BAB III PERANCANGAN SYSTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERANCANGAN SYSTEM"

Transkripsi

1 BAB III PERANCANGAN SYSTEM 3.1 Deskripsi Kerja compressor Natural Gas Generasi pertama GEO 250HP. Dalam bab ini akan dilakukan pembahasan tentang cara kerja compressor generasi pertama yaitu compressor GEO 250 HP. Generasi pertama dari compressor GEO 250 HP yang dipoduksi oleh pihak KwangShin - Daewoo CO LTD, sekitar tahun Pada generasi pertama compressor KwangShin GEO 250 HP, pada model ini adalah merupakan salah satu model alat produksi gas CNG yang pertama kali dikeluarkan oleh Kwangshin - DAEWOO CO LTD Korea, pada model ini semua system masih dikontrol dan dikendalikan secara manual oleh switch dan relay dan masih sangat memerlukan pengawsan dari para operator. Ada beberapa tahapan yang ada didalam proses kerja mesin compressor GEO 250 HP, proses dan tahapan tersebut, yaitu : Proses penekanan tombol start, pada saat kondisi ini disebut dengan posisi STAGE 1, pada posisi ini katup (valve) yang ada pada pipa jalur utama dari pipa Gas PGN akan terbuka sehingga mengakibatkan sumber Natural Gas dari pipa terhubung (online) dari PGN akan mengalir melalui pipa gas menuju ke dua tempat, yaitu ; pertama gas akan mengalir ke dalam ruang mesin GV180TIC, dan sebagian lagi gas akan mengalir ke ruang chamber kompresi stage 1, pada saat tahap ini mesin akan melakukan starter awal sehingga poros engkol gas engine berputar dan bekeja untuk menggerakan compressor. Natural gas yang mengalir sebagian ke pipa menuju compressor yang tepatnya yaitu ruang kompresi (compression chamber), gas yang masuk tersebut akan langsung dikompressi sampai tekanan mencapai bar. Katup pengaman tekanan (Safety preasure valve) akan dilakukan secara manual oleh manual katup pengaman (safety valve) dengan batas tekanan maximal pada stage 1 sebesar 40 bar. 37

2 Gas CNG yang sudah terkompresi akan mengalami perubahan temperature sampai mencapai lebih dari 100 ⁰C, tingginya temperature gas ini akan diturunkan atau didinginkan didalam ruang pendingin yang disebut dengan Heat Exchanger. Pada STAGE 2 Natural Gas yang berada didalam ruang kompresi (compression chamber), STAGE 2 ini mempunyai tekanan 20 bar, Gas bertekanan ini akan langsung dikompressi ulang sampai tekanan mencapai bar pada chamber STAGE 2. Katup pengaman tekanan (Safety preasure valve) akan dilakukan secara manual oleh (manual safety valve) dengan batas tekanan maximal pada stage 90 bar, Gas yang sudah terkompresi akan mengalami perubahan temperature sampai mencapai lebih dari 100 ⁰C, tingginya temperature gas ini akan diturunkan atau didinginkan didalam ruang pendingin yang disebut dengan Heat Exchanger. Tahap STAGE 3, pada saat tahap STAGE 3 ini, Natural Gas yang sudah didinginkan didalam ruang Heat exchanger akan mengalir karena terhisap ke ruang kompresi (compression chamber) STAGE 3, Natural Gas tersebut akan langsung dikompressi sampai tekanan mencapai bar. Pengaman tekanan (Safety preasure) akan dilakukan secara manual oleh (manual safety valve) dengan batas tekanan maximal pada stage 130 bar. Gas yang sudah terkompresi akan mengalami perubahan temperature sampai mencapai lebih dari 100 ⁰C, tingginya temperature gas ini akan diturunkan atau didinginkan didalam ruang pendingin Heat Exchanger sebelum masuk ke proses berikutnya Pada STAGE 4 Natural Gas yang berada didalam ruang kompresi (compression chamber) STAGE 4 ini mempunyai tekanan 120 bar, Gas bertekanan ini akan langsung dikompressi ulang sampai tekanan mencapai bar pada chamber STAGE 4. (Pengaman tekanan) safety preasure akan dilakukan secara manual oleh ( katup pengaman manual (manual safety valve) dengan batas tekanan maximal pada stage 270 bar. Gas yang sudah terkompresi akan mengalami perubahan temperature sampai mencapai lebih dari 100 ⁰C, tingginya temperature gas ini akan diturunkan atau didinginkan didalam ruang pendingin yang dilakukan didalam Heat Exchanger. Setelah Natural gas yang terkompresi didalam storage sudah tekanan 250 bar, maka operator harus menurunkan tekanan dengan menekan tombol penurun RPM Gas Engine (cooldown switch), 38

3 pada saat sebelum terjadi penurunan RPM Gas Engine (cooldown) ini, katup tangki blowdown akan membuka dan dilanjutkan dengan penurunan RPM Gas Engine hingga mencapai 800 RPM. Pada saat proses pembuanagn gas ini juga gas yang ada pada ruang kompresi (compresion chamber) stage ke 4 akan mengalir ke tangki ruang blowdown dan RPM engine akan diturunkan hingga mencapai RPM. Setelah proses ini selesai maka operator harus menekan tombol shutdown, setelah tombol sutdown ditekan maka gas engine akan berhenti / stop. Proses pemampatan gnatural Gas, hal ini akan dilakukan secara berulang ulang dan akan terus berlangsung hingga sampai dilakukanya proses penjualan ke pelanggan atau CNG sudah dimasukan kedalam tabung pelanggan. Untuk jalur proses kerja dari compressor GEO 250 HP akan digambarkan dalam alur diagram kerja masing masing komponen beserta switch dan relay pada gambar 3.1b Block diagram fungsi switch dan relay. Pada gambar 3.1b dijelaskan bahwa block diagram proses kerja atatu produksi dari Compressor Natural Gas dengan masih menggunakan control switch dan relay mempunyai beberapa kelemahan, kelemahan dari pada penggunaan control switch dan relay diantaranya yaitu, sangat banyak diperlukan sumber daya manusia (SDM) untuk mengoperasikanya, banyaknya kebutuhan karyawan operator disebabkan karena semua system poduksi masih manual dan masih memerlukan pengawasan dan pengoperasian dari beberapa operator. Gambar 3.1a adalah merupakan Fotto sebenarnya dilapangan panel dari type pengontrolan dengan menggunakan relay dan switch sebagai pengontrol compressor GEO 250HP generasi pertama. Gambar 3.1a panel type pengontrol dengan melalui relay dan switch 39.

4 OUTPUT SAFETY SISTEM compressor - Manual safety valve - EMERGENCY STOP SWITCH MANUAL INPUT SENSOR - Tekananan gas inlet - Tekanan output gas - Tekanan stage No alarm pada plc INPUT SWITCH engine Switch dan relay - Kunci kontak on - No fault pada engine - RPM sensor - Temperature engine - Tekanan oli EMERGENCY STOP SWITCH OUTPUT ACTUATOR - Solenoid starter angin - Kunci kontak on - Trotle valve engine - Tombol start OUTPUT SAFETY SISTEM - Engine shutdown - Compressor Shutdown Gambar 3.1b Block diagram fungsi switch dan relay. 40

5 3.1.2 Compressor Generasi kedua GEO CII 350 HP Pada compressor generasi kedua GEO CII 350HP, pihak Kwangshin mengeluarkan generassi penyempurnaan dari generasi pertama, cara kerja compressor GEO CII 350HP hampir sama dengan generasi pertama yaitu terdapat beberapa tahap proses produksi dan proses tersebut dianamakan dengan STAGE 1-4, pada compressor generasi kedua ini semua proses pengontrolan dilakukan oleh PLC. Pada compressor generasi kedua GEO CII 350 HP, penggunaan PLC akan berfungsi sebagai pengontrol awal, pengontrol proses produksi, pengontrol safety sistem dan pengontrol akhir kerja dari produksi Compressi Natural Gas. Fungsi kerja dari PLC berawal dari data data input sensor, data input sensor itu akan dikirimkan ke ECU PLC dalam bentuk bahasa program, data input yang masuk ke dalam ECU PLC akan diterjemahkan dan diolah oleh ECU untuk dirubah menjadi bentuk perintah ke actuator. Actuator dalam hal ini sebagai eksekutor pelaksana perintah dari ECU PLC tersebut. Hampir semua data, baik data yang masuk ataupun data keluar dirubah dalam bentuk bahasa program. Pada gambar 3.2 Dijabarkan contoh dari salah satu bahasa program yang ada didalam ECU PLC. Gambar 3.2 Bahasa program PLC Setiap aktifitas kerja dari PLC adalah merupakan fungsi pengganti dari relay dan switch pada pengontrol compressor yang masih convensional. Setiap fungsi komponen dan cara kerja dari PLC akan dijelaskan pada Gambar 3.3a Block diagram fungsi pengontrolan PLC diabawah ini, yaitu : 41

6 INPUT SENSOR compressor - Tekananan gas inlet - Tekanan output gas - Tekanan stage No alarm pada plc - Tombol reset - Tombol auto start INPUT SENSOR engine - Kunci kontak on - No fault pada engine - RPM sensor - Temperature engine - Tekanan oli EMERGENCY STOP SWITCH PENGONTROLAN PLC OUTPUT SAFETY SISTEM - Engine shutdown - Compressor Shutdown OUTPUT SENSOR/ACTUATOR - Solenoid starter angin - No alarm pada plc - Kunci kontak on - No fault pada engine - Trotle valve engine - Tombol auto start Gambar 3.3a Block diagram fungsi pengontrolan PLC 42

7 Gambar 3.3b, 8 Slot ECU/CPU PLC Gambar 3.3c PLC sistem konfigurasi ECU/CPU PLC yang digunakan untuk melakukan sistem pengontrol pada GEO CII350HP menggunakan PLC Glofa GM4 series, ECU PLC ini adalah merupakan product dari LG Electric Industry - Korea. 43

8 Gambar 3.3d Wiring diagram CPU PLC slot 1 Slot 1, pada slot1 berisi beberapa kabel power supply yaitu : Output power supply : - Pin 1, PLC output relay source (+) - Pin 2, PLC output relay source (-) Input power supply : - Pin 3, PLC input relay source (+) - Pin 4, PLC input relay source (-) Slot 2, Pada slot 2 ECU PLC ini, berisi port Data Link Con nector (DLC) dengan menggunakan RS232, port Data Link Connector (DLC) ini berfungsi sebagai jalur komunikasi antara PC dan PLC pada saat memprogram ulang kerja PLC dan menganalisa apabila terjadi error pada PLC. 44

9 Gambar 3.3e Wiring diagram CPU PLC slot 3 Slot 3, pada slot 3 berisi beberapa data signal output, diantaranya yaitu : - Pin1. Engine auto start. - Pin2. Engine stop. - Pin3. Common shutdown relay. - Pin4. Pre lube compressor oil pump relay. - Pin5. Cooling fan (heat exchanger) - Pin6. Pre lube compressor oil pump relay (optional). - Pin7. Engine auto/manual test control. - Pin8. Engine gas inlet shutoff valve. - Pin9. COM. - Pin10. Idle open, rated - closed. - Pin11. Open for minimum. - Pin12. Spare. - Pin13. Inlet actuator valve open closed con (N.C). - Pin14. 1 st stage actuator valve open closed con (N.C). - Pin15. 2 st stage actuator valve open closed con (N.C). - Pin16. 3 st stage actuator valve open closed con (N.C). 45

10 - Pin17. Spare. - Pin18. COM. - Pin DC. - Pin20. DC COM. Slot4 Gambar 3.3f Wiring diagram CPU PLC slot 4 Slot 4, pada slot 4 berisi beberapa data signal input, diantaranya yaitu : - Pin1. Softstart fault. - Pin2. HIS Start. - Pin3. Pre lube compressor oil pump relay. - Pin4. Pre lube compressor oil pump relay. - Pin5. DC power on. - Pin6. Softstart running. - Pin7. HS3 acknowledge/reset. - Pin8. Aux lube oil pump run/stop status. - Pin9. COM. - Pin10. Aux lube oil pump trip (overload). 46

11 - Pin11. Open for minimum. - Pin12. Cooling fan run/stop status. - Pin13. Oil level S/W low. - Pin14. Vibration H. - Pin15. Compressor running #n-1. - Pin16. Compressor running #n. - Pin17. Gas detector. - Pin18. COM. - Pin19. Spare. - Pin20. Spare. Gambar 3.3g Wiring diagram CPU PLC slot 5 Slot 5, pada slot 5 berisi beberapa data signal input, diantaranya yaitu : - Pin1. Inlet preasure (H/L). - Pin2. Inlet preasure (H/L). - Pin3. 1 st stage Inlet preasure (H). - Pin4. 1 st stage Inlet preasure (H). - Pin5. 2 nd stage Inlet preasure (H). 47

12 - Pin6. 2 nd stage Inlet preasure (H). - Pin7. 3 rd stage Inlet preasure (H). - Pin8. 3 rd stage Inlet preasure (H).. - Pin9. 4 st stage/final Inlet preasure (H). - Pin10. 4 st stage/final Inlet preasure (H). - Pin11. Lube oil preasure (L/H). - Pin12. Lube oil preasure (L/H). - Pin13. Spare. - Pin14. Spare. - Pin15. Spare. - Pin16. Spare. - Pin17. - Pin18. - Pin19. - Pin20. Gambar 3.3h Wiring diagram CPU PLC slot 6 Slot 6, pada slot 6 berisi beberapa data signal input, diantaranya yaitu : - Pin1. 1 st stage temperature (H). 48

13 - Pin2. 1 st stage temperature (H). - Pin3. 2 st stage temperature (H). - Pin4. 2 st stage temperature (H). - Pin5. 3 st stage temperature (H). - Pin6. 3 st stage temperature (H). - Pin7. Lube oil temperature. - Pin8. Lube oil temperature. - Pin9. Spare. - Pin10. Spare. - Pin11. Spare. - Pin12. Spare. - Pin13. Spare. - Pin14. Spare. - Pin15. Spare. - Pin16. Spare. - Pin17. Spare. - Pin18. COM. - Pin19. - Pin20. Slot 7 Gambar 3.3i Wiring diagram CPU PLC slot 7 49

14 Slot 7, pada slot 7 berisi beberapa data signal input, diantaranya yaitu : - Pin1. Engine oil preasure low. - Pin2. Engine water temperature high. - Pin3. Engine alarm. - Pin4. Engine starter. - Pin5. Spare. - Pin6. Spare. - Pin7. Spare. - Pin8. Spare. - Pin9. COM. - Pin10. Spare. - Pin11. Spare. - Pin12. Spare. - Pin13. Spare. - Pin14. Spare. - Pin15. Spare. - Pin16. Spare. - Pin17. Spare. - Pin18. COM. - Pin19. Spare. - Pin20. Spare. Slot 8, Pada slot 8 ECU PLC ini, berisi port Data Link Con nector (DLC) dengan menggunakan RS232 dan merupakan jalur komunikasi dengan display monitor PLC, port Data Link Connector (DLC) dengan menggunakan RS 458yang merupakan jalur komunikasidengan SCADA system. Pada gambar 3.3c dibawah ini, adalah merupakan Fotto keadaan fisik dari panel type pengontrolan dengan menggunakan PLC sebagai pengontrol pada compressor GEO 250HP yang sudah dimodifikasi dan juga panel dari compressor GEO CII 350HP. Secara fisik dari kedua type dari compressor generasi pertama dan generasi kedua bentuk panelnya hampir sama hanya saja dibedakan oleh monitor PLC dan penggunaan sirine alarm pada panel GEO CII 350HP. 50

15 Gambar 3.3c Panel type pengontrol dengan melalui PLC Gas engine sebagai alat penggerak compressor GEO CII 350HP, sedangkan compressor GEO CII350 HP sebagai penghasil gas CNG. Kedua alat ini merupakan komponen utama dalan memproduksi gas CNG yang ada di PT Petrossgas. Compressr GEO CII 350 HP, didalam proses kerjanya memiliki 4 tahap kompresi atau biasa disebut 4 stage, dari 4 stage ini akan menghasilkan tekanan yang berbeda beda sampai CNG dapat dikemas dan dimasukan ke dalam sebuah atau beberapa tabung. Adapun gambaran mengenai tahap dari setiap stage compressor ini, akan dijelaskan secara mendetail satu persatu, dari semua tahap akan dijabarkan dengan tampilan gambar yang akan memudahkan memahami tentang cara kerja dari mesin compressor GEO CII 350 HP. Tahap STAGE 1 atau yang disebut juga dengan tahap auto start stage 1, pada saat tahap stage 1, ini valve inlet pipa utama dari pipa PGN akan terbuka dan sumber Natural gas dari pipa online PGN akan mengalir melalui pipa secara online dari MRS (Meter Regulator System) PGN, line pipa dibagi menjadi 2 jalur, 1 line pipa menuju ke mesin GV 168 TIC dan sebagian line pipa 1 lagi akan mengalir 51

16 ke dalam chamber compressor GEO CII 350 HP dengan gas yang mengalir ke mesin GV180TIC dan chamber compressor akan melalui filter terlebih dahulu. Sumber Natural gas ini mengalir melalui pipa secara online disebabkan oleh kandungan Natural Gas tersebut ini sendiri mempunyai tekanan 6 Bar dan juga didalam ruang kompresi (compression chamber) terdapat kevacuman yang ditimbulkan oleh compressor, Natural Gas akan mengalir ke dalam ruang kompresi (compression chamber) dan natural gas siap untuk di kompresi. Pada saat tahap STAGE 1, Natural Gas yang berada didalam ruang kompresi (compression chamber)i akan langsung dikompressi sampai tekanan mencapai bar. Gas yang sudah terkompresi akan mengalami perubahan temperature sampai mencapai lebih dari 100 ⁰C, tingginya temperature gas ini akan diturunkan atau didinginkan didalam ruang pendingin yang disebut dengan Heat Exchanger. Semua titik tekanan, temperature gas serta kondisi dan posisi masing masing katup (valve) setiap pipa utama dikontrol melalui sensor yang diletakan pada titik titik tersebut, semua data dari hasil pengontrolan sensor ini akan dikirimkan ke pusat ECU PLC, data tersebut akan diolah oleh ECU menjadi sebuah perintah. Pada STAGE 2 Natural Gas yang berada didalam ruang chamber compressi STAGE 2 ini mempunyai tekanan 20 bar, Gas bertekanan ini akan langsung dikompressi ulang sampai tekanan mencapai bar pada chamber STAGE 2. Gas yang sudah terkompresi akan mengalami perubahan temperature sampai mencapai lebih dari 100 ⁰C, tingginya temperature gas ini akan diturunkan atau didinginkan didalam ruang pendingin yang disebut dengan Heat Exchanger. Penjelasan aliran Gas yang terjadi pada jalur pipa compressor Natural Gas stage 1 ini akan dijelaskan melalui gambar 3.4 wirring diagram Gas flow pada halamn berikutnya ini : 52

17 Gambar 3.4 wirring diagram Gasflow STAGE 1 Pada saat setelah terjadinya proses pemampatan gas pada stage 1 atau pemampatan yang erjadi pada stage 2, gas CNG akan mengalami kenaikan temperature gas CNG itu sendiri mencapai 100 ⁰C ⁰C dan akan didinginkan melalui alat pendingin (Heat Exchanger). Alat pendingin (Heat Exchanger) adalah suatu alat yang terdiri atas kisi kisi yang dihubungkan dengan pipa tekanan tinggi, kisi- kisi ini berfungsi menahan hembusan angin yang melalui pipa tekanan tinggi agar gas CNG yang berada didalam pipa tekanan tinggi tersebut temperaturnya menurun. Hembusan angin yang ada didalam ruang pendingin dibangkitkan oleh sebuah kipas besar yang digerakan oleh motor AC, kecepatan putaran motor ini diatur oleh PLC berdasarkan control dari beberapa sensor temperature yang ada pada body compressor. Penjelasan aliran Gas yang terjadi pada jalur pipa compressor Natural Gas stage2 ini akan dijelaskan melalui gambar 3.5 wirring diagram Gas flow pada halamn berikutnya ini : 53

18 Gambar 3.5 wirring diagram Gasflow STAGE 2 Tahap STAGE 3, pada saat tahap STAGE 3 ini, Natural Gas yang sudah didinginkan didalam ruang Heat exchanger akan mengalir terhsap ke ruang kompresi (compression chamber) STAGE 3, Natural Gas tersebut akan langsung dikompressi sampai tekanan mencapai bar. Gas yang sudah terkompresi akan mengalami perubahan temperature sampai mencapai lebih dari 100 ⁰C, tingginya temperature gas ini akan diturunkan atau didinginkan didalam ruang pendingin Heat Exchanger sebelum masuk ke proses berikutnya. Setiap taha stage ini dibackup oleh safety system sebagai satu alat yang berfungsi untuk mengamankan system apabila ada tekanan yang berlebih. Penjelasan untuk jalur aliran Gas untuk compressor Natural Gas pada stage3 akan dijelaskan secara gambar diagram melalui gambar 3.5 wirring diagram Gas flow dibawah ini : 54

19 Gambar 3.6 wirring diagram Gasflow STAGE 3 Pada STAGE 4 Natural Gas yang berada didalam ruang kompresi STAGE 4 ini mempunyai tekanan 120 bar, Gas bertekanan ini akan langsung dikompressi ulang sampai tekanan mencapai bar pada chamber STAGE 4. Gas yang sudah terkompresi akan mengalami perubahan temperature sampai mencapai lebih dari 100 ⁰C, tingginya temperature gas ini akan diturunkan atau didinginkan didalam ruang pendingin yang dilakukan didalam Heat Exchanger. Setelah gas temampatkan sampi tekanan mencapai bar, maka gas akan diteruskan melalui pipa tekanan tinggi untuk menuju tabung storage (tabung penyimpanan gas sementara), tabung storage ini selain berfungsi sebagai penyimpan sementara juga berfungsi sebagai penyeimbang tekanan, penyeimbang tekanan ini untuk mengurangi adanya tekanan jatuh (drop preasure) yang terjadi pada gas yang diisi kedalam tabung pelanggan, terjadinya tekanan jatuh (drop preasure) bisa mencapai 20-40% dari akhir pengisian gas ke dalam tabung. 55

20 Gambar 3.7 wirring diagram Gasflow STAGE 4 Semua system compressor sudah dideteksi oleh sensor - sensor, ada beberapa sensor yang terpasang pada compressor GEO CII 350 HP diantaranya, yaitu ; Pada sensor tekanan ini terdapat 4 titik tekanan yang tersensor yaitu ; 1. Sensor tekanan gas input PGN. 2. Sensor tekanan gas stage Sensor tekanan gas stage Sensor tekanan gas stage Sensor tekanan gas stage 4 Pada sensor temperature terdapat pada satiap stage yang tersensor, yaitu ; 1. Sensor temperature stage Sensor temperature stage Sensor temperature stage Sensor temperature stage Sensor temperature gas engine. 56

21 Pada sensor tekanan oli terdapat beberapa titik yang tersensor, yaitu ; 1. Sensor tekanan oli compressor. 2. Sensor tekanan oli engine Semua sensor akan menampilkan data hasil sensor melalui display sensor (internal senor display) dan PLC display. Sensor - sensor yang berperan mengontrol sesuai area kerjanya dikumpulkan dalan sebuah board panal yang tergambarkan pada gambar 3. Dibawah ini. Gambar 3.8a Compressor board geuge 57

22 Gambar 3.8b safety valve Berikut dijalskan beberapa perbedaan utama yang ada pada compressor GEO 250HP generasi pertama dengan compressor GEO CII 350HP dalam bentuk tabel : No Perlengkapan alat Compressor GEO CII 350HP 1 - Menggunakan system PLC sebagai alat pengontrol system produksi gas CNG. 2 - Ada sedikit Tombol yang ada pada panel PLC untuk pengoperasian alat compressor, semua system mudah dalam pengoperasianya 3 - Menggunakan sensor auto panas pada engine melalui PLC (engine overheat sensor system) Perlengkapan alat Compressor GEO 250 HP - Menggunakan switch dan relay sebagai alat pengontrol system produksi gas CNG. - Tombol panel switch dan relay untuk pengoperasian compressor banyak sehingga perlu beberaapa operator untuk menjalankanya - Menggunakan switch pengendali panas pada engine (engine overheat switch system) 58

23 4 - Terdapat banyak sensor yang diletakan pada body compressor diantaranya : 1. Sensor tekanan gas input PGN. 2. Sensor tekanan gas stage Sensor tekanan gas stage Sensor tekanan gas stage Sensor tekanan gas stage 4 6. Sensor temperature stage Sensor temperature stage Sensor temperature stage Sensor temperature stage Sensor temperature gas engine. 11. Vibration sensor. 12. Sensor jumlah tetesan oli piston compressor. 13. Sensor Auto leak detection 5 - Menggunkan kabel coaxial sebagai jalur transmisi LAN untuk komunikasi antara kerja engine dan compressor. 6 - Menggunakan 2 display pengontrol, display PLC dan display intern dari setiap sensor - Sedikit sekali sensor yang diletakan pada compressor, yaitu : 1. Sensor temperature stage Sensor temperature stage Sensor temperature stage Sensor temperature stage Sensor temperature gas engine. - - Menggunkan kabel serabut sebagai jalur untuk komunikasi antara kerja engine dan compressor. - Tidak menggunakan display sebagai alat pengontrol. Tabel 3.1 Tabel perbedaan perlengkapan alat pada Compressor GEO B250HP dan GEO CII350HP 59

24 Gambar 3.9 Tampilan pada display dengn pengotrolan menggunakan PLC 60

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan Gas Alam sebagai salah satu penghasil energy alternative saat ini, Natural Gas yang sering kita dengar serta kita kenal dengan istilah Gas CNG (Compressed

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL 82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas

Lebih terperinci

Session 11 Steam Turbine Protection

Session 11 Steam Turbine Protection Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM SCADA. Untuk memudahkan penggunaan user maka dibuat beberapa halaman penting

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM SCADA. Untuk memudahkan penggunaan user maka dibuat beberapa halaman penting BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM SCADA 4.1 Halaman Monitoring Untuk Water Level Kontrol diantaranya : Untuk memudahkan penggunaan user maka dibuat beberapa halaman penting Halaman monitoring plant.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lampung 2 x 100 MW unit 5 dan 6 Sebalang, Lampung Selatan. Pengerjaan tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN Untuk pembahasan ini penulis menganalisa data dari lapangan yang berupa peralatan meliputi PCD, jenis

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang silindris dan digunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 26 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 3.1. Pembuatan Alat Penelitian Dalam proses perancangan, dan pembuatan prototype konveyor sortir berbasis PLC ini diperlukan beberapa alat

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING Mesin automatic mixing adalah suatu sistem yang memproses bahan mentah seperti biji plastik menjadi bahan yang stengah jadi untuk dicetak atau di bentuk

Lebih terperinci

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI 75 BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI Pada bab IV ada beberapa hal penting yang akan disampaikan terkait dengan perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, terutama mengenai penggantian,

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram

Lebih terperinci

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan OTOMASI WORK STATI (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CTROLLER Purnawan A. PENGANTAR Sebagian besar proses di industri menghendaki strategi pengontrolan atau pengendalian sekuensial. Pengendalian sekuensial

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

TI3105 Otomasi Sistem Produksi TI105 Otomasi Sistem Produksi Diagram Elektrik Laboratorium Sistem Produksi Prodi. Teknik Industri @01 Umum Hasil Pembelajaran ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT Outline 1. Dasar Teori Turbin Gas 2. Proses PLTG dan PLTGU 3. Klasifikasi Turbin Gas 4. Komponen PLTG 5. Kelebihan dan Kekurangan 1. Dasar Teori Turbin Gas Turbin gas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase.

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PROSES PADA MESIN FILLER Proses kerja pada mesin filler ini, mula mula Botol di bawa oleh Conveyor masuk ke Infeed Starwheel yang disesuaikan oleh Timing Screw,untuk ditempatkan pada

Lebih terperinci

COOLING WATER SYSTEM

COOLING WATER SYSTEM 2.8. Pengertian Cooling Water System pada Gas Turbine merupakan suatu sistem pendinginan tertutup yang digunakan untuk pendinginan lube oil dan udara pendingin generator. Cooling Water System menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 20 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perencanaan Secara Diagram Blok Untuk dapat melakukan perancangan alat Water Bath, maka penulis memulai dengan perancangan blok diagram yang tertera pada gambar dibawah.

Lebih terperinci

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION Session 13 STEAM TURBINE OPERATION SISTEM OPERASI Operasi plant yang baik harus didukung oleh hal-hal berikut: Kelengkapan buku manual dari pabrikan Prosedur operasi standar yang meliputi instruksi untuk

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure. Penyalaan Turbin Jetcat P160

Standard Operating Procedure. Penyalaan Turbin Jetcat P160 Halaman : 1 Tahapan Persiapan adalah sebagai berikut : 1. Letakan turbin pada tesbed (ikuti SOP tesbed) 2. Lakukan Ceklist komponen atau perlengkapan untuk penyalaan turbin jetcat dengan mengisi form 1.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 123 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Heat Press 110 Ton 2RT 2P1U yang telah mengalami perubahan basis kontrol dengan PLC FX3U-80M dan HMI Proface AGP3300. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk membuat udara menjadi lebih bersih, jernih dan sehat serta terbebas dari bakteri yang terkandung di udara, hal ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC N A M A : A D I T Y O Y U D I S T I R A N A M A : F A H M I H I D A Y A H N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 1 9 N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 7 8 D O S E N P E

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

ELEKTRONIC FUEL INJECTION

ELEKTRONIC FUEL INJECTION ELEKTRONIC FUEL INJECTION 1 Pada zaman dahulu sistim supply bahan bakar pada mesin masih convensional (manual) yang dikenal dengan sistim Carburator, kemudian setelah tahun 1960-an ditemukan Electronic

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) Gambar Komponen sistem EFI pada sepeda mesin Honda Supra X 125 A. Sistem Bahan Bakar Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN. pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN. pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Sistem Kerja Aktuator-aktuator yang digunakan pada pengolah limbah ini perlu adanya pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT 1.1 Sistem Proteksi Suatu sistem proteksi yang baik diperlukan pembangkit dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia listrik untuk dapat melindungi

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

BAB III RANCANG BANGUN ALAT BAB III RANCANG BANGUN ALAT Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang cara kerja

Lebih terperinci

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA Galih Wardhana (6907040022) Andhika Widodo (6907040028) ABSTRAK Dalam project work ini dibuat mesin pengisi dan penutup botol

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah BAB III PERANCANGAN 3.1. Perancangan Sistem Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah melakukan perancangan dengan memahami cara kerja alat atau sistem tersebut serta sifat dan

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 9 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menggunakan Carman Hi-Scan Pro dengan prosedur yang benar.

Lebih terperinci

INSTALASI MOTOR LISTRIK

INSTALASI MOTOR LISTRIK SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak

Lebih terperinci

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol 4.1 Perancangan Umum Plant ini digunakan untuk proses pembuatan makanan surabi otomatis. Input sistem adalah adonan bahan dan adonan rasa sedangkan hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur saat ini saling berkompetisi untuk menjadi industri yang terbaik dari segala segi. Baik kualitas maupun kuantitas dari produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang industri terdapat tiga bagian proses yang berperan sangat penting yaitu : 1) Proses manufaktur, 2) Proses produksi, dan 3) Proses pemantauan produksi.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan dan diuraikan mengenai persiapan komponen, peralatan yang dipergunakan, serta langkah-langkah praktek.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

ELECTRONIC FUEL INJECTION

ELECTRONIC FUEL INJECTION ELECTRONIC FUEL INJECTION KOMPONEN KOMPONEN SISTIM EFI TYPE TYPE INJECTION YANG DIKONTROL SECARA ELECTRONIC D Jetronic ( Druck Jetronic ) L Jetronic ( Luft Jetronic ) TYPE TYPE INJECTION YANG DIKONTROL

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR

BAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR BAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR 3.1 Sistem Kontrol Lama 3.1.1 Kelemahan kelemahan Sistem kontrol lama masih menggunakan sistem konvensional, yaitu masih mengunakan banyak relay sebagai komponen pengatur

Lebih terperinci

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3 RANCANG BANGUN MINIATUR PENGATURAN DAN MONITORING PENGISIAN MINK PELUMAS MENUJU MULTI-BANKER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (Sub judul : Pemrograman PLC Omron CS1W) Ir. Sutedjo.MT 1, Rusiana. S.T

Lebih terperinci

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing, Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Tujuan Perancangan Perancangan sistem merupakan tahapan penting yang perlu diperhatikan sebelum memasuki tahapan merakit suatu sistem, baik pernagkat keras (hardware) maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang gas medis telah dilakukan oleh Oktavia Istiana (2005) dengan tampilan analog dan Rachmatul Akbar (2015) yang melakukan pembuatan alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis

Lebih terperinci

Kajian Awal Sistem Kontrol Cold Storage Multi-Fungsi Menggunakan Perangkat Lunak Zeliosoft

Kajian Awal Sistem Kontrol Cold Storage Multi-Fungsi Menggunakan Perangkat Lunak Zeliosoft Kajian Awal Sistem Kontrol Cold Storage Multi-Fungsi Menggunakan Perangkat Lunak Zeliosoft Apip Badarudin Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds Ciwaruga,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem

Lebih terperinci

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI ECU/ECM berfungsi untuk mengontrol besarnya penginjeksian bensin dan mengontrol seluruh aktifitas elektronik. Pada mesin terdapat

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

Dan untuk pemrograman alat membutuhkan pendukung antara lain :

Dan untuk pemrograman alat membutuhkan pendukung antara lain : BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada Bab ini membahas tentang sistem kontrol sensor temperatur untuk mengukur suhu air dan menstabilkan suhu air dengan alat heater dan pleiter apabila suhu tidak

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : B 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET B. Gambar actuator SILINDER SINGLE ACTION adalah

Lebih terperinci

SYRINGE PUMP Definisi

SYRINGE PUMP Definisi SYRINGE PUMP Definisi - Salah satu cara untuk memberikan obat melalui pembuluh darah balik / vena dengan alat yang namanya syring pump. - Syringe pump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberian

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

VARIABLE VALVE TIMING inteligent ( VVT i ) OLEH TC DAIHATSU - WILAYAH JAWA BARAT

VARIABLE VALVE TIMING inteligent ( VVT i ) OLEH TC DAIHATSU - WILAYAH JAWA BARAT VARIABLE VALVE TIMING inteligent ( VVT i ) OLEH TC DAIHATSU - WILAYAH JAWA BARAT VARIABLE VALVE TIMING - inteligent VVT-i adalah sebuah sistim yang mampu mengatur waktu kerja katup untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Deskripsi Alat Pada bab ini penulis akan menjelaskan spesifikasi alat pemodelan sterilisasi ruangan yang akan dibuat dan menjelaskan beberapa blok diagram dan rangkaian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA 4.1. Spesifikasi Main Engine KRI Rencong memiliki dua buah main engine merk Caterpillar di bagian port dan starboard, masing-masing memiliki daya sebesar 1450 HP. Main

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Terdapat dua jenis tahap pada perancangan dan pembuatan model sistem pemadam kebakaran dalam tugas akhir ini, yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

AC (AIR CONDITIONER)

AC (AIR CONDITIONER) AC (AIR CONDITIONER) AC adalah suatu jenis mesin pendingin yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan. Ditinjau dari konstruksi, AC bias dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi dalam. Sisi luar

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI FUNGSI KONTROL DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV FUNGSI KONTROL DCS

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diterangkan secara detail mengenai perancangan trainer simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu perancangan hardware

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perancangan fire alarm sistem yang dapat ditampilkan di web server dengan koneksi Wifi melalui IP Address. Perancangan alat ini

Lebih terperinci

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010 SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010 Pengantar Praktek Disampaikan Oleh: Panut Widiyono, S.Pd EFI SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) TIPE SISTEM EFI Sistem D-EFI (Tipe

Lebih terperinci

JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU

JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU Job No 1 Simple Air Conditioning System Kompresor dihubungkan dengan arus 3 phasa dan tiap phasa menggunakan sekring. 3 kipas evaporator dengan 1 phasa dihubungkan terpisah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX

MODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX MODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX Diajukan Guna Melengkapi Sebagian syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Di susun oleh : NAMA

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan memaparkan secara jelas tentang pengujian yang telah dilakukan terhadap spindel utama yang ada pada mesin Aciera F5 serta menganalisa hasil dari percobaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan menggunakan PLC FX series, 3 buah memori switch on/of sebagai input, 7 buah pilot lamp sebagai output

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Untuk menjalankan proses produksi, program PLC, SCADA panel kontrol PLC dan MCC harus dalam kondisi ON atau hidup. Saat tombol atau intruksi pada SCADA dijalankan,

Lebih terperinci