BAB I PENDAHULUAN. yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra bukanlah komunikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra bukanlah komunikasi"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Kegiatan kreatif itu akan melahirkan sebuah karya sastra. Pradopo (2010: 121) mengungkapkan bahwa Karya sastra merupakan karya seni yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra bukanlah komunikasi yang biasa dan mempunyai banyak segi yang aneh dan luar biasa kalau dibandingkan dengan tindak komunikasi lain (A. Teeuw, 2003: 23). Bahasa yang digunakan dalam karya sastra berbeda dengan bahasa umumnya. Bahasa yang digunakan bukan sembarang bahasa, melainkan bahasa yang memiliki khas dan memuat tanda-tanda. Karya Sastra Arab mahjar termasuk karya sastra yang menggunakan bahasa yang khas dan memuat tanda-tanda. Karya Sastra Arab mahjar adalah karya para sastrawan Arab baik penulis prosa maupun puisi yang hijrah dari negeri Arab menuju Amerika Utara. Amerika Utara dipilih karena antara tahun merupakan negara yang besar, modern, dan industrialis (Mahliatussikah, 2006: 400). Karakteristik sastra mahjar tidak terlepas dari pengaruh pengalaman hidup para sastrawannya secara politis, religius, sosiologis bahkan psikologis yang banyak mempengaruhi karya sastra Arab (Hambali, 2008: 4). 1

2 2 Salah satu penyair Arab yang menulis puisi modern adalah Iliyya> Abu> Ma>d}i>>. Dia banyak mengangkat tema nasionalisme, sosial, dan politik dalam karya-karyanya. Dia adalah penyair mahjar terkemuka setelah Jubra>n Kahli>l Jubra>n dan Michael Nu aimah. Karya-karyanya tertulis dalam sebuah majalah as- Sami>r yang di dalamnya juga tertulis karya penyair-penyair mahjar lainnya, baik berupa puisi maupun prosa. Dia juga dikenal sebagai penyair yang cerdas dan gigih, selain itu dia juga aktif dalam bidang jurnalistik (Fathoni, 2007: 81). Salah satu karya Iliyya> Abu> Ma>d}i>> adalah puisi yang berjudul al-bulbulu as-saji>nu. Puisi tersebut berisi tentang ketidakmampuan Lebanon untuk membebaskan diri dari penjajahan. Negara Lebanon itu diibaratkan dengan burung bulbul yang ada di dalam sangkarnya. Menurut Farru>kh (1969: 421) via Mahliatussikah (2006) Iliyya> Abu> Ma>d}i>> termasuk penyair wujda>ni> (affective, berhubungan dengan perasaan, dan jiwa). Hal tersebut nampak pada pendapat-pendapatnya yang bersandarkan pada alam, perempuan, dan masyarakat. Ia adalah orang yang kuat dalam memegang akhlak yang mulia, toleransi antar individu maupun kolektif. Kecedasannya tampak pada puisinya yang merupakan hasil kontemplasi falsafi> dalam berbagai aspek kehidupan. Dari hal tersebutlah yang perlu kita ambil pelajaran darinya, tentang kecerdasannya dalam kesustraan dan jiwa nasionalismenya yang besar. Saat dia tinggal di Amerika sekalipun dia masih menulis karya-karya sastra yang berhubungan dengan negara asalnya. Oleh karena itu, puisi al-bulbulu as- Saji>nu dalam antologi puisi al-khama> ilu karya Iliyya> Abu> Ma>d}i> menarik untuk

3 3 diteliti dengan memanfaatkan analisis semiotik untuk mengungkap makna puisi al-bulbulu as-saji>nu yang ingin disampaikan oleh penyair. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah makna puisi al-bulbulu as-saji>nu dalam antologi al- Khama> ilu karya Iliyya> Abu> Ma>d}i>. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap makna puisi yang berjudul al-bulbulu as-saji>nu dalam antologi puisi al-khama> ilu karya Iliyya> Abu> Ma>d}i>>. 1.4 Tinjauan Pustaka Penelitian terhadap karya Iliyya> Abu> Ma>d}i>> sejauh pengamatan penulis mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Ahmad Huseno, telah membahas dalam skripsinya yang berjudul al Insa>niyyah fi> Qasi>dah al Tin li al Sha\'ir Ilya Abu Madi (Dirasah Tahliliyah Simaiyah), menurut Huseno (2010) : Ilya Abu Madi merupakan seorang penyair kontemporer terkenal. Dia termasuk penyair Arab pembaharu di bidang puisi baik bentuk maupun isinya. Keistimewaan syairnya adalah karena kelembutannya, kehalusannya dan kesan humanismenya yang luas. Iliyya> mashur karena sikap optimisnya, cinta kehidupan, keimanannya serta keindahannya, dan ajakannya kepada manusia untuk meraih cita-cita. Dia terkenal juga karena konsep humanismenya. Salah satu puisi tentang humanismenya adalah puisi yang berjudul al Tin.

4 4 Huseno (2010) menyimpulkan bahwa syair-syair karya Iliyya> Abu> Ma>d}i> memang sarat pesan humanisme. Kemudian, Luthfiyah Alindah (2012) dalam tesis masternya yang berjudul Signifikansi Lima Puisi Dalam Antologi al- Jada>wil Karya Iliyya> Abu> Ma>d}i>: Kajian Semiotika Riffaterre, menurut Alindah (2012) : Puisi yang diteliti dilakukan telah menghasilkan lima matriks. Kelima puisi memiliki lima matriks berbeda dan juga berisi bahwa bahwa kelima puisi memiliki signifikansi puisi yang berbeda pula karena matriks identik dengan signifikansi yang semuanya mengalami ekspansi dari teks hipogramnya kepada teks transformasi. Kelima matriks dari lima puisi dalam antologi aljada>wil tersebut menggambarkan keterpurukan yang diakibatkan oelh kondisi seseorang ketika meninggalkan negara asli ke negara lain disebabkan terjadi aksi politik yakni perang. Alindah menyimpulkan bahwa dominasi matriks tersebut ditarik matriks pada satu benang merah bahwa lima puisi dalam antologi Al Jadawil memiliki tema eksil. Selanjutnya, Hanik Mahliatussikah (2006) dalam tesis masternya yang berjudul Ekspresi Bahasa Puisi dan Fungsinya dalam Sajak at}-t}ala>sim Karya Iliyya> Abu> Ma>d}i>>: Tinjauan Struktural-Semiotik menyimpulkan bahwa sajak at}- T}ala>sim merupakan ekspresi estetik yang mengandung makna polyinterpretable. Dikatakan ekstetik karena menggunakan saran estetika berupa struktur yang estetik. Dikatakan mengandung multi makna karena sifatnya yang universal yang dapat dimaknai oleh siapa pun pembacanya dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing pembaca. Analisis semiotik terhadap puisi karya Niza>r yang bertema sosial politik sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Sastra Asia Barat, Fakultas Ilmu

5 5 Budaya. Zaky (2012) dalam skripsinya yang berjudul Makna Puisi al-kita>bu bi al-h}ibri as-sirriyyi dalam Antologi Puisi al-qas}a>`idu as-siya>siyyatu Karya Nizār Qabbāni>: Analisis Semiotik Riffaterre menyimpulkan bahwa puisi al-kita>bu bi al-h}ibri as-sirriyyi didekasikan untuk para penyair, khususnya para penyair yang karyanya dilarang beredar oleh penguasa Arab. Puisi tersebut menceritakan tentang kritikan yang disampaikan oleh penulis terhadap penguasa yang tidak peduli terhadap rakyatnya yang menderita karena perang. Miftah (2012) dalam skripsinya yang berjudul Makna Puisi Mansyu>ra>t Fiz a>ìyyah ala> Judra>ni Isra>ì>l dalam Antologi al-qasa>`id as-siya>siyyah menyimpulkan bahwa puisi Mansyu>ra>t Fiz a>ìyyah ala> Judra>ni Isra>ì>l ditulis untuk menggambarkan semangat perlawanan rakyat Palestina yang gagah berani dan pantang menyerah dalam memperoleh kemerdekaan dari penjajahan Israel. Adapun penelitian terhadap puisi karya Iliyya> Abu> Ma>d}i>> yang berjudul al-bulbulu as-saji>nu sejauh pengamatan penulis belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, masih terbuka kesempatan untuk meneliti puisi ini dengan memanfaatkan teori semiotik Riffaterre. 1.5 Landasan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotik yang diungkapkan oleh Michael Riffaterre. Riffaterre (1978:ix) mengungkapkan bahwa semiotik adalah pendekatan paling sesuai untuk memahami puisi. Puisi adalah salah satu genre dalam karya sastra yang merupakan sistem tanda yang mempunyai makna berdasarkan konvensi. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh

6 6 Pradopo (2010:123) bahwa Puisi merupakan struktur tanda-tanda yang bersistem dan bermakna ditentukan oleh konvensi. Untuk dapat memahami maknanya, maka puisi diteliti dengan memanfaatkan teori semiotik. Semiotik adalah model penelitian sastra dengan memperhatikan tanda-tanda yang mengandung makna sebagaimana yang dipaparkan oleh Endraswara (2011:64) bahwa Semiotik adalah model penelitian sastra dengan memperhatikan tandatanda. Dalam pengkajian semiotik, ada dua prinsip tanda, yaitu penanda atau signifer dan petanda atau biasa disebut dengan dengan signified. Pradopo (2010:121) menjelaskan lebih lanjut bahwa penanda adalah bentuk tanda atau yang menandai, sedangkan petanda adalah arti tanda itu sendiri. Menurut Riffaterre (1978: 2) ada empat hal pokok yang perlu diperhatikan dalam memaknai puisi. Pertama, untuk mengacu pada bahasa puisi adalah ketidaklangsungan ekspresi yang disebabkan oleh penggantian arti, penyimpangan arti, dan penciptaan arti. Hal kedua, untuk pemberian makna digunakan pembacaan semiotik yang dibagi menjadi pembacaan heuristik dan hermeneutik. Selanjutnya adalah pencarian matrix dan hypogram. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua dari empat hal pokok pemaknaan semiotik Riffaterre, yaitu ketidaklangsungan ekspresi dan pembacaan semiotik yang terdiri atas pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik. Akan tetapi, ketidaklangsungan ekspresi dilaporkan dalam pembacaan semiotik, yaitu pembacaan hermeneutik.

7 7 1.6 Metode Penelitian Teori yang dimanfaatkan adalah teori semiotik, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode semiotik. Riffaterre (1978: 2) menawarkan empat langkah yang bisa dipergunakan, yaitu ketidaklangsungan ekspresi, pembacaan semiotik, matriks atau kata kunci, dan hipogram. Pertama ketidaklangsungan ekpresi mengacu pada karya sastra yang merupakan suatu ekpresi pengarang secara tidak langsung. Ketidaklangsungan ekspresi tersebut perlu memperhatikan tiga hal, yaitu penggantian arti, penyimpangan arti, dan penciptaan arti. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Riffaterre (1978:1-2) bahwa Ketidaklangsungan ekspresi disebabkan oleh tiga hal, yaitu penggantian arti, penyimpangan arti, dan penciptaan arti. Kedua, untuk dapat memberi makna pada teks dapat dilakukan dengan memanfaatkan pembacaan semiotik. Pembacaan semiotik dibagi menjadi dua, yaitu pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik atau retroaktif. Dalam pembacaan heuristik, puisi dibaca berdasarkan konvensi bahasa atau sistem bahasa sesuai dengan kedudukan bahasa sebagai sistem semiotik tingkat pertama. Puisi dibaca sesuai dengan struktur normatif bahasa. Adapun pembacaan heuristik adalah pembacaan menurut sistem semiotik tingkat pertama, yaitu pembacaan menurut konvensi bahasa, sedangkan pembacaan hermeneutik atau retroaktif adalah pembacaan ulang dengan memberikan tafsiran (Riffaterre, 1978:5). Ketiga, setelah dilakukan pembacaan semiotik maka dilakukan pencarian matrix atau kata kunci. Matrix diperlukan untuk membuka sajak supaya dapat

8 8 dipahami, sebagaimana diungkapkan oleh Pradopo (2010:299) matriks merupakan kata yang menjadi kunci penafsiran sajak yang dikonkretisasikan. Keempat, setelah dilakukan pencarian matrix atau kata kunci dilakukan pencarian hipogram atau hubungan intertekstual. Pencarian hipogram dilakukan untuk mengetahui hubungan sebuah karya sastra dengan karya sastra yang lain. Puisi al-bulbulu as-saji>nu dalam antologi al-khama> ilu karya Iliyya> Abu> Ma>d}i>> akan diteliti dengan memanfaatkan dua metode dari metode semiotik yang dikemukakan oleh Riffaterre. Kedua metode tersebut adalah ketidaklangsungan ekspresi dan pembacaan semiotik, yang terdiri atas pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik. Adapun analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data pokok dan data pendukung (Faruk, 2012: 40). Data pokok, yaitu teks puisi al- Bulbulu as-saji>nu dalam antologi al-khama> ilu karya Iliyya> Abu> Ma>d}i>>, sedangkan data pendukung berupa refensi kepustakaan mengenai puisi al- Bulbulu as-saji>nu. Analisis data juga meliputi pembahasan historis penciptaan teks puisi al-bulbulu as-saji>nu yang dihubungkan dengan konteks sosial pengarang, yaitu kesengsaraan hidupnya dan kesengsaraan Lebanon sebagai permasalahan kehidupan yang dialami dan dihadapi oleh pengarang. Dari berbagai tahap analisis di atas dapat dicapai kesimpulan dari puisi al-bulbulu as-saji>nu.

9 9 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini akan ditulis dalam empat bab. Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan, dan pedoman transliterasi huruf Arab-Latin. Bab II adalah biografi Iliyya> Abu> Ma>d}i>> dan Puisi al-bulbul as-saji>nu beserta transliterasinya. Bab III adalah analisis semiotik Riffaterre terhadap puisi al-bulbulu as-saji>nu dalam antologi al-khama> ilu karya Iliyya> Abu> Ma>d}i>> yang terdiri dari pembacaan semiotik, yaitu pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik. Bab IV adalah Kesimpulan dari penelitian. 1.8 Pedoman Transliterasi Arab-Latin Transliterasi huruf Arab-Latin yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari buku pedoman transliterasi Arab-Latin yang diterbitkan berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no: 158 Th dan no: 0543b/U/ Konsonan Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan tanda dan sebagian yang lain dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab dan transliterasinya dengan huruf Latin.

10 10 Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan Al īf tidak dilambangkan tidak dilambangkan B ī b Be T ī t Te īī s\ es (dengan titik di atas) J īm j Je h{ ī h{ ha (dengan titik di bawah) Kh ī kh ka dan ha D īl d De īīl ż zet (dengan titik di atas) R ī r Er Zai z Zet S īn s Es Sy īn sy es dan ye s{ īd s} es (dengan titik di bawah) d{ īd d} de (dengan titik di bawah) t{ ī t} te (dengan titik di bawah) z{ ī z} zet (dengan titik di bawah) ain _ koma terbalik (di atas) Gain g Ge F ī f Ef Q īf q Ki K īf k Ka L īm l El M īm m Em N īn n En W īwu w We H ī h Ha Hamzah _' Apostrof Y ī y Ye

11 11 2. Vokal rangkap: Vokal bahasa Arab terdiri dari vokal tunggal, vokal panjang, dan vokal Vokal tunggal Vokal rangkap Vokal panjang Arab Latin Arab Latin Arab Latin a Ai a> i Au i> u u> 3. Ta Marbutah Transliterasi untuk ta marbu>t}ah ada dua: Ta marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah /t/. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbu>t}ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h). raud}ah al-at}fa>l / raud}atul-at}fa>l al-madi>nah al-munawwarah al-madi>natul-munawwarah 4. Syaddah (Tasydi>d) Tanda Syaddah ditransliterasikan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu. rabbana>.

12 12 5. Kata Sandang Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu al. Transliterasi pada kata sandang dibedakan atas kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti huruf qamariyyah. Kata sandang syamsiyyah ditransliterasikan sesuai dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang tersebut. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Keduanya ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sempang (-). al-maliku ar-rajulu. 6. Hamzah Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif. ta`khuz\u>na. 7. Penulisan Kata Pada dasarnya setiap kata, baik fi l, ism maupun h}arf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau h}arakah yang dihilangkan,

13 13 maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya. Wa innalla>ha lahuwa khair ar-ra>ziqi>na Wa innalla>ha lahuwa khairur-ra>ziqi>na. 8. Huruf Kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan dengan ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Wa ma> Muh}ammadun illa> rasu>lun Penggunaan huruf awal kapital untuk Allāh hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan. Nas}run minalla>hi wa fath}un qari>bun (Tim Penyusun, 1988: xiii-xx)

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam PENGARUH TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BMT BERINGHARJO (PERIODE 2010-2014) The Influence to the Level of Musharaka Financing Risk towards BMT Beringharjo Level of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu ciptaan dan bentuk kreasi yang semata-mata bukan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu ciptaan dan bentuk kreasi yang semata-mata bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu ciptaan dan bentuk kreasi yang semata-mata bukan sebuah imitasi (Luxemburg, Mieke, dan Willem, 1989:5). Sastra juga merupakan sebuah karya seni

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab

Lebih terperinci

TRANSLITERASI ARAB LATIN.

TRANSLITERASI ARAB LATIN. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii NOTA DINAS... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI

PEDOMAN TRANSLITERASI PEDOMAN TRANSLITERASI Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... ABSTRACT... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mediumnya (Pradopo,2011:121). Karya sastra merupakan refleksi pemikiran,

BAB I PENDAHULUAN. mediumnya (Pradopo,2011:121). Karya sastra merupakan refleksi pemikiran, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Pradopo,2011:121). Karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan dan keinginan pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, emosi, dan keinginan. Bahasa juga digunakan sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TRANSLITERASI... SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010: ), sedangkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010: ), sedangkan bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010:120-121), sedangkan bahasa merupakan sistem tanda yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... MOTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI... DAFTAR ISI... DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang

BAB I PENDAHULUAN. Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang khas, dengan pemanfaatan kata yang khas, tulisan yang beroperasi dengan cara yang khas, dan menuntut

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN 1. Konsonan tunggal Huruf Arab Nama Huruf latin Keterangan alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan Ba b be Ta t te sa s es (dengan dengsn titik diatas ) Jim j je Ha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyair Arab Qatar bernama Muḥammad bin Aż-Żayyib Al- Ajamiyy. Puisi ini hadir

BAB I PENDAHULUAN. penyair Arab Qatar bernama Muḥammad bin Aż-Żayyib Al- Ajamiyy. Puisi ini hadir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi Kullunā Tūnisu Ṡauratu al-yāsmīni adalah puisi yang diciptakan oleh penyair Arab Qatar bernama Muḥammad bin Aż-Żayyib Al- Ajamiyy. Puisi ini hadir dalam suasana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii ix xii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN...iii PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TRANSLITERASI... xii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakannya. Hasil kreasi yang orisinil tersebut adalah karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakannya. Hasil kreasi yang orisinil tersebut adalah karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellek dan Warren (1995:3) berpendapat bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni dan bukan penciptaan ulang dari karya sastra sebelumnya. Sementara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam peradaban manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia tidak dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo (2010: ). Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo (2010: ). Bahasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa (Pradopo (2010:120-121). Bahasa yang digunakan dalam karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kata drama berasal dari bahasa Yunani, draomai, yang artinya berbuat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kata drama berasal dari bahasa Yunani, draomai, yang artinya berbuat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata drama berasal dari bahasa Yunani, draomai, yang artinya berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi (Waluyo, 2001:2; Dewojati, 2012:7). Drama, sebagai karya sastra,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... i ii iii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain. Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin. Berikut ini adalah Surat keputusan Bersama Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9)

BAB I PENDAHULUAN. sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah objek manusiawi, fakta kemanusiaan, atau fakta kultural, sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman tersebut ditulis sedemikian rupa sehingga bernilai sastra. Rekaman dan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman tersebut ditulis sedemikian rupa sehingga bernilai sastra. Rekaman dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi adalah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting yang digubah dalam susunan yang berirama (Pradopo, 2012:7). Rekaman dan interpretasi pengalaman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks... x DAFTAR ISI Halaman Sampul... i Halaman Judul.. ii Halaman Pernyataan Keaslian.. iii Halaman Persembahan. iv Halaman Persetujuan Pembimbing... v Halaman Pengesahan... vi Halaman Motto... vii Halaman Kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1990: 11). Selain kata sastra, dalam KBBI juga ada kata susastra (tambah awalan

BAB I PENDAHULUAN. 1990: 11). Selain kata sastra, dalam KBBI juga ada kata susastra (tambah awalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan segala sesuatu yang tertulis atau tercetak dan merupakan karya imajinatif. Selain itu, sastra juga merupakan karya imajinatif yang dipandang

Lebih terperinci

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Nota Persetujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Kata Pengantar...viii Abstrak....

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan, yaitu penanda (signifiant) dan petanda (signifie) (dalam Teeuw,

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan, yaitu penanda (signifiant) dan petanda (signifie) (dalam Teeuw, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna dengan mempergunakan medium bahasa. Bahasa di sini merupakan sistem semiotik atau ketandaan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Goldman via Faruk, 1994:79). Sebagaimana juga disampaikan oleh Lukens

BAB I PENDAHULUAN. (Goldman via Faruk, 1994:79). Sebagaimana juga disampaikan oleh Lukens BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinatif yang memberikan hiburan yang menyenangkan sekaligus memberikan pengalaman batin bagi pembacanya (Goldman via Faruk, 1994:79).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (sastra) yang berbeda-beda (Teeuw, 1984:104). Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (sastra) yang berbeda-beda (Teeuw, 1984:104). Sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (karya sastra) merupakan sistem tanda yang mempunyai makna dan mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2003:121). Pemahaman makna karya sastra tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan memuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Pradopo, 2010:121). Menurut De Saussure (via Teeuw, 1984:43-44), bahasa

BAB I PENDAHULUAN. (Pradopo, 2010:121). Menurut De Saussure (via Teeuw, 1984:43-44), bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah sistem tanda yang mempunyai makna. Sebagai sistem tanda, karya sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Pradopo, 2010:121). Menurut

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini PEDOMAN TRANSLITERASI Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANAREKSA REPO SAHAM (DARSA) DI PT. DANAREKSA SURABAYA SKRIPSI IZZA RISDIANA NIM : C

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANAREKSA REPO SAHAM (DARSA) DI PT. DANAREKSA SURABAYA SKRIPSI IZZA RISDIANA NIM : C TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANAREKSA REPO SAHAM (DARSA) DI PT. DANAREKSA SURABAYA SKRIPSI Oleh : IZZA RISDIANA NIM : C04302034 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS SYARIAH

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL.... ii PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... v LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghayati pengalaman hidup manusia sewajarnya. Memahami sebuah karya

BAB I PENDAHULUAN. menghayati pengalaman hidup manusia sewajarnya. Memahami sebuah karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan cermin kehidupan manusia. Sebagai cermin kehidupan manusia, karya sastra mampu membuat pembaca membayangkan dan menghayati pengalaman hidup manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN KATA PENGANTAR... HALAMAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi jiwa pengarang dalam mengilustrasikan kehidupan imajinatifnya (Wellek

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi jiwa pengarang dalam mengilustrasikan kehidupan imajinatifnya (Wellek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Dalam proses kreatif tersebut sastrawan menghasilkan karya sastra. Karya sastra merupakan wujud ekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu produk dari budaya manusia, sastra menghadirkan berbagai realita sosial,

BAB I PENDAHULUAN. satu produk dari budaya manusia, sastra menghadirkan berbagai realita sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan produk yang dihasilkan oleh manusia. Sebagai salah satu produk dari budaya manusia, sastra menghadirkan berbagai realita sosial, gambaran budaya, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tata bahasa serta keunikan-keunikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tata bahasa serta keunikan-keunikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tata bahasa serta keunikan-keunikan tersendiri yang menjadi ciri khas dari bahasa tersebut, begitu juga dalam bahasa Arab. Ada

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Husin NIM : 12.0252.0966 Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan dengan sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra menjadikannya berbeda dengan karya tulis lainnya, hal ini seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. sastra menjadikannya berbeda dengan karya tulis lainnya, hal ini seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif yang diciptakan oleh manusia, sastra juga dianggap sebagai sebuah karya seni yang di dalamnya mengandung unsur keindahan. Wellek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra menurut Teeuw (2003:135) merupakan sebuah struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra menurut Teeuw (2003:135) merupakan sebuah struktur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra menurut Wellek dan Werren (1990:11) merupakan segala sesuatu yang tertulis atau tercetak dan merupakan karya imajinatif dan dipandang lebih luas pengertiannya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG) SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG) SKRIPSI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi.

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellek dan Austin Warren (1989:3,11) berpendapat bahwa yang dikatakan sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sastra merupakan segala sesuatu yang tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di. lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di. lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra (novel, cerpen, dan puisi) adalah karya imajinatif, fiksional, dan ungkapan ekspresi pengarang dan perpaduan antara imajinasi pengarang dengan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I. 2014:3). Kegiatan kreatif ini menghasilkan karya yang berbahan baku bahasa. Hal

BAB I. 2014:3). Kegiatan kreatif ini menghasilkan karya yang berbahan baku bahasa. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 2014:3). Kegiatan kreatif ini menghasilkan karya yang berbahan baku bahasa. Hal ini sejalan

Lebih terperinci

KONSEP MANUSIA MENURUT PLATO

KONSEP MANUSIA MENURUT PLATO KONSEP MANUSIA MENURUT PLATO (Relevansinya Dengan Ajaran Islam) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata Satu (S-1) Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Aqidah dan

Lebih terperinci

METODE REHABILITASI NON-MEDIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA H. MUSTAJAB PURBALINGGA DALAM PANDANGAN TASAWUF

METODE REHABILITASI NON-MEDIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA H. MUSTAJAB PURBALINGGA DALAM PANDANGAN TASAWUF METODE REHABILITASI NON-MEDIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA H. MUSTAJAB PURBALINGGA DALAM PANDANGAN TASAWUF SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara unsur-unsur struktur ada koherensi atau pertautan erat (Pradopo, 2013:141-142). Jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antar unsurnya terjadi hubungan

Lebih terperinci

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persayaratan Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI OLEH M. FIKRI TIRTA

HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI OLEH M. FIKRI TIRTA HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI SKRIPSI OLEH M. FIKRI TIRTA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M / 1437 H HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sistem tanda yang bermakna. Karya sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sistem tanda yang bermakna. Karya sastra adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan sistem tanda yang bermakna. Karya sastra adalah ungkapan penulis yang berupa tanda dengan menggunakan bahasa sebagaimana dijelaskan oleh Pradopo

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI (Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 1 Kaliwungu Kudus Tahun Ajaran 2013/ 2014) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3)

BAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti dikatakan Quinn (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah tulisan yang khas, dengan pemanfaatan kata yang khas, tulisan yang beroperasi dengan cara yang khas, dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pendidikan anak usia 0-10 tahun dalam

ABSTRAK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pendidikan anak usia 0-10 tahun dalam ABSTRAK Dwi Lis Setianingrum, NIM : 112468, Stain Kudus, Tarbiyah, Pendidikan Agama Islam (PAI), dengan judul Pola Pendidikan Anak dalam Islam Menurut Syaikh Jamal Abdurrahman dalam Terjemahan Kitab Athfaalul

Lebih terperinci

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Nota Dinas... iii Halaman Pengesahan... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Abstraks... vii Kata Pengantar... viii Daftar Isi... x Daftar

Lebih terperinci

TRANSLITERASI. Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin

TRANSLITERASI. Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin TRANSLITERASI 1. Konsonan Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin Huruf arab Nama Huruf latin Nama Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan Ba b be Ta t te Ṡa ṡ es (dengan

Lebih terperinci

PERSEPSI ANGGOTA JEMAAH TABLIG BANJARMASIN TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

PERSEPSI ANGGOTA JEMAAH TABLIG BANJARMASIN TERHADAP PERBANKAN SYARIAH PERSEPSI ANGGOTA JEMAAH TABLIG BANJARMASIN TERHADAP PERBANKAN SYARIAH OLEH: RINDY HELMIANSYAH NIM: 1001160272 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SURABAYA NO 33/PID.B/2008/PN.SBYTENTANG PENCABULAN DALAM PERSPEKTIF UU NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM PIDANA ISLAM S K R I P S I Diajukan kepada Institut

Lebih terperinci

PROSES PENYADARAN DARI ANAK NAKAL MENJADI ANAK SHALIH DI PANTI ASUHAN ISLAM IBADAH BUNDA YOGYAKARTA

PROSES PENYADARAN DARI ANAK NAKAL MENJADI ANAK SHALIH DI PANTI ASUHAN ISLAM IBADAH BUNDA YOGYAKARTA PROSES PENYADARAN DARI ANAK NAKAL MENJADI ANAK SHALIH DI PANTI ASUHAN ISLAM IBADAH BUNDA YOGYAKARTA SKRIPSI Oleh: Jemmy Ardian NPM: 20130720054 FAKULTAS AGAMA ISLAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. subjek penelitian, objek penelitian, dan sarana atau peralatan penelitian (Ratna,

BAB I PENDAHULUAN. subjek penelitian, objek penelitian, dan sarana atau peralatan penelitian (Ratna, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kerangka penelitian ilmu humaniora, lebih khusus dalam penelitian sastra terdapat tiga poin penting yang harus diperhatikan.ketiga point tersebut adalah subjek

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii PANDUAN TRANSLITERASI... iv ABSTRAK... vi MOTTO... vii PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... x DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBIAYAAN AKAD QARD} DAN JUAL BELI DI BMT AMANAH INSANI SURABAYA

APLIKASI PEMBIAYAAN AKAD QARD} DAN JUAL BELI DI BMT AMANAH INSANI SURABAYA APLIKASI PEMBIAYAAN AKAD QARD} DAN JUAL BELI DI BMT AMANAH INSANI SURABAYA SKRIPSI Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik Arab klasik (Al-Badr, 1970:2), kata adab berarti az}-z}arfu pandai dan cantik, sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit dengan media bahasa (Sumardjo,1988:3).

Lebih terperinci

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PRAKTIK DISTRIBUSI ZAKAT UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ) KORPORASI DAN INSTANSI PEMERINTAH DI KOTA BANJARMASIN

PRAKTIK DISTRIBUSI ZAKAT UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ) KORPORASI DAN INSTANSI PEMERINTAH DI KOTA BANJARMASIN PRAKTIK DISTRIBUSI ZAKAT UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ) KORPORASI DAN INSTANSI PEMERINTAH DI KOTA BANJARMASIN By OLEH NOVI NOOR FAJARIYANI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016M/1437 H PRAKTIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak,

BAB I PENDAHULUAN. dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak, struktur karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan interaksi dimaksudkan untuk menyampaikan maksud dan kehendak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dan interaksi dimaksudkan untuk menyampaikan maksud dan kehendak manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dari peristiwa komunikasi, sosialisasi, dan interaksi antar sesamanya. Komunikasi, sosialisasi, dan interaksi

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan

PERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama NIM Fakultas/Jurusan Judul Skripsi : Novianti AsiyahNingrum Solikha : C34210157 : Syariah/ Ekonomi Syari'ah : Mekanisme Fundraising Dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendek, yaitu kisahan pendek kurang dari kata yang memberikan kesan

BAB I PENDAHULUAN. pendek, yaitu kisahan pendek kurang dari kata yang memberikan kesan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra. Pengertian cerpen menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah akronim dari cerita pendek, yaitu kisahan pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem semiotik atau ketandaan yang mempunyai arti. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem semiotik atau ketandaan yang mempunyai arti. Bahasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi adalah karya sastra berupa sistem tanda yang mempunyai makna dengan menggunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra sudah merupakan sistem

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB...

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB... DAFTAR ISI HALAM AN J UDUL...... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN MOTTO....... vi HALAMAN KATA PENGANTAR......

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 158 Tahun1987 Nomor : 0543b/U/1987 TRANSLITERASI ARAB-LATIN Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk memahami karya sastra dibutuhkan analisis. Definisi karya sastra menurut KBBI (1989:76) adalah sebuah

Lebih terperinci

( Word to PDF Converter - Unregistered )

( Word to PDF Converter - Unregistered ) PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi adalah pengalihhurufan dari abjad yang satu ke abjad lainnya. Yang dimaksud dengan transliterasi Arab-Latin dalam pedoman ini adalah penyalinan huruf-huruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan rangkaian kata-kata yang mengandung makna yang indah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan rangkaian kata-kata yang mengandung makna yang indah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan rangkaian kata-kata yang mengandung makna yang indah dalam mengekspresikan kehidupan manusia. Sejalan dengan hal tersebut beberapa pakar

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi PERBEDAAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA MAHASISWA YANG MENGIKUTI ORGANISASI DAN MAHASISWA YANG TIDAK MENGIKUTI ORGANISASI (Studi Kasus Organisasi Intra Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumardjo dan Saini,

BAB I PENDAHULUAN. konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumardjo dan Saini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS DALAM SURAT LUQMAN AYAT DAN KAITANNYA DENGAN AYAT LAIN AHMAD SYAHPUTRA TARIGAN

NILAI RELIGIUS DALAM SURAT LUQMAN AYAT DAN KAITANNYA DENGAN AYAT LAIN AHMAD SYAHPUTRA TARIGAN NILAI RELIGIUS DALAM SURAT LUQMAN AYAT 13-19 DAN KAITANNYA DENGAN AYAT LAIN SKRIPSI SARJANA O L E H AHMAD SYAHPUTRA TARIGAN 04070402 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA ARAB

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA i UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan fenomena yang memiliki struktur terkait satu sama lain (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra mewakili

Lebih terperinci

MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE)

MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE) MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE) SKRIPSI OLEH SOLIHIN HANAVI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam arti, yaitu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima atau pengulangan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain selain sastra yakni etika, sopan santun, tata cara, filologi, kemanusiaan, kultur, dan ilmu

Lebih terperinci