OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :"

Transkripsi

1 OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian Operasi terbuka Pendahuluan Pengaturan kontaktor rangkaian terbuka yaitu pengaturan yang dimana kumparan kontaktor tidak bekerja selama posisi saklar masih pada posisi off. Jika saklar pada posisi ON kumparan bekerja dan menarik kontak kontak pada kontaktor itu sehingga lampu menyala. Kontak tetap pada posisi tersebut sampai saklar dimatikan. Setiap beban yang dihubungkan ke kontak NO dari kontaktor mencapai kondisi operasi apabila kontaktor tersebut bekerja. Alat-Alat Yang Diperlukan 1. Kontaktor : 1 buah 2. Saklar Tunggal : 1 buah 3. Lampu Tanda : 1 buah 4. Papan Penghubung : 1 buah 5. Kabel secukupnya 6. AC Power Supply Diagram Kontrol 2

3 Diagram Pengawatan Chart Diagram 3

4 Analisa dan kesimpulan Analisa Rangkaian Dari pengaturan rangkaian kontaktor di atas dapat dianalisa sebagai berikut : Jika sakelar ditekan maka sakelar menutup sehingga akan ada arus yang mengalir ke kontaktor dan menyababkan kontaktor bekerja sehingga lampu H1 menyala. Ketika sakelar ditekan kembali maka sakelar membuka sehingga arus tidak mengalir ke kontaktor dan menyebabkan kontaktor berhenti bekerja, sehingga lampu H1 padam. Kesimpulan Dari percobaan pengaturan kontaktor rangkaian terbuka dapat dibuat kesimpulan yakni Kumparan kontaktor tidak bekerja selama posisi saklar masih pada posisi OFF. Jika saklar pada posisi ON kumparan bekerja dan menarik kontak-kontak pada kontaktor itu sehingga lampu menyala. Kontak tetap pada posisi tersebut sampai saklar dimatikan. Setiap beban yang dihubungkan ke kontak NO dari kontaktor mencapai kondisi operasi apabila kontaktor tersebut bekerja. Lampu H1 digunakan sebagai lampu tanda yang digunakan untuk menandakan jika kontaktor bekerja. Jika kontaktor bekerja maka lampu H1 menyala dan jika kontaktor tidak bekerja maka lampu H1 padam. Jika rangkaian ini digunakan di dunia industri, bisa dikatakan rangkaian ini tidak aman karena apabila sumber tegangan (PLN) padam dan kemudian tiba-tiba menyala kembali maka rangkaian akan langsung bekerja tanpa pengontrolan manual karena sifat dari saklar tunggal adalah mengunci. 4

5 2. Rangkaian Operasi tertutup Pendahuluan Pengaturan kontaktor rangkaian tertutup yaitu pengaturan yang dimana kumparan kontaktor tidak bekerja selama posisi saklar masih pada posisi off,tetapi pada posisi OFF lampu menyala karena menggunakan kontak bantu NC yang tersambung pada lampu. Jika saklar pada posisi ON kumparan bekerja dan menarik kontak kontak pada kontaktor itu sehingga lampu padam. Kontak tetap pada posisi tersebut sampai saklar dimatikan. Setiap beban yang dihubungkan ke kontak NC dari kontaktor mencapai kondisi operasi apabila kontaktor tersebut bekerja. Alat-Alat Yang Diperlukan 1. Kontaktor : 1 buah 2. Saklar Tunggal : 1 buah 3. Lampu Tanda : 1 buah 4. Papan Penghubung : 1 buah 5. Kabel secukupnya 6. AC Power Supply Diagram Kontrol 5

6 Diagram Pengawatan Chart Diagram 6

7 Analisa dan kesimpulan Analisa Rangkaian Dari pengaturan rangkaian kontaktor di atas dapat dianalisa sebagai berikut : Jika sakelar ditekan maka sakelar menutup sehingga akan ada arus yang mengalir ke kontaktor dan kontaktor bekerja sehingga lampu H1 tidak menyala. Ketika kita tekan sakelar kembali maka sakelar membuka sehingga arus tidak mengalir ke kontaktor menyebabkan kontaktor berhenti bekerja, sehingga lampu H1 menyala. Kesimpulan - Setiap beban dihubungkan ke kontak NC dari kontaktor mencapai kondisi operasi apabila kontaktor tidak bekerja. - Rangkaian tertutup digunakan untuk rangkaian yang kondisi kontrol tidak bekerja,sebab lampu tanda berfungsi untuk menandakan kondisi control dalam keadaan OFF. Jika lampu tanda menyala maka kontaktor tidak bekerja dan jika lampu tanda padam maka kontaktor akan bekerja. Rangkaian tertutup bisa juga disebut rangkaian OFF Condition. - Apabila rangkaian ini digunakan di dunia industri, bias dikatakan rangkaian ini tidak aman karena apabila sumber tegangan (PLN) padam dan kemudian tiba-tiba menyala kembali maka rangkaian akan langsung bekerja tanpa pengontrolan manual karena sifat dari saklar tunggal adalah mengunci. 7

8 BAB II Rangkaian Operasi Sentuh Pendahuluan Operasi sentuh biasanya digunakan untuk control yang sifatnya sesaat atau dengan kata lain rangkaian bekerja sesuai dengan kendali dari manusia (Apabila tombol ditekan maka rangkaian akan bekerja dan jika tombol dilepas maka rangkaian tidak bekerja ). Alat-Alat Yang Diperlukan 1. Kontaktor : 1 buah 2. Tombol Tekan : 1 buah 3. Lampu Tanda : 1 buah 4. Papan Penghubung : 1 buah 5. Kabel secukupnya 6. AC Power Supply Diagram Kontrol 8

9 Diagram Pengawatan Chart Diagram 9

10 Analisa dan kesimpulan Analisa Rangkaian Ketika tombol tekan ditekan maka Kontaktor magnet akan bekerja maka terminal NO akan berubah menjadi NC dan terminal NC berubah menjadi NO. Jadi lampu tanda (H) akan menyala karena hubungan lampu tanda berada pada terminal 33,34 (NO) dari kontaktor. Dan jika tombol tekan ditekan kembali maka Kontaktor tidak bekerja dan terminal akan kembali pada posisi awal dan lampu tanda (H) akan menyala. Kesimpulan Operasi sentuh biasanya digunakan untuk control yang sifatnya sesaat atau dengan kata lain rangkaian bekerja sesuai dengan kendali dari manusia (Apabila tombol ditekan maka rangkaian akan bekerja dan jika tombol dilepas maka rangkaian tidak bekerja ). 10

11 BAB III Rangkaian Operasi Kontak Terus-Menerus Pendahuluan Pada operasi terus menerus, lampu tanda dan kontaktor akan terus dalam keadaan menyala. Walaupun belum dioperasikan oleh saklar. Dan cara mematikannya supply harus dilepas. Alat-Alat Yang Diperlukan 1. Kontaktor : 1 buah 2. Tombol Tekan : 1 buah 3. Lampu Tanda : 1 buah 4. Papan Penghubung : 1 buah 5. Kabel secukupnya 6. AC Power Supply Diagram Kontrol 11

12 Diagram Pengawatan Chart Diagram 12

13 Analisa dan kesimpulan Analisa Rangkaian Dari pengaturan rangkaian kontaktor di atas dapat dianalisa sebagai berikut: Jika tombol tekan NO S1 ditekan sesaat menyebabkan akan ada arus yang mengalir ke kontaktor sehingga kontaktor bekerja dan lampu H1 menyala. Saat tombol tekan NO S1 dilepas kontaktor masih bekerja akibat arus masih mengalir dari anak kontak NO kontaktor. Ketika tombol tekan NC S0 ditekan sesaat maka tidak ada arus yang mengalir ke kontaktor sehingga menyebabkan kontaktor berhenti bekerja, dan lampu H1 tidak menyala. Kesimpulan Dari pengaturan kontaktor rangkaian melakukan kontak terus-menerus dapat dibuat kesimpulan yakni : untuk menggantikan sakelar kita dapat menggunakan tombol tekan NO untuk start (ON) dan tombol tekan NC untuk stop (OFF). Agar arus dapat mengalir saat tombol tekan NO dilepas, kita dapat menggunakan anak kontak NO kontaktor sebagai pengunci dengan anak kontak NO kontaktor diparalel pada tekan NO (start) sehingga arus tetap mengalir ke kontaktor. Pada rangkaian ini, kondisi kontaktor tidak akan berhenti bekerja sebelum sumber tegangan diputus karena tombol tekan yang digunakan dalam rangkaian ini hanya tombol NO. Tetapi apabila sumber tegangan diputus maka terminal-terminal pada kontaktor akan kembali pada posisi awal, dan untuk mengoprasikannya kembali kita harus mnekan tombol NO. Rangkaian ini sangat aman sehingga sering digunakan di rangkaian control di dalam dunia industri. 13

14 BAB IV Rangkaian Operasi ON-Prioritas dan OFF-Prioritas 1. Rangkaian Operasi ON-Prioritas Pendahuluan Lampu dan kontaktor akan bekerja pada saat SI dalam keadaan tertutup dan SO terbuka. Bila SO dan SI ditekan bersamaan maka Lampu dan kontaktor juga akan bekerja. Alat-Alat Yang Diperlukan 1. Kontaktor : 1 buah 2. Tombol Tekan NO : 1 buah 3. Tombol Tekan NC : 1 buah 4. Lampu Tanda : 1 buah 5. Papan Penghubung : 1 buah 6. Kabel secukupnya 7. AC Power Supply Diagram Kontrol L 33 I 0 34 K1 13 K1 14 a b K H N 14

15 Diagram Pengawatan Chart Diagram 15

16 Analisa dan kesimpulan Analisa Rangkaian Pada rangkaian ini menggunakan dua tombol yaitu tombol NO dan NC. Tombol NO digunakan untuk mengoprasikan rangkaian dan tombol NC digunakan untuk memutus penggoprasiaan rangkaian. Kesimpulan Rangkaian ini memiliki lampu tanda yang fungsinya untuk menandakan bahwa rangkaian sedang bekerja atau tidak. Apabila lampu tanda menyala berati rangkaian sedang bekerja dan apabila lampu tanda padam berarti rangkaian tidak bekerja. Hal tersebut terjadi kerena hubungan lampu tanda berada pada terminal 33, 34 (NO) dari kontaktor. 16

17 2. Rangkaian Operasi OFF-Prioritas Pendahuluan Lampu tanda dan kontaktor akan bekerja pada saat SI tertutup dan SO terbuka, pad saat SO dan SI sama sama dalam posisi tertutup maka lampu tanda and kontaktor tidak akan bekerja. Alat-Alat Yang Diperlukan 1. Kontaktor : 1 buah 2. Tombol Tekan NO : 1 buah 3. Tombol Tekan NC : 1 buah 4. Lampu Tanda : 1 buah 5. Papan Penghubung : 1 buah 6. Kabel secukupnya 7. AC Power Supply Diagram Kontrol 17

18 Diagram Pengawatan Chart Diagram 18

19 Analisa dan kesimpulan Analisa Rangkaian Dari pengaturan rangkaian kontaktor di atas dapat dibuat analisa sebagai berikut: Pada rangkaian ini menggunakan dua tombol yaitu tombol NO dannc. Tombol NO digunakan untuk mengoprasikan rangkaian dan tombol NC digunakan untuk memutus penggoprasiaan rangkaian Kesimpulan Rangkaian ini memiliki lampu tanda yang fungsinya untuk menandakan bahwa rangkaian sedang bekerja atau tidak. Apabila lampu tanda menyala berati rangkaian tidak bekerja dan apabila lampu tanda padam berarti rangkaian sedang bekerja. Hal tersebut terjadi kerena hubungan lampu tanda berada pada terminal 41, 42 (NC) dari kontaktor 19

20 BAB V Rangkaian Operasi Pengaturan Kontaktor dari Beberapa Tempat 1. Rangkaian Operasi OR-ON Control Pendahuluan Merupakan rangkaian yang dimana beberapa saklar SI dipasang secara parallel, sehingga jika salah satu SI ditekan dari tempat berbeda, maka kontaktor dan beban (lampu) akan bekerja. Alat-Alat Yang Diperlukan 1. Kontaktor : 1 buah 2. Tombol Tekan NO : 2 buah 3. Tombol Tekan NC : 1 buah 4. Lampu Tanda : 1 buah 5. Papan Penghubung : 1 buah 6. Kabel secukupnya 7. AC Power Supply Diagram Kontrol 20

21 Diagram Pengawatan Chart Diagram 21

22 Analisa dan kesimpulan Analisa Rangkaian Dari pengaturan rangkaian kontaktor di atas dapat dianalisakan sebagai berikut : Ketika tombol tekan NO S1 ditekan sesaat maka akan ada arus yang mengalir pada kontaktor yang mengakibatkan kontaktor bekerja dan anak kontak NO kontaktor menutup sehingga akan ada arus yang mengalir ke lampu dan lampu H1 menyala sekaligus mengunci tombol tekan NO S1 sehingga saat dilepas arus masih mengalir ke kontaktor melalui anak kontak NO kontaktor dan lampu H1 tetap menyala. Jika tombol tekan NC S0 ditekan maka arus tidak dapat mengalir sehingga kontaktor mati menyebabkan lampu H1 padam. Penekanan sesaat terhadap tombol tekan NO S2 memliki fungsi yang sama dengan tombol tekan NO S1 sehingga yang dikerjakan sama dikarenakan mereka diparalel dimana arus dapat mengalir dari tombol tekan NO S1 atau tombol tekan NO S2. Kesimpulan Dari pengaturan kontaktor rangkaian OR ON kontrol dapat dibuat kesimpulan bahwa rangkaian ini dapat menghidupkan suatu mesin lebih dari satu tempat sehingga memudahkan dalam pengoperasian kontaktor untuk beban jika sedang tidak ada di tempat yang satunya. Pada rangkaian ini tombol NO (S2 dan S3) di hubungkan paralel dan input dari tombol S2 dan S3 dihubungkan seri dengan tombol tekan NC (S1). 22

23 2. Rangkaian Operasi OR-OFF Control Pendahuluan Rangkaian yang dimana beberapa saklar SO dipasang secara seri, sehingga jika salah satu saklar So ditekan dari tempat berbeda, maka kontaktor dan beban (lampu) tidak bekerja (OFF). Alat-Alat Yang Diperlukan 1. Kontaktor : 1 buah 2. Tombol Tekan NO : 1 buah 3. Tombol Tekan NC : 2 buah 4. Lampu Tanda : 1 buah 5. Papan Penghubung : 1 buah 6. Kabel secukupnya 7. AC Power Supply Diagram Kontrol 23

24 Diagram Pengawatan Chart Diagram 24

25 Analiisa dan kesimpulan Analisa Rangkaian Dari pengaturan rangkaian kontaktor di atas dapat dibuat analisa sebagai berikut: Jika tombol tekan NO S1 ditekan sesaat maka akan ada arus yang mengalir pada kontaktor sehingga kontaktor bekerja menyebabkan anak kontak NO kontaktor menutup sehingga akan ada arus yang mengalir ke lampu H1 menyebabkan lampu H1 menyala sekaligus mengunci tombol tekan NO S1 sehingga saat dilepas arus masih mengalir ke kontaktor melalui anak kontak NO kontaktor dan lampu H1 tetap menyala. Jika tombol tekan NC S01 ditekan maka arus tidak dapat mengalir sehingga kontaktor mati menyebabkan lampu H1 padam. Penekanan sesaat terhadap tombol tekan NC S02 memliki fungsi yang sama dengan tombol tekan NC S01 sehingga yang dikerjakan sama dikarenakan mereka diseri dimana arus tidak dapat mengalir jika salah satu tombol tekan NC S01 dan tombol tekan NC S02 ditekan. Kesimpulan Dari pengaturan kontaktor rangkaian OR OFF kontrol dapat dibuat kesimpulan yakni rangkaian ini dapat mematikan suatu mesin lebih dari satu tempat sehingga memudahkan dalam mematikan pengoperasian kontaktor untuk beban jika sedang tidak ada di tempat yang satunya. Pada rangkaian ini tombol NC ( S1 dan S2) di hubungkan seri dan output dari tombol S1 dan S2 dihubungkan seri dengan tombol tekan NO (S3). Rangkaian ini adalah rangkaian pemutusan operasi rangkaian dari beberapa tempat. 25

26 Rangkaian ini juga digunakan dalam pengaturan kontaktor dalam keadaan darurat dengan tombol OFF yang dilengkapi dengan tombol cendawan (Mushroom Button) 26

27 3. Rangkaian Operasi AND-ON Control Pendahuluan Rangkaian yang dimana saklar SI dipasang secara seri,sehingga jika SI ditekan secara bersama-sama dari beberapa tempat berbeda, maka kontaktor dan beban (lampu) akan bekerja (ON). Alat-Alat Yang Diperlukan 1. Kontaktor : 1 buah 2. Tombol Tekan NO : 2 buah 3. Tombol Tekan NC : 1 buah 4. Lampu Tanda : 1 buah 5. Papan Penghubung : 1 buah 6. Kabel secukupnya 7. AC Power Supply Diagram Kontrol 27

28 Diagram Pengawatan Chart Diagram 28

29 Analiisa dan kesimpulan Analisa Rangkaian Dari pengaturan rangkaian kontaktor di atas dapat dibuat analisa sebagai berikut: Jika tombol tekan NO S11 ditekan sesaat maka tidak akan ada arus yang mengalir pada kontaktor sehingga kontaktor tidak bekerja menyebabkan lampu H1 tidak. Begitu juga bila tombol tekan NO S12 ditekan kontaktor tidak bekerja dan lampu juga tidak menyala. Jika menekan tombol tekan NO S11 dan NO S12 secara bersamaan maka kontaktor bekerja menyebabkan anak kontak NO kontaktor menutup sehingga akan ada arus yang mengalir ke lampu H1 menyebabkan lampu H1 menyala sekaligus mengunci tombol tekan NO S11 dan NO S12 sehingga saat dilepas arus masih mengalir ke kontaktor melalui anak kontak NO kontaktor dan lampu H1 tetap menyala. Jika tombol tekan NC S0 ditekan maka arus tidak dapat mengalir sehingga kontaktor mati menyebabkan lampu H1 padam. Kesimpulan Dari pengaturan kontaktor rangkaian AND ON kontrol dapat dibuat kesimpulan yakni: Rangkaian ini digunakan untuk pengoperasian menghidupkan suatu mesin dengan beberapa tombol start ditekan bersamaan, rangkaian seperti ini digunakan untuk pengoperasian secara tidak sembarangan dan harus serentak dalam pengoperasiannya. Rangkaian ini sering digunakan untuk pengaturan-pengaturan mesin, terutama pada pengamanan awal untuk perangkat mekanik. Contohnya mesin stempel logam, mesin stempel ini tidak akan bekerja sampai kedua tangan operator keluar dari daerah berbahaya. 29

30 BAB VI Rangkaian Operasi Secara Berurutan Pendahuluan System pengaturan kontaktor secara berurutan yaitu adanya saling keterkaitan antara kontaktor, dimana kerja dari kontaktor berikutnya dipengaruhi dari kontaktor sebelumnya. Dengan demikian apabila salah satu dari kontaktor bekerja (ON) sehingga kontaktor berikutnya dapat dioperasikan. Alat-Alat Yang Diperlukan 1. Kontaktor : 1 buah 2. Tombol Tekan NO : 2 buah 3. Tombol Tekan NC : 1 buah 4. Lampu Tanda : 1 buah 5. Papan Penghubung : 1 buah 6. Kabel secukupnya 7. AC Power Supply Diagram Kontrol 30

31 Diagram Pengawatan Chart Diagram 31

32 Analisa dan kesimpulan Analisa Rangkaian Kumparan kontaktor 1 dioperasikan oleh tombol tekan NO (S2), dan kumparan kontaktor 2 dioprasikan oleh tombol tekan NO (S3). Setiap kontaktor melangsungkan kontak terus-menerus melalui terminal 13/14. Lampu tanda H1 menyala jika kontaktor 1 bekerja, lampu tanda H2 menyala jika kontaktor 2 bekerja. Pemutusan control tegangan ke rangkaian (pemutusan untuk kedua kontaktor) dilakukan oleh tombol tekan NC (S1). Kumparan kontaktor 1 dan kontaktor 2 dapat bekerja secara bersaman ataupun sendiri-sendiri. Kesimpulan Rangkaian control ini biasanya digunakan untuk pengoprasian beberapa motor didunia industri. Operasi rangkian ini dapat terjadi karena tombol NO (S2 & S3) dihubungkan secara paralel. 32

33 BAB VII Rangkaian Operasi Interlock Bersama Pendahuluan System ini dikatakan saling mengunci/interlock yaitu karena adanya kontaktor saling bertolak belakang (mengunci antara dua atau lebih dengan salah satunya. Sehingga apabila salah satu kontaktor (K1) bekerja (ON) maka kontaktor lainnya (K2) tidak dapat dioperasikan (OFF) begitu juga sebaliknya. Alat-Alat Yang Diperlukan 1. Kontaktor : 1 buah 2. Tombol Tekan NO : 2 buah 3. Tombol Tekan NC : 1 buah 4. Lampu Tanda : 1 buah 5. Papan Penghubung : 1 buah 6. Kabel secukupnya 7. AC Power Supply Diagram Kontrol 33

34 Diagram Pengawatan Chart Diagram 34

35 Analisa dan kesimpulan Analisa Rangkaian Kumparan kontaktor 1 dioprasikan oleh tombol tekan NO (S2).kontaktor bekerja dan melangsungkan kontak terus menerus melalui terminal13/14. Pada saat yang sama kontak NC (41/42) terbuka dan memutus rangkaian pengaturan kumparan kontaktor 1. Dengan kata lain kumparan kontatoktor 2 tidak dapat dioperasikan melalui tombol trkan S3 apabila kontaktor 1 masih bekerja. Dan sebaliknya kumparan kontaktor 1 tidak dapat bekerja apabila kumparan kontaktor 2 masih bekerja. Lampu tanda H1 menyala jika kontaktor 1 bekerja, lampu tanda H2 menyala jika kontaktor 2 bekerja. Tombol tekan S1 sebagai pemutus rangkaian. Kesimpulan Rangkaian ini biasanya digunakan untuk pengoprasian arah putaran motor sacara tidak langsung. Apabila motor sedang berputar kekanan maka rangkaian harus diputus agar dapat mengganti arah putaran motor menjadi kearah kiri. 35

36 BAB VIII Rangkaian Operasi Interlok dengan Menggunakan Tombol Interlok Pendahuluan System ini dikatakan saling mengunci / interlock yaitu karena adanya kontaktor sehingga bertolak belakang (mengunci dua atau lebih dengan salah satunya). Dengan menggunakan tombol tekan interlock kita tidak perlu lagi memutus rangkaian untuk menghidupkan rangkaian atau kontaktor yang lain, karena dengan menekan tombol tekan NO dari setiap kontaktor, salah satu kontaktor akan terputus secara otomatis seiring dengan ditekannya salah satu kontaktor yang lain tanpa meng-off kan rangkaian yang sedangberoperasi. Alat-Alat Yang Diperlukan 1. Kontaktor : 1 buah 2. Tombol Tekan NO : 2 buah 3. Tombol Tekan NC : 1 buah 4. Lampu Tanda : 1 buah 5. Papan Penghubung : 1 buah 6. Kabel secukupnya 7. AC Power Supply Diagram Kontrol 36

37 Diagram Pengawatan Chart Diagram 37

38 Analisa dan kesimpulan Analisa Rangkaian Kumparan kontaktor 1 dioprasikan oleh tombol tekan NO/NC (S2) dan kumparan 2 dioperasikan oleh tombol tekan NO/NC (S3). Pemutusan rankaian dilakukan oleh tombol tekan NC (S1). Kumparan kontatoktor 2 tidak dapat bekerja apabila kontaktor 1 masih bekerja. Dan sebaliknya kumparan kontaktor 1 tidak dapat bekerja apabila kumparan kontaktor 2 masih bekerja. Hal tersebut dapat bekerja karena kontaktor 1 tergantung pada terminal kontaktor 2 dan sebaliknya kontaktor 2 tergantung pada terminal kontaktor 1. Kesimpulan Rangkaian ini biasanya digunakan untuk pengoprasian arah putaran motor secara tidak langsung. Apabila motor sedang berputar kekanan maka rangkaian harus diputus agar dapat mengganti arah putaran motor menjadi kearah kiri. 38

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian

Lebih terperinci

BAB VII CONTOH APLIKASI PROGRAM PLC

BAB VII CONTOH APLIKASI PROGRAM PLC BAB VII CONTOH APLIKASI PROGRAM PLC Setelah mempelajari teori tentang PLC pada bab sebelumnya, sekarang akan kita pelajari bagaimana cara meng-aplikasikan PLC untuk mengendalikan sistem kontrol otomatis,

Lebih terperinci

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk 3 motor induksi 3 fasa II. DASAR

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

RANGKAIAN DASAR KONTROL MOTOR LISTRIK

RANGKAIAN DASAR KONTROL MOTOR LISTRIK RANGKAIAN DASAR KONTROL MOTOR LISTRIK A. RANGKAIAN KONTROL DASAR a. Rangkaian utama Rangkaian utama adalah gambaran rangkaian beban dan kotak kontak utama kontaktor serta kontak breaker dan komponen pengaman

Lebih terperinci

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET http://erick-son1.blogspot.com/2009/10/mengoperasikan-motor-3-fasa-dengan.html JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik yang dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata lain

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK CONTOH PANEL KENDALI MOTOR KONTAKTOR MAGNETIK DC (RELE) KONTAKTOR MAGNETIK AC TOMBOL TEKAN DAN RELE RANGKAIAN KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK UNTUK PENGENDALIAN

Lebih terperinci

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

TI3105 Otomasi Sistem Produksi TI105 Otomasi Sistem Produksi Diagram Elektrik Laboratorium Sistem Produksi Prodi. Teknik Industri @01 Umum Hasil Pembelajaran ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISSA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISSA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISSA Pada bab ini akan membahas tentang pengujian alat dan analisis untuk masing-masing bagian dari alat yang sudah dibuat diantaranya yaitu rangkaian power supply, rangkaian

Lebih terperinci

Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI

Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI Diagram Listrik Ladder Diagram Garis Tipis dan Garis Tebal Sirkit Daya dan Sirkit Kontrol Penamaan Komponen (Huruf dan Angka) Penomeran Kabel Garis terputus-putus :

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Untuk mengetahui apakah suatu program yang telah dibuat dapat berjalan sesuai dengan fungsinya, maka dilakukan pengujian. Pengujian ini dilakukan langsung pada

Lebih terperinci

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal : Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Jurusan Pend. Teknik Elektro Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa Nim : 1224040001 Fakultas Teknik Sistem DOL (Direct elompok : VIII (Pagi) Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Hasil Pengujian Perangkat Keras Pengujian pada prototype elevator atau lift ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian, yaitu pengujian terhadap perangkat-perangkat

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift BAB III CARA PEMBUATAN ALAT Miniatur lift yang akan dibuat adalah lift pada gedung tiga lantai. Miniatur lift adalah lift yang tanpa pintu (pintu manual). Setiap lantai memiliki tiga tombol yaitu dua tombol

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR I. Tujuan : 1. Mengenal generator 2. Memahami cara kerja generator dan pengaturannya II. Peralatan yang Dibutuhkan : Peralatan keselamatan Modul percobaan Kebel jumper

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

DESAIN DAN INSTALASI TENAGA LISTRIK

DESAIN DAN INSTALASI TENAGA LISTRIK BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM DESAIN DAN INSTALASI TENAGA LISTRIK Nama :... NIM :... JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER 2017 i JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan

Lebih terperinci

UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR

UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR I. TUJUAN 1. Agar praktikan dapat memahami prinsip kerja dan penggunaan magnetic contactor untuk menjalankan motor induksi tiga fase

Lebih terperinci

BAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi :

BAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi : BAB I PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi : A. Tahapan pengendalian motor listrik pada sistem kendali elektromagnetik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya

Lebih terperinci

Crane Hoist (Tampak Atas)

Crane Hoist (Tampak Atas) BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi

Lebih terperinci

Perancangan Pembuatan Pengasut Pada Motor Kapasitor 1 Phase

Perancangan Pembuatan Pengasut Pada Motor Kapasitor 1 Phase Perancangan Pembuatan Pengasut Pada Motor Kapasitor 1 Phase Eka Nur Fahmianto 1 Universitas PGRI Madiun e.n.fahmianto@gmail.com Abstract.Perkembangan teknologi di masa sekarang sangat pesat pertumbuhannya

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) 13.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan

Lebih terperinci

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET Wandi Perdana 1, Tohari 2, Sabari 3 D3Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jln.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL) Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) 1. Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih

Lebih terperinci

PEMBUATAN TRAINER INSTALASI MOTOR 3 PHASE

PEMBUATAN TRAINER INSTALASI MOTOR 3 PHASE P-ISSN: 2477-8346 JUPITER (Jurnal Pendidikan Teknik Elektro) E-ISSN: 2477-8354 Volume 1, Nomor 2, Edisi Oktober 2016, 81-90 jupiterfptk@ikippgrimadiun.ac.id PEMBUATAN TRAINER INSTALASI MOTOR 3 PHASE Jefri

Lebih terperinci

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay) MAKALAH TIMER / TDR (Time Delay Relay) DISUSUN OLEH : MUH. HAEKAL SETO NUGROHO 5115116360 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 Latar Belakang Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI 2.1 Pengertian Pengontrolan Pengontrolan dapat diartikan sebagai pengaturan dan pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

Lebih terperinci

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu : Nama : Setyawan Rizal Nim : 09501244010 Kelas : D PHB (PANEL HUBUNG BAGI) PHB adalah merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding) Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah (Separate Winding) 1. Tujuan 1.1 Mengidentifikasi terminal motor dua kecepatan dua lilitan terpisah (separate winding) 1.2 Menjelaskan tujuan dan fungsi

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik

Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : Memahami Cara Mengoperasikan Sistem Pengendali Berbasis Elektromagnetik B. Sub

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ 18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada

Lebih terperinci

USER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI 2 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK NEGERI 3 BOYOLANGU CREW

Lebih terperinci

Optimasi Jaringan Saraf Listrik Sebagai Virtual Praktikum Kendali dan Otomasi Proses

Optimasi Jaringan Saraf Listrik Sebagai Virtual Praktikum Kendali dan Otomasi Proses Optimasi Jaringan Saraf Listrik Sebagai Virtual Praktikum Kendali dan Otomasi Proses Suhendar 1 dan Anggoro Suryo Pramudyo 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, suhendar@ft-untirta.ac.id

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LPORN PRKTIKUM INSTLSI PENERNGN Kelompok : 10 Nama Praktikan : 1. inun Nidhar 2. Jeffry Manatar Kelas Dosen Pembimbing : 2E : P. Janus, MT. Tanggal Penyerahan : 3 Mei 2013 Ir. Benhur Nainggolan, MT TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan. 33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB I PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Fungsi Relay Tegangan Lebih Tipe BE4-27/59 4.1.1 Tujuan 1. Melaksanakan praktikum pengujian fungsi relay tegangan lebih tipe BE4-27/59. 2. Mengetahui cara fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Teknologi selalu berkembang mengikuti perubahan zaman. Saat ini teknologi sudah ada di setiap lini kehidupan. Teknologi mempermudah manusia mengatasi suatu permasalahan.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan Sakelar Elektromagnetik dari Y ke Motor Listrik Induksi 3 Fasa pada prosiding seminar pengelolaan

Lebih terperinci

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG I. TUJUAN 1. Praktikan dapat melakukan pengasutan serta membalik putaran motor tiga fase

Lebih terperinci

Semua Timer diatas menggunakan jenis timer OnDellay. Untuk jenis-jenis timer bisa dilihat sebagai berikut:

Semua Timer diatas menggunakan jenis timer OnDellay. Untuk jenis-jenis timer bisa dilihat sebagai berikut: 1. Diagram ladder aplikasi PLC Lampu lalu lintas. Lampu lalulintas atau trafight light dapat dibuat menggunakan PLC. dengan memanfaatkan timer yang terdapat pada PLC kita bisa membuat lampu lalulintas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK Ma arif 1 Piyungan Mata Pelajaran : Perbaikan Peralatan Listrik Rumah Tangga Kelas/Semester : XI / Ganjil Materi Pokok : Definisi perbaikan dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : Komputer juga dapat digunakan untuk mengontrol lampu listrik rumah dengan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR BAB II SISTEM PEMANASAN AIR Konsep dasar sistem pemanasan air ini memiliki 3 tahapan utama yang saling berhubungan. Tahapan pertama, yaitu operator menjalankan sistem melalui HMI InTouch. Operator akan

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN KIPAS ANGIN DENGAN LAMPU NEON & RADIO AM/FM POWER AC/DC ISI ULANG

PETUNJUK PENGGUNAAN KIPAS ANGIN DENGAN LAMPU NEON & RADIO AM/FM POWER AC/DC ISI ULANG PETUNJUK PENGGUNAAN KIPAS ANGIN DENGAN LAMPU NEON & RADIO AM/FM POWER AC/DC ISI ULANG MODEL: EF70 PERINGATAN: ISILAH BATERAI PADA SAAT CAHAYA LAMPU MEREDUP KETERANGAN GAMBAR 1. TUTUP BELAKANG KIPAS 11.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Dasar Komponen-Komponen Panel Listrik dan Fungsinya 3.1.1 Saklar magnet/magnetic contactor Gambar 3.1 Kontaktor Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung rangkaian

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/EKO221/04 Revisi : 01 31 Oktober 2011 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi : Setelah melakukan melakukan pengamatan/observasi, diharapkan mahasiswa dapat memilih, menggunakan alat-alat/instrumen,yang

Lebih terperinci

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui dan memahami prinsip kerja dari pengasutan bintang-delta, serta mengetahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kontaktor Kontaktor merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menyambungkan atau memutuskan arus listrik AC. Kontaktor atau sering juga disebut dengan istilah relay. Prinsip

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

Gambar Konstruksi Kontaktor Magnit Merk HKE HRM1-5-DC12V

Gambar Konstruksi Kontaktor Magnit Merk HKE HRM1-5-DC12V MEMBUAT LAMPU HAZARD SEPADA MOTOR Lampu Hazard sering dikaitkan dengan lampu sein karena berada pada tempat yang sama. Bedanya ketika lampu hazard dihidupkan maka lampu sein kanan kiri akan hidup secara

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC Disusun Oleh: DONY SETIYAWAN D 400 100 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

BAB III METODE DAN PERANCANGAN BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

Arti Pole dan Throw pada Relay

Arti Pole dan Throw pada Relay Pengertian Relay Relay adalah komponen elektronika berupa saklar atau switch yang dioperasikan menggunakan listrik. Relay juga biasa disebut sebagai komponen elektromekanikal yang terdiri dari dua bagian

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1 MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1 Edhy Andrianto L2F 303438 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Pengaturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan

Lebih terperinci

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun 2007 1 Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun 2007 2 Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun 2007 3 PENGATURAN ARUS STARTING DAN KECEPATAN MOTOR DC PENGUAT MEDAN SERI MENGGUNAKAN PLC

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:??????????????????????????????????

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1 DC TRACTION MK. Transportasi Elektrik Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1 DC TRACTION Motor DC adalah andalan penggerak traksi listrik pada motor listrik dan motor

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Hasil Pengujian Perangkat Keras Pengujian pada prototype elevator atau lift ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian, yaitu pengujian terhadap perangkat-perangkat

Lebih terperinci

NO NAMA BARANG SPESIFIKASI JUMLAH

NO NAMA BARANG SPESIFIKASI JUMLAH BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Perencanaan dan Perhitungan Bahan Dalam pengoperasian motor induksi tiga fasa direncanakan menggunakan PLC ZEN, sebagai alat control utamanya. Selain PLC ZEN juga

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL 28 RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL D. L. Zariatin *, E. H. O. Tambunan, A. Suwandi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Pancasila * Email:

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L DESIGN AND IMPLEMENTATION OF DOMESTIC ELECTRICAL INSTALATION AND WATER PUMPING SIMULATOR USING PLC

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci