1 PENDAHULUAN Latar Belakang
|
|
- Yanti Sudjarwadi
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memproduksi komoditas hortikultura yang diminati oleh konsumen mancanegara. Permintaan akan komoditas hortikultura di mancanegara belum bisa dipenuhi karena masih terkendala tingkat produksi yang belum stabil. Selain tingkat produksi yang belum stabil penanganan pasca panen yang kurang baik menyebabkan kualitas komoditas yang dihasilkan tidak memenuhi persyaratan kualitas ekspor (Suyanti dan Setyadjit 2007). Ekspor komoditas hortikultura memerlukan alat transportasi yang cocok terutama untuk mengirim ke negara tujuan ekspor yang secara letak geografis jauh sehingga komoditi ini membutuhkan alat transportasi yang cepat (Kartawiria 1993). Produk hortikultura dikategorikan sebagai produk bernilai tinggi namun mudah busuk sehingga sangat cocok apabila menggunakan angkutan udara (Groom dan Mcgregor 2007). Transportasi udara merupakan alat transportasi yang tepat untuk melakukan pengiriman jarak jauh untuk komoditi pertanian dan perikanan (Tozi dan Muller 2006). Keutamaan jasa transportasi ini yaitu memiliki tingkat efisiensi waktu yang relatif singkat terlebih lagi pengiriman barang pada khususnya bisa cepat sampai di tempat tujuan, baik lintas domestik maupun internasional. Angkutan barang melalui udara masih terbilang berumur muda jika dibandingkan dengan angkutan barang melalui darat maupun laut. Hal tersebut menyebabkan adanya resiko dan ketidakpastian dalam kargo udara (Enarsson 2006). Biaya per unit yang dibutuhkan untuk pengangkutan udara dan operasional gudang kargo cukup tinggi menyebabkan jumlah perishable cargo tidak sebesar jumlah kargo lainnya. Biaya yang dibutuhkan berkisar persen dari nilai kargo dan tiga kali lipat lebih tinggi dari angkutan laut (Hummels 2001). Dikarenakan biaya yang tinggi maka proporsi pengiriman kargo tersebut bisa dibilang rendah (Thompson, Bishop dan Brecht 2004). Sekitar 40% perdagangan global menggunakan transportasi udara, sisanya menggunakan transportasi laut dan darat (Suryani, Chou dan Chen 2011). Berdasarkan Gambar 1, pertumbuhan pengiriman barang perishable mengalami pertumbuhan dari tahun 2004 sampai dengan 2009 meningkat sebesar 12% menempati urutan ketiga. Berdasarkan data peningkatan tersebut, transportasi udara sudah menjadi alternatif untuk pengiriman barang perishable untuk kebutuhan ekspor maupun impor. Indonesia sebagai negara produsen komoditas hortikultura telah menggunakan transportasi udara sebagai pilihan untuk mengekspor komoditas hortikultura, yang berkarakteristik perishable. Salah satu fasilitas yang mendukung kegiatan ekspor melalui transportasi udara adalah Bandara Internasional Soekarno Hatta.
2 2 Peralatan Besar Barang Setengah Jadi Barang Mudah Busuk Komputer Pakaian Produk Konsumsi Alat Telekomunikasi Alat Transportasi Tekstil Produk Teknologi Sumber : Heereman (2006) Gambar 1 Segmen industri pengiriman barang (juta ton) Bandara Internasional Soekarno Hatta terletak 20 km sebelah barat ibukota Jakarta dan dikelola oleh PT Angkasa Pura II (Persero). Bandara ini tidak hanya memiliki terminal penumpang namun juga dilengkapi terminal kargo. Terminal kargo berfungsi untuk menyiapkan barang yang akan dikirim ke lebih lebih dari 25 destinasi di luar Indonesia termasuk barang perishable. Barang yang akan diekspor diproses melalui terminal kargo sebelum dikirim menggunakan pesawat. Terminal kargo mempunyai fasilitas gudang kargo yang langsung terhubung dengan apron pesawat, gudang yang tidak terhubung dengan apron pesawat, kantor Perwakilan PT Angkasa Pura II, dan kantor perwakilan bea dan cukai. Pada Gambar 2 terdapat volume kargo secara umum Bandara Internasional Soekarno Hatta. Sumber : PT Angkasa Pura II (2012) Gambar 2 Volume kargo Bandara Internasional Soekarno Hatta (ton)
3 Pengiriman kargo terbagi menjadi dua jenis yaitu kargo internasional dan kargo domestik. Jumlah pengiriman kargo internasional tetap tinggi meskipun mengalami sedikit penurunan di tahun 2009 dan di tahun Pada tahun 2012 jumlah pengiriman kargo mencapai 312 juta kg. Pengiriman kargo domestik terus meningkat meskipun di tahun 2009 mengalami sedikit penurunan dan mengungguli pengiriman kargo internasional yaitu sekitar 317 juta kg. Kenaikkan total kargo domestik dan internasional adalah sebesar 9.97% menjadikan jumlah total pengiriman kargo sebesar 629 juta kg. Informasi tersebut menggambarkan pergerakkan volume kargo secara umum belum spesifik berdasarkan jenis kargo. Fasilitas di terminal kargo di Bandara Internasional Soekarno Hatta dikelola oleh PT Angkasa Pura II (Persero), namun pengoperasian gudang di terminal kargo diserahkan kepada operator kargo sebagai mitra. Salah satu mitra operator kargo adalah PT Jasa Angkasa Semesta, Tbk. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1984 dan bergerak di bidang ground handling pesawat. Saat ini perusahaan telah menangani lebih dari 34 maskapai penerbangan domestik maupun internasional. Sejak tahun 1989 perusahaan telah memperluas jaringan operasinya di beberapa bandara kota-kota besar Indonesia selain Jakarta yaitu Denpasar, Surabaya, Manado, Makassar, dan Medan. Pada tahun 2000 PT JAS menyediakan layanan cargo handling dan warehousing. PT Jasa Angkasa Semesta,Tbk sebagai salah satu operator kargo di terminal kargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta terus melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan kepada para pelanggannya. PT Jasa Angkasa Semesta, Tbk memiliki pangsa pasar penanganan kargo sebesar 59% di Indonesia (JAS, 2013). Penanganan produk hortikultura sebesar 38% dari jumlah kargo produk yang mudah busuk (JAS 2013). Jenis komoditas hortikultura yang memiliki volume pengiriman tertinggi adalah buah manggis sebesar dengan rata-rata tiga ton per hari. Bandara Internasional Soekarno Hatta merupakan pintu gerbang jalur transportasi udara Indonesia. Akan tetapi seiring dengan kondisi di lapangan dibandingkan dengan terminal kargo bandara di negara lain Bandara Internasional Soekarno Hatta masih terkendala dalam fasilitas untuk mendukung penanganan kargo produk yang mudah busuk (perishable) dalam bentuk perangkat keras maupun perangkat lunak (IATA 2013). Pada tahun 2013 terjadi 10 jenis kasus dengan total 34 frekuensi kejadian yang mengakibatkan risiko penurunan kualitas, penolakan di negara tujuan dan kehilangan kepercayaan oleh pembeli (JAS 2013). Kasus yang sering terjadi pada tahun 2013 adalah kargo tertinggal di ruang penyimpanan gudang kargo ekspor dan kerusakan kargo pada saat tiba di negara tujuan. Komoditas hortikultura memerlukan tempat penanganan yang secara khusus memiliki karakteristik tertentu. Produk hortikultura yang tidak ditangani dengan keadaan yang baik maka kualitasnya akan menurun sebesar % (Kader dan Rolle 2004). Tabel 1 merupakan salah satu ketentuan untuk atmosfir ruangan produk hortikultura. Produk hortikultura memerlukan penanganan dan kondisi penanganan yang khusus. Kondisi suhu tempat penyimpanan yang ideal untuk produk hortikultura berkisar antara 0 0 C C. Kelembapan yang ideal untuk produk hortikultura adalah berkisar antara 90%-95% (Dantzer 1995). Kondisi ruang penanganan yang ideal adalah dengan suhu berkisar empat hingga enam derajat celsius dengan kelembaban sekitar 85%. Namun suhu ruangan 3
4 4 gudang terminal kargo berkisar antara 20 0 C saat malam hari dan 31 0 C pada saat siang hari (IATA 2013). Komoditas Temp 0 C Tabel 1 Ketentuan atmosfir produk hortikultura Gudang Biasa Gudang Atmosfir Terkontrol Lama Temp. CO2 O2 Kelmb. Penyimpanan ( 0 C) (%) (%) (%) (hari) Lama Penyimpanan (hari) Buah Apel Pisang Alpukat Kiwi Mangga Sayuran Tomat Brokoli Mentimun Asparagus Udara Sumber : Heereman (2013) Penurunan kualitas tersebut berakibat kepada menurunnya kepercayaan dari pembeli dan menyebabkan berkurangnya eksportir di tanah air. Dengan begitu kondisi perekonomian disektor pertanian untuk komoditas hortikultura akan menurun akibat tidak adanya eksportir yang akan membeli dan mengirim produk mereka ke luar negeri. Seiring dengan meningkatnya pengiriman kargo perishable khususnya komoditas hortikultura, maka diperlukan perbaikan yang dapat menghindari risiko dan menurunkan frekuensi kasus yang terjadi di tahun sebelumnya. Saat ini para stakeholders mengandalkan Standard Operational Procedure (SOP) untuk menangani kasus yang terjadi. Namun hal tersebut dinilai masih belum cukup untuk menghindari risiko dan menurunkan frekuensi kasus karena belum memberikan solusi perbaikan yang dapat menangani peningkatan volume kargo perishable. Oleh karena itu dibutuhkan perbaikan dalam penanganan kargo yang bersifat mudah busuk (perishable) khususnya komoditas hortikultura. Langkah awal yang dilakukan untuk perbaikan adalah identifikasi pernanganan kargo ekspor komoditas hortikultura. Penanganan kargo ekspor komoditas hortikultura merupakan proses bisnis yang cukup kompleks sehingga dibutuhkan visualisasi model proses bisnis. Visualisasi model proses bisnis dapat menggambarkan kendala yang dihadapi dalam proses bisnis secara komprehensif sehingga akan meminimalisir kesalahpahaman yang dihadapi oleh stakeholders baik pihak internal maupun eksternal (Jacobs 2008). Alat analisis Notasi dan Model Proses Bisnis (BPMN) merupakan metode standar terkemuka digunakan untuk merepresentasikan keseluruhan proses bisnis dalam bentuk grafis dan notasi yang menyediakan fitur analisis proses bisnis tingkat tinggi (Khabbazi, Hasan, Sulaiman dan Shapi i 2013). BPMN juga mencakup pemodelan proses komunikasi antar stakeholders dan persyaratan dengan tujuan yang spesifik. Namun pengguna BPMN membutuhkan upaya lebih dan pengetahuan eksternal saat membuat dan menginpretasikan diagram BPMN (Recker, Rosemann, Indulska dan Green 2009). Maka dibutuhkan pendekatan secara eksploratif terkait
5 dengan karakteristik kargo ekspor komoditas hortikultura, aliran penanganan kargo dan tataruang gudang kargo untuk mendukung penyusunan diagram BPMN. Visualisasi model proses bisnis perlu didukung oleh identifikasi faktorfaktor kritis yang dapat menyebabkan masalah dalam penanganan kargo ekspor komoditas hortikultura. Diagram tulang ikan (fishbone) merupakan alat analisis yang paling sederhana dan mudah digunakan serta dapat memberikan gambaran yang komprehensif dan terstruktur (Edgar 2009). Analisis diagram ini dapat menghasilkan formulasi untuk mengetahui faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan suatu permasalahan (Nugroho 2004). Tidak seluruh faktor yang ada dalam diagram digunakan namun diagram ini hanya menggunakan faktor utama yang memiliki peran besar menimbulkan kendala dan masalah (Rahmat 2009). Komoditas hortikultura memiliki karakteristik mudah busuk oleh karena itu dibutuhkan analisis terkait dengan risiko yang bisa terjadi dalam penanganan kargo ekspor komoditas hortikultura. Dalam suatu kegiatan di perusahaan atau organisasi pasti memiliki risiko. Risiko dengan kemungkinan kecil dengan dampak besar atau sebaliknya adalah sama pentingnya untuk dikurangi dan dikendalikan (Shahzad dan Safvi 2008). Langkah-langkah untuk meminimalisir risiko dapat diketahui dengan cara menganalisis risiko terlebih dahulu. Dengan begitu perusahaan dapat dengan mudah mencari tahu cara untuk meminimalisir risiko yang ada (Mellisa 2013). Analisis risiko dapat dilakukan dengan pendekatan kualiattif (Rainer, Snyder dan Carr 1991). Analisis risiko penanganan kargo udara dilakukan di gudang terminal kargo bandara dengan melakukan perbandingan analisis silang antara regulasi dan kondisi ideal terhadap kondisi nyata melalui observasi di lapangan (Hailey 2013). Namun pada penelitian tersebut analisis risiko hanya sebatas risiko untuk kargo secara umum, tidak mencakup kargo produk yang mudah busuk (perishable). Analisis risiko membutuhkan data pendukung seperti data volume penjualan atau volume produksi serta data komplain untuk mengetahui tingkat risiko dan melandasi langkah mitigasi atau perbaikan (Musa 2012). Banyak perbaikan yang bisa dilakukan namun alangkah lebih baik apabila ada prioritas perbaikan. Prioritas perbaikan dihasilkan berdasarkan alternatif perbaikan yang diperoleh dari analisis sebelumnya dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Metode ini digunakan untuk menentukan prioritas dengan kriteria jamak (Marimin 2010). Alat analisis ini memiliki keunggulan mengurangi bias yang terjadi dalam sebuah analisis (Prihatna 2007). Bias yang dihasilkan kecil karena kriteria dipilih sesuai dengan kehendak atau kepentingan kelompok. Perbaikan atau mitigasi risiko perlu melibatkan para stakeholders yang memegang peran penting dalam kegiatan operasional (Fendi 2012). Penentuan prioritas perbaikan dilakukan bukan hanya berdasarkan dari pihak internal operator kargo PT Jasa Angkasa Semesta, Tbk,tetapi juga melibatkan pihak eksternal yang berperan sebagai stakeholders dalam penanganan kargo ekspor hortikultura. 5
6 6 Rumusan Masalah Ekspor menggunakan moda transportasi udara dinilai tepat karena dapat menjangkau negara tujuan dengan cepat. Penanganan kargo hortikultura pada dasarnya harus ditangani secara intensif dan memiliki spesifikasi serta tempat penyimpanan khusus dimana terdapat suhu dan tingkat kelembapan serta kondisi sanitasi yang baik. Permasalahan yang dihadapi terkait kualitas dan keamanan kargo produk hortikultura untuk tujuan ekspor adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penanganan kargo komoditas hortikultura yang dilakukan gudang ekspor PT Jasa Angkasa Semesta Tbk. terminal kargo Bandara Internasional Soekarno Hatta saat ini? 2. Risiko apa saja yang bisa terjadi terjadi dalam penanganan kargo hortikultura di gudang ekspor PT Jasa Angkasa Semesta Tbk. terminal kargo Bandara Internasional Soekarno Hatta? 3. Prioritas solusi apa saja yang dapat dilakukan agar penanganan kargo hortikultura menjadi lebih baik? Tujuan 1. Mengidentifikasi penanganan kargo ekspor komoditas hortikultura di gudang ekspor PT Jasa Angkasa Semesta Tbk. terminal kargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta. 2. Menganalisis risiko dalam penanganan kargo ekspor komoditas hortikultura di gudang ekspor PT Jasa Angkasa Semesta Tbk. terminal kargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta. 3. Mencari prioritas solusi untuk perbaikan yang dapat dilakukan agar penanganan dan pelayanan kargo hortikultura menjadi lebih baik. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak, yaitu : 1. Bagi peneliti Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dalam memberikan pengetahuan dan pengalaman terkait manajemen operasional serta pengetahuan tentang kargo komoditas hasil pertanian dan perikanan. 2. Bagi akademisi Penelitian ini diharapkan menjadi acuan pustaka untuk penelitian selanjutnya di bidang manajemen operasional terkait pengembangan pelayanan dan penanganan terkait perishable cargo contents. 3. Bagi PT Jasa Angkasa Semesta, Tbk. Penelitian ini diharapkan sebagai masukan terhadap rencana jangka panjang ke depan dalam pengembangan perusahaan yang akan menjadi daya saing tersendiri dalam industri kargo udara. Dalam hal ini adalah perishable cargo. 4. Bagi PT Angkasa Pura II, Persero Penelitian ini dapat berguna untuk menjadi saran terhadap rencana jangka panjang dalam pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Hal ini terkait dengan rencana pembangunan area terminal kargo yang baru.
7 Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB
BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara Kepulauan dan pertumbuhan perekonomiannya terus berkembang secara pesat, memiliki beberapa transportasi dan jasa pengangkutan pilihan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandar udara pengumpul atau hub di satu dari 12 bandar udara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II. Pertumbuhan
Lebih terperinciMenimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 KotakPosNo. 1389 Jakarta 10013 Telepon : 3505550-3505006 (Sentral) Fax:3505136-3505139 3507144 PERATURAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini menyebabkan dunia bisnis mencoba
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat sesuai dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini menyebabkan dunia bisnis mencoba mengikuti setiap
Lebih terperinciBAB 2 INDUSTRI KARGO UDARA. Jumlah global lalu lintas kargo udara dunia adalah 202 miliar RTK (Revenue
BAB 2 INDUSTRI KARGO UDARA Angkutan udara adalah cara pengangkutan barang yang tercepat dan paling mahal. Oleh karena itu, angkutan udara digunakan untuk barang bernilai tinggi atau barang tidak tahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien dan tidak terjadi inefisiensi. Semakin baik dan cepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi berperan penting dalam pembangunan berbagai sektor industri di Indonesia, khususnya menciptakan sistem distribusi yang berjalan secara efektif dan efisien
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban. dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut:
BAB V PENUTUP Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut: 5.1. Simpulan 5.1.1. Hasil analisis menunjukkan bahwa dapat didentifikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan semakin besar, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan meratanya distribusi kebutuhan sandang, pangan dan papan melalui berbagai macam moda transportasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedaulatan yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Berdasarkan letak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan berciri nusantara yang disatukan oleh perairan, darat dan udara dengan batas-batas, hak-hak dan kedaulatan yang ditetapkan oleh
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. PT (Persero) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Juanda merupakan operator
BAB I. PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH PT (Persero) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Juanda merupakan operator bandar udara yang memiliki beban kerja yang cukup tinggi, mengingat keberadaan
Lebih terperinciPesawat Polonia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia merupakan negara yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang dan terdiri dari banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dan banyaknya antusiasme masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 BENTUK, BIDANG, DAN PERKEMBANGAN USAHA Bentuk Usaha RPX (FedEx)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 BENTUK, BIDANG, DAN PERKEMBANGAN USAHA 1.1.1 Bentuk Usaha RPX (FedEx) Tentang RPX (FedEx) Layanan yang diinginkan konsumen kepada perusahaan logistik semakin banyak ragamnya. Ketika
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam bidang usaha logistik baik di dunia maupun di Indonesia sudah semakin ketat. Saat ini dapat dikatakan bahwa industri logistik sudah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta atau Soekarno-Hatta International Airport (SHIA) merupakan bandara terbesar dan utama Indonesia. Secara administratif bandara
Lebih terperinciLINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA
Tugas Akhir 110 Periode Februari Juni 2010 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA Diajukan untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandar udara terbesar yang ada di Indonesia saat ini. Bandara Internasional Soekarno-Hatta tercatat dalam daftar
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal
PENDAHULUAN Latar Belakang Peluang berkebun buah selalu berangkat dari adanya peluang pasar. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal pokok inilah yang paling menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aspek perekonomian, jasa angkutan yang cukup serta memadai sangat diperlukan sebagai penunjang pembangunan ekonomi. Tanpa adanya transportasi sebagai
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2016
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 24/05/16/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET Jumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sebagai negara yang unggul dengan kelimpahan sumber daya alam, Indonesia seharusnya tidak mengalami keterpurukan ekonomi seperti
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang unggul dengan kelimpahan sumber daya alam, Indonesia seharusnya tidak mengalami keterpurukan ekonomi seperti yang terjadi sekarang ini. Untuk itu diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara global akan meningkatkan perjalanan udara sebesar 1 2.5%
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi udara merupakan industri yang memiliki kaitan erat dengan ekonomi global. Peningkatan 1% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) secara global akan meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen terhadap tahun 2008, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. daerahnya masing-masing. Oleh karena itu tiap daerah sudah lebih bebas dalam
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Seiring dengan kebijakan otonomi daerah yang telah diterapkan sejak tahun 1999, masing-masing daerah harus bekerja keras untuk meningkatkan pendapatan daerahnya masing-masing.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi perpindahan barang dan orang terbesar di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga memaksa kinerja rantai pasok harus ditingkatkan. Terutama untuk
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Persaingan perdagangan yang sangat ketat di era globalisasi mengharuskan siklus perdagangan berlangsung cepat dengan kualitas yang tetap terjaga sehingga memaksa kinerja
Lebih terperinciBoks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi
Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi Perekonomian Jambi yang mampu tumbuh sebesar 5,89% pada tahun 2006 merupakan prestasi tersendiri. Pada awal tahun bekerjanya mesin ekonomi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang PT Angkasa Pura II merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam layanan jasa kebandaraudaraan di Indonesia khususnya wilayah Indonesia bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Nita, Kecamatan Maumere,
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Kabupaten Sikka berada di sebelah timur Pulau Flores dari Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Kota Maumere merupakan ibukota kabupaten (Gambar., Gambar.2). Kabupaten Sikka
Lebih terperinciANALISIS PENINGKATAN KAPASITAS TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA DENGAN VARIASI SISTEM PEMROSESAN
ANALISIS PENINGKATAN KAPASITAS TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA DENGAN VARIASI SISTEM PEMROSESAN Oleh Nur Ainida Gia NIM : 15007077 (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat, hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan infrastruktur transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi prioritas utama untuk mencapai sasaran program pemerintah road map to zerro accident. Dalam peraturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi udara telah menjadi salah satu moda transportasi penting untuk perjalanan dengan jarak menengah dan jarak jauh. Prasarana utama yang menangani pergerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. moda transportasi sangatlah lengkap, mulai dari transportasi darat, laut hingga
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki daya tarik wisata yang sangat besar bagi wisatawan baik domestik ataupun mancanegara. Jutawaan wisatawan datang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan salah satu pintu gerbang Indonesia yang melayani jasa transportasi udara. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Fractional Aircraft Ownership (FAO) atau dikenal pula dengan sebutan Fractional Jets adalah suatu konsep kepemilikan pesawat dimana konsumen (yang dalam hal ini disebut
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO. Budi Maryanto
Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO Budi Maryanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132 E-mail :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri penerbangan di Indonesia berkembang dengan cepat setelah adanya deregulasi mengenai pasar domestik melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menetapkan kebijakan produksi dan distribusi serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen rantai pasokan dan logistik dalam industri telah lama digunakan sebagai alat untuk menetapkan kebijakan produksi dan distribusi serta alokasi produk. Cohen
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kebandarudaraan. Nasional. Tatanan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 69 TAHUN 2013 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di Lingkungan Departemen Perhubungan yang bergerak
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis, oleh karena itu Indonesia memiliki keanekaragaman buah-buahan tropis. Banyak buah yang dapat tumbuh di Indonesia namun tidak dapat tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain mengalami pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia harus tetap menjadi prioritas utama dari keseluruhan pembangunan ekonomi yang dilakukan pemerintah. Hal ini mengingat bahwa sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara yang berada dibawah naungan Departemen Perhubungan PT. Angkasa Pura II (Persero)
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik karena banyaknya penduduk yang bekerja di sektor pertanian, maupun karena kontribusinya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar udara, disingkat dengan bandara adalah tempat atau fasilitas untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, barang, pos yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PT. Itochu Logistics Indonesia Itochu Logistics Indonesia dibentuk pada tahun 2002, menyediakan solusi logistik sepenuhnya untuk pelanggan dan mengurus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, kegiatan perikanan tangkap khususnya perikanan tuna
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 2004, kegiatan perikanan tangkap khususnya perikanan tuna mendapatkan perhatian internasional. Hal ini terkait dengan maraknya kegiatan penangkapan ikan tuna
Lebih terperinciPENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.
PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa sektor pertanian di Indonesia telah memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Beberapa peran penting sektor pertanian antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan dalam pembentukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya sektor perekonomian akan menyebabkan makin tingginya aktivitas masyarakat. Peningkatan aktivitas masyarakat ini juga berdampak langsung pada tingginya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor selama ini telah menunjukkan keberhasilan. Salah satu keberhasilan pembangunan yang dapat dirasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pada sektor transportasi dan informasi dewasa ini menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi perdagangan luar negeri atau yang
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 ` 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 5.78%.Total produk domestik bruto Indonesia atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2013 mencapai
Lebih terperinciAnalisis Permintaan Pelayanan Taksi Argometer di Bandar Udara Juanda Surabaya ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ANGKUTAN DI BANDARA JUANDA. Tabel 5.1.
ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ANGKUTAN DI BANDARA JUANDA Bandara Juanda terletak di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan kota Surabaya. Bandara Internasional Juanda, adalah bandar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian di masa depan. Globalisasi dan liberalisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang usaha yang saat ini sedang berkembang pesat adalah penyedia jasa. Terbukti bahwa semakin hari semakin banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, kemajuan teknologi di bidang transportasi turut serta berkembang dengan cepat, mulai dari transportasi darat, laut, hingga udara.
Lebih terperinciYune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan.
ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN PENUMPANG TEHADAP STANDAR KESELAMATAN PENERBANGAN DI PT GARUDA INDONESIA BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke terdiri dari 13.446 pulau dan 34 provinsi dengan kepadatan penduduk tertinggi ke-empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa yang memiliki potensi sumber daya alam dan buatan yang berkualitas, kualitas sumber daya manusia yang
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, memiliki 17.508 buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis pantai sepanjang 81.000
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka pada tanggal 16 Februari 2001 merupakan wujud dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia. Hal tersebut membuat negara Indonesia membutuhkan
Lebih terperinciPERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL KULON PROGO DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PERANCANGAN JURUSAN ARSITEKTUR
BAB I PENDAHULUAN I. 1. I. 1. 1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Eksistensi Proyek Transportasi udara mengalami perkembangan yang pesat setiap tahun. Hal ini disebabkan peranan transportasi udara yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional sangat memerlukan adanya transportasi khususnya dibidang ekspor karena dapat memperlancar pengiriman barang sampai negara tujuan, barang-barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Ternate merupakan salah satu kota di Propinsi Maluku Utara yang memiliki prospek untuk berkembang lebih besar dibanding kota-kota lain di Propinsi Maluku Utara.
Lebih terperinciTerminal kargo bandar udara
Standar Nasional Indonesia Terminal kargo bandar udara ICS 93.120 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau, hal yang terpenting adalah keselamatan, keamanan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia penerbangan tidak hanya bertumpu untuk melayani para penumpang pesawat agar dapat tiba di tempat tujuan dengan cepat dan efisien dengan harga yang terjangkau,
Lebih terperinciPERATURAN MENTER. PERHUBUNGAN NOMOR: KM 11 TAHUN 2010 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA PERATURAN MENTER. PERHUBUNGAN NOMOR: KM 11 TAHUN 2010 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL Menimbang: a. bahwa dalam Pasal 200 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009
Lebih terperincilib.archiplan.ugm.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang 1.1.1 Transportasi Udara sebagai Pilihan Moda Transportasi yang Paling Efektif di Indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan yang area daratannya dipisahkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya tuntutan manusia terhadap sarana transportasi. Untuk menunjang kelancaran pergerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami revolusi yang pesat sejak tahun 1980-an. Pada saat ini kita masih merasakan banyak permasalahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima tahun ke depan (2010-2014), Kementerian Pertanian akan lebih fokus pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan sumber vitamin A, C, serat, dan mineral yang sangat berguna sebagai zat pengatur tubuh manusia. Vitamin dan mineral yang banyak terkandung dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandara Adisucipto adalah bandar udara yang terletak di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Semula Bandara Adisucipto
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2015
No.74 /11/33/Th.IX, 02 November 2015 PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2015 Jumlah keberangkatan (embarkasi) penumpang angkutan udara komersial dari Jawa Tengah pada September
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang 2.1.1. Bandar udara Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International (ACI)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan daerah dalam era globalisasi saat ini memiliki konsekuensi seluruh daerah di wilayah nasional menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi secara langsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi telah menjadi bagian penting dalam roda kehidupan. Memindahkan manusia atau barang dalam waktu cepat dengan jarak yang cukup jauh menjadi tantangan tersendiri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang transportasi sangat membantu manusia dalam menghemat waktu perjalanan yang tadinya berlangsung sangat lama menjadi lebih cepat. Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya tingkat mobilitas masyarakat. Mobilitas masyarakat membutuhkan sebuah sarana
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data yang berhasil dikumpulkan dan akan digunakan pada penelitian ini merupakan data statistik yang diperoleh dari a. Biro Pusat Statistik (BPS)
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang penelitian Industri penerbangan merupakan salah satu sektor industri yang memiliki pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung relatif
Lebih terperinciTINJAUAN TENTANG PENANGANAN CARGO OLEH PORTER BAGIAN DOMESTIK DI PT. M
TINJAUAN TENTANG PENANGANAN CARGO OLEH PORTER BAGIAN DOMESTIK DI PT. M Helmi Aulia Respati 1, Erlian Suprianto 2 Program Studi Teknik & Manajemen Pembekalan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI BALI FEBRUARI 2014
No. 22/04/51/Th. I, 1 April PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI BALI FEBRUARI Jumlah pesawat angkutan udara internasional yang berangkat dari bandara Ngurah Rai pada bulan Februari sebanyak
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pelabuhan merupakan sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Perkembangan pelabuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia, tampak dari usaha-usaha manusia untuk senantiasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis pada sektor jasa semakin meningkat. Perkembangan ini dapat diamati pada aktivitas sehari-hari, dimana sebagian besar aktivitas tersebut tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis buah-buahan yang diproduksi oleh negeri agraris ini. Melihat jumlah produksi yang cukup
Lebih terperinci