BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL"

Transkripsi

1 82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat diluar rangkaian kontrol smart relay sebagai pelengkap kekurangan input dan outputnya. Untuk mengetahui analisa kerja rangkaian kontrol kami sertakan gambar ladder diagram rangkaian kontrol kelistrikan seperti terdapat pada halaman lampiran dan diagram waktu urutan kerja rangkaiannya juga rangkaian kontrol program smart relay dalam bentuk ladder diagram agar mudah difahami Analisa Kerja Keadaan Normal Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, keadaan normal adalah keadaan dimana mesin boiler dapat dioperasikan sesuai dengan perintah operasi normal tanpa adanya gangguan Power Standby Rangkaian Kontrol Seperti tampak pada gambar 5.1 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian dan pada gambar 5.2 mengenai gambar rangkaian kontrol secara 82

2 83 lengkapnya, power standby rangkaian kontrol pada panel kontrol artinya panel tersebut dalam keadaaan siap untuk dioperasikan, untuk mengaktifkan rangkaian kontrol pada posisi standby, seperti terdapat pada lampiran gambar rangkaian kontrol halaman satu yaitu dengan menaikan pemutus utama NFB 250A / 3P dan MCB 6A 1F2 (pemutus halaman 1 kolom 2) ditandai dengan menyalanya pilot lamp Plant Off 1H6. Selanjutnya dengan menekan tombol push button 1S4 yaitu kontak NO (Normally Open), maka kontaktor relay 1K4 akan mendapatkan tegangan sehingga kontak kontak pointnya akan bekerja, kontak NO pada 1.5 (halaman 1 kolom 5) mengunci kontaktor relay tersebut yang ditandai dengan menyalanya pilot lamp Plant On pada 1H5 dan matinya 1H6. Sedangkan kontak NO 1K4 pada 1.7 akan mengalirkan arus listrik pada sistem kontrol yang lainnya, sehingga rangkaian kontrol benar benar pada kondisi standby. Untuk kembali menonaktifkan rangkaian kontrol yaitu dengan menekan tombol push button NC 1S4, maka tegangan yang mengunci pada kontaktor relay 1K4 kembali akan terputus. Pada kondisi darurat tombol plant off ini dapat berfungsi sebagai tombol emergency. 1S4 NO Lamp 1H6 Plant Off 1S4 NC. 1K4 Lamp 1H5 Plant ON Gambar 5.1 Time sequence diagram for power standby

3 84 L1 5.0 L2 5.0 (000) L3 5.0 (L1) 1K4 1F2 6 A (000) (000) (006) L11 (1) (X011) 12.8 PLANT OFF CT 200/5A K L (2) (X012) S4 NC PLANT ON (001) (X01) (001) 1K4 (000) 1F8 4 A (007) (Q8) L12 Q8 Main NFB 250 A / 3P 1S4 NO 1K4 1K4 3R0 3R0 (003) (003) (004) (005) 1K4 1H5 1H6 1H7 R S T N PE NO NC 1.6 ON OFF Control Phase Loss Trip NYY 5x70 mm 2 LINE VOLTAGE 380 VAC Gambar 5.2 Wiring control power standby Analisa Kerja Tahapan Operasional Feed Pump Seperti terdapat pada gambar lampiran rangkaian kontrol halaman 5 dan halaman 5.a, tahapan operasional feed pump berdasarkan rancangan wiring control, yaitu dengan menaikan power pemutus cabang NFB 100A/3P dan MCB kontrol 5F6 4A/1P untuk feed pump 1 dan 5aF6 untuk feed pump 2, maka rangkaian kontrol untuk operasional feed pump akan aktif dan siap dioperasikan. Pada analisa cara kerjanya, hanya salah satu feed pump yang akan dijelaskan karena pada dasarnya cara kerja rangkaian kontrol keduanya sama, dengan tahapan operasionalnya dibagi menjadi dua bagian yaitu secara manual dan otomatis.

4 Tahapan Operasional Feed Pump Manual Seperti tampak pada gambar 5.3 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian dan pada gambar 5.4 mengenai gambar rangkaian kontrol secara lengkapnya, feed pump dapat bekerja secara manual dengan memutar selectror switch 5S6 untuk pompa 1 dan 5aS6 untuk pompa 2 pada posisi hand, misalkan feed pump 1, maka ketika 5S6 dimanual power kontrol langsung bekerja mengaktifkan rangkaian star delta yang ditandai dengan menyalanya lampu feed pump operation dan engine hours feed pump pertama akan bekerja. Bekerjanya feed pump jika dimanual tidak diperngaruhi oleh kondisi level air pada tabung boiler, tujuan dari operasional secara manual adalah untuk memeriksa kondisi rangkaian kontrol, electro motor, pompa dan sistem operasional feed pump secara keseluruhan, juga untuk menguji kondisi safety valve control pressure pada tekanan tertentu apakah safety valve tersebut masih berfungsi, karena dengan mengisi tabung boiler secara terus menerus akan menaikan tekanan tabung boiler dengan syarat kran outlet untuk jalur pipa uap ditutup. 5S6 Manual 5K5 Star 5K7 Main & Hours Meter 7T8 Timer Contact 5T8 5K6 Delta & 5aH9 t t Gambar 5.3 Time sequence diagram for hand operational feed pump

5 86 L1 5a.0 L11 (006) L2 L3 5a.0 5a.0 5F6 4 A (100) NFB 100 A / 3P 5S (110) Feed Pump Hand 0 - Off 2 - Auto 3R7 95 TOR (101) (102) 5K7 5K6 5K5 5aK6 (103) TOR 5.6 5T8 5K6 5K7 5K5 (104) (106) (108) 5K6 5K5 5K6 (105) (107) (108) (109) (108) W V U Feed Pump 1 30 kw M 3 ~ Y X Z 5K5 5K6 5K7 N 5T8 H 5HM9 N 5a.0 Feed Pump 1 Operation OMRON 61F-G-AP Start Feed Pump Low Hight OMRON 61F-G1-AP E3 E2 E1 TC TB S0 S2 E3 E2 E1 E2 E1 TC TB TA TC S0 S2 (X01) (X07) (X04) (006) (002) (006) (X01) (X02) (X03) (X06) (X05) (008) (009) (006) (006) 3R9 2R9 L11 (006) (X04) (006) Low Water (1) (2) (3) ( 4) (5) X01 X02 X03 X04 X05 (IB) IB 3.6 Auto Feed Pump Hight Water (006) (006) Red Black White Brown Green GND R9 3R1 2R6 2R5 2R6 Level Electrode ER 56-2 (008) (009) (010) I5 3.4 N 2R5 2R6 2H7 Low/Hight Water 2R9 Gambar 5.4 Wiring control for hand and automatic operational feed pump

6 Tahapan Operasional Feed Pump Secara Otomatis Seperti tampak pada gambar 5.4 dan dijelaskan pada gambar 5.5 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian dan gambar 5.6 mengenai rangkaian kontrol program smart relay. Pada tahapan ini prisip kerja sama dengan operasional secara manual, yang membedakan jika beroperasi secara otomatis dipengaruhi oleh relay 3R7 yang bekerja berdasarkan perintah dari water level control & limiter dan floatless water level control type single terminal TB kontak NC yang memberikan input ke smart relay. 5S6 Auto 3R7 5K5 Star 5K7 Main & Hours Meter 7T8 Timer Contact 5T8 5K6 Delta & 5aH9 t t Gambar 5.5 Time sequence diagram for automatic operational feed pump Gambar 5.6 Rangkaian program smart relay untuk operasional feed pump secara auto

7 Analisa Kerja Operasional Electro Motor Burner ( Start Boiler ) Analisa kerja rangkaian kontrolnya karena berhubungan dengan burner boiler, maka kendali dari EM blower harus berdasarkan tahapan burner kontrol. Sebelum dijelaskan urutan operasionalnya, pada gambar 2.5 mengenai basic wiring diagram burner control unit jenis LGK.322.A27 bekerjanya electro motor blower burner adalah melalui trigger dari terminal No.6 pada burner kontrol dengan diagram waktu urutan kerja rangkaian seperti pada gambar 5.7. LGK.322.A27 Gambar 5.7 Time sequence diagram for burner control unit LGK. 322.A27

8 89 Seperti pada lampiran gambar rangkaian kontrol halaman 6 untuk mengaktifkan burner kontrol dengan memutar selector switch 6S1 ke posisi burner ON maka arus akan mengalir pada burner kontrol, sebelum EM burner running seperti urutan cara kerja pada gambar 5.7 burner kontrol bekerja dan memerintahkan servo motor pada posisi close atau minimum berdasarkan setting, selanjutnya terminal No.6 akan mengaktifkan rangkaian star delta sebagai starternya. Seperti tampak pada gambar 5.10.Untuk membagi analisa kerja rangkaian EM blower burner, akan disampaikan terlebih dahulu diagram waktu urutan kerja rangkaian star delta seperti pada gambar 5.8. Power LGK 7K5 Star 7K7 Main 7T8 Timer Contact 7T8 7K6 Delta t t Gambar 5.8 Time sequence diagram wye delta for burner U V W U V W X Y Z X Y Z a. Rangkaian Star b. Rangkaian Delta Gambar 5.9 Power line diagram electro motor burner Y/ connection

9 90 L1 L2 Burner Control Unit LGK L3 NFB 100 A / 3P 7F6 4 A 6 (301) 95 TOR 7.6 (302) (303) (303) 7K6 7K5 7T8 7K7 7K5 7K7 TOR 7.6 7K6 (304) 7K5 (306) (308) 7K6 (308) (305) (307) (308) (309) 7K5 7K6 7K7 N 7T8 7H8 H 7HM9 N W V U Burner Motor 21 kw / 41 A M 3 ~ Y X Z Burner On Gambar 5.10 Wiring power and control for EM burner Analisa Kerja Operasional Burner Bahan Bakar Gas Seperti tampak Pada gambar 5.11 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian dan pada gambar lampiran halaman 6, 9, 10,11,12, dan 13 mengenai gambar rangkaian kontrol secara lengkapnya. Pada pembakaran burner boiler dengan mode operation menggunakan bahan bakar gas ini, sebelum mengaktifkan burner pada posisi start boiler harus memastikan terlebih dahulu posisi kran pada main gas piping burner terbuka, jika masih tertutup maka 9PS5 tidak akan aktif walaupun burner distart tidak akan terjadi pembakaran, pada kondisi ini pembilasan akan tetap terjadi tetapi diindikasikan dengan burner trouble atau lampu gas pressure akan menyala.

10 91 6S1 Power Burner ON Gas Press Switch EM Burner 6S8 Mode Gas Operation LGK Burner Control Servo Open Servo Close to Ignition Load Gas Ignition Electrode SLV Ignition Gas SLV Main & Blow of Gas Flame Sensor t t SLV Gas Operation t Pilot Lamp & Engine Hours 13S9 12S6 Full Load Full Load Gambar 5.11 Time sequence diagram natural gas burner operation Untuk analisa kerja rangkaian kontrolnya dikendalikan oleh burner kontrol dengan urutan kerja rangkaian kontrolnya adalah setelah EM blower burner menyala yang sebelumnya memutar selector switch mode operation 6S8 ke posisi gas, maka kontaktor relay 6K7 akan bekerja mengaktifkan semua kontak point dan memutus semua yang berhubungan dengan bahan bakar solar, sementara EM blower masih bekerja melakukan pembilasan ditandai dengan bekerjanya motor servo dengan bergerak membuka dan menutup keposisi ignition, maka solenoid valve yang akan bekerja adalah ignition gas, blow of gas dan main gas, jika ada

11 92 pembakaran nyala api akan dibaca oleh flame sensor yang akan melanjutkan pembakarannya ke posisi gas operation dan menahan pembakaran agar tetap berlangsung. Beberapa saat kemudian dengan bekerjanya solenoid valve gas operation ini maka power solenoid valve ignition gas akan diputus, setelah burner boiler benar benar menyala posisi pembakaran burner ditentukan oleh posisi selector switch 13S9 sebagai burner output control yang akan mengatur posisi kerja motor servo pada burner boiler apakah secara auto, partial, stop atau full load, posisi auto (otomatis) dipengaruhi oleh kodisi tekanan steam boiler, posisi partial adalah posisi manual minimal pembakaran yang selalu diatas posisi ignition, sedangkan posisi full load adalah posisi manual dengan pembakaran beban penuh Analisa Kerja Operasional Burner Bahan Bakar Solar Seperti tampak pada gambar 5.12 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian dan pada gambar lampiran halaman 6, 10,11,12, dan 13 mengenai gambar rangkaian kontrolnya Pada dasarnya pembakaran dengan bahan bakar solar sama dengan menggunakan bahan bakar gas baik prinsip kerja ataupun urutan tahapan waktu kerja operasionalnya, yang membedakannya adalah parameter parameter yang berhubungan dengan bahan bakarnya, misalkan pada motor servo burner menggunakan bahan bakar solar maka paremeter solar pada settingannya yang akan digunakan ketika saat ignition atau partial load. Memastikan mode operation pada oil operation dan kran solar terbuka. Yang membedakan pada saat

12 93 menggunakan bahan bakar solar semua solenoid bekerja secara langsung bersamaan pada saat ignition dan seterusnya. Analisa cara kerja rangkaiannya adalah dengan memutar selector switch 6S8 ke posisi oil operation dengan sebelumnya mengaktifkan 6S1 keposisi start boiler maka relay 6K8 dan 6R9 bekerja mengaktifkan kontaknya yang berhubungan dengan pembakaran menggunakan solar bersamaan dengan pembilasan dan pada saat motor servo diposisi ignition akan terjadi pengapian dengan mengaktifkan ignition electrode terlebih dahulu selanjutnya mengerjakan semua solenoid valve solar jika ada api maka akan dibaca oleh flame sensor yang akan menahan pembakaran. 6S1 Power Burner ON Oil Press Switch Return EM Burner 6S8 Mode Oil Operation LGK Burner Control Servo Open Servo Close to Ignition Load Oil Ignition Electrode Solenoid Valve t t Flame Sensor Pilot Lamp & Engine Hours Full 12S6 Load Full Load 13H0 Gambar 5.12 Time sequence diagram oil burner operation

13 Analisa Kerja Operasional Burner Output Control Seperti tampak pada gambar 5.13 dan 5.14 mengenai operasional burner output control, telah dijelaskan sebelumnya burner boiler beroperasi berdasarkan perintah operasional pada selector switch burner output control 13S9 dengan empat pilihan yang diinginkan yaitu secara otomatis (auto), partial, stop atau full load. Keempat posisi ini yang nantinya akan mengendalikan motor servo pada burner boiler ketika sedang beroperasi dan pembilasan, juga yang akan menentukan besar atau kecilnya pembakaran berdasarkan parameter - parameter setingnya. (006) Capasity Regulator Burner KS b 24 Out 2 Com Out A1 Ammeter E2 E6 (090) (091) (092) A2 (020) (021) (022) (3) (2) (1) Pressure Tranducer (X011) (X012) 1.2 Open Auto Close Gambar 5.13 Wiring control capacity regulator burner

14 95 Burner Control Unit LGK (052) (053) (055) (056) (059) 13K8 (060) (053) (052) 13K8 13K8 (054) ( 1) (2) (3) (056) (052) (055) 6K8 6K7 6K7 13K8 6K8 13K8 (058) (057) (061) (062) (063) (064) (4) ( 5) (6) (7) (8) (9) (066) S H0 I II III IV VI VII N Capasitor M ~ I Full Load II Closed III Ignition Load Oil IV Ignition Load Gas VI Partial Load Gas VII Partial Load Oil Weishaupt RGL 70/2-A ( 002) 13K8 (065) (064) K8 N (059) (065) Burner Output Control 1 - Auto 2 - Partial 3 - Stop 4 - Full Load (065) Full Load ( 10) Gambar 5.14 Wiring control servo motor for operational modulating burner output control Burner Output Control Auto Seperti tampak pada gambar 5.15 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian dan pada gambar 5.13 dan 5.14, operasional secara outo dipengaruhi oleh pressure control yang berfungsi sebagai capacity regulator burner dengan input berupa pressure tranducer yang sebelumnya memastikan posisi selector switch 12S6 pada posisi auto, Pada saat burner beroperasi normal maka kontaktor relay 13K8 akan bekerja mengalirkan arus listrik pada 13S9 dan common dari KS-40 (capacity regulator burner) pada posisi standby tergantung kondisi aktual tekanan uap pada tabung boiler, jika tekanan uap berada dibawah parameter seting

15 96 KS-40 maka out 1 dari KS-40 tersebut akan bekerja memberikan sinyal trigger pada servo motor agar bergerak membuka yang menandakan pembakaran pada kedua burner boiler membesar pada posisi full load untuk mengejar parameter setting tekanan uap dari KS-40 tersebut. Burner Operation 13S9 Auto Out 1 KS-40 Servo Open Out 2 KS-40 Servo Close Pilot Lamp Full Load Gambar 5.15 Time sequence diagram automatic burner output control Capasity Regulator Burner Auto Actual Pressure Diatas Seting Actual Pressure Sesuai Seting Actual Pressure Dibawah Seting Motor Servo bergerak Turun / Close Motor Servo Diam Motor Servo bergerak Naik / Open Gambar 5.16 Block diagram hubungan antara capacity regulator burner dengan motor servo

16 Burner Output Control Partial Seperti tampak pada gambar 5.17 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian dan pada gambar 5.13 dan 5.14 mengenai gambar rangkaian kontrol lengkapnya, Sebelumnya dengan memastikan posisi selector switch mode operation 6S8 pada salah satu bahan bakar gas atau solar, pembakaran secara partial adalah posisi servo motor pembakaran terkecil saat burner beroperasi, posisi partial yang dimaksud disini ditentukan secara manual oleh selector switch 13S9 diposisi partial yang tidak dipengaruhi oleh KS-40, 13S9 akan aktif ketika burner sedang beropersi, sehingga arus akan mengalir dari terminal 20 burner control menuju motor servo yang akan bergerak menuju posisi partial. Burner Operation 13S9 Partial 13S9 Full Load Servo Open Servo Close Pilot Lamp Full Load Gambar 5.17 Time sequence diagram partial and full load burner output control Burner Output Control Stop Seperti tampak pada gambar 5.13 dan 5.14 mengenai gambar rangkaian kontrol secara lengkapnya, pada posisi ini maksudnya adalah pembakaran burner akan berhenti secara manual diposisi ketika selector switch 13S9 diposisi stop,

17 98 pembakaran burner tidak dipengaruhi oleh KS-40, kondisi seperti ini disebut tidak aktifnya 13S9 karena tidak adanya output tegangan yang diberikan untuk rangkaian modulating burner output control Analisa Kerja Operasional Burner Output Control Secara Full Load Seperti tampak pada gambar 5.17 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian juga pada gambar 5.13 dan 5.14 mengenai gambar rangkaian kontrol secara lengkapnya, posisi pembakaran full load sama seperti pada pembakaran partial yaitu operasionalnya secara manual yang ditentukan oleh selector switch 13S9 diposisi empat atau posisi full load dan tidak dipengaruhi oleh KS-40, 13S9 akan aktif ketika burner sedang beropersi, sehingga arus akan mengalir dari terminal 20 burner control menuju servo motor sehinga akan bergerak menuju posisi full load yang setingnya tergantung dari servo motor tersebut dan dengan memastikan posisi selector switch mode operation 6S8 pada salah satu bahan bakar gas atau solar, posisi ini ditandai dengan menyalanya pilot lamp 13H Analisa Kerja Keadaan Gangguan Keadaan gangguan adalah keadaan dimana mesin boiler dalam operasi perintahnya terjadi gangguan secara listrik, setiap kondisi ganguan yang terjadi selalu ditandai dengan lampu indikator dan sirine yang terdapat pada panel dan tidak selalu menjadikan mesin boiler shut down. Pada analisa kerja rangkaian keadaan gangguan ini nantinya akan selalu melibatkan rangkaian kontrol pada smart relay seperti pada halaman lampiran 3, 4

18 Gas Pressure Burner Trouble Over Pressure Final Pressure 99 dan halaman programnya karena smart relay ini dikondisikan untuk memonitor segala gangguan yang terjadi dengan tujuan untuk memudahkan setiap analisanya. L12 (007) Low Water Pre- Start Warning FP Stop FP High Water Reset L (007) (064) (IB) 3R3 4K1 (Q8) (007) (002) (028) (021) (065) L N I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 IA IB IC ZELIO LOGIC (007) Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 (Q8) 1.9 (007) I8 3R0 3R1 3R2 3R3 3R4 3R5 3R6 3R7 3R8 3R9 N L12 (007) (007) 4.5 (006) 4K1 3R1 3R2 3R4 3R5 3R2 3R4 3R5 3R6 3R8 (014) (015) (016) (017) (018) (013) (006) 2R5 Reset (3) (019) N 4K1 Boiler Off (002) 4H5 4H6 4H7 4H8 N Burner Trouble Final Pressure Gas Pressure Pre Warning Horn

19 100 Gambar 5.18 Wiring control input and output smart relay berikut wiring program Analisa Kerja Burner Trouble Seperti tampak pada gambar rangkaian kontrol dihalaman lampiran, atau secara ringkasnya dapat dilihat pada gambar 5.18 dan 5.19, gambar 5.20 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian dan pada gambar 5.21 mengenai

20 101 rangkaian kontrol program smart relay, pada kondisi burner trouble akan menjadikannya shutdown dan untuk memudahkan dalam menganalisa setiap gangguan yang terjadi ditandai dengan pilot lamp sebagai indikator Burner trouble diberikan oleh trigger terminal 3 dari LGK burner control menuju input 2 ( I2 ) smart relay pertama yang akan mengaktifkan internal relay M2 dan M7, sehingga output Q2 pada smart relay akan bekerja menggerakan relay 3R2 kontak NO akan menyalakan pilot lamp 4H5 dan mengaktifkan kontaktor relay 4K1 dan relay 3R8 akan menyalakan horn atau sirine yang menandakan ada masalah pada burner. L11 (006) (006) Burner On 6S1 (020) (006) Burner Control Unit LGK (006) Mode of Operation 1 - Gas 0 - Off 2 - Oil 6S8 (1) 18,5 Kg/cm2 P 3R0 23 Out 3 KS-40 (022) 6R0 (020a) 24 (022) (023) (025) (023) K1 (026) Reset 6S4 (027) Lockout Reset (028) Burner Trouble I2 6K8 3.3 (030) (029) 6K7 (031) (032) (006) 6PS0 (2) (023) (021) 12.0 b I3 3.3 (021) Gas Oil 6R0 6K7 6K8 6R9 (002) Gambar 5.19 Wiring control input burner trouble, over pressure, gas and oil operation

21 102 Burner Operation Burner Trouble Pilot Lamp 4H5 Sirine 6S1 Reset 6S4 Reset Gambar 5.20 Time sequence diagram burner trouble Pada gambar 5.20 diatas, sirine menyala bersamaan dengan pilot lamp 4H3 berkedip dikarenakan ada trouble pada burner, dan untuk mengembalikan keposisi normal dengan meresetnya. Gambar 5.21 Rangkaian program smart relay untuk burner trouble Analisa Kerja Prewarning Seperti tampak pada gambar 5.4 dan 5.18 mengenai rangkaian kontrol secara lengkapnya, gambar 5.22 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian dan pada gambar 5.23 mengenai rangkaian kontrol program smart relay, kondisi prewarning menandakan level air tabung boiler pada level peringatan yang memberikan informasi kepada operator agar memeriksa kondisi feed pump, karena gangguan yang paling mungkin terjadi selain rusaknya water level control

22 103 adalah tidak bekerjanya salah satu feed pump yang sedang dioperasikan sebelum level air tabung boiler pada kondisi low water. Prewarning diberikan oleh trigger terminal water level control and limiter yang akan mengaktifkan input 6 ( I6 ) smart relay, selanjutnya berdasarkan rangkaian programnya akan mengaktifkan output Q6 yang akan mengaktifkan relay 3R6 dan output Q8 mengaktifkan relay 3R7, kontak NO 3R6 akan menyalakan pilot lamp 4H8 secara berkedip dan NO 3R7 akan menyalakan bunyi sirine secara mengayun, yang menandakan ada masalah atau tanda peringatan awal pada mesin boiler, pada kondisi ini buner boiler masih dapat beroperasi secara normal. Burner Operation Prewarning Relay 2R4 Pilot Lamp 4H3 Sirine 6S4 Reset Gambar 5.22 Time sequence diagram prewarning Gambar 5.23 Rangkaian program smart relay untuk prewarning

23 Analisa Kerja Control Phase Loss Trip Seperti tampak pada gambar 5.2 dan 5.18 mengenai gambar rangkaian kontrol secara lengkapnya dan pada gambar 5.24 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian juga telah dijelaskan pada bab sebelumnya control phase loss trip berfungsi untuk memastikan power input kontrol MCB pada smart relay masih terhubung, karena jika dibiarkan terputus sebagian sistem keamanan mesin boiler tidak akan berfungsi, hanya floatless water level control yang masih berfungsi sebagai back up kontrol jika terjadi low water. Sinyal power untuk kontrol phase loss trip terjadi karena terputusnya MCB kontrol 1F8 ketika boiler sedang beroperasi, sehingga relay 3R0 yang sebelumnya bekerja karena mendapatkan supply tegangan dari nomor kabel 007 akan terputus, maka kontak NCnya akan menutup yang akan menyalakan lampu 1H7 tanda MCB control phase yang akan mengaktifkan relay 3R8 yang kontak NOnya akan membunyikan sirine tidak terputus sebagai tanda peringatan, kontak NOnya akan memutus operasional rangkaian burner kontrol sehingga burner boiler akan shut down seketika. Burner Operation MCB 1F7 dan dan Relay 3R0 2R9 Pilot Lamp 1H7 Sirine Gambar 5.24 Time sequence diagram control phase loss trip

24 Analisa Kerja High Water Kondisi ini menandakan level air pada tabung boiler melebihi batas normal. Seperti tampak pada gambar 5.18 mengenai rangkaian kontrol dan ladder program smart relay lengkapnya juga gambar 5.25 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian, Sinyal high water diberikan oleh trigger pada terminal TA kontak NO floatless water level control atau water level control and limiter yang akan mengerjakan relay 2R6 kontak NOnya akan memberikan masukan I9 smart relay dan mengaktifkan Q8 dan mengerjakan relay 3R8 secara bersamaan dengan bunyi sirine mengayun dan lampu 2H7 akan menyala terus sebagai tanda peringatan, bunyi sirine akan berhenti jika tombol reset 6S4 ditekan, tetapi lampu 2H7 akan masih menyala jika tabung boiler masih pada kondisi high water. high water jarang terjadi, kecuali jika operasional feed pump 5S6 diposisi manual dan otomasi water level control tidak berfungsi, dampak dari kondisi high water tidak berbahaya oleh karenanya burner tidak akan shut down ketika burner sedang beroperasi, tetapi jika kondisi level air naik terus dikarenakan feed pump masih beroperasi dan menyebabkan air panas bercampur uap akan masuk ke pipa pemakaian, istilah ini disebut dengan carry over. Burner Operation High Prewarning Water Relay 2R6 2R6 Pilot Lamp 2H3 2H7 Sirine 6S4 Reset Gambar 5.25 Time sequence diagram high water

25 Analisa Kerja Low Water Seperti pada kondisi high water, kondisi low water tidak akan terjadi jika otomasi dan operasional feed pump berfungsi dengan baik, pada kondisi ini akan menjadikan burner shut down seketika pada saat beroperasi. Seperti tampak pada gambar 5.4, 5.18 dan 5.27 mengenai gambar rangkaian dan program kontrol smart relay secara lengkapnya, juga gambar 5.26 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian, sinyal low water diberikan oleh trigger terminal TB NC dari floatless level switch dan water level control and limiter yang akan mengerjakan relay 2R5, sehingga kontak NOnya akan memberikan masukan pada I5 smart relay, dan sesuai dengan program rangkaiannya akan mengaktifkan output Q1 dan Q8 secara bersamaan, Q1 mengerjakan relay 3R1, Q8 akan mengerjakan relay 3R8 kontak NO dari relay 3R1 menjadikan lampu 2H7 menyala berkedip dan mengaktifkan kontaktor relay 4K1, kontak NO dari 3R8 akan menjadikan sirine berbunyi mengayun, dan 4K1 kontak NCnya akan memutuskan rangkaian kontrol, sehingga burner akan shut down, boiler dapat distart kembali dengan meresetnya dengan syarat level air sudah pada kondisi normal. Burner Operation Low Water Relay 3R1 Pilot Lamp 2H7 Sirine 6S4 Reset t Gambar 5.26 Time sequence diagram low water

26 107 Gambar 5.27 Rangkaian program smart relay untuk low water Analisa Kerja Over Pressure Seperti tampak pada gambar 5.16, kondisi ini terjadi karena antara pembakaran yang dihasilkan burner boiler dan output penggunaan steam tidak seimbang atau lebih sedikit pemakaiannya, sehingga tekanan steam akan terus meningkat pada batasan tertentu menjadikan burner shut down demi keamanan dari bahaya ledakan, selanjutnya burner boiler akan start kembali secara otomatis setelah tekanannya turun pada batasan normal. Seperti tampak pada gambar 5.18, 5.19, 5.13 dan 5.14 mengenai rangkaian kontrol, juga gambar 5.28 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian, sinyal over pressure diberikan oleh trigger dari capacity regulator burner atau pressure switch 6PS4 yang akan mengerjakan relay 6R0 sehingga kontak NOnya akan memberikan masukan I3 smart relay dan lampu 9H8, kontak NCnya akan memutuskan rangkaian kontrol yang akan menjadikan burner shut down, secara bersamaan output Q8 akan aktif menggerakan relay 3R8 sehingga sirine akan berbunyi mengayun sebagai tanda peringatan, dengan menekan tombol reset 6S4 maka sirine akan berhenti berbunyi..

27 108 Burner Operation Over Pressure Relay 6R4 Pilot Lamp 9H8 Sirine 6S4 Reset Gambar 5.28 Time sequence diagram over pressure Analisa Kerja Final Pressure Seperti tampak pada gambar 5.18 dan 5.29 mengenai gambar rangkaian kontrol, gambar 5.30 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian dan gambar 5.31 mengenai rangkaian kontrol program smart relay, sinyal final pressure diberikan oleh trigger pressure switch 9PS1, kontak NOnya akan memberikan masukan pada I4 smart relay sedangkan NCnya akan memutus rangkaian kontrol sehingga akan shut down, bersamaan dengan itu output Q4 aktif dan mengerjakan relay 3R4 sehingga lampu 4H6 akan menyala berkedip dan sirine akan berbunyi tidak terputus sebagai tanda peringatan. Agar burner bisa di start kembali keposisi normal dengan memastikan tekanan steam pada tabung boiler sudah rendah sesuai dengan parameter setting dari pressure switch 9PS1, selector switch 1S6 pada posisi reset dan tombol reset 6S4 harus ditekan seperti pada kondisi burner trouble. Final pressure adalah kondisi melebihi over pressure, kondisi ini tidak akan terjadi jika kedua alat tersebut diatas tidak mengalami kerusakan atau perubahan nilai parameter, dan burner akan shut down karena nilai tekanan steam

28 109 pada tabung sudah melebihi batasan nilai yang diijinkan, juga burner tidak dapat start kembali secara otomatis walaupun nilai tekanan steam mencapai nilai terendah. 6.9 L11 (006) Burner Control Unit LGK 6R0 5 (024) (037) (041) Final Pressure (1) Gas Pressure Switch (1) 19,0 Kg/cm2 (038) P 9PS1 6K7 P 9PS5 14R9 (2) (I4) I4 3.3 (3) (2) (038) I H8 N Over Pressure Gambar 5.29 Wiring control input final, over pressure, oil return piping and low gas pressure Burner Operation Final Pressure 9PS1 Pilot Lamp 4H6 Sirine 6S1 Reset 6S4 Reset Gambar 5.30 Time sequence diagram final pressure

29 110 Gambar 5.31 Rangkaian program smart relay untuk final pressure Analisa Kerja Oil Pressure Return Piping Seperti tampak pada gambar 5.29 dan gambar 5.32 mengenai gambar rangkaian kontrol secara lengkapnya, gambar 5.31 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian, dan gambar 5.21 yaitu rangkaian kontrol program smart relay seperti pada kondisi buner trouble, sinyal oil pressure return piping diberikan oleh pressure control digital yang terpasang pada burner boiler yang akan mengaktifkan relay 14R9, sehingga kontak NCnya akan memutus rangkaian safety chain burner control, oleh karenanya burner boiler akan shut down dengan indikasi burner trouble. Kondisi ini hanya terjadi jika burner boiler sedang beroperasi menggunakan bahan bakar solar, seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya ditandai dengan tingginya tekanan pada pipa pengembalian bahan bakar solar yang terbaca pada pressure control digital. Pada kondisi ini burner boiler akan shut down seketika ditandai seperti pada kondisi burner trouble.

30 (006) 14F1 (067) (+) (-) Power Supply Output 24 V DC / 5 A Out 1 PN 7004 ( 3) FM 14PS8 IFM IFM PN 7003 PN R9 N 13.8 Flow Meter Digital Oil Pressure Display Only Oil Pressure Control Piping Return Gambar 5.32 Wiring control oil pressure return piping Burner Operation Out 1 PN7004 Burner Trouble Pilot Lamp 4H5 Sirine 6S1 Reset 6S4 Reset Gambar 5.33 Time sequence diagram oil pressure return piping Analisa Kerja Low Gas Pressure Seperti tampak pada gambar 5.18 dan gambar 5.29 mengenai gambar rangkaian kontrol, gambar 5.34 mengenai diagram waktu urutan kerja rangkaian,

31 112 gambar 5.35 mengenai rangkaian program smart relay, sinyal gas pressure diberikan oleh gas pressure switch 9PS5 yang kontak NOnya akan memberikan masukan pada I1 smart relay yang akan mengaktifkan output Q5 selanjutnya mengaktifkan relay 3R5, dan Q8 mengaktifkan relay 3R8. Kontak NO 3R5 menyalakan lampu 4H7 secara berkedip dan mengaktifkan kontaktor relay 4K1 kontak NCnya akan memutus rangkaian pada burner control sehingga burner akan shut down, kontak NO dari 3R8 akan menyalakan sirine secara mengayun. Low gas pressure adalah kondisi gangguan ketika burner boiler sedang atau akan menggunakan gas sebagai bahan bakarnya yang disebabkan rendahnya tekanan gas pada saluran pipa utama. Pada kondisi ini jika burner boiler sedang beroperasi, maka gangguan yang akan muncul adalah seperti pada kondisi burner trouble yang akan menjadikan burner shut down seketika. akan tetapi ketika burner akan mulai distart atau sedang melakukan pembilasan maka pembilasnya akan langsung digagalkan dengan indikator pilot lamp gas pressure pada panel akan berkedip dan sirene akan menyala tidak terputus sebagai tanda peringatan. Burner Operation 9PS5 Burner 1 Trouble Pilot Lamp 4H6 Sirine 6S1 Reset 6S4 Reset Gambar 5.34 Time sequence diagram low gas pressure

32 113 Gambar 5.35 Rangkaian program smart relay untuk low gas pressure Tabel 5.1 Input dan Output Smart Relay

33 Tabel 5.2 Penomoran Kabel dan Terminal Rangkaian Kontrol 114

34 115

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI 75 BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI Pada bab IV ada beberapa hal penting yang akan disampaikan terkait dengan perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, terutama mengenai penggantian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Boiler Boiler ( bahasa Indonesia : ketel uap ) disebut steam generator atau pembangkit uap adalah suatu unit mesin atau alat untuk menghasilkan steam. Jenis uap yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lampung 2 x 100 MW unit 5 dan 6 Sebalang, Lampung Selatan. Pengerjaan tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab ini berisi tentang bagaimana alat ini dapat bekerja sesuai dengan rancang bangun serta simulasi yang di targetkan. Dimana sistem mekanikal, elektrikal dapat dikontrol

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB I PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Fungsi Relay Tegangan Lebih Tipe BE4-27/59 4.1.1 Tujuan 1. Melaksanakan praktikum pengujian fungsi relay tegangan lebih tipe BE4-27/59. 2. Mengetahui cara fungsi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Sketsa mesin automatic mixing.

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Sketsa mesin automatic mixing. BAB IV PEMBAHASAN 4.1. SISTEM KONTROL MESIN SILO PADA AUTOMATIC MIXING Setiap mesin yang menggunakan pengontrolan PLC, membutuhkan sistem kontrol yang sesuai dengan karakteristik mesin tersebut. Sama halnya

Lebih terperinci

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

TI3105 Otomasi Sistem Produksi TI105 Otomasi Sistem Produksi Diagram Elektrik Laboratorium Sistem Produksi Prodi. Teknik Industri @01 Umum Hasil Pembelajaran ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya

Lebih terperinci

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR

BAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR BAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR 3.1 Sistem Kontrol Lama 3.1.1 Kelemahan kelemahan Sistem kontrol lama masih menggunakan sistem konvensional, yaitu masih mengunakan banyak relay sebagai komponen pengatur

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 123 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Heat Press 110 Ton 2RT 2P1U yang telah mengalami perubahan basis kontrol dengan PLC FX3U-80M dan HMI Proface AGP3300. Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian ini dilakukan

Lebih terperinci

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN SISTEM KONTROL Secara keseluruhan sistem kontrol yang dibuat terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kontrol 42Vac dan kontrol 5Vdc, bagian kontrol 42Vac untuk mengontrol kontaktor

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN Untuk pembahasan ini penulis menganalisa data dari lapangan yang berupa peralatan meliputi PCD, jenis

Lebih terperinci

Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI

Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI Diagram Listrik Ladder Diagram Garis Tipis dan Garis Tebal Sirkit Daya dan Sirkit Kontrol Penamaan Komponen (Huruf dan Angka) Penomeran Kabel Garis terputus-putus :

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL) BAB III METODE STARTING MOTOR INDUKSI 3.1 Metode Starting Motor Induksi Pada motor induksi terdapat beberapa jenis metoda starting motor induksi diantaranya adalah Metode DOL (Direct Online starter), Start

Lebih terperinci

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Dasar Komponen-Komponen Panel Listrik dan Fungsinya 3.1.1 Saklar magnet/magnetic contactor Gambar 3.1 Kontaktor Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung rangkaian

Lebih terperinci

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay) MAKALAH TIMER / TDR (Time Delay Relay) DISUSUN OLEH : MUH. HAEKAL SETO NUGROHO 5115116360 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 Latar Belakang Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam uji coba ini penulis akan melakukan simulasi alat dari kerja rangkaian sistem pengeruk sampah secara otomatis ini. Pengujian ini dilakukan untuk menguji sekaligus membuktikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor Apa itu Kontaktor? Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik Pada kontaktor

Lebih terperinci

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol 4.1 Perancangan Umum Plant ini digunakan untuk proses pembuatan makanan surabi otomatis. Input sistem adalah adonan bahan dan adonan rasa sedangkan hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA Elektronika Bandara Kualanamu International Airport Definisi Fire Alarm System Fire alarm system adalah suatu system terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan menggunakan PLC FX series, 3 buah memori switch on/of sebagai input, 7 buah pilot lamp sebagai output

Lebih terperinci

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan

Lebih terperinci

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal : Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Jurusan Pend. Teknik Elektro Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa Nim : 1224040001 Fakultas Teknik Sistem DOL (Direct elompok : VIII (Pagi) Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP. 19720101 200312 1 011 1 SELAMAT DATANG DI DUNIA PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) SERI OMRON CPM 2 A PRODUKSI TAHUN 2003

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER 4.1 Pemilihan Komponen Dalam pemilihan komponen yang akan digunakan, diperlukan perhitunganperhitungan seperti perhitungan daya, arus, serta mengetahui

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING Mesin automatic mixing adalah suatu sistem yang memproses bahan mentah seperti biji plastik menjadi bahan yang stengah jadi untuk dicetak atau di bentuk

Lebih terperinci

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 - Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Zuvitronic ZN01 sebagai pengaman sepeda motor Anda. Keunggulan Alarm ini adalah: 1. Password 3 digit. Motor tidak akan bisa dihidupkan tanpa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Hasil Penelitian Setelah perancangan alat dilakukan, analisa dan pengujian alat pun dilakukan guna meneliti apakah alat bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut

Lebih terperinci

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital Jurnal Skripsi Alat mesin mini voting digital ini adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemilihan suara, dikarenakan dalam pelaksanaanya banyaknya terjadi kecurangan dalam perhitungan jumlah hasil

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 41 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tujuan Perancangan Dalam pembuatan suatu sistem kontrol atau kendali, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilalui atau dilakukan. Perancangan adalah

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012 TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONTROL MOTOR OPEN DAN CLOSE COOLING WATER TREATMENT PLANT MENGGUNAKAN PLC ABB MP200 DI WIRE ROD MILL PT.KRAKATAU STEEL(PERSERO).tbk Diajukan guna melengkapi sebagai syarat Dalam

Lebih terperinci

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012 TIMER DAN COUNTER ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012 TIMER Ada beberapa jenis timer yang digunakan pada PLC, akan tetapi yang sering digunakan adalah Timer ON Delay dan Timer OFF Delay. Fungsi pewaktu dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkahlangkah praktek,

Lebih terperinci

SIMULATOR NITROGEN PLANT BERBASIS PLC

SIMULATOR NITROGEN PLANT BERBASIS PLC SIMULATOR NITROGEN PLANT BERBASIS PLC Faisal Rifki Kafil 1), Ma un Budiyanto 2) 1,2) Program Diploma Teknik Elektro FT-UGM Yogyakarta Jl. Jalan Yacaranda Sekip Unit IV Yogyakarta Telp (0274)-6491302 e-mail:

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SYSTEM

BAB III PERANCANGAN SYSTEM BAB III PERANCANGAN SYSTEM 3.1 Deskripsi Kerja compressor Natural Gas 3.1.1 Generasi pertama GEO 250HP. Dalam bab ini akan dilakukan pembahasan tentang cara kerja compressor generasi pertama yaitu compressor

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ 18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX

SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX 6.1 Darminto 1, M. Facta, ST, MT 2, Iwan Setiawan, ST, MT 3 Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Modul 7 Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Numerical Control & Industrial Robotics menekankan pada pengendalian gerakan (proses kontinu) pengendalian gerakan (proses kontinu) Sedangkan untuk

Lebih terperinci

JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU

JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU Job No 1 Simple Air Conditioning System Kompresor dihubungkan dengan arus 3 phasa dan tiap phasa menggunakan sekring. 3 kipas evaporator dengan 1 phasa dihubungkan terpisah

Lebih terperinci

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN 4.1 Pengaturan Awal Dalam pembahasan mengenai pokok permasalahan yang tertuang pada BAB sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan yang dilakukan adalah bagaimana membuat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT 37 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Rangkaian Perancangan Automatic Spray Control ini menggunakan PLC NAiS buatan Panasonic tipe FP0-C14RS, yang berfungsi untuk mengontrol Counter, Relai, Timer,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang email : assaffat@yahoo.com Abstrak : Air sebagai unsur utama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI 4.1 Identifikasi dan Perumusan Masalah Telah dirumuskan di Bab 1.2 yaitu : Dengan melihat keadan line produksi sekarang dan data waktu (kosu) produksi saat

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. a. SILO 1 Tujuannya untuk pengisian awal material dan mengalirkan material menuju silo 2 secara auto / manual.

BAB III TEORI PENUNJANG. a. SILO 1 Tujuannya untuk pengisian awal material dan mengalirkan material menuju silo 2 secara auto / manual. BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 MESIN AUTOMATIC MIXING Mesin Automatic mixing berguna untuk proses pencampuran bahan mentah menjadi bahan jadi yang di gunakan untuk membuat pipa paralon atau pipa PVC. adapun

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR I. Tujuan : 1. Mengenal generator 2. Memahami cara kerja generator dan pengaturannya II. Peralatan yang Dibutuhkan : Peralatan keselamatan Modul percobaan Kebel jumper

Lebih terperinci

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain.

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain. LADDER DIAGRAM Ladder Diagram atau yang sering disebut dengan diagram tangga pada PLC adalah mempunyai fungsi yang sama dengan gambar rangkaian kontrol pada system konvensional, yaitu sebagai perangkai

Lebih terperinci

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Terdapat dua jenis tahap pada perancangan dan pembuatan model sistem pemadam kebakaran dalam tugas akhir ini, yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. INTISARI... iv. ABSTRACT... v. MOTTO... vi. PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. INTISARI... iv. ABSTRACT... v. MOTTO... vi. PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v MOTTO... vi PERSEMBAHAN... vii PRAKATA... viii DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK

DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK SMK Negeri 2 Kota Probolinggo TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK KELAS XI REVISI 5 BUKU PANDUAN SISWA IDENTITAS PEMILIK BUKU : NAMA KELAS No ABSEN Alamat No HP Motto :. : XI Listrik..

Lebih terperinci

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian

Lebih terperinci

27 Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Monitoring Cara kerja keseluruhan sistem ini dimulai dari rangkaian catu daya sebagai power atau daya yang akan disalur

27 Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Monitoring Cara kerja keseluruhan sistem ini dimulai dari rangkaian catu daya sebagai power atau daya yang akan disalur BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Sistem Monitoring Secara umum sistem kerja alat monitoring mesin terdiri dari 3 blok sistem yakni blok input mesin, blok control dan blok output sistem. Dapat digambarkan dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L DESIGN AND IMPLEMENTATION OF DOMESTIC ELECTRICAL INSTALATION AND WATER PUMPING SIMULATOR USING PLC

Lebih terperinci

BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS

BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS 4.1 Genset Sebagai Back Up PLN Genset adalah merupakan sumber energy listrik yang bias digunakan pada peralatan yang memerlukan energy listrik. Pada

Lebih terperinci

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung Proposal Proyek Akhir 2007 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung 2007 PERANCANGAN UNIT RANGKAIAN INSTALASI GENSET DI PT AICHI TEX INDONESIA Nama Mahasiswa : Hidayah

Lebih terperinci