Beras. Juli Beras

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Beras. Juli Beras"

Transkripsi

1 i

2 Beras Beras i Informasi Utama Harga beras medium data Ditjen Perdagangan Dalam Negeri di pasar domestik pada bulan i turun 0,2% bila dibandingkan dengan harga pada bulan i dan naik 0,5% dibandingkan dengan harga pada bulan i. Pada bulan i, harga beras secara nasional stabil dengan koefisien keragaman harga harian sebesar 0,1%. Harga beras selama periode i i juga stabil dengan koefisien keragaman harga bulanan sebesar 0,54%. Fluktuasi harga beras per provinsi pada bulan i bervariasi dengan kisaran koefisien keragaman harga harian antara 0 4,4%. Disparitas harga beras antar provinsi pada bulan i masih tinggi dengan koefisien keragaman harga bulanan antar kota mencapai 13,2%. Harga beras di pasar internasional pada i mengalami penurunan sebesar 3,7% untuk Thai 5% dan 4,6% untuk Thai 15% dibandingkan dengan harga pada i. Sementara beras Viet 5% mengalami kenaikan sebesar 5,6% dan beras Viet 15% mengalami kenaikan sebesar 5,8% dibandingkan dengan harga pada i. Perkembangan Pasar Domestik Harga rata-rata beras medium secara nasional menurut data Ditjen PDN pada i turun 0,2% bila dibandingkan dengan harga pada bulan i dan naik 0,5% jika dibandingkan dengan harga bulan i. Pada bulan i, harga beras medium data Ditjen PDN secara nasional rata-rata mencapai Rp ,-/kg Gambar 1. Perkembangan Harga Beras Bulanan Domestik dan Paritas Impor (Thai 5% dan Viet 5%), 2014 i (Rp/Kg) Di sisi lain, jika dibandingkan dengan harga paritas impor kualitas Thai 5% dan Viet 5%, maka harga beras di pasar domestik kualitas medium, berdasarkan data dari Ditjen PDN, relatif lebih mahal. Pada bulan i, harga beras medium lebih mahal 42% dari beras Thai 5% dan lebih mahal 45% dari Viet 5%. Tabel 1. Perkembangan Harga Rata-rata Beras di Beberapa (Rp/kg) Rata-rata Nasional Sumber : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (), diolah thd (%) Berdasarkan data dari Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, harga beras secara nasional tergolong stabil dengan koefisien keragaman harga harian 0,1% pada bulan i, masih di bawah IKU Kemendag sebesar 5 9%. Harga beras selama periode i i juga stabil dengan koefisien keragaman harga bulanan sebesar 0,54%. Di sisi lain, disparitas harga beras antar provinsi pada bulan i masih tinggi yang dicerminkan dengan nilai koefisien keragaman harga bulanan antar kota mencapai 13,2%. Harga tertinggi terdapat di dan Tanjung Selor yaitu sebesar Rp /kg dan harga terendah di Bandar Lampung sebesar Rp 8.602/kg. Harga beras per provinsi pada bulan i cukup stabil dengan koefisien keragaman harga harian antara 0 4,4%. Koefisien Keragaman harga beras paling tinggi terjadi di Palu dengan koefisien keragaman sebesar 4,4% dan terendah dengan koefisien keragaman 0% terjadi di 19 provinsi, seperti di Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten,, Bali, dan Papua (Gambar 2). -4,0-0,2 0,0-0,8-2,9-1,7 0,0 1,8 0,5-17 0,0 0,5 0,0 0,0-2,2 0,0 0,0-0,1-0, Paritas Thai 5% Paritas Viet 5% Beras medium Umum BPS i i t i i t i i Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Ditjen PDN), BPS, Reuters & Bloomberg (),diolah

3 i Beras Gambar 2. Koefisien Keragaman Harga Beras Bulan i per Provinsi (%) Palu Palangkaraya Gorontalo Bandar Lampung IKU Kemendag 5-9 Koefisien Keragaman (%) Sumber : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (), diolah Gambar 3. Perkembangan Harga Beras Internasional Tahun 2014 i (USD/ton) Isu dan Kebijakan Terkait Realisasi pengadaan beras Bulog sudah mencapai 1,53 juta ton. Stok ini dinilai aman dan dapat memenuhi kebutuhan hingga kurang lebih tujuh bulan ke depan. Kebutuhan penyaluran rastra dan operasi pasar juga dapat dipenuhi. Meski begitu, pemerintah tetap menugaskan Perum Bulog untuk membeli gabah/beras secara nasional sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Berdasarkan Instruksi Presiden No. 5/2015, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp per kg sementara di tingkap penggilingan, harga sebesar Rp per kg. Untuk harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat penggilingan Rp per kg, GKG di gudang Bulog Rp per kg dan beras di gudang BULOG Rp per kg. Mengatasi kericuhan Harga Acuan Tertinggi (HET) beras yang terjadi akhir-akhir ini pemerintah akan siapkan tim. Tim tersebut bertujuan untuk melakukan perbaikan atas Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) no 47 tahun. Pembahasan HET beras dilakukan terkait banyaknya jenis beras yang terdapat di pasar. Perbedaan jenis beras tersebut juga akan menentukan harga. Tim akan terdiri dari berbagai stakeholder tata niaga beras, pemerintah akan memperhatikan kepentingan konsumen, petani, dan pedagang. Selain itu juga diharapkan pengusaha tidak mengambil margin keuntungan yang terlalu tinggi i i t i i t i i Thai 5% Thai 15% Viet 5% Viet 15% Sumber : Reuters () Perkembangan Pasar Dunia Harga beras di pasar internasional pada i mengalami penurunan sebesar 3,7% untuk Thai 5% dan 4,6% untuk Thai 15% dibandingkan dengan harga pada i. Sementara beras Viet 5% mengalami kenaikan sebesar 5,6% dan beras Viet 15% mengalami kenaikan sebesar 5,8% dibandingkan dengan harga pada i. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, beras jenis Thai broken 5% dan 15% mengalami penurunan sebesar 1,9% dan 2,8% dibanding bulan i. Sementara itu, harga beras Vietnam kualitas broken 5% dan 15% naik sebesar 12,6% dan 13%. Disusun oleh : Riska Pujiati

4 Informasi Utama Harga cabai merah di pasar dalam negeri pada bulan i mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar 8,66% dibandingkan dengan bulan i. Namun jika dibandingkan dengan i, harga cabai merah mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 16,12 %. Untuk cabai rawit, harga juga mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar 7,16 % dibandingkan dengan bulan i. dan jika dibandingkan dengan i, harga cabai rawit mengalami peningkatan sebesar 10,89 % Harga cabai secara nasional tidak stabil selama satu tahun ini. Kondisi ini ditunjukkan oleh koefisien keragaman (KK) harga bulanan untuk i sampai dengan i yang tinggi yaitu sebesar 28,32 % untuk cabai merah dan 45,03 % untuk cabai rawit. Khusus bulan i, KK harga rata-rata harian secara nasional relatif rendah sebesar 2,83 % untuk cabai merah dan 4,27 % untuk cabai rawit. Disparitas harga antar wilayah pada bulan i cukup tinggi dengan KK harga bulanan antar wilayah untuk cabai merah mencapai 38,90 % dan cabai rawit mencapai 32,07 % Harga cabai dunia pada bulan i mengalami sedikit peningkatan yaitu sebesar 5,28 % dibandingkan dengan periode i Perkembangan Pasar Domestik Rp/Kg Gambar 1. Perkembangan Harga Cabai Merah dan Cabai Rawit Dalam Negeri (Rp/kg) Sumber: BPS (i ) Harga Cabai Merah Lokal (BPS) Harga Cabai Rawit Lokal (BPS) i Berdasarkan data BPS, secara nasional harga rata-rata cabai pada bulan i masih relatif tinggi, yaitu sebesar Rp ,-/kg untuk cabai merah dan Rp ,-/kg untuk cabai rawit. Tingkat harga berada di atas kisaran harga patokan yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan sebesar Rp ,-/kg untuk cabai merah dan Rp ,-/kg untuk cabai rawit. Tingkat harga bulan i tersebut mengalami penurunan sebesar 8,66 % untuk cabai merah dan mengalami penurunan sebesar 7,16 % untuk cabai rawit dibandingkan dengan harga bulan i sebesar Rp ,-/kg untuk cabai merah dan Rp ,-/kg untuk cabai rawit. Jika dibandingkan dengan harga bulan i, harga cabai merah mengalami penurunan sebesar 16,12 % dan harga cabai rawit mengalami peningkatan sebesar 54,97%. i i Tabel 1. Harga Rata-Rata Cabai Merah dan Cabai Rawit di Beberapa di Indonesia (Rp/Kg) Rata-rata Nasional Rata-rata Nasional n.a n.a CABE MERAH Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (), diolah n.a CABE RAWIT Cabe Tabel 1 menunjukkan harga cabai merah dan cabai rawit pada i di 8 kota utama di Indonesia. Untuk cabai merah harga tertinggi tercatat di kota sebesar Rp ,-/kg dan terendah tercatat di kota sebesar Rp ,-/kg. Untuk cabai rawit, harga tertinggi tercatat di kota sebesar ,-/kg dan terendah tercatat di kota Makasar sebesar ,-/kg. Secara rata-rata nasional, fluktuasi harga cabai cukup tinggi selama periode i - i dengan KK sebesar 28,32 % untuk cabai merah dan 45,03 % untuk cabai rawit. Khusus bulan i, KK harga rata-rata harian secara nasional relative rendah sebesar 2,83 % untuk cabai merah dan 4,27 % untuk cabai rawit. Disparitas harga antar daerah pada bulan i cukup tinggi dengan KK harga bulanan antar wilayah untuk cabai merah mencapai 38,90 % dan cabai rawit mencapai 32,07 %. Jika dilihat dari per kota (Gambar 2), fluktuasi harga cabai merah berbeda antar wilayah. Kupang, Manokwari dan Palangkaraya adalah beberapa kota yang perkembangan harganya relatif stabil dengan koefisien keragaman dibawah 9% yakni masing-masing sebesar 0,00%, 0,00% dan 3,04%. Di sisi lain Banda Aceh, dan adalah beberapa kota dengan harga paling berfluktuasi dengan koefisien keragaman lebih dari 9% yakni masing-masing sebesar 29,83%, 27,16%, dan 25,57%. n.a n.a n.a thd (%) -16-5,05-24,00-12,53-12,89-13,99 2,14 n,a -6,54-7, ,66-8,50-12,27-18,11 27,44 15,46 n,a 26,46 31, ,88-3,81-20,20-12,08-10,08 7,02 n,a 1,61 5,20 thd (%) -17-3,02 8,47 0,87 3,28 4,72 1,95 n,a 14,73 12,74 Cabe

5 i Cabe Fluktuasi harga cabai rawit juga berbeda antar wilayah. Mamuju, dan Bangka Belitung, adalah beberapa kota yang perkembangan harganya relatif stabil dengan koefisien keragaman masing-masing sebesar 0,00 %, 3,81% dan 4,99% Di sisi lain, dan adalah beberapa kota dengan harga paling berfluktuasi dengan koefisien keragaman masing-masing sebesar 20,42%, 18,67%, dan 17,54%. (IKU Koefisien Keragaman Kementerian Perdagangan 5%-9%). Gambar 2. Koefisien Keragaman Harga Cabai i Tiap Provinsi (%) Manado Gorontalo Banda Aceh Jambi Bandar Lampung Banten Mamuju Samarinda Tanjung Selor Palu Bangka Belitung Palangkaraya Manokwari Kupang Jambi Banda Aceh Manado Gorontalo Palu Bandar Lampung Palangkaraya Manokwari Samarinda Banten Kupang Tanjung Selor Bangka Belitung Mamuju Rata Rata CV Nasional 10,99 Koefisien Keragaman Cabe merah IKU Kemendag 5-9 5,00 10, ,00 20,00 25,00 30,00 35,00 Rata Rata CV Nasional 10,23 Koefisien Keragaman Cabe rawit IKU Kemendag 5-9 0,00 10,00 15,00 5,00 20,00 25,00 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Perkembangan Pasar Dunia Harga cabai internasional mengacu pada harga bursa National Commodity & Derivatives Exchange Limited (NCDEX) di India. Hal ini dikarenakan India merupakan negara produsen cabai terbesar di dunia dengan tingkat produksi mencapai 50% dari produksi dunia. Harga rata-rata cabai merah dalam negeri bulan i - bulan i relatif lebih rendah berfluktuasinya dibandingkan dengan harga di pasar internasional, yang dicerminkan oleh koefisien keragaman masing-masing 28,32% dan 38,48%. Selama bulan i, harga cabai di pasar internasional berada pada tingkat US$ 0,78/kg. Harga tersebut naik sebesar 5,28 % dibandingkan dengan harga pada bulan i. Gambar 3. Perkembangan Harga Bulanan Cabai Dunia Tahun (US$/Kg) Sumber: NCDEX (i ), diolah Isu dan Kebijakan Terkait Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan pada tanggal 9 tember telah menetapkan 7 (tujuh) komoditas pangan dengan salah satunya adalah cabai dalam Permendag Nomor 63/M-DAG/PER/09/ tentang Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen. Peraturan tersebut merupakan tindak lanjut amanat Perpres No. 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting yang bertujuan menjamin ketersediaan, stabilitas, dan kepastian harga baik di tingkat petani maupun konsumen. Penetapan harga acuan tersebut diharapkan dapat mengendalikan harga di tingkat konsumen, tapi tetap menguntungkan bagi petani dan peternak. Harga acuan juga menjadi referensi bagi Perum BULOG dan/atau BUMN lainnya dalam melaksanakan penugasan Pemerintah terkait upaya stabilisasi harga. Adapun harga acuan pembelian cabai merah petani adalah Rp ,- (cabe merah/keriting) dan Rp ,- (cabe rawit merah) sedangkan harga acuan penjualan konsumen adalah Rp ,- (cabe merah besar/keriting) dan Rp ,- (cabe rawit merah) Disusun oleh: Riffa Utama

6 Daging Ayam i Informasi Utama Harga daging ayam broiler di pasar dalam negeri bulan i adalah sebesar Rp32.208/kg, mengalami penurunan sebesar 3,79 persen dibandingkan bulan i. Jika dibandingkan dengan bulan i, harga daging ayam broiler mengalami penurunan sebesar 8,49 persen. Harga daging ayam broiler di pasar dalam negeri selama periode i i relatif stabil, dimana mayoritas kota yang diamati memiliki koefisien keragaman (KK) harga kurang dari 9 persen, dengan rata-rata KK sebesar 6,01 persen. Harga paling stabil terdapat di kota, sedangkan harga yang paling berfluktuasi terdapat di kota Banda Aceh. Disparitas harga daging ayam broiler antar wilayah pada bulan i cukup tinggi namun mengalami sedikit penurunan dibanding periode sebelumnya, dengan KK harga antar kota di Bulan i sebesar 14,53 persen. Target KK harga antar kota yang ditetapkan pemerintah untuk tahun yaitu kurang dari 13,8 persen. Harga daging ayam broiler di pasar internasional pada bulan i naik sebesar 1,51 persen jika dibandingkan bulan il. Jika dibandingkan dengan harga pada i tahun lalu, harga daging ayam di pasar dunia naik sebesar 31,22 persen. Perkembangan Pasar Domestik Harga rata-rata nasional daging ayam di pasar domestik pada bulan i tercatat sebesar Rp /kg,- (Gambar 1). Harga domestik daging ayam broiler di bulan i mengalami penurunan sebesar 3,79 persen jika dibandingkan bulan i, sedangkan jika dibandingkan harga bulan i tahun, harga daging ayam turun sebesar 8,49 persen. Penurunan harga daging ayam di bulan i dikarenakan stabilnya pasokan dan permintaan pasca berhari raya lebaran 1438 H. Gambar 1. Perkembangan Harga Dalam Negeri Daging Ayam Rp/Kg 37,000 36,000 35,000 34,000 33,000 32,000 31,000 30,000 29,000 28,000 27,000 Sumber: BPS (i ), diolah Secara rata-rata nasional, harga daging ayam dalam setahun terakhir relatif stabil yang diindikasikan oleh koefisien keragaman harga bulanan untuk periode bulan i sampai dengan bulan i sebesar 6,01 persen. Hal ini berarti perubahan rata-rata harga daging ayam bulanan adalah sebesar 6,01 persen per bulan. Jika dilihat per kota di wilayah Indonesia, fluktuasi harga daging ayam pada bulan i menunjukkan nilai berbeda antar wilayah. adalah kota yang perkembangan harganya paling stabil dengan koefisien keragaman harga harian di bawah 5 persen yakni sebesar 0,35 persen. Di sisi lain, kota Banda Aceh adalah kota dengan harga paling bergejolak dengan koefisien keragaman harga lebih dari 9 persen yakni 11,46 persen (IKU koefisien keragaman Kementerian Perdagangan 5-9 persen). Gambar 2. Koefisien Variasi Harga Daging Ayam Tiap Provinsi, i Banda Aceh Bangka Belitung Kupang Palangkaraya Tanjung Selor Jambi Samarinda Bandar Lampung Manado Palu Banten Mamuju Manokwari Gorontalo IKU Kemendag 5-9 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 Sumber: Ditjen PDN Kemendag (i ), diolah Disparitas harga Daging ayam ras antar wilayah pada bulan i cukup tinggi namun mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan KK harga daging ayam antar kota pada bulan i adalah sebesar 14,53 persen mengalami penurunan sebesar 1,15 persen dibanding KK pada bulan sebelumnya. Besaran KK tersebut belum mencapai target disparitas harga yang ditetapkan pemerintah yaitu KK kurang dari 13,8 persen untuk tahun. Harga daging ayam ras tertinggi ditemukan di sebesar Rp40.000/kg, sedangkan harga terendahnya ditemukan di Banda Aceh sebesar Rp22.976/kg ,00 Daging Ayam

7 Daging Ayam i Tabel 1. Perkembangan Harga Rata-Rata Bulanan Daging Ayam di Beberapa (Rp/kg) Rata-rata Nasional Sumber: Ditjen Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Perkembangan Pasar Dunia Harga daging ayam di pasar dunia pada bulan i mengalami kenaikan dibanding bulan i yakni naik sebesar 1,51 persen. Jika dibandingkan dengan harga pada i tahun lalu, harga daging ayam di pasar dunia naik sebesar 31,22 persen. Harga internasional untuk daging ayam broiler bulan i tercatat sebesar US$ 148,38 per pound setara dengan Rp43.413,50/Kg dengan nilai Kurs USD terhap rupiah pada bulan i sebesar Rp13.275,1 (Gambar 3). Gambar 3. Perkembangan Harga Dunia Daging Ayam Rp/Kg Perubahan Thd ,76 1,74-7,30-8,95-7,57-5,93-9,11-1,86-6,49 USD cent/pound Thd ,83-3,31-2,09-4,29-1,35 0,05-2,02 5,57 1,55 Isu dan Kebijakan Terkait Para peternak ungags cemas karena berulangnya penurunan harga jual daging ayam dan telur ayam hingga di bawah biaya pokok produksi lima bulan terakhir. Situasi ini mengancam usaha peternakan karena harga jagung, komponen utama pakan ternak justru terus naik. Harga daging ayam di tingkat peternak di Jawa pada minggu pertama bulan i berkisar Rp Rp14.500/kg. Angka ini lebih rendah dari biaya pokok produksi dan harga acuan pembelian di tingkat peternak sebagaimana Permendag Nomor 27 Tahun Tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen yaitu sebesar Rp18000/kg Harga Domestik Harga Internasional Dec Sumber: BPS dan USDA ket News, Whole Birds Spot Price, Georgia Docks (i ) diolah Disusun oleh: Avif Haryana

8 Daging Sapi i Informasi Utama Harga daging sapi di pasar dalam negeri bulan i rata-rata sebesar Rp ,-/kg. Jika dibandingkan dengan bulan i, harga tersebut mengalami penurunan sebesar -0.44%. Jika dibandingkan dengan harga bulan i, harga tidak mengalami perubahan. Harga daging sapi secara nasional selama satu tahun mulai periode i i relatif stabil dengan koefisien keragaman (KK) harga bulanan sebesar 0,57% dan pada level harga yang tinggi yaitu rata-rata sebesar Rp ,-/kg. Disparitas harga daging sapi antar wilayah pada bulan i sebesar 11,00% lebih rendah yang ditunjukkan dengan KK bulan i yang sebesar 11,55%. Harga daging sapi dunia pada bulan i sebesar US $ 5,30/kg, mengalami penurunan dibandingkan harga pada bulan i, yaitu -4,80% (dari US$ 5,57/kg menjadi US$ 5,30/kg) Perkembangan Pasar Domestik Harga daging sapi di pasar dalam negeri bulan i rata-rata sebesar Rp ,-/kg. Jika dibandingkan dengan bulan i, harga tersebut mengalami penurunan sebesar -0.44%. Jika dibandingkan dengan harga bulan i, harga tidak mengalami perubahan. (Gambar 1). Penurunan harga daging sapi selama bulan i dikarenakan menurunnya permintaan setelah melewati periode bulan puasa dan lebaran tahun. Menurut Asosiasi Gapuspindo (), peningkatan permintaan terhadap daging sapi setelah bulan puasa dan lebaran kurang dari 20% (sekitar 10-15%). Rp/Kg 115, , , ,000 95,000 90,000 85,000 80,000 75,000 70,000 Gambar 1. Perkembangan Harga Daging Sapi Domestik, (i) 2015 Harga Daging Sapi Harga Daging Sapi (Rp/Kg) Sumber: Badan Pusat Statistik (i, ), diolah (%) i i i i Harga daging sapi secara nasional selama satu tahun mulai periode i i relatif stabil dengan koefisien keragaman (KK) harga bulanan sebesar 0,57% dan pada level harga yang tinggi yaitu rata-rata sebesar Rp ,-/kg. Angka ini masih berada dibawah kisaran yang ditargetkan yaitu 5-9%. Disparitas harga antar wilayah untuk daging sapi pada bulan uli lebih rendah dengan KK harga antar wilayah mencapai 11,00% jika dibandingkan dengan KK i yaitu 11,55%. Ruang kisaran harga antar wilayah selama bulan i berkisar antara Rp /kg Rp /kg sedikit mengalami perubahan (kisaran angka nominalnya lebih lebar) dibandingkan kisaran harga di bulan i (kisaran Rp /kg Rp /kg). Masih terjadinya disparitas harga antar wilayah selama bulan i dikarenakan pasokan dari dalam negeri yang belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan nasional sehingga dari daging sapi yang ada masih ada kendala distribusi, terutama dalam pendistribusian sapi dan daging sapi dari wilayah sentra produksi ke wilayah konsumsi seperti, dan Banten serta wilayah lainnya di luar ketiga wilayah tersebut. yang harga daging sapinya cukup tinggi sebesar Rp ,-/kg adalah Tanjung Selor. Sebaliknya, kota yang harga daging sapinya relatif rendah adalah Kupang dengan harga sebesar Rp ,-/kg. Dari hasil monitoring harga di 34 kota di Indonesia, sekitar 88,23% dari jumlah kota tersebut ditemukan harga daging sapi lebih dari Rp /kg; dan 11,76% harga sama lebih dari dengan Rp /kg (kisaran Rp Rp /kg). Dengan melihat sebaran data harga di 34 kota menunjukkan bahwa disparitas harga daging sapi selama i masih terjadi meski relatif kecil. Namun demikian, sebaran harga masih pada tingkat lebih dari Rp /kg. Sementara jika dilihat dari Ibu Provinsi, merupakan ibukota provinsi dengan harga daging tertinggi, yaitu Rp ,-/kg, sedangkan adalah ibukota provinsi dengan harga daging sapi terendah, yaitu Rp ,-/kg. Pada bulan i, hampir semua Ibu Propinsi mengalami peningkatan harga, kecuali, dan. Peningkatan harga daging sapi yang cukup tinggi terjadi di, semarang dan. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan permintaan masyarakat untuk kebutuhan acara selamatan (syukuran keberangkatan ibadah Haji serta musim hajatan) meski sudah melewati periode bulan puasa dan leabaran. Untuk acara-acara tersebut, budaya masyarakat Indonesia masih lebih memilih/membeli daging sapi segar sehingga mendorong harga daging sapi segar di pasar meningkat. Daging Sapi

9 Daging Sapi i Tabel 1. Perkembangan Harga Daging Sapi di Beberapa Ibu Provinsi (Rp/kg) Rata-rata Nasional ,44-1,70 3,97 3,30 2,26 11,83-1,30-0,22 0,88 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i, ), diolah Selama bulan i hampir 82,35% kota di Indonesia memiliki nilai koefisien keragaman harga harian kurang dari 1%, persentase ini lebih kecil dari bulan i yaitu sekitar 65%. Artinya harga daging sapi antar waktu selama bulan i relatif stabil namun tingkat harga nominal yang masih tinggi. yang memiliki fluktuasi harga cukup tinggi yaitu dan masing-masing sebesar 2,10% dan 2,40%. namun masih berada pada kisaran angka yang ditargetkan (Gambar 2). Gambar 2. Perbandingan Fluktuasi Harga Daging Sapi antar /Provinsi, i Bandar Lampung Samarinda Tanjung Selor Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i, ), diolah Perkembangan Pasar Dunia 17 thd (%) ,64-2,25 6,93 2,82-0,78 0,08-1,10 0,51-0,01 Harga daging sapi dunia pada bulan i sebesar US $ 5,30/kg, mengalami penurunan dibandingkan harga pada bulan i, yaitu -4,80% (dari US$ 5,57/kg menjadi US$ 5,30/kg). Penurunan harga ini dikarenakan adanya peningkatan permintaan daging selain daging sapi di pasar dunia sehingga pemintaan terhadap daging sapi menurun dan mendorong harga daging sapi di pasar dunia menjadi lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 CV Kemendag Stabilisasi Harga CV : 5-9 CV (%) 7,00 8,00 9,00 Gambar 3. Perkembangan Harga Daging Sapi Dunia, Tahun - (i) (US$/kg) =100 FAO Food Comodity Price Indices Vegetable Oils J J Cereals A S O N D J F M A M J i i Harga Daging Sapi Dunia Sumber : FAO serta Meat and Livestock Australia (MLA) (i, ), diolah Isu dan Kebijakan Terkait Sugar Harga Daging Sapi Dunia (US$/Kg-cwt) t HDSD (US$/kh cwt) Dairy Meat i i Pada periode penulisan ini, tidak ada gejolak harga daging sapi yang cukup signifikan. Harga daging sapi bulan i ada peningkatan harga, namun menurut pedagang dan pelaku usaha harga tersebut masih dianggap normal. Upaya stabilisasi harga daging sapi masih merupakan salah satu agenda stabilisasi harga pangan, dalam rangka mencapai kemandirian dan kedaulatan pangan. Kebijakan ini masih terus berjalan, salah satunya koordinasi dengan pemerintah daerah untuk terus melakukan monitoring stok dan distribusi daging sapi. Monitoing harga di setiap ibu kota provinsi (34 Ibu kota Provinsi) masih terus dilakukan untuk memantau pergerakan harga dalam setiap titik waktu. Hal ini dilakukan untuk menjaga supaya tidak terjadi lonjakan harga kembali setelah periode bulan puasa dan lebaran. Disusun oleh: Yati Nuryati

10 i Gula Informasi Utama Harga rata-rata gula di pasar domestik pada bulan i turun sebesar 0,56% dibandingkan dengan i. Harga bulan i lebih rendah 9,62% jika dibandingkan dengan i. Harga gula secara nasional relatif stabil dengan koefisien keragaman harga rata-rata bulanan nasional i - i sebesar 3,55%. Disparitas harga gula antar wilayah pada bulan i relatif tinggi dengan koefisien keragaman harga antar wilayah sebesar 8,06%. Harga white sugar dunia pada bulan i lebih rendah 2,19% dibandingkan dengan i namun harga raw sugar dunia pada bulan i lebih tinggi 4,36% dibandingkan dengan i. Sementara jika dibandingkan dengan bulan i tahun, harga white sugar dunia juga lebih rendah 25,69% dan harga raw sugar lebih rendah 28,51%. Perkembangan Pasar Domestik Gambar 1. Perkembangan Harga Gula Eceran Domestik Rp/Kg 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2, Sumber: BPS (), diolah BPS Harga rata-rata tertimbang gula di 33 kota pada bulan i cenderung stabil dengan sedikit penurunan sebesar 0,56% jika dibandingkan dengan bulan i. Sedangkan jika dibandingkan dengan bulan i, tingkat harga lebih rendah sebesar 9,62%. Rata-rata harga gula pada bulan i mencapai Rp ,-/kg, sedangkan pada bulan i sebesar Rp ,-/kg. Harga gula di dalam negeri diperkirakan masih akan berada pada level Rp /kg pada bulan Agustus atau relatif lebih rendah dikarenakan kebijakan relaksasi impor oleh Pemerintah, ditambah dengan mulai efektifnya kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp yang disepakati antara produsen dengan distributor melalui Nota Kesepakatan. Selain itu, penurunan harga diharapkan dapat berlanjut karena sudah akan dimulainya musim giling tebu dengan asumsi tidak terjadi anomali cuaca yang berdampak pada mundurnya musim giling. Proyeksi Tabel 1. Harga Rata-rata Bulanan Gula di Beberapa di Indonesia (Rp/kg) Makasar Rata-rata Nasional thd (%) ,685 16,480 15,353 15,133 15,743 15,278 17,000 15,511 16,734 14,443 14,160 12,607 12,789 12,493 12,500 12,528 12,833 15,210 14,386 13,924 12,471 12,500 12,252 12,500 12,583 12,778 15, Sumber : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dan BPS (), diolah Secara rata-rata nasional, harga gula relatif stabil yang diindikasikan oleh koefisien keragaman harga bulanan rata-rata nasional untuk periode bulan i - bulan i sebesar 3,55%, sedikit lebih rendah dari periode sebelumnya yang sebesar 3,66%. Hal ini berarti perubahan rata-rata harga bulanan sebesar 3,55% dan tidak melebihi toleransi Kementerian Perdagangan. Nilai koefisien keragaman harga antar wilayah pada bulan i kembali naik menjadi 8,06%, lebih tinggi dari i yang sebesar 7,93% namun masih di bawah batas toleransi Kemendag yaitu maksimum 9%. Wilayah seperti Manokwari, Kupang, dan Gorontalo merupakan daerah dengan harga gula relatif tinggi masing-masing sebesar Rp /Kg, /Kg, dan /Kg. Sedangkan wilayah seperti, Bandar Lampung, dan merupakan daerah dengan harga gula terendah yang mencapai masing-masing Rp /Kg, Rp /Kg, dan Rp /Kg. Sementara jika dilihat di beberapa kota besar, nilai koefisien keragaman masing-masing kota relatif masih ada beberapa yang lebih tinggi dibandingkan dengan koefisien keragaman di tingkat nasional yang mencapai 3,55%. Hanya beberapa wilayah dengan koefisien keragaman yang relatif kecil seperti, Gorontalo, dan Manokwari masing-masing sebesar 3,14%, 2,84%, dan 2,83%. Isu disparitas pada bulan i kembali naik disebabkan adanya permasalahan distribusi gula antara daerah produsen dan konsumen. Selain itu, berakhirnya program pasar murah atau stabilisasi harga di beberapa daerah setelah bulan puasa juga berpotensi memiliki kontribusi terhadap disparitas Gula

11 i Gula Gambar 2. Koefisien Variasi Harga Gula Tiap Provinsi Rata rata CV Nasional 3,55 Manokwari Mamuju Bangka Belitung Banten Palu Manado Samarinda Palangkaraya Gorontalo Kupang Bandar Lampung Jambi Banda Aceh Sumber : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dan BPS (i ), diolah IKU Kemendag Perkembangan Pasar Dunia Harga gula domestik relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan perkembangan harga gula dunia yang diwakili oleh data harga white sugar dan raw sugar. Hal ini tercermin dari nilai koefisien keragaman antar waktu harga bulanan untuk periode bulan i sampai dengan bulan i yang mencapai 11,72% untuk white sugar dan 15,53% untuk raw sugar. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan koefisien keragaman gula domestik yang sebesar 3,55%. Rasio antara koefisien keragaman harga eceran gula domestik dibandingkan dengan harga white sugar adalah 0,30 sedangkan koefisien keragaman harga eceran gula domestik dibandingkan dengan harga raw sugar adalah 0,23. Secara umum, nilai tersebut masih wajar karena masih berada di bawah nilai yang ditargetkan yaitu dibawah 1. Pada bulan i, harga gula dunia kembali turun 2,19% untuk white sugar namun sedikit naik 4,36% untuk raw sugar. Sedangkan jika dibandingkan dengan bulan i, harga white sugar dan raw sugar masing-masing sudah lebih rendah sebesar 25,69% dan 28,51%. Secara umum, penurunan harga gula di pasar internasional lebih disebabkan karena faktor persepsi adanya ketidakpastian pasar global yang juga berdampak pada penurunan harga komoditas lainnya seperti minyak dan palm oil. Selain itu, kemungkinan berlanjutnya deregulasi pasar gula di Uni Eropa juga diperkirakan berdampak pada penurunan harga gula di Eropa yang juga berpengaruh terhadap harga gula dunia. Lebih lanjut, diperkirakan terdapat surplus stock sebesar 3,5 MT pada tahun /2018 yang relatif lebih tinggi dibanding periode / yang hanya sebesar 2,6 MT. Dari sisi produksi, diperkirakan terjadi kenaikan sebesar 9,7 juta ton menjadi 132,9 juta ton yang didorong oleh peningkatan produksi di Brazil dan India (ket Komoditas, ). Gambar 3. Perbandingan Harga Bulanan White Sugar dan Raw Sugar US$/ton Sumber: Barchart /LIFFE (2014-), diolah Agt Isu dan Kebijakan Terkait Pemerintah diminta me-review kembali kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) Gula Kristal Putih karena berdampak pada penurunan harga lelang di tingkat petani karena beberapa lelang di pabrik gula dinyatakan batal setelah tidak terjadi kesepakatan harga antara pembeli (distributor) dan penjual (petani). Selain itu, isu pengenaan PPN Gula Petani juga menjadi pendorong rendahnya minat beli distributor/pedagang. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kementerian Perdagangan telah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan telah ditindaklanjuti melalui Surat Dirjen Pajak Nomor S-255/PJ/ Tentang Penegasan Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Penyerahan Gula Oleh Petani. Himbauan bagi pedagang yang tidak membebankan PPN kepada petani menjadi salah satu penekanan dalam surat dimaksud. US$/ton Disusun Oleh: Bagus Wicaksena Agt

12 Jagung i Informasi Utama Pada bulan i, rata-rata harga eceran jagung di pasar domestik sebesar Rp 7.127/Kg atau mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,36% dibandingkan dengan harga pada i. Sementara, jika dibandingkan dengan harga pada i, harga eceran jagung saat ini mengalami penurunan sebesar 1,10%. Nilai koefisien keragaman harga eceran jagung di pasar domestik pada periode bulan i hingga i adalah sebesar 0,66%, dan cenderung menurun dengan laju penurunan sebesar 0,08% per bulan. Sementara itu, pada periode yang sama, harga jagung di pasar dunia lebih berfluktuasi dengan koefisien keragaman sebesar 4,89% dengan tren yang cenderung meningkat sebesar 1,05% per bulan. Disparitas harga jagung antar wilayah yang ditunjukkan dengan koefisien keragaman harga antar daerah mengalami sedikit kenaikan dari 24,61% pada i menjadi 25,04% pada i. Harga jagung dunia pada i mengalami penurunan sebesar 0,52% jika dibandingkan dengan harga pada bulan i. Namun jika dibandingkan dengan harga pada bulan i, maka harga jagung dunia mengalami kenaikan yang cukup besar yakni 6,22%. Perkembangan Pasar Domestik Harga jagung di dalam negeri pada i mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,36% dari harga Rp 7.102/Kg pada i menjadi Rp 7.127/Kg. Namun jika dibandingkan dengan harga pada bulan yang sama tahun lalu yakni i sebesar Rp 7.207/kg, maka harga pada bulan ini mengalami penurunan sebesar 1,10%. Gambar 1. Perkembangan Harga Jagung Dalam Negeri - US$/ton Harga eceran domestik (Rp/kg) Harga jagung pipilan di pasar domestik selama bulan i mengalami sedikit kenaikan. Kenaikan harga ini diduga disebabkan oleh mulai langkanya ketersediaan jagung di dalam negeri. Saat ini, impor jagung dibatasi, sehingga para peternak dan konsumen dalam negeri lainnya lebih mengandalkan pada ketersediaan atau produksi jagung di dalam negeri. Selain itu, bulan i ini bukan merupakan bulan panen jagung, sehingga para peternak semakin khawatir akan langkanya jagung di dalam negeri yang pada akhirnya dapat berimbas pada kenaikan harga jagung di pasar hingga bulan Agustus mendatang, baik harga jagung sebagai pakan ternak maupun untuk dikonsumsi langsung ( ). Tabel 1. Perubahan Harga Rata-Rata Bulanan Jagung di Beberapa pada i Terhadap i dan i (Rp/kg) Rata-rata Nasional thd (%) ,90 3,70 10,87 4,14 33,06 14,04 0,00 1,72-1,10-11,90 Sumber : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah -17 0,00-7,47 4,14 0,69 6,21 0,00 0,13 0,36 Peta tingkat harga di seluruh wilayah di Indonesia tidak banyak mengalami perubahan. Berdasarkan pemantauan harga di seluruh ibu kota Propinsi sepanjang bulan i, beberapa daerah dengan tingkat harga yang cukup tinggi antara lain adalah Manokwari, Tanjung Selor, Tanjung Pinang dan, dengan rata-rata harga tertinggi sebesar Rp ,-/Kg di. Sementara itu, beberapa daerah dengan tingkat harga yang cukup rendah berada di wilayah, Palu, dan Mamuju, dengan harga terendah sebesar Rp 4.790,-/Kg di. Tingkat disparitas harga jagung antar daerah masih cukup tinggi. Pada i koefisien keragaman harga jagung antar daerah sedikit meningkat dari 24,61% pada i menjadi 25,04% pada i. Dengan menggunakan ilustrasi yang lain, perbandingan antara harga terendah dengan harga tertinggi juga menunjukan disparitas harga yang masih tinggi dimana perbedaan dari harga terendah dan tertinggi mencapai 129,62%. Jagung Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah.

13 Jagung i Gambar 2. Perkembangan Harga Jagung Berdasarkan Provinsi Palu Mamuju Bandar Lampung Banda Aceh Kupang Gorontalo Manado Palangkaraya Samarinda Bangka Belitung Jambi Banten Manokwari Tanjung Selor Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah. Perkembangan Harga Dunia Rp/Kg 0, Perkembangan harga jagung pipilan di 34 kota di Indonesia pada bulan i cukup bervariasi. Berdasarkan pemantauan harga oleh Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, harga jagung pipilan di sebagian besar kota stabil, namun terdapat beberapa kota yang mengalami fluktuasi pada harga jagung pipilan. Hal tersebut ditunjukkan dengan angka koefisien variasi yang mencapai lebih dari 5%, seperti di,, dan, dengan fluktuasi terbesar berada di sebesar 8,76%. Harga jagung dunia pada i mengalami penurunan sebesar 0,52% dari harga USD 137/ton pada bulan i menjadi USD 136/ton pada i. Pergerakan harga jagung dunia dalam satu tahun terakhir lebih berfluktuasi dibandingkan dengan pergerakan harga jagung domestik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien keragaman harga jagung dunia pada periode i i sebesar 4,89%, sementara pada periode yang sama, koefisien keragaman harga jagung domestik sebesar 0,66%. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini, dinamika harga jagung dunia saat ini juga lebih berfluktuasi dibandingkan dengan dinamika harga jagung dunia pada periode yang sama tahun lalu. Pada periode Agustus 2015 i, Koefisien Keragaman harga jagung dunia sebesar 3,96%, sementara pada periode Agustus i koefisien keragaman harga jagung dunia meningkat lebih besar menjadi 5,08%. Penurunan harga jagung dunia didukung oleh laporan USDA pada awal bulan i yang memprediksi akan terjadinya peningkatan stok jagung dunia.usda memprediksi akan adanya peningkatan stok jagung di Amerika yang disebabkan meningkatnya produksi jagung untuk tahun /2018 menjadi sebesar 190 juta bushel. Di sisi lain, penggunaan jagung sebagai pakan dan residu diprediksi akan meningkat sebesar 50 juta bushel. Dengan demikian, stok akhir jagung di Amerika diprediksi meningkat sebesar 215 juta bushel dibandingkan dengan prediksi pada bulan lalu. Selain itu, stok akhir jagung dunia juga diprediksi mengalami peningkatan dibandingkan dengan prediksi pada bulan sebelumnya. Hal tersebut didukung dengan adanya peningkatan produksi jagung di beberapa negara produsen seperti di Vietnam, Meksiko dan Argentina (USDA, i ). Gambar 3. Perkembangan Harga Jagung Dunia - US$/ton Harga Internasional (US$/ton) Sumber: CBOT (i ), diolah Isu dan Kebijakan Terkait Pada awal, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, telah menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 27/M-DAG/PER/5/ Tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen. Peraturan tersebut ditetapkan dalam rangka menjamin ketersediaan, stabilitas dan kepastian harga dari beberapa komoditas diantaranya beras, jagung, kedelai, gula, minyak goreng, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras dan telur ayam ras, sehingga perlu untuk melakukan perubahan terhadap harga acuan pembelian di petani serta harga acuan penjualan di konsumen. Berdasarkan Permendag tersebut, untuk komoditas jagung, harga acuan pembelian di petani ditetapkan sesuai kadar airnya, yakni: i) Kadar air 15%: Rp 3.150/kg; ii) Kadar air 20%: Rp 3.050/kg; iii) Kadar air 25%: Rp 2.850/kg; iv) Kadar air 30%: Rp 2.750/kg; dan v) Kadar air 35%: Rp 2.500/kg. Sementara itu, harga acuan penjualan di konsumen ditetapkan sebesar Rp 4.000/kg. Untuk komoditas jagung, yang dimaksud dengan harga acuan penjualan di konsumen adalah harga penjualan di industri pengguna (sebagai pakan ternak). Peraturan ini berlaku kepada setiap pelaku usaha serta BUMN yang akan melakukan pembelian atau penjualan komoditas tersebut, dan berlaku untuk jangka waktu 4 (empat) bulan terhitung sejak Permendag tersebut diundangkan. Disusun oleh: Ratna A Carolina

14 Kedelai i Informasi Utama Harga rata-rata kedelai lokal pada bulan i sebesar Rp /kg tidak mengalami perubahan jika dibandingkan harga pada bulan i dan harga pada bulan i. Harga kedelai impor pada bulan i sebesar Rp /kg, mengalami peningkatan 0,3% jika dibandingkan harga pada bulan i. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan i sebesar Rp /kg, terjadi penurunan harga sebesar 1,8%. Harga kedelai lokal secara nasional cukup stabil dengan koefisien keragaman harga bulanan selama periode i i sebesar 3,49%. Pada periode yang sama, koefisien keragaman untuk kedelai impor sedikit lebih rendah yakni 0,59%. Pada bulan i, disparitas harga kedelai lokal di 33 kota di Indonesia masih cukup besar, dengan koefisien keragaman harga antar wilayah sebesar 22,3%. Di sisi lain, disparitas harga kedelai impor relatif lebih kecil, dengan koefisien keragaman sebesar 19,2%. Harga kedelai dunia pada bulan i mengalami peningkatan sebesar 7,3% dibandingkan dengan harga pada bulan i. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan i, harga kedelai dunia mengalami penurunan sebesar 8,3%. Rp/Kg 11,600 11,400 11,200 11,000 10,800 10,600 10,400 10,200 Gambar 1. Perkembangan Harga Kedelai Lokal dan Impor, i i (Rp/kg) Oct Kedele Impor (Rp/Kg) Sumber : BPS dan Ditjen PDN Kemendag (i, ), diolah Perkembangan Pasar Domestik Harga rata-rata kedelai lokal pada bulan i sebesar Rp /kg tidak mengalami perubahan jika dibandingkan harga pada bulan i dan harga pada bulan i. Dalam satu tahun terakhir, harga rata-rata kedelai lokal relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga kedelai impor (Gambar 1). Harga kedelai impor pada bulan i sebesar Rp /kg, mengalami peningkatan 0,3% jika dibandingkan harga pada bulan i. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan i sebesar Rp /kg, terjadi penurunan harga sebesar 1,8%. Wilayah yang harga kedelai lokalnya relatif tinggi berada di wilayah Indonesia Timur, seperti Gorontalo, Manokwari dan dengan harga eceran tertinggi sebesar Rp /kg di Gorontalo. Kedele Lokal (Rp/Kg) Sementara itu, harga eceran yang relatif rendah terjadi di beberapa kota, seperti, Mamuju dan dengan harga eceran terendah sebesar Rp 6.000/kg di. Harga eceran kedelai impor juga bervariasi antar wilayah. Wilayah yang harganya relatif tinggi pada bulan i adalah dan dengan harga tertinggi sebesar Rp /kg di. Sementara itu, beberapa kota dengan tingkat harga yang relatif rendah adalah dan dengan harga terendah di sebesar Rp 6.713/kg (Tabel 1). Tabel 1. Perkembangan Harga Rata-rata Bulanan Kedelai (Rp/kg) Bangka Belitung* * * Rata-rata Nasional Sumber Ket Lokal Impor Lokal Impor Lokal Impor Lokal Impor Lokal Lokal Lokal Impor Lokal Lokal Impor 15,000 12,400 8,646 6,674 9,323 9,177 10,333 11, ,615 12, ,419 10,835 10,000 11,200 8,640 6,652 9,333 8,922 10,000 11, ,000 12, ,443 10,612 Thd -16 Thd ,000 11,200 8,640 6,713 9,333 9,056 10,000 11, ,357 12, ,583 10,644 : Ditjen PDN, Kemendag (i, ), diolah. thd (%) ts Keterangan : *) tidak tersedia data harga kedelai impor Koefisien keragaman harga antar wilayah untuk kedelai lokal pada bulan i sebesar 22,3%, yang berarti disparitas harga kedelai lokal antar wilayah masih relatif besar, dan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan disparitas pada bulan-bulan sebelumnya (Gambar 2). Disparitas harga yang cukup besar umumnya disebabkan oleh masalah distribusi. Harga kedelai di wilayah Indonesia Timur relatif lebih tinggi karena lokasinya yang cukup jauh dari sentra produksi kedelai yang mayoritas berada di wilayah Indonesia Barat, khususnya Pulau Jawa. Sedangkan untuk perkembangan harga rata-rata nasional untuk kedelai lokal cukup stabil, dengan koefisien keragaman harga bulanan untuk periode i - i sebesar 3,49%. Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan (il 2013), diolah Kedelai

15 Kedelai i Mamuju Kupang Gorontalo Palu Samarinda Manokwari Palangkaraya Bangka Belitung Banten Manado Bandar Lampung Jambi Banda Aceh Gambar 2. Koefisien Variasi Harga Kedelai di tiap Provinsi, Bulan i 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 Sumber : Ditjen PDN Kemendag (i, ), diolah. Perkembangan Pasar Dunia Ekspor minyak kedelai kedelai pada bulan i diproyeksikan sebesar 172,9 juta ton naik 0,6 juta ton, sebagian besar dipenuhi dari negara Brasil, Amerika Serikat, Paraguay, Argentina dan Ukraina. Kenaikan ekspor tersebut terutama untuk memenuhi peningkatan permintaan minyak kedelai dari China. Kenaikan permintaan kedelai dunia menyebabkan terjadinya kenaikan harga kedelai dunia pada bulan i ini. (USDA, i ). Harga kedelai dunia pada bulan i mengalami peningkatan sebesar 7,3% dibandingkan dengan harga pada bulan i. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan i, harga kedelai dunia mengalami penurunan sebesar 8,3%. (BPS, Kemendag, i ) Gambar 3. Perkembangan Harga Bulanan Kedelai Dunia Bulan i i Isu dan Kebijakan Terkait Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan No. 42/Hk.310/c/5/ tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi tahun, sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan produksi aneka kacang dan umbi di daerah dn tercapai sasaran produksi tahun untuk kedelai sebesar 1,2 juta ton. Disusun Oleh: Yudha Hadian Nur US$/Ton Kedele Dunia (US$/ton) Agt Sumber: Chicago Board Of Trade/CBOT (i, ), diolah.

16 Minyak Goreng i Informasi Utama Harga BPS minyak goreng curah dalam negeri pada bulan i mengalami penurunan sebesar 0,48% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan meningkat sebesar 5,85% jika dibandingkan harga i. Harga minyak goreng kemasan mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,83% dibandingkan bulan sebelumnya dan meningkat 4,70% jika dibandingkan i tahun. Harga minyak goreng relatif stabil selama bulan i i dengan koefisien keragaman (KK) harga rata-rata nasional sebesar 2,66% untuk minyak goreng curah dan 1,52% untuk minyak goreng kemasan. Disparitas harga minyak goreng curah antar wilayah pada bulan i relatif stabil dengan KK harga antar wilayah sebesar 9,75% dan disparitas harga minyak goreng kemasan pada i dengan KK sebesar 8,08%. Harga CPO (Crude Palm Oil) dunia mengalami penurunan sebesar 8,09% pada bulan i sedangkan harga RBD (Refined, Bleached and Deodorized) turun sebesar 4,69% dibandingkan dengan bulan sebelumnya karena penurunan harga minyak nabati lainnya. Perkembangan Pasar Domestik Harga rata-rata minyak goreng curah pada bulan i mengalami penurunan sebesar 0,48% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pada bulan i, harga rata-rata minyak goreng curah adalah Rp ,-/lt. Jika dibandingan dengan bulan i maka terjadi peningkatan harga sebesar 5,85%, dimana rata-rata harga bulan i adalah Rp ,-/lt. Rp/lt Gambar 1. Perkembangan Harga Minyak Goreng Kemasan dan Curah Eceran (Rp/lt) Harga rata-rata minyak goreng kemasan pada bulan i mengalami peningkatan sebesar 0,83% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Harga rata-rata minyak goreng kemasan pada bulan i adalah Rp ,-/lt. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan i yang saat itu mencapai Rp ,-/lt, maka terjadi peningkatan harga sebesar 4,70%. Harga rata-rata nasional minyak goreng curah relatif stabil pada periode bulan i i dengan koefisien keragaman harga rata-rata nasional minyak goreng curah sebesar 2,66%. Begitu pula koefisien keragaman harga rata-rata nasional untuk minyak goreng kemasan pada periode yang sama stabil dengan koefisien keragaman sebesar 1,52%. Fluktuasi harga rata-rata minyak goreng nasional masih berada di batas aman di bawah 5%-9%. Gambar 2. Fluktuasi Harga Minyak Goreng Beberapa di Indonesia Bandar Lampung Banten Palangkaraya Samarinda Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Disparitas harga minyak goreng curah antar wilayah di Indonesia pada bulan i mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Koefisien keragaman harga antar wilayah minyak goreng curah pada bulan i sebesar 9,75%. Sedangkan disparitas harga antar wilayah untuk minyak goreng kemasan mengalami peningkatan pada bulan i dimana koefisien keragaman menjadi sebesar8,08%. Tabel 1. Harga Minyak Goreng Curah di 8 Besar di Indonesia (Rp/lt) Migor Kemasan IKU Kemendag 5-9 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 Manado Gorntalo Banten Migor Curah -1,00 1,00 3,00 5,00 7,00 Perubahan i (%) -16 IKU Kemendag ,00 Minyak Goreng 11.O00 11,176 11,503 11, ,775 12,367 12, Migor Kemasan Disperindag Curah BPS May Aug Oct Migor Curah Disperindag Kemasan BPS Dec May 9,989 11,025 10,394 11,491 10,260 11, ,309 10,637 10, Sumber: BPS dan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (), diolah 12,333 9,531 10,890 9,915 10,805 9, Makasar 10,010 11,022 11, Rata-rata Nasional 11,304 11,479 11, Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (), diolah

17 Minyak Goreng i Wilayah dengan harga minyak goreng curah yang relatif tinggi pada i adalah dan dengan tingkat harga masing-masing sekitar Rp ,-/lt dan Rp ,-/lt. Wilayah dengan tingkat harga minyak goreng curah yang relatif rendah adalah dan dengan tingkat harga sekitar Rp 9.530,-/lt dan Rp 9.996,-/lt. Wilayah dengan harga minyak goreng kemasan yang relatif tinggi pada i adalah Manokwari dan dengan tingkat harga sekitar Rp ,-/lt dan Rp ,-/lt. Wilayah dengan tingkat harga minyak goreng kemasan yang relatif rendah adalah Banten dan dengan tingkat harga sekitar Rp ,-/lt dan Rp ,-/lt. Kementerian Perdagangan berencana akan menerapkan kewajiban industri minyak goreng untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri dalam bentuk domestic market obligation (DMO). Langkah ini dilakukan untuk menjaga pasokan dan harga minyak goreng dalam negeri mengingat bahwa pada tahun 2020 penjualan minyak goreng curah akan dilarang sejalan dengan dengan peta jalan industri minyak goreng nasional. Perkembangan Pasar Dunia Harga CPO dunia pada bulan i kembali mengalami penurunan sebesar 8,09% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan harga bulan i, harga mengalami penurunan sebesar 4,69%. Sedangkan harga RBD dunia mengalami penurunan sebesar 4,69% pada bulan i jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan i, maka harga mengalami peningkatan sebesar 6,56%. Harga CPO dan RBD dunia pada bulan i masing-masing mencapai US$ 666/MT dan US$ 661/MT. US$/ton 1,000 Gambar 3. Perkembangan Harga CPO dan RBD Dunia (US$/ton) CPO (RHS) RBD Olein Setelah terjadi penurunan harga minyak sawit dunia sejak il sampai i, harga mengalami peningkatan yang signifikan pada bulan Agustus dan kembali meningkat hingga uari namun turun sejak bulan ruari sampai il. Setelah sempat meningkat di bulan, harga minnyak sawit cenderung turun hingga bulan i. Penurunan harga minyak sawit dunia dipengaruhi oleh turunnya harga minyak nabati dunia diantaranya kedelai yang merupakan produk substitusi utama. Selain itu juga didorong oleh pelemahan nilai tukar Ringgit Malaysia. (Kontan, ) Isu dan Kebijakan Terkait Tarif Bea Keluar (BK) CPO didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 136/PMK.010/2015 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar Dan Tarif Bea Keluar. Pada bulan i, tarif BK CPO sebesar US$ 0 per MT berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 41/M-DAG/PER/6/ tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar dengan harga referensi CPO sebesar US$ 726,21/MT karena berada di bawah ambang batas pengenaan Bea Keluar di level US$ 750 /MT. Disusun oleh: Dwi W. Prabowo Agt Agt Agt Sumber: Reuters (), diolah

18 Telur Ayam i Informasi Utama Harga telur ayam ras di pasar dalam negeri bulan i adalah sebesar Rp21.477/kg, mengalami peningkatan sebesar 3,85 persen dibandingkan bulan i. Jika dibandingkan dengan bulan i, harga telur ayam ras mengalami penurunan sebesar 0,82 persen. Harga telur ayam kampung di pasar dalam negeri pada bulan i adalah sebesar Rp43.605/kg, mengalami penurunan sebesar 1,19 persen dibandingkan dengan bulan i. Jika dibandingkan dengan bulan i, harga telur ayam kampung mengalami peningkatan sebesar 3,74 persen. Harga telur ayam ras di pasar dalam negeri selama periode i i relatif stabil, dimana seluruh kota yang diamati memiliki koefisien keragaman (KK) harga kurang dari 9 persen. Harga paling stabil terdapat di kota Gorontalo, sedangkan harga yang paling berfluktuasi terdapat di kota Kupang namun masih berada dalam batas IKU Kemendag (5-9 persen). Harga telur ayam kampung pada periode i i relatif fluktuasi, dimana sebagian besar dari wilayah yang diamati memiliki KK kurang dari 9 persen. Harga paling stabil terdapat di kota Banten dan Mamuju sedangkan harga yang paling berfluktuasi terdapat di kota Banda Aceh. Disparitas harga telur ayam antar wilayah pada bulan i dengan KK harga antar kota pada bulan i sebesar 12,10 persen untuk telur ayam ras, dan 23,91 persen untuk ayam kampung. Perkembangan Pasar Domestik Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, ), harga rata-rata nasional telur ayam ras pada bulan i adalah sebesar Rp21.477/kg. Harga telur ayam ras tersebut mengalami peningkatan sebesar 3,85 persen dibandingkan harga rata-rata telur ayam ras pada bulan i, sebesar Rp20.680/kg. Jika dibandingkan dengan harga pada periode yang sama tahun lalu (i ) sebesar Rp21.654/kg, maka harga telur ayam ras pada i mengalami penurunan sebesar 0,82 persen (Gambar 1). Adapun telur ayam kampung, berdasarkan data Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) tahun, harga rata-rata nasional telur ayam kampung pada i adalah sebesar Rp43.605/kg. Harga telur ayam kampung tersebut mengalami penurunan sebesar 1,19 persen dibandingkan dengan harga pada bulan i yaitu sebesar Rp44.130/kg. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan i sebesar Rp42.033/Kg, harga telur ayam kampung pada bulan i mengalami peningkatan sebesar 3,74 persen (Gambar 2). Rp/Kg Gambar 1 Perkembangan Harga Telur Ayam Ras Sumber: Badan Pusat Statistik (), diolah Gambar 2. Perkembangan Harga Telur Ayam Kampung Rp/Kg Sumber: Dirjen PDN (), diolah May 2015 May Disparitas harga telur ayam ras antar wilayah berdasarkan data Dirjen PDN () pada bulan i mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya (i ). Hal ini ditunjukkan dengan KK harga antar kota pada bulan i adalah sebesar 12,10 persen untuk harga telur ayam ras. KK tersebut mencapai target disparitas harga yang ditetapkan Pemerintah yaitu KK kurang dari 13,8 persen untuk tahun. Sedangkan untuk telur ayam kampung KK harga antar kota pada bulan i adalah sebesar 23,91 persen. Disparitas harga telur ayam ras mengalami penurunan sebesar 1,71 persen dibandingkan bulan sebelumnya, disparitas harga telur ayam kampung mengalami peningkatan sebesar 1,81 persen. Harga telur ayam ras tertinggi ditemukan di sebesar Rp29.663/kg, sedangkan harga terendahnya ditemukan di sebesar Rp19.256/kg. Adapun Harga telur ayam kampung tertinggi ditemukan di sebesar Rp63.662/kg, sedangkan harga terendahnya ditemukan di sebesar Rp26.789/kg. Perkembangan harga telur ayam ras di pasar dalam negeri periode i sampai dengan i menunjukkan adanya fluktuasi yang berbeda-beda pada tiap wilayah. Harga telur ayam ras yang paling stabil terdapat di kota Gorontalo dengan KK harga bulanan sebesar 0,30 persen, sedangkan harga telur ayam ras yang paling berfluktuasi terdapat di kota Kupang dengan KK harga bulanan sebesar 8,60 persen. Namun, masih berada dalam batas IKU Kemendag (5-9 persen). Secara keseluruhan wilayah Indonesia (100 persen) memiliki CV harga telur ayam ras kurang dari 9 persen (Gambar 3). Aug Aug Oct Oct 2015 Dec Dec Telur Ayam

19 Telur Ayam i Gambar 3 Koefisien Keragaman Harga Telur Ayam Ras di tiap Provinsi Kupang Manokwari Tanjung Selor Bangka Belitung palu Bandar Lampung Banten Mamuju Banda Aceh Manado Samarinda Palangkaraya Jambi Gorontalo 0, Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Gambar 4 Koefisien Keragaman Harga Telur Ayam Kampung di tiap Provinsi Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah 2,53 3,05 Adapun Harga telur ayam kampung yang paling stabil terdapat di kota Banten dan dengan KK harga bulanan sebesar 0,00 persen. Harga telur ayam kampung yang paling berfluktuasi terdapat di kota Banda Aceh dengan KK harga bulanan sebesar 16,37 persen. Secara umum sebagian besar wilayah Indonesia (91,18 persen) memiliki KK harga telur ayam kampung kurang dari 9 persen, sedangkan sisanya (8,82 persen) memiliki KK lebih dari 9 persen. 3,70 3,57 3,46 3,42 3,28 5,23 5,05 5,02 4,95 4,80 4,67 4,48 4,34 4,15 3,96 3,95 Banda Aceh Tanjung Selor Manado Kupang Samarinda Jambi 7.32 Palangkaraya Bangka Belitung Palu Bandar Lampung Manokwari 0.08 Gorontalo Mamuju Banten ,97 5,90 5,79 4,00 9,00 14,00 6,53 6,50 6,40 7,14 7,07 6,95 6,90 6,84 7,44 7, ,03 19,00 8,60 dengan fluktuasi harga telur ayam kampung yang perlu mendapatkan perhatian adalah Manado, Tanjung Selor, Banda Aceh karena nilai KK pada kota-kota tersebut melebihi batas atas nilai KK yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan sebesar 9 persen (Gambar 4). Tabel 1. Perubahan Harga Telur Ayam di Beberapa di Indonesia Makasar Rata-rata Nasional 22,400 22,051 21,113 20,250 20,031 19,881 20,896 19,979 23,800 20,800 21,788 20,607 19,340 18,900 20,000 21,490 21,289 22,999 Telur Ayam Ras 20,800 22,617 21,914 21,643 21,794 20,438 21,349 21,222 22,925 Perubahan (%) Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah. Tabel 1. menunjukkan perubahan harga telur ayam ras di 8 kota besar di Indonesia berdasarkan data Ditjen PDN (). Harga telur ayam ras di 8 kota besar pada bulan i dibandingkan bulan lalu (i ) hampir semua mengalami peningkatan, kecuali di kota dan yang mengalami penurunan harga masing-masing 0,66 persen dan 0,31 persen, dan tidak mengalami perubahan (0,00 persen). Jika dibandingkan dengan harga bulan i, harga telur ayam ras semua mengalami peningkatan kecuali kota yang mengalami penurunan harga 7,14 persen. Isu dan Kebijakan Terkait Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 47/M-DAG/PER/7/ tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 27/M-DAG/PER/5/ tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen, harga telur ayam ras masing-masing adalah Rp18.000/kg (Harga pembelian di peternak) dan Rp22.000/kg. Namun, Permendag dimaksud belum diberlakukan. Produksi telur ayam menurun, seperti di Tasikmalaya cuaca ekstrim yang terjadi sekarang ini membuat produksi telur ayam mengalami penurunan secara bertahap akibat kondisi cuaca yang tidak menentu setiap harinya. Musim dingin pada musim kemarau sekarang ini hanya bisa mendapatkan telur ayam kg, dalam kondisi yang baik hanya bisa mendapatkan kg dari 2000 ayam petelur. Sedangkan banyak peternak ayam petelur mengalami kerugian cukup besar karena banyak ayam peliharaan mati secara mendadak (Metrotvnews.com, i ) Menurut sumber BPS pada bulan i, inflasi telur ayam ras sebesar 2,91 persen dan andil inflasi sebesar 0,02 persen. Kenaikan harga telur terjadi karena adanya penurunan produksi, hajatan dan musim haji, sehingga banyak masyarakat yang membeli telur untuk keperluan prosesi haji maupun untuk mengunjungi kerabat yang akan berhaji Disusun Oleh: Try Asrini

20 Tepung Terigu i Informasi Utama Harga tepung terigu di pasar dalam negeri pada bulan i stabil dengan penurunan sebesar 0,38% dibandingkan dengan bulan i dan 3,97% jika dibandingkan dengan bulan i. Selama periode i, harga tepung terigu secara nasional relatif stabil dengan koefisien keragaman harga bulanan pada periode tersebut sebesar 0,20%. Disparitas harga tepung terigu antar wilayah pada bulan i relatif tinggi dengan koefisien keragaman harga bulanan antar wilayah sebesar 14,05%. Harga gandum dunia pada i mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan harga bulan i yaitu sebesar 10,46%. Demikian halnya jika dibandingkan dengan harga bulan i 2014 dan i 2015 mengalami penurunan masing-masing sebesar 3,25% dan 3,06%; sementara dibandingkan i naik 22,58%. Perkembangan Pasar Domestik Secara nasional, harga tepung terigu pada bulan i stabil dengan penurunan sebesar 0,38% dibandingkan dengan bulan i. Harga pada bulan i sebesar Rp 8.702,-/kg, sedangkan pada bulan i sebesar Rp 8.669,-/kg. Jika dibandingkan dengan harga pada i, juga terjadi penurunan harga sebesar 3,97% dimana harga pada bulan i sebesar Rp 9.027,-/kg (Tabel 1). Tabel 1. Perkembangan Harga Tepung Terigu di Beberapa di Indonesia (Rp/kg) Rata-rata 33 kota 8,083 8,344 7,500 7,794 7,667 8,135 8,500 9,042 9, ,333 7,985 7,424 7,800 7,667 8,571 8,500 8,945 8, Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Harga rata-rata nasional tepung terigu relatif stabil yang diindikasikan oleh koefisien keragaman harga harian untuk bulan i sebesar 0,20%. Untuk koefisien keragaman per kota, Bangka Belitung memiliki nilai koefisien keragaman paling tinggi yaitu 6,53%, namun masih di bawah ambang batas 9% yang ditetapkan Kementerian Perdagangan. Sementara itu, di 18 kota lainnya seperti Mamuju,,, dan lain-lain relatif stabil dengan koefisien keragaman 0% (Gambar 1) Gambar 1. Koefisien Keragaman Harga Bulanan Tepung Terigu Dalam Negeri (%) Bangka Belitung Banten Palu Samarinda Manado Palangkaraya Tanjung Selor Manokwari Mamuju Gorontalo Kupang Bandar Lampung Jambi Banda Aceh Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Tingkat perbedaan harga antara wilayah pada bulan i relatif tinggi yang ditunjukkan dengan koefisien keragaman harga antar wilayah pada bulan tersebut sebesar 14,05%. Wilayah dengan harga yang relatif tinggi antara lain kota Samarinda,, dan Tanjung Selor dengan harga rata-rata di atas Rp ,-/kg. Sedangkan wilayah dengan tingkat harga yang relatif rendah antara lain Pekanbaru,,,, Banten dan dengan harga di bawah Rp 8.000,-/kg (Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, i ). Gambar 2. Perkembangan Harga Bulanan Tepung Terigu Dalam Negeri dan Paritas Impori 2015 i (Rp/kg) Oct 2015 Sumber: BPS (i ), diolah IKU KEMENDAG 5-9% Terigu Paritas Impor Dec Terigu Dalam Negeri i i Oct Dec i i Tepung Terigu

21 Tepung Terigu i Perkembangan Pasar Dunia Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa harga gandum dunia pada i mengalami kenaikan sebesar 10,46% bila dibandingkan dengan harga bulan i dan bila dibandingkan dengan harga bulan i naik 1,12%, namun dibandingkan tahun 2015 dan 2014 mengalami penurunan masing-masing sebesar 7,52%, dan 22,43%. Kenaikan harga gandum di pasar internasional disebabkan karena menurunnya produksi gandum di negara-negara produsen utama yaitu Uni Eropa dan Amerika Serikat. Gambar 3. Perkembangan Harga Bulanan Gandum Dunia (US$/ ton) Rp/Kg Agt Sumber: Chicago Board of Trade (i ), diolah Isu dan Kebijakan Terkait Produksi gandum sebagai bahan baku tepung terigu di negara produsen mengalami kenaikan beberapa bulan ini sehingga dikhawatirkan akan meningkatkan biaya produksi dan harga jual terigu di dalam negeri. Selain itu, memasuki semester ke-2 tahun ini, permintaan terigu hanya naik sebesar 0,01% dibandingkan tahun lalu. Disusun oleh: Ranni Resnia

22 Informasi Utama Harga bawang merah di pasar dalam negeri pada bulan i mengalami kenaikan sebesar 14,76 % dibandingkan dengan bulan i. Dan jika dibandingkan dengan i, harga bawang merah mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 12,18 %. Harga bawang merah secara nasional tidak stabil selama satu tahun ini. Kondisi ini ditunjukkan oleh koefisien keragaman (KK) harga bulanan untuk i sampai dengan i yang tinggi yaitu sebesar 13,57 %. Khusus bulan i, Koefisien Keragaman (KK) harga rata-rata harian untuk bawang merah secara nasional relatif rendah sebesar 4,22 %. Angka tersebut menunjukan bahwa sepanjang bulan i, harga bawang merah secara nasional cukup stabil. Disparitas harga antar wilayah pada bulan i cukup tinggi dengan Koefisien Keragaman (KK) harga bulanan antar wilayah untuk bawang merah mencapai 22,38 %. Hal ini menunjukan bahwa perbedaan harga bawang merah antar kota di seluruh wilayah Indonesia sepanjang bulan i masih tergolong tinggi. Perkembangan Pasar Domestik Rp/Kg Sumber: PDN (i ) i Gambar 1. Perkembangan Harga Bawang Merah Dalam Negeri (Rp/kg) Harga Bawang Merah Lokal (BPS) i i 2015 Secara nasional harga rata-rata bawang pada bulan i relatif tinggi, yaitu sebesar Rp ,-/kg untuk bawang merah. Tingkat harga tersebut masih berada di atas harga patokan yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan sebesar Rp ,-/kg untuk bawang merah (Permendag Nomor 27/M-DAG/PER/05/ tentang Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen). Tingkat harga bawang merah bulan i tersebut mengalami kenaikan sebesar 14,76 % dibandingkan dengan harga pada bulan i sebesar Rp ,-/kg untuk bawang merah. Jika dibandingkan dengan harga pada tahun sebelumnya yaitu harga bulan i, harga bawang merah mengalami penurunan sebesar 12,18 %. i i Bawang Merah i Tabel 1 menunjukkan harga bawang merah pada i di 8 kota utama di Indonesia. Untuk bawang merah harga tertinggi tercatat di kota sebesar Rp ,-/kg dan terendah tercatat di kota sebesar Rp ,-/kg. Secara rata-rata nasional, fluktuasi harga bawang merah cukup tinggi selama periode i - i dengan Koefisien Keragaman sebesar 13,57 % untuk satu tahun terakhir. Khusus bulan i, Koefisien Keragaman harga rata-rata harian secara nasional untuk bawang merah cukup rendah sebesar 4,22 %. Disparitas harga antar daerah pada bulan i cukup tinggi dengan KK harga bulanan antar wilayah untuk bawang merah mencapai 22,38 %. Jika dilihat dari per kota (Gambar 2), fluktuasi harga bawang merah berbeda antar wilayah. Manokari, dan Kupang adalah beberapa kota yang perkembangan harganya sangat stabil dengan koefisien keragaman sebesar masing-masing 1,04% untuk kota Manokwari; 3,01% untuk kota dan 4,28% untuk kota Kupang. Di sisi lain Gorontalo, Bangka Belitung, Samarinda,, Manado,,, dan adalah beberapa kota dengan harga yang sangat berfluktuasi dengan koefisien keragaman lebih dari 9% (IKU Kementerian Perdagangan) yakni masing-masing sebesar 21,42 %; 14,78 %; 14,43 %; 14,04 %; 11,40 %; 10,27%; 10,14%; 10,11% dan 9,95 %. Tabel 1. Harga Rata-Rata Bawang Merah di Beberapa di Indonesia (Rp/Kg) Rata-rata 46,165 50,975 36,000 36,771 34,538 35,083 35,167 35,125 43, Bawang Merah 37,182 35,362 30,429 31,825 30,874 32,940 27,722 32,190 36, Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (), diolah Koefisien Keragaman BAWANG MERAH

23 Bawang Merah Disusun oleh: Erizal Mahatama i Tanjung Selor Manokwari Mamuju Bangka Belitung Banten Palu Manado Samarinda Palangkaraya Gorontalo Kupang Bandar Lampung Jambi Banda Aceh Gambar 2. Koefisien Keragaman Harga Bawang i Tiap Provinsi (%) Koefisien Keragaman Bawang Merah IKU Kemandag 5-9 Rata2 CV:8, Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Perkembangan Harga Bawang Merah di Indonesia Bagian Timur Harga bawang di Indonesia Bagian Timur sangat penting untuk diperhatikan sebagai parameter pemerataan pembangunan di bidang logistik. Harga bawang rata-rata selama bulan i tahun di Indonesia bagian timur masih sangat tinggi di bandingkan dengan harga rata-rata bawang secara nasional. Harga rata-rata bawang merah tertinggi pada bulan i terdapat di yaitu Rp ,-/Kg dan diikuti oleh sebesar Rp ,-/Kg dan sebesar Rp ,-/Kg. Fluktuasi harga harian bawang merah di Indonesia Timur sepanjang bulan i bervariasi, Hal tersebut dicerminkan dari nilai koefisien keragaman yang bervariasi, ada daerah di Indonesia timur yang memiliki fluktuasi harga bawang merah cukup tinggi diatas IKU Kemendag tetapi ada juga yang fluktuasi harga hariannya sangat rendah. Fluktuasi harga bawang merah di Indonesia Timur paling stabil terdapat di Manokwari dengan Koefisien Keragaman sebesar 1,04% dengan Koefisien Keragaman sebesar 3,01 % dan fluktuasi harga harian yang cukup tinggi terdapat di dengan Koefisien Keragaman sebesar 10,27 % dan diikuti dengan dengan Koefisien Keragaman sebesar 9,28%. Variasi harga antar wilayah di Indonesia Timur cukup tinggi dengan koefisien keragaman harga antar wilayah pada bulan i sebesar 9,35%. Manokwari Rata-rata Gambar 3. Harga Rata-Rata Bawang Merah di Indonesia Bagian Timur (Rp/Kg) 50,250 52,083 57,938 50,000 38, Bawang Merah 45,873 55,254 57,143 52,619 30,990 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Isu dan Kebijakan Terkait Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan pada tanggal 16 i telah menetapkan 9 (sembilan) komoditas pangan dengan salah satunya adalah bawang merah dalam Permendag Nomor 27/M-DAG/PER/05/ tentang Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen. Peraturan tersebut merupakan tindak lanjut amanat Perpres No. 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting yang bertujuan menjamin ketersediaan, stabilitas, dan kepastian harga baik di tingkat petani maupun konsumen. Penetapan harga acuan tersebut diharapkan dapat mengendalikan harga di tingkat konsumen, tapi tetap menguntungkan bagi petani dan peternak. Harga acuan juga menjadi referensi bagi Perum BULOG dan/atau BUMN lainnya dalam melaksanakan penugasan Pemerintah terkait upaya stabilisasi harga. Adapun harga acuan pembelian bawang merah petani adalah Rp ,- (Konde Basah), Rp ,- (Konde Askip) dan Rp ,- (Rogol Askip) sedangkan harga acuan penjualan konsumen adalah Rp ,- (Bawang Merah) Koefisien Keragaman Disusun oleh: Michael Manurung

Beras. Juni Beras

Beras. Juni Beras i Beras Beras i Informasi Utama Harga beras medium data Ditjen Perdagangan Dalam Negeri di pasar domestik pada bulan i naik 0,1% bila dibandingkan dengan harga pada bulan dan turun 0,1 % dibandingkan dengan

Lebih terperinci

Beras. Agustus Beras

Beras. Agustus Beras Agustus Beras Beras Agustus Informasi Utama Harga beras medium data Ditjen Perdagangan Dalam Negeri di pasar domestik pada bulan Agustus naik 0,39% bila dibandingkan dengan harga pada bulan i dan naik

Lebih terperinci

Beras. Mei Beras

Beras. Mei Beras Beras Beras Informasi Utama Harga beras medium data Ditjen Perdagangan Dalam Negeri di pasar domestik pada bulan naik 0,3% bila dibandingkan dengan harga pada bulan il dan turun 0,1 % dibandingkan dengan

Lebih terperinci

Beras. September Beras

Beras. September Beras tember tember Beras Beras Informasi Utama Harga beras medium data Ditjen Perdagangan Dalam Negeri di pasar domestik pada bulan tember naik 0,19% bila dibandingkan dengan harga pada bulan Agustus dan naik

Lebih terperinci

Beras. Oktober Beras

Beras. Oktober Beras ober ober Beras Beras Informasi Utama Harga beras medium data Ditjen Perdagangan Dalam Negeri di pasar domestik pada bulan ober naik 0,7% bila dibandingkan dengan harga pada bulan tember dan naik 0,46%

Lebih terperinci

Beras. November Beras

Beras. November Beras Beras ember 215 Beras Informasi Utama Harga beras di pasar domestik pada bulan ember 215 mengalami kenaikan,68% dibandingkan ober 215 dan naik 13,5% dibandingkan ember 214. Pada bulan ember 215, harga

Lebih terperinci

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama :

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama : Nov 10 Des-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Okt-11 Nop-11 Edisi : 11/AYAM/TKSPP/2011 Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam Informasi Utama : Harga daging ayam di pasar

Lebih terperinci

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam Sep-10 Okt-10 Nov 10 Des-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Edisi : 9/AYAM/TKSPP/ Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam Informasi Utama : Harga daging ayam di pasar domestik

Lebih terperinci

Tinjauan Pasar Minyak Goreng

Tinjauan Pasar Minyak Goreng (Rp/kg) (US$/ton) Edisi : 01/MGR/01/2011 Tinjauan Pasar Minyak Goreng Informasi Utama : Tingkat harga minyak goreng curah dalam negeri pada bulan Januari 2011 mengalami peningkatan sebesar 1.3% dibandingkan

Lebih terperinci

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama :

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama : Sep-10 Okt-10 Nov 10 Des-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Okt-11 Edisi : 10/AYAM/TKSPP/2011 Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam Informasi Utama : Harga daging ayam di

Lebih terperinci

Rata-rata Harga Gabah Menurut Kualitas, Komponen Mutu dan HPP di Tingkat Petani di Indonesia,

Rata-rata Harga Gabah Menurut Kualitas, Komponen Mutu dan HPP di Tingkat Petani di Indonesia, Rata-rata Menurut Kualitas, Komponen Mutu dan HPP di Tingkat Petani di Indonesia, 2012-2016 / Bulan Giling Kualitas (Rp/Kg) Kadar Air (%) Kadar Hampa/Kotoran (%) Panen Giling Panen Giling Panen HPP 1)

Lebih terperinci

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 1 Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2010 2014 Komoditas Produksi Pertahun Pertumbuhan Pertahun

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Penugasan. PERUM BULOG. Ketahanan Pangan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PENUGASAN KEPADA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG 67 VI. PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG Harga komoditas pertanian pada umumnya sangat mudah berubah karena perubahan penawaran dan permintaan dari waktu ke waktu. Demikian pula yang terjadi pada

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016 Penurunan Harga BBM dan Panen Raya Dorong Deflasi Bulan

Lebih terperinci

Tinjauan Pasar Bawang Merah

Tinjauan Pasar Bawang Merah Edisi : Bawang Merah/Agustus/2012 Tinjauan Pasar Bawang Merah Informasi Utama : Harga pada bulan Agustus 2012 dibandingkan bulan Juli 2012 untuk bawang merah lokal mengalami penurunan sebesar 12 %. Harga

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi 2017 Terkendali Dan Berada Pada Sasaran Inflasi Inflasi IHK sampai dengan Desember 2017 terkendali dan masuk dalam kisaran sasaran

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PENUGASAN KEPADA PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017 RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017 INFLASI IHK Inflasi Mei 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,39% (mtm) di bulan Mei (Tabel 1). Inflasi IHK bulan ini meningkat dibanding

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PENUGASAN KEPADA PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Perkembangan Harga Beras, Terigu Dan Gula Di Indonesia Tahun 2008 Selasa, 31 Maret 2009

Perkembangan Harga Beras, Terigu Dan Gula Di Indonesia Tahun 2008 Selasa, 31 Maret 2009 Perkembangan Harga Beras, Terigu Dan Gula Di Indonesia Tahun 2008 Selasa, 31 Maret 2009 Sembilan bahan pokok (Sembako) merupakan salah satu masalah vital dalam suatu Negara. Dengan demikian stabilitasnya

Lebih terperinci

PROSPEK TANAMAN PANGAN

PROSPEK TANAMAN PANGAN PROSPEK TANAMAN PANGAN Krisis Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KETIKA HARGA BERAS TURUN, PUJIAN PUN TAK KUNJUNG DATANG Kamis, 27 September 2007

KETIKA HARGA BERAS TURUN, PUJIAN PUN TAK KUNJUNG DATANG Kamis, 27 September 2007 KETIKA HARGA BERAS TURUN, PUJIAN PUN TAK KUNJUNG DATANG Kamis, 27 September 2007 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sehari sebelum kunjungan ke New York menyempatkan meninjau Pasar Kramat Jati, Jakarta

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN HARGA BERAS TERMURAH TK. ECERAN DI PROVINSI UTAMA s.d PERIODE MG-I JUNI 2017

PERKEMBANGAN HARGA BERAS TERMURAH TK. ECERAN DI PROVINSI UTAMA s.d PERIODE MG-I JUNI 2017 PERKEMBANGAN HARGA BERAS TERMURAH Perkembangan harga Beras Termurah di provinsi utama mengalami kenaikan harga rata-rata sebesar 0,40%. Provinsi Bali (2,87%) dan penurunan harga terendah di Provinsi Banten

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/MDAG/PER/5/2017 TENTANG PENETAPAN HARGA ACUAN PEMBELIAN DI PETANI DAN HARGA ACUAN PENJUALAN DI KONSUMEN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015

PERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015 PERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015 Berdasarkan pemantauan harga dan pasokan pangan pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat dengan melibatkan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Inflasi Lebaran 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

2016, No UndangUndang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor

2016, No UndangUndang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor No.1405, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Harga Acuan Pembelian di Petani. Harga Acuan Penjualan di Konsumen. Penetapan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

HARGA BAHAN PANGAN POKOK DI TINGKAT KONSUMEN

HARGA BAHAN PANGAN POKOK DI TINGKAT KONSUMEN HARGA BAHAN PANGAN POKOK DI TINGKAT KONSUMEN KABUPATEN : Bantul PROVINSI : DI Yogyakarta BULAN/ TAHUN : Januari 2016 1 Gabah GKG Rp/Kg 5,200 5,200 5,200 5,200 5,200 5,000 200 4 2 Beras IR 64 Medium Rp/Kg

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter - Bank Indonesia, Pusat Kebijakan Ekonomi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Inflasi Bulan Januari 2017 Meningkat, Namun Masih

Lebih terperinci

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras Analisis Kebijakan 1 Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras Ada dua pendapat mengenai faktor penyebab kenaikan harga beras akhirakhir ini yaitu : (1) stok beras berkurang;

Lebih terperinci

PENUGASAN IMPORTASI DAN STABILISASI HARGA DAGING

PENUGASAN IMPORTASI DAN STABILISASI HARGA DAGING PENUGASAN IMPORTASI DAN STABILISASI HARGA DAGING Perum BULOG Jakarta, 24 Februari 2017 Dasar Penugasan Peraturan Presiden No. 48 tahun 2016 Pemerintah menugaskan Perum BULOG dalam menjaga ketersediaan

Lebih terperinci

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih 1.1. Latar Belakang Pembangunan secara umum dan khususnya program pembangunan bidang pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017 RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 217 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi Bulan Februari 217 Terkendali Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat,23% (mtm) di bulan Februari. Inflasi di bulan ini

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pangan yang sampai saat ini dianggap sebagai komoditi terpenting dan strategis bagi perekonomian adalah padi, karena selain merupakan tanaman pokok bagi sebagian

Lebih terperinci

INFLASI DAN KENAIKAN HARGA BERAS Selasa, 01 Pebruari 2011

INFLASI DAN KENAIKAN HARGA BERAS Selasa, 01 Pebruari 2011 INFLASI DAN KENAIKAN HARGA BERAS Selasa, 01 Pebruari 2011 Sekretariat Negara Republik Indonesia Tahun 2010 telah terlewati dan memberi catatan inflasi diatas yang ditargetkan yakni mencapai 6,96%. Inflasi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016 Inflasi Bulan November 2016 Didorong Harga Pangan

Lebih terperinci

cepa), namun dalam statistic internasional (FAOSTAT) hanya dikenal istilah Onion

cepa), namun dalam statistic internasional (FAOSTAT) hanya dikenal istilah Onion PRODUKSI, PERDAGANGAN DAN HARGA BAWANG MERAH Muchjidin Rachmat, Bambang Sayaka, dan Chairul Muslim I. PENDAHULUAN Bawang merah merupakan sayuran rempah yang dikonsumsi rumahtangga sebagai bumbu masakan

Lebih terperinci

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KEMENTAN REALISASI KEGIATAN BKP REALISASI (Rp) KETERANGAN FISIK Januari

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID Harga Pangan Dorong Inflasi Oktober 2017 Tetap Rendah INFLASI IHK Inflasi IHK sampai dengan Oktober 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran

Lebih terperinci

ANALISIS INFLASI MARET 2016

ANALISIS INFLASI MARET 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) ANALISIS INFLASI MARET 2016 Komoditas Pangan Dorong Inflasi IHK Maret INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Inflasi Ramadhan 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 1 I. Aspek Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2009 2013 Komoditas

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Koreksi Harga Paska Idul Fitri Dorong Deflasi Agustus

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016 Tekanan Inflasi di Bulan September 2016 Cukup Terkendali

Lebih terperinci

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali Inflasi pada awal tahun 2016 mengalami perlambatan dibandingkan dengan bulan lalu. Pada Januari 2016, inflasi IHK tercatat sebesar 0,51% (mtm), lebih rendah

Lebih terperinci

Perkiraan Ketersediaan Dan Kebutuhan Pangan Strategis Periode Hbkn Puasa Dan Idul Fithri 2017 (Mei-Juni)

Perkiraan Ketersediaan Dan Kebutuhan Pangan Strategis Periode Hbkn Puasa Dan Idul Fithri 2017 (Mei-Juni) Dan Kebutuhan Pangan Strategis Periode Hbkn Puasa Dan Idul Fithri 2017 (Mei-Juni) Kultur budaya sebagian besar masyarakat Indonesia dalam menyambut dan merayakan HBKN umumnya membutuhkan bahan pangan dalam

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48 No. 23/04/34/Th.XVII, 1 April 2015 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Maret 2015, NTP Daerah

Lebih terperinci

Kebijakan dan Strategi Kementerian Perdagangan Terkait Stabilisasi Harga

Kebijakan dan Strategi Kementerian Perdagangan Terkait Stabilisasi Harga Kebijakan dan Strategi Kementerian Perdagangan Terkait Stabilisasi Harga dan Pasokan Beras Tahun 2018 Disampaikan oleh: Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan RI Pada Rapim Polri Tahun 2018 24 Januari,

Lebih terperinci

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH DAN HET PUPUK MENDUKUNG PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENDAPATAN PETANI

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH DAN HET PUPUK MENDUKUNG PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENDAPATAN PETANI KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH DAN HET PUPUK MENDUKUNG PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENDAPATAN PETANI Pendahuluan 1. Situasi perberasan yang terjadi akhir-akhir ini (mulai Maret 2008) dicirikan dengan

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI IDENTIFIKASI BARANG KEBUTUHAN POKOK MENGHADAPI PUASA DAN LEBARAN 2017

RAPAT KOORDINASI IDENTIFIKASI BARANG KEBUTUHAN POKOK MENGHADAPI PUASA DAN LEBARAN 2017 RAPAT KOORDINASI IDENTIFIKASI BARANG KEBUTUHAN POKOK MENGHADAPI PUASA DAN LEBARAN 2017 April 2017 PENDAHULUAN Harga Bapok Berpotensi Naik Menjelang Puasa dan Lebaran 2017/1438 H LANGKAH ANTISIPASI 1. Identifikasi

Lebih terperinci

Statistik HargaKomoditasPertanian Tahun 2013

Statistik HargaKomoditasPertanian Tahun 2013 Statistik HargaKomoditasPertanian 2013 Pusat Data dan Sistem InformasiPertanian KementerianPertanian KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian, Pusat

Lebih terperinci

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1 Penurunan Harga Pangan dan Komoditas Energi Dorong Deflasi IHK Bulan Februari Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Februari 2016 mengalami deflasi. Deflasi IHK pada bulan ini mencapai -0,09% (mtm). Realisasi

Lebih terperinci

Statistik Harga Komoditas Pertanian Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian

Statistik Harga Komoditas Pertanian Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian Statistik Harga Komoditas Pertanian 2012 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian,

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Inflasi 2016 Cukup Rendah dan Berada dalam Batas

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017 RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Panen Dorong Deflasi Maret 2017 Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami deflasi 0,02% (mtm) di bulan Maret (Tabel 1). Deflasi bulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam pengembangan sektor pertanian sehingga sektor pertanian memiliki fungsi strategis dalam penyediaan pangan

Lebih terperinci

KEGIATAN BIDANG HARGA PANGAN

KEGIATAN BIDANG HARGA PANGAN KEGIATAN BIDANG HARGA PANGAN Disampaikan pada acara BIMTEK dan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Analisis Ketahanan Pangan Bogor, 4 Oktober 2016 PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017 RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017 INFLASI IHK Inflasi Juni 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,69% (mtm) di bulan Juni (Tabel 1). Inflasi IHK pada periode puasa dan lebaran

Lebih terperinci

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Unit : Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Indikator Target Terwujudnya koordinasi dan Presentase hasil

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016 Tekanan Inflasi di Bulan Oktober 2016 Cukup Terkendali

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017 RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017 INFLASI IHK Inflasi Juli 2017 Terkendali Inflasi Juli 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar 4,0±1%. Inflasi Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITAS PANGAN STRATEGIS TAHUN

OUTLOOK KOMODITAS PANGAN STRATEGIS TAHUN LAPORAN ANALISIS KEBIJAKAN TAHUN 2015 OUTLOOK KOMODITAS PANGAN STRATEGIS TAHUN 2015-2019 Oleh: Hermanto Delima Hasri Azahari Muchjidin Rachmat Nyak Ilham I Ketut Kariyasa Supriyati Adi Setiyanto Rangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut memiliki peranan yang cukup penting bila dihubungkan dengan masalah penyerapan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN HARGA KEBUTUHAN BAHAN POKOK TAHUN 2017 KABUPATEN TEMANGGUNG

PEMANTAUAN HARGA KEBUTUHAN BAHAN POKOK TAHUN 2017 KABUPATEN TEMANGGUNG PEMANTAUAN HARGA KEBUTUHAN BAHAN POKOK TAHUN 2017 KABUPATEN TEMANGGUNG Disampaikan oleh : Ir. RONY NURHASTUTI, M.Si (Kepala Dinperindagkop UKM) Disampaikan saat Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71 No. 27/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada April 2015, NTP Daerah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari peran sektor pertanian tersebut dalam perekonomian nasional sebagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017 RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi April 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,09% (mtm) di bulan April (Tabel 1). Inflasi IHK

Lebih terperinci

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36 No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Juni 2015, NTP Daerah

Lebih terperinci

tersedianya pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau (UU No.7 tahun 1996 tentang Pangan).

tersedianya pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau (UU No.7 tahun 1996 tentang Pangan). Pangan : segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai

Lebih terperinci

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KEMENTAN REALISASI FISIK KEGIATAN BKP April REALISASI (Rp) Mei Juni KETERANGAN

Lebih terperinci

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1. Pengaruh harga dunia minyak bumi dan minyak nabati pesaing terhadap satu jenis minyak nabati ditransmisikan melalui konsumsi (ket: efek subsitusi) yang selanjutnya

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN HARGA GULA

ANALISIS PERKEMBANGAN HARGA GULA ANALISIS PERKEMBANGAN HARGA GULA I. DINAMIKA HARGA 1.1. Harga Domestik 1. Jenis gula di Indonesia dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Gula Kristal Putih (GKP) dan Gula Kristal Rafinasi (GKR). GKP adalah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam dalam bidang pertanian merupakan keunggulan yang dimiliki Indonesia dan perlu dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat. Pertanian merupakan aset

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05 No. 19/04/34/TH.XVI, 1 April 2014 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Maret 2014, NTP Daerah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Inflasi Aceh pada triwulan I tahun 2013 tercatat sebesar 2,68% (qtq), jauh meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang minus 0,86% (qtq). Secara tahunan, realisasi inflasi

Lebih terperinci

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan Pola Inflasi Ramadhan 1 Tracking bulan Juni 2014 2 Risiko Inflasi s.d Akhir 2014 3 Respon Kebijakan 4 Pola Inflasi Ramadhan Bila mengamati pola historis inflasi selama periode Ramadhan-Idul Fitri, umumnya

Lebih terperinci

KINERJA PRODUKSI DAN HARGA KEDELAI SERTA IMPLIKASINYA UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET SUKSES KEMENTERIAN PERTANIAN

KINERJA PRODUKSI DAN HARGA KEDELAI SERTA IMPLIKASINYA UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET SUKSES KEMENTERIAN PERTANIAN KINERJA PRODUKSI DAN HARGA KEDELAI SERTA IMPLIKASINYA UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET SUKSES KEMENTERIAN PERTANIAN I. PENDAHULUAN 1. Salah satu target utama dalam Rencana Strategis

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57 No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Juli 2016, NTP Daerah

Lebih terperinci

2015, No Yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

2015, No Yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1186, 2015 KEMENDAG. Harga Patokan Ekspor. Produk Pertanian. Kehutanan. Bea Keluar. Penetapan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82 No. 62/11/34/Th.XVII, 2 November 2015 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Oktober 2015, NTP

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017 BPS PROVINSI ACEH No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa sering terjadi. Distribusi raskin telah menyeluruh ke wilayah Indonesia, namun

BAB I PENDAHULUAN. jasa sering terjadi. Distribusi raskin telah menyeluruh ke wilayah Indonesia, namun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena sediaan barang dagang di BUMN pada masa sekarang ini semakin meningkat. Persaingan antara perusahaan baik perusahaan dagang, industri, maupun jasa

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01 No. 71/12/34/Th.XVII, 1 Desember 2015 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada November 2015,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH BADAN PUSAT STATISTIK No. 57/09/Th. XIII, 1 September 2010 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) AGUSTUS 2010

Lebih terperinci

Dua Minggu Menjelang Lebaran, Harga Daging. Sapi Masih Tinggi

Dua Minggu Menjelang Lebaran, Harga Daging. Sapi Masih Tinggi Sapi Masih Tinggi Dua Minggu Menjelang Lebaran, Harga Daging Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia. Menurut UU Pangan No. 18 Tahun 2012, pangan adalah segala sesuatu yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komoditas bahan pangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komoditas bahan pangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas bahan pangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik (Prabowo, 2014). Harga komoditas bahan pangan sendiri sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1 Tinjauan Pustaka Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER INFLASI IHK Inflasi September 2017 Terkendali Inflasi IHK sampai dengan September 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017. Pada bulan September inflasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia, kebutuhan jagung di Indonesia mengalami peningkatan, yaitu lebih dari 10 juta ton pipilan kering

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PERBERASAN DAN STABILISASI HARGA

KEBIJAKAN PERBERASAN DAN STABILISASI HARGA KEBIJAKAN PERBERASAN DAN STABILISASI HARGA Direktur Utama Perum BULOG Disampaikan pada Seminar & Pameran Pangan Nasional Pasok Dunia FEED THE WORLD Tema : Menuju Swasembada yang Kompetitif dan Berkelanjutan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mencapai US$ per ton dan mendekati US$ per ton pada tahun 2010.

I. PENDAHULUAN. mencapai US$ per ton dan mendekati US$ per ton pada tahun 2010. 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebelum dan sesudah krisis ekonomi tahun 1998, harga minyak sawit (Crude Palm Oil=CPO) dunia rata-rata berkisar US$ 341 hingga US$ 358 per ton. Namun sejak tahun 2007

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79 No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Februari 2015, NTP

Lebih terperinci

ANTISIPASI MASALAH PANGAN GLOBAL DAN STABILISASI HARGA PANGAN

ANTISIPASI MASALAH PANGAN GLOBAL DAN STABILISASI HARGA PANGAN ANTISIPASI MASALAH PANGAN GLOBAL DAN STABILISASI HARGA PANGAN DEWAN KETAHANAN PANGAN JAWA TIMUR TAHUN 2008 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASALAH PANGAN 1. Goncangan Pasar Dunia 2. Daya saing dan Kebijakan perdagangan

Lebih terperinci

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula. V. EKONOMI GULA 5.1. Ekonomi Gula Dunia 5.1.1. Produksi dan Konsumsi Gula Dunia Peningkatan jumlah penduduk dunia berimplikasi pada peningkatan kebutuhan terhadap bahan pokok. Salah satunya kebutuhan pangan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci