LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 7 JANUARI 30 JANUARI 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 7 JANUARI 30 JANUARI 2014"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 7 JANUARI 30 JANUARI 2014 LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER MUTIA ULINAFIAH, S.Farm ANGKATAN LXXVIII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JUNI 2014

2 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 7 JANUARI 30 JANUARI 2014 LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker MUTIA ULINAFIAH, S.Farm ANGKATAN LXXVIII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JUNI 2014

3 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Mutia Ulinafiah, S.Farm NPM : Tanda Tangan : Tanggal : 28 Juni 2014 iii

4 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia. Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan plagiarisme, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Indonesia kepada saya. Depok, 28 Juni 2014 Mutia Ulinafiah, S.Farm iv

5

6 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan karunia dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Lembaga Pemerintah Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat. Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Program Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia untuk mencapai gelar profesi Apoteker. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami peran dan tugas Apoteker di lembaga pemerintahan, khususnya di Suku Dinas Kesehatan. Pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat berlangsung pada periode 7 30 Januari Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan Laporan PKPA ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih atas bantuan dan bimbingan kepada: 1. Widi Nugroho, S. Farm., Apt. yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis selama melaksanakan PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat. 2. Dr. Berna Elya, MS., Apt. sebagai pembimbing dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulis melaksanakan PKPA serta dalam penulisan laporan ini. 3. Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. 4. Dr. Hayun, M.Si., Apt., sebagai Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama perkuliahan dan ketika PKPA berlangsung. 5. Ibu Widiastuti, selaku Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat. vi

7 6. Ibu drg. Fatmiaty, selaku Ketua Seksi Sumber Daya Kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dan pengetahuan pada penulis selama pelaksanaan dan penyusunan laporan PKPA ini. 7. Bapak Andi Kurniadi, S.Farm., Apt selaku APA di Puskesmas Kecamatan Tamansari yang telah memberikan bimbingan selama PKPA di Puskesmas. 8. Seluruh staf di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat. 9. Bapak dan Ibu staf pengajar beserta segenap karyawan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. 10. Keluarga tercinta yang senantiasa memberi dukungan, doa, semangat dan kasih sayang yang tiada henti. 11. Teman-teman seperjuangan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat, Welly, Marvi, Vina, dan Komang atas kerjasama selama pelaksanaan PKPA. 12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penulisan laporan PKPA ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan PKPA ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima segala kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang. Tak ada yang penulis harapkan selain sebuah keinginan agar laporan PKPA ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu farmasi pada khususnya. Penulis 2014 vii

8 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Mutia Ulinafiah, S. Farm. NPM : Program Studi : Profesi Apoteker Fakultas : Farmasi Jenis karya : Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Suku Dinas Kesehatan kota Administrasi Jakarta Barat Periode 07 Januari 30 Januari 2014 beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini, Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola, dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada Tanggal : 28 Juni 2014 Yang menyatakan, (Mutia Ulinafiah, S. Farm.) viii

9 ABSTRAK Nama : Mutia Ulinafiah, S.Farm NPM : Program Studi : Profesi Apoteker Judul : Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat Periode 07 Januari 30 Januari 2014 Praktik Kerja Profesi Apoteker di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat bertujuan untuk mengetahui, memahami, dan mampu menerapkan mengenai tugas pokok dan fungsi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat. Praktek kerja ini juga bertujuan untuk mengetahui mengenai tata cara perizinan, pembinaan, dan pengawasan tenaga kesehatan, khususnya tenaga kefarmasian. Tugas khusus yang diberikan berjudul Proses Pengelolaan Obat dan Perhitungan Sasaran Mutu Obat Kadaluarsa di Puskesmas Kecamatan Tamansari Periode Juli-Desember Tujuan penyusunan tugas khusus ini adalah untuk mengetahui proses pengelolaan obat di gudang obat Puskesmas Kecamatan Tamansari tahun 2014 dan menghitung sasaran mutu obat kadaluarsa di Puskesmas Kecamatan Tamansari periode Juli-Desember Kata Kunci : Suku Dinas, Pemerintah, Puskesmas, Tamansari, Obat. Tugas Umum : xiii + 44 halaman; 1 gambar; 14 lampiran Tugas Khusus : vi + 18 halaman; 1 gambar; 1 tabel, 3 lampiran Daftar Acuan Tugas Umum : 11 ( ) Daftar Acuan Tugas Khusus : 5 ( ) ix

10 ABSTRACT Name : Mutia Ulinafiah, S.Farm NPM : Program Study : Profesi Apoteker Title : Pharmacist Fieldwork Report in Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi West-Jakarta, Periode of January 7 th to January 30 th Pharmacist Fieldwork at Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi West-Jakarta aims to find, understand, and be able to apply the basic tasks and functions Suku Dinas Kesehatan of West Jakarta Administration City. This practice also aims to find out about licensing procedures, guidance, and supervision of health workers, particularly the pharmacy. Given a special assignment titled Medication Management Process and Calculation of Quality Objectives Expired Drugs in Tamansari Health Centers Period July-December The purpose of the preparation of this particular task is to investigate the process of medication management in drug warehouse Tamansari Health Centers in 2014 and calculate of quality objectives expired drugs in Tamansari Health Centers period July to December, Keyword : Suku Dinas, government, health centers, Tamansari, drug General Assignment : xiii + 44 pages; 1 picture; 14 appendices Specific Assignment: vi + 18 pages; 1 picture, 1 table; 3 appendices Bibliography of General Assignment : 11 ( ) Bibliography of Specific Assignment : 5 ( ) x

11 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... iv HALAMAN PENGESAHAN... v KATA PENGANTAR... vi HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan... 2 BAB 2. TINJAUAN UMUM Instansi Kesehatan Suku Dinas Kesehatan Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat Visi dan Misi Sasaran Mutu dan Kebijakan Mutu Struktur Organisasi... 7 BAB 3. TINJAUAN KHUSUS SEKSI SUMBER DAYA KESEHATAN Kegiatan Seksi Sumber Daya Kesehatan Perizinan Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian Perizinan Sarana Farmasi, Makanan dan Minuman Pengelolaan Perbekalan dan Persediaan obat BAB 4. PEMBAHASAN Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (Binwasdal) Tenaga Kesehatan dan Sarana Farmasi, Makanan, dan Minuman Pengelolaan Perbekalan dan Persediaan Obat BAB 5. PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR ACUAN xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan... 8 xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Formulir Permohonan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) atau Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) Lampiran 2. Formulir Permohonan Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK) Lampiran 3. Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) Lampiran 4. Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) Lampiran 5. Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK) Lampiran 6. Formulir Permohonan Surat Izin Apotek (SIA) Lampiran 7. Formulir Permohonan Perubahan Surat Izin Apotek Lampiran 8. Berita Acara Pemeriksaan untuk Memperoleh Izin Apotek Lampiran 9. Surat Izin Apotek (SIA) Lampiran 10. Surat Izin Apotek Rakyat Lampiran 11. Formulir Permohonan Surat Izin Pedagang Eceran Obat Lampiran 12. Formulir Permohonan Perubahan Izin Pedangan Eceran Obat.. 59 Lampiran 13. Formulir Permohonan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) Lampiran 14. Surat Bukti Barang Keluar xiii

14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang telah dijamin oleh negara seperti yang tertera pada Undang-Undang Republik Indonesia. Salah satu hak tersebut yaitu tiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, serta terjangkau. Berdasarkan hak tersebut, pemerintah pusat berkewajiban untuk memenuhinya yaitu dengan cara melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap sarana dan tenaga pelayanan kesehatan (Presiden Republik Indonesia, 2009b). Tugas pemerintah pusat, salah satunya di bidang kesehatan didelegasikan kepada pemerintah daerah dengan membentuk badan berwenang di masingmasing daerah untuk mengurus bidang kesehatan sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia. Badan berwenang yang dibentuk di tingkat provinsi adalah Dinas Kesehatan Provinsi. Badan berwenang yang dibentuk di tingkat Kabupaten/Kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di provinsi non DKI Jakarta atau Suku Dinas Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta. Suku Dinas Kesehatan merupakan perpanjangan tangan dari Dinas Kesehatan Provinsi yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan dan Walikota yang bersangkutan (Presiden Republik Indonesia, 2004). Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) merupakan gabungan dari Suku Dinas Pelayanan Kesehatan dan Suku Dinas Kesehatan Masyarakat oleh Pemerintah DKI Jakarta melalui Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun Suku Dinas Kesehatan memiliki beberapa tugas, salah satu tugasnya yaitu memberikan perizinan untuk sarana dan tenaga kesehatan yang telah memenuhi syarat. Kualitas sarana dan tenaga kesehatan yang telah mendapat izin dianggap telah terjamin sehingga akan memberikan kepercayaan bagi masyarakat. Selain itu, dengan adanya izin maka sarana dan tenaga kesehatan akan mendapat perlindungan hukum ketika menjalankan tugas pelayanannya. Suku Dinas Kesehatan juga bertugas melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap sarana pelayanan kesehatan. Pentingnya tugas Suku Dinas ini yaitu untuk menjamin bahwa kualitas sarana dan tenaga kesehatan telah dan tetap 1 Universitas Indonesia

15 2 memenuhi syarat (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009). Sebagai salah satu sumber daya manusia pada bidang ilmu yang berperan dalam pelayanan kesehatan, apoteker memiliki peran dan fungsi dalam Suku Dinas Kesehatan. Peran dan fungsi tersebut berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi mengenai perizinan, serta kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian dari pelayanan kesehatan, termasuk sarana dan tenaga kesehatan. Berdasarkan latar belakang tersebut, Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat menyelenggarakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Kegiatan PKPA ini dilaksanakan pada tanggal 7-30 Januari 2014 dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai peran dan fungsi profesi apoteker di Suku Dinas Kesehatan, serta memberikan pengalaman bagi calon apoteker dalam menjalankan tugas tersebut. 1.2 Tujuan Pelaksanaan PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat bertujuan agar mahasiswa calon Apoteker : a. Mengetahui, memahami, dan mampu menerapkan mengenai tugas pokok dan fungsi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat. b. Mengetahui, memahami, dan mampu menerapkan mengenai tugas pokok dan fungsi Seksi Sumber Daya Kesehatan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat. c. Mengetahui, memahami, dan mampu menerapkan mengenai tata cara perizinan, pembinaan, dan pengawasan tenaga kesehatan, khususnya tenaga kefarmasian. d. Mengetahui, memahami, dan mampu menerapkan mengenai tata cara perizinan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan farmasi, makanan dan minuman serta cara pengelolaan perbekalan farmasi dan alat kesehatan di Suku Dinas Kesehatan. Universitas Indonesia

16 BAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1 Instansi Kesehatan Instansi pemerintahan khusus yang menangani bidang kesehatan di Indonesia secara hirarki sebagai berikut: a. Kementerian Kesehatan Kementerian kesehatan (Kemenkes) adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan kesehatan. Kementerian kesehatan dipimpin oleh seorang Menteri Kesehatan (Menkes). Kementerian Kesehatan berada di bawah presiden, bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan yang berfungsi sebagai regulator di tingkat nasional. b. Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan adalah sebagai unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan. Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang diangkat dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan. Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah yang berfungsi sebagai regulator di tingkat daerah DKI Jakarta (Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 150, 2009) c. Suku Dinas Kesehatan Suku Dinas Kesehatan adalah Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi/Dinas Kesehatan Kabupaten Administrasi sebagai perangkat pada tingkat kota administrasi/kabupaten administrasi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Suku Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas yang diangkat dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan. Kepala Suku Dinas bertanggung jawab secara teknis administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan dan secara teknis operasional kepada Walikota Administratif yang berfungsi sebagai auditor di wilayahnya. (Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 150, 2009) 3 Universitas Indonesia

17 4 d. Puskesmas Puskesmas adalah unit pelayanan teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah tertentu. Puskesmas merupakan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima, dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran aktif masyarakat, dengan biaya yang ditanggung oleh pemerintah mengikuti diberlakukannya sistem SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) mulai tahun Fungsi Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu dengan tujuan untuk meningkatkan hidup sehat dan derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Berdasarkan cakupan wilayahnya, Puskesmas dibagi menjadi Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan. Puskesmas Kecamatan bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kecamatan tertentu. Puskesmas Kecamatan berada di tiap kecamatan di Jakarta Barat, sehingga total jumlah Puskesmas Kecamatan di Jakarta Barat sebanyak 8 Puskesmas Kecamatan. Puskesmas Kecamatan merupakan tempat rujukan pasien selanjutnya dari Puskesmas Kelurahan. Puskesmas Kelurahan merupakan unit pelayanan teknis (UPT) dengan cakupan wilayah yang lebih sempit, yaitu bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di lingkungan kelurahan. 2.2 Suku Dinas Kesehatan Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat Suku dinas kesehatan kota administrasi merupakan unit kerja dinas kesehatan pada kota administrasi dengan tugas pokok, yaitu pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Suku dinas kesehatan dipimpin oleh seorang kepala suku dinas yang secara teknis dan administrasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan serta secara operasional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009). Adapun fungsi dari suku dinas kesehatan kota administrasi, y a i t u ( Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009): Universitas Indonesia

18 5 a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas. b. Pelaksanaan DPA suku dinas. c. Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian penyelenggaraan kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan perorangan, rujukan, khusus, tradisional, dan keahlian. d. Pengendalian penanggulangan kegawatdaruratan, bencana, dan kejadian luar biasa (KLB). e. Pengendalian pencegahan dan pemberantasan penyakit menular/tidak menular. f. Pengawasan dan pengendalian ketersediaan kefarmasian. g. Pelaksanaan surveilans kesehatan. h. Pelaksanaan monitoring penerapan sistem manajemen mutu kesehatan. i. Pengendalian pencapaian standardisasi prasarana dan sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta. j. Pelaksanaan pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi kesehatan yang diterima suku dinas. k. Pemberian, pengawasan, pengendalian dan evaluasi, perizinan, rekomendasi, atau sertifikasi di bidang kesehatan. l. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada lingkup kota administrasi. m. Pelaksanaan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat. n. Penghimpunan, pengolahan, pemeliharaan, penyajian, pengembangan dan pemanfaatan data dan informasi mengenai kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, prasarana dan sarana pelayanan kesehatan perseorangan, rujukan, khusus, tradisional dan keahlian pada lingkup kota administrasi. o. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja suku dinas. p. Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang. Universitas Indonesia

19 6 q. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan. r. Pelaksanaan kegiatan publikasi dan pengaturan acara suku dinas. s. Penyiapan bahan laporan dinas kesehatan dan kota administrasi yang terkait dengan tugas dan fungsi suku dinas. t. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas kesehatan untuk teknis dan administrasi disampaikan oleh kepala suku dinas kepada kepala dinas dan untuk operasional disampaikan oleh kepala suku dinas kepada walikota (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009). 2.3 Visi dan Misi Visi dari Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat adalah Jakarta Barat sehat untuk semua. Adapun misi dari Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat adalah: a. Meningkatkan fungsi binwasdal program kesehatan masyarakat dan sumber daya kesehatan. b. Mengendalikan penyakit dan mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB). c. Mewujudkan sumber daya manusia yang profesional, tanggap dan unggul. d. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam rangka mewujudkan upaya kemandirian di bidang kesehatan. e. Meningkatkan sarana dan prasarana yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. 2.4 Sasaran Mutu dan Kebijakan Mutu Sasaran mutu Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat adalah: a. Kepuasan pelanggan eksternal 85% b. Kepuasan pegawai 85% c. Waktu penyelesaian perizinan 15 hari kerja 85% d. Komplain yang ditindaklanjuti 100%. Universitas Indonesia

20 7 Kebijakan mutu Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat adalah mengutamakan kepuasan pelanggan dalam rangka mewujudkan masyarakat sehat, mandiri dengan sumber daya kesehatan yang bermutu, senantiasa melakukan perbaikan berkesinambungan sesuai dengan aturan yang berlaku dengan sasaran mutu yang terukur dan mengacu kepada standar mutu internasional. 2.5 Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi (Gambar 2.1) terdiri dari: a. Kepala Suku Dinas b. Subbagian Tata Usaha c. Seksi Kesehatan Masyarakat d. Seksi Pelayanan Kesehatan e. Seksi Sumber Daya Kesehatan f. Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan g. Subkelompok Jabatan Fungsional (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009) Suku dinas kesehatan dipimpin oleh seorang kepala suku dinas yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya bertanggungjawab secara teknis kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Wakil Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta dan secara operasional kepada walikota. Setiap subbagian atau seksi dipimpin oleh seorang kepala subbagian atau kepala seksi yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada kepala suku dinas kesehatan (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009) Kepala Suku Dinas Tugas Kepala Suku Dinas: a. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas. b. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas subbagian, seksi dan subkelompok jabatan fungsional. c. Melaksanakan kerja sama dan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), unit kerja perangkat daerah (UKPD) Universitas Indonesia

21 8 dan/atau instansi pemerintah/swasta terkait, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas. d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009). [Sumber: Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 150 Tahun 2009 Tentang Tata Kerja Dinas Kesehatan; Telah diolah kembali] Gambar 2.1. Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Subbagian Tata Usaha Subbagian tata usaha merupakan satuan kerja staf suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan administrasi umum suku dinas kesehatan. Subbagian tata usaha dipimpin oleh seorang kepala subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala suku dinas (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009). Subbagian tata usaha mempunyai tugas: a. Menyusun bahan RKA dan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Melaksanakan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. c. Mengoordinasikan penyusunan RKA dan DPA suku dinas. d. Melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan DPA Universitas Indonesia

22 9 suku dinas. e. Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang suku dinas. f. Pelaksanaan kegiatan surat menyurat dan kearsipan suku dinas. g. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja suku dinas. h. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor. i. Melaksanakan pengelolaan ruang rapat/pertemuan suku dinas. j. Melaksanakan publikasi kegiatan upacara dan pengaturan acara suku dinas. k. Menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan dan melaporkan penerimaan retribusi suku dinas kesehatan l. Menyiapkan bahan laporan suku dinas yang terkait dengan tugas subbagian tata usaha. m. Mengoordinasikan penyusunan laporan (kegiatan, keuangan, kinerja dan akuntabilitas) suku dinas. n. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas subbagian tata usaha (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009) Seksi Kesehatan Masyarakat Seksi kesehatan masyarakat merupakan satuan kerja lini suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Seksi kesehatan masyarakat dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala suku dinas (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009). Seksi kesehatan masyarakat mempunyai tugas (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009): a. Menyusun bahan RKA dan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Melaksanakan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. c. Melaksanakan pengendalian mutu kegiatan pelayanan kesehatan keluarga termasuk kesehatan ibu, bayi, anak balita, kesehatan anak prasekolah, usia sekolah, remaja, kesehatan reproduksi, usia lanjut, keluarga berencana, pekerja wanita dan asuhan keperawatan. d. Mengoordinasikan sektor terkait dan masyarakat profesi untuk pencegahan Universitas Indonesia

23 10 dan pengendalian program kesehatan masyarakat. e. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan dan informasi. f. Melaksanakan bimbingan teknis tenaga kesehatan di bidang kesehatan masyarakat. g. Melaksanakan kajian perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat tingkat kota administrasi. h. Melaksanakan manajemen basis data kesehatan melalui sistem informasi manajemen kesehatan yang terintegrasi. i. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan program gizi dan PPSM. j. Menerapkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). k. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi kesehatan masyarakat. l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi kesehatan masyarakat Seksi Pelayanan Kesehatan Seksi pelayanan kesehatan merupakan satuan kerja lini suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Seksi pelayanan kesehatan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala suku dinas (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009). Seksi pelayanan kesehatan mempunyai tugas (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009): a. Menyusun bahan RKA dan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Melaksanakan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. c. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian tata laksana pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. d. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan, memanfaatkan data dan informasi upaya pelayanan kesehatan. e. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian penerapan standar pelayanan kesehatan. f. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan akreditasi sarana pelayanan Universitas Indonesia

24 11 kesehatan. g. Memberikan rekomendasi atau perizinan sarana pelayanan kesehatan. h. Memberikan tanda daftar kepada pengobat tradisional. i. Melaksanakan siaga 24 jam atau Pusat Pengendali Dukungan Kesehatan (Pusdaldukkes). j. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan standar pelayanan minimal pelayanan kesehatan. k. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi pelayanan kesehatan. l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi pelayanan kesehatan Seksi Sumber Daya Kesehatan Seksi sumber daya kesehatan merupakan satuan kerja lini suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya kesehatan. Seksi sumber daya kesehatan dipimpin oleh seseorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala suku dinas (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009). Seksi sumber daya kesehatan mempunyai tugas (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009): a. Menyusun bahan RKA dan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Melaksanakan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. c. Melaksanakan pemberian perizinan tenaga dan sarana farmasi, makanan dan minuman. d. Memberikan rekomendasi atau perizinan praktik tenaga kesehatan. e. Melaksanakan kegiatan bimbingan teknis tenaga kesehatan. f. Menyusun peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan. g. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan petugas kesehatan terhadap standar pelayanan. h. Melaksanakan kegiatan audit internal dan audit eksternal penerapan sistem manajemen mutu. Universitas Indonesia

25 12 i. Melaksanakan survey kepuasan pelanggan kesehatan. j. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi dan pendampingan penerapan sistem manajemen mutu pada puskesmas. k. Melaksanakan kegiatan pengembangan mutu melalui forum dan fasilitator. l. Melaksanakan fasilitasi peningkatan kemampuan tenaga fasilitator, instruktor, assesor dan auditor mutu pelayanan kesehatan. m. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelayanan sarana pelayanan kefarmasian meliputi industri kecil obat tradisional, sub penyalur alat kesehatan, apotek, pedagang eceran obat, depo obat dan industri makanan minuman rumah tangga. n. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan pengendalian harga obat dan persediaan cadangan obat esensial. o. Melaksanakan pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan pada lingkup kota administrasi. p. Melaksanakan monitoring dan pemetaan sumber daya kesehatan. q. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi sumber daya kesehatan. r. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi sumber daya kesehatan Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan Seksi pengendalian masalah kesehatan merupakan satuan kerja lini suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian masalah kesehatan. Seksi pengendalian masalah kesehatan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala suku dinas (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009). Seksi pengendalian masalah kesehatan mempunyai tugas (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009): a. Menyusun bahan RKA dan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Melaksanakan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. c. Melaksanakan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular, kesehatan jiwa masyarakat, surveilans epidemiologi, penanggulangan Universitas Indonesia

26 13 wabah/klb dan kesehatan lingkungan. d. Melaksanakan kegiatan pembinaan pelaksanaan kesehatan haji. e. Menyiapkan materi sosialisasi kesehatan tentang pengendalian penyakit menular/tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat. f. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi dan pendampingan teknis peningkatan kompetensi surveilans epidemiologi, tenaga kesehatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat. g. Melaksanakan kegiatan koordinasi, kerjasama dan kemitraan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat dengan SKPD, UKPD dan instansi/pemerintah/swasta/masyarakat. h. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan imunisasi. i. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan dan memanfaatkan data informasi surveilans epidemiologi sebagai sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB) pada lingkup kota administrasi. j. Melaksanakan kegiatan investigasi penyakit potensial KLB dan dugaan wabah serta keracunan makanan. k. Meningkatkan sistem jaringan informasi wabah atau KLB dan surveilans. l. Melaksanakan kegiatan pengendalian surveilans kematian. m. Melaksanakan kegiatan monitoring dan pemetaan kegiatan penanggulangan wabah atau KLB dan surveilans. n. Melaksanakan kegiatan pengendalian pelaksanaan program kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air minum atau air bersih, penyehatan makanan dan minuman, pengamanan limbah, pengendalian vektor, pengendalian radiasi, penyehatan pemukiman kumuh, penyehatan di tempattempat umum, tempat kerja, tempat pengelolaan pestisida termasuk pemberian rekomendasi analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), upaya pengelolaan lingkungan atau upaya pemantauan lingkungan. o. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian sarana penunjang kesehatan lingkungan. Universitas Indonesia

27 14 p. Menyiapkan materi pelatihan teknis dalam bidang kesehatan lingkugan dan kesehatan kerja. q. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi pengendalian masalah kesehatan. r. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi pengendalian masalah kesehatan. Universitas Indonesia

28 BAB 3 TINJAUAN KHUSUS SEKSI SUMBER DAYA KESEHATAN 3.1 Kegiatan Seksi Sumber Daya Kesehatan Seksi sumber daya kesehatan memiliki tiga kegiatan, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tenaga kesehatan, kegiatan yang berhubungan dengan farmasi, makanan, dan minuman, serta kegiatan yang berhubungan dengan standardisasi mutu kesehatan. Adapun sasaran mutu dari seksi sumber daya kesehatan adalah jumlah obat kedaluwarsa mencapai 0% dan waktu yang dibutuhkan untuk proses perizinan paling lama 15 hari kerja Kegiatan yang Berhubungan dengan Tenaga Kesehatan Kegiatan terkait tenaga kesehatan pada seksi sumber daya kesehatan mencakup sebagai berikut (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009): a. Pemberian perizinan praktik tenaga kesehatan (dokter, apoteker, tenaga teknis kefarmasian, perawat, bidan, optisien, terapi wicara, fisioterapi, dan radiografer). b. Pelaksanakan kegiatan bimbingan teknis tenaga kesehatan. c. Pelaksanaan monitoring dan pemetaan sumber daya kesehatan Kegiatan yang Berhubungan dengan Farmasi, Makanan, dan Minuman Kegiatan terkait farmasi, makanan, dan minuman pada seksi sumber daya kesehatan mencakup sebagai berikut (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009): a. Pemberian perizinan sarana farmasi, makanan, dan minuman seperti apotek, pedagang eceran obat, usaha mikro obat tradisional (UMOT), industri rumah tangga pangan (IRTP). b. Pelaksanaan kegiatan Binwasdal sarana farmasi, makanan, dan minuman. c. Pemantauan dan pengendalian harga obat. d. Pengelolaan perbekalan dan persediaan obat pada lingkup Kota Administrasi. 15 Universitas Indonesia

29 Kegiatan yang Berhubungan dengan Standardisasi Mutu Kesehatan Kegiatan terkait standardisasi mutu kesehatan pada seksi sumber daya kesehatan mencakup sebagai berikut (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009): a. Pembuatan peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan. b. Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan. c. Pelaksanaan audit internal dan eksternal sistem manajemen mutu. d. Pendampingan penerapan sistem manajemen mutu di puskesmas. e. Pengembangan mutu melalui forum komunikasi dan fasilitator. f. Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan petugas kesehatan terhadap standar pelayanan. 3.2 Perizinan Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian Apoteker Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker (Presiden Republik Indonesia, 2009a). Setiap apoteker yang ingin melaksanakan pekerjaan kefarmasian di Indonesia wajib memiliki surat izin sesuai tempat apoteker bekerja. Surat izin bagi apoteker terbagi menjadi 2 macam, yaitu Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) bagi apoteker penanggung jawab dan apoteker pendamping di fasilitas pelayanan kefarmasian (apotek, puskesmas, instalasi farmasi rumah sakit, klinik dan Praktik bersama dokter) dan Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) bagi apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitas produksi atau fasilitas distribusi/penyaluran (industri farmasi, Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau Pedagang Besar Bahan Baku Farmasi (PBBBF)). Permohonan SIPA atau SIKA harus mengisi formulir permohonan SIPA atau SIKA (Lampiran 1) dengan melampirkan (Menteri Kesehatan RI, 2011): a. Foto kopi Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) yang dilegalisir oleh Komisi Farmasi Nasional (KFN) yang masih berlaku. b. Surat pernyataan mempunyai tempat Praktik profesi atau surat keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasiaan atau dari pimpinan produksi Universitas Indonesia

30 17 atau distribusi/penyalur. c. Surat rekomendasi dari organisasi profesi sesuai tempat Praktik. d. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm (3 lembar) dan 3 x 4 cm (2 lembar). e. Surat izin dari pimpinan instansi/sarana pelayanan kesehatan dimana apoteker dimaksud bekerja (khusus bagi apoteker yang berpraktik atau bekerja di sarana pelayanan kesehatan pemerintah atau sarana pelayanan kesehatan yangditunjuk pemerintah. f. Foto kopi kartu tanda penduduk (KTP). g. Melampirkan SIPA yang lama bila ingin memperpanjang SIPA. h. Melampirkan fotokopi izin sarana untuk berpraktik/bekerja di sarana (kecuali rumah sakit (RS) dan sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk pemerintah) Tenaga Teknis Kefarmasian Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi, dan tenaga menengah farmasi atau asisten apoteker (Presiden Republik Indonesia, 2009a). Setiap tenaga teknis kefarmasian yang ingin melaksanakan pekerjaan kefarmasian di Indonesia wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga teknis kefarmasian bekerja. Surat izin bagi tenaga teknis kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas kefarmasian adalah surat izin kerja tenaga teknis kefarmasian (SIKTTK). Permohonan SIKTTK harus mengisi formulir permohonan SIKTTK (Lampiran 2) dengan melampirkan (Menteri Kesehatan RI, 2011): a. Foto kopi STRTTK yang dilegalisasi. b. Surat pernyataan apoteker atau pimpinan tempat pemohon melaksanakan pekerjaan kefarmasiaan. c. Surat rekomendasi dari organisasi yang menghimpun tenaga teknis kefarmasiaan. d. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm (3 lembar) dan 3 x 4 cm (2 lembar). Universitas Indonesia

31 18 e. Foto kopi KTP. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat harus menerbitkan SIPA/SIKA (Lampiran 3 dan 4) atau SIKTTK (Lampiran 5) paling lama 15 hari kerja sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap Perizinan Sarana Farmasi, Makanan dan Minuman Apotek Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan Praktik kefarmasian oleh apoteker. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Presiden Republik Indonesia, 2009b). Surat izin apotek (SIA) adalah surat izin yang diberikan oleh menteri kesehatan kepada apoteker atau apoteker bekerjasama dengan pemilik sarana untuk menyelenggarakan apotek di suatu tempat tertentu. Untuk mendapatkan SIA, apoteker pengelola apotek (APA) mengajukan formulir permohonan surat izin apotek (Lampiran 6) atau formulir perubahan izin apotek (Lampiran 7) kepada kepala suku dinas kesehatan setempat. Apabila semua persyaratan telah dilengkapi, kepala seksi sumber daya kesehatan beserta staf turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan setempat (Presiden Republik Indonesia, 2009b).. Peninjauan ke lokasi bertujuan untuk menilai apakah di lokasi tersebut layak didirikan atau diadakan pelayanan kesehatan apotek tersebut. Pemeriksaan tersebut meliputi persyaratan fisik dan bangunan, kelengkapan ketenagaan, kelengkapan peralatan lain baik yang khusus maupun umum yang diperlukan untuk peracikan dan lainnya kemudian dilaporkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan (BAP) (Lampiran 8). Universitas Indonesia

32 19 Dalam jangka waktu 15 hari kerja setelah menerima laporan hasil pemeriksaan, suku dinas kesehatan kota administrasi setempat akan mengeluarkan SIA (Lampiran 9) yang berlaku selama apotek yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan masih memenuhi persyaratan. SIA dapat dicabut apabila terjadi pelanggaran dari peraturan perundangundangan yang berlaku, misalnya SIPA dicabut atau apotek tidak lagi memenuhi persyaratan yang ada. Jika apotek melakukan pelanggaran, maka pertama-tama akan diberikan teguran secara lisan untuk segera dilakukan perbaikan. Apabila tidak ada perbaikan dari apotek tersebut maka diberikan peringatan tertulis kepada APA. Pencabutan SIA dapat dilakukan setelah dikeluarkan peringatan tertulis kepada APA sebanyak tiga kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing dua bulan atau pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya enam bulan. Akan tetapi pembekuan izin dapat dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi seluruh persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Menteri Kesehatan RI, 2002b). Persyaratan yang harus dilengkapi dalam mengajukan SIA adalah sebagai berikut (Menteri Kesehatan RI, 2002b): a. Data Apoteker, meliputi: fotokopi KTP APA, pas foto berwarna 4x6 cm (1 lembar), fotokopi SIPA, fotokopi surat lolos butuh dari dinas kesehatan provinsi bagi APA yang berasal dari luar Provinsi DKI Jakarta/surat berhenti dari sarana farmakmin lain bila pernah bekerja di DKI Jakarta, surat izin dari atasan bagi APA yang PNS/TNI/POLRI, dan surat keterangan masa bakti bagai APA yang PNS/TNI/POLRI. b. Data Pemilik Sarana Apotek (PSA), meliputi: fotokopi KTP pemilik sarana apotek (PSA), fotokopi nomor poko wajip pajak (NPWP), dan pas foto berwarna 4x6 cm (1 lembar). c. Fotokopi akte notaris badan hukum dan fotokopi pengesahan badan hukum dari Kementerian Kehakiman dan Hukum HAM RI, bila berbentuk Comanditaire Venootschap (CV) pengesahan dari pengadilan. d. Salinan akte perjanjian kerjasama antara APA dan pemilik sarana apotek (PSA) atau surat keputusan (SK) pengangkatan bagi perusahaan badan usaha Universitas Indonesia

33 20 milik negara (BUMN) (Kimia Farma). e. Fotokopi tanda bukti kepemilikan tempat/bila sewa lampirkan surat perjanjian sewa menyewa. f. Fotokopi izin mendirikan bangunan (IMB) dan bagi sarana berada di pusat pasar/hotel dan sarana umum lain, lampirkan surat keterangan dari pengelola. g. Fotokopi undang-undang gangguan dan bagi sarana yang berada di perkantoran/pasar swalayan/hotel melampirkan fotokopi undang-undang ganguan gedung. h. Fotokopi surat keterangan domisili. i. Surat pernyataan dari APA tidak bekerja pada perusahaan farmasi lain di atas materai Rp 6.000,-. j. Surat pernyataan dari APA yang menyatakan akan tunduk serta patuh kepada peraturan yang berlaku di atas materai Rp 6.000,-. k. Surat pernyataan dari APA tidak melakukan penjualan narkotika, obat keras tertentu tanpa resep dokter di atas materai Rp 6.000,-. l. Surat pernyataan pemilik sarana apotek tidak pernah terlibat dan tidak akan terlibat dalam pelanggaran peraturan di bidang farmasi/ obat dan tidak ikut campur dalam hal pengelolaan obat di atas materai Rp 6.000,-. m. Gambar peta lokasi tempat usaha. n. Denah ruangan beserta fungsi dan ukurannya. o. Struktur organisasi dan tata kerja/tata laksana. p. Rencana jadwal buka apotek. q. Daftar ketenagaan berdasarkan pendidikan. r. Kelengkapan tenaga teknis kefarmasian, meliputi: fotokopi SIKTTK, fotokopi KTP, dan surat Pernyataan bersedia bekerja di atas materai Rp 6.000,-. s. Daftar peralatan apotek t. Formulir laporan pamakaian narkoba dan psikotropika. u. Daftar buku pustaka, minimal: peraturan perundang-undangan di bidang farmasi, farmakope Indonesia edisi terbaru. v. Daftar perlengkapan administrasi. Universitas Indonesia

34 Depo Farmasi Persyaratan perizinan depo farmasi meliputi: a. Data Apoteker, meliputi: fotokopi KTP dan NPWP APA, pas foto berwarna 4x6 cm (1 lembar), fotokopi SIK/surat penugasan, surat pengangkatan apoteker sebagai penanggung jawab depo farmasi, fotokopi surat lolos butuh dari dinas kesehatan provinsi bagi apoteker yang berasal dari luar Provinsi DKI Jakarta/surat perhenti dari sarana farmakmin lain bila pernah bekerja di DKI Jakarta, dan surat izin dari atasan bagi apoteker yang PNS/TNI/POLRI. b. Data Pemilik Depo Farmasi, meliputi: fotokopi KTP klinik/dokter yang masih verlaku, fotokopi NPWP, dan pas foto berwarna ukuran 4x6 cm (1 lembar). c. Fotokopi izin klinik/praktik dokter yang masih berlaku d. Fotokopi akte notaris badan hukum dan fotokopi pengesahan badan hukum dari Departemen Kehakiman dan HAM RI bila dalam bentuk PT dan pengesahan dari pengadilan bila dalam bentuk CV. e. Fotokopi perjanjian kerja sama antara apoteker dan pemilik depo. f. Surat pernyataan apoteker yang menyatakan akan tunduk serta patuh kepada peraturan yang berlaku di atas materai Rp 6.000,-. g. Surat pernyataan apoteker hanya melayani resep dari klinik/dokter (bukan resep dari umum), kecuali atas nama pasien klinik/dokter. h. Surat pernyataan pemilik depo tidak pernah terlibat dan tidak akan terlibat dalam pelanggaran peraturan di bidang farmasi/obat dan tidak ikut campur dalam hal pengelolaan obat di atas materai Rp 6.000,-. i. Proposal untuk mendirikan depo farmasi. j. Fotokopi surat izin undang-undang gangguan (UUG) klinik. k. Status gedung atau sertifikat gedung sewa minimal 2 tahun. l. Peta lokasi seatap/sepekarangan dengan klinik. m. Denah ruangan beserta fungsi dan ukurannya. n. Struktur organisasi dan tata kerja/tata laksana. o. Rencana jadwal buka depo farmasi. p. Daftar ketenagaan berdasarkan pendidikan. Universitas Indonesia

35 22 q. Kelengkapan tenaga teknis kefarmasian, meliputi: SIKTTK, fotokopi KTP,dan surat pernyataan bersedia bekerja di atas materai Rp 6.000,-. r. Daftar buku pustaka minimal peraturan perundang-undangan di bidangfarmasi, dan Farmakope Indonesia edisi terbaru. s. Daftar peralatan peracikan obat. t. Form laporan narkotika dan psikotropika. u. Perlengkapan administrasi, seperti: contoh etiket, blanko SP, blanko faktur, kartu stok, dan copy resep Apotek Rakyat Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 284 Tahun 2007 yang dimaksud apotek rakyat adalah sarana kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan kefarmasiaan dimana dilakukan penyerahan obat dan perbekalan kesehatan, dan tidak melakukan peracikan. Dalam hal ini, perbekalan kesehatan yang dimaksud adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggaraka upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pelayanan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pendirian sebuah apotek termasuk apotek rakyat membutuhkan surat izin, dalam hal ini apoteker penanggungjawab apotek rakyat berhak memperoleh surat izin apotek rakyat (Lampiran 10). Adapun pengaturan apotek rakyat ini bertujuan untuk dapat dijadikan pedoman bagi pedagang eceran obat yang ingin meningkatkan pelayanan dan status usahanya menjadi apotek rakyat, pedoman bagi perorangan atau usaha kecil yang ingin mendirikan apotek rakyat, untuk melindungi masyarakat dan agar masyarakat memperoleh pelayanan kefarmasiaan yang baik dan benar. Persyaratan perizinan apotek rakyat meliputi (Menteri Kesehatan, 2007): a. Data apoteker, meliputi: fotokopi KTP APA, fotokopi NPWP APA, pasfoto berwarna ukuran 4x6 cm (1 lembar), fotokopi SIPA, fotokopi surat lolos butuh dari dinas kesehatan provinsi bagi APA yang berasal dari luar Provinsi DKI Jakarta/surat berhenti dari sarana farmakmin lain bila pernah Universitas Indonesia

36 23 bekerja di DKI Jakarta, dan surat izin dari atasan bagi APA yang PNS/TNI/POLRI. b. Data PSA, meliputi: fotokopi KTP PSA, fotokopi NPWP, pasfoto berwarna ukuran 4x6 cm (1 lembar). c. Fotokopi akte notaris badan hukum dan fotokopi pengesahan badan hukum dari Depkeh dan HAM RI dalam bentuk perseroan terbatas (PT) dan pengesahan dari pengadilan bila dalam bentuk CV. d. Fotokopi akte perjanjian kerjasama antara APA dan PSA/SK pengangkatan bagi perusahaan BUMN (Kimia Farma). e. Bukti kepemilikan tempat, surat perjanjian sewa menyewa bila sewa. f. Fotokopi IMB (bila diluar sentra pasar). g. Fotokopi surat izin UUG bila diluar sentra pasar. h. Fotokopi surat keterangan domisili dari kelurahan setempat. i. Surat pernyataan dari APA tidak bekerja pada perusahaan farmasi lain diatas materai Rp 6.000,- j. Surat pernyataan APA yang menyatakan akan tunduk serta patuh kepada perlakuan yang berlaku di atas materai Rp 6.000,- k. Surat pernyataan dari APA tidak melakukan penjualan narkotika, obat keras tertentu di atas materai Rp 6.000,- l. Surat pernyataan PSA tidak pernah terlibat dan tidak akan terlibat dalam pelanggaran peraturan di bidang farmasi/obat dan tidak ikut campur dalam hal pengelolaan obat di atas materai Rp 6.000,- m. Peta lokasi apotek. n. Denah ruangan beserta fungsi dan ukurannya. o. Struktur organisasi dan tata kerja / tata laksana. p. Rencana jadwal buka apotek. q. Daftar ketenagaan berdasarkan pendidikan. r. Kelengkapan tenaga teknis kefarmasian, meliputi: fotokopi SIKTTK, fotokopi KTP, dan surat pernyataan bersedia bekerja diatas materai Rp 6.000,-. s. Daftar buku pustaka, minimal peraturan perundang-undangan di bidang farmasi dan Farmakope Indonesia edisi terbaru. Universitas Indonesia

37 24 t. Daftar perlengkapan administrasi u. Surat rekomendasi dari ikatan sarjana farmasi indonesia (ISFI) bagi APA Pedagang Eceran Obat Pedagang eceran obat adalah orang atau badan hukum di Indonesia yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas (Daftar W) serta untuk dijual secara eceran di tempat tertentu sesuai yang tercantum dalam surat izin. Pedagang eceran obat menjual obatobat bebas dan obat-obat bebas terbatas (Daftar W) dalam bungkusan pabrik yang membuatnya secara eceran. Pedagang eceran obat harus menjaga agar obat-obat yang dijual bermutu baik dan berasal dari pabrik-pabrik farmasi atau pedagang besar farmasi yang mendapat izin dari Menteri Kesehatan RI. Pedagang eceran obat dapat diusahakan oleh perusahaan negara, perusahaan swasta, atau perorangan (Menteri Kesehatan RI, 2002a). Penanggung jawab teknis farmasi pada pedagang eceran obat adalah seorang tenaga teknis kefarmasian. Izin pedagang eceran obat dapat diperoleh dengan mengajukan surat permohonan izin pedagang eceran obat kepada suku dinas kesehatan kota administrasi setempat. Surat izin untuk pedagang eceran obat hanya berlaku selama 2 tahun terhitung mulai tanggal ditetapkan (Menteri Kesehatan RI, 2002a). Persyaratan perizinan pedagang eceran obat harus mengisi formulir permohonan surat izin pedagang eceran obat (Lampiran 11) atau formulir permohonan perubahan izin pedagang eceran obat (Lampiran 12) dengan melampirkan persyaratan meliputi (Menteri Kesehatan RI, 2002a): a. Fotokopi KTP dari pemilik pedagang eceran obat. b. Fotokopi akte notaris badan hukum dan fotokopi pengesahan badan hukum dari Kementerian Kehakiman dan Hukum HAM RI, bila berbentuk CV pengesahan dari pengadilan. c. Gambar peta lokasi tempat usaha d. Denah ruangan toko. e. Fotokopi ijazah tenaga teknis kefarmasian. f. Fotokopi SIKTTK yang masih berlaku/melampirkan formulir dan Universitas Indonesia

38 25 persayaratan SIKTTK. g. Surat pernyataan kesediaan bekerja sebagai tenaga teknis kefarmasian penanggung jawab teknis pedagang eceran obat diatas materai Rp 6.000,-. h. Fotokopi tanda bukti kepemilikan tempat/bila sewa lampirkan surat perjanjian sewa menyewa. i. Fotokopi surat izin usaha perdagangan (SIUP). j. Fotokopi NPWP pemilik/badan hukum. k. Surat pernyataan dari pemilik pedagang eceran obat tidak akan menjual obat daftar G dan tidak melayani resep dokter diatas materai Rp 6.000,-. l. Surat pernyataan dari pemilik pedagang eceran obat tetap patuh dan tidak pernah melanggar peraturan undang-undang (UU) yang berlaku dibidang obat/farmasi diatas materai Rp 6.000,-. m. Pas foto berwarna pemilik ukuran 4x6 cm (2 lembar). n. Pas foto berwarna tenaga teknis kefarmasian 4x6 cm (2 lembar). Setelah persyaratan perizinan pedagang eceran obat lengkap, dilakukan pemeriksaan/peninjauan lapangan yang dilaporkan dalam suatu berita acara pemeriksaan. Pedagang eceran obat harus mengikuti ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku dalam menjalankan usahanya. Jika pedagang eceran obat melakukan pelanggaran maka akan dikenakan sanksi administratif berupa surat peringatan, penghentian sementara pedagang eceran obat, dan pencabutan surat izin ataupun sanksi pidana berupa pengajuan ke pengadilan Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT) dan Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) Usaha mikro obat tradisional adalah usaha yang hanya membuat sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan obat luar, dan rajangan (Peraturan Menteri Kesehatan No. 6 Tahun 2012). Persyaratan izin UMOT meliputi: a. Surat permohonan. b. Fotokopi akta pendirian badan usaha perorangan yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Universitas Indonesia

39 26 c. Susunan direksi/pengurus dan komisaris/badan pengawas dalam hal permohonan bukan perseorangan. d. Fotokopi KTP/ identitas pemohon dan/atau direksi/pengurus dan komisaris/badan pengawas. e. Pernyataan pemohon dan/atau direksi/pengurus dan komisaris/badan pengawas tidak pernah terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang farmasi. f. Fotokopi bukti penguasaan tanah dan bangunan g. Surat tanda daftar perusahaan dalam hal permohonan bukan perseorangan. h. Fotokopi SIUP dalam hal permohonan bukan perseorangan. i. Fotokopi NPWP. j. Fotokopi surat keterangan domisili. Permohonan izin UMOT diajukan kepada kepala suku dinas kesehatan kota administrasi. Selambat-lambatnya 7 hari kerja setelah menerima permohonan izin UMOT, kepala suku dinas kesehatan kota administrasi menunjuk tim untuk melakukan pemeriksaan. Selambat-lambatnya 7 hari kerja setelah menerima penugasan, tim melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan administrasi dan teknis. Hasil pemeriksaan disampaikan kepada kepala suku dinas kesehatan kota administrasi. Selambat-lambatnya 7 hari kerja setelah menerima hasil pemeriksaan, kepala suku dinas kesehatan kota administrasi menyetujui, menunda, atau menolak permohonan izin UMOT dengan tembusan kepada kepala dinas kesehatan provinsi dan kepala balai setempat. Apabila dalam 30 hari kerja setelah surat permohonan diterima oleh kepala suku dinas kesehatan kota administrasi tidak dilakukan pemeriksaan/verifikasi, pemohon dapat membuat surat pernyataan siap berproduksi kepada kepala suku dinas kesehatan administrasi (Menteri Kesehatan RI, 2012). UKOT adalah usaha yang membuat semua bentuk sediaan obat tradisional, kecuali bentuk sediaan tablet dan efervesen. Permohonan izin UKOT diajukan kepada dinas kesehatan dengan tembusan kepada dinas kesehatan kota dan balai pengawas obat dan makanan (Balai POM ) setempat. Universitas Indonesia

40 27 Persyaratan yang harus dilengkapi dalam permohonan izin UKOT terdiri dari (Menteri Kesehatan RI, 2012): a. Surat permohonan; b. Fotokopi akta pendirian badan usaha yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; c. Susunan direksi/pengurus dan komisaris/badan pengawas; d. Fotokopi KTP/identitas direksi/pengurus dan komisaris/badan pengawas; e. Pernyataan direksi/pengurus dan komisaris/badan pengawas tidak pernah terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang farmasi; f. Fotokopi bukti penguasaan tanah dan bangunan; g. Surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL); h. Surat tanda daftar perusahaan; i. Fotokopi surat izin usaha perdagangan; j. Fotokopi NPWP; k. Persetujuan lokasi dari pemerintah daerah kabupaten/kota; l. Asli surat pernyataan kesediaan bekerja penuh dari tenaga teknis kefarmasian sebagai penanggung jawab; m. Fotokopi surat pengangkatan penanggung jawab dari pimpinan perusahaan; n. Fotokopi surat tanda registrasi tenaga teknis kefarmasian; o. Daftar peralatan dan mesin-mesin yang digunakan; p. Diagram/alur proses produksi masing-masing bentuk sediaan obat tradisional yang akan dibuat; dan q. Daftar jumlah tenaga kerja dan tempat penugasannya. Izin usaha kecil obat tradisional dikeluarkan oleh dinas kesehatan berdasarkan rekomendasi dari Balai POM setempat dan suku dinas kesehatan kota administrasi. Kepala balai setempat wajib melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan/pemenuhan cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB) dan kepala suku dinas kesehatan administrasi wajib melakukan verifikasi kelengkapan administratif selambat-lambatnya 7 hari kerja sejak menerima tembusan permohonan untuk izin UKOT. Kepala balai setempat wajib menyampaikan hasil pemeriksaan kepada kepala dinas Universitas Indonesia

41 28 kesehatan provinsi dan kepala suku dinas kesehatan kota administrasi wajib menyampaikan hasil pemeriksaan kepada kepala dinas kesehatan provinsi selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah pemeriksaan. Setelah menerima laporan dari kepala suku dinas kesehatan dan kepala balai, kepala dinas kesehatan provinsi menyetujui, menunda, atau menolak permohonan izin UKOT selambat-lambatnya dalam jangka waktu 14 hari kerja (Menteri Kesehatan RI, 2012). Bentuk usaha lain di bidang obat tradisional adalah usaha jamu racikan dan usaha jamu gendong. Usaha jamu racikan adalah usaha yang dilakukan oleh depot jamu atau sejenisnya yang dimiliki perorangan dengan melakukan pencampuran sediaan jadi dan/atau sediaan segar obat tradisional untuk dijajakan langsung kepada konsumen. Sedangkan, usaha jamu gendong adalah usaha yang dilakukan oleh perorangan dengan menggunakan bahan obat tradisional dalam bentuk cairan yang dibuat segar dengan tujuan untuk dijajakan langsung kepada konsumen. Berbeda dari UKOT dan UMOT, pendirian usaha jamu gendong dan usaha jamu racikan tidak wajib memiliki izin dari menteri kesehatan. Namun, suku dinas kesehatan kota administrasi melakukan pembinaan terhadap usaha jamu racikan dan usaha jamu gendong ini Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) Industri rumah tangga pangan (IRTP) adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis. Dalam menjalankan usahanya, IRTP harus mempunyai Sertifikat Produksi Pangan untuk Perusahaan Pangan Industri Rumah Tangga atau SPP-IRT (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2012). Persyaratan yang harus dilengkapi dalam mengajukan sertifikat kelayakan pangan industri rumah tangga adalah mengisi formulir permohonan sertifikat produksi pangan industri rumah tangga (Lampiran 13) dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut: a. Foto kopi KTP pemilik. Universitas Indonesia

