BAB I PENDAHULUAN. sastra menjadikannya berbeda dengan karya tulis lainnya, hal ini seperti yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. sastra menjadikannya berbeda dengan karya tulis lainnya, hal ini seperti yang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif yang diciptakan oleh manusia, sastra juga dianggap sebagai sebuah karya seni yang di dalamnya mengandung unsur keindahan. Wellek dan Austin Warren (1989:3) menegaskan bahwa sastra adalah sebuah kegiatan kreatif sebuah karya seni. Unsur keindahan yang ada dalam karya sastra menjadikannya berbeda dengan karya tulis lainnya, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Muzakki (2006: 35) bahwa karya sastra memiliki ciri kekhasan yang mutlak, yaitu keindahan dan keartistikan. Karya sastra yang bermutu adalah karya yang mengandung nilai-nilai kehidupan yang tinggi. Pradopo (1995:19) mengungkapkan bahwa, karya-karya sastra yang bermutu mengungkapkan nilai-nilai kehidupan yang tinggi, yang secara tidak langsung mempertinggi taraf kehidupan masyarakat, memperhalus budi dan perasaan, mempertajam pikiran, mempertinggi kejujuran, mencintai kebenaran, dan memperdalam rasa perikemanusiaan pembacanya. Sastra sebagai sebuah karya seni, sesuai dengan hakikatnya, dapat merepresentasikan dimensi-dimensi kebudayaan tertentu. Salah satu sifat sastra adalah sebagai sistem komunikasi terbuka yang memungkinkan dapat berkait dengan disiplin ilmu lain. Seperti yang diungkapkan Ratna (2004:332) bahwa sastra adalah sistem komunikasi terbuka sehingga memiliki kemungkinan luas untuk dikaitkan dengan disiplin ilmu lain. Hal ini juga diperkuat oleh Hardjana

2 (1985:66) bahwa karya sastra pada hakikatnya bertujuan untuk melukiskan kehidupan manusia. Sesuai dengan hakikatnya yang merepresentasikan kebudayaan tertentu, sastra memiliki keunikan tersendiri dalam setiap kebudayaan dan bangsa. Perkembangan karya sastra antarkebudayaan memiliki ciri khas dan periode masing-masing sesuai dengan zamannya. Hal ini pun berlaku dalam dunia kesusastraan Arab. Al-Muhdar (1983:25) mengungkapkan bahwa, kesusastraan Arab dibagi menjadi lima periode. Pembagian tersebut dibagi berdasarkan periode zamannya, yaitu masa Jahiliyyah, masa permulaan Islam sampai masa pemerintahan Umawi>, masa pemerintahan Abbasiyah, masa pemerintahan Turki Us}mani>, dan sastra Arab modern. Dalam periode-periode tersebut genre kesusastraan Arab berkembang menjadi beberapa genre. Pada periode terakhir dalam dunia kesusastraan Arab yakni periode sastra Arab Modern, Farh}u>d (1981:122) menyebutkan bahwa sastra Arab modern dibagi menjadi tiga genre, yaitu prosa (nas{r), puisi (syi r), dan drama (masrah}iyyah). Perkembangan kesusastraan Arab modern ditunjukkan dengan suburnya rasa nasionalisme bangsa Arab untuk memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah. Hal ini seperti yang diungkapkan Al-Muhdar (1983:25) bahwa, timbulnya kesusastraan Arab modern ditandai dengan timbulnya rasa nasionalisme bangsa Arab di masa modern. Perkembangan ini menurut Starkey (2006:80) terkait dengan politik dan perubahan sosial.

3 Gassa>n Kanafa>ni> adalah salah satu sastrawan Arab Palestina modern yang berkarya dengan tema nasionalisme. Allen (1982: 108) menyebutkan bahwa karya Kanafa>ni> adalah karya yang diterbitkan pada dua dekade yang lalu, satu periode dalam sejarah dunia Arab yang diwarnai dengan perubahan cepat dan penuh pergolakan, baik sosial maupun politik. Allen (1982:118) juga memuji Kanafa>ni> bahwa rasanya tidak ada seorang novelis Arab pun yang mampu memproyeksikan tragedi rakyat Palestina dalam sebuah tulisan fiksi dengan cara yang seluar biasa Gassa>n Kanafa>ni>. Sebagai seorang politisi, jurnalis, sastrawan, sekaligus kritikus sastra, Kanafa>ni>> menjadi salah satu penulis yang sangat produktif dalam berbagai bidang, terutama dalam perjuangan rakyat Palestina. Salah satu karya Gassa>n Kanafa>ni> adalah cerpen al-ufuqu Wara> a al- Bawwa>bati dalam antologi Ard{u al-burtuqa>li al-h{azi>ni yang menceritakan seorang pemuda bernama Ali> yang terpisah dengan keluarga dan kerabat serta kehilangan adiknya yang meninggal, karena masuknya orang-orang Yahudi ke kota Akka>. Sepuluh tahun sejak saat itu, dia membuat kebohongan dengan mengabarkan dirinya dan adiknya selalu dalam keadaan baik-baik saja. Semua hal tersebut membuat dia tidak berani menemui keluarganya yang terpisah di tanah yang dijajah, sedangkan dirinya berada di tanah yang merdeka. Cerpen ini memiliki kompleksitas peristiwa yang membuatnya menarik untuk dianalisis unsur-unsur intrinsik dan keterkaitan antarunsurnya. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan analisis struktural sehingga struktur dan unsur-unsur pembentuk cerpen ini dapat dianalisis dengan menyeluruh dan lengkap.

4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dikemukakan bahwa permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen al-ufuqu Wara> a al-bawwa>bati serta keterkaitan antarunsurnya. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis unsur-unsur intrinsik pembentuk cerpen al-ufuqu Wara> a al-bawwa>bati serta keterkaitan antarunsurnya. 1.4 Tinjauan Pustaka Penelitian terhadap karya sastra Gassa>n Kanafa>ni telah dilakukan oleh peneliti lain, seperti dilakukan oleh Talal Harb (1972) yang meneliti novel Rija>lun fi> asy-syamsi dengan analisis struktural. Kesimpulan dari penelitian ini adalah novel Rija>lun fi> asy-syamsi menceritakan ketidakmampuan rakyat palestina dalam menentukan posisi dan peran yang tepat bagi dirinya di tengah kerasnya realitas dan eksploitasi negara-negara Arab lain. Selain citraan serta kehati-hatian dalam penyusunan plot, efek-efek simbolik novel ini juga terasa sangat kuat. Adapun Roger Allen (1982) meneliti novel Ma Tabaqqa> la-kum dengan analisis struktural. Kesimpulan dari penelitian ini adalah efek yang dihasilkan dalam cerita tersebut sangat filmis, perubahan dari orang ketiga ke orang pertama seolah membawa lensa narasi lebih dekat dengan peristiwanya. Novel ini bisa

5 dianggap sebagai sebuah treatment yang subtil dan inovatif dari sebuah tema paling popular bagi para pengarang Arab modern. Adapun penelitian tentang karya Gassa>n Kanafa>ni oleh mahasiswa Sastra Asia Barat, Universitas Gadjah Mada juga pernah dilakukan. Antara lain Wikanti Iffah Julianti (2011) dengan judul Unsur-unsur Intrinsik cerpen Ard{u al- Burtuqa>li al-h{azi>ni karya Gassa>n Kanafa>ni>: Analisis Struktural. Penelitian ini menemukan bahwa unsur-unsur intrinsik dari cerpen tersebut adalah (1) tema, (2) fakta cerita meliputi tokoh utama, alur, latar, dan (3) sarana cerita meliputi judul, sudut pandang, simbolisme, dan ironi. Selain itu masing-masing unsur tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya. M. Afif Miftahul Ulum (2012) dengan judul Unsur-unsur intrinsik Cerpen Ab adu min al-h{udu>di dalam antologi Ard{u al-burtuqa>li al-h{azi>ni Karya Gassa>n Kanafa>ni>: Analisis Struktrural. Penelitian ini menemukan bahwa unsur-unsur intrinsik dari cerpen tersebut adalah (1) tema, (2) fakta cerita meliputi tokoh utama, alur, latar, dan (3) sarana cerita meliputi judul, sudut pandang, dan ironi. Selain itu masing-masing unsur tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Mariana Suci Swastika (2012) dengan judul Unsur-unsur Intrinsik Cerpen as-sila>h}u al-muh}arramu dalam antologi Ard{u al-burtuqa>li al-h{azi>ni karya Gassa>n Kanafa>ni>. Penelitian ini menemukan bahwa unsur-unsur intrinsik dari cerpen tersebut adalah (1) tema, (2) fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, latar, dan (3) sarana cerita meliputi judul dan sudut pandang. Selain itu masing-masing unsur tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Kautsar Roki Gilman (2012) dengan judul Unsur-unsur Intrinsik cerpen Mautu Sari>r Raqm 12 dalam antologi cerpen Mautu Sari>r

6 Raqm 12 karya Gassa>n Kanafa>ni. Penelitian ini menemukan bahwa unsur-unsur intrinsik cerpen tersebut adalah (1) tema, (2) fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, latar, dan (3) sarana cerita meliputi judul dan sudut pandang. Selain itu, masing-masing unsur tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Penelitian terhadap karya Gassa>n Kanafa>ni yang lain juga pernah dilakukan oleh Tika Musfita (2013) dengan judul Fenomena Sosial dalam Novel A< idun ila> Haifa> karya Gassa>n Kanafa>ni:> Analisis Sosiologi Sastra. Penelitian ini menemukan bahwa dalam novel tersebut terdapat fenomena sosial yang terjadi di Palestina dalam rentang tahun Adapun untuk Cerpen al-ufuqu Wara> a al-bawwa>bati belum pernah dilakukan penelitian, baik dari segi sastra maupun linguistik. Oleh karena itu, penelitian ini layak dilakukan untuk memperkaya khazanah keilmuan kesusastraan Arab dengan menggunakan analisis struktural. 1.5 Landasan Teori Penelitian sebuah karya sastra memerlukan teori sebagai alat untuk mengarahkan dan menjadi acuan dalam sebuah penelitian. Menurut Ratna (2004:9-10), teori sastra dapat diartikan sebagai perangkat konsep yang saling berhubungan secara ilmiah, yang disajikan secara sistematis, dan berfungsi untuk menjelaskan sejumlah gejala sastra. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori struktural. Teori struktural memandang karya sastra merupakan susunan hubungan dari susunan benda-benda (Teeuw, 1984:130). Oleh karena itu, setiap unsur dalam struktur karya sastra tidak mempunyai maknanya sendiri melainkan maknanya berhubungan dengan unsur-unsur yang lain, Hawkes

7 (1977:16) mengungkapkan bahwa kodrat dari setiap unsur dalam struktur itu tidak mempunyai makna dengan sendirinya, melainkan maknanya ditentukan oleh hubungannya dengan semua unsur lainnya yang terkandung dalam struktur itu. Teeuw (1984:235) mengungkapkan, untuk dapat memahami sebuah karya sastra secara optimal, maka analisis struktural merupakan tahapan awal yang harus dilalui oleh peneliti sebelum beranjak ke analisis yang lain. Penggunaan pendekatan struktural akan mampu menelaah karya sastra secara objektif tanpa melihat aspek-aspek yang berasal dari luar. Konsep dasar pendekatan struktural, menurut Pradopo (1994:55), adalah anggapan bahwa dalam diri karya sastra merupakan suatu struktur yang otonom yang dapat dipahami sebagai suatu kesatuan yang bulat dengan unsur-unsur pembangunnya yang saling berkaitan. Sebuah struktur karya sastra harus dilihat secara totalitas karena sebuah struktur terbentuk dari serangkaian unsur-unsur pembentuknya yang masing-masing unsur memiliki potensi menghasilkan makna yang menyeluruh. Perubahan yang terjadi dalam sebuah unsur akan berakibat berubahnya semua keterkaitan unsur-unsur di dalamnya. Hal ini seperti diungkapkan Sangidu (2004:16) bahwa perubahan yang terjadi dalam sebuah unsur pembentuk akan berakibat berubahnya hubungan antarunsur dalam karya tersebut. Pendekatan struktural dipilih dalam penelitian ini karena dengan pendekatan ini secara objektif dapat diketahui unsur-unsur intrinsik pembentuk

8 cerpen al-ufuqu Wara> a al-bawwa>bati. Unsur-unsur instrinsik tersebut menurut Stanton (1965:20-24) adalah tema, fakta cerita, dan sarana cerita. Tema merupakan gagasan yang mendasari penulisan karya sastra, gagasan ini tidak diungkapkan secara eksplisit, melainkan secara implisit melalui berbagai peristiwa yang dilalui tokoh. Menurut Stanton (1965:41), tema adalah makna yang dapat merangkum semua elemen dalam cerita dengan cara yang paling sederhana. Keberadaan tema dalam suatu karya sastra membuat cerita menjadi lebih berfokus dan menyatu serta memiliki nilai di luar karya sastra (Stanton, 1999:27). Cara paling efektif untuk mengenali tema menurut Stanton (1965:42), adalah dengan mengamati secara teliti setiap konflik yang ada di dalamnya. Fakta cerita merupakan unsur fiksi yang secara jelas dapat ditemukan eksistensinya dalam sebuah karya sastra. Hal ini seperti diungkapkan Nurgiyantoro (1995:25) bahwa fakta cerita merupakan unsur fiksi yang secara faktual dapat dibayangkan peristiwa dan eksistensinya. Fakta cerita menurut Stanton (1999:19-26) meliputi alur, tokoh dan penokohan, dan latar. Sarana cerita menurut Stanton (1999:32) merupakan cara pengarang untuk menyeleksi dan menyusun bagian-bagian cerita sehingga tercipta karya sastra yang bermakna. Sarana ini memungkinkan pembaca memahami dan melihat karya sastra dari sudut padang pengarang. Hal ini seperti diungkapkan Nurgiyantoro (1995:25) bahwa tujuan dari sarana cerita adalah supaya pembaca dapat melihat fakta-fakta cerita melalui sudut pandang pengarang, mampu menafsirkan makna

9 fakta sebagaimana yang dimaksud pengarang, dan dapat merasakan pengalaman seperti yang dirasakan pengarang. Stanton (1965:51-74) menjelaskan, sarana cerita terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain judul, sudut pandang, gaya dan tone (nada), simbolisme dan ironi. Judul dalam suatu cerita berhubungan erat dengan karya sastra tersebut secara keseluruhan. Menurut Stanton (1965:25), dalam suatu cerita pendek, judul seringkali menunjukkan makna cerita yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Sudut pandang penceritaan adalah posisi yang menjadi dasar berpijak pembaca melihat peristiwa-peristiwa dalam suatu cerita (Stanton, 1999:34). Dilihat dari sisi pengarang, Abrams (1999, 231) mengungkapkan sudut pandang merupakan cara bagaimana sebuah cerita disampaikan. Cara ini dibentuk oleh seorang pengarang dengan menunjukkan tokoh, dialog, aksi, latar, dan kejadian yang membentuk sebuah cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Stanton (1965:34-35) membagi sudut pandang menjadi empat tipe utama, yaitu: aku sebagai tokoh utama, aku sebagai tokoh bawahan, ia sebagai pencerita terbatas, ia sebagai pencerita yang serba tahu. Simbolisme adalah salah satu cara untuk menampilkan gagasan dan emosi agar tampak nyata seperti fakta fisik. Stanton (1965:64) mengungkapkan bahwa gagasan dan emosi terkadang tampak nyata bagaikan fakta fisis padahal sejatinya, kedua hal tersebut tidak dapat dilihat dan sulit dilukiskan. Simbol-simbol

