BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN
|
|
- Hadi Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 56 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN Secara sosial ataupun ekonomi bahwa zakat adalah lembaga penjamin. Lewat institusi zakat, kelompok yang kekurangan tidak lagi merasa khawatir terhadap kelangsungan hidupnya, karena substansi zakat merupakan mekanisme yang menjamin kelangsungan hidup mereka di tengah masyarakat. Secara ekonomi, zakat dapat berfungsi sebagai salah satu instrumen untuk mengentaskan kemiskinan, pemerataan pendapatan dan mempersempit kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin. Pada dua sampai tiga tahun terakhir ini KJKS BMT Istiqlal Pekalongan mempunyai divisi zakat sendiri yang benar-benar mengelola zakat, infaq dan shadaqah yang telah ditergalangkan. Dana yang telah tergalang akan didistribusikan kepada kelompok mustahik yang membutuhkan disekitar lokasi KJKS BMT Istiqlal pekalongan dan tidak menutup kemungkinan juga nasabahnasabah KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. Tujuan KJKS BMT Istiqlal Pekalongan membuat divisi zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) untuk membantu pergerakan ekonomi masyarakat. Dengan seperti itu perekonomian yang ada disekitarnya dapat lebih baik lagi. Masyarakat yang kebanyakan mempunyai ketrampilan tetapi belum begittu diasah. Maka dari itu KJKS BMT Istiqlal Pekalongan memberikan pendampingan secara modal dan pembekalan keilmuan kewirausahaan.
2 57 Pada tahun 2010, dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) terkumpul sebesar Rp ,00. Dari dana tersebut KJKS BMT Istiqlal Pekalongan dapat mengelola dengan sedemikian rupa agar dapat didistribusikan kepada golongan yang membutuhkan. Sedangkan pada periode 31 Juni 2010 terkumpul dana zakat, infaq dan shadaqah sebanyak Ro ,00. Ini telah memberikan perkembangan yang signifikan terhadap KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. Di KJKS BMT Istiqlal Pekalongan juga mengacu pada UU No. 38 tahun 1999, yang telah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia tentang Pengelolaan Zakat. Didalam menyebutkan bahwa upaya penyempurnaan sistem pengelolaan zakat perlu terus ditingkatkan, agar dalam pelaksanaannya zakat lebih berhasil guna dan berdaya guna dan dapat dipertanggungjawabkan pelaksanaanya. Pengelolaan zakat sendiri mempunyai tujuan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam penuaian dan dalam pelayanan ibadah zakat, meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat. Didalam UU tersebut juga menyebutkan bahwa yang dikumpulkan tidak hanya zakat saja tetapi infaq, shadaqah, hibah, tingkatannya,wafat, waris dan kafarat. 1 A. Manajemen Penggalangan Dana ZIS KJKS BMT Istiqlal Pekalongan Baitul Maal wat Tamwil adalah sebuah lembaga yang mempunyai dua bidang, yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Dari dua bidang tersebut 1 Hadi Purnomo, selaku Manager KJKS BMT Istiqlal Pekalongan, Pekalongan, tanggal 25 Oktober 2011 pukul 15.00
3 58 kedudukannya harus seimbang. Dikarenakan dalam dua bidang tersebut mempunyai kedudukan yang sama-sama penting. Baitul Maal yaitu bidang bisnis sedangkan Baitul Tamwil adalah bidang sosial yang harus dijalani oleh setiap Baitul Maal wat Tamwil. Penggalangan dana Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) antara lain yaitu: 1. Sumber dana Dana yang diterima oleh KJKS BMT Istiqlal Pekalongan meliputi: 2 a) Dana yang diambil dari masyarakat seperti zakat dari simpanan para anggota, infaq dan shadaqah yang didapat dari kotak amal yang telah disebarkan oleh para karyawan, pengurus dan anggota yang mempunyai usaha yang dapat dititipi kotak infaq dan para donatur yang setiap bulannya memberikan zakatnya ke KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. b) Zakat penghasilan yang didapat dari para karyawan setiap bulannya sebesar 2,5% dari penghasilan yang diterima oleh para karyawan. c) Para anggota pembiayaan yang mengajukan pembiayaan yang langsung dikenakan dana ZIS. Dari setiap pembiayaan yang masuk atau yang diajukan oleh anggota akan dipotong sebesar Rp 5.000,00 untuk pembiayaan yang kurang dari Rp ,00 sedangkan yang lebih dari Rp ,00 akan dikenakan sebesar Rp ,00. 14:30 2 Hasil Wawancara dengan Bpk. Wahyu Hidayat selaku bagian ZIS Tgl 3 Oktober 2011
4 59 d) Penggalangan dana ZIS dari nasabah simpanan. Penggalangan ini dilakukan oleh nasabah/anggota secara pribadi, karena sampai sekarang KJKS BMT Istiqlal Pekalongan belum menyediakan fasilitas pembayaran secara by system untuk para anggota/nasabahnya. Oleh karenanya, dalam pemotongan dana ZIS ini, nasabah/anggota dapat memotong sendiri saldo simpanan yang mereka punyai di KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. Dengan cara menyuruh teller/petugas untuk mendebet sejumlah nominal yang dikehendaki untuk pemotongan dana ZIS. 2. Penerimaan Dana Dalam penerimaan dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) dilakukan seperti berikut: 3 a. Penerimaan dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) hanya dapat dilakukan melalui rekening yang nasabah punya di KJKS BMT Istiqlal Pekalongan 3 Ibid,
5 60 b. Setiap penerimaan dan oleh teller/petugas yang telah ditentukan harus dibuatkan bukti penerimaan yang sah dan disetor sesuai bukti yang telah diterima. 3. Sasaran Penggalangan Dana Sasaran penggalangan dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) adalah lembaga, perusahaan/instansi yang berbadan hukum dan masyarakat umum baik perorangan maupun kelompok. Lembaga yang bekerja sama dengan BMT Istiqlal Pekalongan seperti JMSI Sapuro, BKM Sapuro, TK, SD, MIS, SMP dan TPQ. 4 4 Dokumen BMT Istiqlal Pekalongan, hlm.10.
6 61 4. Strategi Penggalangan Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) Dalam Buku Manajemen Pengelolaan Zakat Departemen Agama disebutkan tiga strategi dalam penggalangan dana ZIS, yaitu: a. Pembentukan unit penggalangan zakat. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penggalangan zakat, baik kemudahan bagi lembaga pengelola zakat dalam menjangkau para muzakki maupun kemudahan bagi para muzakki untuk membayar zakatnya. b. Pembukaan kounter penerimaan zakat. Selain membuka unit pengumpulam zakat di berbagai tempat, lembaga penglola zakat dapat membuka kounter atau loket tempat pembayaran zakat di kantor atau sekretariat lembaga yang bersangkutan. Kounter atau loket tersebut harus dibuat yang respresentatif seperti layaknya loket lembaga keuangan profesional yang dilengkapi dengan dengan ruang tunggu bagi muzakki yang akan membayar zakat. c. Pembukaan rekening bank. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa membuka rekening hendaklah dipisahkan antara masing-masing rekening sehingga dengan demikian akan memudahkan para muzakki dalam pengiriman zakatnya. 5 KJKS BMT Istiqlal Pekalongan adalah salah satu lembaga keuangan mikro syariah yang telah mempunyai divisi sendiri untuk mengelola zakat. KJKS BMT 5 Fakhruddin,Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia,(Malang: UIN-Malang Press,2008),hlm.310
7 62 Istiqlal Pekalongan sendiri belum bekerja sama dengan lembaga amil zakat (LAZ) ataupun badan amil zakat (BAZ) yang ada didekat lokasi BMT tersebut. KJKS BMT Istiqlal Pekalongan masih mengelolanya sendiri dengan acuan UU No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Dalam penggalangan dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) sendiri menggunakan strategi seperti berikut: 6 a. Penyebaran kotak amal. Kotak amal sendiri dilakukan oleh para karyawan, pengurus dan nasabah. Nasabah yang dimaksud adalah nasabah yang mempunyai usaha yang berkenan untuk dititipkan kotak amal. b. Pemasangan buletin. Buletin ini dimaksudkan agar para nasabah yang ke kantor KJKS BMT Istiqlal Pekalongan dapat mengetahui bahwa KJKS BMT Istiqlal Pekalongan juga menerima dan menyalurkan dana zakat, infaq dan shadaqah dari para nasabah yang berkenan. c. Pemotongan langsung dari pembiayaan. Bagi nasabah atau anggota yang mengajukan pembiayaan kepada KJKS BMT Istiqlal Pekalongan akan dibebani dana ZIS dengan ketentuan jika yang diajukan kurang dari Rp ,- (<= Rp ,-) maka akan dikenakan dana ZIS sebesar Rp 5.000,-, jika yang diajukan lebih dari Rp ,- maka nasabah atau anggota harus membayar dana ZIS sebesar Rp ,-. Dapat dismpulkan bahwa manajemen penggalangan dana zakat, infaq dan shadaqah yang dilakukan oleh KJKS BMT Istiqlal Pekalongan sudah sesuai dengan Undang-Undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. 6 Hasil Wawancara dengan Bpk Wahyu Hidayat, S.H.I,loc.cit
8 63 Dikarenakan KJKS BMT Istiqlal Pekalongan telah melakukan yang tertuliskan dalam BAB IV Pasal 14 (1) dan (2) bahwa muzakki melakukan perhitungan sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya berdasarkan hukum agama dan dalam hal tidak dapat menghitung sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), muzakki dapat meminta bantuan kepada BAZ atau BAZ memberikan bantuan kepada muzakki untuk menghitungnya. B. Manajemen Pendistibusian Dana ZIS KJKS BMT Istiqlal Pekalongan Dalam Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat BAB V pasal 16 dan 17 dan Keputusan Menteri Agama RI No.581 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan UU No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat bahwa dana zakat, infaq dan shadaqah yang telah terkumpul/digalangkan harus segera didistribusikan kepada para mustahiq yang sedang memerlukan bantuan dari lembaga amil zakat ataupun badan amil zakat. KJKS BMT Istiqlal Pekalongan yang telah mempunyai divisi ZIS untuk mengelola zakat, infaq dan shadaqah yang telah dikumpulkan dari para muzakki menjadikan peraturan tersebut sebagai acuan mereka dalam mendistribusikan dana ZIS. Ada beberapa point dari manajemen pendistribusian dana zakat, infaq dan shadaqah yaitu sebagai berikut: 1. Program-Program KJKS BMT Istiqlal Pekalongan merupakan lembaga keuangan mikro yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Dengan lokasi yang sangat strategis memudahkan KJKS BMT Istiqlal Pekalongan untuk mengetahui keinginan para nasabahnya. KJKS BMT Istiqlal Pekalongan telah merancang beberapa
9 64 program untuk pendistribusian dana zakat, infaq dan shadaqah sebagai berikut: 7 a. Bina Usaha Dhuafa KJKS BMT Istiqlal Pekalongan memberikan santunan atau bantuan kepada nasabah atau masyarakat sekitar dalam bentuk modal kerja. Program ini merupakan pembiayaan qardhul hasan (pinjaman lunak) yang dialokasikan kepada usaha kecil dan mikro (dhuafa) dengan memberikan keringanan hanya mengembalikan sebesar pokok pinjaman saja dan adanya pendampingan dari manajemen KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. Tetapi program ini belum dijalankan sebagaimana mestinya. Program ini baru fokus pada pinjaman lunak (qardhul hasan) saja. Dari pinjaman ini nasabah dapat meminjam dana maksimal Rp ,00. Pembiayaan qardhul hasan sekarang ini baru diberikan kepada sekolah-sekolah yang telah bekerja sama dengan BMT Istiqlal Pekalongan. Jadi dalam pelaksanaannya pembiayaan qardhul hasan lebih condong ke dalam aspek pendidikan. Sampai saat ini ada ±10 sekolah yang telah ikut berpartisipasi dalam pembiayaan qardhul hasan ini. Pendampingan yang dilakukan oleh pihak KJKS BMT Istiqlal Pekalongan sebatas dalam bentuk pemantauan pembayaran yang dilakukan oleh pihak yang meminjam. Bagi nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan qardhul hasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 7 Hasil Wawancara dengan Bpk Wahyu Hidayat,S.H.I Tgl 13 Oktober :30
10 65 Fotokopi identitas nasabah (KTP/SIM/lainnya) Kartu Keluarga Surat Keterangan dari Kepala Sekolah yang bersangkutan(adanya pemantauan dari sekolah) Mengisi form pendaftaran pembiayaan qardhul hasan. b. Beasiswa Anak Sholeh Beasiswa ini diberikan dalam bentuk bantuan biaya sekolah kepada peserta didik yang orang tuanya tidak mampu. Bantuan ini juga dapat dibedakan kepada bantuan yang sifatnya insidentil untuk biaya atau penambahan biaya sekolah agar kelak anak-anak tersebut tetap dapat melanjutkan jenjang pendidikannya. Beasiswa kepada anak-anak dhuafa yang mendapatkan prestasi di sekolahnya. Beasiswa anak sholeh ini diberikan pada setiap tahun ajaran baru, beasiswa ini berupa bantuan materi seperti biaya operasional sekolah, pendistribusian melalui sekolah-sekolah yang bekerja sama dengan KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. Besarnya sumbangan tergantung kebijakan dari KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. Sampai saat ini ada 20 anak yang telah menerima beasiswa anak sholeh dari KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. Beasiswa anak sholeh ini tidak ada mekanisme pengajuan secara formalnya, hanya dari karyawan yang merekomendasikan sekolah atau anak-anak dari sekolah yang telah bekerja sama dengan KJKS BMT Istiqlal Pekalongan.
11 66 c. Santunan Kesehatan Santunan kesehatan ini diberikan kepada nasabah KJKS BMT Istiqlal Pekalongan yang dari kaum dhuafa pada saat tersebut sakit atau ada rekomendasi dari pihak-pihak yang terpercaya dari KJKS BMT Istiqlal Pekalongan sendiri. Santunan kesehatan ini bersifat insidentil, dana yang diberikan minimal sebesar Rp ,00 dan juga sakit yang diderita oleh nasabah pun tidak ada kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan santunan kesehatan ini. Proses mekanisme pemberiannya pun secara langsung kepada nasabah yang sakit. d. Santunan Sosial Lainnya Santunan sosial disini seperti pihak yang membutuhkan uluran dana dari KJKS BMT Istiqlal Pekalongan dengan mengajukan proposal bantuan kepada BMT tersebut. Pihak yang sementara ini hanya panti asuhan disekitar wilayah BMT saja. Santunan ini juga merupakan santunan kemanusiaan yang telah tergalangkan dari para muzakki dan harus segera didistribusikan kepada para mustahiq. Santunan sosial ini juga diberikan kepada nasabah yang sedang mengalami musibah seperti salah satu dari kelurganya meninggal, disini santunan yang diberikan berbentuk dana kematian untuk nasabah yang bersangkutan. Dalam pengajuan santunan sosial ini maksimal dana yang diminta sebesar Rp ,00. dari program ini belum ada panti asuhan yang secara khusus mendapatkan santunan ini, apabila dari pihak panti asuhan mengajukan proposal bantuan
12 67 kepada KJKS BMT Istiqlal Pekalongan dapat dipertimbangkan untuk persetujuan pemberian santunan sosial ini. Dari semua program yang telah direncanakan oleh KJKS BMT Istiqlal Pekalongan belum ada pengalokasian khusus dalam pendistribusian yang akan dilakukan. 2. Sasaran Pendistribusian Dana ZIS Sasaran pendistribusian adalah perorangan mustahiq atau lembaga yang memiliki kegiatan utama membantu mustahiq dalam meningkatkan kualitas hidupnya sehingga mampu mandiri. Sasaran pendistribusian KJKS BMT Istiqlal yaitu: a) Siswa berprestasi yang kurang mampu, KJKS BMT Istiqlal Pekalongan memberikan santunan ataupun beasiswa kepada siswa-siswi ini sebagai bentuk mengentaskan kemiskinan dan juga mengoptimalkan program pendidikan di Indonesia. b) Nasabah dhuafa yang sakit, program ini dapat dilakukan untuk membantu fakir miskin yang keluarganya menderita sakit dan tidak mampu untuk menanggung biaya perawatan/pengobatan, mustahiq ini juga merupakan salah satu dari delapan ashnaf yang harus segera diberikan pertolongan karena telah tercantum dalam persyaratan prosedur pendayagunaan dana zakat, infaq dan shadaqah didalam Keputusan Menteri Agama No.373 tentang Pelaksanaan UU No.38 tentang Pengelolaan Zakat Bab V pasal 28.
13 68 c) Tidak menutup kemungkinan juga yayasan yatim piatu atau panti asuhan yang mengajukan proposal kepada KJKS BMT Istiqlal Pekalongan mengharapkan bantuan dalam bentuk dana operasional, barang, ataupun alat produksi. 3. Mekanisme Penditribusian Dana ZIS Dalam mekanisme pendistribusian dana zakat, infaq dan shadaqah KJKS BMT Istiqlal Pekalongan mengacu pada beberapa point yaitu: a) Dalam pendistribusian dana ZIS ini, tidak ada persyaratan dalam pengajuan permohonan sebagai mustahiq. KJKS BMT Istiqlal Pekalongan tidak memberikan persyaratan apapun bagi mustahiq yang ingin mendapatkan bantuan, hanya saja harus dari golongan orang yang kurang mampu untuk kesehariannya. b) Pengeluaran dana ZIS dikeluarkan pada saat sekolah ajaran baru, rekomendasi dari karyawan BMT ataupun dari manajer. c) Besarnya dana yang dikeluarkan harus mendapat persetujuan dari manajer KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. d) Pencairan dana ZIS dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari manajer KJKS BMT Istiqlal Pekalongan Pusat. e) Dari setiap transaksi yang dilakukan yang berhubungan dengan dana ZIS harus selalu dibuatkan bukti yang sah.
14 69 f) Bukti dari setiap transaksi yang masuk ataupun keluar akan dicatat dalam buku besar. g) Pengawasan dilakukan di awal, pertengahan, dan diakhir kegiatan. Kegiatan pengawasan meliputi pelaksanaan administrasi, dan teknis penggalangan, serta pendistribusian. h) Evaluasi dilakukan setiap setahun sekali atau pada saat diadakannya meeting bulanan. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pendistribusian yang dilakukan oleh KJKS BMT Istiqlal Pekalongan telah sesuai dengan Undangundang No. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan juga keputusan Menteri No.373 tahun 1999 tentang Pelaksanaan UU No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Bab V pasal 28 tentang prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat dan pasal 29 berisi tentang prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha produktif. Dalam manajemen pendistribusian yang dilakukan oleh KJKS BMT Istiqlal Pekalongan telah melakukan sesuai fungsi manajemen yang ada, seperti: 1) Perencanaan program-program yang telah direncanakan di awal periode oleh divisi ZIS di KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. 2) Pengorganisasian di KJKS BMT Istiqlal Pekalongan tidak lepas dari koordinasi dengan Manajer agar tetap solid dalam organisasi.
15 70 3) Pelaksanaan dari semua program-program yang ada sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun program Bina Usaha Dhuafa belum dapat dilaksanakan tetapi dalam program ini baru difokuskan ke dalam pembiayaan qardhul hasan. 4) Pengawasan telah dilakukan setiap awal periode, pertengahan dan juga akhir periode, dimana dapat dilihat dalam buku besar transaksi yang ada. 5) Evaluasi biasa dilaksanakan pada saat meeting bulanan atau pertemuan yang melibatkan Manajer dan divisi ZIS.
BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN. A. Sejarah Pendirian KJKS BMT Istiqlal Pekalongan
44 BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN A. Sejarah Pendirian KJKS BMT Istiqlal Pekalongan Disaat badai kritis global melanda bangsa Indonesia khususnya di sektor ekonomi, banyak pihak yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU. kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari
BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU A. Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat Zakat adalah istilah sesuatu yang diberikan seseorang kepada orang lain yang berhak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk besar yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, dimana dalam ajaran Islam terdapat perintah yang harus
Lebih terperinciBAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG
BAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG A. Pendistribusian Zakat di BAZ Kota Semarang Pengelolaan zakat yang dilaksanakan oleh BAZ Kota Semarang dengan menyalurkan dana zakatnya sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup nasional maupun internasional telah memberikan gambaran bahwa sistem ekonomi Islam mampu beradaptasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA A. Analisis Manajemen Penghimpunan, Pengelolaan serta Pendistribusian Dana Sosial pada Yayasan Al-Jihad Surabaya Setiap
Lebih terperinciBAITUL MAAL BAHTERA. Lembaga Amil Zakat Infaq & Shadaqah. SK.Walikota Pekalongan. Nomor : 451.1/02711 Tgl. 29 Desember 2004
BAITUL MAAL BAHTERA Lembaga Amil Zakat Infaq & Shadaqah SK.Walikota Pekalongan Nomor : 451.1/02711 Tgl. 29 Desember 2004 Mitra Pengelola Zakat (MPZ) Dompet Dhuafa SK Direktur Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kajiannya. Lebaga ini berdiri berdasarkan SK Rektor No.Un.3/Kp.07.6/104/2007 tanggal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang El-Zawa UIN Maliki Malang merupakan lembaga pusat kajian zakat dan wakaf dan merupakan sebuah unit khusus di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Maliki Malang,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Kondisi ini memiliki keuntungan tersendiri bagi proses pembangunan menuju masyarakat muslim
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul. Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek
130 BAB V PEMBAHASAN A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Hidayatullah dan Al-Haromain
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi pembiayaan Qardhul Hasan pada Baitul Maal wa Tamwil
BAB V PEMBAHASAN A. Implementasi pembiayaan Qardhul Hasan pada Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Pahlawan Tulungagung. Implementasi pembiayaan Qardhul Hasan pada BMT Pahlawan sesuai dengan definisi Al-Qardh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam dibangun di atas lima pilar yang terangkum dalam rukun Islam. Zakat yang merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam tersebut tidak seperti shalat ataupun puasa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN
BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN PEMBIAYAANNYA DI DOMPET PEDULI UMMAT DAARUT TAUHID (DPU-DT) CABANG SEMARANG A. ANALISIS PRAKTEK
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 1. Peranan pembiayaan qardhul hasan dan ZIS dalam meningkatkan kesejahteraan
BAB V PEMBAHASAN 1. Peranan pembiayaan qardhul hasan dan ZIS dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Tulungagung Sebagaimana kita ketahui kegiatan utama dari BMT adalah penghimpunan dana dari
Lebih terperinciproses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan
BAB IV ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA GRESIK BERDASARKAN PSAK No. 101 A. Penyajian Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan KJKS Mandiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi syariah merupakan lembaga keuangan mikro yang menghimpun dana dari anggota dan menyalurkanya kepada anggota untuk mensejahterakan taraf hidup para anggota koperasi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS
BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS A. Profil Baitul Maal Hidayatullah Kudus 1. Sejarah Baitul Maal Hidayatullah Kudus. Baitul Maal Hidayatullah atau yang disingkat dengan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN
BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN A. Gambaran Umum KJKS BMT Mandiri Sekjahtera Karangcangkring Jawa Timur 1. Latar Belakang Berdirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian yang bernilai
Lebih terperinciCURRICULUM VITAE. : Laila Nurnissa Hijriyanti. Tempat,Tanggal Lahir : Kulon Progo, 25 Agustus 1995
CURRICULUM VITAE Nama Lengkap Nama Panggilan Jenis Kelamin : Laila Nurnissa Hijriyanti : Laila : Perempuan Tempat,Tanggal Lahir : Kulon Progo, 25 Agustus 1995 Agama Alamat No. Telepon dan Email : Islam
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa sehubungan
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto
BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto Badan atau Lembaga Amil Zakat merupakan organisasi sosial ekonomi dalam
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BUNGO
PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan
Lebih terperinciManusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat yang tidak mengerti apa sebenarnya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pendistribusian Zakat Oleh BAZNAS Kabupaten Jepara Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Jepara zakat menurut bahasa berarti berkah, bersih, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi, dan politik maupun kehidupan yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi
Lebih terperinciNAMA PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN DAN PENGEMBANGAN SDM ANAK YATIM
Al Kaafii Foundation PROPOSAL Pemberdayaan Fakir Miskin ( Program Pemberdayaan fakir miskin melalui Pembiayaan Kebajikan dan Pengembangan SDM Anak Yatim melalui Pendidikan Gratis sampai Perguruan Tinggi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200
LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200 008 Nomor 7 Seri E.1 PERATURAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG PANJANG,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu serta menjadi unsur dari rukun Islam. Zakat merupakan pilar utama dalam Islam khususnya dalam perannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga keuangan mikro yang berdasarkan prinsip bagi hasil dengan ketentuan yang ada pada Alquran dan Hadist.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam dan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam memiliki instrumen penting yang bergerak
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 1. Pemberdayaan Zakat oleh BAZNAS dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di. KabupatenTulungagung
98 BAB V PEMBAHASAN 1. Pemberdayaan Zakat oleh BAZNAS dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di KabupatenTulungagung Pemberdayaan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan atau potensi masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang sebenarnya telah berlangsung lama dalam kehidupan manusia. Kemiskinan merupakan suatu
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK
LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 23 SERI E.23 ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia
Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia PENDAHULUAN BMT berkembang dari kegiatan Baitul maal : bertugas menghimpun, mengelola dan menyalurkan Zakat, Infak dan Shodaqoh (ZIS) Baitul
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS EFEKTIFITAS MANAJEMEN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI BMT BINTORO MADANI DEMAK. A. Manajemen ZIS di BMT BINTORO MADANI
BAB IV ANALISIS EFEKTIFITAS MANAJEMEN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI BMT BINTORO MADANI DEMAK A. Manajemen ZIS di BMT BINTORO MADANI 1. Perencanaan Sebagaimana informasi yang peneliti peroleh dari BMT BINTORO
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN 4.1. Perlakuan Akutansi (Ed PSAK 109) 1 Perilaku akuntansi dalam pembahasan ini mengacu
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH DAN WAKAF
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH DAN WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang pemilihan judul Kemajuan ekonomi menjadi salah satu tolak ukur suatu negara untuk mendapatkan pengakuan dari negara lain, bahwa negara itu termasuk negara maju atau
Lebih terperinciisempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,
isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan harta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu rangkaian usaha yang terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk mengubah kepada suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan fundamental yang tengah dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan merupakan salah satu penyebab
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data statistik pada tahun 2014 baik di kota maupun di desa sebesar 544.870 jiwa, dengan total persentase
Lebih terperinciBAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO. A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan
63 BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan Dana Zakat Untuk Pengembangan Usaha Mikro Badan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data sekunder serta pengungkapan pendapat secara langsung (brainstorming) maupun melalui kuesioner dari penelitian yang berjudul: Faktor Penyebab
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Zakat adalah rukun Islam yang ketiga. Zakat merupakan ibadah yang menandakan ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT, ibadah zakat mengandung dua dimensi, yaitu dimensi vertikal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Islam adalah agama yang diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta, yakni agama yang membimbing umat manusia untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang, masalah yang utama pada negara-negara berkembang adalah kemiskinan. Adapun persoalan kemiskinan itu sudah ada sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank berdasarkan prinsip syariah atau bank syariah atau bank Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary
Lebih terperinci- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut BPS pada tahun 2010, Indonesia memiliki total penduduk mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai angka 207, 2 juta jiwa atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan lahiriyah dan batiniyah saja tetapi juga keseimbangan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sekarang ini tengah giat giatnya melaksanakan perubahan dalam pembangunan, baik fisik maupun non fisik. Pembangunan
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konvensional yang telah berkembang pesat dalam perekonomian dunia maupun di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Veithzal (2008:1), Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah baik di level nasional maupun internasional telah memberikan gambaran bahwa sistem ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat berupa shodaqoh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Islam, harta merupakan hak penuh milik Allah SWT sedangkan manusia tidak lain hanya sebatas kepemilikan sementara dengan tujuan menjalankan amanah untuk mengelola
Lebih terperinciBMT : BERBAGAI PERSOALAN TERUS BERTINDIH
BMT : BERBAGAI PERSOALAN TERUS BERTINDIH DIPRESENTASIKAN OLEH : MOHAMMAD HALIMI Ketua Program Studi Manajemen Sekolah Vokasi UGM Baitul Maal wat Tamwil ( B M T ) Lembaga keuangan mikro syariah Dua Fungsi
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 164, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3885) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BMT ialah termasuk dari Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, simpanan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ZAKAT KOTA PONTIANAK
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ZAKAT KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
PEMBAYARAN ZAKAT MELALUI LAYANAN MOBILE-ZAKAT (M-ZAKAT) MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DIAN NOVITA Fakultas Hukum, Universitas Wiraraja Sumenep dianovita79@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian ini adalah usaha mikro. Lokasi penelitian terpilih adalah Kota. fakta ini tergambar dalam tabel berikut: Tabel 1.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi dari masa ke masa semakin berkembang dan meningkat. Peningkatan ini dapat dilihat dari kegiatan ekonomi yang ada di tengah masyarakat. Salah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH
1 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari PSAK 109 tentang zakat, infak/sedekah tentang mekanisme
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SAMARINDA
PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 03 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA, Menimbang : a. bahwa penunaian Zakat merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat adalah sebuah langkah kemandirian sosial yang diambil dengan dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai keberhasilan dalam kelangsungan ke masa yang akan datang untuk menciptakan kesadaran umat. Dalam hal
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBERDAYAAN MUSTAHIK MELALUI PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DI BAITUL MAAL HUDTAMA SEMARANG
BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBERDAYAAN MUSTAHIK MELALUI PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DI BAITUL MAAL HUDTAMA SEMARANG A. Analisis Rencana dan Pelaksanaan Program Pemberdayaan Mustahik Melalui Pendayagunaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN IV.1. Proses Pencatatan, Pengukuran, dan Pelaporan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Tujuan utama akuntansi keuangan lembaga amil zakat adalah untuk menyajikan
Lebih terperinciPENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N
PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 9 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Harta yang dimiliki manusia sesungguhnya hanyalah sebuah titipan dari Allah SWT. Manusia ditugaskan untuk mengelola dan memanfaatkan harta tersebut sesuai dengan ketentuannya.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. dibentuk masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah untuk melakukan
BAB IV ANALISIS DATA A. Mekanisme Fundraising Dana Zakat Infaq dan Shadaqah Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah institusi pengelolaan zakat yang dibentuk masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang. Perkembangan ekonomi islam telah menjadikan islam sebagai satu-satunya solusi masa depan. Hal ini di tandai dengan semakin banyak dan ramainya kajian akademis serta
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penghimpunan Dana ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah) untuk Beasiswa Bagi Ustadz atau Ustadzah di KSPPS BMT Tamzis Bina Utama Wonosobo Setiap KSPPS memiliki
Lebih terperinciPERANAN BAITUL MAL WAT TAMWIL (BMT) BUANA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA MULUR KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO
PERANAN BAITUL MAL WAT TAMWIL (BMT) BUANA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA MULUR KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT FASTABIQ PATI. 3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Baitul Maal Fastabiq Pati
BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT FASTABIQ PATI 3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Baitul Maal Fastabiq Pati Muktamar pemuda muhammadiyah ke XI di Pekan Baru Riau tanggal 1 s.d. 4 juli 1998, merupakan inspirasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bank adalah suatu lembaga keuangan yang menerima deposito dan menyalurkannya melalui pinjaman. Layanan utama bank adalah simpan pinjam. Di bank, kita bias manabung
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2007 SERI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR PROPINS DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Nrurn 121 TAHUN 2002 TENTANG
gjlkj,tuu< ~~IJ
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciOptimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan. dengan beberapa langkah. Adapun langkah langkah pengoptimalan diantaranya
85 BAB V PEMBAHASAN A. Upaya Optimalisasi Pengelolaan Zakat Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan dengan beberapa langkah. Adapun langkah langkah pengoptimalan diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu secara finansial. Zakat menjadi salah satu rukun islam keempat setelah puasa di bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu rukun islam yang wajib ditunaikan oleh umat muslim atas harta kekayaan seorang individu yang ketentuannya berpedoman pada Al-Qur an
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Syari ah di Indonesia lahir sejak 1992. Bank syari ah pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia. Pada tahun 1992 hingga 1999, perkembangan Bank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan yang lebih dapat menyentuh kalangan bawah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin yang mampu diwajibkan untuk mengeluarkan sebagian hartanya yang notabenenya adalah hak orang lain. Zakat
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat 4.1.1. Mekanisme Pengumpulan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat Rumah
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Adanya perbedaan harta, kekayaan dan status sosial dalam kehidupan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya perbedaan harta, kekayaan dan status sosial dalam kehidupan adalah sunatullah. Bahkan dengan adanya perbedaan status sosial itu manusia membutuhkan antara satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar tujuh tahun lamanya, sejak Indonesia mengalami krisis ekonomi dan moneter pada akhir tahun 1997, peranan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) cukup besar dalam membantu
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data Hasil Penelitian 4.1.1. Sejarah berdirinya Lembaga BMA BMA atau Baitul Maal As-Salam adalah suatu lembaga amil zakat yang mengumpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor yang berperan vital bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan mengenai pengaruh pembiayaan qardhul hasan. maka bisa diambil kesimpulan sebagai berikut:
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai pengaruh pembiayaan qardhul hasan terhadap pengembangan ekonomi nasabah di BNI Syariah cabang Pekalongan maka bisa diambil kesimpulan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara dunia ketiga atau negara berkembang, termasuk Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS)
Lebih terperinci