Oleh: Dwi Atmini NIP
|
|
- Susanto Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBINAAN TERSTRUKTUR GUNA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RUBRIK PENILAIAN BAGI GURU KELAS DI GUGUS PANTAI POPOH UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO Oleh: Dwi Atmini NIP ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan langkah-langkah pelaksanaan pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok guna meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian; dan 2) meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian bagi guru kelas di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo melalui pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan. Penelitian dilakukan di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 selama 3 (tiga) bulan. Subjek penelitian adalah guru kelas IV, V, dan VI di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo yang terdiri dari 16 orang guru. Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan ini pada intinya mengacu pada desain penelitian yang digunakan, yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) observasi; dan 4) refleksi hasil tindakan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) Pelaksanaan pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok guna meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus tindakan. Langkah pelaksanaannya adalah: a) Model / teknik pembinaan ada perubahan, yakni menggunakan teknik Do Talk Record; b) Pada tindakan Siklus II, pengawas meminta guru mencobakan kembali rubrik yang telah dibuat, untuk mengetahui tingkat kemudahan penggunaannya pada materi seperti yang telah dicobakan pada tindakan Siklus I; dan 2) Pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian bagi guru kelas di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil penilaian dan banyaknya guru dengan kompetensi kategori amat baik (A) dan baik (B) pada setiap siklus tindakan yang dlakukan. Kata Kunci: Kemampuan menyusun rubrik penilaian pembelajaran, supervisi akademik metode kelompok, pembinaan terstruktur 1
2 2 PENDAHULUAN Penilaian kelas merupakan bagian dari penilaian internal (internal assesment) terhadap proses dan hasil peserta didik yang dilakukan oleh pendidik, dalam hal ini guru kelas atas nama satuan pendidikan. Penilaian kelas untuk menilai kompetensi peserta didik pada saat dan akhir pembelajaran (BSNP, 2006: 1). Penilaian yang dilakukan guru perlu memperhatikan beberapa prinsipprinsip. Di antara prinsip-prinsip penilaian tersebut antara lain validitas, reliabilitas, menyeluruh, berkesinambungan, obyektif, dan mendidik. Berpijak dari prinsip-prinsip penilaian di atas, maka penilaian kelas harus obyektif. Penilaian yang dilakukan guru harus adil bagi semua peserta didik, te-rencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor. Oleh karena itu guru perlu menyusun rubrik penilaian. Penyusunan rubrik penilaian merupakan kegiatan untuk memperjelas deskripsi kriteria-kriteria yang akan dinilai. Melalui jabaran deskripsi kriteria yang jelas tersebut, maka guru makin cermat dalam memberikan penilaian dan peserta didik lebih teliti dalam memenuhi kriteria pencapaian kompetensi dasarnya. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru belum memahami tentang pentingnya rubrik penilaian maupun penyusunan rubrik penilaian itu sendiri. Apalagi pada pembelajaran-pembelajaran yang penilaiannya lebih mementingkan pada kriteria pencapaian tertentu. Sebagai contoh misalnya, untuk mengukur keterampilan membaca siswa satu-satunya langkah yang diambil oleh guru ialah dengan mengadakan penilaian. Dengan melakukan penilaian, guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Seringkali dalam proses belajar mengajar aspek evaluasi hasil belajar diabaikan (Uno, 2008:92). Hal ini dikarenakan guru terlalu memfokuskan apa yang akan diajarkan kepada siswanya. Akibatnya proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan rapi tetapi alat-alat penilaian yang digunakan tidak lagi melihat sasaran yang akan dinilai. Dalam praktik di sekolah, seringkali guru membuat instrumen tanpa mengikuti aturan-aturan tertentu (Arifin, 2009:68). Ada guru yang menyusun soal ulangan langsung mengambil dari buku sumber. Dengan demikian, soal tersebut belum tentu sesuai indikator apa yang akan diukur. Sementara itu, soal yang baik adalah soal yang memiliki kualitas baik. Soal dikatakan berkualitas baik apabila mengukur apa yang hendak diukur dan soal tersebut harus sejajar dengan sasaran belajar yang ingin dicapai (Uno, 2008:95). Bila dikaitkan dengan hasil wawancara dengan guru kelas, maka kebiasaan buruk dalam menyusun soal tes adalah kebiasaan membuat soal secara tergesa-gesa sehingga soal dibuat apa adanya dengan mencuplik materi dari buku tanpa disadari terdapat pokok-pokok bahasan
3 yang sebenarnya belum diujikan. Dengan demikian, dari materi yang diujikan masih terdapat materi yang tidak terwakili. Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan penilaian kelas yang dilakukan oleh guru selama ini, 96 % guru di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, melakukan penilaian tanpa instrumen (rubrik) yang memadai. Guru-guru tersebut melakukan penilaian hanya memperhatikan aspek penilaian, itupun jarang sekali. Belum ada guru yang melakukan penilaian pembelajaran menggunakan rubrik penilaian. Oleh karena itu, sangat dipandang perlu adanya penelitian tentang penyusunan rubrik penilaian secepat mungkin. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan yang berkaitan dengan penyusunan rubrk penilaian tersebut. Adapun judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Pembinaan Terstruktur Guna Meningkatkan Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian Bagi Guru Kelas di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan penyusunan materi rubrik penilaian difokuskan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar. Merujuk pada latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dikemukakan identifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Banyak guru yang masih menganggap bahwa rubrik penilaian kurang penting sehingga sering terabaikan; 2. Dalam praktik di sekolah, seringkali guru membuat instrumen tanpa mengikuti aturan-aturan tertentu. Akibatnya proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan rapi tetapi alat-alat penilaian yang digunakan tidak lagi melihat sasaran yang akan dinilai; dan 3. Sebagian besar guru dalam menyusun soal ulangan dilakukan dengan cara mengambil langsung dari buku sumber, sehingga soal yang disusun belum tentu sesuai indikator apa yang akan diukur. Agar pembahasan tidak membias, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Subjek dibatasi pada guru kelas IV, V, dan VI SD di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. 2. Materi rubrik penilaian difokuskan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar. Tujuan penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok guna meningkatkan kompetensi guru menyusun rubrik penilaian; dan 3
4 4 2. Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian bagi guru kelas di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo melalui pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru Kelas a. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru kelas untuk dapat dimanfaatkan sebagai tambahan pengetahuan mengenai penyusunan rubrik penilaian. b. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru kelas untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran seoptimal mungkin. 2. Bagi Pengawas Sekolah a. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi Pengawas Sekolah untuk dijadikan tambahan informasi guna meningkatkan kompetensi pengawas dalam mengatasi masalah akademik di sekolah yang menjadi binaannya. b. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi Pengawas Sekolah untuk dijadikan tambahan informasi guna mendayagunakan dan memanfaatkan hasil kerja kreatif pengawas sekolah se-maksimal mungkin. KAJIAN PUSTAKA Standar Kompetensi Guru Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 dinyatakan bahwa guru harus memiliki standar kompetensi secara nasional. Diantara standar kompetensi tersebut adalah : (1) Kompetensi Pedagogik, (2) Kompetensi Kepribadian, (3) Kompetensi Sosial, dan (4) Kompetensi Profesional (Lampiran Permendiknas No.16 Tahun 2007). Kompetensi pedagogik adalah kompetensi guru dalam perencanaan, pe-ngembangan, pelaksanaan, evaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu dari unsur Standar Kompetensi Pedagogik, pada butir ke-8 dinyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi menyelenggarakan penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar. Penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar ini dirinci menjadi tujuh butir yang secara garis besar terdiri dari prinsip-prinsip penilaian, aspek proses dan hasil pembelajaran, prosedur, instrumen, pengadministrasian, analisis, evaluasi proses dan hasil belajar. Rubrik Penilaian Rubrik merupakan panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan guru dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa Rubrik perlu memuat daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunjukkan
5 dalam suatu pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk mengevaluasi masing-masing karakteristik tersebut (Uno, 2008: 70). Berdasarkan pengertian tersebut, maka rubrik dapat diartikan sebagai kunci penskoran yang menggambarkan berbagai tingkat kualitas kemampuan dari yang sempurna sampai yang kurang untuk menilai satu tugas, keterampilan, projek, esai, laporan penelitian, atau kinerja spesifik. Dalam Paket Pelatihan 4 dijelaskan bahwa rubrik penilaian adalah kunci penskoran yang menggambarkan berbagai tingkat kualitas kemampuan dari yang sempurna sampai yang kurang untuk menilai satu tugas, keterampilan, proyek, esai, laporan penelitian, atau kinerja spesifik. Tujuan penyusunan rubrik adalah untuk memberikan umpan balik tentang kemajuan siswa dan memberikan evaluasi yang rinci mengenai produk akhir ( Depdiknas, 2006 : 57). Dalam setiap komponen terdiri dari satu atau beberapa dimensi. Setiap dimensi harus didevinisikan supaya lebih jelas harus diberi contoh atau ilustrasi. Dimensi-dimensi kinerja inilah yang akan ditentukan mutunya atau diberi peringkat. Setiap kategori mutu sebaiknya diberi contoh-contoh kinerja agar mempermudah guru atau pemberi peringkat. Secara singkat scoring rubrik terdiri dari beberapa elemen, yaitu (BSNP, 2007): 1) Dimensi, yang akan dijadikan dasar menilai kinerja anak didik; 2) Definisi dan contoh, yang merupakan penjelasan mengenai setiap dimensi; 3) Skala yang akan digunakan untuk menilai dimensi; dan 4) Standar untuk setiap katagori kinerja. Pembinaan Terstruktur Pembinaan terstruktur merupakan pembinaan kepada guru yang dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Tahapan-tahapan pembinaan tersebut akan memudahkan untuk melakukan kegiatan, sekaligus memiliki dampak yang luas dan memberikan tantangan untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme guru. Pembinaan terstruktur menggunakan teknik One Input Many Output dan Do talk Record adalah pembinaan menggunakan teknik yang diadobsi dari model pembelajaran kelas rangkap. One Input Many Output maksudnya bahwa dengan satu masukan akan diperoleh banyak keluaran. Sedangkan Do talk Record makudnya mengerjakan, membicarakan dan merekam. Dalam kegiatan pembinaan ini teknik One Input Many Output digunakan untuk memancing kompetensi guru dengan memberikan satu masukan, dan diharapkan guru mampu menghasilkan keluaran yang bervariasi. Sedangkan teknik Do Talk Record, guru diajak untuk mengerjakan tugas, mendiskusikan, memperbaiki dalam bentuk produk akhir ( Depdiknas, 2007 : dan 35-37). 5
6 6 Kerangka Pemikiran Untuk memecahkan masalah yang telah diuraikan dalam Bab I, maka berikut ini peneliti menguraikan langkah-langkah pemecahannya. Berdasarkan kenyataan di lapangan 98% lebih penilaian yang dilakukan guru terhadap hasil belajar siswa tidak menggunakan rubrik penilaian. Hal ini di-sebabkan guru belum mengenal, belum pernah menggunakan dan belum mampu menyusun rubrik penilaian. Berdasarkan kondisi tersebut, maka guru perlu dibina, didampingi agar mampu menyusun rubrik penilaian, se-kaligus mampu menggunakannya. Pembinaan, pendampingan kepada guru kelas sekolah dasar ini, dilakukan melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dilakukan secara ter-struktur, terarah dan berkesinambungan. Agar kegiatan KKG menarik dan menantang perlu menggunakan teknik yang tepat antara lain : One Input Many Output dan Do Talk Record yang diadopsi dari Pembinaan Model Pembelajaran Kelas Rangkap (Multi Grade). Hasil rubrik penilaian yang dibuat guru dicobakan kemudian digunakan untuk menilai kinerja dan produk siswa, sehingga guru memperoleh pengalaman langsung bagaimana penggunaan rubrik di kelasnya. Pemantapan hasil penyusunan rubik penilaian, dilakukan dalam diskusi ketika pembinaan berlangsung, dan hasilnya dapat disebarkan kepada guru lainnya. Kerangka pemikiran tersebut di atas selanjutnya dapat disajikan secara skematis ke dalam diagram berikut ini. Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir Kompetensi guru dalam penyusunan rubrik kurang optimal > 98% penilaian tidak menggunakan rubrik penilaian Guru diberi pembinaan melalui KKG Pembinaan Model Pembelajaran Kelas Rangkap (Multi Grade) Kompetensi guru dalam penyusunan rubrik meningkat Semakin banyak guru menggunakan rubrik penilaian Gambar 1 Diagram Kerangka Pemikiran
7 7 Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran tersebut di atas, selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian bagi guru kelas di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan yang dilakukan secara mandiri. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan siklus berulang yang terdiri dari tiga siklus. Tiap siklus dilakukan empat kegiatan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi / evaluasi dan refleksi. Model siklus yang digunakan adalah model Kemmis dan Taggart yang dikembangkan menjadi 3 siklus seperti dalam bagan berikut ini. Rencana tindakan Siklus I Observasi dan evaluasi Refleksi Pelaksanaan tindakan Refleksi Rencana tindakan ulang Siklus II Observasi dan evaluasi Pelaksanaan tindakan Refleksi Rencana tindakan ulang Siklus III Observasi dan evaluasi Pelaksanaan tindakan Gambar 2 Siklus Penelitian Tindakan Laporan dan rekomendasi
8 8 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Pemilihan lokasi dilandasi adanya alasan bahwa: 1) peneliti merupakan Pengawas di gugus tersebut; dan 2) kompetensi guru kelas di gugus tersebut dalam penyusunan rubrik penilaian kurang optimal sehingga perlu pembinaan secara terstruktur. Penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015, yaitu pada bulan Maret 2015 sampai dengan Mei Adapun kegiatan pembinaan secara rinci disampaikan dalam tabel berikut ini : Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Pembinaan Bulan No. Kegiatan Maret April Mei Tahap Persiapan 2 Penyusunan Instrumen 3. Pengumpulan Data 4. Analisis Data 5. Penyusunan Draf Laporan 6. Penyusunan Laporan Subyek penelitian dari penelitian tindakan sekolah ini adalah guru kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo, yang terdiri dari 16 orang guru. Obyek penelitian adalah kompetensi guru menyusun rubrik penilaian, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi kelas IV, V, dan VI di Sekolah Dasar. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengambilan data dalam penelitian ini terdiri dari teknik observasi, dan dokumen. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan supervisi akademik metode kelompok yang dilakukan oleh kolaborator sejawat. Teknik dokumen digunakan untuk memperoleh data berupa kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran sebelum dan sesudah pelaksanaan pembinaan terstruktur melalui supervisi akademik metode kelompok dilaksanakan.
9 9 Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa lembar pengamatan untuk menilai kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran. Penilaian kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran dilakukan berdasarkan komponen-komponen rubrik penilaian yang meliputi 3 aspek yang masing-masing aspek terdiri dari 2 indikator. Dengan demikian penilaian dilakukan terhadap 6 indikator. Berikut ini indikator pencampaian kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian. Tabel 2 Indikator Penyusunan Rubrik Penilaian No Aspek Deskripsi aspek/ kriteria 1 Penampilan aspek / kriteria 2 Rumusan deskripsi 3 Rentangan bobot skor / nilai aspek dan tingkatan aspek Menampilkan aspek / kriteria yang merupakan indikator pencapaian dari kompetensi dasar Aspek / kriteria sesuai dengan kompetensi dasar yang dirujuk Rumusan deskripsi aspek / kriteria penilaian lengkap, jelas, mudah dipahami Mampu memberikan gambaran tingkat pencapaian indikator dari kompetensi dasar yang dimaksud. Rentangan nilai pada setiap aspek / kriteria penilaian bobotnya sesuai. Skor / nilai pada setiap tingkatan aspek / kriteria penilaian juga tepat sesuai dengan bobot tiap tingkatan. Skoring kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran diberikan dengan rentang antara 1 5 untuk setiap indikator, sehingga skor yang diperoleh adalah antara Nilai akhir yang diperoleh guru selanjutnya diklasifikaskan ke dalam 4 kategori sebagai berikut: Tabel 3 Kategorisasi Kmpetensi Guru dalam Penyusunan Rubrik Penilaian Pembelajaran No. Kategri Kompetensi Rentang Nilai 1. Amat Baik (A) Baik (B) < Cukup Baik (C) < Kurang Baik < 60.00
10 10 Teknik Analisis Data Prosedur analisis data dilakukan dengan menggunakan model alur yang intinya mengidentifikasi perkembangan dan perkembangan dan perubahan subjek setelah subjek sampel diberi perlakuan khusus atau dikondisikan pada situasi tertentu dengan pembelajaran tindakan dalam kurun waktu tertentu dan berulangulang sampai program dinyatakan berhasil. Data yang terkumpul dianalisis dengan deskripsi kualitatif dan kuantitatif disesuaikan dengan kriteria keberhasilan. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Guru dianggap sudah mempunyai kompetensi dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran dengan kategori Baik (B) apabila sudah memperoleh nilai > Tindakan supervisi dianggap berhasil apabila nilai rata-rata kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran > Tindakan supervisi dianggap berhasil apabila jumlah kepala sekolah dengan kompetensi kategori baik dan amat baik sudah mencapai > dari seluruh subjek yang ada. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Pra Siklus Tindakan Deskripsi tahap pra-siklus tindaikan memaparkan kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran sebelum dilakukan kegiatan pembinaan. Penilaian dilakukan terhadap hasil rubrik penilaian pembelajaran yang sudah ditugaskan satu minggu sebelum kegiatan penilaian dilakukan. Berdasarkan hasil penilaian pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh guru adalah sebesar dan nilai tertinggi diperoleh sebesar Adapun nilai rata-rata diperoleh sebesar Berdasarkan perolehan nilai rata-rata tersebut, maka kemampuan guru kelas di SD Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran pada tahap pra siklus tindakan dapat diklasifikasikan ke dalam kategori cukup baik. Hasil penilaian tersebut selanjutnya diklasifikasikan ke dalam empat kategri kompetensi, yaitu amat baik, bak, cukup baik, dan kurang baik. Berdasarkan hasil klasifikasi, dapat diketahui bahwa jumlah guru dengan kompetensi menyusun rubrik penilaian pembelajaran kategori amat baik (A) adalah sebanyak 1 orang guru (6.25%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori baik (B) sebanyak 3
11 11 orang guru (18.75%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori cukup baik (C) sebanyak 4 orang guru (25.00%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori kurang baik (D) sebanyak 8 orang guru (50.00%). Data kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian pembelajaran berdasarkan kategori tersebut dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini. Tabel 4 Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian Tahap Pra-siklus Berdasar Kategori No. Kategori Jumlah % 1 Amat Baik % 2 Baik % 3 Cukup Baik % 4 Kurang Baik % Jumlah % Hasil klasifikasi kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran pada tabel di atas dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini: Amat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Gambar 3 Diagram Data Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian berdasar Kategori pada tahap Pra-siklus Tindakan Merujuk pada hasil-hasil identifikasi tahap pra siklus tersebut di atas, dapat diketahui bahwa kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian pembelajaran masih kurang optimal. Hal ini diindikasikan dengan banyaknya guru yang sudah
12 12 mempunyai kompetensi dengan kategori amat bak (A) dan kategori baik (B) baru mencapai 4 orang guru (25.00%). Atas dasar hal tersebut maka diperlukan pembinaan guna meningkatkan kompetensi menyusun rubrik penilaian pembelajaran. Deskripsi Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil identifikasi tahap pra-siklus, diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan kompetensi guru. Upaya yang dilakukan adalah melalui pembinaan terstruktur yang dilakukan dalam supervisi akademik. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: 1) Pengawas melakukan sosialisasi kepada para guru tentang akan dilaksanakannya pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik; 2) Pengawas sekolah berkoordinasi dengan pengurus Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo untuk menetapkan jadwal kegiatan pembinaan terstruktur; 3) Pengawas mempersiapkan RKA (Rencana Kepengawasan Akademik); 4) Pengawas mempersiapkan materi pembinaan; dan 5) Pengawas mempersiapkan instrumen pengamatan dan penilaian kompetensi guru. Pelaksanaan pembinaan terstruktur guna meningkatkan kompetensi menyusun rubrik penilaian bagi guru kelas IV, V, dan VI SD di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan di SD Negeri Joho 01 Mojolaban, Sukoharjo. Kegiatan dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 14 Maret Pengamatan pada tindakan Siklus I dilakukan terhadap hasil penyusunan hasil rubrik penilaian yang telah dibuat guru. Aspek yang diamati adalah aspek penilaian, deskripsi tingkatan aspek, dan pemberian nilai/ skor pada tiap aspek. Hasil penilaian penyusunan rubrik penilaian pada tindakan Siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2015 adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil penilaian, dapat diketahui bahwa kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil penilaian dalam penyusunan rubrik yang dilakukan guru. Berdasarkan hasil penilaian pada tindakan Siklus I, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh guru adalah sebesar dan nilai tertinggi diperoleh sebesar Adapun nilai rata-rata diperoleh sebesar Berdasarkan perolehan nilai rata-rata tersebut, maka kemampuan guru kelas di SD Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran pada tindakan Siklus I dapat diklasifikasikan ke dalam kategori cukup baik. Hasil penilaian tersebut selanjutnya diklasifikasikan ke dalam empat kategri kompetensi, yaitu amat baik, bak, cukup baik, dan kurang baik. Berdasarkan hasil klasifikasi, dapat diketahui bahwa jumlah guru dengan kompetensi menyusun rubrik penilaian pembelajaran kategori amat baik (A) adalah sebanyak 3 orang guru (18.75%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori baik (B) sebanyak 5 orang guru (31.25%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori cukup baik (C)
13 13 sebanyak 6 orang guru (37.50%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori kurang baik (D) sebanyak 2 orang guru (12.50%). Data kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian pembelajaran berdasarkan kategori tersebut dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini. Tabel 5 Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian Tindakan Siklus I Berdasar Kategori No. Kategori Jumlah % 1 Amat Baik % 2 Baik % 3 Cukup Baik % 4 Kurang Baik % Jumlah % Hasil klasifikasi kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran pada tabel di atas dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini: Amat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Gambar 4 Diagram Data Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian berdasar Kategori pada Tindakan Siklus I Merujuk pada hasil-hasil tersebut di atas, selanjutnya dapat diperoleh refleksi hasil tindakan sebagai berikut ini: 1. Pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi menyusun rubrik penilaian pembelajaran bagi guru kelas di SD Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten
14 14 Sukoharjo. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil penilaian dan banyaknya guru dengan kategori kompetensi amat baik (A) dan baik (B) dibandingkan kondisi sebelumnya: a) Nilai rata-rata hasil penilaian menunjukkan adanya peningkatan, yaitu dari sebesar pada tahap prasiklus tindakan, menjadi sebesar pada tindakan Siklus I; dan b) Banyaknya guru dengan kategori kompetensi amat baik (A) dan baik (B) mengalami peningkatan dari sebesar 25.00% pada tahap pra-siklus, meningkat menjadi 50.00% pada tindakan Siklus I. 2. Hasil analisis terhadap rubrik penilaian yang disusun guru sudahdapat dipaparkan sebagai berikut: a) Aspek sudah ada, dan sebagian besar sudah sesuai. Namun penentuan aspek masih ada yang belum tepat; b) Dalam penulisan deskripsi sudah semakin lengkap, meskipun demikian kalimat deskripsi yang disusun guru masih ada yang belum mencakup fakta; dan c) Sebagian besar skor aspek dan tingkatan sudah ada, meskipun demikian skor / nilai aspek ada yang belum dituliskan. Deskripsi Tindakan Siklus II Sesuai dengan hasil refleksi pada tindakan Siklus I, selanjutnya dilakukan perubahan pembinaan terhadap guru. Adapun perubahan atau perbaikan yang dilakukan pada tindakan Siklus II antara lain adalah sebagai berikut: a) Pengawas menyusun Rencana Kepengawasan Akademik (RKA); b) Pengawas mempersiapkan materi binaan dan instrumen penilaian kompetensi; c) Pada pembinaan ke 2, format rubrik penilaian tetap mengacu pada format yang ada, namun fokus pembinaan pada penyusunan kembali deskripsi tiap tingkatan penilaian dan penentuan nilai / skor pada tiap aspek dan tingkatan aspek penilaian; d) Model / teknik pembinaan ada perubahan yakni menggunakan teknik Do Talk Record. Pada pertemuan ini guru dipersilahkan mengerjakan kembali deskripsi tiap tingkatan, agar gambaran nilai/ skor pada tingkatan indikator makin jelas, kemudian mendiskusikan, dilanjutkan merevisi berupa hasil rubrik penilaian secara perorangan; e) Penekanan penyusunan deskripsi aspek/ kriteria pada cakupan kalimat yang mampu menggambarkan kondisi produk dan proses pembelajaran yang sedang dilakukan penilaian dengan tepat; f) Mencobakan kembali rubrik yang telah dibuat, untuk mengetahui tingkat kemudahan penggunaannya pada materi seperti yang telah dicobakan pada tindakan Siklus I; dan g) Menyusun kembali strategi pengamatan dan evaluasi yang digunakan selama kegiatan pembinaan. Strategi pengamatan dan evaluasi menggunakan observasi bebas dan penilaian terhadap hasil rubrik yang dibuat guru. Pelaksanaan pembinaan terstruktur tindakan Siklus II guna meningkatkan kompetensi menyusun rubrik penilaian bagi guru kelas IV, V, dan VI SD di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban, Kabupaten
15 15 Sukoharjo dilaksanakan di SD Negeri Joho 01 Mojolaban, Sukoharjo. Kegiatan dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 18 April Pengamatan pada tindakan Siklus II dilakukan terhadap hasil penyusunan hasil rubrik penilaian yang telah dibuat guru. Aspek yang diamati adalah aspek penilaian, deskripsi tingkatan aspek, dan pemberian nilai/ skor pada tiap aspek. Berdasarkan hasil penilaian pada tindakan Siklus II, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh guru adalah sebesar dan nilai tertinggi diperoleh sebesar Adapun nilai rata-rata diperoleh sebesar Berdasarkan perolehan nilai rata-rata tersebut, maka kemampuan guru kelas di SD Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran pada tindakan Siklus II dapat diklasifikasikan ke dalam kategori baik (B). Hasil penilaian tersebut selanjutnya diklasifikasikan ke dalam empat kategri kompetensi, yaitu amat baik, bak, cukup baik, dan kurang baik. Berdasarkan hasil klasifikasi, dapat diketahui bahwa jumlah guru dengan kompetensi menyusun rubrik penilaian pembelajaran kategori amat baik (A) adalah sebanyak 6 orang guru (37.50%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori baik (B) sebanyak 7 orang guru (43.75%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori cukup baik (C) sebanyak 3 orang guru (18.75%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori kurang baik (D) sudah tidak ada lagi (00.00%). Data kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian pembelajaran berdasarkan kategori tersebut dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini. Tabel 6 Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian Tindakan Siklus II Berdasar Kategori No. Kategori Jumlah % 1 Amat Baik % 2 Baik % 3 Cukup Baik % 4 Kurang Baik % Jumlah % Hasil klasifikasi kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran pada tabel di atas dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini:
16 Amat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Gambar 5 Diagram Data Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian berdasar Kategori pada Tindakan Siklus II Merujuk pada hasil-hasil tersebut di atas, selanjutnya dapat diperoleh refleksi hasil tindakan sebagai berikut ini: 1. Pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi menyusun rubrik penilaian pembelajaran bagi guru kelas di SD Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil penilaian dan banyaknya guru dengan kategori kompetensi amat baik (A) dan baik (B) dibandingkan kondisi sebelumnya: a) Nilai rata-rata hasil penilaian menunjukkan adanya peningkatan, yaitu dari sebesar pada tahap prasiklus tindakan, menjadi sebesar pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi pada tindakan Siklus II; dan b) Banyaknya guru dengan kategori kompetensi amat baik (A) dan baik (B) mengalami peningkatan dari sebesar 25.00% pada tahap pra-siklus, meningkat menjadi 50.00% pada tindakan Siklus I; kemudian meningkat menjadi 81.25% pada tindakan Siklus II. 2. Hasil analisis terhadap rubrik penilaian yang disusun guru sudahdapat dipaparkan sebagai berikut: a) Aspek sudah ada, dan sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator; b) Deskripsi sudah semakin lengkap, jelas, dan mudah digunakan; dan c) Skor aspek dan tingkatan sudah dituliskan, seimbang dan sesuai dengan bobot aspek dan tingkatan.
