Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1 ANALISA KEBUTUHAN PELATIHAN Analisa kebutuhan pelatihan atau lebih dikenal dengan nama Training Need Analysis (TNA) adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang muncul di tempat kerja. TNA juga dilakukan untuk menentukan apakah pelatihan yang diberikan kepada karyawan sesuai atau tidak. TNA menjadi langkah pertama yang dilakukan sebuah organisasi untuk melakukan perubahan. Hal ini disebabkan TNA mencoba mendefinisikan kesenjangan atau gap yang terjadi saat ini terkait dengan kinerja individu dan tuntutan organisasi. Anda dapat mengumpulkan beberapa informasi berdasarkan tiga hal yaitu masalah performance atau kinerja, antisipasi adanya sistem, tugas, atau teknologi baru, serta adanya keinginan organisasi untuk mendapatkan keuntungan dari berbagai peluang atau kesempatan. Ketiga hal tersebut merupakan titik awal untuk membuat perubahan. Perlu diingat, perubahan akan menimbulkan resistensi dari karyawan yang enggan melakukan pelatihan. Kendala lain, karyawan tidak dapat mentransfer keterampilan atau pelatihan yang baru diperoleh di tempat kerja. TNA seringkali mengungkap kebutuhan yang sesuai dan tepat sasaran. Kendati training tidak selalu merupakan cara terbaik untuk menutup celah tertentu antara tujuan organisasi dengan kinerja karyawan yang sesungguhnya, namun TNA diharapkan dapat melihat semua permasalahan dan mencari solusi sebanyak mungkin sebelum diputuskan solusi yang terbaik. Ketika dilakukan dengan benar, TNA menjadi investasi yang bijak bagi organisasi. Ini dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Kebutuhan pelatihan setiap karyawan akan berbeda berdasarkan latar belakang karyawan, untuk dilatih, dan status mereka saat ini dalam organisasi. Pada dasarnya, seorang kandidat untuk pelatihan dapat berasal dari karyawan baru dan karyawan lama. Anda bisa mempertahankan dan meng-upgrade karyawan lama. Karyawan lama perlu mendapatkan tantangan baru dan bisa memberikan kontribusi yang signifikan. Ada beberapa metode praktis yang bisa Anda gunakan untuk mengumpulkan data terhadap kinerja karyawan. Pengamatan

2 Dalam pendekatan ini, kinerja karyawan itu sendiri adalah sumber informasi Anda. Anda bisa mengevaluasi kinerja karyawan. Buatlah catatan untuk mengingatkan Anda tentang apa yang harus dicari dan diperlukan dari evaluasi tersebut. Tujuan evaluasi adalah untuk mengidentifikasi baik untuk membangun kekuatan dan mengatasi kekurangan si karyawan. Wawancara Wawancara diperlukan jika kebutuhan pelatihan sudah sangat mendesak. Tujuan utama dari wawancara yaitu Anda bisa memastikan data yang Anda terima sama dengan data yang Anda terima dari berbagai sumber. Anda tentu tidak ingin mendapatkan informasi setengah-setengah tentang seseorang. Wawancara memungkinkan Anda untuk bertemu langsung dengan karyawan dan mendiskusikan kesan-kesan karyawan terhadap kinerja mereka sendiri. Kuesioner Anda bisa membuat kuesioner sendiri dengan menuliskan semua pertanyaan yang ingin Anda ketahui tentang karyawan. Kirimkan kuesioner kepada mereka dan tunggu tanggapan mereka. Job Description Sebelum membuat deskripsi pekerjaan, analisa dahulu pekerjaan yang harus dilakukan. Analisis setiap jabatan termasuk semua tanggung jawab pekerjaan yang relevan. Setelah tahap analisis pekerjaan selesai, buatlah uraian pekerjaan dan analisa kebutuhan sehingga memudahkan Anda untuk mengukur jarak antara kemampuan karyawan yang dimiliki sekarang dengan keterampilan yang harus dimiliki karyawan berdasarkan keinginan organisasi. Analisis Kesulitan dan Problem Solving Anda perlu melakukan analisa kesulitan yang kelak akan muncul. Tujuannya agar permasalahan yang ada di karyawan bisa dikurangi melalui pelatihan. Penilaian (Appraisal Review) Penilaian diperlukan setelah Anda mendapatkan semua informasi, kebutuhan, dan bagaimana penyelesaiannya. Komentar yang diberikan si karyawan selama wawancara biasanya adalah sesungguhnya sehingga seringkali dapat membantu Anda dalam menetapkan kebutuhan. Umpan balik pada saat penilaian wawancara menjadi berharga karena merupakan informasi yang tepat waktu. Kebutuhan pelatihan bisa saja berbeda dari apa yang diinginkan si karyawan, dan pada sesi penilaian ini memungkinkan supervisor atau manajer untuk mengungkap penyebab kelemahan karyawan dalam kinerja. Kekurangan-kekurangan inilah yang akan digaris bawahi dan ditandai pada pelatihan. Analisis Kebijakan Organisasi

3 Kebijakan organisasi akan mempengaruhi jumlah pelatihan yang ditawarkan. Penjelasan tentang berbagai kebijakan harus tercantum dalam program pelatihan. ANGKET DAN SURVEY Tugas Mata Kuliah: Analisis Kebutuhan Pelatihan Dosen : Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd Dibuat Oleh : Philip Nababan Esra Hutabarat Nikodemo Daeli Olivia Febi Harahap

4

5 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2014

6 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Analisis kebutuhan pelatihan perlu dilakukan sebelum memulai suatu kegiatan pelatihan. Dari kegiatan ini akan didapatkan desain pelatihan yang sesuai dan tepat sasaran. Berdasarkan pengalaman umumnya peserta pelatihan langsung diberikan materi tanpa terlebih dahulu dianalisis kebutuhan pelatihan yang diharapkan. Seringkali hasilnya adalah salah sasaran, keaktifan peserta maupun capaian yang kurang maksimal dan tidak adanya kesinambungan pasca pelatihan. Dalam menganalisis kebutuhan pelatihan tentunya ada teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk menganalisis kebutuhan tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh data akurat tentang apakah ada kebutuhan untuk menyelenggarakan pelatihan untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan ketrampilan atau kinerja dan sikap dengan kadar yang bervariasi. Dalam menggunakan teknik-teknik dalam TNA diperlukan alat-alat sebagai pengumpul informasi. Alat-alat TNA tersebut antara lain observasi, interview, kelompok kerja dan angket. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai angket Rumusan Permasalahan 1. Apa itu angket dan survey? 2. Bagaimana menyusun angket dan survey yang baik? Tujuan angket. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melihat/membahas mengenai

7 1. 4. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini antara lain: - Sebagai bahan kajian mahasiswa Pasca Sarjana dalam materi kuliah Analisis Kebutuhan Pelatihan - Menjadi masukan dan bahan informasi bagi para pembaca tentang angket. BAB II PEMBAHASAN Kuesioner/ Angket dan Survey Angket dan survey merupakan salah satu alat dalam TNA. Memberikan kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dibandingkan dengan wawancara, angket atau kuesioner tertulis lebih efisien dan praktis, serta memungkinkan digunakannya sampel yang lebih besar. Kuesioner/Angket merupakan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang diberikan oleh peneliti kepada subjek penelitian. Lembar pertanyaan untuk wawancara juga dapat digunakan untuk membuat angket. Kalau pada wawancara, subjek penelitian menjawab pertanyaan secara lisan sedangkan pada angket subjek langsun menuliskan jawabannya pada kertas yang telah disediakan. Kebanyakan angket sudah diberikan pilihan jawaban, jadi subjek tinggal menandai pilihan jawaban yang diinginkannya. Angket ada dua jenis: 1. Angket berstruktur, berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban. Pelaksanaan dan pemberian skor bersifat langsung dan hasilnya pun langsung mengarah kepada analisis. Kekurangan angket jenis ini, yakni memaksa subjek untuk memilih salah satu jawaban padahal mungkin saja subjek tidak merasa ada jawapan yang tepat. 2. Angket tak-berstruktur, tidak menyertakan jawaban yang diharapkan. Kelebihan angket jenis ini yakni memberi responden kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan sikap mereka. Kelemahannya bahwa informasi yang dihasilkan sulit untuk diproses dan dianalisis.

8 Keuntungan dari melakukan survey dan membagikan angket: 1. Biaya lebih murah. Trainer dapat mengumpulkan informasi dari banyak orang tanpa harus menemui atau menghubungi mereka secara langsung. 2. Data yang didapatkan lebih riil dan jujur. Subjek penelitian dapat dengan bebas menyampaikan pendapat. 3. Responden memiliki waktu yang lebih banyak untuk mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. 4. Data yang didapatkan dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan. 5. Lebih mudah untuk dihitung dan dianalisa. Tantangan dalam menyusun angket Angket yang baik dapat memberikan data yang tepat untuk dianalisa, sedangkan angket yang tidak efektif dapat menimbulkan kekacauan. Tantangan yang paling utama dalam menyusun angket yaitu pertanyaan ataupun pernyataan yang diajukan dapat dimengerti oleh orang lain secara umum. Harus mampu menyusun kata-kata yang tepat. Menyusun Angket Dalam penyusunan angket, dapat dipertimbangkan hal-hal berikut: Susunlah instrumen tersebut sedemikian sedemikian rupa sehingga mencerminkan mutu yang baik. Usahakan angket sesingkat mungkin, sehingga tidak banyak menyita waktu responden. Susunlah kalimat pertanyaan dalam angket itu sedemikian rupa sehingga dapat dipahami oleh setiap responden. Susunlah pertanyaan pertanyaan dalam angket sehingga dapat menghasilkan jawaban yang tidak bermakna ganda. Susunlah pertanyaan dalam angket itu sehingga dapat terhindar dari bias atau prasangka yang mungkin mempengaruhi jawaban responden.

9 Pertanyaan-pertanyaan dalam angket hendaknya tidak menyesatkan. Alternatif jawaban terhadap berbagai pertanyaan dalam angket hendaknya lengkap. Hindarilah pertanyaan-pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa jengah, curiga, atau permusuhan di pihak responden. Aturlah pertanyaan-pertanyaan itu menurut urutan psikologis yang benar. Susunlah pertanyaan-pertanyaan itu sedemikian rupa sehingga jawaban-jawabannya dapat langsung ditabulasikan dan ditafsirkan. Langkah-langkah penyusunan angket yang efektif 1. Tentukan data yang dibutuhkan dan siapa yang akan dijadikan subjek Pahami tujuan dari penyebaran angket. Sangat penting untuk mengetahui mengetahui apa tujuan dari pembuatan angket. Dibawah ini adalah beberapa hal yang harus kita ketahui dalam menyusun angket 1. Temukan apa yang menjadi OPTIMAL 2. Temukan apa yang menjadi AKTUAL 3. Temukan apa yang menjadi AKIBAT 4. Temukan apa yang menjadi PENYEBAB 5. Temukan apa yang menjadi SOLUSI Tentukan sampel Sangat penting untuk dapat menentukan siapa yang akan menerima angket yang telah kita buat. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan sumber yang baik. Pertama, kita harus mengetahui populasi dari apa yang akan kita teliti. Contohnya, populasi dari guru-guru yang suka merokok, populasi karyawan pabrik mie instan. Akan sangat menghabiskan banyak waktu dan biaya jika kita memberikan angket kepada seluruh populasi. Akan sangat mudah jika kita mengambil sampel dari populasi tersebut. Contoh penarikan sampel dari National Education Assosiaciation: Populasi Sampel

10 Yakinkan angket tersebut mendapatkan respon dari responden Beberapa cara yang dapat dilakukan agar angket yang akan kita buat, direspon oleh responden: 1. Buatlah instrument yang berhubungan dengan topic yang menarik untuk responden 2. Tuliskan tujuan dari pengisian angket tersebut dengan jelas. 3. Buatlah angket yang menarik dan tidak membosankan 4. Buatlah angket yang mudah untuk dipahami 5. Yakinkan responden agar mengembalikan angket yang telah diisinya tadi 2. Susun butir-butir pertanyaan/pernyataan secara efektif Isi dari pernyataan/pertanyaan Tipe 1 : Apa yang dibutuhkan Tipe 2 : Tanyakan hal-hal yang lebih rinci Tipe 3 : Sediakan bukti-bukti Tipe 4 : Tanyakan tentang akibat dan motivasi Tipe 5 : Tanyakan tentang penyebab dari masalah Tipe 6 : Tanyakan mengenai responden Contoh : Ketika sedang membuat pizza dengan oven baru, manakah yang menjadi kendala dalam membuatnya? a. Mensetting pengatur panas b. Menyiapkan panggangannya c. Membuat garnish Format dari pertanyaan Format pertanyaan dalam angket ada 2, yaitu format yang sudah diberi pilihan dan format yang belum diberi pilihan. Pada format yang diberi pilihan, terdapat 3 jenis skala. Yaitu skala nominal, ordinal dan interval. Contoh angket yang diberi pilihan Fasilitas perpustakaan di UNIMED sudah baik. a. Sangat setuju d. tidak setuju b. Setuju e. sangat tidak setuju c. Ragu-ragu Contoh angket yang tidak diberi pilihan Menurut anda, apakah yang menjadi penyebab menurunnya tingkat kehadiran mahasiswa Pascasarjana? Pemilihan kata untuk pertanyaan

11 Pilihlah kata-kata yang sudah sering didengar oleh para responden. Sebagai contoh, jika angket akan diberikan kepada karyawan pabrik, janganlah menggunakan kata-kata yang terlalu ilmiah. 3. Tuliskan petunjuk dengan benar Petunjuk dalam sebuah angket sangatlah penting untuk membantu responden dalam menjawab angket yang telah dibuat. 4. Buat cover yang menarik Cover adalah hal pertama yang dilihat dari sebuah angket. Maka dari itulah dalam membuat angket, cover yang baik haruslah diperhatikan 5. Terapkan system checklist Sebelum disebarkan, angket haruslah terlebih dahulu ditelaah dengan system checklist 6. Validasi angket sebelum disebarkan Validasi terlebih dahulu angket sebelum disebarkan kepada responden.

12 BAB III KESIMPULAN Angket dalam analisis kebutuhan pelatihan berfungsi sebagai alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban. Angket dapat berupa daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis dana sebagai jalan komunikasi untuk memperoleh data dari sumber data (responden). Suatu survey dan angket yang disusun dan disebarkan untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber. Daftar pertanyaan dalam angket atau survey dipersiapkan untuk tujuan yang spesifik, menyalurkan sumber, biasanya nama responden tidak dikenal, hasil pengisian dikembalikan ke pengirim, dan untuk selanjutnya dianalisis untuk memperoleh informasi tertentu sesuai dengan tujuan penyusunan angket dan survey. Keuntungan lain dari angket bahwa angket dapat dikirimkan kepada subjek penelitian melalui pos. Dan juga angket bisa disebarkan kepada banyak orang pada waktu yang bersamaan. Kekurangan dari instrumen ini yaitu seringkali pertanyaan-pertanyaan dalam angket membingungkan dan kurang jelas yang tidak bisa ditanyakan langsung oleh subjek kepada peneliti. Beberapa bentuk pertanyaan dari angket meliputi pertanyaan pilihan ganda, benar atau salah, pencocokan. Dapat juga berupa esai ataupun jawaban singkat.

13 DAFTAR ISI Fraenkel, Jack & Wallen, Norman. (2008) How to design and evaluate research in education. New York : McGraw-Hill Publishing Company. Gall, Meredith., Gall, Joyce & Bobg, Walter. (2003) Educational Research. New York: Longman. Rosett, Allison dan Joseph W. Arwady Training Need Assessment. Educational Technology Publication. New Jersey. Tuckman, W. Bruce. (1978) Conducting educational research. New York: Harcourt Brace Jovanovich. Inc. Furchan, Arief (2004) Pengantar penelitian dalam pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Panduan Praktis Menyusun Training Need Analysis (TNA) Juli 3, 2007 / Krisnawan Putra 5 Votes Identifikasi Beberkan GAP Focus Intervensi Pengertian Memastikan adanya sejumlah instrumen yang mampu Memastikan adanya kesenjangan Memastikan adanya hasil rekomendasi

14 menemukan gap dalam permasalahan kinerja antara kemampuan yang ditunjukkan dibanding tuntutan yang seharusnya, yang intervensi penyelesaiannya berada dalam wilayah training yaitu Knowledge, Skill, Attitude (KSA) karyawan training yang spesifik, logis, reasonable Contoh Wawancara, survey, kuisioner, FGD Training diselenggarakan bukan sekadar memenuhi pesanan, program, atau target kerja Rekomendasi tidak didasarkan atas pertimbangan kayaknyalazimnyacocoknya Langkah Kerja Pelajari bahanbahan/literatur yang terkait dengan modul pelatihan yang akan diselenggarakan (bahan dapat dipejari dari buku/internet) Buatlah survey/angket/kuisione r dari literatur tersebut Susun list/daftar pertanyaan yang bertujuan mempertajam materi pembahasan, sebelum Dari hasil survey/diskusi diperoleh sejumlah informasi yang sangat beragam Buat analisa kebutuhan pelatihan dengan berpedoman pada hal-hal sbb: Temukan pokokpokok yg mjd akar persoalannya, Setelah menemukan pokok-pokok persoalan yang dapat diintervensi melalui training, kemudian klasifikasikan berdasarkan sasaran training dalam ranah Knowledge, Skill, Attitude

15 diskusi TNA dengan Narasumber diadakan kemudian susun menjadi dua klasifikasi: Klasifikasi I: Gambarkan gap antara apa yang dituntut dengan apa yang ditunjukkan (intervensi dgn training), Klasifikasi II: Gambarkan persoalanpersoalan yang berkait dengan hal-hal di luar training (gaji, ketidakpuasan, tempat kerja, peralatan dll) instrumen training need assesment (TNA) sanitarian pengelola sampah di RS ini merupakan contoh draft instrumen(belum final) INSTRUMEN TRAINING NEED ASSESMENT PELATIHAN TEKNIS SANITARIAN DI RUMAH SAKIT Form. 1 Wawancara Pengelola Sampah Rumah Sakit :

16 Nama Jabatan : : Pendidikan terakhir : Lama Bekerja Tanggal Pewawancara : : : 1. Jelaskan, apa yang biasa anda kerjakan sehari-hari? 2. Menurut saudara, bagaimana syarat penampungan/pewadahan sampah medis dan non medis yang memenuhi syarat? Sampah medis: Sampah non medis: 3. Menurut saudara, bagaimana syarat alat angkut untuk mengangkut sampah medis dan non medis yang memenuhi syarat? Sampah medis: Sampah non medis: 4. Alat pelindung diri (APD) apa saja yang biasa saudara/petugas pakai ketika menangani sampah? 5. Menurut saudara, bagaimanakah tempat pembuangan sementara untuk sampah medis dan non medis yang memenuhi syarat? Sampah medis:

17 Sampah non medis: 6. Untuk pemusnahan sampah medis apakah saudara melaksanakan pembakaran sendiri atau melalui pihak ke 3? (Apabila melaksanakan pembakaran sendiri lanjut ke pertanyaan 8) Sendiri Pihak ke 3 7. Bagaimana sistem pengawasan terhadap pihak ke 3 dalam melaksanakan pembakaran sampah? 8. Jelaskan bagaimana biasanya saudara mengoperasikan Incenerator? 9. Jelaskan,bagaimana biasanya saudara melakukan pemeliharaan berkala terhadap incenerator? 10. Apakah saudara membuat laporan secara berkala? Ya Tidak 11.Jelaskan bagaimana biasanya saudara melaporkan kegiatan yang telah saudara lakukan? 12. Kendala dan hambatan apa yang saudara temukan dalam melaksanakan tugas sehari-hari?

18 13. Menurut anda, adakah kelemahan dari diri anda dalam melaksanakan tugas? (Apabila tidak ada lanjut ke pertanyaan 17 Ada Tidak ada 14.Bila ada sebutkan? 15. Pelatihan apa yang saudara perlukan untuk menanggulangi kelamahan dan menunjang pekerjaan saudara sehari-hari? 16. Training Needs Analysis/TNA ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT (Training Needs Analysis/TNA) Dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan program pendidikan dan pelatihan (diklat) proram BERMUTU, maka salah satu prasyarat yang perlu dipedomani adalah melakukan prinsip-prinsip diklat dengan menerapkan pendekatan sistem melalui penerapan manajemen diklat yang efektif dan efisien, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penyelenggaraan, pembiayaan sampai kepada monitoring dan evaluasi. Sebagai tahap awal dalam perencanaan diklat adalah melakukan analisis kebutuhan diklat (Training Needs Analysis) dengan mengidentifikasi dan mengukur adanya kesenjangan kemampuan yang secara nyata dikuasai anggota kelompok kerja dan pemangku kepentingan

19 bidang pendidikan. Hasil dari analisis kebutuhan diklat tersebut selanjutnya menjadi acuan dalam menyusun desain program diklat dalam implementasi program BERMUTU mulai dari penetapan tujuan pelatihan, penetapan kurikulum/silabi, penetapan metode, penetapan peserta dan tenaga pengajar, strategi, evaluasi, maupun sarana dan prasana yang diperlukan. Dengan demikian dapat diharapkan program diklat yang diselenggarakan benar-benar merupakan proses transformasi untuk mengembangkan guru/ kepala sekolah/pengawas sekolah menjadi profesional, memiliki pengetahuan, sikap atau nilai etika guru berikut keahlian yang diperlukan dalam meningkatkan kinerja guru/kepala sekolah/pengawas sekolah. Untuk itu kegiatan evaluasi terhadap program, diklat menjadi penting untuk dilakukan sehingga dapat diketahui proses ketercapaian dan hasil tujuan/pelaksanaan sebuah program diklat. Hasil evaluasi tersebut selanjutnya dapat menjadi umpan balik dalam penyusunan rencana program diklat program BERMUTU selanjutnya. Di lain pihak, pada saat ini umumnya kegiatan analisis kebutuhan diklat dilakukan melalui perkiraan dan mengacu pada perencanaan diklat sebelumnya, sehingga perencanaan diklat yang dilakukan masih sekedar berorientasi untuk menghabiskan DBL. Sedangkan kegiatan evaluasi diklat yang dilaksanakan hanya evaluasi proses yang dilakukan selama diklat berlangsung, sehingga terkesan hanya bersifat formalitas. Belum optimalnya penerapan manajemen program BERMUTU yang efektif dan efisien tersebut disebabkan kurangnya koordinasi para pengelola program BERMUTU tentang manajemen diklat sehingga berbagai kegiatan dalam on-service hanya terfokus pada aspek penyelenggaraannya. Kegiatan analisis kebutuhan diklat dan kegiatan evaluasi belum optimal. Di samping itu pelaksana pengelola diklat program BERMUTU masih belum saling mendukung, kurangnya koordinasi antar kelompok kerja dalam pengelolaan diklat, dan alokasi anggaran yang terserap sepenuhnya pada aspek penyelenggaraan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan penerapan program BERMUTU sangat dibutuhkan kegiatan TNA sebagai wadah untuk mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan Diklat sesuai dengan kebutuhan individu, kelompok kerja, kecamatan, dan kabupaten/kota. Konsekuensi logisnya adalah perlunya pengembangan pengelola program BERMUTU sehingga masing-masing tahap dalam implementasinya terangkum secara ilmiah yang diikuti dengan ketersediaan fasilitator yang memadai, peningkatan kemampuan para penyusun program di masing- masing kelompok kerja, serta alokasi DBL yang proporsional untuk masing-masing kegiatan Diklat dalam implementasi program BERMUTU.

20 Training Need Analysis adalah suatu investigasi sistematik mengenai ketidaksesuaian kinerja untuk menggambarkan kesenjangan, menetapkan mengapa itu terjadi, dan memutuskan apakah diklat merupakan solusi potensial. Training Need Analysis merupakan penentuan perbedaan antara keadaan yang nyata (actual condition) (what is) dan kondisi yang diinginkan (what should be) dalam kinerja sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau kelompok organisasi dalam pengertian, pengetahuan, keterampilan dan sikap. Proses TNA berisikan langkah-langkah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi dan menggambarkan kesenjangan pelaksanaan pekerjaan; (2) menentukan sebab-sebab kesenjangan; (3) mengidentifikasi kesenjangan pelaksanaan kerja yang didasarkan kepada kurangnya pengetahuan dan keterampilan; (4) menentukan apakah diklat adalah solusi yang memungkinkan; (5) rekomendasi solusi; dan (6) menggambarkan tentang peran atau pelaksanaan tugas. Fungsi khusus dari TNA adalah menganalisis kesenjangan lingkungan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup: (1) lingkungan fisik ; (2) sistem balikan; (3) faktor motivasi/insentif; dan (4) desain pekerjaan/organisasi serta tingkat keterampilan dan pengetahuan di antara guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah. Beberapa contoh pertanyaan untuk melakukan analisis kesenjangan di antaranya adalah kinerja apa yang mengalami kesenjangan : Apakah input PBM? Apakah output PBM? Apakah kompetensi guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah? Melakukan penelitian kesenjangan pada umumnya berisikan tentang cara menentukan secara tepat apa kesenjangan itu, yaitu dengan melakukan investigasi melalui wawancara, observasi dan studi dokumen terhadap obyek sumber data yang menyediakan adanya bukti dan sifat kesenjangan, serta subyek sumber data yang memberikan pengertian, termasuk wawancara, kuesioner, dan kritikal insiden. Data dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap outcome kinerja dan catatan hasil kerja, sumber data meliputi : output pekerjaan yang nyata, buktibukti PBM, keluhan stakeholder ( siswa, teman sejawat, kepala sekolah, pengawas sekolah, orang tua siswa dan Dinas Pendidikan ), presensi, dan catatan kuantitatif lainnya tentang pelaksanaan PBM.

21 Penelitian terhadap penyebab kesenjangan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) menentukan sebab-sebab utama adanya kesenjangan kompetensi guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah, (2) menguji setiap dan semua dokumen sebab-sebab kesenjangan kompetensi guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah, (3) tujuan sekolah, (4) metode dan prosedur, (5) uraian pekerjaan/tugas, (6) sistem dokumentasi, dan (7) keluhan dari lapangan serta studi tentang kopetensi guru/kepala sekolah/ pengawas sekolah. III. PENGELOLAAN TNA A. Persiapan TNA Persiapan kegiatan untuk TNA dimulai dengan penyiapan instrumen. Hal lain yang harus dipersiapkan juga adalah sasaran yang akan mengikuti kegiatan TNA, petugas yang akan memfasilitasi kegiatan TNA, waktu pengisian instrumen, tempat pengisian instrumen dan tatacara pengisian instrumen yang telah disiapkan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk pengembangan keterampilan dan pembiasaan pengambilan keputusan berdasarkan kriteria ilmiah, yaitu melakukan analisis kesenjangan kompetensi dari kompetensi ideal (sesuai dengan peraturan dan standar kompetensi yang berlaku) terhadap kompetensi yang dikuasai saat ini. Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut: FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT UNTUK petugas TU MTs Sunan Ampel (INDIVIDUAL) Nama : Fasolasido Besar Sampel : 5 Lokasi : Sunan Ampel Rejomulyo

22 Tanggal Pengisian :.. NO Kompetensi* Tingkat Pengusaan Materi (%) Ketrampilan Mengoperasion alkn Komputer ` Keterangan: Sesuai dengan subkompetensi dalam Permendiknas 16, 13 dan 12 atau Peraturan Menteri terbaru serta petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Dirjen terkait..,tanggal... Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah Ybs. (...)

23 B. Pengumpulan Data Pengisian instrument dilakukan dengan cara memberikan tanda cek/check list (v) pada kolom tingkat penguasaan materi (%) masing-masing subkompetensi. Langkah kerja selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Semua anggota kelompok kerja berkumpul, tujuannya adalah untuk mengetahui tentang permasalahan yang terjadi pada kelompok kerja dan ingin mengetahui mengapa TNA diperlukan. 2. Bagikan lembar instrumen Format TNA 01 kepada masing-masing anggota kelompok kerja. 3. Lakukan pengisian instrumen dengan cara memberikan tanda cek/ check list (V) terhadap prediksi tingkat penguasaan materi pada setiap subkompetensi guru/kepala sekolah/ pangawas sekolah sesuai dengan standar kompetensi guru (Permendikas nomor 16 tahun 2007), kepala sekolah (Permendikas Nomor 13 Tahun 2007) dan pengawas sekolah (Permendiknas Nomor 12 tahun 2007). Instrumen harus diisi secara jujur dan obyektif. 4. Lakukan review terhadap pengisian instrumen minimal oleh 1 (satu) anggota lain yang masih termasuk dalam anggota kelompok kerja tersebut. 5. Lakukan survei terhadap beberapa sampel hasil pengisian instrumen untuk memastikan bahwa semua anggota mempunyai pemahaman yang sama terhadap tingkat penguasaan materi kompetensi. 6. Kumpulkan semua instrumen FORMAT TNA 01. C. Pengolahan, Analisis, dan Interpretasi Data Pengolahan, analisis dan interpretasi data dilakukan melalui langkah kerja berikut: 1. Kumpulkan semua instrumen yang telah diisi. 2. Lakukan rekapitulasi penilaian (assessment) terhadap semua data hasil Training Need Assesment guru/kepala sekolah/ pengawas sekolah menjadi TNA (Training Need Analysis) seperti yang tercantum dalam Format TNA 01,02 dan Hitunglah nilai total dan rata-ratanya. 1. Lakukan klasifikasi nilai setiap sub kompetensi guru/kepala sekolah/pengawas sekolah dengan interpretasi katagori data sebagai berikut: No Kategori Mata Diklat % Rata-Rata Penguasaan Peserta 1 Must Know : Harus Diketahui Should Know : Sebaiknya Diketahui Nice to Know : Ada Baiknya Diketahui

24 Contoh hasil pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan interpretasi data. Nama Guru : Doremi Nomor Sampel : 12 Lokasi : KKG Kuntum Mekar Tanggal Pengisian : 22 Juni 2010 Contoh hasil pengisian instrumen FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT UNTUK GURU (INDIVIDUAL) Format: TNA 01 No 1 Menguasai Karakteristik peserta didik 2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 3 Pengembangan kurikulum 4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 5 Pengembangan potensi peserta didik 6 Komunikasi dengan peserta didik 7 Penilaian dan evaluasi 8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional 9 Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan 10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru 11 Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif 12 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masya 13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelaja 14 Meningkatkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif..., tanggal:... Guru Ybs. (...) Format: TNA02 Contoh hasil rekapitulasi instrumen TNA 01 FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT REKAPITULASI PENGUASAAN MATERI UNTUK KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH

25 Nama Diklat : Kompetensi Guru Jumlah Sampel : 40 Lokasi : Papua Barat Tanggal Penyebaran : 22 Juli 2010 Tingkat Penguasaan Materi (%) Total Rata2 No Kompetensi Guru (%) (%) Menguasai Karakteristik peserta didik 2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik x10+40x10+ 60x20/ Pengembangan kurikulum 46 4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 5 Pengembangan potensi peserta didik Komunikasi dengan peserta didik 68 7 Penilaian dan evaluasi 55 8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional 9 Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan 10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru 11 Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif 12 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masyarakat 13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 14 Meningkatkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif Total TOTAL 14 SUB KOMP Rata-Rata Kep. Sek. / Pengawas Ybs. NILAI TOTAL/14..., tanggal:... (...)

26 Format: TNA 03 Contoh hasil pengisian format TNA 03 FORMAT REKAPITULASI TRAINING NEEDS ASESSMENT Nama Diklat : Jumlah Sampel : Lokasi : Tanggal Direkap : No Kompetensi Tingkat Penguasaan Rata- Rata (%) Kategori Kebutuhan Diklat Jumlah Peserta 1 Menguasai karakteristik peserta didik 36 MK 40 2 Menguasai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik 48 SK 40 3 Pengembangan kurikulum 46 SK 40 4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 64 SK 40 5 Pengembangan potensi peserta didik 66 SK 40 6 Komunikasi dengan peserta didik 68 SK 40 7 Penilaian dan evaluasi 72 SK 40 8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional 9 Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan 10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru 11 Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif 12 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masyarakat 13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 14 Meningkatkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif 72 SK SK SK NK SK SK NK 40

27 Kep. Sek. / Pengawas Ybs...., tanggal:... (...) LAPORAN HASIL ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT ( TRAINING NEED ANALYSIS ) KELOMPOK KERJA GURU GUGUS TAMPOMAS

28 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KECAMATAN PAGEDONGAN KABUPATEN BANJARNEGARA JAWA TENGAH 2012 LAPORAN HASIL ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT ( TRAINING NEED ANALYSIS ) GUGUS TAMPOMAS UPT DINDIKPORA KECAMATAN PAGEDONGAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 Ketua : SUPARNO Bendahara : KOESWATI Sekretaris : SUMINO Alamat Sekretariat : SD Negeri 1 Gentansari Jl. Raya Gentansari Km. 09. Pagedongan Banjarnegara Pagedongan,2 April 2012

29 Ketua KKG Gugus Tampomas Sekretaris KKG Gugus Tampomas ( SUPARNO ) ( SUMINO,S.Pd.SD ) DAFTAR ISI Halaman Judul...i Daftar isi...ii Daftar Lampiran...iii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Tujuan...3 II. PELAKSANAAN TNA A. Tempat dan Waktu...7 B. Alat dan Bahan...12 C. Prosedur TNA...15 D. Pemecahan Masalah...16

30 III. HASIL DAN PEMBAHASAN TNA A. Hasil TNA...17 B. Temuan,Pembahasan,dan Alternatif Pemecahan Masalah...22 IV. PROGRAM TINDAK LANJUT A. Struktur Program Kegiatan KKG Program BERMUTU Tahun 2012 V. PENUTUP DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Format TNA 01 Lampiran 2 : Format TNA 02 Lampiran 3 : Format TNA 03 Lampiran 4 : Format TNA 04 Lampiran 5 : Rekapitulasi Perkiraan Bobot Waktu

31 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia, saat ini melalui Departemen Pendidikan telah mengeluarkan Undang undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,.Undang undang tersebut berimplikasi terhadap peningkatan kompetensi guru melalui uji sertifikasi dan peningkatan kualifikasi pendidikan guru.

32 Untuk peningkatan kualifikasi guru maka Pemerintah melaksanakan Program BERMUTU (Better Education throug Reformed Management and Universal Teacher Upgrading). Dengan melalui Program BERMUTU diharapkan dapat menciptakan proses sertifikasi,peningkatan kualifikasi guru serta pengembangan profesional guru secara berkelanjutan. Indikator keberhasilan Program BERMUTU di tingkat Kelompok Kerja Guru adalah, (1) pengembangan kurikulum dan Silabus (2) Pengembangan Rencana Program Pembelajaran, (3) pelaksanaan kajian kritis dan pendalaman terhadap materi pembelajaran,(4) mengembangkan analisis butir soa dan bank soal,(5) Pelaksanaan Penelitiaan Tindakan Kelas (PTK) (6) Penulisan jurnal belajar, (&) pemantauan kualitas guru, (8) pemetaan kompetensi guru melalui evaluasi kinerja guru,hasil kegiatan dari kelompok kerja guru adalah berupa; - Kurikulum,Silabus dan RPP - Lembar Kerja Siswa - Lembar Kerja Guru - Analisis butir soal dan bank soal - Laporan PTK - Jurnal belajar - Model pembelajaran - Portofolio dan hasil kerja kajian kritis - Peta kompetensi guru Agar keberhasilan pencapaian indikator ditingkat kelompok kerja khususnya di kelompok KKG Gugus tampomas dapat tercapai dengan maksimal maka perlu diadakan Analisis Kebutuhan Diklat yang nantinya akan digunakan untuk menentukan mata diklat yang benar benar dibutuhkan oleh anggota KKG Gugus Tampomas Langkah awal dalam pelaksanaan diklat adalah melakukan Analisis Kebutuhan Diklat. Selanjutnya hasil dari Analisis Kebutuhan Diklat akan digunakan untuk menyusun program diklat yang akan dilaksanakan agar kegiatan lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan anggota. B. Tujuan Tujuan yang hendak dicapai adalah agar guru dapat melakukan analisis kebutuhan diklat melalui metode yang ilmiah,mudah, dan tepat

33 Tujuan yang hendak dicapai adalah: 1. Guru mampu mlakukan persiapan TNA. 2. Guru mampu mengumpulkan data TNA. 3. Guru mampu mengidentifikasi dan menganalisis kesenjamgan Diklat. 4. Guru mampu menggambarkan kebuuhan materi Diklat 5. Guru mampu mengalokasikan waktu per mata Diklat. 6. Guru mampu menyusun strategi dan metode penyajian materi pelajaran sesuia dengan tingkat kebutuhan peserta. 7. Guru mampu menyusun kebutuhan Diklat di kelompok kerja da sekolah masing-masing. BAB II PELAKSANAAN TNA A. Tempat dan Waktu Analisis Kebutuhan Diklat KKG Gugus Tampomas dilaksanakan bertempat di SD INTI yaitu SD Negeri 1 Gentansari,yang dilaksanakan pada hari sabtu,tanggal 24 Maret 2012,yang diikuti oleh seluruh anggota KKG Gugus Tampomas sejumlah 42 orang. B. Alat dan Bahan

34 berikut :. Alat yang digunakan berupa instrumen Format Training Need Analysis,sebagai Format: TNA01 Nama Guru : Nomer Sampel : FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT UNTUK GURU (INDIVIDUAL) Lokasi : KKG Gugus Tampomas Tanggal Pengisian : 24 Maret 2012 No Mata Tataran 1 KTSP/SILABUS/RPP 2 MODEL PEMBELAJARAN 3 PENILAIAN/ Tingkat Penguasaan Materi (%) TIK 5 PTK 6 KAJIAN KRITIS 7 LESSON STUDY 8 MEDIA PEMBELAJARAN 9 KOMPETENSI GURU PENDALAMAN MATERI 10 MATA PELAJARAN (MODUL P4TK) 11 LEARNING JOURNAL PENYUSUNAN BUTIR 12 SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL Pagedongan, 24 Maret 2012 Guru Yang bersangkutan

35 (...) FORMAT: TNA 02 REKAPITULASI PENGUASAAN MATERI UNTUK KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH Nama Diklat : Jumlah Sampel :

36 Lokasi : Tanggal Penyebaran : No Mata Tataran Tingkat Penguasaan Materi (%) Total (%) Ratarata (%) 1 KTSP/SILABUS/RPP 2 MODEL PEMBELAJARAN 3 PENILAIAN/ 4 TIK 5 PTK 6 KAJIAN KRITIS 7 LESSON STUDY 8 MEDIA PEMBELAJARAN 9 KOMPETENSI GURU 10 PENDALAMAN MATERI MATA PELAJARAN (MODUL P4TK) 11 LEARNING JOURNAL 12 PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL Pagedongan,, 2012 Ketua Kelompok KKG Gugus Tampomas (SUPARNO,S.Pd)

37 FORMAT : TNA 03 FORMAT REKAPITULASI TRAINING NEEDS ASESSMENT Nama Kelompok : KKG Gugus Tampomas Jumlah Anggota : 42 Kecamatan/Kabupate : Pagedongan/Banjarnegara n Provinsi : Jawa Tengah No Mata Tataran Tingkat Penguasaan Rata-Rata (%) Kategori Kebutuhan Diklat Jumlah Peserta 1 KTSP/SILABUS/RPP 2 MODEL PEMBELAJARAN 3 PENILAIAN/ 4 TIK 5 PTK 6 KAJIAN KRITIS 7 LESSON STUDY 8 MEDIA PEMBELAJARAN 9 KOMPETENSI GURU

38 10 PENDALAMAN MATERI MATA PELAJARAN (MODUL P4TK) 11 LEARNING JOURNAL 12 PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL Pagedongan,, 2012 Ketua Kelompok KKG Gugus Tampomas (SUPARNO,S.Pd) C. Prosedur TNA Pengisian Intrumen TNA dilakukan dengan cara memberi tanda Check list (v) pada kolom tingkat penguasaan materi masing-masing sub komponen.

39 Prosedur pelaksanaan TNA Persiapan TNA Pengumpulan Data Pengolahan,analisis dan Interprestasi Data

40 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN TNA A. Hasil TNA Hasil kegiatan Analisis Kebutuhan Diklat berupa Intrumen yang telah di isi oleh masing-masing anggota KKG Gugus Tampomas,yang diolah menjadi kebutuhan Mata Diklat pada kegiatan KKG berikutnya.data hasil Analisis Kebutuhan Diklat terlampir. B. Temuan, Pembahasan, dan Alternatif Pemecahan Masalah. Berdasarkan Intrumen Individu Analisis Kebutuhan Diklat yang telah diperoleh dari masing-masing anggota KKG Gugus Tampomas,maka Pengurus KKG Gugus Tampomas melakukan analisis terhadap Format TNA 03 dengan demikian ditemukan mata Diklat dengan kategori MK (Must Know) dan SK (Should Know) yang berarti mata diklat tersebut merupakan kebutuhan Kelompok KKG Gugus Tampomas. Berdasarkan temuan dari Format 03 (terlampir),pengurus merekapitulasi hasil temuan untuk menentukan perkiraan bobot waktu (Format TNA 04,terlampir) setiap komponen,yang dapat digunakan untuk penyusunan program Diklat.

41 BAB IV PROGRAM TINDAK LANJUT Program tindak lanjut dari Kelompok KKG Gugus Tampomas tersusunnya Draf Struktur Program Diklat,sebagai berikut : STRUKTUR PROGRAM DIKLAT GURU SD KELOMPOK KKG GUGUS TAMPOMAS Pola 90 Jp No Mata Tataran Alokasi Waktu 1 KTSP/SILABUS/RPP 7 2 MODEL PEMBELAJARAN 7 3 PENILAIAN/EVALUASI 7 4 TIK 13 5 PTK 9 6 KAJIAN KRITIS 7 7 LESSON STUDY 7 8 MEDIA PEMBELAJARAN 7 9 KOMPETENSI GURU 7 10 PENDALAMAN MATERI MATA PELAJARAN (MODUL P4TK) 7 11 LEARNING JOURNAL 5 12 PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL 7

42 DAFTAR LAMPIRAN : Lampiran 1 : Format TNA 01 BAB V PENUTUP Format: TNA01 FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT UNTUK GURU (INDIVIDUAL) Nama Guru : Nomer Sampel : Lokasi : KKG Gugus Tampomas Tanggal Pengisian : 24 Maret 2012 No Mata Tataran 1 KTSP/SILABUS/RPP MODEL 2 PEMBELAJARAN 3 PENILAIAN/ 4 TIK 5 PTK 6 KAJIAN KRITIS 7 LESSON STUDY 8 MEDIA PEMBELAJARAN 9 KOMPETENSI GURU PENDALAMAN MATERI 10 MATA PELAJARAN (MODUL P4TK) 11 LEARNING JOURNAL PENYUSUNAN BUTIR 12 SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL Tingkat Penguasaan Materi (%)

43 Pagedongan, 24 Maret 2012 Guru Yang bersangkutan (...)

44 Lampiran 2 : Format TNA 02 FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT REKAPITULASI PENGUASAAN MATERI FORMAT : TNA 02 Jumlah Sampel : 42 Lokasi : KKG Gugus Tampomas Tanggal Penyebaran : 31 Maret 2012 Total Rata-rata N Tingkat Penguasaan (x) (%) Kompetensi o ,6666 KTSP / Silabus Model Pembelajaran , Penilaian dan evaluasi , TIK ,3809 PTK ,4761 Kajian Kritis ,8571 Lesson Study ,9523 Media Pembelajaran ,6190 Kompetensi Guru Pendalaman Materi Mata Pelajaran Learning Journal , Penyusunan Butir Soal 2 63, dan Analisis Butir Soal 0 4

45 Total : Rata - rata : 2773, , , , Pagedongan,, 2012 Ketua KKG Gugus Tampomas (SUPARNO) Lampiran 3 : Format TNA 03 FORMAT REKAPITULASI TRAINING NEEDS ASESSMENT FORMAT : TNA 03 Nama Kelompok : KKG Gugus Tampomas Jumlah Anggota : 42 Kecamatan/Kabupate : Pagedongan/Banjarnegara n Provinsi : Jawa Tengah No 1. KTSP/SILABUS/RPP 2. MODEL PEMBELAJARAN 3. PENILAIAN/ 4. TIK 5. PTK 6. KAJIAN KRITIS

46 No 7. LESSON STUDY 8. MEDIA PEMBELAJARAN 9. KOMPETENSI GURU 10. PENDALAMAN MATERI MATA PELAJARAN (MODUL P4TK) 11 LEARNING JOURNAL 12. PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL Pagedongan,,31 Maret 2012 Ketua Kelompok KKG Gugus Tampomas ( SUPARNO ) Lampiran 4 : Format TNA 04 FORMAT : TNA 04 FORMAT REKAPITULASI KEBUTUHAN DIKLAT TRAINING NEEDS ASESSMENT DAN PERKIRAAN REKAPITULASI DISTRIBUSI BOBOT WAKTU Nama Diklat : Penilaian dan Evaluasi Nama Kelompok : KKG Gugus Tampomas Jumlah Anggota : 42 Kecamatan/Kabupate : Pagedongan/Banjarnegara n Provinsi : Jawa Tengah

47 No 1. KTSP/SILABUS/RPP 2. MODEL PEMBELAJARAN 3. PENILAIAN/ 4. TIK 5. PTK 6. KAJIAN KRITIS 7. LESSON STUDY 8. MEDIA PEMBELAJARAN 9. KOMPETENSI GURU 10. PENDALAMAN MATERI MATA PELAJARAN (MODUL P4TK) 11. LEARNING JOURNAL 12. PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL Pagedongan,,31 Maret 2012 Ketua Kelompok KKG Gugus Tampomas ( SUPARNO ) Lampiran 5 : Rekapitulasi Perkiraan Bobot Waktu PENENTUAN ALOKASI WAKTU UNTUK PENYUSUNAN STRUKTUR PROGRAM DIKLAT Nama Diklat : Penilaian dan Evaluasi Nama Kelompok : KKG Gugus Tampomas Jumlah Anggota : 42 Kecamatan/Kabupaten : Pagedongan/Banjarnegara Provinsi : Jawa Tengah

48 No 1. KTSP/SILABUS/RPP 2. MODEL PEMBELAJARAN 3. PENILAIAN/EVALUASI 4. TIK 5. PTK 6. KAJIAN KRITIS 7. LESSON STUDY 8. MEDIA PEMBELAJARAN 9. KOMPETENSI GURU 10. PENDALAMAN MATERI MATA PELAJARAN (MODUL P4TK) 11. LEARNING JOURNAL 12. PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL Total Pagedongan,,31 Maret 2012 Ketua Kelompok KKG Gugus Tampomas ( SUPARNO ) PERKIRAAN ALOKASI WAKTU DIKLAT

49 UNTUK SETIAP KOMPETENSI Nama Diklat : Penilaian dan Evaluasi Nama Kelompok : KKG Gugus Tampomas Jumlah Anggota : 42 Kecamatan/Kabupaten : Pagedongan/Banjarnegara Provinsi : Jawa Tengah Pagedongan, 31 Maret 2012 Ketua Kelompok KKG Gugus Tampomas No 1. KTSP/SILABUS/RPP 2. MODEL PEMBELAJARAN 3. PENILAIAN/ 4. TIK 5. PTK 6. KAJIAN KRITIS 7. LESSON STUDY 8. MEDIA PEMBELAJARAN 9. KOMPETENSI GURU 10. PENDALAMAN MATERI MATA PELAJARAN (MODUL P4TK) 11. LEARNING JOURNAL 12. PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOA ( SUPARNO )

KOMPILASI TAGIHAN INDIVIDU (WAJIB DAN PILIHAN)

KOMPILASI TAGIHAN INDIVIDU (WAJIB DAN PILIHAN) Contoh Cover Tagihan Individu KOMPILASI TAGIHAN INDIVIDU (WAJIB DAN PILIHAN) Nama Guru : Nama Sekolah : Kelompok Kerja : Kabupaten/Kota : Provinsi : Tahun Kegiatan : PROGRAM BERMUTU 2012 1 Tagihan 1 SILABUS

Lebih terperinci

Pedoman Penyusunan TNA

Pedoman Penyusunan TNA BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengembangan pelatihan diperlukan langkah-langkah penyusunan yang harus ditempuh oleh seorang penyusun program pelatihan. Salah satu yang harus ditempuh diantara langkah

Lebih terperinci

REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN

REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN 241 Lampiran 7 REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN No. Seri Fieldnote Pokok Masalah Responden P R : 05 (Gabungan) : Proses Penyusunan Kurikulum Pelatihan Penguatan Pengawas Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

bagi Guru pemandu MGMP Matematika Bangkalan Tanggal 2 s.d. 7 Agustus 2010 di SMP Negeri 2 Blega

bagi Guru pemandu MGMP Matematika Bangkalan Tanggal 2 s.d. 7 Agustus 2010 di SMP Negeri 2 Blega TUGAS MATA KULIAH MENEJEMEN PELATIHAN DAN TKM DOSEN PENGAMPU : Dr.H.M.NASIR, mpd PROPOSAL PELATIHAN Program BERMUTU bagi Guru pemandu MGMP Matematika Bangkalan Tanggal 2 s.d. 7 Agustus 2010 di SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan perangkat

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Guru Dalam Penilaian Pembelajaran

Standar Kompetensi Guru Dalam Penilaian Pembelajaran Studi Pengembangan Standar Kompetensi Guru Dalam Penilaian Pembelajaran (Studi tahun 2012,2013,2014, dan tahun 2015) Oleh : Ana Ratna Wulan; Hendriastuti; Tri Wibowo; Bakir Haryanto Pusat Penilaian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian SD N 1 Kapung Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan, berdiri dengan SK Pendirian Sekolah nomor 421.2/05739/1995 dan SK Izin Operasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang dapat membantu siswa

Lebih terperinci

PENILAIAN PESERTA DIKLAT

PENILAIAN PESERTA DIKLAT PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN PESERTA DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH/MADRASAH PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah (1) lokasi dan subyek penelitian, (2) metode penelitian, (3) sumber data, (4) diagram alir penelitan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dikemukakan beberapa hal berkaitan dengan metode penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan penelitian hingga dapat di peroleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian dilakukan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian dilakukan untuk membuat pencandraan atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

Lebih terperinci

BAB III. MATRIKS IDENTIFIKASI RENCANA TINDAK LANJUT

BAB III. MATRIKS IDENTIFIKASI RENCANA TINDAK LANJUT BAB III. MATRIKS IDENTIFIKASI RENCANA TINDAK LANJUT A. Supervisi Manajerial Salah satu tugas pokok pengawas adalah menyusun, melaksanakan, mengevaluasi hasil pelaksanaan pengawasan manajerial. Fokus utama

Lebih terperinci

Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru)

Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru) Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru) Nama Sekolah: MAN 10 JAKARTA Nomor Statistik Sekolah : 131131730002 Alamat : Jl. Joglo Baru No. 77 Kecamatan

Lebih terperinci

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan Alkhafi Maas Siregar 1 dan Rahmansyah 2 1. Jurusan Fisika FMIPA Unimed dan 2. Jurusan Fisika FMIPA Unimed Jln.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah: BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Model Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi dengan model CIPP. Komponen evaluasi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Konteks (context)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional

BAB I PENDAHULUAN tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Guru memiliki peran strategis dalam meningkatkan proses pembelajaran dan mutu peserta didik. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

Urgensi Analisis Kebutuhan Diklat Dalam Menentukan Jenis Pendidikan dan Pelatihan yang akan diberikan kepada peserta Diklat. Oleh:

Urgensi Analisis Kebutuhan Diklat Dalam Menentukan Jenis Pendidikan dan Pelatihan yang akan diberikan kepada peserta Diklat. Oleh: Urgensi Analisis Kebutuhan Diklat Dalam Menentukan Jenis Pendidikan dan Pelatihan yang akan diberikan kepada peserta Diklat Oleh: Dr. Elsanra Eka Putra, S.Pd, M.Si Kasubid Perencanaan Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

ISSN No Media Bina Ilmiah 1

ISSN No Media Bina Ilmiah 1 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 1 ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN BAGI PETUGAS LABORATORIUM PENGUJI KUALITAS AIR DINAS KESEHATAN KABUPATEN /KOTA SE-PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 Oleh : Erna

Lebih terperinci

BUPATI SOPPENG BUPATI SOPPENG,

BUPATI SOPPENG BUPATI SOPPENG, BUPATI SOPPENG PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 35 TAHUN 2017 TAHUN TENTANG PEDOMAN EVALUASI ATAS IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG DENGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM LAMPIRAN I KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEDOMAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHANUMUM PEDOMAN EVALUASI

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DILINGKUP PEMERINTAH KOTA PAREPARE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan pengamatan dilapangan, merumuskan masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal tersebut

Lebih terperinci

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel :

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel : KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel : halimatussakdiahnst11@gmail.com ABSTRAK Analisis awal pada 2016 (Januari s.d Maret) terhadap 36 orang

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016 1. JUJUR Sesuai dengan kondisi apa adanya disekolah 2. AKUNTABEL Sesuai dengan prosedur dalam panduan 3. TRANSPARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Boyolali yang beralamat di Jl. Kates No.8 Boyolali, SMAN N 3 Boyolali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian Tinjauan Pustaka akan didiskripsikan tentang teori peningkatan kinerjaruru, teori supervisi kunjungan kelas, PTS melalui supervisi kunjungan kelas, kajian penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran LAMPIRAN A A1. Surat Permohonan Izin Validasi Instrumen A2. Surat Keterangan Validasi Instrumen A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

Lebih terperinci

PENYUSUNAN INSTRUMEN/ TES STANDAR. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si

PENYUSUNAN INSTRUMEN/ TES STANDAR. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si PENYUSUNAN INSTRUMEN/ TES STANDAR Dr. Zulkifli Matondang, M.Si Standar Nasional Pendidikan Standar Isi Standar Proses Pendidikan Standar Kompetensi Lulusan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar

Lebih terperinci

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian 50 III.METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah pesat mengingat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi dunia yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berstatus Sekolah Adiwiyata yang berada di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Populasi dari

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan di dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis data dan temuan penelitian di lapangan pada bab IV,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis data dan temuan penelitian di lapangan pada bab IV, BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan temuan penelitian di lapangan pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kondisi Obyektif Dampak Pelatihan yang Diikuti

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL TRACER STUDY

LAPORAN HASIL TRACER STUDY LAPORAN HASIL TRACER STUDY PUSAT JASA KETENAGAKERJAAN 2015 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Mahas Esa, pengukuran kuesioner TRACER STUDY telah dapat diselesaikan dan dilaporkan.

Lebih terperinci

Shirley Fakultas Psikologi Universitas Medan Area

Shirley Fakultas Psikologi Universitas Medan Area PENGERTIAN Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal & terstruktur yg digunakan utk mengukur, menilai & mempengaruhi sifat2 yg berkaitan dgn pekerjaan, perilaku, dan hasil kerja seorang karyawan.

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS) Kp. Dadapan RT. 06/RW. 07, Desa Jatikuwung, Gondangrejo Karanganyar, Jawa Tengah-INDONESIA Telp. +62 2718502888/+62 2718502999 Fax:

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN DAN PENILAIAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA. NOVI IHWANNUDIN,S.Pd NIP

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN DAN PENILAIAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA. NOVI IHWANNUDIN,S.Pd NIP LAPORAN HASIL PELAKSANAAN DAN PENILAIAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA NOVI IHWANNUDIN,S.Pd NIP 19811127 201406 1 004 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA UPTD DIKPORA KECAMATAN

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang Aah Ahmad Syahid, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Email: syahid@upi.edu ABSTRAK Analisis kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara untuk menguasai suatu tujuan penelitian. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN. Abstrak

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN. Abstrak EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program yang secara efektif dapat membekali kemampuan calon

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 34 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model prosedural. Puslitjaknov (2008) menyatakan bahwa model prosedural

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PK GURU KELAS/MATA PELAJARAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PK GURU KELAS/MATA PELAJARAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PK GURU KELAS/MATA PELAJARAN 41 LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS/MATA PELAJARAN Lampiran 1B Nama Guru NIP/Nomor Seri Karpeg Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. Oleh : Asep Herry Hernawan

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. Oleh : Asep Herry Hernawan PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Oleh : Asep Herry Hernawan A. Pendahuluan Proses pembelajaran merupakan proses yang yang ditata dan diatur sedemikian rupa menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan di beberapa lokasi di Kota Bandung. Pemilihan lokasi berdasarkan pada tempat pelaksanaan pendampingan pengembangan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL

Prosiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL Widihastuti Dosen Program Studi Teknik Busana Fakultas Teknik UNY widihastuti@uny.ac.id; twidihastutiftuny@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Evaluasi Penelitian ini menggunakan desain penelitian evaluatif dengan pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan pertimbangan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH

PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH 1. Pendahuluan Induksi merupakan tahap penting dalam Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPB) bagi seorang guru. Program Induksi Guru

Lebih terperinci

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah lima SMA yaitu SMA Negeri 2 Karanganyar, SMA Negeri I Kartasura, SMA Islam 1 Surakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Model Penelitian 1. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2014:3) mengemukakan bahwaa Secara umum metode peelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAM.MM02.003.01 BUKU DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran

Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran Penempatan School of Communication Pegawai & Business Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran (Ulasan Pelajaran Sebelumnya) Prinsip-Prinsip Belajar Para Pakar Pelatihan dan Pengembangan telah

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUTHENTIC ASSESSMENT PORTOFOLIO

PENYUSUNAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUTHENTIC ASSESSMENT PORTOFOLIO ISSN: 2477-2771 Jurnal Candrasangkala E-ISSN: 2477-8214 Vol 3 No.1 Tahun 2017 PENYUSUNAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUTHENTIC ASSESSMENT PORTOFOLIO Eva Dina Chairunisa, M.Pd eva_dinach@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR 1 Musriadi 2 Rubiah 1&2 Dosen Fakultas Keguruan dan Pendidikan, Universitas Serambi Mekkah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang terdapat dalam penelitian dan merupakan cara untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang terdapat dalam penelitian dan merupakan cara untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturanperaturan yang terdapat dalam penelitian dan merupakan cara untuk mengumpulkan, menyusun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA ANALISIS

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU MONITORING DAN EVALUASI KINERJA

TUGAS INDIVIDU MONITORING DAN EVALUASI KINERJA TUGAS INDIVIDU MONITORING DAN EVALUASI KINERJA DISUSUN OLEH : RELIN OKTA VIDORA NIM : P05120314033 JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES BENGKULU KATA PENGANTAR Puji syukur saya

Lebih terperinci

DAFTAR EVALUASI DIRI KERJA GURU

DAFTAR EVALUASI DIRI KERJA GURU DAFTAR EVALUASI DIRI KERJA GURU Nama Sekolah : SDN 1 Tandebura Nomor Statistik Sekolah : - Alamat : Jl Tandebura - Wowoli Kabupaten : Kolaka Nama Guru :I Nengah Muliastra, SPdSD Tahun Pelajaran :2017/2018

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TANGGAL 27 OKTOBER 2010

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TANGGAL 27 OKTOBER 2010 SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TANGGAL 27 OKTOBER 2010 PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA Program Induksi dapat dilaksanakan dalam beberapa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA ANALISIS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 164 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bagian akhir dari tesis, berisi tiga bagian meliputi kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. A. Kesimpulan Merujuk pada hasil penelitian

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana pada awal perkembangannya. Hasan (2008 : 207)

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana pada awal perkembangannya. Hasan (2008 : 207) 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kuantitatif sebagaimana pada awal perkembangannya. Hasan (2008 : 207) mengemukakan bahwa model Stake

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS) Jl. Parangkusumo No. 51 Purwosari - Surakarta Jawa Tengah 57147 Telp./Fax: +62 271 716657 E-mail : lp2kssolo@gmail.com ii KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten PEDOMAN ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten PROGRAM BETTER EDUCATION TROUGH REFORMED MANAJEMEN TEACHER UPGRADING (BERMUTU) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2011 PEDOMAN

Lebih terperinci

Mengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study

Mengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study Mengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study Makalah termuat pada Jurnal Forum Kependidikan FKIP UNSRI Volume 28, Nomor 2, Maret 2009, ISSN 0215-9392 Oleh Ali Mahmudi JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2003: 11) penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2003: 11) penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (00: ) penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya (tingkat kejelasan) dapat digolongkan sebagai berikut:. Penelitian deskriptif Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penjelasan definisi operasional dalam penelitian diuraikan sebagai berikut: 1. Asesmen alternatif elektronik yang dimaksud adalah software yang dapat menilai

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dalam penelitian ini perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi Rencana Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan kurikulum pelatihan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan kurikulum pelatihan yang 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan kurikulum pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan guru madrasah tsanawiyah dalam melakukan penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun ajaran 2013/ 2014. Subjek yang

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU MELALUI LESSON STUDY

MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU MELALUI LESSON STUDY MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU MELALUI LESSON STUDY Ali Mahmudi *) Abstrak: Sesuai amanat UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, peningkatan kompetensi guru adalah suatu keniscayaan demi menunjang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Konsep pokok penelitian tindakan

Lebih terperinci

Oleh: Dwi Atmini NIP

Oleh: Dwi Atmini NIP PEMBINAAN TERSTRUKTUR GUNA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RUBRIK PENILAIAN BAGI GURU KELAS DI GUGUS PANTAI POPOH UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO Oleh: Dwi Atmini NIP. 19600517

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 5 PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru? Ada dua macam pelaksanaan sertifikasi guru, yaitu: a. melalui penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan,

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indon

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indon BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1747, 2016 KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

KOMPETENSI DAN INDIKATOR DALAM PENILAIAN KINERJA GURU BAGI GURU MATA PELAJARAN/GURU KELAS

KOMPETENSI DAN INDIKATOR DALAM PENILAIAN KINERJA GURU BAGI GURU MATA PELAJARAN/GURU KELAS KOMPETENSI DAN INDIKATOR DALAM PENILAIAN KINERJA GURU BAGI GURU MATA PELAJARAN/GURU KELAS A. KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik peserta didik. a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0058 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA TAHUN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS / GURU MATA PELAJARAN. NIP/Nomor Seri Karpeg. Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai Tanggal

LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS / GURU MATA PELAJARAN. NIP/Nomor Seri Karpeg. Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai Tanggal LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS / GURU MATA PELAJARAN Lampiran 1B Nama Guru NIP/Nomor Seri Karpeg Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai Tanggal NUPTK/NRG Nama sekolah dan alamat Tanggal

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menghadirkan suatu perkembangan bidang penelitian tindakan yang mengarahkan mengidentifikasian karakteristik kebutuhan pragmatisndari

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN

MANUAL PROSEDUR EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN MANUAL PROSEDUR EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Universitas Brawijaya, 2010 All Rights Reserved MANUAL PROSEDUR EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian evaluasi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian evaluasi. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian evaluasi. Menurut Arikunto (2010;36), penelitian evaluasi diterapkan pada objek-objek jika ingin mengungkapkan

Lebih terperinci

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cihampelas Jln. Raya Sayuran Desa Mekarmukti Kec. Cihampelas, Kab. Bandung Barat 40562. Dipilihnya lokasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Dessler (1997), MSDM adalah suatu kebijakan dan praktek yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek orang atau SDM dari

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT Panduan untuk Organisasi Pelatihan Pendahuluan Skema Lisensi Penilai (ALS) HCVRN (High Conservation Value Resource Network)disusun untuk meningkatkan kompetensi penilai

Lebih terperinci

BAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA

BAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA BAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA A. Proses Awal Pengorganisasian 1. Asessment Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah-tengah masyarakat dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci