dan kemampuan kita berasal dari Yesus Kristus kepala Gereja yang menyertai dan memberkati semua pelaksanaan keputusan dimakasud. Sehingga himpunan keputusan persidangan II ini akan menjadi paduan bagi penyelenggaraan pelayanan Majelis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada panitia persidangan II Jemaat GPM Nazaret, peserta sidang, seluruh perangkat pelayan dan warga jemaat dalam berbagai topangan dan kerjasama yang diberikan.disertai doa Tuhan Yesus Memberkati Ingatlah akan selalu motto kita Aku ( Paulus ) Menanam Apolos Menyiram Tetapi Allah Yang Memberi Pertumbuhan Majelis Jemaat GPM Nazaret Ambon, 05 Maret 2017 Pdt. Nn. F. Balubun K e t u a Pnt. S. A. Siahaya Sekretaris

3 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR LEMABARAN PENGESAHAN DAFTAR ISI 1. Nomor 01 / PJ.2 GPM / KKA - JNZ / 3 / Nomor 02 / PJ.2 GPM / KKA - JNZ / 3 / Nomor 03 / PJ.2. GPM / KKA - JNZ / 3 / Nomor 04 / PJ.2 GPM / KKA JNZ / 3 / Nomor 05 / PJ.2 GPM / KKA JNZ / 3/ Nomor 06 / PJ.2 GPM / KKA JNZ / 3 / LAMPIRAN 1. Berita Acara Pemeriksaan Kas Jemaat GPM Nazaret 2. Register Penutupan Buku Kas 3. Daftar Inventaris 4. Dokumentasi

4 4 PERSIDANGAN II JEMAAT GPM NAZARET KEPUTUSAN Nomor : 01/PJ.2-GPM/KKA-JNZ/3/2017 TENTANG PENGESAHAN PESERTA PERSIDANGAN II JEMAAT GPM NAZARET TAHUN 2017 PERSIDANGAN II JEMAAT GPM NAZARET Menimbang : a. b. c. Mengingat : Bahwa Persidangan Jemaat sebagai institusi tertinggi di tingkat jemaat dianggap sah apabila dihadiri oleh peserta yang terdiri dari anggota biasa dan anggota luar biasa sesuai Peraturan Pokok GPM tentang Jemaat. Bahwa sesuai daftar hadir, kehadiran peserta dari 4 (empat) sektor pelayanan telah memenuhi quorum sehingga persidangan dinyatakan sah dan berhak mengambil keputusan. Bahwa kehadiran para peserta tersebut sub b di atas harus ditetapkan dengan keputusan. Pola Organisasi dan tugas kelembagaan GPM Bab XV bagian ketiga Pasal 53 Peraturan Pokok GPM tentang Jemaat, Bab VIII Pasal 13 Memperhatikan : Mufakat bulat Sidang Pleno pada Persidangan II Jemaat GPM Nazaret tanggal 05 Maret 2017 MEMUTUSKAN Menetapkan Pertama Kedua : : : Peserta Persidangan II Jemaat GPM Nazaret tahun 2017 sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini. Keputusan ini dinyatakan berlaku sejak tanggal ditetapkan Ditetapkan di : Ambon Pada Tanggal : 05 Maret 2017 PERSIDANGAN II JEMAAT GPM NAZARET Pdt. Nn. F. Balubun, S.Th Ketua Pnt. S. A. Siahaya Sekretaris

5 5 NAMA PESERTA PERSIDANGAN II JEMAAT GPM NAZARET TAHUN 2017 No. Nama Peserta Unsur I PENASEHAT PERSIDANGAN 1. Pdt. A. J. Timisela, S.Th MPK 2. Pdt. Ny. Siahaya, S.Th. MPK II PESERTA BIASA 3. Pdt. Nn. F. Balubun Majelis Jemaat 4. Pnt. M. Pattiasina Majelis Jemaat 5. Pnt. S. Siahaya Majelis Jemaat 6. Pnt. J. Siahaya Majelis Jemaat 7. Dkn. Nn. H. Latupeirissa Majelis Jemaat 8. Dkn. R. Pattipeilohy Majelis Jemaat 9. Pdt. Ny. Lie Piet Tjun Majelis Jemaat 10. Pnt. Ny. T. Mahudin Majelis Jemaat 11. Pnt. Ny. H. Sapulete Majelis Jemaat 12. Pnt. J. Turuarima Majelis Jemaat 13. Pnt. J. Lesilolo Majelis Jemaat 14. Pnt. Ny. A. Ruhulessin Majelis Jemaat 15. Dkn. Ny. F. Papilaya Majelis Jemaat 16. Dkn. Ny. A. Mahudin Majelis Jemaat 17. Dkn. Ny. M. Lesnussa Majelis Jemaat 18. Dkn. H. Hattu Majelis Jemaat 19. Dkn. P. Matitaputty Majelis Jemaat 20. Dkn. Ny. P. Manusiwa Majelis Jemaat 21. Ny. P. Manuhuttu Sektor Karmel 22. Bpk. P. Akihary Sektor Karmel 23. Ny. J. Matitaputty Sektor Karmel 24. Bpk. H. Manuhutu Sektor Karmel 25. Ny. A. Eykendorp Sektor Karmel 26. Bpk. P. Marthinus Sektor Karmel No. Nama Peserta Unsur

6 Nn. T. Tentua Sektor Karmel 28. Ny. D. Silalily Sektor Salem 29. Nn. N Ruhukail Sektor Salem 30. Bpk. St. Titioka Sektor Salem 31. Ny. Y. Sekewael Sektor Salem 32. Ibu. N. Waelauruw Sektor Salem 33. Bpk. P. Hattu Sektor Salem 34. Sdr. V. Mantouw Sektor Salem 35. Ny. S. Pattikawa Sektor Eden 36. Bpk. R. Lewaherilla Sektor Eden 37. Bpk. F. Manusiwa Sektor Eden 38. Bpk. D. Hetharia Sektor Eden 39. Ny. H. Sahureka Sektor Eden 40. Nn. E. Renyaan Sektor Eden 41. Ny. J. Liklikwatil Sektor Eden 42. Bpk. P. Sapulette Sektor Sion 43. Bpk. A. Seitte Sektor Sion 44. Ny. Y. Leatemia Sektor Sion 45. Ny. E. Sarimolle Sektor Sion 46. Ny. E. Bakarbessy Sektor Sion 47. Bpk. B. Huwae Sektor Sion 48. Ny. L.Sarimolle Sektor Sion III PESERTA LUAR BIASA 49. Bpk. J. Nahumury Pelayanan Laki-laki 50. Ny. E. Pattikawa Pelayanan Perempuan 51. Nn. I. Uktolseya SMTPI 52. Ny. M. Tamaela SMTPI 53. Ny. E. Pelupessy Pelayanan Perempuan 54. Sdr. V. Lesnussa Pelayanan Laki-laki 55. Ny. O. Leikito Pelayanan Perempuan

7 7 No. Nama Peserta Unsur Sdr. C. Pelupessy Badan Pelayanan Kasih 57. Sdr. J. Sapulette AMGPM Cabang Nazaret 58. Bpk. R. Pattikawa Pelayanan Laki-laki 59. Ny. S. Lewaherilla Pelayanan Perempuan 60. Sdr. F. Pattinama AMGPM Cabang Nazaret 61. Ny. M. Pattiasina Sub Komisi Anak & Remaja 62. Ny N. Lesilolo Sub Komisi Pelayanan Perempuan 63. Bpk. S. Leuhery Sub Komisi Pelayanan Laki-laki 64. Sdr E. Manusiwa Ketua AMGPM Cabang Nazaret Bpk. J. Matitaputty Bpk. Agus Paunno Panitia Renovasi Gereja Nazaret Panitia Pembangunan Pastori Pdt. D. Soplanit Undangan 68. Pdt. Ny. R. Salampessy Undangan 69. Ny. A. Abrahams Paduan Suara Kalvari 70. Bpk. P. Amahorseja Paduan Trompet Jemaat 71. Bpk. A. Lesilolo Tim Penanggulangan Bencana Jemaat 72. Bpk. R. Mongie Tim Renstra 73. Bpk. V. Pattiasina Tim Renstra 74. Ny. W. Uktolseya Tim Verifikasi 75. Ny. B. Paunno Tim Verifikasi 76. Sdr. D. Patty Tim Verifikasi MAJELIS JEMAAT GPM NAZARET Ambon, 05 Maret 2017 Pdt. Nn. F. Balubun, S.Th Ketua Pnt. S. A. Siahaya Sekertaris PERSIDANGAN II JEMAAT GPM NAZARET KEPUTUSAN

8 8 Nomor : 02/PJ.2-GPM/KKA-JNZ/3/2017 TENTANG PENGESAHAN JADWAL ACARA PERSIDANGAN II JEMAAT GPM NAZARET TAHUN 2017 PERSIDANGAN II JEMAAT GPM NAZARET Menimbang : a. b. Bahwa memperlancar jalannya Persidangan II Jemaat GPM Nazaret, dipandang perlu menetapkan Acara Persidangan. Bahwa rancangan jadwal acara yang dibahas dalam pleno paripurna dipandang sudah akomodatif dan karena itu perlu menetapkannya dengan suatu keputusan. Mengingat : Pola Organisasi dan tugas kelembagaan GPM Bab XV bagian ketiga Pasal 53 Peraturan Pokok GPM tentang Jemaat, Bab VIII Pasal 13 Memperhatikan : Mufakat bulat Sidang Pleno pada Persidangan II Jemaat GPM Nazaret tanggal 05 Maret 2017 MEMUTUSKAN Menetapkan Pertama Kedua : : : Jadwal Acara Persidangan II Jemaat GPM Nazaret tahun 2017 sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini. Keputusan ini dinyatakan berlaku sejak tanggal ditetapkan Ditetapkan di : Ambon Pada Tanggal : 05 Maret 2017 PERSIDANGAN II JEMAAT GPM NAZARET Pdt. Nn. F. Balubun, S.Th Ketua Pnt. S. A. Siahaya Sekretaris

9 9

10 10 JADWAL ACARA PERSIDANGAN II JEMAAT GPM NAZARET TAHUN 2017 HARI / TANGGAL JAM ACARA PENANGGUNG JAWAB Ibadah Pembukaan MJ / Panitia Resepsi Pembuakaan Sidang Panitia Snack Panitia Roll Call Peserta, Pengesahaan Pimpinan Sidang Jadwal Acara, Pembacaan Tata Tertib Makan Siang Panitia Minggu, Pemandangan Umum & Pimpinan Sidang 05 Maret 2017 Pembahasan Terhadap Laporan Pelayanan dan Keuangan Pembagian Komisi Pimpinan Sidang Snack Panitia Sidang Komisi Pimpinan Sidang Makan Malam Panitia Paripurna 1, 2, 3 Pimpinan Komisi Penutupan Sidang Pimpinan Sidang Ibadah Penutupan MJ / Panitia Ambon, 05 Maret 2017 MAJELIS JEMAAT GPM NAZARET Pdt. Nn. F. Balubun, S.Th Ketua Pnt. S. A. Siahaya Sekertaris TATA TERTIB PERSIDANGAN JEMAAT GEREJA PROTESTAN MALUKU

