HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA DALAM KELUARGA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA DALAM KELUARGA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA DALAM KELUARGA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA Lidya Fransiska Rondonuwu Universitas Binus, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan-Palmerah, Jakarta Barat 11480, / , Lidya Fransiska Rondonuwu, Greta Vidya Paramita. ABSTRACT Adolesence s was a change phase from childhood to adulthood. Interpersonal communication for adolesence s become important, because by doing effective interpersonal communication with their family, the development of their self confidence will increase. With good self confidence adolescent s will have good problem solving skill and adapted better in their social environment. This research was conducted to find the correlation of adolesence s perception towards interpersonal communication in family and adolesence s self confidence. This research use quantitative methodes, with correlational design. Questionnaire was used to collect research data. The subject of this research are 253 adolescent s in highschool with age range years old. Cronbach s alpha for interpersonal communication measurement scale is 0,933 and 0,886 for self confidence. This research found there is a positive correlation with high significant level between adolesence s perception towards interpersonal communication and adolesence s self confidence, value of correlation (r) = 0.414, (p) < Which means if the level of interpersonal communication is high then the level of self confidence is also high. Kata kunci: Interpersonal Communication, Self Confidence, Adolesence s, Perception. ABSTRAK Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Komunikasi interpersonal bagi remaja menjadi sangat penting, karena dengan melakukan komunikasi interpersonal yang baik dalam keluarga, diharapkan perkembangan kepercayaan diri remaja juga semakin baik dan meningkat. Dengan adanya rasa percaya diri, remaja akan selalu berusaha dalam menyelesaikan masalah dan akan lebih mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal remaja dalam keluarga dengan kepercayaan diri remaja. Metode penelitian kuantitatif, dengan kategori penelitian korelasional. Teknik pengambilan data yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Subyek penelitian adalah 253 remaja SMA (15-18 tahun). Reliabilitas dari kedua alat ukur yang digunakan bernilai, komunikasi interpersonal ( =0.933) dan kepercayaan diri ( =0.886). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara komunikasi interpersonal dengan kepercayaan diri, dengan nilai (r) = 0.414, (p) < Artinya jika komunikasi interpersonal tinggi maka kepercayaan diri juga tinggi. Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Kepercayaan Diri, Remaja, Persepsi. 1

2 Pendahuluan Latar Belakang Banyak kasus yang sering terjadi pada masa remaja yang dapat merugikan diri sendiri maupun keluarga. Masalah yang terjadi dalam lingkungan keluarga, dapat menyebabkan seorang remaja melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang atau negatif di lingkungan sosialnya. Berbagai macam masalah yang terjadi dalam kehidupan masa remaja, tidak lepas dari adanya hubungan dengan keluarga mereka sendiri. Konflik yang terjadi dalam lingkungan keluarganya, dapat mempengaruhi diri seorang remaja yang sedang mengalami masa peralihan ini. Masalah yang terjadi dalam lingkungan keluarganya seringkali membuat seorang remaja merasa sulit untuk menghadapinya. Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa remaja ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis, kognitif, moral, dan sosial. Berkaitan dengan hubungan sosial pada remaja, hampir seluruh waktu yang digunakan remaja adalah berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, baik dengan orang tua, saudara, guru, teman, dan sebagainya. Salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh remaja yaitu memperluas hubungan interpersonal dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. Dalam proses perkembangannya, seorang remaja mempunyai kebutuhan yang kuat untuk berkomunikasi dan keinginan untuk mempunyai banyak teman dalam lingkungan sosial dan sekolah. Remaja akan selalu berhubungan dengan berbagai situasi sosial (Budiamin, 2011). Keluarga merupakan suatu unit / sistem terkecil dalam masyarakat dan merupakan suatu sistem sosialisasi bagi setiap anggota didalamnya khususnya bagi pertumbuhan dan perkembangan diri anak atau remaja, dimana anak akan mengalami pola disiplin dan tingkah laku afektif. Agar seorang remaja dapat berbagi cerita dan masalah dengan orang tua, dibutuhkan komunikasi yang baik dan efektif dalam sebuah keluarga. Dalam hal ini komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang. Devito (2009), mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai proses penyampaian berita yang dilakukan seseorang dan diterimanya berita tersebut oleh orang lain atau kelompok kecil dari orang-orang, dengan satu akibat dan umpan balik yang segera. Komunikasi interpersonal ini berorientasi pada perilaku, sehingga penekanannya pada proses penyampaian informasi dari satu orang ke orang lain. Dalam hal ini komunikasi dipandang sebagai dasar untuk mempengaruhi perubahan perilaku dan yang mempersatukan proses psikologi seperti misalnya persepsi, pemahaman, dan motivasi di suatu pihak dengan pihak lain (Thoha dalam Budiamin, 2011). Komunikasi interpersonal merupakan salah satu komunikasi yang paling sering dilakukan oleh semua orang dalam hidupnya. (Muhammad dalam Budiamin, 2011). Komunikasi interpersonal merupakan hal yang dibutuhkan dan penting dilakukan dalam keluarga. Komunikasi interpersonal yang dimaksud bukan hanya sekedar berbicara ketika berpapasan dengan anggota keluarga di rumah, melainkan adanya hubungan timbal balik antara anggota keluarga untuk berbagi berbagai hal dan makna dalam keluarga. Tujuan dari komunikasi interpersonal dalam keluarga yaitu untuk mengetahui dunia luar, untuk mengubah sikap dan perilaku (Widjaja, 2000). Selain itu untuk menciptakan hubungan yang harmonis, serta dapat mengetahui apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkan oleh salah satu anggota keluarga, dan dapat mengetahui apa yang menjadi masalah atau kendala yang sedang dialami oleh setiap anggota keluarga. Dalam kehidupan sehari-hari ditemui remaja yang gagal dalam berprestasi karena mengalami kesulitan dalam penyesuaian sosialnya. Kesulitan penyesuaian sosial ini dalam penelitian Susanti (2008), diduga karena kurangnya rasa percaya diri pada remaja. Kepercayaan diri seseorang akan mempengaruhi penyesuaian dirinya dalam lingkungan sosial (Susanti, 2008). Kepercayaan diri adalah adalah percaya pada kapasitas kemampuan diri dan terlihat sebagai kepribadian yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang percaya diri memiliki keyakinan untuk sukses (Vandenbos, 2006). Menurut Lauster (dalam Hervita, 2005) menyatakan bahwa kepercayaan diri ialah suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak cemas dalam bertindak, merasa bebas, tidak malu dan mampu bertanggung jawab atas apa yang diperbuat. Menurut Susanti (2008:21), pada masa remaja ini, kepercayaan diri yang mereka miliki masih labil. Ada beberapa remaja yang tampaknya memiliki kepercayaan diri sehingga mampu untuk mengurangi masalah-masalah dalam kehidupannya tanpa rasa cemas yang berlebihan. Namun, ada juga remaja yang merasa cemas dan kurang percaya diri. Dalam penelitian Susanti (2008), menunjukkan bahwa jika kepercayaan diri seseorang tinggi maka individu tidak akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian sosialnya. Sebaliknya jika kepercayaan diri yang dimiliki seseorang rendah maka ia akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian sosialnya. Dalam 2

3 bergaul dengan teman sebayanya remaja seringkali dihadapkan dengan hal-hal yang membuatnya harus mampu menyatakan pendapat pribadinya tanpa disertai emosi, marah atau sikap kasar, bahkan seorang remaja harus bisa mencoba menetralisasi keadaan apabila terjadi suatu konflik. Suatu studi menyimpulkan bahwa kelemahan berkomunikasi akan menghambat kepribadian seseorang (Slamet dalam Budiamin, 2011). Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal remaja dalam keluarga dengan kepercayaan diri remaja. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal remaja dalam keluarga dengan kepercayaan diri remaja. Tinjauan Pustaka Pengertian Komunikasi Interpersonal Menurut Muhammad (dalam Budiamin, 2011) komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai Proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang. Komunikasi interpersonal merupakan salah satu komunikasi yang paling sering dilakukan oleh semua orang dalam hidupnya. Adapun teori lainnya yaitu menurut Devito (2009), mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai proses penyampaian berita yang dilakukan seseorang dan diterimanya berita tersebut oleh orang lain atau kelompok kecil dari orang-orang, dengan satu akibat dan umpan balik yang segera. Komunikasi interpersonal ini berorientasi pada perilaku, sehingga penekanannya pada proses penyampaian informasi dari satu orang ke orang lain. Dalam hal ini komunikasi dipandang sebagai dasar untuk mempengaruhi perubahan perilaku dan yang mempersatukan proses psikologi seperti misalnya persepsi, pemahaman, dan motivasi di suatu pihak dengan pihak lain (Thoha dalam Budiamin, 2011). Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain, artinya pertukaran pesan atau informasi yang bermakna di antara orang yang berkomunikasi dapat terjalin. Selain itu informasi atau pesan yang diterima dapat dipahami oleh kedua pihak. Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal Dalam komunikasi interpersonal ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Menurut DeVito (dalam Abriyoso dkk, 2012) komunikasi interpersonal yang efektif adalah sebagai berikut: 1. Keterbukaan (Opennes) Sikap terbuka (open mindedness) memiliki pengaruh besar dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Untuk menunjukkan kualitas keterbukaan dari komunikasi interpersonal ini terdapat dua aspek, yakni aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap individu yang berinteraksi dengan orang lain, dan keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimuli yang datang kepadanya. Keterbukaan juga berarti adanya kemauan untuk membuka diri pada hal-hal tertentu, agar anak mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran orang tua sehingga komunikasi mudah dilakukan, serta kemauan untuk anak menanggapi secara jujur dan terus terang terhadap apa yang disampaikannya. 2. Sikap Positif (Positiveness) Sikap positif atau faktor percaya ini merupakan bagian yang penting. Bila seseorang mempunyai perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya. Bagaimana orang tua dapat berperilaku positif seperti berpikir positif terhadap dirinya sebagai orang tua maupun terhadap anaknya sendiri. Sikap positif maksudnya adalah bagaimana orang tua dapat mempercayai anaknya untuk melakukan kegiatannya sendiri tanpa harus selalu diawasi serta selalu berupaya untuk mencontohkan perilaku-perilaku positif pada anak. 3. Empati (Emphaty) 3

4 Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain, kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain atau kemampuan memproyeksikan diri kepada diri orang lain. Dengan kata lain, kemampuan menghayati perasaan orang lain atau merasakan apa yang dirasakan orang lain, baik secara emosional maupun intelektual. Dalam hal ini sikap empati adalah bagaimana dalam berkomunikasi seseorang dapat merasakan dan mengerti kondisi setiap anggota dalam keluarga, serta memahami kondisi psikis dalam setiap situasi. Empati merupakan salah satu faktor yang menumbuhkan sikap percaya pada orang lain. 4. Sikap Mendukung (Supportiveness) Sikap mendukung adalah adanya sikap saling mendukung antar orang tua dan anak dalam tujuan agar pesan keduanya dapat tersampaikan dengan baik. Dalam hal ini, maksudnya adalah dalam berkomunikasi seseorang dapat menunjukkan sikap menyanggupi untuk mendengar perkataan setiap anggota keluarga yang sedang berbicara. Mampu memberikan masukan dan saran yang membangun, serta fokus dalam memperhatikan pembicaraan yang sedang terjadi. 5. Kesetaraan / Kesamaan (Equality) Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika orang-orang yang berkomunikasi di dalam suasana kesamaan. Kesamaan tersebut diantaranya adalah kesamaan-kesamaan kepribadian ataupun kedudukan antara pembicara dan pendengar. Komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada sesuatu untuk saling disumbangkan antara kedua belah pihak. Pengertian Kepercayaan Diri Kepercayaan diri secara bahasa menurut Vandenbos (2006) adalah percaya pada kapasitas kemampuan diri dan terlihat sebagai kepribadian yang positif. Pendapat itu menunjukkan bahwa orang yang percaya diri memiliki keyakinan untuk sukses. Sementara itu, Lauster (dalam Hervita, 2005) menyatakan bahwa kepercayaan diri ialah suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak cemas dalam bertindak, merasa bebas, tidak malu dan mampu bertanggung jawab atas apa yang diperbuat. Kepercayaan diri adalah suatu sikap yang positif, mempunyai keyakinan akan diri sendiri, mempunyai sikap riang dan mudah menyesuaikan diri (Susanti, 2008). Selain itu, menurut tokoh lain, kepercayaan diri adalah sesuatu yang harus mampu menyalurkan segala yang diketahui dan segala yang dikerjakan (Barbara dalam Susanti, 2008). Jadi, kepercayaan diri adalah suatu keyakinan yang dimiliki individu untuk mengembangkan penilaian positif terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapi. selain itu, dapat menerima segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sehingga dapat mengaktualisasikan diri terhadap lingkungan yang dihadapinya, yang meliputi percaya pada kemampuan diri sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki konsep diri yang positif dan berani mengungkapkan pendapat. Aspek-Aspek Kepercayaan Diri Adapun aspek-aspek kepercayaan diri yang dikemukakan oleh Lauster (1997), adalah sebagai berikut: 1. Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa dia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya. 2. Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan. 3. Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. 4. Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan. Persepsi Persepsi dalam ilmu psikologi merupakan interpretasi yang mengacu pada hal-hal yang didapatkan dari panca indera, misalnya saja membaca buku, mencium bau masakan, dan mendengarkan musik. Semua hal yang dialami ini adalah lebih dari sekedar stimulasi sensorik. Kejadian yang dialami tersebut diproses sesuai dengan pengetahuan seseorang tentang dunia, sesuai budaya, pengharapan. Ada beberapa pendapat menurut para ahli mengenai pengertian persepsi, diantaranya Solso, Maclin, dan Maclin (2008) bahwa persepsi adalah proses identifikasi yang melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam penginterpretasian terhadap informasi sensorik. Sejalan dengan hal tersebut Irwanto (1990), mengungkapkan bahwa persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Menurut 4

5 Walgito (2002), persepsi adalah pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktifitas integrated dalam diri individu. Menurut Ruch (1967), persepsi adalah suatu proses tentang petunjukpetunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Berdasarkan pendapat beberapa para ahli yang peneliti jelaskan diatas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan yaitu dalam persepsi dibutuhkan adanya objek atau stimulus yang dapat di terima/ditangkap oleh panca indera kemudian di lanjutkan ke otak dan mengalami suatu proses identifikasi dari apa yang dilihat melalui panca indera dan terjadilah persepsi. Disamping itu juga persepsi merupakan pengorganisasian dari kejadian yang dialami individu di masa lampau dan dapat memberikan penilaian dalam situasi tertentu. Menurut Krech dan Crutchfield dalam Sarwono (1998), faktor-faktor yang berpengaruh pada persepsi memiliki dua golongan variabel, yaitu: variabel struktural, yaitu: faktor-faktor yang terkandung dalam rangsang fisik dan proses neurofisiologik dan variabel fungsional, yaitu: faktorfaktor yang terdapat dalam diri si pengamat seperti kebutuhan (needs), suasana hati (moods), pengalaman masa lampau dan sifat-sifat individual lainnya. Perilaku membutuhkan bukti-bukti yang dapat diamati untuk mengidentifikasikan aktivitas seseorang. Orang mengandalkan perilaku nonverbal untuk menguatkan penilaiannya, namun sering kali hasilnya kurang akurat. Karena terlalu banyak perhatian yang ditujukan pada kata-kata, ekspresi wajah, isyarat bahasa tubuh dan perubahan intonasi. Pengertian Remaja Remaja yang juga disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan (Ali dkk, 2012). Perkembangan istilah adolescence memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock dalam Ali dkk, 2012). Pandangan tersebut juga didukung oleh Piaget (dalam Ali dkk, 2012) yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa. Usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau sejajar. Dalam tahap perkembangannya, remaja juga mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karaktersitik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan (Shaw & Costanzo dalam Ali dkk, 2012). Masa remaja berada di antara masa anak-anak dan orang dewasa, oleh karena itu tahap usia remaja ini, dikenal dengan fase mencari jati diri (Ali dkk, 2012). Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya (Monks dkk dalam Ali dkk, 2012). Namun pada fase remaja ini merupakan fase perkembangan yang berada pada masa yang amat potensial, dilihat dari aspek kognitif, emosi, dan fisik. Perkembangan intelektual yang terus-menerus menyebabkan remaja mencapai tahap berpikir operasional formal. Pada tahap ini remaja mampu berpikir secara lebih abstrak, menguji hipotesis, dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanya daripada hanya sekedar melihat apa adanya. Kemampuan intelektual ini yang membedakan fase remaja dari fase-fase sebelumnya (Shaw dan Costanzo dalam Ali dkk, 2012). Metode Penelitian Karakteristik Subyek Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja berusia tahun yang merupakan siswa SMA yang berada dalam tahap usia remaja pertengahan. Peneliti memilih tahap usia ini, karena sesuai dengan fenomena yang terjadi pada siswa-siswa SMA dimana pada tahap ini para remaja mengalami kematangan tingkah laku, dan membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah banyaknya remaja siswa SMA usia tahun yang berada di daerah Jakarta Barat. Sampel yang diambil untuk penelitian ini merupakan sampel yang mempunyai karakeristik utama sebagai berikut; remaja berusia tahun (masa remaja pertengahan), remaja tergolong siswa SMA kelas 10-12, remaja yang tinggal dan hidup bersama orangtua, remaja lakilaki dan perempuan. 5

