Kata kunci: LKS, siklus belajar 5E, konstruktivistik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci: LKS, siklus belajar 5E, konstruktivistik"

Transkripsi

1 1 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR 5E BERBASIS KONSTRUKTIVISTIK PADA MATERI SISTEM SIRKULASI MANUSIA UNTUK KELAS XI SMA Nurina, Masjhudi, dan Amy Tenzer Universitas Negeri Malang Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS model siklus belajar 5E berbasis konstruktivistik pada materi sistem sirkulasi manusia. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan untuk menghasilkan LKS materi sistem sirkulasi manusia yang berbasis konstruktivisme dengan model siklus belajar (learning cycle) lima tahap (engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation). Model pengembangan yang digunakan merujuk pada model 4-D, yaitu: Define, Design, Develop, dan Disseminate Instrumen pengumpulan data berupa angket: (1) validasi ahli pengembangan (dosen), ahli materi (dosen), dan ahli pengguna lapangan (guru), (2) penilaian keterlaksanaan penggunaan LKS, (3) keterbacaan LKS oleh siswa, (4) afektif siswa, lembar observasi penilaian psikomotor, dan soal uji kompetensi kognitif. LKS hasil pengembangan telah divalidasi dengan hasil validasi dari ahli pengembangan dan ahli pengguna lapangan mendapatkan rata-rata persentase 98,75% dengan kriteria valid; dari ahli materi mendapatkan rata-rata persentase 96,43% dengan kriteria valid. Setelah divalidasi, LKS diujicoba pada skala terbatas, yaitu pada kelas XI IPA 3 SMA Negeri 7 Malang. Rerata persentase hasil penilaian keterlaksanaan penggunaan LKS adalah 90,4%. Hasil uji keterbacaan LKS oleh siswa, mendapatkan rerata persentase 87,9 %. Berdasarkan hasil uji coba skala terbatas, rerata nilai kognitif siswa adalah 81,54; rerata nilai psikomotor siswa adalah 87,97 dengan kriteria sangat baik; rerata nilai afektif siswa adalah 83,21 dengan kriteria sangat tinggi. LKS materi sistem sirkulasi manusia yang telah dikembangkan layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar yang menunjang pembelajaran Biologi di SMA. Kata kunci: LKS, siklus belajar 5E, konstruktivistik Pemerintah telah menghendaki terjadinya perubahan dalam bidang pendidikan, yaitu dari pembelajaran teacher centered menuju student centered (Nurhadi dkk, 2004). Student centered mengandung arti bahwa peran guru sebagai fasilitator dan keaktifan belajar di dalam kelas lebih didominasi oleh siswa. Siswa dituntut untuk aktif dalam membangun atau mengkonstruk pengetahuan dari pengalaman-pengalaman yang telah dialaminya sesuai dengan paham konstruktivisme. Teori belajar konstruktivis dapat diterapkan melalui model pembelajaran siklus belajar 5E. Model siklus belajar tersebut merupakan suatu struktur pembelajaran yang terdiri dari lima tahap yaitu tahap engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di SMAN 7 Malang, LKS yang digunakan terutama untuk pelajaran Biologi adalah LKS yang dikeluarkan oleh penerbit yang

2 2 hanya berisi tentang uraian materi dan soal-soal sehingga siswa belum bisa menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari. LKS yang digunakan oleh siswa hanya berisi ringkasan materi dan pertanyaan-pertanyaan yang belum menuntut siswa untuk berpikir sistematis. Dari hasil wawancara dengan guru Biologi, diperoleh informasi bahwa siswa masih merasa kesulitan dalam mengaitkan materi yang dipelajari di sekolah dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari siswa khususnya untuk materi sistem sirkulasi manusia. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, maka diperlukan LKS untuk materi sistem sirkulasi manusia yang terstruktur dan mudah dipahami oleh siswa, sehingga siswa mampu mengaitkan materi yang dipelajari di sekolah dengan fenomena yang terjadi pada kehidupan sehari-hari siswa. Materi sistem sirkulasi manusia merupakan materi yang cukup menarik untuk dipelajari karena materi ini berhubungan langsung dengan kehidupan manusia, namun sebagian yang dibahas dalam materi ini cukup sulit untuk dipahami karena bagi sebagian siswa materi tersebut mengandung banyak unsur mengingat atau menghafal. Melalui LKS yang berorientasi pada siklus belajar 5 tahap yang berbasis konstruktivisme diharapkan siswa akan lebih mudah dalam memahami materi. Siswa dituntut untuk belajar secara aktif dan mandiri dalam membangun konsep melalui model siklus belajar ini. Penggunaan LKS yang berorientasi pada siklus belajar diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik METODE Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan untuk menghasilkan LKS materi sistem sirkulasi manusia yang berbasis konstruktivisme dengan model siklus belajar (learning cycle) lima tahap (engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation). Model pengembangan yang digunakan merujuk pada model 4-D (Thiagarajan, dkk 1974), yaitu: Define, Design, Develop, dan Disseminate. Tahap Define (analisis situasi awal), meliputi: analisis SK dan KD, dan indikator kompetensi, kondisi siswa, kondisi sekolah, teori dan filosofi pembelajaran, konteks kurikulum, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), isu-isu saat ini, refleksi siswa, dan refleksi guru (Soewono, 2011). Pada tahap Design, dilakukan penyusunan RPP yang bertujuan untuk menyediakan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan dalam menerapkan LKS yang telah dikembangkan. Pengembangan RPP didasarkan pada SK dan KD yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran menggunakan bahan ajar berupa LKS. Tahap Develop terdiri dari: 1) tahap pengembangan dan penyusunan LKS yang meliputi 4 kegiatan yaitu: pengumpulan pustaka, pembuatan peta konsep, pengembangan Isi pembelajaran, dan penulisan LKS, 2) tahap validasi yang bertujuan untuk menguji tingkat validitas dan keefektifan LKS yang telah dihasilkan. asi LKS dilakukan oleh ahli materi, ahli pendidikan, dan ahli pengguna lapangan, 3) tahap revisi I yang dilakukan setelah LKS divalidasi oleh validator sebelum dilakukan uji coba kepada siswa, 4) tahap uji coba hasil pengembangan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk pertimbangan dalam menetapkan kelayakan LKS dalam pembelajaran biologi di SMA kelas XI. Uji coba dilakukan di SMAN 7 Malang dengan subjek uji coba yaitu kelas XI IPA 3 tahun ajaran 2012/2013. Proses uji coba dilakukan melalui kegiatan pembelajaran secara langsung, yaitu sebanyak 5 kali pertemuan (10 jam pelajaran), dengan alokasi waktu 45 menit setiap jam pelajaran, 5) tahap revisi dan produk akhir

3 3 pengembangan yang merupakan tahap akhir dalam tahap pengembangan LKS. Tahap revisi ini bertujuan untuk menghasilkan LKS yang memenuhi SK, KD, dan Indikator kompetensi yang telah dirumuskan. Sedangkan untuk tahap Disseminate (penyebaran LKS secara luas) tidak dilakukan karena memberi kesempatan supaya diteruskan oleh peneliti lain. Data yang diperoleh dari pengembangan LKS ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa skor jawaban angket penilaian dari validator, angket keterlaksanaan penggunaan LKS dalam pembelajaran oleh observer, angket uji keterbacaan LKS oleh siswa, lembar observasi untuk penilaian psikomotor, angket afektif siswa, serta nilai hasil uji kompetensi siswa setelah uji coba LKS, sedangkan data kualitatif berupa tanggapan dan saran yang diberikan oleh validator. Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam pengembangan LKS ini adalah angket validasi yang terdiri dari angket validasi LKS oleh dosen ahli pendidikan, ahli materi, dan guru sebagai ahli pengguna lapangan, angket penilaian keterlaksanaan uji coba LKS, angket keterbacaan LKS oleh siswa, lembar observasi penilaian psikomotor, dan angket afektif siswa. Produk LKS diujicobakan kepada siswa sehingga didapatkan hasil nilai dari mengerjakan LKS dan deskripsi keterlaksanaan uji coba LKS. Data diperoleh dari hasil penilaian angket validasi LKS oleh validator, data uji keterbacaan LKS oleh siswa, data checklist pada lembar penilaian keterlaksanaan penggunaan LKS, data hasil belajar (kognitif, psikomotor, dan afektif) siswa dianalisis secara kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif berupa skor angket penilaian validator dan angket uji keterbacaan LKS oleh siswa adalah dengan menghitung persentase jawaban. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut. x P xi x% Keterangan: P = Persentase Σx = Jumlah jawaban responden dalam 1 item Σxi = Jumlah nilai ideal dalam item Untuk data keterlaksanaan penggunaan LKS, deskripsi keterlaksanaan penggunaan LKS dianalisis berdasarkan keterlaksanaan setiap tahapan belajar siswa di dalam LKS untuk dikerjakan oleh siswa. Lembar penilaian keterlaksanaan penggunaan LKS dianalisis secara kuantitatif. Sedangkan untuk data hasil belajar kognitif, data yang dianalisis berupa skor jawaban benar pada uji kompetensi yang hasilnya diubah dalam bentuk persentase seperti pada rumus berikut ini. X % Untuk hasil belajar psikomotor, diukur menggunakan lembar observasi penilaian psikomotorik. Pengukuran ranah psikomotor menggunakan lembar observasi penilaian psikomotor siswa dengan skala Likert. Ketercapaian hasil belajar afektif siswa dalam pembelajaran diukur dengan menggunakan angket afektif siswa dengan hasil pengukuran berupa skor atau angka. Hasil belajar psikomotor dan afektif siswa di cari dengan seperti pada rumus berikut. X %

4 HASIL Hasil pengembangan terdiri dari 3 tahapan, yaitu Define, Design, dan Develop. Tahap Define: 1) Analisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator Kompetensi, SK dan KD yang dipilih disesuaikan dengan tahun ajaran pada waktu pengembangan dan uji coba produk, yaitu untuk SMA kelas XI program IPA semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. SK yang dipilih adalah SK 3 mata pelajaran biologi untuk SMA kelas XI, yaitu menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/gangguan yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas. KD yang dipilih adalah KD 3.2 yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/gangguan yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah. Mengacu pada tuntutan KD 3.2 tersebut, ranah kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa adalah: a) kognitif, meliputi kemampuan memahami struktur, fungsi, dan proses serta kelainan atau gangguan pada sistem peredaran darah, kemampuan memahami struktur, fungsi, dan proses serta kelainan atau gangguan pada sistem limfatik, b) afektif, meliputi sikap kerjasama dalam kelompok, percaya diri, komunikatif, jujur, aktif, dan antusias, dan 3) psikomotor, meliputi kemampuan melakukan eksperimen sesuai dengan prosedur yang benar, mengumpulkan data dengan benar, dan kemampuan untuk bekerja dengan tepat waktu. Kondisi siswa yang diamati adalah hasil belajar siswa subjek penelitian yaitu kelas XI IPA 3 untuk mata pelajaran Biologi pada semester ganjil, tahun ajaran 2012/2013. Kelas XI IPA 3 terdiri dari 42 siswa dengan rincian 24 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Untuk dua materi sebelum sistem sirkulasi yaitu materi jaringan hewan menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal 21,5% dan materi sistem gerak 4,5 %. Kondisi Sekolah, SMA Negeri 7 Malang merupakan salah satu Sekolah Standar Nasional (SSN) di kota Malang. Sekolah ini menyediakan berbagai macam fasilitas yang memadai bagi siswanya, antara lain ruang kelas, LCD Projector di setiap ruang kelas, ruang laboratorium dengan peralatan dan koleksi yang cukup lengkap, tata sekolah yang rapi dan bersih, serta manajemen sekolah yang baik. Untuk teori dan filosofi pembelajaran, kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 7 Malang mengarahkan siswa-siswanya untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Teori pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa tersebut adalah teori konstruktivisme. Model pembelajaran yang mungkin digunakan untuk mendukung teori konstruktivisme adalah siklus belajar. Dalam model pembelajaran ini, siswa belajar secara sistematis berdasarkan tahapan-tahapan dalam siklus belajar 5E, yaitu engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation. Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 7 Malang, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), materi pembelajaran yang diterapkan di sekolah diharapkan memuat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Di SMA Negeri 7 Malang, belum digunakan LKS yang memuat perkembangan IPTEK yang berkaitan dengan materi sistem sirkulasi manusia. Untuk isu-isu saat ini yang berkaitan dengan sistem sirkulasi manusia antara lain, makanan yang tidak baik untuk kesehatan sistem sirkulasi, keamanan transplantasi jantung, dan transfusi darah antar golongan darah yang sejenis. Refleksi siswa tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini pembelajaran biologi siswa selalu kurang bersemangat karena metode yang digunakan guru hanyalah ceramah dengan sekali-kali melontarkan pertanyaan kepada siswa. LKS yang dimiliki siswa hanya dikerjakan ketika nilai siswa kurang 4

5 atau untuk remidi tanpa adanya pembahasan atas jawaban siswa, sedangkan untuk refleksi guru, guru sendiri menyadari bahwa metode yang digunakan monoton, karena hanya ceramah, sekali-kali diadakan praktikum pada materi yang membutuhkan praktikum. LKS yang digunakan oleh siswa adalah LKS yang dibeli dari penerbit yang hanya berisi uraian materi dan soal-soal yang belum menuntut siswa untuk berpikir sistematis sehingga guru sering memberikan soal-soal tambahan untuk melatih kemampuan berpikir siswa. Tahap Design: Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pada tahap ini dilakukan perancangan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Kompetensi (IK) yang telah dirumuskan. RPP dijadikan acuan untuk mengembangkan draf LKS agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada tahap Develop, terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama yaitu pengembangan dan penyusunan LKS dengan kegiatan pertama yaitu pengumpulan pustaka. Beberapa sumber relevan yang digunakan dalam pengembangan LKS yaitu: 1) Aryulina, Diah, dkk Biologi 2: SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2) Mader, Silvya. S Understanding Human Anatomy & Physiology, Fifth Edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies, 3) Saladin, Ken Anatomy and Physiology: The Unity of Form and Function, Third Edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies, 4) Scanlon, Valerie C and Sanders, Tina Essentials of Anatomy and Physiology, Fifth Edition. New York: F. A. Davis Company, 5) Seeley, Rod R., Stephens, Trent D., and Tate, Philip Essentials of Anatomy and Physiology, Sixth Edition. New York: McGraw-Hill Companies, dan 6) Tortora, Gerald J and Derrickson, Bryan Principles of Anatomy and Physiology, Twelfth Edition. United States of America: John Wiley & Sons. Inc. Kegiatan berikutnya adalah Pembuatan peta konsep yang bertujuan untuk membuat sistematika pokok-pokok materi yang akan dipelajari dalam LKS. Selain itu juga untuk mengetahui keterkaitan sub materi yang satu dengan sub materi yang lain dalam LKS. Kegiatan selanjutnya adalah pengembangan isi pembelajaran. LKS yang dikembangkan mencakup tiga kegiatan belajar yaitu: Kegiatan belajar 1, membahas tentang sistem peredaran darah manusia. Kegiatan belajar 1 disampaikan dalam 2 x pertemuan (4 jam pelajaran). Tahap Engagement pada kegiatan 1 berisi pertanyaan yang terkait dengan pengertian sistem sirkulasi dan komponen peredaran darah. Pada tahap Exploration, siswa melakukan pengamatan model darah, praktikum uji golongan darah dan berdiskusi mengenai mekanisme pembekuan darah, transfusi darah, alat-alat yang berperan dalam proses peredaran darah (jantung dan pembuluh darah), dan peredaran darah. Pada tahap Explanation pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa tentang mekanisme transpor O2, CO2, dan nutrisi oleh sistem peredaran darah, struktur sel darah, faktor-faktor yang mempengaruhi pembekuan darah, dasar penggolongan darah, anatomi jantung dan pembuluh darah, serta tentang peredaran darah. Tahap Elaboration berisi pertanyaan tentang hubungan antara sistem peredaran darah dengan termoregulasi, donor platelet, dan tekanan darah. Tahap terakhir yaitu tahap Evaluation, berisi pertanyaan-pertanyaan yang merupakan rangkuman dari materi atau pertanyaan yang diajukan pada tahap-tahap sebelumnya. 5

6 Kegiatan belajar 2, membahas tentang sistem limfatik. Kegiatan belajar 2 disampaikan dalam 1 x pertemuan (2 jam pelajaran). Tahap Engagement berisi pertanyaan tentang peranan dan komponen penyusun sistem limfatik. Pada tahap Exploration, siswa disajikan materi tentang sistem limfatik dan soal sebagai bahan diskusi yaitu tentang mekanisme dan organ-organ penyusun sistem limfatik. Pada tahap Explanation pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa adalah tentang peranan sistem limfatik dalam pertahanan tubuh dan fungsi dari organ-organ limfatik. Tahap Elaboration berisi pertanyaan tentang gangguan pada sistem limfatik. Tahap terakhir yaitu tahap Evaluation, berisi pertanyaan-pertanyaan yang merupakan rangkuman dari materi atau pertanyaan yang diajukan pada tahap-tahap sebelumnya. Kegiatan belajar 3, membahas tentang kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah. Kegiatan belajar 3 disampaikan dalam 1 x pertemuan (2 jam pelajaran). Tahap Engagement berisi tentang pertanyaan anemia. Pada tahap Exploration, siswa diberikan soal tentang penyakit yang lain yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah. Pada tahap Explanation, siswa diberikan pertanyaan tentang penyakit pada sistem peredaran darah, namun pada tahap ini siswa dituntut untuk berpikir logika. Pada tahap Elaboration berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengharuskan siswa untuk menerapkan konsep yang telah diperolehnya yaitu gangguan pada sistem peredaran darah. Pada tahap ini juga siswa diberi tugas untuk mencari artikel tentang transplantasi jantung dan melakukan analisis kritis artikel. Tahap terakhir yaitu tahap Evaluation, berisi pertanyaan-pertanyaan yang merupakan rangkuman dari materi atau pertanyaan yang diajukan pada tahap-tahap sebelumnya. Kegiatan selanjutnya dari tahap pengembangan dan penyusunan LKS adalah penulisan LKS. LKS yang dikembangkan terdiri dari LKS untuk siswa dan LKS untuk guru. LKS untuk siswa terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian pendahuluan, terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, cara menggunakan LKS, SK, KD, dan indikator kompetensi. Selanjutnya, bagian isi terdiri dari tiga kegiatan belajar siswa. Masing-masing kegiatan belajar tersebut terdiri dari lima tahap, yaitu Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration, dan Evaluation. LKS yang dikembangkan terdiri dari tiga sub materi sistem sirkulasi manusia. Kegiatan belajar 1 mempelajari sistem peredaran darah, kegiatan belajar 2 mempelajari sistem limfatik, dan kegiatan belajar 3 mempelajari tentang kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah. Bagian penutup berisi daftar rujukan yang berisi sumbersumber rujukan dalam penulisan LKS. Sedangkan LKS Untuk Guru guru memuat beberapa komponen, yaitu cover, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, cara menggunakan LKS, silabus, RPP, peta konsep, kegiatan belajar siswa lengkap dengan kunci jawaban, dan soal uji kompetensi yang dilengkapi dengan kunci jawabannya, serta daftar rujukan. Ringkasan data hasil validasi LKS untuk guru oleh ahli pengembangan dan ahli pengguna lapangan terlihat pada Tabel 1 dan ahli materi terlihat pada Tabel 2, ringkasan data keterlaksanaan penggunaan LKS dalam pembelajaran terlihat pada Tabel 3, dan ringkasan data penilaian keterbacaan LKS oleh siswa terlihat pada Tabel 4. 6

7 7 Tabel 1. Ringkasan Data Hasil asi LKS untuk guru oleh Ahli Pendidikan dan Ahli Pengguna Lapangan Aspek yang Dinilai Rata-rata (%) Kriteria 1. Cover 2. Kata pengantar 3. Daftar isi/gambar 4. Petunjuk penggunaan LKS 5. Peta konsep 6. Jenis kegiatan siswa 7. Uraian materi 8. Silabus 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 10. Gambar 11. Soal evaluasi 12. Kegiatan belajar siswa (berdasarkan model siklus belajar yang berorientasi konstruktivisme) 13. Kunci jawaban 14. Daftar rujukan 15. Komponen kebahasaan Jumlah Rata-rata Tabel 2. Ringkasan Data Hasil asi LKS untuk guru oleh Ahli Materi Aspek yang Dinilai Rata-rata (%) Kriteria 1. Kesesuaian Indikator Kompetensi dengan Kompetensi Dasar 2. Kesesuaian materi dengan dengan Indikator Kompetensi 3. Kejelasan penyajian materi 4. Kesesuaian soal dengan tuntutan Indikator Kompetensi 5. Kebenaran konsep 6. Kelengkapan isi materi 7. Kesesuaian gambar-gambar dengan konsep 75 Jumlah 675 Rata-rata Cukup Tabel 3. Ringkasan Data Penilaian Keterlaksanaan Penggunaan LKS dalam Pembelajaran Kegiatan Rata-rata (%) Kriteria 1. Siswa menggunakan LKS dalam kegiatan pembelajaran 2. Pemakaian LKS sesuai dengan tahapan pada RPP 3. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan petunjuk dan tahap-tahap yang ada di dalam LKS Siswa secara berkelompok saling 88.7 bekerjasama dalam mendiskusikan soal di dalam LKS 5. Siswa menyelesaikan soal dalam LKS 82.7 sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan Jumlah 452,2 Rata-rata 90.4

8 8 Tabel 4. Ringkasan Data Penilaian Keterbacaan LKS oleh Siswa Aspek yang Dinilai Rata-rata (%) Kriteria 1. Cover/Halaman sampul Daftar isi/gambar/tabel Petunjuk penggunaan LKS Jenis kegiatan dalam LKS model Learning Cycle (5E) Daftar rujukan Soal uji kompetensi Gambar 89.3 Cukup Cukup Jumlah Rata-rata 87.9 PEMBAHASAN LKS materi sistem sirkulasi manusia ini perlu dikembangkan karena dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa, memudahkan siswa memahami materi, melibatkan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, melatih kepekaan siswa dalam mengaitkan dan menerapkan materi yang dipelajari di sekolah untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Hasil validasi LKS oleh validator ahli pendidikan dan ahli penerapan lapangan menunjukkan persentase rata-rata 98,75% dan validator ahli materi dengan persentase 96,43%. Hasil analisis keterlaksanaan penggunaan LKS dalam pembelajaran menunjukkan rata-rata 90,08%. Persentase ini menunjukkan bahwa penggunaan LKS oleh siswa selama pembelajaran sangat baik. Setelah dilakukan uji kompetensi materi sistem sirkulasi manusia, persentase ketuntasan belajar siswa yaitu 88,09% dengan rata-rata nilai kelas yaitu 81,54. Persentase ketuntasan belajar tersebut sudah mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%. Setelah uji kompetensi, siswa diberikan angket afektif untuk mengetahui sikap atau minat siswa belajar biologi dengan menggunakan LKS yang telah dikembangkan. Rata-rata persentase sikap atau minat siswa yaitu 83,21 %. Persentase tersebut menunjukkan bahwa sikap atau minat siswa untuk belajar biologi dengan LKS yang telah dikembangkan sangat tinggi. Setelah dilakukan uji coba, siswa diberikan angket keterbacaan LKS untuk mengetahui sejauh mana LKS yang dikembangkan dapat dipahami oleh siswa. Persentase rata-rata keterbacaan siswa yaitu 87,97%, nilai tersebut termasuk dalam kategori valid yang artinya siswa mudah memahami LKS. Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan secara terbatas pada kelas XI IPA 3 di SMA Negeri 7 Malang, LKS materi sistem sirkulasi manusia yang telah dikembangkan layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar yang menunjang pembelajaran. LKS sudah sesuai dengan model pembelajaran siklus belajar yang berbasis konstruktivistik. Model siklus belajar merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa dibimbing untuk menemukan konsep, membangun pengetahuan sendiri dengan membandingkan pengetahuan lama yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru yang diterimanya sehingga siswa mampu menerapkan konsepkonsep yang telah ia peroleh untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tahapan-tahapan pembelajaran dalam LKS menggunakan model siklus belajar yang berbasis konstruktivistik sehingga siswa dapat membangun konsep melalui pengalamannya sendiri kemudian mampu menerapkan konsep yang telah diperolehnya pada kehidupan sehari-hari mereka melalui kegiatan eksperimen, pengamatan, dan diskusi yang telah dirancang pada setiap kegiatan pembelajaran

9 9 Kegiatan pembelajaran pada LKS terdiri dari engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation yang membantu siswa dalam membangun konsep mulai dari konsep sederhana menuju yang kompleks sampai pada penerapan konsep yang telah diperoleh. Dengan model siklus belajar, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih paham terhadap materi yang sedang dipelajari, yang terbukti dengan adanya peningkatan yang terjadi pada hasil belajar siswa, yang pada materi sebelumnya hanya 4,5% dari keseluruhan siswa yang tuntas belajar, setelah diterapkan LKS dengan model siklus belajar persentase siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 88,09%. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dasna dan Sutrisno (2005) yang menyatakan bahwa dalam model siklus belajar, proses pembelajaran melibatkan siswa dalam kegiatan belajar yang aktif sehingga terjadi proses asimilasi, akomodasi, dan organisasi dalam struktur kognitif siswa. Bila proses konstruksi pengetahuan terjadi dengan baik, maka pebelajar akan dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. PENUTUP Kesimpulan Bertolak dari temuan penelitian dan pembahasan, hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS sudah sesuai dengan model pembelajaran siklus belajar yang berbasis konstruktivistik. Penerapan LKS yang dikembangakan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi. Saran Berdasarkan simpulan di atas, disarankan untuk mengujicobakan LKS yang telah dikembangkan pada seluruh kelas XI IPA SMAN 7 Malang sebelum digunakan pada skala yang lebih luas. DAFTAR RUJUKAN Dasna, I. W dan Sutrisno Model-model Pembelajaran Konstruktivistik dalam Pengajaran Kimia. Malang:Jurusan Kimia FMIPA UM Nurhadi., Yasin, B., dan Senduk, A.G Pembelajaran Konstekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Suwono, H Inovasi Belajar Mengajar, (Online), ( diakses tanggal 10 Maret 2012). Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I Instructional Development for Training Teachers of Expectional Children: A Source Book. Minnesota: University of Minnesota. Dari Education Resources Information Center, (Online), ( diakses pada tanggal 10 April 2013.

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E MATERI ENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 MALANG Peni Handayani 1), Masjhudi 2), Triastono Imam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA Rosy Irmaningtyas, Istamar Syamsuri, dan Susilowati Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU Kristanti 1), Widha Sunarno 2), Cari 3) 1 tantiwidodo@gmail.com 2 widhasunarno@gmail.com 3 carinln@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG Sheila Sandiya Putri, Muhardjito, Dwi Haryoto Universitas Negeri

Lebih terperinci

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 REJOTANGAN TULUNGAGUNG Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan kondisi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA Imalia Imaniarta, Oktavia Sulistina, Yahmin, Universitas Negeri Malang Email:

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR Siti Safitri Nur Indahsari, Herawati Susilo, Amy Tenzer Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

Titis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd, M.A, Drs. Sumarjono, M.Pd Universitas Negeri Malang

Titis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd, M.A, Drs. Sumarjono, M.Pd Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 1 BARON KABUPATEN NGANJUK Titis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN Cica Aisyah Nurlatifah 1, Tuti Kurniati 2, Meti Maspupah

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THE 5E LEARNING CYCLE DISERTAI TEKNIK PICK UP CARDS GAME

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THE 5E LEARNING CYCLE DISERTAI TEKNIK PICK UP CARDS GAME PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THE 5E LEARNING CYCLE DISERTAI TEKNIK PICK UP CARDS GAME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X MIA SMAN 2 JOMBANG Endyana Gandari Putri, Sumarjono, Dwi Haryoto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ke arah mutu internasional dengan pembelajaran bilingual

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ke arah mutu internasional dengan pembelajaran bilingual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era global saat ini telah meningkatkan persaingan antar bangsa di dunia dalam segala aspek kehidupan, tidak terkecuali pendidikan. Hal ini secara otomatis menuntut dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X Tarini Mawantia, Fauziatul Fajaroh, Dermawan Afandy Universitas Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH : PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII UPTD SMPN 1 PAPAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN. define, design, develop, dan disseminate. Namun dalam pelaksanaannya,

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN. define, design, develop, dan disseminate. Namun dalam pelaksanaannya, BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN A. Deskripsi dan Analisis Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Model Learning Cycle-5E Pengembangan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com IMPLEMENTASI SIKLUS BELAJAR 5E (LEARNING CYCLE 5E)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA MATERI BENZENA DAN TURUNANNYA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5-E

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA MATERI BENZENA DAN TURUNANNYA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5-E PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA MATERI BENZENA DAN TURUNANNYA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5-E Vanny Mayangsari M.N.S, Aman Santoso, Siti Marfu ah Universitas Negeri Malang E-mail: cheverlyvanny@gmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STUDENT S WORKSHEET DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA SMP KELAS IX BILINGUAL. Abstrak

PENGEMBANGAN STUDENT S WORKSHEET DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA SMP KELAS IX BILINGUAL. Abstrak PENGEMBANGAN STUDENT S WORKSHEET DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA SMP KELAS IX BILINGUAL Oleh : Selfi Dwi Fulandari Jurusan Matematika FMIPA UM email : cheppy_math@yahoo.com

Lebih terperinci

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI LARUTAN PENYANGGA, HIDROLISIS GARAM, DAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK SISWA SMA/MA Dewi Fitria Cholida, Muntholib,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN Linda Listriana (1) Ety Tejo Dwi Cahyowati (2) Indriati Nurul

Lebih terperinci

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang. 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY SISWA Nursahara Dosen Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Alasan penggunaan jenis metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa R&D

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Proses pengembangan perangkat pembelajaran dengan model investigasi kelompok mengacu pada model pengembangan pembelajaran Thiagarajan, Semmel,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan sesungguhnya membentuk karakter yang baik, berpikiran cerdas,

1. PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan sesungguhnya membentuk karakter yang baik, berpikiran cerdas, 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi pendidikan sesungguhnya membentuk karakter yang baik, berpikiran cerdas, memiliki keahlian, menerapkan teknologi tepat guna dan menguasai ilmu kimia dalam dunia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP Nurneyla Hadrotul Ula *, Cholis Sa dijah ** Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY SUB POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMP Ahmad Rif an F 33, Dinawati.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Oleh: Muslim Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 147 151 PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP Maria Theresa Andy Lusia, Alimufi Arief Jurusan

Lebih terperinci

Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module.

Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module. PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME UNTUK SISWA SMAN 1 KEPANJEN KELAS XI Oleh Mohammad Charisun 1, Mimien Henie Irawati

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Vindri Catur Putri Wulandari, Masjhudi, Balqis Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5

Vindri Catur Putri Wulandari, Masjhudi, Balqis Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA 1 DI SMA MUHAMMADIYAH 1 MALANG Vindri Catur Putri Wulandari, Masjhudi, Balqis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA Yuti Rahinawati Guru SMA Negeri 6 Surabaya ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pengembangan (Research and Development) ini bertujuan menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi. Produk yang dikembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Al-Kautsar

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Al-Kautsar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata penguasaan konsep pada materi hukum-hukum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono (2016:30) mengartikan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017 KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA SMA NEGERI 12 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E SCIENCE PROCESS SKILLS ON CHEMICAL EQUILIBRIUM TOPIC IN SMA NEGERI 12 SURABAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana. BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tujuan dari penelitian ini adalah mengasilkan produk berupa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI... PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO Muhammad Al Muhajir Dosen Universitas Pejuang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitain Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengembangkan suatu produk. Produk yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran. Perangkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada pemberian pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Subyek Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG Ratri Agustina, Kadim Masjkur, dan Subani Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa pocket book IPA berpendekatan authentic inquiry learning. Berdasarkan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 5E Pada Materi Ekologi Kelas X SMA

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 5E Pada Materi Ekologi Kelas X SMA Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 5E Pada Materi Ekologi Muh. Nasir Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran model 5E. Pengembangan perangkat pembelajaran dilaksanakan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA ] Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA Jumarniati 1, Shindy Ekawati 2 Universitas Cokroaminoto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Pada metode penelitian dan pengembangan terdapat beberapa jenis model. Model

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI OLEH ALANISA LOLA PASARIBU NIM RSA1C112010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) materi perbandingan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and Development (penelitian dan pengembangan). Menurut Sukmadinata (2011: 167), dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA Oleh: Yesi Rispianti, Mulyati, Liza Yulia Sari Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK In

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PBL YANG DIPADU DENGAN TGT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PBL YANG DIPADU DENGAN TGT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PBL YANG DIPADU DENGAN TGT UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 MALANG PADA MATERI SISTEM EKSKRESI (KD 3.9 & 4.10) Agusta Rizky Kartika Putri, Triastono Imam Prasetyo,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XII SEMESTER 1 BERBASIS LEARNING CYCLE 5 FASE

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XII SEMESTER 1 BERBASIS LEARNING CYCLE 5 FASE PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XII SEMESTER 1 BERBASIS LEARNING CYCLE 5 FASE Suriya Wulan Sari, Endang Budiasih, Dedek Sukarianingsih Universitas Negeri Malang Email: wulansari30@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian dan pengembangan adalah modul pembelajaran biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIF BERBASIS MODEL PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI BANGUN RUANG DI SMP SE PROVINSI GORONTALO

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIF BERBASIS MODEL PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI BANGUN RUANG DI SMP SE PROVINSI GORONTALO PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIF BERBASIS MODEL PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI BANGUN RUANG DI SMP SE PROVINSI GORONTALO Tedy Machmud 1) Sumarno Ismail 2) Nursiya Bito 3) 1) 2) 3) Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) dengan embedded

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu pengembangan model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan pendekatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda

Lebih terperinci

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO. SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO Skripsi Oleh: HANDAYANI K. 4303031 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan perangkat pembelajaran kalkulus kelas XI semester genap dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2007: 407), penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Hasil Uji Validitas Validitas LKS ini dilakukan pada tiga bagian, yakni validitas materi, validitas konstruksi dan validitas bahasa. Adapun hasil validasi

Lebih terperinci

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA Niza Zesrita 1*), Agus Setyo Budi 1, Vina Serevina

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. tanggal 06 Januari 2014 s/d 07 Januari Model pengembangan perangkat

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. tanggal 06 Januari 2014 s/d 07 Januari Model pengembangan perangkat BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Rangkaian proses pengembangan perangkat pembelajaran matematika yang mengintegrasikan teori vygotsky dan teori ibnu khaldun dilakukan mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang digunakan adalah model pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBMELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII BL-1 SMP NEGERI 2 SAMARINDA

PENERAPAN PEMBMELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII BL-1 SMP NEGERI 2 SAMARINDA PENERAPAN PEMBMELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII BL-1 SMP NEGERI 2 SAMARINDA Zulfia Murni, Cholish Sa dijah, dan Hery Susanto Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII Rizki Siska Rosalita, Sarwono, dan Triastono Imam Prasetyo Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Penelitian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika 75 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Proses pengembangan buku teks dengan pendekatan kultural matematika didasarkan pada model pengembang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung dengan jumlah siswa 39 orang, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 26 orang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengembangkan Budaya Ilmiah dan Inovasi terbarukan dalam mendukung PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model learning cycle-5e Proses pengembangan perangkat pembelajaran matematika model leaning

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SUB POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII SEMESTER GENAP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013)

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013) 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013) metode

Lebih terperinci

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2) Pengembangan LKPD Berbasis Conceptual. (Syella Ayunisa Rani) 231 PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS CONCEPTUAL ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KETERAMPILAN GENERIK SAINS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMP NEGERI 13 BANJARMASIN Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alam semesta beserta isinya diciptakan untuk memenuhi semua kebutuhan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : pembelajaran konstruktivistik, learning cycle 5E, buku petunjuk praktikum

Kata-kata Kunci : pembelajaran konstruktivistik, learning cycle 5E, buku petunjuk praktikum PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA/MA KELAS X SEMESTER 2 BERBASIS LEARNING CYCLE 5E Eko Budi Prasetyo Nugroho, Endang Budiasih, dan Dedek Sukarianingsih Universitas Negeri Malang Email : ebudi_57@gmail.com,

Lebih terperinci

Ary Nuraini Nachdhiyah, Endang Budiasih, Dedek Sukarianingsih Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Ary Nuraini Nachdhiyah, Endang Budiasih, Dedek Sukarianingsih Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang PENGARUH PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SEMESTER 2 SMK NEGERI 7 MALANG PROGRAM KEAHLIAN KIMIA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitain Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan (Research and Development) adalah suatu jenis penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, 7-11 ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, 7-11 ISSN: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN YANG MENGINTEGRASIKAN RANAH KOGNITIF, RANAH AFEKTIF, DAN RANAH PSIKOMOTOR PADA HUKUM OHM Sintia Dewi Arisandi, Madlazim Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kinerja dari proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan rangkaian

I. PENDAHULUAN. kinerja dari proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan rangkaian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kinerja dari proses

Lebih terperinci