RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN"

Transkripsi

1 80 RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN Latar Belakang Program Musholla sebagai pusat ibadah bagi jamaah musholla selain berfungsi sebagai tempat menjalankan ibadah juga merupakan tempat konsolidasi bagi jamaah untuk melakukan kegiatan-kegiatan lainnya baik yang bersifat sosial maupun ekonomi. Musholla sebagai sebuah kelembagaan mempunyai kapasitas yang dapat menentukan keberhasilan musholla tersebut. Oleh karena itu diharapkan kapasitas musholla mempunyai kualitas yang baik (kapasitas yang kuat). Kapasitas musholla dan kesejahteraan jamaah berkaitan erat. Hal tersebut dikarenakan fungsi musholla yang berhubungan dengan kesejahteraan jamaah. Berdasarkan hasil wawancara dan FGD tampak beberapa kelemahan pada kapasitas Musholla Khoirus Subban, oleh sebab itu perlu dirancang program penguatan kapasitas kelembagaan musholla ini. Program tersebut juga mempertimbangkan kekuatan yang ada pada kapasitas kelembagaan Musholla Khoirus Subban, sehingga diharapkan program tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kapasitas kelembagaan musholla berkaitan dengan kesejahteraan jamaah, oleh karena itu rancangan program penguatan musholla tersebut diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan jamaah. Berdasarkan hasil analisa, kelemahan yang menghalangi Musholla Khoirus Subban untuk melakukan program peningkatan kesejahteraan adalah kurangnya pengetahuan jamaah dan pengurus tentang fungsi musholla secara komprehensif yang berimbas pada kurangnya kemampuan jamaah dan pengurus untuk berorganisasi dalam wadah musholla dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Oleh karena itu, tujuan program tersebut adalah untuk menguatkan kapasitas musholla secara umum dan melatih kemampuan untuk berorganisasi secara khusus.

2 81 Tujuan Program Kapasitas musholla terdiri dari faktor kepemimpinan, proses perencanaan program, alokasi sumber daya, dan hubungan dengan pihak luar. Faktor-faktor tersebut sebelumnya telah dianalisa terlebih dahulu sebagaimana dipaparkan dalam bab sebelumnya. Analisa tersebut menunjukkan kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang yang dimiliki Musholla Khoirus Subban. Berdasarkan analisa kapasitas Musholla Khoirus Subban dapat diketahui bahwa kekurangan dari kapasitas Musholla Khoirus Subban meliputi alokasi sumberdaya, pelaksanaan program, dan hubungan dengan pihak luar, sedangkan kekuatannya meliputi kepemimpinan dan proses perencanaan program. Alokasi sumberdaya dirasakan oleh jamaah belum optimal, manfaat yang benar-benar dirasakan oleh jamaah hanya dari segi fisik berupa musholla dan tempat wudu yang bagus, dan pengajian yang bersifat seremonial (peringatan hari besar Islam), sedangkan pengajian rutin dirasakan kurang optimal, pembinaan dirasakan masih kurang, serta belum menyentuh aspek sosial dan ekonomi. Pelaksanaan kegiatan terutama kegiatan rutin masih kurang partisipasi dari jamaah, dan kerjasama terhadap pihak luar yang kurang dibangun. Pengetahuan dan pemahaman jamaah tentang fungsi musholla pun masih sangat kurang, sehingga perlu dilakukan transfer nilai, namun transfer tersebut tidak dapat dilakukan apabila jamaah tidak dapat berkumpul secara rutin sebagaimana dalam kasus sholat berjamaah dan pengajian rutin. Karakteristik jamaah maupun pengurus sangat mempengaruhi kekuatan dan kelemahan kapasitas musholla tersebut. Berdasarkan hasil FGD ke dua, kelemahan utama dari jamaah dan pengurus adalah kurangnya pengetahuan mereka tentang fungsi musholla secara lebih komprehensif. Hal tersebut dibuktikan oleh pernyataan salah satu pengurus musholla (Pak Nn, 47 th) sebagai berikut : Setelah mendengar penjelasan mas, kami setuju. Hanya saja untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif (menghasilkan pemasukan-pen) kan tidak lazim dilakukan. Lagipula siapa yang mau mengelolanya?terus terang saja kami tidak tahu bagaimana mengelola musholla dalam kegiatan-kegiatan produktif tersebut. Selama ini kegiatan kami ya begini-begini saja. Anggapan tidak lazim apabila musholla melaksanakan kegiatan peningkatan penghasilan tersebut menyebabkan sebagian kegiatan selama ini hanya bersifat seremonial. Kelemahan pada jamaah dan pengurus musholla tersebut ditambah dengan

3 82 ketidakmampuan mereka dalam menciptakan program pembangunan. Oleh karena itu dibutuhkan transfer pengetahuan tentang fungsi musholla, namun transfer tersebut tidak dapat dilakukan tanpa kumpulnya jamaah musholla. Jadi program maupun kegiatan yang direncanakan disesuaikan dengan keinginan jamaah agar mereka mau berkumpul secara rutin. Kelemahan-kelemahan dan kekuatan tersebut harus dikelola untuk kepentingan jamaah, kelemahan-kelemahan diperkuat, sedangkan kekuatan yang ada dimanfaatkan. Rancangan program yang disusun atas aspirasi dari jamaah Musholla Khoirus Subban ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dari kelembagaan Musholla Khoirus Subban yang lemah tersebut. Kapasitas kelembagaan musholla yang kuat diharapkan dapat dipertahankan untuk meningkatkan kesejahteraan jamaah. Manfaat Program Program yang direncanakan tersebut diharapkan dapat membawa perubahan pada Musholla Khoirus Subban. Perubahan-perubahan tersebut meliputi bertambahnya kekuatan Musholla Khoirus Subban dan terjalinnya kerjasama serta dukungan dari pihak luar. Dampak yang diharapkan dapat dirasakan oleh jamaah adalah bertambahnya manfaat Musholla Khoirus Subban dalam hal meningkatkan kesejahteraan jamaah yang didahului dengan partisipasi jamaah untuk berkumpul secara rutin di musholla. Hasil yang Diharapkan Penguatan kapasitas kelembagaan Musholla Khoirus Subban dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan faktor eksternal yaitu fasilitas, kualitas pengurus, dukungan jamaah, kegiatan musholla, dan dukungan serta kerjasama pihak luar. Program penguatan kapasitas musholla diharapkan dapat menambah dukungan terhadap kekuatan dan kesempatan serta mengatasi kelemahan dan ancaman, tersebut sehingga fasilitas musholla menjadi semakin lengkap, kualitas pengurus meningkat, dukungan jamaah meningkat, kegiatan musholla semakin komprehensif, dan meningkatnya dukungan dari pihak luar.

4 83 Alat Pencapaian Untuk mencapai tujuan, manfaat dan hasil yang diharapkan tersebut, maka direncanakan program Peningkatan Kemampuan Berorganisasi Musholla Khoirus Subban. Kerangka logis untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

5 Tabel 9. KERANGKA KERJA LOGIS PROGRAM PENINGKATAN KEMAMPUAN BERORGANISASI MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN Tujuan Akhir Indikator Kinerja Alat Verifikasi Sasaran Menguatnya kapasitas musholla Kepemimpinan, proses perencanaan program, pelaksanaan program, alokasi sumber daya, hubungan dengan pihak luar menguat FGD Kelembagaan musholla Manfaat Indikator Kinerja Alat Verifikasi Sasaran 1. Meningkatnya kekuatan dan mengatasi kelemahan musholla 2. Meningkatnya dukungan dari luar & mengatasi ancaman dari luar musholla Masyarakat merasakan manfaat musholla semakin meningkat FGD Kelembagaan musholla Hasil Indikator Kinerja Alat Verifikasi Sasaran 1. Meningkatnya kekuatan dan mengatasi kelemahan musholla 1.1. Meningkatnya Fasilitas 1.2. Meningkatnya kualitas Pengurus 1.3. Meningkatnya dukungan Jamaah 1.4. Kegiatan semakin komprehensif Fasilitas semakin lengkap, pengurus semakin lengkap dan aktif, partisipasi jamaah meningkat, kegiatan-kegiatan mengarah pada kesejahteraan FGD Kelembagaan musholla 2. Meningkatnya dukungan dari luar & mengatasi ancaman dari luar musholla 2.1. Kerjasama & dukungan dari luar meningkat Terbangunnya kerjasama, terciptanya akses terhadap kebijakan pemerintah FGD Pemerintah,LSM,Parpol, musholla lain

6 85 Alat Pencapaian Indikator Kinerja Alat Verifikasi Sasaran 1. Meningkatnya kekuatan dan mengatasi kelemahan musholla 1.1. Meningkatnya Fasilitas Realisasi rehab tempat wudu Tempat wudu lebih baik FGD Fisik Musholla 1.2. Meningkatnya kualitas Pengurus Meningkatkan koordinasi Pendampingan Kegiatan lebih terkoordinir, lebih profesional, dan dapat meningkatkan kesejahteraan FGD Pengurus musholla 1.3. Meningkatnya dukungan Jamaah Keteladanan Bertambahnya jumlah jamaah yang berpartisipasi 1.4. Kegiatan semakin komprehensif FGD Jamaah Penambahan program dan kegiatan Pendampingan Bertambahnya kegiatan-kegiatan kesejahteraan FGD Pengurus & jamaah 2. Meningkatnya dukungan dari luar & mengatasi ancaman dari luar musholla 2.1. Kerjasama dan dukungan meningkat membangun jejaring pendampingan Bertambahnya mitra kerja FGD Pengurus & jamaah

7 Rincian alat pencapaian dari program peningkatan kemampuan berorganisasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Realisasi Rehab Tempat Wudu Kegiatan rehab tempat wudu telah diprogramkan sebelumnya bersamaan dengan pemrograman rehab musholla, namun kegiatan tersebut tertunda karena masalah dana. Turunnya dana proposal dari Bupati Pemalang senilai satu setengah juta rupiah memberikan inisiatif untuk kembali melanjutkan program rehab tempat wudu tersebut. Meskipun menurut jamaah fasilitas tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap partisipasi mereka, namun dengan kondisi fisik dan fasilitas perlu diperhatikan pula, apalagi dengan adanya bantuan tersebut. Rehab tempat wudu tersebut dilakukan untuk memperkuat modal fisik Musholla Khoirus Subban. Sarana dan prasarana yang lebih baik diharapkan menambah kenyamanan bagi jamaah yang melaksanakan kegiatan di musholla tersebut. Pelaksanaan rehab tempat wudu direncanakan pada hari Kamis, 13 Juli 2006 selama 7 hari. Pembongkaran tempat wudu akan dilakukan oleh jamaah, sedang pembangunan tempat wudu dilakukan oleh dua orang tukang batu yang diupah, sedangkan jamaah bertugas membantu keduanya dan menyediakan konsumsi. Dana rehab tempat wudu tersebut berasal dari bantuan bupati, wakaf, dan hasil donatur tetap. Kepanitiaan rehab tempat wudu dijadikan satu dengan kepanitiaan rehab Musholla Khoirus Subban sehingga tidak perlu dibentuk kepanitiaan baru. Rencana denah tempat wudu dirancang bersama oleh jamaah. Tempat wudu direncanakan direhab secara total. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyempurnakan rehab musholla yang telah dilaksanakan sebelumnya. 2. Meningkatkan Koordinasi Sebagai upaya untuk melancarkan setiap program dan kegiatan yang telah direncanakan, maka koordinasi internal pengurus dan antar jamaah semakin ditingkatkan. Koordinasi juga dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan pengurus dalam melaksanakan progam dan kegiatan yang telah direncanakan. Koordinasi tersebut tidak dilaksanakan semata-mata melalui sebuah

8 87 forum rapat, namun koordinasi merupakan upaya check and recheck sehingga diharapkan program dapat berjalan sesuai dengan harapan. Koordinasi dilaksanakan secara tidak terstruktur. Melalui obrolan santai koordinasi dilakukan. Hal tersebut dilakukan karena untuk melakukan rapat yang cukup sering dikhawatirkan akan membuat jamaah jenuh. Koordinasi juga dilakukan sewaktu-waktu apabila para pengurus bertemu seperti setelah sholat berjamaah, tahlilan, maupun berkunjung ke rumah. 3. Pendampingan Program pendampingan dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengurus, membuat kegiatan yang semakin komprehensif, dan menjalin kerjasama dengan pihak luar. Hal tersebut dibutuhkan oleh pengurus sesuai dengan keinginan pengurus sendiri yang merasa belum mampu dan belum berpengalaman untuk melaksanakan kerjasama. Di samping itu tidak lazimnya musholla sebagai kelembagaan yang berfungsi dalam bidang kesejahteraan menyebabkan pengurus membutuhkan pendampingan dalam membuat program dan melaksanakannya. Pendampingan direncanakan dilakukan oleh fasilitator (penulis) yang selanjutnya akan menghubungkan pengurus musholla dengan lembaga sosial yang bergerak di bidang sosial dan dakwah. Program pendampingan akan dilaksanakan melalui pemberian contoh proposal kerjasama, pendampingan dalam kegiatan kesejahteraan, dan pemberian penjelasan-penjelasan tentang fungsi musholla yang ideal. Beberapa kegiatan kesejahteraan telah direncanakan dan akan dipaparkan dalam poin berikutnya (poin 5). Program pendampingan tersebut direncanakan akan dirapatkan untuk pelaksanaannya sekitar bulan Oktober 2006, hal ini mengingat kesibukan musholla dalam rehab tempat wudhu, Isro Mi roj, Nisfu Sya ban, Ramadhan, Halal bi Halal dan Khaul Kyai Bizi yang berlangsung dari bulan Juli 2006 sampai dengan bulan Oktober Keteladanan Keteladanan merupakan hal yang sangat diperlukan oleh para jamaah. Hal tersebut merupakan motivasi bagi jamaah untuk berperan aktif dalam kegiatan musholla, sehingga diharapkan jamaah akan mengalami peningkatan kesejahteraan baik berupa pengetahuan agama maupun keuntungan ekonomis. Program

9 88 keteladanan yang direncanakan dilaksanakan mulai bulan Juli 2006 ini menekankan kepada pengurus agar dapat memberi contoh dalam melaksanakan sholat berjamaah di musholla dan mengikuti pengajian rutin, diharapkan dalam tindakan sehari-hari pun dapat dijadikan contoh oleh jamaah lainnya. Artinya, dalam kegiatan rutin berupa sholat berjamaah dan pengajian rutin harus dihadiri oleh pengurus, sehingga jamaah dapat mencontohnya. Kegiatan yang bersifat insidental tidak terlalu ditekankan karena telah diikuti oleh banyak jamaah. 5. Penambahan Program dan Kegiatan Penambahan program yang dimaksud adalah menambah kualitas programprogram yang telah ada dan menambah kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada kesejahteraan jamaah secara lebih luas. Beberapa penambahan program dan kegiatan yang direncanakan adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kualitas pengajian Upaya meningkatkan kualitas pengajian dalam hal ini adalah dengan cara menampilkan penceramah yang berkualitas lebih baik. Penceramah tersebut bisa berasal dari luar Desa Banjaran maupun dari dalam Desa Banjaran sendiri. Sebagai realisasi awal peningkatan kualitas pengajian tersebut adalah dengan mengundang seorang ustadz sekaligus anggota DPRD Kabupaten Pemalang dalam rangka pengajian Isro Mi roj pada Tanggal 19 Agustus Usul ini dikemukakan oleh Pak Tq (48 th). Anggota DPRD tersebut dinilai memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan ustadz-ustadz lainnya, karena memiliki pengetahuan tentang pemerintahan sehubungan dengan jabatan yang dimilikinya. Pembicara tersebut diharapkan mampu menarik perhatian para jamaah untuk mendengarkan ceramahnya secara seksama. Materi yang berkualitas diharapkan juga mampu mempengaruhi jamaah untuk menambah kepedulian dan partisipasi jamaah dalam kegiatan di musholla. Secara tentatif tindak lanjut dari peningkatan kualitas pengajian akan dilakukan dengan menghadirkan pembicara-pembicara lain yang menarik baik dari segi materi pembicaraan maupun cara penyampaian, atau secara rutin meminta anggota DPRD tersebut untuk memberikan ceramah, maupun dengan melakukan variasi pengajian, seperti pengajian wirausaha yang berisi materi kiat-kiat

10 89 berusaha mandiri secara Islami, pengajian akhlak, pengajian etos kerja Islami, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan jamaah. b. Beras Murah Program beras murah ini merupakan program yang bernuansa ekonomis. Usul beras murah ini disampaikan oleh Bu Ss (47 th). Inti dari kegiatan ini adalah pengkoordiniran pembelian beras jamaah oleh musholla langsung ke rice mill (tempat penggilingan beras). Harga beras di rice mill jauh lebih murah dibanding harga beras di pasaran. Musholla akan menjual beras tersebut di atas harga rice mill namun masih di bawah harga pasaran, dan keuntungan dari penjualan beras tersebut dipergunakan untuk memupuk kas musholla. Kas yang dihasilkan dari keuntungan tersebut dapat dipergunakan untuk keperluan-keperluan tertentu berdasarkan kesepakatan jamaah, seperti untuk keperluan santunan, pinjaman modal, menambah pendanaan kegiatan lain, dan sebagainya. Pengelolaan beras murah tersebut akan dilakukan secara bersama oleh ibu-ibu dari jamaah Musholla Khoirus Subban. Modal dari program beras murah tersebut direncanakan berasal dari penyisihan kas musholla tiap bulan yang didapatkan dari Wakaf dan donatur tetap dari jamaah. Pembahasan lebih lanjut tentang program beras murah tersebut direncanakan akan dirapatkan untuk pelaksanaannya sekitar bulan Oktober 2006, setelah kesibukan selama bulan Juli sampai dengan Oktober 2006 telah selesai. Program beras murah ini merupakan satu-satunya program yang bersifat ekonomi produktif. Beras murah ini dapat menjadi cikal bakal koperasi konsumsi bagi Musholla Khoirus Subban. Program tersebut dapat dijadikan sebagai sarana berlatih bagi jamaah untuk menambah kemampuan pengelolaan ekonomi, dan kemampuan kerjasama. Diharapkan program ini dapat menarik jamaah untuk lebih aktif berpartisipasi di Musholla Khoirus Subban. c. Lomba-lomba Pengadaan lomba-lomba tersebut diperuntukkan bagi para remaja musholla. Hal tersebut diharapkan menjadi faktor penarik bagi remaja agar lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan musholla. Kegiatan ini diusulkan oleh Pak Tq (48 th). Lomba-lomba tersebut direncanakan dilaksanakan dalam rangka menyambut Isro Mir roj pada bulan Agustus Pengelolaan lomba akan

11 90 dilaksanakan oleh panitia yang dibentuk bersama antara pengurus dan jamaah. Adapun pendanaan kegiatan tersebut berasal dari kas musholla ditambah dengan iuran insidental dari jamaah. Secara tentatif upaya menarik perhatian remaja musholla lebih lanjut perlu dilakukan, misalnya saja dengan mengadakan pengajian khusus remaja yang dikemas dalam berbagai kegiatan yang bersifat rutin namun variatif. Salah satu contoh adalah dengan mengadakan acara nonton film bersama di musholla dengan memutar film-film Islami. Di sela-sela atau setelah penayangan film tersebut dapat diberikan penjelasan-penjelasan agama yang dapat bermanfaat untuk menarik para remaja untuk mengikuti kegiatan-kegiatan selanjutnya. d. Membangun Jejaring Program ini secara sederhana memang telah dilaksanakan oleh Musholla Khoirus Subban, hal tersebut terlihat dari bantuan dari jamaah lain yang diberikan pada saat rehab musholla. Bantuan bupati (meskipun lama baru terealisasi) pun merupakan wujud jejaring yang dibangun oleh musholla, namun jejaring tersebut sangat tipis hubungannya karena hanya bersifat pemberian bantuan tanpa ada kesepakatan dan konsekuensi yang dibangun bersama. Oleh karena itu diprogramkan pembangunan jejaring dengan pihak luar secara lebih konkret. Pembangunan jejaring ini dilaksanakan untuk mendukung upaya peningkatan kesejahteraan jamaah. Jejaring akan dilaksanakan dengan partai-partai dan LSM setempat. Pengurus mengakhawatirkan adanya suara sumbang apabila hanya ada dua partai yang bekerjasama, sehingga pihak musholla akan mengajak hampir semua partai untuk bekerjasama. Langkah awal bentuk kerjasama yang direncanakan adalah pengobatan murah, dimana partai tersebut berpartisipasi dalam penyediaan dana maupun tenaga medis, sedangkan penyelenggara dari Musholla Khoirus Subban. Kerjasama dengan LSM akan dilaksanakan dalam bentuk pendampingan dan pelatihan bagi pengurus. Program membangun jejaring ini secara lebih lanjut akan dibicarakan kembali setelah bulan Oktober Secara tentatif kerjasama dapat dilaksanakan dengan pengurus masjid setempat, jamaah musholla lain dan ormas Islam setempat. Masjid dan ormas Islam mempunyai kepentingan yang sangat dekat dengann kepentingan musholla, ketiganya bergerak dalam koridor agama Islam. Bentuk kerjasama

12 91 dengan pengurus masjid bisa berupa pembinaan dan sebagai pusat koordinasi dengan musholla lain. Kerjasama dengan ormas Islam bisa berupa panitia bersama dalam kegiatan-kegiatan Islami, maupun program pengembangan musholla selanjutnya. Kerjasama yang dilakukan antara Musholla Khoirus Subban dengan pihak-pihak luar tersebut dapat bersifat insidental maupun bersifat kontinu, tergantung dari kepentingan, kemampuan, dan kesepakatan pihak-pihak yang bekerjasama, namun pada intinya kerjasama tersebut diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan jamaah musholla. e. Pelatihan Al-Qur an Usul jamaah akan pelatihan Al-Qur an ini didasarkan pada keinginan jamaah untuk dapat membaca Al-Qur an sesuai aturannya, lagipula kegiatan pelatihan bagi jamaah belum ada. Keinginan jamaah tersebut diusulkan oleh Bu Hh (55 th). Jamaah ingin segera melaksanakan pelatihan tersebut, hanya saja kendala yang dihadapi adalah belum adanya pelatih, karena untuk kegiatan tersebut dibutuhkan seseorang yang terampil membaca Al-Qur an secara baik dan benar. Oleh karena itu, kegiatan tersebut akan dibicarakan lebih lanjut setelah bulan Oktober 2006, setelah kesibukan dari bulan Rajab sampai bulan Syawal (dari Juli-Oktober 2006) telah selesai. Kegiatan tersebut ditujukan untuk melatih jamaah dalam ketrampilan membaca Al-Qur an secara baik sesuai dengan ilmu tajwidnya. Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya menarik jamaah agar berkumpul secara rutin di musholla. Melalui kegiatan perkumpulan rutin tersebut dapat ditransfer nilai-nilai tentang agama Islam secara komprehensif. Secara tentatif kegiatan rutin tersebut juga dapat dikembangkan menjadi perkumpulan secara rutin dari jamaah musholla diluar kegiatan sholat. Di dalam perkumpulan tersebut dapat dibahas permasalahan bersama yang dihadapi maupun masalah individuindividu jika yang bersangkutan mau mengemukakan masalahnya dan secara bersama-sama dapat memikirkan alternatif solusi serta turut membantu penyelesaian masalah tersebut secara proporsional.

ANALISA KAPASITAS MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN

ANALISA KAPASITAS MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN 73 ANALISA KAPASITAS MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN Kapasitas musholla meliputi faktor kepemimpinan, proses perencanaan program, pelaksanaan program, alokasi sumber daya, dan hubungan dengan pihak luar. Kapasitas

Lebih terperinci

KAPASITAS KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN

KAPASITAS KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN 67 KAPASITAS KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN Kepemimpinan Kepemimpinan di dalam kelembagaan musholla yang dimaksud adalah gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pengurus Musholla Khoirus Subban. Gaya

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR Majelis ta lim sebagai lembaga pendidikan non formal, sebagai lembaga da wah islam mempunyai peran strategis

Lebih terperinci

EVALUASI REHAB MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN

EVALUASI REHAB MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN 57 EVALUASI REHAB MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN Deskripsi Umum Musholla Khoirus Subban berada di RT 03 RW 03 Desa Banjaran. Pada mulanya musholla ini lebih terkesan sebagai musholla keluarga, karena meskipun

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN 7.1. Latar Belakang Rancangan Program Kemiskinan di Desa Mambalan merupakan kemiskinan yang lebih disebabkan oleh faktor struktural daripada faktor

Lebih terperinci

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG Dalam bagian ini akan disampaikan faktor yang mempengaruhi kapasitas kelompok yang dilihat dari faktor intern yakni: (1) motivasi

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG 48 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG Berdasarkan data baik masalah maupun potensi yang dimiliki oleh kelompok, maka disusun strategi program

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN DAKWAH DI RUMAH SAKIT ISLAM PATI TAHUN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN DAKWAH DI RUMAH SAKIT ISLAM PATI TAHUN BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN DAKWAH DI RUMAH SAKIT ISLAM PATI TAHUN 2013-2014 4.1.Analisis Terhadap Pengelolaan Dakwah di Rumah Sakit Islam Pati Tahun 2013-2014 Rumah Sakit Islam Pati sebagai bagian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM)

PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) Proses Penyusunan Rencana Program Pelaksanaan Program Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di tingkat Desa Tonjong

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Dari hasil analisis terhadap keberlanjutan komunitas Kampung Adat Cireundeu dapat disimpulkan beberapa hal sebagai akhir kajian : Kelembagaan adat sebagai salah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa keberadaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam

Lebih terperinci

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau No. 6, September 2001 Bapak-bapak dan ibu-ibu yang baik, Salam sejahtera, jumpa lagi dengan Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama.

Lebih terperinci

Pembangunan Desa di Era Otonomi Daerah

Pembangunan Desa di Era Otonomi Daerah Seiring dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka Penyelenggaraan pemerintahan di daerah khususnya kabupaten/kota dilaksanakan menurut asas otonomi dan tugas

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN 5.1 Faktor Internal Menurut Pangestu (1995) dalam Aprianto (2008), faktor internal yaitu mencakup karakteristik individu

Lebih terperinci

ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN)

ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN) ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN) Pemilihan umum merupakan salah satu wadah yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada masyarakat untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka dalam lembaga legislatif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Partisipasi Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN LEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TORAJA UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN 77 BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka

Lebih terperinci

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Masjid Agung Kendal dikelompokkan menjadi empat yaitu kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. a. Kegiatan harian, meliputi

Lebih terperinci

Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional

Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional I. LATAR BELAKANG Wacana kemiskinan di Indonesia tetap menjadi wacana yang menarik untuk didiskusikan dan dicarikan solusi pemecahannya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA, SUMBER PENDAPATAN DESA, KERJA SAMA DESA, LEMBAGA ADAT, LEMBAGA KEMASAYARATAN DAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Konsep Kurikulum Integral di PAUD Yaa Bunayya Batang. dapat didayagunakan seoptimal mungkin. Orang yang bertanggung jawab

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Konsep Kurikulum Integral di PAUD Yaa Bunayya Batang. dapat didayagunakan seoptimal mungkin. Orang yang bertanggung jawab BAB IV ANALISIS A. Analisis Konsep Kurikulum Integral di PAUD Yaa Bunayya Batang Dalam melakukan suatu kegiatan dalam pendidikan tidak akan lepas dari manajemen yang tentunya manajemen tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Faktor-faktor Penghambat

BAB IV ANALISIS. A. Faktor-faktor Penghambat 59 BAB IV ANALISIS A. Faktor-faktor Penghambat Dalam pembahasan sebelum bab ini telah diuraikan tentang sistem pelaksanaan manajemen organisasi remaja Masjid Agung Kendal dan manajemen organisasi Gereja

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO, Menimbang Mengingat : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah Para pengurus demak, para peziarah yang datang Setiap hari di

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI 136 BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI A. Pembahasan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk pendidikan bagi mahasiswa dalam bersosialisasi dan bermasyarakat. Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI 2016-2017 MPA PPI TURKI 2016-2017 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA (PPI) TURKI PERIODE 2016-2017 BAB I SIFAT Pasal 1 1.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Efektifitas Remaja Masjid Al-Istiqomah Dalam Pembinaan Kehidupan. 1. Kegiatan Remaja Masjid Yang Mengarah Pada Kehidupan Beragama

BAB V PEMBAHASAN. A. Efektifitas Remaja Masjid Al-Istiqomah Dalam Pembinaan Kehidupan. 1. Kegiatan Remaja Masjid Yang Mengarah Pada Kehidupan Beragama BAB V PEMBAHASAN A. Efektifitas Remaja Masjid Al-Istiqomah Dalam Pembinaan Kehidupan Beragama Desa Kletek 1. Kegiatan Remaja Masjid Yang Mengarah Pada Kehidupan Beragama Remaja masjid Al-Istiqomah merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 0027/KPTS/DPP/V/2016. Tentang

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 0027/KPTS/DPP/V/2016. Tentang SURAT KEPUTUSAN Nomor : 0027/KPTS/DPP/V/2016 Tentang PETUNJUK PELAKSANAAN MUSYAWARAH WILAYAH, MUSYAWARAH WILAYAH LUAR BIASA, MUSYAWARAH CABANG, MUSYAWARAH CABANG LUAR BIASA, MUSYAWARAH ANAK CABANG, MUSYAWARAH

Lebih terperinci

BAB V AKSI BERSAMA MASYARAKAT. kampung demak Jaya dan diikuti oleh ketua RT yakni Erik Setiawan (45 tahun) berkumpul di

BAB V AKSI BERSAMA MASYARAKAT. kampung demak Jaya dan diikuti oleh ketua RT yakni Erik Setiawan (45 tahun) berkumpul di BAB V AKSI BERSAMA MASYARAKAT A. Membentuk Komunitas Pemuda di Kampung Demak Jaya Adanya perkumpulan-perkumpulan sebelumnya yang dilakukan oleh masyarakat dan membangun kesepakatan untuk membangun sebuah

Lebih terperinci

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I T A S M U H A M M A D I V E R S U N I YA H S U R A K A R T A NASKAH

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN ALOKASI DANA DESA, BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA, DAN BANTUAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan bukti bahwa pemerintah belum mampu mengatasi masalah pengangguran di dalam negeri. Fenomena ini tampil sebagai solusi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI 70 BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI A. PEMBAHASAN 1. PROGRAM TERLAKSANA a. Bidang Keilmuan 1) Penyelenggaraan Menonton Film Anti Korupsi Kegiatan menonton bersama anak-anak di Baciro dapat menjadi langkah

Lebih terperinci

Komitmen itu diperbaharui

Komitmen itu diperbaharui POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara

Lebih terperinci

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2012-1 - PERATURAN DESA PANGGUNGHARJO

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENDAMPINGAN BERBASIS ASET. A. Manfaat yang didapat Masyarakat Menuju Perubahan

BAB V HASIL PENDAMPINGAN BERBASIS ASET. A. Manfaat yang didapat Masyarakat Menuju Perubahan BAB V HASIL PENDAMPINGAN BERBASIS ASET A. Manfaat yang didapat Masyarakat Menuju Perubahan Masyarakat sekitar situs HOS. Cokroaminoto sudah bisa mulai mengeolah dan menfaatkan situs tersebut saat proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom 1. Remaja melakukan penyimpangan karena kurangnya pengetahuan agama. Akhlak remaja adalah tingkah laku

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA MASJID NUR HIDAYAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA MASJID NUR HIDAYAH ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA MASJID NUR HIDAYAH BAB I USAHA Pasal 1 Amal Usaha, Program, dan Kegiatan 1. Lembaga Masjid Nur Hidayah dapat melakukan amal usaha di segala bidang kehidupan dengan cara yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi/pemanfaatan pangan. Akses pangan baik apabila

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN

Lebih terperinci

Pertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM?

Pertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM? Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 8 Juni-17 Juni 2009 Lokasi : Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program P2KP tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kerjasama Antar Daerah (KAD) Bregasmalang merupakan kerjasama yang terbentuk berdasarkan Perda no. 6 tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan observasi peran kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten Batang Hari,

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

TAKMIR MASJID AL-MUHAJIRIN - TAMAN BOSTON RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN RINCIAN PENDAPATAN DAN BELANJA

TAKMIR MASJID AL-MUHAJIRIN - TAMAN BOSTON RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN RINCIAN PENDAPATAN DAN BELANJA RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2016-1000 PENERIMAAN KAS TAKMIR 1001 Donatur Tetap (muslimin/muslimat Warga Taman Boston) 40 KK/Bln Rp 100.000 Rp 4.000.000 Rp 48.000.000 Rp 144.000.000 1002 ZIS (Donatur

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN BERBASIS PEMBERDAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

72 VII. STRATEGI PROGRAM PEMBERDAYAAN

72 VII. STRATEGI PROGRAM PEMBERDAYAAN 72 VII. STRATEGI PROGRAM PEMBERDAYAAN 7.1. PENYUSUNAN STRATEGI PROGRAM Rancangan strategi program pemberdayaan dilakukan melalui diskusi kelompok terfokus (FGD) pada tanggal 24 Desember 2007, jam 09.30

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH IPNU-IPPNU DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN WONOSOBO PERIODE

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH IPNU-IPPNU DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN WONOSOBO PERIODE BAB IV ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH IPNU-IPPNU DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN WONOSOBO PERIODE 2012-2014 1.1 Analisis Aktivitas Dakwah IPNU-IPPNU di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Periode 2012-2014

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN BAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 9.1. Kesimpulan Pada bagian ini akan diuraikan beberapa butir kesimpulan berdasarkan temuan dan analisis data (yang tercermin dalam uraian tentang implikasi teoritis

Lebih terperinci

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA GUNUNGREJO, Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

V. EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT

V. EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT V. EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT Evaluasi program pengembangan masyarakat dalam bagian ini berisi tentang gambaran kapasitas kelompok mantan TKW di desa Cibaregbeg yang dapat dilihat pada kemampuan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS 53 EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS Pada hakekatnya tujuan pembangunan adalah untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat baik perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat dalam

Lebih terperinci

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUTON, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN MASJID AL-FALAH SURABAYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN MASJID AL-FALAH SURABAYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN MASJID AL-FALAH SURABAYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT A. Analisis Strategi Pengelolaan Keuangan Masjid Al-Falah Surabaya Berbagai kegiatan masjid

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 13 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 13 TAHUN 2011 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL KEAGAMAAN, BUDAYA DAN OLAHRAGA BAGI KELOMPOK

Lebih terperinci

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE 77 STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE Alat yang digunakan untuk menganalisis permasalahan adalah analisis Pemberdayaan Longwe dengan menggunakan kelima

Lebih terperinci

diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun,

diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR, Menimbang: Mengingat:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah sangat luas yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta susunan masyarakatnya

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan

Lebih terperinci

LEMBAGA DAKWAH KAMPUS UNIT KEGIATAN DAKWAH MAHASISWA

LEMBAGA DAKWAH KAMPUS UNIT KEGIATAN DAKWAH MAHASISWA MEKANISME KERJA ORGANISASI PERIODE 2017 BAB I PENDAHULUAN 1. Pengertian Mekanisme kerja organisasi adalah suatu aturan yang memuat pola kerja dan tata tertib organisasi LDK UKDM UPI. 2. Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

Program Padat Karya Pangan (PKP) MENGATASI SITUASI SULIT DENGAN UPAH BERAS

Program Padat Karya Pangan (PKP) MENGATASI SITUASI SULIT DENGAN UPAH BERAS KABUPATEN PURBALINGGA Program Padat Karya Pangan (PKP) MENGATASI SITUASI SULIT DENGAN UPAH BERAS Sumber: Inovasi Kabupaten di Indonesia. Seri Pendokumentasian Best Practices, BKKSI, 2008 satu SITUASI SEBELUM

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengkaji hubungan modal sosial dan unsur tumbuh kembang partisipasi terhadap partisipasi KSM dalam PKH, maka dapat

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok

Lebih terperinci

Tabel IV.B.12.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan tahun 2010

Tabel IV.B.12.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan tahun 2010 12. URUSAN KETENAGAKERJAAN Pembangunan bidang ketenagakerjaan dewasa ini masih menghadapi berbagai permasalahan antara lain tingginya tingkat pengangguran, terbatasnya penciptaan dan perluasan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perbaikan manajemen pendidikan. Tidak ada lembaga sekolah yang baik

BAB I PENDAHULUAN. dengan perbaikan manajemen pendidikan. Tidak ada lembaga sekolah yang baik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang Masalah Upaya perbaikan di bidang pendidikan hanya mungkin dicapai jika diawali dengan perbaikan manajemen pendidikan. Tidak ada lembaga sekolah yang baik kecuali

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN A. Gambaran Umum Desa Sepacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan 1. Letak Lokasi Desa Sepacar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BISNIS MINI Oleh: Deny Yogaswara Bidang: Kewirausahaan

BISNIS MINI Oleh: Deny Yogaswara Bidang: Kewirausahaan BISNIS MINI MARKET @TanpaKembalian Oleh: Deny Yogaswara (@KankDeny) Bidang: Kewirausahaan Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pertumbuhan mini market di Indonesia, maka perlu dimunculkan sebuah gagasan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci