(APP) (5 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "(APP) (5 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN:"

Transkripsi

1 Evaluasi Independen terhadap Perkembangan Pemenuhan Komitmen Asia Pulp and Paper (APP) sesuai Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy/FCP) Perusahaan (5 Februari 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN: 13 Maret 2014 Disusun oleh: Keith Moore Versi yang Disetujui APP dan Rainforest Alliance 1

2 Pendahuluan Asia Pulp and Paper (selanjutnya disebut APP ) telah meminta Rainforest Alliance untuk mengevaluasi perkembangan pemenuhan komitmen yang tertuang dalam Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy/ FCP ) Perusahaan beserta komitmen publik lainnya terkait FCP tersebut. Evaluasi ini mencakup operasi-operasi yang dijalankan APP, baik di Indonesia maupun Cina. Akan tetapi dengan mempertimbangkan skala pekerjaannya, maka evaluasi ini dibagi menjadi dua tahap di mana Indonesia menjadi tahap pertamanya untuk evaluasi tahun Keputusan dimulainya evaluasi di Cina akan ditentukan selanjutnya pada tahun ini. Dokumen ini menjelaskan proses evaluasi untuk operasi-operasi APP di Indonesia. Seluruh dokumentasi evaluasi Rainforest Alliance akan mengacu pada Sinar Mas Forestry ( SMF ). SMF mewakili konsesi hutan APP. 2

3 DAFTAR ISI BAGIAN 1 GAMBARAN UMUM Cakupan Evaluasi Independen Rainforest Alliance Staf dan Konsultan Rainforest Alliance Pihak APP untuk Staf dan Konsultan Rainforest Alliance Protokol Komunikasi Laporan... 6 BAGIAN 2 PERENCANAAN DAN PERSIAPAN EVALUASI Penyelesaian Rencana Evaluasi Pengembangan Indikator Kinerja Pengembangan Ukuran Kinerja Pelibatan Konsultan Konflik Kepentingan, Keberpihakan dan Kerahasiaan Pertemuan Pembuka BAGIAN 3 EVALUASI PERKEMBANGAN PEMENUHAN KOMITMEN KEBIJAKAN KUNCI DI INDONESIA (BAGIAN 1) Lingkup Geografis Evaluasi Perkembangan Pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci di Indonesia Evaluasi Lapang di Indonesia Tanggal Evaluasi Perkembangan yang dilakukan di Indonesia Tim Evaluasi untuk Indonesia Penyediaan Bukti dan Informasi oleh APP dan Pihak Lain Pertemuan Pembuka dan Penutup Draf dan Laporan Akhir Prosedur Kerja yang Aman Pengamat Pembaharuan Informasi Evaluasi Selanjutnya BAGIAN 4 EVALUASI KECUKUPAN SUMBER DAYA HUTAN TANAMAN DI INDONESIA DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN PABRIK APP (BAGIAN 2) Lingkup Evaluasi Sumber Daya Hutan Tanaman di Indonesia Evaluasi Lapangan terhadap Sumber Daya Hutan Tanaman Tim Evaluasi Penyediaan Bukti dan Informasi oleh APP dan pihak lain Pertemuan Pembuka dan Penutup Draf dan Laporan Akhir

4 BAGIAN 1 GAMBARAN UMUM 1.1 Cakupan Evaluasi Independen Rainforest Alliance FCP APP (tanggal 5 Februari 2013) terdiri dari 4 (empat) Komitmen Kebijakan Kunci dan serangkaian komitmen tambahan terkait dengan: Hutan Bernilai Konservasi Tinggi (HBKT) dan hutan dengan Stok Karbon Tinggi (SKT); pengelolaan lahan gambut; pelibatan sosial dan masyarakat; dan pemasok dari pihak ketiga. Selain itu, FCP mencakup pernyataan bahwa Penilaian independen terbaru terhadap pertumbuhan dan panen/hasil tebangan di areal hutan tanaman pemasok APP mengonfirmasikan bahwa perusahaan memiliki sumber daya hutan tanaman yang mencukupi untuk memenuhi perkiraan permintaan jangka panjang untuk pabrik pulpnya. Evaluasi independen yang dilaksanakan Rainforest Alliance ini mencakup evaluasi terhadap hal-hal sebagai berikut. 1. Perkembangan pemenuhan keempat Komitmen Kebijakan Kunci yang tertuang dalam FCP oleh APP, termasuk di dalamnya segala komitmen publik tambahan yang dibuat oleh APP sejak bulan Februari 2013 yang terkait langsung dengan FCP, serta segala komitmen tambahan yang disepakati antara APP dan pihak-pihak lainnya di Indonesia. Evaluasi ini mencakup telaah dokumen dan peta, wawancara dan pengamatan lapangan langsung terhadap sampel areal konsesi. 2. Pernyataan APP bahwa pihaknya memiliki sumber daya hutan tanaman yang mencukupi dalam rangka memenuhi perkiraan permintaan jangka panjang untuk pabrik pulpnya di Indonesia. Evaluasi ini akan memeriksa kualitas dan kredibilitas laporan-laporan yang ada, model dan analisa APP terkait proyeksi pertumbuhan dan hasil panen/tebangan sumber daya hutan tanaman dimaksud, serta mencakup evaluasi lapangan terhadap kesehatan, luasan dan kualitas sumber daya hutan tanaman untuk mengevaluasi kewajaran dan kredibilitas laporan, model dan analisa tersebut. Cakupan geografis dalam evaluasi perkembangan pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci sebagaimana tertuang dalam FCP (lihat bagian 1.1) beserta segala komitmen lainnya yang terkait atau tambahan yang dibuat oleh APP mencakup: semua areal konsesi hutan di Indonesia yang memasok kayu pulp bagi pabrik APP di Indonesia; dan semua perluasan atau akuisisi hutan tanaman maupun pabriknya di Indonesia pada masa mendatang. Oleh karena itu, cakupan evaluasi terhadap empat Komitmen Kebijakan Kunci sebagaimana tertuang dalam FCP termasuk: sejumlah 38 areal konsesi di lima provinsi di Indonesia (Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat) dengan total luasan kurang lebih 2,6 juta hektar; 4

5 dua pabrik pulp yang sudah ada dan satu yang masih dalam tahap perencanaan di Indonesia; dan rantai pasokan global APP yang menyediakan bahan baku untuk pabrikpabriknya di Indonesia. Cakupan geografis dalam evaluasi kecukupan sumber daya hutan tanaman dalam rangka memenuhi permintaan jangka panjang berdasarkan perkiraan untuk pabrik-pabrik pulp di Indonesia akan dibatasi hanya pada sumber daya hutan tanaman yang berada di Indonesia. Rencana Evaluasi ini memberikan informasi rinci mengenai dua bagian terpisah untuk evaluasi di Indonesia, sebagai berikut. Bagian 1 - Evaluasi perkembangan pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci dan komitmen-komitmen terkait di Indonesia. Bagian 2 - Evaluasi kecukupan sumber daya hutan tanaman APP dan pihak pemasok dalam rangka memenuhi permintaan jangka panjang berdasarkan perkiraan untuk pabrik-pabrik pulp di Indonesia. Perencanaan dan persiapan evaluasi dijelaskan pada BAGIAN 2 Rencana ini. Masing-masing bagian akan dibahas secara rinci pada BAGIAN 3 dan BAGIAN 4 Rencana ini. Pekerjaan di Indonesia ini akan dilaksanakan dan selesai pada tahun Staf dan Konsultan Rainforest Alliance Richard Donovan (Perwakilan Manajemen Eksekutif Rainforest Alliance) Senior Vice-President, Vice-President of Forestry. Richard bertanggung jawab memastikan bahwa evaluasi berjalan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut Rainforest Alliance dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Komite Manajemen Eksekutif dan Direksi. Walter Smith: Manajer Perjanjian Rainforest Alliance Senior Manager/Regional Manager, Asia Pacific, Certification Division, Rainforest Alliance. Walter bertanggung jawab atas segala hal terkait perjanjian antara Rainforest Alliance dan APP serta semua pihak ketiga lainnya. Lita Natasastra: Manajer Proyek Rainforest Alliance Associate Manager, Southeast Asia, Certification Division, Rainforest Alliance. Lita bertanggung jawab atas segala hal terkait anggaran dan biaya evaluasi, penyusunan tim evaluasi, hubungan dengan pihak manajemen APP dan pihak lainnya yang berkepentingan, kerja sama dengan konsultan dan supervisi semua bagian proyek. Keith Moore: Ketua Tim Evaluasi Rainforest Alliance Moore Resource Management, Konsultan dari pihak ketiga untuk Rainforest Alliance. Keith bertanggung jawab terhadap segala hal terkait perencanaan dan logistik serta penyelesaian pekerjaan dalam Rencana Evaluasi ini, termasuk di dalamnya pengembangan rencana evaluasi; hubungan dengan pihak APP dan SMF sehubungan dengan rencana evaluasi; pengembangan indikator kinerja dan ukuran kinerja; kontak dan konsultasi dengan pihak ketiga pemangku 5

6 kepentingan; penerimaan semua dokumen dan bukti terkait evaluasi; penyeleksian areal konsesi untuk kerja lapangan; seluruh prosedur evaluasi; pengawasan anggota tim; penyelesaian semua bagian evaluasi; dan persiapan laporan, baik versi draf maupun akhir. Anita Neville: Manajer Komunikasi Rainforest Alliance Australia dan Oseania, Manajemen Regional dan Komunikasi, Divisi Sertifikasi Rainforest Alliance. Anita bertanggung jawab atas semua informasi yang dikeluarkan atau bahan komunikasi terkait evaluasi, termasuk pembaharuan (update) informasi perkembangan secara berkala. 1.3 Pihak APP untuk Staf dan Konsultan Rainforest Alliance Rainforest Alliance Pihak dari APP Posisi Walter Smith Aida Greenbury Manajer Perjanjian Lita Natasastra Keith Moore Rolf McRae-Jensen Manajer Proyek Ketua Tim Anita Neville Darragh Ooi Manajer Komunikasi 1.4 Protokol Komunikasi Semua komunikasi publik perihal evaluasi ini diatur oleh Protokol Komunikasi. Semua komunikasi publik akan dikoordinasikan oleh Anita Neville dari Rainforest Alliance dan Darragh Ooi dari APP. Protokol Komunikasi menangani serangkaian keadaan tertentu dan komunikasi publik yang telah diatur. Komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan dan pihak-pihak lainnya juga akan dilakukan oleh para staf dan konsultan Rainforest Alliance sebagai bagian yang biasa dilakukan dalam evaluasi. Komunikasi tersebut akan diperlakukan secara penuh kerahasiaan antara tim evaluasi dan para pemangku kepentingan serta tidak akan memerlukan koordinasi dengan APP atau persetujuan sebagaimana diatur dalam Protokol Komunikasi untuk komunikasi publik. 1.5 Laporan Draf laporan akhir akan diberikan kepada APP untuk ditelaah dan diberikan komentar. Setelah dilakukannya revisi-revisi untuk menjawab komentar APP, akan disediakan draf laporan akhir untuk keperluan telaah sejawat (peer review). Telaah sejawat dimaksud akan dilakukan sesuai dengan proses standar sebagaimana telah diatur Rainforest Alliance. Laporan akhir akan disusun setelah menerima dan mempertimbangkan komentar-komentar yang diberikan dalam telaah sejawat. Berdasarkan prosedur normal Rainforest Alliance, telaah sejawat dapat dilakukan dengan menjaga anonimitas (penghilangan identitas) sepanjang dikehendaki para penelaah. Komentar-komentar dalam telaah sejawat pada umumnya tidak dimasukkan ke dalam laporan akhir untuk publik. Akan ada dua laporan akhir, yaitu masing-masing untuk kedua belah pihak, untuk evaluasi di Indonesia. Laporan akhir akan mencakup ringkasan eksekutif 6

7 beserta laporan lengkap, di mana dokumen ini akan disediakan bagi publik. Halhal tertentu yang dianggap rahasia bagi APP, pemangku kepentingan atau organisasi-organisasi lainnya akan dikeluarkan dari versi publik laporan akhir dimaksud. 7

8 BAGIAN 2 PERENCANAAN DAN PERSIAPAN EVALUASI 2.1 Penyelesaian Rencana Evaluasi Rencana Evaluasi mengatur pelaksanaan pekerjaan dalam masing-masing bagian terpisah sebagaimana dimaksud Bagian 1.1 yang diatur dalam perjanjian antara APP dengan Rainforest Alliance. Draf Rencana Evaluasi telah ditelaah oleh APP. Versi akhir Rencana Evaluasi telah disetujui oleh Rainforest Alliance dan APP serta akan tersedia bagi publik. 2.2 Pengembangan Indikator Kinerja Bagian penting dalam evaluasi ini mencakup pengembangan Indikator Kinerja dan Ukuran Kinerja. Semua hal ini penting dilakukan agar Tim Evaluasi dapat secara konsisten sesuai metode mengevaluasi perkembangan pemenuhan keempat Komitmen Kebijakan Kunci yang tertuang dalam FCP serta segala komitmen publik tambahan yang ada dan pernyataan mengenai kecukupan sumber daya hutan tanaman dalam rangka memenuhi perkiraan permintaan pabrik pulp secara jangka panjang. Evaluasi kemajuan atas pemenuhan keempat Komitmen Kebijakan Kunci beserta komitmen-komitmen terkait lainnya akan dilakukan dengan menggunakan serangkaian Indikator Kinerja yang dikembangkan Rainforest Alliance. Indikator Kinerja akan memeriksa setiap Komitmen Kebijakan beserta semua komitmen tambahan lainnya yang tertuang dalam FCP, serta segala komitmen publik terkait. Indikator Kinerja juga akan menjawab persoalan mengenai kesehatan, luasan dan kualitas sumber daya hutan tanaman tersebut. Pengembangan Indikator Kinerja akan diselesaikan sebelum dimulainya pekerjaan apapun di lapangan. Pengembangan Indikator Kinerja akan mengacu pada kerangka kerja SMART untuk mengontruksi indikator 1, di mana SMART sendiri didefinisikan sebagai berikut. Spesifik (Specific) Terukur (Measureable) Dapat dicapai (Achievable) : Setiap indikator harus mengacu pada aspek tunggal kinerja yang akan dievaluasi. Adapun untuk indikator yang mencakup lebih dari satu aspek untuk dievaluasi, maka aspek-aspek dimaksud harus dijabarkan secara terpisah dalam bentuk sub bagian dari indikatornya. : Indikator harus menjelaskan hasil atau tingkat (yaitu ambang batas) kinerja yang dapat diukur selama berjalannya evaluasi dengan biaya yang wajar. Tingkat kinerja yang diperlukan untuk dapat memenuhi indikator haruslah jelas bagi pihak yang mengukurnya. : Indikator tidak dapat didefinisikan dalam istilah rancangan atau karakteristik deskriptif, serta tidak dapat mendukung teknologi tertentu atau barang yang dipatenkan. 1 Dari FSC- STD Struktur dan Isi Standar Pengawasan Hutan Versi 1, disetujui bulan Oktober

9 Relevan (Relevant) Nyata/Jelas (Tangible) : Indikator haruslah hanya mencakup unsur-unsur yang mendukung bagi tercapainya tujuan Kriteria yang berlaku. : Indikator harus ditulis menggunakan kosa kata yang jelas dan konsisten, dan bebas dari unsur-unsur subyektif. Harus dihindarkan penggunaan frase seperti biasanya, substansial, proaktif, layak untuk, meminimalkan, kapan pun dapat dilakukan, menyeluruh, atau paling tersedia. Dalam mengembangkan Indikator Kinerja untuk evaluasi kemajuan dalam rangka memenuhi FCP, Rainforest Alliance akan sangat memperhatikan Tahapan Capaian Kinerja (Performance Milestone) 2 yang dirumuskan pada bulan September 2013 oleh sekelompok LSM yang dipimpin oleh Environmental Paper Network dan the European Environmental Paper Network. Indikator Kinerja akan dibuat terstruktur sehingga dapat dievaluasi kembali pada tahun 2015 dan kapan pun di tahun selanjutnya. Selama pengembangan Indikator Kinerja, Rainforest Alliance akan berkonsultasi secara luas dengan APP dan dengan organisasi lainnya, termasuk (akan tetapi tidak terbatas pada) LSM-LSM sosial dan lingkungan, pembeli dan kelompok pembeli, ahli dari pihak pemerintah, serta akademisi. Rainforest Alliance akan memberikan draf Indikator Kinerja kepada para pihak yang berkepentingan tersebut untuk ditelaah dan diberikan komentar secara lebih rinci selama pengembangan Indikator Kinerja. Rainforest Alliance akan mempertimbangkan masukan dan saran dari semua pihak dan akan mencatat tanggapan yang ada sebelum melakukan finalisasi Indikator Kinerja. Selama proses pengembangan, Rainforest Alliance akan meminta para pihak yang berkepentingan (termasuk yang disebutkan di atas) untuk berpartisipasi dalam lokakarya untuk menelaah dan membahas draf Indikator Kinerja. Rainforest Alliance akan bertanggung jawab atas versi akhir kandungan dan struktur Indikator Kinerja. APP perlu memberikan persetujuan terhadap Indikator Kinerja ini sebelum dilakukannya evaluasi lapangan apapun di Indonesia. Rainforest Alliance akan tetap memiliki hak untuk mempertimbangkan dilakukannya perubahan terhadap Indikator Kinerja dalam hal ditemukannya permasalahan signifikan dalam penggunaan Indikator di areal konsesi yang pertama dikunjungi di Indonesia sebagai bagian dari evaluasi. Segala perubahan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan akan tersedia untuk ditelaah APP dan pihak lain yang berkepentingan. APP perlu memberikan persetujuan terhadap perubahan-perubahan dimaksud. Jika penyusunannya sudah selesai, maka versi akhir dari Indikator Kinerja untuk Indonesia akan dibuka untuk publik dan ditempatkan di laman situs Rainforest 2 Environmental Paper Network dan European Paper Network, Tes Pertama, Tahapan Capaian Kinerja untuk pelanggan dan pemangku kepentingan lain untuk menilai pelaksanaan komitmen yang dibuat berdasarkan Peta Jalan Keberlanjutan Visi 2020 dan FCP, September

10 Alliance dan APP. Indikator-indikator ini akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia untuk penggunaannya di Indonesia. 2.3 Pengembangan Ukuran Kinerja Ukuran Kinerja diperlukan untuk evaluasi dan laporan sejauh mana Indikator Kinerja telah atau belum dipenuhi pada saat dilakukannya evaluasi. Ukuran Kinerja ini akan dikembangkan secara berkaitan dengan pengembangan Indikatornya. Rainforest Alliance akan berkonsultasi dengan APP dan pihakpihak yang berkepentingan, termasuk di dalamnya para auditor profesional dan otoritas yang berwenang melakukan audit, para akademisi dan lainnya, serta akan membuat Ukuran Kinerja 3 yang akan dijadikan acuan dalam mengevaluasi Indikator Kinerja, sebelum memulai segala evaluasi lapangan. Sejauh memungkinkan, Ukuran Kinerja yang dikembangkan akan mengikuti standar pengauditan internasional dan mengikuti ukuran-ukuran yang diberlakukan dalam Audit Kinerja. 4 APP perlu memberikan persetujuan terhadap Ukuran Kinerja yang dipilih. 2.4 Pelibatan Konsultan Rainforest Alliance akan bertanggung jawab penuh terhadap semua aspek dalam perekrutan dan penggunaan jasa konsultan untuk bekerja dalam tim evaluasi. Konsultan akan diminta untuk menunjukkan pengetahuan teknis dan pengalaman luas di lapangan terkait evaluasi, dan bahwa ia bebas dari keberpihakan dan konflik kepentingan. Akan diupayakan untuk merekrut warga negara dan konsultan Indonesia yang lancar berbahasa Indonesia untuk pekerjaan di Indonesia. 2.5 Konflik Kepentingan, Keberpihakan dan Kerahasiaan Seluruh staf dan konsultan Rainforest Alliance yang berpartisipasi dalam evaluasi diwajibkan untuk menandatangani pernyataan bahwa mereka tidak memiliki konflik kepentingan atau keberpihakan, serta menandatangani perjanjian kerahasiaan. Segala hal terkait dengan dipastikannya bahwa tidak terdapat keberpihakan dan bahwa kerahasiaan tetap dijaga oleh para anggota Tim Evaluasi merupakan tanggung jawab Rainforest Alliance dan akan dipantau oleh Rainforest Alliance selama berjalannya proyek. APP diminta untuk menyampaikan persoalan spesifik terkait keberpihakan atau pelanggaran kerahasiaan yang dilakukan Tim Evaluasi kepada Lita Natasastra (Manajer Proyek) sedini mungkin. 2.6 Pertemuan Pembuka Rainforest Alliance akan berpartisipasi dalam pertemuan pembuka untuk APP dan staf SMF, perusahaan pemasok dan para konsultan pada awal perencanaan dan untuk tiap bagian evaluasi. 3 Sebagai contoh, akan diberikan pertimbangan kepada sistem- sistem ukuran kinerja yang berbeda. Ini dapat mencakup ukuran- ukuran seperti dipenuhi, dipenuhi sebagian, tidak dipenuhi, atau dapat juga dipenuhi semuanya, kemajuan signifikan untuk dipenuhi, telah dimulai dan sudah ada beberapa kemajuan, dan belum dimulai. Terdapat berbagai ukuran yang digunakan oleh auditor internasional dan badan audit, yang akan ditelaah. 4 Oleh badan audit profesional di tingkat internasional, audit kinerja juga dikenal sebagai audit nilai berbanding uang. 10

11 BAGIAN 3 EVALUASI PERKEMBANGAN PEMENUHAN KOMITMEN KEBIJAKAN KUNCI DI INDONESIA (BAGIAN 1) Evaluasi perkembangan untuk memenuhi keempat Komitmen Kebijakan Kunci dalam FCP dan komitmen publik terkait akan dimulai pada awal tahun 2014 dan akan melibatkan evaluasi areal konsesi dan pabrik di Indonesia. Evaluasi ini akan diselesaikan pada kuartal terakhir tahun Lingkup Geografis Evaluasi Perkembangan Pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci di Indonesia Lingkup geografis evaluasi perkembangan pemenuhan empat Komitmen Kebijakan Kunci yang tertuang dalam FCP (lihat sub bagian 1.1) dan segala komitmen terkait atau tambahan yang dibuat APP meliputi: sebanyak 38 areal konsesi hutan di lima provinsi Indonesia (Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat) dengan luasan kurang lebih 2,6 juta hektar; dua pabrik pulp yang sudah ada dan satu pabrik pulp yang masih dalam tahap perencanaan di Indonesia; dan rantai pasokan global APP yang memasok bahan baku ke pabrik-pabrik di Indonesia. 3.2 Evaluasi Lapang di Indonesia Sampel sebanyak 20 dari 38 areal konsesi di lima provinsi Indonesia serta arealareal konsesi lain yang diidentifikasi sebagai sumber kayu pulp untuk pabrikpabrik APP akan diseleksi untuk evaluasi. Kedua pabrik pulp APP yang ada akan dikunjungi, dan kegiatan APP di areal konsesi yang nantinya akan memasok kayu pulp untuk pabrik pulp yang masih dalam tahap perencanaan akan dievaluasi. Sampel ini akan mewakili berbagai operasi yang dilakukan dan mencakup evaluasi perkembangan di: lebih dari setengah dari 38 areal konsesi di Indonesia; areal konsesi di lima provinsi yang memasok pabrik; dan semua lokasi spesifik atau isu yang diidentifikasi oleh LSM. Susunan 20 sampel areal konsesi diharapkan mencakup: 8 (delapan) areal konsesi di Riau; 2 (dua) areal konsesi di Jambi; 5 (lima) areal konsesi di Sumatera Selatan; 3 (tiga) areal konsesi di Kalimantan Barat; dan 2 (dua) areal konsesi di Kalimantan Timur. Daftar yang memuat 20 areal konsesi hasil seleksi akan diberikan untuk APP sebelum kegiatan lapangan. Areal konsesi akan dievaluasi per provinsi sesuai urutan yang akan ditentukan Rainforest Alliance. Tanggal dimulainya evaluasi di setiap provinsi akan diinformasikan kepada APP terlebih dahulu sejalan dengan perencanaan. Informasi ini akan disediakan untuk publik. 11

12 Dalam hal Rainforest Alliance menganggap bahwa evaluasi areal konsesi tambahan penting dilakukan untuk kredibilitas evaluasi atau untuk menyelesaikan hal-hal spesifik yang muncul, maka areal konsesi tambahan akan ditambahkan ke dalam 20 areal konsesi sampel. APP akan diinformasikan di awal dalam hal adanya penambahan areal konsesi. 3.3 Tanggal Evaluasi Perkembangan yang dilakukan di Indonesia Evaluasi akan didasarkan atas perkembangan yang diamati untuk menangani komitmen FCP. Dengan demikian, perkembangan dalam pemenuhan komitmen akan didasarkan atas informasi yang diterima saat evaluasi lapangan di suatu areal konsesi serta semua perkembangan dan kegiatan yang dapat diamati dan dilaporkan hingga tanggal tim evaluasi meninggalkan areal konsesi tersebut. Informasi terkait perkembangan yang dibuat setelah tim evaluasi meninggalkan areal konsesi, tetapi sebelum laporan akhir selesai, dapat disampaikan oleh APP kepada Tim Evaluasi untuk diperiksa. Tergantung pada sifatnya dan dapat tidaknya diverifikasi, informasi ini dapat dimasukkan atau tidak dimasukkan ke dalam laporan akhir. 3.4 Tim Evaluasi untuk Indonesia Rainforest Alliance akan membentuk dua tim terpisah yang masing-masingnya terdiri dari 4 (empat) anggota (sehingga total 8 orang). Masing-masing akan terdiri dari spesialis bidang sosial dan anggota tim dengan latar belakang penilaian Nilai Konservasi Tinggi (NKT) dan Stok Karbon Tinggi (SKT), pengelolaan hutan, dan hutan tanaman. Tim ini akan menilai areal konsesi dan pabrik. Kedua tim evaluasi ini akan dikoordinasikan dan diawasi oleh satu orang ketua tim evaluasi. Ketua tim evaluasi akan memimpin salah satu tim, sementara tim lainnya akan dipimpin oleh satu orang asisten ketua. 3.5 Penyediaan Bukti dan Informasi oleh APP dan Pihak Lain APP akan diminta menyediakan bukti yang menunjukkan perkembangan pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci secara keseluruhan dalam perusahaan dan/atau per areal konsesi, tergantung mana yang relevan. Tim Evaluasi akan meminta agar informasi spesifik yang terkait perkembangan pemenuhan masing-masing komitmen FCP ini beserta Indikator Kinerja untuk areal konsesi spesifik yang akan dikunjungi di lapangan disajikan dengan cara yang rapi dan teratur. Bukti yang diminta ini diharapkan disediakan tepat waktu, dan disampaikan sekurangnya 2 (dua) pekan sebelum tanggal perkiraan dimulainya kegiatan lapangan di masing-masing areal konsesi. Jika dianggap perlu, Rainforest Alliance dapat meminta informasi tambahan dari APP untuk mengevaluasi perkembangan pemenuhan komitmen. Hal ini dapat mencakup, sebagai contoh, gambar digital atau data shapefile areal konsesi. Tim Evaluasi juga dapat meminta informasi atau dokumen saat berada di lapangan dan melakukan kegiatan lapangan serta mengharapkan disampaikannya informasi tersebut secepat mungkin. 12

13 Evaluasi ini akan didasarkan atas asumsi bahwa sudah merupakan kewajiban APP untuk membuktikan perkembangan pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci, dan bahwa tim evaluasi mengharapkan APP untuk menyediakan bukti secara lengkap, menyeluruh, rapi dan teratur, serta tepat waktu. Rainforest Alliance juga akan mencari informasi dari pihak lain yang akan diminta memberikan segala informasi atau bukti lain yang dianggap berkaitan dengan evaluasi ini. Informasi ini bisa disampaikan dalam bentuk tertulis, dokumen, atau secara lisan dalam pertemuan langsung dengan Rainforest Alliance. Tidak akan dilakukan konsultasi publik. Rainforest Alliance meminta agar informasi tersebut disampaikan oleh pihak luar terlebih dahulu sebelum evaluasi agar dapat dipertimbangkan oleh Tim Evaluasi pada saat kegiatan lapangan. 3.6 Pertemuan Pembuka dan Penutup Rainforest Alliance akan mengadakan pertemuan pembuka di Jakarta untuk staf kunci APP dan SMF pada saat dimulainya proyek, dan segera sebelum dimulainya tahap kegiatan lapangan. Pertemuan pembuka akan diadakan di lokasi areal konsesi bersama para staf dari setiap areal konsesi tempat akan dilaksanakannya kegiatan lapangan. Tim evaluasi juga akan mengadakan pertemuan penutup segera setelah diselesaikannya kegiatan lapangan di setiap areal konsesi yang diseleksi. Dalam pertemuan ini akan disampaikan ringkasan hasil pengamatan dan temuan di areal konsesi yang bersangkutan. Selain itu, Rainforest Alliance juga akan mengadakan pertemuan penutup di Jakarta untuk menyampaikan ringkasan temuan setelah selesainya kegiatan di provinsi. Satu pertemuan akan diadakan setelah kegiatan lapangan di Riau, dan satu lagi akan diadakan setelah berakhirnya semua kegiatan lapangan di empat provinsi lainnya. 3.7 Draf dan Laporan Akhir Setelah kegiatan lapangan selesai, tim akan memberikan hasil evaluasi untuk APP dalam pertemuan penutup. APP akan diminta menelaah dan memberi komentar kepada ketua Tim Evaluasi mengenai hasil tersebut. Setelah evaluasi selesai, hasil temuan evaluasi akan dilaporkan dalam suatu laporan akhir yang disusun oleh ketua Tim Evaluasi. Hanya akan ada satu laporan akhir untuk semua provinsi. Laporan akhir akan berbentuk narasi rinci yang menyajikan penjelasan lengkap temuan dan hasil pengamatan, hingga diberikannya penilaian Ukuran Kinerja. Contoh spesifik dari ada tidaknya perkembangan dapat diberikan sebagai informasi penunjang untuk hasil temuan secara keseluruhan. Laporan ini dapat mencakup acuan pada areal konsesi individual atau provinsi. Hal ini akan memberikan evaluasi terhadap setiap Indikator Kinerja (didukung oleh penjelasan temuan) dan evaluasi ringkas terhadap semua perkembangan pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci dan komitmen terkait lainnya di Indonesia. Laporan akhir nantinya merupakan ringkasan dari seluruh kegiatan di semua provinsi di Indonesia. 13

14 APP akan diberikan draf laporan akhir untuk ditelaah dan diberikan komentar. Komentar yang diberikan oleh APP akan dijawab oleh ketua Tim Evaluasi. Draf laporan akhir yang sudah direvisi akan disediakan untuk tinjauan sejawat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan Rainforest Alliance. Laporan akhir akan disusun setelah menerima dan mempertimbangkan komentar dari tinjauan sejawat. Laporan akhir akan mencakup ringkasan eksekutif dan laporan lengkap dan akan disediakan untuk publik. Hal-hal tertentu yang dianggap rahasia bagi APP, pemangku kepentingan, atau organisasi lain akan dikeluarkan dari laporan versi publik. 3.8 Prosedur Kerja yang Aman Tim Evaluasi Rainforest Alliance akan diwajibkan mengisi jadwal harian dan melapor setiap hari kepada ketua tim evaluasi dan/atau kantor proyek Rainforest Alliance. Anggota tim yang bekerja sendiri diwajibkan melapor secara berkala kepada ketua tim setiap waktu tertentu yang telah ditetapkan. Setiap ketua tim akan memastikan adanya peralatan keselamatan dan pakaian pelindung yang memadai dan kepatuhan ketat terhadap prosedur kerja yang aman. 3.9 Pengamat Pengamat dapat diizinkan ikut serta dalam evaluasi lapangan jika sebelumnya telah meminta dan mendapatkan izin dari Rainforest Alliance dan APP. Pengamat harus mematuhi Kode Etik sesuai yang ditetapkan Rainforest Alliance dan APP. Pengamat hanya akan diperbolehkan ikut di lokasi di mana kerahasiaan pemangku kepentingan atau logistik lapangan tidak terganggu oleh keberadaannya Pembaharuan Informasi Tim evaluasi Rainforest Alliance akan memperbaharui informasi untuk APP secara rutin perihal perkembangan evaluasi di luar pertemuan penutup sebagaimana direncanakan. Semua hal yang ditemukan selama telaah lapangan dan dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap FCP akan segera disampaikan kepada APP Evaluasi Selanjutnya Indikator kinerja dan ukuran kinerja serta protokol dan prosedur yang dikembangkan untuk evaluasi perkembangan di lapangan memberi kesempatan untuk dilakukannya evaluasi perkembangan lanjutan pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci di Indonesia tahun 2015 atau pada tanggal tahapan capaian berikutnya. 14

15 BAGIAN 4 EVALUASI KECUKUPAN SUMBER DAYA HUTAN TANAMAN DI INDONESIA DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN PABRIK APP (BAGIAN 2) 4.1 Lingkup Evaluasi Sumber Daya Hutan Tanaman di Indonesia Evaluasi kecukupan sumber daya hutan tanaman pemasok APP untuk pemenuhan proyeksi kebutuhan jangka panjang pabrik pulp di Indonesia mencakup: penilaian independen oleh konsultan yang berkualifikasi terhadap kualitas dan keandalan model, analisis, dan laporan terkait proyeksi pertumbuhan dan hasil, serta produksi tahunan dari hutan tanaman yang menjadi sumber daya APP, dan juga evaluasi faktor kerugian yang digunakan dalam proyeksi pasokan serat kayu yang masuk ke pabrik dari hutan tanaman (penanaman, pemanenan, penebangan, ekstraksi, dan penanganan kerugian); dan evaluasi lapangan oleh Tim Evaluasi mengenai kesehatan, luasan, dan kualitas sumber daya hutan tanaman di areal-areal konsesi yang telah diseleksi untuk mengevaluasi kewajaran dan keandalan proyeksi produktivitas hutan tanaman dalam bentuk laporan, model, dan analisis. Informasi yang dikumpulkan di lapangan akan ditentukan melalui diskusi dengan konsultan yang sudah diseleksi untuk penilaian laporan, model, dan analisis. Evaluasi ini tidak akan meliputi: evaluasi faktor konversi yang digunakan dalam proyeksi akhir hasil keluaran pabrik; atau evaluasi pasokan serat APP yang berasal dari tempat lain ke pabrik di Indonesia. 4.2 Evaluasi Lapangan terhadap Sumber Daya Hutan Tanaman Hutan tanaman akan dievaluasi di setiap 20 areal konsesi yang akan dikunjungi di Indonesia terkait kegiatan lapangan untuk evaluasi Komitmen Kebijakan Kunci FCP. Evaluasi akan dilakukan berdasarkan atas Indikator Kinerja yang akan dikembangkan dan disarankan oleh konsultan yang bertanggung jawab atas evaluasi ini. 4.3 Tim Evaluasi Rainforest Alliance akan mempekerjakan satu orang konsultan untuk meninjau model, analisis, dan laporan yang mendukung proyeksi hasil hutan tanaman oleh APP. Konsultan tersebut adalah orang yang memiliki keahlian dalam model pertumbuhan dan hasil hutan tanaman serta hutan tanaman jenis ekaliptus dan akasia di hutan tropis. Meskipun Rainforest Alliance akan meminta masukan mengenai konsultan yang tepat dari berbagai sumber termasuk APP, Rainforest Alliance tetap bertanggung jawab penuh atas semua keputusan yang diambil mengenai pelibatan konsultan. Evaluasi hutan tanaman di lapangan akan dilakukan oleh tim evaluasi yang melaksanakan kegiatan sebagaimana dijelaskan di Bagian

16 4.4 Penyediaan Bukti dan Informasi oleh APP dan pihak lain APP akan diminta menyediakan semua dokumen, laporan, model, dan analisis terkait dengan proyeksi pertumbuhan, hasil, dan suplai kayu. Rainforest Alliance dapat meminta segala informasi tambahan yang dianggap perlu dalam pelaksanaan evaluasi, dan dapat meminta akses kepada staf APP atau konsultan penyusun dokumen. Rainforest Alliance mengharapkan agar APP dapat menyediakan semua bukti yang dibutuhkan. 4.5 Pertemuan Pembuka dan Penutup Konsultan pelaksana evaluasi akan mengadakan pertemuan pembuka dengan pihak APP sebelum memulai kegiatan. Konsultan yang bersangkutan akan mengadakan pertemuan penutup setelah selesainya tahap telaah dokumen. Temuan dari kegiatan lapangan yang dilakukan Tim Evaluasi FCP akan disajikan dalam pertemuan penutup terkait evaluasi tersebut. 4.6 Draf dan Laporan Akhir Laporan awal dari konsultan akan disampaikan kepada APP untuk ditinjau dan diberi komentar setelah diselesaikannya evaluasi konsultan terhadap analisis dokumen dan model. Laporan ini tidak disediakan untuk publik. Draf laporan akhir akan disusun setelah diselesaikannya kegiatan lapangan di 20 areal konsesi. Draf laporan ini akan menggabungkan semua temuan dari tinjauan model, analisis, dan laporan oleh konsultan dan dari evaluasi lapangan. Draf laporan akhir akan disampaikan kepada APP untuk ditinjau dan diberi komentar. Komentar dari APP akan dijawab oleh penulis laporan. Revisi draf laporan akhir akan disediakan untuk tinjauan sejawat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan Rainforest Alliance. Laporan akhir akan disusun setelah menerima dan mempertimbangkan komentar dalam tinjauan sejawat. Setelah ditelaah dan direvisi, laporan akhirnya akan disediakan untuk publik. Informasi yang dianggap rahasia akan dikeluarkan dari laporan versi publik. 16

Evaluasi Perkembangan Implementasi Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy) APP Oleh Rainforest Alliance

Evaluasi Perkembangan Implementasi Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy) APP Oleh Rainforest Alliance Evaluasi Perkembangan Implementasi Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy) APP Oleh Rainforest Alliance Lita Natasastra Bali, Indonesia 25 April 2014 2009 Rainforest Alliance TUJUAN BRIEFING

Lebih terperinci

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat, 21 Maret 2013 Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat, 5 Februari 2013 mungkin merupakan hari paling penting dalam sejarah APP. Pada tanggal tersebut kami mengumumkan Kebijakan Konservasi Hutan, dengan

Lebih terperinci

Indikator Kinerja untuk Evaluasi APP FCP dan Komitmen Tambahan Version 2.0, 12 Mei 2014

Indikator Kinerja untuk Evaluasi APP FCP dan Komitmen Tambahan Version 2.0, 12 Mei 2014 Indikator Kinerja untuk Evaluasi APP FCP dan Komitmen Tambahan Version 2.0, 12 Mei 2014 Performance Indicators: APP Forest Conservation Policy Evaluation, v2.0 12 Mei 2014 1 Dokumen ini merumuskan Indikator

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. 1 BAB I DASAR DAN TUJUAN PEMBENTUKAN 1.1. Dasar Pembentukan 1.1.1 PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk,

Lebih terperinci

Forest Stewardship Council

Forest Stewardship Council Forest Stewardship Council Roadmap menuju diakhirinya dis-asosiasi dari APP DRAF 6 Disetujui dengan syarat pada tanggal 9 Februari 2017 Di bulan Oktober 2007, Forest Stewardship Council (FSC) melakukan

Lebih terperinci

Komitmen APP dalam Roadmap menuju kepatuhan terhadap Kebijakan Asosiasi FSC (Policy for Association / PfA)

Komitmen APP dalam Roadmap menuju kepatuhan terhadap Kebijakan Asosiasi FSC (Policy for Association / PfA) Komitmen APP dalam Roadmap menuju kepatuhan terhadap Kebijakan Asosiasi FSC (Policy for Association / PfA) 6 March 2016 1. APP akan meningkatkan kegiatan pengelolaan hutannya untuk memenuhi standard FSC

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT A. PT Duta Intidaya, Tbk (Perseroan) sebagai suatu perseroan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mematuhi hukum dan peraturan

Lebih terperinci

Rangkuman dari isu isu yang dijabarkan dalam laporan studi tersebut dalam kaitannya dengan komitmen kebijakan FCP APP adalah:

Rangkuman dari isu isu yang dijabarkan dalam laporan studi tersebut dalam kaitannya dengan komitmen kebijakan FCP APP adalah: Laporan Verifikasi Keluhan melalui Laporan yang dibuat oleh FPP, Scale UP & Walhi Jambi berjudul Pelajaran dari Konflik, Negosiasi dan Kesepakatan antara Masyarakat Senyerang dengan PT Wirakarya Sakti

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk Komite Audit PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ( Perusahaan ) dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? perusahaan PT. Toba Pulp Lestari?

perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? Pedoman Wawancara 1. Bagaimana pendapat bapak terhadap program tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? 2. Bagaimana mekanisme PT. Toba Pulp Lestari dalam memberikan bantuan tanggung jawab

Lebih terperinci

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut Jakarta, 12 November 2015 Asia Pulp & Paper Group (APP) menyambut baik instruksi Presiden Indonesia untuk perbaikan pengelolaan lahan gambut,

Lebih terperinci

PT. JABABEKA TBK Piagam Komite Audit

PT. JABABEKA TBK Piagam Komite Audit Tujuan Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Komisaris. Fungsi utamanya adalah untuk membantu Komisaris dalam memenuhi tanggung jawab pengawasannya, yang meliputi penelaahan atas laporan tahunan

Lebih terperinci

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015 Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan 2.0 3 Juni 2015 APRIL Group (APRIL) berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan di seluruh areal kerja perusahaan dengan menerapkan praktik-praktik

Lebih terperinci

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua Nama:

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter)

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT 28 November 2013 PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI A. PENDAHULUAN... 1 A.1. Latar Belakang Penyusunan... 1 A.2. Tujuan

Lebih terperinci

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL Halaman 1 dari 5 1. TUJUAN Tujuan utama dari Piagam Audit Internal ( Piagam ) ini adalah untuk menguraikan kewenangan dan cakupan dari fungsi Audit Internal di

Lebih terperinci

PT. JABABEKA TBK Piagam Komite Audit

PT. JABABEKA TBK Piagam Komite Audit Tujuan Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Komisaris. Fungsi utamanya adalah untuk membantu Komisaris dalam memenuhi tanggung jawab pengawasannya, yang meliputi penelaahan atas laporan tahunan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Nama Kebijakan Piagam Komite Audit Pemilik Kebijakan Fungsi Corporate Secretary Penyimpan Kebijakan - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan No. Dokumen ID : AGRO-SFM-002-PR Tanggal Terbit Sebelumnya : N/A Halaman : 1 dari 11 1.0 LATAR BELAKANG Grup APRIL ("APRIL") telah mengumumkan Kebijakan APRIL Grup dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Lebih terperinci

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas I. Ruang Lingkup: Seluruh ketentuan Sustainability Framework ini berlaku tanpa pengecualian bagi: Seluruh

Lebih terperinci

APP SUSTAINABILITY ROADMAP

APP SUSTAINABILITY ROADMAP APP SUSTAINABILITY ROADMAP VISI 2020 LAPORAN KEMAJUAN TRIWULAN KEDUA 5 FEBRUARI 2013 Pokok-pokok penting di dalam roadmap tersebut adalah: 1. LATAR BELAKANG Pada tahun 2015, APP akan memiliki kemampuan

Lebih terperinci

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan

Lebih terperinci

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi ID Dokumen BAHASA INDONESIA Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi Kelompok Pakar Sejawat, Skema Lisensi Penilai (ALS) HCV Resource Network (HCVRN) Prosedur

Lebih terperinci

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa NEPCon Policies 1 December 2014 2011 Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa 2 Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk memaparkan dan mengatur cara NEPCon

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas) LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua

Lebih terperinci

Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final

Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final Rencana Aksi Kepatuhan Jumlah Rencana Aksi 3 Ketidaksesuaian 7 Peluang untuk Perbaikan 7 Peluang untuk Perbaikan 14 Peluang untuk Perbaikan Status Selesai

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Jakarta, April 2013 PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Halaman 1. PENDAHULUAN 1 a. Profil Perusahaan 1 b. Latar Belakang 1-2 2. PIAGAM KOMITE

Lebih terperinci

PT DUTA ANGGADA REALTY TBK. PIAGAM KOMITE AUDIT

PT DUTA ANGGADA REALTY TBK. PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA ANGGADA REALTY TBK. PIAGAM KOMITE AUDIT Piagam Komite Audit 1 I. Dasar Pembentukan a. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-305/BEJ/07-2004 tanggal 19 Juli 2004 Tentang Peraturan Nomor

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Fungsi Corporate Secretary - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy & Portfolio Management Division

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) Daftar Isi Halaman I. Pendahuluan Latar belakang..... 1 II. Komite Audit - Arti dan tujuan Komite Audit...... 1 - Komposisi,

Lebih terperinci

Bagian 1: Sekilas kegiatan utama dalam periode pelaporan

Bagian 1: Sekilas kegiatan utama dalam periode pelaporan Laporan Kemajuan TFT mengenai Komitmen Kebijakan Konservasi Hutan Asia Pulp & Paper Group (APP) Periode Pelaporan: Oktober, November dan Desember 2013. Tanggal: 20 Desember 2013 Ini merupakan laporan kemajuan

Lebih terperinci

Proses Penyelesaian Perselisihan

Proses Penyelesaian Perselisihan Dokumen ID INDONESIA Proses Penyelesaian Perselisihan Latar Belakang ALS adalah skema yang bertujuan untuk mempromosikan penerapan pendekatan NKT secara lebih bermutu dan konsisten melalui a) penyediaan

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Komite Audit

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Komite Audit PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Komite Audit PIAGAM KOMITE AUDIT PT LIPPO KARAWACI Tbk ( Perseroan ) I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Komite Audit berdasarkan kepada: a. Keputusan Direksi PT Bursa Efek

Lebih terperinci

Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3 Untuk mengedit teks ini: Buka file ini pada Adobe Acrobat Klik 'Export PDF tool' pada bagian kanan Pilih Microsoft Word' untuk formatnya kemudian pilih Word Document Klik Export. Simpan file dengan memberikan

Lebih terperinci

Piagam Komite Audit. PT Astra International Tbk

Piagam Komite Audit. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Juni 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 1. Maksud dan Tujuan Umum 1.1 Komite Audit ( KA ) perusahaan adalah komite independen yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.

Lebih terperinci

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal 1. Definisi a) Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /SEOJK.03/2016 TENTANG LEMBAGA PEMERINGKAT DAN PERINGKAT YANG DIAKUI OTORITAS JASA KEUANGAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /SEOJK.03/2016 TENTANG LEMBAGA PEMERINGKAT DAN PERINGKAT YANG DIAKUI OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. 1. Direksi Bank Umum Konvensional; dan 2. Direksi Bank Umum Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /SEOJK.03/2016 TENTANG LEMBAGA PEMERINGKAT DAN PERINGKAT YANG DIAKUI

Lebih terperinci

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan Standar Nasional Indonesia Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan ICS 13.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata.... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Versi Versi 4.0 Fungsi Corporate Secretary Tanggal Efektif 1 Desember

Lebih terperinci

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER) PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER) Tujuan Komite Audit PT. Bank Central Asia, Tbk dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dengan tujuan membantu

Lebih terperinci

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL Piagam Audit Internal 1 I. Dasar Pembentukan Dasar pembentukan Piagam Audit Internal berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.56/POJK.04/2015

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.406, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Komite Audit. Pembentukan. Pedoman Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5824) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT Pasal 1 Tujuan 1. Komite Audit dibentuk berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.1.5 dengan merujuk pada Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT TAHUN 2016 PIAGAM KOMITE AUDIT PT GAJAH TUNGGAL TBK A. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 Tentang Pembentukan dan Pedoman Kerja

Lebih terperinci

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran *Contoh Kasus RAPP dan IKPP Ringkasan Sampai akhir Desember 27 realisasi pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) hanya 33,34 persen dari total 1.37 juta

Lebih terperinci

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI OKTOBER 2014 1. Latar Belakang Pada tanggal 1 Februari 2013, APP, melalui Kebijakan Konservasi Hutannya

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN JASA KONSULTAN HUKUM DALAM RANGKA RIGHTS ISSUE PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN JASA KONSULTAN HUKUM DALAM RANGKA RIGHTS ISSUE PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN JASA KONSULTAN HUKUM DALAM RANGKA RIGHTS ISSUE PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk 27 Juli 2016 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KONSULTAN HUKUM DALAM RANGKA PELAKSANAAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL

Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL Rapat SAC ke-10 di Pangkalan Kerinci, Riau - Indonesia, 23-25 Mei 2017 ANGGOTA SAC TURUT

Lebih terperinci

PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter)

PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) KETENTUAN UMUM PT BFI Finance Indonesia Tbk, selanjutnya disebut Perusahaan, untuk memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP (Keputusan Dewan Komisaris No. 07/KEP/DK/2013 tanggal 22 Juli 2013) I. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN 1. LATAR BELAKANG Perusahaan Perseroan (Persero)

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyusunan Piagam Komite Audit 2. Tujuan Penyusunan Piagam Komite Audit

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyusunan Piagam Komite Audit 2. Tujuan Penyusunan Piagam Komite Audit A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyusunan Piagam Komite Audit 2. Tujuan Penyusunan Piagam Komite Audit B. PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT 1. Umum 2. Tugas dan Tanggung Jawab Komite

Lebih terperinci

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Piagam Unit Komite Audit (Committee Audit Charter ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Pendahuluan Pembentukan Komite Audit pada PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk. (Perseroan) merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit PIAGAM KOMITE AUDIT PT FIRST MEDIA Tbk I Dasar Hukum Penyusunan Piagam Komite Audit berdasarkan: 1. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-305/BEJ/07-2004

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya; LAMPIRAN PERSETUJUAN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH ANTAR PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter)

PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter) PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter) PT MIDI UTAMA INDONESIA Tbk TANGERANG 1 PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter) I. PENDAHULUAN Komite Audit PT Midi Utama Indonesia Tbk ( Perseroan )

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PENDAHULUAN Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan terutama dalam:

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, Dewan Komisaris ( Dewan ) melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurusan, jalannya pengurusan

Lebih terperinci

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut Peta Jalan Lahan Gambut APRIL-IPEWG Versi 3.2, Juni 2017 Kelompok Ahli Gambut Independen (Independent Peatland Expert Working Group/IPEWG) dibentuk untuk membantu

Lebih terperinci

PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk

PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Ditetapkan di : Jakarta, 1 P a g e DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 3 2. Tujuan 3 3. Organisasi 4 4. Tugas dan Tanggung Jawab 7 5. Wewenang 8 6. Kode Etik

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris. PIAGAM KOMITE AUDIT A. DASAR PERATURAN 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. 2. Peraturan Otoritas

Lebih terperinci

PT INDO KORDSA TBK PIAGAM KOMITE AUDIT

PT INDO KORDSA TBK PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDO KORDSA TBK PIAGAM KOMITE AUDIT Halaman 1 dari 7 1. TUJUAN Tujuan dari fungsi Komite Audit adalah untuk membantu Dewan Komisaris dalam memenuhi kewajibannya mengawasi proses pelaporan keuangan,

Lebih terperinci

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra )

Lebih terperinci

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL MISI APACMED: Misi kami adalah meningkatkan standar perawatan melalui kolaborasi inovatif di kalangan pemangku kepentingan

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk Piagam Audit Internal PT Astra International Tbk Desember 2010 PIAGAM AUDIT INTERNAL 1. Visi dan Misi Visi Mempertahankan keunggulan PT Astra International Tbk dan perusahaanperusahaan utama afiliasinya

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PANIN FINANCIAL Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PANIN FINANCIAL Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT PANIN FINANCIAL Tbk I. PENDAHULUAN Komite Audit PT. Panin Finanicial Tbk adalah Komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK TAHUN 2017 tit a INDOFARMA PENGESAHAN CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Pada hari ini, Jakarta tanggal 15 Juni 2017, Charter Komite Audit PT

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 4 PRESEDEN PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA.

LAMPIRAN 4 PRESEDEN PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. LAMPIRAN 4 PRESEDEN PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (versi lengkap) DAFTAR ISI Para Pihak dan Latar Belakang 1. Definisi dan Interpretasi

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan Kerja dengan Dewan Komisaris,

Lebih terperinci

RINGKASAN CHAPTER 23 (BRINK S): BOARD AUDIT COMMITTEE COMMUNICATIONS

RINGKASAN CHAPTER 23 (BRINK S): BOARD AUDIT COMMITTEE COMMUNICATIONS RINGKASAN CHAPTER 23 (BRINK S): BOARD AUDIT COMMITTEE COMMUNICATIONS Hubungan auditor internal dengan board of audit committee menjadi tantangan tersendiri bagi tim auditor internal. Auditor internal bertanggungjawab

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci