Landasan Teori. Service Excellent

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Landasan Teori. Service Excellent"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH EXCESS BAGGAGE CHARGES TERHADAP PENDAPATAN MASKAPI GARUDA INDONESIA RUTE SIN-CGK BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA PERIODE JANUARI SAMPAI DENGAN MARET 2013 Rosalina Indah STTKD Yogyakarta ABSTRAK Salah satu fasilitas yang disediakan dalam jasa transportasi udara adalah penanganan bagasi dan pengangkutan bagasi (baggage handling), maskapai penerbangan sebagai penyedia jasa tersebut juga harus memeprhatikan tingkat efisiensi dalam memberikan batasan yang semaksimal mungkin sehingga perusahaan akan mendapatkan laba yang diinginkan. Setiap penumpang memiliki beraneka barang bawaan dengan berat yang beraneka ragam pula. Setiap perusahaan penerbangan telah menentukan berat bagasi Cuma-Cuma untuk setiap penumpang sesuai dengan kelas dan harga tiket yang telah dibayarkan dan apabila berat bagasi penumpang melebihi ketentuan yang telah ditetapkan maka penumpang akan dikenakan excess baggage charge. Excess bagagge yaitu kelebihan bagasi dari total bagasi dikurangi baggage allowance atau bagasi Cuma-Cuma dan setiap kilo yang melebihi bagasi Cuma-Cuma akan dikenakan biaya. Penumpanh harus membayar kelebihan bagasi sesuai dengan tarif yang telh ditetapkan setiap maskapai penerbangan. Penelitian ini dilakukan di PT. Gapura Angkasa Air Service Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta selama tiga bulan yaitu mulai Bulan Januari sampai dengan Maret Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari data excess baggage dan pendapatan perusahaan. Data sekunder adalah data internal perusahaan PT. Gapura Angkasa Air Service untuk Maskapai Garuda Indonesia rute SIN-CGK. Data dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, dan studi pustaka. Regresi linear digunakan untuk menguji hipotesis dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa H0 di terima dan Ha ditolak, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi F sebesar 0,340 > tingkat signifikan () 0,05 yang berarti tidak ada pengaruh signifikan antara excess baggage charges terhadap pendapatan Maskapai Garuda Indonesia Rute SIN-CGK di Bandar Udara Soekarno- Hatta periode Bulan Januari sampai dengan Maret Hal itu dikarenakan excess baggage charges bukan merupakan pendapatan utama bagi perusahaan. Hasil pengujian hipotesis secara parsial (terpisah) juga mendukung hipotesis 0 dimana hasil uji t menunjukkan bahwa variabel excess baggage charges (X1) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pendapatan Maskapai Garuda Indonesia (Y) yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi t sebesar 0,340 > tingkat signifikansi () 0,05 yang berarti excess baggage charges bukanlah pendapatan utama bagi perusahaan. PENDAHULUAN Industri penerbangan nasional di Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya maskapi-maskapai penerbangan yang mempunyai rute penerbangan baik domestik maupun internasional, sehingga menimbulkan persaingan yang ketat antara maskapi-maskapai penerbangan atau perusahaan penerbangan baik dalam negeri maupun luar negeri.

2 Salah satu fasilitas yang disediakan dalam jasa transportasi udara adalah penanganan bagasi dan pengangkutan bagasi (baggage handling), maskapai penerbangan sebagai penyedia jasa tersebut juga harus memeprhatikan tingkat efisiensi dalam memberikan batasan yang semaksimal mungkin sehingga perusahaan akan mendapatkan laba yang diinginkan. Setiap penumpang memiliki beraneka barang bawaan dengan berat yang beraneka ragam pula. Setiap perusahaan penerbangan telah menentukan berat bagasi Cuma-Cuma untuk setiap penumpang sesuai dengan kelas dan harga tiket yang telah dibayarkan dan apabila berat bagasi penumpang melebihi ketentuan yang telah ditetapkan maka penumpang akan dikenakan excess baggage charge. Excess bagagge yaitu kelebihan bagasi dari total bagasi dikurangi baggage allowance atau bagasi Cuma-Cuma dan setiap kilo yang melebihi bagasi Cuma-Cuma akan dikenakan biaya. Penumpanh harus membayar kelebihan bagasi sesuai dengan tarif yang telh ditetapkan setiap maskapai penerbangan. Semua perusahaan penerbangan menginginkan agar dapat memperoleh penilaian yang baik dari customer (pelanggan), termasuk salah satunya adalah Maskapai Garuda Indonesia Cabang Bandar udara Soekarno-Hatta. Salah satu cara yang ditempuh perusahaan penerbangan untuk mendapatkan penilaian baik dari penumpang adalah dengan membuat dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal, seperti kebijakan mengenai excess baggage charge, yaitu charge atau sejumlah uang yang harus dibayarkan kepada penumpang baik yang domestic flight maupun international flight yang mempunyai kelebihan bagasi. Salah satu fasilitas yang disediakan dalam jasa transportasi udara adalah penanganan bagasi dan pengangkutan bagasi (baggage handling), maskapai penerbangan sebagai penyedia jasa tersebut juga harus memeprhatikan tingkat efisiensi dalam memberikan batasan yang semaksimal mungkin sehingga perusahaan akan mendapatkan laba yang diinginkan. Setiap penumpang memiliki beraneka barang bawaan dengan berat yang beraneka ragam pula. Setiap perusahaan penerbangan telah menentukan berat bagasi Cuma-Cuma untuk setiap penumpang sesuai dengan kelas dan harga tiket yang telah dibayarkan dan apabila berat bagasi penumpang melebihi ketentuan yang telah ditetapkan maka penumpang akan dikenakan excess baggage charge. Excess bagagge yaitu kelebihan bagasi dari total bagasi dikurangi baggage allowance atau bagasi Cuma-Cuma dan setiap kilo yang melebihi bagasi Cuma-Cuma akan dikenakan biaya. Penumpanh harus membayar kelebihan bagasi sesuai dengan tarif yang telh ditetapkan setiap maskapai penerbangan. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Menurut Reini (2009) dalam laporan praktek kerja lapangan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta menunjukkan bahwa dalam proses penanganan bagasi membutuhkan ketelitian dari seorang staff ground handling karena setiap proses kerja harus dilakukan sesuai dengan Standar Operational Procedure (SOP) perusahaan. Implikasi dari semua paparan di atas adalah bahwa dengan meningkatkan pelayanan yang prima dan memberikan service yang memuaskan maka akan tercapai customer loyality yang dapat menguntungkan bagi perusahaan. Menurut Wijayani (2009), procedure ground handling membutuhkan pelayanan yang konsisten, khususnya dalam hal ketepatan waktu (punctuality), dimana waktu dan ketepatan sarana transportasi udara sanggup mempersingkat perjalanan yang mempunyai jarak jauh. Perusahaan penerbangan/airline berupaya agar tidak terjadi keterlambatan yang akan merugikan perusahaan dan penumpang.

3 Penelitian Nofizal (2003) yang berjudul tentang Analisa Metode Penanganan Bagasi Untuk Passager tentang customer satisfaction (kepuasan penumpang dan maskapi penerbangan) menunjukkan bahwa staff airline berusaha agar penumpang yang dilayani mendapatkan kepuasan atas pelayanan tersebut. Hal ini akan membawa dampak yang baik untuk perusahaan khususnya tentang penanganan bagasi untuk penumpang. Hal ini berdampak pada kepuasan pnumpang atas pelayanan yang diberikan. Landasan Teori Service Excellent Service excellent adalah peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat baik dalam negeri maupun di luar negeri dimana semakin lama semakin kritis dan membutuhkan perhatian dari setiap instutusi maupun perusahaan yang terlibat dalam pemberian kualitas pelayanan dan kualitas dari pengalaman pelanggan (Wisjnoe, 2011). Hal ini sangat penting sebagai dasar untuk menentukan strategi dalam mencapai tujuan perusahaan dan semua hal tersebut harus menjadi konsep yang berorientasi kepada pelanggan (customer oriented) sebagai pijakan. Produk usaha penerbangan berbentuk totalitas pelayanan dan dikenal dengan konsep core service yang merupakan inti dari produk usaha penerbangan. Produk yang dipasarkan salah satunya yaitu penanganan bagasi. Hal tersebut merupakan bagian dari totalitas pelayanan dari perusahaan untuk pelanggan demi menciptakan image yang baik terhadap perusahaan. Ground Handling Ground handling pada dasarnya mempunyaipengertian yang sama, yaitu merujuk pada suatu aktivitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang termasuk bagasi, pos, kargo, peralatan pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu sendiri selama di Bandara untuk keberangkatan. Baggage Handling Bagasi diartikan sebagai barang bawaan penumpang selama perjalananya. Bagasi dibawa oleh penumpang, baik yang bisa diletakkan atau disimpan di dalam cabin penumpang (head rack). Menurut bentuk dan penempatannya di dalam pesawat, bagasi dibagi menjadi dua yaitu: a) Checked Baggage, adalah barang bawaan pemumpang yang karena ukuran dan beratnya diharuskan untuk ditempatkan di dalam cargo compartement dengan menggunakan ULD (Unit Load Device) atau sebagai bulk baggage. b) Un-checked Baggage, barang bawaan penumpang yang pada saat penerbangan berlangsung dapat ditempatkan di cabin penumpang (head rack). Un-checked baggage juga dikenal dengan istilah hand baggage dan cary on baggage.

4 Un-Accompanied Baggage Di dunia penerbangan bagasi bisa saja dibawa dan didaftarkan oleh penumpang sebagai cargo. Hal ini dikenal dengan istilah baggage shiped as cargo/un-accomapnied baggage. Bagasi-bagasi tersebut oleh petugas cargo lebih dikenal dengan nama personal effect. Pada bagasi seperti ini, prses penanganannya disamakan dengan proses penerimaan cargo lainnya dan menggunakan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk cargo selama tidak menimbulkan overhead. Ada dua alasan bahwa bagasi penumpang dapat dikategorikan ke dalam kelompok un-accompained baggage, yang pertama karena penumpang mendaftarkan bagasinya sebagai cargo; kedua karena berat bagasi penumpang melebihi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh airlines. Penumpang yang mendaftarkan bagasinya sebagai cargo diharuskan untuk memberitahukan isi dari bagasinya dan melengkapi dokumen-dokumen berupa cargo manifest yang menjelaskan nama pemilik/ pengirim, dan berat dari cargo ersebut yang diperlukan serta membayarbiaya tambahan untuk collection, delivery dan custom. Free Baggage Allowance Free baggage allowance adalah bagasi penumpang yang boleh dibawa serta oleh penumpang pada suatu penerbangan tanpa dipungut biaya atau free of charge (Commercial Bulletin Garuda Indonesia, 2008). Penentuan bagasi yang terbebas dari biaya diatur dalam suatu ketentuan yang ditetapkan oleh IATA (International Air Transportation Assosiation) guna menyamakan persepsi antar masing-masing airline di dunia. Excess Baggage Charges Excess baggage adalah kelebihan berat bagasi dari total berat bagasi yang dibawa oleh penumpang dikurangi berat bagasi cuma-cuma (free baggage allowance), sedangkan excess baggage charge adalah charge atau sejumlah uang yang harus dibayarkan penumpang kepada pihak pengangkut (carrier) untuk bagasi yang terkena excess Excess baggage charge dikenakan kepada penumpang baik domestic flight maupun international flight yang mempunyai kelebihan bagasi. Pembayaran excess baggage terjadi apabila bagasi yang dibawa oleh penumpang melebihi ketentuan berat bagasi yang diijinkan/diperbolehkan oleh airlines (free baggage allowance). Langkahlangkah prosedur pembayaran excess baggage charges (kelebihan bagasi) adalah sebagai berikut: a. Penumpang akan mengetahui apakah terkena excess baggage atau tidak apabila penumpang yang bersangkutan melakukan check-in (pelaporan) di stasiun keberangkatan. b. Pada saat check-in, penumpang yang membawa bagasi akan dilakukan penimbangan oleh check-in officer terhadap bagasi penumpang, kemudaian diberi label bagasi sesuai dengan barat dan stasiun tujuan. c. Apabila bagasi yang dibawa oleh penumpang melebihi ketentuan free baggage allowance, maka secara otomatis penumpang tersebut terkena excess baggage dan harus membayar charge ke counter pembayaran excess baggage PT. Garuda Indonesia Airlines di terminal keberangkatan sebelum mendapatkan boarding pass dan claim tagnya.

5 d. Sebelum melakukan pembayaran excess baggage, check-in officer akan dibuatkan surat pengantar pembayaran excess baggage yang disebut dengan excess baggage ticket order (EBTO). e. Setelah penumpang melakukan pembayaran excess baggage di cashier, maka cashier akan memberikan tiket excess baggage yang disebut dengan excess baggage ticket (EBT). Excess baggage ticket (EBT) itulah yang menjadi bukti kalau penumpang tersebut benar-benar sudah membayar charege untuk excess bagasinya. Setelah penumpang mendapatkan EBT (excess baggage ticket), penumpang harus kembali lagi ke check-in counter untuk melanjutkan proses check-in kepada officer, setelah ditunjukkannya EBT tersebut, maka penumpang berhak mendapatkan boarding pass dan baggage claim tagnya, maka proses check-in dianggap telah selesai untuk penumpang tersebut. Hipotesis Ho: Tidak ada pengaruh signifikan antara excess baggage charges terhadap pendapatan maskapai Garuda Indonesia rute SIN-CGK di Bandar Udara Soekarno-Hatta Periode Bulan Januari sampai dengan Maret Ha: Ada pengaruh signifikan antara excess baggage charges terhadap pendapatan Maskapai Garuda Indonesia rute SIN-CGK di Bandar Udara Soekarno-Hatta periode Bulan Januari sampai dengan Maret Model Penelitian METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Gapura Angkasa Air Service Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta selama tiga bulan yaitu mulai Bulan Januari sampai dengan Maret 2013.

6 Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari data excess baggage dan pendapatan perusahaan. Data sekunder adalah data internal perusahaan PT. Gapura Angkasa Air Service untuk Maskapai Garuda Indonesia rute SIN-CGK yang dikumpulkan selama 3 (tiga) bulan yaitu Bulan Januari sampai dengan Maret 2013,dan datajumlah penumpang yang berangkat (onboard) dari penumpang kelas ekonomi (Y) dan kelas bisnis (C) serta pendapatan bagasi yaitu dari pendapatan excess baggage charge yang diberlakukan. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitia ini meliputi: 1. Observasi Teknik observasi yang digunakan adalah memperhatikan dan mencatat serta mengamati sumber data yang diperlukan, kegiatan ini berlangsung pada tempat penelitian (Babbie, 2004). Metode ini digunakan untuk memperoleh data excess baggage dan pendapatan perusahaan. 2. Wawancara Teknik wawancara adalah tanya jawab dengan narasumber yang berkaitan dengan data yang diperlukan, teknik wawancara ini untuk memperkuat sumber data yang ada (Babbie, 2004). Metode ini untuk memperoleh atau melengkapi data pendapatan perusahaan, dan gambaran umum perusahaan. 3. Studi Pustaka Pengumpulan data juga diambil dari studi pustaka. Studi pustaka adalah informasi yang didapat berupa teori, generalisasi, maupun konsep yang dikemukakan ahli pada sumber kepustakaan (Babbie, 2004). Metode ini digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan mutakhir (berupa pustaka)yang terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel bebas yakni excess baggage (X) terhadap variable terikat yakni pada pendapatan Maskapai Garuda Indonesia (Y). Regresi linear sederhana mempunyai persamaan sebagai berikut (Boediono dan Koester,2004): Y = a + bx 1 + e Keterangan: Y= Pendapatan a= Konstanta b= koefisien arah atau slope dari garis regresi x 1 = Excess baggage e= eror

7 Analisis data dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan perhitungan SPSS seri 15,0 yang sudah dilengkapi metode regresi untuk menguji adakah pengaruh excess baggage terhadap pendapatan Maskapai Garuda Indonesia rute SIN-CGK di Bandar Udara Soekarno-Hatta periode Bulan Januari sampai dengan BulanMaret 2013 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Variabel Penelitian a. Data Excess Baggage Charge Tabel 4.1 berikut ini adalah daftar jumlah excess baggage charge penumpang Garuda Indonesia rute SIN-CGK periode bulan Januari sampai dengan Maret 2013 yang diambil dari data sekunder perusahaan PT. Gapura Angkasa yang menangani Maskapai Garuda Indonesia. Berdasarkan tabel 4.1 tersebut terlihat bahwa pada Bulan Maret merupakan fase pendapatan tertinggi dalam jumlah pendapatan excess baggage charge dibandingkan dengan Bulan Januari dan Bulan Februari. Tanggal Januari Februari Maret Total $170,00 $110,00 $280, $70,00 0 $15,00 $85, $35,00 $35, $235,00 $330,00 0 $565, $50,00 $50, $110,00 0 $110, $40,00 $40,00 12 $ $250, $85,00 $80,00 $95,00 $260, $40,00 $40, $75,00 0 $110,00 $185, $20,00 0 $20, $358, $55,00 0 $55, $30,00 $30,00 0 $60, $45,00 0 $30,00 $75, $135, $135, Jumlah $925,00 $795,00 $1.175,00 $2.895,00

8 Gambar 4.1 Jumlah Pendapatan Excess Baggage Charge Dalam Mata Uang Dollar USD Rute SIN- CGK Periode Bulan Januari Sampai Dengan Maret 2013 Tanggal Januari Februari Maret Total Jumlah Tabel 4.2 Data Pendapatan Perusahaan Dalam Mata Uang Dollar (USD) Rute SIN-CGK Periode Bulan Januari Sampai Dengan Maret 2013

9 b. Data Pendapatan Perusahaan Tabel 4.2berikut ini adalah data jumlah pendapatan Maskapai Garuda Indonesia rute SIN CGK periode Bulan Januari sampai dengan Maret 2013 yang diambil dari data sekunder perusahaan PT. Gapura Angkasa yang menangani Maskapai Garuda Indonesia. Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan a. Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi dengan program SPSS 15.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Analisis dan interpretasi data pada tabel 4.3 adalah sebagai berikut : 1. Angka R merupakan angka koefisien korelasi (R yx ) adalah 0,177 (positif). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dan kuat pada variabel excess baggage charge (X 1 ) PT. Garuda Indonesia rute SIN-CGK. 2. Angka R square (R 2 ) merupakan pengkuadratan dari angka R atau disebut koefisien determinasi (Kd) adalah (0,177) 2 = 0,031 atau 3,1 %. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh atau kontribusi antara variabel excess baggage charge (X 1 ) dengan variabel pendapatan perushaan (Y) sebesar 3,1% sedangkan 96,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

10 Hasil Anova pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel independen yaitu excess baggage charge (X1) tidak mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen yaitu pendapatan perusahaan Maskapai Garuda Indonesia (Y) yang ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 0,941 dan nilai signifikan F sebesar 0,340 atau berada di atas tingkat signifikansi () 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis 0 diterima dan hipotesis a ditolak yaitu bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara excess baggage charge terhadap pendapatan Maskapai Garuda Indonesia rute SIN-CGK di Bandar Udara Soekarno-Hatta periode Bulan Januari sampai dengan Maret a. Angka Unstandardized Coefficients B merupakan angka koefisien konstanta (a) adalah 26468,216 dan angka koefisien regresi (b1) untuk variabel excess baggage charge (X1) sebesar 43,133 sehingga diperoleh bentuk persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut : Y = a +b X1

11 Y = 26468, ,113 X1 Di mana : Y = Pendapatan perusahaan X1 = excess baggage charge a= Angka koefisien konstanta 26468,216 (positif) menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel excess baggage charge dan pendapatan perusahaan, maka nilai pengaruh excess baggage charge terhadap pendapatan perusahaan sebesar 26468,216 satuan. b= Angka koefisien regresi 43,113 (positif) menunjukkan setiap penambahan satu satuan variabel excess baggage charge maka akan meningkatkan pendapatan Maskapai Garuda Indonesia rute SIN-CGK sebesar 43,113 satuan. b. Angka standardized coefficients beta merupakan angka koefisien korelasi antara variabel excess baggage charge dengan variabel pendapatan Maskapai Garuda Indonesia rute SIN-CGK (R yx1 ) adalah 0,177 (positif). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dan kuat antara variabel excess baggage charge dengan variabel pendapataan Maskapai Garuda Indonesia rute SIN-CGK. c. Angka t merupakan angka statistik hitung hasil uji t, yaitu: 1. Angka t hitung koefisien konstanta (a) adalah 5, 473 dengan angka signifikan sebesar 0,000 ternyata lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hasil ini berarti koefisien konstanta signifikan atau bisa dipakai dalam model regresi linear sederhana untuk memprediksi pengaruh excess baggage charge terhadap pendapatan Maskapai Garuda Indonesia Rute SIN-CGK. 2. Angka t-hitung koefisien variabel excess baggage charge atau (b1) adalah 0,970 dengan angka signifikan t sebesar 0,340 ternyata lebih besar dari tingkat signifikansi () 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel excess baggage charge tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pendapatan Maskapai Garuda Indonesia rute SIN-CGK. Pembahasan Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh excess baggage charge terhadap pendapatan Maskapai Garuda Indonesia rute SIN-CGK periode Bulan Januari sampai dengan Maret Hasil pengujian hipotesis dengan perhitungan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan Program SPSS for Windows Release 15.0 terlihat pada tabel 4.6 berikut ini :

12 Bentuk persamaan regresi linear sederhana Y=26468, ,133 X1 memberikan implikasi bahwa excess baggage charge tidak berpengaruh secara signifikan dalam pendapatan perusahaan. Hal ini ditunjukkan pada tabel 4.4 (tabel anova) dengan nilai F hitung sebesar 0,941 dan nilai signifikansi F sebesar 0,340 > tingkat signifikansi () 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu excess baggage charge (X1) secara simultan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu pendapatan Maskapai Garuda Indonesia rute SIN- CGK (Y). Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis 0 diterima dan hipotesis a ditolak yaitu bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara excess baggage charge terhadap pendapatan Maskapai Garuda Indonesia rute SIN-CGK di Bandar Udara Soekarno- Hatta periode Bulan Januari sampai dengan Maret 2013 yang berarti bahwa excess baggage charges bukan pendapatan utama perusahaan. Hasil regresi linear sederhana dengan program SPSS menunjukkan bahwa secara parsial (terpisah), variabel excess baggage charge (X1) juga tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pendapatan Maskapai Garuda Indonesia rute SIN-CGK (Y). Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis uji t terhadap variabel X diperoleh nilai koefisien (ryx1) adalah 0,177 dan angka t hitung b1 adalah 0,970 dan nilai signifikan t sebesar 0,341 > tingkat signifikansi () 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel excess baggage charge (X1) dengan variabel pendapatan perusahaan (Y). Hasil ini mengindikasikan bahwa model ini bukan berarti tidak bisa diterapkan pada obyek penelitian yang berbeda. Beberapa hasil penelitian yang dilakukan pada obyek yang berbeda dapat menunjukkan hasil yang berbeda juga. Nilai koefisien determinasi (R Square) digunakan sebagai alat analisis untuk menunjukkan besarnya kontribusi dari variabel independen (X1) secara bersama atau keseluruhan dapat menjelaskan variabel dependen (Y). Nilai koefisien determinasi atau R2 (Kd) adalah 3,1 %. Hasil ini menunjukkan bahwa 3,1 % variabel pendapatan perusahaan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu excess baggage charge (X1), sedangkan sisanya 96,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

13 KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara excess baggage charge terhadap pendapatan Maskapai Garuda Indonesia rute SIN-CGK di Bandar Udara Soekarno-Hatta periode Bulan Januari sampai dengan Maret Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa H0 di terima dan Ha ditolak, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi F sebesar 0,340 > tingkat signifikan () 0,05 yang berarti tidak ada pengaruh signifikan antara excess baggage charges terhadap pendapatan Maskapai Garuda Indonesia Rute SIN-CGK di Bandar Udara Soekarno-Hatta periode Bulan Januari sampai dengan Maret Hal itu dikarenakan excess baggage charges bukan merupakan pendapatan utama bagi perusahaan. 2. Hasil pengujian hipotesis secara parsial (terpisah) juga mendukung hipotesis 0 dimana hasil uji t menunjukkan bahwa variabel excess baggage charges (X1) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pendapatan Maskapai Garuda Indonesia (Y) yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi t sebesar 0,340 > tingkat signifikansi () 0,05 yang berarti excess baggage charges bukanlah pendapatan utama bagi perusahaan.

14 DAFTAR PUSTAKA Babbie, Metodologi Penelitian. Modul. Sekolah Tinggi Tekhnologi Dirgantara. Yogyakarta. Hasan, M.I Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (statistik inferensif), edisi keenam. Cetak kedua. Bumi Aksara, Jakarta Tiarni, J.Y Hubungan Antara Tingkat Pertumbuhan Excess Baggage Charge Terhadap Peningkatan Pendapatan Perusahaan Rute Denpasar-Singapore Pada Maskapai Garuda Indonesia Bandar udara Ngurah Rai Denpasar Bali Bulan Januari Sampai Dengan Maret Tugas Akhir, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan.Yogyakarta. Nofizal, M Analisa Metode Penanganan Baggage Untuk Passenger Di PT. Gapura Angkasa Bandar Udara Internasional Yogyakarta. Tugas Akhir. Program Studi Manajemen Transportasi Udara. Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Yogyakarta. Reini, Proses Penanganan Bagasi Dari Seorang Staff Ground Handling Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta. Soetomo, F. W, Service Excellent. Modul. Sekolah Tinggi Teknologo Kedirgantaraan. Yogyakarta. Wijayani, Ground Handling (Tata Operasi Darat). PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta , Commercial Bulletin. PT. Garuda Indonesia. (Tidak dipublikasikan) , Definisi Pendapatan.

Septiyani Putri Astutik 1) STTKD Yogyakarta. Abstrak

Septiyani Putri Astutik 1) STTKD Yogyakarta. Abstrak HUBUNGAN TINGKAT PERTUMBUHAN EXCESS BAGGAGE CHARGE DENGAN PENDAPATAN PERUSAHAAN PADA MASKAPAI GARUDA INDONESIA RUTE DENPASAR-SINGAPURA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL NGURAH RAI DENPASAR BALIPERIODE BULAN

Lebih terperinci

Kata Kunci: penanganan bagasi, kepuasan penumpang eksekutif, maskapai Garuda Indonesia, regresi linear sederhana

Kata Kunci: penanganan bagasi, kepuasan penumpang eksekutif, maskapai Garuda Indonesia, regresi linear sederhana PENGARUH PENANGANAN BAGASI TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG EKSEKUTIF MASKAPAI GARUDA INDONESIA RUTE CGK- SIN OLEH PT. GAPURA ANGKASA DI BANDRA SOEKARNO-HATTA JAKARTA TAHUN 2013 Srihadi Asmaraningsih STTKD

Lebih terperinci

Rahimudin STTKD Yogyakarta

Rahimudin STTKD Yogyakarta HUBUNGAN PENANGANAN BAGASI RUSAK PADA UNIT LOST AND FOUND DENGAN TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG MASKAPAI GARUDA INDONESIA RUTE CGK-JOG DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA TAHUN 2013 Rahimudin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan semakin besar, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International (ACI)

Lebih terperinci

PENANGANAN PENUMPANG PADA MASA HIGH SEASON PENERBANGAN ROYAL BRUNEI AIRLINES DI X-RAY BOARDING ROOM PT. GAPURA ANGKASA CABANG BANDARA JUANDA-SURABAYA

PENANGANAN PENUMPANG PADA MASA HIGH SEASON PENERBANGAN ROYAL BRUNEI AIRLINES DI X-RAY BOARDING ROOM PT. GAPURA ANGKASA CABANG BANDARA JUANDA-SURABAYA PENANGANAN PENUMPANG PADA MASA HIGH SEASON PENERBANGAN ROYAL BRUNEI AIRLINES DI X-RAY BOARDING ROOM PT. GAPURA ANGKASA CABANG BANDARA JUANDA-SURABAYA Arum Perwitasari STTKD Yogyakarta ABSTRAK Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa perhitungan dan evaluasi pada Tugas Akhir ini, dapat disimpulkan beberapa hal berikut : 1. Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi check

Lebih terperinci

PELAYANAN DAN PENANGANAN PENUMPANG KHUSUS DI RUANG TUNGGU (BOARDING GATE) PT. GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA CENGKARENG

PELAYANAN DAN PENANGANAN PENUMPANG KHUSUS DI RUANG TUNGGU (BOARDING GATE) PT. GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA CENGKARENG PELAYANAN DAN PENANGANAN PENUMPANG KHUSUS DI RUANG TUNGGU (BOARDING GATE) PT. GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA CENGKARENG Yuniar Istiyani STTKD Yogyakarta ABSTRAK Perusahaan Ground

Lebih terperinci

Hardiyana STTKD Yogyakarta

Hardiyana STTKD Yogyakarta PENANGANAN PENUMPANG YANG MENGALAMI PENUNDAAN KEBERANGKATAN AKIBAT RETURN TO APRON PADA PENERBANGAN ROYAL BRUNEI AIRLINES DI PT. GAPURA ANGKASA CABANG BANDARA INTERNASIONAL JUANDA-SURABAYA Hardiyana STTKD

Lebih terperinci

PENANGANAN PENUMPANG WCHR (WHEEL CHAIR) DI PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG JAKARTA. Vidyana Mandrawaty STTKD Yogyakarta

PENANGANAN PENUMPANG WCHR (WHEEL CHAIR) DI PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG JAKARTA. Vidyana Mandrawaty STTKD Yogyakarta PENANGANAN PENUMPANG WCHR (WHEEL CHAIR) DI PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG JAKARTA Vidyana Mandrawaty STTKD Yogyakarta ABSTRAK Dalam menganaangi penumpang ada beberapa penumpang yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi INTISARI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi INTISARI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO.... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi INTISARI... vii ABSTRACT... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia lebih memilih segala sesuatunya serba instan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia lebih memilih segala sesuatunya serba instan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak globalisasi yang sangat besar, secara tidak langsung membuat masyarakat Indonesia lebih memilih segala sesuatunya serba instan dan praktis (mulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat dan bervariasi. Hal tersebut nyata dirasakan. dalam dunia penerbangan, baik penerbangan domestik maupun

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat dan bervariasi. Hal tersebut nyata dirasakan. dalam dunia penerbangan, baik penerbangan domestik maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang sangat pesat dan bervariasi. Hal tersebut nyata dirasakan dalam dunia penerbangan, baik penerbangan

Lebih terperinci

Tika Furri N.A.S 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

Tika Furri N.A.S 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak PERBEDAAN PERSEPSI PENUMPANG TENTANG PENGGABUNGAN AIRPORT TAX (PASSENGER SERVICE CHARGE) DENGAN HARGA TIKET PADA MASKAPAI GARUDA INDONESIA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG Tika Furri N.A.S

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang kurang lebih dari 240 juta jiwa dan termasuk negara yang memiliki banyak pulau.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Sebagai negara kepulauan yang memiliki kurang lebih dari 17.000 pulau yang meliputi seluas kurang lebih 2.000.000

Lebih terperinci

Sri Sutarwati 1), Hardiyana 2), Novita Karolina 3) Program Studi D1 Ground Handling Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan 3)

Sri Sutarwati 1), Hardiyana 2), Novita Karolina 3) Program Studi D1 Ground Handling Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan 3) TANGGUNG JAWAB PENGUSAHA ANGKUTAN UDARA TERHADAP PENUMPANG MASKAPAI GARUDA INDONESIA YANG MENGALAMI KETERLAMBATAN PENERBANGAN DI BANDARA UDARA INTERNASIONAL ADI SOEMARMO SOLO Sri Sutarwati 1), Hardiyana

Lebih terperinci

Sri Sutarwati 1), Lusiana Aprilia Dewi 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

Sri Sutarwati 1), Lusiana Aprilia Dewi 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak PENGARUH KINERJA PETUGAS CHEK-IN COUNTER PT GAPURA ANGKASA TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG MASKAPAI GARUDA INDONESIA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA Sri Sutarwati 1), Lusiana Aprilia Dewi 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat dengan banyaknya permintaan penumpang untuk melakukan. suatu perjalanan dengan tujuan bisnis maupun berlibur.

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat dengan banyaknya permintaan penumpang untuk melakukan. suatu perjalanan dengan tujuan bisnis maupun berlibur. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Industri penerbangan saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan banyaknya permintaan penumpang untuk melakukan suatu perjalanan dengan tujuan bisnis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi perpindahan barang dan orang terbesar di

Lebih terperinci

Muh. Rafdi Samin STTKD Yogyakarta

Muh. Rafdi Samin STTKD Yogyakarta PERBANDINGAN NILAI RATA-RATA JUMLAH SPECIAL PASSENGER IBU HAMIL PADA HARI KERJA DENGAN HARI LIBUR PADA MASKAPAI CITILINK GARUDA INDONESIA RUTE BANDUNG-DENPASAR DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA-BANDUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara Kepulauan dan pertumbuhan perekonomiannya terus berkembang secara pesat, memiliki beberapa transportasi dan jasa pengangkutan pilihan.

Lebih terperinci

Nur Makkie Perdana Kusuma 1), Awan 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

Nur Makkie Perdana Kusuma 1), Awan 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak ANALISIS PENGARUH PELAYANAN PETUGAS CHECK - IN COUNTER PT GAPURA ANGKASA TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG MASKAPAI GARUDA INDONESIA DI BANDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA Nur Makkie Perdana Kusuma

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN PETUGAS TICKETING TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG SOLO

PENGARUH PELAYANAN PETUGAS TICKETING TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG SOLO PENGARUH PELAYANAN PETUGAS TICKETING TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG SOLO Wawan Riyanta 1), Soejoedono 2), Elvira Agustina 3) 1),2),3) Program Studi D4 Manajemen

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. memerlukan transportasi untuk menghubungkan masyarakat disuatu

1 BAB I PENDAHULUAN. memerlukan transportasi untuk menghubungkan masyarakat disuatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, peran sarana transportasi yakni darat, laut dan udara sangatlah penting dan berkembang sangat pesat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini semakin banyak moda transportasi yang dapat dipilih oleh publik untuk mempermudah perjalanan jauh yang akan ditempuh. Berbagai jenis jasa transportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini menyebabkan dunia bisnis mencoba

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini menyebabkan dunia bisnis mencoba BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat sesuai dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini menyebabkan dunia bisnis mencoba mengikuti setiap

Lebih terperinci

ANALISIS PENINGKATAN KAPASITAS TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA DENGAN VARIASI SISTEM PEMROSESAN

ANALISIS PENINGKATAN KAPASITAS TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA DENGAN VARIASI SISTEM PEMROSESAN ANALISIS PENINGKATAN KAPASITAS TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA DENGAN VARIASI SISTEM PEMROSESAN Oleh Nur Ainida Gia NIM : 15007077 (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TUNGGU, HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA MASKAPAI XYZ TERMINAL 1B DI BANDARA SOEKARNO HATTA

PENGARUH WAKTU TUNGGU, HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA MASKAPAI XYZ TERMINAL 1B DI BANDARA SOEKARNO HATTA PENGARUH WAKTU TUNGGU, HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA MASKAPAI XYZ TERMINAL 1B DI BANDARA SOEKARNO HATTA Seri Warsih Program Studi Magister Manajemen Universitas Tarumanagara

Lebih terperinci

PERBEDAAN JUMLAH BAGASI TERTUKAR DENGAN BAGASI RUSAK DI UNIT LOST AND FOUND PT GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA

PERBEDAAN JUMLAH BAGASI TERTUKAR DENGAN BAGASI RUSAK DI UNIT LOST AND FOUND PT GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA PERBEDAAN JUMLAH BAGASI TERTUKAR DENGAN BAGASI RUSAK DI UNIT LOST AND FOUND PT GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA Anggradi 1) 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Abstrak

Lebih terperinci

Nanik Riananditasari 1), Nindi Yulia 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

Nanik Riananditasari 1), Nindi Yulia 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak PROSES PENANGANAN PENUMPANG DENGAN KELEBIHAN BAGASI DI CHECK IN COUNTER MASKAPAI GARUDA INDONESIA DI PT. GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA Nanik Riananditasari 1), Nindi Yulia 2)

Lebih terperinci

Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan.

Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN PENUMPANG TEHADAP STANDAR KESELAMATAN PENERBANGAN DI PT GARUDA INDONESIA BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat luas. Hal itu dapat dilhat dari ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi global dan teknologi modern saat ini sangatlah pesat. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen. Analisis ini untuk mengetahui arah

Lebih terperinci

Sri Sutarwati 1), Surhanudin 2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Udara Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta

Sri Sutarwati 1), Surhanudin 2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Udara Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta ISSN : 2252-7451 IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT ANGKUTAN UDARA MENGENAI BAGASI HILANG PADA MASKAPAI GARUDA INDONESIA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL

Lebih terperinci

PENGARUH FASILITAS DI RUANG TUNGGU TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

PENGARUH FASILITAS DI RUANG TUNGGU TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG PENGARUH FASILITAS DI RUANG TUNGGU TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG Boni Arionasti Karo Sekali 1) 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Abstrak Permintaan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN B2B (BUSINESS TO BUSINESS) DAN B2C (BUSINESS TO CUSTOMER) TERHADAP CARA PEMBELIAN TIKET PESAWAT DI LINGKUNGAN MAHASISWA

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN B2B (BUSINESS TO BUSINESS) DAN B2C (BUSINESS TO CUSTOMER) TERHADAP CARA PEMBELIAN TIKET PESAWAT DI LINGKUNGAN MAHASISWA PENGARUH STRATEGI PEMASARAN B2B (BUSINESS TO BUSINESS) DAN B2C (BUSINESS TO CUSTOMER) TERHADAP CARA PEMBELIAN TIKET PESAWAT DI LINGKUNGAN MAHASISWA Sudirman Hi Umar 1), Nuryati 2), Solihatiningsih 3) 1),2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut.

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan bongkar muat kargo atau pos, serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 56 tahun 2015 tentang kegiatan pengusahaan di bandar udara ; 1. kebandarudaraan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS DESKRIPSI MENGENAI KENDALA PELAYANAN DI BOARDING GATE PT. GAPURA ANGKASA BANDARA AHMAD YANI SEMARANG. Indro Lukito STTKD Yogyakarta ABSTRAK

ANALISIS DESKRIPSI MENGENAI KENDALA PELAYANAN DI BOARDING GATE PT. GAPURA ANGKASA BANDARA AHMAD YANI SEMARANG. Indro Lukito STTKD Yogyakarta ABSTRAK ANALISIS DESKRIPSI MENGENAI KENDALA PELAYANAN DI BOARDING GATE PT. GAPURA ANGKASA BANDARA AHMAD YANI SEMARANG Indro Lukito STTKD Yogyakarta ABSTRAK Transportasi selalu berkembang seiring berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak penemuan roda sampai dengan penerbangan pesawat ulang-alik, daya tarikdan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak penemuan roda sampai dengan penerbangan pesawat ulang-alik, daya tarikdan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak penemuan roda sampai dengan penerbangan pesawat ulang-alik, daya tarikdan akhirnya, kebutuhan akan perjalanan memberikan inspirasi bagi penemuanpenemuan atau

Lebih terperinci

Lalu Fahmi Yasin 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

Lalu Fahmi Yasin 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak HUBUNGAN ANTARA JUMLAH SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT APRON MOVEMENT CONTROL (AMC) DENGAN ACTUAL GROUND TIME LION AIR DENGAN GARUDA INDONESIA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADI SUMARMO SURAKARTA Lalu Fahmi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis memperoleh data melalui laporan keuangan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan, masing-masing. variabel yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS

BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS A. PENGUJIAN HIPOTESIS BAB IV ANALISIS DATA Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan, penulis membuat hipotesis sebagaimana yang telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO. KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI.. viii DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO. KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI.. viii DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. 7 Yogyakarta, 24 November 2006 Penyusun DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO. KATA PENGANTAR i ii iv v vi DAFTAR ISI.. viii DAFTAR TABEL.. xii DAFTAR GAMBAR.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya. 83 BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan menggunakan program SPSS, penulis membuat hipotesis sebagaimana yang telah ada pada pokok

Lebih terperinci

KAJIAN WAKTU TEMPUH PERGERAKAN PENUMPANG DAN BAGASI DI TERMINAL KEDATANGAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN MAKASSAR

KAJIAN WAKTU TEMPUH PERGERAKAN PENUMPANG DAN BAGASI DI TERMINAL KEDATANGAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN MAKASSAR KAJIAN WAKTU TEMPUH PERGERAKAN PENUMPANG DAN BAGASI DI TERMINAL KEDATANGAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN MAKASSAR Fatmawati Sabur Kementerian Perhubungan BPSDM Perhubungan UPT Akademi Teknik

Lebih terperinci

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1! Latar Belakang Sistem transportasi udara di Indonesia semakin berperan dalam pengembangan perekonomian dan merupakan kewenangan transportasi udara untuk dapat melayani seluruh wilayah

Lebih terperinci

Yuniar Amalia S Manajemen Ekonomi 2015

Yuniar Amalia S Manajemen Ekonomi 2015 Yuniar Amalia S 17212961 Manajemen Ekonomi 2015 ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH SIAP MINUM DALAM KEMASAN MEREK TEH BOTOL SOSRO. LATAR BELAKANG MASALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandar udara terbesar yang ada di Indonesia saat ini. Bandara Internasional Soekarno-Hatta tercatat dalam daftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara global akan meningkatkan perjalanan udara sebesar 1 2.5%

BAB I PENDAHULUAN. secara global akan meningkatkan perjalanan udara sebesar 1 2.5% 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi udara merupakan industri yang memiliki kaitan erat dengan ekonomi global. Peningkatan 1% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) secara global akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang dan berangkat mencapai dan (Buku Statistik

BAB I PENDAHULUAN. datang dan berangkat mencapai dan (Buku Statistik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bersamaan dengan pulihnya perekonomian Indonesia setelah krisis pada tahun 1997, Industri Penerbangan pun mengalami perkembangan yang signifikan. Indikasi perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Studi Lokasi Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin terletak di jalan Jenderal Sudirman Km 15,7 Desa Buluh Tumbang, Kota Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan meratanya distribusi kebutuhan sandang, pangan dan papan melalui berbagai macam moda transportasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya adalah transportasi udara. Transportasi udara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya adalah transportasi udara. Transportasi udara merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis transportasi yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam pemenuhan kebutuhannya adalah transportasi udara. Transportasi udara merupakan alat transportasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI

ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI Nama : BAYU AGUNG PRAMONO NPM : 11212375 Pembimbing : Widiyarsih, SE., MM Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Sejarah berdirinya perusahaan penerbangan pembawa bendera Negara (Flag Carrier) Indonesia tidak terpisahkan dengan sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 92 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, berikut akan disajikan kesimpulan hasil penelitian tersebut, yaitu sebagai berikut : 1. Hasil pengujian hipotesis pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif dalam segala bidang usaha. Keberhasilan kompetisi ini sangat ditentukan oleh antisipasi pasar

Lebih terperinci

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI 4.1 Pendekatan Pelaku dan Aktifitas pada Terminal Penumpang Tabel 4. 1 Pendekatan Pelaku dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan asosiatif. Menurut (Sugiyono2007, p11), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia Bisnis penerbangan di Indonesia semakin terlihat menjanjikan. Pengguna jasa penerbangan di negara kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. implikasikan pada penumpang pesawat udara di Bandara Internasional Adi

BAB I PENDAHULUAN. implikasikan pada penumpang pesawat udara di Bandara Internasional Adi 1 BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini berisi tentang analisis pengaruh kualitas pelayanan jasa penerbangan terhadap kepuasan penumpang pesawat udara. Selain itu, akan di implikasikan pada penumpang pesawat

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENANGANAN BAGASI PADA TERMINAL 1B DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PENANGANAN BAGASI PADA TERMINAL 1B DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA E37 PERENCANAAN SISTEM PENANGANAN BAGASI PADA TERMINAL 1B DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA Tubagus Moch. Satria Erlangga dan Ervina Ahyudanari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil &

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir di Indonesia. Sejumlah armada bersaing ketat merebut pasar domestik dan regional. Pemerintah

Lebih terperinci

ANALISIS DESKRIPTIF PELAYANAN DAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET. Nur Makkie Perdana Kusuma STTKD Yogyakarta ABSTRAK

ANALISIS DESKRIPTIF PELAYANAN DAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET. Nur Makkie Perdana Kusuma STTKD Yogyakarta ABSTRAK ANALISIS DESKRIPTIF PELAYANAN DAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET Nur Makkie Perdana Kusuma STTKD Yogyakarta ABSTRAK Seiring dengan perkembangan jaman, maka maskapai penerbangan juga dituntut untuk menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, Indonesia membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi masyarakatnya. Di Indonesia

Lebih terperinci

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1 Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1 Nama :Farah Npm :122100606 Jurusan :Manajemen Pembimbing :Rooswhan Budhi

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH. TANGGUNG GUGAT MASKAPAI PENERBANGAN TERHADAP BAGASI TERCATAT PADA PENGANGKUTAN UDARA DOMESTIK (Studi di Bandara Internasional Lombok)

JURNAL ILMIAH. TANGGUNG GUGAT MASKAPAI PENERBANGAN TERHADAP BAGASI TERCATAT PADA PENGANGKUTAN UDARA DOMESTIK (Studi di Bandara Internasional Lombok) i JURNAL ILMIAH TANGGUNG GUGAT MASKAPAI PENERBANGAN TERHADAP BAGASI TERCATAT PADA PENGANGKUTAN UDARA DOMESTIK (Studi di Bandara Internasional Lombok) Oleh : HILMAN PRAYUDA D1A 011 126 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PREDIKSI TINGKAT PERTUMBUHAN PENUMPANG DAN EVALUASI PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI INDONESIA

PREDIKSI TINGKAT PERTUMBUHAN PENUMPANG DAN EVALUASI PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI INDONESIA PREDIKSI TINGKAT PERTUMBUHAN PENUMPANG DAN EVALUASI PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI INDONESIA Hodi 1), Sudirman Hi. Umar 2), Arif Fakhrudin 3) 1),2),3) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke terdiri dari 13.446 pulau dan 34 provinsi dengan kepadatan penduduk tertinggi ke-empat

Lebih terperinci

Endang Kusnadi Slamet. STTKD Yogyakarta ABSTRAK

Endang Kusnadi Slamet. STTKD Yogyakarta ABSTRAK PROSEDUR CARGO IMPORT PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO HATTA CENGKARENG JAKARTA Endang Kusnadi Slamet STTKD Yogyakarta ABSTRAK Harapan konsumen dengan adanya penyedia jasa yang diberikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga

BAB I PENDAHULUAN. suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Umum Pariwisata di Indonesia berkembang dengan pesatnya. Ini merupakan suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Semakin canggihnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aspek perekonomian, jasa angkutan yang cukup serta memadai sangat diperlukan sebagai penunjang pembangunan ekonomi. Tanpa adanya transportasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan di Indonesia. Sejumlah maskapai penerbangan saling. berkompetitif untuk merebut pasar domesitik maupun internasional.

BAB I PENDAHULUAN. signifikan di Indonesia. Sejumlah maskapai penerbangan saling. berkompetitif untuk merebut pasar domesitik maupun internasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern saat ini sarana transportasi memiliki peranan yang sangat vital untuk melakukan berbagai kegiatan, terlebih dalam dunia bisnis. Pertumbukan industri

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN BUBUR AYAM CIKINI

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN BUBUR AYAM CIKINI PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN BUBUR AYAM CIKINI Nama : FITRI WULANDHARI NPM : 13212013 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Sulastri, SE.MM Latar Belakang Perkembangan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya pasar bebas AFTA (Asean Free Trade Area) juga NAFTA

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya pasar bebas AFTA (Asean Free Trade Area) juga NAFTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlakunya pasar bebas AFTA (Asean Free Trade Area) juga NAFTA (North Asian Free Trade Area) pada tahun 2010 yang akan datang, menyebabkan setiap perusahaan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. munculnya berbagai jenis industri jasa baru yang disesuaikan dengan kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. munculnya berbagai jenis industri jasa baru yang disesuaikan dengan kebutuhan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri jasa terus meningkat dan berkembang ditunjukan dengan munculnya berbagai jenis industri jasa baru yang disesuaikan dengan kebutuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83).

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.pelayanan adalah

Lebih terperinci

Udin Kurniadi STTKD Yogyakarta ABSTRAK

Udin Kurniadi STTKD Yogyakarta ABSTRAK PROSES PELAYANAN GARUDA FREQUENT FLYER PADA MASKPAI GARUDA INDONESIA Udin Kurniadi STTKD Yogyakarta ABSTRAK Agar PT.Garuda Indonesia dapat menguasai pasar di dalam persaingan dengan kompetitornya, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami revolusi yang pesat sejak tahun 1980-an. Pada saat ini kita masih merasakan banyak permasalahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL DI PELABUHAN NUSANTARA KENDARI THE OPERATIONAL MANAGEMENT IN KENDARI AT NUSANTARA PORT

MANAJEMEN OPERASIONAL DI PELABUHAN NUSANTARA KENDARI THE OPERATIONAL MANAGEMENT IN KENDARI AT NUSANTARA PORT ISSN 2355-4721 Manajemen Operasional di Pelabuhan Nusantara Kendari MANAJEMEN OPERASIONAL DI PELABUHAN NUSANTARA KENDARI THE OPERATIONAL MANAGEMENT IN KENDARI AT NUSANTARA PORT Werweti Sekolah Tinggi Manajemen

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS MELALUI KEPUASAN WISATAWAN NUSANTARA PADA MASKAPAI LION AIR DI BALI

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS MELALUI KEPUASAN WISATAWAN NUSANTARA PADA MASKAPAI LION AIR DI BALI PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS MELALUI KEPUASAN WISATAWAN NUSANTARA PADA MASKAPAI LION AIR DI BALI Christian Hamonangan Sinaga I Nyoman Sudiarta I GPB. Sasrawan Mananda Email

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI BALI FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI BALI FEBRUARI 2014 No. 22/04/51/Th. I, 1 April PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI BALI FEBRUARI Jumlah pesawat angkutan udara internasional yang berangkat dari bandara Ngurah Rai pada bulan Februari sebanyak

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP-447 TAHUN 2014 TENTANG PEMBAYARAN PASSENGER SERVICE CHARGE (PSC) DISATUKAN DENGAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP-447 TAHUN 2014 TENTANG PEMBAYARAN PASSENGER SERVICE CHARGE (PSC) DISATUKAN DENGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP-447 TAHUN 2014 TENTANG PEMBAYARAN PASSENGER SERVICE CHARGE (PSC) DISATUKAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Jenis data yang dipakai adalah data sekunder, berupa data-data laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah singkat PT. Sriwijaya Air Cabang Gorontalo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah singkat PT. Sriwijaya Air Cabang Gorontalo 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Sejarah singkat PT. Sriwijaya Air Cabang Gorontalo PT.Sriwijaya Air berdiri tepat pada Hari Pahlawan, Yaitu 10 November

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Sebelum melakukan analisa data, maka data yang diperoleh dari mengenai keluhan dan. Tabel 4.1 Data Keluhan dan Tingkat Hunian

BAB IV ANALISIS DATA. Sebelum melakukan analisa data, maka data yang diperoleh dari mengenai keluhan dan. Tabel 4.1 Data Keluhan dan Tingkat Hunian BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Analisis Hasil Penemuan Data Sebelum melakukan analisa data, maka data yang diperoleh dari mengenai keluhan dan tingkat hunian Hotel XYZ diolah terlebih dahulu dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Nasution,2004:47) Parasuraman, et al . (dalam Purnama,2006: 19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Nasution,2004:47) Parasuraman, et al . (dalam Purnama,2006: 19) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini industri jasa di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industry jasa, di sisi lain meningkatnya keperluan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian adalah menganilisis pengaruh komponen pembiayaan

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian adalah menganilisis pengaruh komponen pembiayaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metoda Penelitian Obyek penelitian adalah menganilisis pengaruh komponen pembiayaan terhadap Profitabilitas perusahaan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Sukabumi. Metoda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mobilitas masyarakat dewasa ini meningkat pesat. Hal ini dapat dilihat dari berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat dari

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian

BAB III. Objek Penelitian BAB III Objek Penelitian III.1. Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Perusahaan PT JT didirikan berdasarkan akta pendirian perseroan terbatas No.12 tanggal 8 Juni 1984 yang dibuat dihadapan Soeleman Ardjasasmita,SH,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas terbaik dari beberapa alternatif yang ada (Yang et al., 2009 dikutip dari Al-

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas terbaik dari beberapa alternatif yang ada (Yang et al., 2009 dikutip dari Al- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemilihan tata letak merupakan salah satu keputusan kunci yang berperan dalam efisiensi operasional suatu perusahaan dalam jangka panjang (Heizer dan Render,

Lebih terperinci

HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY

HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY www.m.tempo.com Maskapai penerbangan Lion Air kembali dilanda masalah keterlambatan alias delay. Setelah mengalami keterlambatan hingga 25 jam di Bandara Soekarno-Hatta,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata Kunci : Penetapan Harga, Keputusan Beli. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata Kunci : Penetapan Harga, Keputusan Beli. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penetapan tarif dalam bidang usaha jasa angkutan di darat merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai sasaran perusahaan. Banyak perusahaan yang mementingkan faktor harga untuk meningkatkan

Lebih terperinci