Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test"

Transkripsi

1 Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test Titin Isna Oesman 1 dan Risma Adelina Simanjuntak 2 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta ti_oesman@yahoo.com,risma_stak@yahoo.com Abstrak. Kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan umumnya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan faktor internal dan faktor eksternal. Penelitian ini dilaksanakan pada pembuatan keramik mozaik, perusahaan ini dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan jadual tepat sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan, sikap kerja yang statis. Tuntutan pekerja membuat para pekerja tertekan sehingga terjadinya perasaan kelelahan. Pengukuran kelelahan akibat kerja untuk mengukur perasaan kelelahan secara subjektif dengan Subjective Self Rating Test (SSRT) dari Industrial Fatigue Research Committe (IFRC). Berisi pertanyaan yang berhubungan dengan tentang pelemahan kegiatan, pelemahan motivasi, gambaran kelelahan fisik. Pengukuran tingkat kelelahan dalam hubunganya dengan faktor internal (usia, status gizi), ekternal (beban kerja, keluhan). Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa (1) nilai X hitung usia : 0.223, (2) Nilai χ² hitung status gizi : 2,12 1, (3) Nilai χ² hitung beban kerja : 1,535, () Nilai χ² hitung keluhan 0,13, Dengan α : 5%,berarti Ho untuk faktor usia, status gizi, beban kerja dan keluhan di terima, maka disimpulkan ada hubungan antara semua faktor dengan tingkat kelelahan. Kata kunci : Kelelahan, SSRT, Faktor Internal, Faktor Eksternal PENDAHULUAN Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh berat tubuh memungkinkan untuk dapat menggerakan tubuh dan melakukan pekerjaan. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut berupa beban kerja fisik maupun beban kerja mental. Dalam prakteknya beban kerja yang dijumpai merupakan kombinasi antara beban fisik dan beban mental (Pulat,1992). Setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampian kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Secara umum hubungan beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat komplek, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Tuntutan pekerja yang harus dihadapi seseorang merupakan rangkuman akhir dari segala karateristik tugas yang dihadapi. Kalau ratio tuntutan tugas lebih besar dari akhir yang bisa dimulai oleh adanya ketidaknyamanan, kelelahan, kecelakaan, cedera dan rasa sakit Sarana kerja yang tidak ergonomis, lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat dan sikap kerja yang tidak alamiah merupakan sebagian besar masalah yang muncul, Workplace Safety and Health 1-26

2 khususnya dalam lingkungan industri skala kecil. Masalah-masalah tersebut disamping memberikan beban tambahan juga gangguan sistem muskuloskeletal, keluhan subjektif dan kelelahan yang berakibat pada rendahnya produktivitas kerja.. Perusahaan ini dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan jadual tepat sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. Pengamatan awal pada bagian proses produksi sudah terlihat tidak ergonomis. Melihat kondisi kerja seperti ini akan berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan pekerja, sehingga dapat meningkatkan beban kerja, mempercepat munculnya kelelahan dan keluhan subjektif serta menurunkan produktivitas kerja. Dengan menggunakan aspek beban kerja mental / subjektif dengan pengukuran perasaan kelelahan secara subjektif ( subjective feelings of fatique ), dengan metode pengukuran kelelahan yang dikeluarkan oleh Intrenational Fatigue Research Committe (IFRC) atau disebut Subjective Self Rating Test (SSRT). Dengan memberikan 30 daftar pertanyaan yang dikelompokan dalam 3 bagian, yaitu 10 pertanyaan tentang pelemahan kegiatan, 10 pertanyaan tentang pelemahan motivasi dan 10 pertanyaan tentang gambaran kelelahan fisik (Tarwaka,200). Berdasarkan hasil kuesioner IFRC didapat gambaran tingkat kelelahan yang dihubungkan dengan faktor faktor internal dan eksternal pada perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dari penelitian yang akan dilakukan adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat kelelahan sehingga dapat mempengaruhi performansi kerja. Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai adalah mengetahui hubungan faktor internal (usia, status gizi,) dan faktor eksternal (beban kerja, keluhan) terhadap tingkat kelelahan pekerja. LANDASAN TEORI 1. Defenisi Kelelahan Kelelahan merupan kondisi yang ditandai dengan perasaan lelah dan menurunkan kesiagaan serta berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Kelelahan kerja dalam suatu industri berkaitan pada tiga gejala yang saling berhubungan yaitu perasaan lelah, penurunan fisiologis dalam tubuh dan menurunnya kapasitas kerja. Menurut Grandjean (1993) kelelahan kerja merupakan gejala yang ditandai adanya perasaan lelah dan penurunan kesiagaan. Berdasarkan beberapa defenisi disimpulkan kelelahan atau fatigue menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi dari semua keadaan kelelahan berakibat pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Secara konseptual keadaan lelah meliputi aspek fisiologis maupun aspek psikologis dan bersifat subjektif dimana ditandai dengan penurunan kinerja fisik, perasaan lelah, penurunan motivasi, dan penurunan produktivitas kerja. 2. Faktor Penyebab Kelelahan Faktor penyebab terjadinya kelelahan akibat kerja di industri sangat bervariasi dan sangat kompleks, saling terkait antara faktor dengan yang lain. Seperti faktor intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental, problem fisik seperti tanggung jawab, lingkungan, kondisi kesehatan, nutrisi. Faktor-faktor penyebab kelelahan sebagai berikut : (Grandjean,1993) Faktor Internal Usia Usia seseorang akan mempengaruhi kondisi, kemampuan dan kapasitas tubuh dalam melakukan aktivitasnya. Produktivitas kerja akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Kapasitas kerja meliputi kapasitas fungsional, mental dan sosial akan menurun Workplace Safety and Health 1-269

3 menjelang usia 5 tahun, menjelang usia 50 tahun keatas kapasitas akan menurun (ILO &WHO, dalam Tarwaka) Status Gizi Semua orang baik itu pekerjadalam hidupnya membutuhkan zat gizi yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari- hari. Setiap orang membutuhkan makanan sebagai sumber energi atau tenaga. Berdasarkan FAO/WHO pada tahun 195 bahwa batasan berat badan normal orang dewasa dapat ditentukan dengan nilai Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) IMT adalah suatu alat atau cara sederhana untuk memantau status gizi dewasa khususnya dengan berat badan. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa yang berumur diatas 1 tahun, dengan perhitungan sebagai berikut : (Duhita) Keterangan : BB : Berat badan (kg) ; TB : Tinggi badan (m) Faktor eksternal Beban kerja Beban kerja dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja kuantitatif adalah seseorang bekerja dalam jumlah banyak sesuai dengan waktu yang telah diberikan. Beban kerja kualitatif seseorang bekerja dengan tugas-tugas yang repetitive (berulang-ulang). Nadi kerja (heart rate) seseorang tenaga kerja ditentukan oleh besarnya beban langsung pekerjaan, beban tambahan dan kapasitas kerja. Keluhan kerja Keluhan kerja pada saat pekerja ( sakit pada melaksanakan pekerjaan) merupakan salah satu penyebab kelelahan Dengan Bordic Body Map melalui kuesioner dapat ditentukan kondisi keluhan para pekerja Yang terpenting adalah bagaimana menangani setiap kelelahan yang muncul agar tidak menjadi kronis. Agar dapat menangani kelelahan yang tepat, maka harus mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya kelelahan.penyebab kelelahan dan cara mengatasi digambarkan pada gambar 1. Workplace Safety and Health 1-20

4 Penyebab Kelelahan 1. Aktivitas kerja fisik 2. Aktivitas kerja mental 3. Stasiun kerja tidak ergonomi. Sikap paksa 5. Kerja statis 6. Kerja bersifat monotoni. Lingkungan kerja ekstrim. Psikologis 9. Kebutuhan kalori kurang 10. Waktu kerja-istirahat tidak tepat Cara mengatasi 1. Sesuai kapasitas kerja pisik 2. Sesuai kapasitas kerja mental 3. Redisain stasiun kerja. Sikap kerja alamiah 5. Kerja lebih dinamis 6. Kerja lebih bervariasi. Redisain lingkungan kerja. Reorganisasi kerja 9. Kebutuhan kalori seimban 10.Istirahat setiap 2 jam Resiko 1. Motivasi kerja turun 2. Performansi rendah 3. Kualitas kerja rendah. Banyak terjadi kesalahan 5. Stres akibat kerja 6. Penyakit akibat kerja. Cedera. Kecelakaan akibat Manajemen Pengendalian 1. Tindakan preventif melalui pendekatan inovatif dan partisipatoris 2. Tindakan kuratif 3. Tindakan rehabilitas. Jaminan masa tua Gambar 1. Penyebab Kelelahan, Cara Mengatasi dan Manajemen Resiko Kelelahan 3. Pengukuran Tingkat Kelelahan Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara langsung. Pengukuran yang dilakukan hanya berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja. Salah satu dari sekian banyak pengukuran kelelahan adalah Perasaan kelelahan secara subjektif dengansubjective Self Rating Test dari Industrial Fatigue Research Committe (IFRC), merupakan salah satu kuesioner yang dapat untuk mengukur tingkat kelelahan subjektif. Perasaan Kelelahan Secara Subjektif ( Subjektif feelings of fatique) Pengukuran kelelahan salah satunya dapat dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gejala-gejala atau perasaan-perasaan yang secara subjektif dirasakan oleh responden. Metode pengukuran kelelahan dengan menggunakan skala yang dikeluarkan oleh Intrenational Fatigue Research Committe (IFRC) atau disebut Subjective Workplace Safety and Health 1-21

5 Self Rating Test (SSRT),dimana berisi sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan gejala-gejala kelelahan. Didalam skala IFRC ini terdapat 30 pertanyaan gejala kelelahan yang disusun dalam bentuk daftar pertanyaan. Jawaban tiap pertanyaan dijumlahkan kemudian disesuaikan dengan kategori tertentu. Kategori yang diberikan antara laian : (Tarwaka, 200) Tabel 1. Daftar Gejala yang Berhubungan Dengan Kelelahan Pertanyaan No Tentang Pelemahan Kegiatan No Pelemahan Motivasi No Gambaran Kelelahan Fisik 1 Perasaan berat di kepala 11 Susah berpikir 21 Sakit di kepala 2 Lelah seluruh badan 12 Lelah untuk bicara 22 Kaku di bahu 3 Berat di kaki 13 Gugup 23 Nyeri di punggung Menguap 1 Tidak terkonsentrasi 2 Sesak nafas 5 Pikiran kacau 15 Sulit memusatkan 25 Haus perhatian 6 Mengantuk 16 Muda lupa 26 Suara serak Ada beban pada mata 1 Kepercayaan diri 2 Merasa pening berkurang Gerakan canggung dan kaku 1 Merasa cemas 2 Spsme di kelopak mata 9 Berdiri tidak stabil 19 Sulit mengontrol 29 Tremor pada anggota sikap 10 Ingin berbaring 20 Tidak tekun dalam pekerjaan badan 30 Merasa kurang sehat PEMBAHASAN Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dari responden, pengukuran langsung denyut nadi pekerja, wawancara tak berstruktur serta melakukan observasi terhadap situasi dan kondisi pekerja. Besarnya sampel yang diambil yaitu seluruh pekerja sebanyak 15 responden pada unit pembuatan keramik mozaik.penelitian memforkuskan tentang pengukuran tingkat kelelahan dalam hubunganya dengan faktor internal maupun ekternal pekerja, Sebagai variabel terikat (dependen) dan variabel independen seperti gambar dibawah ini. Workplace Safety and Health 1-22

6 Variabel Independen Faktor Internal 1. Usia 2. Status Gizi Faktor Eksternal 1. Beban Kerja 2. Keluhan Kerja Variabel Dependen Kelelahan Pekerja (SSRT =Subjective Self Rating Test) /IFRC Lingkungan Kerja Work Sation Design Psikososial Gambar 1. Penentuan Variabel Independen dan Variabel Dependen Tabel 2. Defenisi Operasional Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Kelelahan Kuesioner SSRT/ IFRC 1. Lelah ringan (<60) 2. Kelelahan sedang ( 60) Usia Kuesioner 1. < 0 tahun 2. 0 tahun Status Gizi Kuesioner 1. IMT < 20,0 kg/m 3 (normal) 2. IMT 20,0 kg/m 3 (lebih) Beban Kerja Stopwatch 1. < 0 bpm (ringan) 2. 0 bpm (sedang) Keluhan Kuesioner NBM 1. Tidak sakit 2. Sakit 1. Pengumpulan Data Data faktor yang dibutuhkan untuk faktor internal dan eksternal dan data untuk penentuan tingkat kelelahan dengan SSRT /IFRC berdasarkan kuesioner dan wawancara sebagai berikut : Workplace Safety and Health 1-23

7 Pekerja Umur (Tahun) Tabel 3. Pengukuran Faktor Internal, Eksternal dan SSRT Berat Tinggi Denyut NBM IMT Hasil Badan Badan Nadi Ukur (Kg) (m) SSRT 1 3 1, , , , , , ,5 0 21, , , ,5 2 1, , , , , ,2 1 16, , , , , , , Tingkat Kelelahan Mengukur tingkat kelelahan menggunakan IFRC dan terbagi menjadi tingkatan, yaitu tidak kelelahan, kelelahan ringan, kelelahan menengah dan kelelahan berat. Tabel. Tingkat Kelelahan Pekerja Tingkat Kelelahan Jumlah % IFRC (n=15) Tidak Lelah Lelah Ringan Kelelahan Sedang Kelelahan Berat Total ,6 33,33-3. Faktor Internal dan Eksternal Faktor internal dan eksternal terdiri dari variabel yaitu usia, status gizi, beban kerja dan keluhan kerja. Tabel 5. Faktor Internal dan Eksternal Para pekerja Faktor Internal dan Eksternal Jumlah (n=15) % Faktor Internal 1. Usia < 0 tahun 0 tahun 2. Status Gizi < 20,0 normal 11 3,33 26,6 6,6 53,33 Workplace Safety and Health 1-2

8 20,0 lebih Faktor Eksternal 3. Beban kerja < 0 bpm ringan 0 bpm sedang. Keluhan Sakit Tidak Sakit 53,33 6,6 6,6 53,33. Analisis Bivariat Variabel independen penelitian ini sebanyak variabel. yang mempunyai hubungan bermakna terhadap kelelahan yaitu variabel usia, status gizi, beban kerja dan keluhan kerja. Analisis yang dipergunakan adalah Uji Chi Square Test Tabel 6. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Tingkat Kelelahan Variabel Independen Usia < 0 tahun 0 tahun Variabel Dependen (Kelelahan) Total χ² Lelah Ringan Lelah Sedang Tabel n % n % N % 2 63, , Total Status Gizi normal 6 5,1 1 1,29 lebih Total 10 66,6 5 33,33 15 Beban kerja ringan sedang ,5 Toral 10 66,6 5 33,33 15 Keluhan Tidak sakit Sakit 5 1, ,5 50 Total χ² Hitung 3,1 0,223 3,1 2,12 3,1 1,535 3,1 0,13 Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa nilai χ² hitung usia, status gizi, beban kerja dan keluhan kerja terhadap tingkat kelelahan lebih kecil dari nilai χ² tabel berarti Ho diterima, berarti ada hubungan antara usia, status gizi, beban kerja dan keluhan kerja dengan tingkat kelelahan KESIMPULAN Tingkat kelelahan dengan IFRC didapat 66,6% pekerja lelah ringan, 33,33% kelelahan sedang Tingkat kelelahan dengan faktor usia: lelah ringan 60% dan lelah sedang 0% ; dengan faktor status gizi, lelah ringan 66,6% dan lelah sedang 33,33 %: dengan beban kerja lelah ringan 66,6% dan lelah sedang 33,33 %: dengan keluhan kerja lelah ringan 60% dan lelah sedang 0%. Workplace Safety and Health 1-25

9 Adanya hubungan yang signifikan untuk faktor internal usia terhadap terjadinya tingkat kelelahan. Nilai χ² hitung < χ² tabel (0,223< 3,1). Adanya hubungan yang signifikan untuk faktor internal status gizi terhadap terjadinya tingkat kelelahan. Nilai χ² hitung < χ² tabel (2,12< 3,1) Adanya hubungan yang signifikan untuk faktor eksternal beban kerja terhadap terjadinya kelelahan. Nilai χ² hitung < χ² tabel (1,535< 3,1), Adanya hubungan yang signifikan untuk faktor eksternal keluhan kerja terhadap terjadinya tingkat kelelahan. Nilai χ² hitung < χ² tabel (0,13< 3,1) DAFTAR PUSTAKA Grandjean,E. 199, Fitting the Task to the Man, Taylor & Francis Inc London Pulat, BM,1992, Fundamental Of Industrial Ergonomics, Hall International Englewood Cliffs, New Jersey, USA Tarwaka, Solichul HA, Produktivitas 200, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Duhita Pangesti Putri, 200, Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Pekerja Terhadap Kelelahan, FKM UI Workplace Safety and Health 1-26

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG ALAT PENGUPAS KACANG TANAH UNTUK MEMINIMALKAN WAKTU PENGUPASAN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG ALAT PENGUPAS KACANG TANAH UNTUK MEMINIMALKAN WAKTU PENGUPASAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG ALAT PENGUPAS KACANG TANAH UNTUK MEMINIMALKAN WAKTU PENGUPASAN Diajukan Guna memenuhi syarat Untuk Memmperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri fakultas Teknik

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PROSES PENYULAMAN KAIN TAPIS DI SANGGAR FAMILY ART BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PROSES PENYULAMAN KAIN TAPIS DI SANGGAR FAMILY ART BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PROSES PENYULAMAN KAIN TAPIS DI SANGGAR FAMILY ART BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENENTUAN LAMA WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGIS

TUGAS AKHIR PENENTUAN LAMA WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGIS TUGAS AKHIR PENENTUAN LAMA WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGIS ( Studi Kasus: Pabrik Minyak Kayu Putih Krai ) Diajukan Sebagai salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT BANTU AKTIVITAS BONGKAR PUPUK BERDASARKAN KAJIAN ERGONOMI (Studi Kasus: UD. Karya Tani, Pedan, Klaten)

PERANCANGAN ALAT BANTU AKTIVITAS BONGKAR PUPUK BERDASARKAN KAJIAN ERGONOMI (Studi Kasus: UD. Karya Tani, Pedan, Klaten) PERANCANGAN ALAT BANTU AKTIVITAS BONGKAR PUPUK BERDASARKAN KAJIAN ERGONOMI (Studi Kasus: UD. Karya Tani, Pedan, Klaten) Skripsi FITRIA MAHMUDAH I 0307045 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Ganang Septian Pradono Santi Esterlita Purnamasari Fakultas

Lebih terperinci

RANCANGAN TEMPAT WUDHU DUDUK ERGONOMIS

RANCANGAN TEMPAT WUDHU DUDUK ERGONOMIS RANCANGAN TEMPAT WUDHU DUDUK ERGONOMIS Qurtubi dan Hari Purnomo Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Jalan Kaliurang KM.14,4 Sleman Yogyakarta 55584 Telpon (0274) 895287

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya manusia (MSDM). Lingkungan kerja adalah semua keadaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya manusia (MSDM). Lingkungan kerja adalah semua keadaan yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Kerja Lingkungan kerja merupakan salah satu fungsi yang penting dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM). Lingkungan kerja adalah semua keadaan yang ada di tempat

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT BANTU JALAN KRUK BAGI PENDERITA CEDERA DAN CACAT KAKI

PERANCANGAN ALAT BANTU JALAN KRUK BAGI PENDERITA CEDERA DAN CACAT KAKI PERANCANGAN ALAT BANTU JALAN KRUK BAGI PENDERITA CEDERA DAN CACAT KAKI Genta Emel P.Chandra 1, Desto Jumeno 2 1) Mahasiswa Program Sarjana, Program Studi Teknik Industri, Universitas Andalas Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PEMBERIAN LACTIUM TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PEMBERIAN LACTIUM TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PEMBERIAN LACTIUM TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN PADA MAHASISWA FK UNDIP ANGKATAN 2008 YANG MENGAHADAPI UJIAN PRE SEMESTER Disusun untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK PRA SEKOLAH DI PAUD DAN TK HARAPAN BUNDA PANORAMA BARU BUKITTINGGI TAHUN 2014. Oleh.

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK PRA SEKOLAH DI PAUD DAN TK HARAPAN BUNDA PANORAMA BARU BUKITTINGGI TAHUN 2014. Oleh. HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK PRA SEKOLAH DI PAUD DAN TK HARAPAN BUNDA PANORAMA BARU BUKITTINGGI TAHUN 2014 Oleh Sisri Wahyuni Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan dan

Lebih terperinci

penting dalam pengertian belajar, yaitu sebagai berikut:

penting dalam pengertian belajar, yaitu sebagai berikut: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar Akuntansi a. Pengertian Hasil Belajar Akuntansi Belajar merupakan suatu kebutuhan mutlak setiap manusia. Tanpa belajar manusia tidak dapat bertahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN UPAH TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. DADIMULYO SEJATI GENENG KABUPATEN NGAWI

ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN UPAH TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. DADIMULYO SEJATI GENENG KABUPATEN NGAWI ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN UPAH TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. DADIMULYO SEJATI GENENG KABUPATEN NGAWI Oleh : Rachmawati Koesoemaningsih Fakultas Ekonomi Universitas Soerjo Ngawi

Lebih terperinci

Unit 1 KONSEP DASAR ASESMEN PEMBELAJARAN. Endang Poerwanti. Pendahuluan. aldo

Unit 1 KONSEP DASAR ASESMEN PEMBELAJARAN. Endang Poerwanti. Pendahuluan. aldo aldo Unit 1 KONSEP DASAR ASESMEN PEMBELAJARAN Endang Poerwanti Pendahuluan K ompetensi mengajar adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh semua tenaga pengajar. Berbagai konsep dikemukakan untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA DI KARANG WERDHA SEMERU JAYA KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA DI KARANG WERDHA SEMERU JAYA KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER i HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA DI KARANG WERDHA SEMERU JAYA KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Ericha Aditya Raharja NIM 062310101038 PROGRAM

Lebih terperinci

GAYA HIDUP PADA MAHASISWA PENDERITA HIPERTENSI SKRIPSI

GAYA HIDUP PADA MAHASISWA PENDERITA HIPERTENSI SKRIPSI GAYA HIDUP PADA MAHASISWA PENDERITA HIPERTENSI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: RAMADHA WAHYU PUSPITA F 100 030 148 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

ANALISA KEEFEKTIFAN SHANGRI-LA ACADEMY PROGRAM TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI SHANGRI-LA HOTEL SURABAYA

ANALISA KEEFEKTIFAN SHANGRI-LA ACADEMY PROGRAM TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI SHANGRI-LA HOTEL SURABAYA ANALISA KEEFEKTIFAN SHANGRI-LA ACADEMY PROGRAM TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI SHANGRI-LA HOTEL SURABAYA Eddy Madiono Sutanto Lina Fandianto Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra esutanto@petra.ac.id

Lebih terperinci

KECEMASAN PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI. ANAK TERLAMBAT BICARA (Speech Delay) DI RSUD Dr. M. ASHARI PEMALANG

KECEMASAN PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI. ANAK TERLAMBAT BICARA (Speech Delay) DI RSUD Dr. M. ASHARI PEMALANG KECEMASAN PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK TERLAMBAT BICARA (Speech Delay) DI RSUD Dr. M. ASHARI PEMALANG SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh Inas

Lebih terperinci

Oleh Mery Fanada,SPd,SKM,M.Kes Widyaiswara Muda Badan Diklat Provinsi Sumatera Selatan

Oleh Mery Fanada,SPd,SKM,M.Kes Widyaiswara Muda Badan Diklat Provinsi Sumatera Selatan PERAWAT DALAM PENERAPAN THERAPI PSIKORELIGIUS UNTUK MENURUNKAN TINGKAT STRESS PADA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN DI RAWAT INAP BANGAU RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR PALEMBANG 2012 Oleh Mery Fanada,SPd,SKM,M.Kes

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLAVOLI UNTUK KELAS X DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL (Studi pada Kelas X SMA Negeri 1 Kedamean Gresik

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLAVOLI UNTUK KELAS X DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL (Studi pada Kelas X SMA Negeri 1 Kedamean Gresik EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLAVOLI UNTUK KELAS X DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL (Studi pada Kelas X SMA Negeri Kedamean Gresik ABSTRAK Idin Yulias Prayogo Jurusan Pendidikan Olahraga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tugas Pokok dan Fungsi secara umum merupakan hal-hal yang harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tugas Pokok dan Fungsi secara umum merupakan hal-hal yang harus BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Konsep Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok dan Fungsi secara umum merupakan hal-hal yang harus bahkan wajib dikerjakan oleh seorang anggota organisasi atau pegawai dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti juga diharuskan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti juga diharuskan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Penelitian ini juga pernah di angkat sebagai topik penelitian oleh beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti juga diharuskan untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya akan dialami oleh seseorang bila berumur panjang. Di Indonesia istilah untuk

Lebih terperinci

MODEL DALAM STRATEGI PENETAPAN HARGA

MODEL DALAM STRATEGI PENETAPAN HARGA Verina Unitas, Vol. H. Secapramana 9, No. 1, September 2000 - Pebruari 2001, 30-43 MODEL DALAM STRATEGI PENETAPAN HARGA Verina H. Secapramana Fakultas Psikologi Universitas Surabaya Abstrak Strategi pemasaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Pengaruh gaji, kondisi kerja dan program pelayanan bagi karyawan terhadap produktivitas kerja (studi pada karyawan bagian produksi di PT. Royan Sragen) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan

Lebih terperinci

Oleh : Yustiana K2303068

Oleh : Yustiana K2303068 PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA TAHUN AJARAN 2006/2007 Oleh : Yustiana K2303068 Skripsi Ditulis dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 23 April 2013. Penelitian dilakukan pada saat pagi hari yaitu pada jam 09.00-

BAB III METODE PENELITIAN. 23 April 2013. Penelitian dilakukan pada saat pagi hari yaitu pada jam 09.00- BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian akan dilakukan di peternakan ayam CV. Malu o Jaya Desa Ulanta, Kecamatan Suwawa dan peternakan ayam Risky Layer Desa Bulango

Lebih terperinci

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KOGNITIF LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2013

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KOGNITIF LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2013 PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KOGNITIF LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 213 Oleh Ria Verany, Budi Santoso, Mery Fanada Abstrak Kemunduran fisik maupun mental selalu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN PEMAKAIAN MASKER SEKALI PAKAI DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA BAGIAN COMPOSTING DI PT

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN PEMAKAIAN MASKER SEKALI PAKAI DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA BAGIAN COMPOSTING DI PT HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN PEMAKAIAN MASKER SEKALI PAKAI DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA BAGIAN COMPOSTING DI PT. ZETA AGRO CORPORATION BREBES SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN BIAYA RELEVAN DALAM MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PT. ADINATA DI MAKASSAR SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN BIAYA RELEVAN DALAM MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PT. ADINATA DI MAKASSAR SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN BIAYA RELEVAN DALAM MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PT. ADINATA DI MAKASSAR SKRIPSI OLEH : ANDRY A311 07 679 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN IPA TERSTRUKTUR MELALUI METODE DISKUSI DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN MENALAR SISWA

PEMBELAJARAN IPA TERSTRUKTUR MELALUI METODE DISKUSI DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN MENALAR SISWA PEMBELAJARAN IPA TERSTRUKTUR MELALUI METODE DISKUSI DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN MENALAR SISWA (Studi Kasus SMP Negeri 2 Adimulyo, Kebumen, Kelas VII, Konsep Besaran dan

Lebih terperinci