Endang Kusnadi Slamet. STTKD Yogyakarta ABSTRAK
|
|
- Dewi Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROSEDUR CARGO IMPORT PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO HATTA CENGKARENG JAKARTA Endang Kusnadi Slamet STTKD Yogyakarta ABSTRAK Harapan konsumen dengan adanya penyedia jasa yang diberikan adalah untuk mempermudah mereka atas pengiriman barang dan penerimaan barang yang tepat pada tujuan dan waktu. Usaha yang dilakukan perusahaan penyedia jasa adalah membantu konsumen secara maksimal sehingga tidak mengecewakan konsumen, karena dapat memperburuk citra perusahaan penerbangan itu sendiri. Bagian gudang pengiriman dan penerimaan barang selalu berhadapan secara langsung dengan konsumen yaitu shipper dan consignee, sehingga konsumen bisa menilai atas pelayanan yang diperolehnya. Salah satu pelayanan yang diberikan kepada konsumen adalah pelayanan dalam hal penerimaan barang kiriman yang berkaitan dengan prosedur dari awal pesawat datang sampai barang diterima oleh konsumen yaitu consignee. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini. Prosedur dan pemecahan masalah penelitian dilakukan dengan cara memaparkan objek yeng diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada. Data-data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan interpretasi kemudian ditarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang ada. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data diperoleh dengan menggunakan studi pustaka, baik berupa buku, majalah dan data-data atau dokumen yang diambil dari internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur cargo import terbagi menjadi dua prosedur yaitu prosedur pada alur perdokumenan dan prosedur pada alur barang/cargo. Alur pada perdokumenan yaitu melalui acceptance, docpros, perpajakan/administrasi, lokasi. Alur pada barang/cargo yaitu melalui gudang, proses breakdown, lokasi. Pengirim (shipper) berupa agen atau perseorangan mengirim barang (cargo) kepada penerima (consignee) berupa agen atau perseorangan yang ditangani oleh pihak pengangkut (carrier) kemudian dikerjakan oleh pihak ground handling. Dalam kegiatan tersebut dikenakan pajak atas biaya penyewaan gudang dan jasa dari fasilitas yang diberikan oleh perusahaan. Kata Kunci: cargo import, analisis deskriptif, PT. Gapura Angkasa PENDAHULUAN Pelayanan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh penyedia jasa untuk memenuhi kebutuhan customer. Aktivitas pelayanan setidaknya melibatkan dua pihak yang saling berhubungan atau berinteraksi, yaitu disatu pihak sebagai pemberi pelayanan dan dipihak lain
2 sebagai yang membutuhkan dan berhak mendapatkan pelayanan. Pelayanan biasanya diberikan kepada konsumen, dan harus dilakukan secara maksimal, sehingga konsumen merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan atau penyedia jasa. Saat ini banyak perusahaan penerbangan domestik maupun internasional yang mensubkontrakan pekerjaan ground handling-nya kepada perusahaan penyedia jasa ground handling. Kenyataan ini semakin mendorong tumbuh kembangnya perusahaan ground handling di indonesia untuk meningkatan kualitas layanan di satu sisi dan memperluas pasarnya di sisi lainnya. Pasar jasa angkutan udara di indonesia memperlihatkan perkembangan yang sangat signifikan, sehingga perusahaan menjalankan kegiatan jasa dengan sangat gesit dalam salah satu unit kerja utama yang menunjang bisnis angkutan udara dapat terlaksana secara oprasional yaitu cargo handling. Harapan konsumen dengan adanya penyedia jasa yang diberikan adalah untuk mempermudah mereka atas pengiriman barang dan penerimaan barang yang tepat pada tujuan dan waktu. Usaha yang dilakukan perusahaan penyedia jasa adalah membantu konsumen secara maksimal sehingga tidak mengecewakan konsumen, karena dapat memperburuk citra perusahaan penerbangan itu sendiri. Bagian gudang pengiriman dan penerimaan barang selalu berhadapan secara langsung dengan konsumen yaitu shipper dan consignee, sehingga konsumen bisa menilai atas pelayanan yang diperolehnya. Salah satu pelayanan yang diberikan kepada konsumen adalah pelayanan dalam hal penerimaan barang kiriman yang berkaitan dengan prosedur dari awal pesawat datang sampai barang diterima oleh konsumen yaitu consignee. LANDASAN TEORI Cargo Cargo didefinisikan secara sederhana adalah semua barang (goods) yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal), atau darat (truk kontainer) yang biasanya untuk diperdagangkan, baik antar wilayah/kota di dalam negeri maupun antar negara (internasional) yang dikenal dengan istilah ekspor-impor. Apapun jenisnya semua barang kiriman, kecuali benda-benda pos dan bagasi penumpang baik yang diperdagangkan (ekspor-impor) maupun untuk keperluan lainnya (nonkomersial). Cargo tersebut harus
3 dilengkapi dengan dokumen pengangkutan (SMU atau Air Way Bill) dikatagorikan sebagai cargo. Cargo Handling Cargo Handling adalah suatu rangkaian proses pekerjaan penyelesaian cargo saat mulai diterima sampai dimuat kedalam pesawat untuk diangkut dari suatu kota ke kota dalam dan luar negeri. Pihak-Pihak Terkait Ada tiga pihak utama yang terkait dengan penerimaan cargo, yaitu pihak pengirim (shipper), penerima (consignee), pihak pengangkut (carrier), pihak ground handling, warehouse operator. Shipper bisa berupa perorangan, badan usaha, dilakukan secara langsung tanpa perantara, atau melalui jasa ekspedisi pengiriman barang yang dikenal dengan istilah freight forwarder (agen cargo). Carrier/Pihak Pengangkut Carrier bisa berupa cargo sales airline, cargo sales agent, airline/air charter yang juga berfungsi sebagai pengangkut cargo. Pesawat yang dipakai khusus untuk mengangkut cargo saja disebut cargo aircraft atau freighter, sedangkan pesawat yang bisa digunakan untuk mengangkut cargo atau sebaliknya untuk mengangkut penumpang dikenal dengan istilah combine aircraft. Aturan main yang harus diperhatikan Dalam praktiknya, pengiriman cargo harus mengikuti aturan main yang telah ditetapan, dimana hal-hal berikut harus diperhatikan, seperti jenis dan sifat barang yang dikirim, marking, labeling, berat dan jumlah barang yang dikirim, kota dan negara tujuan barang akan dikirim, peraturan-peraturan setempat menyangkut dokumen-dokumen pelengkap serta masalah biaya-biaya.
4 Berikut adalah gambar yang memperlihatkan hubungan antara pengiriman, operator, dan penerima. 3.1 Gambar Hubungan Antara Pengirim, Operator Dan Penerima Klasifikasi Cargo Berdasarkan cara penanganannya, cargo dibagi dalam dua golongan besar, yaitu General Cargo dan Cpesial Cargo. Berdasarkan cara pelayanan dan jenis produknya, menurut IATA AHM cargo dibagi menjadi General Cargo,Special Shipment,dan Specialized Cargo Product. METODOLOGI Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini. Prosedur dan pemecahan masalah penelitian dilakukan dengan cara memaparkan objek yeng diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada. Data-data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan interpretasi kemudian ditarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang ada. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data diperoleh dengan menggunakan studi pustaka, baik berupa buku, majalah dan data-data atau dokumen yang diambil dari internet.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN Prosedur Cargo Import Dalam proses cargo import terbagi dalam dua prosedur yaitu prosedur perdokumenan dan prosedur pergudangan, Kedua proses tersebut dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan dengan lokasi yang berbeda. Prosedur perdokumenan dan prosedur pergudangan sangat berketergantungan dalam hal ini, karena proses tersebut dapat berjalan dengan adanya cargo/barang yang disertai dengan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan cargo tersebut. Prosedur Perdokumenan a. Acceptance Acceptance yaitu unit yang bertugas sebagai penerimaan barang baik outgoing maupun incoming, juga bertugas untuk memberikan break down plan kepada petugas untuk mempersiapkan cargo tersebut, serta memiliki tugas untuk melakukan verifikasi dokumen sebelum menjalani proses berikutnya. Pada bagian ini data /informasi keberangkatan dan kedatangan pesawat disampaikan oleh bandara keberangkatan, bandara transit, airlines dan shipper. Pada tahap awal ini acceptance yang bertanggung jawab melaksanakan tugasnya dengan turun langsung ke apron untuk memulai kegiatan perdokumenan. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mendapatkan inward manifest dari PDE (Pertukaran Data Elektronik) manifest. 2. Pengambilan dokumen AWB dari pesawat oleh acceptance untuk dipersiapkan. 3. Lembar dokumen AWB di cek pada Inward Manifest. 4. Copy 4 AWB disimpan acceptance sebagai bukti, copy 2 di serahkan kepada docpros untuk consignee. 5. Data AWB diinput dan dikirim ke docpros untuk DO (Delivered Order). 6. Untuk cargo yang bermasalah dibuatkan CIR (Cargo Irregularity Report).
6 b. Docpros (Dokument Procesing) Docpros atau dokument procesing adalah suatu proses dalam membuat atau menyesuaikan dokumen sebagai pendukung dan syarat pengeluaran barang. Dokumen tersebut berupa AWB (Air Way Bill) yang akan kembali diproses dan dipersiapkan. Pada tahap kedua ini yang bertanggung jawab atas proses perdokumenan setelah acceptance menyerahkan wewenangnya dan menyelesaikan tugasnya. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dokpros mengambil AWB (Air Way Bill) dari acceptance. 2. Melakukan pemberitahuan NOA (Notice Of Arrival) kepada consignee, melalui fax mengisikan lembar NOA, melalui telepon, dan Pembuatan DO (Delivered Order) sebagai surat pengantar pembayaran sewa gudang, copy putih (gapura), copy merah (bea cukai), copy biru (Kasir). 4. Pembuatan SIPB (Surat Izin Pengeluaran Barang). c. Pajak/Administrasi Dalam proses administrasi adanya pembayaran atas penyewaan gudang dan biaya lain-lain yang terkait dengan kargo tersebut, yang dibayarkan oleh consignee kepada operator pergudangan pada saat pengambilan barang yang akan menghasilkan lembar faktur pajak. Faktur pajak yaitu bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKJ) karena penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) atau oleh Ditjen Bea dan Cukai karena impor BKP. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pembuatan Nota Pembayaran Jasa Gudang (NPJG) berdasarkan DO. 2. Pembayaran ke kasir atas sewa gudang. 3. Pembuatan Faktur Pajak berdasarkan NPJG. d. Lokasi Import Lokasi import adalah lokasi dimana proses pengambilan barang berlangsung oleh consignee. Pada tahap ini terjadi proses penyerahan dokumen-dokumen yang
7 telah dipersiapkan dari tahap awal perdokumenan hingga tahap terakhir. Dokumen tersebut diserahkan sebagai syarat pengambilan barang oleh consignee. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan Stock Opname Mencatat no Master AWB Mencatat no HAWB (House Air Way Bill) Mencatat Jumlah cargo Mencatat nama shipper/agent Mencatat no flight Melaksanakan komputerisasi / mendata pada managemen sistem warehousing Croscek daerah tujuan akhir 2. Mengeluarkan barang sesuai persyaratan dokumen yang telah di lengkapi, MAWB (Master Air Way Bill), bila ada House dicantumkan HAWB (House Air Way Bill) DO (Delivered Order) SIPB (Surat Izin Pengeluaran Barang) NPJG (Nota Pembayaran Jasa Gudang) SPPB (Surat Persetujuan Pengeluaran barang) dari Bea dan Cukai Prosedur Pergudangan a. Gudang Gudang yaitu tempat penyimpanan barang/cargo yang akan diangkut (outbound/export) maupun datang (inbound/import) melalui pesawat udara yang menggunakan dokumen penerbangan. Lokasi ini adalah tahap awal dimana barang/cargo ditempatkan untuk melalui proses breakdown dan penempatan pada area storage di lokasi import.
8 b. Breakdown Breakdown Cargo adalah keiatan pembongkaran cargo dari ULD/gerobak yang dilakukan oleh bagian kedatangan setelah Cargo tiba di gudang untuk ditempatkan pada lokasi dalam gudang sebelum Cargo tersebut diambil oleh consignee/penerima. 1. Yang perlu diperhatikan dalam breakdown adalah: Dibuatkan Checklist Packing Labeling Special shipment Marking 2. Pelaksanaan breakdown adalah sebagai berikut: Petugas mendapatkan breakdown plan dari petugas acceptance. Memeriksa kondisi ULD. Membongkar Cargo. Mencatat kondisi ULD, nomor ULD, kondisi segel (apabila ada), nomor MAWB dan jumlah per ULD, nomor HAWB dan jumlah per ULD, jenis, warna, dan ciri kemasan. Melokasikan cargo sesuai permintaan, jenis cargo, dan tujuan. Untuk cargo lanjut, disiapkan cargo serta dokumen untuk diproses lebih lanjut. Menyerahkan hasil breakdown ke petugas storage untuk ditempatkan. Mengirim hasil breakdown ke unit-unit terkait lainnya melalui telex dan atau . c. Lokasi Impor Lokasi impor adalah lokasi dimana proses persiapan barang/cargo berlansung. Lokasi tersebut berhubungan langsung dengan pergudangan tempat Cargo impor disimpan pada area storage. 1. Import Storage, penempatan Cargo sesuai area-area yang sudah disediakan. Adapun prosesnya sebagai berikut: Menerima Cargo hasil proses breakdown.
9 Menempatkan Cargo pada area storage/rak-rak sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan berdasarkan atas permintaan, jenis Cargo, nomor AWB, jenis komoditas, ukuran atau berat. Menyiapkan Cargo yang akan diserahkan kepada consignee. + * + &* /34 Serah terima Manifest & AWB,$+-.-/ 0 &# & 1 0 & Alokasi Kargo!" # $ %& %! # '$( # ) * " 1 0 & & # &20! " + *0 "! +,! 0 '( 0 1
10 4.1 Diagram Alur Cargo Import FLOW CHART IMPORT CARGO FLIGHT ARRIVAL Air Cargo & Manifest GUDANG ACCEPTANCE BREAK DOWN DOCPROS LOKASI PAJAK CONSIGNEE Gambar 4.1. Flow Chart Import Cargo
11 KESIMPULAN 1. Prosedur cargo import terbagi menjadi dua prosedur yaitu prosedur pada alur perdokumenan dan prosedur pada alur barang/cargo. 2. Alur pada perdokumenan yaitu melalui acceptance, docpros, perpajakan/administrasi, lokasi. 3. Alur pada barang/cargo yaitu melalui gudang, proses breakdown, lokasi. 4. Pengirim (shipper) berupa agen atau perseorangan mengirim barang (cargo) kepada penerima (consignee) berupa agen atau perseorangan yang ditangani oleh pihak pengangkut (carrier) kemudian dikerjakan oleh pihak ground handling. 5. Dalam kegiatan tersebut dikenakan pajak atas biaya penyewaan gudang dan jasa dari fasilitas yang diberikan oleh perusahaan.
12 DAFTAR PUSTAKA Irianto, Agus., Managing Airline Reservation System, 2009, Rajawali Pers, Jakarta. Manitik, Silvi Dwi., di akses pada tanggal 09 September 2013 pukul WIB Kotler, Philip., dan Keller, Kevin Lane., Manajemen Pemasaran (Jilid 1) 2009, Erlangga, Jakarta Wibowo, Karyanto., Materi Kuliah Ticketing and Reservation, 2012, Yogyakarta. 2009, Materi Training Gapura Angkasa Airport Service cgk.gapura.co.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang usaha yang saat ini sedang berkembang pesat adalah penyedia jasa. Terbukti bahwa semakin hari semakin banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek pada PT.SAMUDERA INDONESIA cabang bandung Jawa Barat penulis ditempatkan di bagian pemasaran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara Kepulauan dan pertumbuhan perekonomiannya terus berkembang secara pesat, memiliki beberapa transportasi dan jasa pengangkutan pilihan.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.04/2017
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.04/2017 Direktorat Teknis Kepabeanan LATAR BELAKANG 1. Mengurangi dwelling time di pelabuhan, khususnya jangka waktu untuk pre-customs clearance 2. Mempercepat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini menyebabkan dunia bisnis mencoba
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat sesuai dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini menyebabkan dunia bisnis mencoba mengikuti setiap
Lebih terperinciPENANGANAN EXPORT IMPORT CARGO MASKAPAI GARUDA INDONESIA DI PT GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG
PENANGANAN EXPORT IMPORT CARGO MASKAPAI GARUDA INDONESIA DI PT GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG Yolanda Ulfa Sari 1) 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Abstrak Pergudangan Bandara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebelum laporan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, telah banyak penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan yang sama mengenai ekspor dan impor, hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi global dan teknologi modern saat ini sangatlah pesat. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak kehidupan yang
Lebih terperinciTINJAUAN TENTANG PENANGANAN CARGO OLEH PORTER BAGIAN DOMESTIK DI PT. M
TINJAUAN TENTANG PENANGANAN CARGO OLEH PORTER BAGIAN DOMESTIK DI PT. M Helmi Aulia Respati 1, Erlian Suprianto 2 Program Studi Teknik & Manajemen Pembekalan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.04/2017
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.04/2017 Direktorat Teknis Kepabeanan REGISTRASI AKSES KEPABEANAN Kewajiban Registrasi Pengangkut yang wajib mengajukan pemberitahuan pabean pengangkutan Dalam hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Arus barang domestik dan internasional dalam era globalisasi dewasa ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Arus barang domestik dan internasional dalam era globalisasi dewasa ini semakin meningkat karena wilayah perdagangan dan kebutuhan konsumen akan barang
Lebih terperinciPERUBAHAN KETENTUAN MANIFES. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
PERUBAHAN KETENTUAN MANIFES LATAR BELAKANG 1. Mengurangi dwelling time di pelabuhan, khususnya jangka waktu untuk pre-customs clearance 2. Mempercepat waktu penyampaian Inward Manifest yang pada akhirnya
Lebih terperinci-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011
-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011 TENTANG TATA LAKSANA PEMBERITAHUAN MANIFES KEDATANGAN SARANA
Lebih terperinciBAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN
BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Riwayat Perusahaan PT. Mega Segara merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi di Jakarta Utara yang bergerak di bidang jasa pengiriman
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO. Budi Maryanto
Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO Budi Maryanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132 E-mail :
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Suatu Informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dan informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak intern maupun
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi INTISARI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO.... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi INTISARI... vii ABSTRACT... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI...
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP - 61 /BC/2000 TENTANG TATACARA PENYERAHAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERITAHUAN
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT GHINA ANUGERAH LESTARI merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi (Freight Forwarder) di Jakarta yang melayani jasa pengiriman barang
Lebih terperinci-8- NOTA HASIL PENELITIAN MANIFEST (NHPM) Nomor:.(3). Tanggal:. (4)..
-8- LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-5/BC/2011 TENTANG TATA LAKSANA PEMBERITAHUAN MANIFES KEDATANGAN SARANA PENGANGKUT DAN MANIFES KEBERANGKATAN SARANA PENGANGKUT DALAM RANGKA
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 35/BC/2000 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 35/BC/2000 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATACARA PENGANGKUTAN LANJUT KARGO
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam
57 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman barang via udara,laut dan darat dan didirikan
Lebih terperinciSALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK.04/2002 TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan Undang-undang
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN. PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City,
BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PT. Itochu Logistics Indonesia Itochu Logistics Indonesia dibentuk pada tahun 2002, menyediakan solusi logistik sepenuhnya untuk pelanggan dan mengurus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International (ACI)
Lebih terperinciGambar 81 Rancangan Layar Form Kwitansi Pembayaran Ekspor
30. Form Kwitansi Pembayaran Ekspor L62 EX0020 Kwitansi Pembayaran Ekspor Kwitansi Ekspor No Kwitansi No AWB Cara Pembayaran Account No House Tgl Bayar Tgl Barang Keluar Status Kwitansi Dibatalkan Infromasi
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah
BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga
Lebih terperinciPENANGANAN EKSPOR KORAL (PERISHABLE CARGO) YANG DILAKUKAN OLEH PT GAPURA ANGKASA DI BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG
PENANGANAN EKSPOR KORAL (PERISHABLE CARGO) YANG DILAKUKAN OLEH PT GAPURA ANGKASA DI BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG Nur Makkie Perdana Kusuma 1), Ica Yunita 2) 1,2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan
Lebih terperinciMenimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 KotakPosNo. 1389 Jakarta 10013 Telepon : 3505550-3505006 (Sentral) Fax:3505136-3505139 3507144 PERATURAN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERLAKUAN KEPABEANAN, PERPAJAKAN, DAN CUKAI SERTA PENGAWASAN ATAS PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI SERTA BERADA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2009 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2009 TENTANG TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI KAWASAN YANG TELAH DITUNJUK SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-20/BC/2008
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-20/BC/2008 TENTANG TATA LAKSANA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan freight forwarding adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Sebagai penyedia jasa logistik pihak ketiga (third party logistics),freight
Lebih terperinciPENANGANAN PENUMPANG WCHR (WHEEL CHAIR) DI PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG JAKARTA. Vidyana Mandrawaty STTKD Yogyakarta
PENANGANAN PENUMPANG WCHR (WHEEL CHAIR) DI PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG JAKARTA Vidyana Mandrawaty STTKD Yogyakarta ABSTRAK Dalam menganaangi penumpang ada beberapa penumpang yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan
A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar
Lebih terperinciPERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN
PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH DAN PEMERINTAH UKRAINA Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina di dalam Persetujuan ini disebut sebagai Para Pihak pada Persetujuan; Sebagai peserta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat seseorang ingin mengirimkan barang dari satu tempat ke tempat lain, biasanya orang tersebut cenderung memilih cara yang praktis dan tidak mau direpotkan dengan
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 2.1.1.Sejarah Singkat Perusahaan PT. DMR adalah salah satu dari anak perusahaan PT. SSU. PT. SSU adalah perusahaan yang bergerak dibidang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PMK.04/2012
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PMK.04/2012 TENTANG TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI KAWASAN YANG TELAH DITETAPKAN SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Umum Pariwisata di Indonesia berkembang dengan pesatnya. Ini merupakan suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga merupakan
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya. PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang
BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan Tentang PT. Lentera Buana Jaya 3.1.1 Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang Freight Forwarder yang
Lebih terperinciJANJI LAYANAN PADA KPPBC TMP B KUALANAMU NO. JENIS LAYANAN JANJI LAYANAN KETERANGAN SEKSI PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN
JANJI LAYANAN PADA KPPBC TMP B KUALANAMU NO. JENIS LAYANAN JANJI LAYANAN KETERANGAN 1 2 3 4 1. SEKSI PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN 1. Pengawasan Pembongkaran Barang Impor dari Sarana Pengangkut Udara di Kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada masa sekarang sangat cepat. Teknologi Informasi adalah salah satu alat yang digunakan para manajer untuk mengatasi perubahan
Lebih terperinciMenimbang : Mengingat :
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/KMK.05/1997 TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang
Lebih terperinciTerminal kargo bandar udara
Standar Nasional Indonesia Terminal kargo bandar udara ICS 93.120 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERLAKUAN KEPABEANAN, PERPAJAKAN, DAN CUKAI SERTA PENGAWASAN ATAS PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI SERTA BERADA DI KAWASAN
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT
PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Utama, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat, Indonesia Telp (62 21) 2908 2908, Fax (62 21) 2908
Lebih terperinciDedi Kurniawan Iwan Mulyawan Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech Palembang. Abstrak
PENERAPAN METODE WEB ENGINEERING (WEB-E) UNTUK PEMBUATAN WEB DATA KARGO INCOMING OUTGOING UBGK PT. ANGKASA PURA II BANDARA INTERNASIONAL SMB II PALEMBANG Dedi Kurniawan Iwan Mulyawan Jurusan Sistem Informasi
Lebih terperinciFAKTOR - FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN KARGO UDARA PADA PT JASA ANGKASA SEMESTA DI BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA
FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN KARGO UDARA PADA PT JASA ANGKASA SEMESTA DI BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA Tri Lestari Ningsih Alumni S1 Manajemen Transpor Udara 2010 Sekolah Tinggi Manajemen Transpor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Semakin canggihnya
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN
BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT Bahtera Satria Adidaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengurusan jasa kepabeanan yang juga sudah mulai
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh
BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses bisnis utama Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh stakeholdernya, begitu juga dengan PT AP II. Dalam menjalankan proses bisnis,
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
57 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah perusahaan Sun Pacific dibangun sejak tahun 2001. dan telah bertumbuh menjadi terencana, aktif, ahli, dan lebih secara
Lebih terperinciKEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA *47919 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES)
Lebih terperinciBerbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6
Berbagai Dokumen Penting Ekspor Pertemuan ke-6 BERBAGAI DOKUMEN EKSPOR 1. Invoice 2. Sales Contract 3. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang ) 4. Full Set on Board Ocean Bill of Lading / Airway bill 5. Packing
Lebih terperinciDOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi
DOKUMEN EKSPOR IMPOR Hertiana Ikasari, SE, MSi Dokumen yang dibutuhkan dalam perdagangan Internasional bervariasi tergantung pada jenis transaksi, ketentuan atau peraturan negara pengimpor dan pengekspor,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PELAYANAN DOKUMEN KARANTINA PERTANIAN DALAM SISTEM ELEKTRONIK INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci-1- DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-02/BC/2016 TENTANG TATA LAKSANA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN PABEAN UNTUK DITIMBUN DI PUSAT
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban. dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut:
BAB V PENUTUP Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut: 5.1. Simpulan 5.1.1. Hasil analisis menunjukkan bahwa dapat didentifikasi
Lebih terperincigeografis antar pulau satu dan pulau lainnya berjauhan, kadangkala laut Namun demikian, secara politis semua yang ada di sisi bagian dalam garis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dengan letak geografis antar pulau satu dan pulau lainnya berjauhan, kadangkala laut penghubung antara dua pulau
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 35/BC/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Studi Kasus 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Studi Kasus Pada tahun 1989, perusahaan memperluas jaringan operasinya ke beberapa Bandar udara di kota-kota
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Luasnya wilayah Indonesia dan jumlah penduduknya mencapai 220 juta jiwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luasnya wilayah Indonesia dan jumlah penduduknya mencapai 220 juta jiwa lebih serta memiliki sumber daya alam yang sangat besar, jelas membutuhkan transportasi yang
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. PT Satrya Perkasa Esthetika Film merupakan salah satu importir film-film
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat PT Satrya Perkasa Esthetika Film merupakan salah satu importir film-film Hollywood tertua di Indonesia yang melakukan impor
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia, bidang transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda kehidupan perekonomian,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Sebagai negara kepulauan yang memiliki kurang lebih dari 17.000 pulau yang meliputi seluas kurang lebih 2.000.000
Lebih terperinciWawancara dengan Ibu Nurhayati selaku Legal Staff di JNE Cabang Medan. 1. Bagaimana proses pengiriman barang yang dilakukan JNE
Lampiran WAWANCARA Wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku Legal Staff di JNE Cabang Medan 1. Bagaimana proses pengiriman barang yang dilakukan JNE Jawaban : Proses pengiriman pertama kali dilakukan iyalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Ekspor Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dalam negeri (daerah pabean), barang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Seiring perkembangan jaman, pajak sangat dibutuhkan baik di perusahaan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Seiring perkembangan jaman, pajak sangat dibutuhkan baik di perusahaan maupun masyarakat. Dibawah ini dikutip beberapa definisi yang diberikan para ahli perpajakan
Lebih terperinciANALISIS STANDAR JUMLAH PERSONEL PENANGANAN PENGANGKUTAN BARANG BERBAHAYA DI BANDAR UDARA ADISUTJIPTO
Analisis Standar Jumlah Personel Penanganan Pengangkutan Barang Berbahaya di Bandar Udara Adisutjipto ANALISIS STANDAR JUMLAH PERSONEL PENANGANAN PENGANGKUTAN BARANG BERBAHAYA DI BANDAR UDARA ADISUTJIPTO
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KEPABEANAN DI BIDANG
Lebih terperinciSISTEM BARANG KIRIMAN. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
SISTEM BARANG KIRIMAN Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sistem Pos / PJT Mekanisme Pengajuan CN / PIBK Internet Validasi Sistem CEISA Portal Pengguna Jasa 2 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Mandatory
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kuatnya aliran PMA di industri pertambangan akan mendorong pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil riset Frost & Sullivan menunjukkan, hingga September 2011 realisasi PMA pada sektor transportasi dan pergudangan mencapai US$2,2 miliar, yang merupakan penyumbang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Pemajakan PPh Pasal 23 atas Transaksi Pemakaian Jasa Trucking Selama Ini Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan yang bergerak dalam pengurusan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2012 TENTANG TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan perundang-undangan yang menyangkut perkarantinaan ikan, sudah
Lebih terperinciLampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : KEP- Tanggal : (kop surat dari yang bersangkutan) Tanggal :...
Lampiran I Hal : Permohonan untuk melakukan Kegiatan Kepabeanan di wilayah Kerja Kantor... (kop surat dari yang bersangkutan)... Yth :...... Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Jabatan : NPWP : Alamat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. FREIGHT SOLUTION INDONUSA merupakan suatu perusahaan Jasa PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang bergerak di bidang Jasa Pengangkutan Barang atau disebut
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.04/2016 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG KIRIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.04/2016 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG KIRIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 10/BC/2006 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERITAHUAN RENCANA
Lebih terperinciBAB 3. Analisis Sistem yang Berjalan
BAB 3 Analisis Sistem yang Berjalan 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Fortune Star merupakan perusahan yang bergerak di bidang penjualan barang bebas bea atau bebas pajak seperti Liquor, Tobacco, Accesoris and
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian pada PT. Omron Manufacturing of Indonesia serta pembahasan berdasarkan teori, dalam hal ini penulis menarik kesimpulan sebagai
Lebih terperinciLandasan Teori. Service Excellent
ANALISIS PENGARUH EXCESS BAGGAGE CHARGES TERHADAP PENDAPATAN MASKAPI GARUDA INDONESIA RUTE SIN-CGK BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA PERIODE JANUARI SAMPAI DENGAN MARET 2013 Rosalina Indah STTKD Yogyakarta ABSTRAK
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memproduksi komoditas hortikultura yang diminati oleh konsumen mancanegara. Permintaan akan komoditas hortikultura di mancanegara belum bisa
Lebih terperinciFasilitas Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone)
Fasilitas Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam OUTLINE PEMAPARAN 1 2 PENGANTAR PEMASUKAN DAN PENGELUARAN
Lebih terperinciLAMPIRAN. Hasil Wawancara 1. Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS. 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang
L1 LAMPIRAN Hasil Wawancara 1 Dengan: Sandi Kurniawan Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS Tanggal: 24 September 2012 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang apa? dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. moda transportasi sangatlah lengkap, mulai dari transportasi darat, laut hingga
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki daya tarik wisata yang sangat besar bagi wisatawan baik domestik ataupun mancanegara. Jutawaan wisatawan datang
Lebih terperinciWARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara. Efektifitas dan Efisiensi Biaya Logistik Angkutan Udara di Bandar Udara Soekarno- Hatta
WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Efektifitas dan Efisiensi Biaya Logistik Angkutan Udara di Bandar Udara Soekarno- Hatta Effectiveness and Efficiency of Air Transport Logistic in Soekarno-Hatta International
Lebih terperinciNOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN Menimbang: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa peraturan perundang-undangan yang menyangkut perkarantinaan ikan, sudah
Lebih terperinci148/PMK.04/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KE
148/PMK.04/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KE Contributed by Administrator Wednesday, 07 September 2011 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 52/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PERSYARATAN TAMBAHAN KARANTINA TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 52/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PERSYARATAN TAMBAHAN KARANTINA TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERLAKUAN KEPABEANAN, PERPAJAKAN, DAN CUKAI SERTA TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi data hasil observasi lapangan dan cara pengolahan data yang dilakukan oleh penulis. Secara garis besar, pengumpulan dan pengolahan data pada bab ini
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Oprasional 2.1.1 Pengertian Manajemen Oprasional Manajemen Oprasional adalah serangkaian aktivitas untuk menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa melalui transformasi
Lebih terperinci