17 17 Pembahasan Berdasarkan observasi dan evaluasi awal yang mendahului diadakannya penelitian tindakan sekolah ini, ditemukan bahwa di sekolah dasar pada umumnya guru belum mengenal rubrik penilaian, apa lagi mampu membuatnya. Penilaian yang dilakukan sangat sederhana, bersifat holistik, dan kurang dapat dipertanggungjawabkan. Setelah dilakukan pendampingan dan bimbingan melalui kegiatan terstruktur dalam KKG, guru memperoleh pengalaman baru dalam menyusun rubrik penilaian dan menggunakannya dalam pembelajaran di kelas. Pengalaman baru bagi guru tersebut antara lain mengenal aspek / kriteria penilaian dari kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam bentuk penilaian unjuk kerja, dan penilaian produk. Kompetensi dasar yang ditulis rubriknya ini sering diabaikan penilaiannya karena guru belum memahami teknik penilaiannya. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa melalui pembinaan pengembangan rubrik penilaian, guru makin memahami tingkatan kriteria penilaian dari penyusunan indikator pencapaian suatu kompetensi dasar peserta didik yang diajarnya. Dengan demikian guru makin tahu arah dan jabaran kriteria pencapaian kompetensi dasar yang diharapkan. Pelaksanaan tindakan dalam pembinaan guru menyusun rubrik penilaian ada yang cepat dan lambat. Kegiatan guru dalam siklus I yang menggunakan teknik One Input Many Output memiliki keunggulan yakni guru dengan cepat menyampaikan model rubrik penilaian yang pernah dipahami. Namun hasilnya kebanyakan masih belum mengacu pada ketentuan model penilaian kelas yang sekarang dikembangkan. Aspek / kriteria penilaian hanya bersumber dari apa yang diketahui oleh guru, belum mengacu pada panduan yang lebih baik / baku. Kelambatan guru dalam menyusun rubrik penilaian terdapat pada menyusun deskripsi tiap tingkatan. Meskipun telah diberi kata kunci untuk pencapaian kriteria maksimal, namun guru masih kesulitan mendeskripsikan tingkatan di bawahnya. Akibatnya deskripsi tingkatan kriteria penilaian harus diubah dengan menggunakan teknik Do Talk Record pada siklus I. Setelah dilakukan pembinaan pada Siklus II dan III yang menggunakan Teknik Do Talk Record (mengerjakanmembicarakan dan merekam) nampak perubahan yang signifikan dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran di sekolah dasar ini. Ditinjau dari segi guru, pelaksanaan penelitian tindakan yang berfokus pada Pembinaan Akademik guru, mendukung tercapainya kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian. Hal ini nampak pada siklus I yang menggunakan Teknik One Input Many Output. Pada siklus I ini, guru diberi kesempatan untuk menyusun berbagai rubrik penilaian dengan diberi masukan berupa format rubrik penilaian. Setiap guru bebas menentukan model aspek penilaian yang diinginkan, yang diketahui, beserta seluruh skor tingkatan penilaian. Hasilnya kemudian
18 18 didiskusikan, dianalisis bersama, dikaji kelebihan dan kekurangan. Kekurangan hasil guru diperbaiki oleh guru lain yang setingkat, kemudian dicatat dan guru yang bersangkutan memperbaikinya secara mandiri. Pengalaman bimbingan terstruktur ini diharapkan senantiasa dapat dilaksanakan di sekolahnya masingmasing melalui KKG di gugusnya. Salah satu kekurangan yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak: (1) guru belum merasakan bahwa kegiatan KKG merupakan kebutuhan untuk menyusun kompetensinya; (2) kemampuan guru dalam berinisiatif masih sangat rendah, yang berakibat kualitas pembelajaran di sekolahnya juga cenderung lemah; (3) sikap proaktif guru untuk senantiasa belajar, meningkatkan kemampuan profesionalnya perlu senantiasa mendapatkan perhatian dari berbagai pihak yang terkait, agar penjaminan mutu pendidikan makin optimal. SIMPULAN Pelaksanaan pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok guna meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus tindakan. Adapun langkah pelaksanaannya dapat dipaparkan sebagai berikut ini: a) Model / teknik pembinaan ada perubahan, yakni menggunakan teknik Do Talk Record. Pada pertemuan ini guru dipersilahkan mengerjakan kembali deskripsi tiap tingkatan, agar gambaran nilai/ skor pada tingkatan indikator makin jelas, kemudian mendiskusikan, dilanjutkan merevisi berupa hasil rubrik penilaian secara perorangan. Penekanan penyusunan deskripsi aspek/ kriteria pada cakupan kalimat yang mampu menggambarkan kondisi produk dan proses pembelajaran yang sedang dilakukan penilaian dengan tepat; dan b) Pada tindakan Siklus II, pengawas meminta guru mencobakan kembali rubrik yang telah dibuat, untuk mengetahui tingkat kemudahan penggunaannya pada materi seperti yang telah dicobakan pada tindakan Siklus I. Pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian bagi guru kelas di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil penilaian dan banyaknya guru dengan kompetensi kategori amat baik (A) dan baik (B) pada setiap siklus tindakan yang dlakukan. Nilai rata-rata hasil penilaian menunjukkan adanya peningkatan, yaitu dari sebesar pada tahap pra-siklus tindakan, menjadi sebesar pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi pada tindakan Siklus II. Banyaknya guru dengan kategori kompetensi amat baik (A) dan baik (B) mengalami peningkatan dari sebesar 25.00% pada tahap pra-siklus, meningkat menjadi 50.00% pada tindakan Siklus I; kemudian meningkat menjadi 81.25% pada tindakan Siklus II.
19 19 DAFTAR PUSTAKA BSNP Standar Isi. Jakarta : Depdiknas. BSNP Model Penilaian Kelas SD /MI / SDLB. Jakarta. Depdiknas Depdiknas Paket Pelatihan 1 Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajemen Berbasis Sekolah, Peran Serta Masyarakat dan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas Depdiknas Paket Pelatihan 1 Pembelajaran Kelas Rangkap. Bahan Penunjang Untuk Fasilitator. Jakarta : Depdiknas Depdiknas Paket Pelatihan 2 Pembelajaran Kelas Rangkap. Bahan Penunjang untuk Fasilitator. Jakarta : Depdiknas Depdiknas Paket Pelatihan 4 Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajemen Berbasis Sekolah, Peran Serta Masyarakat dan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas Depdiknas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jakarta : Depdiknas Dirjen PMTPTK Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School Action R- search ) Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah. Jakarta : Depdiknas Penulis: Dwi Atmini, S. Pd. NIP Penulis adalah Pengawas di Gugus SD Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo
PEMBINAAN TERSTRUKTUR DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RUBRIK PENILAIAN. Sukilah SD Negri Pesantunan 04 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes
Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah dan Kepengawasan Vol. 1, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2355-9683 PEMBINAAN TERSTRUKTUR DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RUBRIK PENILAIAN SD Negri Pesantunan 04 Kecamatan
Lebih terperinciSUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP SD Negeri Kaliwadas 01 Adiwerna
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang pelaksanaannya direncanakan dalam dua siklus.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014, selama 4 bulan yang dimulai dari tanggal 6 Januari sampai
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014, selama 4 bulan yang dimulai dari tanggal 6 Januari sampai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang bertujuan menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu proses
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan
35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian dengan menggunakan teknik dan alat tertentu. Metode penelitian adalah suatu cara untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Adapun penelitian yang akan diterapkan adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Rancangan dan Prosedur Penelitian Tujuan utama PTK adalah untuk memperbaiki/ meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting dan Waktu Penelitian Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandung, Jalan Semar No. 5 Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa
Lebih terperinciPeningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya
Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya Danir SD Karya Thayyibah Baiya, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menerapkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto jenis penelitian ada 3, diantaranya adalah
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto jenis penelitian ada 3, diantaranya adalah penelitian tindakan. Penelitian deskriptif (description research) adalah penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis
42 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang dipergunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Krajan II Kecamatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Krajan II Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten. Alasan peneliti memilih tempat ini adalah peneliti
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menerapkan
Lebih terperinciSri Susilogati Sumarti. Jurusan Kimia FMIPA UNNES, Semarang, Indonesia ABSTRAK
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif teknik penelitian tindakan kelas. Menggunakan penelitian tindakan kelas, karena disesuaikan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
54 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian mengenai Peningkatan Kinerja Guru di Sekolah Dasar Gugus Diponegoro di Kecamatan Ungaran Barat melalui workshop Penyusunan Proposal Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar
19 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau biasa disingkat PTK. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research)
Lebih terperinciVariasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :
9-14 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BERPUSAT KOOPERATIF MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SD NEGERI 13 LANGSA TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Jasimah Sekolah Dasar Negeri 13 Langsa Diterima
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra (Kondisi Awal) Pada kondisi pra siklus dilakukan pengamatan pada pembelajaran IPA yang berlangsung. Pengamatan yang dilakukan mendasarkan pada lembar
Lebih terperinciD036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3
D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY Ahmadi 1 1,2,3 SMP Negeri Model Terpadu Bojonegoro Email: ABSTRAK Merujuk Peraturan Menteri Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode dan Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna, 2004:34). Kualitas penelitian tergantung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 109 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II
124 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II Oleh: Sri
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FRANSISKA YUSMITA P.A.
MENINGKATKANN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MELALUI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT BAGI SISWA KELAS IV SEMESTER 2
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II tahun Pelajaran 2013/2014 di SDN Bugel 02 Salatiga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang merupakan salah satu model dalam penyusunan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau yang biasa dikenal dengan classroom action research
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kluwan 01. Lokasi sekolah tersebut berada di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan.
Lebih terperinciBAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27
39 BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta didik menjadi subjek
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Penelitian Tindakan Kelas Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH
PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat
Lebih terperinci64 Media Bina Ilmiah ISSN No
64 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU SMA NEGERI 3 MATARAM DALAM MENGANALISIS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI BIMBINGAN INDIVIDU Oleh: H. Muhammad Jauhari Kepala
Lebih terperinciB. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action
74 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action research merupakan suatu bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para
Lebih terperinciPROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,
41 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( action research ) karena penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciOleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung
100 Sulastri, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS... PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI DISKUSI DAN EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS V SDN 02 SEMBON KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
21 A. Model Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah Penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki
Lebih terperinciJurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU YANG TELAH DISERTIFIKASI DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA SEKOLAH BINAAN DI SAMBAS
Lebih terperinci10 Media Bina Ilmiah ISSN No
10 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI WORKSHOP DI SD NEGERI 31 AMPENAN Oleh: Sri Banun Kepala SD Negeri 31 Ampenan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK B TK ANATA PURA PETIMBE
MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK B TK ANATA PURA PETIMBE Nunik 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan interaksi sosial
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Proses Tindakan Pada dasarnya ada beragam penelitian yang dapat dilakukan oleh guru, misalnya penelitian deskritif, penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan. Diantara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas secara kolaboratif antara guru kelas 6 dan peneliti. Peran guru kelas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah tempat penulis
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cilamaya I Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
22 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang dilakukan dalam upaya memperbaiki pembelajaran
Lebih terperinciKata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik
PENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU NON PNS DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SD NEGERI CABEAN 2 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Al Munawar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012. Dari tahap persiapan hingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
15 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu jenis tindakan yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelasnya. PTK merupakan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
33 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran
Lebih terperinciDAFTAR ISI Hana Khairesti Fejri, 2012
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH...iii DAFTAR ISI... vii DAFTRA TABEL... xi DAFTAR DIAGRAM... xiv DAFTAR BAGAN... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar
Lebih terperinciTri Hartanti UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Laweyan
PENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI GURU KELAS DI GUGUS IX DHANDHANGGULA UPTD DIKPORA JEBRES SURAKARTA MELALUI SUPERVISI KELOMPOK Tri Hartanti UPTD Dinas Dikpora
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian ini, membahas tentang (1) Setting dan karakteristik penelitian, (2) Tindakan yang dilakukan, (3) Teknik dan alat pengumpulan data, (4) Indikator kinerja, (5)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan hakikatnya, penelitian tindakan kelas merupakan upaya yang dimaksudkan untuk meningkatkan profesional guru untuk menjadi pelaku yang
Lebih terperinciLENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10
LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 PENERAPAN COACHING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI AKADEMIK PADA SMP BINAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan karakteristik subjek penelitian Berikut ini akan dijelaskan mengenai setting dan karakteristik pada penelitian ini diantaranya tempat penelitian, karakteristik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Waktu Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada tahun ajaran 2011 /
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciStenly, penggunaan media visual untuk meningkatkan hasil belajar penjas tentang budaya hidup sehaat siswa SDN Wuasa Kab. Poso
PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJAS TENTANG BUDAYA HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS IV SDN WUASA KABUPATEN POSO KECAMATAN LORE UTARA STENLY Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research), yang dilakukan dengan tujuan
17 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN MEMBACA KELAS VII SMP
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN MEMBACA KELAS VII SMP Nila Maulana 1 Imam Agus Basuki 2 Bustanul Arifin 3 Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No. 5 Malang Email: nila_maulana@yahoo.co.id
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
Lebih terperinciPENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan model PenelitianTindakan Kelas Berdasarkan maksud dan tujuan dari penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang termasuk
Lebih terperinciBAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. Penelitian yang berjudul: Penerapan Strategi True Or False untuk
BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul: Penerapan Strategi True Or False untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sumber Energi Panas Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas
Lebih terperinciBAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan mixemethod,
BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan mixemethod,
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang hendak dilaksanakan adalah merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini sebagai kajian dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa sekolah dasar pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu kajian, refleksi diri, serta tindakan terhadap proses pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini mengenai deskripsi pra siklus, deskripsi siklus 1, dan deskripsi siklus 2. Deskripsi siklus 1 tentang perencanaan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK).Metode penelitian tindakan kelas ini bersifat kualitatif deskriptif.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau
Lebih terperinciSkor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan model konvensional. Model konvensional disini berupa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Tanjungrejo Jekulo Kudus tahun pelajaran 2012/2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Makna penting pendidikan ini telah menjadi kesepakatan yang luas dari setiap elemen masyarakat.
Lebih terperinciBAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bermakna penelitian yang di desain untuk membantu guru mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Setting Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Disebut PTK karena merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, model yang digunakan yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Kasihani (1998: 13), penelitian tindakan kelas merupakan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menghadirkan suatu perkembangan bidang penelitian tindakan yang mengarahkan mengidentifikasian karakteristik kebutuhan pragmatisndari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif yaitu penelitian bersama antara peneliti dengan pihak lain (guru
Lebih terperinciKarsiyem UPTD Dikpora Kec. Alian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Kebumen
SUPERVISI KOLEGIAL TEKNIK KUNJUNGAN ANTARKELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU KELAS IV DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH BINAAN KECAMATAN ALIAN KEBUMEN Karsiyem
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
27 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan
51 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru
Lebih terperinciARTIKEL. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Jurusan PG PAUD
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF ABJAD MELALUI KEGIATAN PERMAINAN LEGO BERHURUF PADA ANAK KELOMPOK A TK AL-HIDAYAH TLOGO 2 KECAMATAN KANIGORO KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL Diajukan
Lebih terperinci