11 11 Pasal 1 DASAR, KEDUDUKAN, TUGAS DAN SUSUNAN 1. Persidangan Jemaat Gereja Protestan Maluku dilaksanakan berdasarkan : a. Tata Gereja Gereja Protestan Maluku Bab I Pasal 2 Ayat (1, huruf a), dan Bab II Pasal 5 Ayat (1), dan Bab IX Pasal 20 Ayat (1, huruf a) b. Peraturan Pokok Gereja Protestan Maluku tentang Jemaat Bab VI Pasal 10, Bab VII Pasal 11, Bab VIII Pasal Persidangan Jemaat berkedudukan sebagai lembaga pengambilan keputusan tertinggi di tingkat Jemaat dan diadakan sekali dalam setahun. 3. Persidangan Jemaat bertugas : a. Membahas dan menetapkan Rencana Strategis (disingkat Renstra) Pengembangan Pelayanan jemaat sebagai penjabaran dari PIP-RIPP setiap 5 (lima) tahun; b. Mengevaluasi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Renstra pengembangan pelayanan selama 5 (lima) tahun; c. Mengevaluasi dan menetapkan program-program pelayanan di Jemaat sebagai penjabaran dari Renstra Jemaat; d. Mengevaluasi dan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) Jemaat; e. Membicarakan dan menyelesaikan masalah-masalah keumatan yang relevan. 4. Susunan Persidangan Jemaat terdiri dari : a. Sidang-sidang paripurna. b. Sidang-sidang komisi. c. Sidang-sidang Panitia Khusus. Pasal 2 PIMPINAN PERSIDANGAN 1. Persidangan Jemaatdipimpin oleh Majelis Jemaat, sekaligus bertindak sebagai Penanggung Jawab Persidangan Jemaat. 2. Sekertaris Jemaat adalah Sekertaris Persidangan Jemaat. 3. Jika Sekertaris dan Wakil Sekertaris Majelis Jemaat berhalangan maka Majelis Jemaat berhak menunjuk salah seorang Majelis Jemaat sebagai Sekertaris Persidangan dan ditetapkan atas persetujuan Persidangan. 4. Sidang-sidang komisi dipimpin oleh Pimpinan Komisi dalam hal ini seorang Ketua, seorang Wakil ketua dan seorang Sekertaris, yang ditetapkan oleh Persidangan atas usul Pimpinan Persidangan dengan memperhatikan sungguh-sungguh keterwakilan laki-laki dan perempuan. 5. Sidang-sidang Panitia Khusus dipimpin oleh Pimpinan Panitia Khusus dalam hal ini seorang Ketua, seorang Wakil ketua dan seorang Sekertaris, yang ditetapkan Persidangan atas usul Pimpinan Persidangan. Pasal 3 TUGAS DAN WEWENANG PIMPINAN PERSIDANGAN

12 12 1. Mengundang untuk memulai dan mengakhiri sidang-sidang sesuai jadwal yang telah ditetapkan persidangan Jemaat. 2. Memimpin jalannya sidang-sidang pada Persidangan Jemaat. 3. Mengundang dan mengatur secara berurutan para pembicara, agar waktu pembicaraan dapat dimanfaatkan se-efisien mungkin. 4. Menegur dan bila perlu menarik hak berbicara apabila pembicara menyimpang dari pokok pembahasan dan atau Tata Tertib persidangan Jemaat. 5. Jika suatu pokok permasalahan telah selesai dibahas oleh persidangan, Pimpinan Persidangan hendaknya menyimpulkan hasil pembahasan tersebut untuk memberi arah bagi pengambilan keputusan Pasal 4 PESERTA PERSIDANGAN Peserta Persidangan Jemaatterdiri dari : 1. Peserta Biasa yang adalah : a. Majelis Jemaat b. Anggota Sidi Gereja melalui Sektor Pelayanan yang dipilih dari Unit-unit Pelayanan, dengan ketentuan tiap Sektor 7 (tujuh) orang peserta, dan memperhatikan keterwakilan unsur laki-laki dan perempuan. 2. Peserta Luar Biasa yang adalah : a. Penasehat yaitu Majelis Pekerja Klasis; b. Perutusan Badan Pembantu Pelayanan dan AMGPM c. Undangan yang dianggap perlu diundang oleh Majelis Jemaat. Pasal 5 KEWAJIBAN PESERTA PERSIDANGAN 1. Menaati seluruh ketentuan Tata Tertib Persidangan Jemaat. 2. Mengikuti seluruh kegiatan Persidangan sesuai jadwal yang telah ditetapkan Persidangan. 3. Menghadiri sidang-sidang 15 menit sebelum sidang-sidang tersebut dimulai. 4. Menandatangani daftar hadir setiap kali menghadiri persidangan. 5. Setiap kali hendak meninggalkan persidangan yang sedang berlangsung, wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pimpinan Persidangan untuk menadapat persetujuan. 6. Setiap kali menghadiri sidang-sidang wajib mengenakan tanda pengenal peserta. 7. Menghormati dalam hal ini tidak mengganggu setiap pembicara yang sedang menggunakan hak bicaranya. Pasal 6 HAK PESERTA PERSIDANGAN

13 13 1. Peserta biasa mempunyai hak bicara dan hak suara. 2. Peserta Luar Biasa mempunyai hak bicara. 3. Setiap pembicara memiliki hak bicara selama 3 (tiga) menit, dan akan dibatasi hak bicaranya tersebut oleh Pimpinan Pesidangan jika ternyata penggunaannya telah melewati batas waktu yang ditentukan. 4. Peserta yang telah dibatasi hak bicaranya sebagaimana ayat (3) memiliki hak untuk menyampaikan permasalahan yang belum dibicarakan secara tertulis kepada Pimpinan Persidangan. 5. Setiap peserta yang menggunakan hak bicara dapat berbicara pada babak kedua dengan pokok permasalahan yang sama pada babak pertama bila permasalahan itu belum jelas. 6. Setiap peserta yang sementara menggunakan hak bicaranya memiliki hak untuk tidak diganggu pembicaraannya, kecuali oleh Pimpinan Persidangan dalam rangka menertibkannya demi memudahkan terjadinya pengambilan keputusan terhadap permasalahan yang sementara dibahas. 7. Hak interupsi dimiliki oleh setiap peserta dengan ketentuan, untuk melakukan penjernihan terhadap permasalahan yang sementara dibicarakan (point of clarification), menempatkan permasalahan yang dibicarakan sesuai aturan pembahasan (point of order), mencegah pelecehan nama baik seseorang (point of self-previledge), serta memberi informasi yang penting demi melengkapi pembicaraan tentang permasalahan yang sedang dibicarakan (point of information). Pasal 7 TATA CARA PEMBAHASAN 1. Setiap pokok masalah yang hendak ditetapkan sebagai keputusan persidangan, dibicarakan melalui dua babak pembahasan, kecuali terhadap pokok masalah yang karena urgensinya oleh Pimpinan Persidangan dipandang perlu untukdiadakan babak pembahasan khusus. 2. Tata cara pembahasan pokok masalah yang akan ditetapkan sebagai keputusan persidangan sebagaimana ayat (1) dilaksanakan melalui dialog dan musyawarah, di mana setiap peserta berkesempatan menyampaikan pandangannya. 3. Dalam rangka memelihara efisiensi dan efektivitas mekanisme persidangan dan pengambilan keputusannya, tata cara pembahasan Laporan Umum dan Keuangan dilaksanakan melalui dialog dan musyawarah, di mana penyampaian pandangan setiap peserta diatur melalui pemandangan umum per delegasi, dan tiap delegasi ditetapkan lama waktu penyampaian pemandangan umum adalah 7 (tujuh) menit. 4. Tata cara pembahasan Laporan Umum dan Keuangan sebagaimana ayat (3) terhadap peserta Luar Biasa dalam hal ini para undangan (pasal 4 ayat 2d), penyampaian pandangannya diatur melalui masing-masing peserta apabila diminta oleh Pimpinan Sidang dan pandangan yang disampaikan setelah penjelasan Majelis Jemaatpada babak pertama. 5. Peserta Luar Biasa dalam hal ini perutusan badan pembantu pelayanan adalah unsur penyelenggara pelayanan yang laporannya dibahas dalam pembahasan

14 14 Laporan Umum dan Keuangan, karena itu tidak menyampaikan pandangan, kecuali dipandang perlu oleh pimpinan persidangan untuk melakukan klarifikasi terhadap permasalahan yang sementara dibicarakan dalam pembahasan Laporan Umum dan Keuangan tersebut. 6. Setelah Majelis Jemaat memberikan penjelasan terhadap pemandangan umum dari utusan Sektor, maka dibuka babak kedua untuk memberikan tanggapan terhadap pembahasan Laporan Umum dan Keuangan Majelis Jemaat per delegasi dengan waktu 3 menit. Pasal 8 KESIMPULAN PEMBAHASAN 1. Jika suatu pokok permasalahan telah selesai dibahas oleh persidangan, Pimpinan Persidangan hendaknya menyimpulkan hasil pembahasan tersebut untuk memberi arah bagi pengambilan keputusan. 2. Apabila kesimpulan sebagaimana ayat (1) tidak dapat ditempuh Pimpinan Persidangan mengingat kompleksnya pokok permasalahan yang dibahas, Persidangan dapat membentuk Tim Perumus yang dipimpin oleh Pimpinan Persidangan untuk merumuskan kesimpulan yang diperlukan dan melaporkannya kepada Persidangan dengan batas waktu yang ditentukan untuk dilakukan pengambilan keputusan. Pasal 9 PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Pengambilan keputusan mengenai suatu pokok masalah dilakukan oleh Peserta Biasa Persidangan. 2. Setiap keputusan diambil dengan mengedepankan azas musyawarah untuk mufakat. 3. Apabila musyawarah untuk mufakat sebagaimana ayat (2) tidak tercapai, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dari peserta biasa Persidangan. 4. Pengambilan keputusan mengenai orang dilakukan secara tertulis. Pasal 10 SAHNYA PERSIDANGAN 1. Persidangan Jemaat dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta biasa Persidangan. 2. Sidang-sidang Komisi dan atau Panitia Khusus dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari sejumlah peserta sidang Komisi dan atau Panitia Khusus.

15 15 Pasal 11 KETENTUAN PENUTUP 1. Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan ditentukan kemudian sesuai keputusan Persidangan. 2. Tata Tertib ini digunakan untuk Sidang Jemaat GPM tahun , selama Persidangan MPL Sinode tidak menetapkan ketentuan lain. 3. Dengan ditetapkannya Tata tertib ini, semua keputusan tentang Tata Tertib Persidangan Jemaat yang berlaku selama ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Ditetapkan di : Waenibe Pada Tanggal : 03 November 2016 PIMPINAN SIDANG KE-38 MPL SINODE GEREJA PROTESTAN MALUKU Pendeta A. J. S. Werinussa Ketua Pendeta E. T. Maspaitella Sekertaris

16 16

17 17 LAPORAN PELAYANAN DAN KEUANGAN JEMAAT GPM NAZARET TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN Segala Puji, Syukur dan kemuliaan bagi Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus yang menuntun dan memperkenankan pelayanan di Jemaat GPM Nazaret dapat dilaksanakan. Pernyataan Syukur ini sekaligus merupakan pernyataan iman bahwa tanpa Tuhan, segala sesuatu akan sia- sia. Tahun 2016 yang merupakan tahun pelayananan pertama bagi Jemaat GPM Nazaret pasca pelembagaannya menjadi jemaat mandiri, yang dimekarkan dari Jemaat GPM Bethabara pada tanggal 10 Januari 2016,di maknai sebagai karya dan berkat Allah bagi pelayan dan jemaat GPM Nazaret. Penataan kelembagaan dengan kapasitas ( 4 Sektor / 8 Unit,wadah pelayanan dan organisasi, dengan jumlah 241 Kepala Keluarga dan jumlah Jiwa 939 : Laki-laki 469 Jiwa dan Perempuan 470 Jiwa ; Data Statestik Akhir Tahun 2016 ) dan selanjutnya telah dilakukan serah terima tugas Ketua Majelis Jemaat dari Pdt. D. Soplanit yang memasuki masa purnabakti ( Pdt Emeritus ) kepada Pdt Nn. F. Balubun pada tanggal 18 september 2016, kemudian memulai tanggung jawab pelayanan tanggal 25 September Untuk proses ini apresiasi dan terima kasih yang tulus disampaikan kepada Bapak Pdt. D. Soplanit dan keluarga yang telah bergumul dalam tanggungjawab pelayanan bersama jemaatgpm Nazaret. Realitas gumul pelayanan terus dijalani oleh Jemaat GPM Nazaret yang baru mengelola pelayanan sebagai jemaat mandiri dan tetap menjadi spirit untuk terus eksis melakukan perandan fungsi pelayanan dan pengutusan. Dipayungi Tema Sentral GPM : Allah kehidupan tuntunlah kami untuk membela dan merawat kehidupan dan Sub Tema : Delapan Dekade GPM bersyukur dengan bersama-sama meningakatkan kualitas hidup manusia dan Alam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA ) dan pengaruh Penyakit Sosial Maka Persidangan I Jemaat GPM Nazaret telah dilaksanakan pada tanggal 24 April 2016, yang diarahkan sesuai Rencana Strategis ( Renstra ) Jemaat telah menetapkan 21 Program dengan 69 Kegiatan dan 10 Rekomendasi serta Anggaran Pendapatan dan Belanja berjumlah Rp ,-

18 18 Majelis Jemaat sebagai penerima mandat berkawajiban untuk mengimplementasikan keputusan dimaksud dan mempertanggungjawabkan kepada persidangan jemaat sebagai lembaga tertinggi melalui Laporan umum pelayanan dan keuangan jemaat GPM Nazaret tahun 2016 dengan sistematika sebagai berikut: I. Pendahuluan II. Ringkasan Eksekutif / Tabel Realisasi Program III. Realiasasi Program pelayanan 2016 IV. Problematika Pelayanan dan Visi Kedepan V. Laporan Keuangan VI. Penutup. Selanjutnya, berdasarkan sistimatika tersebut, akan diuraikan laporan pelayanan dan keuangan Jemaat GPM Nazaret tahun No II. RINGKASAN EKSEKUTIF Seksi Pemberdayaan Teologi dan Pembinaan Umat Pembertitaan Injil dan Komunikasi Pengembangan Oikumenus Semesta Penataan dan Pengembangan kelembagaan TABEL REALISASI PROGRAM TAHUN 2016 Jumlah Realisasi Belum Realisasi Prog. Keg. Prog. % Keg. % Prog % Keg. % Jumlah Rekomendasi Rekapitulasi 1. Jumlah Program 21 yang terealisasi 19 ( 90% ) yang belum realisasi 2 ( 10 % ) 2. Jumlah Kegiatan 69 yang terealisasi 57 ( 83%) yang belum realisasi 12 ( 17 % ) 3. Rekomendasi 10 yang terealisasi 8 ( 8 % ) yang belum realisasi 2 ( 20%) Dari gambaran eksekutif dalam tabel program diatas, maka terlihat secara kuantitas program yang terealisasi semuanya, tetapi ada juga yang belum termasuk juga Kuantitas kegiatan pada program yang juga tidak terealisasi semuanya. Dan tentu ini menjadi perhatian dan prioritas untuk tahun ini.

19 19 Bahkan sesungguhnya yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian juga adalah capaian kualitas dari program dan kegiatan yang dilakukan. III. RINCIAN REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM Seluruh program yang ditetapkan mengacu pada Renstra Jemaat dan program partisipasi ( Sinode dan Klasis ) dengan tiga pilar yang tetap menjadi perhatian sesuai dengan arahan PIP/RIPP GPM yakni : penguatan Umat, Pelayanan dan Lembaga. Berikut ini disampaikan Realisasi dan Capaian program tahun 2016 dari tiap-tiap seksi sebagai berikut : A. Seksi Pemberdayaan Teologi dan Pembinaan Umat 1. Sub Seksi Anak dan Remaja dam katekisasi, menetapkan : a) Program Pengembangan Manajemem PFG dengan 14 kegiatan, telah realisasi 13 kegiatan dan 1 kegiatan tidak teralisasi, yaitu : Evaluasi Majelis terhadap perkembangan SMTPI melalui Pdt pendamping, Majelis pembina, dan Tim teaching ( Penguatan Lembaga ) Pemberian Insentif Pengasuh 28 orang ( Penguatan Pelayanan ) Pengontrolan terhadap proses Sekolah Minggu maupun TPI di sektor oleh Majelis Jemaat ( Penguatan Lembaga ) Pertukaran Tenaga Pengasuh yang berlangsung 2 kali pada bulan Mei dan Oktober ke Jemaat Menara Kasih Mangga dua dan Imanuel Karpan pada Bulan Oktober ( Penguatan Pelayanan ) Ibadah Pengasuh yang terlaksanakan 1 bulan sekali pada hari selasa minggu ke II bulan berjalan di Gedung Gereja Nazaret (Penguatan Pelayanan ) Bimbingan Pengasuh yang tetap dilaksanakan pada setiap Minggu olehtim Teaching TOT PFG untuk pembutan dan penggunaan alat peraga serta pembuatan Liturgi dan nyanyian kreatif SMTPI dengan menghadirkan Fasilitator Pdt. R. Samson. Untuk management PFG melalui kegiatan TOT belum terealisasi dan menjadi perhatian untuk ditindaklanjuti( Pengauatan Pelayan dan Penguatan Lembaga ) Pengadaan format format pendukung PFG masi terus dibenahi dan untuk ini alokasi dana untuk pengadaan telah tersedia (Penguatan Lembaga)

20 20 Rekrutmen Tenaga Pengasuh dari setiap sektor Pelayanan ( Penguatan Lembaga ) Pembentukan Pembina/ team teaching bagi katekisasi dan Sekolah Minggu telah dilakukan ( Penguatan Lembaga) Pembinaan Insentif Pembina pengasuh ( Penguatan Pelayan ) Himbauan tentang pentingnya peran Orang Tua dalam PFG dilakukan dalam kunjungan Pastoral maupun pembinaan umat ( Penguatan Umat) Kegiatan SIL ( Sekolah Isi Liburan ) telah dilaksankan untuk mengisi masa liburan dengan berbagai aktivitas belajar dan bermain, Kreativitas ketrampilan dan hasilnya telah di Ekspos melalui Pameran hasil karya SMTPI yang sekaligus menjadi menjadi upaya penggalangan Dana. Kegiataan SMTPI bersama Anak dan Orang Tua terkait dengan evaluasi semester yang belum dilaksanakan hal ini terkait dengan peyediaan administrasi PFG / Laporan Pendidikan yang belum terlakasan ( Penguatan Umat ) b) Program menguatkan Spiritualitas umat berbasis keluarga dengan 4 kegiatan, telah terealisasi 2 kegiatan dan 2 kegiatan tidak terealisasi, yakni : Pembentukan dan optimalisasi kelompok tutar anak, dimana Pengasuh serta anak tanggung dan anak Remaja di setiap sektor telah terbentuk (Penguatan Umat ) Kegiatan pelatihan pendidikan sebaya, pendidikan seks dan ketrampian hidup remaja dan kekerasan terhadap anak, berlangsung selama dua hari, dimana kegiatan pembukaan berlangsung di kantor Kotamadya Ambon lantai 2 dan kegiatan selanjutnya berlangsung di kantor Klasis ( Penguatan Umat) Gerakan gemar menabung pada SMTPI yang dikembangkan untuk setiap anak. Pelaksanaan dan evaluasi kelompok tutor anak berlangsung 6 bulan sekali dimana dalam pertemuan pengasuh seluruhnya memberi Pertanggungjawaban (Penguatan Umat) Pada Sub seksi ini selain program yang ditetapkan dengan sejumlah kegiatan yang sudah dilaporkan, yaitu kegiatan yang melibatkan potensi SMTPI baik pengasuh maupun anak dan remaja. Kegiatan ini dalam bentuk kegiatan partisipasi merayakan HUT SMTPI GPM ke 60 melalui kegiatan lomba yang dikuti oleh Anak / Remaja maupun pengasuh ( Fasion Show, Mewarnai Gambar, Membaca Indah Alkitab, Penyuluhan

21 21 Narkoba, HIV/Aids serta Tanding Mengajar), dengan acara puncak pada Syukur HUT SMTPI tanggal 21 Desember Selain itu, beberapa kegiatan hari-hari besar Gerejawi yang juga melibatkan SMTPI (Paskah, Natal, HUT GPM dan Pesparawi). Pelaksanaan Katekisasi dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dalam 1 Minggu (Minggu, Senin, dan Kamis), dengan jumlah 16 katekisan. Keterlibatan katekisan dalam pertemuan yang dilakukan cukup memprihatinkan, sehingga perlu ada perhatian dan kerjasama dari orang. 2. Sub Seksi Pembinaan Pemuda menetapkan Sub seksi ini menetapkan 1 program dengan 2 kegiatan, 1 kegiatan terealisasi dan 1 kegiatan tidak terealisasi, yaitu : a) Program Penguatan Spritulitas Umat Berbasis Keluarga dengan 2 kegiatan Kegiatan bible camp bagi pemuda tidak terealisasi dan selanjutnya diarahkan dalam tema - tema pembinaan baik diskusi, meditasi, PA tentang pola hidup sederhana. Seminar tentang dampak pornografi dan kekerasan terhadap perkembangan anak remaja telah terealisasi sebagai program partisipasi Klasis melibatkan perutusan Jemaat. 3. Sub Seksi Pembinaan Kemitraan Laki-laki dan perempuan Sub Seksi pembinaan ini menetapkan 3 program dengan 7 kegiatan, yaitu : a) Program pengembangan management PFG dengan 1 kegiatan yakni: Kegiatan SMTPI bersama anak dan orang tua terlakasana pada setiap bulan melalui aktifitas TPI ( Lintas Sub Seksi bersama dengan Sub Anak Remaja dan Katekisasi) b) Program ketahanan Spiritulitas umat berbasis keluarga menetapkan 4 Kegiatan, 2 kegiatan telah direalisasi dan 2 kegiatan tidak direalisasi, yaitu: Gerakan gemar menabung pada wadah-wadah pelayan telah terealisasi ( lintas sub seksi ) Kegiatan Super Mom tidak teralisasi terkait dengan berbagai aktifitas di bulan Desember. Kegiatan Camp Pria Sejati tidak terealisasi dan partisipasi bersama dengan komisi laki-laki klasis ke Manipa dilaksanakan.

22 22 Sosialisasi undang undang KRDT dan kekerasaan Seksual telah dilaksanakan sebagai program partisipasi dengan Klasis melibatkan perutusan jemaat. c) Program Penguatan kapasitas pelayan menetapkan 2 kegiatan, yang tidak terealisasi, yaitu : Pelatihan pembuatan renungan dan khotbah kontekstual tidak teralisasi dan ini menjadi prioritas tahun ini Pelatihan penataan liturgi dan nyanyian gereja belum terealisasi dan ini juga menjadi prioritas tahun ini. Pada sub seksi ini juga dilaksanakan ibadah komisi perempuan seklasis Kota Ambon, Natal Mitra, dan perayaan hari besar gerejawi lainnya. 4. Sub Seksi Pembinaan Warga Gereja Senior Sub Seksi ini menetapkan 1 program dengan 2 kegiatan, yaitu : a) Pembinaan Spiritualitas Pembinaan Spiritualitas dan penyegaran rohani pada warga gereja senior dilaksanakan dalam bentuk pelayanan Ibadah Minggu dan Diakonal. Pelayanan kesehatan bagi warga jemaat senior terlaksana dalam program partisipasi klasis yakni pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Gereja Maranatha. 5. Sub Seksi Pembianaan Keluarga Sub seksi ini menetapkan 1 program dengan 9 kegiatan, yaitu : a) Program Penguatan Spiritulitas Umat Berbasis Keluarga Menggiatkan Pelaksanaan Binakel Pada hari Sabtu di setiap Keluarga. Pembentukan dan opmtimalisasi binakelgatris belum dilakukan secara sistimatis dan terorganisir dan dilakukan secara informal (sesuai kebutuhan bagi keluarga yang berdekatan). Kedepannya Gatris dapat dilakukan sebulan sekali. Bulan Bina Keluarga dengan materi hedonisme, materialisme dan konsumerisme dilakukan melalui materi LPJ di unit, wadah, binakel. Pembuataan materi bina keluarga dilaksanakan sesuai Meteri LPJ Pencanangan meja makan sebagai sarana pembinaan telah dilaksankan tetapi belum maksimal diterapkan dalam share keluarga.

23 23 Share bersama tentang arti Meja Makan telah dilaksanakan dalam rangka pembinaan keluarga namun juga belum maksimal karena masih terbatas pada perangkat pelayan.diharapakan hal ini ditindaklanjuti dalam materi pembinaan Umat baik Unit, Wadah, Organisasi maupan Binakel. Share bersama tentang arti Tampa Garam telah dilaksanakan dalam rangka pembinaan keluarga namun belum maksimal pelaksanaannya. Penerapan budaya tampa garam sebagai lambang persekutuan Share nilai-nilai budaya lokal lainnya sebagi sarana pembinaan keluarga ( misalnya Pela Gandong, Masohi, dll ) 6. Sub Seksi Pembiaan warga gereja Profesional Sub seksi ini menetapkan 1 program dengan 1 kegiatan, yaitu : a) Program pengembangan politik GPM dengan kegiatan Pembentukan dan optimalisasi binakel Gatris dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. 7. Sub Seksi Pembinaan Peribadahan Jemaat dan Musik Gereja Sub seksi ini menetapkan 1 program dengan 2 kegiatan yang tidak terealisasi, yaitu : a) Program Penguatan Kapasitas Pelayan Pelatihan dan pembuatan renungan dan khotba kontekstual tidak terealisasi Pelatihan penataan liturgi dan nyanyian gereja belum terealisasi. 8. Sub Seksi Pembinaan Pastrol dan Konseling Sub seksi ini menetapkan 1 program dengan 3 kegiatan, 2 kegiatan terealisasi dan 1 kegiatan tidak terealisasi, yaitu : a) Program Pastoralia dan Konseling Kunjungan Pastoral kepada jemaat yang dilakukan 4 kali setahun dan atas kebutuhan pelayanan lainnya ( Penanganan kasus Judi, Miras dan KDRT ) Pelatihan Langkah Praktis Pastoral Korban KDRT, Pastoral menangani Miras, Pastoral warga gereja korban seks bebas, Pastoral menangani judi, penggembalaan dan disiplin gereja belum dilaksanakan dan selanjutnya akan menjadi prioritas. Pendampingan pastroal kepada warga bina rutan dan lapas telah di lakukan termasuk kepada keluarga.

24 24 B. Seksi Pemberitaan Injil dan Pelayanan Kasih 1. Sub Seksi Pelayan Pendidikan menetapkan Sub seksi ini menetapkan 4 kegiatan yang telah terealisasi, yaitu : Himbauan Wajib Belajar kepada orang tua dan anak terlaksana baik dalam pastoral dan pembinaan umat lainnya. Pembentukan dan Omptimalisasi Tim kontrol wajib belajar dilakukan melalui partisipasi orang tua dan lingkungan termasuk perangakat pelayan dalam memberikan arahan. Pemutaran lagu jam belajar dilakukan setiap jam WIT ( 7 malam ) Pemberian kado kepada anak yang berprestasi telah dilaksanakan dengan memberikan santunan pendidikan bagi 4 anak dal jemaat. C. Seksi Pengembangan Oikumene Semesta 1. Sub Seksi Pembinaan kerjasama lintas denominasi Sub seksi ini menetapkan 1 program dengan 2 kegiatan yang telah terealisasi, yaitu : a) Program pengembangan Informasi, dokumentasi dan Komunikasi Pengadaan DKG telah dilakukan selanjutnya perlu disosialisasikan Penjemaatan desain strategi Oikumene GPM belum teralisasi terkait dengan pengadaan dari Sinode. 2. Sub Seksi Pembinaan Kerjasama Antar Agama dan Aliran Kepercayaan Sub seksi menetapkan 1 program dengan 2 kegiatan yang telah terealisasi, yaitu: a) Program Pengembangan Dialog dan Kerjasama Lintas Iman Khotbah damai terlaksana dalam materi-materi pembinaan umat baik khotbah, Unit, Wadah dan Organisasi. Membangun kerjasama dengan NGO yang bergerak pada Isu HIV/AIDS, kekerasan terhadap perempuan dan anak telah dilakukan dalam kegiatan partisipasi Klasis untuk malam perenungan HIV/AIDS tanggal 1 Desember 2016.

25 25 3. Sub Seksi Lingkungan Hidup dan Keutuhan Ciptaan menetapkan Sub seksi ini menetapkan 1 program dengan 4 kegiatan yang telah terealisasi, yaitu: a) Program Peningkatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Workshop pemuda tentang lingkungan hidup sebagai kegiatan partisipasi Klasis yanga telah dilaksanakan dengan mengikutsertakan 2 orang pemuda perutusan dari AMGPM Dakota Cabang Nazaret. Pelaksanaan kegiatan pelestarian lingkungan hidup belum teralisasi dan diarahkan dalam kegiatan Nazaret peduli lingkungan yang melibatkan AMGPM untuk membawa dan membuang sampah Gerakan sabtu bersih telah terealisir pada lingkungan sektor masing masing yang dilakukan oleh setiap keluarga. Gerakan Lisapalung ( Lihat Sampah Lagsung Pungut dan Buang ) telah dilakukan melibatakan warga jemaat. D. Seksi Penataan dan Pengembangan Kelembagaan 1. Sub Seksi Pengembangan Administrasi dan Managament Sub Seksi ini menetapkan 2 program dengan 2 kegiatan yang telah terealisasi, yaitu: a) Program Penguatan Kapasitas Pelayan Pelatihan pengelolahan keuangan terealisasi dalam kegiatan pelatihan bagi bendahara jemaat pada bulan November di Gereja Maranatha. b) Program Pengembangan Informasi, Dokumentasi dan Komunikasi Pengadaan surat baptis, Sidi dan Nikah terealisasi sesuai kebutuhan dan untuk keptusan persidangan Sinode GPM dan buku peraturan terbaru belum terealisasi terkait dengan pengaadan atau distribusi dari sinode. 2. Sub Seksi Pembinaan Penggunaaan dan Pengendalian Keuangan Gereja Sub Seksi ini menetapkan 1 program dengan 1 kegiatan yang terealisasi di tingkat jemaat, yaitu : a) Program Peningkatan Harta Milik Gereja Verifikasi Keuangan Jemaat oleh Tim Verifikasi 2 kali dalam setahun, untuk unit dan wadah akan ditindaklanjuti.

26 26 3. Sub Seksi Pengembangan Infrastruktur Sub Seksi inimenetapkan 1 program dengan 5 kegiatan, 4 kegiatan terealisasi dan 1 kegiatan tidak terealisasi, yaitu : a) Program Peningkatan Pengelolahan Harta Milik Gereja Pelaporan Aset GPM di jemaat ke klasis dalam laporan semester. Verifikasi harta milik jemaat yang juga dilakukan oleh tim 2 kali dalam setahun. Pembentukan dan pelantikan panitia pembangunan pastori 2 sudah terealisasi( laporan panitia terlampir ) Pembangunan pastori 2 yang sudah dimulai sejak minggu ke 2 bulan september 2016 dan telah rampung 75 %. Rencana tindaklanjut adalah penyelasaian pembangunan pada bulan meret Pengadaan 1 unit printer fotocopy belum teralisasi karena ketersedian fasilitas kantor yang masi memadai namun selanjutnya menjadi kebutuhan di tahun Sub Pembinaan Aparatur pelayan Sub Seksi ini menetapkan 1 program dengan 3 kegiatan yang telah terealisasi, yaitu: a) Program penguatan kapasitas pelayan dengan 3 kegiatan yakni: Pembinaan Spiritualitas pelayan terealisasi dalam evaluasi dan pergumulan majelis jemaat, untuk pengurus unit, wadah, organisasi diarahkan langsung dalam rapat koordinasi. Leadership untuk KMJ dan Pendeta Jemaat telah terealisasi dalam program partisipasi kalsis. Pembinaan dan pendampingan KMJ kepada pelayan seksi pengelolahan harta milik telah dilaksnakan sesuai dengan tupoksi. 5. Sub Seksi Dokumentasi dan Publikasi Sub Seksi ini menetapkan 1 program dengan 2 kegiatan yang telah terealisasi, yaitu: a) Program Penguatan Ketahanan Spiritulitas Umat Berbasis Keluarga Publikasi cerita hidup sehat melalui talenta telah dilaksanakan dengan mempublikasikan Resep-Resep obat tradisional.

27 27 Optimalisasi Rubrik talenta telah dilaksanakan melalui tenaga operator dan sekretariat. REKOMENDASI - REKOMENDASI Persidangan II Jemaat GPM Nazaret menetapkan 10 Rekomendasi, 9 Rekomendasi telah terealisasi dan 1 Rekomendasi yang akan diprioritaskan untuk dilaksanakan pada tahun 2017, yaitu : 1. Pembentukan dan Pelantikan Panitia Persidangan ke II tahun 2017 ( Sektor Karmel ) telah dilaksanakan pada bulan Juni Pembentukan kantoria tiap sektor telah dilaksanakan dan telah terlibat sesuai dengan jawal pelayanan sektor di Ibadah Minggu 3. Pembentukan dan Pelantikan Tim Penanggulangan Bencana telah dilaksanakan serta telah menjalankan tugasnya. 4. Pembentukan Panitia Hari-hari Besar Gerejawi dan HUT Jemaat GPM Nazaret belum terealisasi, akan menjadi prioritas dalam tahun ini. 5. Pemberian subsidi bagi penyelesaian pembangunan Rumah Bpk Pdt. D. Soplanit telah dilaksanakan. 6. Menerima hasil Konfercab I AMGPM Daerah Kota Ambon Cabang Nazaret telah dilakukan. 7. Pembentukan dan Pelantikan Panitia Pembangunan Pastori 2 dan percepatan renovasi Gedung Gereja Nazaret telah dilakukan. 8. Penyempurnaan SK Tim Renstra Jemaat GPM Bethabara ke Jemaat GPM Nazaret telah dilakukan. 9. Tim Teaching Katekisasi telah dilakukan. 10. Keikutsertan Jemaat GPM Nazaret dalam Pesparawi tingkat kecamatan telah terealisasi. IV. Problematika yang dihadapi A. Problematika umat 1) Spiritulitas dan peribadahan Kehidupan spiritualitas umat yang terkait dengan pertumbuhan iman ( partisipasi dalam berbagai ibadah: Minggu, Unit, Wadah dan Organisasi yang masih rendah ) termasuk masalah-masalah moral etika dan penyakit sosial lainya membutuhkan tanggungjawab pembinaan yang serius.

28 28 Lemahnya pemahaman bergereja yang juga membentuk pemahaman tentang pentingnya ibadah dalam persekutuan harus diarahkan untuk penguatan spiritualitas. 2) Pluralisme dan trauma konflik Jemaat GPM Nazaret berada dalam konteks masyrakat majemuk baik dari sisi Budaya, Suku, Agama dan lain-lain. Kemajemukan sebenarnya adalah Anugerah Tuhan yang bisa dipakai sebagai kekuatan untuk membangun kehidupan. Namun disisi lain jika tidak dikelolah dengan baik bisa menjadi potensi perpecehan. Terjadi juga fenomena traumatik konflik horinsontal/ komunal yang rentang terhadap hubungan-hubungan kemanusian bahkan timbulnya kerawanan terhadap kondisi hidup yang nyaman. Untuk itu sangat dibutuhkan pendampingan pastoral dan pembinaan umat secara konperhensip serta membuka ruang- ruang dialogis dengan pemerintah maupan umat beragama. Bahkan juga melibatkan pihak-pihak terkait dalam penanganan trauma konflik dan pengamanan lingkungan. 3) Kualitas Hidup Keluarga Keluarga sebagai basis pembinaan umat mesti menjadi kekuatan strategis. Kompleksitas masalah yang dihadapi umat ( Judi, Miras, kenakalan remaja, penggunaan Obat-obat terlarang, KDRT, perhatian terhadap pendidikan / jam belajar, termasuk pergaulan anak,dll ) memberi indikasi bahwa keluarga sebagai basis pembinaan mesti menjadi pola yang perlu menadapat perhatian. Untuk itu pastoral dan pembinaan berbasis keluarga ( BINAKEL ) harus menjadi acuan. 4) Kesejahteraan dan Pemberdayaan Kualitas kehidupan umat juga di lihat dari tingkat kesejahteran yakni terpenuhinya kebutuhan primer secara baik. Dalam realitas, Jemaat GPM Nazaret dari sisi pekerjaan umat memiliki pendapatan tetap yang dominan yakni pegawai negeri dan pegawai swasta termasuk TNI POLRI, Wirausaha dan pensiunan. Namun ada juga yang bekerja sebagai tukang kayu, tukang batu, tukang becak, pengojek, supir angkot, penyapu jalan dan mereka yang membuka usaha Kios/pondok. Belum lagi masih ada yang menganggur. Hal ini memberi indikasi bahwa peningkatan kualitas kesejahteraan dan pemberdayaan umat juga menjadi masalah serius yang harus diperhatikan.

29 29 Untuk itu penguatan sumber daya manusia termasuk mentalitas etos kerja dalam rangka pemberdayaan. 5) Ekologi dan Bencana Alam Lingkungan hidup menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ekosistem kehidupan. Realitas menunjukan bahwa Jemaat GPM Nazaret juga menghadapi masalah ekologi dan rawan bencana ( Sampah, saluran air/ got, banjir dan longsor ). Hal ini juga terkait dengan kedudukan topografi lingkungan. Dengan demikian kesadaran tentang penataan lingkungan hidup yang aman sudah harus di arahkan, termasuk melakukan gerakan tanggap bencana dalam kerjasama dengan pihak terkait. Visi Kedepan 1) Penguatan spiritualitas Umat melalui penguatan keluarga sebagai basis pembinaan ( Penataan dan pengembangan Binakel dan Gatris ) 2) Perlu pengembangan model pembinaan dan Pastoral dan tanggap permasalahan dan kebutuhan umat, termasuk efektifitas Pastoral rutin tiga kali setahun. 3) Pengembangan model-model pelayanan termasuk Ibadah kreatif dan sosial, kemitraan untuk meningkatkan pemahaman bergereja dan pentinnya ibadah. 4) Perlu dilakukan aktifitas bersama diantara komunitas umat beragama terhadap masalah-masalah sosial termasuk terbangunnya hubungan dialogis. 5) Perlu dilakuan gerakan peduli lingkungan ( Keadilan Ekologi ) B. Problematika Pelayan 1) Penghayatan Panggilan Perangkat pelayan(mj, Pengurus Sektor, Wadah dan Organisasi termasuk unsur pembantu pelayanan lainnya) dalam melaksanakan tanggungjawab pelayanan harus di akui belum secara maksimal. Bahkan cederung terjadi krisis panggilan karena komitmen terhadap tanggungjawab melayani tidak dilakukan oleh sebagian pelayan. Hal ini menegaskan bahwa pembinaan spiritualitas pelayan harus di lakukan untuk memaknai panggilan melayani sebagai berkat Tuhan. 2) Kapasitas Pelayan Hal ini terkait dengan kurangnya pengetahuan dan pemahaman perangkat pelayan terhadap dokumen-dokumen gereja( Tata Gereja, Ajaran

30 30 Gereja, Peraturan pokok, Tupoksi dll) ini tentu berdampak dalam pelaksanaan tugas pelayanan termasuk kemampuan berteologi dan penyelesaian masalahmasalah pelayanan. 3) Keluarga Pelayan Pelayan dan keluarga cenderung kurang menjadi contoh dalam menopang pelayanan. Selain itu, umat menjadikan hal ini sebagai alasan sehingga menjadi batu sandungan dalam proses pelayanan. Oleh karena itu pelayan dan keluarganya diharapkan memberi nilai positif untuk menunjang seluruh proses pelayanan dalam jemaat. Visi kedepan 1) Pembinaan Spiritualitas pelayan dan keluarga 2) Pastroralia dan pendampingan terhadap perengakat pelayan termasuk penegakan aturan gereja 3) Perlu sosialisasi dokumen gereja dengan melakukan bimbingan serta pelatihan 4) Perlu ada rapat evaluasi dan koordinasi seluruh perengakat pelayan secara berkala minimal 3 kali setahun. C. Problematika Lembaga 1) Penataan Struktur Kelembagaan Jemaat GPM Nazaret sebagai Jemaat yang baru dalam pelembagaannya ( Tahun 1 ) terus berposes untuk menata struktur kelembagaan dan pelayanan baik di tingkat Jemaat Sektor, Unit dan Wadah. termasuk di dalamnya diarahkan sesuai dengan amanat PIP/RIPP GPM. Hal ini juga menjadi tuntutan konstitusi yang harus dilakukan yang diarahkan melalui sosialisasi dan pelaksanaannya. 2) Pembenahan Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana menjadi penunjang dalam pelaksanaan pelayanan. Karena itu penyedian Sarana dan Prasarana terus dilakukan ( Pembangunan Pastori II, Renovasi Gereja, pengadaan Inventaris Gereja, kantor dan Pastori) 3) Penataan Administrasi / Sekretariatan Terkait dengan pemutahiran data yang akurat serta sistem IT( Website ) sesuai dengan kebutuhan.

31 31 4) Keuangan dan Harta Milik gereja Pembenahan Sistim Administrasi Keuangan dan pengelolahannya harus dibenahi sesuai dengan perturan perbendaharaan GPM baik di tingkat Jemaat, Unit maupan Wadah.Untuk pengelolahan harta milik Gereja masi harus di lakukan legitimasi harta milik berupa sertifikatasi tanah. Visi kedepan 1) Perlu pengadaan Sarana dan Prasarana penunjang pelayanan termasuk ketersediaan dana penopang 2) Pemutakhiran data penataan kesekretariatan dokumentasi dan arsipan perlu ditinggkatkan. 3) Perlu dilakukan pelatihan perbendaharaan gereja termasuk kerjasama terhadap pihak terkait untuk proses legitimasi harta milik. V. Laporan Keuangan Pelaksanaan pelayanan di lingkup jemaat GPM Nazaret ditunjang dengan penyediaan keuangan, sehingga seluruh kegiatan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik. Selanjutnya, akan disampaikan laporan pertanggungjawabab keuangan jemaat GPM Nazaret tahun LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN JEMAAT GPM NAZARET

32 32 TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN Peserta Persidangan yang mulia, tahun 2016 kita semua lalui dengan selamat sebagai orang peracya patut kita mengucap syukur kepada Bapa di sorga dalam Tuhan Yesus Kristus, karena atas pemeliharaannya kita dapat menjalani hidup bermasyarakat dan bergereja dengan suasan aman dan damai. Dan juga kita dapat melakansanjkan persidangan ke 2 Jemaat GPM Nazaret disaat ini. Kita mengakui bersama bahwa di tahun 2016 yang telah kita lalui dengan belbagai dinamika yang tentunya mengsisakan banyak tugas dan tanggungjawab yang kita kerjakan di tahun yang baru. Sejalan dengan pemekaran Jemaat yang telah dilakukan pada 10 Januari Kita sungguh yakin bahwa sebagai orang yang bekerja di Kebun Anggur miliknya, baik sebagai penanam dan penyiram, akan selalu mengharapakn pertumbuhan dari pada Tuhan yang punya pekerjaan ini. Sebagai warga gereja yang baik, kita semua telah berpartisipasi dalm tugastugas bersaksi, bersekutu dan melayani di tahun 2016 dan kita telah mejalani dan merasakan kemurahan kasih yang besar yang Tuhan anugerahkan kepada kita semua. Anugerah dan kemurahan Tuhan bagi kita ditahun 2016 itu nampak dan dapat kita lihat pada Realisasi pendapatan murni terealisir sebesar Rp dari pendapatn murni yang dianggarkan Rp yaitu mencapai 104 % Dengan kondisi tersebut kita di tuntut untuk semakin setia dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab kita untuk menjadi lebih baik lagi di tahun Dalam kesempatan ini Majelis Jemaat mengucapakan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada seluruh Jemaat GPM Nazaret, serta warga Jemaat yang berada disekitar Jemaat GPM Nazaret yang selama ini turut terlibat dan pertisispasi aktif dalam berupaya menopang tugas pelayan gereja. Peserta persidangan yang mulia, perkenankan kami menyampaikan gambaran capaian Anggaran Pendapatan dan belanja murni tahun Adapun Realisasi pendapatan murni dari target Tahun 2016 dengan penjelasan sebagai berikut : Saldo Lebih Tahun Lalu sebesar Rp : ====== Pendapatan tetap gereja : % Pendapatan pelayanan Gereja : %

33 33 Sedangkan untuk Pos Belanja dapat dijelaskan sebagai berikut : Sisa Kurang Tahun Lalu : ====== Belanja Tetap Gereja mengalami kenaikan sebesar : % Belanja Pelayanan Gereja : 69.80% Belanja Unit Usaha mengalami kenaikan sebesar : % Belanja Lain-lain mengalami kenaikan sebesar : % Hal ini mengisyaratakan kepada kita bahwa, kita tidak boleh berpuas diri dengan kenaikan Pendapatan lebih dari Anggaran yang telah ditetapkan. Kita harus jujur mengaku bahwa Kalau bukan Tuhan, sia-sialah usaha kita ( Mazmur 127 :1 & 2), untuk itu kita tetap berkeyakinan bahwa sebagai orangorang yang bekerja di kebun anggur baik sebagai penanam dan penyiram, tetap mengharapkan pertumbuhan dari padanya. Berangkat dari pergumulan tersebut, mari kita kaji pelaksanaan APBJ tahun 2016 yang tidak terlepas dari Laporan Umum Pertanggung-jawaban Pelayanan yang sudah disampaikan tadi, untuk ditetapkan sebagai tolok ukur dalam merancang dan menetapkan APBJ tahun 2017 yang akan kita jalani bersama. Laporan ini disampaikan dengan mengikuti sistimatika sebagai berikut : I. PENDAHULUAN. II. PELAKSANAAN APBJ TAHUN III. RINGKASAN UMUM REALISASI APBJ TAHUN IV. PENUTUP. II. PELAKSANAAN APBJ TAHUN 2016 Persidangan IJemaat GPM Nazaret tahun 2016 menetapkan APBJ berimbang pada Jumlah Rp (Delapan Ratus Enam Puluh Enam Juta Semahilan Ratus Lima Puluh Lima Ribu Tujuh Puluh Satu Rupiah) baik pada sisi pendapatan maupun belanja dengan perincian : Anggaran (Murni) pendapatan /Belanja : Rp Urusan Kas & Perhitungan ( UKP ) : Rp Jumlah Seluruh Pendapatan/Belanja : Rp Adapun Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Jemaat GPM Nazaret Tahun 2016 dengan penjelasan Bagian- Bagian dan Pos-Pos sebagai berikut : A. BAGIAN I : PENDAPATAN. Bagian I.1. : Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu. Dianggarkan : Rp Realisasi sama dengan yang dianggarkan atau 100% BAGIAN I.2: PENDAPATAN TETAP GEREJA Tanggungan Pelayanan Gereja terdiri dari :

34 34 - Tanggungan Pelayanan warga Jemaat Dianggarkan : Rp Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,-. atau 105% - Tunggakan pelayanan warga Jemaat Dianggarkan : - Realisasi : Rp ,- % - Tunggakan tanggungan Jemaat tidak dianggarkan - Tanggungan Unit/Wadah/ Organisasi Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp. 2,966,300- atau 92,58% - Tunggakan Tanggungan Unit/ Wadah/ Organisasi Dianggarkan : - Realisasi : Rp ,- % BAGIAN I.3. : PENDAPATAN PELAYANAN GEREJA TERDIRI DARI : * POS PENDAPATAN SEKSI-SEKSI Pos Seksi Pemberdayaan Teologi dan Pembinaan Umat: Anak Remaja Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp , atau 514,55 % - Pemuda tidak dianggarkan - Pembinaan Kemitraan Laki-laki dan perempuan Dianggarkan : Rp Realisasi : Rp Selisih kurang : Rp , atau 35,77 % - Pembinaan Warga Gereja Senior tidak dianggarkan - Pembinaan Keluarga tidak dianggarkan - Pembinaan Warga Gereja Profesional tidak diangarkan - Pembinaan Peribadahan dan Musik Gereja tidak dianggarkan - Pembinaan Pastoral dan Konseling tidak dianggarkan Pos Seksi Pemberitan Injil dan Pelayanan Kasih - Pemberitaan Injil tidak dianggarkan - Pelayanan hukum HAM dan Demokrasi tidak di anggarkan - Pelayanan Pendidikan Tidak dianggarkan - Pemberdayaan di Bidang Sosial, Politik, Budaya Tidak dianggarkan Pos Seksi Pengembangan Oikumene Semesta - Pembinaan Kerjasama Lintas Gereja Tidak dianggarkan

35 35 - Pembinaan Kerjasama Antar Agama dan Aliran Kepercayaan Tidak dianggarkan Pos Seksi Penataan dan Pengembangan Kelembagaan - Pengembangan Administrasi dan Managemen Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,- atau 152,31% * POS PENDAPATAN KOLEKTA Pendapatan Kolekta terdiri dari : - Kolekta Ibadah Minggu Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,-atau 94.72% - Kolekta ibadah non minggu Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,-atau66.55 % - Kolekta Perjamuan Kudus Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,-atau 84, 37% - Pendapatan Persepuluhan/Ulu Hasilterdiri dari: Persepuluhan Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,-atau 134,4% Ulu Hasil Tidak dianggarkan Pengucapan Syukur terdiri dari : - Syukur Ibadah Minggu Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,-atau 107,02% - Syukur Ibadah non Minggu Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,-atau 36,25% Syukur Perjamuan Kudus Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,-atau122,55 % - Syukur Pelayanan Rumah Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,-atau 186,46% - Syukur Akhir Tahun

36 36 Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,-atau 58,03% - Donasi Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Kurang Sebesar : Rp ,-atau 180,27 % - Pendapatan Lain-Lain - Sumbangan Pemerintah ; tidak dianggarkan. - Hibah Tidak dianggarkan - Sumbangan Lainnya terdiri dari : - SumbanganPerorangan/Lembaga tidak dianggarkan - Pendapatan Urusan Kas dan Perhitungan (UKP). Pendapatan Urusan Kas & Perhitungan terdiri dari : Penerimaan pihak ketiga Dianggarkan : Rp ,- tidak Terealisir - Kolekta Perjamuan Oikumene Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- atau 100 % - Sumbangan Sidi Baru untuk PI Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- atau 100 % - Sumbangan Pekabaran Injil Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- atau 100 % B. Bagian II: BELANJA. BAGIAN II.1. BAGIAN II.2. : SISA KURANG ANGGARAN TAHUN LALU. Sisa Kurang Perhitungan Anggaran Tahun Lalu Tidak dianggarkan : BELANJA TETAP GEREJA. - Belanja Pelayanan Gereja terdiri dari: Tanggungan Pengembangan Institusi Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- atau 102,82% - Subsidi untuk UKIM Dianggarkan : Rp ,- Tidak Terealisir - Sumbangan untuk YPPK/YPKPM. Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- atau 100% - Subsidi Untuk GPI Dianggarkan : Rp ,- tidak terealisir - Setoran 3% saldo Akhir Tahun Dianggarkan : Rp ,-

37 37 Realisasi : Rp ,- atau 100% Pos II.2.2. : Belanja Pegawai Terdiri dari : - Honor : Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,- atau 95,08% - Uang lembur Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,- atau 15,92 % - Insentif Majelis Jemaat Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,- atau 106,70 % - Insentif Tuagama/Pegawai Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,-atau 100% - Perawatan Dianggarkan : Rp ,- Tidak Terealisir - Kontrak Rumah Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,- atau 87,50% Bagian II.2.3. : Belanja Barang terdiri dari: - Alat Kantor/ ATK Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,-atau 295,33% - Biaya Tamu Gereja Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,-atau % - Biaya Listrik Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,-atau 122,62 % - Biaya Telpon Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,-atau % - Biaya Air ; Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,- atau 59, 76%

