BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Layanan/ Jasa Menurut Vargo & Lusch dalam Tjiptono (2012 : 2), Service is an interactive process of doing something for someone. Diartikan bahwa layanan/ jasa merupakan proses interaksi dalam melakukan sesuatu kepada seseorang. Sama dengan halnya menurut Lovelock & Wirtz (2011 : 37), Services are economic activities offered by one party to another.. Layanan/ Jasa adalah sebuah tindakan yang ditawarkan oleh pihak satu kepada pihak lain. Menurut Gummesson dalam Tjiptono & Chandra (2011 : 17) mengungkapkan bahwa layanan/ jasa adalah Something which can be bought and sold but which you cannot drop on your feet. Sehingga dikatakan bahwa layanan merupakan hal yang dapat dipertukarkan melalui beli dan jual namun tidak dapat dirasakan secara fisik atau panca indra. Layanan/ jasa dikatakan intangible sama halnya dengan pendapat menurut Kotler dalam Tjiptono & Chandra (2011 : 17), Setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikian sesuatu. Sama hal yang diungkapkan oleh Gronroos dalam Tjiptono & Chandra (2011 : 17), Jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan/atau sumber daya fisik atau barang dan/atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan.

2 13 Menurut Tjiptono (2012 : 3), Sebagai layanan, istilah service menyiratkan segala sesuatu yang dilakukan pihak tertentu (individu maupun kelompok) kepada pihak lain (individu maupun kelompok). Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan/ jasa adalah sebagai berikut : a. Layanan/ jasa adalah sebuah aktifitas atau tindakan yang ditawarkan oleh pihak pemberi. b. Layanan/ jasa tidak berwujud sehingga tidak dapat dirasakan oleh panca indra. c. Adanya interaksi antara pihak pemberi dan pihak penerima layanan/ jasa Karakter Layanan/ Jasa Berbagai riset telah dilakukan oleh para ahli manajemen dan pemasaran jasa, layanan/ jasa memiliki empat karakter dasar yang membedakan antara layanan/ jasa dengan barang. Dalam Tjiptono (2012 : 28-46) ada disebutkan beberapa karakter layanan/ jasa yang telah diketahui kebenarannya, karakter-karakter tersebut, yaitu : a. Intangibility Layanan/ jasa berbeda dengan barang fisik. Bila barang merupakan suatu obyek yang dapat dirasakan oleh panca indera seperti dilihat atau disentuh; sedangkan layanan/ jasa merupakan suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha yang tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba oleh panca indra atau dikatakan invisible. Apabila barang dapat di hak kepemilikan, layanan/ jasa hanya dapat dikonsumsi tetapi tidak ada hak kepemilikan (non-ownership). Hasil layanan/

3 14 jasa tidak dapat dinilai oleh konsumen sebuah layanan/ jasa sebelum ia mengalami atau mengkonsumsinya sendiri. b. Inseparability Barang yang telah diproduksi, kemudian dijual dapat dikonsumsi pada waktu dan tempat yang berbeda. Berbeda dengan layanan/ jasa yang diproduksi, kemudian dijual, dan hanya dapat dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama saat itu juga. c. Heterogeneity/ Variability/ Inconsistency Layanan/ jasa bersifat sangat variabel atau heterogen, yang dimaksud adalah bentuk, cara penyampaian, kualitas, dan jenisnya sangat beraneka ragam, tergantung kepada siapa (penerima), kapan (waktu), dan di mana (tempat) layanan tersebut dihasilkan. d. Perishability Perishability berarti bahwa layanan/ jasa bersifat tidak dapat tahan lama, tidak dapat disimpan oleh konsumen untuk pemakaian ulang di waktu datang, dijual kembali oleh pemberi, atau dikembalikan. 2.2 Kualitas Layanan Definisi Kualitas Setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa harus memiliki layanan yang berkualitas. Seperti menurut Al-Rousan, M. Ramzi, Badaruddin Mohamed (2010: 886) dalam International Journal of Human and Social Sciences Vol. 13 No. 5, 2010, Quality is an equally important factor and may lead to the success of the tourism business. Diartikan bahwa kualitas adalah faktor penting dalam kesuksesan

4 15 bisnis pariwisata. Sama dengan halnya menurut Gregoire (2010 : 30), Quality is important for the financial sucess of a business as well as the satisfaction of its customer. Menurut Tjiptono & Chandra (2011 : 164), Konsep kualitas dianggap sebagai ukuran kesempurnaan sebuah produk atau jasa yang terdiri dari kualitas desain dan kualitas kesesuaian (conformance quality). Kualitas desain adalah fungsi secara spesifik sebuah produk atau jasa, kualitas kesesuaian adalah ukuran seberapa besar tingkat kesesuaian antara sebuah produk atau jasa dengan persyaratan atau spesifikasi kualitas yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud kualitas adalah apabila beberapa faktor dapat memenuhi harapan konsumen seperti pernyataan tentang kualitas oleh Goetsh dan Davis dalam Tjiptono & Chandra (2011 : 164), Kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan memenuhi atau melebihi harapan. Kualitas adalah kemampuan sebuah produk atau jasa dalam memuaskan kebutuhan dari pengguna produk atau jasa yang tidak bercacat. Seperti menurut Gregoire (2010 : 29), Quality of a product or service that bears on its ability to satisfy stated or implied needs and a product or service that is free of defects. Menurut beberapa definisi di atas dalam kata lain, kualitas adalah sebuah bentuk pengukuran terhadap suatu nilai layanan yang telah diterima oleh konsumen dan kondisi yang dinamis suatu produk atau jasa dalam memenuhi harapan.

5 Definisi Kualitas Layanan Menurut Lewis & Booms dalam Tjiptono & Chandra (2011 : 180), kualitas layanan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu terwujud sesuai harapan pelanggan. Sama seperti yang telah diungkapkan oleh Tjiptono (2012 : 157), kualitas layanan itu sendiri ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Menurut Tjiptono (2012 : 157), terdapat faktor yang mempengaruhi kualitas sebuah layanan adalah expected service (layanan yang diharapkan) dan perceived service (layanan yang diterima). Jika layanan yang diterima sesuai bahkan dapat memenuhi apa yang diharapkan maka jasa dikatakan baik atau positif. Menurut Hoffman & Bateson (2008 : 319), Service quality is an attitude formed by long-term, overall evaluation of a firm s performance. Diartikan kualitas layanan merupakan sikap yang dibentuk oleh jangka panjang, evaluasi keseluruhan kinerja perusahaan. Dari beberapa pendapat, dapat di ambil garis besar bahwa kualitas layanan adalah kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi harapan konsumen dengan memberikan layanan kepada konsumen pada saat berlangsung dan sesudah transaksi berlangsung. Berbicara tentang kualitas layanan, ada pendapat menurut Zeithaml, Berry, dan Parasuraman dalam Tjiptono & Chandra (2011 : 198) yaitu adanya lima dimensi Servqual (Service Quality), yaitu : a. Tangible (Berwujud)

6 17 Daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan, serta penampilan dari sumber daya manusia. b. Reliability (Keandalan) Kemampuan perusahaan dalam menyampaikan layanan yang dijanjikan kepada pelanggan sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun serta penyampaian layanan sesuai dengan waktu yang disepakati. c. Responsiveness (Tanggapan) Kesediaan dan kemampuan penyedia layanan dalam merespon permintaan pelanggan dan membantu para pelanggan. Penyedia layanan juga memberi informasi kepada pelanggan tentang kapan layanan akan diberikan dan memberi layanan dengan cepat d. Assurance (Jaminan) Kemampuan penyedia layanan dalam bersikap sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap penyedia layanan dan penyedia layanan dapat memberikan rasa aman kepada pelanggan. Jaminan juga dapat diartikan sebagai sikap sopan penyedia layanan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah dan menjawab pertanyaan pelanggan. e. Empathy (Empati) Penyedia layanan dapat memahami masalah para pelanggan dan bertindak untuk kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian kepada pelanggan secara personal. Selain itu, penyedia layanan memiliki jam operasional yang nyaman.

7 18 Dalam Tjiptono & Chandra (2011 : ), Kualitas layanan telah dijabarkan ke dalam dua puluh dua atribut yang telah dijadikan sebagai tabel. Tabel 2.1 Dimensi dan Atribut Model SERVQUAL No Dimensi Atribut Reliability (Realibilitas) Responsiveness (Daya Tanggap) Assurance (Jaminan) Empathy (Empati) Tangibles (Bukti Fisik) Sumber : Tjiptono & Chandra (2011 : ) 1. Menyediakan jasa sesuai yang dijanjikan 2. Dapat diandalkan dalam menangani masalah jasa pelanggan 3. Menyampaikan jasa secara benar semenjak pertama kali 4. Menyampaikan jasa sesuai dengan waktu yang dijanjikan 5. Menyimpan catatan/ dokumen tanpa kesalahan 6. Menginformasikan pelanggan tentang kepastian waktu penyampaian jasa 7. Layanan yang segera/ cepat bagi pelanggan 8. Kesediaan untuk membantu pelanggan 9. Kesiapan untuk merespon permintaan pelanggan 10. Karyawan yang menumbuhkan rasa percaya para pelanggan 11. Membuat pelanggan merasa aman sewaktu melakukan transaksi 12. Karyawan secara konsisten bersikap sopan 13. Karyawan yang mampu menjawab pertanyaan pelanggan 14. Memberikan perhatian secara individual kepada para pelanggan 15. Karyawan yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian 16. Sungguh-sungguh mengutamakan kepentingan pelanggan 17. Karyawan yang memahami kebutuhan pelanggan 18. Waktu beroperasi yang nyaman 19. Peralatan modern 20. Fasilitas yang berdaya tarik visual 21. Karyawan yang berpenampilan rapi dan profesional 22. Materi-materi berkaitan dengan jasa yang berdaya tarik visual Kualitas layanan itu sendiri dinilai oleh penerima bukanlah dari ukuran penyedia jasa seperti yang diungkapkan oleh Tjiptono & Chandra (2011 : 180), Sebagai pihak yang membeli dan mengkonsumsi jasa, pelanggan (dan bukan penyedia jasa) yang menilai tingkat kualitas jasa sebuah perusahaan.

8 Strategi Meningkatkan Kualitas Layanan Menurut Tjiptono (2012 : ), terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam meningkatkan kualitas layanan: 1. Mengidentifikasi determinan utama kualitas layanan Setiap penyedia layanan diwajibkan untuk menyampaikan layanan berkualitas terbaik kepada konsumen. Beberapa faktor yang menjadi penilaian konsumen seperti keamanan transaksi (pembayaran menggunakan kartu kredit atau debit), keamanan, ketepatan waktu, dan lain-lain. Upaya ini dilakukan untuk membangun pandangan konsumen terhadap kualitas layanan yang telah diterima. Apabila terjadi kekurangan dalam beberapa faktor tersebut, perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Sehingga akan terjadi penilaian yang lebih baik di mata pelanggan. 2. Mengelola ekspektasi pelanggan Banyak perusahaan yang berusaha menarik perhatian pelanggan dengan berbagai cara sebagai salah satunya adalah melebih-lebihkan janji sehingga itu menjadi bumerang untuk perusahaan apabila tidak dapat memenuhi apa yang telah dijanjikan. Karena semakin banyak janji yang diberikan, semakin besar pula ekspektasi pelanggan. Ada baiknya untuk lebih bijak dalam memberikan janji kepada pelanggan. 3. Mengelola bukti kualitas layanan Pengelolahan ini bertujuan untuk memperkuat penilaian pelanggan selama dan sesudah layanan disampaikan. Berbeda dengan produk yang bersifat tangible, sedangkan layanan merupakan kinerja, maka pelanggan cendrung memperhatikan seperti apa layanan yang akan diberikan dan seperti apa

9 20 layanan yang telah diterima. Sehingga dapat menciptakan persepsi tertentu terhadap penyedia layanan di mata konsumen. 4. Mendidik konsumen tentang layanan Upaya mendidik layanan kepada konsumen bertujuan untuk mewujudkan proses penyampaian dan pengkonsumsian layanan secara efektif dan efisien. Pelanggan akan dapat mengambil keputusan pembelian secara lebih baik dan memahami perannya dalam proses penyampaian layanan. Sebagai contoh : a) Penyedia layanan memberikan informasi kepada konsumen dalam melakukan sendiri layanan tertentu. Seperti mengisi formulir pendaftaran, menggunakan fasilitas teknologi (ATM, Internet banking, dan sebagainya), mengisi bensin sendiri (self-service), dan lain-lain. b) Penyedia layanan membantu konsumen dalam pemberitahuan kapan menggunakan suatu layanan secara lebih mudah dan murah, yaitu sebisa mungkin untuk menghindari periode waktu sibuk dan memanfaatkan periode di mana layanan tidak terlalu sibuk. c) Penyedia layanan menginformasikan konsumen mengenai prosedur atau cara penggunaan layanan melalui iklan, brosur, atau staff secara langsung mendampingi konsumen saat penggunaan layanan. d) Penyedia layanan meningkatkan kualitas layanan dengan cara penjelasan kepada konsumen tentang beberapa hal kebijakan yang mungkin akan mengecewakan konsumen, misalkan kenaikan harga. 5. Menumbuhkan budaya kualitas

10 21 Budaya kualitas dapat dikembangkan dalam sebuah perusahaan dengan diadakannya komitmen menyeluruh dari semua anggota organisasi dari yang teratas hingga terendah. Budaya kualitas terdiri dari filosofi, keyakinan, sikap, norma, nilai, tradisi, prosedur, dan harapan yang berkenaan dalam peningkatan kualitas. Beberapa faktor yang dapat menghambat namun dapat pula memperlancar pengembangan kualitas layanan, yaitu: a) Sumber daya manusia, sebagai contoh dalam hal penyeleksian karyawan, pelatihan karyawan, deskripsi job desk, dan sebagainya. b) Organisasi/ struktur, meliputi intergrasi atau koordinasi antar fungsi dan struktur pelaporan. c) Pengukuran (measurement), yaitu melakukan evaluasi kinerja dan keluhan serta kepuasan konsumen. d) Pendukung sistem, yaitu faktor teknologi seperti komputer, sistem, database, dan teknis. e) Layanan, meliputi pengelolahan keluhan konsumen, alat-alat manajemen, alat-alat promosi/ penjualan. f) Komunikasi internal, terdiri dari prosedur dan kebijakan dalam operasional. g) Komunikasi eksternal, yakni edukasi pelanggan, manajemen ekspektasi pelanggan, dan pembentukan citra positif perusahaan. 6. Menciptakan automating quality Otomatisasi berpotensi mengatasi masalah dalam hal kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Namun dibutuhkan perhatian dalam aspek-aspek sentuhan manusia (high touch) dan elemen-elemen yang

11 22 memerlukan otomatisasi (high tech). Keseimbangan antara kedua hal tersebut sangat dibutuhkan untuk menghasilkan kesuksesan penyampaian layanan secara efektif dan efisien. Contoh, internet banking, phone banking, dan sejenisnya. 7. Menindaklanjuti layanan Penindaklanjutan layanan diperlukan untuk memperbaiki aspek-aspek layanan yang kurang memuaskan dan mempertahankan yang sudah baik. Dalam rangka ini, perusahaan perlu melakukan survey terhadap sebagian atau seluruh konsumen mengenai layanan yang telah diterima. Sehingga perusahaan dapat mengetahui tingkat kualitas layanan perusahaan di mata konsumen. 8. Mengembangkan sistem informasi kualitas layanan Service quality information system adalah sistem yang digunakan oleh perusahaan dengan cara melakukan riset data. Data dapat berupa hasil dari masa lalu, kuantitaif dan kualitatif, internal dan eksternal, serta informasi mengenai perusahaan, pelanggan, dan pesaing. Bertujuan untuk memahami suara konsumen (consumen s voice) mengenai ekspektasi dan persepsi konsumen terhadap layanan yang diberikan perusahaan. Sehingga perusahaan dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan berdasarkan sudut pandang konsumen.

12 Faktor Mengurangi Kualitas Layanan Menurut Tjiptono (2012 : ), terdapat beberapa faktor yang dapat mengurangi kualitas layanan pada sebuah perusahaan. Sehingga perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut, yaitu: 1. Produksi dan konsumsi yang terjadi secara simultan Karakter dari jasa itu sendiri adalah inseparability, artinya jasa tersebut diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Sehingga terjadi interaksi antara penyedia jasa dan konsumen yang memungkinkan terjadi halhal berdampak negatif di mata konsumen, seperti: a) Tidak terampil dalam melayani pelanggan, b) Cara berpakaian karyawan kurang sesuai dengan konteks, c) Tutur kata karyawan kurang sopan, d) Bau badan karyawan yang mengganggu kenyamanan konsumen, e) Karyawan kurang senyum atau mimik muka yang tidak ramah. 2. Intensitas tenaga kerja yang tinggi Keterlibatan karyawan secara intensif dalam penyampaian layanan dapat pula menimbulkan dampak negatif pada kualitas, yaitu berupa tingginya variabilitas layanan yang dihasilkan. Seperti, pelatihan kurang memadai atau pelatihan tidak sesuai dengan kebutuhan, tingkat turnover karyawan yang tinggi, motivasi kerja karyawan kurang diperhatikan, dan lain-lain. 3. Dukungan terhadap pelanggan internal kurang memadai. Karyawan front-line adalah ujung tombak dalam sistem penyampaian layanan. Karyawan front-line dapat dikatakan sebagai citra perusahaan karena karyawan-karyawan tersebut memberikan kesan pertama kepada konsumen.

13 24 Agar para karyawan front-line mampu memberikan pelayanan dengan efektif, diperlukan dukungan dari perusahaan seperti, dukungan informasi (prosedur operasi), peralatan (pakaian seragam, material), maupun pelatihan keterampilan. 4. Gap komunikasi. Komunikasi merupakan faktor penting dalam menjalin hubungan antara perusahaan dengan konsumen. Bila terjadi gap komunikasi, maka konsumen memberikan penilaian negatif terhadap kualitas pelayanan. Gap-gap komunikasi tersebut dapat berupa: a) Penyedia layanan memberikan janji yang berlebihan, sehingga tidak mampu memenuhinya. b) Penyedia layanan tidak selalu memberikan informasi terbaru kepada konsumen. c) Pesan komunikasi yang disampaikan penyedia layanan tidak dipahami konsumen d) Penyedia layanan tidak memperhatikan atau menindaklanjuti keluhan atau saran konsumen. 5. Memperlakukan semua pelanggan dengan cara yang sama. Setiap konsumen memiliki karakter, emosi, keinginan yang berbeda-beda. Penyedia layanan harus memahami keunikan dan perbedaan yang ada. Sehingga tidak dapat memperlakukan semua konsumen dengan cara yang sama. Banyak kejadian di mana konsumen ingin diperlakukan secara personal dan berbeda dengan yang lain. 6. Perluasan atau pengembangan layanan secara berlebihan.

14 25 Penambahan layanan dapat berdampak baik atau bahkan mengurangi service quality pada sebuah perusahaan. Dampak baiknya adalah untuk menyempurnakan service quality menjadi lebih baik. Tetapi di sisi lain, apabila layanan baru terlampau banyak, hasil yang didapat belum tentu optimal. 7. Visi bisnis jangka pendek. Visi jangka pendek (contohnya, penghematan biaya semaksimal mungkin) dapat merusak service quality yang sedang ditujukan untuk jangka panjang. Sebagai contoh, kebijakan sebuah restoran untuk menutup sebagian cabang akan mengurangi tingkat akses bagi para pelanggan restoran tersebut. Sehingga pelanggan akan datang ke restoran yang mungkin jaraknya tidak dekat dari tempat tinggal. Sehingga dapat menimbulkan keluhan akan jarak dan persepsi negatif terhadap kualitas layanan restoran tersebut. 2.3 Loyalitas Pelanggan Definisi Pelanggan Sebelum membahas tentang loyalitas pelanggan, perlu dimengerti definisi pelanggan atau konsumen. Seperti menurut Charantimath (2011 : 451), A customer is anyone (organization) who receives and uses what an organization or individual provides. Diartikan pelanggan adalah seseoran atau organisasi yang menerima dan menggunakan apa yang disediakan oleh sebuah organisasi atau individual. Menurut Assauri (2012 : 15), Pelanggan merupakan pembeli atau konsumen yang melakukan pembelian atau mengkonsumsi kembali produk tertentu, berupa barang atau jasa semula.

15 26 Menurut Griffin (2005 : 31), Pelanggan adalah seseorang yang menjadi terbiasa untuk membeli dari anda. Sehingga berdasarkan beberapa definisi di atas, pelanggan merupakan sebutan untuk pembeli yang memutuskan mengkonsumsi produk atau jasa dan pelanggan adalah pembeli yang pernah melakukan pembelian pada sebelumnya Definisi Loyalitas Menurut Charantimath (2011 : 474), Loyalty is not simply repeated buying. Loyalty includes future purchase intentions, price sensitivity, and referral behavior (positive word of mouth). Dapat diartikan, loyalitas tidak hanya berupa pembelian ulang. Loyalitas juga termasuk memiliki niat untuk pembelian di masa depan, sensitivitas harga, dan perilaku seperti melakukan pembicaraan positif dari mulut ke mulut. Menurut Jasfar (2011 : 48), Loyalitas adalah sebagai salah satu bentuk dari sikap seperti behavioral intention dan propensity, dan ada pula yang menyebutkan sebagai repurchase behavior Definisi Loyalitas Pelanggan Menurut Hoffman & Bateson (2008 : 377), Customer loyalty is reflects an emotional attachment as well as a business attachment to the service firm. Diartikan Loyalitas pelanggan mencerminkan ikatan emosional serta keterikatan pada perusahaan jasa. Menurut Charantimath (2011 : 475), Customer loyalty is a process, a programme, or a group programmes geared toward keeping a client happy so he or

16 27 she will provide more business. Diartikan loyalitas pelanggan adalah sebuah proses, program, atau grup program yang menjaga klien senang sehingga ia akan memberikan banyak bisnis. Loyalitas pelanggan menurut Lu Ting Pong dan Tang Pui Yee dalam Jasfar (2011 : 163) adalah, The willingness of customer to consistenly repatronize the same service provider/ service company. Diartikan ketersediaan pelanggan secara konsisten dalam melakukan pembelian ulang jasa di perusahaan yang sama. Menurut Griffin (2005: 31-34), terdapat empat karakter pelanggan yang loyal, yaitu: 1. Melakukan pembelian ulang secara teratur (Repeat Purchase) Pelanggan melakukan pembelian ulang terhadap suatu produk atau jasa sebanyak dua kali atau lebih pada satu perusahaan yang sama. 2. Membeli di luar lini produk atau jasa (Paymore) Melakukan pembelian terhadap semua apa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan yang sama. Hubungan dengan pelanggan sejenis ini akan berlangsung lama dan membuat mereka tidak terpengaruh dengan pesaing. 3. Merekomendasikan produk atau jasa (Advocate) Setelah melakukan pembelian ulang secara teratur, pelanggan yang loyal akan merekomendasikan produk atau jasa perusahaan tersebut kepada orang lain. 4. Menunjukan kekebalan dari daya tarik produk atau jasa sejenis dari pesaing (Retention)

17 28 Pelanggan yang loyal tidak akan mudah terpengaruh terhadap penawaran produk atau jasa dari perusahaan pesaing meskipun produk atau jasa tersebut sejenis. Berdasarkan beberapa definisi, loyalitas pelanggan adalah sebuah sikap kesetiaan terhadap suatu produk atau layanan pada perusahaan yang sama dikarenakan pengalaman lalu yang telah dialami. Selain itu loyalitas dikatakan adalah bentuk sikap penggunaan secara berulang Keuntungan Loyalitas Pelanggan Menurut Aryani & Rosinta (2010 : 1) dalam Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol 17, No. 2, Mei-Agus 2010 Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan adalah loyalitas pelanggan tidak hanya meningkatkan nilai bisnis, tetapi juga dapat menarik pelanggan baru. Menurut Assauri (2012 : 16), beberapa manfaat yang didapatkan dari loyalitas pelanggan, yaitu: a. Konsumen akan secara langsung terkonsentrasi dalam pembelian, konsumen tahu apa yang akan dibeli dan apa yang dibutuhkan. Sehingga volume pasar yang besar dapat tetap terjaga. b. Terpeliharanya word of mouth dan rujukan pelanggan atau customer referrals yang didasari oleh konsumen loyal akan ditujukan kepada calon konsumen lain c. Terdapatnya kemungkinan pelanggan melakukan pembayaran dengan harga premium untuk suatu hal yang mereka terima berdasarkan value atau nilai.

18 29 Sehingga dapat dikatakan bahwa loyalitas pelanggan sangat penting dalam kelangsungan suatu perusahaan. Sehingga menjaga loyalitas pelanggan hal utama dan merupakan aset yang mahal karena kostumer yang loyal menjadi senjata perusahaan untuk tetap bertahan dalam dunia persaingan. Beberapa keuntungan yang didapat apabila perusahaan telah memiliki loyalitas konsumen. Karena konsumen tersebut akan melakukan sejumlah tindakan, yaitu antara lain: a. Membeli lebih b. Pendukung yang tidak memerlukan biaya besar c. Melakukan rekomendasi kepada kerabat d. Membayar harga yang lebih tinggi Jenis-jenis Loyalitas Jenis-jenis loyalitas pelanggan menurut Griffin (2005 : 22-24) terdiri dari 4 (empat ) jenis yaitu : Tabel Empat Jenis Loyalitas Pembelian Berulang Tinggi Rendah Tinggi Loyalitas Premium Loyalitas Tersembunyi Keterikatan Relatif Rendah Loyalitas yang lemah Tanpa Loyalitas Sumber : Griffin (2005:22) a. Tanpa Loyalitas (No Loyalty) Ada alasan-alasan tertentu, pelanggan tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk/jasa. Keterikatannya pelanggan yang rendah disertai dengan

19 30 singkatnya pembelian berulang rendah menunjukan ketidak adaan loyalitas secara spesifik sehingga perusahaan sebaiknya tidak berharap lebih pada pembeli jenis ini karena mereka tidak akan pernah menjadi pelanggan yang loyal, mereka hanya menambah sedikit keuangan perusahaannya. b. Loyalitas Yang Lemah (Inertia Loyalty) Keterikatan yang rendah disertai pembelian berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia loyalty). Pelanggan membeli karena merasa sudah terbiasa. Pembeli memiliki tingkat kepuasan tertentu dengan apa yang ditawarkan oleh perusahaan atau minimal tiada ketidakpuasan yang nyata. Pembeli ini rentan beralih ke pesaing yang memiliki keunggulan lebih atau manfaat yang jelas. Sehingga perusahaan harus mengubah jenis loyalitas lemah menjadi bentuk loyalitas yang lebih tinggi dengan melakukan pendekatan pelanggan dan meningkatkan perbedaan positif di mata pelanggan mengenai produk dan jasa. c. Loyalitas Tersembunyi (Latent Loyality) Tingkat preferensi yang lebih tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang yang rendah merupakan loyalitas tersembunyi, dipengaruhi oleh situasi pelanggan bukan pengaruh sikap yang menentukan pembelian berulang. Apabila memahami faktor sikap berkontribusi pada loyalitas tersembunyi, perusahaan akan menggunakan strategi untuk mengatasinya. d. Loyalitas Premium (Premium Loyalty) Jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi bila tingkat keterikatan yang tinggi disertai tingkat pembelian berulang yang tinggi. Loyalitas

20 31 Premium merupakan jenis loyalitas yang disukai untuk semua pelanggan disetiap perusahaan. Pada tingkat preferensi paling tinggi tersebut, orang merasa bangga dikarenakan telah menemukan dan menggunakan produk tertentu dan senang membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga. Sedangkan menurut Wijayanti (2012 : ), loyalitas konsumen dapat terbagi beberapa tingkatan, yaitu: Konsumen loyal (entrenched) adalah konsumen tidak akan berpaling atau terpengaruh ke produk/ jasa lain. Konsumen normal (average) adalah konsumen yang memiliki loyalitas cukup tinggi, tetapi masih ada kemungkinan berpindah ke produk/ jasa lain. Konsumen setengah loyal (shallow) adalah konsumen memiliki loyalitas namun hanya setengah loyal, setengahnya lagi mempunyai sikap switcher. Konsumen tidak loyal (covertible) adalah konsumen yang tidak memiliki pindirian sehingga akan selalu berpidah produk/jasa. 2.4 Pengaruh Kualitas Layanan Dengan Loyalitas Pelanggan Disini penulis akan menggambarkan pengaruh antar variable berdasarkan jurnal-jurnal yang ada, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan Ritha F. Dalimunthe, Heldy B.Z., dan Puti Puspita Yean dalam Jurnal Manajemen Bisnis Vol. 1 No. 1 Januari 2008 Analisis Persepsi Pasien Partikulir Tentang Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkat Loyalitas Di Ruang Rawat Inap RS Islam Malahayati Medan Tahun 2007 adalah penelitian ini

21 32 menemukan bahwa ada pengaruh antar kualitas pelayanan terhadap loyalitas pasien. Dimensi kualitas pelayanan yang paling dominan dalam penelitian ini adalah empathy. 2. Berdasarkan Rita dalam Binus Business Review Vol. 2 No. 1 Mei 2011 Analisis Pengaruh Dimensi Kualitas Jasa Pada Loyalitas Pelanggan adalah penelitian ini menemukan bahwa 5 dimensi kualitas pelayanan tersebut mempengaruhi loyalitas pelanggan pada bisnis terutama dimensi tangible. 3. Berdasarkan Winarti Setyorini dalam Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 1 Februari 2011 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Hotel Mahkota Di Pangkalan Bun adalah terdapat hubungan yang kuat antara dimensi kualitas layanan dengan loyalitas pelanggan. Hasil dari penelitian dimensi yang paling berpengaruh adalah reliability dan empathy. 4. Berdasarkan Al-Rousan, M. Ramzi, Badaruddin Mohamed dalam International Journal of Human and Social Sciences Vol. 13 No. 5, 2010 Customer Loyalty and the Impacts of Service Quality: The Case of Five Star Hotels in Jordan adalah hasil dari penelitian pada dimensi service quality seperti empathy, reliability, responsiveness dan tangibility secara signifikan memprediksikan loyalitas pelanggan. Dalam hal ini, dimensi tangible lebih berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. 5. Berdasarkan S. Dhandabani, PhD, Assistant Professor, S.S.T College, Coimbatore, T.N,India dalam International Journal of Management & Strategy Vol.1 No.1 July-Dec.2010 Linkage Between Service Quality And Customers Loyalty In Commercial Banks adalah kualitas layanan memiliki dampak langsung yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Dalam hal

22 33 ini, dimensi Reliability, Responsiveness, Knowledge dan Recovery, dan Tangibles mempengaruhi loyalitas pelanggan. 6. Berdasarkan Lee, Ming-Shing; Hsiao, Huey-Der; Yang, Ming-Fen dalam Jurnal International Journal of Organizational Innovation (Online) Vol. 3 No. 2 9 Maret 2013 The Study Of The Relationships Among Experiential Marketing, Service Quality, Customer Satisfaction and Customer Loyalty dari Proquest adalah kualitas layanan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. 7. Berdasarkan Lo Liang Kheng; Osman Mahamad, Professor; T. Ramayah, Associate Professor; Rahim Mosahab, PhD Candidate dalam Jurnal International Journal of Marketing Studies Vol. 2, No. 2; November 2010 The Impact of Service Quality on Customer Loyalty: A Study of Banks in Penang, Malaysia adalah melakukan peningkatan pada kualitas layanan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. Dimensi kualitas layanan yang mempengaruhi secara signifikan yaitu reliability, empathy, and assurance.

23 Kerangka Pemikiran Menurut Sugiyono (2009 : 88), kerangka pemikiran merupakan paduan tentang hubungan antar variabel yang disusun. Penulis menggambarkan kerangka pemikiran antara variabel kualitas layanan dan variabel loyalitas pelanggan seperti pada Gambar 2.1 di bawah ini. Kualitas Layanan (X): 1. Realibility 2. Assurance 3. Tangible 4. Empathy Loyalitas Pelanggan (Y) : 1. Repeat Purchase 2. Paymore 3. Advocate 4. Retention 5. Responsiveness Sumber: Penulis, 2013 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Tjiptono & Chandra (2011 : 164), Konsep kualitas dianggap

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Tjiptono & Chandra (2011 : 164), Konsep kualitas dianggap 12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Menurut Tjiptono & Chandra (2011 : 164), Konsep kualitas dianggap sebagai ukuran kesempurnaan sebuah produk atau jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pemasaran Pengertian pemasaran secara konseptual kerap mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Berikut disajikan definisi pemasaran awal versi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Jasa Dunia usaha yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari dapat berkaitan dengan industri jasa dimana pada setiap tahunnya mengalami kemajuan yang cukup pesat seiring

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Jasa Keunggulan suatu jasa akan sangat ditentukan oleh kualitas, keunikan dan manfaat yang diberikan oleh jasa tersebut, apakah sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Service menurut Gronroos (1990). A SERVICE IS AN ACTIVITY OR SERIES OF ACTIVITY OF MORE OR LESS INTANGIBLE

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Service menurut Gronroos (1990). A SERVICE IS AN ACTIVITY OR SERIES OF ACTIVITY OF MORE OR LESS INTANGIBLE BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Service (jasa) Pengertian Service menurut Gronroos (1990). A SERVICE IS AN ACTIVITY OR SERIES OF ACTIVITY OF MORE OR LESS INTANGIBLE NATURE THAT NORMALLY, BUT NOT NECESSARILY,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Service Quality (Kualitas Pelayanan) 2.1.1.1 Pengertian Quality (Kualitas) Menurut Yamit (2004) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang maksimal. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti, dikarenakan begitu kayanya alam Indonesia dengan keindahan yang tiada habisnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Jasa Kualitas jasa merupakan isu strategik bagi setiap organisasi pemasaran, terlepas dari bentuk produk yang dihasilkan. Kualitas menurut ISO 9000 adalah derajat atau

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelayanan 2.1.1 Pengertian Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap tindakan atas kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI JP BISTRO RESTORAN, HOTEL ARYADUTA JAKARTA

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI JP BISTRO RESTORAN, HOTEL ARYADUTA JAKARTA PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI JP BISTRO RESTORAN, HOTEL ARYADUTA JAKARTA SYLVIA KURNIA Binus University, Jalan Kebon Jeruk Raya No. 27. Kebon Jeruk Jakarta Barat, Fax : (+62

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempengaruhi segala aspek perusahaan. Tanpa pemasaran tidak ada satupun

BAB II LANDASAN TEORI. mempengaruhi segala aspek perusahaan. Tanpa pemasaran tidak ada satupun 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan suatu fungsi yang luas dan dalam, yang mempengaruhi segala aspek perusahaan. Tanpa pemasaran tidak ada satupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling bersaing satu sama lain dalam merebut simpati pelanggannya. Di sisi lain, kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Pelanggan Produk dan layanan yang berkualitas berperan penting dalam membentuk kepuasan konsumen, selain itu juga erat kaitannya dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut William J. Stanton dalam Swastha (2008), menyatakan bahwa Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Jasa Kotler mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Banyaknya persaingan dalam dunia usaha baik industri barang atau jasa menyebabkan perusahaan menentukan strategi pemasaran yang dapat memberikan kepuasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jasa Banyak ahli yang telah mendefinisikan pengertian jasa sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing, diantaranya: Definisi jasa menurut Kotler dan Keller

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

BAB II LANDASAN TEORI. pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan suatu tingkat kesempurnaan yang diharapkan dan pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. (Wyckof dalam Tjiptono,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelanggan Pelanggan adalah orang yang menjadi pembeli produk yang telah dibuat dan dipasarkan oleh sebuah perusahaan, dimana orang ini bukan hanya sekali membeli produk

Lebih terperinci

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan adalah keunggulan yang di harapkan dan mengendalikan atas tingkat keunggulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Daryanto (2011:1), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kolompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Rahmi, 2012:1 ) (Rahman, 2005:1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Rahmi, 2012:1 ) (Rahman, 2005:1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam situasi perekonomian yang semakin meningkat, perusahaanperusahaan berupaya untuk menunjukan kemampuan dan kualitas diri diantara para pesaingnya. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Pengertian Jasa Jasa merupakan salah satu sektor perekonomian yang saat ini semakin pesat peningkatannya. Peningkatan pertumbuhan dalam industri jasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna. Beberapa definisi yang kerap kali dijumpai antara lain : kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan, pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jasa Banyak definisi mengenai jasa itu sendiri dan mempunyai banyak arti menurut orang-orang yang telah menggunakan jasa. Sampai sekarang ini banyak pakar-pakar marketing

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Brand image Konsumen merupakan pusat perhatian dalam dunia pemasaran. Maka dari itu perlu dipelajari apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen pada saat ini. Dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kualitas Pelayanan A. Pengertian Kualitas Faktor utama yang menentukan kinerja suatu perusahaan adalah kualitas barang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Hospitality Hospitality merupakan proses hubungan antara guest dan host, yaitu tindakan atau kebiasaan yang hospitable dimana penyambutan atau jamuan terhadap guests,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Goetsch & Davis dalam Tjiptono & Chandra (2011:164) bahwa

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Goetsch & Davis dalam Tjiptono & Chandra (2011:164) bahwa 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kualitas Menurut Goetsch & Davis dalam Tjiptono & Chandra (2011:164) bahwa Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang memiliki hubungan dengan produk, jasa, sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran 2.1.1 Definisi Manajemen Pemasaran Menurut Daryanto (2011:1), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Acuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kazi Omar Siddiq dengan judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Acuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kazi Omar Siddiq dengan judul BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Kazi Omar Siddiq 2011 Acuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kazi Omar Siddiq dengan judul Interrelations between Service Quality Attributes,

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah : 12 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah : Pemasaran adalah suatu proses sosial dengan nama individu dan kelompok mendapatkan apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini dilakukan oleh: Nurmaya Sari (2009). Nurmaya Sari (2009) mengkaji Kepuasan Mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maraknya persaingan bisnis baik di pasar domestik maupun di pasar nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Menurut Goetsh dan Davis (dalam Tjiptono, 2002:51) Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemasaran Salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam upaya meningkatkan penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Dalam kehidupan sehari-hari ada sebuah proses dimana saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan

Lebih terperinci

A. Penelitian Terdahulu

A. Penelitian Terdahulu BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Siregar (2008) judul skripsi Analisis Persepsi Kualitas Produk Simpati Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan sebuah investasi yang tak ternilai harganya. Pada saat ini begitu banyaknya berdiri rumah sakit-rumah sakit maupun tempat perawatan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. perusahaan. Hal ini dikarenakan stiap manusia memiliki sifat, akal, perasaan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. perusahaan. Hal ini dikarenakan stiap manusia memiliki sifat, akal, perasaan, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Kulitas Layanan Kualitas Layanan merupakan salah satu sumber yang penting dalam suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan). BAB II LANDASAN TEORI A. Jasa Jasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain menjadi ikon makanan murah dan tempat pariwisata, Bandung juga

BAB I PENDAHULUAN. Selain menjadi ikon makanan murah dan tempat pariwisata, Bandung juga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selain menjadi ikon makanan murah dan tempat pariwisata, Bandung juga terkenal akan produk sepatu. Cibaduyut merupakan salah satu sentra industri sepatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sebuah bentuk kontak dengan pelanggannya, mulai dari pengiklanan hingga

BAB II LANDASAN TEORI. sebuah bentuk kontak dengan pelanggannya, mulai dari pengiklanan hingga 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Jasa Menurut Christoper Lovelock & Lauren K Wright pemasaran jasa adalah bagian dari system jasa keseluruhan dimana perusahaan tersebut memiliki sebuah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Di Indonesia perkembangan usaha sektor jasa berlangsung cukup pesat, meskipun keadaan perekonomian di Indonesia sedang mengalami masa yang cukup sulit pada saat sekarang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pasar dan Pemasaran Sebelum memahami apa yang disebut sebagai manajemen pemasaran, kita harus lebih dahulu mengetahui definisi dari kata pasar terlebih dahulu. Secara tradisional,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada

BAB II KERANGKA TEORI. Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Functional Benefit 2.1.1 Pengertian Functional Benefit Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada konsumen berkaitan dengan manfaat produk dan mewakilinya

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa pelanggan adalah seseorang yang beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Produk Menurut Philip Kotler (2002:407) definisi produk adalah: A product is anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh (Zeithaml, 1988:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak dan pada dasarnya tidak terwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa. yang ditawarkan dan alasan yang mendasarinya.

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa. yang ditawarkan dan alasan yang mendasarinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan, setiap perusahaan saling berpacu untuk memperluas pasar. Harapan dari adanya perluasan pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Jasa Pemasaran jasa merupakan disiplin ilmu yang masih relatif baru. Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk memperoleh laba yang besar dan terus meningkat dalam usahanya. Salah satu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artikel dalam Majalah Marketing yang menyatakan "seperti sudah diramalkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. artikel dalam Majalah Marketing yang menyatakan seperti sudah diramalkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, fungsi pemasaran dalam suatu perusahaan merupakan hal yang sangat mendasar dan penting untuk dipahami oleh setiap perusahaan. Salah satu artikel dalam Majalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu ini dipaparkan untuk menjadi sebuah refrensi dan perbandingan untuk penelitian ini, dimana penjelasannya adalah sebagai berikut: Tabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan konsumen. Seperti yang diungkapkan oleh Boyld, dkk. (2000:4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan konsumen. Seperti yang diungkapkan oleh Boyld, dkk. (2000:4) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan yang menghubungkan antara perusahaan dengan konsumen. Seperti yang diungkapkan oleh Boyld, dkk. (2000:4)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Menurut Kotler dan Keller (2009: p386) jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain, yang pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah analis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Karakteristik Jasa Jasa mempunyai banyak arti, mulai pelayanan personal (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Anjar Rahmulyono (2008) dalam penelitiannya yang menguji pengaruh tingkat kualitas pelayanan jasa terhadap kepuasan pasien dengan membagi variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penumpang Pada Travel Rosalia Indah Malang, alat analisis data dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penumpang Pada Travel Rosalia Indah Malang, alat analisis data dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Istiqomah (2006) dengan judul: Pengaruh Service Quality Terhadap Kepuasan Penumpang Pada Travel Rosalia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Kurniasari (2013:17) Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Jasa merupakan pemberian kinerja atau tindakan tidak kasat mata yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Jasa merupakan pemberian kinerja atau tindakan tidak kasat mata yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Jasa merupakan pemberian kinerja atau tindakan tidak kasat mata yang diberikan dari satu pihak ke pihak yang lainnya. Definisi jasa banyak diungkapkan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK ABSTRAK Jimmy Email: jimmymannuel@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Service

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Brech, pemasaran adalah proses menentukan permintaan konsumen atas sebuah produk atau jasa, memotivasi penjualan produk atau jasa tersebut dan mendistribusikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikaitkan dengan perilaku (behavior) daripada sikap. Bila seseorang merupakan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikaitkan dengan perilaku (behavior) daripada sikap. Bila seseorang merupakan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Loyalitas Pelanggan 2.1.1 Pengertian Loyalitas Pelanggan Menurut Kotler (2005:18), menyebutkan bahwa loyalitas pelanggan adalah suatu pembelian ulang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen Menurut Dewi (2013:1), konsumen adalah seseorang yang menggunakan produk dan atau jasa yang dipasarkan. Sedangkan kepuasan konsumen adalah sejauh mana harapan

Lebih terperinci

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kondisi persaingan bisnis yang semakin meningkat intensitasnya, kunci keberhasilan suatu perusahaan untuk tetap hidup dan berkembang sangat tergantung pada

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY Dwi Novirani 1), Hendang Setyo R 2), Ali Muchtar 3) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Dewasa ini pemasaran telah berkembang demikian pesatnya dan telah menjadi ujung tombak bagi setiap perusahaan dalam mencapai tujuan. Hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan setiap manusia, terdapat beberapa moment khusus yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan setiap manusia, terdapat beberapa moment khusus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan setiap manusia, terdapat beberapa moment khusus yang dirasakan memiliki arti dan makna mendalam, sehingga manusia menggelar acara acara untuk merayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perubahan teknologi informasi berlangsung dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perubahan teknologi informasi berlangsung dan berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perubahan teknologi informasi berlangsung dan berkembang secara cepat, sehingga pengelolaan informasi akan lebih mudah diolah dan disalurkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia. menyebabkan industri perbankan menghadapi berbagai permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia. menyebabkan industri perbankan menghadapi berbagai permasalahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia menyebabkan industri perbankan menghadapi berbagai permasalahan. Masalah tersebut menyebabkan hampir

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kualitas layanan (Stemvelt 2004) menyatakan bahwa konsep kualitas layanan adalah suatu persepsi tentang revolusi kualitas secara menyeluruh yang terpikirkan dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak didefenisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2012:5) pemasaran adalah proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2012:5) pemasaran adalah proses BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran 2.1.1 Pengertian Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2012:5) pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok medapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Pelayanan Menurut Moenir (2010) pelayanan didefinisikan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Penelitian Yongju Jeong dan Yongsung Lee (2010) yang berjudul A study on the customer satisfaction and customer loyalty of furniture

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Layanan Pengertian kualitas pelayanan menurut (Supranto)(2006) adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Kemudian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian menurut metode, penulis menggunakan penelitian survey. Menurut Siregar (2013 : 10), Penelitian survey adalah penelitian yang tidak melakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. memuaskan kebutuhan keinginan dan harapan pelanggan. Pada

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. memuaskan kebutuhan keinginan dan harapan pelanggan. Pada 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kualitas Perusahaan dewasa ini menyadari bahwa produk atau jasa yang paling baik dan paling kuat di dunia tidak dianggap ideal jika tidak dapat

Lebih terperinci

Pertemuan 12 STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN

Pertemuan 12 STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN Pertemuan 12 STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN I. KONSEP KEPUASAN PELANGGAN Ada beberapa pakar yang memberikan definisi mengenai kepuasan/ketidakpuasan pelanggan. Fandy Tjiptono (2000:24) 1. Day menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (brand) Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas terus bergulir dan sulit untuk dihindari. Terlebih di era

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas terus bergulir dan sulit untuk dihindari. Terlebih di era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan bebas terus bergulir dan sulit untuk dihindari. Terlebih di era kecanggihan informasi dan teknologi seperti sekarang ini, apapun bisa di perjual belikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era pasar bebas saat ini, persaingan dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan usahanya. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan setiap manusia, terdapat moment-moment khusus yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan setiap manusia, terdapat moment-moment khusus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan setiap manusia, terdapat moment-moment khusus yang dirasakan memiliki arti dan makna mendalam, sehingga manusia menggelar acara acara untuk merayakan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORITIS

BAB 2 URAIAN TEORITIS BAB 2 URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penulis melihat penelitian terdahulu dari penelitian yang dilakukan oleh Monarita (2006) Pengaruh persepsi kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan harapan pelanggan (Kotler, 2000). Sedangkan kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan harapan pelanggan (Kotler, 2000). Sedangkan kepuasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pelanggan A.1 Definisi Kepuasan Pelanggan kepuasan secara umum dapat didefinisikan sebagai perasaan seseorang mengenai kesenangan atau kepuasan atau hasil yang mengecewakan

Lebih terperinci