42 29 b. Foto kopi KTP penanggung jawab. c. Data perusahaan pangan industri rumah tangga. d. Data produk makanan yang akan diproduksi. e. Peta lokasi tempat usaha. f. Denah ruangan beserta ukuran. g. Rancangan etiket/label. h. Pas foto berwarna pemilik ukuran 4x6 cm sebanyak 2 lembar. i. Pas foto berwarna penanggungjawab ukuran 4x6 cm sebanyak 2 lembar. j. Foto kopi surat tanda daftar indusri kecil dari sudin perindustrian dan energi bagi perusahaan yang memiliki modal peralatan lebih dari Rp ,- k. Surat keterangan asal produk bila repacking. l. Foto kopi tanda bukti kepemilikan tempat/surat sewa bila sewa minimal 2 tahun. m. Sertifikat keamanan pangan (mengikuti penyuluhan keamanan pangan). Setelah persyaratan perizinan lengkap seksi sumber daya kesehatan melakukan peninjauan lapangan untuk pemeriksaan terhadap kelengkapan produksi pangan industri rumah tangga dan dilaporkan dalam bentuk berita acara Perubahan Perizinan Perubahan baik fisik maupun non fisik dari sarana kesehatan farmasi makanan dan minuman dapat terjadi setiap saat. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi dari sarana kesehatan tersebut. Perubahan dapat terjadi karena berakhirnya masa sewa bangunan, berakhirnya kerjasama antara pemilik dengan penanggung jawab teknis dan lain-lain. Agar pelayanan ataupun produksi tidak terganggu maka perlu dibuat aturan perubahan perizinan. Setiap perubahan fisik maupun non fisik harus mengajukan permohonan tertulis kepada suku dinas kesehatan. Untuk permohonan perizinan perubahan fisik maka proses perizinan sarana kesehatan farmasi makanan dan minuman tersebut harus dilakukan pemeriksaan atau ditinjau ke Universitas Indonesia

43 30 lokasi oleh petugas yang berwenang, sedangkan perubahan non fisik tidak perlu dilakukan pemeriksaan atau ditinjau ulang ke lokasi akan tetapi cukup melengkapi persyaratan administrasinya saja. Secara umum perubahan fisik terjadi karena: a. Perubahan alamat atau pindah alamat sarana kesehatan farmasi makanan dan minuman. b. Perubahan letak lokasi atau denah ruangan sarana kesehatan farmasi makanan dan minuman. c. Penambahan jenis atau bentuk produksi sarana kesehatan farmasi makanan dan minuman. d. Perpanjangan izin sarana kesehatan farmasi makanan dan minuman (pedagang eceran obat). Secara umum perubahan non fisik terjadi karena : a. Perubahan alamat tanpa pindah lokasi sarana kesehatan farmasi makanan dan minuman. b. Perubahan atau pergantian kepemilikan sarana kesehatan farmasi makanan dan minuman. c. Perubahan atau pergantian tenaga ahli sarana kesehatan farmasi makanan dan minuman. d. Perubahan atau pergantian nama sarana kesehatan farmasi makanan dan minuman. e. Perubahan surat izin sarana kesehatan farmasi makanan dan minuman hilang. 3.4 Pengelolaan Perbekalan dan Persediaan obat Fungsi Gudang Obat Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Gudang obat suku dinas kesehatan kota administrasi berfungsi sebagai tempat penyimpanan untuk obat buffer dan obat program. Obat yang diterima di gudang obat suku dinas kesehatan kota administrasi berasal dari hasil pengadaan sendiri dan pemberian dari kementerian kesehatan. Obat-obat yang disimpan ini digunakan untuk stok buffer bagi puskesmas, bakti sosia, atau untuk kegiatan/program tertentu seperti program Tuberculosis (TBC), Universitas Indonesia

44 31 program kesehatan ibu anak (KIA), gizi dan lain-lain; dicatat dalam surat bukti barang keluar (Lampiran 14) Manajemen Persediaan Obat Perencanaan obat di suku dinas kesehatan kota administrasi dilakukan oleh seksi sumber daya kesehatan. Rincian kebutuhan obat diberikan ke tim pengadaan yang berada di bawah subbagian tata usaha untuk selanjutnya diadakan. Tim pengadaan obat akan melakukan pengadaan obat-obat yang direncanakan. Saat obat diantar oleh produsen/distributor obat, maka obat diterima oleh tim penerima barang lalu diperiksa oleh tim pemeriksa barang dan akan diserahterimakan kepada koordinator gudang farmasi kabupaten/kota. Kemudian obat disimpan di dalam gudang dengan menggunakan sistem ( First Expired First Out) FEFO dan ( First In First Out) FIFO. Proses distribusi obat di gudang obat suku dinas kesehatan kota administrasi berlangsung secara sistem 1 pintu, yang berarti obat masuk dan keluar melalui 1 pintu yang dalam hal ini adalah koordinator gudang farmasi kabupaten/kota. Universitas Indonesia

45 BAB 4 PEMBAHASAN Terjadi perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi (otonomi daerah) sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Melalui Undang-Undang tersebut, terdapat pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah pada urusan Pemerintah pusat dan beberapa urusan lainnya yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah. Penanganan bidang kesehatan merupakan salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan/tanggung jawab Pemerintah Daerah, baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kota. Di tingkat provinsi, bidang kesehatan merupakan tanggung jawab dari Dinas Kesehatan setempat. Penjelasan lebih lanjut mengenai peran dan fungsi Dinas Kesehatan sebagai Prangkat Daerah diatur oleh Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.150 tahun Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi merupakan bagian dari Unit Kerja Dinas Kesehatan pada Kota Administrasi dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Suku Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas yang secara teknis dan administrasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan serta secara operasional berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Struktur organisasi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi dikepalai oleh Kepala Suku Dinas yang membawahi satu Subbagian Tata Usaha dan empat Seksi yaitu Seksi Kesehatan Masyarakat, Seksi Pelayanan Kesehatan, Seksi Sumber Daya Kesehatan, dan Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan. Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kapada Kepala Suku Dinas. Keempat Seksi masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Suku dinas kesehatan kota administrasi, merupakan unit kerja dinas kesehatan pada kota administrasi dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas tersebut, sudinkes melakukan fungsi seperti pelayanan perizinan, binwasdal terhadap sarana kesehatan dan tenaga kesehatan, perencanaan pengendalian dan penilaian 32 Universitas Indonesia

46 33 program kesehatan masyarakat yang meliputi pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, penyehatan lingkungan dan kesehatan kerja, kesehatan jiwa masyarakat, serta gizi dan pembinaan peran serta masyarakat di kota administrasi yang bersangkutan. Pelaksanaan PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat pada tanggal 7-30 Januari 2014 dilakukan di subbagian Seksi Sumber daya Kesehatan (SDK). Kegiatan yang dilaksanakan di seksi SDK terbagi menjadi tiga yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tenaga kesehatan, kegiatan yang berhubungan dengan farmasi, makanan dan minuman, serta kegiatan yang berhubungan dengan standarisasi mutu kesehatan. Sasaran mutu dari seksi SDK adalah jumlah obat daluarsa yang disistribusikan mencapai 0% dan waktu yang dibutuhkan untuk proses perizinan paling lama 12 hari kerja. Pada pelaksanaan PKPA di Suku Dinas Kesehatan kota Adminitasi Jakarta Barat ini, selain memahami mengenai suku dinas kesehatan, dan subbagian di dalamnya, mahasiswa calon apoteker diharapkan juga dapat mengetahui, mamahami dan menerapkan mengenai tata cara perizinan tenaga kesehatan khususnya tenaga kefarmasian, sarana kesehatan, serta bagaimana pengelolaan perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang merupakan bagian dari tugas Seksi Sumber Daya Kesehatan. Pada pelaksanaan PKPA ini, kegiatan dari seksi sumber daya kesehatan yang dilakukan langsung oleh mahasiswa diantaranya pemberian perizinan apotek, pemberian perizinan Praktik tenaga kesehatan (apoteker dan tenaga teknis kefarmasian), pengelolaan perbekalan dan persediaan obat di gudang obat dan mempersiapkan paket obat bencana banjir untuk didistribusikan ke posko banjir di tiap kecamatan di Jakarta Barat sebagai tindak lanjut dari terjadinya bencana banjir pada bulan Januari di beberapa daerah di Jakarta Barat. 4.1 Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Salah satu tugas pokok Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat adalah pemberian perizinan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan di wilayah Jakarta Barat. Kebijakan dan pedoman serat persyaratan dalam pelaksanaan perizinan, pengawasan, pembinaan serta pengendalian sarana kesehatan dan tenaga kesehatan diregulasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Universitas Indonesia

47 34 Jakarta. Agar proses perizinan berlangsung tertib dan lancar, dibuatlah suatu sistem tata cara perizinan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat. Selama PKPA berlangsung, beberapa surat perizinan yang dibuat adalah SIA, SIPA/SIKA, dan SIKTTK. Pada proses perizinan sarana kesehatan, alur proses yang harus dilalui secara umum sama, hanya berbeda dalam hal persyaratan. Segala proses perizinan penyelanggaraan dilaksanakan dengan sistem satu pintu dimana seluruh proses perizinan dilakukan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Pemohon terlebih dahulu datang ke Kantor Pelayanan Terpadu bagian Kesehatan dengan mengutarakan maksud pemohon pada petugas di bagian tersebut. Untuk informasi mendetail, pemohon dapat bertanya langsung perihal proses perizinan untuk apotek, apotek rakyat, cabang penyalur alat kesehatan, industri kecil obat tradisional, produksi pangan industri rumah tangga, ataupun pedagang eceran obat. Kemudian pemohon akan mendapatkan formulir yang berisi daftar kelengkapan yang harus dilengkapi sebagai persyaratan, baik kelengkapan dokumen maupun kelengkapan sumber daya sarana kesehatan. Setelah persyaratan selesai disiapkan, pemohon datang kembali ke kantor pelayanan terpadu untuk menyerahkan berkas persyaratan perizinan sarana kesehatan. Apabila ada berkas yang kurang sesuai, pemohon diminta untuk memperbaiki atau melengkapi berkas tersebut. Berkas yang diserahkan oleh pemohon di kantor pelayanan terpadu kemudian dibawa ke kantor suku dinas kesehatan. Berkas permohonan yang sudah lengkap persyaratan administrasinya kemudian dikirimkan ke Subbag Tata Usaha untuk registrasi surat masuk. Setelah didisposisi oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan, kemudian berkas diserahkan ke seksi Sumber Daya Kesehatan Bagian Farmasi Makanan dan Minuman. Petugas bagian farmasi makanan dan minuman kemudian memeriksa kembali dokumen tersebut sebelum proses pemeriksaan kelengkapan sumber daya sarana kesehatan dilakukan dalam bentuk inspeksi lapangan. Dalam proses tersebut petugas suku dinas memeriksa kesesuaian antara persiapan persyaratan dokumen tertulis yang diserahkan pemohon dengan kondisi di lapangan. Tujuan dari pemeriksaan lapangan adalah untuk menilai apakah lokasi pemohon layak untuk didirikan atau dilaksanakan pelayanan kesehatan, memeriksa persyaratan fisik dan bangunan, Universitas Indonesia

48 35 memeriksa kelengkapan ketenagaan serta memeriksa kelengkapan peralatan baik yang diperlukan untuk peracikan/produksi dan lainnya. Aspek-aspek yang diperiksa oleh petugas suku dinas kesehatan dalam proses perizinan apotek mencakup sumber daya manusia yang sesuai persyaratan, keadaan bangunan, kelengkapan sarana dan prasarana pendukung kegiatan sarana kesehatan, serta dokumen asli. Aspek bangunan yang harus ada meliputi papan nama, bentuk dan luas bangunan, kelengkapan ruangan seperti ruang racik, penyerahan resep, administrasi, kamar kerja apoteker, toilet, dan ruang tunggu. Kelengkapan bangunan lain yang diperiksa meliputi penerangan, sumber air, ventilasi, sanitasi, dan alat pemadam kebakaran. Aspek kelengkapan dari perlengkapan yang harus ada untuk sebuah apotek adalah peralatan pembuatan dan peracikan obat, penyimpanan, wadah dan etiket, serta peralatan administrasi. Aspek tenaga kefarmasian yang harus ada adalah apoteker dan asisten apoteker. Data administrasi asli yang harus ada adalah KTP Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan Pemilik Sarana Apotek (PSA), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) APA dan PSA, Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) atau Surat Penugasan (SP) APA atau Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA), Undang-Undang Gangguan (UUG), Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau surat sewa, surat keterangan domisili, peta lokasi, denah ruangan beserta ukuran dan fungsi, dan akte perusahaan jika berbentuk badan hukum. Hasil pemeriksaan dibuat dalam bentuk berita acara pemeriksaan sarana apotek untuk ditindaklanjuti dalam bentuk pemberian izin. Apabila selama proses pemeriksaan ada kelengkapan yang kurang sesuai/ belum memenuhi persyaratan, suku dinas kesehatan akan meminta pemohon untuk melengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud maksimal dalam jangka waktu satu bulan. Apabila seluruh persyaratan sudah dilengkapi serta dilakukan peninjauan ulang, maka Surat Keputusan Kepala Suku Dinas Kesehatan tentang perizinan penyelenggaraan sarana kesehatan dapat diberikan kepada pemohon dan dapat diambil oleh pemohon di PTSP. Namun apabila kelengkapan berkas tidak dapat dipenuhi dalam kurun waktu satu bulan, pemohon dianggap mengundurkan diri. Untuk melanjutkan perizinan, pemohon harus mengulang tahapan-tahapan perizinan dari awal dengan mengajukan kembali permohonan ke bagian pelayanan terpadu Universitas Indonesia

49 36 seperti yang telah dijelaskan di atas. Hal-hal yang menjadi persyaratan dalam proses pendaftaran perizinan dapat dilihat pada lampiran 1 sampai lampiran 12. Waktu penyelesaian proses perizinan sarana kesehatan atau tenaga kesehatan di suku dinas kesehatan maksimal dua belas hari kerja, terhitung setelah diterima laporan hasil pemeriksaan. Dua belas hari kerja menjadi salah satu sasaran mutu yang harus dicapai oleh Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat. Untuk mencapai sasaran mutu tersebut, seksi sumber daya kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat memberlakukan suatu sistem pemantauan, yaitu dengan melampirkan sebuah formulir yang berisi tahapan-tahapan proses perizinan, mulai dari waktu masuknya berkas sampai dengan waktu penyelesaian surat izin dalam tiap berkas permohonan yang akan menjadi bahan untuk perhitungan sasaran mutu. Dalam formulir tersebut akan dicatat tanggal masuknya berkas permohonan di tiap tahapan proses perizinan, mulai dari masuknya berkas permohonan ke PTSP, tata usaha, kepala suku dinas, SDK hingga surat izin dapat diambil kembali di PTSP. Sistem sokumentasi ini akan memudahkan pemantauan dimana letak permasalahan proses permohonan perizinan apabila total hari kerja proses perizinan melebihi sasaran mutu yang telah ditetapkan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (Binwasdal) Tenaga Kesehatan dan Sarana Farmasi, Makanan, dan Minuman Binwasdal tenaga kesehatan dan sarana farmasi, makanan, dan minuman merupakan suatu bagian yang memiliki fungsi dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjamin, serta terjangkau bagi masyarakat dengan diikuti sarana kesehatan yang menunjang pelayanan kesehatan tersebut. Binwasdal juga memiliki tugas pokok yaitu melakukan pendekatan dalam peningkatan (promotif), pencegahan (perventif), pengobatan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) berdasarkan standar yang telah ditetapkan dalam rangka upaya kesehatan perorangan atau masyarakat. Selain itu, bagian binwasdal seksi farmasi, makanan, dan minuman memiliki tugas yaitu merencanakan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan serta menjaga ketersediaannya. Universitas Indonesia

50 37 Kegiatan lainnya yang dilakukan yaitu melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap pemakaian obat dalam rangka pelaksanaan pengobatan yang rasional di puskesmas. Selain itu, dilakukan juga pembinaan dan pengawasan terhadap peredaran sediaan farmasi dan produk makanan dan minuman. Binwasdal memiliki kegiatan pembinaan yang dilakukan dengan memberikan sosialisasi dan penyuluhan. Kegiatan pengawasan tersebut dilakukan dengan melaksanakan kunjungan ke lokasi sarana kesehatan melalui kegiatan supervisi. Sedangkan, kegiatan pengendalian dilakukan dengan memberikan tindakan terhadap pelanggaran yang dilakukan seperti surat peringatan ataupun sanksi. Dari kegiatan-kegiatan binwasdal tersebut akan dibuat berita acara dengan tujuan sebagai hasil supervisi yang dilakukan oleh suku dinas kesehatan yang kemudian akan didokumentasikan oleh seksi suku dinas kesehatan. Kegiatan binwasdal bagian farmasi, makanan dan minuman ini dilaksanakan mengikuti peraturan yang berlaku serta sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya secara rutin dan berkesinambungan Pengelolaan Perbekalan dan Persediaan Obat Tugas lain dari seksi sumber daya kesehatan (SDK) adalah mengelola perbekalan dan persediaan obat di gudang obat Suku Dinas Kesehatan. Tugas penyediaan obat di gudang obat ini dijalankan bersama-sama dengan subbagian Tata Usaha sehingga manajemen persediaan obat dapat berjalan dengan lancar. Penyimpanan obat di gudang obat Suku Dinas Kesehatan ditujukan sebagai stok penjaga apabila puskesmas tiba-tiba membutuhkan obat tertentu atau ketika terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Obat-obat untuk keperluan program tertentu, seperti program TBC (tuberkulosis), demam berdarah, filariasis, dan lain-lain yang ditetapkan oleh Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan serta untuk program KIA dan gizi yang ditetapkan oleh Seksi Kesehatan Masyarakat, juga disimpan di gudang obat Suku Dinas Kesehatan. Pada gudang obat Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat, obat-obat yang diterima digudang obat tersebut dapat berasal dari hasil anggaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ataupun hasil pengadaan sendiri. Saat proses penerimaan obat, maka perlu dilakukan pemeriksaan antara kesesuaian Universitas Indonesia

51 38 jenis dan jumlah obat yang diterima dengan hasil kesepakatan pengadaan atau pemberian yang telah dilakukan sebelumnya. Pemeriksaan lain yang dilakukan yaitu mengenai bentuk fisik obat seperti kualitas dan tanggal kadaluarsa dari obat tersebut. Jika obat-obat yang diterima tersebut telah sesuai dengan spesifikasi ataupun perjanjian yang telah disepakati sebelumnya, maka obat-obat tersebut dapat langsung disimpan di gudang obat Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat yang berlokasi di Cengkareng. Proses penyimpanan dilakukan dengan sistem FEFO dan FIFO untuk mencegah obat-obat yang terlanjur habis masa daluarsa karena tidak sempat didistribusikan. Sistem labelling juga digunakan untuk mempermudah pemantauan obat yang disimpan. Adapun sasaran mutu untuk pengelolaan persediaan obat adalah obat kedaluwarsa yang didistribusikan sebanyak 0%. Puskesmas yang terdapat di wilayah kota Jakarta Barat dapat melakukan permintaan obat ke gudang obat Sudin Jakbar. Permintaan obat dari puskesmas ini dapat dilakukan saat puskesmas mengalami kekurangan stok obat, keperluan obat untuk program tertentu ataupun saat terjadi musibah banjir dan musibah lain serta keadaan lainnya. Untuk melakukan permintaan obat, maka puskesmas perlu mengajukan surat permintaan obat kepada kepala suku dinas kesehatan. Kemudian permintaan ini akan diproses hingga ke seksi SDK dan akan dikeluarkan surat berita acara keluar barang (SBBK). Dengan adanya SBBK ini, akan dikeluarkan obat-obat dari gudang suku dinas kesehatan sesuai dengan permintaan yang tertera di SBBK. Pada Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat, proses pengelolaan persediaan obat berlangsung secara sistem satu pintu. Maksudnya disini adalah proses penerimaan (masuknya) dan proses pengeluaran (distribusi) obat ke/dari gudang obat harus melalui satu pintu yaitu koordinator gudang obat farmasi Kabupaten/Kota. Dengan adanya sistem satu pintu ini maka proses pengelolaan persediaan obat akan lebih terkendali sehingga penumpukan obat dan kadaluarsa obat digudang dapat dicegah. Dengan begitu, sasaran mutu obat kadaluarsa digudang juga dapat dicapai dengan pengelolaan yang terkendali seperti ini. Universitas Indonesia

52 Penerimaan Proses penerimaan obat di Sudin Jakarta Barat dilakukan oleh petugas penerimaan barang. Sebelum obat diterima maka petugas wajib memeriksa kondisi fisik barang meliputi jumlah, kemasan, nomor bets, pabrik yang memproduksi serta tanggal kadaluarsa dari obat tersebut. Pemeriksaan disesuaikan dengan surat pengiriman barang (Delivery Order/DO). Apabila barang yang diterima sudah sesuai dengan dokumen pengiriman barang maka petugas penerima barang menadatangi surat penerimaan barang, selanjutnya barang tersebut dicatat di kartu stok barang. Pencatatan yang dilakukan maliputi tanggal penerimaan, nama barang, nama pabrik, nomor bets, jumlah barang dan tanggal daluarsa obat. Tetapi jika barang yang diterima ternyata tidak sesuai dengan dokumen penerimaan barang, maka petugas penerima barang berhak menolak barang tersebut Penyimpanan Setelah melalui proses penerimaan dan dicatat dikartu stok, selanjutnya obat-obat ini disimpan digudang obat. Sistem penyimpanan obat di gudang obat Sudin Jakarta Barat menggunakan gabungan antara metode FIFO dan metode FEFO. Metode FIFO yaitu obat-obatan yang baru masuk diletakkan di belakang obat yang terdahulu, sedangkan metode FEFO dengan cara menempatkan obatobatan yang mempunyai expired date (ED) lebih lama diletakkan di belakang obat-obatan yang mempunyai ED lebih pendek. Proses penyimpanannya memprioritaskan metode FEFO, baru kemudian dilakukan metode FIFO. Barang yang ED-nya paling dekat diletakkan di depan walaupun barang tersebut datangnya belakangan. Sistem penyimpanan dikelompokkan berdasarkan jenis dan macam sediaan serta suhu penyimpanan dari obat. Obat-obat disimpan pada suhu C yang diatur oleh alat pendingin ruangan (AC) dan suhunya dipantau setiap hari. Untuk obat-obat tertentu yang memerlukan kondisi penyimpanan di suhu dingin (2-15 C) disimpan di lemari pendingin. Universitas Indonesia

53 Pendistribusian Distribusi obat adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran dan peneriamaan obat-obatan yang bermutu dari gudang obat secara merata dan teratur dan dapat diperoleh pada saat dibutuhkan. Tujuannya adalah terjaminnya mutu dan keabsahan obat serta ketepatan, kerasionalan dan efisiensi penggunaan obat. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pendistribusian adalah ketepatan, kecepatan, keamanan, sarana fasilitas. Pada Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, obat-obat yang dikelola dapat didistribusikan ke puskesmas kecamatan yang ada diwilayah Jakarta Barat, beberapa rumah sakit yang telah bekerja sama dan unit-unit lain yang ada dalam ruang lingkup kerja Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat. Porsi pembagian obat ke puskesmas kecamatan disesuaikan dengan persentase kunjungan pasien puskesmas tersebut sedangkan untuk obat kompensasi BBM dan keluarga miskin (gakin) porsi pembagian disesuaikan dengan persentase jumlah pasien gakin di wilayah kerja puskesmas tersebut. Pembagian obat disesuaikan dengan kebutuhan masing masing-masing puskesmas/unit, maka tahap selanjutnya adalah pembuatan surat bukti barang keluar (SBBK). Petugas yang telah ditunjuk ini harus mengatur jadwal pengambilan obat dan menyiapkan obat selambat-lambatnya satu hari sebelum jadwal pengambilan obat. Pada hari yang telah ditentukan, petugas dari puskesmas kecamatan/ unit mengambil obat yang telah disediakan di Sudin dan menandatangi surat bukti barang keluar (SBBK). Sebelum SBBK ditanda tangani, maka petugas wajib memeriksa kesesuaian anatar barang yang diserahkan dengan surat SBBK. Penandatanganan SBBK ini dilakukan oleh petugas yang menyerahkan dan petugas penerima barang dengan persetujuan kepala seksi SDK Penitipan Obat dan Alat Kesehatan (Alkes) Di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat juga terdapat proses penitipan obat dan alat kesehatan (Alkes). Obat dan alkes yang akan dititipkan ke gudang sudin harus melalui proses penerimaan barang sesuai dengan prosedur penerimaan. Lembar berita acara proses serah terima barang yang Universitas Indonesia

54 41 dititipkan ini kemudian didokumentasikan secara jelas dan barang titipan disimpan di gudang dengan penandaan yang jelas dan ditempat terpisah Pemusnahan Obat dan Alat Kesehatan Pemusnahan obat dan alat kesehatan yang rusak dan habis masa daluarsanya dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Obat-obat dan alkes yang telah rusak dan habis masa daluarsa dikumpulkan pada satu tempat dan ketika jumlahnya sudah sampai pada jumlah tertentu maka akan dilakukan pemusnahan secara bersamaan. Proses pemusnahan obat dan alat kesehatan yang rusak dan habis masa daluarsa ini dimulai dari persiapan berita acara. Berita acara pemusnahan ditandatangani oleh yang memusnahkan (pengelola gudang obat) dan dua orang saksi serta mengetahui kepala suku dinas kesehatan. Selain itu, juga perlu dilakukan pendataan obat dan alkes yang akan dimusnahkan. Sebelum dimusnahkan makan obat dan alkes yang rusak dan habis masa daluarsa ini dipastikan jumlahnya dan disesuaikan dengan lampiran berita acara pemusnahan. Obat dan alkes yang rusak dan habis masa daluarsa ini dimusnahkan dengan cara yang sesuai. Tablet/kapsul dimusnahkan dengan cara dihancurkan/ditumbuk kemudian dilarutkan ke dalam air. Larutan (sirup, suspensi, emulsi, dll) dimusnahkan dengan cara dituang ke dalam wadah, sedangkan untuk alkes dimusnahkan dengan cara tertentu yang telah ditetapkan. Selanjutnya, limbah dari pemusnahan obat ini dikumpulkan dan disalurkan ke tempat pengolahan limbah untuk diproses lebih lanjut sehingga tidak mencemari lingkungan. Universitas Indonesia

55 BAB 5 PENUTUP 5. 1 Kesimpulan a. Tugas pokok Suku Dinas Kesehatan adalah melaksanakan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat yang meliputi fungsi pelayanan perizinan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian (binwasdal) terhadap sarana kesehatan dan tenaga kesehatan serta melaksanakan perencanaan, pengendalian dan penilaian program kesehatan masyarakat. b. Seksi Sumber Daya Kesehatan memiliki tugas pokok dalam kegiat an pengelolaan sumber daya kesehatan ya ng meliputi fu ngsi da la m perizinan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap sarana apotek, pedagang eceran obat, Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), dan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) serta perizinan tenaga kesehatan. c. Tenaga Kefarmasian terdiri dari apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tata cara perizinan tenaga kefarmasian di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat dilakukan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan SIPA (Surat Izin Profesi Apoteker) atau SIKA (Surat Izin Kerja Apoteker) untuk apoteker maupun SIKTTK (Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian) untuk tenaga teknis kefarmasian. d. Tata cara perizinan sarana kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat dilakukan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), dimana seluruh proses perizinan harus memenuhi persyaratan untuk mendapatkan izin sarana kesehatan. Pengelolaan perbekalan farmasi dan alat kesehatan dilakukan oleh seksi SDK. Penyimpanan obat dilakukan di gudang obat suku dinas kesehatan, ditujukan sebagai stok penjaga obat di puskesmas atau ketika terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa). Kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi meliputi penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, Penitipan Obat dan Alat Kesehatan (Alkes), serta Pemusnahan Obat dan Alat Kesehatan. 42 Universitas Indonesia

56 Saran a. Perlu adanya peningkatan kegiatan binwasdal pada sarana farmasi, makanan, dan minuman dalam meningkatkan kesadaran serta pengetahuan tenaga kesehatan dan pemilik sarana kesehatan untuk meningkatkan pengelolaan kesehatan dalam rangka pengembangan kesehatan masyarakat. b. Perlu penambahan jumlah tenaga kefarmasian agar segala aspek pekerjaan kefarmasian dapat dijalankan dengan baik. c. Perlu adanya sistem pengelolaan obat secara komputerisasi dan sistem penyimpanan obat yang lebih baik, agar mutu obat tetap terjamin dan mengurangi kesalahan pengambilan obat berdasarkan tanggal daluwarsa. Universitas Indonesia

57 DAFTAR ACUAN Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2012). Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor HK Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Jakarta. Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2008). Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah. Jakarta. Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2009). Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 150 Tahun 2009 Tentang Tata Kerja Dinas Kesehatan. Jakarta. Menteri Kesehatan RI. (2002a). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1331/Menkes/SK X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 167/KAB/B.VIII/1972 Tentang Pedagang Eceran Obat. Jakarta. Menteri Kesehatan RI. (2002b). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/Menkes/PER/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta. Menteri Kesehatan RI. (2007). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 284/MENKES/PER/III/2007 Tentang Apotek Rakyat. Jakarta. Menteri Kesehatan RI. (2011). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Tenaga Teknis Kefarmasian. Jakarta. Menteri Kesehatan RI. (2012). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 006 Tahun 2012 Tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional. Jakarta. Presiden Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta. Presiden Republik Indonesia. (2009a). Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta. Presiden Republik Indonesia. (2009b). Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta. 44 Universitas Indonesia

58 LAMPIRAN

59 Lampiran 1. Formulir Permohonan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) atau Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) Hal : Permohonan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) Surat Izin Kerja (SIK)* 45 F-SDK-105 (00-19-Okt 11) Kepada Yth. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat Di Jakarta Dengan Hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Lengkap :... Nomor STRA :... Tempat/ Tanggal Lahir :... Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan (*) Pendidikan Terakhir :... Tempat Praktik/ Kerja :... Rt/Rw... Kelurahan... Kecamatan... Telp... Alamat Praktik Lain ** : 1... : 2... Alamat Rumah :... No... Rt/RW... Kelurahan... Kecamatan... Telp... No Sertifikat Kompetensi :... Tgl Sertifikat Kompetensi :... Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatakan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) / Surat Izin Kerja(SIK) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktikdan Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasiaan, sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan : a. Foto kopi STRA yang dilegalisir oleh KFN yang masih berlaku. b. Surat pernyataan mempunyai tempat Praktik profesi atau surat keterangan dari pimpinan fasilitaspelayanan kefarmasiaan atau dari pimpinan produksi atau distribusi/penyalur. c. Surat rekomendasi dari Organisasi profesi sesuai tempat Praktik. d. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm ( 3 lembar) dan 3 x 4 cm (2 lembar). e. Surat izin dari pimpinan instansi / sarana pelayanan kesehatan dimana Apoteker dimaksud bekerja(khusus bagi Apoteker yang berpraktik/ bekerja di sarana pelayanan kesehatan pemerintah atau saranapelayanan kesehatan yang ditunjuk pemerintah). f. Foto kopi KTP. g. Melampirkan SIPA yang lama bila ingin memperpanjang SIPA. h. Melampirkan fotokopi izin sarana untuk berpraktik / bekerja di sarana (kecuali RS dan sarana pelayanankesehatan yang ditunjuk pemerintah). Demikian atas perhatiaan Bapak/ Ibu, kami ucapkan terima kasih. Jakarta, Pemohon Materai 6000 Tembusan : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (**) diisi sesuai permohonan (SIPA/SIK) *** untuk SIPA sebagai Apoteker pendamping.

60 46 Lampiran 2. Formulir Permohonan Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK) F-SDK-46 (02-19-Okt 11) Hal : Permohonan Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK) Dengan Hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Lengkap : Kepada Yth. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat Di Jakarta Nomor STRTTK :... Tempat/ Tanggal Lahir :... Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan (*) Lulusan : SMF /D3 Farmasi / Sarjana Farmasi Tahun Lulus : Alamat Rumah :... No... Rt/RW... Kelurahan... Kecamatan... Nama Sarana Ke 1 : Alamat S arana K es ehatan :... Nama Sarana Ke 2 :... Alamat Sarana Kesehatan :... Nama Sarana Ke 3 :... Alamat Sarana Kesehatan :... Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatakan Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasiaan(SIKTTK) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasiaan, sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan : a. Foto kopi STRTTK yang dilegalisir. b. Surat pernyataan Apoteker atau Pimpinan tempat pemohon melaksanakan pekerjaan kefarmasiaan. c. Surat rekomendasi dari Organisasi yang menghimpun tenaga teknis kefarmasiaan. d. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm (3 lembar) dan 3 x 4 cm (2 lembar). e. Foto kopi KTP. Demikian atas perhatiaan Bapak/ Ibu, kami ucapkan terima kasih. Jakarta,.. Pemohon Materai (*) coret yang tidak perlu (**) diisi salah satu yang sesuai *** tidak berlaku bagi TTK yang bekerja di Pedagang eceran obat

61 47 Lampiran 3. Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) F-SDK-70(REV01-20 JAN 11) Nomor TU: / PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS KESEHATAN SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT SURAT IZIN PRAKTIK APOTEKER (SIPA) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja tenagakefarmasian, yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat memberikan Izin Praktik Apoteker kepada: Tempat/Tanggal Lahir : Alamat : No.STRA : STRA berlaku sampai dengan : Untuk berpraktik sebagai: Apoteker Nama dan Alamat Praktik : Nomor Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA): XXXX XXXXXXXXXXXXXXX /SIPA_31.01/2011/ Masa berlaku s.d: Dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan pekerjaan/praktik kefarmasian di fasilitas pelayanan kefarmasian harus selalu mengikuti paradigma pelayanan kefarmasian dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sertaketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Surat Izin ini batal demi hukum apabila bertentangan dengan angka 1 diatas dan pekerjaan kefarmasian dilakukan tidak sesuai dengan tercantum dalam surat izin. Foto 4x6 cm Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal : Oktober 2011 KEPALA SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT dr. A.A SAGUNG MAS PARWATHI NIP: Tembusan: 1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2. Ketua Komite Farmasi Nasional 3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 4. Organisasi Profesi

62 48 Lampiran 4. Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) F-SDK-70(REV01-20 JAN 11) Nomor TU: / PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS KESEHATAN SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT SURAT IZIN KERJA APOTEKER (SIKA) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja tenaga Kefarmasian, yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat memberikan Izin Praktik Apoteker kepada: Tempat/Tanggal Lahir : Alamat : No.STRA : STRA berlaku sampai dengan : Untuk berpraktik sebagai : Apoteker Nama dan Alamat Praktik : XXXX XXXXXXXXXXXXXXX Nomor Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA): /SIKA_31.01/2011/ Masa berlaku s.d: Dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan pekerjaan/praktik kefarmasian di fasilitas pelayanan kefarmasian harus selalu mengikuti paradigma pelayanan kefarmasian dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Surat Izin ini batal demi hukum apabila bertentangan dengan angka 1 diatas dan pekerjaan kefarmasian dilakukan tidak sesuai dengan tercantum dalam surat izin. Foto 4x6 cm Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal : Oktober 2011 KEPALA SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT dr. A.A SAGUNG MAS PARWATHI NIP: Tembusan: 1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2. Ketua Komite Farmasi Nasional 3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 4. Organisasi Profesi

63 49 Lampiran 5. Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK) Nomor TU: / F-SDK-70(REV01-20 JAN 11) PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS KESEHATAN SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT SURAT IZIN KERJA TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN (SIKTTK) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja tenaga Kefarmasian, yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat memberikan Izin Praktik Apoteker kepada: Tempat/Tanggal Lahir : Alamat : No.STRA : STRA berlaku sampai dengan : Untuk berpraktik sebagai : Apoteker Nama dan Alamat Praktik : XXXX XXXXXXXXXXXXXXX Nomor Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA): /SIKTTK_31.01/2011/ Masa berlaku s.d: Dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan pekerjaan/praktik kefarmasian di fasilitas pelayanan kefarmasian harus selalu mengikuti paradigma pelayanan kefarmasian dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Surat Izin ini batal demi hukum apabila bertentangan dengan angka 1 diatas dan pekerjaan kefarmasian dilakukan tidak sesuai dengan tercantum dalam surat izin. Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal : Oktober 2011 KEPALA SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT Foto 4x6 cm Tembusan: 1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2. Ketua Komite Farmasi Nasional 3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 4. Organisasi Profesi dr. A.A SAGUNG MAS PARWATHI NIP:

64 50 Lampiran 6. Formulir Permohonan Surat Izin Apotek (SIA)

65 51 Lampiran 7. Formulir Permohonan Perubahan Surat Izin Apotek No : Lampiran : 1 (satu) berkas Periha l : Permohonan Perubahaan Surat izin Apotek F-SDK-02 (Rev Jan 11) Kepada Yth. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat Di Jakarta Bersama ini kami mengajukan Permohonan untuk mendapatkan perpanjang Surat Izin Apotek dengan data-data sebagai berikut : I PEMOHON Nama Apoteker :... Nama SIK/SP :... No. KTP :... Alamat :... Rt/RW... Kelurahan... Kecamatan... Tel p... Pekerjaan S ek arang :... Nama Apoteker Lama :... II APOTEK Nama Apotek :... Alamat Apotek :... Rt/RW... Kelurahan... Kecamatan... Tel p... Alamat Apotek Lama :... No Izin Apotek Lama :... Provinsi : DKI Jakarta Dengan Menggunakan sarana : milik sendiri / milik pihak lain. Nama pemilik sarana :... Akte Perjanjian kerjasama : No... Nama Notaris :... di... Nama PSA Lama :... Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan : 1. Surat Izin Apotek yang lama. 2. Data Apoteker Foto copy KTP Apoteker Pengelolah Apotek (APA). Pas foto berwarna 4x6 cm (1 lembar). Foto copy Surat Izin Kerja/Surat Penugasan. Foto copy Surat lolos butuh dari Dinas Kesehatan Provinsi bagi APA yang berasal dari luar Provinsi DKI Jakarta/ Surat berhenti dari sarana farmakmin lain bila pernah bekerja di DKI Jakarta. Surat Izin dari Atasan bagi APA yang PNS/TNI/POLRI. Surat keterangan masa bakti bagai APA yang PNS/TNI/POLRI. 3. Salinan Akte Perjanjian kerjasama antara APA dan PSA/SK Pengangkatan bagai perusahaan BUMN (Kimia Farma).

66 52 Lampiran 7. (Lanjutan) 4. Berita Acara serah terima dari APA lama ke APA baru, dan kalau APA lama meninggal dunia maka dari Apoteker supervisor ke apoteker baru. 5. Surat Pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek tidak merangkap pada sarana kesehatan farmasi lainnya di atas materai Surat pernyataan dari Apoteker Pengelolah Apotek tidak melakukan penjualan Narkotika, Obat keras tertentu tanpa resep dokter di atas materai Surat Pernyataan dari Apoteker Pengelolah Apotek yang menyatakan akan tunduk serta patuh kepada peraturan pemerintah yang berlaku di atas materai Surat kematian dari apoteker bila meninggal dunia / Surat pernyataan APA lama tidak keberatan atas pergantian APA diatas materai Daftar perlengkapan Administrasi. 10. Surat Pernyataan pemilik sarana apotek tidak pernah terlibat dan tidak akan terlibat dalam pelanggaran peraturan di bidang farmasi/ obat dan tidak ikut campur dalam hal pengelolaan obat di atas materai Surat kematian dari Pemilik Sarana Apotek bila meninggal dunia. 12. Bukti pengalihan dari PSA yang lama ke PSA yang baru. 13. Foto copy akte notaris badan hukum dan foto copy pengesahan badan hukum dari Kementerian Kehakiman Hukum dan HAM RI bila berbentuk PT, dan pengesahan dari Pengadilan bila dalam bentuk CV. 14. Foto copy KTP PSA dan Pas foto 4x6 cm (1 lembar). 15. Foto copy NPWP PSA. 16. Alasan perubahan Nama (bila terjadi perubahaan nama). 17. Surat keterangan hilang dari Polisi (bila izin hilang atau rusak). 18. Denah Apotek Lama dan Baru (bila perubahaan ). 19. Surat keterangan telah terjadi perubahaan/nama jalan dari lurah (bila perubahaan nama jalan tanpa pindah lokasi). 20. Foto copy tanda bukti kepemilikan tempat / bila sewa lampirkan surat perjanjian sewa menyewa. 21. Foto copy IMB dan bagi sarana berada di pusat pasar/hotel dan sarana umum lain, lampirkan surat keterangan dari pengelolah. 22. Foto copy Undang-Undang Gangguan dan bagi sarana yang berada di perkantoran/ pasar swalayan/hotel melampirkan foto copy Undang-undang Ganguan gedung. 23. Peta lokasi. 24. Denah ruangan beserta ukuran dan fungsi. Demikian permohonan ini kami buat dengan sebenarnya, atas perhatian dan persetujuannya kami ucapkan terima kasih. Pemohon Apoteker pengelolah Apotek Jakarta,.. Materai 6000 & stempel. Keterangan : 1. Perubahaan Apoteker pengelolah Apotek (persyaratan dilengkapi no 1s/d 9). 2. Perubahaan Pemilik Sarana Apotek (persayaratan dilengkapi no 1,3,10 s/d 15). 3. Perubahaan Nama (persyaratan dilengkapi no 1 s/d 15). 4. Izin hilang / rusak (persyaratan dilengkapi no 1 s/d 17). 5. Perubahaan nama jalan (persyaratan dilengkapi no 1 s/d 19). 6. Pindah lokasi (persyaratan dilengkapi no 1,9,20 s/d 24).

67 53 Lampiran 8. Berita Acara Pemeriksaan untuk Memperoleh Izin Apotek

68 54 Lampiran 8. (Lanjutan)

69 55 Lampiran 8. (Lanjutan)

70 56 Lampiran 9. Surat Izin Apotek (SIA)

71 57 Lampiran 10. Surat Izin Apotek Rakyat

72 58 Lampiran 11. Formulir Permohonan Surat Izin Pedagang Eceran Obat

73 59 Lampiran 12. Formulir Permohonan Perubahan Izin Pedangan Eceran Obat

74 60 Lampiran 13. Formulir Permohonan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT)

75 61 Lampiran 14. Surat Bukti Barang Keluar

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 5 30 MEI 2014

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 5 30 MEI 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 5 30 MEI 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER LUCKY, S.Farm. 1306343776

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 7 JANUARI 30 JANUARI 2014

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 7 JANUARI 30 JANUARI 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 7 JANUARI 30 JANUARI 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER ASVINASTUTI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 3 MARET-28 MARET 2014

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 3 MARET-28 MARET 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 3 MARET-28 MARET 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Benny Ismayandi,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 6 24 OKTOBER 2014

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 6 24 OKTOBER 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 6 24 OKTOBER 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER MARITA KURNIATI, S.Farm.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 17 JUNI - 28 JUNI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 17 JUNI - 28 JUNI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 17 JUNI - 28 JUNI 2013 LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DEVINA LIRETHA,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA HALAMAN SAMPUL

UNIVERSITAS INDONESIA HALAMAN SAMPUL UNIVERSITAS INDONESIA HALAMAN SAMPUL LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 8 SEPTEMBER 26 SEPTEMBER 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 3 MARET-28 MARET 2014

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 3 MARET-28 MARET 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 3 MARET-28 MARET 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER FEBRIANI, S.Far

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 17 JUNI - 28 JUNI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 17 JUNI - 28 JUNI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 17 JUNI - 28 JUNI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DEVI ASRIRANI,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 6 MEI 24 MEI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 6 MEI 24 MEI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 6 MEI 24 MEI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER WAHYU KURNIANTO, S.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 6 MEI 24 MEI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 6 MEI 24 MEI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 6 MEI 24 MEI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER WARDAH, S. Farm. 1206313841

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 11 MARET 2013 29 MARET 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER LIDIA ROMITO

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 7 JANUARI - 28 JANUARI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 7 JANUARI 25 JANUARI 2013 LAPORAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA JL. YOS SUDARSO PERIODE 7 JANUARI 18 JANUARI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA JL. YOS SUDARSO PERIODE 7 JANUARI 18 JANUARI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA JL. YOS SUDARSO 27-29 PERIODE 7 JANUARI 18 JANUARI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE JUNI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE JUNI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 17-28 JUNI 2013 DEBIE PUSPA TARI, S. Farm 1206329455

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT JALAN PERCETAKAN NEGARA NOMOR 82 JAKARTA PUSAT PERIODE 1-18 JULI 2014 LAPORAN PRAKTIK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 08 MARET 28 MARET 2013 LAPORAN PRAKTEK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 13 FEBRUARI - 2 MARET 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINSTRASI JAKARTA BARAT 4-28 MARET 2014

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINSTRASI JAKARTA BARAT 4-28 MARET 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINSTRASI JAKARTA BARAT 4-28 MARET 2014 Disusun oleh : Trie Gusti Lingling, S. Farm (1306344343)

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER WULAN PERMATA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER YODIFTA ASTRININGRUM,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA PERIODE 11 MARET - 22 MARET 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA PERIODE 11 MARET - 22 MARET 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA PERIODE 11 MARET - 22 MARET 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER VANY PRISKILA,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO.218 PERIODE 15 MEI 1 JUNI 2012

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO.218 PERIODE 15 MEI 1 JUNI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO.218 PERIODE 15 MEI 1 JUNI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 16 JANUARI - 3 FEBRUARI 2012 LAPORAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 11-28 MARET 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT PERIODE 1-18 JULI 2014

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT PERIODE 1-18 JULI 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT PERIODE 1-18 JULI 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER MOHAMMAD DENY INDARTO,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER SRI WULANDAH

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA PUSAT PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA PUSAT PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA PUSAT PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER MEGA DEWI SURYANI, S. Farm. 1106047171

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JALAN MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 16 JANUARI 2 FEBRUARI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER ANASTASIA BANGUN,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 4-29 JULI 2011

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 4-29 JULI 2011 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 4-29 JULI 2011 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER SRI RAHMAWATI,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR PERIODE JUNI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR PERIODE JUNI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR PERIODE 17 28 JUNI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER EMMA RACHMANISA S, S.Farm.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA . UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA PERIODE 16 JANUARI 10 FEBRUARI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER SANNY SUSANTI,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 7 JANUARI 25 JANUARI 2013 LAPORAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 11-28 MARET 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 16 JANUARI-2 FEBRUARI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 63

Lebih terperinci

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ( No.276, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Apotek. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN SALINAN NOMOR 26/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 3 28 MARET 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 6 MEI 28 MEI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 6 MEI 28 MEI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 6 MEI 28 MEI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER NISA YULIANTI SUPRAHMAN,

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA JL. YOS SUDARSO NO. 27-29 PERIODE 19 30 AGUSTUS 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 17 JUNI 28 JUNI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 17 JUNI 28 JUNI 2013 1 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 17 JUNI 28 JUNI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER FITRI PAUZIAH,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi Perusahaan Penulis dalam menyususn skripsi ini melakukan penelitian pada Kantor Suku Dinas Jakarta Barat sebagai objek penelitian yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA PERIODE 16 JANUARI - 10 FEBRUARI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER SONYA APRIANI

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 6 MEI 28 MEI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 6 MEI 28 MEI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 6 MEI 28 MEI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER NITA KARTIKA, S.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA JL. YOS SUDARSO NO. 27-29 PERIODE 7 18 JANUARI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 7 JANUARI 25 JANUARI 2013 LAPORAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORANPRAKTEK KERJAPROFESIAPOTEKER DISUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 17-28 JUNI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 71 Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE AGUSTUS 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE AGUSTUS 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 19-30 AGUSTUS 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT JL. PERCETAKAN NEGARA NO. 82, JAKARTA PUSAT PERIODE 5 MEI 20 MEI 201 LAPORAN PRAKTEK

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 21 OKTOBER 1 NOVEMBER 2013

UNIVERSITAS INDONESIA DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 21 OKTOBER 1 NOVEMBER 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 21 OKTOBER 1 NOVEMBER 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Panduan Pelaksanaan Sistem Pelayanan Terpadu (SIMPEDU) Perizinan Kefarmasian

BAB I PENDAHULUAN. Buku Panduan Pelaksanaan Sistem Pelayanan Terpadu (SIMPEDU) Perizinan Kefarmasian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi yang digulirkan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan pemerintahan bersih sudah merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Sehingga semua Satuan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 17 JUNI 28 JUNI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 17 JUNI 28 JUNI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 17 JUNI 28 JUNI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER WULAN PANDUWI

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PUBLIK GERAI PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SEKTOR KESEHATAN

STANDAR PELAYANAN PUBLIK GERAI PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SEKTOR KESEHATAN STANDAR PUBLIK GERAI PERIZINAN TERPADU SEKTOR KESEHATAN NO 1 2 3 4 5 6 IZIN 9 hari kerja Tdak dipungut 1 Surat Izin Bidan (SIB) Surat Izin Bidan (SIB) kepada Kepala Dinas Kesehatan Pemohon datang sendiri

Lebih terperinci

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Apotek dengan data data sebagai berikut :

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Apotek dengan data data sebagai berikut : Nomor :, Lampiran : 1 ( satu ) berkas Hal : Permohonan Izin Apotek Baru Kepada Yth : Walikota Cq. Kepala DPM&PTSP Kota Di - Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Apotek dengan data

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA JALAN YOS SUDARSO 27-29, JAKARTA UTARA PERIODE 6 JANUARI - 22 JANUARI 2014 LAPORAN PRAKTEK

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA JL. YOS SUDARSO NO. 27-29 PERIODE 19 30 AGUSTUS 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

PENDIRIAN APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt.

PENDIRIAN APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt. PENDIRIAN APOTEK Heru Sasongko, S.Farm.,Apt. PENGERTIAN ISTILAH Apotek (kepmenkes 1027 standar pelayanan kefarmasian di apotek) adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA BALIKPAPAN WALIKOTA BALIKPAPAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 60 ayat (6),

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

Kepala Dinas mempunyai tugas :

Kepala Dinas mempunyai tugas : Kepala Dinas mempunyai tugas : a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas; d. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; e. menyelenggarakan urusan pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang

Lebih terperinci

a. bahwa apotek dan pedagang eceran obat merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta;

a. bahwa apotek dan pedagang eceran obat merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta; BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DAN PEDAGANG ECERAN OBAT (TOKO OBAT) WALIKOTA BOGOR, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

SKPD Penanggungjawab : DINAS KESEHATAN DAERAH. PERSYARATAN sebagai lampiran :

SKPD Penanggungjawab : DINAS KESEHATAN DAERAH. PERSYARATAN sebagai lampiran : Jenis Perijinan : IJIN PELAYANAN KESEHATAN a. BP/RB/BKIA b. Pendirian / Penutupan Apotik c. Pedagang Eceran Obat d. Laboratoriun klinik e. Praktek Berkelompok Dokter Umum / Gigi / Spesialis f. Praktek

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

CEK LIST PERMOHONAN PERGANTIAN APOTEKER

CEK LIST PERMOHONAN PERGANTIAN APOTEKER CEK LIST PERMOHONAN PERGANTIAN APOTEKER Apotik :.. lama :.. No. Telp. :.. APA Lama :.. No. SIPA :.. APA Baru :.. No. STRA :.. No. Syarat Permohonan 1 Surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Dinas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK

PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK CEK LIST PERSYARATAN PERMOHONAN / PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK Nama Apotik Alamat No. Telp. Nama APA No. STRA No. SIPA :.. :.. :.. :.. :.. :.. Cek Kelengkapan Ada Tidak

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEDAGANG ECERAN OBAT

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEDAGANG ECERAN OBAT NOMOR 25 TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEDAGANG ECERAN OBAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH DATAR, SERI

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci