PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN VALAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN VALAS"

Transkripsi

1 PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN VALAS Oleh : Muhamad Nuh Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat Telp Fax muhamadnuh01@yahoo.com Abstrak Mengingat semakin tidak teraturnya kurs mata uang asing yang terjadi di Indonesia dan sering kali terdapat selisih kurs atas valas yang terjadi pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang Money Changer, akibat penggunaan metode perhitungan harga pokok penjualan yang belum sesuai dengan kaidah-kaidah akuntansi. Sedangkan perhitungan harga pokok penjualan sangat berpengaruh atas laporan neraca dan laba rugi yang disajikan per periode. Dengan demikian penulis sangat perlu mengangkat topik dalam artikel ini dengan judul Perhitungan Harga Pokok Penjualan Valas pada PT Supra Gading Raya Jakarta. ABSTRACT Given the increasingly irregular foreign exchange rate that occurred in Indonesia and there is often a foreign exchange differences on foreign currency happens to companies engaged in the Money Changer, due to the use of cost of goods sold calculation method is not in accordance with the rules of accounting. While the calculation of cost of goods sold is very influential over balance sheets and income statements are presented per period. Thus the author really need to raise the topic in this article titled "Calculation of Cost of Goods Sold FX in PT Supra Gading Raya Jakarta". PENDAHULUAN Semakin tidak teraturnya kurs mata uang asing yang terjadi di Indonesia selama satu tahun terakhir ini menunjukkan bahwa mata uang Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis dibandingkan mata uang asing. Hal ini dapat dilihat dari tingginya kurs mata uang asing dibandingkan kurs mata uang Indonesia. Maka, banyak perusahaan yang bergerak di bidang Money Changer mengalami kendala dalam menentukan harga jual dan harga beli agar tidak 38

2 mengecewakan banyak pihak yang melakukan transaksi dengan mata uang asing. Sehingga disinilah dibutuhkan peran penting perhitungan harga pokok penjualan valas sebagai alat menentukan harga jual untuk melakukan penjualan mata uang asing agar tetap mendapatkan keuntungan meski harus menjual dengan harga yang cukup murah. Hampir semua perusahaan-perusahaan Money Changer melakukan perhitungan harga pokok penjualan valas. Setiap perusahaan dagang memiliki harga jual dan beli. Harga jual dan harga beli memiliki peranan yang sangat penting dalam perusahaan dagang. Karena harga jual dan beli adalah penentu besar kecilnya keuntungan atau laba yang akan didapat oleh sebuah perusahaan dagang. Perputaran modal berjalan optimal, maka perusahaan akan melakukan sebuah perhitungan harga pokok penjualan sesuai dengan penjualan dan pembelian yang terjadi di perusahaan tersebut. PT. Supra Gading Raya sering kali terjadi selisih kurs yang terlalu tinggi atas valas per periode pelaporan laba rugi yang ada. Perhitungan harga pokok penjualan valas sangat berpengaruh kepada laporan neraca atau laba rugi perusahaan. Apabila, perhitungan harga pokok penjualan valas yang dilakukan sudah benar maka laporan yang disajikan per periode juga akan menunjukan keadaan real keuangan yang ada pada perusahaan. Akan tetapi, apabila perhitungan harga pokok penjualan valas tidak benar maka laporan neraca atau laba rugi juga akan bermasalah. Maka betapa pentingnya pehitungan harga pokok penjualan valas dalam perusahaan money changer. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan memilih judul Perhitungan Harga Pokok Penjualan Valas. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui bagaimana aspek-aspek apa saja yang ada di dalam harga pokok penjualan valas PT. Supra Gading Raya. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara perhitungan harga pokok penjualan valas pada PT. Supra Gading Raya. 3. Untuk mengetahui bagaimana harga pokok penjualan valas dapat mempengaruhi laba kotor pada PT. Supra Gading Raya. Metodologi Penulisan Metode penulisan yang dilakukan dalam penyusunan artikel ini adalah studi lapangan. Studi Lapangan ( Field Research) Dalam penulisan lapangan, penulis melakukan peninjauan langsung ke objek penulisan agar mendapatkan data primer. Data primer yaitu data yang diperlukan secara langsung dari sumber penulis sendiri, dalam hal ini perusahaan yang dijadikan objek penulisan adapun cara yang dilakukan adalah sebagai berikut : 39

3 a. Observasi Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh penulis dengan cara mengamati secara langsung objek yang diteliti. Adapun data yang diperlukan tersebut berupa gambaran umum mengenai perhitungan harga pokok penjualan valas. b. Wawancara Melakukan diskusi dengan nara sumber yang telah ahli dalam menjalankan bidang tersebut. Pertanyaan dengan kritis tentang pemilihan objek yang ada, agar dapat mempertimbangkan jawaban atau pertanyaan yang diperoleh untuk menjadi bahan refrensi dari masalah yang telah dirumuskan. LANDASAN TEORI Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP) Pengertian harga pokok penjualan dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso (2010:183) Harga pokok penjualan merupakan harga yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh barang yang dijual. Sedangkan pengertian dalam buku Akuntansi Koperasi, Rudianto (2010:71), Harga pokok penjualan adalah harga pokok/harga beli barang yang dijual selama suatu periode akuntansi. Adapula menurut Hery (2012:206) adalah sebagai berikut : Harga pokok penjualan merupakan harga pokok dari barang yang dijual, harga pokok dari barang yang tersedia untuk dijual dikurangi dengan persediaan barang dagang. Dalam system pencatatan persediaan periodic besarnya persediaan akhir barang dagang diperoleh dari hasil hitung fisik. Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) Pada perusahaan perdagangan jual beli barang dagang selalu menghitung harga pokok penjualan agar dapat menentukan harga jual dan agar dapat menentukan laba akan diperoleh. Untuk menghitung harga pokok penjualan yang lebih mudah sesuai dengan kaidah-kaidah akuntansi, maka penulis mengambil rumus untuk menghitung harga pokok penjualan. Soemarsono (2010:206) mengungkapkan table rincian Harga Pokok Penjualan dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar : 40

4 Tabel Rincian HPP (Soemarsono, 2010:206) Persedian awal Pembelian Persediaan barang dijual Persediaan Akhir Harga pokok penjualan : XXX : XXX : XXX : (XXX) : XXX Sistem Pencatatan dan Penilaian Persediaan Harga pokok penjualan dipengaruhi oleh sistem pencataan dan penilaian persediaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011) dalam Buku Akuntansi Perpajakan Sukrisno Agoes dan Estralita Trisnawati (2013:323), ada dua sistem yang dikenal dengan pencatatan persediaan, yaitu sebagai berikut : 1. Sistem Periodik Dalam sistem periodik, persediaan dan HPP tidak dapat diketahui sewaktuwaktu. Persediaan dihitung dengan melakukan perhitungan fisik (Stock Opname) pada setiap akhir periode, hasil perhitungan tersebut dipakai untuk menghitung Harga pokok penjualan. 2. Sistem Perpetual Sistem perpetual menyajikan informasi mengenai persediaan dan HPP setiap saat tanpa melakukan perhitungan fisik (Stock Opname). Dalam UU PPh Nomer 36 Tahun 2008, sistem pencatatan persedian tidak diatur secara jelas. Selama sistem dapat menunjukkan kebenaran pencatatan maka ketentuan perpajakan dapat menerimanya. Menurut Wild dan Kwok (2011) dalam buku Akuntansi Perpajakan Sukrisno Agoes dan Estralita Trisnawati (2013:324), penilaian persediaan barang dagang dibagi atas berikut : 1. Specific Identification Method Menurut Wild dan Kwok (2011) dalam buku Akuntansi Perpajakan Sukrisno Agoes dan Estralita Trisnawati (2013:57), metode ini digunakan dengan cara mengidentifikasi setiap barang yang dijual dan setiap barang dalam akun persediaan. Biaya barang-barang yang telah terjual dimasukan dalam harga pokok penjualan, sementara biaya barang yang masih ada dimasukan dalam persediaan. Metode ini dapat diterapkan dalam situasi yang melibatkan sejumlah kecil item berharga tinggi dan dapat dibedakan. Contoh : perhiasan, mobil, dan furniture. Metode ini membandingkan arus biaya dengan arus fisik barang.namun, metode ini memiliki kelemahan, yaitu perusahaan dapat memanipulasi laba neto dan biaya-biaya yang terjadi dialokasikan secara abiter. 41

5 2. Estimasi Persediaan (Gross Profit Method dan Retail Inventory Method) a. Gross Profit Method Akuntan, Auditor, dan manager sering menggunakan metode ini untuk menguji kewajaran nilai persediaan akhir. Selain itu juga dapat untuk mendeteksi kesalahan yang besar dalam nilai persediaan akhir.tetapi, metode ini tidak seharusnya digunakan untuk menyiapkan laporan keuangan pada akhir tahun. Wild dan Kwok (2011) dalam buku Akuntansi Perpajakan Sukrisno Agoes dan Estralita Trisna (2013:58) Langkah 1 :Net sales at Retail X Estimated Gross Profit = Estimated Cost of Goods Sold Langkah 2 : Goods Available for Sale at Cost Estimated Cost of GoodsSold = Estimated Inventory at Cost b. Retail Inventory Method Metode ini sering dipakai oleh paritel, seperti pasar swalayan dan toserba, untuk menaksir nilai persediaan guna menyusun laporan perhitungan laba rugi atau untuk menentukan apakah terjadi kekurangan persediaan. Anggapan yang dipakai metode ini ialah bahwa perbandingan (rasio) biaya terhadap harga ritel barang yang tersedia dijual selama satu periode. Syarat yang perlu dipenuhi agar metode ini dapat dipakai adalah adanya catatan harga jual dan ritel setiap barang yang dibeli. Langkah 1 : Goods available for Sale at Retail Net sales at Retail = Ending Inventory at retail Langkah 2 : Goods Availabe For Sale at cost / Goods Available for sale at Retail = Cost-to-Retail Ratio Langkah 3 :Ending Inventory at Retail X Cost-to-Retail Ratio =Estimated ending Inventory at cost 3. Cash Flow Method (First-in, First-out (FIFO) dan Average-cost a. Metode Masuk-Pertama dan Keluar-Pertama (FIFO) Metode masuk-pertama dan keluar-pertama (First-in first-out- FIFO) ini berasumsi bahwa persediaan yang pertama kali dijual adalah persediaan yang pertama kali dibeli. Dengan demikian, biaya atas persediaan yang dibebankan sebagai Harga pokok penjualan berasal dari persediaan yang dibeli pertama kali. 42

6 Valuta Asing b. Metode Rata-rata (Average-cost) Dalam metode ini, HPP ditentukan biaya rata-tara per unit untuk masing-masing persediaan setiap kali pembelian dilakukan. Menurut Pasal 10 ayat (6) UU PPh, penilaian pemakaian persediaan untuk menghitung HPP menurut pajak hanya boleh dilakukan dengan metode FIFO dan metode average. Pemilihan metode tersebut harus dilakukan secara taat asas. WP tidak diperkenankan menggunakan metode penilaian mana yang lebih rendah antara harga perolehan dengan harga pasar. Valuta asing ( Foreign exchange atau disingkat forex ) atau disingkat valas merupakan mata uang suatu negara. Valas biasanya diperdagangkan terhadap mata uang lainnya yang melibatkan pasar-pasar uang utama didunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Berdasarkan volume perdagangan, valas dibagi ke dalam tiga macam, yaitu : 1. Heavily traded forex, adalah valas yang volume perdagangannya sangat tinggi. 2. Moderately traded forex, adalah valas yang volume perdagagannya sedang. 3. Soft forex, adalah valas yang perdagangannya rendah. Valas atau forex itu sendiri memiliki beberapa definisi yang disajikan oleh beberapa ahli, yaitu : 1. Menurut Jose Rizal joesoef (2008:4), Valas adalah mata uang asing atau alat pembayaran luar negeri. 2. Menurut beams, Anthony, Clement, dan lowensohn (2009:492), Foreign currency is a currency other than the entity s functional currency. Sistem Kurs Valas Di setiap negara memiliki suatu sistem kurs valuta asing yang biasanya ditentukan oleh kebijakan yang dianut oleh pemerintah di masing-masing negara. Menurut Floyd A. Beam, terdapat tiga system kurs yang dapat merefleksikan harga pasar yang berfluktuasi untuk mata uang berdasarkan penawaran dan permintaan dan faktor lain di dunia pasar mata uang yaitu free or floating, fixed, dan controlled. (Beams, Anthony, Clement dan Lowensohn (2009: ). Dari pendapat tersebut menyatakan bahwa terdapat tiga sistem kurs valuta asing yang dipakai suatu negara, yaitu: a. Sistem kurs bebas (floating), dalam sistem ini tidak ada campur tangan pemerintah untuk menstabilkan nilai kurs. Nilai tukar kurs ditentukan oleh permintaan dan penawaran terhadap valuta asing. b. Sistem kurs tetap (fixed), dalam sistem ini pemerintah atau bank sentral negara yang bersangkutan turut campur secara aktif dalam pasar valuta 43

7 asing dengan membeli atau menjual valuta asing jika nilainya menyimpang dari standar yang telah ditentukan. c. Sistem kurs terkontrol atau terkendali (controlled), dalam sistem ini pemerintah atau bank sentral negara yang bersangkutan mempunyai kekuasaan eksklusif dalam menentukan alokasi dari penggunaan valuta asing yang tersedia. Warga negara tidak bebas untuk campur tangan dalam transaksi valuta asing. Capital inflows dan ekspor barang-barang menyebabkan tersedianya valuta asing. Selain itu, berdasarkan Triyono (2008), terdapat lima jenis sitem kurs utama yang berlaku, yaitu: a. Sistem kurs mengambang, kurs ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa adanya campur tangan pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui kebijakan moneter apabila ada terdapat campur tangan pemerintah makasistem ini termasuk mengambang terkendali (managed floating exchange rate). b. Pada sistem kurs tertambat, suatu negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu atau sekelompok mata uang negara lainnya yang merupakan negara mitra dagang utama dari negara yang bersangkutan, ini berarti mata uang yang negara tersebut bergerak mengikuti mata uang dari negara yang menjadi tambatannya. c. Sistem kurs tertambat merangkat, di mana negara melakukan sedikit perubahan terhadap mata uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak kearah suatu nilai tertentu dalam rentang waktu tertentu. Keuntungan utama dari sistem ini adalah negara dapat mengukur penyelesaian kursnya dalam periode yang lebih lama jika di banding dengan sistem kurs terambat. d. Sistem sekeranjang mata uang, keuntungannya adalah sistem ini menawarkan stabilisasi mata uang suatu negara karena pergerakan mata uangnya disebar dalam sekeranjang mata uang. Mata uang yang dimasukan dalam keranjang biasanya ditentukan oleh besarnya peranannya dalam membiayai perdagangan negara tertentu. e. Sistem kurs tetap, dimana negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs tertentu atas mata uangnya dan menjaga kurs dengan cara membeli atau menjual valas dalam jumlah yang tidak terbatas dalam kurs tersebut. Bagi negara yang sangat rentan terhadap gangguan eksternal, misalnya memiliki ketergantungan tinggi terhadap sektor luar negeri maupun gangguan internal, seperti sering mengalami gangguan alam, menetapkan kurs tetap merupakan suatu kebijakan yang beresiko tinggi. Jenis Perubahan Nilai Kurs Valuta Asing Dalam melakukan transaksi valuta asing, nilai kurs mengalami perubahan setiap saat. Perubahan nilai kurs valuta asing umumnya berupa: 44

8 a. Apresiasi atau Depresiasi Naik atau turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asingyang sepenuhnya tergantung pada kekuatan pasar (permintaan dan penawaran valuta asing) baik dalam negeri maupun luar negeri. b. Devaluasi atau Revaluasi Naik atau turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Dari definisi diatas, perubahan nilai kurs yang biasa terjadi sehari-hari (depresiasi)hampir sama dengan devaluasi, akan tetapi devaluasi adalah penurunan nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing yang dinyatakan secara resmi oleh pemerintah, dilakukan secara mendadak, dan ada perbedaan selisih kurs yang besar antara sebelum dan sesudah devaluasi. Hal ini berlaku juga untuk apresiasi dan revaluasi. Perubahan rate mata uang asing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai (value) perusahaan khususnya pada perusahaan yang memiliki intensitas internasional. Pengaruh signifikan terjadi ketika perusahaan melakukan transaksi dengan mata uang asing, misalnya meminjam hutang dengan Dollar Amerika Serikat (USD). Ketika perusahaan akan membayar hutang serta bunga pinjaman, perusahaan harus mentranslasi mata uang fungsional ke mata uang USD dan mengakibatkan selisih kurs. Selisih kurs yang terjadi bisa menjadi keuntungan (gains) atau kerugian (losses) bagi perusahaan. Gains or losses ini akan muncul pada laporan laba rugi komprehensif perusahaan yang akan menambah atau mengurangi laba perusahaan. Perusahaan yang tidak dapat mengantisipasi kerugian akibat dari nilai tukar mata uang asing dapat mengalami kebangkrutan. Tan Lee (2009:320). Transaksi Dalam Valuta Asing Transaksi dalam valuta asing sering terjadi di Indonesia dimana terdapat matauang asing yang digunakan disetiap kejadian atau peristiwa ekonomi khususnya didalam perusahaan. Terdapat definisi mengenai transaksi dalam valuta asing. Menurut Shim, Siegel, dan Dauber (2010:13), foreign currency transactions are those denominated in a currency other than the company s functional currency. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka transaksi dalam mata uang asing adalah transaksi yang terjadi dengan menggunakan dua/lebih mata uang yang berbeda, dan memerlukan penyelesaian juga dalam mata uang yang berbeda pula. Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan transaksi yang termasuk dalam transaksi valuta asing. PSAK 10 (2010:10.1) menyatakan transaksi dalam valuta asing dapat terjadi dengan dua cara, yaitu: kegiatan usaha luar negeri (foreign operation) dan transaksi dengan menggunakan mata uang asing (foreign activities). Kegiatan usaha luar negeri yaitu suatu anak perusahaan (subsidiary), perusahaan asosiasi 45

9 (associates), usaha patungan (joint venture) atau cabang perusahaan pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara di luar negara perusahaan pelapor. Kegiatan usaha tersebut dapat merupakan suatu bagian integral dari suatu perusahaan pelapor atau suatu entitas asing. Entitas asing (foreign entity) adalah suatu kegiatan usaha luar negeri (foreign operation), yang aktivitasnya bukan merupakan suatu bagian integral dari perusahaan pelapor. PSAK 10 (2010: ) menyatakan bahwa suatu transaksi mata uang asing adalah : Suatu transaksi yang didenominasikan atau memerlukan penyelesaian dalamsuatu mata uang asing, termasuk transaksi-transaksi yang timbul ketika suatu entitas : a. Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan dalam suatu mata uang asing. b. Meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana ketika jumlah yang merupakan hutang atau tagihan didenominasi dalam suatu mata uang asing ; atau c. memperoleh atau melepas aset atau mengadakan atau menyelesaikan liabilitas, yang didenominasikan dalam mata uang. Selisih Kurs Valuta Asing Transaksi yang menggunakan valuta asing membutuhkan nilai tukar atau kurs sebagai dasar perhitungan konversi ke mata uang fungsional perusahaan. Terdapat beberapa definisi mengenai nilai tukar tersebut, yaitu: 1. Menurut Mankiw (2008:386), exchange rate is the rate at which a personcan trade the currency of one country for the currency of another. 2. Menurut Bambang Wijayanta dan Aristanti Vidyanigsih (2008:56), kurs valuta asing adalah perbandingan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. 3. Menurut Beams, Anthony, Clement dan Lowensohn (2009:459), an exchange rate is the ratio between a unit of one currency and the amount of another currency for which that unit can be exchanged at a particular time. 4. Menurut Brigham, Ehrhardt (2010:694), An exchange rate specifies the number of units of a given currency that can be purchased for one unit of another currency. Dengan adanya pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kurs valuta asing adalah rasio nilai pertukaran dua mata uang yaitu dari mata uang suatu negara terhadap negara lainnya. Pengertian lain yang dijabarkan mengenai selisih kurs menurut Standar Akuntansi Keuangan dalam PSAK 10 (2010:10.4) adalah: Selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu satu mata uang ke dalam mata uang lain pada kurs yang berbeda. 46

10 PEMBAHASAN Aspek-aspek Yang Ada dalam Harga Pokok Penjualan Valas Aspek-aspek yang terdapat didalam perhitungan harga pokok penjualan valas di dalam perusahaan Money Changer terdiri dari tiga aspek, yaitu: 1. Persediaan Awal Dalam PT. Supra Gading Raya, persediaan awal yang diambil untuk perhitungan laba rugi perusahaan adalah persediaan awal tahun 2013 atau persediaan akhir tahun 2012 dalam rupiah, sehingga persediaan awal tersebuat akan dimasukan kedalam laporan laba rugi perusahaan untuk mendapatkan harga pokok penjualan untuk tahun Pembelian Dalam PT. Supra Gading Raya, pembelian yang diambil untuk menghitung laba rugi perusahaan adalah pembelian valas dalam bentuk rupiah selama transaksi januari-desember 2013, sehingga transaksi pembelian itu diakumulasikan selama satu tahun agar dapat dihitung ke dalam laba rugi perusahaan akhir tahun Dan akan membantu mendapatkan hasil harga pokok penjualan pada tahun Persediaan Akhir Dalam PT. Supra Gading Raya, persediaan akhir yang diambil untuk menghitung laba rugi perusahaan adalah persediaan akhir tahun 2013, sehingga dapat menentukan besar kecilnya harga pokok penjualan dan persediaan akhir ini juga akan masuk kedalam laporan neraca perusahaan tahun 2013 agar perusahaan mengetahui berapa besarnya asset valas dalam bentuk rupiah. Ketiga aspek ini sangat berpengaruh didalam menghitung harga pokok penjualan valas dalam rupiah yang terjadi didalam PT. Supra Gading Raya. Semua perusahaan Money Changer pasti memiliki ketiga aspek ini didalam harga pokok penjualan valasnya yang sudah dimasukan kedalam rupiah. Perhitungan Harga Pokok Penjualan Valas Sebelum mengetahui laba atau ruginya perusahaan dagang, maka perusahaan tersebut pasti melakukan perhitungan harga pokok penjualannya. Begitu pula dengan PT. Supra Gading Raya yang melakukan perhitungan harga pokok penjualan untuk mengetahui laba atau ruginya perusahaan ini pada tahun Hanya bedanya perusahaan dagang lain yang bukan Money Changer dengan perusahaan Money Changer adalah barang dagangannya. Seperti halnya PT. Supra Gading Raya yang bergerak dibidang Money Changer yang menjual atau membeli mata uang asing atau yang disebut valas. Maka disini penulis akan memberikan cara perhitungan harga pokok penjualan valas pada PT. Supra Gading Raya dimana perusahaan ini bergerak dibidang money Changer seperti dibawah ini : 47

11 Rumus HPP = Persediaan awal + pembelian persediaan akhir Table Pembelian dan Persediaan PT. Supra Gading Raya 2013 PT. SUPRA GADING RAYA Pembelian dan Persediaan Periode 2013 KODE PERSEDIAAN AWAL BELI PERSEDIAAN AKHIR VALAS VALAS Rp. VALAS Rp. VALAS Rp. AUD EURO GBP JPY MYR SAR SGD THB USD 1.886, TOTAL Maka untuk menghitung Harga Pokok Penjualan pada PT. Supra Gading Raya tahun 2013 dengan menggunakan data table diatas adalah sbb. : Persedian awal : Pembelian : Siap dijual : Persediaan akhir : ( ) HPP AUD : a. Untuk mengetahui HPP EURO (EROPA) : Persedian awal : Pembelian : Siap dijual : Persediaan akhir : ( ) HPP EURO :

12 b. Untuk mengetahui HPP GBP (Pounsterling, Inggris) : Persedian awal : Pembelian : Siap dijual : Persediaan akhir : ( ) HPP GBP : c. Untuk mengetahui HPP JPY (Jepang) : Persedian awal : Pembelian : Siap dijual : Persediaan akhir : ( ) HPP JPY : d. Untuk mengetahui HPP MYR (Ringgit, Malaysia) : Persedian awal : Pembelian : Siap dijual : Persediaan akhir : ( ) HPP MYR : e. Untuk mengetahui HPP SAR (Real, Arab Saudi) : Persedian awal : Pembelian : Siap dijual : Persediaan akhir : ( ) HPP SAR : f. Untuk mengetahui HPP SGD (Dollar, Singapura) : Persedian awal : Pembelian : Siap dijual : Persediaan akhir : ( ) HPP SGD : g. Untuk mengetahui HPP THB (Bath, Thailand) : Persedian awal : Pembelian : Siap dijual : Persediaan akhir : ( ) HPP THB : h. Untuk mengetahui HPP USD (Dollar, U.S.A) : Persedian awal : Pembelian : Siap dijual :

13 Persediaan akhir : ( ) HPP USD : Itulah, cara PT. Supra Gading Raya menghitung HPP per valas agar dapat mengetahui jumlah masing-masingnya. Namun, untuk menhitung HPP valas secara menyeluruh dan dapat dijadikan perhitungan HPP valas untuk mengetahui laporan laba rugi perusahaan adalah sebagai berikut : Persediaan awal : Pembelian : Valas siap dijual : Persediaan akhir : ( ) HPP Valas Tahun 2013 : Pengaruh HPP Valas Terhadap Laba Kotor Harga pokok penjualan valas ternyata dapat mempengaruhi laba kotor sebuah perusahaan. Sama dengan perhitungan harga pokok penjualan pada PT. Supra Gading Raya yang sangat mepengaruhi besar kecilnya laba kotor per tahun. Biasanya perubahan tersebut terjadi karena adanya kenaikan atau penurunan penjualan dan pembelian pada satu periode tertentu sehingga dapat mempengaruhi perhitungan laba kotor pada periode tahun berikutnya. Seperti halnya PT. Supra Gading Raya yang mengalami perubahan laba kotor tahun 2012 dengan laba kotor tahun Inilah perhitungan laba kotor PT. Supra Gading Raya tahun 2012 dan 2013 yang mengalami sebuah perubahan yang cukup besar. PT. SUPRA GADING RAYA PEMBELIAN, PENJUALAN, DAN LABA KOTOR 2012 BULAN persediaan awal PEMBELIAN PENJUALAAN persedian akhir Januari Rp Rp Rp Febuari Rp Rp Maret Rp Rp April Rp Rp Mei Rp Rp Juni Rp Rp Juli Rp Rp Agustus Rp Rp September Rp Rp Oktober Rp Rp November Rp Rp Desember Rp Rp Rp Rp Rp

14 Tabel Pembelian, Penjualan, dan Laba Kotor tahun 2012 Perhitungan laba kotor PT. Supra Gading Raya Tahun 2012 adalah sebagai berikut : Penjualan : HPP : Persediaan awal : Pembelian : Siap dijual : Persediaan akhir : ( ) Harga Pokok Penjualan tahun 2012 : ( ) Laba Kotor Tahun 2012 : Pada tahun 2012 PT. Supra Gading Raya mampu mendapatkan laba kotor sebesar Rp , dikarenakan perusahaan mampu menjual valas dengan harga tinggi dan juga kurs di Indonesia tidak mengalami kenaikan. Sehingga mendapatkan laba kotor yang sangat menguntungkan perusahaan. Namun, pada tahun 2013 PT. Supra Gading Raya mengalami penurunan laba kotor dikarenakan naiknya kurs di Indonesia sehingga perusahaan mengalami penurunan yang sangat besar. Untuk mengetahui harga pokok penjualan dapat mempengaruhi laba kotor. Maka, Inilah perhitungan laba kotor pada tahun 2013 yang membuktikan pengaruh harga pokok penjualan terhadap laba kotor : PT. SUPRA GADING RAYA Penjualan, Pembelian, dan Laba Kotor 2013 BULAN persediaan awal PEMBELIAN PENJUALAAN persedian akhir Januari Rp Rp Rp Febuari Rp Rp Maret Rp Rp April Rp Rp Mei Rp Rp Juni Rp Rp Juli Rp Rp Agustus Rp Rp September Rp Rp Oktober Rp Rp November Rp Rp Desember Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

15 Tabel Pembelian, Penjualan, dan Laba Kotor tahun 2013 Perhitungan laba kotor PT. Supra Gading Raya Tahun 2013 adalah sebagai berikut : Penjualan : HPP : Persediaan awal : Pembelian : Siap dijual : Persediaan akhir : ( ) Harga Pokok Penjualan tahun 2013 : ( ) Laba Kotor Tahun 2013 : Inilah bukti bahwa harga pokok penjualan sangat mempengaruhi laba kotor PT. Supra Gading Raya. Dimana laba kotor tahun 2012 dengan laba kotor tahun 2013 berbeda. Semua disebabkan perbedaan penjualan dan pembelian yang terjadi selama periode berjalan tersebut. Semua perusahaan dagang pasti mengalami semua perbedaan ini. Begitu juga PT. Supra Gading Raya yang mengalami penurunan ataupun kenaikan laba kotor per periodenya yang dapat mempengaruhi juga laba atau rugi perusahaan pada periode tesebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan dari Tugas Akhir yang berjudul Perhitungan harga pokok Penjualan Valas pada PT. Supra Gading Raya adalah sebagai berikut : 1. Aspek-aspek yang sangat penting di dalam perusahaan Money Changer adalah persediaan awal, pembelian, dan persediaan akhir. Ketiga aspek ini dibutuhkan untuk menghitung HPP valas sebuah perusahaan Money Changer. Apabila, salah satu aspek ini tidak ada, maka perhitungan HPP valas perusahaan tersebut tidak berjalan dengan semestinya. Terkecuali, perusahaan baru yang memang belum memiliki persediaan awal. 2. Cara perhitungan HPP valas PT. Supra Gading Raya telah sesuai dengan ketentuan perusahaan dan peraturan Bank Indonesia sebagia yang bertanggung jawab atas perizinan pendirian perdagangan valuta asing. 3. Penyebab terjadinya pengaruh HPP valas terhadap laba kotor perusahaan yang di sajikan per periode. Karena, terjadinya penurunan ataupun kenaikan penjualan dan pembelian per periode. Sehingga, dapat mempengaruhi jumlah laba atau rugi perusahaan per periode. 52

16 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang penulis dapat sampaikan adalah : 1. Sebaiknya perusahaan setelah mengguanakan ketiga aspek tersebut, jangan ada yang dikurangi ataupun ditambahkan. Karena, ketiga aspek itu tidak tergantikan. 2. Selain mengikuti ketentuan perusahaan dan peraturan Bank Indonesia, perusahaan juga harus menggunakan perhitungan-perhitungan sesuai kaidah-kaidah akuntansi agar HHP valasnya menjadi lebih tersusun dengan baik dan benar. 3. Untuk mendapatkan laba kotor yang stabil, maka perusahaan harus lebih pintar mencari selisih kurs jual dan beli secara teratur per periode. Agar, selisih kurs jual dan beli tidak terlalu jauh perbedaan harganya. Penulis mengharapkan PT. Supra Gading Raya dapat mempertahankan apa yang telah dicapai, sehingga dapat berkembang menjadi perusahaan terbaik yang dapat mencapai apa yang menjadi visi dan misi perusahaan selama ini. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat, Beams., Antony., Clement., dan Lewensohn. Akuntansi Lanjutan. Jakarta: Indeks, Hery. Cara Mudah Memahami Akuntansi. Jakarta: Prenada, Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, Rudianto. Akuntansi Koperasi. Jakarta: Erlangga,2010. Samryn, L.M. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Rajagrafindo Persada, Soemarsono. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat,

BAB II LANDASAN TEORI. lokal (Rupiah) dan mata uang asing (valuta asing). Valuta Asing (valas) atau foreign

BAB II LANDASAN TEORI. lokal (Rupiah) dan mata uang asing (valuta asing). Valuta Asing (valas) atau foreign BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Valuta Asing II.1.1. Pengertian Valuta Asing Pasar uang dan pasar modal di Indonesia kini telah didenominasi oleh mata uang lokal (Rupiah) dan mata uang asing (valuta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini penulis mengemukakan teori-teori yang mengacu pada pokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini penulis mengemukakan teori-teori yang mengacu pada pokok 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada bab ini penulis mengemukakan teori-teori yang mengacu pada pokok permasalahan yang diambil yaitu Hubungan Antara Selisih Kurs Terhadap Laba Bersih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Transaksi asing / valuta asing Berdasarkan PSAK 10 (2012) valuta asing didefinisikan sebagai mata uang selain mata uang fungsional entitas, sedangankan definisi atas

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE SISTEM MONETER INTERNASIONAL Oleh : Dr. Chairul Anam, SE PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan

Lebih terperinci

PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS Aria Farah Mita

PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS Aria Farah Mita PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING 2015 Aria Farah Mita RUANGLINGKUP Akuntansi untuk transaksi mata uang asing, selain beberapa transaksi derivatif yang diatur di PSAK 55 Penjabaran hasil dan

Lebih terperinci

PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 )

PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 ) ISSN 1411 0393 PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 ) Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Mata uang pelaporan (reporting currency) bagi perusahaan yang

Lebih terperinci

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13 Transaksi Mata Uang Asing Bab 13 Mengenal Valuta Asing Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, foreign exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Inflasi Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus maksudnya

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Konsep dan Transaksi mata uang asing. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign activities) dalam dua cara, yaitu melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP) Bahan 5 - Ekonomi Terbuka PEREKONOMIAN TERBUKA (AN OPEN ECONOMY) DAN DERIVASI KURVA BP (NERACA PEMBAYARAN) SERTA SISTEM KURS DAN SISTEM DEVISA YANG DIBERLAKUKAN 1. Transaksi Internasional Perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, hal ini didukung dengan munculnya arus globalisasi yaitu perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. bidang, hal ini didukung dengan munculnya arus globalisasi yaitu perdagangan bebas BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Perdagangan dunia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang, hal ini didukung dengan munculnya arus globalisasi yaitu perdagangan bebas

Lebih terperinci

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: 05 Akuntansi Pajak Persediaan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Veteran JAWA TIMUR

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Veteran JAWA TIMUR SISTEM MONETER INTERNASIONAL JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Veteran JAWA TIMUR PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi; Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun

Lebih terperinci

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menggambarkan kontrol internal terhadap pesediaan. 2. Menjelaskan pengaruh pencatatan persediaan yang

Lebih terperinci

Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal Penerimaan Kas Jurnal Penerimaan Kas Date Post. Sales Other Cash Account Accounts Ref. Cr Cr Dr 8 6 Sales CNY 41 5 3,684,000 3,684,000 Sales AED 41 1 2,245,500 2,245,500 Sales Euro 41 6 1,162,500 1,162,500 Sales HKD

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1 AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1 Pada saat perusahaan multinasional Indonesia menyusun laporan keuangan untuk pelaporan kepada pemegang sahamnya, perusahaan

Lebih terperinci

AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10)

AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10) ISSN 0000-000 AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10) Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Mata uang yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi dan pelaporan

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA Dosen : Christian Ramos Kurniawan PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA Intermediate Accounting 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Persediaan

Lebih terperinci

PT SIWANI MAKMUR Tbk

PT SIWANI MAKMUR Tbk Laporan Keuangan Interim Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal dan 31 Desember 2013 Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir Pada Tanggal (Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut

Lebih terperinci

Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN)

Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN) Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN) 2 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Membandingkan dan membedakan penggunaan ketiga metode biaya tersebut. 2. Menghitung penilaian persediaan

Lebih terperinci

Oleh :Rr Indah Mustikawati PSAK 14 PERSEDIAAN IAS 2 - INVENTORIES

Oleh :Rr Indah Mustikawati PSAK 14 PERSEDIAAN IAS 2 - INVENTORIES Oleh :Rr Indah Mustikawati PSAK 14 PERSEDIAAN IAS 2 - INVENTORIES Perubahan 2008 Mengadopsi IAS 2 (2003) Tidak untuk pialang komiditi Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high retum. Artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high retum. Artinya 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Return Saham Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high retum. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan yang tinggi namun juga berpotensi

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA

Manajemen Investasi.  SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA Manajemen Investasi SUTIA BUDI sutia_budy@yahoo.com sutiabudi19@gmail.com STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA INVESTMENT MANAGEMENT Session 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times Chapter Introduction

Lebih terperinci

TRANSLASI MATA UANG ASING

TRANSLASI MATA UANG ASING TRANSLASI MATA UANG ASING Konsolidasi dan akuntansi ekuitas atas anak perusahaan asing (dan afiliasi) memerlukan translasi LK menjadi setara dollar. Hal ini dilakukan sebelum akun anak perusahaan asing

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 Perusahaan yang beroperasi di pasar internasional dipengaruhi oleh resiko bisnis normal : 1. Kurangnya permintaan atas

Lebih terperinci

Persediaan (Inventory)

Persediaan (Inventory) Persediaan (Inventory) Pengertian Inventory merupakan asset : 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal 2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan 3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.2.1 Tinjauan tentang Impor Menurut Tambunan (2001:1), perdagangan internasional diartikan sebagai perdagangan antar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. valuta asing (Foreign Currency Transactions) terjadi apabila suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. valuta asing (Foreign Currency Transactions) terjadi apabila suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seluruh atau sebagian transaksi valuta asing atau operasi luar negeri yang merupakan aktivitas dari perusahaan, maka transaksi atas aktivitas tersebut memerlukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 10 (REVISI 2010) ATAS PERUBAHAN MATA UANG FUNGSIONAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR : STUDI KASUS PT ABC PERIODE

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 10 (REVISI 2010) ATAS PERUBAHAN MATA UANG FUNGSIONAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR : STUDI KASUS PT ABC PERIODE ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 10 (REVISI 2010) ATAS PERUBAHAN MATA UANG FUNGSIONAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR : STUDI KASUS PT ABC PERIODE 2013-2014 Nikkie Samantha dan Dini Marina Program Studi Ekstensi

Lebih terperinci

Konsep dan Transaksi Dalam Mata Uang Asing

Konsep dan Transaksi Dalam Mata Uang Asing Konsep dan Transaksi Dalam Mata Uang Asing Mata Uang : - Menyediakan suatu standar nilai - Media pertukaran atau alat tukar - Unit pengukuran bagi transaksi ekonomi. Pada umumnya Mata uang yang digunakan

Lebih terperinci

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 11 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 11 tentang Penjabaran Laporan

Lebih terperinci

MATA UANG FUNGSIONAL SEBAGAI MATA UANG PELAPORAN DAN PENCATATAN SESUAI PSAK 52

MATA UANG FUNGSIONAL SEBAGAI MATA UANG PELAPORAN DAN PENCATATAN SESUAI PSAK 52 MATA UANG FUNGSIONAL SEBAGAI MATA UANG PELAPORAN DAN PENCATATAN SESUAI PSAK 52 Yuliawati Tan Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya Abstract : For companies which use foreign currencies repetitively in

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing Agenda Tujuan dan Lingkup Definisi Ringkasan Pendekatan Pelaporan Transaksi mata uang Penggunaan mata uang Pengaruh pajak Pengungkapan 2 Tujuan Bagaimana memasukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini telah didefinisikan atau diuraikan oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.

Lebih terperinci

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING. PDF created with pdffactory Pro trial version

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING. PDF created with pdffactory Pro trial version TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING KONSEP MATA UANG Mata uang Fungsional Mata uang Asing (Foreign currency) Mata uang lokal (Local currency) Mata uang lokal adalah mata uang yang menjadi alat transaksi dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan Bank Pada dasarnya bank adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang menyangkut bidang likuid dan mengalami perputaran yang cukup tinggi, sehingga tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 30 Juni 2015/ 31 Desember 2014/ June 30, 2015 December

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Smith dan Skousen (2000 : 286) adalah sebagai berikut : A receivable is an

BAB II LANDASAN TEORI. Smith dan Skousen (2000 : 286) adalah sebagai berikut : A receivable is an 5 BAB II LANDASAN TEORI A. PENGERTIAN PIUTANG VALUTA ASING 1. Pengertian Piutang Dalam aktivitas perusahaan jasa, tentunya tidak bisa lepas dari hutang dan piutang. Dalam bab ini penulis akan mendefinisikan

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014 31 Maret 2015/ 31 Desember 2014/ March 31, 2015

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 September 30, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 September 30, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 September 30, 2015 and December 31, 2014 30 September 2015/ 31 Desember 2014/

Lebih terperinci

TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL. Makalah Bisnis Internasional. Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si

TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL. Makalah Bisnis Internasional. Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL Makalah Bisnis Internasional Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si Disusun Oleh : 14.0102.0094 Febri Nurdian Cahya 14.0102.0113 Dwi Saputri 14.0102.0136 Sulistiyanti

Lebih terperinci

PERLAKUAN TRANSAKSI VALUTA ASING DI PT. XYZ

PERLAKUAN TRANSAKSI VALUTA ASING DI PT. XYZ PERLAKUAN TRANSAKSI VALUTA ASING DI PT. XYZ Arfinus Mayreno Armanto Witjaksono, SE., Ak., MM ABSTRAK Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang terus mengalami perkembangan setiap tahunnya, ekonomi terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang lebih terbuka (oppeness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009

30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009 ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 373,735,769,065 191,458,673,774 Cash and cash equivalents Investasi

Lebih terperinci

31 Maret 2018/ March 31, 2018

31 Maret 2018/ March 31, 2018 LAPORAN POSISI KEUANGAN FINANCIAL POSITION As of 31 Maret 2018/ 31 Desember 2017/ December 31, 2017 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 2,4,33,34,36 9.447.735 8.796.690 Cash and cash

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan bisnis internasional. Bisnis internasional merupakan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. melakukan bisnis internasional. Bisnis internasional merupakan transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi perekonomian dunia telah memungkinkan perusahaan melakukan bisnis internasional. Bisnis internasional merupakan transaksi komersial antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Rupiah Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia (kodenya adalah IDR). Nama ini diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut Indonesia menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1,617,503

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perdagangan saat ini, kemajuan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan negara tersebut melakukan ekspor barang dan jasa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, atau pasar mata uang) adalah bentuk pertukaran untuk perdagangan desentralisasi global mata

Lebih terperinci

PSAK 63 Pelaporan Keuangan Dalam Kondisi Hiperimplasi. Presented:

PSAK 63 Pelaporan Keuangan Dalam Kondisi Hiperimplasi. Presented: PSAK 63 Pelaporan Keuangan Dalam Kondisi Hiperimplasi IAS 29 Financial i Reporting in Hyperinflationary Economies Presented: Dwi Martani 1 Latar Belakang Laporan keuangan biaya historis dalam kondisi i

Lebih terperinci

TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING

TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING Dasar teori Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap. Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan

Lebih terperinci

Catatan/ 2010 Notes 2009

Catatan/ 2010 Notes 2009 NERACA KONSOLIDASI CONSOLIDATED BALANCE SHEETS ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1.570.132.925.725 2c,3 1.223.600.573.265 Cash and cash equivalents 2d,4,13, Investasi jangka pendek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi

BAB I PENDAHULUAN. modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Pasar modal di Indonesia merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat guna

Lebih terperinci

31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 March 31, 2011 and December 31, Maret 2011/ 31 Desember 2010/ March 31, 2011 December 31, 2010

31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 March 31, 2011 and December 31, Maret 2011/ 31 Desember 2010/ March 31, 2011 December 31, 2010 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi Consolidated Statements of Financial Position (Balance Sheets) 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 March 31, 2011 and December 31, 2010 31 Maret 2011/ 31 Desember

Lebih terperinci

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Oleh: Tarkosunaryo Paper ini bermaksud untuk menyajikan analisis penggunaan mata uang yang seharusnya digunakan oleh perusahaan dalam menyusun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Keiso, Weygandt dan Warfield (2007:402) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal,

Lebih terperinci

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL PENGERTIAN : DEVISA Adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I ASUMSI ARUS BIAYA, NILAI REALISASI NETO, DAN PENURUNAN NILAI PERSEDIAAN, METODE LABA KOTOR, METODE RITEL Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARY

PT MULTI INDOCITRA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARY LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 ( Tidak diaudit ) CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS ( Unaudited ) PT MULTI INDOCITRA Tbk

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 31 Maret 2016/ 31 Desember 2015/ March 31, 2016

Lebih terperinci

PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN

PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN 16 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1, Mei 1999 : 16-27 PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN Y. Jogi Christiawan Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara telah menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kebijakan moneter dapat menyebabkan konsekuensi serius

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORTIS

BAB II URAIAN TEORTIS 23 BAB II URAIAN TEORTIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2007) pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI),yang berjudul pengaruh faktorfaktor

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 31 Maret 2017/ 31 Desember 2016/ March 31, 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

Sistem Moneter Internasional

Sistem Moneter Internasional Materi 2 Sistem Moneter Internasional http://www.deden08m.com 1 Sistem Moneter Internasional dapat didefinisikan sebagai struktur, instrumen, institusi, dan perjanjian yang menentukan kurs atau nilai berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

PT SIWANI MAKMUR Tbk

PT SIWANI MAKMUR Tbk Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dan Laporan Auditor Independen (Mata Uang Indonesia) Financial Statements For the Years Ended December 31, 2010 and

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan PSAK No.14 (2012), paragraf 06, Persediaan adalah Aset yang dimiliki dan tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 1 : KOMPUTER AKUNTANSI

PRAKTIKUM 1 : KOMPUTER AKUNTANSI PRAKTIKUM 1 : KOMPUTER AKUNTANSI PT. CAHAYA KALBU SEMESTA bergerak dalam bidang jual beli Sepeda Motor. Perusahaan sudah berjalan beberapa periode yang dicatat dengan akuntansi manual, dan sudah tersusun

Lebih terperinci

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : :

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : : 63 dari 67 63 of 67 NERACA Per 30 September 2007, BALANCE SHEETS As of September 30, 2007 and AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 4.571.920.198 3.083.975.594 4.398.682.153 Cash

Lebih terperinci

BAB 4 Persediaan (inventory)

BAB 4 Persediaan (inventory) BAB 4 Persediaan (inventory) Akuntansi Dasar 2 Modul Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian persediaan 2. Menjelaskan sistem akuntansi dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yangmenyangkut valuta asing dalam dua cara. Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai tukar terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sebab krisis ekonomi Indonesia yang berkepanjangan adalah tidak stabilnya nilai kurs rupiah. Nilai kurs merupakan salah satu indikator perekonomian

Lebih terperinci

TINJAUAN ATAS METODE PENCATATAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN PERSEDIAAN PADA PT. TRISULA TEXTILE INDUSTRIES BERDASARKAN PSAK NO. 14

TINJAUAN ATAS METODE PENCATATAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN PERSEDIAAN PADA PT. TRISULA TEXTILE INDUSTRIES BERDASARKAN PSAK NO. 14 TINJAUAN ATAS METODE PENCATATAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN PERSEDIAAN PADA PT. TRISULA TEXTILE INDUSTRIES BERDASARKAN PSAK NO. 14 Rina Tresnawati 1), Erin Rahmadini Fitriana 2) 1 Departement of Accounting,

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

BAB 9 HUBUNGAN KURS VALAS DAN INFLASI

BAB 9 HUBUNGAN KURS VALAS DAN INFLASI BAB 9 HUBUNGAN KURS VALAS DAN INFLASI Masih ingat penjelasan terhadap gambar di bawah ini : Kebijakan Moneter Longgar JUB Meningkat Naiknya Konsumsi & Permintaan Masy. Bunga riil Turun Memicu Kenaikan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORI. Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign

BAB II URAIAN TEORI. Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign BAB II URAIAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign Exchange Exposure pada Bank-Bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta menunjukkan adanya foreign

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan bisnis sekarang ini sebagian besar dipengaruhi oleh pajak, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan bisnis sekarang ini sebagian besar dipengaruhi oleh pajak, yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keputusan bisnis sekarang ini sebagian besar dipengaruhi oleh pajak, yang dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara pemerintah dengan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan harus dimiliki sebuah perusahaan karena merupakan produk perusahaan yang harus dijual sebagai sumber pendapatan perusahaan. Persediaan merupakan

Lebih terperinci