VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN"

Transkripsi

1 VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri sesuai dengan kondisi setempat. Sesuai dengan kondisi setempat, dapat dijabarkan bahwa implementasi program promosi Kesehatan harus sesuai dengan karakteristik masyarakat Desa Jebed Selatan. Dari hasil evaluasi implementasi strategi promosi kesehatan di Desa Jebed Selatan, secara garis besar masalah muncul pada PHBS tingkat rumah tangga yaitu masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Berdasarkan masalah tersebut maka Pengkaji mengambil kesimpulan bahwa ada masalah dalam implementasi strategi Promosi Kesehatan di lima tempat pelaksanaan. Setelah dilakuakn evaluasi masalah yang muncul pada implementasi Promosi Kesehatan di Desa Jebed Selatan, antara lain : a. Masih rendahnya tingkat kepedulian dan pengetahuan ibu rumah tangga tentang kesehatan. b. Masih rendah Tingkat pengetahuan dari petani dan buruh tani akan kesehatan c. Minimnya sarana dan prasarana kesehatan d. Masih rendahnya kreativitas dan inovasi dari petugas Puskesmas e. Kurangnya perhatian dan tanggung jawab dari petugas Puskesmas, Bidan Desa dan Kader Kesehatan yang diwujudkan melalui kunjungan rutin ke rumah warga f. Tidak adanya pengawasan atau monitoring dari petugas Puskesmas setelah dilakukan penyuluhan atau sosialisasi. Berpedoman dari masalah tersebut, maka perlu dilakukan perumusan Strategi dan Program Promosi Kesehatan yang sesuai dengan kondisi atau masalah di masyarakat Desa Jebed Selatan melalui forum FGD. Dalam forum FGD (focus group discussion) tersebut dilakukan proses perencanaan promosi kesehatan dengan mengikutsertakan stakeholders yang ada di Desa Jebed Selatan. Forum tersebut dihadiri oleh stakeholders tingkat desa,

2 83 seperti perwakilan masyarakat Desa Jebed Selatan (tokoh masyarakat dan tokoh agama), bidan desa (Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang) dan kader kesehatan. Dalam forum tersebut, setelah Pengkaji memaparkan hasil evaluasi dan identifikasi masalah di Desa Jebed Selatan kemudian Pengkaji tawarkan ke peserta forum untuk mendapatkan tanggapan. Tanggapan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh prioritas masalah perencanaan promosi kesehatan. 7.1 Perencanaan Promosi Kesehatan. Perencanaan Promosi Kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab masalah, penetapan prioritas masalah dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan (Notoatmodjo 2005). Oleh sebab itu, dalam membuat perencanaan promosi kesehatan, keterlibatan dan peran serta peserta FGD sangat dibutuhkan dengan tujuan supaya menghasilkan program yang dapat mengintervensi masalah kesehatan yang sesuai dengan kondisi yang ada, sesuai kebutuhan masyarakat, efektif dalam biaya (cost effective) dan berkesinambungan (sustainable). Di samping itu, dengan melibatkan peserta FGD maka akan menciptakan rasa memiliki sehingga timbul rasa tanggung jawab dan komitmen. Hasil dari Pengkajian PHBS tingkat rumah tangga pada Peta Sosial dan evaluasi implementasi strategi Promosi Kesehatan di lima tempat kemudian dijadikan sebagai bahan masukan dalam menyusun Perencanaan Promosi Kesehatan yang menggunakan kerangka kerja PRECEDE PROCEED (PRECEDE PROCEED Framework) Kerangka kerja PRECEDE PROCEED adalah pendekatan yang digunakan untuk kegiatan Perencanaan Promosi Kesehatan yang mengarah pada perubahan perilaku baik individu, keluarga dan masyarakat. Pada kerangka PRECEDE (Predisposing, Reinforcing and Enabling Causes in Educational Diagnosis and Evaluation) digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah dan tujuan program. Kerangka PRECEDE terdiri dari lima fase, yaitu : 1. Fase 1 adalah Diagnosis Sosial 2. Fase 2 adalah Diagnosis Epidemiologis 3. Fase 3 adalah Diagnosis Perilaku dan Lingkungan 4. Fase 4 adalah Diagnosis Pendidikan dan Organisasi

3 84 5. Fase 5 adalah Diagnosis Administrasi dan Kebijakan. Sedangkan kerangka PROCEED terdiri dari empat fase, yaitu : 1. Fase 6 adalah Implementasi 2. Fase 7 adalah Proses Evaluasi 3. Fase 8 adalah Dampak dari Evaluasi 4. Fase 9 adalah Evaluasi Outcome Dalam kondisi ini kerangka PROCEED (Policy, Regulatory, Organizational Construct in Educational and Environmental Development) digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan serta implementasi dan evaluasi Kerangka kerja tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 11. Gambar 11 Kerangka PRECEDE PROCEED PRECEDE Fase 5 Diagnosis Kebijakan & Administrasi Fase 4 Diagnosis Pendidikan & Organisasi Fase 3 Diagnosis Perilaku & Lingkungan Fase 2 Diagnosis Epidemiologis Fase 1 Diagnosis Sosial Promosi Kesehatan Predisposing factors Pendidikan Kesehatan Reinforcing factors Perilaku & Gaya Hidup Kebijakan Peraturan Organisasi Enabling factors Lingkungan Sehat Kualitas Hidup Fase 6 Implementasi Fase 7 Proses Evaluasi Fase 8 Evaluasi Dampak Fase 9 Evaluasi Outcome PROCEED Sumber : Notoatmodjo 2005

4 Fase Diagnosis Sosial (Social Need Assessment) Diagnosis sosial pada fase ini adalah proses mendapatkan karakteristik masyarakat, persepsi masyarakat terhadap kebutuhannya atau terhadap kualitas hidupnya. Aspirasi masyarakat sangat dibutuhkan sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas hidup, sehingga melalui aspirasi tersebut dapat terwujud partisipasi masyarakat. Pada fase diagnosis sosial ini akan merujuk dari hasil PL I yaitu Pemetaan Sosial untuk mendapatkan karakteristik masyarakat Desa Jebed Selatan. Tabel 10 Karakteristik Masyarakat Desa Jebed Selatan No. Jenis Karakteristik Data Pendukung 1 Perekonomian Sektor Pertanian Ketersediaan lahan mencapai 73,51 % dari luas wilayah desa. 2 Mata Pencaharian Mayoritas Petani dan Buruh Tani (homogen) 55,98 % atau 1260 jiwa dari 2251 jiwa mata pencaharian sebagai petani (456 jiwa) dan buruh tani 3 Tingkat Pendidikan Masih rendah (mayoritas SLTP ke bawah) (804 jiwa). Jumlah penduduk tamat SLTP ke bawah sebesar 58,5 % (1626 jiwa tamat SLTP dan 325 jiwa tamat SD). 4 Agama Islam 6909 jiwa (99,78 %) dari 6924 jiwa dan banyaknya organisasi lokal (majelis ta lim/ kelompok pengajian/ yasinan, Ikatan Pemuda Masjid dan perkumpulan kematian) 5 Kepercayaan Masih percaya adanya mitos 6 Kesehatan Rendahnya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan rendahnya perhatian kepada lansia Sumber : Data Pemetaan Sosial Desa Jebed Selatan, tahun Masyarakat masih mempercayai adanya mitos tentang kesehatan terutama mitos ibu hamil Hasil dari Pengkajian PHBS tingkat rumah tangga Berdasarkan hasil diagnosis karakteristik masyarakat Desa Jebed Selatan diatas, dapat di simpulkan bahwa kepercayaan terhadap mitos masih sangat kental di masyarakat Desa Jebed Selatan. Adanya mitos tersebut sangat didukung dengan tingkat pendidikan yang masih tergolong rendah. Mitos

5 86 tersebut sangat berdampak pada kesehatan terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Di kalangan masyarakat yang masih mempercayai adanya mitos ibu hamil, seperti ibu hamil tidak boleh keluar rumah karena takut kandungannya diganggu oleh mahluk halus sampai dengan mitos makan berpantang, yaitu ibu hamil tidak boleh mengkonsumsi ikan cumi karena takut apabila kulit anaknya hitam padahal kandungan protein dari ikan cumi sangat tinggi yang dibutuhkan untuk perkembangan janin. Contoh mitos ibu hamil tersebut ternyata menghambat pengetahuan dan perilaku ibu hamil terhadap kesehatan, seperti memeriksakan kehamilannya dan melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan. Dilihat dari mata pencahariannya, masyarakat Desa Jebed Selatan tergolong masyarakat petani dan buruh tani. Karena pendapatan yang tergolong rendah dan belum ada penyuluhan tentang kesehatan kerja bagi petani dan buruh tani, sehingga membuat kebutuhan akan kesehatan belum menjadi prioritas bagi keluarga mereka. Mereka juga berpendapat bahwa untuk mendapatkan akses kesehatan harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Kondisi tersebut sangat dirasakan ibu hamil yang kepala keluarganya bekerja sebagai buruh tani, sehingga tidak ada jalan lain untuk memeriksakan dan melakukan persalinan oleh dukun bayi. Dari diagnosis diatas, peserta FGD menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan masih rendah yang mengakibatkan masyarakat belum mempercayakan tenaga kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatannya. Dari sikap dan perilaku masyarakat tersebut, belum bisa mencerminkan perilaku sehat. Berdasarkan data diatas, peserta FGD menyimpulkan bahwa kebutuhan yang sangat mendasar di masyarakat Desa Jebed Selatan adalah Pendidikan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Dengan memperoleh pendidikan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) diharapkan masyarakat dapat merubah pola pikirnya dari paradigma sakit menjadi paradigma sehat. Dengan mempunyai pola pikir paradigma sehat, maka masyarakat dapat mencegah (preventif) terjadinya penyakit dan dapat meningkatkan kesehatannya secara mandiri tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak. Jadi dengan meningkatnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan maka dengan sendirinya sikap dan perilaku masyarakat akan lebih responsif terhadap kesehatan sehingga

6 87 kualitas hidup individu, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan terutama di tingkat rumah tangga Fase Diagnosis Epidemiologi Masalah kesehatan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang dan berdampak positif maupun negatif. Fokus pada fase ini adalah mencari faktor kesehatan yang mempengaruhi kualitas hidup individu, keluarga dan masyarakat. Pada kajian ini yang mendapatkan dampak dari masalah tersebut adalah anggota keluarga pada tingkat rumah tangga. Pada Tabel 11 telah ditunjukkan diagnosis masalah (hasil Peta Sosial), penyebab masalah (hasil evaluasi strategi Promosi Kesehatan) dan kelompok yang terkena masalah (tanggapan peserta FGD) Tabel 11 Diagnosis Epidemiologi Promosi Kesehatan No. Masalah (Hasil Peta Sosial) 1 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Faktor Penyebab (Hasil Evaluasi Strategi Promosi Kesehatan) 1. Masih rendahnya tingkat kepedulian dan pengetahuan ibu rumah tangga tentang kesehatan. 2. Minimnya sarana dan prasarana kesehatan. 3. Masih rendahnya kreativitas dan inovasi dari petugas Puskesmas 4. Kurangnya perhatian dan tanggung jawab dari petugas Puskesmas, Bidan Desa dan Kader Kesehatan yang diwujudkan melalui kunjungan rutin ke rumah warga 5. Tidak adanya pengawasan atau monitoring dari petugas Puskesmas setelah dilakukan penyuluhan atau sosialisasi. Kelompok yang terkena masalah (Tanggapan peserta FGD) 1. Ibu Rumah Tangga 2. Ibu Hamil 3. Bayi 4. Balita 5. Anak Sumber : Pengkaji, diolah, 2008.

7 Fase Diagnosis Perilaku dan Lingkungan Pada fase ini tujuannya adalah mendiagnosis faktor perilaku dan faktor lingkungan (fisik dan sosial) dari diagnosis epidemiologi (Tabel 11). Berdasarkan pendapat dari peserta FGD dapat diidentifikasi, sebagai berikut : 1. Faktor Perilaku : a. Masih rendahnya tingkat kepedulian dan pengetahuan ibu rumah tangga tentang kesehatan. b. Masih rendahnya kreativitas dan inovasi dari petugas Puskesmas c. Kurangnya perhatian dan tanggung jawab dari petugas Puskesmas, Bidan Desa dan Kader Kesehatan yang diwujudkan melalui kunjungan rutin ke rumah warga d. Tidak adanya pengawasan atau monitoring dari petugas Puskesmas setelah dilakukan penyuluhan atau sosialisasi 2. Faktor Lingkungan : Minimnya sarana dan prasarana kesehatan Kemudian dari hasil diagnosis faktor perilaku dan faktor lingkungan tersebut, langkah selanjutnya adalah dari kedua faktor tersebut dibuat urutan berdasarkan rangking kemungkinan untuk diubah. Urutan rangking tersebut sebagai berikut : 1. Perilaku ibu rumah tangga dan ibu hamil tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). 2. Perilaku Tenaga Kesehatan Puskesmas/ Bidan Desa/ Kader Kesehatan yang belum melakukan kunjungan ke rumah sebagai wujud perhatian dan tanggung jawab. 3. Perlunya ide kreatif/ inovasi dan pengawasan dari petugas Puskesmas 4. Pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan Dari urutan rangking diatas, kemudian peserta FGD menetapkan sasaran untuk rancangan Program Promosi Kesehatan adalah sebagai berikut : Sasaran Primer : Ibu rumah tangga Sasaran Sekunder : Anggota Keluarga (Ayah dan Anak) Sasaran Tersier : Petugas Kesehatan Puskesmas/ Bidan Desa/ Kader Kesehatan

8 89 Selanjutnya peserta FGD merancang tujuan perubahan perilaku dan lingkungan yang ingin dicapai dalam Program Promosi Kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan pengetahuan tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). 2. Peningkatan Strata PHBS tingkat rumah tangga di Desa Jebed Selatan Fase Diagnosis Pendidikan dan Organisasional Pada fase ini merujuk pada faktor pemudah (predisposing factors), faktor pemungkin (enabling factors) dan faktor penguat (reinforcing factors). Berdasarkan hasil analisis faktor pemudah (predisposing factors) dapat ditetapkan tujuan pembelajaran/ pendidikan yang ingin dicapai, sebagai berikut : 1. Peningkatan pengetahuan anggota keluarga tentang hidup sehat terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2. Anggota keluarga dapat mempraktekkan dan membudayakan hidup sehat. Berdasarkan hasil analisis faktor pemungkin dan faktor penguat dapat ditetapkan tujuan organisasional yang akan dicapai melalui upaya pengembangan organisasi dan sumber daya, yaitu : 1. Meningkatkan pengetahuan tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas Puskesmas, bidan desa dan kader kesehatan tentang pelatihan partisipatif. 2. Melakukan advokasi kepada pengambil kebijakan agar dapat mengeluarkan kebijakan yang responsif terhadap kesehatan terutama terhadap pengembangan PHBS tingkat rumah tangga Fase Diagnosis Administratif dan Kebijakan Pada fase ini dilakukan analisis terhadap kebijakan, sumber daya dan peraturan yang berlaku yang nantinya dapat memfasilitasi atau menghambat pelaksanaan Program Promosi Kesehatan. Pada diagnosis administratif dilakukan penilaian, sebagai berikut : 1. Sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan Program Promosi Kesehatan adalah Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tenaga Kesehatan Puskesmas, Bidan Desa, dan Kader Kesehatan/ Ibu-ibu TP-PKK, tetapi yang

9 90 lebih penting adalah orang yang mempunyai komitmen untuk membuat Desa Jebed Selatan menjadi Desa Sehat. 2. Hambatan dari pelaksana program adalah komitmen mereka terhadap keberlangsungan program dan hambatan dari masyarakat adalah tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah. Pada diagnosis kebijakan yang dilakukan adalah mengidentifikasi dukungan dan hambatan politis, peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program. Dalam mewujudkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di masyarakat telah diatur oleh kebijakan Menteri Kesehatan RI dalam bentuk Keputusan Menteri, yaitu : 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1193/ MENKES/ SK/ X/ 2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan 2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/ MENKES/ SK/ VIII/ 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1193/ MENKES / SK/ X/ 2004 tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 (PHBS 2010) 4. Kebijakan Kabupaten Pemalang Sehat 2010 Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah didukung oleh Keputusan Menteri dan pemerintah daerah. Tetapi dalam pelaksanaan di daerah belum mendapatkan dukungan penuh dari kalangan legislatif dan eksikutif Kabupaten Pemalang berupa Peraturan Daerah. 7.2 Rancangan Strategi dan Program Promosi Kesehatan. Setelah mendiagnosis kerangka PRECEDE, langkah selanjutnya peserta FGD mulai merancang Strategi dan Program Promosi Kesehatan. Dari hasil diagnosis faktor perilaku dan faktor lingkungan telah didapat urutan masalah sebagai berikut : 1. Perilaku ibu rumah tangga dan ibu hamil tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). 2. Perilaku Tenaga Kesehatan Puskesmas/ Bidan Desa/ Kader Kesehatan yang belum melakukan kunjungan ke rumah sebagai wujud perhatian dan tanggung jawab. 3. Perlunya ide kreatif/ inovasi dan pengawasan dari petugas Puskesmas

10 91 4. Pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan. Tujuan dari Program Promosi Kesehatan, sebagai berikut : 1. Peningkatan pengetahuan tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). 2. Peningkatan Strata PHBS tingkat rumah tangga di Desa Jebed Selatan. Untuk menunjang intervensi prioritas masalah diatas, diusulkan dua Strategi dan Program Promosi Kesehatan, antara lain : 1. Strategi Peningkatan Kapasitas SDM dengan Program Pelatihan Partisipatif. 2. Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Pendidikan Kesehatan Terpadu. Untuk lebih jelasnya kerangka logis Strategi dan Program Pemberdayaan Masyarakat seperti ditunjukkan pada Tabel 12.

11 92 Tabel 12 Kerangka Kerja Logis Strategi dan Program Promosi Kesehatan di Desa Jebed Selatan Strategi dan Lokasi Sumber No. Kegiatan Tujuan Sasaran Pihak Terkait Jadwal Program Kegiatan Dana Strategi Peningkatan Kapasitas SDM dalam Program Pelatihan Partisipatif 1. Pelatihan Partisipatif bagi Tenaga Kesehatan, Bidan desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kader Kesehatan/ ibu-ibu TP- PKK 1. Meningkatkan ketrampilan dalam Pemberdayaan Masyarakat 1. Tenaga Puskesmas 2. Bidan desa 3. Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama 4. Kader Kesehatan/ ibu-ibu TP-PKK Balai Desa Jebed Selatan 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang 2. Unsur Akademisi (Universitas) APBD Kabupaten Pemalang Tahun Anggaran Awal bulan Juli tahun 2008 Akhir bulan Juni tahun Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Program Pendidikan Kesehatan Terpadu Sumber : Hasil Forum FGD, Revitalisasi Posyandu 2. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berbasis Kesehatan 3. Pendidikan Kesehatan Ibu dan Anak. 1. Menghidupkan lagi fungsi Posyandu yang sesungguhnya (5 meja) 2. Memberikan pengetahuan anak-anak tentang kesehatan dengan metode bermain. 3. Memberikan pengetahuan kepada Ibu rumah tangga tentang arti penting Kesehatan Ibu dan Anak. 1. Kader Kesehatan dan anggota TP- PKK Desa Jebed Selatan 2. Anak-anak di bawah lima tahun (terutama bagi keluarga miskin) 3. Ibu Rumah Tangga. Balai Desa Jebed Selatan 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang 2. Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) 3. Tokoh masyarakat dan tokoh agama 4. Kader kesehatan/ ibu-ibu TP-PKK 5. LSM yang concern terhadap kesehatan 1. APBD Kabupaten Pemalang Tahun Anggaran Swadaya Awal bulan Juli tahun 2008 Akhir bulan Juni tahun 2009

12 Program Pelatihan Partisipatif 1. Latar Belakang Program Upaya ini lebih ditujukan kepada pelaksana program seperti Tenaga Kesehatan (Puskesmas), Bidan desa, Tokoh Masyarakat Tokoh Agama, dan Kader Kesehatan/ ibu-ibu TP-PKK agar lebih terampil. 2. Kegiatan program. Pelatihan Partisipatif bagi Tenaga Kesehatan, Bidan desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kader Kesehatan/ ibu-ibu TP-PKK 3. Sasaran : Tenaga Kesehatan (Puskesmas), Bidan desa, Tokoh Masyarakat Tokoh Agama, dan Kader Kesehatan/ ibu-ibu TP-PKK 4. Pihak Terkait/ Penanggung Jawab : a) Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang b) Unsur Akademisi (Universitas) 5. Lokasi Kegiatan : Desa Jebed Selatan 6. Waktu : awal bulan Juli tahun 2008 akhir bulan Juni tahun Sumber Dana : APBD Kabupaten Pemalang Tahun Anggaran Tujuan : meningkatkan ketrampilan pelaksana program dalam melaksanakan Pemberdayaan Masyarakat Strategi dan Program Promosi Kesehatan tersebut tidak berhenti pada peningkatan strata PHBS tingkat rumah tangga saja akan tetapi tetap diupayakan untuk mengintervensi implementasi Promosi Kesehatan di kelima tempat (institusi pendidikan, institusi kesehatan, tempat kerja, rumah tangga dan tempat umum) di Desa Jebed Selatan Program Pendidikan Kesehatan Terpadu 1. Latar Belakang Program Kesehatan bukan hanya diketahui atau disadari (knowledge) dan disikapi (attitude), melainkan harus dikerjakan/ dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari (practice). Oleh karena itu, hakekat Promosi Kesehatan ialah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri sesuai dengan sosial budaya setempat. Dari hakekat tersebut, individu dan masyarakat

13 94 bukanlah objek yang pasif (sasaran), melainkan sebagai subjek (pelaku), sehingga dalam proses pembelajaran tersebut peran pendidikan kesehatan sangat tepat. Pendidikan Kesehatan merupakan bentuk upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku individu dan masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar individu dan masyarakat menyadari dan mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka. Sehingga tujuan akhir dari pendidikan kesehatan adalah agar masyarakat dapat mempraktekkan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat. 2. Kegiatan program. Kegiatan dalam Program Kesehatan Terpadu, antara lain : a) Posyandu Walaupun kegiatan ini sudah ada sebelumnya akan tetapi kegiatannya terkesan seadanya dan fungsi dari meja kelima tidak ada (tidak berfungsi). Oleh karena itu dengan adanya revitalisasi dalam program dengan tujuan kelima meja tersebut dapat berfungsi kembali. b) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Berbasis Kesehatan Dalam forum FGD, peserta sangat mengharapkan apabila generasi muda dalam hal ini adalah anak-anak yang masih kecil dari awal sudah diberikan pembelajaran tentang kesehatan agar kelak dewasa anak tersebut mampu mempraktekkan hasil pembelajaran tersebut. Mengakomodir keinginan tersebut, kemudian diusulkan kegiatan PAUD yang berbasis kesehatan. Konsepnya tetap tempat bermain hanya saja lebih banyak memberikan informasi tentang kesehatan. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan anak-anak tentang kesehatan dengan metode bermain. c) Pendidikan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Perlunya kegiatan didasari oleh kondisi nyata masyarakat Desa Jebed Selatan dalam memberikan ASI Eksklusif bagi anaknya dan pemberian asupan makanan yang bergizi (4 sehat 5 sempurna0 bagi anaknya sangat rendah. Oleh karena itu perlunya memberikan kesadaran ibu rumah tangga melalui pendidikan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tentang arti penting ASI Eksklusif dan gizi bagi anaknya.

14 95 3. Pihak Terkait/ Penanggung Jawab : a) Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang b) Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) c) Tokoh masyarakat dan tokoh agama d) Kader Kesehatan/ ibu-ibu TP-PKK e) LSM yang concern terhadap kesehatan 4. Lokasi Kegiatan : Balai Desa Jebed Selatan 5. Waktu : awal bulan Juli tahun 2008 akhir bulan Juni tahun Sumber Dana : Dana APBD Kabupaten Pemalang tahun anggaran dan swadaya.

II. TINJAUAN TEORITIS

II. TINJAUAN TEORITIS II. TINJAUAN TEORITIS 2.1 Promosi Kesehatan (Health Promotion) Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok dan masyarakat (Blum, dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi sehingga perlu dijaga, dilindungi dan ditingkatkan kualitasnya. Kesehatan juga merupakan faktor penting untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1. Pengertian Promosi Kesehatan Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN STRATA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TINGKAT RUMAH TANGGA MELALUI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

UPAYA PENINGKATAN STRATA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TINGKAT RUMAH TANGGA MELALUI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN UPAYA PENINGKATAN STRATA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TINGKAT RUMAH TANGGA MELALUI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN (Studi Kasus Pengembangan Desa Siaga di Desa Jebed Selatan, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang,

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa A LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan pada umumnya, disebabkan tiga faktor yang timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya

Lebih terperinci

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes MATRIKS WAWANCARA No Variabel P1 P2 P3 P4 P5 P6 1 Aspek Legal Peningkatan Strata Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Pedoman Operasional Revitalisasi di Kabupaten Bekasi 2 Aspek Teknis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak- lebih dari biasanya (tiga

Lebih terperinci

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN 5.1 Sejarah Perkembangan Promosi Kesehatan Pada jaman awal kemerdekaan, upaya untuk mempromosikan produk atau jasa (jaman kemerdekaan istilahnya propaganda) di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Dalam Buku Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (2014) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif diartikan sebagai bentuk pengembangan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN STRATA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TINGKAT RUMAH TANGGA MELALUI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

UPAYA PENINGKATAN STRATA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TINGKAT RUMAH TANGGA MELALUI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN UPAYA PENINGKATAN STRATA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TINGKAT RUMAH TANGGA MELALUI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN (Studi Kasus Pengembangan Desa Siaga di Desa Jebed Selatan, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ukuran dasar kebijakan sudah ada dalam bentuk modul pelatihan dan

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ukuran dasar kebijakan sudah ada dalam bentuk modul pelatihan dan BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Ukuran dasar kebijakan sudah ada dalam bentuk modul pelatihan dan lembar balik ABPK. Tujuan kebijakan dalam program konseling dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421. PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.629/2012 TENTANG TIM PEMBINA/ POKJA POS PELAYANAN TERPADU DESA/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kesehatan berupaya membangun perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat diharapkan mampu melakukan upaya pencegahan secara lebih efisein dan efektif.

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 KESIMPULAN 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung adalah asupan energi, asupan protein, ASI eksklusif, MP-ASI, ISPA, umur balita, pemantauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia sebuah Negara, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 157 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan 1. Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dengan metode COMBI di laksanakan untuk pertama kalinya di Kota Pekanbaru dengan

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra Evaluasi pelaksanaan RENJA tahun lalu ditujukan untuk mengidentifikasi sejauh mana kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan dan gizi merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan pesatnya perkembangan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu, yaitu salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh,

Lebih terperinci

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG PEMENUHAN HAK KESEHATAN REPRODUKSI DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU Anik Lestari, dr. M Kes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNS Solo Pokok-pokok bahasan dalam perkuliahan Pengertian promosi kesehatan, pendidikan

Lebih terperinci

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA 1 SAMBUTAN Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan SDM seutuhnya dimana untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai sejak usia dini. Berbagai studi menunjukkan bahwa periode

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2007 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN RW SIAGA KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi

BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi 1 BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Input a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi di Kota Bengkulu yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp. 239.990.000,00 (proporsi 0,64%)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2005, lebih dari 529.000 wanita di dunia meninggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 32 TAHUN 2008 TENTANG KELOMPOK KERJA OPERASIONAL (POKJANAL) POSYANDU TINGKAT KABUPATEN, TINGKAT KECAMATAN, DAN KELOMPOK KERJA (POKJA) POSYANDU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Kader Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok (Widiastuti A, 2007). Kader kesehatan adalah promotor kesehatan desa (Promkes) yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya 0 BAB. Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kemauan, kesadaran, dan kemampuan bagi seluruh penduduk untuk hidup sehat agar dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arah kebijakan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010-2014 menitikberatkan pada pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan yang tertuang dalam arah kebijakan

Lebih terperinci

SEJARAH PUSKESMAS Puskesmas

SEJARAH PUSKESMAS Puskesmas PUSKESMAS SEJARAH PUSKESMAS Puskesmas : ujung tombak pelayanan kesehatan kepada masyarakat Rakerkesnas th. 1968 di Jakarta Awal puskesmas dibagi beberapa kategori : 1. Tipe A (dipimpin : dokter penuh)

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan melalui perencanaan yang baik dan efektif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan melalui perencanaan yang baik dan efektif. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan adalah suatu proses untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011

Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011 Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011 TUJUAN POKJANAL/POKJA POSYANDU adalah untuk mengkoordinasikan berbagai upaya pembinaan yang berkaitan dengan peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Pos Pelayanan Terpadu atau yang sering disebut dengan Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI 6.1. Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Analisis SWOT yang digunakan dalam mengkaji revitalisasi Posyandu di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan RI mencanangkan P4K dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan

Lebih terperinci

MERANCANG PROGRAM PROMOSI KESEHATAN BERBASIS TEORI S A P 5 PRECEDE/PROCEED MODEL

MERANCANG PROGRAM PROMOSI KESEHATAN BERBASIS TEORI S A P 5 PRECEDE/PROCEED MODEL MERANCANG PROGRAM PROMOSI KESEHATAN BERBASIS TEORI S A P 5 PRECEDE/PROCEED MODEL Apa itu PRECEDE Model PRECEDE/PROCEED adalah Model partisipasi masyarakat yang berorientasi menciptakan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 No.05,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. Pedoman Umum, pelaksanaan, program, penyediaan, makanan tambahan, Pendidikan Anak Usia Dini, Pos Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan memandirikan masyarakat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan memandirikan masyarakat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan memandirikan masyarakat untuk hidup sehat. Perilaku hidup sehat dapat ditingkatkan melalui berbagai kegiatan penyuluhan dan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari kesimpulan yang mencerminkan hasil yang didapatkan dari penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari kesimpulan yang mencerminkan hasil yang didapatkan dari penelitian 188 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari kesimpulan yang mencerminkan hasil yang didapatkan dari penelitian dan saran yang merupakan rekomendasi untuk tindak lanjut. A. Kesimpulan 1. Keluarga

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Program Pemberdayaan Masyarakat

Kerangka Acuan Program Pemberdayaan Masyarakat Kerangka Acuan Program Pemberdayaan Masyarakat A. Pendahuluan Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat karena yang berpengaruh terhadap kualitas sumberdaya manusia.

Lebih terperinci

a. Pengorganisasian masyarakat, peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya, penggalangan kemitraan,

a. Pengorganisasian masyarakat, peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya, penggalangan kemitraan, SOAL PEMBERDAYAAN 1. Dibawah ini yang adalah peran CSO dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, kecuali A. Melakukan riset berkaitan dengan angka kesakitan masyarakat B. Mendukung penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan merupakan faktor

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 2 BUPATI BANDUNG PROVINSI

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ANALISIS PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014 Nama : Umur : Tahun Pendidikan

Lebih terperinci

Nizwardi Azkha, SKM,MPPM,MPd,MSi

Nizwardi Azkha, SKM,MPPM,MPd,MSi Nizwardi Azkha, SKM,MPPM,MPd,MSi PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKK Padang telah melakukan upaya dalam pengendalian penyakit DBD di Kota Padang Strategi pemberantasan nyamuk dewasa melalui pengasapan,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan bahwa Salah satu indikator yang ditetapkan pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan terkait dengan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kader kesehatan telah menyita perhatian dalam beberapa tahun terakhir ini, karena banyak program kesehatan dunia menekankan potensi kader kesehatan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di

I. PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di kantor, dipasar, bahkan di rumah tangga sendiri. Aktivitas merokok di kalangan masyarakat

Lebih terperinci

Syarifah (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara) Fotarisman Zaluchu (Badan Penelitian & Pengembangan Provinsi Sumatera Utara)

Syarifah (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara) Fotarisman Zaluchu (Badan Penelitian & Pengembangan Provinsi Sumatera Utara) FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Syarifah (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara) Fotarisman Zaluchu (Badan Penelitian & Pengembangan Provinsi Sumatera Utara)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan suatu bangsa dinilai dengan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan, ekonomi dan kesehatan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peranan dalam peningkatan kesejahteraan manusia. Dalam lingkup kesehatan

I. PENDAHULUAN. peranan dalam peningkatan kesejahteraan manusia. Dalam lingkup kesehatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pestisida merupakan salah satu teknologi modern yang terbukti mempunyai peranan dalam peningkatan kesejahteraan manusia. Dalam lingkup kesehatan masyarakat, penggunaan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Bukti empiris menunjukkan, hal ini sangat ditentukan oleh status

Lebih terperinci

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015 BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015 1. Pelayanan kesehatan bayi muda - Transport sweeping imunisasi bayi 2. Pelayanan kesehatan balita - Posyandu - Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Lebih terperinci

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi di Kabupaten Trenggalek merupakan suatu bentuk kerja sama antara bidan dan dukun dengan tujuan meningkatkan akses ibu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional dalam Millenium Development Goal s (MDG s). Salah satu tujuan MDG s adalah menurunkan 2/3

Lebih terperinci

d. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu

d. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu 1. BKR (Bina Keluarga Remaja) Dalam upaya meningkatkan peran keluarga dalam membina tumbuh kembang anak dan remaja baik fisik, intelektual dan kesehatan reproduksi mental emosional sosial dan moral spiritual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kesehatan Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkunagan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003). Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas hidup manusia. Kualitas hidup manusia terbagi atas kualitas fisik dan kualitas non

Lebih terperinci

POLICY BRIEF PEKERJAAN RUMAH YANG TIDAK TERSELESAIKAN REKOMENDASI

POLICY BRIEF PEKERJAAN RUMAH YANG TIDAK TERSELESAIKAN REKOMENDASI POLICY BRIEF REKOMENDASI Segera menerbitkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Forum Kesehatan Kecamatan yang memuat tujuan, fungsi, pembiayaan, keanggotaan, mekanisme monitoring dan

Lebih terperinci

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013 LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Laporan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Dinas Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2013 belum dapat memenuhi target Millenium Depelopment Goals (MDGs) 2015. Dimana angka kematian bayi (AKB) di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 64 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada 5 (lima) kesimpulan penelitian. Kesimpulan tersebut disajikan sebagai berikut : 1. Peran pendampingan bidan dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan upaya Bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajad kesehatan yang optimal sebagai

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kelas Ibu Hamil Kelas ibu hamil merupakan suatu kegiatan belajar kelompok bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil

Lebih terperinci

STRATEGI/RANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN SASARAN INDIVIDU

STRATEGI/RANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN SASARAN INDIVIDU STRATEGI/RANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN SASARAN INDIVIDU A. Pengertian Strategi Pembelajaran Strategi pada dasarnya berarti taktik atau politik. Sedangkan pembelajaran pada dasarnya berasal dari kata belajar.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Balita Menurut Marimbi (2010) balita adalah anak di bawah usia 5 tahun. Masa ini merupakan periode kehidupan yang ditandai dengan perkembangan motorik, kognitif dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak balita merupakan salah satu golongan penduduk yang rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU DI KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Visi ini dicapai dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu

Lebih terperinci