6 Teknik Sampling Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling, dimana bagian dari teknik nonprobability sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Teknik purposive sampling digunakan peneliti karena sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Dimana dalam pemilihan sampel, dilakukan dengan memilih benar-benar orang yang sesuai dengan kriteria penelitian. Desain Penelitian Penelitian kuantitatif ini menggunakan kategori penelitian korelasional. Desain penelitian dengan metode kuantitatif adalah sebuah metode yang datanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Desain ini sangat spesifik karena dirancang untuk mengetahui objek tertentu, dibuat berdasarkan data dari hasil pengukuran, berdasarkan variabel penelitian yang ada. Instrumen Penelitian (Alat Ukur Penelitian) Penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket sebagai metode pengambilan data. Peneliti menggunakan dua kuesioner yang dibuat oleh peneliti sendiri, dua alat ukur tersebut yaitu kuesioner untuk persepsi komunikasi interpersonal remaja dan kuesioner untuk mengukur kepercayaan diri. Dalam penelitian ini juga, peneliti memberikan kuesioner dengan menggunakan skala likert yang memiliki alternatif jawaban menjadi 4 respon yaitu: STS: Sangat Tidak Setuju, TS: Tidak Setuju, S: Setuju, dan SS: Sangat Setuju. Selain itu, terdiri juga dari pernyataan yang favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung). Pernyataan favorable adalah pernyataan yang berisi hal-hal positif mengenai obyek sikap atau pernyataan yang bersifat mendukung terhadap obyek sikap yang hendak diungkap. Sebaliknya pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang berisi hal-hal yang negatif mengenai obyek sikap atau yang tidak mendukung terhadap obyek sikap yang hendak diungkap. Prosedur Penelitian Pada tahap awal membuat penelitian, peneliti melihat dan mengumpulkan fenomena yang terjadi. Kemudian dari fenomena tersebut peneliti menemukan hal yang menarik untuk dilakukan suatu penelitian. Hal yang menarik dari fenomena tersebut peneliti hubungkan dengan topik penelitian yang sudah sejak awal membuat peneliti tertarik tentang hal tersebut. Setelah mendapatkan ide, peneliti melakukan survei awal dengan metode wawancara pada beberapa siswa SMA untuk menggali hal-hal atau fakta-fakta yang mendukung dalam masalah penelitian. Setelah itu, peneliti mulai mencari teori-teori yang mendukung, berhubungan dan sesuai dengan topik dan variabel yang akan diteliti. Semua teori yang digunakan, peneliti dapatkan melalui jurnal, buku, dan berbagai literatur dari internet. Selain itu juga, peneliti membaca dari skripsi sebelumnya. Selanjutnya setelah melakukan tahapan-tahapan tersebut, peneliti mulai merancang metode penelitian yang akan menguraikan diantaranya; mengenai populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, desain penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Setelah mempersiapkan semua tahapan itu, peneliti melakukan pilot study terlebih dahulu untuk menguji alat ukur yang telah dibuat oleh peneliti dengan melihat validitas dan reliabilitas dari alat ukur tersebut apakah sudah sesuai dengan standar yang digunakan. Peneliti mendapatkan 59 siswa untuk dijadikan sampel, namun dari 59 siswa tersebut hanya 49 siswa yang memenuhi syarat/kriteria dan 10 siswa tidak memenuhi syarat/kriteria yang peneliti inginkan. Bersamaan dengan dilakukannnya pilot study, peneliti melakukan uji keterbacaan pada 59 responden tersebut. Dari hasil pilot study ada sebanyak 16 item yang terbuang dari alat ukur persepsi komunikasi interpersonal remaja dan 20 item dari alat ukur kepercayaan diri. Atas masukan dari expert judgement, peneliti melakukan revisi pada beberapa item yang masih bisa untuk direvisi kembali kalimatnya sesuai dengan teori yang peneliti dapatkan dan gunakan. Setelah mendapatkan hasil validitas dan reliabilitas yang baik dari alat ukur yang peneliti buat, maka selanjutnya peneliti menggunakan alat ukur tersebut untuk melakukan field study. Pada saat melakukan penyebaran kuesioner kepada para responden, langkah - langkah yang dilakukan peneliti sebagai berikut: 1. Peneliti melakukan pencarian/screening awal, SMA mana saja yang ada di Jakarta Barat yang akan dijadikan sampel penelitian. 2. Peneliti mendapatkan data sekolah SMA Negeri dari situs ( dan SMA Swasta dari situs 6

7 ( 3. Peneliti kemudian menentukan dan menetapkan sekolah mana yang akan dijadikan sampel penelitian. Alasan peneliti memilih sekolah-sekolah tersebut, karena berada di daerah Jakarta Barat yang merupakan daerah yang telah peneliti tentukan untuk dijadikan tempat penelitian dan juga karena memiliki kualitas yang bagus. 4. Peneliti kemudian melakukan pengambilan sampel di sekolah-sekolah yang telah ditentukan oleh peneliti. 5. Peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada pihak sekolah yang bersangkutan untuk dapat melakukan penyebaran kuesioner dan pengambilan data guna kepentingan penelitian tugas akhir peneliti. 6. Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah, peneliti kemudian menyebarkan kuesioner kepada siswa/siswi di sekolah yang peneliti datangi. Peneliti juga menjelaskan maksud dari kuesioner tersebut sebagai bagian dari penelitian tugas akhir peneliti serta memberitahukan kepada mereka bahwa kuesioner yang dibagikan kepada semua responden akan dijaga kerahasiaannya. 7. Ketika semua responden sudah menyetujui untuk melakukan pengisian kuesioner, peneliti mulai membagikan kuesioner kepada setiap responden yang ada. 8. Setelah semua partisipan selesai mengisi kuesioner, peneliti mengumpulkan kembali kuesioner dan memberikan reward berupa pulpen kepada semua responden, serta tidak lupa peneliti sampaikan ucapan terima kasih kepada semua responden yang sudah bersedia mengisi kuesioner tersebut. 9. Setelah selesai melakukan pengambilan data, peneliti juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah yang sudah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. 10. Setelah semua data dari responden sudah terkumpul, maka peneliti melakukan perhitungan analisis item, validitas dan reliabilitas. Pengambilan Data Dalam penelitian ini peneliti mengambil data sebanyak 264 reseponden dari beberapa sekolah. Dari 264 responden, ada 11 responden yang datanya tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi syarat/kriteria yang peneliti inginkan. Jadi, jumlah responden yang datanya sesuai dengan kriteria dan dapat digunakan hanya sebanyak 253 responden. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik pengolahan data statistik dengan melakukan uji koefisien korelasi metode Product Moment Pearson, yang cocok bila kedua variabel yang dikorelasikan dinyatakan dalam data rasio atau interval (Sukadji, 2000). Dalam penelitian ini juga, peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 21.0 untuk menganalisa setiap item dan melihat bagaimana hasil dari data yang peneliti dapatkan. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan one sample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan software SPSS. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 maka dapat diindikasikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal. Namun, apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0.05 maka dapat diindikasikan bahwa data yang diperoleh tidak berdistribusi normal. Evaluasi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan. Dari segi pencarian referensi, peneliti mencari bermacam-macam referensi yang sesuai dengan apa yang ingin peneliti ketahui. Referensi yang terkadang sudah didapat tapi tidak tercantum sumbernya, membuat peneliti harus mencari lagi bahan-bahan yang lebih lengkap dan mencantumkan sumbernya. Dari segi pembuatan alat ukur, Kendala yang peneliti alami dalam tahap ini, peneliti harus mencari lagi teori yang menyatakan bahwa item-item yang memiliki validitas > 0.25 bisa digunakan. Dikarenakan waktu yang mendesak maka, peneliti menggunakan item-item yang memiliki validitas > 0.25 dan menghapus item-item < 0.25 sesuai dengan teori yang peneliti gunakan. Dari segi pemilihan responden, peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada pihak sekolah yang sekolahnya peneliti pilih untuk dijadikan tempat penelitian. sekolah- 7

8 sekolah yang peneliti pilih berada di daerah Jakarta Barat baik sekolah negeri maupun swasta. Peneliti menentukan target waktu untuk melakukan penelitian di sekolah-sekolah, karena mengingat para siswa akan menjalani ujian akhir sekolah dan masa liburan. Untuk menghindari waktu yang bentrok dengan ujian dan liburan mereka, peneliti meninjau terlebih dahulu waktu pelaksanaannya. Peneliti akhirnya mendapatkan 264 responden, namun yang memenuhi kriteria penelitian hanya 253 responden yang datanya dapat digunakan. Hasil dan Bahasan Uji Normalitas Data Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji normalitas data. Metode uji normalitas yang digunakan adalah dengan melihat dari tabel Kolmogorov-Smirnov yang dihitung dengan bantuan software SPSS (Statistical Package for Social Science) versi Seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 1 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Persepsi Komunikasi Interpersonal Remaja Komunikasi Interpersonal N 253 Normal Parameters a,b Mean 152,01 Std. Deviation 13,420 Most Extreme Differences Absolute,052 Positive,052 Negative -,044 Kolmogorov-Smirnov Z,826 Asymp. Sig. (2-tailed),502 Test distribution is Normal. Sumber: Olahan Peneliti dari Program SPSS versi 21.0 Nilai signifikan (p) > 0.05 menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal, sedangkan nilai signifikan (p) < 0.05 menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena nilai signifikan (p) = > 0.05, maka dapat dikatakan penyebaran data untuk alat ukur komunikasi interpersonal adalah normal. Untuk mendukung pernyataan diatas mengenai data terdistribusi secara normal, dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan teknik grafik P-P Plots seperti pada gambar dibawah ini. 8

9 Gambar 1 Uji Normalitas P-P Plots Komunikasi Interpersonal Sumber: Olahan Peneliti dari Program SPSS versi 21.0 Data yang ada terdistribusi secara normal. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. Sama halnya dengan variabel komunikasi interpersonal, pada variabel kepercayaan diri dilakukan juga uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dibawah ini adalah gambaran hasil uji Kolmogorov-Smirnov alat ukur kepercayaan diri. Tabel 2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Kepercayaan Diri Kepercayaan Diri N 253 Normal Parameters a,b Mean 93,17 Std. Deviation 8,258 Most Extreme Differences Absolute,050 Positive,050 Negative -,024 Kolmogorov-Smirnov Z,788 Asymp. Sig. (2-tailed),564 Test distribution is Normal. Sumber: Olahan Peneliti dari Program SPSS versi 21.0 Nilai signifikan (p) > 0.05 menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal, sedangkan nilai signifikan (p) < 0.05 menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena nilai signifikan (p) = > 0.05, maka dapat dikatakan penyebaran data untuk alat ukur kepercayaan diri adalah normal. Untuk mendukung pernyataan diatas mengenai data terdistribusi secara normal, dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan teknik grafik P-P Plots dibawah ini. 9

10 Gambar 4.2 Uji Normalitas P-P Plots Kepercayaan Diri Sumber: Olahan Peneliti dari Program SPSS versi 21.0 Sama halnya seperti variabel komunikasi interpersonal, pada variabel kepercayaan diri ini terlihat bahwa sebaran data yang ada tidak menjauh dari garis diagonal. Hal ini mengartikan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Setelah dilakukan uji normalitas data, peneliti kemudian melakukan uji hipotesis. Untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak, dilakukan uji hipotesis korelasional. Uji korelasional ini menggunakan uji analisis Pearson karena data yang ada adalah data interval, dengan menggunakan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi Dibawah ini terdapat hipotesis penelitian yang akan diuji: H0: Tidak ada hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal remaja dalam keluarga dengan kepercayaan diri remaja. H1: Ada hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal remaja dalam keluarga dengan kepercayaan diri remaja. Dibawah ini terdapat tabel klasifikasi nilai korelasi yang digunakan untuk melihat kuat tidaknya hubungan dari kedua variabel penelitian dan untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel tersebut: Tabel 3 Tabel Interpretasi r Koefisien Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Sumber: Nisfiannoor (2009) Berikut ini merupakan hasil dari uji korelasi Pearson dari data yang telah diolah oleh peneliti: 10

11 Tabel 4 Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson Correlations Komunikasi Interpersonal Kepercayaan Diri Pearson Correlation 1,414 ** Komunikasi Interpersonal Sig. (2-tailed),000 N Pearson Correlation,414 ** 1 Kepercayaan Diri Sig. (2-tailed),000 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Olahan Peneliti dari Program SPSS versi 21.0 Berdasarkan tabel 3 apabila nilai koefisien korelasi (r) < 0.40, maka hubungan antara variabel dikatakan rendah dan apabila nilai koefisien korelasi (r) > 0.60 maka hubungan antara variabel dikatakan tinggi. Sedangkan apabila berada diantara 0.40 hingga 0.59, maka koefisien korelasi sedang. Berdasarkan hasil analisis korelasi diatas yang dilakukan oleh peneliti, diketahui nilai koefisien korelasi Pearson antara variabel komunikasi interpersonal dengan variabel kepercayaan diri yaitu (r) = Hal tersebut menunjukkan ada hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal remaja dalam keluarga dengan kepercayaan diri remaja. Namun tingkat hubungannya adalah sedang karena koefisien korelasi hanya bernilai (r) = > Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa, jika komunikasi interpersonal tinggi maka kepercayaan dirinya juga tinggi. Sebaliknya, jika komunikasi interpersonal rendah maka kepercayaan dirinya juga rendah. Hal ini menunjukkan bahwa, jika persepsi komunikasi interpersonal remaja meningkat/naik berdasarkan dari aspek-aspek yang ada dalam komunikasi interpersonal maka kepercayaan dirinya juga akan meningkat/naik. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal remaja dalam keluarga dengan kepercayaan diri remaja memiliki hubungan positif. Hipotesis yang diterima dalam penelitian ini, yaitu hipotesis (H1) dengan bunyi ada hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal remaja dalam keluarga dengan kepercayaan diri remaja. Hubungan yang terjadi antara dua variabel dalam tingkat hubungan yang sedang, karena hanya bernilai Oleh karena itu penelitian ini menunjukkan bahwa jika persepsi komunikasi interpersonal remaja tinggi maka kepercayaan dirinya juga tinggi. Sebaliknya jika persepsi komunikasi interpersonal rendah maka kepercayaan diri juga rendah. Saran Dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya, baik secara metodologis maupun secara praktis. Saran metodologis yang peneliti berikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, yaitu: 1. Menggunakan bahan-bahan atau referensi dalam penelitian sebaik mungkin. 2. Mengecek dan merevisi kembali content dari alat ukur yang ada, sehingga alat ukur yang digunakan merupakan alat ukur yang bagus dan siap untuk digunakan dalam pengambilan data selanjutnya. 3. Menambah dan memperbanyak kriteria atau data kontrol untuk dapat menggali lebih banyak lagi sesuatu yang ingin diketahui hasilnya. 4. Mencari tahu lebih awal waktu kegiatan dari responden yang akan digunakan dalam penelitian, agar responden yang kita inginkan bisa didapat. 11

12 5. Mempersiapkan lebih matang lagi segala keperluan yang akan digunakan dalam penelitian, agar tidak ada yang terlewat atau kurang untuk membuat penelitian menjadi lebih baik lagi. Dari hasil penelitian, saran praktis yang dapat peneliti berikan yaitu: 1. Bagi orang tua, dalam melakukan kegiatan bersama anak-anak tidak hanya melakukan kegiatan yang sekedarnya saja. Namun, lakukan kegiatan yang berkualitas dan bermanfaat bagi semua anggota keluarga seperti, melakukan komunikasi secara interpersonal dengan berbicara secara terbuka kepada anak agar anak dapat melakukan hal yang sama juga. Selain itu menunjukkan sikap positif, dimana orang tua dapat mempercayai anaknya dalam melakukan sesuatu, menunjukkan rasa empati dimana mampu memahami dan merasakan kondisi yang sedang dialami anak. Sikap mendukung juga diperlukan untuk menunjukkan kemampuan dalam mendengarkan apa yang disampaikan oleh anak dan mampu memberikan saran yang yang membangun agar informasi yang disampaikan bisa dipahami maksud dan tujuannya. Serta adanya kesetaraan dalam berkomunikasi seperti, jangan membatasi apa yang ingin diungkapkan oleh anak. 2. Bagi para siswa yang merupakan remaja pertengahan, komunikasikan apapun yang menjadi masalah dalam diri sehingga orang tua bisa mengetahui keadaan dan kondisi yang ada. Dengan mengkomunikasikan secara interpersonal yaitu secara terbuka dengan orang tua hal-hal yang harus disampaikan, dapat menjalin keakraban yang lebih dekat dengan orang tua dan membuat pemikiran menjadi lebih baik, lebih positif serta lebih terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi. 3. Bagi pihak sekolah, yaitu para guru agar dapat membantu siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam menjalani hubungan atau interaksi sosial. Memberikan konseling bagi mereka yang membutuhkan bimbingan untuk meningkatkan aktivitas yang lebih baik lagi, serta lebih memberikan perhatian dan motivasi kepada para siswa yang terlihat tidak percaya diri dalam berbagai kegiatan di sekolah. Referensi Abriyoso, O. J., Karimah, E. K., & Pramono, B. (2012). Hubungan efektivitas komunikasi antarpribadi dalam keluarga dengan motivasi belajar anak di sekolah. ejournal Mahasiswa Universitas Padjajaran, 1(1), Ali, M., & Asrori, M. (2012). Psikologi Remaja (edisi ke-8). Jakarta: Bumi Aksara. Budiamin, A. (2011). Peranan bimbingan dan konseling terhadap komunikasi interpersonal siswa di sekolah. UPI Bandung. Diambil pada tanggal 7 Januari 2013, dari: DeVito, J. A. (2009). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books. Hervita, W. (2005). Pengaruh pelatihan pengenalan diri terhadap kepercayaan diri mahasiswa. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Irwanto. (1990). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Lauster, P. (2002). Tes Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara Ruch, F. L. (1967). Psychology and Life (7th ed). Atlanta: Forressman and Company. Sarwono, S.W. (1998). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: CV Rajawali. Solso, R. L., Maclin, O. H., and Maclin, M. K. (2008). Psikologi Kognitif (8th ed). Jakarta: Erlangga. Susanti, F. R. (2008). Hubungan antara kepercayaan diri dengan penyesuaian sosial siswa kelas VIII smp santa maria fatima. Jurnal Psiko-Edukasi, 6(1), Vandenbos, G. R. (2006). APA Dictionary of Psychology. Washington DC: American Psychological Association. Walgito, B. (2002). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Widjaja. (2000). Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta. Riwayat Penulis Lidya Fransiska Rondonuwu lahir di kota Manado pada 20 Maret Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Psikologi pada

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi mengenai hasilhasil

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi mengenai hasilhasil BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi mengenai hasilhasil yang didapat dalam penelitian serta beberapa saran oleh peneliti untuk dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Muhammad (dalam Budiamin, 2011) komunikasi interpersonal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Muhammad (dalam Budiamin, 2011) komunikasi interpersonal BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal Menurut Muhammad (dalam Budiamin, 2011) komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai Proses pertukaran informasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable penelitian, definisi operasional variable penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, desain

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dengan normative social influence pada remaja di SMA X yang meliputi hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia, yang beralamat di Jalan Setiabudhi No. 229 Bandung, Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan ataupun kasus tawuran dan keributan antara pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Hasil Penelitian 4.1.1. Diskripsi subjek Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean Desa Bangklean no 24 Kecematan Jati.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan anggota

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian mengenai hubungan antara cara mengajar guru dengan self-efficacy siswa pada pemerolehan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kota Bandung melalui kuesioner yang disebarkan secara online dengan format Google Docs melalui

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Profil Subjek Penelitian Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus University angkatan 2011 dan angkatan 2012 dengan hasil yang mengisi 124 orang.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN tahun yang duduk di kelas 7-12 dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

BAB 3 METODE PENELITIAN tahun yang duduk di kelas 7-12 dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian & Teknik Sampling 3.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa dan siswi Pesantren X dengan rentang usia 13-17 tahun yang duduk di

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil pengolahan data, dan analisa data hasil penelitian. Hasil ini diperoleh berdasarkan kuesioner yang diberikan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres kerja dan kepuasan kerja yang meliputi hasil penelitian data, hasil pembahasan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini ditujukan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara mengajar 2.1.1 Pengertian Cara mengajar Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 Kelurahan Isola yang berjumlah 61 orang. Peneliti menggunakan teknik sampling

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keharmonisan keluarga dengan rasa percaya diri siswa di SMP Negeri 3 Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keharmonisan keluarga dengan rasa percaya diri siswa di SMP Negeri 3 Kota BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket kepada sampel penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan hubungan antara keharmonisan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung sebagai tempat penelitian sedangkan untuk menguji validitas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian mengenai kecemasan dan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian mengenai kecemasan dan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian mengenai kecemasan dan penerimaan terhadap kekerasaan dalam hubungan pacaran. Hasil penelitian ini terdiri dari hasil pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: Variabel independent : motivasi kerja (X 1 ) dan sikap karyawan (X 2 ) Variabel dependent

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. 2. Populasi Penelitian Populasi

Lebih terperinci

Bab 3 Desain Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian Bab 3 Desain Penelitian Bab ini akan menjabarkan variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), responden penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel) dan Variabel Terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel) dan Variabel Terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas dalam BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu Variabel bebas (Independent Variabel) dan Variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y) BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Korelasi (hubungan) dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab 4 ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil pengolahan data, dan analisa data hasil penelitian. 4.1. Profil Responden Sampel penelitian berjumlah 100

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%). BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Paparan Demografis Responden 4.1.1 Gambaran Usia Rentang usia responden pada penelitian ini adalah 21-39 tahun dengan mean usai 31,5 tahun. Jumlah responden terbanyak ada pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Sumowono 02 yang terletak di jalan Haji Anwar No.39 Dusun Sukorono,

Lebih terperinci

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Itam Ulu. Dalam rangka menyelesaikan pendidikan program Magister Ilmu

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Itam Ulu. Dalam rangka menyelesaikan pendidikan program Magister Ilmu Lampiran 1. Angket (Kuesioner) Kepada, Yth. Bapak/Ibu Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Itam Ulu Di Tempat Dengan hormat, Dalam rangka menyelesaikan pendidikan program Magister

Lebih terperinci

Uji Normalitas Sebaran Hasil Penelitian Utama. Uji Linearitas Hasil Penelitian Utama

Uji Normalitas Sebaran Hasil Penelitian Utama. Uji Linearitas Hasil Penelitian Utama Uji Normalitas Sebaran Hasil Penelitian Utama One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test makna hidup harga diri N 80 80 Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences Mean 79,64 109,85 Std. Deviation 8,070 9,834

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR

KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR OLEH: FRANSISKA FEBBY PETRIANI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA INDUSTRI KREATIF DI KOTA MEDAN. : Laki-Laki Perempuan

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA INDUSTRI KREATIF DI KOTA MEDAN. : Laki-Laki Perempuan Lampiran KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA INDUSTRI KREATIF DI KOTA MEDAN IDENTITAS RESPONDEN NAMA : JENIS KELAMIN : Laki-Laki Perempuan USIA : Tahun PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH INTELLIGENT QUOTIENT

KUESIONER PENGARUH INTELLIGENT QUOTIENT Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian KUESIONER PENGARUH INTELLIGENT QUOTIENT (IQ), EMOTIONAL QUOTIENT (EQ), DAN SPRITUAL QUOTIENT (SQ) TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI S-1 DI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20 for windows. 4.1 Profil Responden Responden berasal dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Bandung, karena menurut data dari Pengadilan Tinggi tahun 2010, Bandung menempati

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05.

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05. BAB IV PEMBAHASAN A. Pengujian Hipotesis Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Berdasarkan variabel

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. A-1 Skala Stres Kerja Karyawan. A-2 Skala Kecerdasan Emosi

LAMPIRAN A. A-1 Skala Stres Kerja Karyawan. A-2 Skala Kecerdasan Emosi LAMPIRAN A A-1 Skala Stres Kerja Karyawan A-2 Skala Kecerdasan Emosi 56 57 57 A-1. Skala Stres Kerja Pada Karyawan No. Angket : Jenis Kelamin : Instruksi/Petunjuk Mengerjakan Di bawah ada beberapa pernyataan,

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : RITA BUDIANTO NPM:

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : RITA BUDIANTO NPM: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Letak sekolah ini mudah diakses dan sangat strategis yang berada di tengah kota

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Surat Keterangan Ijin Penelitian

LAMPIRAN 1. Surat Keterangan Ijin Penelitian 51 LAMPIRAN 1 Surat Keterangan Ijin Penelitian 52 LAMPIRAN 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 53 LAMPIRAN 3 Angket Penelitian ANGKET PENELITIAN Identitas Siswa Nama :... Pendidikan Orang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Perusahaan Daerah Air Minum Salatiga adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah dirintis oleh Pemerintah Belanda sejak tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan berdasarkan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai lokasi penelitian, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara atasan memimpin dan kinerja bawahan yang meliputi hasil penelitian data, hasil pembahasan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 3 Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan. Akan dipaparkan secara singkat variabel penelitian, definisi operasional dari variabel, karakterisitik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan dan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner. Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner. Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas pelaksanaan sistem administrasi

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik

BAB. III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik 56 BAB. III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Pendidikan Indonesia. Populasi penelitiannya adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI Diajukan kepada Progam Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu atau lebih faktor lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di beberapa Perguruan Tinggi (PT) yang ada di kota Bandung. Peneliti tidak mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Kancah Penelitian Penelitian mengenai Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 pada mahasiswi Suku Jawa Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini melakukan kajian tentang perbedaan tingkat learned helplessness siswa yang memiliki prestasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pikir. Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pikir. Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 VALIDITAS ITEM SKALA SIKAP PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR

LAMPIRAN 1 VALIDITAS ITEM SKALA SIKAP PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR LAMPIRAN 1 VALIDITAS ITEM SKALA SIKAP PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR Validitas Item Skala Sikap Motivasi Belajar Variabel Corrected Item Total Keterangan Correlation

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pembahasan

Bab IV Analisis dan Pembahasan Bab IV Analisis dan Pembahasan Dalam bab ini disajikan analisis dan pembahasan hasil penelitian dari data yang telah diperoleh dan diolah dengan menggunakan program Statistic Package for the Social Science

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN. A-1 Skala Motivasi Berprestasi A-2 Skala Kepercayaan Diri

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN. A-1 Skala Motivasi Berprestasi A-2 Skala Kepercayaan Diri LAMPIRAN 60 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 Skala Motivasi Berprestasi A-2 Skala Kepercayaan Diri 61 A-1 Skala Motivasi Berprestasi 62 63 Nama : Klub : Salam sejahtera, Perkenalkan nama saya Leonardo Dewa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kantor BPS (Badan Pusat Statistik) yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Homogenitas dan Normalitas. dahulu yang meliputi uji Normalitas dan uji Homogenitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Homogenitas dan Normalitas. dahulu yang meliputi uji Normalitas dan uji Homogenitas. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 5.1.1. Uji Homogenitas dan Normalitas Sebelum uji hipotesis maka dilakukan uji Pra syarat terlebih dahulu yang meliputi uji Normalitas

Lebih terperinci

Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted

Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted L-1 LAMPIRAN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Case Processing Summary N % Cases Valid 63 80.8 Excluded a 15 19.2 Total 78 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Pusat Institut Teknologi Nassional (ITENAS) yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang yang bertujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI An-nisa Rizki Pertiwi Universitas Bina Nusantara, annisa_129@yahoo.com (An-nisa Rizki Pertiwi, Inez Taniwangsa)

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU 1 Siti Nazhifah 1, Jimmi Copriady, Herdini fhazhivnue@gmail.com 081372751632 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16). 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subyek dalam penelitian ada 347 orang siswa kelas XI yang terdiri dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subyek dalam penelitian ada 347 orang siswa kelas XI yang terdiri dari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian SMA N 3 Salatiga terletak di jalan di Jl. Kartini No 34 kecamatan Sidorejo Salatiga 50711 Jawa tengah. SMA N 3 Salatiga didirikan

Lebih terperinci

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian hubungan ketersediaan fasilitas perpustakaan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 74 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan oleh penelitian adalah persiapan penelitian terlebih

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017 KUESIONER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017 KUESIONER LAMPIRAN 57 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Studi Empiris Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya peneliti akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT PERSETUJUAN

LAMPIRAN SURAT PERSETUJUAN A. Informed Consent LAMPIRAN SURAT PERSETUJUAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Menyatakan bahwa : 1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu menganai penelitian : HUBUNGAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, prosedur pengolahan data, deskripsi data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, prosedur pengolahan data, deskripsi data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.554 22 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan terpercaya dan terandalkan. Dalam pengujian ini peneliti

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Responden Penelitian Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini seluruhnya berjumlah 100 orang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian berupa data jawaban 70 orang responden terhadap tiga instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

Lebih terperinci