Study Penggunaan Atribute Assessment Agreement pada Pembacaan Film Radiografi untuk Mengurangi dan Mengendalikan High Weld Rejection

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Study Penggunaan Atribute Assessment Agreement pada Pembacaan Film Radiografi untuk Mengurangi dan Mengendalikan High Weld Rejection"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) Study Penggunaan Atribute Assessment Agreement pada Pembacaan Film Radiografi untuk Mengurangi dan Mengendalikan High Weld Rejection Sumarlin, Yoyok Setyo Hadiwidodo, Santi Wulan Purnami Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya yoyok.setyo@gmail.com Abstrak Proses dan hasil lasan menjadi hal penting dalam menentukan kaulitas bangunan laut yang sebagian besar disambung dengan lasan. Oleh karena itu, berbagai uji dilakukan untuk mendapatkan hasil lasan terbaik, salah satunya adalah uji radiografi yang Sebuah simulasi dengan menggunakan metode Atribute Agreement Analysis dilakukan untuk menentukan nilai dan tingkat kesepakatan dalam membaca hasil uji Radigrafi. Dengan sample 30 film dalam 3 kali pembacaan secara acak, operator menginterpretasi film hasl uji tersebut untuk diterima atau ditolak serta cacat dan ketidaksempurnaan las yang ada. Dengan bantuan software minitab 15 dan juga MS. Office Excel, Analysis of Varians dan Atribute Assessment Agreement Analysis dapat dilakukan. Dari Hasil ANOVA, P value dan Ftest menunjukkan keputusan gagal tolak H 0 yang berarti tidak ada pengaruh faktor operator dan waktu pengambilan data (shift) terhadap kemampuan operator dalam membaca dan meng- interpretasikan film hasil uji radiografi. Sedangkan, dengan Atribute Assessment Agreement Analysis didapat hasil untuk Result Interpretation pada kategori within appraisers, operator yang tingkat konsistensi tertinggi adalah SPY, SYN dan SCP yang terendah. Sedangkan, Kategori each appraisers vs standard, tingkat akurasi dan kesesuian dengan standard yang paling tinggi adalah SYN, SPY dan SCP yang terendah. Selanjutnya, untuk Type of Defect, pada kategori within appraisers dan each appraisers vs standard, tingkat konsistensi tertinggi dan tingkat akurasi serta kesesuian dengan standart yang paling tinggi adalah operator SYN, SCP dan SPY yang terendah. Dan yang terakhir hasil untuk keduanya pada kategori between appraisers dan all appraisers vs standard tingkat kesepakatan antara operator satu sama lainnya tertinggi dan tingkat kesepakatan seluruh operator terhadap standart tertinggi pada Project II dan III, kemudian Project I dan IV yang lebih rendah. Solusi yang didapat untuk mengurangi dan mengendalikan High Weld Rejection adalah dengan memberikan pelatihan yang sama pada seluruh operator dengan dua pokok pelatihan yakni Acceptance Criteria for Welding dan Pengenalan Pola dan ciri cacat las dalam film hasil uji radiografi sesuai atandart yang sedang digunakan oleh perusahaan. Kata-Kata Kunci : lasan, film uji radiografi, high weld rejection, Analysis of Varians, Atribute Assessment Agreement Level I. PENDAHULUAN ntuk keperluan eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas bumi, maka perlu dibangun bangunan lepas pantai untuk memudahkan proses tersebut. Salah satu masalah yang selalu mengikuti berkembangnya aplikasi perancangan bangunan laut adalah permasalahan pada proses dan hasil pengelasan[1]. Masalah tersebut dapat timbul dikarenakan pada bangunan laut atau jacket structure hampir seluruh bagiannya dalam penyambungannya menggunakan proses pengelasan. Dari kaki U jacket sampai sambungan brace nya menggunakan proses pengelasan. Setiap proses pengelasan perlu dilakukan pengecekan atau test untuk memastikan bahwa hasil lasan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan rencana desain las. Ada beberapa macam tes yang dilakukan pada proses pengelasan salah satunya adalah radiographic test. Metode pengujian Radiografi menggunakan sinar sinar elektromagnetik (sinar χ atau sinar - γ) yang ditembuskan kepada bahan uji lalu direkam dalam film khusus. Dari hasil rekaman film akan dapat diamati diskontinuity bahan juga dapat diperoleh hasil rekaman yang permanen.dan hasil rekaman inilah yang selanjutnya dibaca oleh operator untuk menentukan cacat tidaknya suatu material atau hasil lasan. Sedangkan kemampuan operator radiografi untuk menginterpretasikan cacat dalam radiografi dipengaruhi kondisi penerangan dalam ruang pengamatan, dan tingkat pengenalan berbagai pola atau ciri-ciri dalam citra. Keahlian seseorang dalam melakukan interpretasi film sangat dipengaruhi oleh pengalaman dilapangan dan pengalaman yang diperoleh dari literatur standar cacat radiografi[]. Sehingga, pada proses pembacaan hasil rekaman ini terdapat beberapa variasi hasil pembacaan dari para welding inspector dan ini akan berpengaruh dalam menentukan nilai kesempurnaan pengelasan dan penentuan cacat las yang terjadi yang akan berpengaruh pada hasil lasan yang ditolak atau weld rejection proses produksi perusahaan. Maka diperlukan analisa tingkat konsistensi dan ketepatan operator dalam pembacaan film hasil radiografi untuk menentukan cacat tidaknya suatu material dan juga untuk menentukan diterima tidaknya hasil lasan tersebut. Dan tujuan dari dilakukannya penelitian ini diantaranya adalah untuk mengetahui pengaruh faktor operator dan waktu pengambilan data berpengaruh terhadap hasil pembacaan dan interpretasi film hasil uji radiografi, serta menentukan assessment agreement level operator pembaca film untuk Result Interpretation dan Type of Defect dalam berbagai kategori : a. Assesment Agreement Level masing-masing operator sendiri b. Assesment Agreement Level masing-masing operator dengan standart c. Assesment Agreement Level setiap operator dengan operator lainnya d. Assesment Agreement Level keseluruhan operator dengan standart Dan akhirnya didapat solusi untuk mengurangi dang mengendalikan High weld rejection.

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) 1-7 II. METODE Berikut ini adalah alur dari kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan dalam Penelitian ini: A. Tahap Telaah Berbagai literature digunakan dalam menunjang Penelitian ini beserta dasar teori yang berhubungan dengan penelitian. Mulai dari definisi pengelasan yang merupakan satu rangkaian dari komponen-komponen yang disambung dengan pengelasan[3]. Hasil lasan atau sambungan yang ada dilakukan pengujian, salah satunya dengan uji radiografi yang bertujuan untuk mengetahui kualitas lasan. Uji radiografi menggunakan sifat sinar X dan gamma serta fungsi fotografis radiasi untuk mendeteksi benda asing dan perubahan ketebalan materialnya, sehingga dapat mengidentifikasi kerusakan pada bagian dalam[4]. Selain memproduksi film radiografi berkualitas tinggi, radiografer juga harus terampil dalam interpretasi radiografi. Interpretasi radiografi berlangsung dalam tiga langkah dasar: (1) deteksi, () interpretasi, dan (3) evaluasi. Semua langkah-langkah ini memanfaatkan ketajaman visual radiografer itu. Ketajaman visual adalah kemampuan untuk menyelesaikan pola tata ruang dalam gambar. Kemampuan individu untuk mendeteksi diskontinuitas dalam radiografi juga dipengaruhi oleh kondisi pencahayaan di tempat melihat, dan tingkat pengalaman untuk mengenali berbagai fitur dalam gambar[5]. B. Pengumpulan Data Selanjutnya, data dikumpulkan dari sampale film sebanyak 30 dan dibaca 3 kali oleh masing-masing dari ketiga operator. Interpretasi pembacaan meliputi Result Interpretation yang menjelaskan accepted atau rejected hasil lasan dan type of defect yang menjelaskan cacat dan ketidaksempurnaan las yang ada dalam lasan tersebut. Dan untuk kriteria penerimaan hasil lasan dengan uji radiografi untuk boiler dan pressure vessel [6] dapat dibedakan menjadi yakni: 1. Linear indication, Crack, incomplete fusion, inadquate penetration and slag ditunjukkan pada radiografi sebagai indikasi linear yang panjangnya lebih dari 3 kali lebarnya.. Rounded Indication, Porosity and inclusions seperti slag atau tungsten ditunjukkan pada radiograph sebagai indikasi pembulatan dengan panjang 3 kali lebarnya atau kurang dari itu. Indikasinya berupa circular, elliptical atau bentuk yang tidak beraturan seperti berekor dengan berbagai kepadatan. C. Pengolahan Data Data yang telah didapat dan dikumpulkan kemudian diolah dengan bantuan minitab dan microsoft office Excel menggunakan metode ANOVA dan Atribute Asessment Agreement Analysis. Penjelasan dari metode yang dipakai dapat dilihat dibawah ini. Permasalahn yang ada tersebut, untuk membuat analisis dan penyelesaiannya digunakan statistika sebagai alatnya dengan metode ANOVA dan Assessment Agreement Analysis. Untuk analisis varians dapat dibuat dalam bentuk tabel seperti dibawah ini[7]: Tabel 1. Format umum Tabel ANOVA Degree of Sum of Source of Mean of Square Freedom Square variation (M.S) (D.o.F) (S.S) F Between Rows r 1 SSR SSR/r -1 = s 1 s 1 / s 4 Between Columns c 1 SSC SSC/c -1 = s s / s 4 Interaction rc - r c + 1 SS(RC) Error rcp rc SSE TOTAL rcp 1 SST SS(RC) rc r c + 1 = s 3 s 3 SSE rcp rc = s 4 / s 4 Total variasi dapat dibagi menjadi empat bagian yang dapat ditulis sebagai persamaan berikut ini: SST = SSR + SSC + SS(RC) + SSE (1) dengan SST adalah Sum of Square Total. Dan perhitungan dari sum of square lainnya sebagai berikut: r c p SST = x ijk T i=1 j=1 (II) k=1 rcp r c p i=1 j=1 k=1 (3) dengan, T = x ijk Seperti persamaan sebelumnya, dengan pengkuadratan setiap pengamatan dan kemudian penambahan sedikit dari faktor koreksi dari total keseluruhan pengamat yang dibagi dengan jumlah pengamatan r i=1 cp SSR = T i T rcp dengan, SSR adalah Sum of Square Rows dan c p T i. = j=1 k=1 x ijk (5) demikian halnya, T i. adalah jumlah seluruh pengamatan pada baris atau row SSC = kc j=1 T j rp T rcp dengan, SSC adalah Sum of Square Columns dan r p T j. = i=1 k=1 x ijk (7) T j adalah jumlah dari seluruh pengamatan pada kolom ke-j SS(RC) = r i=1 c j=1 T ij i=1 r T i j=1 c T j p cp rp + T rcp (II.1) dengan, SS(RC) adalah interaksi sum of square antara Row dengan Column dan T ij adalah jumlah seluruh observasi pada sel ke-ij SSE = SST SSR SSC SS(RC) (8) dengan, SSE adalah Sum of Square Error. Banyak sistem rating yang dapat mengevaluasi bagian tertentu dari project untuk diterima atau tidak diterima dan untuk melihat nilai konsistensi serta akurasi dari operator dilakukan dengan menggunakan Atribute Agreement Analysis dalam Software Statistik Minitab untuk menilai peringkat para penilai atau operator[8]. Oleh karena itu, study dilanjutkan dengan metode Assessment Agreement Analysisdengan output berupa nilai Kappa dan persentase Agreement. Untuk interpretasinya menggunakan dasar-dasar berikut ini. Koefisien Kappa digunakan untuk menilai tingkat kesesuaian data dengan jumlah kelas yang sama. Kappa mengukur sejumlah kesesuaian antar atribut, dan mengkoreksi untuk menduga sejumlah kesesuaian. Kappa melihat hanya pada kelas kategori dalam prinsip diagonal matriks proporsi. (4) (6)

