KARAKTERISASI RIZOBAKTERI UNTUK MENINGKATKAN MUTU FISIOLOGIS BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT TETUA BETINA JAGUNG HIBRIDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISASI RIZOBAKTERI UNTUK MENINGKATKAN MUTU FISIOLOGIS BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT TETUA BETINA JAGUNG HIBRIDA"

Transkripsi

1 19 KARAKTERISASI RIZOBAKTERI UNTUK MENINGKATKAN MUTU FISIOLOGIS BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT TETUA BETINA JAGUNG HIBRIDA Abstract Rhizobacteria has ility in increasing plant growth, yield, and improve plant resistance to disease, because it produce plant growth regulator and increases plant nutrition uptake such as phosphate, and is not phathogenic to plant. The objectives of this experiment were to get rhizobacteria isolates caple of dissolving phosphate, producing IAA, not pathogenic to the plant, and can improve the physiological quality of seeds and seedling growth of female parent of maize hybrid. The experiments were conducted in Bacteriology loratory, Departement of Plant Protection Faculty of Agriculture IPB and in greenhouse at Leuwikopo loratory of Seed Science and Technology, Department of Agronomy and Horticulture Faculty of Agriculture IPB, during Maret until July The groups of isolates Actinomycetes, Bacillus spp. and Fluorescent pseudomonads were used in these experiments. The experiment steps were: (1) characterization of rhizobacteria, (2) selection of selected rhizobacteria based on their ility to improve seed quality and seedling growth of female parents of maize hybrid. The results of experinment 1 showed, there were five isolate choosen from each genus of rhizobacteria based on the criteria of high dissolving of phosphate, negative hypersensitive reaction test, and producing IAA. Experiment 2 showed the rhizobacteria B28 and B46 increase growth rate and seed vigor index, and B28 isolate increased germination of seed. Rhizobacteria AB2, ATS4, B28, P14, P31, and B42 isolate were selected due to their ility to improve the physiological seed quality of female parent of maize hybrid. Key words : dissolving phosphate, producing IAA, seedling growth Abstrak Rizobakteri memiliki kemampuan meningkatkan pertumbuhan tanaman, produktivitas, dan dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Hal ini karena rizobakteri mampu menghasilkan regulator pertumbuhan tanaman dan meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman seperti fosfat, dan tidak patogen terhadap tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan isolat rizobakteri yang mampu melarutkan fosfat, memproduksi IAA, tidak bersifat patogen bagi tanaman, dan dapat meningkatkan mutu fisiologis benih serta pertumbuhan bibit tetua betina jagung hibrida. Percobaan dilakukan di loratorium Bakteriologi Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB dan di rumah kaca loratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Leuwikopo Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB, sejak Maret hingga Juli Rizobakteri yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari jenis Aktinomiset, Bacillus spp. dan Pseudomonas kelompok flourescens. Tahapan percobaan adalah: (1) Karakterisasi rizobakteri, (2) seleksi rizobakteri berdasarkan kemampuannya dalam meningkatkan mutu fisiologis benih dan pertumbuhan bibit tetua betina jagung hibrida. Hasil percobaan tahap 1, terpilih lima isolat dari masingmasing genus rizobakteri yang diuji berdasarkan kriteria pelarutan fosfat yang tinggi, reaksi hipersensitif negatif, dan mampu memproduksi IAA yang tinggi. Hasil percobaan tahap 2 menunjukkan rizobakteri B28 dan B46 meningkatkan kecepatan tumbuh dan indeks vigor benih, isolat B28 mampu meningkatkan daya berkecambah. Rizobakteri AB2, ATS4, B28, P14, P31, dan B42 dipilih untuk digunakan pada percobaan lapang. Kata kunci : melarutkan fosfat, memproduksi IAA, pertumbuhan bibit

2 20 Pendahuluan Penggunaan input kimia dalam jangka panjang, telah menyebkan degradasi lahan pertanian dan polusi lingkungan. Untuk mengembalikan kesuburan lahan pertanian agar dapat berproduksi dengan baik dan ramah lingkungan, salah satu caranya adalah dengan menggunakan bakteri akar pemacu pertumbuhan tanaman (plant growthpromoting rhizobacteria= PGPR). Penggunaan PGPR untuk peningkatan produksi, pengurangan input kimia dan polusi lingkungan sangat penting dalam rangka menciptakan pertanian organik yang ramah lingkungan. Rizobakteri telah banyak diaplikasi pada berbagai tanaman dan beberapa diantaranya telah dikemas dalam berbagai bentuk dan dikomersilkan sebagai pupuk hayati dan untuk pengendalian penyakit tanaman (Herman et al. 2008; Minorsky 2008; Ashrafuzzaman et al. 2009). Penggunaan rizobakteri mampu memacu pertumbuhan dan meningkatkan produksi tanaman. Glick et al. (2007) menyatakan bahwa fungsi rizobakteri terhadap pertumbuhan tanaman adalah: (i) membantu meningkatkan serapan hara; (ii) mencegah perkembangbiakan organisme patogen; dan (iii) menyediakan hormon pertumbuhan. Dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, rizobakteri memiliki peran penting seperti menghasilkan hormon tumbuh seperti IAA (Thakuria et al. 2004; Karnwal 2009; Agustiansyah 2010), giberelin dan memfiksasi N (Hafeez et al. 2006; Ismarini 2007), melarutkan fosfat (Gray dan Smith 2005; Mehvraz dan Chaichi 2008). Khusus pada kemampuan melarutkan fosfat, rizobakteri seperti Pseudomonas spp. dan Bacillus spp. dapat mengeluarkan asamasam organik seperti asam formiat, asetat, dan laktat yang bersifat dapat melarutkan bentukbentuk fosfat yang sukar larut tersebut menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman (Rodriquez dan Fraga 1999; Rao 2007; Prihartini 2009). Dalam meningkatkan mutu fisiologis benih, Gholami et al. (2009) mengemukakan bahwa inokulasi benih jagung dengan rizobakteri secara signifikan meningkatkan daya berkecambah dan vigor benih jagung. Namun, peningkatan tersebut bervariasi antar jenis bakteri. Bakteri Azospirilium lipoferum DSM1691 dapat meningkatkan daya berkecambah benih jagung hingga 18.5% dibanding tanpa inokulasi. Pada benih padi, inokulasi rizobakteri signifikan meningkatkan viilitas dan vigor benih (Ashrafuzzaman et al. 2009; Agustiansyah et al. 2010). Peningkatan mutu fisiologis benih jagung, dapat dilakukan dengan perlakuan benih menggunakan rizobakteri. Perlakuan benih dilakukan dengan tujuan (1) menghasilkan pertumbuhan bibit yang baik, (2) meminimalkan kehilangan hasil, (3) mempertahankan dan memperbaiki mutu, dan (4) menghindari penyebaran organisme berbahaya (Ilyas 2006). Kemampuan rizobakteri dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi pada berbagai komoditas telah banyak dilaporkan. Penggunaan rizobakteri dalam meningkatkan pertumbuhan, mutu fisiologis benih tetua jagung hibrida dalam rangka produksi benih belum banyak dilakukan. Berdasarkan hal tersebut maka karakterisasi rizobakteri dalam meningkatkan mutu fisologis dan pertumbuhan tanaman tetua betina jagung hibrida untuk produksi benih perlu dilakukan. Tujuan percobaan ini adalah untuk mendapatkan isolat rizobakteri yang mampu melarutkan fosfat, mampu memproduksi IAA, tidak bersifat patogen terhadap tanaman, dapat meningkatkan mutu fisiologis benih dan pertumbuhan bibit tetua betina jagung hibrida.

3 21 Bahan dan Metode Karakterisasi rizobakteri dilakukan di Loratorium Bakteriologi Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB dan pengujian mutu fisiologis dilakukan di rumah kaca Ilmu dan Teknologi Benih Leuwikopo IPB. Rizobakteri yang diuji adalah dari jenis Aktinomiset, Bacillus spp., dan Pseudomonas kelompok fluorescens, koleksi loratorium Bakteriologi Departemen Proteksi Tanaman IPB (Tel 5). Tel 5. Isolat rizobakteri yang digunakan dalam penelitian Isolat Genus Asal Isolat Referensi AB1 Aktinomiset Tanah perakaran bambu Himmah (2012) AB2 Aktinomiset Tanah perakaran bambu Himmah (2012) AB3 Aktinomiset Tanah perakaran bambu Himmah (2012) AB4 Aktinomiset Tanah perakaran bambu Himmah (2012) AB10 Aktinomiset Tanah perakaran bambu Himmah (2012) AB11 Aktinomiset Tanah perakaran bambu Himmah (2012) APS7 Aktinomiset Tanah perakaran sawit Himmah (2012) APS12 Aktinomiset Tanah perakaran sawit Himmah (2012) ATS4 Aktinomiset Tanah sawah Himmah (2012) ATS5 Aktinomiset Tanah sawah Himmah (2012) ATS6 Aktinomiset Tanah sawah Himmah (2012) ATS8 Aktinomiset Tanah sawah Himmah (2012) B11 Bacillus spp. Koleksi l.bakteriologi DPT Penelitian ini B13 Bacillus spp. Koleksi l.bakteriologi DPT Penelitian ini B26 Bacillus spp. Tembilahan Riau Penelitian ini B27 Bacillus spp. Koleksi l.bakteriologi DPT Penelitian ini B28 Bacillus spp. Koleksi l.bakteriologi DPT Penelitian ini B29 Bacillus spp. Bogor Penelitian ini B31 Bacillus spp. Tembilahan Riau Penelitian ini B36 Bacillus spp. Tembilahan Riau Penelitian ini B37 Bacillus spp. Koleksi l.bakteriologi DPT Penelitian ini B38 Bacillus spp. Koleksi l.bakteriologi DPT Penelitian ini B42 Bacillus spp. Koleksi l.bakteriologi DPT Penelitian ini B46 Bacillus spp. Koleksi l.bakteriologi DPT Penelitian ini P11 Pseudomonas kel.fluorescens CiterePengalengan Ratdiana (2012) P12 Pseudomonas kel.fluorescens Koleksi l.bakteriologi DPT Ratdiana (2012) P13 Pseudomonas kel.fluorescens Koleksi l.bakteriologi DPT Ratdiana (2012) P14 Pseudomonas kel.fluorescens LandungsariMalang Ratdiana (2012) P16 Pseudomonas kel.fluorescens Koleksi l.bakteriologi DPT Ratdiana (2012) P17 Pseudomonas kel.fluorescens Koleksi l.bakteriologi DPT Ratdiana (2012) P24 Pseudomonas kel.fluorescens Koleksi l.bakteriologi DPT Ratdiana (2012) P31 Pseudomonas kel.fluorescens Koleksi l.bakteriologi DPT Ratdiana (2012) P32 Pseudomonas kel.fluorescens Koleksi l.bakteriologi DPT Penelitian ini P34 Pseudomonas kel.fluorescens BatuMalang Ratdiana (2012)

4 22 Uji Kemampuan Melarutkan Fosfat Rizobakteri yang diuji berupa Pseudomonas kelompok fluorescens, Bacillus spp. dan Aktinomiset (Tel 5). Pengujian kemampuan rizobakteri melarutkan fosfat menggunakan media uji Pikovskaya s dengan penambahan tricalcium phosphate (TCP) sebagai sumber fosfat (Rao, 1999). Komposisi medium yang digunakan per liter terdiri atas glukosa (10 g), NaCl (0.2 g), KCl (0.2 g) MgSO 4 (0.1 g), FeSO 4 (2.5 mg), yeast extract (0.5 g), (NH 4 ) 2 SO 4 (0.5 g), dan agar (15 g). Media disterilisasi dengan pemanasan menggunakan autoklaf. Media uji dituangkan kedalam cawan petri, dibuat lubang dengan cork borer dan diisi dengan 10 µl suspensi isolat bakteri yang diuji. Media uji dengan bakteri diinkubasi selama 3 hari pada suhu 28 o C. Kemampuan melarutkan fosfat dari isolat yang diuji dievaluasi secara kualitatif berdasarkan terbentuknya zona bening di sekitar lubang yang berisi suspensi bakteri (Thakuria et al, 2004). Uji reaksi hipersensitif Pengujian ini bertujuan untuk menyeleksi isolat rizobakteri yang tidak bersifat patogen terhadap tanaman. Pengujian dilakukan dengan cara menyuntikkan isolat rizobakteri ke daun tanaman tembakau yang sehat, dan dievaluasi jam setelah inokulasi. Reaksi hipersensitif ditandai dengan timbulnya gejala nekrosis pada daun tembakau. Isolat yang menunjukkan gejala nekrosis mengindikasikan isolat tersebut bersifat patogen terhadap tanaman. Isolat rizobakteri yang tidak menunjukkan gejala nekrosis berpotensi untuk digunakan dalam pengujian lebih lanjut. Uji Produksi Asam Indol Asetat (IAA) Rizobakteri yang diuji berupa Pseudomonas kelompok fluorescens, Bacillus spp. dan Aktinomiset yang teridentifikasi melarutkan fosfat, dan tidak patogen terhadap tanaman, masingmasing jenis 6 isolat dari tiap jenis rizobakteri. Isolat Pseudomonas kelompok fluorescens ditumbuhkan dalam medium King s B cair, Bacillus spp. dalam larutan nutrient broth, dan Aktinomiset dalam larutan YCED cair masingmasing sebanyak 5 ml. Untuk memacu sintesis auksin, ke dalam masingmasing media ditambahkan asam amino triptofan 0.1 mm. Media yang berisi isolat bakteri diinkubasi dalam kondisi gelap pada suhu ruang selama 48 jam sambil dikocok pada kecepatan 110 rpm. Kultur bakteri disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit, kemudian supernatan dipisahkan dari endapan bakteri, dan dianalisis kandungan IAAnya. Kandungan IAA dalam filtrat kultur bakteri dideteksi dengan menggunakan reagen Salkowski (FeCl 3 12 g/l dalam 7.9 M H 2 SO 4 ). Filtrat kultur bakteri (1 ml) ditambahkan reagen Salkowski (4 ml) dan diinkubasi selama 30 menit. Setelah periode inkubasi, nilai sorban campuran dibaca dengan spektrofotometer (model Parmacia) pada panjang gelombang 510 nm. Kurva standar berdasarkan nilai sorban larutan IAA murni digunakan untuk menghitung kandungan IAA dalam filtrat kultur bakteri (Glickman dan Dessaux 1995).

5 23 Uji Keefektifan Rizobakteri dalam Meningkatkan Mutu Benih dan Pertumbuhan bibit Tetua Jagung Hibrida Percobaan dilakukan di rumah kaca Leuwikopo pada bulan Agustus September Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap, dimana jenis rizobakteri yang diuji sebagai perlakuan. Isolat rizobakteri yang diuji sebanyak 15 isolat hasil seleksi dari percobaan sebelumnya yaitu: AB2, AB3, AB11, ATS4, ATS5, B13, B28, B37, B42, B46, P12, P14, P24, P31, P34. Benih jagung yang digunakan adalah tetua betina dari hibrida Bima3 berasal dari Balitsereal Maros Sulawesi Selatan, hasil panen bulan Mei Aplikasi rizobakteri dilakukan pada benih sebelum ditanam yaitu dengan merendam dalam suspensi bakteri dengan nilai OD yang sama selama 12 jam, kemudian dikeringanginkan (Afzal, 2002). Benih jagung yang telah diberi perlakuan rizobakteri dikecambahkan dalam bak plastik berukuran 40 x 30 x 12 cm (panjang, lebar, dan tinggi) yang berisi media pasir steril. Setiap perlakuan ditanam 25 benih, dan masingmasing perlakuan diulang empat kali. Untuk menjaga media agar tetap lemb, dilakukan penyiraman tiap hari. Pengamatan dilakukan terhadap: 1. Mutu fisiologis benih: a. Daya berkecambah (DB) Pengukuran daya berkecambah (%) dihitung berdasarkan perbandingan jumlah kecambah normal pada hitungan pertama dan kedua dengan jumlah total benih yang ditanam. Hitungan pertama adalah 4 hari setelah pengecambahan dan hitungan kedua adalah 7 hari setelah pengecambahan (ISTA 2007), dengan rumus sebagai berikut : b. Indeks Vigor (IV) Indeks vigor dihitung berdasarkan jumlah kecambah normal pada pengamatan hitungan ke1 (Copeland dan McDonald 1995) dengan rumus: c. Kecepatan Tumbuh (K CT ) Kecepatan tumbuh benih dihitung berdasarkan jumlah pertambahan persentase kecambah normal/etmal (1 etmal = 24jam) (Sadjad et al. 1999) dengan rumus: K CT dimana: K CT = kecepatan tumbuh benih (% etmal 1 ) d = tambahan persentase kecambah normal t = waktu perkecambahan 2. Tinggi bibit diukur dari batang sejajar media tumbuh hingga ujung daun tertinggi. Pengamatan dilakukan pada saat bibit berumur 4 minggu setelah tanam (MST). 3. Panjang akar, diukur dari pangkal batang tempat tumbuhnya akar hingga akar terpanjang. Tanaman dibongkar dari box plastik secara perlahanlahan sambil disiram air, kemudian dicuci, dikeringkan dan diukur panjang akarnya.

6 24 4. Bobot kering bibit, dihitung dengan cara menimbang seluruh bibit dibagi dengan jumlah bibit, setelah dioven pada suhu 60 o C selama 3 x 24 jam. Kemampuan Melarutkan Fosfat Hasil dan Pembahasan Identifikasi pelarutan fosfat dengan melihat adanya lingkaran bening (halo) (Gambar 5). Dari hasil uji dengan metode sumur, teridentifikasi enam isolat Pseudomonas kelompok fluorescens, tujuh isolat Bacillus, dan sepuluh isolat Aktinomiset yang dapat melarutkan fosfat. Isolat Pseudomonas kelompok fluorescens memiliki potensi besar dalam melarutkan fosfat yang ditandai dengan terbentuknya halo yang lebih besar dibanding isolat Bacillus spp. dan Aktinomiset (Tel 6). Rao (2007) melaporkan bahwa mikroorganisme dari kelompok Bacillus spp. dan Pseudomonas spp. merupakan pelarut fosfat yang potensial. Gambar 5. Pelarutan fosfat oleh isolat rizobakteri; P12, P13, P17, P31 = rizobakteri Pseudomonas kelompok fluorescens Reaksi hipersensitif Isolat bersifat hipersensitif positif jika pada area daun tembakau yang disuntik dengan isolat rizobakteri tersebut menunjukkan gejala kematian sel, kering dan nekrosis (Gambar 6). Rizobakteri yang menunjukkan gelala hipersensitif positif pada daun tembakau diduga bersifat patogen bagi tanaman. Gejala nekrosis Gambar 6. Reaksi hipersensitif isolat rizobakteri

7 25 Dari hasil pengujian, terdapat empat isolat Bacillus spp menunjukkan gejala hipersensitif positif yaitu B11, B27, B31, dan B36, tiga isolat dari jenis Pseudomonas kelompok fluorescens yaitu P16, P17, dan P32, sedang dari jenis Aktinomiset terdapat empat isolat yaitu AB4, AB10, APS12, dan ATS8. Terdapat delapan isolat dari jenis Bacillus spp., tujuh isolat dari jenis Pseudomonas kelompok fluorescens, dan delapan isolat dari jenis Aktinomiset yang menunjukkan hipersensitif negatif atau tidak patogen terhadap tanaman (Tel 6). Produksi Asam Indol Asetat (IAA) Penapisan rizobakteri dimulai dari pengujian kemampuan dalam melarutkan fosfat dan reaksi hipersensitifnya pada daun tembakau. Berdasarkan dua pengujian tersebut dipilih masingmasing enam isolat rizobakteri dari setiap jenis rizobakteri untuk diuji kemampuan produksi IAAnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan memproduksi IAA dari masingmasing jenis rizobakteri. Isolat rizobakteri dari jenis Bacillus spp. dan Pseudomonas kelompok fluorescens mampu menghasilkan IAA lebih tinggi dibandingkan isolat dari jenis (Gambar 7). Isolat B42 dan B28 menghasilkan IAA lebih tinggi dibanding isolat lainnya. Thakuria et al. (2004) melaporkan bahwa rizobakteri dari kelompok Bacillus spp. mampu menghasilkan IAA lebih tinggi. Kemampuan rizobakteri mengkolonisasi perakaran tanaman berimplikasi pada jumlah asam amino triptofan yang diperoleh dari eksudat akar tanaman. Produksi IAA oleh rizobakteri hanya akan terjadi jika konsentrasi asam amino triptofan di daerah perakaran tanaman cukup tinggi (Karnval 2009). IAA merupakan hormon tumbuhan yang berperan dalam pemanjangan batang, penyembuhan luka, dan penuaan daun (Taiz dan Zeiger 2002), penundaan gugurnya daun, bunga, dan buah (Salisbury dan Ross 1995). Produksi IAA (µg/ml) B28 B42 B46 B37 B29 B13 P34 P31 P24 P12 P14 P13 Isolat rizobakteri ATS4 ATS6 AB11 AB2 AB3 ATS5 Gambar 7. Produksi IAA dari isolat, Bacillus spp, Pseudomonas kelompok fluorescens, dan Aktinomiset Berdasarkan hasil karakterisasi rizobakteri terhadap kemampuan melarutkan fosfat, reaksi hipersensitif, dan produksi IAA, selanjutnya dilakukan penapisan rizobakteri untuk digunakan pada percobaan berikutnya.

8 26 Tel 6. Reaksi hipersensitif dan kemampuan melarutkan fosfat dari isolat rizobakteri Isolat Bakteri Reaksi hipersensitif *) Pelarutan fosfat **) Aktinomiset AB1 AB2 AB3 AB4 AB10 AB11 APS7 APS12 ATS4 ATS5 ATS6 ATS8 Bacillus spp. B11 B13 B26 B27 B28 B29 B31 B36 B37 B38 B42 B46 P. kelompok fluorescens P11 P12 P13 P14 P16 P17 P24 P31 P32 P34 Keterangan : *) : = hipersensitif positif; = hipersensitif negatif **) pelarutan fosfat: = tidak; = rendah; = sedang; = tinggi Dari hasil seleksi, terpilih lima isolat dari masingmasing jenis rizobakteri. Dari kelompok Aktinomiset terpilih isolat: AB3, ATS4, AB11, AB2 dan ATS5, dari kelompok Bacillus spp. terpilih lima isolat: B13, B46, B28, B37 dan B42, sedangkan dari Pseudomonas kelompok fluerescens terpilih isolat: P24, P12, P14, P31 dan P34.

9 27 Isolat B29 memiliki kemampuan memproduksi IAA lebih tinggi dibanding rizobakteri B13, B46 dan B28, namun kemampuan melarutkan fosfat lebih rendah dibanding ke tiga isolat tersebut. Pengaruh Rizobakteri terhadap Mutu Fisiologis Benih Tetua Betina Jagung Hibrida Aplikasi rizobakteri dapat meningkatkan indeks vigor (IV) dan kecepatan tumbuh (K CT ) benih jagung hibrida dibanding kontrol, kecuali isolat P12. Pengamatan terhadap IV, menunjukkan bahwa perlakuan benih dengan isolat B28 dan B46 mencapai IV tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan P12 dan kontrol (Gambar 8). Isolat B28 dan B46 dapat meningkatkan IV masingmasing 19% dan 22%. Demikian pula pada variel kecepatan tumbuh, isolat B28 dan B46 menghasilkan K CT benih jagung hibrida yang tinggi dibanding isolat P12 dan kontrol. IV (%) a a a a b b b b K CT (% etmal1) 0 0 Isolat rizobakteri Indeks Vigor Kecepatan tumbuh Gambar 8. Pengaruh aplikasi rizobakteri terhadap indeks vigor (IV) dan kecepatan tumbuh (K CT ) benih tetua betina jagung hibrida. Huruf yang sama pada tengah balok data dan diatas lambang [ ], menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf α= 5% Isolat B28 mampu meningkatkan DB benih jagung 15% lebih tinggi dibanding kontrol, berbeda nyata dengan perlakuan P24, P34, P12, dan kontrol, namun tidak berbeda nyata dibanding perlakuan B46, B42, B13, P14, P31, AB2, AB3, AB11, ATS4, dan ATS5 (Gambar 9). Hameda et al. (2008) melaporkan bahwa inokulasi bakteri pelarut fosfat dapat meningkatkan viilitas dan vigor benih jagung. Perbaikan viilitas dan vigor benih diduga disebkan peningkatan sintesis hormon seperti IAA atau giberelin (GA3) sebagai pemicu aktivitas enzim amilase yang berperan dalam perkecambahan (Gholami et al. 2009). Inokulasi PGPR pada benih padi dapat meningkatkan daya berkecambah benih % dibanding tanpa PGPR (Ashrafuzzaman et al. 2009). Demikian pula yang dilaporkan oleh Sutariati et al. (2006), bahwa perlakuan benih cai dengan Bacillus spp. dan P. fluorescens, mampu meningkatkan daya berkecambah, indeks

10 28 vigor, potensi tumbuh maksimum, kecepatan tumbuh relatif, dan menurunkan waktu yang dibutuhkan untuk berkecambah 50% (T 50 ). Isolat rizobakteri mampu meningkatkan DB diduga karena isolatisolat tersebut mampu memproduksi hormon pertumbuhan seperti IAA, giberelin dan sitokinin, serta mampu menginduksi tanaman sejak perkecambahan a bc bc c bc DB (%) Isolat rizobakteri Gambar 9. Pengaruh aplikasi rizobakteri terhadap daya berkecambah (DB) benih tetua betina jagung hibrida. Huruf yang sama diatas balok data menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf α = 5% Aplikasi rizobakteri tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan bobot kering bibit, namun berpengaruh terhadap panjang akar jagung (Tel 7). Isolat P34 dan P12 mampu meningkatkan panjang akar masingmasing mencapai 50.0 dan 49.1cm dibanding kontrol (39.8 cm). Hameeda et al. (2008) melaporkan adanya peningkatan panjang akar dan tinggi tanaman akibat inokulasi bakteri pelarut fosfat pada benih jagung. Akar merupakan salah satu organ tanaman yang sangat sensitif terhadap konsentrasi IAA. Tanaman merespon IAA dengan mekanisme pemanjangan akar primer, pembentukan akar lateral dan akar adventif (Leveau 2005). Patten dan Glick (2002), menyatakan bahwa IAA yang disekresikan oleh bakteri meningkatkan pertumbuhan akar tanaman secara langsung dengan menstimulasi pemanjangan sel atau pembelahan sel. Ratarata bobot kering bibit jagung berkisar antara g. Isolat P12, B13, dan P34 cenderung meningkatkan bobot kering bibit jagung (Tel 7). Sharafzadeh (2012) melaporkan bahwa inokulasi PGPR dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat dalam rumah kaca. Namun percobaan lapangan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa efek positif tersebut masih dapat dipertahankan.

11 29 Tel 7. Pengaruh aplikasi isolat rizobakteri terhadap tinggi tanaman, panjang akar, dan bobot kering bibit jagung pada umur 4 MST Isolat rizobakteri Tinggi tanaman (cm) Panjang akar (cm) Bobot kering bibit (g/bibit) Kontrol bc 0.59 B c 0.55 B c 0.52 B c 0.50 B B c 0.63 P c 0.61 P P bc 0.48 P a 0.62 P a 0.64 AB c 0.55 AB AB c 0.55 ATS c 0.54 ATS bc 0.49 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf α= 5% Hasil penelitian Ashrafuzzaman et al. (2009), menunjukkan bahwa perlakuan benih padi dengan rizobakteri dapat meningkatkan tinggi bibit, bobot kering bibit, panjang akar, dan bobot kering akar padi. Agens hayati sebagai agens pemacu pertumbuhan dan peningkatan produksi tanaman dapat melalui beberapa mekanisme yaitu mampu memfiksasi nitrogen, melarutkan fosfat, dan memproduksi hormon pertumbuhan tanaman seperti IAA, giberelin, dan sitokinin (Egamberdiyeva 2005; Bae et al. 2007). Berdasarkan hasil tersebut di atas terutama peranannya dalam meningkatkan viilitas dan vigor benih tetua jagung, maka terpilih isolat B28 (Bacillus spp.), P14, P31 (Pseudomonas kelompok fluerescens), AB2, dan ATS4 (Aktinomiset.). Isolat B42 (Bacillus spp.) dipilih karena selain menghasilkan IAA yang tinggi yaitu μg ml 1, juga menghasilkan kitinase yang tinggi yaitu 8.67 mm (Budiman 2012), dibanding rizobakteri lainnya pada jenis Bacillus spp. Rizobakteri hasil seleksi tersebut akan digunakan pada percobaan di lapang. KESIMPULAN 1. Terdapat 23 isolat yang mampu melarutkan fosfat, dan 23 isolat menunjukkan reaksi hipersensitif negatif, 18 isolat mampu memproduksi IAA. 2. Berdasarkan karakterisasi rizobakteri, terpilih lima isolat dari jenis Aktinomiset (AB3, ATS4, AB11, AB2 dan ATS5), lima isolat dari jenis Bacillus spp. (B13, B46, B28, B37 dan B42), dan lima isolat dari Pseudomonas kelompok fluorescens (P24, P12, P14, P31 dan P34) yang digunakan untuk pengujian mutu fisiologis benih tetua betina jagung hibrida.

12 30 3. Isolat B28 dan B46 dapat meningkatkan indeks vigor dan kecepatan tumbuh benih jagung. Isolat B28 mampu meningkatkan daya berkecambah hingga mencapai 80 %. Isolat lain yang berpotensi meningkatkan daya berkecambah yaitu: B46, B42, B13, P14, P31, AB2, AB3, AB11, ATS4, dan ATS5. 4. Aplikasi rizobakteri P34 dan P12 mampu meningkatkan panjang akar jagung. 5. Berdasarkan hasil karakterisasi rizobakteri dan pengaruhnya terhadap peningkatan mutu fisiologis benih jagung, terpilih enam isolat rizobakteri dari masingmasing jenis rizobakteri yang dapat digunakan pada percobaan selanjutnya yaitu AB2, ATS4, B28, B42, P14, dan P31.

PENGARUH RIZOBAKTERI DAN PUPUK FOSFAT DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TETUA BETINA JAGUNG HIBRIDA

PENGARUH RIZOBAKTERI DAN PUPUK FOSFAT DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TETUA BETINA JAGUNG HIBRIDA 31 PENGARUH RIZOBAKTERI DAN PUPUK FOSFAT DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TETUA BETINA JAGUNG HIBRIDA Abstract The use of quality seeds from improved varieties will produce more productive

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan dan Rumah Kaca University Farm, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari Oktober 2010

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen

BAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, FMIPA, IPB dan lahan pertanian Kampung Bongkor, Desa Situgede, Karang Pawitan-Wanaraja,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010 Maret 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN RIZOBAKTERI PADA BENIH DAN TANAMAN SERTA PEMUPUKAN FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TETUA BETINA JAGUNG HIBRIDA CANDRA BUDIMAN

PENGARUH PERLAKUAN RIZOBAKTERI PADA BENIH DAN TANAMAN SERTA PEMUPUKAN FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TETUA BETINA JAGUNG HIBRIDA CANDRA BUDIMAN PENGARUH PERLAKUAN RIZOBAKTERI PADA BENIH DAN TANAMAN SERTA PEMUPUKAN FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TETUA BETINA JAGUNG HIBRIDA CANDRA BUDIMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. sampai Maret Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. sampai Maret Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Desember 2013 sampai Maret 2014. Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1. Pengaruh Perendaman Benih dengan Isolat spp. terhadap Viabilitas Benih Kedelai. Aplikasi isolat TD-J7 dan TD-TPB3 pada benih kedelai diharapkan dapat meningkatkan perkecambahan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG HIBRIDA DENGAN APLIKASI RIZOBAKTERI DAN PUPUK FOSFAT

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG HIBRIDA DENGAN APLIKASI RIZOBAKTERI DAN PUPUK FOSFAT 37 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG HIBRIDA DENGAN APLIKASI RIZOBAKTERI DAN PUPUK FOSFAT Abstract An effort to improve maize productivity is through the use of good quality maize

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Uji Pemeliharaan dan Penyiapan Suspensi Bakteri Endofit dan PGPR

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Uji Pemeliharaan dan Penyiapan Suspensi Bakteri Endofit dan PGPR 17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan di Rumah Kaca, University Farm,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikologi, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dan Laboratorium Mikrobiologi dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) mulai Maret 2011 sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesuburan tanah menurun cepat, pencemaran air dan tanah, bahaya residu

I. PENDAHULUAN. kesuburan tanah menurun cepat, pencemaran air dan tanah, bahaya residu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan kembali ke alam (back to nature) yang dilandasi oleh kesadaran pentingnya kesehatan dan kelestarian lingkungan kini menjadi sebuah gaya hidup masyarakat dunia.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian 11 BAHAN DAN METODE Bahan Bahan tanaman yang digunakan adalah benih jagung hibrida varietas BISI 816 produksi PT. BISI International Tbk (Lampiran 1) dan benih cabai merah hibrida varietas Wibawa F1 cap

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Isolasi Aktinomiset

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Isolasi Aktinomiset BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari bulan Februari sampai dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan rumah kaca Hama dan Penyakit dan rumah kaca Balai penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO), Bogor; pada bulan Oktober

Lebih terperinci

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Isolasi dan perbanyakan sumber inokulum E. carotovora dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE 10 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Instalasi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari bulan Februari sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR (SB )

TUGAS AKHIR (SB ) TUGAS AKHIR (SB 091358) BIOAUGMENTASI BAKTERI PELARUT FOSFAT GENUS Bacillus PADA MODIFIKASI MEDIA TANAM PASIR DAN KOMPOS (1:1) UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica sinensis) Oleh : Resky Surya Ningsih

Lebih terperinci

TERM OF REFFERENCE (TOR) PENINGKATAN SERAPAN HARA, PENGISIAN TONGKOL, DAN PENCEGAHAN SERANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

TERM OF REFFERENCE (TOR) PENINGKATAN SERAPAN HARA, PENGISIAN TONGKOL, DAN PENCEGAHAN SERANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays) TERM OF REFFERENCE (TOR) PENINGKATAN SERAPAN HARA, PENGISIAN TONGKOL, DAN PENCEGAHAN SERANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays) 2016 PENDAHULUAN Daerah rhizosper tanaman banyak dihuni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

BAHAN. bulan Juli diremajakan. pertumbuhan. Gambar 4

BAHAN. bulan Juli diremajakan. pertumbuhan. Gambar 4 14 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian serta di Rumah Kaca University Farm, Institut

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2016. Uji potensi mikroba pelarut fosfat dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas

Lebih terperinci

Tabel 1 Persentase penghambatan koloni dan filtrat isolat Streptomyces terhadap pertumbuhan S. rolfsii Isolat Streptomyces spp.

Tabel 1 Persentase penghambatan koloni dan filtrat isolat Streptomyces terhadap pertumbuhan S. rolfsii Isolat Streptomyces spp. 4 Tinggi tanaman kumulatif dikonversi menjadi LADKT (luasan area di bawah kurva perkembangan tinggi tanaman) menggunakan rumus sama seperti perhitungan LADKP. KB dihitung dengan rumus (Sutopo 2002): Perhitungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 Februari sampai 31 Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2012 sampai Mei 2012. Penderaan fisik benih, penyimpanan benih, dan pengujian mutu benih dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Perbanyakan Propagul Agens Antagonis Perbanyakan Massal Bahan Pembawa Biopestisida

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Perbanyakan Propagul Agens Antagonis Perbanyakan Massal Bahan Pembawa Biopestisida 7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan Balai Penelitian Tanaman

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Oktober 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Laboratorium Kromatografi dan Analisis Tumbuhan, Departemen

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat lebih kurang 25 meter di atas permukaan laut.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Dramaga, Bogor untuk pengujian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pembiakan P. fluorescens pada Beberapa Formulasi Limbah Organik Populasi P. fluorescens pada beberapa limbah organik menunjukkan adanya peningkatan populasi. Pengaruh komposisi limbah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014. 10 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Hutan mangrove Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Analisis

Lebih terperinci

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82 Lampiran 1. Tabel rataan pengukuran tinggi bibit sengon, bibit akasia mangium, dan bibit suren pada aplikasi aktivator EM 4, MOD 71, dan Puja 168. Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ 1 2 3 A0 T1 20,75 27,46

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair. LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair. a. Komposisi media skim milk agar (Widhyastuti & Dewi, 2001) yang telah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Perkembangan Koloni Bakteri Aktivator pada NA dengan Penambahan Asam Humat Pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa pada bagian tanaman tomat

Lebih terperinci

komersial, pupuk SP 36, pupuk KCl, NaCl, Mannitol, K 2 HPO 4, MgSO 4.7H 2 O,

komersial, pupuk SP 36, pupuk KCl, NaCl, Mannitol, K 2 HPO 4, MgSO 4.7H 2 O, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 Februari 31 Juni 2011 di Laboratorium Mikrobiologi, Bioteknologi, Kultur Jaringan dan Rumah Kaca Balai Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang HASIL DA PEMBAHASA 21 Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang Tabel 1 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika IPB (PKBT-IPB) Pasir Kuda, Desa Ciomas, Bogor, dan Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, diperoleh hasil pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Tabel 2 : Hasil pengukuran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu dan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universtitas Lampung dari Desember

Lebih terperinci

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan mengamati kecambah benih merbau yang hidup yaitu dengan cara memperhatikan kotiledon yang muncul ke permukaan tanah. Pada tiap perlakuan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Penelitian Metode Penelitian Isolasi dan Identifikasi Cendawan Patogen

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Penelitian Metode Penelitian Isolasi dan Identifikasi Cendawan Patogen 14 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Percobaan dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Juli 2012 di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat 11 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Desember 2011 di Laboratorium Agromikrobiologi, Balai Pengkajian Bioteknologi, BPPT PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan;

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 10 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai Oktober 2012. Sampel gubal dan daun gaharu diambil di Desa Pulo Aro, Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten

Lebih terperinci

FORMULASI BAKTERI PERAKARAN (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA-PGPR)

FORMULASI BAKTERI PERAKARAN (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA-PGPR) FORMULASI BAKTERI PERAKARAN (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA-PGPR) Pendahuluan Pemanfaatan bakteri perakaran atau PGPR dalam bidang perlindungan telah banyak dilaporkan pada beberapa tanaman dan dilaporkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan

BAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan 13 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor serta di Laboratorium Bakteriologi, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 01 Februari 31 Juni 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan 14 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Leuwikopo dan Laboratorium Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi LAMPIRAN Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi Bagian akar dan batang (3-5 cm) Dicuci dengan air mengalir selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tahap Laboratorium 1. Uji Kemampuan Isolat a. Tempat dan Waktu Penelitian Uji kemampuan 40 isolat bakteri dilaksanakan di laboratorium Biologi dan Bioteknologi Tanah, Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pertumbuhan dan perkembangan stek pada awal penanaman sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti air, suhu, kelembaban dan tingkat pencahayaan di area penanaman stek.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Perbanyakan Inokulum BCMV Persiapan Lahan dan Tanaman Uji

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Perbanyakan Inokulum BCMV Persiapan Lahan dan Tanaman Uji 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Cikabayan dan Laboratorium Virologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPT Pengembangan Agrobisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen Biologi,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dalam penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB. Pelaksanaan percobaan dimulai dari

Lebih terperinci

Pengaruh Aplikasi Rizobakteri dan Pupuk Fosfat terhadap Produktivitas dan Mutu Fisiologis Benih Jagung Hibrida

Pengaruh Aplikasi Rizobakteri dan Pupuk Fosfat terhadap Produktivitas dan Mutu Fisiologis Benih Jagung Hibrida Pengaruh Aplikasi Rizobakteri dan Pupuk Fosfat terhadap Produktivitas dan Mutu Fisiologis Benih Jagung Hibrida Awaludin Hipi 1, Memen Surahman 2, Satriyas Ilyas 2, dan Giyanto 3 1 Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

EVALUASI KEMURNIAN GENETIK DENGAN MARKA MIKROSATELIT DAN APLIKASI RIZOBAKTERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG HIBRIDA

EVALUASI KEMURNIAN GENETIK DENGAN MARKA MIKROSATELIT DAN APLIKASI RIZOBAKTERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG HIBRIDA EVALUASI KEMURNIAN GENETIK DENGAN MARKA MIKROSATELIT DAN APLIKASI RIZOBAKTERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG HIBRIDA AWALUDIN HIPI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi Bakteri Endofit Asal Bogor, Cipanas, dan Lembang Bakteri endofit yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari tiga tempat yang berbeda dalam satu propinsi Jawa Barat. Bogor,

Lebih terperinci

EKSPLORASI Pseudomonad fluorescens DARI PERAKARAN GULMA PUTRI MALU (Mimosa invisa)

EKSPLORASI Pseudomonad fluorescens DARI PERAKARAN GULMA PUTRI MALU (Mimosa invisa) EKSPLORASI Pseudomonad fluorescens DARI PERAKARAN GULMA PUTRI MALU (Mimosa invisa) A. Pendahuluan Pseudomonad fluorescens merupakan anggota kelompok Pseudomonas yang terdiri atas Pseudomonas aeruginosa,

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE

III BAHAN DAN METODE meliputi daerah Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Tanaman Kilemo di daerah Jawa banyak ditemui pada daerah dengan ketinggian 230 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tanaman ini terutama banyak ditemui

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium dan vitamin B1 yang efektif bila dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada proses perbanyakan tanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca dan Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, mulai bulan Maret sampai Mei

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa 1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Pengaruh Lot Benih dan Kondisi Tingkat Kadar Air Benih serta Lama Penderaan pada PCT terhadap Viabilitas

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Pengaruh Lot Benih dan Kondisi Tingkat Kadar Air Benih serta Lama Penderaan pada PCT terhadap Viabilitas 16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Laboratorium Hortikultura dan rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Darmaga. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan memberikan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Nazir, 1999). Pada penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh PGPR terhadap Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Kedelai

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh PGPR terhadap Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Kedelai 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh PGPR terhadap Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Kedelai PGPR sebagai rizobakteria memberikan pengaruh tertentu terhadap pertumbuhan tanaman kedelai yang diujikan di rumah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Lewikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi, IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan terhadap proses induksi akar pada eksplan dilakukan selama 12 minggu. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan pengaruh pada setiap perlakuan yang diberikan.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini berlangsung selama tujuh bulan, yakni mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2011. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Ilmu

Lebih terperinci

TAHLIYATIN WARDANAH A

TAHLIYATIN WARDANAH A PEMANFAATAN BAKTERI PERAKARAN PEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN (PLANT GROWTH- PROMOTING RHIZOBACTERIA) UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT MOSAIK TEMBAKAU (TOBACCO MOSAIC VIRUS) PADA TANAMAN CABAI TAHLIYATIN WARDANAH

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 13 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca C Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta mulai bulan Oktober 2015 sampai dengan

Lebih terperinci

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

Sampel air panas. Pengenceran 10-1 Lampiran 1. Metode kerja Sampel air panas Diambil 10 ml Dicampur dengan media selektif 90ml Di inkubasi 24 jam, suhu 50 C Pengenceran 10-1 Di encerkan sampai 10-10 Tiap pengenceran di tanam di cawan petri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman (PGPR) Enzim ACC Deaminase dan Etilen

TINJAUAN PUSTAKA Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman (PGPR) Enzim ACC Deaminase dan Etilen TINJAUAN PUSTAKA Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman (PGPR) Rizobakteri pemacu tumbuh tanaman yang populer disebut plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) diperkenalkan pertama kali oleh Kloepper

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA 15 BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA 3.1 BAHAN Lactobacillus acidophilus FNCC116 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan dari Universitas Gajah Mada), Bacillus licheniformis F11.4 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga untuk mendukung

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga untuk mendukung 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai [Glycine max (L.) Merril] merupakan komoditas strategis di Indonesia. Oleh karena itu, upaya untuk berswasembada kedelai tidak hanya bertujuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih BAHAN DAN METODE Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang penapisan galur-galur padi (Oryza sativa L.) populasi RIL F7 hasil persilangan varietas IR64 dan Hawara Bunar terhadap cekaman besi ini dilakukan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI BIOKIMIAWI RIZOBAKTERI ASAL GULMA BERDAUN LEBAR YANG BERPOTENSI SEBAGAI DELETERIOUS RHIZOBACTERIA

KARAKTERISASI BIOKIMIAWI RIZOBAKTERI ASAL GULMA BERDAUN LEBAR YANG BERPOTENSI SEBAGAI DELETERIOUS RHIZOBACTERIA JURNAL AGROTEKNOS Nopember 2013 Vol. 3 No. 3. Hal 179183 ISSN: 20877706 KARAKTERISASI BIOKIMIAWI RIZOBAKTERI ASAL GULMA BERDAUN LEBAR YANG BERPOTENSI SEBAGAI DELETERIOUS RHIZOBACTERIA Biochemical Characterization

Lebih terperinci

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan 4 Metode Penelitian ini dilakukan pada beberapa tahap yaitu, pembuatan media, pengujian aktivitas urikase secara kualitatif, pertumbuhan dan pemanenan bakteri, pengukuran aktivitas urikase, pengaruh ph,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di Laboratorium Kesuburan Tanah, dan Laboratorium Bioteknologi Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculantum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculantum Mill.) merupakan salah satu komoditas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculantum Mill.) merupakan salah satu komoditas yang bersifat multiguna dan banyak diminati oleh masyarakat, khususnya di Indonesia, saat ini tomat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen

Lebih terperinci

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis) Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis) Str Isolasi dan Karakteristik Bakteri Asam Laktat Isolat Bakteri Asam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis 13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, IPB, dari bulan Oktober 2011 Mei 2012. Bahan Isolasi untuk memperoleh isolat B. thuringiensis

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode 23 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2012. Perbanyakan benih dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di KP Leuwikopo. Pengujian benih dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun 17 III. BAHAN DAN MEODE 3.1 empat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit umbuhan dan ebun Percobaan di dalam kampus di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strain bakteri yang menguntungkan dalam meningkatkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Strain bakteri yang menguntungkan dalam meningkatkan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Strain bakteri yang menguntungkan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dikelompokkan sebagai Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) (Kloepper, 99). Secara umum,

Lebih terperinci

Gambar 5. Pertumbuhan Paspalum notatum Fluegge Setelah Ditanam

Gambar 5. Pertumbuhan Paspalum notatum Fluegge Setelah Ditanam HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Suhu rumah kaca berkisar antara C hingga 37 C, kondisi yang cukup baik bagi pertumbuhan tanaman. Menurut Sarief (1985) kisaran maksimum pertumbuhan tanaman antara 15 C

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci