NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KELELAHAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA KARYAWAN PT. KPI (KUALA PELABUHAN INDONESIA) TIMIKA, PAPUA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KELELAHAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA KARYAWAN PT. KPI (KUALA PELABUHAN INDONESIA) TIMIKA, PAPUA"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KELELAHAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA KARYAWAN PT. KPI (KUALA PELABUHAN INDONESIA) TIMIKA, PAPUA Oleh : Danny Ariefyana Putra Moch. Bachtiar PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KELELAHAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA KARYAWAN PT. KPI (KUALA PELABUHAN INDONESIA) TIMIKA, PAPUA Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Drs. M.Bachtiar., MM)

3 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KELELAHAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA KARYAWAN PT. KPI (KUALA PELABUHAN INDONESIA) TIMIKA, PAPUA Danny Ariefyana Putra Moch. Bachtiar INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan negatif antara persepsi kelelahan kerja dengan stress kerja pada karyawan. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara persepsi kelelahan kerja dengan stress kerja pada karyawan. Semakin tinggi persepsi kelelahan kerja maka semakin rendah stress kerja karyawan. Sebaliknya semakin rendah persepsi kelelahan kerja maka semakin tinggi stress kerja karyawan. Subyek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. KPI (Kuala Pelabuhan Indonesia) Timika, Papua yang bekerja sebagai operator/pengemudi. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah menggunakan skala. Adapun skala yang digunakan adalah skala persepsi kelelahan kerja yang berjumlah 18 aitem dengan modifikasi alat ukur dari Subjective Self Rating Test (Tarwaka dkk, 2004) dan skala stress kerja yang berjumlah 30 aitem mengacu pada indikator stress kerja dari Cartwright et.al. (Tarwaka dkk, 2004). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS Versi 12,0 for windows untuk menguji apakah ada hubungan antara persepsi kelelahan kerja dengan stress kerja pada karyawan PT. KPI (Kuala Pelabuhan Indonesia) Kawulawaga, Timika, Papua. Korelasi product moment dari Pearson menunjukkan korelasi sebesar rxy = - 0,884 dan p = 0,000 (p < 0,01). Hal ini berarti bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara persepsi kelelahan kerja dengan stress kerja pada karyawan PT. KPI (Kuala Pelabuhan Indonesia). Jadi hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Kata kunci: Persepsi Kelelahan Kerja, Stress Kerja.

4 PENGANTAR Perusahaan saat ini dalam menghadapi era perdagangan bebas dituntut untuk dapat selalu meningkatkan daya saingnya agar dapat tangguh menghadapi persaingan. Dalam kaitan tersebut, diperlukan kemampuan pengelolaan Sumber Daya Perusahaan secara efisien dan efektif agar dapat memberikan hasil maksimal bagi perusahaan. Untuk menumbuhkan wawasan bagaimana seharusnya pengelolaan perusahaan itu dilakukan dengan baik, dapat melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja. Sedangkan produktivitas tenaga kerja perusahaan dapat meningkat apabila kondisi dan suasana/kondisi kerja mendukung. Tenaga kerja akan dapat bekerja dengan baik dan efisien bila padanya diberikan kenyamanan kerja artinya terhindar dari keletihan kerja (keletihan anatomis tubuh, visual, pendengaran, fikiran) dan rutinitas kerja. Apabila ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, dan bising, tentu dapat mengurangi kenyamanan kerja karyawan. Kondisi kerja yang kurang baik dapat berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, dan menimbulkan kelelahan kerja (kelelahan psikis dan kelelahan fisik), mudah stress dalam pekerjaan. Pekerja yang kemampuan dipacu terus tetapi tidak diimbangi perhatian yang optimal pada sisi keterbatasannya dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara pekerja dan pekerjaannya. Manusia tidak dapat bekerja sesuai dengan kemampuan, kebolehan, dan segala keterbatasannya. Akibatnya pekerja cepat lelah. Kelelahan dipercepat

5 dengan peralatan kerja yang tidak tepat dengan pemakainya sehingga tidak bisa bekerja secara alamiah dan optimal. Bila hal ini berlangsung terus tanpa ada penyesuaian maka dapat berakibat pada stress kerja. Tarwaka dkk (2004), menyebutkan resiko yang dapat terjadi karena kelelahan kerja adalah stress akibat kerja. Peralatan kerja yang tidak tepat, ruang kerja yang tidak nyaman, suasana kerja yang tidak kondusif, interaksi sosial yang tidak sehat di pekerjaan merupakan sebagian aspek stimulus terjadinya stress kerja. Hampir semua orang di dalam kehidupan mereka mengalami stress sehubungan dengan pekerjaan mereka. Aspek stimulus stress di pekerjaan merupakan pembangkit stress yang besar perannya terhadap kurang berfungsinya, cepat lelahnya, jatuh sakitnya, terjadinya kecelakaan seseorang pekerja yang sedang bekerja. Pengelola perusahaan sebaiknya mengetahui penerapan ilmu ergonomi. Ergonomi adalah suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat berkarya secara optimal tanpa terpengaruh buruk dari pekerjaannya (Tarwaka dkk, 2004). Tenaga kerja dalam interaksinya di pekerjaan, dipengaruhi pula oleh hasil interaksinya di tempat lain, di rumah, di perkumpulan organisasi sosial, politik dan lain sebagainya. Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stress kerja karena kombinasi stressors (Handoko, 1992).

6 Sumber kontribusi terbesar terjadinya stress kerja adalah waktu pekerja itu sedang bekerja. Pembangkit stress di pekerjaan merupakan pembangkit stress yang besar perannya terhadap kurang berfungsinya atau jatuh sakitnya seseorang tenaga kerja yang bekerja (Munandar, 2001). Penyebab timbulnya stress dari dalam biasanya disebabkan tekanan dari luar yang tidak diharapkan dari dalam diri seseorang atau dalam diri seseorang tidak mampu menyesuaikan tekanan dari luar. Bila orang tidak mampu mengatasi maka di dalam dirinya timbul ketidak seimbangan jiwa. Bila tekanan ini berlangsung terus menerus atau berkali-kali dan dirinya tetap tidak bisa atau tidak mampu mengatasi maka timbul stress. Stress mempunyai beberapa pengertian sesuai dengan sudut pandang berbeda yang dapat dimaknai dari beberapa bidang keilmuan. Herdjan (Tarwaka dkk, 2004) menguraikan stress kerja digambarkan sebagai suatu kekuatan yang mencekam dan muncul dalam diri seseorang sebagai akibat ia mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri. Mendelson (Tarwaka dkk, 2004) mendefinisikan stress kerja merupakan suatu ketidak mampuan pekerja untuk menghadapi tuntutan tugas dengan akibat suatu ketidaknyamanan dalam kerja. Anoraga (2005) mendifinisikan stress kerja sebagai suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di lingkungan yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Munandar (2001), merumuskan bahwa stress merupakan suatu kondisi yang negatif, suatu kondisi yang mengarah ke timbulnya penyakit fisik ataupun mental, atau mengarah ke perilaku yang tidak wajar. Handoko (1992) mendefinisikan stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir

7 dan kondisi seseorang. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Setiap orang mempunyai perbedaan penyebab terjadinya stress baik jenisnya, intensitasnya, maupun frekuensinya. Terjadinya stress pada seseorang tergantung pula dengan sifat dan karakteristik/kepribadian seseorang. Setiap orang juga mempunyai perbedaan dalam memulihkan kondisi dari situasi stress (Handoko, 1992). Hal ini disebabkan karena setiap orang adalah khas dan unik sebagai makhluk multi dimensi. Cartwright et al (1995) dalam Tarwaka dkk (2004) memilah-memilah stress akibat kerja, yaitu: a. Intrinsik pekerjaan. Intrinsik pekerjaan mempunyai potensial menjadi stimulus terjadinya stress dan dapat mengakibatkan keadaan yang buruk pada mental pekerja. Keadaan tersebut meliputi; kurang nyaman dengan peralatan kerja yang digunakan, susah beradaptasi dengan pekerjaan baru, bekerja dengan resiko kerja yang tinggi, lingkungan kerja yang bising. b. Hubungan kerja. Kecurigaan antara pekerja, kurangnya komunikasi, ketidak nyamanan dalam melakukan pekerjaan merupakan tanda-tanda adanya stress akibat kerja. c. Pengembangan karier. Tidak mendapatkan promosi kerja, tidak dapat meningkatkan prestasi kerja, cemas dengan mutasi kerja, tidak aman melakukan aktifitas kerja.

8 d. Struktur organisasi dan suasana kerja. Mempunyai suasana kerja yang tidak kondusif, komunikasi yang tidak lancar, keluhan karyawan tidak ditanggapi perusahaan, tidak nyaman dengan posisi kerja. e. di luar pekerjaan. Perselisihan antar anggota keluarga, lingkungan tetangga dan komunitas juga merupakan merupakan tanda-tanda adanya stress pada karyawan. Kejadian akibat kelelahan kerja dapat mengakibatkan stress kerja, beberapa contoh yaitu; Chusnaini (1996) mengutip Watkins dkk (1950), Operator telepon yang menjawab 225 panggilan per jam atau 3,5 panggilan per menit; Karyawan pabrik sepatu sebuah perusahaan yang membuat alas sepatu per hari. Kementrian tenaga kerja Jepang mengadakan penelitian tentang derajat kesehatan para pekerja pada tahun Penelitian dilakukan terhadap perusahaan dengan melibatkan sekitar responden yang dipilih secara acak. Hasil dari penelitian itu adalah 65% pekerja mengeluhkan tentang kelelahan fisik akibat kerja rutin, 48% mengeluhkan tentang kelelahan mental, 57% mengalami stress dan merasa tersisihkan. Kesimpulan lebih lanjut hasil penelitian itu ialah tentang penyebab utama terjadinya stress karena kondisi tempat kerja yang tidak menyenangkan (Deutche Welle, 2006). Tarwaka dkk (2004) menyebutkan bahwa resiko yang dapat terjadi akibat kelelahan kerja adalah stress akibat kerja. Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut. Oleh karena itu bila terjadi kelelahan maka tubuh harus diistirahatkan agar terjadi

9 pemulihan kembali setelah istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Anoraga (2005), kelelahan merupakan ungkapan perasaan tidak enak secara umum, suatu perasaan kurang menyenangkan, perasaan resah dan capai yang menguras seluruh minat dan tenaga. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan bagi setiap orang lebih bersifat subjektif karena terkait dengan perasaan. Subjective Self Rating Test yang berasal dari Industrial Fatigue Research Commettee (IFRC) Jepang (Tarwaka dkk, 2004) merupakan salah satu kuesioner yang dapat untuk mengukur tingkat kelelahan subjektif pada seseorang. Berikut ini akan diuraikan gejala kelelahan kerja yang terdiri dari tiga aspek (pelemahan kegiatan, pelemahan motivasi, dan gambaran kelelahan fisik). 1. Aspek pelemahan kegiatan terdiri dari 10 indikator yaitu: perasaan berat dikepala, lelah seluruh badan, berat dikaki, menguap, pikiran kacau, mengantuk, ada beban pada mata, gerakan canggung dan kaku, berdiri tidak stabil, dan ingin berbaring. 2. Aspek pelemahan motivasi terdiri dari 10 indikator yaitu: susah berpikir, lelah untuk bicara, gugup, tidak berkonsentrasi, sulit memusatkan perhatian, mudah lupa, kepercayaan diri berkurang, merasa cemas, sulit mengontrol sikap, dan tidak tekun dalam pekerjaan. 3. Aspek gambaran kelelahan fisik yang terdiri dari 10 indikator yaitu: sakit dikepala, kaku di bahu, nyeri di punggung, sesak nafas, haus, suara serak,

10 merasa pening, spasme di kelopak mata, tremor pada anggota badan, dan merasa kurang sehat. Anoraga (2005), kelelahan merupakan ungkapan perasaan tidak enak secara umum, suatu perasaan kurang menyenangkan, perasaan resah dan capai yang menguras seluruh minat dan tenaga. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Stress akibat kerja dapat terjadi kapan saja dalam lingkungan organisasi kerja dan dapat menimpa siapa saja dengan berbagai resiko dari stress yang paling sederhana seperti kejenuhan dan kepenatan sampai yang akut misalnya terjadi gangguan kesehatan baik secara fisik maupun mental. METODE PENELITIAN Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah para karyawan yang bekerja sebagai driver/operator di PT. KPI (Kuala Pelabuhan Indonesia) di Kawulawaga, Timika, Papua dengan kriteria yaitu berusia antara tahun,warga negara Indonesia.. Pengambilan sampel dengan sistem random yang besarnya 20 % dari populasi. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan skala untuk mengungkap setiap variabelnya. Skala dalam penelitian yaitu Skala Persepsi Kelelahan Kerja dan Skala Stress

11 Kerja. Skala persepsi kelelahan kerja ini mengadopsi alat test berupa Subjective Self Rating Test (dalam Tarwaka dkk, 2004) berdasarkan 3 indikator: pelemahan kegiatan, pelemahan motivasi, dan gambaran kelelahan fisik. Skala Stress Kerja mengacu pada indikator stress kerja dari Cartwright et.al. (Tarwaka dkk, 2004) yaitu: intrisik pekerjaan, hubungan kerja, pengembangan karier, struktur organisasi/ suasana kerja, dan di luar pekerjaan Metode Analisis Data Metode analisis data yang akan digunakan adalah korelasi productmoment dari Pearson. Model korelasi ini dapat mengungkap kebenaran hipotesis yang memang mencari hubungan antara dua buah variabel, hipotesis penelitian ini adalah: ada hubungan antara persepsi kelelahan kerja dengan stress kerja karyawan. Korelasi product-moment memiliki persyaratan bahwa kedua variabel bersifat kontinum, serta harus memenuhi asumsi linieritas dan normalitas. Pengolahan dilakukan dengan komputer program SPSS 12 for Windows. HASIL PENELITIAN 1. Dskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian yang digunakan peneliti untuk penelitian ini adalah karyawan PT. KPI (Kuala Pelabuhan Indonesia), departemen Road and Transport Division, dengan section di dalamnya (Bus Highland, Bus Lowland, Levee Construction, Construction and Road maintenance Highland, Construction and

12 Road Maintenance Lowland, Cargo Transport Highland, dan Cargo Transport Lowland). Bekerja di bawah pengawasan supervisor, bekerja pada bagian lapangan, mengoperasikan alat, operator alat berat. Tabel 1 Deskripsi Subyek Penelitian Road and Transport Division Total Karyawan Pengambilan data Bus Highland Bus Lowland Levee Construction Construction and Road maintenance Highland Construction and Road Maintenance Lowland Cargo Transport Highland Cargo Transport Lowland 29 7 Jumlah Deskripsi Data Penelitian Gambaran data penelitian secara umum dapat dilihat pada tabel deskripsi data penelitian di bawah ini : Tabel 2 Deskriptif Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Min Mak µ s Min Mak µ s Skala Skala Catatan: µ = Rerata; s = Standar deviasi Untuk mengetahui kelompok individu dalam kategori yang berbeda, perlu dilakukan kategorisasi. Rumus norma kategorisasi adalah :

13 Tabel 3 Rumus Norma Kategorisasi No. Kategori Rumus Norma 1. Sangat Rendah X < (µ - 1,8s) 2. Rendah (µ - 1,8s) = X = (µ - 0,6s) 3. Sedang (µ - 0,6s) < X = (µ + 0,6s) 4. Tinggi (µ + 0,6s) < X = (µ + 1,8s) 5. Sangat Tinggi X > (µ + 1,8s) Catatan: X = skor, µ = mean hipotetik, dan s = standar deviasi hipotetik. Untuk skala persepsi kelelahan kerja, kategorisasinya sebagai berikut : Tabel 4 Deskripsi Kategori Subyek Penelitian (variabel Persepsi Kelelahan Kerja) Kategori Norma n Prosentase Sangat Tinggi X > 61,2 - - Tinggi 50,4 < X = 61, ,4 % Sedang 39,6 < X = 50, ,6 % Rendah 28,8 = X = 39,6 - - Sangat Rendah X < 28,8 - - Hasil pengolahan yang ditunjukan dalam tabel di atas terlihat bahwa dari keseluruhan jumlah subyek yaitu 97 orang, rata-rata berada pada tingkat Sedang yaitu 85,6%, tinggi 14,4%. Sedangkan untuk kategori Sangat Tinggi, Rendah dan Sangat Rendah tidak ditemukan. Untuk skala stress kerja, kategorisasinya sebagai berikut : Tabel 9 Deskripsi Kategori Subyek Penelitian (variabel Stress Kerja) Kategori Norma N Prosentase Sangat Tinggi X > Tinggi 84 < X = Sedang 66< X = ,3 % Rendah 48 = X = ,6 % Sangat Rendah X < ,1 % Hasil pengolahan yang ditunjukan dalam tabel di atas terlihat bahwa dari keseluruhan jumlah subyek yaitu 97 orang, rata-rata berada pada tingkat Rendah

14 yaitu 86,6,1%, Sedang 10,3%, Sangat Rendah 3,1%. Sedangkan untuk kategori Sangat Tinggi dan Tinggi tidak ditemukan. 3. Uji Normalitas Uji normalitas ini menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test, dimana terlihat taraf signifikansinya lebih dari 0,05 atau p>0,05. Pada variabel persepsi kelelahan kerja signifikansinya 0,232 sedangkan variabel stress kerja signifikansinya 0,169, karena p>0,05 maka distribusi tes normal. 4. Uji Linieritas Uji Linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel Persepsi Kelelahan Kerja dengan Stress Kerja. Data dikatakan memiliki hubungan yang linier jika nilai p<0,01. Data yang diperoleh menunjukkan F = ; p = sehingga korelasi antara Persepsi Kelelahan Kerja dengan Stress Kerja linier. 5. Uji Hipotesis Correlations persepsi kelelahan kerja stress kerja persepsi kelelahan kerja stress kerja Pearson Correlation (**) Sig. (1-tailed)..000 N Pearson Correlation -.884(**) 1 Sig. (1-tailed).000. N ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

15 Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi antara variabel persepsi kelelahan kerja dengan stress kerja sebesar r= - 0,884 dengan p = 0,000 (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara persepsi kelelahan kerja dengan stress kerja pada karyawan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti diterima. PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini dapat diartikan bahwa para karyawan memiliki semangat kerja yang tinggi dan memiliki persepsi yang positif mengenai kelelahan kerja sehingga secara otomatis mengalami sedikit/rendah tentang pelemahan kegiatan. Dapat diartikan bahwa karyawan jarang mengalami kelelahan seluruh badan, kaki tidak merasa berat, jarang mengalami gerakan yang canggung dan kaku, dan tidak ingin berbaring sewaktu bekerja (IFRC dalam Tarwaka dkk., 2004). Persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu (Walgito, 1999). Oleh karena itu kelelahan yang terjadi dipengaruhi keadaan dan kesiapan mental orang tersebut atas objek yang dihadapi. Kelelahan fisik juga dialami oleh karyawan yang memiliki persepsi positif mengenai kelelahan kerja. Mereka merasa ada beban dimata, merasa mengalami tremor pada anggota badan. Menurut (Tarwaka dkk., 2004) pelemahan ini termasuk pelemahan umum yang menurut teori kimia tentang terjadinya kelelahan akibat

16 berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot sehingga menghambat pusat-pusat otak dalam mengendalikan gerakan hal ini menunjukkan semakin lelah kondisi otot karyawan. Karyawan yang mempunyai persepsi positif mengenai kelelahan kerja berarti bahwa karyawan tersebut tidak mengalami susah dalam berfikir, tetap bisa berkonsentrasi dan tetap dapat memusatkan perhatian, tidak mudah lupa dan kepercayaan diri tidak berkurang, dan selalu dapat mengontrol sikap serta tetap tekun dan sehat dalam menjalankan pekerjaannya. Kelelahan yang terjadi dalam tubuh seseorang diatur secara sentral oleh otak (Tarwaka dkk., 2004). Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Tarwaka dkk (2004) menyebutkan bahwa resiko yang dapat terjadi akibat kelelahan kerja adalah stress akibat kerja. Selye (Munandar, 2001) mengungkapkan bahwa eustress yaitu stress yang merupakan kekuatan yang positif yang diperlukan bagi seseorang guna menghasilkan prestasi yang tinggi. Jadi untuk menghasilkan prestasi yang tinggi dibutuhkan tingkat stres kerja yang rendah dan untuk menghasilkan stress yang rendah diperlukan pemahaman persepsi positif mengenai kelelahan kerja dari pekerjaan yang ditanganinya. Munandar (2001), menjelaskan bahwa stress kerja dalam jumlah tertentu dapat mengarah ke gagasan-gagasan yang inovatif dan keluaran yang konstruktif. Sampai titik tertentu bekerja dengan tekanan batas waktu dapat merupakan proses

17 kreatif yang merangsang seseorang. Seorang yang bekerja pada tingkat optimal menunjukkan antisiasme, semangat yang tinggi, kejelasan dalam berfikir dan pertimbangan atau perhitungan yang cermat. Sementara itu Handoko (1992) mempertegas bahwa bila tidak ada stress kerja maka tantangan-tantangan kerja juga tidak ada sehingga prestasi kerja cenderung menurun. Tetapi bila stress kerja terlalu besar maka prestasi kerja juga akan menurun karena stress kerja dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang dihadapinya. Kelemahan dalam penelitian adalah alat ukur pada skala stress kerja kurang mengungkapkan stress kerja. Jadi untuk peneliti selanjutnya diharapkan mampu untuk mengembangkan alat ukur stress kerja lebih lanjut agar dapat lebih mengungkapkan stress kerja pada karyawan, dan dapat mengungkap variabel lain yang dapat mempengaruhi stress kerja. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi kelelahan kerja dengan stress kerja pada karyawan PT. KPI (Kuala Pelabuhan Indonesia) Timika, Papua. Semakin tinggi/positif persepsi kelelahan kerja maka semakin rendah tingkat stress kerja karyawan.

18 SARAN 1. Kepada PT KPI (Kuala Pelabuhan Indonesia) Diharapkan mampu mengkondisikan para karyawannya agar para karyawan tetap berada pada kondisi tingkat stress kerja yang rendah guna mempertahankan prestasi kerja yang selalu optimal. Sebab stress kerja yang rendah penting untuk memotivasi bekerja giat dan memacu prestasi. Diadakan pelatihan-pelatihan agar para karyawan memiliki persepsi positif yang tinggi mengenai kelelahan kerja atas tugas dan tanggung jawab yang diembannya. 2. Kepada Peneliti Lain Bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian dengan tema yang sama dengan penelitian ini diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan mengungkap variabel-variabel lain yang dapat berpengaruh dan pada perusahaan lain yang populasinya lebih besar, sehingga tingkat reliabilitas dan validitasnya menjadi lebih baik.

19 DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P. (2005). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Atkinson, Smith & Bem. Pengantar Psikologi. Interaksara, Batam. Azwar, S Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lianto, B & Kurniawan Pengaruh Faktor Kebisingan dan Penerangan Lingkungan Kerja Terhadap Kelelahan dan Kualitas Hasil Kerja Operator Poles. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 17, no3, Chaplin, J.P Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Chusnani, A. M Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Kelelahan Psikis pada Karyawati bagian Produksi PT. Widarta Karya Agung Gresik.Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Dawson, D. tt. Shift Management: The Role of Fatigue in Human Error. 14 th Annual Human Factors in Aviation Maintenace Symposium. Australia: Centre for Applied Behavioural Research, The Univesity of South Australia, Adelaide. Davidoff, L. L Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga. Welle, D Kematian Karena Bekerja Berlebihan. Wold.de/Indonesia/wissenchaft-Technik/ html. Hadi, S Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset. Handoko, T.Hani Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. Munandar, A. S Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Sarwono, S. W Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.

20 Sugiyanto, St Persepsi Masyarakat Terhadap Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir di Hulu Sungai Krasak Kabupaten Magelang. Makalah Seminar. Bogor: Penglolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan IPB. Sutanto, Hartanti & Tjahjoanggoro Hubungan Persepsi Terhadap Tempat Duduk Beban Kerja, dan Karakteristik Pekerjaan dengan Kelelahan Kerja. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 14, No. 54, Januari Maret Tarwaka, Solichul HA, Bakri, Lilik Sudiajeng Ergonomi: Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Produktivitas. Ed. 1, cet. 1. Surakarta: UNIBA PRESS. Walgito, B Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta : Andi Offset. Wulanyani, S& Sudiajeng, L Stress Kerja Akibat Konflik Peran Pada Wanita Bali. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 21, No. 2.

21 Identitas Penulis Nama Alamat : Danny Ariefyana Putra : Pancoh, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta Telp : /(0274)

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3. 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja adalah penduduk yang produktif dan oleh karena itu sangat besar peranannya dalam mewujudkan pertumbuhan atau memberikan nilai tambah, kesejahteraan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN KUESIONER GAMBARAN GETARAN MEKANIS DAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI BAGIAN PRODUKSI CV. BAROKAT MAQOBUL BINJAI TAHUN 2016 Nama : Jenis Kelamin : *Pr / Lk

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN MANAJEMEN K3 TERHADAP TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACTION) PADA PEKERJA

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN MANAJEMEN K3 TERHADAP TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACTION) PADA PEKERJA Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN MANAJEMEN K3 TERHADAP TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACTION) PADA PEKERJA DI PT. INTI BENUA PERKASATAMA DUMAI Saya adalah

Lebih terperinci

Peneliti, Pratiwi Andiningsari

Peneliti, Pratiwi Andiningsari Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP TINGKAT KELELAHAN (FATIGUE) PADA PENGEMUDI TRAVEL X TRANS TRAYEK JAKARTA-BANDUNG TAHUN 2009 Yth, Saudara/I Selamat Pagi/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test Titin Isna Oesman 1 dan Risma Adelina Simanjuntak 2 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta ti_oesman@yahoo.com,risma_stak@yahoo.com

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN STATUS GIZI DAN ASUPAN ENERGI TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I PABRIK PULAU TIGA TAHUN 2015 Yth. Saudara/I Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : Rachmad Darmawan F100090178 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari

Lebih terperinci

Pengukuran Kelelahan

Pengukuran Kelelahan Kegiatan Belajar -7.2 Modul 4: Pengukuran Kelelahan Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Modul-4, data M Arief Latar 1 PENGUKURAN KELELAHAN SECARA SUBYEKTIF (subyective feeting of fatigue) Pengukuran kelelahan mengunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian menurut data yang diperoleh di lapangan. Pembahasan diawali dengan menjelaskan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. di jalan A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta Jawa Tengah

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. di jalan A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta Jawa Tengah BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Lapangan Persiapan penelitian diawali dengan menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian. Adapun tempat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelelahan merupakan masalah yang harus mendapat perhatian. Semua jenis pekerjaan baik formal dan informal menimbulkan kelelahan kerja. Kelelahan adalah perasaan subjektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan sebalikanya adalah waktu istirahat. Memeperpanjang waktu kerja lebih dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Subyek yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mengajukan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA 1 PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA Indah Lestari M. Bachtiar INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan kerja karyawan ditinjau dari masa kerja. Dugaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket 1) Validitas Pengujian validitas penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menunjukkan sejauh mana alat

Lebih terperinci

KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG

KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG Selvi Zola Fenia APIKES Iris Padang ABSTRAK Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desain stasiun kerja yang ergonomis merupakan suatu hal yang sangat penting untuk pencapaian suatu produktivitas kerja yang tinggi. Desain stasiun kerja akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 1.1. Persiapan Sebelum melakukan penelitian, perlu adanya persiapan yang matang agar tidak ada kendala-kendala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Defenisi Operasional Variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA TENTANG IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN

BAB IV ANALISIS DATA TENTANG IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN 54 BAB IV ANALISIS DATA TENTANG IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN A. Pengujian Hipotesis 1. Uji Validitas dan Reabilitas Menurut Sumardi Suryabrata validitas soal adalah derajat kesesuain

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala atau objek penelitian yang bervariasi. Atau variabel adalah objek penelitian atau

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN Bab ini membahas mengenai persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu atau lebih faktor lain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian PT PLN (Persero) adalah merupakan BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kelelahan Kerja 1. Definisi Kelelahan Kerja Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Semua gerak dan kesibukan manusia mempunyai arti bagi mereka. Apabila dalam beberapa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA 1 Hubungan Antara Tingkat Aktivitas... (Desi Ardiyani) HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA CORRELATION BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 3 Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

KOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG

KOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG KOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG Gusti Yuli Asih, Rusmalia Dewi Psikologi Industri dan Organisasi, Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Kelelahan Konsep mengenai kelelahan sering ditemui pada pengalaman pribadi, kata kelelahan digunakan untuk menunjukan kondisi yang berbeda yaitu semua yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang Berawal dari pemikiran dan kemauan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan di Kedungkandang

Lebih terperinci

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PERSEPSI MENGENAI PENEMPATAN KERJA DI PT. TIGA SERANGKAI JURNAL PUBLIKASI

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PERSEPSI MENGENAI PENEMPATAN KERJA DI PT. TIGA SERANGKAI JURNAL PUBLIKASI PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PERSEPSI MENGENAI PENEMPATAN KERJA DI PT. TIGA SERANGKAI JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia usaha di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang pesat dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian hanya perusahaan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional. Menurut Nazir (2003:54) metode deskriptif yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Profil Subjek Penelitian Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus University angkatan 2011 dan angkatan 2012 dengan hasil yang mengisi 124 orang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan 43 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan penelitian. Cara atau tehnik dalam penelitian ini merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data tentang objek yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUISIONER

LAMPIRAN 1 KUISIONER 1. KUISIONER KELELAHAN LAMPIRAN 1 KUISIONER KUESIONER 30 ITEMS OF RATING SCALES DENGAN SKALA LIKERT UNTUK MENGUKUR KELELAHAN SECARA UMUM Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang tersedia sesuai

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO. (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO. (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI Oleh GUNTUR ADHE PRADANA A 410 070 206 PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun A. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia 17-23 tahun yang berjumlah 80 orang. Dalam 80 orang subjek penelitian dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Salafi Nugrahani, pembangunan Nasional kini sudah memasuki era Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi kerja baik pekerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Coba Alat Ukur Penelitian 4.1.1. Persiapan Uji Coba Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua buah skala berupa skala regulasi emosi yaitu kuesioner AERQ (Academic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan kesehatan dunia (WHO) melaporkan, tahun 1988 terdapat 8-12% penduduk dunia menderita dampak kebisingan dalam berbagai bentuk (Nanny, 2007). Bising dengan intensitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru SD. Oleh: IDA KURNIAWATI A

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru SD. Oleh: IDA KURNIAWATI A PENGARUH TANGGAPAN SISWA TENTANG RAGAM MEDIA PEMBELAJARAN GURU TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015/2016 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 16, didapatkan hasil bahwa data neuroticism memiliki nilai z = 0,605 dengan signifikansi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan pemberian gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka dan analisisnya menekankan pada data numerikal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian baik secara deskriptif maupun uji hipotesis serta Pembahasan. A. Analisis Deskripsi Subjek Pada bagian ini, peneliti akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Getasan dengan responden penelitian sebanyak 126 siswa dengan rincian sebaran pada data 4.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan kepuasan, tantangan, bahkan dapat pula menjadi gangguan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sekolah Menengah Aatas Negeri 1 Grati Pasuruan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sekolah Menengah Aatas Negeri 1 Grati Pasuruan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sekolah Menengah Aatas Negeri 1 Grati Pasuruan SMAN 1 Grati terletak di kabupaten Pasuruan, tepatnya berada di Jl. Raya Sumurwaru

Lebih terperinci

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur Etika Muslimah, Cita Zulfa Rokhima, Akhmad Kholid Alghofari Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel 1. Variabel Bebas : Kecerdasan Emosi 2. Variabel Tergantung : Stres Akademik 1. Kecerdasan Emosi B. Definisi Operasional Variabel Kecerdasan emosi sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan secara matang dalam rangka untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu menemukan, mengembangkan atau mengkaji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Partisipan Penelitian dilakukan kepada 70 karyawan PT. YMMI. Gambaran umum partisipan penelitian merupakan gambaran demografis penyebaran partisipan dilihat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependent (terikat). ini adalah perilaku kerja kontraproduktif.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependent (terikat). ini adalah perilaku kerja kontraproduktif. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Devisi Operasional 1. Variabel Dalam penelitian ini variabel yang digunakan dua jenis variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependent (terikat).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci