KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KESIMPULAN DAN REKOMENDASI"

Transkripsi

1 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Kapasitas POPA Kapasitas POPA kurang mendukung dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi anggota-anggotanya. Hal ini tercermin pengetahuan dan keterampilan pengurus dan anggota dalam mengelola organisasi sosial kurang mendukung kinerja POPA, pemimpin belum menjalankan fungsi kepemimpinannya dalam memberikan motivasi dan menggerakkan organisasi, kerjasama antar anggota belum terjalin dengan baik. Dalam aspek manajemen organisasi, perencanaan telah disusun secara demokratis, namun secara substansi kurang berorientasi pada tujuan jangka panjang. Program-program kegiatan yang disusun lebih banyak program kegiatan yang bersifat insidentil. Pelaksanaan kegiatan POPA tidak berjalan dengan baik. Partisipasi anggota dalam pelaksanaan kegiatan rutin (bimbingan keterampilan) sangat kurang. Evaluasi terhadap program dan kegiatan tidak pernah dilakukan. Dalam aspek dukungan dana, POPA mengalami kekurangan finansial untuk mendukung operasional kegiatan sehari-hari. Permasalahan POPA 1) Masalah anggota: a) Masalah umum yang dihadapi keluarga yang mempunyai anak tunarungu adalah kekhawatiran terhadap masa depan anak. b) Terkait dengan kondisi keluarga ada perbedaan antara keluarga yang berlatar belakang sosial ekonomi cukup dengan keluarga miskin. Masalah yang dirasakan keluarga berkondisi sosial ekonomi cukup adalah kesulitan dalam memberikan perlakuan khusus, sedangkan keluarga miskin adalah bertambahnya beban ekonomi. c) Bagi keluarga yang cukup, biaya bukan merupakan masalah untuk memenuhi kebutuhan khusus bagi anak-anaknya, sedangkan dari keluarga miskin, lebih mempermasalahkan pemenuhan kebutuhan pokok umumnya.

2 68 2) Masalah organisasi: Masalah yang dihadapi POPA adalah : kekurangan dana untuk mendukung operasional yang disebabkan keluarga tidak membayar biaya bimbingan; tidak mempunyai unit usaha, dan tidak memiliki jaringan dengan sektor swasta. Masalah lainnya adalah keberadaannya kurang diketahui masyarakat, tidak memperoleh dukungan dari pemerintah dalam bentuk pendidikan, pelatihan, pendampingan maupun dana dan kurang sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan bimbingan. Strategi pemberdayaan POPA Strategi pemberdayaan dilakukan dengan menyusun program secara partisipatif melalui FGD. Program yang disusun untuk memberdayakan POPA mencakup peningkatan kapasitas POPA, peningkatkan kemampuan memecahkan masalah psikologis, sosial dan ekonomi anggota dan pengembangan jejaring. Tujuannya adalah mewujudkan POPA mandiri secara organisasi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan anggota baik dalam aspek ekonomi maupun sosial secara berkelanjutan. Rekomendasi Berkaitan dengan program yang telah dirumuskan secara partisipatif bersama-sama masyarakat, maka dalam rangka mendukung pelaksanaan program, beberapa hal yang perlu dilakukan pihak pemerintah dan swasta: 1) Pemerintah a) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi diharapkan dapat memberikan pelatihan usaha ekonomi produktif dan dapat mengalokasikan dana modal usaha bagi masyarakat kepada POPA. b) RSU Poli THT serta Poli Jiwa dapat dimintakan bantuannya untuk memeriksa tingkat ketunarunguan anak atau memberikan perawatan kepada anak yang mengalami gangguan kesehatan. c) Pemerintah perlu memberikan fasilitas dalam bentuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan, tidak berorientasi ekonomi dengan mensosialisasikan berbagai program yang dilaksanakan.

3 69 2) LSM : a) FPPC yang sudah mempunyai program pemberdayaan terhadap penyandang cacat di Kota Tarakan dapat membantu menyediakan tenaga instruktur dalam bimbingan keterampilan anak tunarungu. b) PPK Pokja I dalam kegiatan rutin setiap bulan melibatkan atau mengajak POPA untuk memperkenalkan dan mempromosikan program POPA kepada masyarakat di Kelurahan Sebengkok.

4 DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional R.I Kurikulum Pendidikan Nasional Pedoman Bimbingan di Sekolah. Jakarta : Penerbit Departemen Pendidikan Nasional R.I. Dubois, Brenda Social work Empowering Profession. Boston: Ailyn & Bacon. Hikmat Harry Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Penerbit Humaniora Irwanto Focus Group Discusion. Jakarta: Pusat Kajian Pengembangan Masyarakat Unika Atma Jaya. Karsidi Ravik dalam Prosiding Seminar Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Menuju Terwujudnya Masyarakat Madani. editor: Dr. Ir. H. R. Pambudy dan Dr. Ir. Andriyono K. Adhi. Bogor: Penerbit Pustaka Wirausaha Muda. Mubyarto Makalah : Strategi Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan. Dalam Kumpulan Makalah : Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia. Yogyakarta : Penerbit Aditya Media Nasdian F. Tony Modul Sosiologi dan Pengembangan Masyarakat. Bogor: Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi, Magister Profesional Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor. Payne, M Modern Social Work Theory. London : Macmillay Press Ltd. Prijono dan Pranaka Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi, Jakarta : Centre Strategic and International Studies, Ruwiyanto Wahyudi Peranan Pendidikan dalam Pengentasan Masyarakat Miskin. Jakarta: Penerbit PT. RajaGrafindo Persada. Soekanto, Soejono Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Penerbit Raja Grafindo Persada. Soetrisno Loekman Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Subagya, Drs. MSi Anak Berkebutuhan Khusus dan Pendidikannya. Solo: Penerbit Pusat Pengembangan dan Latihan Rehabilitasi Bersumber Masyarakat Prof. DR. Soeharso - YPAC Surakarta.

5 71 Suharman, Drs Sosiologi Organisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka Suharto, Edi Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial). Bandung: Penerbit PT Rafika Aditama Suharto, Edi. 2005b. Analisis Kebijakan Publik. Bandung. Alfabeta Sumardhi Organisasi dan Administrasi Kesejahteraan Sosial Sebaga Proses. Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. Sumaryadi Nyoman I, Drs. MSi. DR Perencanaan Pembangunan Daerah Otonomi & Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Citra Utama. Sumodiningrat, Gunawan Membangun Perekonomian Rakyat. Yogyakarta. Pustaka Belajar & IDEA Syaukat, Yusman dan Hendrakusumaatmaja, Sutara Pengembangan Ekonomi Lokal. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian IPB dan Program Pascasarjana IPB Thoha, Muharto, Drs. Msi Prilaku Organisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka. Vitayala, Aida Menggerakkan Masyarakat Lewat Penyuluhan. Bogor : LPPM. IPB.

6 Ketua POPA Ibu EM (berdiri) memberikan penjelasan dalam rapat yang dihadiri orangtua anak tunarungu MUI (pakai peci) didampingi bapak Camat Tarakan Tengah memberikan masukan dalam FGD Ibu SC Instruktur bimbingan keterampilan (berdiri) menjelaskan bentuk kegiatan bimbingan keterampilan

7 Lurah Sebengko (lakilaki) mendengarkan Instruktur (berdiri) Ibu Suciaty (baju biru dan Sunarisasi baju putih) menjawab pertanyaan orangtua Camat Tarakan Tengah (laki-laki) melebur dengan anggota POPA Kelurahan Sebengkok anggota POPA Kelurahan Sebengkok beserta anaknya yang tunarungu

8 Pengkaji mengikuti pertemuan POPA dengan orangtua anak tunarungu Pengkaji memperkenalkan diri ditengah pertemuan orangtua anak tunarungu Anak tunarungu mengikuti bimbingan seni tarian daerah (Tarian dayak)

9 Anak tunarungu dalam kostum pakaian daerah (Pakaian dayak) Anak tunarungu menampilkan seni tarian dayak dalam acara peringatan anak cacat sedunia Anak tunarungu menampilkan seni tarian dayak dalam acara peringatan anak cacat sedunia

10 Anak tunarungu mengikuti bimbingan ketermapilan pembuatan sandal jepit Meja belajar duduk hasil karya anak tunarungu Kalung manik khas Kaltim kerajinan anak tunarungu

11 Vas bunga, burungburungan dan mangkok karya anak tunarungu Kotak tissue dan kotak pensil hasil kerajinan anak tunarungu Vas bunga kecil karya anak tunarungu

12 Vas bunga kecil karya anak tunarungu

13 PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PERSATUAN ORANG TUA PEDULI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (POPA) DI KELURAHAN SEBENGKOK KECAMATAN TARAKAN TENGAH KOTA TARAKAN KALIMANTAN TIMUR Oleh : MUHAMAD SALEH A

14 21 ORANG ANAK TUNARUNGU TIDAK MENGIKUTI PENDIDIKAN DI SLB KARENA KEPERCAYAAN ORANG TUA ANAK TUNARUNGU SEBAGAI TAKDIR, KARMA, KUTUKAN, DOSA ORANG TUA, KESURUPAN ROH JAHAT, DIISOLASIKAN DAN SIKAP PENOLAKAN MASYARAKAT AKTIVIS PKK DAN ORANG TUA MEMBENTUK PERSATUAN ORANG TUA PEDULI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (POPA) SEBAGAI ALTERNATIF TEMPAT PEMBINAAN ANAK TUNARUNGU P0PA TIDAK BERKEMBANG - KEANGGOTAANNYA BERKURANG; - KETERAMPILAN YANG DIAJARKAN TIDAK BERVARIASI; - PRODUKSINYA TIDAK DITERIMA OLEH MASYARAKAT; - KEBERADAAN POPA TIDAK DIKETAHUI MASYARAKAT; - PERHATIAN PEMERINTAH KURANG ANAK BINAAN BERKURANG, PEMBINAAN POPA TERHENTI

15 TUJUAN Mengindentifikasi aktivitas POPA Kelurahan Sebengkok dalam membina anak tunarungu; Mengidentifikasi tingkat partisipasi masyarakat Kelurahan Sebengkok dalam pembinaan anak tunarungu; Merumuskan program yang dapat dikembangkan antara POPA dengan kelembagaan masyarakat dalam pembinaan anak tunarungu.

16 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah proses dari mana individu memiliki otonomi, motivasi, dan keterampilan dalam upaya mempersiapkan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang berkelanjutan (Sumaryadi, 2005); Pengertian partisipasi masyarakat sebagai kerjasama antara rakyat dan pemerintah, dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil pembangunan.. Strategi pembangunan meletakkan partisipasi masyarakat sebagai fokus issue sentral pembangunan (Loekman, 1995,); Pengertian anak tunarungu adalah anak yang pendengarannya sampai batas yang menghambat pengertiannya akan pembicaraan melalui telinga saja dengan atau tanpa penggunaan alat Bantu dengar (Frisina( dalam Subagya, 2004).

17 KERANGKA PEMIKIRAN Anak Tunarungu - Keemampuan kurang - Pengetahuan rendah - Strata Sosial Ekonomi - Emosi tidak setabil - Motivasi - Bakat Prasarana Pelatih, alat, bahan pelajaran, PROSES Aktivitas Pembinaan POPA Sarana Program Pembinaan OUTPUT ANAK TUNARUNGU MANDIRI - Dapat membaca dan menulis - Terampil membuat kerajinan - Berbudaya - Berbudi pekerti OUTCOME Manfaat bagi individu dan masyarakat - Kemandirian emosi - Kemandirian Sosial berinteraksi dengan masyarakat - Kemandirian ekonomi Pemerintah - Undang-undang nomor 4 Tahun 1997 pasal 5 - PP No. 43 tahun UU No. 3 tahun Politik Swasta -Kemitraan Peluang kerja -Peluang pasar -Aksesibilitas -Jejaring Masyarakat -Bantuan -Penyediaan dana dan daya -Pembinaan -Advokasi -Sikap -Penerimaan -Kepercayaan INPUT

18 METODOLOGI - Batas kajian Aktivitas POPA dan Masyarakat - Tipe kajian kajian terapan deskriptif - Aras kajian obyektif mikro - Strategi kajian Studi kasus intrumental bersifat deskriptif terhadap aktivitas POPA - Kajian dilakukan dengan metode PRA - Lokasi Kelurahan Sebengkok Tarakan Tengah - Metode Pengumpulan Data observasi, wawancara mendalam dan FGD - Analisis data secara kualitatif

19 NOTULEN RAPAT Hari/Tanggal : Rabu/26 Juni 2006 Jam : Wita Tempat : Kediaman Ibu Suciaty Acara : Silaturrahim Pengurus POPA Undangan : Pengurus POPA Rapat dibuka oleh ketua POPA Ibu EM pada pukul Wita Pengurus POPA yang hadir 9 orang Ketua POPA Sekretaris POPA Bendahara POPA Devisi Humas (anggota) dua orang Devisi Olahraga/kesenian (Koordinator) Devisi Pengembangan usaha dana (anggota) satu orang Devisi pendidikan dan latihan (anggota) dua orang Ketua POPA (Pembukaan) Mengharapkan kegiatan POPA digiatkan kembali Melaksanakan pertemuan kembali. Bagi pengurus yang tidak hadir hari ini diajak lagi Undangan melalui lisan masing-masing koordinator mengajak anggotanya Sekretaris POPA Minta bantuan pengurus yang hadir mengajak pengurus yang lain untuk kembali aktif Informasi no. Telp semua pengurus Pengembangan usaha dana (anggota) Membuat celengan setiap ada pertemuan pengurus Pertemuan jangan pagi hari tapi setelah solat asar Koordinator devisi olahraga/kesenian 1 orang anggota devisi olahraga/kesenian sudah pindah Bendahara POPA Dana untuk kegiatan pembinaan tidak ada Pertemuan ditutup pukul wita. Pertemuan berikutnya tanggal 3 Agustus 2006 pukul wita Ketua POPA Sekretaris rapat Evi Martini Antono Muhamad Saleh

20 NOTULEN RAPAT Hari/Tanggal : Kamis/3 Agustus 2006 Jam : Wita Tempat : Kantor Lurah Sebengkok Acara : Kegiatan Agustusan Undangan : - Pengurus POPA - Orangtua anak tunarungu Rapat dimulai jam wita Pengurus POPA yang hadar tujuh orang; orangtua anak tunarungu yang hadar empat orang. Ketua POPA (pembukaan) Usahakan POPA ada kegiatan lomba untuk anak binaan Jenis lomba yang ringan-ringan saja yang penting kegiatan POPA bisa dimulai lagi melalui acara agustusan Hadiah cukup berupa alat tulis Kita buat panitia kecil Sekretaris POPA Tidak perlu panitia langsung saja pengurus POPA Hadiah kita minta bantu kepada lurah Sebengkok Memperkenalkan dan menjelaskan maksud dan tujuan Muhamad Saleh ikut hadir dalam rapat POPA sebagai berikut : = menghimpun data untuk kajian mahasiswa = mendata masalah yang dihadapi POPA = melihat program POPA ke depan Koordinator devisi olahraga/kesenian Jenis lomba lari karung, pasang kancing, pukul air (dalam plastik, pengkaji), mewarnai gambar pelaksanaan lomba pada tanggal 17 Agustus 2006 sekaligus Sekretaris POPA Pasang kancing (lomba, pengkaji) diganti (lomba, pengkaji) tarik tambang atau ambil uang logam dalam tepung Tanggal 17 (Agustus,pengkaji) banyak kegiatan Pengkaji Belajar bersama POPA dalam pemninaan anak tunarungu Belajar menemukan masalah yang dihadapi POPA Bersama POPA menyusun rancangan program POPA ke depan Pertemuan diakhiri pukul wite. Pertemuan berikutnya tanggal 6 Agustus 2006 pukul wite Ketua POPA Sekretaris rapat Evi Martini Antono Muhamad Saleh

21 NOTULEN RAPAT Hari/Tanggal : Minggu/6 Agustus 2006 Jam : Wita Tempat : Kantor Lurah Sebengkok Acara : Silaturrahim dengan Muhamad Saleh Undangan : - Pengurus POPA - Orangtua anak binaan (anak tunarungu, pengkaji) Rapat dibuka oleh ketua POPA pada pukul wita Ketua POPA (pembukaan) Kegiatan POPA vacum sejak bulan April 2006 Dana kegiatan tidak ada, kas kosong Rapat hari ini pak Saleh yang pimpin Instruktur Terakhir anak binaan (tunarungu, pengkaji) yang ikut kegiatan 11 orang Anak tunarungu yang di SLB tetap aktif Pengkaji Rapat tetap ketua POPA yang memimpin Bolehkah saya mendapatkan informasi tentang keberadaan dan harapan orangtua terhadap anak tunarungu Instruktur Banyak anak-anak ada bakat membuat kerajinan kayu dan menggambar cantik. Ada si Fadli (mendapat, pengkaji) juara III lomba keterampilan di Dinas Pendidikan (Kota Tarakan, pengkaji) Kalau diajar membaca dan menulis sulit sekali, tidak ada minat anakanaknya Orangtua (Ds) Anak saya sudah biasa ikut saya melaut. Bisa juga pegang kemudi. Umurnya 21 tahun Orangtua (Spl) Anak saya memang tidak mau sekolah tapi kalau ada keramaian di kampung selalu ikut saja Orangtua (Am) Saya berharap anak saya bisa membaca dan menulis saja karena ada tetangga yang anaknya sekolah di jawa bisa membaca, biar tidak jelas tetapi cukup dimengerti. Dia (anak tunarungu) dapat membawa diri Orangtua (My) Anak-anak diajar jugalah sopan santun dan kesenian Coba bisakah diajarkan dengan buku pelajaran SD (Sekolah Dasar, pengkaji) Orangtua (Dn) Saya belum bisa membantu iuran/biaya pendidikan anak-anak.

22 Saya tidak punya pendapatan tetap. Saya terdaftar mendapatkan beras miskin setiap bulan 10 kg harganya Rp ,- (setiap kg, pengkaji) Pertemuan diakhiri pukul wita Ketua POPA Sekretaris rapat Evi Martini Antono Muhamad Saleh

23 NOTULEN RAPAT Hari/Tanggal : Minggu/20 Agustus 2006 Jam : Wita Tempat : Rumah Ibu Suciaty Acara : Pendataan orangtua anak binaan Undangan : - Pengurus POPA - Pengurus POPA Undangan hadir pengurus POPA tujuh orang. Orangtua anak binaan 7 orang Instruktur Ketua POPA mohon maaf beliau masih di Balikpapan (tidak hadir, pengkaji) Tujuan kita berkumpul hari ini, kita minta kemukakan masalah orang tua yang ada anaknya menjadi binaan POPA Ibu Mr. orangtua Kasihan ba pak, anak-anak diajarkan cuma dari sedotan plastik, kalau tidak membuat burung dari kartu remi. Kalau membuat yang begitu anak saya sudah bisa. Kalau diajarkan itu lagi, anak-anak lebih banyak mainnya. Ibu-ibu yang ngajar (instruktur, pengkaji) juga kasihan mau apalagi. Pengurus POPA tidak bisa menyediakan bahan-bahan kerajinan untuk kegiatan anak-anak. Itulah kami mencari jalan kalau kami punya usaha sendiri, kami mau saja urunan (iuran) mengumpulkan biaya. Ibu NJ. orangtua Gimana la kami bisa membayar uang sekolah anak-anak ini. Bapaknya nelayan kecil yang memukat (jaring, pengkaji) dengan perahu kecil. Hasil ikan yang dia (bapak, pengkaji) dapat, dijual untuk makan kami seperanakan (sekeluarga, pengkaji) saja tidak cukup, kasihan. Ke sini saja jalan kaki membawa si Udin ini biar bisa ikut belajar, kasihan. Ibu Er. orangtua Saya usul bu, POPA mencari guru yang bisa mengajarkan membuat kue kering/basah, masak sayur. Mungkin anak-anak bisa dititipkan kerja di pabrik roti. Kan banyak pabrik roti di Tarakan, ada Milo (Bakery, pengkaji), ada juga di Kampung Bugis (pabrik roti, pengakaji) Ibu Ed. orangtua Saya juga bu, kalau bisa diajarkan (anak tunarungu, pengkaji) menjahit. Jadi bisa membantu saya menjahit di rumah. Dulu katanya sosial (Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tarakan, pengkaji) membuat pabrik penjahitan (konveksi, pengkaji) anak cacat, mana dia? Ibu Mr. orangtua Kalau ada jalannya, kami mau saja berusaha berjualan makanankan, sekarangkan lagi laris orang berjualan sayuran masak. Biarlah anak-anak belajar, kami yang berjualan. Ada juga guru (instruktur, pengkaji) menjagakan (anak tunarungu). Tapi kami perlu perlengkapannya. Kalau kami bisa mendapatkan pinjaman uang tapi jangan kepada Bank, bunganya besar.

24 Dari pemerintah (Kota Tarakan, pengkaji) sajalah. Bilang (katanya, pengkaji) orang kantor Koperasi (Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, pengkaji) ada pinjaman modal usaha. Gimana caranya, Bazis (Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah, pengkaji) juga mau (meminjamkan, pengkaji), bilang (kata, pengkaji) orang. Modal untuk membeli panci, dandangan, rantang, dan lain-lain la Perlengkapan masak, daripada duduk nyeritakan orang lain (ngerumpi, pengkaji) di sekolah baik kami berjualan Ibu Er. orangtua POPA juga usaha la cari toko tempat kita (orangtua, pengkaji) titip kue kering atau kita sama-sama buat usaha la untuk kita sama-sama. Keuntungannya kita sumbangkan ke POPA POPA ditutup pukul wita Instruktur Sekretaris rapat Suciaty Muhamad Saleh

25 NOTULEN RAPAT Hari/Tanggal : Jumat/25 Agustus 2006 Jam : Wita Tempat : Kantor Lurah Sebengkok Acara : Rapat Pengurus POPA Undangan : Pengurus POPA Rapat dimulai pukul wita dibuka oleh ketua POPA Pengurus yang hadir 7 orang Sekretaris POPA sakit Ketua POPA (pembukaan) Saya POPA yang sudah kita (masyarakat Sebengkok, pengkaji) rintis kalau sampai mati Hari ini kita (pengurus POPA, pengkaji) minta masukan apa-apa yang menjadi hambatan kita selama ini dalam POPA Masalah pembinaan (anak tunarungu, pengkaji) yang dihadapi POPA selama ini adalah dana untuk perlengkapan belajar, bahan keterampilan dan pengganti uang transportasi pembimbing (instruktur). Kegiatan selama ini hanya sejumlah berapa dana yang kami dapat dari hasil penjualan hasil kerajinan anak-anak (tunarungu, pengkaji). Dermawan belum ada yang siap menjadi donatur tetap. Paling mereka memberikan sumbangan pada saat ada acara keramaian (seremonial, pengkaji) saja Ibu Sr. Instruktur Seperti vas bunga ini. Kerjanya Siska. Bahan-bahannya tidak sampai Rp ,- saya beli kartu tiga kotak cuma itu. Tapi kita jual Rp ,- Uangnya kita belikan kartu lagi sisanya kita masukkan ke kas untuk dana kegiatan lain yang lebih besar. Untuk uang taksi saya pakai dana sendiri. Saya senang dengan kegiatan mengajar seperti ini sekalian saya beribadah. Mudah-mudahan menjadi amal jariah. Ibu EM. Ketua Popa Kita faham la pemerintah banyak yang perlu dibiayai untuk mewujudkan misi dan visi Kota Tarakan. Jumlah kami (anak binaan, pengkaji) belum banyak dan kegiatan kamipun berkembang. Nanti kalau jumlah sudah banyak (anak binaan, pengkaji) dan program kami berkembang, baru kami mengundang Pemerintah Kota Tarakan untuk melihat semangat anak tunarungu untuk maju dan mandiri, tanpa harus mengemis kepada pemerintah, pemerintah akan memberikan bantuan dana untuk perkembangan kegiatan POPA Ibu Sm. Bendahara POPA Pembimbing (instruktur, pengkaji) kita yang ada, mereka kayaknya tidak punya keterampilan lain yang bisa diajarkan kepada anak-anak yang kita bina Ibu Sv. anggota pengurus POPA Pengurus kita tidak aktif lagi. Ada yang sudah pindah, ada juga yang tidak pernah hadir dari pertama (sejak pembentukan POPA, pengkaji).

26 Bagaimana kita maju kalau pengurus saja kurang Mungkin perlu kita ganti Ibu Ms. anggota pengurus Masyarakat di Sebengkok belum ada yang pernah kita undang dalam kegiatan kita Pengusaha kita juga belum kita tawarkan kegiatan kita Ibu Sc. Instruktur Sebenarnya kita juga telah beberapa kali mendapatkan bantuan seperti waktu kita melaksanakan peringatan Hari Anak Cacat Dunia, kegiatan lomba Agustusan dari beberapa pengusaha di Sebengkok. Walaupun sumbangannya tidak tetap, kita merasakan sebenarnya sudah ada kepercayaan pengusaha kepada POPA. kita menjadi merasa punya tanggung jawab yang lebih dalam mengembangkan POPA. Ibu Sr. Instruktur Kalau menurut saya kita aktifkan dulu pengurus POPA, kalau POPA sudah kuat baru kita membuat program pembinaan Orangtuanya dulu (dikuatkan, pengkaji) baru anak tunarungunya Ibu Sv. anggota pengurus POPA Kita ajak atau minta masyarakat Sebengkok ikut jadi (menjadi, pengkaji) pengurus (POPA, pengkaji) biar tidak ada anaknya yang dibina Ibu Ms. anggota pengurus POPA Pengusaha juga bu. Ibu Sr. Instruktur Kemarin waktu saya membeli sedotan pelastik dan karton untuk bahan ketarampilan di CV. Raya oleh ibunya tidak mau di bayar. Padahal jumlahnya Rp ,-. Ibunya tanya, buka usaha warung ya bu?, saya jawab ah, tidak. Usaha katering kah? kata ibunya. Tidak bu. jawab saya. Kok ibu selalu beli sedotan dan karton untuk apa?. saya ceritakan kegiatan POPA, itu lo bu ada kegiatan rutin mengajari anak tunarungu di kecamatan. Yang dari ini sedotan, kartu atau karton. Buat vas bunga, kotak tissue burung meja. sejak kapan kegiatan itu ada?. Baru kok bu, baru tahun ini kami laksanakan. Ya sudah dibawa saja, nanti kalau ada kegiatan bilang lagi ya sama saya. Bapak Rz. anggota pengurus POPA POPA sebaiknya mengundang masyarakat (tokoh agama dan tokoh masyarakat, pengkaji) Sebengkok dan instansi yang ada yang bertanggung jawab untuk kita menyusun program. Mungkin sosial (Bagian Sosial Setda Kota Tarakan, pengkaji), lurah, PKK, PSM juga. FPPC kan sudah ada, kita juga punya MUI (Majelis Ulama Indonesia, pengkaji) di sebengkok

27 Rapat diakhiri pada pukul wita. Ketua POPA Sekretaris rapat Evi Martini Antono Muhamad Saleh

28 NOTULEN RAPAT Hari/Tanggal : Rabu/6 September 2006 Jam : Wita Tempat : Kantor Lurah Sebengkok Acara : Perumusan rancana penyusunan program POPA Undangan : - Lurah Sebengkok - Bagian Sosial - Ketua FPPC - PKK Sebengkok - Ketua MUI (tokoh agama) - Pengurus POPA Rapat dipimpin Lurah Sebengkok Bagian Sosial hadir Kepala Seksi Bantuan Sosial FPPC hadir ketua beserta dr. dari poli jiwa RSU Tarakan PKK hadir Ketua beserta Ketua Pokja I MUI hadir anggota bagian seksi dakwah Rapat dimulai pukul wita dipimpin oleh Lurah Sebengkok Lurah Dua hari yang lalu pengurus POPA melaporkan rencana POPA menyusun rencana program dan penggantian pengurus Bapak dan ibu yang hadir hari ini karena saya minta POPA mengundangnya bapak dan ibu POPA selama ini melakukan kegiatan kegiatanpembinaan anak tunarungu di Sebengkok tapi mulai terhenti karena tidak ada dana Saya mengharapkan masukan bapak dan ibu untuk program ini Bpk Jm. anggota MUI seksi dakwah Saya tidak tau lo pak, kalau ada organisasi ini, saya sering melihat ibu-ibu ramai-ramai setiap hari sabtu sore begitu, membawa anaknya. Saya pikir pengajian atau acara selamatan (kenduri, pengkaji) abis mereka pakaiannya seperti pergi ke pesta gitu. Saya berterima kasih lo ada orang yang terbuka pikirannya mengadakan kegiatan ini. kalau kita dibawa kita siap saja membantu, paling kurang membantu menghubungkan dengan pengusaha dan donatur untuk memberikan sumbangan dalam kegiatan seperti ini Ibu Sd. anggota PKK Saya pernah bilang kepada ibu Siti, kalau ada kegiatan ajak PKK biar kita bisa berpartisipasi Ibu EV. Ketua FPPC Saya merasa berdosa menganaktirikan POPA, karena FPPC konsentrasi ke SLB Saya berterima kasih, POPA bisa terbentuk dan memulai kegiatannya walaupun terhenti Menurut saya hubungi dulu pengurus POPA yang lain, kalau memang tidak lagi mau aktif baru diganti POPAnya dulu dimatangkan, dengan diklat bagi penurus POPA

29 Untuk diklat FPPC bisa membantu Hj. Bg. anggota PKK POPA bisa bekerjasama dengan PKK pokja I nanti dalam pelaksanaan kegiatan POPA juga digerakkan PKK kan asalnya Lurah Nanti saya memfasilitasi POPA untuk dapat berhubungan dengan pengusaha supaya dapat menitipkan kerajinannya Bagian Sosial Setda Kota Tarakan Di Bagian Sosial ada namanya PSM nanti bisa kita minta untuk membantu pendampingan kegaiatan pada POPA Bpk Jm. anggota MUI seksi dakwah Sebaiknya organisasi POPAnya dulu dilengkapi dengan memasukkan masyarakat sebengkok untuk jadi anggota. Nanti dalam setiap kesempatan saya menghimbau masyarakat Ibu EM. Ketua POPA Kami (POPA, pengkaji) ingin ada hubungan dengan organisasi lain dalam satu kegiatan. Ada usaha ekonomi seperti berjualan kue atau sayuran masak. Biar sedikit tetapi terus menerus dapat disisihkan untuk kas POPA. Rapat ditutup oleh Lurah Sebengkok pada pukul wita. Ketua POPA Sekretaris rapat Zarkasih Mapelawa NIP Muhamad Saleh

30 PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR KETERANGANPERBAIKAN SIDANG KAJIAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT Muhamad Saleh A No Uraian Keterangan 1 Siapa yang menjadi sasaran utama program ini : Organisasi, keluarga tunarungu, anak tunarungu Sasaran utama program ini adalah organisasi POPA Dijelaskan pada halaman 58 2 Siapa yang menanggung jawab setiap kegiatan, diantara pihakpihak Diperbaiki pada halaman 60 sampai dengan 63 (tabel 9) yang terlibat Lebih baik menyusun program berdasarkan prioritas dengan Sudah diperbaiki pada halaman 58 s/d 59 3 membuat rencana jangka pendek, menengah dan panjang berdasarkan urutannya 4 Program pemberdayaan POPA lebih operasional Diperbaiki pada halaman 60 sampai dengan 63 (tabel 9) Ekspalanasi halaman 58 s/d 59 5 Lampiran Notulen FGD sebaiknya diketik Sudah diketik halaman 73 s/d 95

PERSATUAN ORANGTUA PEDULI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PERSATUAN ORANGTUA PEDULI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PERSATUAN ORANGTUA PEDULI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Deskripsi dan Perkembangan Kegiatan POPA dirintis pendiriannya oleh lima orang anggota PKK di Kelurahan Sabengkok yang simpati terhadap keluarga anak

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR Majelis ta lim sebagai lembaga pendidikan non formal, sebagai lembaga da wah islam mempunyai peran strategis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat TINJAUAN PUSTAKA Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Pemberdayaan mempunyai dua dimensi. Pertama, suatu proses mengalihkan kemampuan, kekuatan dan kekuasaan kepada masyarakat agar menjadi lebih berdaya

Lebih terperinci

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL (Studi Kasus Di Desa Hambapraing, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur) KATARINA RAMBU BABANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN 7.1. Latar Belakang Rancangan Program Kemiskinan di Desa Mambalan merupakan kemiskinan yang lebih disebabkan oleh faktor struktural daripada faktor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

MEMBANGUN INSTITUSI MASYARAKAT PEDESAAN YANG MANDIRI 1 Dr.Ravik Karsidi, MS. 2

MEMBANGUN INSTITUSI MASYARAKAT PEDESAAN YANG MANDIRI 1 Dr.Ravik Karsidi, MS. 2 MEMBANGUN INSTITUSI MASYARAKAT PEDESAAN YANG MANDIRI 1 Dr.Ravik Karsidi, MS. 2 Tulisan ini bermaksud memahami pentingnya institusi masyarakat pedesaan terutama kelompok dan organisasi masyarakat sebagai

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN KOPERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUKAMARA

Lebih terperinci

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN

RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN 80 RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN Latar Belakang Program Musholla sebagai pusat ibadah bagi jamaah musholla selain berfungsi sebagai tempat menjalankan ibadah juga merupakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 60 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa pertumbuhan penduduk yang tetap bertambah

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 27 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 29 Desember 2009 Nomor : 27 Tahun 2009 Tentang : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN BUKU ADMINISTRASI RUKUN WARGA

Lebih terperinci

NO NAMA JABATAN TUGAS POKOK FUNGSI URAIAN TUGAS

NO NAMA JABATAN TUGAS POKOK FUNGSI URAIAN TUGAS LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA CIMAHI Nomor : 30 Tahun 2008 Tanggal : 28 Nopember 2008 Tentang : TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS PADA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA CIMAHI KECAMATAN NO NAMA JABATAN TUGAS

Lebih terperinci

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE Analisis Masalah Pendekatan kelompok melalui pengembangan KUBE mempunyai makna strategis dalam pemberdayaan masyarakat miskin. Melalui KUBE,

Lebih terperinci

NASKAH SOAL MATEMATIKA JMSO Tingkat SD/MI 2015

NASKAH SOAL MATEMATIKA JMSO Tingkat SD/MI 2015 Pilihlah jawaban yang benar dari soal-soal berikut dengan cara menyilang abjad jawaban yang benar pada lembar jawaban kerja yang disediakan. 1. Hasil dari 1 + 3 +5 adalah a. 6 c. 9 d. 10 2. Tiga ratus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi Oleh : Ade Permana (H34096001), Desy Kartikasari (H34096017), Devi Melianda P (H34096020), Mulyadi(H34096068)

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Soekanto, Soerjono, 2005, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Raja Grafindo Persada

DAFTAR PUSTAKA. Soekanto, Soerjono, 2005, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Raja Grafindo Persada DAFTAR PUSTAKA Ali, Madekhan,2007, Orang Desa Anak Tiri Perubahan, Malang, Averroes Press Badan koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia dan LembagaPenelitian Smeru, 2005, Penanggulangan

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KAMPUNG WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang :

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 1 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PUSAT PENGEMBANGAN ISLAM BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN UMUM PERUBAHAN 1. Penyebutan Tahun 2012 Perwali dan Lampiran 2. Istilah stakeholder menjadi pemangku kepentingan pembangunan 3. Istilah Persiapan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Komitmen itu diperbaharui

Komitmen itu diperbaharui POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara

Lebih terperinci

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Kecamatan Kahayan Kuala merupakan salah satu wilayah Kecamatan di Kabupaten Pulang Pisau yang sangat

Lebih terperinci

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL (Studi Kasus Di Desa Hambapraing, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur) KATARINA RAMBU BABANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ASOSIASI PROFESI TEKNIK INDONESIA

ASOSIASI PROFESI TEKNIK INDONESIA ASOSIASI PROFESI TEKNIK INDONESIA Sekretariat Pusat : Kampus B Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jl.Cempaka Putih Tengah No.27.Jakarta Pusat.10510. Telp : 021-4256024.Faxs : 021-4256023

Lebih terperinci

BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS. A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan. Dari pengamatan menyimpulkan bahwa terlaksananya

BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS. A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan. Dari pengamatan menyimpulkan bahwa terlaksananya BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan Menuju efektifitas kelompok usaha bersama berbasis Usaha Kecil Menengah (UKM) memang tidak mudah namun juga

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI

BAB IV VISI DAN MISI BAB IV VISI DAN MISI 4.1. VISI DAN MISI KOTA BOGOR Dalam penyusunan Visi dan Misi Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor tidak terlepas dari Visi dan Misi Kota Bogor, adapun Visi, Misi Kota Bogor adalah sebagai

Lebih terperinci

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG Dalam bagian ini akan disampaikan faktor yang mempengaruhi kapasitas kelompok yang dilihat dari faktor intern yakni: (1) motivasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN 56 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN Secara sosial ataupun ekonomi bahwa zakat adalah lembaga penjamin. Lewat institusi zakat, kelompok

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421. PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.629/2012 TENTANG TIM PEMBINA/ POKJA POS PELAYANAN TERPADU DESA/

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Kekuatan yang dimiliki oleh kelompok pengrajin tenun ikat tradisional di desa Hambapraing, sehingga dapat bertahan sampai sekarang adalah, kekompakan kelompok, suasana

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN USAHA KECIL DENGAN PENYEDIAAN DANA BERGULIR PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-H TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KECAMATAN WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-H TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KECAMATAN WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-H TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KECAMATAN WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mengacu kepada arah pembangunan jangka panjang daerah, serta memerhatikan kondisi riil, permasalahan, dan isu-isu strategis, dirumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa keberadaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah daerah kabupaten/kota memiliki keleluasaan untuk mengelola daerah dan sumberdaya alam yang ada di daerahnya. Dengan keleluasaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN S A L I N A N PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang

Lebih terperinci

MEMBUAT DAN MENGISI POSDAYA UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA

MEMBUAT DAN MENGISI POSDAYA UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA MEMBUAT DAN MENGISI POSDAYA UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA MENGGALANG PEMBERDAYAAN KELUARGA SECARA SISTEMATIS BAGAIMANA MENGISI KEGIATAN UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN PROF. DR. HARYONO SUYONO

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA

Lebih terperinci

Tugas Pokok Dan Fungsi Asisten Pembangunan Sekretariat Daerah

Tugas Pokok Dan Fungsi Asisten Pembangunan Sekretariat Daerah Tugas Pokok Dan Fungsi Asisten Pembangunan Sekretariat Daerah Asisten Pembangunan dipimpin oleh seorang Asisten yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI A. Sejarah Singkat Kantor Camat Medan Denai Berdasarkan PP. 35 tahun 1992 tanggal 13 Juli 1992 dan diresmikan Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ASISTEN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ASISTEN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH TUGAS POKOK DAN FUNGSI ASISTEN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH Tugas Pokok Dan Fungsi Asisten Pembangunan Sekretariat Daerah Asisten Pembangunan dipimpin oleh seorang Asisten yang berkedudukan dibawah

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE 77 STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE Alat yang digunakan untuk menganalisis permasalahan adalah analisis Pemberdayaan Longwe dengan menggunakan kelima

Lebih terperinci

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah. 4.1.15 URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH 4.1.15.1 KONDISI UMUM Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang sering disebut UMKM, merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi rakyat

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PERSATUAN ORANGTUA PEDULI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (POPA) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA ANAK TUNARUNGU

PEMBERDAYAAN PERSATUAN ORANGTUA PEDULI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (POPA) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA ANAK TUNARUNGU PEMBERDAYAAN PERSATUAN ORANGTUA PEDULI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (POPA) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus Di Kelurahan Sebengkok, Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan,

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Otonomi daerah yang disahkan melalui Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Lebih terperinci

dapat menghasilkan padi lebih melimpah.

dapat menghasilkan padi lebih melimpah. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Mekanisme kerja gapoktan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Yurika Permanasari, 2 Onoy Rohaeni

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Yurika Permanasari, 2 Onoy Rohaeni Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS SEKOLAH MELALUI PEMBENTUKAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) DI DESA JATIROKE KECAMATAN JATINANGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Bentuk program bantuan penguatan modal yang diperuntukkan bagi petani pertama kali diperkenalkan pada Tahun 1964 dengan nama Bimbingan Masal (BIMAS). Tujuan

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN KARO

BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN KARO BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN KARO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 20-I TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KELURAHAN WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 20-I TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KELURAHAN WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 20-I TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KELURAHAN WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN ORGANISASI LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO Setya Prihatiningtyas Dosen Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG K E L U R A H A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA 92 VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA 8.1. Identifikasi Potensi, Masalah dan Kebutuhan Masyarakat 8.1.1. Identifikasi Potensi Potensi masyarakat adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DAN PASAR KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 25 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kusumaningrat (2009:4), bahwa pada awal tahun 2003 pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kusumaningrat (2009:4), bahwa pada awal tahun 2003 pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kusumaningrat (2009:4), bahwa pada awal tahun 2003 pemerintah Indonesia mulai menggagas sebuah gagasan ekonomi rakyat sebagai salah satu upaya pemberdayaan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN KEGIATAN KONFERENSI FORUM ANAK JAWA TENGAH TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN KEGIATAN KONFERENSI FORUM ANAK JAWA TENGAH TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN KEGIATAN KONFERENSI FORUM ANAK JAWA TENGAH TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN Forum Anak Jawa Tengah (FAN ) telah dibentuk sejak tahun 2009 sebagai wadah bagi anak di tingkat Provinsi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 251 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab terakhir ini diuraikan beberapa kesimpulan, mengacu pada rumusan masalah yang dikemukakan di Bab I, dan rekomendasi ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait

Lebih terperinci

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: 2407-3881 EVALUASI PROGRAM USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA SEJAHTERA (UPPKS) DI KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA Oleh Noorhayati MT dan Ika Sari

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki hak asal usul

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN Abdimas Unwahas, Vol.1, No.1, Oktober 2016 ISSN 2541-1608 PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN Ersila Devy Rinjani 1*, Linda Indiyarti Putri 1 1 Fakultas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 No.03,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. KEKAYAAN DESA. KEUANGAN DESA. Badan Usaha, Milik, Desa. ( Penjelasan ada dalam Tambahan

Lebih terperinci