UNIVERSITAS INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 16 JANUARI - 3 FEBRUARI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER FIKA ASTRIYANI, S. Farm ANGKATAN LXXIV FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPARTEMEN FARMASI DEPOK JUNI 2012 i

2 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 16 JANUARI - 3 FEBRUARI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker FIKA ASTRIYANI, S. Farm ANGKATAN LXXIV FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPARTEMEN FARMASI DEPOK JUNI 2012 i

3

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata ala, yang telah senantiasa melimpahkan karunia dan rahmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Lembaga Pemerintahan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Program Profesi Apoteker di Departemen Farmasi Universitas Indonesia untuk mencapai gelar profesi Apoteker. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami peran dan tugas Apoteker di lembaga pemerintahan, khususnya di suku dinas kesehatan. Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan berlangsung pada periode 13 Januari 3 Februari Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang diberikan, kepada: 1. Bapak Deden Muliadi, S.Si., Apt., selaku pembimbing di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. 2. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S., Apt., selaku Ketua Departemen Farmasi FMIPA UI serta pembimbing dalam PKPA di Departemen Farmasi FMIPA UI. 3. Bapak Dr. Harmita, Apt., selaku Ketua Program Profesi Apoteker Departemen Farmasi FMIPA UI. 4. Para Staf Seksi Sumber Daya Kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan, Bapak Yose Rizal, S.Sos., M.Si., Ibu Mutiara Dewi, S.Sos., M.M., Ibu Nuril Astuti, S.Pd., S.Farm., Apt; Ibu Halida, Ibu Ida Komariah, Ibu Fitri atas bantuan selama pelaksanaan kegiatan PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. 5. Bapak dan Ibu staf pengajar beserta segenap karyawan Departemen Farmasi FMIPA UI. 6. Seluruh keluarga penulis atas doa, semangat, dan dukungan moril serta materil yang telah diberikan. iii

5 7. Rekan-rekan Program Profesi Apoteker Universitas Indonesia angkatan LXXIV atas kebersamaan dan dukungan selama menempuh pendidikan. 8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga pengetahuan dan pengalaman yang penulis peroleh selama menjalani Praktek Kerja Profesi Apoteker ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan sejawat dan semua pihak yang membutuhkan. Penulis 2012 iv

6 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR LAMPIRAN... vi BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan... 2 BAB 2 TINJAUAN UMUM Suku Dinas Kesehatan Visi dan Misi Suku Dinas Kesehatan Susunan Organisasi... 5 BAB 3 TINJAUAN KHUSUS Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman Dasar Hukum Perizinan Sarana Pelayanan Kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Sarana Pelayanan Kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman BAB 4 PEMBAHASAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR ACUAN v

7 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan Lampiran 2. Formulir Permohonan Surat Izin Apotek Lampiran 3. Formulir Persyaratan Permohonan Izin Apotek Lampiran 4. Berita Acara Pemeriksaan Sarana Apotek Lampiran 5. Formulir Pernyataan Siap Melakukan Kegiatan Lampiran 6. Formulir Permohonan Izin Pedagang Eceran Obat Lampiran 7. Formulir Permohonan Persetujuan Prinsip Industri Kecil Obat Tradisional Lampiran 8. Formulir Permohonan Izin Usaha Industri Kecil Obat Tradisional Lampiran 9. Formulir Permohonan Izin Cabang/Sub Penyalur Alat Kesehatan Lampiran 10. Formulir Permohonan Sertifikasi Produksi Pangan Lampiran 11. Berita Acara Pemusnahan Perbekalan Farmasi Lampiran 12. Daftar Apotek di Wilayah Jakarta Selatan Tahun Lampiran 13. Daftar Pedagang Eceran Obat di Wilayah Jakarta Selatan Tahun Lampiran 14. Daftar Pangan Industri Rumah Tangga di Wilayah Jakarta Selatan Tahun Lampiran 15. Denah Ruangan Gudang Obat Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Lampiran 16. LPLPO Sepuluh Puskesmas Kecamatan di Wilayah Jakarta Selatan Tahun vi

8 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang-Undang tentang pemerintahan daerah, yaitu Undang- Undang Republik Indonesia No.22 Tahun 1999 dan peraturan pemerintah tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom yaitu Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000, dijelaskan bahwa sistem pemerintahan saat ini telah diubah dari sistem sentralisasi menjadi desentralisasi. Pemerintah pusat memberikan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional (Undang- Undang RI Nomor 22 Tahun 1999). Kewenangan sebagai daerah otonom dalam mengatur dan mengurus daerahnya sendiri mencakup banyak bidang termasuk bidang kesehatan (Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000). Dengan adanya sistem otonomi daerah, maka dalam perwujudan pembangunan kesehatan dibuatlah peraturan daerah tentang sistem kesehatan daerah. Tujuan sistem kesehatan daerah adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah dan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya (Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, 2009a). Dengan adanya kewenangan tersebut pula, maka dibentuklah suku dinas kesehatan di tiap kota administrasi di wilayah Jakarta. Suku dinas kesehatan ikut ambil bagian dalam menyukseskan pembangunan kesehatan melalui upaya kesehatan. Upaya Kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan yang diselenggarakan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana yang dimaksud tersebut didukung oleh sumber daya kesehatan (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a). 1 Universitas Indonesia

9 2 Di dalam struktur organisasi suku dinas kesehatan terdapat seksi sumber daya kesehatan yang membawahi koordinator farmasi makanan dan minuman. koordinator farmasi makanan dan minuman merupakan salah satu wadah bagi apoteker dalam menjalankan tugas profesinya di lingkup pemerintahan. Apoteker merupakan salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang mempunyai peranan penting karena terkait langsung dengan pemberian pelayanan, khususnya pelayanan kefarmasian (Pemerintah Republik Indonesia, 2009b). Mahasiswa calon apoteker perlu mengetahui perannya di lingkup pemerintahan sebagai salah satu tempat untuk melaksanakan tugas profesinya kelak. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) merupakan salah satu sarana bagi calon apoteker untuk mendapatkan pengalaman kerja, pengetahuan, gambaran, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran Apoteker di lingkup pemerintahan. Oleh karena itu, Departemen Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan mengadakan kegiatan PKPA yang berlangsung dari tanggal 16 Januari hingga 3 Februari 2012 untuk memberikan wawasan kepada calon apoteker mengenai perannya di suku dinas kesehatan. 1.2 Tujuan Tujuan dari PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah agar mahasiswa Program Profesi Apoteker FMIPA UI: a. Mengetahui dan memahami gambaran umum suku dinas kesehatan beserta peran dan fungsinya. b. Mengetahui dan memahami gambaran umum Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK). c. Mengetahui dan memahami pelaksanaan tugas dan fungsi koordinator farmasi makanan minuman (farmakmin) di lapangan, baik yang terkait dengan perizinan maupun yang terkait dengan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sarana kesehatan pada lingkup Kota Administrasi Jakarta Selatan. Universitas Indonesia

10 BAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Umum Suku Dinas Kesehatan Suku dinas kesehatan merupakan unit kerja dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Suku dinas kesehatan dipimpin oleh seorang kepala suku dinas yang secara teknis dan administrasi berkedudukan di bawah kepala dinas kesehatan dan bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan, serta secara operasional berkedudukan di bawah walikota dan bertanggung jawab kepada walikota (Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, 2009b). Suku dinas kesehatan yang pembentukannya mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 merupakan gabungan dari suku dinas pelayanan kesehatan dan suku dinas kesehatan masyarakat. Berdasarkan peran dan fungsinya dinas kesehatan propinsi berperan sebagai regulator, sedangkan suku dinas kesehatan berperan sebagai auditor. Suku dinas kesehatan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat, suku dinas kesehatan mempunyai fungsi (Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, 2009b): a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas kesehatan. b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas kesehatan. c. Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian penyelenggaraan kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan perorangan, rujukan, khusus, tradisional, dan keahlian. d. Pengendalian penanggulangan kegawatdaruratan, bencana, dan Kejadian Luar Biasa (KLB). e. Pengendalian pencegahan dan pemberantasan penyakit menular/tidak menular. f. Pengawasan dan pengendalian ketersediaan perbekalan kefarmasian. g. Pelaksanaan surveilans kesehatan. h. Pelaksanaan monitoring penerapan sistem manajemen mutu kesehatan. 3 Universitas Indonesia

11 4 i. Pengendalian pencapaian standardisasi prasarana dan sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta. j. Pelaksanaan pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi kesehatan yang diterima suku dinas kesehatan. k. Pemberian, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi, perizinan/rekomendasi/ sertifikasi di bidang kesehatan. l. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada lingkup kabupaten/kota administrasi. m. Pelaksanaan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat. n. Penghimpunan, pengolahan, pemeliharaan, penyajian, pengembangan, dan pemanfaatan data dan informasi mengenai kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, prasarana dan sarana pelayanan kesehatan perseorangan, rujukan, khusus, tradisional, dan keahlian pada lingkup kabupaten/kota administrasi. o. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan prasarana dan sarana suku dinas kesehatan. p. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang. q. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan. r. Pelaksanaan kegiatan publikasi dan pengaturan acara suku dinas kesehatan. s. Penyiapan bahan laporan dinas kesehatan kabupaten/kota yang terkait dengan tugas dan fungsi suku dinas kesehatan. t. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas kesehatan Visi dan Misi Suku Dinas Kesehatan Visi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah masyarakat Jakarta Selatan yang mandiri untuk hidup sehat. Sedangkan misi yang diemban oleh suku dinas kesehatan untuk mencapai visi tersebut adalah a. Meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan. Universitas Indonesia

12 5 b. Mengendalikan dan menanggulangi gizi buruk dan penyakit menular, penyakit tidak menular, dan penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan. c. Menggalang kemitraan dengan berbagai sektor dan seluruh potensi yang ada di masyarakat. d. Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) sesuai dengan kemajuan teknologi. e. Meningkatkan mutu sistem pemasaran sosial kesehatan yang inovatif. 2.3 Susunan Organisasi Struktur organisasi suku dinas kesehatan berdasarkan Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 150 Tahun 2009, terdiri dari: 1. Kepala Suku Dinas Kepala suku dinas selaku pimpinan di suku dinas mempunyai tugas sebagai berikut: a. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas. b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas subbagian, seksi dan subkelompok jabatan fungsional. c. Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau instansi pemerintah/swasta terkait, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas. d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas. 2. Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha merupakan satuan kerja staf suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan administrasi umum suku dinas kesehatan. Subbagian tata usaha dipimpin oleh seorang kepala subbagian yang berkedudukan di bawah kepala suku dinas dan bertanggung jawab kepada kepala suku dinas. Subbagian tata usaha mempunyai tugas: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. Universitas Indonesia

13 6 b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. c. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Angggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas. d. Melaksanakan monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas. e. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang suku dinas. f. Pelaksanaan kegiatan surat menyurat dan kearsipan suku dinas. g. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan prasarana dan sarana kerja suku dinas. h. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan, dan ketertiban kantor. i. Melaksanakan pengelolaan ruang rapat/pertemuan suku dinas. j. Melaksanakan publikasi kegiatan, upacara, dan pengaturan acara suku dinas. k. Menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan, dan melaporkan penerimaan retribusi suku dinas kesehatan. l. Menyiapkan bahan laporan suku dinas yang terkait dengan tugas subbagian tata usaha. m. Mengkoordinasikan penyusunan laporan (kegiatan, keuangan, kinerja, dan akuntabilitas) suku dinas. n. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas subbagian tata usaha. 3. Seksi Kesehatan Masyarakat Seksi kesehatan masyarakat merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Seksi kesehatan masyarakat dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah kepala suku dinas dan bertanggung jawab kepada kepala suku dinas. Seksi kesehatan masyarakat mempunyai tugas : a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai ruang lingkup tugasnya. b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dalam lingkup tugasnya. Universitas Indonesia

14 7 c. Melaksanakan pengendalian mutu kegiatan pelaksanaan kesehatan keluarga termasuk kesehatan ibu, bayi, anak balita, kesehatan anak prasekolah, usia sekolah, remaja, kesehatan reproduksi, usia lanjut, keluarga berencana, pekerja wanita, dan asuhan keperawatan. d. Mengkoordinasikan sektor terkait dan masyarakat profesi untuk pencegahan dan pengendalian program kesehatan masyarakat. e. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan dan informasi. f. Melaksanakan bimbingan teknis tenaga kesehatan di bidang kesehatan masyarakat. g. Melaksanakan kajian perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat tingkat kota administrasi/kabupaten. h. Melaksanakan manajemen basis data kesehatan melalui sistem informasi manajemen kesehatan yang terintegrasi. i. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan program gizi dan Pembinaan Peran Serta Masyarakat (PPSM). j. Menerapkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). k. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi kesehatan masyarakat. l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi kesehatan masyarakat. 4. Seksi Pelayanan Kesehatan Seksi pelayanan kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Seksi pelayanan kesehatan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah kepala suku dinas dan bertanggungjawab kepada kepala suku dinas. Seksi pelayanan kesehatan mempunyai tugas: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. Universitas Indonesia

15 8 c. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian tatalaksana pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. d. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan, memanfaatkan, data dan informasi upaya pelayanan kesehatan. e. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian penerapan standar pelayanan kesehatan masyarakat. f. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pelaksanaan akreditasi sarana pelayanan kesehatan. g. Memberikan rekomendasi/perizinan sarana pelayanan kesehatan. h. Memberikan tanda daftar kepada pengobat tradisional. i. Melaksanakan siaga 24 jam per Pusat Pengendali Dukungan Kesehatan (Pusdaldukkes). j. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan standar pelayanan minimal pelayanan kesehatan. k. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi pelayanan kesehatan. l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi pelayanan kesehatan. 5. Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan Seksi pengendalian masalah kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian masalah kesehatan. Seksi pengendalian masalah kesehatan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah kepala suku dinas dan bertanggungjawab kepada kepala suku dinas. Seksi pengendalian masalah kesehatan mempunyai tugas: a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. c. Melaksanakan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular, kesehatan jiwa masyarakat, surveilans epidemiologi, penanggulangan wabah/ Kejadian Luar Biasa (KLB) dan kesehatan lingkungan. Universitas Indonesia

16 9 d. Melaksanakan kegiatan pembinaan pelaksanaan kesehatan haji. e. Menyiapkan materi sosialisasi kesehatan tentang pengendalian penyakit menular/tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat. f. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi, dan pendampingan teknis peningkatan kompetensi surveilans epidemiologi, tenaga kesehatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat. g. Melaksanakan kegiatan koordinasi, kerja sama dan kemitraan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau instansi pemerintah/swasta/masyarakat. h. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan imunisasi. i. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan, dan memanfaatkan data dan informasi surveilans epidemiologi sebagai Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) pada lingkup kabupaten/kota administrasi. j. Melaksanakan kegiatan investigasi penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) dan dugaan wabah serta keracunan makanan. k. Meningkatkan sistem jaringan informasi wabah/kejadian Luar Biasa (KLB) dan surveilans. l. Melaksanakan kegiatan pengendalian surveilans kematian. m. Melaksanakan kegiatan monitoring dan pemetaan kegiatan penanggulangan wabah/kejadian Luar Biasa (KLB) dan surveilans. n. Melaksanakan kegiatan pengendalian pelaksanaan program kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air minum/air bersih, penyehatan makanan dan minuman, pengamanan limbah, pengendalian vektor, pengendalian radiasi, penyehatan lingkungan kumuh penyehatan di tempat-tempat umum, tempat kerja, tempat pengelolaan pestisida termasuk pemberian rekomendasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), upaya pengelolaan lingkungan/ upaya pemantauan lingkungan. Universitas Indonesia

17 10 o. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian sarana penunjang kesehatan lingkungan. p. Penyajian materi pelatihan teknis dalam bidang kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja. q. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi pengendalian masalah kesehatan. r. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi pengendalian masalah kesehatan. 6. Seksi Sumber Daya Kesehatan Seksi sumber daya kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya kesehatan. Seksi sumber daya kesehatan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah kepala suku dinas dan bertanggung jawab kepada kepala suku dinas. Seksi sumber daya kesehatan mempunyai tugas: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. c. Melaksanakan pemberian perizinan tenaga dan sarana farmasi, makanan, dan minuman. d. Memberikan rekomendasi/perizinan praktek tenaga kesehatan. e. Melaksanakan kegiatan bimbingan teknis tenaga kesehatan. f. Menyusun peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan. g. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan petugas kesehatan terhadap standar pelayanan. h. Melaksanakan kegiatan audit internal dan audit eksternal penerapan sistem manajemen mutu. i. Malaksanakan survey kepuasan pelanggan kesehatan. j. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi, dan pendampingan penerapan sistem manajemen mutu kepada puskesmas. Universitas Indonesia

18 11 k. Melaksanakan kegiatan pengembangan mutu melalui forum dan fasilitator. l. Melaksanakan fasilitasi peningkatan kemampuan tenaga fasilitator, instruktur, dan auditor mutu pelayanan kesehatan. m. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sarana farmasi makanan minuman, yang meliputi industri kecil obat tradisional, sub penyalur alat kesehatan, apotek, toko obat, depo farmasi, dan industri makanan minuman rumah tangga. n. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan pengendalian harga obat generik dan persediaan cadangan obat esensial. o. Melaksanakan pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan pada lingkup kabupaten/kota administrasi. p. Melaksanakan monitoring dan pemetaan sumber daya kesehatan. q. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi sumber daya kesehatan. r. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi sumber daya kesehatan. Seksi sumber daya kesehatan dibagi menjadi tiga koordinator untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsi seksi sumber daya kesehatan. Koordinator yang terdapat pada seksi sumber daya kesehatan adalah koordinator tenaga kesehatan, koordinator pengelola standardisasi mutu kesehatan, dan koordinator farmasi makanan dan minuman. Setiap koordinator memiliki fungsi dan tugas khusus yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas dan seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK). Universitas Indonesia

19 BAB 3 TINJAUAN KHUSUS KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN 3.1 Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta berperan sebagai regulator yang membuat kebijakan, pedoman, maupun persyaratan dalam pelaksanaan hal-hal yang berkenaan dengan kesehatan. Suku dinas kesehatan yang merupakan unit kerja dinas kesehatan berperan sebagai auditor terhadap regulasi yang telah dibuat dinas kesehatan untuk dilaksanakan oleh subjek atau sasaran regulasi tersebut. Suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan peran dan fungsinya mempunyai struktur tertentu sebagaimana diatur oleh Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 150 tahun Dalam peraturan tersebut suku dinas kesehatan terdiri dari seksi sumber daya kesehatan, seksi pelayanan kesehatan, seksi kesehatan masyarakat, dan seksi pengendalian masalah kesehatan. Seksi sumber daya kesehatan yang secara garis besar mempunyai peran dalam lingkup tenaga kesehatan, mutu kesehatan, serta kefarmasian makanan dan minuman, yang dibagi menjadi beberapa koordinator untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsi. Koordinator yang terdapat pada seksi sumber daya kesehatan adalah koordinator tenaga kesehatan, koordinator pengelola standardisasi mutu kesehatan, serta koordinator farmasi makanan dan minuman. Setiap koordinator memiliki fungsi dan tugas khusus yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas dari seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK). Koordinator pada seksi SDK yang akan dipaparkan pada bab ini adalah farmasi makanan dan minuman (Farmakmin). Tugas pokok koordinator farmasi makanan minuman adalah: a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan (PPK) seksi sumber daya kesehatan. b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan (PPK) seksi sumber daya kesehatan.

20 c. Melaksanakan supervisi dalam rangka rekomendasi perizinan sarana farmakmin seperti apotek, apotek rakyat, Cabang Penyalur Alat Kesehatan, Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dan Pedagang Eceran Obat (PEO). d. Melaksanakan pengelolaan dan layanan perizinan apotek, apotek rakyat, cabang penyalur alat kesehatan, industri kecil obat tradisional, pangan industri rumah tangga, dan pedagang eceran obat. e. Bimbingan, Pengawasan dan Pengendalian (Binwasdal) terhadap sarana pelayanan kesehatan kefarmasian pemerintahan dan swasta. f. Melakukan akreditasi dan pengawasan mutu pelayanan kesehatan. g. Mengendalikan mutu pelayanan kefarmasian klinik. h. Melakukan pengelolaan bidang obat suku dinas kesehatan. i. Melaksanakan pemantauan harga obat generik, dan persediaan cadangan obat esensial. j. Melakukan pengamanan obat, obat tradisional, alat kesehatan, kosmetika, makanan, dan minuman. k. Memantau dampak lingkungan. l. Melaksanakan rekapitulasi Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) puskesmas. m. Pembinaan produsen, distributor, dan penggunaan obat, termasuk narkotika, psikotropika dan zat aditif (NAPZA). n. Melaksanakan pengelolaan penyuluhan keamanan pangan serta memberikan sertifikat penyuluhan industri rumah tangga makanan dan minuman. o. Melaksanakan pengelolaan laporan narkotika. p. Pengelolaan terhadap hasil supervisi. q. Melaksanakan pencatatan surat masuk dan keluar serta pendistribusiannya. r. Pengendalian mutu pelayanan kefarmasian komunitas, melalui saran, rekomendasi perbaikan, penilaian, pemberian penghargaan, sanksi, dan rehabilitasi terhadap sarana farmasi, makanan, dan minuman. s. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang dilaporkan profesi dan masyarakat. t. Mensosialisasikan perundangan dan program.

21 u. Bekerja sama dalam tim dengan koordinator standardisasi mutu dan koordinator tenaga kesehatan. v. Menilai dan mempertanggungjawabkan kinerja. w. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan langsung. 3.2 Dasar Hukum Dasar hukum yang yang menjadi pijakan pelaksanaan peran dan fungsi dari Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman yaitu: a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. c. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25 Tahun 1980 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah RI No. 26 Tahun 1965 tentang Apotek. e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1990 tentang Masa Bakti dan Izin Kerja Apoteker. f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. g. Peraturan Menteri Kesehatan No. 28/Menkes/Per/I/1978 tentang Penyimpanan Narkotika. h. Peraturan Menteri Kesehatan No. 142/Menkes/Per/III/1991 tentang Penyalur Alat Kesehatan. i. Peraturan Menteri Kesehatan No. 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Kecil Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. j. Peraturan Menteri Kesehatan No. 284/2007 tentang Apotek Rakyat. k. Peraturan Menteri Kesehatan No. 688/Menkes/Per/VII/1997 tentang Peredaran Psikotropika. l. Keputusan Menteri Kesehatan No. 497/Menkes/SK/VII/2006 tentang Daftar Obat Esensial Nasional. m. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1331/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan No. 167/Kab/B.VII/1972 tentang Pedagang Eceran Obat.

22 n. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. o. Keputusan Menteri Kesehatan No. 2912/B/SK/IX/1986 tentang Penyuluhan Bagi Perusahaan Makanan Industri Rumah Tangga. p. Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 970 Tahun 1990 tentang Ketentuan Penyelenggaraan Usaha Pedagang Eceran Obat di Wilayah DKI Jakarta. 3.3 Perizinan Sarana Pelayanan Kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman Setiap orang dan/atau badan hukum yang menyiapkan, meracik, dan/atau mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga, serta industri rumah tangga yang memproduksi, mengolah, dan mendistribusikan makanan dan minuman, wajib mengajukan perizinan. Perizinan diajukan kepada kepala dinas kesehatan, namun dengan adanya otonomi daerah maka perizinan diajukan ke suku dinas kesehatan kabupaten/kota administrasi. Perizinan yang dikelola oleh suku dinas kesehatan adalah perizinan apotek, pedagang eceran obat, cabang penyalur alat kesehatan, industri kecil obat tradisional, dan sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga bagi industri kecil makanan dan minuman. Selain itu terdapat apotek rakyat yang perizinannya juga diajukan ke suku dinas kesehatan, dimana izin penyelenggaraannya diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 284 Tahun Apotek Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Dalam menjalankan praktek kefarmasian, Apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian yang merupakan pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a). Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan, salah satunya adalah Apoteker yang

23 merupakan tenaga kefarmasian. Setiap tenaga kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat tanda registrasi, dimana untuk Apoteker surat tanda registrasi tersebut berupa Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) yang dikeluarkan oleh menteri dan berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu lima tahun apabila memenuhi syarat. Untuk memperoleh STRA, maka persyaratan yang harus dipenuhi adalah: a. Ijazah apoteker. b. Sertifikat kompetensi profesi. c. Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji apoteker. d. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin praktek. e. Membuat surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi. Sebelum melaksanakan kegiatan di apotek, Apoteker Pengelola Apotek (APA) wajib memiliki Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek berlaku selama apotek yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat melaksanakan tugasnya dan masih memenuhi persyaratan. Untuk mendapatkan SIA, APA mengajukan surat permohonan SIA kepada kepala suku dinas kesehatan kabupaten/kota. SIA diberikan oleh menteri yang mendelegasikan wewenangnya kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota (Departemen Kesehatan RI, 2002b). Untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat, maka dikeluarkan pemberlakuan pedoman pelayanan kefarmasian di apotek oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Di dalam peraturan ini tercantum persyaratan pendirian apotek. Selain itu, segala bentuk perubahan dalam pengelolaan apotek diharuskan memperbaharui izin Apotek Rakyat Apotek rakyat adalah sarana pelayanan kefarmasian dimana dilakukan penyerahan obat dan perbekalan kesehatan dan tidak melakukan peracikan. Apotek rakyat juga tidak menjual narkotika serta harus mengutamakan obat generik. Pengaturan apotek rakyat bertujuan untuk (Departemen Kesehatan RI, 2007):

24 a. Memberikan pedoman bagi toko obat yang ingin meningkatkan pelayanan dan status usahanya menjadi apotek rakyat. b. Pedoman bagi perorangan atau usaha kecil yang ingin mendirikan apotek rakyat. c. Melindungi masyarakat untuk dapat memperoleh pelayanan kefarmasian yang baik dan benar. Setiap orang atau badan usaha dapat mendirikan apotek rakyat, dimana apotek rakyat harus memiliki izin yang dikeluarkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Setiap apotek rakyat harus memiliki 1 (satu) orang Apoteker sebagai penanggung jawab dan dapat dibantu oleh Asisten Apoteker (Departemen Kesehatan RI, 2007) Pedagang Eceran Obat Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 167 Tahun 1972 tentang Pedagang Eceran Obat, pedagang eceran obat adalah orang atau badan hukum indonesia yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran di tempat tertentu sebagaimana tercantum dalam surat izin. Pedagang eceran obat dapat diusahakan oleh perusahaan negara, perusahaan swasta atau perorangan, dimana pedagang eceran obat menjual obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas dalam bungkusan dari pabrik yang membuatnya secara eceran dan harus menjaga agar obat-obat yang dijual bermutu baik dan berasal dari pabrik farmasi atau pedagang besar farmasi yang mendapat izin dari menteri kesehatan. Obatobat yang masuk daftar obat bebas terbatas harus disimpan dalam lemari khusus dan tidak boleh tercampur dengan obat-obat atau barang-barang lain (Departemen Kesehatan RI, 2002a). Untuk mendirikan Pedagang Eceran Obat harus ada izin dari Kepala Daerah Setempat dengan memperhatikan saran-saran dari Kepala Dinas Kesehatan Daerah setempat. Pada setiap penerbitan izin setiap pedagang eceran obat harus disampaikan tembusan kepada Direktorat Jenderal Farmasi dan satu lembar dikirimkan kepada Kepala Direktorat Farmasi Daerah Propinsi setempat. Izin

25 usaha pedagang eceran obat berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung dari mulai tanggal ditetapkan dan 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku izin berakhir harus mengajukan permohonan perpanjangan izin pedagang eceran obat (Departemen Kesehatan RI, 2002a). Penanggung jawab pedagang eceran obat adalah asisten apoteker yang merupakan penanggung jawab teknis farmasi. Setiap pergantian penanggung jawab harus segera dilaporkan kepada Direktorat Farmasi Daerah Propinsi setempat. Permohonan izin pedagang eceran obat diajukan secara tertulis dan disertai: a. Alamat dan denah tempat usaha. b. Nama dan alamat pemohon. c. Nama dan alamat asisten apoteker. d. Fotokopi ijazah, surat penugasan, dan surat izin kerja asisten apoteker. e. Surat pernyataan kesediaan bekerja asisten apoteker sebagai penanggung jawab teknis. Pedagang Eceran Obat harus memasang papan dengan tulisan Toko Obat Berizin dan tidak menerima resep dokter di bagian depan tokonya. Tulisan tersebut harus mudah dilihat umum dan dibagian bawah pojok kanan harus dicantumkan nomor izin. Tulisan harus berwarna hitam diatas dasar putih, tinggi huruf paling sedikit 5 cm dan tebalnya paling sedikit 5 mm. Ukuran papan tersebut paling sedikit memiliki lebar 40 cm dan panjang 60 cm (Departemen Kesehatan RI, 2002a) Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) adalah industri obat tradisional dengan total aset tidak lebih dari Rp ,00 (enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan. Usaha IKOT wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut, yaitu dilakukan oleh perorangan atau badan hukum berbentuk perseroan terbatas atau koperasi, memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan harus didirikan di tempat yang bebas pencemaran dan tidak mencemari lingkungan (Departemen Kesehatan RI, 1990).

26 Sebelum menjalankan usahanya, pemilik industri obat tradisional ini harus memiliki izin dalam hal sarana dan prasarana industri tersebut. Untuk mendirikan usaha industri kecil obat tradisional diperlukan izin menteri kesehatan. Sebagai penanggungjawab teknis industri kecil obat tradisional adalah seorang Apoteker. Industri kecil obat tradisional wajib mengikuti pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) yang ditetapkan oleh menteri kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 1990). Sebelum izin industri kecil obat tradisional diperoleh, terlebih dahulu pemohon harus mengajukan izin prinsip. Persetujuan prinsip ini diberikan kepada pemohon untuk dapat langsung melakukan persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan, pemasangan instalasi-instalasi peralatan, dan lain-lain yang diperlukan pada lokasi yang disetujui (Departemen Kesehatan RI, 1990) Cabang Penyalur Alat Kesehatan Cabang penyalur alat kesehatan adalah perwakilan usaha dari penyalur alat kesehatan yang telah mendapatkan izin. Dalam hal ini apabila suatu perusahaan atau distributor besar ingin melaksanakan atau memiliki perwakilan usaha di suatu daerah, perusahaan atau distributor tersebut dapat mengajukan perizinan sub penyalur alat kesehatan kepada suku dinas kesehatan. Kebanyakan usaha penyalur alat kesehatan yang ada saat ini dilakukan oleh perorangan tanpa keberadaan badan usaha yang jelas. Artinya usaha ini dilakukan oleh perorangan tersebut jika mendapatkan suatu tender proyek peralatan kesehatan. Oleh karena itu pembinaan terhadap cabang penyalur alat kesehatan ini harus dilakukan dengan ketat. Segala bentuk perubahan yang terjadi baik fisik maupun non fisik wajib dilaporkan kepada suku dinas kesehatan untuk diurus perizinan perubahan tersebut Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) Pangan industri rumah tangga adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di lokasi pemukiman dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis. Dalam menjalankan PIRT ini, perusahaan pangan harus mempunyai Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga atau SPP-IRT.

27 Sesuai Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Makanan RI Nomor HK tanggal 30 April 2003 antara lain tentang Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT), SPP-IRT bertujuan untuk: a. Meningkatkan pengetahuan produsen dan karyawan tentang pengolahan pangan dan peraturan perundang-undangan di bidang keamanan pangan. b. Menumbuhkan kesadaran dan motivasi produsen dan karyawan tentang pentingnya pengolahan pangan yang higienis dan tanggung jawab terhadap keselamatan konsumen. c. Meningkatkan daya saing dan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan PIRT. 3.4 Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Sarana Pelayanan Kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman Pembinaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh suku dinas kesehatan dalam bentuk pemberian informasi, sosialisasi peraturan, memberikan bimbingan teknis secara langsung ke lapangan maupun tidak langsung untuk meningkatkan konsistensi petugas agar memenuhi persyaratan. Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan terhadap masyarakat dan terhadap setiap penyelenggara kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya kesehatan di bidang kesehatan dan upaya kesehatan (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a). Pembinaan yang dilakukan pemerintah diarahkan untuk memenuhi kebutuhan setiap orang dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan; menggerakkan dan melaksanakan penyelenggaraan upaya kesehatan; memfasilitasi dan menyelenggarakan fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan; memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan perbekalan kesehatan, termasuk sediaan farmasi dan alat kesehatan serta makanan dan minuman; memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai dengan standar dan persyaratan; melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a). Bentuk pembinaan yang dilaksanakan oleh pemerintah antara lain (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a): a. Komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.

28 b. Pendayagunaan tenaga kesehatan. c. Pembiayaan. Tujuan besar dari pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk melindungi pihak-pihak yang ada maupun terlibat dalam upaya kesehatan. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan, pemerintah dalam hal ini menteri kesehatan dapat mendelegasikan wewenangnya kepada pihak lain, misalnya lembaga pemerintah non-kementerian, kepala dinas propinsi, dan kepala dinas kabupaten/kota yang berperan di bidang kesehatan. Pengawasan pada sarana kefarmasian dilaksanakan secara langsung oleh dinas kesehatan, suku dinas kesehatan, dan lintas sektor terkait untuk mengetahui apakah pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Sedangkan pengendalian dilaksanakan sebagai upaya tindak lanjut dari pengawasan yang dapat berupa sanksi administrasi, berupa teguran, peringatan, sampai pencabutan izin. Suku dinas kesehatan kota administrasi melaksanakan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh dinas kesehatan yaitu melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap teknis pelaksanaan program di tingkat kota administrasi misalnya apotek, puskesmas, dan rumah sakit. Suku dinas kesehatan dapat memberikan teguran dan pencabutan izin, pembinaan, pengawasan, pengendalian berfungsi untuk memantau proses dan produk-produk layanan di bidang kesehatan secara efektif dan efisien dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga kepuasan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan dapat dipenuhi secara optimal sesuai dengan sumber daya yang ada.

29 BAB 4 PEMBAHASAN Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut dan menerapkan asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Dalam pelaksanaannya, pemerintah pusat memberikan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas dan bertanggung jawab kepada masingmasing daerah secara proporsional. Aturan tentang otonomi daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk lebih mandiri dalam mengembangkan dan mengelola daerahnya masing-masing agar dapat lebih berkembang. Otonomi yang diberikan diaplikasikan dalam bentuk pengalihan sebagian kewenangan dan tugas pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Propinsi DKI Jakarta. Sebagai implementasi Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tersebut maka dibentuklah perangkat daerah dengan dinas kesehatan sebagai salah satu perangkat yang mengurusi masalah kesehatan. Penjelasan lebih lanjut mengenai peran dan fungsi dinas kesehatan sebagai perangkat daerah diatur dalam Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 150 Tahun Menurut UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pemerintah daerah berwenang merencanakan kebutuhan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerahnya. Kewenangan merencanakan kebutuhan perbekalan kesehatan yang dimaksud tersebut harus memperhatikan pengaturan dan pembinaan standar pelayanan yang berlaku secara nasional. Suku dinas kesehatan merupakan bagian dari struktur organisasi dinas kesehatan pada tingkat kota administrasi di Propinsi DKI Jakarta yang dipimpin oleh seorang kepala suku dinas. Suku dinas kesehatan secara teknis administratif bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan dan secara teknis operasional bertanggung jawab kepada walikota dari kota administrasi yang bersangkutan. 22 Universitas Indonesia

30 23 Suku dinas kesehatan terdiri dari lima bagian penting yaitu subbagian tata usaha, seksi kesehatan masyarakat, seksi pelayanan kesehatan, seksi sumber daya kesehatan, dan seksi pengendalian masalah. Tiap subbagian dipimpin oleh seorang kepala subbagian dan tiap seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala suku dinas. Seksi sumber daya kesehatan memiliki tiga koordinator, yaitu koordinator tenaga kesehatan, koordinator standarisasi mutu kesehatan, serta koordinator farmasi makanan dan minuman. Setiap koordinator memiliki tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan oleh kepala seksi sumber daya kesehatan. Seksi sumber daya kesehatan memiliki tugas pokok diantaranya melaksanakan pemberian rekomendasi sarana kefarmasian tertentu dan sarana lainnya yang berhubungan dengan kesehatan serta pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap perbekalan kesehatan. Tugas-tugas tersebut dikelola oleh koordinator farmasi makanan dan minuman. Oleh karena hal tersebut erat kaitannya dengan bidang farmasi, maka dalam laporan ini akan dibahas lebih banyak mengenai bagian Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Koordinator tenaga kesehatan berperan dalam pengelolaan, pembinaan, pengaturan, dan pendidikan bagi tenaga kesehatan maupun calon tenaga kesehatan. Kegiatan yang dilakukan oleh koordinator tenaga kesehatan adalah mengelola pengembangan profesi medik keperawatan; menyusun peta kebutuhan pendidikan dan tenaga kesehatan berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan; mengadakan pelatihan serta uji kompetensi tenaga kesehatan; membuat usulan dan supervisi diklat ke puskesmas; membuat usulan bahan perumusan kebijakan akreditasi profesi/jabatan tenaga kesehatan; mengelola pelaksanaan praktek kerja lapangan serta menyelenggarakan rapat evaluasi praktek kerja lapangan dengan puskesmas maupun institusi pendidikan; menyelenggarakan pemilihan, menetapkan, mengusulkan tenaga kesehatan teladan dari suku dinas kesehatan kepada Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta. Koordinator standardisasi mutu kesehatan berperan dalam pembuatan standarisasi mutu pelayanan kesehatan baik dalam tataran internal suku dinas kesehatan maupun tataran eksternal. Kegiatan yang dilakukan oleh koordinator Universitas Indonesia

31 24 standardisasi mutu kesehatan adalah menyusun rencana kerja dan anggaran program standarisasi mutu kesehatan; pelaksana pembuatan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) program mutu; koordinator pemantauan proses sistem manajemen mutu; melaksanakan evaluasi kegiatan program standardisasi mutu kesehatan; koordinator pengendalian dokumen; koordinator Gugus Kendali Mutu (GKM) dan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin); koordinator audit internal dan eksternal; koordinator tinjauan manajemen; koordinator komunikasi internal; serta koordinator pengelolaan keluhan pelanggan. Koordinator farmasi makanan dan minuman memegang peranan dalam perizinan, pengawasan, dan pengendalian sarana kesehatan, baik yang dikendalikan oleh pemerintah maupun perorangan. Beberapa kegiatan yang dikendalikan oleh koordinator farmasi makanan dan minuman adalah melaksanakan pengelolaan perizinan apotek, apotek rakyat, Cabang Penyalur Alat Kesehatan (CPAK), Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dan Pedagang Eceran Obat (PEO); melaksanakan supervisi dan pengelolaan hasil supervisi dalam rangka rekomendasi perizinan sarana farmakmin; melaksanakan binwasdal terhadap sarana pelayanan kesehatan kefarmasian, baik pemerintahan maupun swasta; melaksanakan pengelolaan penyuluhan keamanan pangan; melaksanakan pengelolaan laporan narkotika dan psikotropika; melakukan pengelolaan bidang obat suku dinas kesehatan; melaksanakan pemantauan harga obat narkotika, dan persediaan cadangan obat esensial; serta melaksanakan rekapitulasi Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dari puskesmas kecamatan dalam satu wilayah kota administrasi. Selama proses Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA), Penulis mendapatkan kesempatan untuk ikut serta dalam beberapa kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman. Beberapa kegiatan yang Penulis lakukan diantaranya adalah rekapitulasi triwulan dan tahunan LPLPO dari tiap puskesmas kecamatan dalam wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan; mempelajari alur proses pembuatan Surat Izin Apotek (SIA); inventarisasi data perizinan apotek baru selama tahun 2011 di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan; mempelajari pelaksanaan pembinaan, pengawasan, Universitas Indonesia

32 25 dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan (binwasdal) dari suku dinas kesehatan terhadap perkembangan apotek, apotek rakyat, Cabang Penyalur Alat Kesehatan (CPAK), Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dan Pedagang Eceran Obat (PEO); mempelajari pembuatan angka kredit rekapan jumlah resep dari puskesmas; mempelajari pengelolaan dan alur keluar obat dari gudang obat suku dinas kesehatan; mempelajari pelaksanaan pelayanan obat di Instalasi Farmasi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dan Jagakarsa; inventarisasi daftar PIRT dan PEO baru selama tahun 2010 dan 2011 di wilayah Kota Administrasi Jakata Selatan; dan melakukan pendataan sisa stok dan tanggal kadaluarsa dari obat program, obat depkes, dan obat suku dinas yang disimpan di Gudang Obat Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Pada proses perizinan sarana kesehatan, alur proses yang harus dilalui secara umum sama, hanya berbeda dalam hal persyaratan. Segala proses perizinan penyelanggaraan dilaksanakan dengan sistem satu atap yaitu di kantor walikota, tepatnya di bagian pelayanan terpadu (yandu). Pemohon terlebih dahulu datang ke Kantor Pelayanan Terpadu Bagian Kesehatan dengan mengutarakan maksud pemohon pada petugas di bagian tersebut. Untuk informasi mendetail, pemohon dapat bertanya langsung perihal proses perizinan untuk apotek, apotek rakyat, CPAK, IKOT, PIRT, ataupun PEO. Kemudian pemohon akan mendapatan formulir yang berisi daftar kelengkapan yang harus dilengkapi sebagai persyaratan, baik kelengkapan dokumen maupun kelengkapan sumber daya sarana kesehatan. Setelah persyaratan selesai disiapkan, pemohon datang kembali ke kantor pelayanan terpadu untuk menyerahkan berkas persyaratan perizinan sarana kesehatan. Apabila ada berkas yang kurang sesuai, pemohon diminta untuk memperbaiki atau melengkapi. Berkas yang diserahkan oleh pemohon di kantor pelayanan terpadu kemudian dibawa ke kantor suku dinas kesehatan. Berkas permohonan yang sudah lengkap persyaratan administrasinya kemudian dikirimkan ke Subbag Tata Usaha untuk registrasi surat masuk. Setelah didisposisi oleh kepala suku dinas kesehatan, berkas kemudian diserahkan ke Seksi Sumber Daya Kesehatan bagian Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman. Petugas di bagian Koordinator Universitas Indonesia

33 26 Farmasi Makanan dan Minuman kemudian memeriksa kembali dokumen tersebut sebelum proses pemeriksaan kelengkapan sumber daya sarana kesehatan dilakukan dalam bentuk inspeksi lapangan. Dalam proses inspeksi lapangan tersebut petugas suku dinas memeriksa kesesuaian antara persiapan persyaratan dokumen tertulis yang diserahkan pemohon dengan kondisi di lapangan. Aspek-aspek yang diperiksa oleh petugas suku dinas kesehatan dalam proses perizinan apotek mencakup sumber daya manusia yang sesuai persyaratan, keadaan bangunan, kelengkapan sarana dan prasarana pendukung kegiatan sarana kesehatan, serta dokumen asli. Aspek bangunan yang harus ada meliputi papan nama, bentuk dan luas bangunan, kelengkapan ruangan seperti ruang racik, penyerahan resep, administrasi, kamar kerja apoteker, toilet, dan ruang tunggu. Kelengkapan bangunan lain yang diperiksa meliputi penerangan, sumber air, ventilasi, sanitasi, dan alat pemadam kebakaran. Aspek kelengkapan dari perlengkapan yang harus ada untuk sebuah apotek adalah peralatan pembuatan dan peracikan obat, penyimpanan, wadah dan etiket, serta peralatan administrasi. Aspek tenaga kefarmasian yang harus ada adalah Apoteker. Data administrasi asli yang harus ada adalah KTP Apoteker Pengelola Apotek (APA), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) APA, Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA), Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA), Undang-Undang Gangguan (UUG), Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau surat sewa, surat keterangan domisili, peta lokasi, denah ruangan beserta ukuran dan fungsi, dan akte perusahaan jika berbentuk badan hukum. Hasil pemeriksaan dibuat dalam bentuk berita acara pemeriksaan sarana apotek untuk ditindaklanjuti dalam bentuk pemberian izin. Apabila selama proses pemeriksaan ada kelengkapan yang kurang sesuai/belum memenuhi persyaratan, suku dinas kesehatan akan meminta pemohon untuk melengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud maksimal dalam jangka waktu 1 (satu) bulan. Apabila seluruh persyaratan sudah dilengkapi serta dilakukan peninjauan ulang, maka Surat Keputusan Kepala Suku Dinas Kesehatan tentang perizinan penyelenggaraan sarana kesehatan dapat diberikan kepada pemohon. Namun apabila kelengkapan berkas tidak dapat dipenuhi dalam kurun waktu satu bulan, pemohon dianggap mengundurkan diri. Untuk melanjutkan perizinan, pemohon Universitas Indonesia

34 27 harus mengulang tahapan-tahapan perizinan dari awal dengan mengajukan kembali permohonan ke bagian pelayanan terpadu seperti yang telah dijelaskan diatas. Untuk hal-hal yang menjadi persyaratan dalam proses pendaftaran perizinan dapat dilihat pada lampiran. Pada kesempatan lain penulis mengunjungi gudang penyimpanan obat Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan yang terletak di Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Penulis diberi kesempatan mengamati dan terlibat langsung dalam aktivitas penyiapan dan penyaluran obat dari gudang ke Puskesmas Kecamatan Pancoran, Pesanggrahan, dan Kebayoran Lama. Gudang penyimpanan obat dan alat kesehatan ini dijaga oleh satu orang petugas. Gudang penyimpanan obat suku dinas kesehatan terdiri dari dua lantai. Lantai 1 (satu) terdiri dari ruang gudang penyimpanan obat suku dinas kesehatan (C), ruang gudang penyimpanan obat program (B), ruang gudang penyimpanan obat Departemen Kesehatan (A), dan ruang gudang penyimpanan obat Puskesmas Kecamatan Jagakarsa. Lantai 2 (dua) terdiri dari kantor yang untuk sementara menjadi ruang gudang penyimpanan obat Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan. Denah gudang dicantumkan pada Lampiran 15. Obat-obat yang terdapat dalam gudang penyimpanan disusun berdasarkan tahun kadaluarsa dari obat. Obat-obat yang kadaluarsa pada tahun diberi tanda label berwarna merah pada karton terluarnya, sedangkan obat-obat yang kadaluarsa pada tahun 2014 diberi tanda label berwarna kuning, dan obatobat yang kadaluarsa pada tahun 2015 diberi tanda label berwarna hijau. Hal ini membantu menghindari terjadinya penumpukan obat-obat yang tidak terpakai karena telah melewati tanggal kadaluarsa dan memudahkan petugas untuk mendahulukan pendistribusian obat-obatan yang telah dekat tanggal kadaluarsanya dari gudang penyimpanan obat ke puskesmas kecamatan agar bisa segera digunakan. Untuk itu Penulis juga ditugaskan membantu melakukan pendataan sisa stok dan tanggal kadaluarsa dari obat program, obat depkes, dan obat suku dinas yang disimpan di gudang obat. Obat-obat di gudang suku dinas dialokasikan untuk kebutuhan pegawai suku dinas, untuk mencukupi kekurangan dan kebutuhan tiap kecamatan, dan untuk antisipasi terjadinya kondisi gawat darurat. Obat-obat di gudang program dialokasikan sesuai program yang Universitas Indonesia

35 28 dicanangkan seperti program pemberantasan penyakit menular, TB paru, penyakit ISPA, filariasis, malaria, program kesehatan ibu dan anak, dan sebagainya. Obatobat pada gudang departemen kesehatan dialokasikan untuk kebutuhan suku dinas kesehatan dan puskesmas kecamatan. Tiap obat maupun alat kesehatan yang tersedia di gudang memiliki kartu stok sebagai kontrol untuk mengetahui jumlah obat yang keluar dan yang masuk, sehingga apabila terjadi penyimpangan jumlah dapat dengan mudah ditelusuri. Kartu stok merupakan tabel yang berisi nama obat serta satuannya, nama pihak yang melakukan pengambilan obat, jumlah pengambilan, persediaan akhir, waktu kadaluarsa obat, serta tanda tangan petugas pengelola gudang. Kartu stok wajib dimiliki setiap jenis obat. Penulis ikut mempelajari cara pengisian kartu stok, rekapitulasi kartu stok, serta menghitung jumlah obat yang tertera di kartu stok dan membandingkan dengan kondisi secara riil. Pengisian kartu stok dilakukan dengan menuliskan nomor surat (berita acara), nama kecamatan, jumlah barang yang keluar, jumlah barang sisa, dan tanda tangan dari penanggung jawab gudang. Penulis juga melakukan pengeluaran obat untuk Puskesmas Kecamatan Pancoran, Pesanggrahan, dan Kebayoran Lama. Obat-obat yang dikeluarkan harus ditulis dalam berita acara yang dibuat rangkap dua dan ditandatangani oleh pengelola gudang. Satu lembar digunakan untuk penanggung jawab puskesmas, sedangkan lembar yang lainnya digunakan untuk arsip gudang. Setiap melakukan pengeluaran obat, maka harus dilakukan pengisian kartu stok. Setelah itu, dilakukan pengecekan antara jumlah barang yang tertera pada kartu stok, dengan jumlah barang ada, untuk memastikan bahwa tidak ada penyimpangan. Selama periode PKPA Penulis juga berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu yang terletak di Kelurahan Kebagusan. Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu terdiri dari 3 (tiga) lantai, yaitu lantai 1 yang terdapat ruang Instalasi Farmasi, lantai 2 yang merupakan tempat pendaftaran dan poli untuk pemeriksaan pasien, dan lantai 3 yang merupakan kantor administrasi puskesmas. Poli yang tersedia pada Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu adalah poli umum, poli gigi, THT, poli mata, paru-paru, Kesehatan Anak (KA), Kesehatan Ibu (KI), kesehatan jiwa, dan poli saraf. Tenaga medis untuk menunjang poli tersebut adalah 10 dokter umum, 6 dokter gigi, dokter kandungan, dan dokter saraf. Universitas Indonesia

36 29 Tenaga kesehatan yang terdapat pada instalasi farmasi terdiri dari 2 (dua) orang Apoteker dan 2 (dua) orang Asisten Apoteker. Pelayanan obat di instalasi farmasi dilayani dari pukul sampai dengan pukul Resep dokter yang dilayani di instalasi farmasi setiap harinya berkisar antara 300 sampai 500 resep. Karena banyaknya pelayanan resep yang dilakukan di Instalasi Farmasi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, untuk dispensing dari obat suspensi kering dilakukan sendiri oleh pasien dengan penjelasan sebelumnya oleh Apoteker. Semua resep dokter dari poli dilayani di Instalasi Farmasi kecuali Obat Anti Tuberkulosis (OAT), serum, dan vaksin karena diberikan dan dijelaskan langsung pada poli yang bersangkutan. Tidak ada perbedaan obat yang diserahkan pada pasien dari tiap poli dan pasien program seperti pasien dari program Jamsostek dan Askes. Perbedaan hanya terletak pada cap yang terdapat pada resep obat yang diberikan. Pasien tidak dikenakan biaya untuk obat yang diberikan di instalasi farmasi, pasien hanya cukup membayar biaya administrasi pada saat mendaftar. Pengadaan obat di tiap puskesmas kecamatan di Propinsi DKI Jakarta, dilakukan sendiri oleh masing-masing puskesmas. Begitu pula dengan Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu yang melakukan sendiri pengadaan obat untuk kebutuhan obat baik di puskesmas kecamatan maupun kebutuhan obat di kelurahan. Jika persediaan obat tidak mencukupi jumlahnya, Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dapat melakukan permintaan obat ke Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu memiliki gudang puskesmas yang digunakan untuk menyimpan obat dan alat kesehatan. Tiap-tiap puskesmas kelurahan mengirimkan LPLPO ke puskesmas kecamatan sebagai lembar permintaan obat. Pengalokasian obat oleh puskesmas kecamatan pada puskesmas kelurahan berdasarkan dari konsumsi, morbiditas, dan pola penyakit. Penataan obat dan alat kesehatan di gudang puskesmas tidak berdasarkan penggolongan obat. Pada masing-masing karton kemasan terluar obat diberikan tanda khusus yang menunjukkan tanggal kadaluarsa. Hal tersebut dikarenakan sedikitnya tenaga kesehatan di instalasi farmasi. Penataan obat dan alat kesehatan di ruang penyimpanan instalasi farmasi ditempatkan pada lemari khusus. Universitas Indonesia

37 30 Kendala yang ditemui pada pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu adalah kurangnya jumlah tenaga kesehatan, yaitu hanya terdiri dari 2 (dua) orang Apoteker dan 2 (dua) orang Asisten Apoteker. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan banyaknya beban kerja pelayanan resep yang diterima di instalasi farmasi setiap harinya. Selain itu juga masih kurangnya penerimaan rekomendasi Apoteker oleh Dokter, sehingga peran serta farmasis dalam pelaksanaan pharmaceutical care masih kurang. Lingkup kerja Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta selatan meliputi sepuluh kecamatan dimana tiap kecamatan tersebut memiliki puskesmas kecamatan yang melayani masyarakat. Kesepuluh kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Cilandak, Tebet, Jagakarsa, Mampang Prapatan, dan Setiabudi. Dalam hal kegiatan pengelolaan obat, penulis membantu kegiatan rekapitulasi LPLPO Puskesmas selama periode Januari-Desember Setiap bulan puskesmas wajib membuat laporan pemakaian obat dan alat kesehatan kepada suku dinas kesehatan. Melalui laporan tersebut dapat diketahui persediaan obat dan alat kesehatan apa saja yang kurang dan perlu penambahan dari suku dinas kesehatan. Persediaan obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan oleh puskesmas dikelola oleh suku dinas kesehatan melalui koordinator farmakmin. LPLPO digunakan sebagai laporan pemakaian obat bulanan oleh penanggung jawab obat puskesmas sekaligus sebagai lembar permintaan kebutuhan obat bulan berikutnya kepada dinas kesehatan kota. Permintaan tambahan obat dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, sedangkan untuk mengatasi kekosongan obat di puskesmas dapat dilakukan setiap saat sesuai kebutuhan diluar jadwal yang telah ditetapkan. Fungsi LPLPO antara lain untuk laporan pemakaian obat bulanan, sebagai surat permintaan/pesanan obat dari rumah sakit/puskesmas kepada dinas kesehatan kabupaten/kota, laporan jumlah kunjungan resep, dokumen bukti atau sumber informasi tentang pengeluaran obat, dokumen bukti atau sumber informasi untuk penerimaan obat dan perencanaan kebutuhan obat di puskesmas, sebagai sarana untuk monitoring dan evaluasi persediaan dan penggunaan obat, sumber informasi untuk melakukan supervisi dan pembinaan, dan sarana untuk Universitas Indonesia

38 31 meningkatkan kepatuhan petugas dalam menyampaikan laporan (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010). Data dan informasi yang diperoleh dari LPLPO ini sangat dibutuhkan untuk perencanaan kebutuhan obat, pendistribusian obat, serta kegiatan pengendalian persediaan obat. Dari data LPLPO yang diperoleh tersebut, penulis menggolongkan obatobat dalam daftar LPLPO berdasarkan kelas farmakoterapinya yaitu obat sistem gastrointestinal dan hepatobilier, obat kardiovaskuler dan hematopoetik, obat saluran pernapasan, obat Sistem Saraf Pusat (SSP), obat antivertigo, obat analgesik (opioid), obat analgesik dan antipiretik, obat analgesik dan antiinflamasi, obat hiperurisemia, kortikosteroid, kontrasepsi, Obat Anti Tuberkulosis (OAT), antibiotik, obat antivirus, obat antijamur, obat antelmintik, obat yang bekerja pada uterus, obat-obatan topikal, antihistamin, vaksin dan serum, larutan Steril dan Intra Vena (IV), obat antidiabetes, vitamin dan mineral, serta golongan obat lain-lain. Seluruh data yang diperoleh dari pemakaian obat selama bulan Januari hingga Desember pada tiap puskesmas kecamatan tersebut kemudian direkapitulasi dan dijumlah total penggunaannya selama 1 (satu) tahun. Dengan adanya data penggolongan pemakaian obat berdasarkan kelas farmakoterapi tersebut dapat terlihat pola penyakit yang terjadi di masyarakat, penyebaran obat yang terdapat di 10 (sepuluh) Kecamatan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan, serta obat yang sering digunakan per golongan dari tiap puskesmas. Selain itu, dapat diketahui persediaan obat apa saja yang kurang dan perlu penambahan dari suku dinas kesehatan. Kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian (binwasdal) bertujuan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjamin dan terjangkau bagi masyarakat dengan sarana kesehatan yang menunjang pelayanan kesehatan prima dan sumber daya manusia yang profesional dan responsif. Pembinaan dilakukan melalui kegiatan sosialisasi dan penyuluhan. Proses binwasdal yang pertama dilakukan adalah dengan melakukan tinjauan lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan apabila ada rekomendasi pelaksanaan dari Balai Besar POM maupun atas inisiatif suku dinas kesehatan sendiri dan sekurang-kurangnya dilaksanakan satu kali dalam setahun. Universitas Indonesia

39 32 Untuk itu, penulis ditugaskan untuk membuat rekapitulasi daftar apotek baru tahun 2011 serta daftar PIRT dan PEO baru tahun 2010 dan 2011, kemudian daftar tersebut dikelompokkan berdasarkan wilayah kelurahan tempat apotek, PIRT, atau PEO tersebut berada. Hal ini dilakukan untuk memudahkan perencanaan pelaksanaan binwasdal dari suku dinas kesehatan. Dengan adanya daftar apotek, PIRT, dan PEO per wilayah kelurahan, dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan kegiatan binwasdal karena dalam satu hari yang sama petugas dari koordinator farmakmin dapat langsung mengunjungi beberapa apotek, PIRT, dan PEO sekaligus apabila lokasinya berdekatan. Daftar PIRT dan PEO juga dikelompokkan berdasarkan bulan pendaftarannya, hal ini akan memudahkan untuk melihat PIRT atau PEO mana yang masa berlaku sertifikat izinnya mendekati habis masa berlakunya. Universitas Indonesia

40 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Suku dinas kesehatan dibentuk berdasarkan pada Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 150 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan, yaitu merupakan gabungan dari suku dinas pelayanan kesehatan dan suku dinas kesehatan masyarakat. Suku dinas kesehatan memiliki tugas pokok dan fungsi dalam upaya pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. 2. Seksi sumber daya kesehatan membawahi tiga koordinator yaitu, koordinator tenaga kesehatan, koordinator pengelola standarisasi mutu kesehatan, dan koordinator farmasi makanan dan minuman (farmakmin). 3. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi seksi sumber daya kesehatan koordinator farmasi makanan minuman, terutama yang berkaitan dengan kegiatan perizinan maupun kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sarana kesehatan dilaksanakan dengan baik sesuai dengan peraturan, baik dalam segi administratif maupun pelaksanaan di lapangan. 5.2 Saran 1. Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan perlu memiliki website yang interaktif dan menarik untuk media penyampaian informasi pelayanan, kebijakan, maupun kegiatan suku dinas kesehatan. 2. Perlu pengadaan sistem informasi teknologi yang lebih memadai untuk administrasi pelaporan, khususnya untuk Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Selain itu perlunya penambahan sumber daya manusia di bagian koordinator farmasi makanan dan minuman untuk meningkatkan efisiensi kerja. 3. Kegiatan pembinaan perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tenaga kesehatan maupun pemilik sarana pelayanan kesehatan, farmasi, makanan, dan minuman serta meminimalisasi pelanggaran yang terjadi.

41 LAMPIRAN

42 36 Lampiran 1. Struktur organisasi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI KESEHATAN MASYARAKAT SEKSI PELAYANAN KESEHATAN SEKSI SUMBER DAYA KESEHATAN SEKSI PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN PUSKESMAS KECAMATAN PUSKESMAS KELURAHAN

43 37 Lampiran 2. Formulir permohonan surat izin apotek No. Dokumen F-SD-001 No. Revisi 00 No. : Jakarta, Lamp : Hal : Permohonan Surat Izin Apotek. Kepada Yth. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan di J a k a r t a Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Apotek dengan data-data sebagai berikut : I PEMOHON : Nama Apoteker :... No. SIK / SP :... No. KTP :... Alamat & No. Telp : Pekerjaan sekarang :... No NPWP :... II APOTEK Nama :... Alamat :... Kelurahan/Kecamatan :... No Telpon :... Provinsi : DKI Jakarta III Dengan : milik sendiri / milik pihak lain. menggunakan sarana Nama Pemilik sarana :... Alamat : No telp. :... No NPWP :... Akta perjanjian : kerjasama No... Diibuat di hadapan : Notaris... di :...

44 38 Lampiran 2 (lanjutan). Formulir permohonan surat izin apotek Bersama permohonan ini kami lampirkan : No. Dokumen F-SD-001 No. Revisi Data Apoteker Fotocopy KTP Apoteker Pengelola Apotek / APA (Jabodetabek) Fotocopy NPWP APA Pasfoto berwarna uk.4x6 cm 1 lembar F otocopy Surat Izin Kerja / Surat Penugasan Fotocopy Surat Lolos butuh dari Dinas Kesehatan Provinsi bagi APA yang berasal dari luar Provinsi DKI Jakarta/ Surat Berhenti dari sarana farmakmin lain bila pernah bekerja di DKI Surat Izin dari Atasan bagi APA yang PNS/ABRI / POLRI 2. Data Pemilik Sarana Apotek ( PSA ) Fotocopy KTP Pemilik Sarana Apotek ( PSA ) / Pimpinan Perusahaan Fotocopy NPWP Pasfoto berwarna uk.4x6 cm ( 1 lembar ) 3. Fotocopy Akte Perusahaan bila berbentuk badan hukum yang telah terdaftar di Depkeh dan HAM RI 4. Salinan Akte Perjanjian kerjasama antara APA dan PSA / SK pengangkatan bagi perusahaan BUMN. 5. Fotocopy IMB yang telah dilegalisir ( Kecuali Bagi sarana yang berada di Perkantoran,Pertokoan,Mall dan Pasar ) dan perjanjian sewa menyewa/ Kontrak 6. Foto copy Undang-undang Gangguan (UUG) dari Dinas Tramtib yang telah dilegalisir ( Kecuali Bagi sarana yang berada di Perkantoran,Pertokoan,Mall dan Pasar ) 7. Surat Pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek tidak bekerja pada perusahaan Farmasi lain diatas Materai Rp 6000,-. 8. Surat pernyataan APA yang menyatakan akan tunduk serta patuh kepada peraturan yang berlaku diatas materai Rp.6.000,- 9. Surat Pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek tidak melakukan penjualan Narkotika, Obat Keras Tertentu tanpa resep di atas Materai Rp 6000,- 10. Surat Pernyataan Pemilik Sarana Apotek tidak pernah terlibat dan tidak akan terlibat dalam pelanggaran peraturan di bidang Farmasi / obat dan tidak ikut campur dalam hal pengelolaan obat di atas Materai Rp 6000,- 11. Peta lokasi & Denah ruangan beserta fungsi dan ukurannya 12. Struktur Organisasi dan Tata Kerja / Tata Laksana 13. Rencana jadwal buka Apotek 14. Daftar Ketenagaan berdasarkan pendidikan 15. Kelengkapan Asisten Apoteker / D3 Farmasi Surat Izin Asisten Apoteker

45 Rekomendasi ISFI Jakarta Selatan Lampiran 2 (lanjutan). Formulir permohonan surat izin apotek Fotocopy KTP Surat Pernyataan Bersedia Bekerja Diatas Materai Rp 6000,- 16. Daftar peralatan peracikan Obat 17. Daftar Buku Pustaka 18. Perlengkapan Administrasi Contoh Etiket Kartu Stock Copy resep, Blanko SP &blanko faktur Form Laporan Narkotika No. Dokumen F-SD-001 No. Revisi 00 Demikian permohonan kami, atas perhatian dan persetujuannya kami ucapkan terima kasih. Pemohon, Apoteker Pengelola Apotek Materai 6000 (...)

46 40 Lampiran 3. Formulir persyaratan permohonan izin apotek No. Dokumen F-SD-002 No. Revisi 00 Persyaratan Permohonan Izin Apotek Nama Apotek Alamat Apotek :. : Jl. No RT/RW. Kel Kec Kodya Jakarta Selatan. Telp.. No Jenis Persyaratan Ada Tidak Keterangan 1 Permohonan Izin 2 Data Apoteker : Fotocopy KTP Jabodetabek Fotocopy NPWP Fotocopy Surat Izin Kerja / Surat Penugasan Pas foto berwarna uk 4 x 6 (1 lembar) Fotocopy Surat Lolos butuh dari Dinas Kesehatan Provinsi bagi APA dari luar Provinsi DKI Jakarta./ Surat Keterangan berhenti dari sarana Farmasi lain bagi yang bekerja di DKI Jakarta Surat Izin dari Atasan bagi PNS/ABRI 3 Data-data Pemilik Sarana Apotek (PSA) / Pimpinan Perusahaan Fotocopy KTP Fotocopy NPWP Pasfoto berwarna uk 4 x 6 ( 1 lembar ) 4 Fotocopy Akte Perusahaan bila berbentuk badan hukum yang telah terdaftar di Depkeh dan HAM RI 5 Akte Perjanjian kerjasama Antara APA dan PSA / SK Pengangkatan bagi Perusahaan BUMN (Salinan / Fotocopy yang sudah dilegalisir 6 Fotocopy IMB yang telah dilegalisir (kecuali bagi sarana yang berada di Perkantoran, Pertokoan, Mall, Pasar ) dan perjanjian sewa menyewa / kontrak 7 Fotocopy Undang-undang Gangguan(UUG) dari Dinas Trantib Propinsi DKI Jakarta yang telah dilegalisir (kecuali bagi sarana yang berada diperkantoran, Pertokoan, Mall, Pasar) Lampiran 3 (lanjutan).

47 41 Formulir persyaratan permohonan izin apotek 8 Surat Pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek tidak bekerja pada perusahaan Farmasi lain diatas Materai Rp 6000,-. 9 Surat pernyataan pemohon yang menyatakan akan tunduk serta patuh kepada peraturan yang berlaku diatas materai Rp.6.000,- 10 Surat Pernyataan Pemilik Sarana Apotek tidak pernah terlibat dan tidak akan terlibat dalam pelanggaran peraturan di bidang Farmasi / obat dan tidak ikut campur dalam hal pengelolaan obat di atas Materai Rp 6000,- 11 Peta lokasi dan denah ruangan serta fungsi dan ukurannya 12 Surat Pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek tidak melakukan penjualan Narkotika, Obat Keras Tertentu tanpa resep di atas Materai Rp 6000,- 13 Struktur Organisasi dan Tata Kerja / Tata Laksana 14 Rencana jadwal buka Apotek 15 Kelengkapan Asisten Apoteker / D3 Farmasi Fc Surat Izin Kerja / Surat Izin Asisten Apoteker Fotocopy KTP Surat Pernyataan bersedia bekerja diatas Materai Rp. 6000,- 16 Daftar peralatan peracikan obat 17 Daftar Buku Pustaka 18 Perlengkapan Administrasi Etiket, Kartu Stock, Copy resep Blanko SP Formulir Laporan Narkotika Kwitansi 19 Sertifikat Kompetensi Apoteker 20 Rekomendasi ISFI Jakarta Selatan No. Dokumen F-SD-002 No. Revisi 00 Jakarta,. Yang Menyerahkan, Petugas Yang Menerima, ( ) ( ) Lampiran 4. Berita acara pemeriksaan sarana apotek

48 42 No. Dokumen : F-SD-003 No. Revisi : 00 PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS KESEHATAN SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN Jl. Radio I No. 8 Kebayoran Baru Telp , , Fax JAKARTA KODE POS:12130 BERITA ACARA PEMERIKSAAN SARANA APOTEK SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN Pada hari... tanggal... bulan... tahun... kami yang bertandatangan di bawah ini sesuai dengan Surat Tugas Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Adminitrasi Jakarta Selatan No.... telah melakukan pemeriksaaan setempat terhadap: I. DATA APOTEK Nama Apotek :... Alamat :... Kel.... Kec.... Telp.... Kotamadya/Provinsi : Jakarta Selatan/DKI Jakarta Nama APA :... Nama PSA :... Pemeriksaan ini dilakukan adalah sebagai persyaratan untuk memperoleh izin mendirikan Apotek dengan hasil sebagai berikut: II. DATA ADMINISTRASI 1. Fc Akte Perusahaan : sesuai asli / tidak 2. Fc KTP Apoteker Pengelola Apotek (APA) : sesuai asli / tidak 3. Fc NPWP dari APA : sesuai asli / tidak 4. Fc Surat Izin Kerja/Surat Penugasan APA : sesuai asli / tidak 5. Fc KTP Pemilik Sarana Apotek (PSA) : sesuai asli / tidak 6. Fc NPWP dari PSA : sesuai asli / tidak 7. Fc UUG dari Dinas Tramtib Provinsi DKI Jakarta : sesuai asli / tidak 8. Fc IMB/Surat Sewa : sesuai asli / tidak 9. Fc Surat Keterangan Domisili : sesuai asli / tidak 10. Peta lokasi : sesuai / tidak 11. Denah ruangan beserta fungsi dan ukurannya : sesuai / tidak

49 43 Lampiran 4 (lanjutan). Berita acara pemeriksaan sarana apotek No. Dokumen : F-SD-003 No. Revisi : 00 I. BANGUNAN 1. Sarana Apotek Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan dan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi 2. Bangunan apotek sekurang-kurangnya memiliki ruangan khusus untuk: a) Ruang peracikan Ada/Tidak b) Penyerahan resep Ada/Tidak c) Ruang administrasi Ada/Tidak d) Kamar kerja Ada/Tidak Apoteker e) WC Ada/Tidak f) Ruang tunggu Ada/Tidak 3. Kelengkapan bangunan calon Apotek: a) Sumber air Harus memenuhi persyaratan kesehatan b) Perorangan Harus cukup terang, sehingga dapat menjamin pelaksanaan tugas dan fungsi apotek c) Alat pemadam kebakaran HASIL PEMERIKSAAN Rincian Persyaratan Kenyataan Harus berfungsi dengan baik sekurang-kurangnya dua buah d) Ventilasi Yang baik serta memenuhi persyaratan hygiene lainnya e) Sanitasi Harus baik serta memenuhi persyaratan hygiene lainnya: Saluran pembuangan limbah: Tempat pembuangan sampah: 4. Papan nama Berukuran minimal: panjang: 60 cm lebar: 40 cm dengan tulisan - hitam diatas dasar putih - tinggi huruf minimal: 5 cm - tebal: 5 cm II. PERLENGKAPAN 1. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan Sumur/PAM/sum ur pompa, dll PLN/generator Petromak, dll buah dengan ukuran lb jendela buah AC Ada/Tidak Ada/Tidak buah Berukuran: Panjang:.. cm Lebar: cm Dengan tulisan: Penilaian TMS MS

50 44 Lampiran 4 (lanjutan). Berita acara pemeriksaan sarana apotek a. Timbangan miligram dengan anak timbangan yang sudah ditera b. Timbangan gram dengan anak timbangan yang minimal 1 set Tgl tera: minimal 1 set Tgl tera No. Dokumen : F-SD-003 No. Revisi : 00 Ada/Tidak Ada/Tidak sudah ditera c. Perlengkapan lain Sesuai kebutuhan 2. Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi: a. Lemari & rak obat Sesuai kebutuhan.. buah b. Lemari pendingin minimal 1 buah Ada/Tidak c. Lemari narkotik minimal 1 buah Ada/Tidak d. Lemari psikotropik minimal 1 buah Ada/Tidak 3. Wadah pengemas a. Etiket Sesuai kebutuhan Ada/Tidak b. Wadah pengemas Sesuai kebutuhan Ada/Tidak 4. Alat administrasi a. Blangko pesanan obat Sesuai kebutuhan Ada/Tidak b. Blangko kartu stock obat Sesuai kebutuhan Ada/Tidak c. Blangko salinan resep Sesuai kebutuhan Ada/Tidak d. Blangko kwitansi Sesuai kebutuhan Ada/Tidak e. Blangko nota penjualan Sesuai kebutuhan Ada/Tidak f. Buku pencatatan Sesuai kebutuhan Ada/Tidak narkotika g. Form laporan narkotika Sesuai kebutuhan Ada/Tidak 5. Buku Wajib - Farmakope Indonesia - Kumpulan Peraturan Per- - Ada/Tidak - Ada/Tidak UU yang berhubungan dengan Apotek III. TENAGA - - KESEHATAN 1. Apoteker Pendamping orang 2. Asisten Apoteker orang

51 45 Lampiran 4 (lanjutan). Berita acara pemeriksaan sarana apotek No. Dokumen : F-SD-003 No. Revisi : 00 Kesimpulan: Demikianlah Berita Acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab. Jakarta, / /2012 Pimpinan/Apoteker Pengelola Apotek Yang membuat berita acara, 1. Nama : NIP : ( ) 2. Nama : NIP : 3. Nama : NIP : Lampiran 5.

52 46 Formulir pernyataan siap melakukan kegiatan No. Dokumen F-SD-076 No. Revisi 00 Nomor : Jakarta, Lampiran : Hal : Pernyataan siap melakukan Kepada Kegiatan Yth. Kepala Sudin Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan Di Jakarta Menunjuk Surat Permohonan kami nomor: tanggal dan menunjuk ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1332/MENKES/SK/X/2002 Pasal 7 ayat (4) dan (5), dengan ini kami laporkan bahwa Apotek..yang beralamat di.....ke l.kecamatan... Kota Administrasi Jakarta Selatan telah siap untuk melaksanakan kegiatan. Demikianlah untuk diketahui dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Apoteker Pengelola Apotek (SIK...,.....) Tembusan : 1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta 2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta

53 47 Lampiran 6. Formulir permohonan izin pedagang eceran obat No. Dokumen F-SD-028 No. Revisi 00 Nomor : Jakarta, Lamp : Hal : Permohonan Izin Kepada Pedagang Eceran Obat Yth, Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administarsi Jakarta Selatan di Jakarta Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin, Pedagang Eceran Obat dengan data-data sebagai berikut : Nama Pemilik :... Alamat / Telepon : Nama Toko Obat :... Alamat Toko Obat : Nama AA P. Jawab :... Nomor S.I.K/ SIAA :... Alamat / telepon : Sebagai pertimbangan bersama ini kami lampirkan surat-surat sebagai berikut : 1. Foto Copy KTP Pemohon (Jabodetabek) / Pemilik Toko Obat 2. Akte pendirian perusahaan bila berbentuk badan hukum yang disahkan terdaftar pada Menkeh HAM. 3. Gambar Denah Lokasi Tempat Usaha dan Denah ruangan [ Toko ] 4. Foto Copy Ijazah yang dilegalir &SIAA yang masih berlaku. 5. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerja sebagai A.A Penanggung Jawab teknis pada Toko Obat diatas materai Rp 6.000,- 6. Fotocopy Tanda Bukti Pemilikan Tempat / status bangunan tempat usaha milik sendiri lampirkan sertifikat dan bila sewa minimal 2 (dua) tahun dengan melampirkan surat sewa dan fotocopy KTP pemilik

54 48 Lampiran 6 (Lanjutan). Formulir permohonan izin pedagang eceran obat No. Dokumen F-SD-028 No. Revisi Foto Copy SIUP [TDUP] ( Bila Bentuk Badan Hukum ) 8. Fotocopy NPWP Pemilik 9. Surat Pernyataan Tidak Akan Menjual Obat Daftar G dan Tidak Melayani Resep Dokter. 10. Pasphoto berwarna Pemohon dan AA Penanggung jawab (@ 2 Lembar), uk 4 x 6 Demikian permohonan ini kami buat dengan sebenarnya dengan harapan dapat dikabulkan Hormat kami, AA Penanggung Jawab Materai Cap / Stempel. (...)

55 49 Lampiran 7. Formulir permohonan persetujuan prinsip industri kecil obat tradisional No. Dokumen F-SD-036 No. Revisi 00 Nomor : Jakarta, Lamp : Hal : Permohonan Persetujuan Kepada Prinsip Industri Kecil Obat Tradisional Yth. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan di J a k a r t a Dengan Hormat, Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan persetujuan Prinsip Industri Kecil Obat Tradisional dengan data data sebagai berikut : 1. Pemohon. a. Nama Pemohon : b. Alamat dan Nomor Telp : c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : 2. Perusahaan a. Nama Industri Kecil Obat Tradisional : b. Alamat dan Nomor Telp : c. Nomor Akte pendirian perusahaan : (yang telah disahkan oleh Depkeh atau Akte Koperasi yang telah disahkan oleh Dep.Koperasi) d. Luas Tanah tersedia : m 2 e. Lahan tersebut diperuntukkan Industri: Ya/ Tidak/ Belum ditetapkan 3. Penanggung Jawab Teknis a. Nama : b. No SIK/ SP : 4. Rencana Produksi No Bentuk Sediaan Kapasitas Produksi Pertahun

56 50 Lampiran 7 (lanjutan). Formulir permohonan persetujuan prinsip industri kecil obat tradisional No. Dokumen F-SD-036 No. Revisi 00 5 Total asset diluar harga bangunan dan tanah Rp... (terbilang :... ) Bersama permohonan ini disertai lampiran-lampiran diperlukan : 1. Foto copy Akte Pendirian Perusahaan/Koperasi 2. Fotocopy KTP pemilik 3. Fotocopy KTP dari Apoteker dan Penanggungjawab Teknis (Jabodetabek) 4. Fotocopy Ijasah Apoteker 5. Foto copy SIK/ SP Apoteker (bila telah ada ) 6. Rekomendasi ISFI Jakarta Selatan 7. Foto copy surat lolos butuh bagi Apoteker dari luar provinsi DKI Jakarta. 8. Fotocopy surat Ijin Industri Kecil Obat tradisional dari Sudin Perindag 9. Surat pernyataan tidak bekerja pada perusahaan farmasi lain diatas materei Rp Surat Perjanjian Kerjasama Antara Apoteker dengan Pihak Perusahaan diatas materai Rp.6.000,- 11. Foto copy NPWP. Perusahaan 12. UUG yang telah dilegalisir untuk industri kecil obat tradisional 13. Fotocopy IMB yang telah dilegalisir dan bila sewa lampirkan surat sewa menyewa minimal 3 ( tiga ) tahun. 14. Surat pernyataan pengolahan limbah diatas materei Rp Demikianlah keterangan tersebut diatas dibuat dengan sebenarnya, atas Perhatiannya dan persetujuan Bapak kami sampaikan terima kasih. Hormat Kami cap/ Stempel perusahan Materai 6000 ( ) Direktur

57 51 Lampiran 8. Formulir permohonan izin usaha industri kecil obat tradisional No. Dokumen F-SD-033 No. Revisi 00 Nomor : Jakarta, Lamp : Hal : Permohonan Izin Usaha Industri Kepada Kecil Obat Tradisional Yth. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan di J a k a r t a Dengan Hormat, Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin UsahaIndustri Kecil Obat Tradisional dengan data data sebagai berikut: I. UMUM 1. Nama Pemohon 2. Jabatan 3. Alamat dan Nomor Telp 4. Nama Badan Hukum ( bagi yang berstatus Badan Hukum ) 5. Nama Industri Kecil Obat Tradisional 6. Alamat perusahaan dan Nomor Telp 7. Nama Penanggung Jawab Teknis 8. No SIK / SP II. INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL YANG DIMOHON : 1. Lokasi dan luas tanah a. Lokasi Industri : ( ) Lahan Peruntukan Industri : ( ) Estate Industri : ( ) Daerah Perumahan : ( ) Daerah lainnya b. Alamat Industri Kecil Obat Tradisional : c. Luas tanah : 2. a. Bentuk Obat tradisional : ( ) Parem ( ) Rajangan ( ) Kapsul ( ) Tapel ( ) Pil ( ) Cairan Obat Dalam ( ) Salep ( ) Pastilles ( ) Cairan Obat Dalam ( ) Pilis ( ) Serbuk b. Mesin dan peralatan/ perlengkapan : (dalam lampiran tersendiri)

58 52 Lampiran 8 (lanjutan). Formulir permohonan izin usaha industri kecil obat tradisional No. Dokumen F-SD-033 No. Revisi Jadwal waktu penyelesaian bangunan penanganan peralatan : a. Bangunan Industri selesai pada bulan... Tahun... b. Mulai Produksi bulan.....tahun III. TENAGA KERJA Penggunaan tenaga kerja Indonesia : Tenaga Apoteker : Tenaga Asisten Apoteker : Tenaga Produksi lainnya : Tenaga Pemasaran / Administrasi : IV. NILAI INVESTASI Nilai Investasi : Rp... (Terbilang :...) V. PEMASARAN 1. Dalam Negeri : 2. Luar Negeri : 3. Merek Dagang ( Jika ada ) : VI. Sumber daya Energi Yang dipakai : Bersama permohonan ini disertai lampiran-lampiran diperlukan : 1. Fotocopy persetujuan prinsip 2. Peta lokasi 3. Denah ruangan serta ukurannya 4. Tata Cara Pengolahan serta Pengemasan 5. Daftar Alat Laboratorium 6. Daftar Buku Peraturan Per-UU dibidang Farmasi dan lain-lain. 7. Daftar Mesin dan peralatan /perlengkapan. Demikianlah keterangan tersebut diatas dibuat dengan sebenarnya, atas perhatiannya dan persetujuan Bapak kami sampaikan terima kasih. Materai 6000 Hormat Kami, Lampiran 9. ( ) Direktur

59 53 Formulir permohonan izin cabang/sub penyalur alat kesehatan Jakarta, No : Lamp : Hal : Permohonan Persetujuan Pendirian Kepada Cab/Sub Penyalur Alat Kesehatan Yth. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan di J a k a r t a. Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Persetujuan Pendirian Cab/Sub Penyalur Alat Kesehatan dengan data-data sbb : 1. PEMOHON Nama Direktur UPAK Pusat : Alamat dan no. telp : No Izin Usaha PAK Pusat : 2. CABANG / SUB PAK Nama Cab / Sub PAK : Alamat Kantor & No. telp. : Alamat Gudang dan No. telp : Nama Pimpinan Cab/Sub PAK : Nama Penanggung Jawab teknis : No. Dokumen F-SD-025 No. Revisi 00 Bersama permohonan ini kami lampirkan persyaratan sbb : 1. Surat Penunjukkan dari UPAK sebagai Sub/Cab PAK diatas Materai Rp 6000,-. 2. Fotocopy Izin UPAK Pusat. 3. Fotocopy Akte Notaris Badan hukum dan fotocopy pengesahan dari Dep Kehakiman dan HAM bila berbentuk badan hukum Cabang/Sub PAK 4. Denah bangunan kantor /ruangan beserta ukuran dan fungsi 5. Peta Lokasi.. 6. Fotocopy SIUP Cabang/Sub PAK atau Surat Pernyataan akan melengkapi SIUP diatas materai Rp 6000,- 7. Fotocopy NPWP Perusahaan Cabang/Sub PAK. 8. Fotocopy Undang-undang Gangguan Cabang/Sub PAK yang telah dilegalisir ( kecuali sarana yang berada didalam Pertokoan, Perkantoran, Mall, Pasar ).

60 54 Lampiran 9 (lanjutan). Formulir permohonan izin cabang/sub penyalur alat kesehatan No. Dokumen F-SD-025 No. Revisi Fotocopy IMB yang telah dilegalisir ( Kecuali Bagi sarana yang berada di Perkantoran,Pertokoan,Mall dan Pasar ) dan perjanjian sewa menyewa 10. Fotocopy KTP Pemohon/ Pimpinan Cabang/Sub PAK. 11. Surat Pernyataan bersedia bekerja sebagai penanggung jawab teknis di atas Materai Rp 6000,- 12. Fotocopy Ijazah dari Penanggung Jawab teknis 13. Fotocopy KTP Penanggung Jawab Teknis (Jabodetabek). Demikian permohonan kami, atas perhatian dan persetujuan bapak kami sampaikan terima kasih. Perusahaan Yang ditunjuk Direktur Sub/ Cabang PAK Pemohon, Cap Perusahaan Materai 6000 Direktur UPAK Pusat

61 55 Lampiran 10. Formulir permohonan sertifikasi produksi pangan No. Dokumen F-SD-038 No. Revisi 00 Nomor : Jakarta Lampiran : Hal : Permohonan Sertifikat Kepada Produksi Pangan Yth.Kepala Suku Dinas Kesehatan Industri Rumah Tangga Kota Administrasi Jakarta Selatan di Jakarta Yang bertanda tangan di bawah ini saya Nama Pemilik Nama Perusahaan Alamat / telepon Nama Penanggung Jawab Alamat / telepon :. :. :. :. :. Sebagai pertimbangan bersama ini kami lampirkan surat-surat sebagai berikut : Data Perusahaan Pangan Industri Rumah Tangga Data Produk makanan/minuman Peta Lokasi Tempat Usaha Denah Ruangan beserta ukuran Rancangan etiket / label Foto Copy KTP Penanggung jawab / Pemilik (Jabodetabek) Pasfoto berwarna Pemohon/ Penanggung Jawab 3 x 4 (2lembar) Surat TandaPendaftaran Industri Kecil bagi perusahaan yang memiliki Modal Peralatan lebih dari Rp / Surat keterangan bila modal peralatan kurang dari Rp Surat Keterangan penunjukan, bila repacking Copy Tanda Bukti Pemilik Tempat / status bangunan tempat usaha milik sendiri (lampirkan sertifikat) dan bila sewa minimal 2 (dua) tahun dengan melampirkan surat sewa dan fotocopy KTP pemilik Sertifikat Keamanan Pangan (Mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan) Demikianlah permohonan ini kami buat dengan sebenarnya dengan harapan dapat dikabulkan. Hormat kami Cap Perusahaan Materai 6000

62 56 Lampiran 11. Berita acara pemusnahan perbekalan farmasi LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR TENTANG APOTEK : 1332/Menkes/SK/X/2002 : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN BERITA ACARA PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI Pada hari ini.tanggal.bulan.tahun.sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Apoteker Pengelola Apotek SIK / SP Nama Apotek Alamat Apotek Telah melakukan pemusnahan Tempat melakukan pemusnahan :... : : : : : Berita Acara ini dibuat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab. Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan dikirimkan kepada : 1. Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan 2. Kepala Balai Besar POM di Jakarta Jakarta, Saksi-saksi : Yang membuat BeritaAcara: 1. Nama : Nama : NIP : SIK / SP : Tanda tangan : Tanda tangan : 2. Nama : NIP : Tanda tangan : 3. Nama : NIP : Tanda tangan :

63 57 Lampiran 11 (lanjutan). Berita acara pemusnahan perbekalan farmasi LAMPIRAN DAFTAR PERBEKALAN FARMASI YANG DIMUSNAHKAN NO NAMA JUMLAH ALASAN PEMUSNAHAN Jakarta,.. Yang membuat berita acara: Apotek er Pengelola Apotek SIK / SP :

64 58 Lampiran 12. Daftar apotek di wilayah Jakarta Selatan tahun 2011 Bulan Nama Apotek Kelurahan/Kecamatan APA SIA STRA JAN Century Wonder Tebet Barat/ Tebet Panji Alam, S.Farm., Apt SIA /04/Sudinkes/01.11 KP / 1 Juni 2010 Century Episentrum Walk Karet Semanggi/ Setiabudi Irda Rizki A., S.Farm.,Apt SIA /04/Sudinkes/01.11 KP Prima Farma 2 Cipedak/ Jagakarsa Kustantri W., S.Si., Apt SIA /04/Sudinkes/01.11 KP / 23 April 2004 FEB Wonder Tebet Barat/ Tebet Drs. Iskandar Nain, Apt SIA /04/Sudinkes/ / B/ 09 September 1981 Kimia Farma 152 Pejaten Barat/ Pasar Minggu M. Idris A., S.Si., Apt SIA /04/Sudinkes/02.11 KP / 14 Agustus 2002 Century Pharma Fatmawati Cipete Selatan/ Cilandak Ferra Avrianty, S.Si., Apt SIA /04/Sudinkes/02.11 KP / 2 Juli 200 Medika Plaza Kartika Chandra Karet Semanggi/ Setiabudi Yuni Ardiani, S.Si., Apt SIA /04/Sudinkes/02.11 KP / 13 Maret 2010 Kimia Farma 47 Gandaria Utara/ Keb. Baru Muhardiman, S.Si., Apt SIA /04/Sudinkes/02.11 KP / 14 Januari 2002 Nayaka Farma Karet Semanggi/ Setiabudi Annitha Popang, S.Si., Apt SIA /04/Sudinkes/02.11 KP / 18 Sept 2009 Sana Farma Fatmawati Cilandak Barat/ Cilandak Dra. Rusiati S., Apt SIA /04/Sudinkes/ /SIK/SKI/1993/28 Oktober 1993 Ayin Gandaria Selatan/ Cilandak Rosa Fitria, S.Si., Apt SIA /04/Sudinkes/02.11 KP / 20 Oktober 2003 MAR Century Pharma Kebagusan City Kebagusan/ Pasar Minggu Ayu R., S.Farm., Apt SIA /04/Sudinkes/03.11 KP / 5 Desember 2008 Dewi Sakti Karet/ Setiabudi Soejati Liana, S.Farm., Apt. 072.SIA /04/Sudinkes/03.11 KP / 7 Agustus 2010 Sana Farma RS.Tebet Tebet Barat/ Tebet Dra. Rozinah, Apt SIA /04/Sudinkes/ /PT/1994/ 28 Februari 1994 K-24 Pasar Minggu Pasar Minggu/ Ps Minggu Nifo Mirasari, S.Si., Apt SIA /04/Sudinkes/03.11 KP / 31 Des 2010 APR K-24 Warung Buncit Kalibata/ Pancoran Dra. Dhanya Rosa, Apt. 304.SIA /04/Sudinkes/ / B Zamzam Bintaro/ Pesanggrahan Imroatu T., S.Farm., Apt. 761.SIA /04/Sudinkes/04.11 KP Aji Waras Fatmawati Cilandak Barat/ Cilandak Dra. Diyan W., Apt SIA /04/Sudinkes/ / Apt/ 1993 MEI Ratu Jagakarsa/ Jagakarsa Nurhayati, S.Si., Apt. 120.SIA /04/Sudinkes/05.11 KP / 28 Oktober 2009 Super Hemat Pengadegan/ Pancoran Agus Priana D., S.Si., Apt. 339.SIA /04/Sudinkes/05.11 KP Ais Kuningan Barat/ Mampang Dra. Dwi Indriati, Apt SIA /04/Sudinkes/ / B Jati Cilandak Barat/ Cilandak Endang N., S.Farm., Apt SIA /04/Sudinkes/07.11 KP AGT NX Gene Indonesia Pela Mampang/ Mampang Nuril Astuti, S.Si., Apt SIA /04/Sudinkes/08.11 KP

65 59 Lampiran 12 (lanjutan). Daftar apotek di wilayah Jakarta Selatan tahun 2011 Bulan Nama Apotek Kelurahan/Kecamatan APA SIA STRA Century Kalibata City Rawajati/ Pancoran Lisdiana, S.Farm., Apt SIA /04/Sudinkes/08.11 KP Century Mutiara Gunung/ Kebayoran Baru Leny Susanti, S.Si., Apt. 231.SIA /04/Sudinkes/08.11 KP / 11 Oktober 2010 Ristra Pharma Care Gandaria Utara/ Keb. Baru Dra. Evi Azizah, Apt SIA /04/Sudinkes/ /1995 K 24 Pondok Labu Pondok Labu/ Cilandak Witri Astuti, S.Farm., Apt SIA /04/Sudinkes/08.11 KP Abu Farma Cipete Selatan/ Cilandak Drs. Lautan P. Siagian, Apt. 064.SIA /04/Sudinkes/ /Apt/1995/11 Mei 1995 K-24 Radio Dalam Gandaria Utara/ Keb. Baru Zaenal Arifin, S.Si., Apt SIA /04/Sudinkes/08.11 KP / 31 Mei 2006 SEPT Roxy Poltangan Tanjung Barat/ Jagakarsa Drs. Kusnaidi, Apt SIA /04/Sudinkes/09.11 KP Century Putra Jaya Cilandak Barat/ Cilandak Nova Susanti, S.Farm. Apt SIA /04/Sudinkes/09.11 KP RS Bersalin Asih Melawai/ Kebayoran Baru Mey Melania, S.Si., Apt SIA /04/Sudinkes/08.11 KP OKT K-24 Abdullah Syafei Bukit Duri/ Tebet Annisa'a N., S.Farm, Apt 0357.SIA /04/Sudinkes/ /STRA-UP/2011/23378/7 Sept 2011 Naya Farma Tanjung Barat/ Jagakarsa Riandari Retno, S.Si., Apt SIA /04/Sudinkes/10.11 KP /15 Januari 2011 Klinik Mata Nusantara Lebak Bulus/ Cilandak Rini Handayani, S.Si., Apt SIA /04/Sudinkes/10.11 KP V Esther Tebet Timur/ Tebet Dra. Sri Murdiati, Apt SIA /04/Sudinkes/ /B Aji Waras Cipedak Cipedak/Jagakarsa Deden Muliadi, S.Si., Apt 0353.SIA /04/Sudinkes/10.11 KP Helena Kramat Pela/ Keb. Baru Tofa A., S.Farm., Apt SIA /04/Sudinkes/10.11 KP Yakespen Antam Tanjung Barat/ Jagakarsa Nani Prihatini, S.Si., Apt SIA /04/Sudinkes/10.11 KP Eddy Keb.Lama Utara/ Keb. Lama Simotyan H., S.Farm, Apt SIA /04/Sudinkes/11.11 KP NOV Enorme Gunung/ Kebayoran Baru Rodo Udi Y., S.Farm., Apt SIA /04/Sudinkes/11.11 KP / 07 November 2008 Pejaten Sehat Jatipadang/ Pasar Minggu Dra. Yusmaniar, Apt SIA /04/Sudinkes/ /APT/1993/17 Mei 1993 Erha 21 Keb.Lama Selatan/ Keb.Lama Daniel Ventje L., S.Si, Apt SIA /04/Sudinkes/11.11 KP V /25 April 1997 Eddy Keb.Lama Utara/ Keb. Lama Simotyan H., S.Farm, Apt SIA /04/Sudinkes/11.11 KP Parsa Petukangan Selatan/ Pesanggrahan Lusiana, M.Si, Apt SIA /04/Sudinkes/11.11 KP DES K-24 Pondok Pinang Keb. Lama Selatan/ Keb. Lama Indri N uraida, S.Farm.,Apt 0270.SIA /04/Sudinkes/12.11 KP / 20 April

66 60 Lampiran 13. Daftar pedagang eceran obat di wilayah Jakarta Selatan tahun 2011 BULAN Nama Pemilik Nama Pedagang Surat Izin Asisten Kelurahan/Kecamatan Asisten Apoteker Eceran Obat Apoteker Nomor Registrasi JAN PT. Matahari Putra Prima Boston Health And / 16 Karet Semanggi/ Setia Budi Lina Yuliana Tbk Beauty Nopember TO.0/04/Sudinkes/01.11 FEB Petukangan Utara/ / 26 Esti Widoyati Berkah Miftahul Jannah Pesanggrahan Nopember TO.0/04/Sudinkes/02.11 Drs. Bowo W., Apt, 33229/Pend/AA/14 April Nashira Pondok Pinang/ Keb.Lama Eva Fajramita M.Kes TO.0/04/Sudinkes/02.11 MAR Dewi Sukma Ayu Wijaya Kusuma Lebak Bulus/ Cilandak Salimah Herawati TO.5/04/Sudinkes/03.11 PT. Hero Supermarket Tbk/ Anton Lukmanto PT. Hero Supermarket Tbk/ Anton Lukmanto Guardian Apartemen Taman Rasuna Menteng Atas/ Setia Budi Sari Aprilia J/PPK.3/1/ TO.5/04/Sudinkes/03.11 Guardian Klinik Retna Cilandak Barat/ Cilandak Intan Diwanti TO.5/04/Sudinkes/03.11 Lie Cin Khiat Sehat Utama Keb.Lama Utara/ Keb. Lama Ratna Dewi / 02 Jul TO.5/04/Sudinkes/03.11 MEI Hendra Kurniawan Foodmart Express Karet Semanggi/ Setia Budi Ida Lamria TO.0/04/Sudinkes/05.11 Sri Maryati Bahari Gandaria Selatan/Cilandak Sri Nuryati TO.0/04/Sudinkes/05.11 JUNI Magdalena Ikhlas Dan Berkah 18 Pondok Pinang/ Keb.Lama Silvester D TO.0/04/Sudinkes/06.11 JULI Wawah Hermawan Restu II Ragunan/Pasar Minggu Mahdiah Mahmud TO.2/04/Sudinkes/06.11 PT. Hokky Bersama, An. Tri Ubaya Adri M Grand Lucky Gandaria Utara/ Keb.Baru Rosintan Simarmata TO.0/04/Sudinkes/07.11 Sri Hidayani, S.Si, Apt Adreena Tanjung Barat/ Jagakarsa Dewi Septiani 6474/2006/02 April TO.0/04/Sudinkes/07.11 AGT Nana Suryana Nana Karet/Setiabudi Megawati 2816/ TO.0/04/Sudinkes/08.11 OKT DES PT. Hasil Karsa Makmur An.Tony Kusnadi PT. Lotte Mart Indonesia An. Riza Hidayat Aneka Buana Pondok Labu/ Cilandak Yunita Nirmawati TO.2/04/Sudinkes/10.11 Lotte Mart Kuningan City Karet Kuningan/ Setiabudi Yuaprino 28417/Pend/AA 181.TO.0/04/Sudinkes/

67 61 Lampiran 14. Daftar pangan industri rumah tangga di wilayah Jakarta Selatan tahun 2011 Nama Perusahaan Nama Pemilik Kelurahan/ kecamatan Jenis Produksi Merk Dagang No. PIRT Dnp Ir. Enni Indrawati Cilandak Timur/Pasar Minggu Lasagna Dnp P-IRT NO Ninoy Henny Karet Semanggi/Setiabudi Abon Cabe Original Ninoy P-IRT NO Pt. Mandiri Berlima H. Sukandar K. Petukangan Utara/Pesanggrahan Roti Manis Rasa Coklat Mandiri Bakery P-IRT NO Igam Sutiti Home Industry Igam Sutiti Jagakarsa/ Jagakarsa Keripik Jamur Tiram Igam Sutiti P-IRT NO Pt. Koin Bumi Kim Woo Jae Rawa Barat/ Kebayoran Baru Tepung Roti Mu Gung Hwa P-IRT NO De Layla Arini Merawati Jatipadang/ Pasar Minggu Sheumpyes Keju De Layla P-IRT NO J. Co Zaenudin Ulujami/ Pesanggrahan Propolis Madu J. Pro P-IRT NO Nugget Furai Madya Putri A. Tanjung Barat/ Jagakarsa Chicken Nugget Original Nugget Furai P-IRT NO M. Djojo Bakery Nining Kartika I Pondok Pinang/Kebayoran Lama Roti Tawar M. Djojo Bakery P-IRT NO Pt. Cipta Citra Permata Chitra Dewi Bangka/ Mampang Prapatan White Toast Chef's Kitchen P-IRT NO Assunah Budi Haryanto Menteng Atas/ Setiabudi Madu Madu Mumtaz Assunah P-IRT NO Yy Dimsum Ida Faridah Keramat Pela/ Kebayoran Baru Hakau Yy Dim Sum P-IRT NO Alika Khotimah Tegal Parang/Mampang Prapatan Soes Alika P-IRT NO Pt. Supra Boga Lestari Nugroho Setiadharma Pondok Pinang Kebayoran Lama Roti Cranbery Toast Ranch Pastry P-IRT NO Roti D'light Dewanta Manik Bangka/ Mampang Prapatan Roti Tawar Gandum Whole Wheat Bread P-IRT NO Arum Sari Ii Nur Hasanah Pela Mampang/ Mampang Prapatan Keripik Tahu Mampang Indah P-IRT NO Kingdom Handiyono, SE Bukit Duri/Tebet Es Stik Rasa Anggur Kingdom P-IRT NO Kenanga II Sumartinah Cilandak Barat/Cilandak Pastel Abon Amelia P-IRT NO

68 62 Lampiran 14 (lanjutan). Daftar pangan industri rumah tangga di wilayah Jakarta Selatan tahun 2011 Nama Perusahaan Nama Pemilik Kelurahan/ kecamatan Jenis Produksi Merk Dagang No. PIRT Kenanga I Siti Irene Wiria Cilandak Barat/Cilandak Tepung Bumbu Serba Guna Cisia P-IRT NO Palem Fitriyah Saraswati Petukangan Utara/Pesanggrahan Jahe Instan Palem P-IRT NO Mawar Lestari Siti Sarah Ulujami/ Pesanggrahan Keripik Singkong Pedas Gotri P-IRT NO Mawar Berseri Supartini Ulujami/ Pesanggrahan Sari Kedelai Ibu Tini P-IRT NO Adenium Kusdinar Pengadegan/ Pancoran Bir Pletok Seger Sumyah P-IRT NO Sri Rejeki Titik Suharti Pondok Pinang/ Kebayoran Lama Bir Pletok Instan Sri Rejeki P-IRT NO Wijaya Kusuma Praja Karyanti Kebayoran Lama Selatan/ Kebayoran Lama Kacang Telur Wijaya Kusuma Praja P-IRT NO Cahaya Melati Reni Priyatin Kebayoran Lama Selatan/ Kebayoran Lama Jahe Merah Instan Jasmine P-IRT NO Seruni Sri Rahayuningsih Kebayoran Lama Selatan/ Kebayoran Lama Stik Karamel Seruni Cookies P-IRT NO Seruni Gandaria Sarin Kramat Pela/ Kebayoran Baru Jahe Instan Seruni P-IRT NO Seruni Mandiri Suprihatin Kramat Pela/ Kebayoran Baru Rempeyek Kacang Tanah Seruni Mandiri P-IRT NO Kemuning Ii Sri Daswati Cipete Utara/Kebayoran Baru Keripik Singkong Mas One P-IRT NO Kemuning 1 Sri Wiyati Cipete Utara/Kebayoran Baru Jahe Instan Bu Sri Paimo P-IRT NO Sekar Kedaton Sri Hartati Kebon Baru/ Tebet Bir Pletok Sekar Kedaton P-IRT NO Nusa Indah Merah Denny Aryani Bukit Duri/Tebet Bir Pletok Nusa Indah Merah P-IRT NO Hanjuang Eha Soleha Manggarai Selatan/ Tebet Sirup Jeruk Jahe Hanjuang P-IRT NO Rusa Sirup Sumaryani Manggarai Selatan/ Tebet Sirup Jeruk Lemon Rusa Sirup P-IRT NO Cempaka Mentas Surtini Menteng Atas/Setiabudi Cheese Stick Cempaka Mentas P-IRT NO Aster Mandiri Siami Menteng Atas/Setiabudi Bakpia Barokah P-IRT NO Aster Abadi Siti Mariyah Menteng Atas/Setiabudi Rempeyek Kacang Aster Abadi P-IRT NO

69 63 Lampiran 14 (lanjutan). Daftar pangan industri rumah tangga di wilayah Jakarta Selatan tahun 2011 Nama Perusahaan Nama Pemilik Kelurahan/ kecamatan Jenis Produksi Merk Dagang No. PIRT Kemuning Indah Siti Hawa Kuningan Barat/Mampang Prapatan Wornas Instan Kemuning Indah P-IRT NO Lestari Lasmi Kuningan Barat/Mampang Prapatan Kunyit Asam Instan Lestari P-IRT NO Anggrek Bulan Duriyah Kuningan Barat/Mampang Prapatan Temulawak Instan Anggrek Bulan P-IRT NO Kebagusan Jaya Rosiah Kebagusan/Pasar Minggu Bir Pletok Kebagusan Jaya P-IRT NO Delima Triti Siti nuraisyah Pejaten Timur/ Pasar Minggu Nastar Triti P-IRT NO Rumpaka Yayat Sumiati Ragunan/ Pasar Minggu Jahe Instan Rumpaka P-IRT NO Cempedak Lestari Hj. Etih Srengseh Sawah/Jagakarsa Bir Pletok Cempedak Lestari P-IRT NO Alkesa Lestari Mardiah Cipedak/Jagakarsa Rempeyek Kacang Ibu Mardiah P-IRT NO Sejahtera Komariah Jagakarsa/ Jagakarsa Jahe Merah Instan Rheinata P-IRT NO Yono Mandiri Sumarno Bintaro/Pesanggrahan Udon Yono Mandiri P-IRT NO Ud. Health Today Ryanto Kosasih Pulo/Kebayoran Baru Sirup Rasa Buah Kiwi Hti Quick P-IRT NO PT. Koin Bumi Kim Woo Joe Rawa Barat/ Kebayoran Baru Tepung Roti Mu Gung Hwa P-IRT NO PT. Lucky Strategis Rudi Wirawan Senayan/Kebayoran Baru Kacang Almond Bubuk Grand Selection P-IRT NO PT. Lucky Strategis Rudi Wirawan Senayan/Kebayoran Baru Kacang Walnut (Repacking) Grand Selection P-IRT NO PT. Lucky Strategis Rudi Wirawan Senayan/Kebayoran Baru Ketumbar (rempah-rempah)/repacking Grand Selection P-IRT NO PT. Lucky Strategis Rudi Wirawan Senayan/Kebayoran Baru Raisin (Manisan buah)/repacking Grand Selection P-IRT NO Arum Sari IV Sarjilah Pala Mampang/Mampang Prapatan Brownies Kukus Pilian P-IRT NO

70 64 Lampiran 15. Denah ruangan gudang obat Sudinkes Jakarta Selatan (Lantai 1 tampak dari atas) Kamar mandi Pintu kecil Pintu masuk Pintu kecil Tangga lantai 1 Teras dalam Gudang Obat Buffer Suku Dinas Kesehatan Gudang Obat Dari Program Gudang PKM Kec Jagakarsa Gudang Obat dari Departemen Kesehatan

71 65 Lampiran 15 (lanjutan). Denah ruangan gudang obat Sudinkes Jakarta Selatan (Lantai 2 tampak dari atas) Lantai atas Kantor Teras atas dalam Tangga ke Lt..2 Gudang PKM Kec. Mampang Prapatan Tampak dari atas Gudang lantai satu

72 I No Golongan obat Nama obat Cilandak Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran 1 Obat lambung Antasida DOEN tablet kombinasi Antasida DOEN suspense Cytotec Omeprazol 120 mg kapsul Ranitidin 150 mg tablet Simetidin tablet 200 mg Jagakarsa Jumlah Antiemetik Dimenhydrinate tablet 50 mg Domperidon Domperidon syrup Metoclopramide HCl tablet 10 mg Metoklopropamid inj Tilidon Jumlah Antispasmodik Ekstrak belladon tablet 10 mg Hyoscine n-butylbromide inj Hyoscine n-butylbromide 10 mg Papaverina HCl inj.40 mg/ml-1ml Papaverina HCl tablet 4mg Spasminal Jumlah Antidiare Garam oralit untuk 100 ml air Garam oralit untuk 200 ml air

73 No Golongan obat Nama obat Cilandak Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran Imodium tablet Kaolin 550 mg+pektin 20 mg tab Karbo adsorben tablet 250 mg Lacto B Spasminal Zinc phosphat liquid Zinc phosphat powder Zink Jumlah Laksatif Bisacodyl tab 5 mg Dulcolak supp ped 5 mg Dulcolak supp ped 10 mg Dulcolak tablet Dulcolax supp 10 mg Jumlah Enzim Vitazym tablet Pencernaan Jumlah Preparat Antihemroid DOEN kombinasi Anorektal Mycrolac Jumlah Jagakarsa II Kardiovaskuler dan Hematopoietic 1 Obat jantung Digoksin tablet 0,25 mg Epinefrin inj.0.1 %-1ml

74 No Golongan obat Nama obat Cilandak Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran Jumlah Antiangina ISDN tab sublingual 5mg Jumlah Antihipertensi Aldacton 100 mg Aldacton 25 mg Amilodipine 5 mg Amlodipine 10 mg Diltiazem 30 mg tablet Furosemid tablet 40 mg Hidroklorotiazid tablet 25 mg Kaptopril 12,5 mg tablet Kaptopril 25 mg tablet Kaptopril 50 mg Nifedipine 10 mg tablet Propranolol 10 mg tablet Reserpin tablet 0,10 mg Propanolol HCl tablet 40 mg Propranolol 10 mg tablet Reserpin tablet 0,25 mg Jagakarsa Jumlah Dislipidemia Genfibrozil Simvastatin Jumlah Hemostatik Aspilet

75 No Golongan obat Nama obat Cilandak Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran Fitomenadion tablet 10 mg Fitomenadion inj.10 mg/ml-1 ml Transamin Trombophob salep Jumlah Diabetes Glibenklamid tablet 5 mg III Saluran pernapasan Glurenorm tablet Metformin 500 mg Metformin 850 mg Jumlah Anti asma dan Aminofilin injeksi 24 mg/ml PPOK Aminofilin tablet 200 mg Efedrin HCl tablet 25 mg Ketotifen 1mg tablet Pulmicort Salbutamol 4 mg tablet Salbutamol tablet 2 mg Terbutaline Theobron (theosal) Ventolin nebul Jumlah Ekspektoran Ambroxol syrup Ambroxol tablet Jagakarsa 69

76 No Golongan obat Nama obat Cilandak Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran Bisolvon drop Bisolvon elixir (bromhexin sirup) Bromhexin HCl tablet 8 mg Jagakarsa Gliseril guayakolat 100 mg Ipeka sirup 0,14% OBH plus Obat batuk hitam (OBH) cairan OBH OBP Jumlah Antitusif Dekstrometorfan HBr sirup Dekstrometorfan HBr tablet Kodein HCl tablet 10 mg Jumlah IV Obat SSP Amitriptilin HCl tablet salut Aprazolam Diazepam 5 mg rectal tube Diazepam inj.5 mg/ml - 2 ml Diazepam tablet 2 mg Diazepam tablet 5 mg Fenitoin natrium inj.50 mg/ml Fenitoin natrium kapsul 100 mg Fenitoin natrium kapsul 30 mg Fenobarbital inj.50 mg/ml-2ml

77 No Golongan obat Nama obat Cilandak Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran Fenobarbital tablet 100 mg Fenobarbital tablet 30 mg Haloperidol 2 mg Haloperidol 5 mg Haloperidol 5 mg tablet Haloperidol tablet 0,5 mg Haloperidol tablet 1,5 mg Karbamazepin tablet 200 mg Klobazam 10 mg tablet / frisium Klorpromazin HCl inj.5 mg/ml CPZ HCl tab salut 100 mg CPZ HCl tab salut 25 mg Lidokain kompositum injeksi Lidokaina 2% injeksi 2 ml/ampul Lidokaina HCl inj. 1% - 2 ml Pehacain inj Stelazin 1 mg tab Stelazin 5 mg tab Triheksifenidil HCl tablet 2 mg Jagakarsa Jumlah V Antivertigo Merislon Jumlah VI Analgesik Tramadol inj opioid Tramadol

78 No Golongan obat Nama obat Cilandak Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran Jumlah VII Analgesik Biogesic tablet Antipiretik Dumin supp Ibuprofen tablet 200 mg Ibuprofen tablet 400 mg Parasetamol sirup 120 mg/5ml Parasetamol tablet 100 mg Jagakarsa Parasetamol tablet 500 mg Jumlah VIII Analgesik Antalgin tab.500 mg Antiinflamasi Antalgin injeksi 250 mg/ml-2ml Antimigrain DOEN kombinasi Asam mefenamat 250 mg kapsul Asam mefenamat 500 mg tab salut Asetosal tablet 100 mg Asetosal tablet 500 mg Doloneurobion Indometasin 25 mg kapsul Kamaflam Na diklofenak 25 mg Na diklofenak 50 mg Nonflamin Piroxicam 10 mg tablet Piroxicam 20 mg tablet

79 No Golongan obat Nama obat Cilandak Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran Stugeron tablet Jagakarsa Jumlah IX Hiperurisemia Alopurinol tablet 100 mg Jumlah X Kortikosteroid Betametason krim 0,1 % Betason N krim Deksametason inj.5 mg/ml-1 ml Deksametason tablet 0,5 mg Hidrokortison krim 0,5% Kortison asetat injeksi Prednison tablet 5 mg Jumlah XI Kontrasepsi Cyclofem inj Cyclogeston Cyclogeston inj Depo geston Depo progestin Depoprovera inj Ethynylestradiol tablet 0,05 mg IUD CT Medroxy progesteron acetat Mikrogynon Trinodiol

80 No Golongan obat Nama obat Cilandak XII Antibiotik Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran Jumlah Antibiotik oral Amoksilin kapsul 250 mg Amoksilin sirup kering 125 mg Jagakarsa Amoksisilin 500 mg kapsul Ampisilin 1000 injeksi Ampisilin 500 mg injeksi Ampisilin kaplet 500 mg Ampisilin syr kering 125 mg/5 ml Cefixime 400+azythromycin 1000 mg Clindamicin 150 mg Clindamicin 300 mg Doxycycline kapsul 100 mg Erythromycin 200 mg/5 ml sirup Erythromycin kapsul 250 mg Erythromycin kapsul 500 mg Fenoksii metil penisilina 500 mg FG troches Gentamisin 40 mg/2 ml injeksi Gentamisin 80 mg/2 ml injeksi Griseofulvin tablet 125 mg Kanamisin SO 4 serbuk 1000 mg/vial Kloramfenikol kapsul 250 mg Kloramfenikol susp 125mg/5ml

81 No Golongan obat Nama obat Cilandak Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran Kotrimoksazol dewasa tablet Kotrimoksazol pedriatik tablet Kotrimoksazol suspense Lincomycin 250mg Lincomycin 500mg Ofloxacin Oksitetraksiklin inj 50 mg/ml Rifampisin kaplet 600 mg Rifampisin kapsul 300 mg Rifampisin kapsul 450 mg Sefadroksil 250 mg kapsul Sefadroksil 500 mg kapsul Sefadroxil syr Siprofloksasin 250 mg tablet Siprofloksasin 500 mg tablet Streptomisin sulfat inj.1g/vial Tetrasiklin HCl kapsul 250 mg Tetrasiklin HCl kapsul 500 mg Thiamphenicol 500 mg kps Jagakarsa Jumlah Antibiotik Gentamisin sulfat salep kulit Topical Kloramfenikol+hidrokortison 2,5 % Kloramfenikol salep 2 % Oksitetraksiklin HCl salep 3%

82 No Golongan obat Nama obat Cilandak Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran Jumlah Jagakarsa Jumlah XIII OAT Etambutol HCl tablet 250 mg Etambutol tablet 500 mg FDC FDC Isoniazid tablet 100 mg Isoniazid tablet 300 mg OAT katagori OAT katagori sisipan OAT katagori anak Obat antituberkulosis kategori Obat antituberkulosis kategori Pirazinamid tablet 500 mg Jumlah XIV Antifungi Antifungi DOEN kombinasi Kandistatin Ketokonazole Ketokonazole cream Kifluzole Metronidazol tablet 250 mg Metronidazole tablet 500 mg Miconazole 2% krim Nistatin iu/g tab.vaginal

83 No Golongan obat Nama obat Cilandak Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran Nistatin iu tablet salut Jumlah XV Antivirus Asiklovir 200 mg tablet Asiklovir 400 mg talet Asiklovir krim 5 % Tamiflu Jumlah XVI Anthelmintik Albendazol tablet 400 mg Mebendazol 500 mg tablet Mebendazol sirup 100 mg/5 ml Mebendazol tablet 100 mg Metronidazol tablet 250 mg Metronidazole tablet 500 mg Pirantel pamoat tablet 365 mg Jumlah XVII Obat yang Metilergometrin inj.0.2 mg - 1ml XVIII bekerja pada Metilergometrin salut mg Uterus Oksitosin inj.10 iu/ml - 1ml Topikal Jumlah Preparat mata Gentamisin sulfat tetes mata Gentamycin salep mata Kloramfenikol salep mata 1% Kloramfenikol tetes mata 1 % Jagakarsa 77

84 No Golongan obat Nama obat Cilandak Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran Oksitetraksiklin HCl salep mata Sulfasetamid Na tetes mata 15% Jumlah Preparat Fenol gliserol tetes telinga 10% telinga Kloramfenikol tetes telinga 3% Hydrogen peroksida Jumlah Preparat mulut Betadine obat kumur /tenggorokan Borax glycerol Gentian violet larutan 1% Kalium permanganat serbuk Polikresulen Yodium povidon lar 10% 1 lt Yodium povidon lar 10% 30 ml Yodium povidon lar 10% 300 ml Jumlah Preparat kulit Anti bakteri DOEN salep komb Bioplacenton jelly Counterpain krim Gentamisin sulfat salep kulit Gentamisin sulfat salep kulit Ikhtamol salep 10 % Kalium permanganat serbuk Minyak ikan salep 10% Jagakarsa 78

85 No Golongan obat Nama obat Cilandak Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran Salep 2-4 kombinasi Salisil bedak 2 % Jumlah Jumlah XIX Antihistamin Difenhidramin HCl inj. 10 mg/ml Diphenhidramin HCl tablet 25 mg Heksamin tablet 500 mg Jagakarsa Klorfeniramin maleat tablet 4 mg Loratadine (micronized) / Claritin Jumlah XX Vaksin Vaksin polio tetes Serum anti rabies Jumlah XXI Larutan steril Dekstran 70-larutan 6% steril Glukosa lar.infus 5% steril Glukosa lar.infus 10% steril Glukosa lar.infus 40% steril NaCl+glukosa 0,45 %/ 5% lar infus MgSO 4 injeksi (iv) 20%-25ml MgSO 4 injeksi (iv) 45-25ml NaCl larutan infus 0.9 % steril Natrium tiosulfat inj.25%-10 ml Ringer laktat larutan infus steril Jumlah

86 No Golongan obat Nama obat Cilandak Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran XXII Vitamin Asam askorbat tab.250 mg Jagakarsa Asam askorbat tab.50 mg Asam folat 1 mg tablet Becefort Bioneuron Bisolvon drop Calcidor Cavit w/g Hemafort Kalsium laktat (kalk) tab.500 mg Methil cobalt 500 mg Multivit Multivitaplex syr Neuroborant Neurovit E Piridoksin HCl tablet 10 mg Retinol (Vit A) kapsul IU Retinol tablet salut IU Retinol IU tablet Retinol IU tablet Sangobion kapsul Sianokobalamin inj. 500 mcg/ml Tablet tambah darah kombinasi Thiamin HCl (vit B1) tab 50 mg

87 No Golongan obat Nama obat Cilandak Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 Mampang Prapatan Kebayoran lama Pesanggra -han Tebet Pasar minggu Setia Budi Kebayoran Baru Pancoran Tiamin HCl inj.100 mg/ml - 1 ml Vitamin IU tab Jagakarsa Vitamin B kompleks tablet Vitamin B12 50 mcg tablet Xylestesin hijau inj Jumlah XXIII Obat lain Atropin sulfat injeksi 0,25 mg Atropine injeksi 1ml/ampul Borax glycerol Cresophene Heksamin tablet 500 mg Kuinin dihidroklorida inj.25% Lisol Methionin tablet 100 mg Natrium bikarbonas inj.0,4% Natrium bikarbonat tab.500 mg Nephrolit Propiltiourasil tablet 100 mg Silver amalgam serbuk % Jumlah

88 UNIVERSITAS INDONESIA REKAPITULASI LAPORAN PEMAKAIAN DAN LEMBAR PERMINTAAN OBAT (LPLPO) DAN LAPORAN BULANAN DATA KESAKITAN (LB 1) PUSKESMAS KECAMATAN KEBAYORAN LAMA DAN PESANGGRAHAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2011 TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER FIKA ASTRIYANI, S. Farm ANGKATAN LXXIV FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPARTEMEN FARMASI DEPOK JUNI 2012

89 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR LAMPIRAN... iv BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan... 2 BAB 2 TINJAUAN KHUSUS Suku Dinas Kesehatan Pusat Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Puskesmas Puskesmas di Kota Administrasi Jakarta Selatan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN ii

90 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Gambar 4.2 Distribusi 10 (Sepuluh) Jenis Obat yang Banyak Dipakai di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Periode Januari- Desember Distribusi 10 (Sepuluh) Jenis Obat yang Banyak Dipakai di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Periode Januari- Desember iii

91 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Puskesmas Kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Selatan dan Puskesmas Kelurahan yang Berada dalam Ruang Lingkupnya Distribusi 10 (Sepuluh) Jenis Obat yang Banyak Dipakai di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama pada Periode Januari-Desember 2011 (Berdasarkan Data Rekapan LPLPO) Distribusi 10 (Sepuluh) Jenis Obat yang Banyak Dipakai di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada Periode Januari- Desember 2011 (Berdasarkan Data Rekapan LPLPO) Sepuluh Kasus Penyakit Terbanyak Berdasarkan Laporan Bulanan Data Kesakitan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan pada Periode Januari-Desember 2011 Berdasarkan Laporan Bulanan Data Kesakitan Bulan Januari- Desember Tahun Sepuluh Kasus Penyakit Terbanyak Berdasarkan Laporan Bulanan Data Kesakitan di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan pada Periode Januari-Desember 2011 Berdasarkan Laporan Bulanan Data Kesakitan Bulan Januari-Desember Tahun iv

92 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan harus dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Dalam bidang kesehatan, pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat (Pemerintah Republik Indonesia, 2009). Dengan adanya otonomi daerah, sebagian kewenangan dan tugas pemerintah pusat dilimpahkan ke pemerintah daerah. Oleh karena itu, pemerintah DKI Jakarta melalui Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.58 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mendirikan suku dinas pelayanan kesehatan (sudin yankes) dan suku dinas kesehatan masyarakat (sudin kesmas). Berdasarkan Perda Nomor 10 Tahun 2008, pada bulan Januari 2009 sudin yankes dan sudin kesmas digabung menjadi satu sehingga sekarang menjadi suku dinas kesehatan (sudinkes) di setiap kota administrasi yang berada di wilayah DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Pulau Seribu. Suku dinas kesehatan terutama Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman mempunyai tugas melaksanakan pelayanan perizinan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian pelayanan kesehatan (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009). 1 Universitas Indonesia

93 2 Dalam bidang perizinan, suku dinas kesehatan memberikan perizinan/ rekomendasi/sertifikasi dibidang kesehatan. Dalam pengawasan obat, penggunaan obat di puskesmas diawasi oleh sudinkes melalui Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dan Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1). Kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian dilakukan dengan penyelenggaraan kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan perorangan, rujukan, khusus, tradisional, dan keahlian; pengawasan dan pengendalian ketersediaan kefarmasian; pengendalian pencapaian standardisasi prasarana dan sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta; dan pemberian, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi, perizinan/rekomendasi/ sertifikasi di bidang kesehatan. Pengawasan LPLPO dan LB 1 bertujuan untuk monitoring dan evaluasi persediaan obat di Puskesmas. Pada suku dinas kesehatan, seksi yang bertanggung jawab terhadap perizinan dan pengawasan terhadap penggunaan obat di puskesmas melalui rekapitulasi data LPLPO yaitu Seksi Sumber Daya Kesehatan bagian Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman, sedangkan seksi yang bertanggung jawab untuk menghimpun, mengolah, menyajikan, dan mengembangkan data dan informasi dalam upaya menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat melalui rekapitulasi LB 1 adalah Seksi Kesehatan Masyarakat. Salah satu sumber daya manusia yang berperan dalam melaksanakan tugas tersebut adalah Apoteker. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka mahasiswa Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) diberikan tugas khusus mengenai rekapitulasi Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dan Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1). 1.2 Tujuan 1. Mengetahui sistem dan tujuan pelaporan LPLPO. 2. Mengetahui data 10 (sepuluh) jenis obat dari LPLPO yang paling banyak digunakan di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan dan Kebayoran Lama Jakarta Selatan pada periode Januari-Desember Mengetahui sistem dan tujuan pelaporan LB 1. Universitas Indonesia

94 3 4. Mengetahui data 10 (sepuluh) jenis penyakit dari LB 1 yang paling banyak terjadi di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan dan Kebayoran Lama Jakarta Selatan pada periode Januari-Desember Universitas Indonesia

95 BAB 2 TINJAUAN KHUSUS 2.1. Suku Dinas Kesehatan Suku dinas kesehatan merupakan unit kerja dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Suku dinas kesehatan dipimpin oleh seorang kepala suku dinas yang secara teknis dan administrasi berkedudukan di bawah kepala dinas kesehatan dan bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan. Secara operasional, suku dinas kesehatan berkedudukan di bawah walikota dan bertanggung jawab kepada walikota (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009). Suku dinas kesehatan yang pembentukannya mengacu pada Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 150 Tahun 2009 merupakan gabungan dari suku dinas pelayanan kesehatan dan suku dinas kesehatan masyarakat. Berdasarkan peran dan fungsinya dinas kesehatan provinsi berperan sebagai regulator, sedangkan suku dinas kesehatan berperan sebagai auditor. Suku dinas kesehatan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat, suku dinas kesehatan mempunyai fungsi sebagai berikut (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009): 1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan (PPK) suku dinas. 2. Pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran dan petunjuk pelaksanaan kegiatan suku dinas. 3. Pelaksanaan koordinasi administrasi kesehatan pada lingkup wilayah kota administrasi. 4. Pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan pemanfaatan data dan informasi kesehatan pada lingkup kota administrasi. 5. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelayanan kesehatan pada lingkup kota administrasi. 6. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada lingkup kota administrasi. 4 Universitas Indonesia

96 5 7. Pelaksanaan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan. 8. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan prasarana dan sarana kerja suku dinas. 9. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan suku dinas. 10. Pembinaan dan pengendalian penyelengaraan kesehatan lingkungan. 11. Pembinaan dan pengendalian penyelengaraan kesehatan masyarakat. 12. Pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan, rujukan, khusus, tradisional, dan keahlian. 13. Pembinaan dan pengendalian penanggulan kegawatdaruratan, bencana, dan kejadian luar biasa. 14. Pembinaan, pengendalian, pencegahan, dan pemberantasan penyakit menular/ tidak menular. 15. Pembinaan dan pengendalian ketersediaan kefarmasian. 16. Penyelengaraan surveilans kesehatan. 17. Pemungutan, penatusahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi dan denda administrasi pelayanan kesehatan. 18. Rekomendasi perizinan bidang kesehatan. 19. Pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan gizi dan kesehatan. 20. Pembinaan dan pengembangan sistem informasi kesehatan. 21. Pembinaan dan pengembangan sistem manajemen mutu kesehatan. 22. Pembinaan dan pengendalian pencapaian standarisasi sarana prasarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta. 23. Pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada masyarakat. 24. Pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, dan barang. 25. Pelaporan dan pertanggungjawaban, penyiapan bahan laporan dinas kesehatan dan kota administrasi yang terkait dengan tugas dan fungsi suku dinas. 26. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas kesehatan. Salah satu fungsi dari suku dinas kesehatan adalah sebagai auditor di wilayahnya. Suku dinas kesehatan dipimpin oleh seorang kepala suku dinas Universitas Indonesia

97 6 yang secara teknis dan administratif bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan provinsi Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Secara nasional, standar wilayah kerja suatu puskesmas adalah satu kecamatan (target penduduk jiwa). Apabila pada satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas (Departemen Kesehatan RI, 2006b). Puskesmas termasuk fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama seperti halnya praktek dokter, poliklinik, dan balai kesehatan masyarakat (Menteri Kesehatan RI, 2004). Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004, visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Indikator pencapaian kecamatan sehat dilihat dari lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk kecamatan (Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128, 2004). Pemerintah telah membuat standar pelayanan kefarmasian di puskesmas untuk menjamin pelayanan kefarmasian di puskesmas. Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan pedoman pengobatan dasar di puskesmas juga telah disusun untuk mencapai keberhasilan terapi (Departemen Kesehatan RI, 2006b). Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan, dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas memiliki fungsi sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer, dan pusat pelayanan kesehatan perorangan primer (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Salah satu fungsi puskesmas yaitu sebagai pusat pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu untuk meningkatkan kehidupan masyarakat sehat. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, Universitas Indonesia

98 7 dan rehabilitatif. Ada 18 kegiatan pokok puskesmas, antara lain upaya pengobatan, upaya penanggulangan kecelakaan, upaya peningkatan gizi, penyuluhan kesehatan masyarakat, dan pencatatan serta pelaporan kerangka sistem informasi kesehatan. Program upaya pengobatan di puskesmas bertujuan meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga tingkat ketersediaan obat pada semua unit pelayanan yang ada di wilayahnya. Penilaian dan pengevaluasian penggunaan obat di puskesmas dilakukan melalui suatu prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan pedoman pencatatan dan pelaporan yang digunakan sebagai standar bagi puskesmas untuk mencatat dan melaporkan obat-obatan. Pelaporan dan pencatatan dilakukan oleh setiap puskesmas di tingkat kelurahan dan kecamatan. Puskemas kelurahan mengirimkan laporan penggunaan obat ke puskesmas kecamatan paling lambat pada tanggal 1 (satu) bulan berikutnya. Puskesmas kecamatan kemudian merekapitulasi semua laporan dari puskesmas kelurahan yang berada dibawahnya. Selanjutnya puskesmas kecamatan melaporkan hasil rekapitulasi ke suku dinas kesehatan. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan terdiri dari 10 kecamatan, yaitu Kecamatan Tebet, Setia Budi, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Cilandak, Jagakarsa, Pancoran, dan Pesanggrahan. Semua puskesmas pada masing-masing kecamatan ini harus melaporkan penggunaan obat mereka ke Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan paling lambat tanggal 8 (delapan) pada bulan berikutnya Upaya Kesehatan Puskesmas (Kepmenkes No. 128 tahun 2004) Puskesmas memiliki kewajiban menjalankan beberapa upaya kesehatan. Upaya kesehatan tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan utama masyarakat Indonesia dalam upaya menuju Indonesia Sehat. Upaya kesehatan wajib menjadi komitmen nasional, regional, dan global untuk dijalankan pada pelayanan kesehatan di puskesmas. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah: a. Upaya kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana. b. Upaya promosi kesehatan. c. Upaya kesehatan lingkungan. Universitas Indonesia

99 8 d. Upaya perbaikan gizi. e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. f. Upaya pengobatan dasar. Selain upaya kesehatan yang wajib, puskesmas juga dapat menjalankan upaya pengembangannya. Upaya kesehatan pengembangan ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan masyarakat di sekitar puskesmas serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Berikut adalah upaya kesehatan pengembangan yang telah ada: a. Upaya kesehatan sekolah. b. Upaya kesehatan olahraga. c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat. d. Upaya kesehatan kerja. e. Upaya kesehatan gigi dan mulut. f. Upaya kesehatan jiwa. g. Upaya kesehatan mata. h. Upaya kesehatan usia lanjut. i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional Puskesmas di Kota Administrasi Jakarta Selatan Jakarta Selatan memiliki 68 puskesmas kelurahan dan 10 puskesmas kecamatan yang tersebar di sepuluh kecamatan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Setiap wilayah kecamatan memiliki satu puskesmas kecamatan. Puskesmas kecamatan merupakan puskesmas terbesar di wilayah kecamatan tersebut. Umumnya puskesmas kecamatan memiliki jumlah pasien yang lebih banyak dibandingkan puskesmas kelurahan. Setiap puskesmas kelurahan bertanggung jawab kepada puskesmas kecamatan yang membawahinya. Selanjutnya puskesmas kecamatan bertanggung jawab langsung ke Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Puskesmas kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Selatan tidak seluruhnya memiliki beban kerja yang sama. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya adalah: a. Ruang lingkup wilayah kerja serta jumlah penduduk tiap wilayah kecamatan. b. Perbedaan ketersediaan sarana dan tenaga kerja di tiap puskesmas. Universitas Indonesia

100 9 c. Tersedianya puskesmas kelurahan yang berada dalam ruang lingkup kerja puskesmas kecamatan. d. Adanya pasien-pasien dari luar wilayah kerja puskesmas yang sering datang berobat ke puskesmas. Pengadaan utama obat untuk seluruh puskesmas di Jakarta Selatan dilakukan secara mandiri oleh masing-masing puskesmas. Disamping itu pengadaannya juga dibantu oleh Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan, sehingga terdapat keseragaman bentuk sediaan dan nama obat di seluruh puskesmas. Distribusi obat dari suku dinas kesehatan ke puskesmas dilakukan berdasarkan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dari setiap puskesmas. Setiap puskesmas mengajukan permintaan obat berdasarkan rata-rata pemakaian obat pada bulan sebelumnya. Pengadaan obat yang dilakukan oleh dinas kesehatan merujuk kepada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), daftar obat dan perbekalan kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD), dan permintaan puskesmas. Untuk pengadaan obat di luar DOEN dilakukan berdasarkan pertimbangan permintaan puskesmas. Selanjutnya pengadaan obat dilakukan berdasarkan persetujuan Kepala Dinas Kesehatan. Sumber pendanaan yang digunakan untuk pengadaan obat adalah dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), dan Askes (Asuransi Kesehatan). Puskesmas dapat membagi ruang-ruang pelayanan pengobatan pasien sebagai berikut: a. Poli gigi: melayani pengobatan terkait penyakit gigi dan gusi. b. Poli umum: melayani pengobatan penyakit selain penyakit gigi dan gusi untuk pasien berusia 5-55 tahun. c. Poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak): melayani pemeriksaan kehamilan, penggunaan KB ataupun melayani pengobatan bagi ibu hamil. d. Poli MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sehat): melayani pengobatan bagi anak berusia di bawah 5 tahun. e. Poli lansia (lanjut usia): melayani pengobatan pasien berusia > 55 tahun. f. Pengendalian Penyakit Menular (P2M): melayani pemberian obat bagi pasien yang tercatat sebagai penderita penyakit TBC dan kusta. Universitas Indonesia

101 10 Umumnya poli umum memiliki jumlah pasien terbanyak bila dibandingkan dengan poli lainnya. 2.3 Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) adalah formulir terpadu yang digunakan dalam sistem informasi obat di tingkat kabupaten/kota, puskesmas, dan puskesmas pembantu. LPLPO digunakan sebagai laporan pemakaian obat bulanan oleh penanggung jawab obat Puskesmas sekaligus sebagai lembar permintaan kebutuhan obat bulan berikutnya kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Pemintaan tambahan obat dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, sedangkan untuk mengatasi kekosongan obat di puskesmas dapat dilakukan setiap saat sesuai kebutuhan diluar jadwal yang telah ditetapkan. Laporan pemakaian dan lembar permintaan obat dibuat rangkap tiga, yaitu (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010): a. Asli untuk unit pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Dati Kabupaten/kota. b. Tindasan 1 dikirim untuk instansi penerima (rumah sakit/puskesmas). c. Tindasan 2 untuk arsip Dinas Kesehatan Dati Kabupaten/kota. Isi dari LPLPO yaitu (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010): a. Nomor dan tanggal pelaporan dan atau permintaan. b. Nama puskesmas yang bersangkutan. c. Nama kecamatan dari wilayah kerja puskesmas. d. Nama kabupaten/kota dari wilayah kecamatan yang bersangkutan. e. Tanggal pembuatan dokumen. f. Bulan bersangkutan untuk satuan kerja puskesmas. g. Jika hanya melaporkan data pemakaian dan sisa stok obat maka diisi dengan nama bulan bersangkutan. h. Jika dengan mengajukan permintaan obat (termasuk pelaporan data obat) diisi dengan periode distribusi bersangkutan. Universitas Indonesia

102 11 Alur pelaporan LPLPO oleh unit pelayanan kesehatan dan daerah ke Kementerian Kesehatan RI yaitu sebagai berikut. Petugas farmasi setiap hari menyalin resep ke dalam laporan pemakaian obat, kemudian setiap akhir bulan petugas menghitung dan mencocokkan laporan tersebut dengan stok yang ada. LPLPO puskesmas kelurahan kemudian dilaporkan ke puskesmas kecamatan paling lambat tanggal 1 (satu) pada bulan berikutnya. Puskesmas kecamatan mengirimkan LPLPO ke suku dinas kesehatan kota/kabupaten selambatlambatnya tanggal 8 (delapan) pada bulan berikutnya. LPLPO kota/kabupaten dikirim kepada dinas kesehatan propinsi setiap 3 bulan. Dinas kesehatan propinsi melaporkan LPLPO setiap 6 (enam) bulan sekali ke Kementerian Kesehatan RI. Fungsi LPLPO antara lain untuk laporan pemakaian obat bulanan, sebagai surat permintaan/pesanan obat dari rumah sakit/puskesmas kepada dinas kesehatan kabupaten/kota, laporan jumlah kunjungan resep, dokumen bukti atau sumber informasi tentang pengeluaran obat, dokumen bukti atau sumber informasi untuk penerimaan obat dan perencanaan kebutuhan obat di puskesmas, sarana untuk monitoring dan evaluasi persediaan dan penggunaan obat, sumber informasi untuk melakukan supervisi dan pembinaan, dan sebagai sarana untuk meningkatkan kepatuhan petugas dalam menyampaikan laporan (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010). Informasi yang dapat diperoleh dari LPLPO adalah jenis dan jumlah sisa stok atau stok awal obat, jenis dan jumlah persediaan obat, perbandingan antara jumlah persediaan dengan jumlah pemakaian obat perbulan, perbandingan antara pemakaian obat dengan resep, dan perbandingan antara jumlah persediaan dengan jumlah pemakaian obat perbulan. Data dan informasi yang diperoleh dari LPLPO ini dibutuhkan untuk perencanaan kebutuhan obat, pendistribusian obat, serta kegiatan pengendalian persediaan obat. 2.4 Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) adalah laporan yang berisi data jumlah kasus penyakit yang dilaporkan terjadi dalam wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan dalam setiap periode satu bulanan. Kasus penyakit dibedakan menurut kategori penyakit dan kategori umur pasien. Laporan berisi keterangan Universitas Indonesia

103 12 periode laporan, data kode penyakit, nama penyakit, kategori penyakit, dan jumlah kasus yang terjadi per kategori umur pasien. Untuk membuat laporan penyakit, setiap hari petugas menyalin catatan medis pasien yang berobat di puskesmas ke dalam catatan jumlah penyakit yang terjadi. Kemudian setiap bulan catatan jumlah penyakit tadi disalin ke dalam LB 1. Laporan yang dihasilkan dibuat dalam bentuk Microsoft Excel setiap bulannya. LB 1 dari puskesmas kelurahan kemudian dilaporkan ke puskesmas kecamatan paling lambat tanggal 1 (satu) pada bulan berikutnya. Puskesmas kecamatan mengirimkan LB 1 ke seksi kesehatan masyarakat suku dinas kesehatan kota/kabupaten dalam bentuk hardcopy dan softcopy selambat-lambatnya tanggal 8 (delapan) pada bulan berikutnya. LB 1 dari suku dinas kesehatan kota/kabupaten dikirim kepada dinas kesehatan propinsi setiap bulannya. Dinas kesehatan propinsi melaporkan LB 1 setiap 6 (enam) bulan sekali ke Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Universitas Indonesia

104 BAB 3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pengambilan data dilakukan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan Seksi Sumber Daya Kesehatan bagian Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman dan Seksi Kesehatan Masyarakat dari tanggal 16 Januari Februari Cara Kerja Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat Data diambil dari data sekunder berupa Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan periode bulan Januari-Desember Data yang dimasukkan yaitu jumlah pemakaian dan stok tiap jenis obat. Data diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai distribusi pemakaian 10 jenis obat yang paling banyak dipakai di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama dan Pesanggrahan pada periode Januari-Desember Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) Data diambil dari data sekunder berupa Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan bulan Januari- Desember Data diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai distribusi 10 kasus penyakit yang paling banyak terjadi di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama dan Pesanggrahan pada periode Januari-Desember Universitas Indonesia

105 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan obat merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas. Laporan Pemakaian dan lembar Permintaan obat (LPLPO) merupakan formulir terpadu yang digunakan dalam sistem informasi obat di tingkat kabupaten/kota, puskesmas kecamatan, dan puskesmas kelurahan. LPLPO digunakan sebagai laporan pemakaian obat bulanan oleh penanggung jawab puskesmas. Sistem pelaporan LPLPO puskesmas di DKI Jakarta dilakukan setiap bulan ke suku dinas kesehatan. Suku dinas kesehatan hanya menerima laporan pemakaian obat di puskesmas tiap bulannya sebagai pengawasan terhadap penggunaan obat di puskesmas sebab puskesmas kecamatan merencanakan sendiri kebutuhan obatnya untuk pemakaian satu tahun, baik untuk puskesmas kecamatan maupun puskesmas kelurahan. Puskesmas kecamatan merencanakan pengadaan obat tiap tahunnya berdasarkan jumlah pemakaian obat selama setahun, jumlah kunjungan pasien, dan pola penyakit yang berkembang. Puskesmas kelurahan mendapat distribusi obat dari puskesmas kecamatan setiap tiga bulan sekali, namun apabila terjadi kekosongan obat maka puskesmas kelurahan dapat langsung melakukan permintaan obat ke puskesmas kecamatan. Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama membawahi delapan puskesmas kelurahan, yaitu Puskesmas Kelurahan Grogol Utara I, Grogol Utara II, Grogol Selatan, Cipulir I, Cipulir II, Kebayoran Lama Utara, Kebayoran Lama Selatan, dan Pondok Pinang. Sedangkan Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan membawahi lima puskesmas kelurahan, yaitu Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara, Petukangan Selatan, Ulujami, Bintaro, dan Pesanggrahan. Perbedaan jumlah puskesmas kelurahan yang dibawahi oleh tiap-tiap kecamatan dapat mempengaruhi perbedaan jumlah pasien yang datang ke puskesmas yang dapat dilihat dari data kesakitan yang terdapat dalam Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) dan LPLPO. Berdasarkan data LPLPO di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama periode Januari-Desember 2011, sepuluh jenis obat yang paling banyak dipakai secara berurutan dari yang terbesar yaitu Asam Askorbat (Vitamin C) tablet Universitas Indonesia

106 15 mg, Parasetamol tablet 500 mg, Amoksisilin kapsul 500 mg, Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg, Gliseril Guaiakolat tablet 100 mg, Dekstrometorfan HBr tablet, Thiamin HCl (Vitamin B1) tablet 50 mg, Vitamin B Kompleks tablet, Vitamin B12 tablet 50 mcg, dan Antasida DOEN tablet kombinasi. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. 9,20% 10,26% Distribusi 10 Jenis Obat yang Banyak Dipakai di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Periode Januari- Desember ,65% 7,48% 5,41% 10,37% 16,02% 10,84% 11,11% 11,66% Asam Askorbat (Vit.C) Tablet 50 mg Parasetamol Tablet 500 mg Amoksisilin Kapsul 500 mg Klorfeniramin Maleat (CTM) Tablet 4 mg Gliseril Guayakolat Tablet 100 mg Dekstrometorfan HBr Tablet Thiamin HCl (Vit B1) Tablet 50 mg Vitamin B Kompleks Tablet Vitamin B12 50 mcg Tablet Antasida Doen Tablet Kombinasi Gambar 4.1 Distribusi 10 (sepuluh) jenis obat yang banyak dipakai di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama periode Januari-Desember 2011 Sepuluh jenis obat yang paling banyak dipakai di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan berdasarkan data LPLPO periode Januari-Desember 2011 secara berurutan dari yang terbesar yaitu Amoksisilin kapsul 500 mg, Parasetamol tablet 500 mg, Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg, Asam Askorbat (Vitamin C) tablet 50 mg, Vitamin B Kompleks tablet, Antasida DOEN tablet kombinasi, Gliseril Guaiakolat tablet 100 mg, Deksametason tablet 0,5 mg, Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg, dan Thiamin HCl (Vitamin B1) tablet 50 mg. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Universitas Indonesia

107 16 Distribusi 10 Jenis Obat yang Banyak Dipakai di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Periode Januari- Desember 2011 Amoksisilin kapsul 500 mg 8,18% 7,58% 8,23% 8,93% 9,53% 9,01% 14,08% 10,34% 12,51% 11,61% Parasetamol tablet 500 mg Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg Asam Askorbat (Vit.C) tablet 50 mg Vitamin B Kompleks tablet Antasida Doen tablet kombinasi Gliseril Guayakolat tablet 100 mg Deksametason tablet 0,5 mg Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg Thiamin HCl (Vit B1) tablet 50 mg Gambar 4.2 Distribusi 10 (sepuluh) jenis obat yang banyak dipakai di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan periode Januari-Desember 2011 Obat dengan pemakaian terbanyak pada Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama selama bulan Januari sampai Desember 2011 adalah Asam Askorbat (Vit.C) Tablet 50 mg sebanyak tablet dengan rata-rata pemakaian sebanyak tablet setiap bulannya. Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut, namun Vitamin C seringkali digunakan untuk berbagai jenis penyakit yang tidak ada hubungannya dengan defisiensi Vitamin C dan seringkali digunakan dalam dosis besar (Dewoto, 2007). Dalam buku pedoman pengobatan puskesmas, Vitamin C digunakan dalam penatalaksanaan penyakit seperti keilosis dan stomatitis. Obat dengan pemakaian terbanyak pada Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan selama bulan Januari sampai Desember 2011 adalah Amoksisilin kapsul 500 mg sebanyak kapsul dengan rata-rata pemakaian sebanyak kapsul setiap bulannya. Amoksisilin biasa digunakan untuk pengobatan infeksi pada saluran napas, saluran empedu, dan saluran urin; meningitis; dan infeksi karena Salmonella sp., seperti demam tipoid. Dalam buku pedoman Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 7 JANUARI 25 JANUARI 2013 LAPORAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER YODIFTA ASTRININGRUM,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER WULAN PERMATA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER SRI WULANDAH

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 08 MARET 28 MARET 2013 LAPORAN PRAKTEK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 7 JANUARI 25 JANUARI 2013 LAPORAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 6 MEI 28 MEI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 6 MEI 28 MEI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 6 MEI 28 MEI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER NISA YULIANTI SUPRAHMAN,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 6 MEI 28 MEI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 6 MEI 28 MEI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 6 MEI 28 MEI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER NITA KARTIKA, S.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA PUSAT PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA PUSAT PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA PUSAT PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER MEGA DEWI SURYANI, S. Farm. 1106047171

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 7 JANUARI 25 JANUARI 2013 LAPORAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 17 JUNI 28 JUNI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 17 JUNI 28 JUNI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 17 JUNI 28 JUNI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER WULAN PANDUWI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA JL. YOS SUDARSO NO. 27-29 PERIODE 7 18 JANUARI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 17 JUNI 28 JUNI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 17 JUNI 28 JUNI 2013 1 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERIODE 17 JUNI 28 JUNI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER FITRI PAUZIAH,

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA PERIODE 11 MARET - 22 MARET 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA PERIODE 11 MARET - 22 MARET 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA PERIODE 11 MARET - 22 MARET 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER VANY PRISKILA,

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA . UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA PERIODE 16 JANUARI 10 FEBRUARI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER SANNY SUSANTI,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 13 FEBRUARI - 2 MARET 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA PERIODE 16 JANUARI - 10 FEBRUARI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER SONYA APRIANI

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO.218 PERIODE 15 MEI 1 JUNI 2012

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO.218 PERIODE 15 MEI 1 JUNI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO.218 PERIODE 15 MEI 1 JUNI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 7 JANUARI - 28 JANUARI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA JL. YOS SUDARSO PERIODE 7 JANUARI 18 JANUARI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA JL. YOS SUDARSO PERIODE 7 JANUARI 18 JANUARI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA JL. YOS SUDARSO 27-29 PERIODE 7 JANUARI 18 JANUARI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Kepala Dinas mempunyai tugas :

Kepala Dinas mempunyai tugas : Kepala Dinas mempunyai tugas : a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas; d. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; e. menyelenggarakan urusan pemerintahan

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA BALIKPAPAN WALIKOTA BALIKPAPAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 60 ayat (6),

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 63

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN SALINAN NOMOR 26/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA JL. YOS SUDARSO NO. 27-29 PERIODE 19 30 AGUSTUS 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 3 28 MARET 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 71 Peraturan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 4-29 JULI 2011

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 4-29 JULI 2011 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 4-29 JULI 2011 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER SRI RAHMAWATI,

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KESEHATAN JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : bahwa sebagai

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN No 1 Kepala Dinas membantu Walikota melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ( No.276, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Apotek. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA JL. YOS SUDARSO NO. 27-29 PERIODE 19 30 AGUSTUS 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JALAN MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 16 JANUARI 2 FEBRUARI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE JUNI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE JUNI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 17-28 JUNI 2013 DEBIE PUSPA TARI, S. Farm 1206329455

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 9 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 9 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 12 MARET 5 APRIL 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER ANASTASIA BANGUN,

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 3 MARET-28 MARET 2014

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 3 MARET-28 MARET 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 3 MARET-28 MARET 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Benny Ismayandi,

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 86 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Subang telah dibentuk dengan Peraturan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 16 JANUARI-2 FEBRUARI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi Perusahaan Penulis dalam menyususn skripsi ini melakukan penelitian pada Kantor Suku Dinas Jakarta Barat sebagai objek penelitian yang

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH,

BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH, PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR: 15 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 NOMOR 26 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 NOMOR 26 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Perda No. 28 / 2004 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tupoksi Dinas Kesehatan dan UPT Dinas Kesehatan

Perda No. 28 / 2004 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tupoksi Dinas Kesehatan dan UPT Dinas Kesehatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 27 TAHUN 2007

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 27 TAHUN 2007 BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 27 TAHUN 2007 PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG -1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR 1 SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 5 30 MEI 2014

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 5 30 MEI 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE 5 30 MEI 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER LUCKY, S.Farm. 1306343776

Lebih terperinci

a. bahwa apotek dan pedagang eceran obat merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta;

a. bahwa apotek dan pedagang eceran obat merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta; BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DAN PEDAGANG ECERAN OBAT (TOKO OBAT) WALIKOTA BOGOR, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

Perda Kab. Belitung No. 17 Tahun

Perda Kab. Belitung No. 17 Tahun PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci