TANYA JAWAB TENTANG PRINCIPLES & CRITERIA (P&C) RSPO 2013 YANG TELAH DIREVISI
|
|
- Fanny Ratna Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TANYA JAWAB TENTANG PRINCIPLES & CRITERIA (P&C) RSPO 2013 YANG TELAH DIREVISI PROSES PENINJAUAN KEMBALI P&C 1. Mengapa proses peninjauan kembali P&C RSPO dilakukan setiap 5 tahun sekali? Ketika standarisasi RSPO (Principles & Criteria) disetujui pertama kali di tahun 2007, Dewan Eksekutif RSPO memutuskan untuk meninjau kembali dalam waktu 5 tahun. Untuk informasi lebih rinci tentang tujuan peninjauan kembali ini dapat melihat tulisan di situs resmi RSPO: _review_of_the_generic_principles_and_criteria_of_the_rspo. Proses peninjauan kembali P&C RSPO dilakukan sesuai dengan standarisasi dari asosiasi global untuk berkelanjutan, ISEAL Alliance s Codes of Good Practice, yang merekomendasikan bahwa sebuah standarisasi harus ditinjau kembali minimal setiap lima tahun sekali: 2. Berapa lama waktu diperlukan untuk melakukan peninjauan kembali P&C dan siapa yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya? Dewan Eksekutif RSPO memberikan mandat kepada P&C Review Task Force untuk meninjau kembali dan memperbaiki P&C guna mempertahankan relevansi dan efektivitasnya. Proses peninjauan kembali P&C dimulai pada bulan November Masukan-masukan terhadap proses peninjauan kembali P&C digalang mlalui dua kali konsultasi publik dan diskusi yang dilakukan dalam empat kali pertemuan P&C Review Task Force. Untuk informasi lebih lanjut tentang proses dan kemajuan proses pengkajian ulang P&C dapat dilihat di: Teks di dalam P&C yang telah direvisi disusun dan disetujui dalam banyak pertemuan dan diskusi yang melibatkan P&C Review Task Force dan Steering Group, disahkan oleh Dewan Eksekutif RSPO pada tanggal 27 Februari 2013, dan kemudian diterima dan disahkan pada Extraordinary General Assembly anggota-anggota RSPO pada tanggal 25 April Proses peninjauan kembali P&C RSPO difasilitasi oleh ProForest, sebuah lembagai konsultasi independen yang memiliki keahlian dalam membantu organisasi, perusahaan, pemerintahan, dan juga komunitas menemukan solusi terbaik bagi pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan
2 3. Siapa anggota RSPO yang tergabung dalam P&C Review Task Force? Anggota P&C Review Task Force terdiri dari anggota substantif yang berasal dari organisasiorganisasi sebagai berikut: Grower (9): Indonesia: PT Agro Indomas; SIPEF; Wilmar Malaysia: Sime Darby; Kulim (Malaysia) Berhad; Genting Plantations Berhad Negara-negara lain: New Britain Palm Oil Limited; Agropalma; SIAT SA LSM Lingkungan (4): WWF; The Zoological Society of London; Orangutan Land Trust; Conservation International LSM Sosial (4): Both Ends; Solidaridad; Oxfam International; Sawit Watch Rantai Pasokan (4): Unilever; Carrefour; Royal Dutch Shell plc; Soyuz Corporation ISI P&C YANG TELAH DIREVISI 4. Penambahan signifikan apa yang dimasukkan di revisi P&C yang membuat standarisasi RSPO tetap relevan di pasar? Terdapat beberapa perubahan kriteria, indikator dan panduan yang ada yang mengklarifikasi dan meningkatkan relevansi dan efektivitas P&C. Perubahan tersebut mencakup: (a) satu kriteria baru yang mengharuskan para grower untuk meminimalisir emisi gas rumah kaca dari perkebunan yang baru (b) satu kriteria baru mengenai praktek bisnis yang getis, yang mengharuskan perusahaanperusahaan untuk memiliki serta menjalankan kebijakan yang menentang korupsi (c) satu kriteria baru yang mengharuskan bahwa kebijakan mengenai hak asasi manusia diberlakukan dan dikomunikasikan ke seluruh struktur perusahaan (d) satu kriteria baru yang menentang kerja paksa Teks digunakan di dalam P&C juga telah dipertegas, dipersingkat dan diseragamkan agar memiliki dampak dan otoritas yang lebih besar. 5. Apakah penggunaan pestisida dibahas di dalam P&C yang telah direvisi? Pestisida-pestisida, termasuk paraquat, yang diklasifikasikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai Kelas 1A atau 1B, atau tercatat oleh Konvensi Stockholm, atau tercatat Konvensi Rotterdam Convention, dilarang, kecuali di dalam situasi tertentu sebagaimana dijabarkan dalam pedoman nasional Best Practice. P&C yang telah direvisi dengan tegas menyatakan bahwa pestisida hanya dapat digunakan di dalam situasi yang tidak membahayakan kesehatan dan lingkungan. Pada saat larangan langsung terhadap penggunaan pestisida paraquat dibahas selama proses peninjauan kembali, sebuah jalan tengah berhasil dicapai dimana penggunaan pestisida paraquat diperbolehkan - 2 -
3 hanya dalam situasi tertentu, ketika tidak ada alternatif lain yang dapat dilakukan. Definisi dari situasi tertentu akan ditentukan lebih lanjut oleh proses National Interpretation atau Interpretasi Nasional yang dilakukan oleh setiap negara. Arahan dari RSPO sudah jelas: setiap grower harus berusaha untuk meminimalkan serta menghentikan penggunaan pestisida paraquat, dimana secara praktis berarti menyampaikan rencana pasti dan tenggat waktu penghentian penggunaan pestisida. Penanganan, penyimpanan, serta pembuangan pestisida secara aman, termasuk indikatorindikator baru yang mengharuskan para grower untuk berkonsultasi dengan masyarakat di sekitar perkebunan ketika mereka mengaplikasikan pestisida di melalui udara, juga telah disinggung di dalam P&C. 6. Apakah komponen mengenai emisi gas rumah kaca atau emisi Greenhouse Gas (GHG) juga dicantumkan di dalam P&C yang telah direvisi? Salah satu isu utama yang diangkat dalam proses peninjauan kembali P&C adalah rekomendasi dari RSPO Greenhouse Gas (GHG) Working Group. Melihat pentingnya isu GHG, dan juga tantangan-tantangan yang ada dalam menentukan kadar emisi, RSPO telah merevisi kriteria monitoring dan pelaporan emisi GHG dari operasi yang sudah ada, dan menyusun kriteria baru tentang minimalisasi emisi bersih GHG dari perkebunan baru. Akan tetapi, diakui juga bahwa emisi-emisi yang signifikan tersebut tidak dapat dimonitor sepenuhnya atau diukur secara akurat dengan menggunakan pengetahuan dan metodologi yang ada sekarang. Para grower dan pengolah juga telah menyampaikan komitmennya terhadap periode implementasi untuk mempromosikan praktik terbaik dalam pelaporan kepada RSPO, dan setelah tanggal 31 Desember 2016, kepada pelaporan publik tentang kedua kriteria tersebut. Selama periode implementasi, RSPO akan terus menyusun dan menyempurnakan mekanisme pelaporan dan pengkajian karbon. Para grower dan pengolah membuat komitmen tersebut dengan dukungan dari seluruh kelompok pemangku kepentingan yang ada di dalam RSPO. Revisi ini menunjukkan komitmen RSPO dalam menyusun persyaratan yang kredibel terkait emisi GHG. 7. Apakah P&C yang telah direvisi sesuai dengan yang diharapkan dalam mempertahankan relevansi dan dampak di pasar industri minyak sawit, sebagai tolok ukur bagi praktek berkelanjutan terbaik untuk minyak sawit? Perlu diingat bahwa setiap proses peninjauan kembali P&C merupakan bagian dari sebuah proses perubahan, yang ditujukan untuk mencapai keberlanjutan sepenuhnya. Oleh karena itu, RSPO berkomitmen untuk melanjutkan perbaikan dan juga memperkuat Principles, Criteria, dan Guidance RSPO untuk tahun 2013 dan seterusnya. Akan tetapi untuk melakukan hal ini, RSPO perlu menjalankan wewenangnya dengan dukungan penuh dari para anggota RSPO
4 Pada dasarnya, sebuah proses yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan merupakan sebuah proses dimana semua pihak harus memiliki konsensus tentang isu-isu utama. Sebagai konsekuensinya, setiap kelompok pemangku kepentingan harus berkompromi selama berlangsungnya proses peninjauan kembali. 8. Banyak standar sertifikasi saat ini yang mengklaim telah mempertimbangkan area dengan persediaan karbon yang tinggi (high carbon stock) dan tidak adanya penanaman di lahan gambut. Mengapa RSPO belum bisa melakukan hal serupa? Selama proses peninjauan kembali P&C, beberapa usulan disampaikan untuk menerapkan pelarangan penuh terhadap penanaman sawit di lahan gambut. Tujuannya adalah untuk mengeliminasi sumber utama potensi emisi GHG dan untuk melestarikan nilai lingkungan lahan gambut tropis. Kompromi yang dihasilkan di dalam P&C yang direvisi adalah: Penanaman secara extensif pada lahan curam, dan/atau lahan marjinal dan rapuh, termasuk lahan gambut, harus dihindari. Kalimat ini dapat dikatakan lebih ketat dibandingkan kalimat yang tertera di P&C 2007, yang tidak menyebutkan lahan gambut di dalam Kriteria. Revisinya, walaupun belum menjadi sebuah larangan langsung terhadap penanaman di lahan gambut, merupakan langkah signifikan menuju arah yang seharusnya. Interpretasi Nasional akan lebih jauh menetapkan batasan dan kontrol yang lebih spesifik. 9. Sudahkan P&C yang telah direvisi mempertimbangkan implementasi secara luas di negaranegara produsen dari Asia Tenggara hingga Congo Basin hingga Amazon dan Oceania? Kapankah Interpretasi Nasional akan dijalankan? Sebagaiman ditetapkan dalam Sistem Sertifikasi RSPO, bahwa Interpretasi Nasional harus direvisi dalam waktu 12 bulan setelah tanggal ratifikasi atau pengesahan (April 2014) agar konsisten secara penuh terhadap P&C RSPO Para pemegang sertifikat diwajibkan untuk menerapkan versi baru Interpretasi Nasional dalam kurun waktu satu tahun sejak difinalisasi (April 2015). Di negara-negara yang tidak memiliki Interpretasi National, dan/atau ketika anggota telah melakukan interpretasi lokal terhadap operasi mereka sendiri, P&C 2013 berlaku secepatnya setelah ratifikasi (Mei 2013) dan akan diterapkan untuk sertifikasi baru setelah tanggal ratifikasi. Dalam kasus dimana tidak ada Interpretasi Nasional, sekretariat RSPO, sebagaimana diminta oleh RSPO P&C Review Taskforce, akan menyusun panduan umum bagi isuisu yang dipandang membutuhkan klarifikasi di dalam P&C Bagaimana penggunaan standarisasi yang telah direvisi untuk sertifikasi petani sawit (smallholder)? Sertifikasi petani sawit merupakan adaptasi dari P&C RSPO, terutama Guidance for Independent Smallholders under Group Certification (Juni 2010), dan Guidance on Scheme Smallholders (Juli - 4 -
