BAB III PERANCANGAN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERANCANGAN SISTEM"

Transkripsi

1 BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat mekanik dan perangkat elektronik, sedangkan perancangan perangkat lunak berupa program untuk mengendalikan perangkat elektronik. Dua bagian perancangan ini memiliki kerja yang berbeda beda, tetapi harus dijalankan bersama sehingga membentuk suatu sistem yang baik. 3.1 Perangkat Keras Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perancangan perangkat keras sistem yang terdiri dari perancangan mekanik dengan merancang tangki air dan perancangan perangkat elektronik dengan menggunakan komponen komponen yang digunakan Perangkat Mekanik Mekanik yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebuah tangki berbentuk silinder yang terbuat dari alumunium. Tangki yang dirancang pada skripsi ini mempunyai dimensi dengan tinggi 50 cm dan diameter 40 cm. Pada tangki terpasang beberapa komponen, yaitu solenoid valve electric, saklar transistor, elemen pemanas dan termokopel. Tata letak komponen pada tangki dapat dilihat pada Gambar 3.1. Ada 3 buah pin yang digunakan sebagai saklar transistor pada tangki, 2 buah pin digunakan sebagai saklar transistor untuk batas atas dan batas bawah air, yang 1 buah lagi digunakan sebagai ground saklar transistor. Letak saklar transistor di bagian bawah berjarak 15 cm dari tepi bagian bawah sedangkan pada bagian atas berjarak 9 cm dari tepi bagian atas tangki, untuk ground saklar berjarak 5 cm dari tepi bagian bawah tangki. Terdapat 2 buah 13

2 solenoid valve electric pada tangki bagian atas dan tangki bagian bawah. Pada tangki bagian atas, solenoid valve electric berjarak 5 cm dari tepi bagian atas tangki dan berfungsi sebagai keran otomatis untuk masuknya air ke dalam tangki, sedangkan pada solenoid valve electric di tangki bagian bawah berjarak 5 cm dari tepi bagian bawah dan berfungsi sebagai keran otomatis untuk keluarnya air dari tangki. Dua buah elemen pemanas dan sebuah termokopel terdapat di bagian bawah tangki dan masing masing terletak 10 cm dari tepi bagian bawah tangki. Berikut merupakan gambar perancangan tangki pemanas air dan realisasi tangki tampak depan dan tampak samping. Gambar 3.1. Perancangan Tangki Pemanas Air 14

3 Diameter 40 cm Jari-Jari 20 cm Gambar 3.2. Tangki Tampak Atas Tinggi 50 cm Gambar 3.3. Tangki Tampak Samping 15

4 Tangki ini mempunyai volume air secara penuh sebesar 62,8 liter, volume air yang akan dipanaskan sebesar 51,5 liter dan volume air yang akan dikeluarkan sebesar 32,6 liter. Dengan spesifikasi dan perhitungan volume air sebagai berikut : Diameter (d) = 40 cm Jari-Jari (r) = 20 cm Tinggi (t 1 ) = 50 cm Batas air pada saklar atas = 9 cm Batas air pada saklar bawah = 15 cm Tinggi air (t air_panas ) = 50 cm - 9 cm = 41 cm Tinggi air (t air_keluar ) = 50 cm - 9 cm - 15 cm = 26 cm Volume tangki (secara penuh) : V = πr 2 t 1 V = 3,14 (20) 2 cm 50 cm V = 3, cm 50 cm V = cm V = 62,8 cm 3 V = 62,8 liter Volume air yang dipanaskan : V = πr 2 t air_panas V = 3.14 (20) 2 cm 41 cm V = 3, cm 41 cm V = cm V = 51,5 cm 3 V = 51,5 liter Volume air yang dikeluarkan : V = πr 2 t air_keluar V = 3,14 (20) 2 cm 26 cm V = 3, cm 26 cm V = cm V = 32,6 cm 3 V = 32,6 liter 16

5 3.1.2 Perangkat Elektronik Perangkat elektronik yang diwujudkan pada sistem dalam skripsi ini yaitu PLC OMRON CPM2A-40CDR-A, PLC Analog OMRON C200H-MAD01, saklar transistor, kontaktor, relay, solenoid valve electric, elemen pemanas, termokopel, modul penguat termokopel, dan catu daya. Berikut adalah skematik bagian elektrik serta penjelasan masing masing bagiannya PLC OMRON CPM2A-40CDR-A Sistem pemanas air ini menggunakan PLC OMRON CPM2A-40CDR-A. Dengan 40 I/O yang terdiri dari 24 input dan 16 output. Fungsi utama PLC ini adalah sebagai pengendali utama sistem. Gambar 3.4. PLC OMRON CPM2A-40CDR-A 17

6 Gambar 3.5. Bagian PLC OMRON CPM2A-40CDR-A Sumber tegangan dari PLC OMRON CPM2A-40CDR-A sebesar 24 VDC digunakan sebagai catu daya untuk rangkaian input pada sistem. Pengkabelan (wiring) pada PLC untuk perangkat keras sebagai input dan output dapat di lihat pada gambar 3.6. Fungsi fungsi yang dijalankan oleh PLC OMRON CPM2A- 40CDR yaitu: 1. Untuk menjalankan keseluruhan kerja sistem. 2. Untuk menghidupkan dan mematikan solenoid valve electric. 3. Untuk menerima keluaran saklar transistor sebagai input. 4. Untuk membaca keluaran PLC analog OMRON C200H-MAD01 dari termokopel. 5. Untuk menghidupkan dan mematikan elemen pemanas. 6. Untuk menghubungkan sistem dengan HMI Wonderware InTouch. 7. Untuk menerima data masukan dari tombol push button. 8. Untuk memberikan proteksi pada kerja sistem. 18

7 19 Gambar 3.6. Diagram Wiring Sistem Pengontrolan Tangki Pemanas Air Pada PLC OMRON CPM2A-40CDR-A

8 Tabel 3.1. Daftar Penggunaan Pin Pada PLC OMRON CPM2A-40CDR-A PIN PIN PIN PIN PIN PIN PIN PIN PIN PIN PIN PIN PIN PIN KETERANGAN SAKLAR TRANSISTOR ATAS SAKLAR TRANSISTOR BAWAH PUSH BUTTON FILL_ON PUSH BUTTON 70 o C PUSH BUTTON 65 o C PUSH BUTTON 60 o C PUSH BUTTON 55 o C PUSH BUTTON EMPTY_ON PUSH BUTTON EMPTY_OFF PUSH BUTTON EMERGENCY (STOP) SOLENOID VALVE ELECTRIC ATAS SOLENOID VALVE ELECTRIC BAWAH ELEMEN PEMANAS PLC Analog OMRON C200H-MAD01 PLC Analog OMRON C200H-MAD01 merupakan unit komponen expansion I/O dari PLC OMRON CPM2A-40CDR-A. Dengan 3 I/O yang terdiri dari 2 input dan 1 output. PLC analog mempunyai input dan output berupa nilai tegangan dan arus, rentang nilai tegangan dan arus pada input dan output PLC analog adalah 0 10 VDC atau 1 5 VDC dan 4 20 ma [5]. Fungsi utama PLC analog ini pada sistem adalah untuk membaca suatu nilai tegangan keluaran yang dihasilkan sistem dan akan masuk ke PLC utama (CPU Unit) supaya data dapat di program untuk kerja sistem. PLC Analog di sini akan membaca nilai tegangan keluaran dari termokopel dan akan di program menjadi suatu nilai berupa bit yang akan dikonversikan dan digunakan sebagai indikator nilai suhu. Termokopel akan masuk ke modul penguat termokopel, lalu keluaran penguat termokopel akan masuk ke pin V IN pada PLC analog, di mana keluaran penguat termokopel berupa nilai tegangan sehingga akan masuk ke pin input PLC analog yang berupa nilai tegangan juga. 20

9 Gambar 3.7. PLC Analog OMRON C200H-MAD Kontaktor Magnet (Magnetic Contactor) Kontaktor berfungsi sebagai pengaman PLC dari elemen pemanas, karena merupakan pemutus dan penghubung tegangan PLC ke elemen pemanas. Kontaktor pada pin A2 akan mendapatkan output dari relay yang terhubung oleh PLC dan kontaktor pada pin 2T1 dan 4T2 akan terhubung ke elemen pemanas. Kontaktor yang digunakan mempunyai kemampuan daya 5,5 KWatt, kemampuan menghantarkan arus sebesar 40 A dan kemampuan tegangan dari kumparan magnet VAC. Sumber tegangan yang dibutuhkan untuk mengaktifkan kontaktor sebesar 220 VAC. 21

10 Gambar 3.8. Kontaktor Magnet (Magnetic Contactor) Relay Relay merupakan saklar yang berfungsi sebagai pemutus dan penghubung tegangan. Kondisi relay akan NO (Normally Open) apabila koil pada relay dalam keadaan tidak terhubung arus listrik, sehingga kontak yang ada pada relay dalam kondisi terbuka atau tidak terhubung dan kondisi relay akan NC (Normally Close) apabila koil pada relay dalam keadaan terhubung arus listrik, sehingga kontak yang ada pada relay dalam kondisi tertutup atau terhubung [6]. Relay yang digunakan yaitu relay 24 VDC, yang mempunyai kemampuan kerja pada tegangan 28 VDC dan 240 VAC, serta mampu menghantarkan arus sebesar 5 A, sehingga relay dapat bekerja dan mengaktifkan komponen pada tegangan DC maupun AC. Pada sistem pemanas air ini, relay digunakan sebagai saklar yang dapat mengaktifkan input dan output pada PLC. Komponen yang diaktifkan oleh relay yaitu : 1. Input PLC pada pin dan dari saklar transistor atas dan saklar transistor bawah yang mendapat tegangan 24 VDC (gambar dan 3.16.). 22

11 2. Solenoid valve electric sebagai output dari PLC dengan pin dan yang menggunakan tegangan kerja 220 VAC (gambar dan 3.11.). 3. Kontaktor sebagai output dari PLC dengan pin yang akan mengaktifkan elemen pemanas, dengan menggunakan tegangan kerja 220 VAC (gambar 3.12.). Gambar 3.9. Relay Omron 24 VDC Gambar Relay Pada Solenoid Valve Electric Atas 23

12 Gambar Relay Pada Solenoid Valve Electric Bawah Gambar Relay Pada Kontaktor dan Elemen Pemanas Solenoid Valve Electric Jenis valve yang digunakan pada sistem adalah Solenoid Valve Electric dengan ukuran pipa keluaran 1/2 inch. Sumber tegangan yang dibutuhkan untuk mengaktifkan solenoid valve electric ini sebesar 220 VAC. Katup pada solenoid valve electric akan terbuka jika diberikan tegangan 220 VAC dan katup akan menutup jika tidak ada tegangan masukan [7]. Solenoid valve electric ini berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air yang akan masuk ke dalam tangki untuk bagian atas dan aliran air yang akan keluar dari tangki untuk bagian bawah. 24

13 Pada bagian atas tangki, solenoid valve electric pada terminal masukan (Inlet Port) terpasang selang yang terhubung pada keran air PDAM, sedangkan pada bagian terminal keluaran (Outlet Port) terhubung pada badan tangki untuk dapat mengalirkan dan mengisi air ke dalam tangki. Pada bagian bawah tangki, solenoid valve electric pada terminal masukan (Inlet Port) terhubung pada badan tangki, sedangkan bagian terminal keluaran (Outlet Port) untuk dapat mengalirkan dan mengeluarkan air dari dalam tangki. Gambar Solenoid Valve Electric Gambar Struktur Bagian Dalam Solenoid Valve Electric 25

14 Pada perancangan sistem, salah satu kabel pada solenoid valve electric terhubung dengan relay pada kaki no. 9 dan kaki no. 5 pada relay terhubung dengan catu daya 220 VAC. Sedangkan satu kabel lainnya pada solenoid valve electric langsung terhubung pada ground. Relay solenoid valve electric tersebut terhubung pada pin untuk solenoid valve electric atas dan pin untuk solenoid valve electric bawah sebagai keluaran dari PLC Modul Saklar Transistor Saklar ini menggunakan transistor PNP TIP32C yang memerlukan tegangan sebesar 24 VDC. Saklar ini berfungsi untuk menentukan batas level air bagian atas dan bawah pada tangki. Saklar transistor ini digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya air pada tangki. Skematik saklar transistor dapat dilihat pada gambar untuk saklar transistor bagian atas dan gambar untuk saklar transistor bagian bawah. Pada tangki air, jarak antara saklar transistor bagian atas dan bagian bawah sebesar 26 cm. Saklar transistor bagian atas akan bekerja secara NC ketika mendeteksi adanya air dan bekerja secara NO jika tidak ada air, sebaliknya untuk saklar transistor bagian bawah akan bekerja secara NO ketika mendeteksi adanya air dan bekerja secara NC jika tidak ada air. Karena transistor yang digunakan adalah PNP, maka pada kaki emitor transistor mendapat masukan tegangan 24 VDC, sedangkan kaki kolektor terhubung dengan relay pada kaki no. 14. Untuk memicu transistor tersebut pada kaki basis terhubung dengan pin saklar yang ada pada badan tangki. Apabila pin saklar terendam air maka saklar akan bernilai 1 dan selanjutnya memicu transistor dengan memberikan tegangan sebesar 24 VDC pada kaki relay [8]. 26

15 V4 24V +V Q2 PNP RLY2 24VSPDT PLC R2 1k W1 W2 Gambar Rangkaian Saklar Transistor Bagian Atas V1 24V +V V2 24V +V Q1 PNP RLY1 24VSPDT PLC R1 1k W3 W4 Gambar Rangkaian Saklar Transistor Bagian Bawah Nilai R 1 = 1k di dapat dari : R 1 = V B V BE I B max R 1 = 24 V 0,7 V 1 A R 1 = 23,3 Ω Jadi nilai R 1 maksimal = 23,3 Ω 27

16 Transistor sebagai saklar di sini memanfaatkan mode saturasi dan cut off untuk menyambung dan memutuskan tegangan. Transistor akan saturasi pada saat VBE 0,7 V di mana nilai VCE = 0,2 V sedangkan transistor akan cut off pada saat VBE 0,7 V dan IC = 0 A Elemen Pemanas Air (Water Heater Element) Elemen pemanas merupakan suatu komponen yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi panas. Elemen pemanas berfungsi untuk memanaskan air. Elemen pemanas yang digunakan pada sistem ini ada 2 buah dan masing masing mempunyai daya 1000 Watt dan tegangan masukan 240 VAC, sehingga dapat di hitung berapa lama waktu yang diperlukan untuk memanaskan 51 liter air yang ada di dalam tangki. Daya elemen pemanas (P) = 2000 Watt Volume air (V) = 51 liter Massa jenis air = 1000 kg/m 3 Massa air = ρ V = 1000 kg/m 3 ( m 3 ) = 51 kg Kalor jenis air = 4200 Joule/kg Suhu awal (T 1 ) = 0 Suhu akhir (T 2 ) = 70 T = T 2 -T 1 = 70 Waktu yang diperlukan untuk memanaskan 51 liter air : Q = mc T Q = 51 kg (4200 Joule/kg ) (70 ) Q = Joule Q = P t t = Q P Joule t = 2000 Watt t = 7497 s 28

17 t = 7497 s = 124,95 menit ,95 menit t = = 2 jam 8 menit 60 Jadi waktu yang diperlukan untuk memanaskan air dalam tangki sebanyak 51 liter dengan menggunakan elemen pemanas yang mempunyai daya 2000 Watt adalah 2 jam 8 menit [10] [11] [12]. Total daya pemanas : Hambatan dalam pemanas : R 1 = 56 Ω R 2 = 58 Ω Di pasang pararel = = 28,49 Ω P = V2 R P = (220 V)2 28,49 Ω P = 1698,84 Watt Jadi total daya yang diperlukan pemanas untuk memanaskan air dalam tangki adalah 1698,84 Watt. Gambar Elemen Pemanas Air (Water Heater Element) 29

18 Termokopel (Thermocouple) Termokopel yang digunakan adalah termokopel tipe K. Termokopel tipe K dapat membaca suhu dari o C dan mempunyai sensitivitas 40,44 µv/ o C, tetapi batas suhu yang akan di baca pada sistem ini adalah dari o C [9] [13]. Nilai tegangan yang dihasilkan termokopel terlalu kecil, sehingga membutuhkan modul penguat termokopel agar nilai tegangan yang dihasilkan dapat terbaca oleh voltmeter dan PLC analog. Gambar Termokopel Tipe K Modul Penguat Termokopel (Thermocouple Amplifier) Rangkaian penguat termokopel tipe K menggunakan IC AD595A yang mempunyai tegangan masukan +5 V sampai ± 15 V dan ralat suhu ± 3 o C di atas suhu 25 o C. Penguat termokopel ini menggunakan Single Supply, yaitu dapat membaca suhu dari o C tergantung pada tegangan catu daya yang diberikan, o C jika mendapat catu daya +5 V dan o C jika mendapat catu daya ±15 V [13]. Penguat termokopel pada sistem mendapatkan catu daya sebesar 5 VDC, sehingga dapat membaca suhu dari o C. 30

19 Rumus konversi dari termokopel untuk keluaran AD595A : Output AD595A = (Termokopel Type K Voltage + 11 μv) 247,3 Untuk suhu 60 o C : Output AD595A = (2,436 mv mv) 247,3 Output AD595A = 605,14 mv Hasil yang di dapat sama dengan yang ada di datasheet untuk IC AD595A. Gambar Rangkaian Dalam IC AD595A Gambar Rangkaian Modul Penguat Termokopel dan Saklar Transistor 31

20 Panel Box Panel box adalah modul antarmuka sistem yang berisi komponen komponen listrik di mana operator dapat mengendalikan sistem atau mengontrol sistem, panel box juga dapat berfungsi sebagai pengaman dan kerapihan suatu instalasi listrik. Pada bagian antar muka panel box ini terdapat (dapat di lihat pada gambar 3.21.): 1 buah tombol start untuk pengisian air, yaitu tombol Fill_ON untuk mengalirkan air masuk ke tangki. 2 buah tombol untuk pengosongan air, yaitu tombol Empty_ON untuk mengeluarkan air dari tangki dan tombol Empty_OFF untuk memberhentikan air keluar dari tangki. 4 buah tombol pilihan untuk menentukan suhu yang diinginkan, yaitu tombol 70 C, 65 C, 60 C, dan 55 C. 1 buah tombol untuk keadaan darurat atau untuk menghentikan proses jalannya sistem, yaitu tombol Emergency (STOP). Pada bagian dalam panel box terdapat, 1 buah PLC OMRON CPM2A- 40CDR-A, 1 buah PLC Analog OMRON C200H-MAD01, 5 buah relay 24 VDC, 1 buah kontaktor, rangkaian saklar transistor PNP TIP32C dan modul penguat termokopel IC AD595A, dan komponen listrik lainnya (dapat di lihat pada gambar 3.22.) Catu Daya Catu daya berfungsi untuk memberikan tegangan dan arus pada perangkat yang terdapat pada sistem pemanasan air. Sistem ini menggunakan 3 buah catu daya yaitu catu daya 220 VAC, 24 VDC dan 5 VDC. Catu daya 220 VAC berasal dari sumber tegangan PLN, dimana catu daya 220 VAC merupakan sumber tegangan utama pada PLC, solenoid valve electric, kontaktor dan elemen pemanas. Catu daya 24 VDC berasal dari keluaran tegangan pada PLC OMRON CPM2A-40CDR-A, catu daya 24 VDC merupakan 32

21 Gambar Antar Muka Panel Box Push Button PLC OMRON Relay Gambar Bagian Dalam Panel Box PLC Analog Terminal Listrik Kontaktor Rangkaian Saklar Transistor & AD595A 33

22 sumber tegangan pada relay dan saklar transistor. Sedangkan catu daya 5 VDC berasal dari power supply yang terpisah, catu daya 5 VDC merupakan sumber tegangan untuk modul penguat termokopel Perangkat Lunak Sistem menggunakan 2 macam perangkat lunak yang dapat mengawasi dan mengendalikan proses kerja sistem. Perangkat lunak yang digunakan adalah program CX-Programmer pada PLC dan program HMI InTouch pada WIT. Program PLC sebagai pengendali utama sistem, sedangkan program HMI merupakan user interface (UI) yang berfungsi sebagai sarana interaksi operator dengan sistem yang dirancang. Melalui bagian ini operator dapat mengawasi dan mengaktifkan peralatan elektronik yang terhubung dengan PLC. HMI secara keseluruhan terhubung dan dikendalikan oleh bagian pengendali utama yaitu PLC. Berikut ini akan dijelaskan mengenai diagram alir program yang mewakili proses kerja sistem pemanas air Program PLC Program PLC sebagai pengendali utama sistem pemanas air mempunyai 3 tahap kerja yaitu : 1. Bagian pengisian air 2. Bagian pemanasan air 3. Bagian pengosongan air Gambar untuk diagram alir program pada bagian pengisian dan pemanasan air, gambar untuk diagram alir program pada bagian pengosongan air. Berikut penjelasan mengenai masing masing tahapan kerja beserta gambar diagram alir program. 34

23 Gambar Diagram Alir Pengisian dan Pemanasan Air 35

24 Gambar Diagram Alir Pengosongan Air 36

25 Bagian Pengisian Air Pada saat operator menekan tombol Fill_ON pada layar HMI atau pada panel, maka keluaran PLC pada pin akan mengaktifkan relay di pin no. 5 dan 9 yang terhubung ke solenoid valve electric bagian atas, sehingga solenoid valve electric mendapat tegangan sebesar 220 VAC yang akan membuka katup dan mulai mengalirkan air dari sumber air (PDAM) untuk memenuhi tangki. Pada saat air mengalir ke dalam tangki, saklar transistor yang ada di bagian atas tangki akan mendeteksi apakah air sudah mencapai pin saklar pada batas atas air yang sudah ditentukan atau belum. Jika air sudah mencapai pin saklar transistor pada kaki basis maka saklar transistor di kaki kolektor akan mendapat tegangan sebesar 24 VDC yang akan mengaktifkan relay di pin no. 13 dan 14. Relay akan mengaktifkan PLC pada pin masukan dan PLC akan memutuskan aliran arus listrik pada solenoid valve electric bagian atas sehingga katup akan tertutup dan berhenti mengalirkan air, tetapi jika kaki basis pada saklar transistor belum terdeteksi air maka solenoid valve electric bagian atas akan tetap ON dan terus mengalirkan air Bagian Pemanasan Air Apabila solenoid valve electric bagian atas sudah menutup dan air berhenti mengalir, maka keluaran PLC pada pin akan mengaktifkan relay di kaki no. 5 dan 9 yang terhubung ke kontaktor pada pin A2. Kontaktor mendapat tegangan sebesar 220 VAC dan akan mengaktifkan elemen pemanas yang terhubung pada kontaktor di pin 2T dan 4T. Elemen pemanas yang ada di bagian bawah tangki akan mulai bekerja untuk memanaskan air yang ada di dalam tangki. Pada saat elemen pemanas aktif, termokopel akan mengukur suhu air di dalam tangki, keluaran dari termokopel berupa nilai tegangan yang akan masuk ke PLC analog dan di ubah menjadi nilai suhu. Termokopel akan membaca suhu sesuai dengan batas suhu yang sudah ditentukan oleh operator melalui tombol suhu. Tombol suhu yang ada di sistem ini untuk suhu 70 C, 65 C, 60 C, dan 55 C, jika sebelumnya operator tidak menekan tombol untuk menentukan suhu, maka sistem akan otomatis membuat termokopel membaca suhu maksimum 70 C. Jika suhu 37

26 belum mencapai batas suhu yang sudah ditentukan, maka elemen pemanas akan tetap ON untuk memanaskan air, tetapi jika suhu sudah mencapai batas suhu, maka PLC akan memutuskan aliran arus yang mengalir ke elemen pemanas. Apabila termokopel membaca suhu air pada tangki mengalami penurunan suhu maksimum 40 C, maka PLC akan mengaktifkan elemen pemanas dan memanaskan kembali air di dalam tangki agar sesuai dengan target suhu yang sudah ditentukan Bagian Pengosongan Air Pada saat operator menekan tombol Empty_ON pada layar HMI atau pada panel, maka keluaran PLC pada pin akan mengaktifkan relay di pin no. 5 dan 9 yang terhubung ke solenoid valve electric bagian bawah, sehingga solenoid valve electric mendapat tegangan sebesar 220 VAC yang akan membuka katup dan mulai mengalirkan air panas dari tangki. Pada saat air mengalir keluar dari tangki, saklar transistor yang ada di bagian bawah tangki akan mendeteksi apakah air sudah mencapai pin saklar pada batas bawah air yang sudah ditentukan atau belum. Jika air sudah mencapai pin saklar transistor pada kaki basis maka saklar transistor di kaki kolektor akan mendapat tegangan sebesar 24 VDC yang akan mengaktifkan relay di pin no. 13 dan 14. Relay akan mengaktifkan PLC pada pin masukan dan PLC akan memutuskan aliran arus listrik pada solenoid valve electric bagian bawah sehingga katup akan tertutup dan berhenti mengalirkan air, dan otomatis akan mengaktifkan solenoid valve electric bagian atas dan mulai mengisi air ke dalam tangki, tetapi jika kaki basis pada saklar transistor belum terdeteksi air maka solenoid valve electric bagian bawah akan tetap ON dan terus mengalirkan air. Apabila pada saat air mengalir keluar dan belum mencapai batas bawah air, operator menekan tombol Empty_OFF pada layar HMI atau pada panel, maka PLC akan langsung memutuskan aliran arus listrik pada solenoid valve electric bagian bawah sehingga katup akan tertutup dan berhenti mengalirkan air, apabila operator ingin kembali mengeluarkan air, maka operator dapat menekan kembali tombol Empty_ON pada layar HMI atau pada panel. Jika tangki ingin di isi 38

27 kembali maka operator dapat menekan tombol Fill_ON pada layar HMI pengisian air atau pada panel Program WIT Program WIT merupakan HMI yang dapat memudahkan operator dalam mengoperasikan sistem secara keseluruhan. Pada Wonderware InTouch ada 3 tahapan utama yang akan digunakan dalam membuat HMI [3], yaitu: 1. InTouch Application Manager berfungsi untuk mengorganisasikan aplikasi yang akan dibuat. Dapat di lihat pada gambar InTouch Window Maker berfungsi untuk membuat tampilan layar pada HMI. Dapat di lihat pada gambar InTouch Window Viewer berfungsi untuk menampilkan layar grafik yang telah di buat pada InTouch. Dapat di lihat pada gambar Gambar Tampilan InTouch Application Manager 39

28 Gambar Tampilan InTouch Window Maker Gambar Tampilan InTouch Window Viewer 40

29 Pada sistem pemanas air ini tampilan HMI di buat menjadi 4 bagian yang terdiri dari : 1. Tampilan Menu, yaitu tampilan awal pada saat HMI di jalankan. Tampilan yang memungkinkan operator dapat memilih proses proses yang ingin di tampilkan. Pada tampilan awal ini disediakan pilihan untuk melihat proses pengisian air, pengosongan air dan kondisi sistem saat beroperasi. Tampilan dapat di lihat pada gambar Tampilan Status Water, yaitu tampilan yang memungkinkan operator untuk dapat mengawasi proses kerja sistem. Operator dapat melihat kapasitas air dan suhu yang sedang di ukur. Tampilan dapat di lihat pada gambar Tampilan Fill Water, yaitu tampilan yang memungkinkan operator untuk dapat melakukan proses pengisian air dan pengaturan suhu. Tampilan dapat di lihat pada gambar Tampilan Empty Water, yaitu tampilan yang memungkinkan operator untuk dapat melakukan proses pengosongan air. Tampilan dapat di lihat pada gambar Gambar Tampilan Menu 41

30 Gambar Tampilan Status Water Gambar Tampilan Fill Water 42

31 Gambar Tampilan Empty Water 43

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR BAB II SISTEM PEMANASAN AIR Konsep dasar sistem pemanasan air ini memiliki 3 tahapan utama yang saling berhubungan. Tahapan pertama, yaitu operator menjalankan sistem melalui HMI InTouch. Operator akan

Lebih terperinci

SISTEM PEMANASAN AIR MENGGUNAKAN SCADA SOFTWARE DENGAN WONDERWARE INTOUCH

SISTEM PEMANASAN AIR MENGGUNAKAN SCADA SOFTWARE DENGAN WONDERWARE INTOUCH SISTEM PEMANASAN AIR MENGGUNAKAN SCADA SOFTWARE DENGAN WONDERWARE INTOUCH Oleh Chinthia Febriana Manuputty NIM : 612007712 Skripsi ini telah diterima dan disahkan Sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Dengan memahami konsep dasar alat pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem prinsip kerja dan komponen-komponen pembentuk sistem, maka pada bab ini akan dibahas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM Konsep dasar sistem pada depo pengisian ulang air minum terdiri dari tiga komponen utama yang saling berhubungan. Komponen pertama yaitu terdapat pembeli

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Mekanik Turbin Generator Beban Step

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam suatu perancangan sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan prinsip kerja dari suatu sistem yang akan dibuat. Untuk itu perlu disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

BAB III METODE DAN PERANCANGAN BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Pengantar Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan perealisasian keseluruhan sistem yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada perancangan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kendali

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 41 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tujuan Perancangan Dalam pembuatan suatu sistem kontrol atau kendali, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilalui atau dilakukan. Perancangan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan Juli 2013 sampai bulan Mei 2014, dilakukan di Laboraturium Elektronika jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : Komputer juga dapat digunakan untuk mengontrol lampu listrik rumah dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya pembuatan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat uji, diagram alir pembuatan alat uji serta langkah-langkah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem alat pembuat biogas dari eceng gondok. Perancangan terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. 3.1.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol 4.1 Perancangan Umum Plant ini digunakan untuk proses pembuatan makanan surabi otomatis. Input sistem adalah adonan bahan dan adonan rasa sedangkan hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain : BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Bottle Filter yang berbasis mikrokontroler. Tujuan dari pengujian adalah untuk mengetahui apakah alat yang

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1. Arduino Uno Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source, Arduino Uno merupakan sebuah mikrokontroler dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 42 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan lain: Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan modul ini antara 1. Lampu UV 2. IC Atmega 16 3. Termokopel 4. LCD 2x16 5. Relay 5 vdc 6.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

INSTALASI MOTOR LISTRIK

INSTALASI MOTOR LISTRIK SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Terdapat dua jenis tahap pada perancangan dan pembuatan model sistem pemadam kebakaran dalam tugas akhir ini, yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

2013 MODUL LATIH SISTEM KENDALI MOTOR AC 3 PHASA BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) TERINTEGRASI HMI (HUMAN MACHINE INTERFACE)

2013 MODUL LATIH SISTEM KENDALI MOTOR AC 3 PHASA BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) TERINTEGRASI HMI (HUMAN MACHINE INTERFACE) DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN...i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang Masalah...1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR -TE Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC

TUGAS AKHIR -TE Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC TUGAS AKHIR -TE090362 Bidang Studi Elektro Industri Program D3 Teknik Elektro (Disnaker) ITS Surabaya Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC Riski Arif Sucahyo _2210039014

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang email : assaffat@yahoo.com Abstrak : Air sebagai unsur utama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 26 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 3.1. Pembuatan Alat Penelitian Dalam proses perancangan, dan pembuatan prototype konveyor sortir berbasis PLC ini diperlukan beberapa alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan alat Kompor Listrik Digital IoT dengan menggunakan Microcontroller Open Source Wemos. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini dibahas tentang pembuatan dan pengujian komponenkomponen sensor pada konveyor berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Pembahasan meliputi pembuatan sistem mekanik, pembuatan

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : B 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET B. Gambar actuator SILINDER SINGLE ACTION adalah

Lebih terperinci

APLIKASI PLC UNTUK PENGENDALIAN KONVEYOR PADA PENGEPAKAN DAN PENYORTIRAN PRODUK. Oleh : Siswanto Nurhadiyono ABSTRACT

APLIKASI PLC UNTUK PENGENDALIAN KONVEYOR PADA PENGEPAKAN DAN PENYORTIRAN PRODUK. Oleh : Siswanto Nurhadiyono ABSTRACT APLIKASI PLC UNTUK PENGENDALIAN KONVEYOR PADA PENGEPAKAN DAN PENYORTIRAN PRODUK Oleh : Siswanto Nurhadiyono ABSTRACT Initially control systems for the controller of industrial automatic machine peripheral

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam pembuatan suatu alat, produk, atau sistem perlu adanya sebuah

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam pembuatan suatu alat, produk, atau sistem perlu adanya sebuah BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat, produk, atau sistem perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi perangkat keras serta perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan alat yang dibuat. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak

Lebih terperinci

USER MANUAL TRAINER SAKLAR SUHU OTOMATIS MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI

USER MANUAL TRAINER SAKLAR SUHU OTOMATIS MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI USER MANUAL TRAINER SAKLAR SUHU OTOMATIS MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI SISWA KELAS XII TEI2 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW 11268/130.EI Suryo Hadi Sampurno

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah pembuatan sistem beserta pembahasannya. Pembuatan sistem ini meliputi pembuatan hardware dan firmware, dilanjutkan dengan pengujiannya.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian

Lebih terperinci

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram Berikut merupakan diagram blok alat yang dirancang untuk mempermudah dalam memahami alur kerja alat. Sensor MPX5700 Tekanan Dari tabung Kode perintah Minimum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah dengan metode eksperimen murni. Pada penelitian ini dilakukan perancangan alat ukur untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Untuk menjalankan proses produksi, program PLC, SCADA panel kontrol PLC dan MCC harus dalam kondisi ON atau hidup. Saat tombol atau intruksi pada SCADA dijalankan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai persiapan komponenkomponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menampilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA 4.1 Penerapan Sistem Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem, yang dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan dan keberterimaan dari portable PLC trainer kit. Penelitian dimulai melalui tahap

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian

Lebih terperinci