BAB I PENDAHULUAN. 1990: 11). Selain kata sastra, dalam KBBI juga ada kata susastra (tambah awalan
|
|
- Ade Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan segala sesuatu yang tertulis atau tercetak dan merupakan karya imajinatif. Selain itu, sastra juga merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi (Wellek dan Werren, 1990: 11). Selain kata sastra, dalam KBBI juga ada kata susastra (tambah awalan su- dari bahasa Sanskerta yang artinya baik atau indah) yang mengandung arti karya sastra yang isi dan bentuknya sangat serius, berupa ungkapan pengalaman jiwa manusia yang ditimba dari kehidupan direka dan disusun dengan bahasa yang indah sebagai sarananya sehingga mencapai syarat estetika yang tinggi (KBBI, 2007: 1110). Taum (1997: 19) mengemukakan bahwa sastra merupakan pengetahuan eksistensial mengenai bentuk hidup manusia sehingga mudah dideskripsikan, tetapi tidak mudah didefinisikan. Perwujudan bentuk sastra dalam perkembangannya berupa karya sastra. Karya sastra merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsurunsurnya terjadi hubungan timbal balik, saling terkait, saling berkaitan, saling bergantung, dan saling menentukan. Dengan demikian, unsur-unsur yang ada dalam sebuah karya sastra saling berhubungan dengan unsur-unsur lain, sehingga setiap unsur tidak dapat berdiri sendiri (Pradopo, 2008: 118). 1
2 2 Karya sastra menurut ragamnya dibedakan atas prosa, puisi, dan drama. Salah satu jenis karya sastra yang termasuk prosa adalah cerita pendek (Sudjiman, 1992: 11). Cerita pendek adalah karya sastra yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam (Nurgiyantoro, 2010: 10). Cerita pendek panjangnya tidak lebih dari 1000 kata. Ada pula yang menyatakan bahwa cerita pendek paling banyak sekitar kata atau berkisar lima puluh halaman (Stanton, 2007: 75). Secara umum dapat disimpulkan bahwa cerita pendek adalah cerita narasi yang fiktif (tidak benar-benar terjadi, tetapi dapat terjadi kapan saja dan di mana saja) serta relatif pendek. Sebuah cerita pendek atau biasa disingkat dengan cerpen mempunyai unsur yang membangun cerpen tersebut secara langsung. Selain itu, cerpen juga mempunyai unsur dari luar karya sastra yang juga berpengaruh terhadap bangunan cerpen walaupun secara tidak langsung. Unsur yang pertama disebut sebagai unsur intrinsik, sedangkan yang kedua disebut sebagai unsur ekstrinsik (Nurgiyantoro, 2010: 23). Sastrawan Arab telah banyak membuat karya berupa antologi-antologi cerpen dengan berbagai variasi tema pada setiap cerpennya. Salah satunya adalah cerpen asy-syahīd dalam antologi cerpen Arinī Allah. Cerpen tersebut menceritakan tentang sosok Iblis yang ingin beriman dan memeluk sebuah agama. Cerpen asy-syahīd adalah karya seorang sastrawan Mesir yaitu Taufīq al- Ḥakīm. Ia adalah sosok sastrawan besar Mesir dan seorang seniman produktif yang menghasilkan karya sastra yang diminati oleh publik baik berupa novel,
3 3 kisah filsafat, cerpen, teater, dan lain sebagainya. Setengah abad lebih beliau mencurahkan seluruh hidupnya untuk dunia seni. Berdasarkan pengamatan penulis, cerpen asy-syahīd dalam antologi cerpen Arinī Allah karya Taufīq al-ḥakīm terdiri atas unsur-unsur intrinsik yang saling berkaitan. Untuk dapat memahami unsur-unsur tersebut, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga diperoleh makna yang utuh. Dalam hal ini, akan digunakan sebuah teori yang mengkaji tentang unsur-unsur intrinsik, yaitu teori struktural. 1.2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apa unsur-unsur intrinsik yang membangun cerpen asy-syahīd dalam antologi cerpen Arinī Allah karya Taufīq al-ḥakīm dan bagaimana keterkaitan antarunsur tersebut secara keseluruhan. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitan ini adalah mengungkapkan dan mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik yang membangun cerpen asy-syahīd dalam antologi cerpen Arinī Allah karya Taufīq al-ḥakīm dan bagaimana keterkaitan antarunsur tersebut secara keseluruhan. 1.4 Tinjauan Pustaka Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi. Antologi cerpen Arinī Allah karya Taufīq al-ḥakīm
4 4 terdiri atas 18 cerpen. Sejauh pengamatan penulis, ada beberapa cerpen yang telah dibahas, diantaranya, cerpen I tirāf al-qātīl dianalisis oleh Sidiq (2009) dengan analisis struktural dan disimpulkan bahwa keterkaitan antar unsur pada cerpen ini sangat kuat, sehingga membuat satu kesatuan yang utuh. Cerpen Al-Habib al- Majhul dianalisis oleh Wardani (2009) dengan analisis struktural. Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah hubungan antar unsur dalam cerpen ini memiliki hubungan yang sangat erat antara satu dengan yang lainnya, baik antara tema dengan tokoh utama, tema dengan latar, tema dengan sudut pandang, tema dengan alur, alur dengan tokoh, serta alur dengan latar, sehingga cerita dalam cerpen ini membentuk satu kesatuan cerita yang utuh dan mudah dipahami. Cerpen Anā al- Maut yang dianalisis oleh Shobikhah (2004) dengan analisis struktural. Dalam analisis ini penulis menyimpulkan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen ini saling berkaitan, sehingga membuat satu kesatuan yang utuh. Sejauh pengamatan penulis, penelitian mengenai cerpen asy-syahīd dalam antologi cerpen Arinī Allah karya Taufīq al-ḥakīm belum pernah dibahas oleh mahasiswa di Jurusan Sastra Asia Barat, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada dari segi bahasa maupun sastra. Setelah melakukan tinjauan pustaka ke beberapa perpustakaan digital dari berbagai universitas di Indonesia di antaranya UI, UAD, UIN Sunan Kalijaga, UNHAS, penulis belum menemukan pembahasan terhadap cerpen tersebut, baik dari segi sastra maupun bahasa.
5 5 1.5 Landasan Teori Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka teori yang digunakan untuk menganalisis cerpen asy-syahīd karya Taufīq al-ḥakīm adalah teori struktural Robert Stanton. Teori struktural adalah teori yang memandang karya sastra sebagai sebuah struktur. Sebagai sebuah struktur, unsur-unsurnya dapat dibongkar dan dipaparkan secermat dan sedetail mungkin serta dapat dicari keterjalinan antarunsurnya yang dipandang dapat menghasilkan makna yang menyeluruh (Teuuw, 1984: 135). Stanton (2007: 13) mengungkapkan bahwa unsur pembangun sebuah cerita atau cerpen dikelompokkan ke dalam tiga bagian yaitu: fakta cerita, tema, dan sarana sastra. Fakta cerita merupakan elemen-elemen yang berfungsi sebagai catatan kegiatan imajinatif dari sebuah cerita. Fakta cerita terdiri atas karakter, alur, dan latar (Stanton, 2007: 7). Ketiga unsur fakta cerita ini merupakan unsur yang paling dominan tampak dalam suatu karya sastra dan dapat dibayangkan eksistensinya secara faktual. Ketiganya juga tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling mendukung. Karakter merupakan sesuatu yang muncul dari seorang individu. Menurut Stanton (2007: 33), karakter menyaran pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. Untuk selanjutnya, dipakai istilah tokoh dan penokohan. Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam prosa yang bersangkutan. Ia
6 6 merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama (Nurgiyantoro, 2010: 177). Alur merupakan tulang punggung cerita. Stanton (2007: 26) mengemukakan alur adalah rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita yang terhubung secara kasual, dalam arti peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari berbagai peristiwa. Dua elemen dasar yang membangun alur adalah konflik dan klimaks. Sebuah cerita mungkin mengandung lebih dari satu konflik, tetapi hanya konflik utamalah yang dapat merangkum seluruh peristiwa yang terjadi dalam alur. Klimaks adalah saat ketika konflik terasa sangat intens sehingga ending tidak dapat dihindari lagi (Stanton, 2007: 31). Latar menurut Stanton (2007: 35), merupakan lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. Latar dapat berwujud dekor seperti sebuah tempat, kota ataupun negara. Latar juga dapat berwujud waktu-waktu tertentu atau satu periode sejarah. Latar juga dapat merangkum orang-orang yang menjadi dekor dalam cerita atau biasa disebut dengan latar sosial. Dalam sebuah cerita, makna-makna penting yang dihadapkan dalam cerita dinamakan tema atau gagasan utama. Cara yang paling efektif mengenali tema sebuah karya sastra adalah dengan mengamati secara teliti setiap konflik yang ada di dalamnya. Setiap aspek cerita turut mendukung kehadiran tema. Oleh karena itu, pengamatan harus dilakukan pada semua hal seperti peristiwa-peristiwa,
7 7 karakter-karakter atau bahkan objek-objek yang sekilas tampak tidak relevan dengan alur utama (Stanton, 2007: 42). Selain itu, untuk menemukan tema sebuah karya fiksi, harus disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita. Tema dapat diterangkan melalui dukungan dari unsur-unsur karya sastra yang lain seperti pada pelukisan tokoh, alur, dan latar (Nurgiyantoro, 2010: 68-74). Sarana sastra dapat diartikan sebagai metode pengarang memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna. Sarana-sarana sastra yang dimaksud adalah judul (title), sudut pandang (point of view), gaya bahasa nada (style and tone), simbolisme (symbolism), dan ironi (irony) (Stanton, 2007: 46). Dalam penelitian ini, penulis hanya memusatkan perhatian pada unsur judul dan sudut pandang saja. Stanton (2007: 51) menyatakan bahwa judul selalu relevan atau berhubungan terhadap karya yang diampunya sehingga keduanya membentuk satu kesatuan. Sudut pandang atau pusat pengisahan merupakan titik pandang dari sudut mana cerita tersebut dikisahkan. Stanton (2007: 53-55) menyatakan bahwa sudut pandang terbagi menjadi empat tipe utama, yaitu (1) orang pertama utama, sang karakter utama bercerita dengan kata-katanya sendiri. (2) orang pertama-sampingan, cerita dituturkan oleh satu karakter bukan utama (sampingan). (3) orang ketiga-terbatas, pengarang mengacu pada semua karakter dan memosisikannya sebagai orang ketiga tetapi hanya menggambarkan apa yang dapat dilihat, didengar, dan dipikirkan oleh satu orang karakter saja. (4) orang ketiga-tidak terbatas, pengarang mengacu pada setiap karakter dan memosisikannya sebagai orang
8 8 ketiga. Pengarang juga dapat membuat beberapa karakter melihat, mendengar, atau berpikir atau saat ketika tidak ada satu karakter pun hadir (Stanton, 2007: 53-55). 1.6 Metode Penelitian Metode adalah cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkahlangkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab-akibat berikutnya (Ratna, 2011:34). Metode penelitian dalam hal ini harus sesuai dengan landasan teori yang digunakan, yaitu menggunakan teori struktural. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam penelitian cerpen asy-syahīd adalah metode analisis struktural. Metode analisis struktural adalah metode yang bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetail, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teuuw, 1984: 135). Menurut Nurgiyantoro (2010: 37), metode analisis struktural karya sastra dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain mengumpulkan dan mengelompokkan data berupa unsur-unsur intrinsik, yaitu fakta cerita, tema, dan sarana sastra. Selanjutnya unsur-unsur tersebut dianalisis secara cermat, teliti, dan sedetail mungkin. Setelah unsur-unsur itu dianalisis, kemudian langkah selanjutnya adalah menjelaskan keterkaitan antarunsurnya. Langkah terakhir adalah penyajian hasil analisis data berupa pelaporan.
9 9 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari penelitian ini terdiri dari empat bab, yaitu Bab I adalah pendahuluan yang terdiri atas: latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penelitian, dan pedoman transliterasi Arab-Latin. Bab II meliputi biografi Taufīq al-ḥakīm dan sinopsis cerpen asy-syahīd dalam antologi cerpen Arinī Allah. Bab III adalah analisis struktural berupa unsur-unsur intrinsik dari cerpen asy- Syahīd. Bab IV adalah kesimpulan dan yang terakhir adalah daftar pustaka. 1.8 Pedoman Transliterasi Arab-Latin Pelaksanaan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini berpedoman pada keputusan bersama Menteri Agama nomor: 158 Th 1987 dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor: 0543b/U/1987. a. Konsonan Konsonan Arab Huruf Latin Konsonan Arab Huruf Latin ا Tidak dilambangkan ض Ḍ ب B ط Ṭ ت T ظ Ẓ ث Ṡ ع _ ج J غ G ح Ḥ ف F خ Kh ق Q د D ك K ذ Ż ل L
10 10 ر R م M ز Z ن N س S و W ش Sy ه H ص Ṣ ء _` ي Y b. Vokal Vokal Vokal Tunggal Vokal Rangkap Vokal Panjang Tanda Transliterasi Tanda Transliterasi Tanda Transliterasi ا Ai ي A ـ ي Au و I ـ و U ـ Ā Ī Ū c. Ta Marbutah Transliterasi untuk ta marbuṭah (ة) ada dua. Pertama, ta marbuṭah hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, atau dammah, transliterasinya adalah /t/. Kedua, ta marbuṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta kedua kata itu terpisah, maka ta marbuṭah itu ditransliterasikan dengan /h/. Contoh: روض ة الا طف ا ل rauḍatu al-atfāl. al-atfāl. rauḍah روض ة الا ط ف ا ل
11 11 d. Syaddah (Tasydid) Syaddah yang dalam bahasa arab dilambangkan ditransliterasikan ر ب ن ا Contoh: dengan huruf yang sama dengan huruf yang mendapatkan syaddah. rabbanā. e. Kata Sandang Transliterasi kata sandang (ال) dibedakan menjadi dua, yakni kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti huruf qamariyyah. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf ل diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang berhubungan langsung dengan kata sandang. Contoh: النساء an-nisa. Kata sandang yang diikuti huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh: الق لم al-qalamu. f. Hamzah Dinyatakan pada transliterasi konsonan bahwa hamzah ditransliterasi dengan apostrof `_. Transliterasi seperti itu hanya berlaku untuk hamzah yang berada di tengah kata dan akhir kata. Adapun hamzah yang berada di awal kata tidak dilambangkan. Contoh: تا خذون ta khużūna, شيء syai un, إن inna. g. Penulisan Kata Pada dasarnya, setiap kata ditulis terpisah, tetapi untuk kata-kata tertentu yang penulisannya dalam huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain
12 12 karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka dalam transliterasinya dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya. Contoh: وإن الله لھو خیر الر ازقین Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīna atau Wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīna. h. Huruf Kapital Meskipun di dalam bahasa Arab tidak ada huruf kapital dalam transliterasi ini digunakan huruf kapital sesuai dengan pedoman EYD. Contoh: وما محمد إلا رسول Wa mā Muhammadun illā rasūl.
BAB I PENDAHULUAN. dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak, struktur karya sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyempurnakannya. Hasil kreasi yang orisinil tersebut adalah karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellek dan Warren (1995:3) berpendapat bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni dan bukan penciptaan ulang dari karya sastra sebelumnya. Sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellek dan Austin Warren (1989:3,11) berpendapat bahwa yang dikatakan sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sastra merupakan segala sesuatu yang tertulis
Lebih terperinciPEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah objek manusiawi, fakta kemanusiaan, atau fakta kultural, sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9) mengemukakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di. lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra (novel, cerpen, dan puisi) adalah karya imajinatif, fiksional, dan ungkapan ekspresi pengarang dan perpaduan antara imajinasi pengarang dengan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan fenomena yang memiliki struktur terkait satu sama lain (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra mewakili
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM...... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... xi BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... ABSTRACT... DAFTAR ISI...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra, menurut Wellek dan Warren (1993:3), adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada karya seni lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi jiwa pengarang dalam mengilustrasikan kehidupan imajinatifnya (Wellek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Dalam proses kreatif tersebut sastrawan menghasilkan karya sastra. Karya sastra merupakan wujud ekspresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam peradaban manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia tidak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti dikatakan Quinn (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah tulisan yang khas, dengan pemanfaatan kata yang khas, tulisan yang beroperasi dengan cara yang khas, dan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii PANDUAN TRANSLITERASI... iv ABSTRAK... vi MOTTO... vii PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... x DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain selain sastra yakni etika, sopan santun, tata cara, filologi, kemanusiaan, kultur, dan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. isi dan ungkapannya (KBBI, 2011:1001).Sastra adalah ungkapan pribadi manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antar unsurnya terjadi hubungan
Lebih terperinciPEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini
PEDOMAN TRANSLITERASI Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...... الملخص i ii iii iv v vi vii viii ABSTRCT... ix PEDOMAN TRANSLITERASI...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik Arab klasik (Al-Badr, 1970:2), kata adab berarti az}-z}arfu pandai dan cantik, sedangkan menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara unsur-unsur struktur ada koherensi atau pertautan erat (Pradopo, 2013:141-142). Jenis-jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010: ), sedangkan bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010:120-121), sedangkan bahasa merupakan sistem tanda yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Goldman via Faruk, 1994:79). Sebagaimana juga disampaikan oleh Lukens
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinatif yang memberikan hiburan yang menyenangkan sekaligus memberikan pengalaman batin bagi pembacanya (Goldman via Faruk, 1994:79).
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... i ii iii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. subjek penelitian, objek penelitian, dan sarana atau peralatan penelitian (Ratna,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kerangka penelitian ilmu humaniora, lebih khusus dalam penelitian sastra terdapat tiga poin penting yang harus diperhatikan.ketiga point tersebut adalah subjek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antarmanusia (Nurgiyantoro, 2013:2). Sebagai sebuah karya. imajinatif, prosa menyajikan berbagai permasalahan manusia dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre yang lainnya. Prosa merupakan salah satu jenis karya sastra yang bersifat imajinatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan memuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendek, yaitu kisahan pendek kurang dari kata yang memberikan kesan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra. Pengertian cerpen menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah akronim dari cerita pendek, yaitu kisahan pendek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghayati pengalaman hidup manusia sewajarnya. Memahami sebuah karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan cermin kehidupan manusia. Sebagai cermin kehidupan manusia, karya sastra mampu membuat pembaca membayangkan dan menghayati pengalaman hidup manusia
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRACT... ix ABSTRAK... x DAFTAR
Lebih terperinciBAB II : KAJIAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Nota Persetujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Kata Pengantar...viii Abstrak....
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TRANSLITERASI...
Lebih terperinciSEJARAH PENDAPAT FILOSOF TENTANG JIWA (Studi Pemikiran Aristoteles, Ibnu Sina, Sigmund Freud)
SEJARAH PENDAPAT FILOSOF TENTANG JIWA (Studi Pemikiran Aristoteles, Ibnu Sina, Sigmund Freud) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) dalam Sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra menurut Teeuw (2003:135) merupakan sebuah struktur yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra menurut Wellek dan Werren (1990:11) merupakan segala sesuatu yang tertulis atau tercetak dan merupakan karya imajinatif dan dipandang lebih luas pengertiannya
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...
x DAFTAR ISI Halaman Sampul... i Halaman Judul.. ii Halaman Pernyataan Keaslian.. iii Halaman Persembahan. iv Halaman Persetujuan Pembimbing... v Halaman Pengesahan... vi Halaman Motto... vii Halaman Kata
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang khas, dengan pemanfaatan kata yang khas, tulisan yang beroperasi dengan cara yang khas, dan menuntut
Lebih terperinciSTRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)
STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Strata Satu pada Program Studi Penyiaran dan
Lebih terperincimura>bah}ah BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya... 60
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. PENGESAHAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR...viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN...iii PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TRANSLITERASI... xii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Husin NIM : 12.0252.0966 Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan dengan sebenarnya
Lebih terperinciHalaman Motto... v Halaman Persembahan... vi
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Nota Dinas... iii Halaman Pengesahan... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Abstraks... vii Kata Pengantar... viii Daftar Isi... x Daftar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. i PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... x DAFTAR
Lebih terperinciDAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciPEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain. Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin. Berikut ini adalah Surat keputusan Bersama Menteri
Lebih terperinciTINJAUAN MASLAHAT TERHADAP DISPENSASI NIKAH MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA SEMARANG. SKRIPSI
TINJAUAN MASLAHAT TERHADAP DISPENSASI NIKAH MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA SEMARANG. SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Syari
Lebih terperinciPENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133
PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DIALOG ANTAR AGAMA DI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KOTA SEMARANG
IMPLEMENTASI DIALOG ANTAR AGAMA DI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Perbandingan
Lebih terperinciDAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN
PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: Kurs Rupiah, BI Rate, JII, LQ45.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kurs rupiah dan BI rate terhadap indeks JII dan indeks LQ45. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii ix xii BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SAMPUL LUAR... i. SAMPUL DALAM... ii. ABSTRAK... iii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv. PERNYATAAN KEASLIAN... v. KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI SAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM... ii ABSTRAK... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PERNYATAAN KEASLIAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii PEDOMAN TRANSLITERASI... xi BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi
PERBEDAAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA MAHASISWA YANG MENGIKUTI ORGANISASI DAN MAHASISWA YANG TIDAK MENGIKUTI ORGANISASI (Studi Kasus Organisasi Intra Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI
Lebih terperinciDaftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...
DAFTAR ISI hal Halaman Judul i Halaman Persertujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan Keaslian iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan vi Halaman Kata Pengantar vii Abstrak
Lebih terperinciB. Apakah pengembangan sumber daya manusia dapat Memperbaiki, meningkatkan pengetahuan secara teori atau praktek dan pelatihan, serta promosi...
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGEESAHAN TIM PENGUJI... PERSEMBAHAN... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR TRANSLITERASI...
Lebih terperinciPERNAPASAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE UIN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM PERSPEKTIF SUFI HEALING DAN MEDITASI MAHASI SAYADAW. Oleh
PERNAPASAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE UIN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM PERSPEKTIF SUFI HEALING DAN MEDITASI MAHASI SAYADAW Skripsi Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Lebih terperinciPENGESAHAN. Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang pada tanggal : Semarang, 22 januari 2016.
ii PENGESAHAN Nama : Siti Maghfiroh NIM : 126051873 Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Judul :Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Media Gambar Pada Materi Memelihara Lingkungan
Lebih terperinciBAB III : DESKRIPSI SISTEM KERJA DAN PENGUPAAN PENCARI DONATUR PADA YAYASAN PESANTREN AL-QUR AN NURUL FALAH SURABAYA
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN TIM PENGUJI... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xi DAFTAR TRANSLITERASI...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan rangkaian kata-kata yang mengandung makna yang indah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan rangkaian kata-kata yang mengandung makna yang indah dalam mengekspresikan kehidupan manusia. Sejalan dengan hal tersebut beberapa pakar
Lebih terperinciMas{lah{ah Pengertian Tas{arrauf al-ima>m Ala> Ra iyyatihi Manu>tun Bi al-
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS MATERI QOLQOLAH KELAS VIII SEMESTER I
PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS MATERI QOLQOLAH KELAS VIII SEMESTER I MTs AL - ASROR PATEMON GUNUNGPATI SEMARANG TAHUN AJARAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. PENGESAHAN... iv. ABSTRAK...v. PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM.... i PERNYATAAN KEASLIAN.... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING.... iii PENGESAHAN.... iv ABSTRAK...v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR
Lebih terperinciPENERAPAN METODE EDUTAINMENT
PENERAPAN METODE EDUTAINMENT BAGI PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK POKOK MATERI AKHLAK TERPUJI KELAS VIII MTS AR- RAHMAN LAMBANGAN KULON BULU REMBANG TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciPENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili)
PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciAHMAD GAZALI NIM
ANALISIS KRITIS TERHADAP GAGASAN PADA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 DAN DOKUMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN AL- QUR AN TESIS Oleh AHMAD GAZALI NIM.1102110799 INSTITUT
Lebih terperinciRIBA DAN BUNGA BANK PERSPEKTIF NEO-MODERNIS
RIBA DAN BUNGA BANK PERSPEKTIF NEO-MODERNIS (STUDI KRITIK PEMIKIRAN FAZLURRAHMAN DAN ABDULLAH SAEED) SKRIPSI Oleh: Nur Kholis Majid 20130730308 FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MU AMALAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN DENGAN CARA TEBASAN
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN DENGAN CARA TEBASAN (Studi Kasus di Tambak Ikan Desa Mangunharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Lebih terperinciKESELAMATAN PEMELUK AGAMA DALAM TAFSIR IBNU KATSIR DAN TAFSIR HAMKA (STUDI KOMPARATIF)
KESELAMATAN PEMELUK AGAMA DALAM TAFSIR IBNU KATSIR DAN TAFSIR HAMKA (STUDI KOMPARATIF) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Dalam Ilmu Ushuluddin dan Humaniora
Lebih terperinciPERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN GADAI SAWAH DALAM MASYARAKAT DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN GADAI SAWAH DALAM MASYARAKAT DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Hukum Ekonomi Syari ah Fakultas Agama Islam
Lebih terperinciPERAN PEMUDA DALAM MEWUJUDKAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA (Studi Kasus Di Komunitas Lintas Iman Pondok Damai Kota Semarang)
PERAN PEMUDA DALAM MEWUJUDKAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA (Studi Kasus Di Komunitas Lintas Iman Pondok Damai Kota Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh gelar sarjana
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI-NILAI AQIDAH PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL BANJARMASIN TIMUR
PENANAMAN NILAI-NILAI AQIDAH PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL BANJARMASIN TIMUR TESIS OLEH : KHAIRUNNISA NIM : 12.0252.0935 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ANTASARI PASCASARJANA BANJARMASIN 2016
Lebih terperinciARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز.
ARAB-LATIN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 0543 b/u/1978 tertanggal 22 Januari 1988 A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin
Lebih terperinciRISALAH SAKRATUL MAUT KARYA ABDURRAUF ASSINGKILI; PENELITIAN FILOLOGIS ATAS NASKAH NEGARA
Laporan Penelitian RISALAH SAKRATUL MAUT KARYA ABDURRAUF ASSINGKILI; PENELITIAN FILOLOGIS ATAS NASKAH NEGARA Oleh: Drs. Abu Qasim, M.Ag Drs. H. Muhammad Yusuf, M.Fil.I Fathullah Munadi, S.Ag, MA Penelitian
Lebih terperinciTRANSLITERASI ARAB-LATIN SESUAI KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA.
vii TRANSLITERASI ARAB-LATIN SESUAI KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA A. Pendahuluan Nomor: 158 / 1987 Nomor: 0543 b/u/1987 TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Lebih terperinciUPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA
i UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi
Lebih terperinciANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS BPRS BANGUN DRAJAT WARGA YOGYAKARTA)
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS BPRS BANGUN DRAJAT WARGA YOGYAKARTA) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata
Lebih terperinciPENERAPAN COOPERATIVE LEARNING
PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE STAD PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI POKOK HAJI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS V MI MIFTAHUL FALAH BETAHWALANG BONANG DEMAK TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: Ratna Sari NIM: G NIRM: 10/X/02.2.1/T/4364 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NILAI NILAI PENDIDIKAN YANG TERDAPAT DALAM KISAH-KISAH BINATANG (TELAAH QS. AN-NAML AYAT 17-19) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas
Lebih terperinciETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105
ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciPENAFSIRAN AMINA WADUD MUHSIN TENTANG BIDADARI DALAM AL-QUR A<N (KAJIAN HERMENEUTIKA)
PENAFSIRAN AMINA WADUD MUHSIN TENTANG BIDADARI DALAM AL-QUR A
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra menjadikannya berbeda dengan karya tulis lainnya, hal ini seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif yang diciptakan oleh manusia, sastra juga dianggap sebagai sebuah karya seni yang di dalamnya mengandung unsur keindahan. Wellek
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
STUDI DESKRIPTIF TENTANG KONEKSITAS PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA PESERTA DIDIK KELAS V SEMESTER GASAL DI MI MIFTAHUS SIBYAN TUGUREJO SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Lebih terperinciETIKA SUNDA (Studi Naskah Sanghyang Siksakandang Karesian)
ETIKA SUNDA (Studi Naskah Sanghyang Siksakandang Karesian) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin dan Humaniora Jurusan Aqidah dan Filsafat Oleh:
Lebih terperinciPENGARUH PENGASUHAN ORANG TUA TERHADAP KESADARAN RELIGIUS SISWA DI MTs. DARUN NAJAH NGEMPLAK KIDUL MARGOYOSO PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017
PENGARUH PENGASUHAN ORANG TUA TERHADAP KESADARAN RELIGIUS SISWA DI MTs. DARUN NAJAH NGEMPLAK KIDUL MARGOYOSO PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Lebih terperinciPEMBELAJARAN ALQURAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU ALQURAN AMUNTAI (Studi Kritis Terhadap Proses dan Hasil Pembelajaran) Oleh HAJI HAMLI NIM
PEMBELAJARAN ALQURAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU ALQURAN AMUNTAI (Studi Kritis Terhadap Proses dan Hasil Pembelajaran) Oleh HAJI HAMLI NIM. 13.0252.1084 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI PASCASARJANA PROGRAM
Lebih terperinciTESIS. Oleh : Dewi Amalia, S.Pd NIM :
PENANAMAN NILAI-NILAI TANGGUNG JAWAB PADA PESERTA DIDIK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU (SMPIT) UKHUWAH DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SABILAL MUHTADIN BANJARMASIN TESIS Oleh : Dewi Amalia,
Lebih terperinciN. Elis Yanti Patimah. Ammar Fauzi, Ph.D
ANALISIS EKSISTENSI PEREMPUAN DALAM TEORI WUJŪD FILSAFAT MULLA SHADRĀ Oleh N. Elis Yanti Patimah NIM: 213141006 Pembimbing: Ammar Fauzi, Ph.D Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Master
Lebih terperinciSTRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN SKRIPSI OLEH NURUL AIDA
STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN SKRIPSI OLEH NURUL AIDA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H i STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN
Lebih terperinciDiajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah. Disusun oleh : SUSI SUSANTI
STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI METODE YANBU A DI TPQ AL-INHADL SAYUNG DEMAK DENGAN METODE QIRO ATI DI TPQ AL-BURHAN MRANGGEN DEMAK DALAM PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 SKRIPSI
Lebih terperinciIMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU LULUSAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU TESIS
IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU LULUSAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung untuk Memenuhi
Lebih terperinci( Word to PDF Converter - Unregistered )
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi adalah pengalihhurufan dari abjad yang satu ke abjad lainnya. Yang dimaksud dengan transliterasi Arab-Latin dalam pedoman ini adalah penyalinan huruf-huruf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kata drama berasal dari bahasa Yunani, draomai, yang artinya berbuat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata drama berasal dari bahasa Yunani, draomai, yang artinya berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi (Waluyo, 2001:2; Dewojati, 2012:7). Drama, sebagai karya sastra,
Lebih terperinciPENERAPAN MEDIA VITURAL COMPACT DISK (VCD) PADA PEMBELAJARAN SHALAT KELAS VII B MTS MA ARIF 11 TOKAWI NAWANGAN PACITAN JAWA TIMUR
PENERAPAN MEDIA VITURAL COMPACT DISK (VCD) PADA PEMBELAJARAN SHALAT KELAS VII B MTS MA ARIF 11 TOKAWI NAWANGAN PACITAN JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh
Lebih terperinciPRINSIP PENDIDIKAN RASULULLAH KEPADA ABDULLAH BIN UMMI MAKTUM DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN TUNANETRA
PRINSIP PENDIDIKAN RASULULLAH KEPADA ABDULLAH BIN UMMI MAKTUM DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN TUNANETRA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
Lebih terperinci