5 2009). Dokumentasi sertifikasi petani sawit juga akan ditinjau setelah P&C 2013 diratifikasi oleh RSPO Extraordinary General Assembly pada 25 April PROSES MULTI-STAKEHOLDER 11. Apakah ada perbedaan kepentingan di antara sektor selama proses peninjauan kembali? RSPO merupakan organisasi multi-stakeholder, dan dalam konteks ini merepresentasikan keinginan fundamental dari berbagai pihak yang berbeda di sektor minyak sawit, yang berkumpul untuk visi yang sama. Pada akhirnya, para grower harus untuk mematuhi P&C yang telah direvisi dengan menetapkan target performa yang sesuai dengan yang diharapkan oleh para pembeli minyak sawit yang ada di sepanjangn rantai pasokan. Perbedaan pendapat yang muncul bukan hanya merupakan hal yang wajar, tetapi juga merupakan faktor penting dalam mencapai titik temu yang kuat dari pertimbangan dan proses penyelarasan berbagai kepentingan yang intensif. Penekanan atas kompromi yang demikian berarti bahwa setiap hasil yang dicapai adalah hasil setiap perwakilan di RSPO dan, oleh karenanya, dapat memperkuat komitmen dan meningkatkan keberhasilan implementasi di lapangan. STANDARISASI LAINNYA 12. Bagaimana RSPO akan diposisikan di antara standarisasi nasional yang ada dan sedang berkembang saat ini? Relevansi, kredibilitas dan ketahanan setiap standarisasi akan dipengaruhi oleh pasar. Standarisasi RSPO jelas berbeda dengan standarisasi nasional yang ada di negara-negara produsen. P&C RSPO akan mempertahankan relevansi dan kredibilitasnya sebagai hasil dari prosedur peninjauan yang ketat ini, yang secara efektif telah mengevolusi standarisasi keberlanjutan RSPO, dengan mendorong hubungan yang dimiliki oleh RSPO dengan seluruh sektor dalam industri minyak sawit. Standarisasi RSPO disusun melalui sebuah proses yang inklusif, melibatkan semua pemain inti yang ada di sepanjang rantai pengawasan industri minyak sawit baik secara langsung maupun tidak langsung. Standarisasi RSPO juga berlaku tidak hanya di satu negara produsen, mengakomodir adaptasi global di seluruh negara perkebunan kelapa sawit di Asia Tenggara, Amerika Latin, Afrika dan Oceania. P&C RSPO juga diaudit oleh panel yang yang beranggotakan Certification Bodies atau Badan Sertifikasi, yang terakreditasi oleh badan akreditasi independen (ASI International) yang memberikan pengawasan lebih ketat. P&C RSPO melampaui persyaratan hukum di dua area penting: Free Prior & Informed Consent (FPIC), dan High Conservation Value (HCV). Disamping itu, RSPO juga memiliki standarisasi Supply Chain Certification untuk perdagangan dan penelusuran dari hulu hingga hilir yang menggunakan merek dagang RSPO pada produk-produk konsumen
6 RSPO bangga sebagai katalisator bagi standarisasi nasional lainnya yang kini sedang berkembang. Tujuan utama kami adalah untuk menginspirasi dan mendorong penerimaan secara luas terhadap praktek-praktek keberlanjutan dalam produksi minyak sawit. RESOLUSI 13. Apakah resolusi yang menyetujui P&C yang telah direvisi didukung sepenuhnya oleh Dewan Eksekutif RSPO dan dalam Extraordinary General Assembly yang diselenggarakan pada 25 April di Kuala Lumpur, Malaysia? Ya, resolusi tersebut didukung secara penuh oleh Dewan Eksekutif RSPO. Sebanyak 222 anggota RSPO (hampir tiga kali lipat kuorum yang dibutuhkan) dari tujuh sektor, termasuk perwakilan, memberikan suaranya EGA tersebut: 213 memberikan suara mendukungstandarisasi yang telah direvisi. Terdapat jumlah kehadiran peserta yang seimbang di EGA dari kelompok grower dan produsen barang-barang konsumen, sebagai dua sektor dengan perwakilan terbanyak di RSPO, diikuti oleh kelompok Processor & Trader dan sektor lain dari kelompok Ritel, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Bank
RSPO FACTSHEET. Sejarah. Kapan dan mengapa RSPO didirikan? Anggota Pendiri. Roundtable on Sustainable Palm Oil
FACTSHEET RSPO Roundtable on Sustainable Palm Oil Sejarah Pada tahun 2001, WWF mulai menjajaki kemungkinan pembentukan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Hasil dari penjajakan ini adalah dibentuknya
Lebih terperinciPENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN
PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN Di sela-sela pertemuan tahunan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang ke-13 di Kuala Lumpur baru-baru ini,
Lebih terperinciRoyal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas
Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas I. Ruang Lingkup: Seluruh ketentuan Sustainability Framework ini berlaku tanpa pengecualian bagi: Seluruh
Lebih terperinciSustainability Policy
Sustainability Policy Progress Report 4 Dec 2014-31 Mar 2015 Komitmen Kelestarian Kebijakan Kelestarian Musim Mas Membawa manfaat bagi masyarakat sekitar. Laporan Triwulan terhadap Perkembangan Kebijakan
Lebih terperinciBumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan)
Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan) 13 Agustus 2015 Pengantar Bumitama Agri Ltd. adalah kelompok perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia
Lebih terperinciRSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm
RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm 1. Penilaian Dampak Aktivitas Langkah Tindakan Rinci Catatan Melakukan penilaian dampak sosial dan lingkungan independen yang komprehensif
Lebih terperinciNASKAH PENJELASAN PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC)
NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan Indonesia
Lebih terperinciKonsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO
Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO 14 th Sept 2015 Sari Pan Pacific Hotel, Jakarta PREPARED BY: kompensasi Task Force Prosedur Remediasi and Kompensasi RSPO terkait Pembukaan Lahan
Lebih terperinciKebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015
Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan 2.0 3 Juni 2015 APRIL Group (APRIL) berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan di seluruh areal kerja perusahaan dengan menerapkan praktik-praktik
Lebih terperinciPertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru
Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru 1 November 2016 Judul Dokumen: Kode Dokumen: Lingkup: Jenis Dokumen: FAQ Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru
Lebih terperinciPIAGAM PEMBENTUKAN DEWAN NEGARA-NEGARA PRODUSEN MINYAK SAWIT ------------------------------------------------------------------------------------------------ PEMBUKAAN Pemerintah negara-negara anggota
Lebih terperinciDisusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest. RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm
Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm KONTEN: Istilah dan Definisi... 5 PENDAHULUAN... 11 Lingkup dokumen ini... 11 Dokumen Acuan...
Lebih terperinciPertanyaan yang Sering Diajukan PalmGHG Calculator
Pertanyaan yang Sering Diajukan PalmGHG Calculator Versi 3.0.1 19 Mei 2017 RSPO-REF-T04-008 V1.0 IND Judul Dokumen: Kode Dokumen: Ruang linkup: Jenis Dokumen: FAQ tentang PalmGHG Calculator RSPO-REF-T04-008
Lebih terperinciFORMULIR PENGAJUAN KELUHAN BAGIAN A DATA PELAPOR
FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) adalah organisasi nirlaba yang didirikan dengan visi mentransformasi pasar untuk menjadikan minyak sawit berkelanjutan sebagai norma.
Lebih terperinciSkema Penilai berlisensi (ALS): Introduksi untuk pengusaha (grower) Kelapa Sawit. 8, 9 dan 10 Agustus
Skema Penilai berlisensi (ALS): Introduksi untuk pengusaha (grower) Kelapa Sawit 8, 9 dan 10 Agustus Agenda Sejarah ALS, Tujuan dan Strategi Pemberian Lisensi Review Laporan penilaian High Conservation
Lebih terperinciForest Stewardship Council
Forest Stewardship Council Roadmap menuju diakhirinya dis-asosiasi dari APP DRAF 6 Disetujui dengan syarat pada tanggal 9 Februari 2017 Di bulan Oktober 2007, Forest Stewardship Council (FSC) melakukan
Lebih terperinci2016, No Indonesia Nomor 4012); Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PA
No.91, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENGESAHAN. Piagam. Minyak Sawit. Produsen. Negara. Dewan. Pembentukan. CPOPC PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN
Lebih terperinciKebijakan Asosiasi. Tanggal Berlaku PfA berlaku secara efektif sejak menerima dukungan dari Stakeholder Advisory Committee (SAC)
Kebijakan Asosiasi Tujuan Pada bulan Juni 2015, APRIL telah menerapkan Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan ("SFMP") 2.0 1 yang menyatakan komitmen Grup APRIL untuk: mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan
Lebih terperinciPanduan Dasar Memahami dan Memantau Penerapan Prinsip dan Kriteria RSPO
Panduan Dasar Memahami dan Memantau Penerapan Prinsip dan Kriteria RSPO Mendukung Upaya Advokasi Hak Petani, Buruh, Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Terkena Dampak Industri Sawit di Indonesia dipersiapkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Nasional Bruto (PDNB) sektor Pertanian, salah satunya adalah kelapa sawit.
Lebih terperinciPROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO
RSPO NPP (NPP 2015) PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Disahkan oleh Dewan Gubernur pada tanggal 20 November 2015 1 Nama dokumen: Prosedur Penanaman Baru RSPO Kode referensi dokumen: Cakupan geografis: Internasional
Lebih terperinciPersyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Sertifikasi Kelompok dalam Produksi TBS
Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Sertifikasi Kelompok dalam Produksi TBS Disahkan oleh Dewan Gubernur tanggal 7 Maret 2016 Maret 2016 RSPO-GUI-T06-008 V1.0 IND Halaman 1 dari 64 Daftar
Lebih terperinciPROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM
PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi para Pihak pada Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Perubahan Iklim,
Lebih terperinciInisiatif Accountability Framework
Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda
Lebih terperinciDokumen final disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO
Dokumen final disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO 26 Juni 2007 Disetujui oleh Dewan Eksekutif Pada 30 Agustus,2011 pada Revisi Prosedur untuk Pengesahan Kriteria Generik Internasional sebagai Interpretasi
Lebih terperinci21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,
21 Maret 2013 Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat, 5 Februari 2013 mungkin merupakan hari paling penting dalam sejarah APP. Pada tanggal tersebut kami mengumumkan Kebijakan Konservasi Hutan, dengan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGESAHAN ROTTERDAM CONVENTION ON THE PRIOR INFORMED CONSENT PROCEDURE FOR CERTAIN HAZARDOUS CHEMICALS AND PESTICIDES IN INTERNATIONAL TRADE
Lebih terperinciRespon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di
AUDIT PEMANTAUAN DAN LAPORAN PENUTUPAN CAO Audit IFC Kepatuhan CAO C-I-R6-Y08-F096 27 Maret 2013 Respon Pemantauan IFC ke Audit CAO mengenai investasi IFC di Wilmar Trading (IFC No. 20348) Delta Wilmar
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGESAHAN ROTTERDAM CONVENTION ON THE PRIOR INFORMED CONSENT PROCEDURE FOR CERTAIN HAZARDOUS CHEMICALS AND PESTICIDES IN INTERNATIONAL TRADE
Lebih terperinciPertanyaan Umum (FAQ):
Pertanyaan Umum (FAQ): Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Kelompok Produksi TBS (Versi AKHIR, Maret 2016) Untuk diperhatikan: dokumen FAQ ini akan diperbaharui secara berkala setelah menerima
Lebih terperinciPROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM
PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi para Pihak pada Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Perubahan Iklim,
Lebih terperinciCatatan informasi klien
Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan
Lebih terperinci2 beracun, saat ini tumbuh pesat dalam rangka memenuhi kebutuhan perindustrian dan pertanian. Perdagangan bahan kimia dan pestisida berbahaya tertentu
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENGESAHAN. KONVENSI. Rotterdam. Bahan Kimia. Pestisida. Berbahaya. Perdagangan. Prosedur Persetujuan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 72)
Lebih terperinciFinal - disetujui pada Juli 2010
Final - disetujui pada Juli 2010 Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm KONTEN: Istilah dan Definisi... 3 PENDAHULUAN... 7 Cakupan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Organisasi minyak kelapa sawit di tingkat global atau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) menyoroti peran Indonesia yang dinilai penting
Lebih terperinciPIAGAM PEMBENTUKAN DEWAN NEGARA-NEGARA PRODUSEN MINYAK SAWIT
PIAGAM PEMBENTUKAN DEWAN NEGARA-NEGARA PRODUSEN MINYAK SAWIT ------------------------------------------------------------------------------------------------ PEMBUKAAN Pemerintah negara-negara anggota
Lebih terperinciMenerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut
Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut Peta Jalan Lahan Gambut APRIL-IPEWG Versi 3.2, Juni 2017 Kelompok Ahli Gambut Independen (Independent Peatland Expert Working Group/IPEWG) dibentuk untuk membantu
Lebih terperinciFocus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO
Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO LATAR BELAKANG Sebaran Areal Tanaman Kelapa Sawit di Indonesia Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia, 2014 Ekstensifikasi
Lebih terperinciCorporate Presentation Tentang Musim Mas
Corporate Presentation Tentang Musim Mas 1 Sejarah 1932 Pabrik Sabun Sederhana 1970 Mendirikan Pabrik Refinery Pertama di Indonesia 1988 Membeli Perkebunan di Rantau Prapat, Sumatera Utara 2003 Mendirikan
Lebih terperinciDocument finalpedoman Petani Plasma: Dipersiapkan oleh Gugus Kerja Petani. Tanggal: 2 Juli 2009
Document final Plasma: Dipersiapkan oleh Gugus Kerja Petani Tanggal: 2 Juli 2009 Page 1 1/11/2012 Pendahuluan: Dokumen ini menampilkan versi akhir pedoman Generik RSPO untuk Petani Plasma. Dokumen ini
Lebih terperinciPersyaratan ISPO Untuk Bahan Baku Energi Terbarukan (Bioenergi)
1 Persyaratan ISPO Untuk Bahan Baku Energi Terbarukan (Bioenergi) DR. ROSEDIANA SUHARTO SEKRETARIAT KOMISI ISPO Workshop Skema ISPO (P&C) untuk Minyak Sawit (CPO) sebagai Bahan Baku Energi Terbarukan (Bioenergy)
Lebih terperinciPENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI
PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI OLEH DIREKTUR TANAMAN TAHUNAN HOTEL SANTIKA, JAKARTA 29 JULI 2011 1 KRONOLOGIS FAKTA HISTORIS Sejak 1960-an dikalangan masyarakat internasional mulai berkembang
Lebih terperinciSKEMA LISENSI PENILAI NKT: KEMAJUAN SELAMA DUA TAHUN
SKEMA LISENSI PENILAI NKT: KEMAJUAN SELAMA DUA TAHUN Skema Lisensi Penilai: HASIL-HASIL SELAMA DUA TAHUN Oktober 01 - Desember 01 Pengantar Skema Lisensi Penilai (ALS) NKT diluncurkan pada tanggal 31 Oktober
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN STOCKHOLM CONVENTION ON PERSISTENT ORGANIC POLLUTANTS (KONVENSI STOCKHOLM TENTANG BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN)
Lebih terperinciPrinsip dan Kriteria
Prinsip dan Kriteria Untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan 2013 1 Prinsip dan Kriteria Untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan 2013 Didukung oleh Badan Eksekutif RSPO dan Disepakati oleh Anggota
Lebih terperinciPROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi Kelompok RSPO untuk Produksi TBS. Agustus 2017 Versi 1
PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi Kelompok RSPO untuk Produksi TBS Agustus 2017 Versi 1 1 Nama dokumen: Prosedur Penanaman Baru RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF. Studi Bersama Persamaan dan Perbedaan Sistem Sertifikasi ISPO dan RSPO
RINGKASAN EKSEKUTIF Studi Bersama Persamaan dan Perbedaan Sistem Sertifikasi ISPO dan RSPO Dipublikasikan bersama oleh: Kementerian Pertanian Republik Indonesia Sekretariat Komisi Indonesian Sustainable
Lebih terperinciPANDUAN PELAPORAN UNTUK SAWIT YANG BERTANGGUNG JAWAB
PANDUAN PELAPORAN UNTUK SAWIT YANG BERTANGGUNG JAWAB Januari 2017 Photo: James Morgan - WWF International Panduan ini dikembangkan secara kolaboratif oleh organisasi-organisasi di bawah ini dengan masukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengembangan kelapa sawit telah memberikan dampak yang sangat positif bagi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan komoditi pertanian yang sangat penting bagi Indonesia. Pengembangan kelapa sawit telah memberikan dampak yang sangat positif bagi kemajuan pembangunan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN STOCKHOLM CONVENTION ON PERSISTENT ORGANIC POLLUTANTS (KONVENSI STOCKHOLM TENTANG BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN) DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciTINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI
TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)
Lebih terperinciDRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS. Versi 1.5; Oktober 2014
DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS Versi 1.5; Oktober 2014 Penting: Dokumen DRAF ini disusun oleh Global Sustainability Associated di bawah arahan
Lebih terperinciPematang Syahkuda, Simalungun, Sumatera Utara, Indonesia
6 Februari 2015 Kepada Para Pihak Yang Berkepentingan, Undangan untuk memberikan komentar terhadap proses penilaian sertifikasi RSPO untuk PT Eastern Sumatera Indonesia Propinsi Sumatera Utara - Indonesia
Lebih terperinciGolden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan
Untuk diterbitkan segera Siaran Pers Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan Jakarta, Singapura, 9 Februari 2011 Golden Agri Resources Limited (GAR) dan anakanak
Lebih terperinciMasalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE
Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE Pada tanggal 1 Juli 2015, the Komite Keefektifan Pembangunan (Committee on Development Effectiveness/CODE) membahas draf kedua dari Tinjauan dan Pembaruan
Lebih terperinciPanduan Dasar Memahami dan Memantau Penerapan Prinsip dan Kriteria RSPO
Panduan Dasar Memahami dan Memantau Penerapan Prinsip dan Kriteria RSPO Mendukung Upaya Advokasi Hak Petani, Buruh, Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Terkena Dampak Industri Sawit di Indonesia dipersiapkan
Lebih terperinciKUALA LUMPUR KEPONG BERHAD. PELATIHAN MENGENAI KEBIJAKAN KEBERLANJUTAN KLK (KLK Sustainability Policy)
KUALA LUMPUR KEPONG BERHAD PELATIHAN MENGENAI KEBIJAKAN KEBERLANJUTAN KLK (KLK Sustainability Policy) 1 1.Kebijakan Lingkungan 1.1 Dilarang Deforestasi Tidak akan ada pengembangan baru di kawasan stok
Lebih terperinciProduksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan. masa depan hutan
Produksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan masa depan hutan Menabur benih untuk masa depan yang lebih baik SNV menyadari besarnya dampak ekonomi dan lingkungan dari pembangunan sektor kelapa sawit
Lebih terperinciProsedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru
Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru RSPO secara khusus ingin mengucapkan terima kasih kepada: i. Para Anggota dari Kelompok Kerja Pengurangan Emisi RSPO ii. Perusahaan anggota RSPO yang ikut serta
Lebih terperinciGAR adalah salah satu perusahaan perkebunan minyak
GAR adalah salah satu perusahaan perkebunan minyak sawit terkemuka dengan lahan tertanam total seluas 485,606 hektar (termasuk perkebunan plasma) pada 31 Desember 2015, berlokasi di Indonesia. Perusahaan
Lebih terperinciPanduan Pengguna Untuk Reboisasi Lahan Kritis. Indonesia 2050 Pathway Calculator
Panduan Pengguna Untuk Reboisasi Lahan Kritis Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar Lahan Kritis Indonesia... 3 2. Asumsi... 6 3. Metodologi... 7 4. Hasil Pemodelan... 8 5. Referensi...
Lebih terperinciDokumen ini menggantikan "Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim" yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011
Diadopsi oleh Dewan Eksekutif RSPO pada 30 November, 2011. Dokumen ini menggantikan "Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim" yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011 RSPO will transform
Lebih terperinciISCC 201 DASAR SISTEM UNTUK PETANI SWADAYA. Versi 3.0
ISCC 201 DASAR SISTEM UNTUK PETANI SWADAYA Versi 3.0 II Pemberitahuan Hak Cipta 2017 ISCC System GmbH Dokumen ISCC ini dilindungi oleh hak cipta. Dokumen ini tersedia secara gratis di situs web ISCC atau
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA
LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang
Lebih terperinciCatatan Pertemuan I (16-18 Oktober 2013) INDONESIAN NATIONAL INTERPRETATION TASK FORCE (INA-NITF)
Hari/Tanggal : Selasa, 17 Oktober 2013 Peserta : 23 Tempat : Kantor First Resources, Jakarta Jam Pembahasan Oleh 09.10 Rapat dibuka Lanjutan Prinsip 1. Prinsip 1.3 Pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit
Lebih terperinciStudi Bersama Persamaan dan Perbedaan Sistem Sertifikasi ISPO dan RSPO
Studi Bersama Persamaan dan Perbedaan Sistem Sertifikasi ISPO dan RSPO Dipublikasikan bersama oleh: Kementerian Pertanian Republik Indonesia Sekretariat Komisi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) Kantor
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI
Laporan ini berisi Kata Pengantar dan Ringkasan Eksekutif. Terjemahan lengkap laporan dalam Bahasa Indonesia akan diterbitkan pada waktunya. LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI Pendefinisian
Lebih terperinciModul Memahami RSPO. Pilihan Pendekatan Advokasi Hak Petani, Buruh, Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Terkena Dampak Industri Sawit di Indonesia
Modul Memahami RSPO 1 Modul Memahami RSPO Pilihan Pendekatan Advokasi Hak Petani, Buruh, Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Terkena Dampak Industri Sawit di Indonesia Sawit Watch 2011 2 Modul Memahami
Lebih terperinciCorporate Presentation Tentang Musim Mas
Corporate Presentation Tentang Musim Mas 1 Sejarah 1932 Pabrik Sabun Sederhana 1970 Mendirikan Pabrik Refinery Pertama di Indonesia 1988 Membeli Perkebunan di Rantau Prapat, Sumatera Utara 2003 Mendirikan
Lebih terperinciInterpretasi Nasional Prinsip & Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan
Indonesian Smallholder Working Group (INA-SWG) Dok: 01/INA-SWG/2009 Interpretasi Nasional Prinsip & RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Petani Kemitraan Republik Indonesia Dokumen akhir Interpretasi
Lebih terperinciPRESS RELEASE Standar Pengelolaan Hutan Lestari IFCC (Indonesian Forestry Certification Cooperation) Mendapat Endorsement dari PEFC
PRESS RELEASE Jakarta, 11 Desember 2014 Pada 1 Oktober 2014, Skema Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari IFCC* secara resmi telah mendapatkan endorsement dari sistem sertifikasi terdepan dan terpercaya
Lebih terperinciPanduan Pengguna Untuk Sektor Kelapa Sawit. Indonesia 2050 Pathway Calculator
Panduan Pengguna Untuk Sektor Kelapa Sawit Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar Sektor Kelapa Sawit Indonesia... 3 2. Asumsi... 7 3. Metodologi... 9 4. Hasil Pemodelan... 11 5. Referensi...
Lebih terperinciSecara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:
PERENCANAAN SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS YANG INDEPENDEN PADA SEKTOR RELAWAN Pada tahun 1992, Dewan Perencanaan Sosial Halton bekerjasama dengan organisasi perencanaan sosial yang lain menciptakan Jaringan
Lebih terperinciNOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA
Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan
Lebih terperinciInisiatif Accountability Framework/Kerangka Kerja Akuntabilitas (AFi) adalah suatu upaya kolaboratif untuk membantu perusahaan memenuhi komitmen rantai pasokan etis mereka terhadap rantai pasokan pertanian
Lebih terperinciINA-NITF ( ) 1 4 INDIKATOR PANDUAN CATATAN
Draft I Interpretasi Nasional Indonesia untuk Revisi P&C RSPO (Hasil Pertemuan I INA-NITF (16-18 Oktober 2013) Prinsip 1 s/d 4 NO Prinsip 1: Komitmen terhadap transparansi 1.1 Pihak perkebunan dan pabrik
Lebih terperinciCorporate Presentation Tentang Musim Mas
Corporate Presentation Tentang Musim Mas 1 Sejarah 1932 Pabrik Sabun Sederhana 1970 Mendirikan Pabrik Refinery Pertama di Indonesia 1988 Membeli Perkebunan di Rantau Prapat, Sumatera Utara 2003 Mendirikan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN MINAMATA CONVENTION ON MERCURY (KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN MINAMATA CONVENTION ON MERCURY (KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. RSPO merupakan inisiatif dari multi stakeholder dari banyak negara tentang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi RSPO RSPO merupakan inisiatif dari multi stakeholder dari banyak negara tentang kebun sawit yang berkelanjutan. Diinisiasi oleh WWF, Aarhus, Golden Hope, MPOA, Migros,
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gambar 1 Produksi dan ekspor CPO tahun 2011 (Malaysian Palm Oil Board (MPOB))
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isu perubahan iklim secara global (global climate change) telah mengakibatkan tumbuhnya kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Lebih terperinciPERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER
PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER Kami meyakini bahwa bisnis hanya dapat berkembang dalam masyarakat yang melindungi dan menghormati hak asasi manusia. Kami sadar bahwa bisnis memiliki tanggung
Lebih terperinciBekerja sama untuk konservasi hutan
Bekerja sama untuk konservasi hutan 1 Presentasi ini dikeluarkan oleh Golden Agri-Resources Ltd ( GAR atau Perusahaan ) guna keperluan pemberian informasi. Presentasi ini memuat pernyataan-pernyataan,
Lebih terperinciStandar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor
SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada
Lebih terperinciPenggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO
Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO Table ronde sur l huile de RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO Pada 1 Juni 2011, RSPO telah
Lebih terperinciPEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan
Lebih terperinciGolden Agri-Resources Ltd
Golden Agri-Resources Ltd Intisari Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 2015 Agus Purnomo Managing Director Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement Bambang Chriswanto Head of National
Lebih terperinci(APP) (5 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN:
Evaluasi Independen terhadap Perkembangan Pemenuhan Komitmen Asia Pulp and Paper (APP) sesuai Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy/FCP) Perusahaan (5 Februari 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL
Lebih terperinciDRAFT PEDOMAN MENGENAI HUBUNGAN AICHR DENGAN ORGANISASI MASYARAKAT MADANI
PEDOMAN MENGENAI HUBUNGAN AICHR DENGAN ORGANISASI MASYARAKAT MADANI As of 14 November 2013 I. Pendahuluan 1. Salah satu tujuan ASEAN seperti yang diatur dalam Piagam ASEAN adalah untuk memajukan ASEAN
Lebih terperinciUpdate - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final
Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final Rencana Aksi Kepatuhan Jumlah Rencana Aksi 3 Ketidaksesuaian 7 Peluang untuk Perbaikan 7 Peluang untuk Perbaikan 14 Peluang untuk Perbaikan Status Selesai
Lebih terperinciPedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April
Pedoman Pemasok Olam Dokumen terakhir diperbarui April 2018 Pedoman Pemasok Olam April 2018 1 Daftar Isi Pendahuluan 3 Prinsip Pedoman Pemasok 4 Pernyataan Pemasok 6 Lampiran 1 7 Pendahuluan Olam berusaha
Lebih terperinciKode etik bisnis Direvisi Februari 2017
Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan
Lebih terperinci7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)
7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait
Lebih terperinciPASAL I Nama dan Lokasi. PASAL II Tujuan
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN SERTIFIKASI KONSULTAN LAKTASI INTERNASIONAL (INTERNATIONAL BOARD OF LACTATION CONSULTANT EXAMINERS) Disetujui 15 September 2017 Nama Perusahaan ini adalah: PASAL I Nama dan
Lebih terperinciRSPO Prinsip, Kriteria and Indikator
RSPO Prinsip, Kriteria and Indikator Draft untuk Konsultasi Publik September Oktober 2017 Prinsip dan Kriteria RSPO (P&C) 2013 saat ini sedang menjalani peninjauan ulang (review), sebagai bagian dari Prosedur
Lebih terperinciKERTAS POSISI Kelompok Masyarakat Sipil Region Sulawesi Sistem Sertifikasi Bukan Sekedar Label Sawit Berkelanjutan
KERTAS POSISI Kelompok Masyarakat Sipil Region Sulawesi Sistem Sertifikasi Bukan Sekedar Label Sawit Berkelanjutan INDUSTRI PERKEBUNAN SAWIT merambah Sulawesi sejak tahun 1980 an dan ekspansinya tetap
Lebih terperinciPIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )
PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN & SARAN. pemanasan global ini. Cuaca bumi sekarang ini tidak lagi se-stabil dahulu. Cuaca
BAB V KESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan Perlindungan terhadap hutan tentunya menjadi sebuah perioritas di era pemanasan global ini. Cuaca bumi sekarang ini tidak lagi se-stabil dahulu. Cuaca di beberapa
Lebih terperinciPRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012
PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 Apa saja prasyaarat agar REDD bisa berjalan Salah satu syarat utama adalah safeguards atau kerangka pengaman Apa itu Safeguards Safeguards
Lebih terperinciPIDATO UTAMA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA
PIDATO UTAMA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA The Business and Investment Forum for Downstream Palm Oil Industry Rotterdam, Belanda, 4 September 2015 Bismillahirrohmanirrahim 1. Yang Terhormat
Lebih terperinciAudit sertifikasi pertama akan dimulai pada tanggal 11 September 2017 hingga 15 September 2017.
From l Control Union (Malaysia) Sdn. Bhd. Subject Pengumuman publik atas sertifikasi pertama di Pt. Guntung Idamannusa GIN 2 POM l Date l 08-08-17 Dear Sir/Madam, PT Guntung Idamannusa merupakan perusahaan
Lebih terperinci