3 6T (9) (1) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) Nilai koefisien Kappa ini berada antara 0 (mengindikasikan tidak ada korelasi) sampai 1 (sangat berkorelasi)[9]. Maka, digunakan rumus di bawah ini untuk menghitung nilai dari Koefisien Kappa: K = P 0 Pe 1 Pe Untuk P 0 yang merupakan proporsi operator setuju sebanyak k kali dapat ditentukan dengan melalui nilai rata-rata dari P i dalam rumus berikut ini: P i = 1 k j=1 n ij (n) (10) n(n 1) Dengan, P i sebagai nilai kesepakatan yang sesuai untuk subjek ke-i dan, P o = 1 N P N i=1 i (11) Sehingga, P 0 = 1 N k x Nn(n 1) i=l j=l ij Nn 6T Sedangkan, Pe yang merupakan proporsi yang diharapkan dari penilai sebanyak k kali persetujuan dapat ditentukan dengan penjumlahan dari proporsi yang diharapkan dari setiap kategori atau dapat ditulis dengan persamaan : k P e = j=1 P j (13) Untuk p j sendiri dapat ditentukan dengan: P j = 1 N x Nn i=1 ij (14) Keterangan: N : Jumlah subyek yang diamati (sample film) n : jumlah penilai (operator) k : jumlah kategori skala (objek khusus yang diamati) x ij : jumlah nilai yang sesuai pada subjek ke-i dengan kategori ke-j Kappa berkisar antara -1 sampai +1. Semakin tinggi nilai kappa, semakin kuat kesepakatan antara penilaian dan standar. Jika kappa = 1, maka kesepakatan yang sempurna ada. Jika kappa = 0, maka kesepakatan adalah sama seperti yang diharapkan secara kebetulan. Nilai negatif terjadi ketika kesepakatan lebih lemah dari yang diharapkan secara kebetulan, tapi ini jarang terjadi. Kappa kurang dari 0,7 menunjukkan sistem pengukuran perlu perbaikan dan Kappa di atas 0,9 menunjukkan sangat baik[10]. Ketika hasil interpretasi film dan standar diketahui, Minitab juga menampilkan tabel Assessment Agreement, yang menunjukkan persen masing penilai tentang kesesuaian penilaian dengan standar yang ditentukan. Semua tabel Agreement mencantumkan jumlah film yang diperiksa atau dibaca, jumlah kecocokan atau matched, persentase agreement, dan interval kepercayaan 95%. Persentase agreement = 100 (m) / N, di mana m adalah jumlah yang cocok atau matched dan N adalah jumlah yang diperiksa atau jumlah film yang dibaca. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dilakukan dalam dua hal yakni dengan ANOVA untuk mencari hubungan variabel dan juga Asessment Agreement dalam menentukan konsistensi operator Berikut ini adalah hasil dari penelitian yang dilakukan: 1 Two Way Analysis of Varians Analisis Varian digunakan sebagai metode untuk mengetahui pengaruh variabel terhadap hasil dengan menggunakan uji hipotesis. Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan diantaranya: a. Hipotesis nol (H 0 ) ; tidak ada pengaruh faktor operator dan waktu pengambilan data terhadap kemampuan operator dalam membaca dan menginterpretasikan film hasil uji radiografi b. Hipotesis alternaif (H 1 ) ; ada pengaruh faktor operator dan waktu pengambilan data terhadap kemampuan operator dalam membaca dan menginterpretasikan film hasil uji radiografi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tinjauan yang digunakan dalam Penelitian ini meliputi dua hal yakni meliputi: a. ANOVA untuk Result Interpretation Untuk Result Interpretation dari hasil running Minitab ditunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel. Hasil Analisis Varians untuk Result Interpretation. Source DF SS MS F P-value OPERATOR < > 0.05 SHIFT < >0. 05 Interaction < >0.05 Error Total Tabel diatas menunjukkan Ftest > F tabel dan juga P value< 0.05, maka dapat diambil kesimpulan untuk gagal tolak H 0 yang berarti tidak ada pengaruh faktor operator dan waktu pengambilan data (shift) terhadap hasil Result Interpretation. b. ANOVA untuk Type of Defect Untuk Type of Defect dari hasil running Minitab ditunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Analisis Varians untuk Type of Defect DF SS MS F P-value OPERATOR < > 0.05 SHIFT < > 0.05 Interaction < > 0.05 Error Total Tabel diatas menunjukkan Ftest > F tabel dan juga P value< 0.05, maka dapat diambil kesimpulan untuk gagal tolak H 0 yang berarti tidak ada pengaruh faktor operator dan waktu pengambilan data (shift) terhadap hasil Type of Defect. 4. Assessment Agreement Level Analysis Analisis yang dilakukan dengan metode Assessment Agreement ini untuk mengeteahui tingkat konsistensi dan kesesuaian interpretasi operator baik terhadap dirinya sendiri, operator lain maupun standart yang digunakan oleh perusahaan. Berikut ini adalah Hasil Persentase Agreement dan Nilai Kappa dalam tinjauan dan 4 ketegori. a. Analisis Persentase Agreement Analisis Persentase Agreement dilakukan dalam dua tinjauan yakni Result Interpretation dan juga Type of Defect yang akan dijelaskan dengan grafik dibawah ini.

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) Gambar 1. Grafik Nilai Persentase Agreement dalam Empat Kategori untuk Result Interpretation Gambar 1. diatas menunjukkan grafik nilai persentase Agreement dalam empat kategori yang telah dijelaskan diatas dalam Result Interpretation yang menjelaskan penilaian Accept dan Reject dari hasil lasan. Dari gambar diatas, untuk kategori pertama within appraisers tingkat agreement masingmasing operator menunjukkan project 1 SYN dan SPY memiliki persentase Agreement yang sama yakni 100% untuk SCP hanya 90 %. Untuk project dan 3 ketiganya memiliki persentase Agreement yang sama yakni 100%. Pada project ke-empat dengan variasi sample berbeda persentase Agreement masing-masing operator mengalami penurunan kembali yakni SYN 83.33%, SPY 100% dan SCP 96.67%. Pada kategori ke-dua, Each Appraisers vs Standart tingkat Agreement masing-masing operator dengan standart pada gambar 4.1 project pertama hasilnya adalah SYN 93.33%, SPY 93.33% dan SCP 90.00%. Untuk Project kedua dan ketiga hasilnya 100%. Sedangkan, project ke-empat mengalami penurunan yakni SYN dengan 43.33%, SPY 30.00%, dan SCP 6.67% Selanjutnya, kategori ke-tiga Between Appraisers Pada project pertama menunjukkan nilai 83.33%, kemudian mengalami peningkatan di project kedua dan ketiga dengan nilai 100% dan turun kembali di project empat sebesar 40.00%. Kategori terakhir, yakni All Appraisers vs Standard menunjukkan nilai 83.33% untuk project 1, kemudian naik persentasenya menjadi 100% di project dan 3, serta yang terakhir di project ke-empat mengalami penurunan menjadi 6.67%. Dari Gambar. diatas dapat dilihat grafik nilai persentase Agreement dalam empat kategori yang telah dijelaskan diatas dalam tinjauan Type of Defect yang menjelaskan interpretasi operator tentang macam cacat atau ketidaksempurnaan dari hasil lasan. Dari gambar diatas, untuk kategori pertama within appraisers yang menujukkan nilai pada project 1 operator SYN 80.00% SPY 56.67% dan SCP %. Untuk project peningkatan terjadi dengan nilai yakni 96.67% untuk SYN, 100% SPY dan 83.33% SCP. Pada project ke-tiga operator SYN dan SPY mengalami penurunan menjadi 73.33% dan sedangkan oerator SCP mengalami peningkatan menjadi 86.67%. Selanjutnya, fluktuasi semakin terlihat pada project ke-empat dengan variasi sample yang berbeda dalam kategori sebelumnya ini persentase Agreement masing-masing operator mengalami penurunan kembali yakni SPY 50.00% dan SCP 53.33% namun SYN meningkat menjadi 76.67%. Pada kategori ke-dua, Each Appraisers vs Standart tingkat Agreement masing-masing operator dengan standart menunjukkan hasil yang fluktuatif. Untuk project pertama hasilnya adalah SYN 70.00%, SPY 40.00% dan SCP 60.00%. Kategori kedua terjadi peningkatan menjadi 93.33% SYN, 86.67% SPY dan 70.00% SCP. Kemudian pada kategori ketiga di Type of Defect ini penurunan untuk masing-masing operator terhadap standart yakni menjadi 73.33% SYN, 70.00% SPY, dan SCP meningkat menjadi 86.67%. Sedangkan, project ke-empat mengalami penurunan yang signifikan yakni SYN dengan 30.00%, SPY 13.33%, dan SCP 10.00%. Selanjutnya, kategori ke-tiga Between Appraisers yang menggambarkan tingkat Agreement antara ketiga ketiga operator menunjukkan grafik yang selaras dengan kategori sebelumnya yakni tertinggi ada di project dengan penurunan di project 1, 3 dan 4. Pada project pertama persentase Agreement diantara ketiganya menunjukkan nilai 30.00%, kemudian mengalami peningkatan di project kedua menjadi 73.33% dan menurun lagi di project ketiga dengan nilai 63.33% dan turun kembali secara signifikan di project empat dengan persentase Agreement diantara ketiganya sebesar 0.00%. Kategori terakhir, yakni All Appraisers vs Standard menunjukkan persentase Agreement antara keseluruhan operator dengan standart yang digunakan menunjukkan nilai 30.00% project I, kemudian naik menjadi 70.00% di project II dan menurun lagi di project III menjadi 63.33%, serta di project IV mengalami penurunan menjadi 6.67%. b. Analisis Nilai Kappa Analisis Nilai Kappa dilakukan dalam dua tinjauan juga yakni Result Interpretation dan juga Type of Defect.yang akan dijelaskan dengan grafik dibawah ini. Gambar. Grafik Nilai Persentase Agreement dalam Empat Kategori untuk Type of Defect

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) Gambar 3. Grafik Nilai Kappa dalam Empat Kategori untuk Result Interpretation Grafik.3 diatas menunjukkan Nilai Kappa yang berarti nilai tingkat kesesuaian dan korelasi interpretasi operator terhadap type of defect atau cacat las yang ditunjukkan pada film yang dibaca secara acak sebanyak 3 kali pengulangan. Analisis yang didapat dari gambar 4.3 tersebut dibagi dalam empat kategori seperti diatas. Untuk kategori within appraisers, nilai yang diperoleh di project 1 adalah SYN dan SPY 1.00, SCP 0.588, Project dan 3 nilai ketiganya sama 1.00 dan project IV SYN 0.77, SCP , dan untuk SPY Sehingga dari kategori dan dalam tinjauan ini dapat dilihat kesepakatan yang paling konsisten diantara ketiganya terhadap interpretasi masing-masing adalah operator SPY.Kategori kedua, Each Appraisrs vs Standard pada project I nilai SYN dan SPY sebesar dan SCP sebesar 0.676, Project II dan III nilainya sama Project IV kespakatan terhadap standart menurun dengan nilai SYN dengan , SPY , dan SCP Kategori ketiga Between Appraisers, tingkat kesesuaian atau korelasi antara ketiga operator menunjukkan hasil di project I, 1.00 di project II dan III serta turun menjadi 0.93 di project IV. Sedangkan pada kategori keempat alurnya hampir sama dengan sebelumnya dengan nilai di project I, naik menjadi 1.00 di project II dan III, kemudian turun menjadi di project IV. Grafik 4.diatas menunjukkan persenatase Nilai Kappa yang sesuai atau memenuhi (>0.70) sebagai nilai tingkat kesesuaian dan korelasi interpretasi operator terhadap type of defect atau cacat las yang ditunjukkan pada film yang dibaca secara acak sebanyak 3 kali pengulangan. Analisis yang didapat dari gambar 4.4 tersebut dibagi dalam empat kategori seperti diatas. Untuk kategori within appraisers, nilai yang diperoleh di project 1 adalah SYN dan SPY 39%, SCP 8%, Project mengalami peningkatan menjadi 100% untuk SYN dan 86% untuk SPY dan SCP, untuk project 3 mengalami penurunan menjadi 50% SYN, 5% SPY dan 75% SCP, yang terakhir untuk project 4 penurun terjadi sehingga nilainya semakin kecil yakni SYN 6%, SPY 7%, SCP 15%. Kategori kedua, Each Appraisers vs Standard nilai Kappa yang memenuhi kriteria atau 0.70 pada project I nilai SYN %, SPY 11% dan SCP 17%. Project II mengalami peningkatan nilai menjadi 100% SYN, 86% SPY dan 9% SCP. Untuk project III fluktuasi nilaipun terjadi sehingga menjadi 88% SYN dan SCP, 75% SPY. Project IV kesepakatan terhadap standart menurun dengan nilai SYN dengan 4%, SPY dan SCP 0%. Kategori ketiga Between Appraisers, tingkat kesesuaian atau korelasi antara ketiga operator menunjukkan hasil persenatase nilai Kappa yang memenuhi sebanyak 17% di project I, 85% di project II, 75% di project III serta turun menjadi 4% di project IV. Sedangkan pada kategori keempat alurnya hampir sama dengan sebelumnya dengan nilai 17% di project I, naik menjadi 86% di project II dan naik lagi enjadi 88% di project III, kemudian turun menjadi 0% di project IV. c. Scoring Analysis for Conclusion Analisis global yang telah dilakukan diatas sudah menggambarkan kesimpulan atau menjawab permasalahan sebelumnya, namun untuk mempermudah penarikan kesimpulan dilakukan sistem skoring pada masing-masing operator dan juga project dari setiap nilai yang ditunjukkan. Dari persentase Agreement dan nilai Kappa diurutkan nilainya untuk mendapatkan ranking dari masing-masing kategori dengan acuan nilai tertinggi adalah ranking I dan seterusnya. Selanjutnya, dari ranking yang ada dilakukan skoring atau pembobotan dengan acuan: - Ranking I, nilai skornya 3 - Ranking II, nilai skornya - Ranking III, nilai skornya 1 Dan hasil dari ranking serta skoring yang dilakukan ditunjukkan pada tabel dan gambar dibawah ini dalam dua tinjauan yakni result Interpretation dan type of defect. Tabel 4. Hasil Ranking Project pada Result Interpretation Project Rank Result on Result Interpretation Percent of Agreement Kappa Value Between Appraisers Project II, Project II, Project III, Project III, All Appraisers vs Project I, Project I, Standard Project IV Project IV Gambar 4. Grafik Persentase Nilai Kappa yang Memenuhi dalam Empat Kategori untuk Type o Defect Dari Tabel 4. diatas dapat dilihat ranking project dalam dua kategori yakni between appraisers dan all appraisers vs standard, keduanya menunjukkan hasil terbaik di project II,

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) project III, project I dan project IV terendah. Dan untuk ranking operator dapat dilihat dari gambar dibawah ini. Total Score Appraiser's Score for Result Interpretation SYN SPY SCP Within Appraisers Each Appraisers vs Standard Gambar 5. Appraiser s Score for Result Interpretation Gambar 5. tentang nilai skor operator pada Result Interpretation dapat dilihat pada dua kategori within appraisers jumlah skor tertinggi ditunjukkan oleh SPY, SYN dan SCP terendah. Dan untuk each appraisers vs standard nilai tertinggi ditunjukkan oleh SYN, SPY dan SCP terendah. Untuk tinjauan selanjutnya dari type of defect, hasilnya dapat dilihat pada gambar dan tabel dibawah ini. Tabel 5. Hasil Ranking Project pada Type of Defect Project Rank Result on Type of Defect Percent of Agreement kappa value Between Appraisers Project II, Project II, Project III, Project III, All Appraisers vs Project I, Project I, Standard Project IV Project IV Tabel 5. menunjukkan hasil yang sama dengan tabel 4. sebelumnya dari result interpretation, ranking project terbaik sama dengan type of defect. Appraiser's Score for Type of Defect Total Score SYN SPY SCP Within Appraisers Each Appraisers vs Standard Gambar 6. Appraiser s Score for Type of Defect Gambar 6. tentang nilai skor operator pada tinjauan type of defc dapat dilihat pada dua kategori within appraisers dan untuk each appraisers vs standard jumlah skor tertinggi ditunjukkan oleh SYN, SCP dan SPY terendah. IV. KESIMPULAN Dari hasil Analisis data, pembahasan dan dilanjutkan dengan scoring untuk penarikan kesimpulan, dalam penelitian ini didapat kesimpulan diantaranya: 1. Hasil Analisis Varian menunjukkan untuk Result Interpretation dan Type of Defect, P value > 0.05 dan F.uji < F tabel yang berarti didapat keputusan gagal tolak H 0 dan kesimpulannya tidak ada pengaruh faktor operator dan waktu pengambilan data (shift) terhadap kemampuan operator dalam membaca dan menginterpretasikan film hasil uji radiografi.. Hasil Assessment Agreement Level operator pembaca film untuk Result Interpretation dan type of defect baik dari nilai Kappa maupun persentase agreement adalah sebagai berikut: a. Kategori masing-masing operator sendiri (within apparaisers), tingkat konsistensi tertinggi ditunjukkan oleh operator SPY, kemudian SYN dan SCP yang teredah untuk Result Interpretation, dan tingkat konsistensi tertinggi ditunjukkan oleh operator SYN, kemudian SCP dan SPY yang terendah untuk type of defect. b. Kategori masing-masing operator dengan standart (each appraisers vs standard), tingkat akurasi dan kesesuian dengan standard yang paling tinggi ditunjukkan oleh operator SYN, kemudian SPY dan SCP yang terendah untuk Result Interpretation. Dan tingkat akurasi dan kesesuian dengan standard yang paling tinggi ditunjukkan oleh operator SYN, kemudian SCP dan SPY yang terendah untuk type of defect. c. Kategori setiap operator dengan operator lainnya (between appraisers), menunjukkan tingkat kesepakatan antara operator satu sama lainnya tertinggi pada Project II dan III, kemudian Project I dan IV yang lebih rendah. d. Kategori keseluruhan operator dengan standart (all appraisers vs standard) menunjukkan tingkat kesepakatan seluruh operator terhadap standart tertinggi pada Project II dan III, kemudian Project I dan IV yang lebih rendah. 3. Solusi yang didapat untuk mengurangi dan mengendalikan High Weld Rejection adalah dengan memberikan pelatihan yang sama pada seluruh operator dengan dua pokok pelatihan yakni Acceptance Criteria for Welding dan Pengenalan Pola dan ciri cacat las dalam film hasil uji radiografi sesuai atandart yang sedang digunakan oleh perusahaan. UCAPAN TERIMA KASIH Para penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan data, motivasi dan semangat sehingga Penelitian ini dapat diselesaikan. Untuk keluarga penulis, untuk keluarga Jurusan Teknik Kelautan ITS dan juga keluarga besar PT. ALSTOM Power ESI-Surabaya. DAFTAR PUSTAKA [1] Musaikan, Teknik Las. Jurusan Teknik Mesin- Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, [] Muhtadan, Ekstraksi Ciri Cacat Pengelasan pada Citra Digital Film Menggunakan Geometric Invariant Moment Statistical Texture, JFN, vol. 3 No., Nov [3] N. Syahroni, Modul : Jenis-Jenis Proses Las. Proyek DUE-Like ITS Surabaya, 001.

7 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) [4] H. Sunaryo, Teknik Pengelasan Kapal, Jilid. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 008. [5] NDT Resources Center, Radiograph Interpretation- Weld, 013. [Online]. Available: [6] The American Society of Mechanical Engineering, ASME Boiler & Pressure Vessel Code IX Qualification Standard for Welding and Bracing Procedure, Welders, Blacers, and Welding and Bracing Operator. New York: Three Park Avenue, 010. [7] Kemp, J.F. Goodwin, E.M., Marine Statistic Theory and Practice. Great Britain: William: Clowes (Beccles) Limited Beccles and London, [8] K. Bower, Measurement System Analysis with Atribute Data, Trainers Corner, 010. [9] S. Rahmawati, Analisis Konsistensi Pola Pemanfaatan Ruang dengan Rencana Tata Ruang (Study Kasus Kota Palu), Inst. Peratanian Bogor, 008. [10] J. L. Fleiss, Statistical Methods for Rates and Proportions, nd Edition. John Willey and Sons, 1981.

Study Penggunaan Atribute Assessment Agreement pada pembacaan film radiografi untuk mengurangi dan mengendalikan high weld rejection

Study Penggunaan Atribute Assessment Agreement pada pembacaan film radiografi untuk mengurangi dan mengendalikan high weld rejection Presentasi P3 Tugas Akhir Study Penggunaan Atribute Assessment Agreement pada pembacaan film radiografi untuk mengurangi dan mengendalikan high weld rejection Selasa, 23 Juli 2013 Dosen Pembimbing: Dr.

Lebih terperinci

PRODI TEKNIK PERMESINAN KAPAL JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011

PRODI TEKNIK PERMESINAN KAPAL JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011 July 20 2011 PRODI TEKNIK PERMESINAN KAPAL JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011 Presented by: WILDANUM MUKHOLLADUN 6308030004 Latar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi literature dan pengumpulan bahan Pengolahan dan analisa Mempersiapkan Alat dan Bahan Prosedur pengujian Non Destructive Test Pengujian

Lebih terperinci

ATTRIBUTE GAGE REPEATABILITY DAN REPRODUCIBILITY UNTUK MENGETAHUI AKURASI PENGUKURAN PADA PROSES PRODUKSI SARUNG TANGAN RAJUT DI PT.

ATTRIBUTE GAGE REPEATABILITY DAN REPRODUCIBILITY UNTUK MENGETAHUI AKURASI PENGUKURAN PADA PROSES PRODUKSI SARUNG TANGAN RAJUT DI PT. ATTRIBUTE GAGE REPEATABILITY DAN REPRODUCIBILITY UNTUK MENGETAHUI AKURASI PENGUKURAN PADA PROSES PRODUKSI SARUNG TANGAN RAJUT DI PT. X GRESIK Mulya Adi Kredo Tengtarto 1 dan Moses Laksono Singgih 2 Laboratorium

Lebih terperinci

To test the significant effect of two independent variables to one dependent variable, and to test the significant interaction of the two independent

To test the significant effect of two independent variables to one dependent variable, and to test the significant interaction of the two independent TWO-WAY ANOVA To test the significant effect of two independent variables to one dependent variable, and to test the significant interaction of the two independent variables to the dependent variable.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan menyebarkan kuesioner secara acak kepada responden. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. * RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA Riswanda 1*, Lenny Iryani 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 *E-mail

Lebih terperinci

Analysis of Variance (ANOVA) Debrina Puspita Andriani /

Analysis of Variance (ANOVA) Debrina Puspita Andriani    / Analysis of Variance (ANOVA) 6 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id Outline Kegunaan ANOVA 3 Kontrol investigator 1 atau lebih variabel independen Disebut dgn faktor

Lebih terperinci

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi.

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi. PERTEMUAN 9-10 PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi. Apa itu parameter? Parameter adalah ukuran-ukuran. Rata-rata penghasilan karyawan di kota binjai adalah

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

Bab 2 LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

Analisis of Varians (Anova) dan Chi-Square. 1/26/2010 Pengujian Hipotesis 1

Analisis of Varians (Anova) dan Chi-Square. 1/26/2010 Pengujian Hipotesis 1 Analisis of Varians (Anova) dan Chi-Square /6/00 Pengujian Hipotesis Chi Square Digunakan untuk menguji apakah dua atau lebih proporsi sama. Pengujian beda proporsi hanya untuk populasi namun chi square

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS BEDA TIGA RATA-RATA ATAU LEBIH. Statistik Industri II Teknik Industri Universitas Brawijaya

PENGUJIAN HIPOTESIS BEDA TIGA RATA-RATA ATAU LEBIH. Statistik Industri II Teknik Industri Universitas Brawijaya PENGUJIAN HIPOTESIS BEDA TIGA RATA-RATA ATAU LEBIH Statistik Industri II Teknik Industri Universitas Brawijaya Pengujian Hipotesis 3 rata-rata atau lebih Dengan teknik ANOVA (Analisis Varians) Pengujian

Lebih terperinci

Analisis Sistem Pengukuran pada Interpretasi Visual Inspeksi Hasil Pengelasan Menggunakan Attribut Agreement Analysis di PT. Alstom Power ESI Surabaya

Analisis Sistem Pengukuran pada Interpretasi Visual Inspeksi Hasil Pengelasan Menggunakan Attribut Agreement Analysis di PT. Alstom Power ESI Surabaya Analisis Sistem Pengukuran pada Interpretasi Visual Inspeksi Hasil Pengelasan Menggunakan Attribut Agreement Analysis di PT. Alstom Power ESI Surabaya Oleh : Nor Imanda 309 00 055 Pembimbing : Dra. Sri

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI RADIOGRAFI TEST. Disusun Oleh : Akhmad Haris Zulkhamdi

LAPORAN RESMI RADIOGRAFI TEST. Disusun Oleh : Akhmad Haris Zulkhamdi LAPORAN RESMI RADIOGRAFI TEST Disusun Oleh : Akhmad Haris Zulkhamdi 6207030002 PRODI BANGUNAN KAPAL JURUSAN TEKNIK BANGUNA KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI 9 Bab 2 LANDASAN TEORI 21 Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel Pengujian

Lebih terperinci

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi Program Studi Teknik Industri Universitas Komputer Indonesia Jalan Dipatiukur 112-116 Bandung Email: gabeinct@yahoo.com

Lebih terperinci

RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN. Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN ABSTRAK ABSTRACT

RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN. Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN   ABSTRAK ABSTRACT Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2014 Vol. 5 No. 1 Februari 2014 RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN Email : djoli@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN IV-1 BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Prosedur pengujian kualifikasi reparasi pengelasan pada proses pembuatan pipa dilakukan berdasarkan kriteria penerimaan dalam API 5L edisi ke 43 tahun

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Kualitas Hasil Pengelasan Dan Struktur Mikro Material Aluminium 5083 Dan 6082 Menggunakan Metode Pengelasan GMAW Dan GTAW

Analisa Perbandingan Kualitas Hasil Pengelasan Dan Struktur Mikro Material Aluminium 5083 Dan 6082 Menggunakan Metode Pengelasan GMAW Dan GTAW TUG AS AK HIR Analisa Perbandingan Kualitas Hasil Pengelasan Dan Struktur Mikro Material Aluminium 5083 Dan 6082 Menggunakan Metode Pengelasan GMAW Dan GTAW DIS US UN OLEH : AC HMAD VENDY NAFIYANTO 4104.100.013

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN 4.1 Hasil pengujian Berdasarkan penelitian dan inspeksi dilapangan yang telah dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur pengerjaan Nondestructive Test. Pengujian ini dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print G-95 ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI Adrian Dwilaksono, Heri

Lebih terperinci

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi 1 Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Muhammad S. Sholikhin, Imam Rochani, dan Yoyok S. Hadiwidodo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan,

Lebih terperinci

Regresi dengan Microsoft Office Excel

Regresi dengan Microsoft Office Excel Regresi dengan Microsoft Office Excel Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Dalam statistik, regresi merupakan salah satu peralatan yang populer digunakan, baik pada ilmu-ilmu sosial maupun ilmu-ilmu eksak.

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-306

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-306 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-306 Studi Eksperimen Pengaruh Tekanan dan Waktu Sandblasting Terhadap Kekasaran Permukaan, Biaya, dan Kebersihan pada Pelat Baja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita dihadapi oleh suatu pilihan dan masalah pengambilan keputusan. Salah satu ilmu yang dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan

Lebih terperinci

Service TEAM-PATRiA6. Sikap Amati tingkah laku dari welder. Perhatikan betul gaya berpakaian dan sikapselama

Service TEAM-PATRiA6. Sikap Amati tingkah laku dari welder. Perhatikan betul gaya berpakaian dan sikapselama Service TEAM-PATRiA6 Sikap Amati tingkah laku dari welder. Perhatikan betul gaya berpakaian dan sikapselama menjalani proses refresh ini. Bapak bapak yang di site tentu lebihmemahami untuk faktor yang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN SPESIFIKASI PENYAMBUNGAN PIPA GAS DAN INSTALASI PIPELINE GAS PADA PIPELINE PROJECT BOJONEGARA - CIKANDE

PERHITUNGAN SPESIFIKASI PENYAMBUNGAN PIPA GAS DAN INSTALASI PIPELINE GAS PADA PIPELINE PROJECT BOJONEGARA - CIKANDE PERHITUNGAN SPESIFIKASI PENYAMBUNGAN PIPA GAS DAN INSTALASI PIPELINE GAS PADA PIPELINE PROJECT BOJONEGARA - CIKANDE Oleh Nama : Roby Pratomo NPM : 26409806 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sukmadinata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Akhir karena pada bab ini akan diperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban dari

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Akhir karena pada bab ini akan diperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban dari BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam bab ini dibahas proses pengumpulan dan pengolahan data yang berlangsung selama penelitian. Analisis data merupakan bagian terpenting dalam penyusunan Tugas Akhir karena

Lebih terperinci

KUALIFIKASI WELDING PROCEDURE SPECIFICATION (WPS) DAN JURU LAS (WELDER) BERDASARKAN ASME SECTION IX DI INDUSTRI MIGAS

KUALIFIKASI WELDING PROCEDURE SPECIFICATION (WPS) DAN JURU LAS (WELDER) BERDASARKAN ASME SECTION IX DI INDUSTRI MIGAS KUALIFIKASI WELDING PROCEDURE SPECIFICATION (WPS) DAN JURU LAS (WELDER) BERDASARKAN ASME SECTION IX DI INDUSTRI MIGAS Ikhsan Kholis *) ABSTRAK Untuk peningkatan kompetensi seorang Inspektur Migas atau

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SISI PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADA KAPAL KATAMARAN

ANALISIS PENGARUH SISI PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADA KAPAL KATAMARAN Presentasi Tugas Akhir Keahlian Rekayasa Perkapalan Konstruksi Kapal ANALISIS PENGARUH SISI PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADA KAPAL KATAMARAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda adalah BAB LANDASAN TEORI Regresi Linier Berganda Bentuk umum persamaan regresi linier berganda adalah Y = b 0 + b X + b X + b 3 X 3 + + b k X k + e () dengan: Y = variabel respon b 0 = konstanta regresi b i

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI

Lebih terperinci

Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa

Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa Bagus Cahyo Juniarso,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan berperan sangat penting dalam proses produksi, instalasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan berperan sangat penting dalam proses produksi, instalasi, I - 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pengelasan berperan sangat penting dalam proses produksi, instalasi, perawatan dan perbaikan konstruksi baja. Pengelasan atau welding merupakan bidang keahlian

Lebih terperinci

PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK

PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK Sarjito Jokosisworo, Hartono Yudo Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Pengujian tidak merusak merupakan bagian dari pengujian

Lebih terperinci

Pengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication

Pengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication Pengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication Panel Bangunan Atas Kapal 4108 100 066 Jurusan Teknik Perkapalan

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-12. Analysis of Varians (anova)_m. Jainuri, M.Pd

Pertemuan Ke-12. Analysis of Varians (anova)_m. Jainuri, M.Pd Pertemuan Ke-1 1 Pendahuluan Statistik parametrik yang digunakan untuk mencari perbedaan atau persamaan dua rata-rata adalah Uji-t, dan analysis of varians (anova/ anova) digunakan untuk mencari perbedaan

Lebih terperinci

Pembuatan Kakas Komunikasi Antar Pengembang Perangkat Lunak

Pembuatan Kakas Komunikasi Antar Pengembang Perangkat Lunak JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Pembuatan Kakas Komunikasi Antar Perangkat Lunak Anugerah Firdaus, Daniel Oranova Siahaan dan Rizky Januar Akbar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Perangkat Lunak Media Sosial untuk Berbagi Informasi Diskon

Analisis dan Perancangan Perangkat Lunak Media Sosial untuk Berbagi Informasi Diskon JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-423 Analisis dan Perancangan Perangkat Lunak Media Sosial untuk Berbagi Informasi Diskon Faizah Alkaff, Umi Laili Yuhana,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH IN SITU COOLING TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADAKAPAL KATAMARAN

ANALISIS PENGARUH IN SITU COOLING TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADAKAPAL KATAMARAN PresentasiTugasAkhir KeahlianRekayasaPerkapalan KonstruksiKapal ANALISIS PENGARUH IN SITU COOLING TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADAKAPAL KATAMARAN

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1 PENGGUNAAN TERMOKOPEL TIPE K BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 UNTUK MENGUKUR SUHU RENDAH DI MESIN KRIOGENIK Sigit Adi Kristanto, Bachtera Indarto

Lebih terperinci

Ferdy Ramdani 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan

Ferdy Ramdani 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan ANALISA PENGARUH NONCONDUCTIVE COATING TERHADAP PANJANG PENDETEKSIAN CACAT PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMERIKSAAN MAGNETIK PARTIKEL (MPI) PADA SAMBUNGAN LAS CRANE DI KAPAL Ferdy Ramdani, Wing

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK. ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.) I Gusti Ngr. Rai Usadha 1), Valeriana Lukitosari 2),

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-73 Analisis Perbandingan Pelat ASTM A36 antara di Udara Terbuka dan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat Yanek Fathur Rahman,

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK Namad Sianta, Djoli Soembogo dan R. Hardjawidjaja Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN E-mail : djoli@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 143 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) deskripsi data; b) uji prasyarat analisis; dan c) pengujian hipotesis penelitian. A. Deskripsi Data Penyajian statistik deskripsi hasil penelitian

Lebih terperinci

LAPORAN STATISTIK ELEMENTER UJI ANALISIS VARIAN SATU ARAH (ANOVA) Dosen pengampu Dr. Sri Harini, M.Si. Oleh Nurul Anggraeni Hidayati NIM.

LAPORAN STATISTIK ELEMENTER UJI ANALISIS VARIAN SATU ARAH (ANOVA) Dosen pengampu Dr. Sri Harini, M.Si. Oleh Nurul Anggraeni Hidayati NIM. LAPORAN STATISTIK ELEMENTER UJI ANALISIS VARIAN SATU ARAH (ANOVA) Dosen pengampu Dr. Sri Harini, M.Si Oleh Nurul Anggraeni Hidayati NIM. 14610002 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari kesalahpahaman, maka perlu diberikan definisi operasional yaitu: 1. Project

Lebih terperinci

PENENTUAN STANDAR WAKTU PODUKSI POKOK PROSES PENGELASAN MIG (METAL INERT GAS) LOGAM ALUMINIUM ALLOY 5083 PADA PEMBANGUNAN KAPAL

PENENTUAN STANDAR WAKTU PODUKSI POKOK PROSES PENGELASAN MIG (METAL INERT GAS) LOGAM ALUMINIUM ALLOY 5083 PADA PEMBANGUNAN KAPAL PENENTUAN STANDAR WAKTU PODUKSI POKOK PROSES PENGELASAN MIG (METAL INERT GAS) LOGAM ALUMINIUM ALLOY 5083 PADA PEMBANGUNAN KAPAL Achmad Fausi 1, Tri Agung Kristiyono 2, Nur Yanu Nugroho 2 1 Fresh graduate,

Lebih terperinci

ANOVA. By Desi Rahmatina, S.Pd,M.Sc

ANOVA. By Desi Rahmatina, S.Pd,M.Sc ANOVA By Desi Rahmatina, S.Pd,M.Sc Pengertian Anova Asumsi Dasar dalam Anova Macam-macam Anova Uji signifikansi Anova Pengertian Anova Analisis statistik yang dapat memberikan informasi tentang perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua 47 BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 697-704 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL

Lebih terperinci

Perbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square

Perbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square 1 Perbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square Miftakhul Ulum dan Khomsin Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Optimasi Parameter Proses Pemotongan Acrylic terhadap Kekasaran Permukaan Menggunakan Laser Cutting Dengan Metode Response Surface

Optimasi Parameter Proses Pemotongan Acrylic terhadap Kekasaran Permukaan Menggunakan Laser Cutting Dengan Metode Response Surface Optimasi Parameter Proses Pemotongan Acrylic terhadap Kekasaran Permukaan Menggunakan Laser Cutting Dengan Metode Response Surface Moh. Muria Armansyah S. 1*, Endang Pudji Purwanti 2, dan Bayu Wiro Karuniawan

Lebih terperinci

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol.2 No.2 JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN E - ISSN 2502-8430 RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHELENE MENJADI BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS (Ahmad Lubi 1, La Ode

Lebih terperinci

Analisis Data kategorik tidak berpasangan skala pengukuran numerik

Analisis Data kategorik tidak berpasangan skala pengukuran numerik Analisis Data kategorik tidak berpasangan skala pengukuran numerik Uji t dengan 2 kelompok Uji t Tidak Berpasangan Uji t dikembangkan oleh William Sealy Gosset. Dalam artikel publikasinya, ia menggunakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL UJI EKSTRAKSI CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN METODE REFLUKS DAN METODE SENTRIFUS

PERBANDINGAN HASIL UJI EKSTRAKSI CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN METODE REFLUKS DAN METODE SENTRIFUS PERBANDINGAN HASIL UJI EKSTRAKSI CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN METODE REFLUKS DAN METODE SENTRIFUS Rahmawan Budi Satryo Sonya Sulistyono Nunung Nuring Hayati Mahasiswa S-1 Teknik Sipil Fak. Teknik Universitas

Lebih terperinci

Analisa Hasil Pengelasan SMAW 3G Butt Joint Menggunakan Non Destructive Test Penetrant Testing (NDT-PT) Berdasarkan Standar ASME

Analisa Hasil Pengelasan SMAW 3G Butt Joint Menggunakan Non Destructive Test Penetrant Testing (NDT-PT) Berdasarkan Standar ASME Analisa Hasil Pengelasan SMAW 3G Butt Joint Menggunakan Non Destructive Test Penetrant Testing (NDT-PT) Berdasarkan Standar ASME Tito Endramawan 1, Emin Haris 2, Felix Dionisius 3, Yuliana Prika 4 1,2,3,4

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variasi persentase limbah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

ANALISA MECHANICAL DAN METALLURGICAL PENGELASAN BAJA KARBON A36 DENGAN METODE SMAW

ANALISA MECHANICAL DAN METALLURGICAL PENGELASAN BAJA KARBON A36 DENGAN METODE SMAW ANALISA MECHANICAL DAN METALLURGICAL PENGELASAN BAJA KARBON A36 DENGAN METODE SMAW Oleh : Fajar Riyadi 4103 100 027 Dosen Pembimbing : Dony Setyawan, ST., M. Eng. JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan karena perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (variabel dependen) dilakukan pada saat yang sama yaitu tiap subyek hanya

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (variabel dependen) dilakukan pada saat yang sama yaitu tiap subyek hanya 116 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana pengukuran faktor-faktor yang menimbulkan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan (Moh. Nazir, 2005: 271). Menurut Sugiyono (2007:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN... III PERNYATAAN... IV PRAKATA... V DAFTAR ISI... VI DAFTAR GAMBAR... IX DAFTAR TABEL... XII INTISARI...

DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN... III PERNYATAAN... IV PRAKATA... V DAFTAR ISI... VI DAFTAR GAMBAR... IX DAFTAR TABEL... XII INTISARI... DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN... III PERNYATAAN... IV PRAKATA... V DAFTAR ISI... VI DAFTAR GAMBAR... IX DAFTAR TABEL... XII INTISARI... XIV ABSTRACT...XV BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA)

ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA) ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA) Pendahuluan ANOVA Uji dengan ANOVA Post hoc procedure Materi Kuliah PENDAHULUAN Jika uji t digunakan untuk membandingkan ratarata/parameter sampel ANOVA digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah BAB III METODE PENELITIAN Pada subbab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 Tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara atasan memimpin dan kinerja bawahan yang meliputi hasil penelitian data, hasil pembahasan penelitian yang

Lebih terperinci

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital Latifatul Machbubah, Drs. Soetrisno, MI.Komp Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Zainal Arifin (2011:29) mengemukakan, Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) diawali dengan studi pendahuluan sampai tahap uji produk dengan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Klasifikasi Metode Dependensi dan Interdependensi Analisis Multivariat

Gambar 2.1 Klasifikasi Metode Dependensi dan Interdependensi Analisis Multivariat Bab Landasan Teori.1 Analisis Multivariat Analisis statistik multivariat merupakan metode dalam melakukan penelitian terhadap lebih dari dua variable secara bersamaan. Dengan menggunakan teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

Analisis Varians Satu Arah (One Way Anova)

Analisis Varians Satu Arah (One Way Anova) Analisis Varians Satu Arah (One Way Anova) Fungsi Uji : Untuk mengetahui perbedaan antara 3 kelompok/ perlakuan atau lebih Asumsi : Data berskala minimal interval Data berdistribusi Normal Varians data

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan skripsi ini menggambarkan langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian ini. Metodologi penelitian dibuat agar proses pengerjaan penelitian

Lebih terperinci

PERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM

PERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM PERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM Edwin Dwi Chandra, Mudji Irmawan dan Murdjito Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TERAPI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK FREKUENSI RENDAH TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

ANALISIS PENGARUH TERAPI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK FREKUENSI RENDAH TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) TUGAS AKHIR - SS 090302 ANALISIS PENGARUH TERAPI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK FREKUENSI RENDAH TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Yopie Irawan NRP 1306 030 036 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

Uji Z atau t Uji Z Chi- square

Uji Z atau t Uji Z Chi- square UJI FRIEDMAN SEBAGAI PENDEKATAN ANALISIS NONPARAMETRIK UNTUK MENGUJI HOMOGENITAS RATA-RATA retnosubekti@uny.ac.id Pendahuluan Uji parametrik memerlukan pemenuhan asumsi-asumsi tentang distribusi populasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan 32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUKSI FILTER ROKOK SUPER SLIM JENIS MONO DI PT. X

ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUKSI FILTER ROKOK SUPER SLIM JENIS MONO DI PT. X ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUKSI FILTER ROKOK SUPER SLIM JENIS MONO DI PT. X Utami Rizky Damayanti 1308 030 06 Dosen Pembimbing: Dra. Sri Mumpuni R., MT Sidang Tugas Akhir Diploma III Statistika Institut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada daerah kajian Provinsi Kalimantan Barat. Pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Fisik Remote Sensing dan Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Raya Ngebel Semanding, Jenangan, Ponorogo.

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Raya Ngebel Semanding, Jenangan, Ponorogo. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jenangan dengan alamat Jl. Raya Ngebel Semanding, Jenangan, Ponorogo.. Waktu Waktu penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistik sangat sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Statistik inferensia salah satunya, merupakan satu

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Sistem Pendokumentasi Pencapaian Nilai Kumulatif Mata Kuliah per Semester untuk Rekomendasi Perbaikan Pembelajaran Rezki Wulan Permata Sari, Siti Rochimah,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana yang terletak di Jalan Diponegoro, Salatiga. Populasi penelitian adalah semua

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Parameter Proses Injection Moulding Terhadap Berat Produk Cap Lem Fox Menggunakan Metode Taguchi

Analisa Pengaruh Parameter Proses Injection Moulding Terhadap Berat Produk Cap Lem Fox Menggunakan Metode Taguchi Analisa Pengaruh Parameter Proses Injection Moulding Terhadap Berat Produk Cap Lem Fox Menggunakan Metode Taguchi Moh. Hadi Purnomo 1, Pranowo Sidi 2 dan Nurvita Arumsari 3 1 Program Studi Teknik Desain

Lebih terperinci

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA)

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA) Wenny Ananda Larasati,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN MECHANICAL TEST.

BAB IV PENGUJIAN MECHANICAL TEST. BAB IV PENGUJIAN MECHANICAL TEST. Pada pengujian mechanical test hasil pengelasan sesuai dengan WPS No. 003- WPS-ASME-MMF-2010 dilakukan di Laboratory of Mechanical Testing PT. Hi-Test di Bumi Serpong

Lebih terperinci

multimedia, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

multimedia, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji masalah penelitian ini. Sistematika penulisan pada bab ini terbagi menjadi sepuluh bagian. Bagian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan penelitian Untuk melakukan penelitian dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan penelitian disajikan pada Gambar 3.1 Untuk metode Diallel, variabel bebasnya adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 56 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Tentang Model Pembelajaran Glasser a. Nilai Mean Setelah pemberian skor angket pada 21 responden yang sudah diuji dengan

Lebih terperinci

Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris

Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (20XX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi

Lebih terperinci