BAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR
|
|
- Iwan Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR 3.1 Sistem Kontrol Lama Kelemahan kelemahan Sistem kontrol lama masih menggunakan sistem konvensional, yaitu masih mengunakan banyak relay sebagai komponen pengatur proses kerja dari sistem kontrol kompresor. POWER DARI MDB T ON Y 1 SDB T ON Y Y TRIP T K1 & K2 TIMER ON (3") Y TRIP T TOR K1 & K3 MOTOR RUN Gambar 3.1 Flow Chart Sistem Kontrol Lama. Dengan penggunaan banyak relay maka sistem kontrol kompresor ini menjadi rumit, selain itu kondisi ini diperburuk dengan hilangnya penomoran pada kabel yang berfungsi sebagai penanda jalur kabel dan modul atau buku pedoman yang tidak lengkap dalam 32
2 33 mewakili sistem kontrol ini sehingga akan memakan waktu yang lama pada saat perbaikan ketika terjadinya troubleshooting. Foto : Panel Kompresor Screw PT. JTX sebelum modifikasi Gambar 3.2 Rangkaian Kontrol Sistem Lama Sistem Pengamanan Pada Sistem Kontrol Lama Bila ditinjau dari segi sistem pengamanan mesin yang difokuskan kepada prime mover ( motor ), sistem kontrol lama hanya mengandalkan pada breaker utama ( MCCB ) dan thermal overload relay ( TOR ) sebagai komponen pengamanan aliran daya terhadap beban lebih, karakteristik dari TOR menggunakan sistem thermis atau panas pada kontak yang dimilikinya, sedangkan MCB yang digunakan berfungsi sebagai pengaman terhadap jalur sistem kontrol. Pressure switch dan pressure gauge digunakan sebagai sensor pengaman dan indikator terhadap tekanan dan temperatur oli. Namun pada penerapannya sistem pengaman pada sistem kontrol lama sangat bergantung pada tingkat kejelian dari operator mesin didalam menemukan masalah yang sedang terjadi atau akan terjadi. Pada sistem kontrol lama permasalahan yang kerap terjadi pada motor sering mengakibatkan kondisi breakdown, yaitu kondisi dimana mesin berhenti secara tiba tiba dan tidak melalui proses yang normal dan sangat mempengaruhi kepada proses produksi yang sedang berlangsung. Permasalahan yang kerap terjadi pada motor adalah rusaknya bearing yang merupakan salah satu dari komponen motor dan terpasang pada rotor. Bearing berfungsi sebagai penopang rotor, penjaga kestabilan dan kelancaran perputaran rotor ketika motor bekerja. Kerusakan pada bearing dibagi menjadi tiga tingkatan kerusakan yaitu antara lain low damage ( tingkatan kerusakan ringan ), medium damage ( tingkatan kerusakan sedang ) dan high damage ( tingkatan kerusakan serius ).
3 34 Tingkat kerusakan ringan ( low damage ) merupakan tingkat kerusakan pada bearing yang tidak menimbulkan dampak kerusakan yang cukup serius, biasanya pada tingkat kerusakan ini, kerusakan yang dialami bearing hanya berupa kurangnya pelumasan pada bola bola peluru didalam sehingga putaran rotor sedikit tersendat atau tidak lancar. Perbaikan kerusakan pada tingkat kerusakan ringan, cukup diberikan tambahan pelumasan pada bearing khususnya pada bola bola peluru agar bergerak lancar. Tingkat kerusakan sedang ( medium damage ) merupakan tingkat kerusakan yang terjadi pada bearing yang bukan saja hanya mengalami penurunan pada kadar pelumasannya, tetapi bola bola peluru yang berfungsi sebagai bantalan dan memperlancar perputaran rotor ketika bekerja, telah menjadi berat dalam berputar dan kedudukannya pada rel cincin telah goyang. Perbaikan yang harus dilakukan pada tingkatan ini yaitu bearing harus diganti karena tingkat kerusakan ini sangat berpotensi menjadi tingkatan kerusakan serius ( high damage ). Tingkat kerusakan serius ( high damage ) merupakan tingkat kerusakan yang sangat fatal karena dapat mengakibatkan kondisi breakdown dan memakan waktu perbaikan yang lama, pada tingkat ini kondisi bearing yang telah rusak tak menentu bentuknya tergantung pada material pembuatnya, kondisi bearing dengan material yang bagus jika terjadi kerusakan dengan tingkat ini akan mengakibatkan bearing menjadi macet sedangkan kondisi bearing langsung menjadi hancur atau rusak. Apapun kondisi kerusakan bearing pada tingkat kerusakan serius dapat mengakibatkan gulungan stator motor mengalami short circuit atau menjadi terbakar, perbaikan yang dilakukan pada tingkat kerusakan ini selain mengganti bearing motor juga harus menggulung ulang stator motor dan hal ini akan membutuhkan biaya perbaikan yang tidak sedikit jumlahnya. 3.2 Sistem Kontrol Baru Deskripsi Kerja Sistem kontrol baru telah mengadopsi teknologi PLC sebagai pusat dari segala aktivitas proses kontrol pada mesin kompresor, ditinjau dari deskripsi kerja antara sistem kontrol baru dengan sistem kontrol lama sebenarnya tidak jauh berbeda, perbedaanya terlihat jelas pada teknologi yang diadopsi. Pada sistem kontrol lama menggunakan sistem konvensional dengan menggunakan relay relay sebagai prosesor atau otak sistem kontrol sedangkan pada sistem kontrol baru menggunakan teknologi PLC. Sistem kontrol baru yang diterapkan pada mesin bisa dioperasikan jika lampu indikator Power On yang terdapat pada panel kontrol mesin telah menyala, lampu indikator ini menyala bila MCB kontrol dihidupkan dan mesin akan siap dioperasikan apabila tidak
4 35 adanya sensor sensor yang mendeteksi adanya gangguan yang dialami oleh mesin seperti temperatur oli yang terlalu berlebihan dari nilai setelan, tekanan oli yang kurang pada bagian separator atau filter, dll. Mesin dapat beroperasi ketika selector switch diputar ke posisi Auto atau Manual dan push button start ditekan oleh operator, selanjutnya sinyal input yang berupa aliran listrik akan dikirim oleh selector switch kepada input modul yang terdapat pada PLC. PLC akan mengatur dan mengirim aliran sinyal tersebut kedalam alamat alamat yang telah ditentukan ( sesuai dengan program yang dituliskan ) kepada output modul untuk kemudian didistribusikan, kontaktor utama ( main ) dan bintang ( star ) akan bekerja pertama kali pada proses pengahasutan ( starting ) motor selama rentang waktu lima detik. Setelah lima detik timer yang terintegrasi menjadi satu didalam PLC akan bekerja dan mematikan kontaktor bintang dan menghidupkan kontaktor segitiga ( delta ) dan pada saat ini motor telah bekerja dengan hubungan segitiga dan telah berada pada kondisi ideal untuk menanggung beban. P INPUT C P U OUTPUT M Gambar 3.3 Blok Diagram Sistem Kontrol Baru. Collective Indicators Hours Meter Temperature Control Unit Ampere Meter Display Selector Switch 3 Position Push Button On ( a ) Push Button Off
5 36 5 unit mcb 1 4A schneider 545 MM mcb 3 pole 10a scheneider power supply 24 vdc omron s82k MM plc omron c200he - cpu42 6 unit relay omron my4n double rack terminal for cable size 2,5 tend ( b ) Sumber : Dokumen Rancangan Panel Kompresor Screw PT. JTX Gambar 3.4 (a) Rancangan Door Panel, (b) Instrumen Inside Panel Kontrol Sistem Baru Keunggulan Sistem Kontrol Baru Dengan memodifikasi sistem kontrol lama, dimana pemanfaatan teknologi PLC sebagai prosesor sistem kontrol telah diterapkan, maka sistem kontrol baru ini memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sistem kontrol lama. Beberapa keunggulan sistem baru dibandingkan dengan sistem kontrol lama yaitu : 1. Penggunaan komponen kontrol yang relatif sedikit, karena fungsi dari komponen komponen tersebut terwakili dengan teknologi yang terdapat pada PLC, seperti contoh fungsi relay, timer, counter, dsb. 2. Dibuatnya penomoran kabel dan buku pedoman sistem kontrol sehingga mempermudah saat perbaikan ketika troubleshooting sedang terjadi. 3. Dengan tambahan pemasangan alat proteksi tambahan, maka kondisi breakdown dapat diantisipasi, sehingga seandainya terjadi kerusakan waktu dan biaya perbaikan dapat ditekan.
6 Pemilihan Komponen Kontrol PLC PLC yang digunakan adalah OMRON dengan tipe C200HE-CPU42, PLC ini menggunakan tegangan kerja 220 Vac yang diambil langsung dari MCB sebagai pengaman utama kontrol. Foto : PLC Omron C200HE-CPU42 PT. JTX Gambar 3.5 PLC OMRON C200HE-CPU Power Supply Pada modifikasi mesisn ini digunakan catu daya atau power supply dengan merk OMRON dengan tipe S82K 10024, catu daya ini menggunakan tegangan kerja 220 Vac dengan frekuensi 50 / 60 Hz dan menghasilkan tegangan keluaran 24 Vdc yang dialirkan kepada komponen komponen input. Sumber : Katalog Spare Part PT. JTX Gambar 3.6 Power Supply Thermal Overload Relay Pemilihan thermal overload sebagai pengaman bila terjadinya overload didasari pada perhitungan arus nominal motor dikali dengan 1,73, karena thermal overload relay hanya
7 38 dipasang pada satu jalur setelah kontaktor utama, sehingga nilai dari thermal overload relay yaitu : Arus Nominal : 365 : 1,73 = 210,9 atau dibulatkan menjadi 210. Jadi thermal overload relay yang digunakan harus bernilai 210 A, dimana kontak NC dari TOR dihubungkan ke salah satu terminal input pada PLC dan kontak NO dihubungkan ke lampu indikator yang berfungsi sebagai penanda bila terjadi beban lebih ( overload ) Ampere Meter Pemasangan ampere meter memiliki dua tujuan yang pertama sebagai penunjuk dari arus nyata ( actual ) yaitu arus yang harus ditanggung pada saat kompresor beroperasi baik dalam keadaan loading ataupun unload, sedangkan tujuan yang kedua merupakan pengaman terhadap indikasi terjadinya arus lebih ( overcurrent ). Karena bekerja berdasarkan pada penyetelannya maka penggunaan ampere meter sebagai pengaman dirasa sangat tepat untuk mengatisipasi terjadinya kerusakan pada motor karena ampere meter bekerja sangat sensitif dan memerlukan waktu kerja yang relatif lebih cepat dari pada thermal overload relay. Pemasangan ampere meter harus diikuti oleh pemasangan current trafo, current trafo berfungsi sebagai sensor untuk merasakan arus yang tertanggung oleh motor, pada setiap current trafo memiliki nilai perbandingan arus yang dipakai sebagai ukuran dasar pengukuran. Sebagai contoh misalkan ada current trafo yang memiliki nilai 200 / 5 A, hal ini berarti bila ada aliran arus sebesar 200 A yang masuk kedalam sistem melewati current trafo maka akan diwakili oleh nilai perbandingan arus yaitu sebesar 5 A yang akan masuk ke ampere meter sebagai sinyal masukkan. Karena pada setiap mesin atau peralatan yang bekerja memiliki arus inrush atau arus start awal yang tinggi selama beberapa detik, maka ampere meter akan bekerja sebagai pengaman setelah melewati waktu dari arus inrush tersebut. Ampere meter yang digunakan disetel pada ± 80% - 90% nilai arus nominal motor, pada mesin ini ampere meter disetel pada nilai 320 ampere Komponen Kontrol Pengaman Tekanan Dan Temperatur Oli Sistem kontrol pengamanan ini merupakan suatu cara tindakan pencegahan terhadap keausan pada screw kompresor akibat pergesekan ketika kompresor bekerja dan mencegah pengkaratan.
8 39 Pada sistem kontrol pengaman untuk tekanan oli ini memakai saklar tekan ( pressure switch ) sebagai komponen kontrol pengamannya, pressure switch akan bekerja mengalirkan arus bila tekanan oli pada sistem pelumasan sesuai dengan penyetelannya. Bekerjanya pressure switch akan mematikan kerja dari kompresor ( shut down ) dan indikator alarm pressure oil akan menyala, pressure switch akan off bila operator telah menambah oli pada mesin kompresor dan tombil reset telah ditekan. Temperatur oli saat kompresor bekerja harus dijaga, hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pengembunan uap air didalam penampung oli tersebut apabila temperaturnya terlalu rendah sehingga air akan bercampur dengan oli dan bila hal ini dibiarkan maka lama kelamaan akan mempengaruhi performansi dari screw. Namun juga jika temperatur oli terlalu tinggi maka akan menyebabkan terjadinya oksidasi pada oli tersebut. Komponen kontrol yang digunakan sebagi pengontrol temperatur oli menggunakan temperatur control unit atau yang lebih dikenal dengan TCU, TCU merupakan alat penunjuk temperatur yang inputnya berasal dari sensor sekaligus juga sebagai saklar ( switch ) untuk memutuskan aliran sistem kontrol yang mengakibatkan kompresor akan off. Sebagai sensor dari TCU ini digunakan PT 100 yang ditempatkan langsung pada pipa oli. Sumber : Katalog Spare Part PT. JTX Gambar 3.7 Pressure Switch. ( a )
9 40 ( b ) Sumber : Katalog Spare Part PT. JTX Gambar 3.8 (a) PT 100. (b) TCU Engine Hour Pada sistem kontrol baru digunakan engine hour yang berfungsi sebagai penanda mesin kompresor tersebut telah bekerja, selain itu engine hour juga berfungsi sebagai langkah perawatan mesin ( preventive maintenance ). Engine hour merupakan salah satu dari komponen output yang dihubungkan dari output modul pada PLC dengan menggunakan tegangan 220 Vac. Sumber : Katalog Spare Part PT. JTX Gambar 3.9 Engine Hour Lampu Indikator ( Collective Indicator ) Lampu indikator digunakan sebagai tanda dari setiap operasi atau keadaan yang sedang dialami oleh mesin, lampu indikator yang digunakan dihubungkan pada output modul PLC dan membutuhkan tegangan kerja 220 Vac / 50 Hz.
10 41 Sumber : Katalog Spare Part PT. JTX Gambar 3.10 Lampu Indikator (Collective Indicator) Push Button Lamp (Tombol Dengan Lampu) Push button lamp digunakan sebagai tombol untuk mengoperasikan atau start dan mematikan atau stop pada mesin kompresor, dengan adanya indikator yang terintegrasi maka kita dapat menggunakannya sebagai indikator mesin operasi atau stop. Sumber : Katalog Spare Part PT. JTX Gambar 3.11 Push Button Lamp Saklar Pilih Saklar pilih ( selector switch ) digunakan sebagai komponen untuk mengaktifkan mesin dan pemilihan kondisi kerja mesin. Saklar pilih yang digunakan dihubungkan pada input modul PLC dan hanya terdiri dari dua posisi yaitu ON dan OFF. Sumber : Katalog Spare Part PT. JTX Gambar 3.12 Saklar Pilih.
11 Desain Sistem Kontrol Baru Desain sistem kontrol baru menggunakan PLC dengan merk OMRON tipe CPM 2 A yang mempunyai input bit sebanyak 24 buah dan output bit sebanyak 16 buah yang kesemuanya terkumpul kedalam dua jenis modul yaitu input modul untuk modul masukan dan output modul untuk modul keluaran. Input dan output modul masing masing terdiri atas dua channel atau saluran. Untuk input modul, penomoran channel dimulai dari ( channel pertama atau channel 0 pada input modul PLC ) dan ( channel kedua atau channel 1 pada input modul PLC ). Sedangkan penomoran channel untuk output modul dimulai dari ( channel pertama atau channel 10 pada output modul PLC ) dan ( channel kedua atau channel 11 pada output modul PLC ). CPU PLC bekerja dengan menggunakan tegangan sumber 220 Vac ( bolak balik ), sedangkan untuk input modul menggunakan tegangan kerja 24 Vdc yang diambil dari power supply terpasang. Berbeda dari input modul, output modul menggunakan tegangan kerja 220 Vac, dengan line netral digunakan sebagai common, dan dihubungkan pada terminal com yang ada pada bagian output modul pada PLC mengingat tipe PLC yang digunakan adalah compact. Input modul dihubungkan dengan peralatan input seperti push button dan selector switch maupun peralatan yang berfungsi sebagai sensor atau pendekteksi seperti pressure switch, pada input bit terdapat bit dengan tanda penulisan com, ini berarti bahwa tegangan negatif 24 Vdc dari power supply berfungsi sebagai common dan dihubungkan kepada bit dengan tanda penulisan tersebut, sedangkan tegangan positif 24 Vdc digunakan sebagai tegangan kerja peralatan input. Prinsip penyambungan terminal kabel pada input bit dapat dilihat pada lampiran rangkaian kontrol Pengalamatan Input Output PLC Data pengalamatan input output PLC dapat dilihat pada table mneumonic di bawah : Tabel 3.1 Pengalamatan Input PLC Address Deskripsi 000 MCB F1 001 MCB F2 002 MCB F3 003 MCB F4 100 Push Button ON ACU-09 (S10) 101 Push Button OFF ACU-09 (S11)
12 Selector Switch Auto Operation ACU-09 (S12) 103 Selector Switch Manual Operation ACU-09 (S14) Ampere Meter Digital Switch ACU-09 (Ax0) 106 Air Pressure Switch ACU-09 (Px0) 107 Final Pressure Switch ACU-09 (Px1) 108 HP Temperature Switch ACU-09 (Tx0) 109 LP Temperature Switch ACU-09 (Tx1) 110 Over Load Switch ACU-09 (Fr0) 111 Toggle Switch Load/Unload ACU-09 (Ts0) 112 Pressure Diff. Switch Oil Separator ACU-09 (Px2) 113 Pressure Diff. Switch Oil Filter ACU-09 (Px3) 114 Vaccum Switch Air Filter ACU-09 (Px4) 200 Push Button ON ACU-10 (S20) 201 Push Button OFF ACU-10 (S21) 202 Selector Switch Auto Operation ACU-10 (S22) 203 Selector Switch Manual Operation ACU-10 (S24) Ampere Meter Digital Switch ACU-10 (Ax1) 206 Air Pressure Switch ACU-10 (Px5) 207 Final Pressure Switch ACU-10 (Px6) 208 HP Temperature Switch ACU-10 (Tx2) 209 LP Temperature Switch ACU-10 (Tx3) 210 Over Load Switch ACU-10 (Fr1) 211 Toggle Switch Load/Unload ACU-10 (Ts1) 212 Pressure Diff. Switch Oil Separator ACU-10 (Px7) 213 Pressure Diff. Switch Oil Filter ACU-10 (Px8) 214 Vaccum Switch Air Filter ACU-10 (Px9) 300 Push Button ON ACU-11 (S30) 301 Push Button OFF ACU-11 (S31) 302 Selector Switch Auto Operation ACU-11 (S32)
13 Selector Switch Manual Operation ACU-11 (S34) Ampere Meter Digital Switch ACU-11 (Ax2) 306 Air Pressure Switch ACU-11 (Px10) 307 Final Pressure Switch ACU-11 (Px11) 308 HP Temperature Switch ACU-11 (Tx4) 309 LP Temperature Switch ACU-11 (Tx5) 310 Over Load Switch ACU-11 (Fr2) 311 Toggle Switch Load/Unload ACU-11 (Ts2) 312 Pressure Diff. Switch Oil Separator ACU-11 (Px12) 313 Pressure Diff. Switch Oil Filter ACU-11 (Px13) 314 Vaccum Switch Air Filter ACU-11 (Px14) * Sumber : Dokumen File CX Programmer v 9.0 PLC Omron Tabel 3.2 Pengalamatan Output PLC Address Deskripsi 400 Main Contactor ACU Star Contactor ACU Delta Contactor ACU Relay R1 (SV Unload) ACU Relay R2 (SV Blow Off) ACU Auto Operation ACU Over Load / Over Current Alarm ACU Oil Separator Alarm ACU Oil Filter Alarm ACU Air Filter Alarm ACU Final Press. Alarm ACU Loading Indication ACU Main Contactor ACU 10
14 Star Contactor ACU Delta Contactor ACU Relay R1 (SV Unload) ACU Relay R2 (SV Blow Off) ACU Auto Operation ACU Over Load / Over Current Alarm ACU Oil Separator Alarm ACU Oil Filter Alarm ACU Air Filter Alarm ACU Final Press. Alarm ACU Loading Indication ACU Main Contactor ACU Star Contactor ACU Delta Contactor ACU Relay R1 (SV Unload) ACU Relay R2 (SV Blow Off) ACU Auto Operation ACU Over Load / Over Current Alarm ACU Oil Separator Alarm ACU Oil Filter Alarm ACU Air Filter Alarm ACU Final Press. Alarm ACU Loading Indication ACU Voltage On ACU Voltage On ACU Voltage On ACU Motor running ACU 09
15 High Temp Stage 2 Alarm ACU High Temp Stage 1 Alarm ACU Motor Running ACU High Temp Stage 2 Alarm ACU High Temp Stage 1 Alarm ACU Motor Running ACU High Temp Stage 2 Alarm ACU High Temp Stage 1 Alarm ACU Sirene ACU Sirene ACU Sirene ACU * Sumber : Dokumen File CX Programmer v 9.0 PLC Omron Sistem kontrol baru lebih mudah dalam pendeteksian terjadinya masalah ( trouble ), selain itu pada sistem ini pula lebih sedikit menggunakan komponen komponen kontrol untuk membuat suatu sistem kerja yang komplek. Dan kelebihan yang dimiliki oleh sistem ini bila dibanding dengan sistem kontrol yang lama yaitu sistem ini dapat dikembangkan lagi mengikuti perkembangan teknologi yang ada Langkah Pembuatan Program Pada PC Pembuatan program sistem kontrol PLC pada mesin kompresor ini, menggunakan personal computer ( PC ). PC yang akan digunakan terlebih dahulu telah diinstal software driver dari PLC yang akan digunakan ( untuk memodifikasi ini menggunkan PLC OMRON ). Software driver yang digunakan pada modifikasi ini ialah CX PROGRAMMER versi 9.0, untuk memulai pemrograman langkah pertama adalah mengaktifkan software driver dengan cara meng-klik dua kali icon atau gambar CX Programmer yang terdapat pada desktop PC, atau dengan meng-klik START > ALL PROGRAM > OMRON > CX PROGRAMMER, seperti yang terlihat pada gambar berikut.
16 47 * Sumber : Print Screen CX Programmer v 9.0 PLC Omron Gambar 3.13 Langkah Mengaktifkan Driver PLC. Software akan aktif dengan tampilnya logo CX-PROGRAMMER versi 9.0 di layar PC seperti yang terlihat pada gambar 3.17, setelah driver aktif maka langkah awal untuk memulai pembuatan program, pilih atau klik toolbar bergambar kertas atau klik tollbar File > New seperti terlihat pada gambar 3.18 atau dengan cara lain yaitu menekan tombol Ctrl+N ( tombol Ctrl dan tombol N ada saat yang sama ) pada keyboard. * Sumber : Print Screen CX Programmer v 9.0 PLC Omron Gambar 3.14 Driver Aktif.
17 48 * Sumber : Print Screen CX Programmer v 9.0 PLC Omron Gambar 3.15 Langkah Awal Memulai Pembuatan Program. Sebelum masuk kedalam lembar pengerjaan ( work sheet ), driver akan mengeluarkan combo box Change PLC seperti yang terlihat pada gambar 3.19 yang berisi kolom. * Sumber : Print Screen CX Programmer v 9.0 PLC Omron Gambar 3.16 Combo Box Change PLC. Device Name kolom untuk menentukan judul dari program yang akan dibuat, Device Type kolom untuk mengatur jenis PLC yang digunakan saat pembuatan program, Network Type kolom untuk mengatur jenis jaringan komunikasi yang akan digunakan pada PLC, selanjutnya setelah semua kolom telah terisi kemudian klik OK. Driver akan menampilkan work sheet tempat program ditulis ( dibuat ), seperti contoh pada gambar 3.20 bentuk penulisan program umumnya menggunakan ladder diagram namun dapat diubah ke dalam bentuk mneumonic apabila kita menghendakinya. Langkah untuk membuat program ke dalam bentuk mneumonic dapat dilihat pada gambar 3.21 dibawah ini.
18 49 * Sumber : Print Screen CX Programmer v 9.0 PLC Omron Gambar 3.17 Work Sheet. * Sumber : Print Screen CX Programmer v 9.0 PLC Omron Gambar 3.18 Langkah Mengganti Tulisan Program Ke Dalam Mneumonic Code. Program yang telah dibuat selanjutnya disimpan dengan nama file dan lokasi folder yang dikehendaki. Langkah penyimpanan program sama dengan langkah saat kita menyimpan suatu file pada program Microsoft office. Program yang telah disimpan selanjutnya dimasukkan ke dalam PLC dengan cara mentransfer data dari PC ke PLC dengan menggunakan kabel komunikasi berjenis RS-232. Langkah yang harus diperhatikan pada saat hendak mentransfer file dari PC ke PLC, yaitu PLC harus dalam keadaan aktif ( ON ) dan telah terhubung ke PC dengan perantara kabel komunikasi, kemudian langkah selanjutnya PLC tersebut harus dipastikan bekerja pada sistem jaringan tersebut dengan cara meng-klik toolbar PLC > Work Online atau dengan menekan tombol Ctrl + W pada keyboard seperti terlihat pada gambar 3.22, setelah dipastikan PLC bekerja pada jaringan PC kemudian pastikan kondisi kerja PLC pada kondisi kerja PROGRAM, yang mana kondisi ini dapat diaktifkan atau diubah setting-nya dengan
19 50 cara menekan tombol Ctrl+1 pada keyboard atau klik toolbar PLC > Operating Mode > Program, seperti ditunjukkan pada gambar * Sumber : Print Screen CX Programmer v 9.0 PLC Omron Gambar 3.19 Work Online. * Sumber : Print Screen CX Programmer v 9.0 PLC Omron Gambar 3.20 Pemilihan Kondisi Kerja PLC. Bila PLC telah terkondisi kerja Program, langkah selanjutnya kemudian mentransfer data program yang telah kita buat, yaitu dengan meng-klik toolbar PLC > Transfer > To PLC atau dengan menekan tombol Ctrl + T pada keyboard. Langkahnya dapat dilihat pada gambar 3.24 dibawah ini.
20 51 * Sumber : Print Screen CX Programmer v 9.0 PLC Omron Gambar 3.21 Transfer Data Program Dari PC ke PLC. Setelah data ditransfer semua, langkah terakhir adalah ubah kembali posisi kondisi kerja PLC ke kondisi Run. Dan program telah dapat diaplikasikan ke dalam sistem kerja yang diinginkan (Listing program terlampir).
MODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX
MODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX Diajukan Guna Melengkapi Sebagian syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Di susun oleh : NAMA
Lebih terperinciBAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL
82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat
Lebih terperinciBAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI
75 BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI Pada bab IV ada beberapa hal penting yang akan disampaikan terkait dengan perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, terutama mengenai penggantian,
Lebih terperinciBAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 "
BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 " Perangkat PLC ini telah di set sedemikian rupa sehingga mudah dalam penginstalan dan pengoperasian program control system dari suatu rangkaian. Adapun modul trainer
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lampung 2 x 100 MW unit 5 dan 6 Sebalang, Lampung Selatan. Pengerjaan tugas akhir ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
41 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tujuan Perancangan Dalam pembuatan suatu sistem kontrol atau kendali, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilalui atau dilakukan. Perancangan adalah
Lebih terperinciBAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC
BAB III FUNGSI BAGIAN PLC Programming Devices Processor Modul Input Modul Output Catu Daya Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC Dari gambar diatas, bagian bagian tersebut mempunyai fungsi yang saling
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A
RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A Ikhsan Sodik Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN
26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,
Lebih terperinciBAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN
BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN A. PERSIAPAN DASAR Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada pengontrolan suatu sistem atau proses, ada beberapa hal yang perlu diketahui dan persiapan dasar
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
123 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Heat Press 110 Ton 2RT 2P1U yang telah mengalami perubahan basis kontrol dengan PLC FX3U-80M dan HMI Proface AGP3300. Pengujian
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, dengan software yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang akan di ujikan.
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT
BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam uji coba ini penulis akan melakukan simulasi alat dari kerja rangkaian sistem pengeruk sampah secara otomatis ini. Pengujian ini dilakukan untuk menguji sekaligus membuktikan
Lebih terperinciCONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK
CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban
Lebih terperinciPercobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel
Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian
Lebih terperinciAPLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK
APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah
BAB III PERANCANGAN 3.1. Perancangan Sistem Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah melakukan perancangan dengan memahami cara kerja alat atau sistem tersebut serta sifat dan
Lebih terperinciPengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali
7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PERANCANGAN
BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem
Lebih terperinciHilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK
RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E
RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 oleh : HAZA IRMA DWI J. HARAHAP MARDIANI
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang
Lebih terperinciBAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)
BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik
Lebih terperinciPROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) Tujuan Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta mampu : Memahami fungsi PLC Mampu membuat program PLC Mampu menerapkan PLC untuk menyelesaikan permasalahan kontrol
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA
PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik
Lebih terperincit o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP
t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP. 19720101 200312 1 011 1 SELAMAT DATANG DI DUNIA PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) SERI OMRON CPM 2 A PRODUKSI TAHUN 2003
Lebih terperinciSMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR
SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung
Lebih terperinciPercobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciPercobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan
Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk 3 motor induksi 3 fasa II. DASAR
Lebih terperinci4.3 Sistem Pengendalian Motor
4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung
Lebih terperinciDASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR
SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RANCANGAN BACKUP KONTROL PERALATAN LIFTING PUMP BERBASIS PLC DI BANDARA SOEKARNO-HATTA
TUGAS AKHIR RANCANGAN BACKUP KONTROL PERALATAN LIFTING PUMP BERBASIS PLC DI BANDARA SOEKARNO-HATTA Disusun Oleh : Nama : Adita Kusuma NIM : 41414110126 Jurusan : Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK PROGRAM
Lebih terperinciINSTALASI MOTOR LISTRIK
SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak
Lebih terperinciJENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET
JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET http://erick-son1.blogspot.com/2009/10/mengoperasikan-motor-3-fasa-dengan.html JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis
Lebih terperinciBAB III TEORI PENUNJANG. a. SILO 1 Tujuannya untuk pengisian awal material dan mengalirkan material menuju silo 2 secara auto / manual.
BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 MESIN AUTOMATIC MIXING Mesin Automatic mixing berguna untuk proses pencampuran bahan mentah menjadi bahan jadi yang di gunakan untuk membuat pipa paralon atau pipa PVC. adapun
Lebih terperinciPercobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu
Lebih terperinciAPLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK
APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK CONTOH PANEL KENDALI MOTOR KONTAKTOR MAGNETIK DC (RELE) KONTAKTOR MAGNETIK AC TOMBOL TEKAN DAN RELE RANGKAIAN KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK UNTUK PENGENDALIAN
Lebih terperinciGambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)
BAB III METODE STARTING MOTOR INDUKSI 3.1 Metode Starting Motor Induksi Pada motor induksi terdapat beberapa jenis metoda starting motor induksi diantaranya adalah Metode DOL (Direct Online starter), Start
Lebih terperinciStarter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)
Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah (Separate Winding) 1. Tujuan 1.1 Mengidentifikasi terminal motor dua kecepatan dua lilitan terpisah (separate winding) 1.2 Menjelaskan tujuan dan fungsi
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER 4.1 Pemilihan Komponen Dalam pemilihan komponen yang akan digunakan, diperlukan perhitunganperhitungan seperti perhitungan daya, arus, serta mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam merancang bangun, yaitu : 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam perancangan Variable
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT
58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan
Lebih terperinciProgram pemeliharaan. Laporan pemeliharaan
17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori
Lebih terperinciBAB III TEORI PENUNJANG
BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 AUTOMATIC MIXING Automatic mixing adalah mesin yang bertugas untuk pencampurkan material dan nantinya campuran tersebut akan menjadi bahan baku pembuatan pipa PVC. adapun tahapan
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAKSI... Halaman KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2.
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN ALAT
BAB III RANCANG BANGUN ALAT Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang cara kerja
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu
BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diterangkan secara detail mengenai perancangan trainer simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu perancangan hardware
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia Medan. Penelitian ini adalah penelitian dengan membuat simulasi proses pemasakan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan dan keberterimaan dari portable PLC trainer kit. Penelitian dimulai melalui tahap
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciPENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2
PENGERTIAN PLC PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat diprogram bersifat logik, yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB III REALISASI DAN PERANCANGAN
BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan
Lebih terperinciImplementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/
18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.
47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab ini berisi tentang bagaimana alat ini dapat bekerja sesuai dengan rancang bangun serta simulasi yang di targetkan. Dimana sistem mekanikal, elektrikal dapat dikontrol
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL
BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR
26 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 3.1. Pembuatan Alat Penelitian Dalam proses perancangan, dan pembuatan prototype konveyor sortir berbasis PLC ini diperlukan beberapa alat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar
Lebih terperinciPROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI Pengenalan PLC PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk
Lebih terperinciBAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)
15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,
Lebih terperinciHANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK
HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012
28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. INTISARI... iv. ABSTRACT... v. MOTTO... vi. PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v MOTTO... vi PERSEMBAHAN... vii PRAKATA... viii DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA
SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA Dosen Tetap Yayasan Pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Palembang
Lebih terperinciProgrammable Logic Controller (PLC) Pendahuluan
Modul 7 Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Numerical Control & Industrial Robotics menekankan pada pengendalian gerakan (proses kontinu) pengendalian gerakan (proses kontinu) Sedangkan untuk
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan
Lebih terperinciWORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER
WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER PRODI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciSOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A
SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi
Lebih terperinciPERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR
PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR I. Tujuan : 1. Mengenal generator 2. Memahami cara kerja generator dan pengaturannya II. Peralatan yang Dibutuhkan : Peralatan keselamatan Modul percobaan Kebel jumper
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Muhammad Fajri Nur Reimansyah (L2F009032) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.
BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak
Lebih terperinciBAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciSOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B
SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : B 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET B. Gambar actuator SILINDER SINGLE ACTION adalah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis
BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:??????????????????????????????????
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Alat Pada BAB pembuatan alat ini akan dibahas perencanaan dan realisasi pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan dibuat.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase.
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PROSES PADA MESIN FILLER Proses kerja pada mesin filler ini, mula mula Botol di bawa oleh Conveyor masuk ke Infeed Starwheel yang disesuaikan oleh Timing Screw,untuk ditempatkan pada
Lebih terperinciBAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI
BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang silindris dan digunakan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam perancangan dan pembuatan sistem ATS (Automatic Transfer Switch) berbasis PLC (Progammable Logic Controller) ini pengerjaannya melalui dua tahap, perancangan
Lebih terperinciPENGENDALI STAR DELTA PADA POMPA DEEP WELL 3 FASA 37 KW DENGAN PLC ZELIO SR3B261FU
PENGENDALI STAR DELTA PADA POMPA DEEP WELL 3 FASA 37 KW DENGAN PLC ZELIO SR3B261FU Adhi Kusmantoro 1], Agus Nuwolo 2] 1,2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas PGRI Semarang Jl. Sidodadi
Lebih terperinciIDENTITAS PEMILIK BUKU : Foto 4 x 6
IDENTITAS PEMILIK BUKU : NAMA KELAS No ABSEN Alamat No HP Motto :. : XI Listrik.. :.. : : 08. : Foto 4 x 6 BUKU PANDUAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312 1 011 PROFESIONAL
Lebih terperinciLab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :
Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Jurusan Pend. Teknik Elektro Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa Nim : 1224040001 Fakultas Teknik Sistem DOL (Direct elompok : VIII (Pagi) Universitas
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. rahmat dan karunia Nya sehingga penulisi dapat menyelasaikan Tugas Akhir
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan karunia Nya sehingga penulisi dapat menyelasaikan Tugas Akhir yang berjudul Aplikasi perancangan rangkaian AC 3-fasa
Lebih terperinci