10 diwujudkan dengan detail yang kongkret dan faktual untuk memunculkan emosi dan dalam pemikiran pembaca. Ironi secara umum, menurut Stanton (1965:71), dimaksudkan sebagai cara menunjukkan bahwa sesuatu berlawanan dengan apa yang telah diduga sebelumnya. Hadirnya ironi dalam sebuah cerita dapat membuat cerita tersebut menjadi menarik, menguatkan tema, dan menunjukkan sikap pengarang. Stanton (1965:71) menjelaskan bahwa jika dimanfaatkan dengan benar ironi dapat memperkaya cerita seperti menjadikannya menarik, menghadirkan efek tertentu, humor atau pathos, memperdalam karakter, merekatkan struktur alur, menggambarkan sikat pengarang, dan menguatkan tema. Gaya bahasa dalam sastra adalah cara pengarang dalam menggunakan bahasa (Stanton: 1965:61). Setiap pengarang mempunyai ciri khas masing-masing dalam mengungkapkan cerita. Gaya bahasa seorang pengarang juga akan menunjukkan visi, pemikiran dan karakter dari pengarang. Stanton (1965:61) mengungkapkan bahwa, gaya juga bisa terkait dengan maksud dan tujuan sebuah cerita. Seorang pengarang mungkin tidak memilih gaya yang sesuai bagi dirinya, tetapi gaya tersebut justru pas dengan tema cerita. Satu elemen lagi yang berkaitan erat dengan gaya adalah tone (nada). Tone adalah sikap emosional pengarang yang ditampilkan dalam cerita. 1.6 Metode Penelitian Berdasarkan landasan teori di atas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analisis struktural yang bertujuan

11 membongkar dan memaparkan secara cermat dan mendalam unsur-unsur pembentuk karya sastra serta keterkaitan antar unsurnya yang bersama-sama menghasilkan makna yang menyeluruh. Sebuah karya sastra seperti sebuah bangunan yang terdiri atas berbagai unsur yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, menurut Sangidu (2004:16), perubahan yang terjadi dalam sebuah unsur pembentuk akan berakibat berubahnya unsur dalam karya sastra tersebut. Analisis struktural pada cerpen al-ufuqu Wara> a al-bawwa>bati dalam Ard{u al-burtuqa>li al-h{azi>ni dilakukan dengan cara mengungkapkan unsur-unsur intrinsiknya, yaitu (1) tema, (2) fakta cerita yang terdiri dari unsur alur, tokoh dan penokohan, latar, dan (3) sarana cerita yang dibatasi pada judul, sudut pandang, simbolisme, ironi, gaya dan tone (nada). Setelah itu, cerpen tersebut dianalisis secara keseluruhan dengan melihat hubungan di antara unsur-unsur pembentuknya. 1.7 Sistematika Penelitian Sistematika penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab I pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penelitian, dan pedoman transliterasi Arablatin. Bab II berisi biografi singkat Gassa>n Kanafa>ni>, karya-karyanya, dan sinopsis cerpen al-ufuqu Wara> a al-bawwa>bati. Bab III berisi analisis struktural cerpen al-ufuqu Wara> a al-bawwa>bati meliputi unsur-unsur intrinsiknya, yaitu (1) fakta cerita yang terdiri dari alur, tokoh dan penokohan, dan latar, (2) sarana cerita

12 yang terdiri dari judul, sudut pandang, gaya dan tone, simbolisme, dan ironi, (3) tema, dan (4) keterkaitan antarunsur intrinsik tersebut. Bab IV berisi kesimpulan. 1.8 Pedoman Transliterasi Arab-Latin Transliterasi huruf Arab ke Latin yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari buku pedoman transliterasi Arab-Latin yang diterbitkan berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no: 158 tahun 1987 dan no: 0543b/u/1987. Berikut pedoman transliterasinya. A. Konsonan Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dengan tanda, dan sebagian lain lagi dengan huruf dan tanda sekaligus, di bawah ini daftar huruf Arab itu dan transliterasinya dengan huruf latin. Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama ا alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ب ba B be ت ta` T te ث sa s\ es (dengan titik di atas) ج jim J Je ح h{a h} ha (dengan titik di bawah) خ kha kh ka dan ha د dal d De ذ zal z\ zet (dengan titik di atas) ر ra r er

13 Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama zai z zet ز B. Vokal sin s es س syin sy es dan ye ش bawah) sad s} es (dengan titik di ص bawah) d}ad d} de (dengan titik di ض bawah) ta t} te (dengan titik di ط bawah) za z} zet (dengan titik di ظ ain koma terbalik di atas ع gain g ge غ fa f ef ف qaf q ki ق kaf k ka ك lam l el ل mim m em م nun n en ن wau w we و ha h ha ه hamzah apostrof ء ya y Ye ي Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut: Tanda Nama Huruf Latin Nama Fath{ah a a Kasrah i i D}ammah u u

14 - kataba كتب -z ukira ذكر Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu : Tanda Dan Huruf Nama Gabungan Huruf Nama ي fath{ah dan ya Ai a dan i fath{ah dan wau Au a dan u و كيف قول -kaifa -qaulun Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu : Harakat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda Nama fath{ah dan alif atau ya a> a dengan garis atas ا ى kasrah dan ya i> i dengan garis atas ي d{ammah dan wau u> u dengan garis atas و قال قيل يقول C. Ta Marbu>t}ah - qa@la -qi@la -yaqu@lu Transliterasi ta marbu>t}ah ada dua yaitu ta marbu>t}ah hidup dan ta marbu>t}ah mati. Ta marbu>t}ah hidup atau mendapat harakat fath}ah, kasrah, atau dammah transliterasinya adalah /t/. Adapun ta marbu>t}ah mati atau mendapat

15 harakat sukun transliterasinya adalah /h/. Apabila ada kata yang berakhir dengan ta marbu>t}ah dikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata tersebut terpisah maka ta marbu>t}ah tersebut ditransliterasikan /h/ روضة الا طفال المدينة المنورة طلحة - raud}ah al-at}fa@l - al-madi@nah al-munawwarah - T}alh}ah D. Syaddah Syaddah atau tasydi>d dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda syaddah atau tasydi>d. Dalam transliterasinya, tanda syaddah itu dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah tersebut. رب نا الحج -rabbana@ -al-h}ajju E. Kata Sandang Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf al. Kata sandang tersebut dalam transliterasi dibedakan menjadi kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah dan huruf qamariyyah. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah di transliterasikan sesuai dengan bunyinya yaitu /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang tersebut. الرجل الشمس ar-rajulu asy-syamsu

16 Adapun kata sandang yang diikuti huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda simpang (-). al-qalamu القلم الكتاب F. Hamzah Hamzah yang ditransliterasikan dengan apostrof hanya berlaku untuk hamzah yang terletak di tengah dan belakang. Hamzah yang terletak di depan tidak dilambangkan dengan koma di atas karena dalam tulisan Arab berupa alif. syai un شيء inna إن G. Penulisan Kata Pada dasarnya setiap kata, baik fi l, ism, maupun h}arf, ditulis terpisah. Bagi kata-kata tertentu yag penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau h{arakat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini, penulisan kata tersebut bisa dilakukan dengan dua cara yaitu bisa dipisah perkata dan bisa pula dirangkaikan. Wa lahuwa khair و إن االله لهو خير الرازقين - Wa innalla@ha lahuwa khairur-ra@ziqi@n

17 H. Huruf Kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini, huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti yang berlaku dalam EYD, di antaranya adalah huruf kapital yang digunakan untuk menulis huruf awal, nama diri, dan permulaan kalimat. Wa Muh}ammadun و ما محمد إلا رسول

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... ABSTRACT... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN...iii PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TRANSLITERASI... xii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... i ii iii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii ix xii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks... x DAFTAR ISI Halaman Sampul... i Halaman Judul.. ii Halaman Pernyataan Keaslian.. iii Halaman Persembahan. iv Halaman Persetujuan Pembimbing... v Halaman Pengesahan... vi Halaman Motto... vii Halaman Kata

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1990: 11). Selain kata sastra, dalam KBBI juga ada kata susastra (tambah awalan

BAB I PENDAHULUAN. 1990: 11). Selain kata sastra, dalam KBBI juga ada kata susastra (tambah awalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan segala sesuatu yang tertulis atau tercetak dan merupakan karya imajinatif. Selain itu, sastra juga merupakan karya imajinatif yang dipandang

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini PEDOMAN TRANSLITERASI Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL.... ii PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... v LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam PENGARUH TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BMT BERINGHARJO (PERIODE 2010-2014) The Influence to the Level of Musharaka Financing Risk towards BMT Beringharjo Level of

Lebih terperinci

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Nota Dinas... iii Halaman Pengesahan... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Abstraks... vii Kata Pengantar... viii Daftar Isi... x Daftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam peradaban manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia tidak dapat

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain. Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin. Berikut ini adalah Surat keputusan Bersama Menteri

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI

PEDOMAN TRANSLITERASI PEDOMAN TRANSLITERASI Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN 1. Konsonan tunggal Huruf Arab Nama Huruf latin Keterangan alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan Ba b be Ta t te sa s es (dengan dengsn titik diatas ) Jim j je Ha

Lebih terperinci

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TRANSLITERASI... SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... MOTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI... DAFTAR ISI... DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB...

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB... DAFTAR ISI HALAM AN J UDUL...... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN MOTTO....... vi HALAMAN KATA PENGANTAR......

Lebih terperinci

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Nota Persetujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Kata Pengantar...viii Abstrak....

Lebih terperinci

TRANSLITERASI ARAB LATIN.

TRANSLITERASI ARAB LATIN. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii NOTA DINAS... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3)

BAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti dikatakan Quinn (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah tulisan yang khas, dengan pemanfaatan kata yang khas, tulisan yang beroperasi dengan cara yang khas, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi.

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellek dan Austin Warren (1989:3,11) berpendapat bahwa yang dikatakan sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sastra merupakan segala sesuatu yang tertulis

Lebih terperinci

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persayaratan Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Husin NIM : 12.0252.0966 Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan dengan sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antar unsurnya terjadi hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakannya. Hasil kreasi yang orisinil tersebut adalah karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakannya. Hasil kreasi yang orisinil tersebut adalah karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellek dan Warren (1995:3) berpendapat bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni dan bukan penciptaan ulang dari karya sastra sebelumnya. Sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak,

BAB I PENDAHULUAN. dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak, struktur karya sastra

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan

PERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama NIM Fakultas/Jurusan Judul Skripsi : Novianti AsiyahNingrum Solikha : C34210157 : Syariah/ Ekonomi Syari'ah : Mekanisme Fundraising Dana

Lebih terperinci

( Word to PDF Converter - Unregistered )

( Word to PDF Converter - Unregistered ) PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi adalah pengalihhurufan dari abjad yang satu ke abjad lainnya. Yang dimaksud dengan transliterasi Arab-Latin dalam pedoman ini adalah penyalinan huruf-huruf

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...... الملخص i ii iii iv v vi vii viii ABSTRCT... ix PEDOMAN TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di. lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di. lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra (novel, cerpen, dan puisi) adalah karya imajinatif, fiksional, dan ungkapan ekspresi pengarang dan perpaduan antara imajinasi pengarang dengan kehidupan

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SURABAYA NO 33/PID.B/2008/PN.SBYTENTANG PENCABULAN DALAM PERSPEKTIF UU NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM PIDANA ISLAM S K R I P S I Diajukan kepada Institut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra, menurut Wellek dan Warren (1993:3), adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada karya seni lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan memuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi jiwa pengarang dalam mengilustrasikan kehidupan imajinatifnya (Wellek

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi jiwa pengarang dalam mengilustrasikan kehidupan imajinatifnya (Wellek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Dalam proses kreatif tersebut sastrawan menghasilkan karya sastra. Karya sastra merupakan wujud ekspresi

Lebih terperinci

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian... DAFTAR ISI hal Halaman Judul i Halaman Persertujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan Keaslian iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan vi Halaman Kata Pengantar vii Abstrak

Lebih terperinci

TESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister (S.2) Manajemen Pendidikan Islam

TESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister (S.2) Manajemen Pendidikan Islam PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KYAI TERHADAP KEDISIPLINAN DAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA KAJEN KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN PATI TAHUN 2016 TESIS Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010: ), sedangkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010: ), sedangkan bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010:120-121), sedangkan bahasa merupakan sistem tanda yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EDUTAINMENT

PENERAPAN METODE EDUTAINMENT PENERAPAN METODE EDUTAINMENT BAGI PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK POKOK MATERI AKHLAK TERPUJI KELAS VIII MTS AR- RAHMAN LAMBANGAN KULON BULU REMBANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز.

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز. ARAB-LATIN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 0543 b/u/1978 tertanggal 22 Januari 1988 A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghayati pengalaman hidup manusia sewajarnya. Memahami sebuah karya

BAB I PENDAHULUAN. menghayati pengalaman hidup manusia sewajarnya. Memahami sebuah karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan cermin kehidupan manusia. Sebagai cermin kehidupan manusia, karya sastra mampu membuat pembaca membayangkan dan menghayati pengalaman hidup manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN KATA PENGANTAR... HALAMAN DAFTAR

Lebih terperinci

STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI

STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN BMT UGT SIDOGIRI SE-SURABAYA

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN BMT UGT SIDOGIRI SE-SURABAYA PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN BMT UGT SIDOGIRI SE-SURABAYA SKRIPSI Oleh : IMADA ULINNUHA NIM. C34212096 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi PERBEDAAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA MAHASISWA YANG MENGIKUTI ORGANISASI DAN MAHASISWA YANG TIDAK MENGIKUTI ORGANISASI (Studi Kasus Organisasi Intra Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara unsur-unsur struktur ada koherensi atau pertautan erat (Pradopo, 2013:141-142). Jenis-jenis

Lebih terperinci

HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI OLEH M. FIKRI TIRTA

HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI OLEH M. FIKRI TIRTA HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI SKRIPSI OLEH M. FIKRI TIRTA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M / 1437 H HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN

Lebih terperinci

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS) STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Strata Satu pada Program Studi Penyiaran dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii PANDUAN TRANSLITERASI... iv ABSTRAK... vi MOTTO... vii PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... x DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, emosi, dan keinginan. Bahasa juga digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9)

BAB I PENDAHULUAN. sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah objek manusiawi, fakta kemanusiaan, atau fakta kultural, sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain selain sastra yakni etika, sopan santun, tata cara, filologi, kemanusiaan, kultur, dan ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan fenomena yang memiliki struktur terkait satu sama lain (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra mewakili

Lebih terperinci

PENYELESAIAN HUKUM KASUS RUMAH TANGGA SUAMI YANG MAFQUD DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT

PENYELESAIAN HUKUM KASUS RUMAH TANGGA SUAMI YANG MAFQUD DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT PENYELESAIAN HUKUM KASUS RUMAH TANGGA SUAMI YANG MAFQUD DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT Oleh: Muhammad Fujiannor NIM. 0801118899 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M / 1437 H i PENYELESAIAN

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN

PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN Jl. Kapten Sumarsono No. 12 Medan Telp. (061) 8457461 Fax. (061)8467077 Website: www.pta-medan.go.id E-Mail: admin@pta-medan.go.id Medan - 20124 Nomor Sifat Lamp. Hal : W2-A/1734/

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. STUDI DESKRIPTIF TENTANG KONEKSITAS PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA PESERTA DIDIK KELAS V SEMESTER GASAL DI MI MIFTAHUS SIBYAN TUGUREJO SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIMBINGAN KEAGAMAAN DAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI PADA ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN KOTA BANJARMASIN)

HUBUNGAN BIMBINGAN KEAGAMAAN DAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI PADA ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN KOTA BANJARMASIN) HUBUNGAN BIMBINGAN KEAGAMAAN DAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI PADA ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN KOTA BANJARMASIN) TESIS Oleh: Ihda Rifqya NIM : 1202520963 INSTITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN PT. BANK BNI SYARIAH DAN PT. BANK BRI SYARIAH TERHADAP MUTU MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN

PERSEPSI KARYAWAN PT. BANK BNI SYARIAH DAN PT. BANK BRI SYARIAH TERHADAP MUTU MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN PERSEPSI KARYAWAN PT. BANK BNI SYARIAH DAN PT. BANK BRI SYARIAH TERHADAP MUTU MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ṢALAT FARḌU PESERTA DIDIK KELAS X SMK ISLAM PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ṢALAT FARḌU PESERTA DIDIK KELAS X SMK ISLAM PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ṢALAT FARḌU PESERTA DIDIK KELAS X SMK ISLAM PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BUAH-BUAHAN DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK)

BUAH-BUAHAN DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK) BUAH-BUAHAN DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri WALISONGO Semarang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik Arab klasik (Al-Badr, 1970:2), kata adab berarti az}-z}arfu pandai dan cantik, sedangkan menurut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan... Halaman Persembahan... Halaman Persetujuan Pembimbing... Halaman Pengesahan... Halaman Motto...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan... Halaman Persembahan... Halaman Persetujuan Pembimbing... Halaman Pengesahan... Halaman Motto... ix DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Persembahan... iii Halaman Persetujuan Pembimbing.... iv Halaman Pengesahan..... v Halaman Motto.... vi Halaman Kata Pengantar.... vii

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBERIAN GANTI RUGI TERHADAP PEMILIK BARANG OLEH PENGUSAHA ANGKUTAN DI PT

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBERIAN GANTI RUGI TERHADAP PEMILIK BARANG OLEH PENGUSAHA ANGKUTAN DI PT TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBERIAN GANTI RUGI TERHADAP PEMILIK BARANG OLEH PENGUSAHA ANGKUTAN DI PT.POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR POS SURABAYA 60000 SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM...... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... xi BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE)

MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE) MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE) SKRIPSI OLEH SOLIHIN HANAVI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. subjek penelitian, objek penelitian, dan sarana atau peralatan penelitian (Ratna,

BAB I PENDAHULUAN. subjek penelitian, objek penelitian, dan sarana atau peralatan penelitian (Ratna, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kerangka penelitian ilmu humaniora, lebih khusus dalam penelitian sastra terdapat tiga poin penting yang harus diperhatikan.ketiga point tersebut adalah subjek

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS KONSEP MUNÂSABAH ANTAR AYAT

STUDI ANALISIS KONSEP MUNÂSABAH ANTAR AYAT STUDI ANALISIS KONSEP MUNÂSABAH ANTAR AYAT DAN SURAT MENURUT NAṢR ḤÂMID ABÛ ZAYD SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Ushuluddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Goldman via Faruk, 1994:79). Sebagaimana juga disampaikan oleh Lukens

BAB I PENDAHULUAN. (Goldman via Faruk, 1994:79). Sebagaimana juga disampaikan oleh Lukens BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinatif yang memberikan hiburan yang menyenangkan sekaligus memberikan pengalaman batin bagi pembacanya (Goldman via Faruk, 1994:79).

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN SKRIPSI OLEH NURUL AIDA

STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN SKRIPSI OLEH NURUL AIDA STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN SKRIPSI OLEH NURUL AIDA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H i STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Kurs Rupiah, BI Rate, JII, LQ45.

Abstrak. Kata kunci: Kurs Rupiah, BI Rate, JII, LQ45. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kurs rupiah dan BI rate terhadap indeks JII dan indeks LQ45. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP PENYALURAN DANA ZAKAT GURU DAN PEGAWAI OLEH LZIS ASSALAAM SURAKARTA (Studi Kasus di LZIS Assalaam Surakarta)

ANALISIS TERHADAP PENYALURAN DANA ZAKAT GURU DAN PEGAWAI OLEH LZIS ASSALAAM SURAKARTA (Studi Kasus di LZIS Assalaam Surakarta) ANALISIS TERHADAP PENYALURAN DANA ZAKAT GURU DAN PEGAWAI OLEH LZIS ASSALAAM SURAKARTA (Studi Kasus di LZIS Assalaam Surakarta) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Syari ah Muamalah Fakultas Agama Islam

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA i UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pendidikan anak usia 0-10 tahun dalam

ABSTRAK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pendidikan anak usia 0-10 tahun dalam ABSTRAK Dwi Lis Setianingrum, NIM : 112468, Stain Kudus, Tarbiyah, Pendidikan Agama Islam (PAI), dengan judul Pola Pendidikan Anak dalam Islam Menurut Syaikh Jamal Abdurrahman dalam Terjemahan Kitab Athfaalul

Lebih terperinci

ETIKA SUNDA (Studi Naskah Sanghyang Siksakandang Karesian)

ETIKA SUNDA (Studi Naskah Sanghyang Siksakandang Karesian) ETIKA SUNDA (Studi Naskah Sanghyang Siksakandang Karesian) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin dan Humaniora Jurusan Aqidah dan Filsafat Oleh:

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI SYIRKAH di RENTAL PLAY STATION di DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK SKRIPSI. Oleh : ACHMAD ARDANI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI SYIRKAH di RENTAL PLAY STATION di DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK SKRIPSI. Oleh : ACHMAD ARDANI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI SYIRKAH di RENTAL PLAY STATION di DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK SKRIPSI Oleh : ACHMAD ARDANI NIM :C02207084 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

Lebih terperinci

PERAN PIMPINAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA

PERAN PIMPINAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA PERAN PIMPINAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE AL-QASIMI DALAM MENGHAFAL AL-QUR AN DI PONDOK PESANTREN BAITUL QUR AN GARUT, DAWUNG, SAMBIREJO SRAGEN TAHUN

PENERAPAN METODE AL-QASIMI DALAM MENGHAFAL AL-QUR AN DI PONDOK PESANTREN BAITUL QUR AN GARUT, DAWUNG, SAMBIREJO SRAGEN TAHUN PENERAPAN METODE AL-QASIMI DALAM MENGHAFAL AL-QUR AN DI PONDOK PESANTREN BAITUL QUR AN GARUT, DAWUNG, SAMBIREJO SRAGEN TAHUN 2012-2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat-Syarat guna

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DIALOG ANTAR AGAMA DI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KOTA SEMARANG

IMPLEMENTASI DIALOG ANTAR AGAMA DI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KOTA SEMARANG IMPLEMENTASI DIALOG ANTAR AGAMA DI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Perbandingan

Lebih terperinci

UPAYA SOSIALISASI PERBANKAN SYARIAH DI KOTA BANJARBARU

UPAYA SOSIALISASI PERBANKAN SYARIAH DI KOTA BANJARBARU UPAYA SOSIALISASI PERBANKAN SYARIAH DI KOTA BANJARBARU SKRIPSI OLEH MUHAMMAD FAJAR PRAKASA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 6102 M/0341 H i UPAYA SOSIALISASI PERBANKAN SYARIAH DI KOTA BANJARBARU

Lebih terperinci

PENGESAHAN. Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang pada tanggal : Semarang, 22 januari 2016.

PENGESAHAN. Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang pada tanggal : Semarang, 22 januari 2016. ii PENGESAHAN Nama : Siti Maghfiroh NIM : 126051873 Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Judul :Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Media Gambar Pada Materi Memelihara Lingkungan

Lebih terperinci

MANAJEMEN BUDAYA HIDUP SEHAT DI SMP NEGERI 11 BANJARMASIN

MANAJEMEN BUDAYA HIDUP SEHAT DI SMP NEGERI 11 BANJARMASIN MANAJEMEN BUDAYA HIDUP SEHAT DI SMP NEGERI 11 BANJARMASIN TESIS Oleh : S U S I A N A NIM: 10.0253.0673 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI PROGRAM PASCASARJANA BANJARMASIN 2016 i MANAJEMEN BUDAYA HIDUP

Lebih terperinci

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE STAD PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI POKOK HAJI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS V MI MIFTAHUL FALAH BETAHWALANG BONANG DEMAK TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Muamalah

Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Muamalah KEBIJAKAN HEDGING (LINDUNG NILAI) DALAM MENSTABILKAN HARGA KOMODITAS DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Analisis Terhadap Kenaikan Harga BBM) SKRIPSI Oleh Joyo Arifin CO4301195 Institut Agama Islam Negeri

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1436 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1436 H PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX TAHUN 2013 OLEH NAZARUDDIN IKHWAN

Lebih terperinci

PROSES PENYADARAN DARI ANAK NAKAL MENJADI ANAK SHALIH DI PANTI ASUHAN ISLAM IBADAH BUNDA YOGYAKARTA

PROSES PENYADARAN DARI ANAK NAKAL MENJADI ANAK SHALIH DI PANTI ASUHAN ISLAM IBADAH BUNDA YOGYAKARTA PROSES PENYADARAN DARI ANAK NAKAL MENJADI ANAK SHALIH DI PANTI ASUHAN ISLAM IBADAH BUNDA YOGYAKARTA SKRIPSI Oleh: Jemmy Ardian NPM: 20130720054 FAKULTAS AGAMA ISLAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lebih terperinci