BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan rangkaian kata-kata yang mengandung makna yang indah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan rangkaian kata-kata yang mengandung makna yang indah"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan rangkaian kata-kata yang mengandung makna yang indah dalam mengekspresikan kehidupan manusia. Sejalan dengan hal tersebut beberapa pakar berpendapat bahwa, sastra adalah karya fiksi hasil kreasi berdasarkan luapan emosi secara spontan yang mampu mengungkapkan kemampuan aspek keindahan, baik yang didasarkan pada aspek kebahasaan maupun aspek makna (Fananie, 2000:6). Menurut Luxemburg (1989:5), sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-mata sebuah imitasi. Sang seniman menciptakan sebuah dunia baru, meneruskan proses penciptaan di dalam semesta alam, bahkan menyempurnakannya. Perwujudan bentuk sastra adalah karya sastra. Menurut kaum strukturalisme karya sastra adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Unsur yang membangun sebuah karya sastra membentuk struktur karya sastra. Struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, gambaran semua bahan, dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama-sama membentuk kebulatan yang indah (Nurgiyantoro, 2010:36). Secara garis besar, dalam sejarah kesusasteraan Arab, genre sastra kreatif Arab terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu puisi as-syi r, prosa an-naśr, dan drama al-masrahiyyah (Kamil, 2009:9). Dalam penelitian ini, penulis akan

2 2 mengambil an-naṡr sebagai objek penelitian. An-naṡr prosa adalah karya sastra yang menggambarkan pikiran dan perasaan, tetapi tidak terikat pada aturan bait dan rima (Syayib, 1964: 328). Salah satu bentuk an naṡr adalah ar-riwāyah novel. Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, yang tidak memiliki keterbatasan struktural dan mampu merepresentasikan realita yang terjadi disekitarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Nurgiyantoro (2010:4), novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya, tentu saja, bersifat imajinatif. Seperti halnya manusia, sastra bersifat dinamis, artinya bahwa sastra selalu mengalami perkembangan sesuai zaman diciptakannya. Begitu juga dengan kesusantraan Arab. Banyak sastrawan dan penulis arab yang terkenal bahkan mendunia, di antaranya adalah Najīb al-kailānī. Menurut Fathoni (2007:116), Najīb al-kailānī termasuk dalam kategori sastrawan penggagas sastra Islam dan teater Islam. Ia juga termasuk dalam jajaran satrawan yang produktif dalam menghasilkan karya sastra cerpen dan novel. Di samping itu, ia juga menulis karya-karya ilmiah dalam bidang keagamaan, politik dan kedokteran. Novel ar-rajulul-lażī Āmana termasuk salah satu karya Najīb al-kailānī. Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang musikus muda Italia bernama Iryān Carlo yang merasa terasing di tanah airnya sendiri. Baginya lingkungan Italia yang maju dan modern tidak mampu memberikannya kebahagian. Ketika ia dan grup musiknya mengadakan konser di Dubai, tanpa ia sadari ia menemukan jalan

3 3 kehidupan yang baru. Tidak seperti yang ia bayangkan selama ini, Dubai yang menjunjung tinggi spiritualitas justru menjadi negara yang sangat maju dan membuat dirinya nyaman. Di Dubai ia mendapatkan apa yang selama ini ia inginkan. Keyakinan Kristen yang telah lama ia peluk akhirnya ia tinggalkan untuk memeluk keyakinan baru, Islam. Sebagai sebuah karya sastra, novel ar-rajulul-lażī Āmana merupakan sebuah struktur yang dibangun berdasarkan unsur-unsur intrinsik yang saling berkaitan dan berhubungan sehingga antara unsur satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam novel ar-rajulul-lażī Āmana penulis akan menelitinya dengan menggunakan analisi struktural sehingga keterjalinan antarunsur dan makna yang terkandung dalam novel ini dapat dipahami secara utuh. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah unsur-unsur intrinsik dalam novel ar-rajulul-lażī Āmana dan keterkaitan antarunsur yang membangun cerita sehingga membentuk suatu kesatuan struktur yang utuh. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam novel ar-rajulul-lażī Āmana dan mencari keterkaitan antarunsurnya.

4 4 1.4 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai novel ar-rajulul-lażī Āmana karya Najīb al-kailānī sudah pernah dilakukan oleh: pertama, Farhah (2008), mahasiswa Program Studi Agama dan Lintas Budaya Minat Kajian Timur Tengah Pogram Pascasarjana UGM dalam tesisnya yang berjudul Konflik Individual dan Sosial dalam Teks ar-rajulu al-lażī Āmana, Chamāmah Salam dan Lailatun Ghāba anhāl-qamar Karya Najīb al-kailānī: Analisis Resepsi. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa dalam novel ar-rajulu al-lażī Āmana terdapat konflik individual antara Iryān (penganut Nasrani yang kemudian masuk Islam) dengan Syams (biduwanita muslimah) yang terjadi karena adanya perbedaan dalam pandangan hidup masingmasing. Iryān lebih mementingkan kaya hati untuk mendekatkan diri pada Allah, sedangkan Syams lebih memilih untuk kaya harta yang dapat ia nikmati sepuaspuasnya. Pengarang menawarkan model penyelesaian konflik dengan pendekatan agamis, yaitu dengan memaafkan, memberi dorongan dan kesempatan untuk merubah sikap hingga menjadi lebih baik, serta memperingatkan konsekuensi atas segala hal yang telah menjadi pilihannya. Kedua, penelitian tentang novel tersebut juga pernah dilakukan oleh al- Miṣriya (2011), mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul skripsi ar-riwāyatur- Rajulul-lażī Āmana: Dirāsah Taḥliliyah Bunyawiyyah dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Akan tetapi, dalam skripsi tersebut hanya bentuk-bentuk dan makna cinta yang terkandung dalam novel ar-rajulul-lażī Āmana saja yang ia teliti. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa cinta antara

5 5 lelaki dan perempuan bisa menumbuhkan cinta hakiki terhadap Allah dan cinta seorang hamba terhadap Allah adalah sebuah kemuliaan, karena wujudnya yang positif akan mendatangkan perilaku terpuji, hubungan yang baik antara sesama, dan ketenangan hati. Unsur-unsur intrinsik novel tersebut sebagaimana yang terlihat dari judulnya belum dieksplorasi secara mendalam. Penulis menilai analisis yang dilakukan lebih cenderung kearah penelitian dengan sudut pandang semiotik karena data yang diteliti mengacu pada bentuk-bentuk dan makna cinta yang terdapat dalam novel. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melengkapi penelitian yang sudah ada berdasarkan teori analisis stuktural secara keseluruhan. 1.5 Landasan Teori Teori yang digunakan untuk menganalisis novel ar-rajulul-lażī Āmana karya Najīb al-kailānī adalah teori Strukturatal Robert Stanton. Teori struktural adalah teori yang memandang karya sastra sebagai sebuah struktur. Sebagai sebuah struktur, unsur-unsurnya dapat dibongkar dan dipaparkan secermat dan sedetail mungkin serta dapat dicari keterjalinan antarusurnya yang dipandang dapat menghasilkan makna yang menyeluruh (Teeuw, 1984:135). Strukturalisme dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan kesastraan yang menekankan pada kajian hubungan antara unsur pembangun karya yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2010: 36-37). Teori struktural digunakan dalam penelitian ini karena melalui teori ini dapat diketahui unsur-unsur intrinsik pembangun novel ar-rajulul-lażī Āmana

6 6 yaitu tema, fakta cerita, dan sarana sastra. Selain itu, teori ini juga untuk mengungkap keterkaitan antarunsurnya. Stanton (2007:13) mengelompokkan struktur cerita rekaan kedalam tiga bagian yaitu: tema (theme), fakta cerita (fact), dan sarana sastra (literary device). Tema adalah makna yang dapat merangkum semua elemen dalam cerita dengan cara yang paling sederhana. Cara yang paling efektif mengenali tema sebuah karya adalah dengan mengamati secara teliti setiap konflik yang ada di dalamnya. Setiap aspek cerita turut mendukung kehadiran tema. Oleh karena itu, pengamatan harus dilakukan pada semua hal seperti peristiwa-peristiwa, karakter-karakter atau bahkan objek-objek yang sekilas tampak tidak relevan dengan alur utama (Stanton, 2007:41-43). Stanton (2007:42-45) menyatakan ada empat kriteria untuk menentukan tema, yaitu: (1) penafsiran tema hendaknya mempertimbangkan bagian-bagian yang menonjol, (2) penafsiran tema tidak bertentangan dengan tiap detil cerita, (3) tidak berdasarkan bukti-bukti yang tidak jelas atau yang tidak termuat dalam cerita, (4) interpretasi yang dihasilkan harus berdasarkan pada bukti yang secara langsung ada dalam cerita. Adapun menurut Nurgiyantoro (2010:87), penafsiran tema sebuah cerita hendaknya selalu mempertimbangkan setiap detail yang menonjol. Detail cerita diperkirakan berada di sekitar persoalan utama yang menyebabkan konflik yang dihadapi tokoh utama. Dengan kata lain, tokoh utama dan konflik utama merupakan tempat yang paling strategis untuk mengungkapkan tema utama (Nurgiyantoro, 2010:87)

7 7 Selain itu, untuk menemukan tema sebuah karya fiksi, harus disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita. Tema dapat diterangkan melalui dukungan dari unsur-unsur karya sastra yang lain seperti pada pelukisan tokoh, plot, dan latar (Nurgiyantoro, 2010:68-74). Fakta cerita merupakan elemen-elemen yang berfungsi sebagai catatan kegiatan imajinatif dari sebuah cerita. Fakta cerita terdiri atas karakter, alur, dan latar (Stanton, 2007:22). Ketiga unsur fakta cerita ini merupakan unsur yang paling dominan tampak dalam suatu karya sastra dan dapat dibayangkan eksistensinya secara faktual. Ketiganya juga tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling mendukung. Karakter merupakan sesuatu yang muncul dari seorang individu. Menurut Abrams (via Nurgiyantoro, 2010:165), karakter adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu yang diekspresikan dalam ucapan dan dilakukan dalam tindakan. Dengan demikian, yang disebut sebagai karakter adalah individuindividu dalam sebuah karya naratif yang memiliki kualitas moral yang dapat dilihat melalui ucapan atau tindakan individu tersebut. Adapun Stanton (2007:33) mendefinisikan karakter dalam dua konteks yang berbeda. Konteks pertama merupakan karakter yang merujuk pada individuindividu yang muncul dalam cerita. Konteks kedua merupakan karakter yang merujuk pada percampuran dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari individu-individu tersebut. Untuk selanjutnya, dipakai istilah tokoh dan penokohan.

8 8 Berdasarkan fungsinya, tokoh dibagi menjadi dua macam, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan (Pradopo, 1987:30). Tokoh utama (central character) adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam suatu cerita. Tokoh ini merupakan tokoh yang sering diceritakan, baik pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Oleh karena itu, tokoh utama berperan penting pada perkembangan alur. Keutaamaan tokoh utama tersebut ditentukan oleh dominasi, banyaknya penceritaan, serta pengaruhnya terhadap perkembangan alur, sedangkan yang dimaksud dengan tokoh tambahan (peripheral character) adalah tokoh yang sedikit pemunculannya dalam cerita, tidak dipentingkan, dan dihadirkan jika ada kaitanya dengan tokoh utama, baik secara langsung maupun tidak langsung (Nurgiyantoro, 2010: ). Berdasarkan kriteria berkembang atau tidaknya perwatakan tokoh-tokoh dalam sebuah cerita, dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tokoh tidak berkembang (static character) dan tokoh berkembang (developing character). Tokoh tidak berkembang adalah tokoh yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwaperistiwa yang terjadi. Tokoh ini relatif tetap, sejak awal penceritaan sampai akhir cerita. Adapun tokoh berkembang adalah tokoh yang mengalami perubahan perwatakan sejalan dengan perkembangan peristiwa dan plot yang dikisahkan. Ia secara aktif berinteraksi dengan alam dan lingkungannya, yang kesemuanya itu akan mempengaruhi, watak, sikap, dan tingkah lakunya. Dengan demikian, ia akan mengalami perkembangan atau perubahan dari awal, tengah, atau akhir

9 9 cerita sesuai dengan tuntutan koherensi cerita secara keseluruhan (Altendbernd dan Lewis via Nurgiyantoro, 2010:188). Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Jones via Nurgiyantoro, 2010:165). Egri (1946:33-34) menyebutkan bahwa penokohan harus dilihat dari tiga dimensi sebagai struktur pokoknya, yaitu dimensi fisiologis, dimensi sosiologis, dan dimensi psikologis. Dimensi fisiologis meliputi: jenis kelamin, usia, tinggi, berat badan, warna kulit, rambut, postur tubuh, penampilan, dan cacat tubuh. Dimensi sosiologis meliputi golongan masyarakat, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, kedudukan dalam masyarakat, tempat tinggal, hobi, dan lain sebagainya. Dimensi psikologis meliputi: moral, ambisi, perasaan, dan tanggung jawab serta tingkat kesadaran. Teknis pelukisan tokoh dibedakan menjadi dua yaitu, pelukisan secara langsung (ekspositori) dan pelukisan secara tidak langsung (dramatik). Teknik ekspisitori atau teknik analisis adalah pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi dan penjelasan secara langsung. Adapun dalam teknik dramatik, pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat, sikap, serta tingkah laku tokoh, artinya pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata maupun non verbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan juga melalui peristiwa yang terjadi (Nurgiyantoro, 2010: ). Alur merupakan tulang punggung cerita. Alur, secara umum, merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita yang dihubungkan secara sebab

10 10 akibat (kausal), yakni peristiwa-peristiwa yang secara langsung merupakan sebab atau akibat dari peristiwa-peristiwa lain, jika dihilangkan akan merusak jalannya cerita. Alur memiliki bagian awal, tengah, dan akhir yang nyata, meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam kejutan, dan memunculkan, sekaligus mengakhiri ketegangan-ketegangan (Stanton, 2007:26-28). Dalam pengembangan sebuah alur cerita, ada tiga unsur yang sangat penting. Ketiga unsur tersebut adalah peristiwa, konflik, dan klimaks. Eksistensi alur itu sendiri sangat ditentukan oleh ketiga unsur tersebut. Demikian pula dengan masalah kausalitas dan kemenarikan sebuah cerita fiksi. Peristiwa dapat diartikan sebagai peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Konflik menyaran pada pengertian sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan yang terjadi atau dialami oleh tokoh dalam cerita. Klimaks adalah saat konflik telah mencapai tingkat intensitas tertinggi dan saat itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarai kejadiannya (Nurgiyantoro, 2010: ). Berdasarkan urutan waktu, alur dapat dibedakan menjadi alur lurus, maju, atau progresif dan sorot balik (flash-back) mundur atau regresif. Disebut alur progresif jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, secara runtut, cerita dimulai dari penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik, konflik meningkat, klimaks, dan penyelesaian. Alur dikatakan regresif jika urutan kejadian yang dikisahkan karya fiksi tidak bersifat kronologis, cerita tidak dimulai dari tahap awal melainkan dari tahap tengah atau akhir (Nurgiyantoro, 2010: ).

11 11 Latar merupakan lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung (Stanton, 2007:35). Latar disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams via Nurgiyantoro, 2010:216). Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat adalah latar yang menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar waktu adalah latar yang berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Adapun latar sosial adalah latar yang menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi (Nurgiyantoro, 2010: 227). Berdasarkan jenisnya latar terbagi menjadi dua, yaitu latar netral dan latar tipikal. Latar netral adalah latar yang tidak memiliki atau tidak mendeskripsikan sifat khas tertentu yang menonjol yang terdapat dalam sebuah latar. Sifat yang ditunjukkan latar tersebut lebih merupakan sifat umum terhadap hal yang sejenis. Artinya, jika tempat dalam latar diganti atau dipindahkan, hal itu tidak mempengaruhi pemplotan dan penokohan. Latar tipikal adalah latar yang memiliki dan menonjolkan sifat khas latar tertentu, baik yang menyangkut unsur tempat, waktu, maupun sosial. Latar ini secara langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pengaluran dan penokohan. Eksistensinya dalam

12 12 sebuah karya fiksi tidak mungkin digantikan dengan latar lain tanpa mempengaruhi perkembangan dan logika cerita (Nurgiyantoro, 2010: ). Sarana sastra (literary devices) dapat diartikan sebagai metode pengarang untuk memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna. Metode ini digunakan untuk membantu pembaca melihat berbagai fakta melalui kacamata pengarang, memahami apa maksud fakta-fakta tersebut sehingga pengalaman pun dapat dibagi. Beberapa sarana sastra dapat ditemukan dalam setiap cerita seperti sudut pandang, judul, simbolisme, ironi, gaya, dan tone (Stanton, 2007:46-47). Akan tetapi, dalam skripsi ini penulis membatasi analisis sarana sastra pada dua hal, yakni judul dan sudut pandang penceritaan karena kedua unsur tersebut terlihat paling dominan di antara unsur yang lainnya. Judul seringkali merupakan petunjuk untuk mengetahui makna sebuah cerita (Stanton, 2007:51). Judul biasanya dapat mengacu pada sejumlah unsur struktural yang lain. Artinya judul sesuatu karya bertalian erat dengan elemen-elemen fiksi dari dalam. Dalam hal ini judul bisa mengacu pada tema, latar, konflik, tokoh, symbol, cerita, atmosfer, atau mengacu pada akhir cerita (Sayuti: 2000:148). Sudut pandang adalah posisi pusat kesadaran tempat untuk dapat memahami setiap peristiwa dalam cerita. Hal ini karena posisi dan hubungan dengan tiap peristiwa dalam tiap cerita selalu berbeda-beda, baik di dalam maupun di luar karakter dan menyatu atau terpisah secara emosional. Oleh karena itu, pengarang harus memilih sudut pandangnya dengan hati-hati supaya cerita yang diutarakannya menimbulkan efek yang pas (Stanton, 2007:53).

13 13 Sudut pandang terbagi menjadi empat tipe utama. Pertama, orang pertama utama, yaitu sang karakter utama (tokoh utama) bercerita dengan kata-katanya sendiri. Kedua, orang pertama sampingan, yaitu cerita dituturkan oleh satu karakter bukan utama (sampingan). Ketiga, orang ketiga-terbatas, yaitu pengarang mengacu pada semua karakter dan memposisikannya sebagai orang ketiga tetapi hanya menggambarkan apa yang dapat dilihat, didengar, dan dipikirkan oleh satu orang karakter saja. Keempat, orang ketiga tak terbatas, yaitu pengarang mengacu pada setiap karakter dan memposisikannya sebagai orang ketiga. Pengarang juga dapat membuat beberapa karakter melihat, mendengar, berfikir, atau saat tidak ada satu karakter pun hadir (Stanton, 2007:53-54). Endraswara (2004:50) berpendapat bahwa setiap unit struktur teks sastra akan bermakna jika dikaitkan dengan struktur yang lain. Oleh karena itu, selain tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, judul, dan sudut pandang penceritaan, keterkaitan antarunsur dalam novel juga merupakan hal lain yang akan diteliti karena keutuhan makna tergantung koherensi keseluruhan unsur sastra. 1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis stuktural. Metode analisis struktural merupakan metode yang bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail, dan sedalam mungkin. Keterkaitan dan keterjalinan semua unsur karya sastra yang secara bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984: 112). Adapun unsur-unsur yang

14 14 diteliti adalah tema, fakta cerita meliputi karakter, alur dan latar, serta sarana sastra yang terdiri atas judul dan sudut pandang. Metode analisis struktural dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur interinsik fiksi yang bersangkutan. Mula-mula diidentifikasi dan dideskripsikan, misal, bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Setelah itu dicobajelaskan bagaimana fungsi masingmasing unsur dalam menunjang makna keseluruhannya, dan bagaimana hubungan antarunsur itu sehingga secara bersama membentuk sebuah totalitas-kemaknaan yang padu (Nurgiyantoro, 2010:37). Adapun urutan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Menentukan objek material, yaitu novel ar-rajulul-lażī Āmana karya Najīb al-kailānī, (2) Menentukan objek formal penelitian berdasarkan teori struktural, (3) Menentukan data-data verbal berupa kalimatkalimat dalam novel ar-rajulul-lażī Āmana untuk kemudian diklasifikasikan menurut fakta cerita, tema, dan sarana sastra, mengungkapkan dan menghubungkan keterkaitan antarunsur pembangun novel tersebut, dan (4) Menyimpulkan dan melaporkan hasil analisis dalam bentuk tulisan. 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri atas empat Bab. Bab pertama pendahuluan, terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penelitian, dan pedoman

15 15 transliterasi Arab-Latin. Bab kedua berupa biografi Najīb al-kailānī dan sinopsis novel ar-rajulul-lażī Āmana. Bab ketiga berisi analisis struktural novel ar- Rajulul-lażī Āmana. Bab keempat adalah kesimpulan. 1.8 Pedoman Transliterasi Arab-Latin Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman transliterasi yang berdasarkan atas keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no b/u/1987. Berikut pedoman transliterasinya. 1. Huruf Arab No Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama 1 ا Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan 2 ب Baˋ B Be 3 ت Taˋ T Te 4 ث Ṡaˋ Ṡ Es (dengan titik di atas) 5 ج Jim J Je 6 ح Ḥaˋ Ḥ Ha (dengan titik di bawah) 7 خ Khaˋ Kh Ka dan Ha 8 د Dal D De 9 ذ Żal Ż Z (dengan titik di atas) 10 ر Raˋ R Er 11 ز Zai Z Zet 12 س Sin S Es 13 ش Syin Sy Es dan Ye 14 ص Ṣad Ṣ Es (dengan titik di bawah) 15 ض Ḍad Ḍ De (dengan titik di bawah) 16 ط Ṭaˋ Ṭ Te (dengan titik di bawah)

16 16 17 ظ Ẓaˋ Ẓ bawah) Zet (dengan titik di 18 ع ain Koma terbalik di atas 19 غ Gain G Ge 20 ف Faˋ F Ef 21 ق Qaf Q Ki 22 ك Kaf K Ka 23 ل Lam L El 24 م Mim M Em 25 ن Nun N En 26 و Waw W We 27 ھ Haˋ H Ha 28 ء Hamzah ˋ Apostrof condong ke kiri 29 ي Yaˋ Y Ye 2. Vokal Vokal bahasa Arab terdiri dari vokal pendek, vokal panjang, dan diftong. Dalam transliterasi sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian lagi dengan huruf dan tanda sekaligus. No Vokal Pendek Vokal Panjang Diftong : ai ي : ā ا : a 1 : ī ي : i 2 : au و : ū و : u 3 Contoh: - /qāla - yaqūlu/ /khauf/

17 17 3. Ta ` Marbūṭah Ta ` marbūṭah hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah, atau ḍammah translitarasinya adalah /t/, sedangkan ta ` marbūṭah mati atau mendapat harakat sukun transliterasinya adalah /h/. Contoh: /al-madīnah al-munawwarah / 4. Syaddah Syaddah atau tasydīd dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda syaddah atau tasydīd. Dalam transliterasinya, tanda syaddah itu dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah tersebut. Contoh: / rabbanā / 5. Kata Sandang Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf al. kata sandang tersebut dibedakan menjadi kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah dan huruf qamariyyah. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah adalah kata sandang yang ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang tersebut, sedangkan kata sandang yang diikuti huruf qamariyyah adalah kata sandang yang

18 18 ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda simpang (-). Contoh: / ar-rajulu / / al-qalamu / 6. Hamzah Hamzah yang ditransliterasikan dengan apostrof hanya berlaku untuk hamzah yang terletak di tengah dan belakang. Hamzah yang terletak di depan tidak dilambangkan dengan apostrof karena dalam tulisan Arab berupa Alif. Contoh: / syai `un / 7. Penulisan kata Pada dasarnya, setiap kata ditulis terpisah, tetapi untuk kata-kata tertentu yang penulisannya dalam huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka transliterasinya dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya, contoh: / Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn / atau dengan / Wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīn /

19 19 8. Huruf Kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasinya huruf kapital digunakan dengan ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Contoh: / Wa mā Muḥammadun illā rasūl /

BAB I PENDAHULUAN. 1990: 11). Selain kata sastra, dalam KBBI juga ada kata susastra (tambah awalan

BAB I PENDAHULUAN. 1990: 11). Selain kata sastra, dalam KBBI juga ada kata susastra (tambah awalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan segala sesuatu yang tertulis atau tercetak dan merupakan karya imajinatif. Selain itu, sastra juga merupakan karya imajinatif yang dipandang

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... i ii iii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... ABSTRACT... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN...iii PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TRANSLITERASI... xii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks... x DAFTAR ISI Halaman Sampul... i Halaman Judul.. ii Halaman Pernyataan Keaslian.. iii Halaman Persembahan. iv Halaman Persetujuan Pembimbing... v Halaman Pengesahan... vi Halaman Motto... vii Halaman Kata

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii ix xii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan fenomena yang memiliki struktur terkait satu sama lain (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra mewakili

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di. lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di. lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra (novel, cerpen, dan puisi) adalah karya imajinatif, fiksional, dan ungkapan ekspresi pengarang dan perpaduan antara imajinasi pengarang dengan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam peradaban manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi jiwa pengarang dalam mengilustrasikan kehidupan imajinatifnya (Wellek

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi jiwa pengarang dalam mengilustrasikan kehidupan imajinatifnya (Wellek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Dalam proses kreatif tersebut sastrawan menghasilkan karya sastra. Karya sastra merupakan wujud ekspresi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL.... ii PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... v LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi.

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellek dan Austin Warren (1989:3,11) berpendapat bahwa yang dikatakan sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sastra merupakan segala sesuatu yang tertulis

Lebih terperinci

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini PEDOMAN TRANSLITERASI Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3)

BAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti dikatakan Quinn (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah tulisan yang khas, dengan pemanfaatan kata yang khas, tulisan yang beroperasi dengan cara yang khas, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakannya. Hasil kreasi yang orisinil tersebut adalah karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakannya. Hasil kreasi yang orisinil tersebut adalah karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellek dan Warren (1995:3) berpendapat bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni dan bukan penciptaan ulang dari karya sastra sebelumnya. Sementara

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain. Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin. Berikut ini adalah Surat keputusan Bersama Menteri

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam PENGARUH TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BMT BERINGHARJO (PERIODE 2010-2014) The Influence to the Level of Musharaka Financing Risk towards BMT Beringharjo Level of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghayati pengalaman hidup manusia sewajarnya. Memahami sebuah karya

BAB I PENDAHULUAN. menghayati pengalaman hidup manusia sewajarnya. Memahami sebuah karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan cermin kehidupan manusia. Sebagai cermin kehidupan manusia, karya sastra mampu membuat pembaca membayangkan dan menghayati pengalaman hidup manusia

Lebih terperinci

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Nota Persetujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Kata Pengantar...viii Abstrak....

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9)

BAB I PENDAHULUAN. sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah objek manusiawi, fakta kemanusiaan, atau fakta kultural, sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak,

BAB I PENDAHULUAN. dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak, struktur karya sastra

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB...

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB... DAFTAR ISI HALAM AN J UDUL...... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN MOTTO....... vi HALAMAN KATA PENGANTAR......

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain selain sastra yakni etika, sopan santun, tata cara, filologi, kemanusiaan, kultur, dan ilmu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...... الملخص i ii iii iv v vi vii viii ABSTRCT... ix PEDOMAN TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik Arab klasik (Al-Badr, 1970:2), kata adab berarti az}-z}arfu pandai dan cantik, sedangkan menurut

Lebih terperinci

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persayaratan Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010: ), sedangkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010: ), sedangkan bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010:120-121), sedangkan bahasa merupakan sistem tanda yang

Lebih terperinci

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian... DAFTAR ISI hal Halaman Judul i Halaman Persertujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan Keaslian iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan vi Halaman Kata Pengantar vii Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan memuat

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, emosi, dan keinginan. Bahasa juga digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. subjek penelitian, objek penelitian, dan sarana atau peralatan penelitian (Ratna,

BAB I PENDAHULUAN. subjek penelitian, objek penelitian, dan sarana atau peralatan penelitian (Ratna, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kerangka penelitian ilmu humaniora, lebih khusus dalam penelitian sastra terdapat tiga poin penting yang harus diperhatikan.ketiga point tersebut adalah subjek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan... Halaman Persembahan... Halaman Persetujuan Pembimbing... Halaman Pengesahan... Halaman Motto...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan... Halaman Persembahan... Halaman Persetujuan Pembimbing... Halaman Pengesahan... Halaman Motto... ix DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Persembahan... iii Halaman Persetujuan Pembimbing.... iv Halaman Pengesahan..... v Halaman Motto.... vi Halaman Kata Pengantar.... vii

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. STUDI DESKRIPTIF TENTANG KONEKSITAS PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA PESERTA DIDIK KELAS V SEMESTER GASAL DI MI MIFTAHUS SIBYAN TUGUREJO SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

TESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister (S.2) Manajemen Pendidikan Islam

TESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister (S.2) Manajemen Pendidikan Islam PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KYAI TERHADAP KEDISIPLINAN DAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA KAJEN KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN PATI TAHUN 2016 TESIS Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah

Lebih terperinci

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Nota Dinas... iii Halaman Pengesahan... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Abstraks... vii Kata Pengantar... viii Daftar Isi... x Daftar

Lebih terperinci

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SURABAYA NO 33/PID.B/2008/PN.SBYTENTANG PENCABULAN DALAM PERSPEKTIF UU NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM PIDANA ISLAM S K R I P S I Diajukan kepada Institut

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN

PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN Jl. Kapten Sumarsono No. 12 Medan Telp. (061) 8457461 Fax. (061)8467077 Website: www.pta-medan.go.id E-Mail: admin@pta-medan.go.id Medan - 20124 Nomor Sifat Lamp. Hal : W2-A/1734/

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Husin NIM : 12.0252.0966 Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan dengan sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antar unsurnya terjadi hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antarmanusia (Nurgiyantoro, 2013:2). Sebagai sebuah karya. imajinatif, prosa menyajikan berbagai permasalahan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. antarmanusia (Nurgiyantoro, 2013:2). Sebagai sebuah karya. imajinatif, prosa menyajikan berbagai permasalahan manusia dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre yang lainnya. Prosa merupakan salah satu jenis karya sastra yang bersifat imajinatif,

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi PERBEDAAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA MAHASISWA YANG MENGIKUTI ORGANISASI DAN MAHASISWA YANG TIDAK MENGIKUTI ORGANISASI (Studi Kasus Organisasi Intra Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI

PEDOMAN TRANSLITERASI PEDOMAN TRANSLITERASI Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara unsur-unsur struktur ada koherensi atau pertautan erat (Pradopo, 2013:141-142). Jenis-jenis

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA i UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi

Lebih terperinci

MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE)

MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE) MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE) SKRIPSI OLEH SOLIHIN HANAVI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendek, yaitu kisahan pendek kurang dari kata yang memberikan kesan

BAB I PENDAHULUAN. pendek, yaitu kisahan pendek kurang dari kata yang memberikan kesan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra. Pengertian cerpen menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah akronim dari cerita pendek, yaitu kisahan pendek

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN 1. Konsonan tunggal Huruf Arab Nama Huruf latin Keterangan alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan Ba b be Ta t te sa s es (dengan dengsn titik diatas ) Jim j je Ha

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan

PERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama NIM Fakultas/Jurusan Judul Skripsi : Novianti AsiyahNingrum Solikha : C34210157 : Syariah/ Ekonomi Syari'ah : Mekanisme Fundraising Dana

Lebih terperinci

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS) STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Strata Satu pada Program Studi Penyiaran dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra, menurut Wellek dan Warren (1993:3), adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada karya seni lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Goldman via Faruk, 1994:79). Sebagaimana juga disampaikan oleh Lukens

BAB I PENDAHULUAN. (Goldman via Faruk, 1994:79). Sebagaimana juga disampaikan oleh Lukens BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinatif yang memberikan hiburan yang menyenangkan sekaligus memberikan pengalaman batin bagi pembacanya (Goldman via Faruk, 1994:79).

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS KONSEP MUNÂSABAH ANTAR AYAT

STUDI ANALISIS KONSEP MUNÂSABAH ANTAR AYAT STUDI ANALISIS KONSEP MUNÂSABAH ANTAR AYAT DAN SURAT MENURUT NAṢR ḤÂMID ABÛ ZAYD SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Ushuluddin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... MOTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI... DAFTAR ISI... DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang

BAB I PENDAHULUAN. Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang khas, dengan pemanfaatan kata yang khas, tulisan yang beroperasi dengan cara yang khas, dan menuntut

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIMBINGAN KEAGAMAAN DAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI PADA ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN KOTA BANJARMASIN)

HUBUNGAN BIMBINGAN KEAGAMAAN DAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI PADA ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN KOTA BANJARMASIN) HUBUNGAN BIMBINGAN KEAGAMAAN DAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI PADA ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN KOTA BANJARMASIN) TESIS Oleh: Ihda Rifqya NIM : 1202520963 INSTITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI

STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PERSEPSI NASABAH PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SYARIAH BANJARMASIN

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PERSEPSI NASABAH PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SYARIAH BANJARMASIN PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PERSEPSI NASABAH PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SYARIAH BANJARMASIN SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD ARIEF UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TRANSLITERASI... SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENDAPAT PENGURUS MUI TENTANG JUAL BELI BATU BARA YANG BERDAMPAK TERHADAP KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENDAPAT PENGURUS MUI TENTANG JUAL BELI BATU BARA YANG BERDAMPAK TERHADAP KERUSAKAN LINGKUNGAN PENDAPAT PENGURUS MUI TENTANG JUAL BELI BATU BARA YANG BERDAMPAK TERHADAP KERUSAKAN LINGKUNGAN OLEH MUHAMMAD NURDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/ 1436 H PENDAPAT PENGURUS MUI

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ṢALAT FARḌU PESERTA DIDIK KELAS X SMK ISLAM PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ṢALAT FARḌU PESERTA DIDIK KELAS X SMK ISLAM PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ṢALAT FARḌU PESERTA DIDIK KELAS X SMK ISLAM PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1436 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1436 H PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX TAHUN 2013 OLEH NAZARUDDIN IKHWAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN KATA PENGANTAR... HALAMAN DAFTAR

Lebih terperinci

PENGESAHAN. Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang pada tanggal : Semarang, 22 januari 2016.

PENGESAHAN. Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang pada tanggal : Semarang, 22 januari 2016. ii PENGESAHAN Nama : Siti Maghfiroh NIM : 126051873 Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Judul :Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Media Gambar Pada Materi Memelihara Lingkungan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii PANDUAN TRANSLITERASI... iv ABSTRAK... vi MOTTO... vii PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... x DAFTAR

Lebih terperinci

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز.

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز. ARAB-LATIN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 0543 b/u/1978 tertanggal 22 Januari 1988 A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN SKRIPSI OLEH NURUL AIDA

STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN SKRIPSI OLEH NURUL AIDA STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN SKRIPSI OLEH NURUL AIDA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H i STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN PT. BANK BNI SYARIAH DAN PT. BANK BRI SYARIAH TERHADAP MUTU MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN

PERSEPSI KARYAWAN PT. BANK BNI SYARIAH DAN PT. BANK BRI SYARIAH TERHADAP MUTU MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN PERSEPSI KARYAWAN PT. BANK BNI SYARIAH DAN PT. BANK BRI SYARIAH TERHADAP MUTU MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

TRANSLITERASI ARAB LATIN.

TRANSLITERASI ARAB LATIN. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii NOTA DINAS... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PEREMPUAN DALAM PEREKONOMIAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PEMURUS DALAM (PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM)

KONTRIBUSI PEREMPUAN DALAM PEREKONOMIAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PEMURUS DALAM (PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM) KONTRIBUSI PEREMPUAN DALAM PEREKONOMIAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PEMURUS DALAM (PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

PERAN PIMPINAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA

PERAN PIMPINAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA PERAN PIMPINAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EDUTAINMENT

PENERAPAN METODE EDUTAINMENT PENERAPAN METODE EDUTAINMENT BAGI PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK POKOK MATERI AKHLAK TERPUJI KELAS VIII MTS AR- RAHMAN LAMBANGAN KULON BULU REMBANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

( Word to PDF Converter - Unregistered )

( Word to PDF Converter - Unregistered ) PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi adalah pengalihhurufan dari abjad yang satu ke abjad lainnya. Yang dimaksud dengan transliterasi Arab-Latin dalam pedoman ini adalah penyalinan huruf-huruf

Lebih terperinci

PENYELESAIAN HUKUM KASUS RUMAH TANGGA SUAMI YANG MAFQUD DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT

PENYELESAIAN HUKUM KASUS RUMAH TANGGA SUAMI YANG MAFQUD DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT PENYELESAIAN HUKUM KASUS RUMAH TANGGA SUAMI YANG MAFQUD DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT Oleh: Muhammad Fujiannor NIM. 0801118899 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M / 1437 H i PENYELESAIAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENENTUKAN AKAD PADA PRODUK TABUNGAN ib HASANAH DI BANK BNI SYARIAH CABANG BANJARMASIN

KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENENTUKAN AKAD PADA PRODUK TABUNGAN ib HASANAH DI BANK BNI SYARIAH CABANG BANJARMASIN KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENENTUKAN AKAD PADA PRODUK TABUNGAN ib HASANAH DI BANK BNI SYARIAH CABANG BANJARMASIN SKRIPSI OLEH NURLENI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H KEPUTUSAN

Lebih terperinci

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN GADAI SAWAH DALAM MASYARAKAT DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN GADAI SAWAH DALAM MASYARAKAT DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN GADAI SAWAH DALAM MASYARAKAT DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Hukum Ekonomi Syari ah Fakultas Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu produk dari budaya manusia, sastra menghadirkan berbagai realita sosial,

BAB I PENDAHULUAN. satu produk dari budaya manusia, sastra menghadirkan berbagai realita sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan produk yang dihasilkan oleh manusia. Sebagai salah satu produk dari budaya manusia, sastra menghadirkan berbagai realita sosial, gambaran budaya, dan

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM JURUSAN PERBANKAN SYARIAH BANJARMASIN 2016 M/1437 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM JURUSAN PERBANKAN SYARIAH BANJARMASIN 2016 M/1437 H PERAN BANK INDONESIA DALAM PENANGGULANGAN PEREDARAN UANG PALSU DI KALIMANTAN SELATAN (Studi Kasus Pada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Periode 2014-2015) SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

PENDAPAT MASYARAKAT MARTAPURA TERHADAP TERPILIHNYA BUPATI KABUPATEN BANJAR DARI KALANGAN ULAMA

PENDAPAT MASYARAKAT MARTAPURA TERHADAP TERPILIHNYA BUPATI KABUPATEN BANJAR DARI KALANGAN ULAMA PENDAPAT MASYARAKAT MARTAPURA TERHADAP TERPILIHNYA BUPATI KABUPATEN BANJAR DARI KALANGAN ULAMA SKRIPSI OLEH DARMAWAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H i PENDAPAT MASYARAKAT

Lebih terperinci

ABSTRAK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pendidikan anak usia 0-10 tahun dalam

ABSTRAK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pendidikan anak usia 0-10 tahun dalam ABSTRAK Dwi Lis Setianingrum, NIM : 112468, Stain Kudus, Tarbiyah, Pendidikan Agama Islam (PAI), dengan judul Pola Pendidikan Anak dalam Islam Menurut Syaikh Jamal Abdurrahman dalam Terjemahan Kitab Athfaalul

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI SYIRKAH di RENTAL PLAY STATION di DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK SKRIPSI. Oleh : ACHMAD ARDANI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI SYIRKAH di RENTAL PLAY STATION di DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK SKRIPSI. Oleh : ACHMAD ARDANI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI SYIRKAH di RENTAL PLAY STATION di DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK SKRIPSI Oleh : ACHMAD ARDANI NIM :C02207084 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

Lebih terperinci

AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN GRIYA BSM (STUDI KASUS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG MARTAPURA) SKRIPSI

AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN GRIYA BSM (STUDI KASUS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG MARTAPURA) SKRIPSI AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN GRIYA BSM (STUDI KASUS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG MARTAPURA) SKRIPSI OLEH HASBIYANNOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1438 H AKAD

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM BISNIS PERIKLANAN ADSENSECAMP

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM BISNIS PERIKLANAN ADSENSECAMP TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM BISNIS PERIKLANAN ADSENSECAMP SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Muamalat (Syariah) Oleh

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA BAB THAHARAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAIRS CHECK

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA BAB THAHARAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAIRS CHECK UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA BAB THAHARAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAIRS CHECK PADA BIDANG STUDI FIQIH KELAS VII MTs AR-ROSYIDIN PANCURANMAS, KECAMATAN SECANG, KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BUAH-BUAHAN DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK)

BUAH-BUAHAN DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK) BUAH-BUAHAN DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri WALISONGO Semarang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

IJTIHAD DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBARUAN PEMIKIRAN HUKUM ISLAM (Studi atas Pemikiran Syāh Walî Allāh Ad-Dihlawî 1114 H/ 1703 M 1176 H/ 1762 M)

IJTIHAD DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBARUAN PEMIKIRAN HUKUM ISLAM (Studi atas Pemikiran Syāh Walî Allāh Ad-Dihlawî 1114 H/ 1703 M 1176 H/ 1762 M) IJTIHAD DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBARUAN PEMIKIRAN HUKUM ISLAM (Studi atas Pemikiran Syāh Walî Allāh Ad-Dihlawî 1114 H/ 1703 M 1176 H/ 1762 M) TESIS Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci