TINJAUAN ATAS METODE PENCATATAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN PERSEDIAAN PADA PT. TRISULA TEXTILE INDUSTRIES BERDASARKAN PSAK NO. 14

Transkripsi

1 TINJAUAN ATAS METODE PENCATATAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN PERSEDIAAN PADA PT. TRISULA TEXTILE INDUSTRIES BERDASARKAN PSAK NO. 14 Rina Tresnawati 1), Erin Rahmadini Fitriana 2) 1 Departement of Accounting, Widyatama University, Bandung, Indonesia 2 Departement of Accounting, Widyatama University, Bandung, Indonesia rina.tresnawati@widyatama.ac.id Abstract Every goods that ordered has a possibility of flaw and lack of quality that not suitable with the standard, Therefore, companies need to conduct the inventory management or inventory control so that things like that can be avoided, the method that used in this research is descivptive method. PT. Trident Textile Industries is a company engaged in the production of ready-made fabrics at inside and abroad, Inventory items at PT. Trident Textile Industries has a wide variety kinds of inventory, the Inventory costs at PT. Trident Textile Industries include the inventory of merchandise import and export merchandise. The method of recording in the company is using the method of recording perpetual, inventory valuation method that used is the weighted average because the company has a little of inventory Because the production process is done through by order, While the presentation and disclosure are obtained from the income and loss. Keywords: Inventory, PSAK No PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang semakin maju, perusahaan-perusahaan dihadapkan pada masalah-masalah yang semakin sulit, salah satunya adalah bagaimana perusahaan meningkatkan laba perusahaannya atau minimal laba agar laporan keuangannya tetap stabil. Salah satu unsur yang dapat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan sehingga dapat mencapai target perusahaan yaitu persediaan (Pramaniek, Putri Dewi, 2012:1). Dalam laporan keuangan, persediaan barang dagangan akan tersaji dengan baik di laporan posisi keuangan maupun di laporan laba rugi yaitu, HPP (Harga Pokok Penjualan) serta persediaan dapat mempengaruhi perhitungan laba rugi maupun neraca. Persediaan barang yang tercantum pada neraca mencerminkan nilai barang yang ada pada tanggal neraca, sedangkan persediaan barang dagangan yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya HPP (Harga Pokok Penjualan) akan tercantum pada laporan laba rugi. PT. Trisula Textile Industries merupakan perusahaan yang bergerak di bidang retail maka produk yang dihasilkan sebelumnya di pesan terlebih dahulu melalui agen resmi yang telah menjadi rekanan bisnis, apabila persediaan dalam perusahaan tidak mencukupi dan tidak mampu memenuhi permintaan pelanggan, maka pelanggan akan kecewa dan tidak akan membeli lagi pada perusahaan tersebut, dan barang persediaan pernah mengalami cacat ketika proses produksi berlangsung serta saldo persediaan yang dilaporkan di laporan keuangan PT. Trisula Textile Industries sangat berperan besar dalam kelangsungan perusahaan itu sendiri. Karena persediaan barang akan tersaji di laporan posisi keuangan maupun di laporan laba rugi serta persediaan akan mempengaruhi perhitungan laba rugi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengadakan pengelolaan persediaan atau pengendalian persediaan agar hal-hal seperti itu dapat dihindarkan. Untuk dapat mencatat dan menilai persediaan dengan cepat, maka perusahaan perlu mengambil suatu kebijakan yang mengatur hal tersebut. Perusahaan dapat memilih salah satu metode pencatatan dan metode penilaian yang sesuai dengan standar. Dalam hal ini penulis menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 (2014) tentang persediaan yang telah disetujui oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dalam rapat yang diadakan pada tanggal 27 Agustus PSAK 14 : Persediaan (2014) ini, menggantikan PSAK No. 14 (2008) : Persediaan untuk membandingkan apakah praktik pada lapangan tentang pengakuan, pencatatan dan penilaian persedian sudah sesuai Forum Keuangan dan Bisnis V, Th

2 dengan PSAK No. 14. Tanggal efektif penerapan PSAK No. 14 (2014) ini dimulai pada atau setelah 1 Januari Identifikasi Masalah 1. Bagaimana metode pencatatan dan penilaian persediaan yang diterapkan pada PT Trisula Textile Industries berdasarkan PSAK No. 14? 2. Bagaimana penyajian dan pengungkapan persediaan yang diterapkan pada PT Trisula Textile Industries berdasarkan PSAK No. 14? 2. KAJIAN LITERATUR 2.1. Pengertian Persediaan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2014:14.2) paragraf 06 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14, persediaan adalah aset : a) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa; b) Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau c) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Ikatan Akuntan Indonesia (2014:14.2) paragraf 08 juga menegaskan bahwa persediaan juga meliputi barang yang di produksi, atau barang dalam yang sedang di produksi, oleh entitas serta termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi Metode Pencatatan Persediaan Metode Pencatatan Persediaan Sistem Periodik Menurut E. Donald, Kieso, Jerry J, Weygandt Terry D. Warfield (2011:405) sistem pencatatan persediaan periodik adalah : Kuantitas persediaan ditangan ditentukan, seperti yang tersirat oleh namanya, secara periodik. Semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dengan mendebet akun pembelian. Total akun pembelian pada akhir periode akuntansi ditambahkan ke biaya persediaan ditangan pada awal periode untuk menentukan total biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan Metode Pencatatan Persediaan Sistem Perpetual Menurut E. Donald, Kieso, et. al. (2011:404) metode pencatatan persediaan perpetual adalah: Perusahaan mencatat semua pembelian dan penjualan (masalah) barang langsung dalam akun persediaan yang terjadi Metode Penilaian Persediaan PSAK No. 14 (2014:14.4-5) mengemukakan bahwa Biaya untuk persediaan yang secara umum tidak dapat ditukar dengan persediaan lain (not ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya masing-masing First-in First-out Menurut Dwi Martani (2012:253) metode FIFO adalah mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga unit yang tertinggi dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau di produksi kemudian Rata-Rata Tertimbang Menurut Dwi Martini (2012: ) bahwa Metode rata-rata tertimbang digunakan dengan menghitung biaya setiap unit berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari unit yang serupa pada dan biaya unit serupa yang dibeli atau di produksi selama suatu periode. Sedangkan menurut E. Donald, Kieso, et. al. (2011:421) ialah The average cost method prices items in the inventory on the basis of the average cost of all similar goods available during the period. Forum Keuangan dan Bisnis V, Th

3 2.4. Penyajian Persediaan dalam Laporan Keuangan Persediaan biasanya disajikan dalam laporan harga pokok penjualan perusahaan yang merupakan bagian dari laporan laba rugi periode berjalan. Di dalam neraca atau laporan posisi keuangan, persediaan dilaporkan pada bagian aktiva lancar di letakkan setelah atau di bawah piutang. Penggunaan metode penilaian persediaan yang digunakan oleh perusahaan baik harga pokok (FIFO, Rata-rata Tertimbang), metode taksiran maupun LCM harus di cantumkan. Rincian dari pengguna metode ini dapat diungkapkan dalam kurung dari neraca atau dalam catatan kaki atas laporan keuangan perusahaan. Perubahan metode kalkulasi biaya persediaan untuk alasan yang masuk akal harus diungkapkan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya perubahan. Contoh penyajian persediaan dalam laporan keuangan dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 1. Penyajian Persediaan pada Laporan Keuangan AKTIVA Aktiva lancar : Kas Piutang usaha Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu Piutang bersih Persediaan barang dagang Perlengkapan Total Aktiva lancar + (Sumber : Kieso, et. al. 2011) 2.5. Pengungkapan Persediaan Menurut PSAK No. 14 (2014:14.6) jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan dibawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi netto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi netto, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut. 3. METODE PENELITIAN Metode penyusunan penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2005: 21) pengertian metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian. Oleh karena itu penulis menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan, menjalankan dan menggunakan data yang telah diperoleh pada lokasi tinjauan (Praktik Kerja Lapangan) dan kemudian membuat kesimpulan. 4. HASIL PENELITIAN 4.1. Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan pada PT. Trisula Textile Industries Metode Pencatatan Persediaan pada PT. Trisula Textile Industries PT. Trisula Textile Industries menggunakan metode pencatatan persediaannya yaitu metode pencatatan persediaan perpetual. Dimana pada saat menjurnal terdapat jurnal mengenai perhitungan harga pokok penjualannya. Untuk mencatat semua transaksi yang terjadi di PT. Trisula Textile Industries adalah dengan menggunakan ayat jurnal. Adapun contoh pencatatan transaksi ayat jurnal pada PT. Trisula Textile Industries yang berkaitan dengan persediaan adalah sebagai berikut : Pencatatan pada saat terjadi pembelian secara kredit : Dr Persediaan Rp Cr Hutang Usaha Rp Pencatatan pada saat terjadi penjualan secara kredit : Dr Piutang Usaha Rp Forum Keuangan dan Bisnis V, Th

4 Cr Penjualan Rp Dr Harga Pokok Penjualan Rp Cr Persediaan Rp Dalam penerapan metode pencatatan persediaan perpetual ada beberapa manfaat yang diperoleh oleh perusahaan, yaitu : 1. Jumlah persediaan barang dapat diketahui setiap saat, karena pencatatan dilakukan secara terus menerus sehingga pengawasan terhadap fisik barang dapat terus terpantau. 2. Pengawasan pada setiap pos persediaan barang yang dapat lebih mudah karena perkiraan persediaan ini dicatat pada setiap jenis barang Metode Penilaian Persediaan pada PT. Trisula Textile Industries Metode penilaian persediaan yang digunakan oleh PT Trisula Textile Industries yaitu metode penilaian rata-rata tertimbang. Metode rata-rata tertimbang merupakan metode yang cocok untuk perusahaan seperti PT. Trisula Textile Industries karena perusahaan ini mengelola persediaan dengan sangat cepat dimana perusahaan selalu membutuhkan harga pokok penjualan yang up to date. Selain itu metode ini merupakan metode yang diizinkan menurut peraturan PSAK No. 14 selain metode FIFO (First In First Out) jadi metode yang digunakan telah sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Sedangkan pada bagian gudang atau mutasi barang persediaannya yaitu menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau biasa disebut FIFO (First In First Out) Penyajian dan Pengungkapan Persediaan pada PT. Trisula Textile Industries Penyajian Persediaan PT. Trisula Textile Industries Pada PT. Trisula Textile Industries laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang sedang diterapkan di Indonesia, yaitu prinsip akuntansi yang didasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14, serta kebijakan yang berlaku didalam perusahaan. PT. Trisula Textile Industries menentukan harga pokok penjualannya dengan menggunakan penilaian berdasarkan biaya yaitu metode rata-rata tertimbang. Dimana harga beli dari setiap kali pembelian dikalikan dengan unit yang dibeli. Apabila terjadi penurunan nilai (kerugian penurunan persediaan), maka perusahaan menambahkan ke dalam Harga Pokok Penjualan dan apabila terjadi pemulihan maka diakui sebagai pengurangan Harga Pokok Penjualan (Beban Pokok Penjualan). Berikut ini adalah contoh penyajian persediaan produksi hasil jadi kain siap pakai pada PT. Trisula Textile Industries : Tabel 2. Penyajian Persediaan pada PT. Trisula Textile Industries NO KELOMPOK PERSEDIAAN 31-DES-2013 (Rp) 31-DES-2012 (Rp) A Bahan Baku 166,087,411, ,689,464,793 B Barang Dalam Proses 46,019,896, ,438,021 C Barang Jadi 12,244,964,898 17,499,169,208 Jumlah 224,352,272, ,771,072,022 Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan (5,777,545,473) (5,142,437,675) Jumlah 218,574,726, ,628,634,347 (Sumber: PT. Trisula Textile Industries) Pengungkapan Persediaan PT.Trisula Textile Industries Adapun pengungkapan yang dilakukan PT. Trisula Textile Industries antara lain : Saldo per 31 Desember 2012 untuk penyisihan penurunan nilai persediaan sebesar 5,777,545,473. Kerugian yang terjadi karena adanya persediaan yang tidak mencukupi permintaan atau cacat produk jadi dan bahan baku per 31 Desember 2013, dibukukan dengan mengurangi saldo penyisihan penurunan nilai persediaan jika sudah termasuk dalam penyisihan per 31 Desember 2012, sedangkan untuk yang belum tercadangkan dicatat menjadi beban periode berjalan dan disajikan dalam kelompok akun beban bahan baku. Kerugian yang terjadi karena adanya persediaan yang tidak mencukupi permintaan atau cacat produk jadi dan bahan baku per 31 Desember 2012 dihapuskan dan menjadi beban tahun berjalan serta Forum Keuangan dan Bisnis V, Th

5 disajikan dalam akun beban bahan baku karena belum diberlakukannya penyisihan penurunan nilai persediaan. Hal ini juga telah sesuai dengan peraturan standar akuntansi keuangan No. 14 yang berlaku karena setiap perusahaan manufaktur seperti ini memerlukan nilai persediaan yang up to date. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan-pembahasan mengenai pencatatan, penilaian, penyajian dan pengungkapan persediaan pada PT. Trisula Textile Industries, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode pencatatan yang digunakan oleh PT. Trisula Textile Industries dalam mencatat persediaan yaitu dengan menggunakan metode perpetual yang dilakukan setiap bulan dan pencatatan yang terjadi di PT. Trisula Textile Industries telah memadai. Sedangkan metode penilaian yang digunakan oleh PT. Trisula Textile Industries dalam menghitung jumlah persediaannya yaitu dengan metode penilaian rata-rata tertimbang dan dalam pergerakan barang persediaan. PT. Trisula Textile Industries menggunakan metode FIFO (First In First Out) atau MPKP untuk penilaian persediaan gudang, hal ini dikarenakan barang yang pertama masuk atau dibeli merupakan barang yang pertama keluar atau dijual. Dan metode pencatatan dan penilaian yang perusahaan gunakan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum yaitu pada PSAK No Penyajian dan pengungkapan persediaan pada PT. Trisula Textile Industries telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum yaitu pada PSAK No REFERENSI Alan, Jayaatmaja Akuntansi Keuangan Menengah. Jilid 1. Bandung: UniversitasWidyatama. Dwi, Martani Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Edisi 1. Jakarta Selatan: Salemba Empat. Ibrahim, Ardiansyah Ali Tinjauan Atas Metode Pencatatan, Penilaian dan Penyajian serta Pengungkapan Persediaan Barang Pada CV. Buper Adila. Bandung: Universitas Widyatama Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Standar Akuntansi Keuangan. Edisi Revisi 1 januari 2015 Jakarta: Salemba Empat. E. Donald, Kieso, et. al Intermediete Accounting. Edisi 12. Jakarta: Erlangga. E. Donald, Kieso, et. al Intermediet Accounting. Edisi IFRS Edition. United States of America: John Wiley&Sons, Inc. Najiyah, Dinnie Syayyidatun Tinjauan Atas Metode Penilaian dan Pencatatan Persediaan Barang Dagangan Pada Bengkel Berkah Motor Sport. Bandung: Universitas Widyatama Pramaniek, Putri Dewi, Tinjauan Atas Metode Pencatatan, Penilaian dan Pelaporan Persediaan Pada PT. Bio Farma (Persero) Berdasarkan PSAK No. 14. Bandung: Universitas Widyatama Rudianto Pengantar Akuntansi. Edisi IFRS. Jakarta: Erlangga. Samryn, L.M Pengantar Akuntansi. Edisi 1. Jakarta: Rajawali Pers. Forum Keuangan dan Bisnis V, Th