38 38 atau 104,63 % - Surat, Kawat Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,- - Biaya Pajak-pajak Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,- atau Bagian II.2.4. : Belanja Inventaris terdiri dari : - Pengadaan Inventaris Kantor ; Dianggarkan : Rp ,- Tidak Terealisir - Pengadaan Inventaris Gereja Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih lebih : Rp ,-atau 985,44 % - Pengadaan Inventaris Rumah Dinas Dianggarkan : Rp Realisasi : Rp Selisih lebih : Rp atau 319,27% Bagian II.2.5. : Belanja Pemeliharaan. - Pemeliharaan Inventaris Kantor Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,-atau 111,50% - Pemeliharaan Inventaris Gereja Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,-atau 73,50 % - Pemeliharaan Inventaris Rumah Dinas Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,-atau 322,40 % - Pemeliharaan Kendaraan ketua Majelis Jemaat Dianggarkan : Rp ,- tidak terealisir Bagian II.2.6. : Belanja Rapat/Sidang terdiri dari: - Rapat Majelis Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,-atau 134,97 % - Sidang Klasis Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,-

39 39 Selisih Lebih : Rp ,- atau 124, 29% - Sidang Jemaat : Rp ,-Tidak Teralisir Bagian II.2.7. : Belanja Perjalanan Pelayanan terdiri dari ; - Transport lokal Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih lebih : Rp ,- atau 149% - Perutusan Sidang Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,-atau 100% - Perjalanan Dinas diluar Wilayah Jemaat Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,- atau 48,33% Bagian II.3 : Belanja Pelayanan Gereja Seksi Keesaan dan Pembinaan Umat - Anak Remaja Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,-atau 96,82% - Pemuda Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,- atau 10 % - Kemitraan Laki laki dan Perempuan Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih kurang : Rp ,-atau 72,94 % - Pembinaan Warga Gereja Senior Dianggarkan : Rp ,-Tidak Terealisir - Pembinaan Keluarga Tidak dianggarkan - Pembinaan Keluarga Tidak dianggarkan - Pembinaan Warga Gereja Profesional Tidak dianggarkan - Pembinaan Peribadaan dan Musik Gereja Tidak Dianggarkan Realisasi : Rp ,- - Pembinaan Pastoral dan Konseling Dianggarkan : Rp Tidak Terealisir - Biaya Pelayanan Ibadah-ibadah Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,-atau 90,86 %

40 40 Seksi Pemberitaan Injil dan Pelayanan - Pemberitaan Injil, Tidak dianggar - Pelayanan Hukum dan Advokasi, Tidak dianggarkan - Pelayanan Pendidikan Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- atau 100% - Pemberdayaan di Bidang sosial, Politik, dan Budaya Tidak dianggarkan Seksi Pengembangan Oikumene Semesta - Pembinaan Kerjasama Lintas Gereja, Dianggarkan :Rp Tidak Terealisasi - Pembinaan Kerjasama Antar Agama dan Aliran Kepercayaan, Tidak Dianggarkan. - Lingkungan Hidup dan Keutuhan Ciptaan Tidak Dianggarkan Realisasi : Rp ,- Seksi Penataan dan Pengembangan Kelembagaan - Pengembagan Administrasi dan Manajemen Dianggarkan : Rp ,- Tidak Terealisir - Pengembangan Penggunaan & Pengendalian Keuangan Gereja Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,- atau 60 % - Pengembangan Infrastruktur Dianggarkan : Rp ,- Tidak Terealisir - Pembinaan Aparatur Pelayanan, Tidak dianggarkan - Pengelolahan informasi, Tidak dianggarkan Terealisasi : Rp Dokumentasi dan Publikasi, Tidak Dianggarkan Bagian II.4. Bagian II.5 : Bagian Balanja Unit Usaha - Surat- surat Gerejawi Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih lebih : Rp ,- atau 384,2% - Kebun Jemaat, Tidak Dianggarkan - Unit Usaha Lainnya, Tidak Dianggarkan : Belanja Lain-Lain. - Pos Belanja lain-lain terdiri dari: - Bantuan-bantuan Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Lebih : Rp ,- atau 119,58

41 41 - Belanja HUT Gerejawi Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- No M.A U R A I A N TARGET REALISASI Persentase Selisih Kurang : Rp ,- atau 20% - Belanja Studi Pendeta, Tidak Dianggarkan - Belanja Partisipasi Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kuarang : Rp ,- atau % - Belanja Verifikasi Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- atau 100 % - Belanja lain-lain yang sah Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,-atau % - Sumbangan AMGPM tidak dianggarkan - Pos Belanja Tak Terduga Belanja tak terduga Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- Selisih Kurang : Rp ,-atau 93.76% Bagian II.5. : Belanja Urusan Kas dan Perhitungan (UKP). - Belanja Urusan Kas & Perhitungan. - Belanja pihak ketiga Dianggarkan : Rp ,- Tidak terealisasi - Kolekta Perjamuan Oikumene Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- atau 100% - Sumbangan Sidi Baru untuk PI Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,-atau 100% - Sumbangan Pekabaran Injil Dianggarkan : Rp ,- Realisasi : Rp ,- atau 100 % III. RINGKASAN UMUM REALISASI APBJ TAHUN 2016 A. PENDAPATAN

42 42 1 I.1 SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN TAHUN LALU - - I.1.1 Pos Sisa Lebih Perhitungan Thn Lalu I.2 BAGIAN.PENDAPATAN TETAP GEREJA I.2.1 Pos Tanggungan Pelayanan Gereja 4 I.3 PENDAPATAN PELAYANAN GEREJA : I.3.1 POS PENDAPATAN SEKSI-SEKSI I Pos Seksi Pemberdyaan Teologi dan Pembinaan Umat 7 I Pos Seksi Pengberitaan Injil dan Pelayanan Kasih 8 I Pos Seksi Pengembangan Oikumene Semesta 9 I Pos Seksi Penataan dan Pengembangan Kelembagaan Poe Pendapatan Kolekta Pos Pendapatan Persepuluhan / Ulu hasil I.3.4 Pos Pendapatan Pengucapan Syukur I.3.5 Pos Donasi I.4 PENDAPATAN LAIN-LAIN I.4.1 Pos Sumbangan Pemerintah Daerah I.4.2 Pos Hibah I.4.3 Pos Pendapatan Lainnya I.5 Penerimaan UKP I.5.1 Pos Pendapatan UKP Jumlah Penerimaan Murni Jumlah Seluruh Penerimaan B. BELANJA

43 43 No M.A U R A I A N TARGET ANGGARAN 1 II.1 SISA KURANG PERHITUNGAN ANGGARAN TAHUN LALU REALISASI ANGGARAN Persentase (%) 2 II.2 BAGIAN. BELANJA TETAP GEREJA II.2.1 Pos Belanja Pelayanan Gereja II.2.2 Pos Belanja Pegawai II.2.3 Pos Belanja Barang II.2.4 Pos Belanja Inventaris II.2.5 Pos Belanja Pemeliharaan II.2.6 Pos Belanja Rapat-Rapat II.2.7 Pos Belanja Perjalanan Pelayanan 8,000,000 7,675, II.3 BAGIAN. BELANJA PELAYANAN 104,600, GEREJA 11 II.3.1 Pos Seksi Pemberdayaan Teologi dan Pemb.Umat 91,400,000 62,365, II.3.2 Pos Seksi Pemberitaan Injil dan Pelayanan Kasih 1,200, II.3.3 Pos Seksi Pemgembanagn Oikumene Semesta 400, II.3.4 Pos Seksi Penataan dan Pengemabangan Kelembagaan 11,600,000 2,600, II.4 BAGIAN. BELANJA INIT USAHA 1,200,000 4,610, II.4.1 Surat Surat Gerejawi 1,200,000 4,610, II.4.2 Kebun Jemaat II.4.3 Unit Usaha Lainnya II.5 BELANJA LAIN- LAIN 234,203, II.5.1 Pos Belanja Lain-lain 222,810, ,762, II.5.2 Pos Belanja Tak Terduga ,682, II.6 BELANJA UKP 4, II.6.1 Pos Belanja Tidak Terduga Jumlah Pengeluaran Murni ,412, Jumlah Seluruh Pengeluran thn , ,972, C. SALDO KAS Dari gambaran pendapatan dan belanja Jemaat tahun 2016 seperti tersebut di atas, terdapat saldo kas sebagai berikut : 1. Jumlah pendapatan seluruh tahun 2016 : Rp Jumlah belanja seluruh tahun 2016 : Rp Saldo : Rp Terdiri dari : Saldo Tunai Rp Saldo Bank Rp VI. PENUTUP

44 44 Majelis Jemaat GPM Nazaret dalam menjalankan mandat seperti yang diamanatkan melalui Keputusan Persidangan ke-i Jemaat GPM Nazaret tahun 2016 sungguh mengalami kasih dan penyertaan Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja. Oleh karena itulah Laporan Umum Pelayanan dan Keuangan Jemaat GPM Nazaret tahun 2016 dapat dipersembahkan sebagai wujud pertanggung jawaban iman dalam Persidangan ke- 2 Jemaat GPM Nazaret di tahun Majelis Jemaat GPM Nazaret menyadari sungguh, bahwa sebagai mandataris Persidangan Jemaat, kami adalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan yang mungkin dalam pelaksanaan program dan anggaran ada kekeliruan yang dibuat, dan oleh karena itu harapan kami kiranya Persidangan yang mulia ini dapat memahaminya dan kedepannya kita dapat memperbaikinya. Menyadari bahwa dalam pelaksanaan program dan pencapaian anggaran dan pendapatan belanja jemaat, Majelis Jemaat tidak bekerja sendiri, tetapi bekerja sama dengan berbagai pihak yang di dalamnya adalah Pengurus Sektor/ Unit dan Wadah-Wadah Pelayanan, Organisasi, Sub-Sub Komisi dalam Jemaat serta badan-badan pembantu dan kepanitiaan lainnya serta seluruh warga jemaat. Untuk itu perkenankan kami untuk menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tulus disertai doa kiranya Tuhan Yesus Kristus Sumber Berkat selalu memberkati segala tugas dan pelayanan kita. Ingatlah Moto Kita : Aku (Paulus) Menanam, Apollos Menyiram, Tetapi ALLAH Yang Memberi Pertumbuhan. MAJELIS JEMAAT GPM NAZARET Ambon, 05 Maret 2017 Pdt. Nn. F. Balubun, S.Th Ketua Pnt. S. A. Siahaya Sekertaris

45 45

46 46

47 47

GEREJA PROTESTAN MALUKU ANGGOTA PGI KLASIS KOTA AMBON JEMAAT NAZARET Jln. Chr. Martha Tiahahu Kel. Amantelu Telp. (0911)

GEREJA PROTESTAN MALUKU ANGGOTA PGI KLASIS KOTA AMBON JEMAAT NAZARET Jln. Chr. Martha Tiahahu Kel. Amantelu Telp. (0911) GEREJA PROTESTAN MALUKU ANGGOTA PGI KLASIS KOTA JEMAAT NAZARET Jln. Chr. Martha Tiahahu Kel. Amantelu Telp. (0911) 363783 SURAT KEPUTUSAN Nomor 01 /SK/KKA-JNZ/D.14/01/2017 TENTANG STRUKTUR KELEMBAGAAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

Pasal 3 1. Peserta Biasa mempunyai Hak Bicara dan Hak Suara 2. Peserta Luar Biasa mempunyai Hak Bicara

Pasal 3 1. Peserta Biasa mempunyai Hak Bicara dan Hak Suara 2. Peserta Luar Biasa mempunyai Hak Bicara TATA TERTIB MUSYAWARAH PIMPINAN PARIPURNA AMGPM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Musyawarah Pimpinan Paripurna Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku dilaksanakan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Bab

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. [Pick the date] RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) JEMAAT GPM BETHABARA

KATA PENGANTAR. [Pick the date] RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) JEMAAT GPM BETHABARA [Pick the date] RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) JEMAAT GPM BETHABARA 2016-2020 KATA PENGANTAR Dengan pertolongan Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja yang telah memberi kekuatan dan kemampuan kepada Tim

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP Rumusan Amandemen P2P MAMRE GBKP POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP 2015 2020 BAB I HAKEKAT, KEDUDUKAN DAN TUGAS PANGGILAN Pasal 1 Nama dan Kedudukan 1. Perbapan (Kaum Bapak) merupakan salah satu Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin

Lebih terperinci

SEJARAH SINGKAT JEMAAT GPM IMANUEL KARPAN

SEJARAH SINGKAT JEMAAT GPM IMANUEL KARPAN SEJARAH SINGKAT JEMAAT GPM IMANUEL KARPAN Jemaat GPM Imanuel adalah salah satu Jemaat yang berada di Klasis Kota Ambon, dengan memiliki status kemajemukan dalam berbagai hal oleh karena itu perkembangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh data lapangan guna penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif sangat mengandalkan manusia

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU BAB I AMANAT PELAYANAN Pasal 1 1. Melaksanakan misi Allah di dunia yaitu panggilan untuk memberitakan keadilan, kebenaran, kesejahteraan dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK 2. BAB I : KETENTUAN UMUM a. Pasal 1 : Pengertian b. Pasal 2 : Maksud dan tujuan c. Pasal 3 : Lingkup peraturan pokok kepegawaian di GKJW Jemaat Waru. d. Pasal 4

Lebih terperinci

BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G

BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G PERATURAN TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA PADI Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP 2010-2015 Pendahuluan Kebaktian Anak Kebaktian Remaja (KAKR) adalah salah satu wadah beribadah dan pengembangan iman para anak dan remaja GBKP, yang juga adalah

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016 KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016 MAKNA KONGRES Kongres MPK adalah kegiatan lima tahunan yang dilakukan oleh MPK bersama anggota-anggota dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: (1) Kelurahan Kedaton, (2) Kelurahan Surabaya, (3) Kelurahan Sukamenanti, (4) Kelurahan Sidodadi, (5) Kelurahan Sukamenanti

Lebih terperinci

MAJELIS JEMAAT GPM MENARA KASIH

MAJELIS JEMAAT GPM MENARA KASIH Hasil Keputusan Sidang XXI Jemaat GPM Menara Kasih Tahun i KATA PENGANTAR Segala puji syukur patut dipersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus sang Kepala Gereja yang telah mengaruniakan Roh-Nya yang Kudus

Lebih terperinci

KEPALA DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA MENES PERATURAN DESA MENES NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA MENES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA MENES Menimbang : Mengingat : a.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan UKDW

Bab I Pendahuluan UKDW Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.

Lebih terperinci

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa pembentukan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT KELURAHAN,

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) Politeknik Negeri

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah 1 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina GKI Pasteur Penatalayanan Bina MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA Siapakah Majelis Jemaat Fungsi Majelis Jemaat Struktur organisasi Majelis Jemaat - Tugas tiap bagian Majelis Jemaat 1 PENDAHULUAN Pada setiap

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Matius 16:21-28;

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 tentang J E M A A T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian BAB III Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB 1. Sejarah Singkat GPIB GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian dari GPI (Gereja Protestan Indonesia) yang dulunya bernama

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan

Lebih terperinci

FORUM KOMUNIKASI PEMUDA, PELAJAR DAN MAHASISWA

FORUM KOMUNIKASI PEMUDA, PELAJAR DAN MAHASISWA FORUM KOMUNIKASI PEMUDA, PELAJAR DAN MAHASISWA SE KAWASAN TELUK AMPIMOI YAPEN TIMUR ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DI BUAT OLEH : BADAN PENGURUS FORUM KOMUNIKASI PEMUDA, PELAJAR DAN MAHASISWA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN

Lebih terperinci

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP 2017 Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 Menimbang 1. Bahwa Untuk Kelancaran Kinerja SMFISIPUNDIP2017

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.805, 2015 DPR. Tata Tertib. Perubahan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6 Persandingan UU Nomor 27 tahun 2009 tentang MD3 dan TATIB DPR Dalam kaitannya dengan pembahasan dan penetapan APBN, Peran DPD, Partisipasi Masyarakat, dan tata cara pelaksanaan rapat. UU NOMOR 27 TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA WATUGAJAH, KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA WATUGAJAH, KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA WATUGAJAH, KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA NOMOR : 02/KPTS/BPD/2013 TENTANG TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA Menimbang

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Padoman Wawancara

LAMPIRAN 1. Padoman Wawancara LAMPIRAN 1 Padoman Wawancara Sampel. Anggota tetap dan anggota simpatisan Anggota yang beralih Pertanyaan Mengapa sampai anda beralih? Menurut seoang guru, mengatakan bahwa mengapa saya beralih? Bagi saya

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA, LEMBAGA KEMASYARAKATAN LAINNYA DAN DUSUN

Lebih terperinci

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK 3.1 Sejarah dan Perkembangan GKI Palsigunung Depok Gereja Kristen Indonesia (GKI) merupakan buah penyatuan dari GKI Jawa Barat, GKI Jawa Tengah, dan GKI Jawa Timur. Berdirinya

Lebih terperinci

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI PASAL 13 : BADAN PENGURUS SINODE Badan Pengurus Sinode adalah pimpinan dalam lingkungan Sinode yang terdiri dari wakil-wakil jemaat anggota yang bertugas menjalankan fungsi

Lebih terperinci

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat Jakarta, 22 Agustus 2017 Nomor Lamp Perihal : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat Kepada Yth. : Seluruh Majelis Jemaat GPIB

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang :

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa produk hukum

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147 IV. PERAN MAJELIS JEMAAT SEBAGAI PEMIMPIN DALAM PEMBERDAYAAN WARGA JEMAAT 4.1 Pemberdayaan sebagai Pembangunan Gereja Dalam Tata Gereja GKI Pemberdayaan berarti memampukan, memberi kesempatan, dan mengijinkan,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemilihan umum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

PERATURAN TATA TERTIB

PERATURAN TATA TERTIB Lampiran : KETETAPAN MUKTAMAR III PERSAUDARAAN MUSLIMIN INDONESIA No.01/TAP/MUKT-III/PARMUSI/V/1436 tentang Jadwal Acara dan Peraturan Tata Tertib Muktamar III PARMUSI. PERATURAN TATA TERTIB MUKTAMAR-III

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA MAHASISWA

UNDANG UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA MAHASISWA UNDANG UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN MAHASISWA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

Lebih terperinci

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN LEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : BUPATI TORAJA

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Telah melayani sebagai guru KAKR selama 2 tahun. untuk mempraktekkannya. Tidak ada pembagian kelas dalam KAKR

Telah melayani sebagai guru KAKR selama 2 tahun. untuk mempraktekkannya. Tidak ada pembagian kelas dalam KAKR Lampiran Field Notes GBKP Lau Buluh 1. Nama : DRN Jabatan Waktu Tempat : Guru KAKR : 12 Agustus 2012, 12.00 13.00 WIB : Gedung Gereja GBKP Lau Buluh Telah melayani sebagai guru KAKR selama 2 tahun. Memiliki

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS

Lebih terperinci

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Rangkuman: a. Catatan Umum: - Survei dilakukan setelah ibadah hari Minggu, 24 juli 2016, meskipun ada beberapa yang mengisi survey saat PD Lingkungan.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah yang sejati seperti yang ditegaskan oleh Rasid Rachman 1 sebagai refleksinya atas Roma 12:1, adalah merupakan aksi dan selebrasi. Ibadah yang sejati tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020 PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020 I. Dasar Pelaksanaan Tata Gereja GPIB tahun 2015 1. Tata Dasar, Bab IV ttg Penatalayanan Gereja 2. Peraturan

Lebih terperinci

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.157, 2015 PEMERINTAHAN. Desa. Penyelenggaraan. Pembangunan. Pembinaan. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717). PERATURAN

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN 2016

PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN 2016 I. VISI MENJADI TELADAN DALAM PELAYANAN PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN II. MISI 1. Menjaga karya dan kemampuan 2. Menjaga iman 3. Menjaga kesehatan 4. Menjaga kebugaran

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2 BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN BUPATI KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI CIREBON Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai

Lebih terperinci

Musyawarah Nasional VI Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia. Tata Tertib Musyawarah Nasional

Musyawarah Nasional VI Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia. Tata Tertib Musyawarah Nasional Musyawarah Nasional VI Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia Keputusan No. 002/Munas-6/IROPIN/II/2016 tentang Tata Tertib Musyawarah Nasional Musyawarah Nasional VI Refraksionis Optisien Indonesia yang

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ~ 1 ~ SALINAN BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa Kutoarjo merupakan salah satu gereja dari 11 Gereja Kristen Jawa yang berada dibawah naungan Klasis Purworejo. GKJ Kutoarjo merupakan sebuah gereja

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : bahwa sebagai wujud pelaksanaan

Lebih terperinci

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA BADAN PERWAKILAN DESA Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan efisiensi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Ada beberapa definisi untuk kata gereja. Jika kita amati, definisi pertama

Bab I PENDAHULUAN. Ada beberapa definisi untuk kata gereja. Jika kita amati, definisi pertama Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ada beberapa definisi untuk kata gereja. Jika kita amati, definisi pertama kata gereja yang diberikan oleh banyak kamus, khususnya kamus daring (online),

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 SALINAN WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.07,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH.HUKUM.Pedoman.Pembentukan. Produk Hukum Daerah. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULANG BAWANG BARAT Menimbang : a. bahwa untuk terwujudnya

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kajian 1.1.1. Kemandirian Gereja, Antara Impian dan Kenyataan Hingga dewasa ini pada kenyataannya kita masih menemukan adanya gereja gereja yang belum dapat secara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 25918/UN4.0/OT.05/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG 1 2015 No.02,2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, organisasi, pemerintah, desa. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN

Lebih terperinci

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab-014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci