FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN KARGO UDARA PADA PT JASA ANGKASA SEMESTA DI BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN KARGO UDARA PADA PT JASA ANGKASA SEMESTA DI BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA"

Transkripsi

1 FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN KARGO UDARA PADA PT JASA ANGKASA SEMESTA DI BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA Tri Lestari Ningsih Alumni S1 Manajemen Transpor Udara 2010 Sekolah Tinggi Manajemen Transpor (STMT) Trisakti Suharto Abdul Majid Dosen Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Manajemen Transpor (STMT) Trisakti Jl. IPN No. 2 Cipinang Besar Selatan Jakarta Timur, No. Telp. (021) , Faks. (021) , stmt@indosat.net.id Abstract PT. Jasa Angkasa Semesta, through Cargo Import Division, has been servicing 20 domestic and international carriers. The problem in the study is what factors are causing damages in import cargo. The purpose of the study is to identify factors causing damages in import cargo service at PT. JAS in The collection was conducted by interviews, surveys, and literatures. The data was later analyzed using fishbone diagram or cause-effect diagram. The results show that there are seven factors identified which cause damages in cargo: equipment maintenance (83.33%), frequency of maintenance (73.33%) and storing layouts (70.00%), coordination among workers (63.33%), storing suitability (63.33%), compliment to the standard procedure (60.00%) and equipment capacity (53.33%). Keywords: cargo service, cargo damages, causing factors, fishbone diagram PENDAHULUAN PT Jasa Angkasa Semesta adalah perusahaan ground handling yang melayani operasi darat untuk menunjang pelayanan perusahaan penerbangan selama berada di bandar udara. Selain menyelenggarakan usaha dibidang ground handling, PT Jasa Angkasa Semesta juga melayani bidang pergudangan (warehousing) dalam rangka menunjang pelayanan kargo. Cargo handling yang baik diukur dari ketepatan pelayanan, sehingga tidak terjadi kerusakan dan selamat sampai tujuan (Nasution, 2004). Pelayanan kargo PT Jasa Angkasa Semesta terdiri atas pelayanan out bound cargo dan in bound cargo. Pelayanan out bound cargo adalah pelayanan pengiriman ekspor kargo. Sedangkan pelayanan in bound cargo adalah jasa pelayanan kargo impor dan penyimpanan kargo sampai saat diambil oleh consignee atau pemilik kargo. Pada saat pelayanan kargo impor sering terjadi kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan kerugian bagi pemilik barang. Menurut PT JAS (2009:18) bahwa kesalahan-kesalahan tersebut meliputi kerusakan kargo (damage cargo), keterlambatan (delay), dan kargo yang hilang (missing cargo). Kerusakan (damage) kargo adalah salah satu kesalahan yang fatal jika terjadi, karena dapat mengurangi atau bahkan membuat nilai barang tersebut menjadi tidak berharga. Hal tersebut dapat merugikan pemilik barang dan dapat membuat perusahaan kehilangan kepercayaan dari pemilik barang sebagai pengguna jasa cargo handling. Kurangnya kapasitas gudang juga disebabkan karena menumpuknya barang-barang yang tidak diambil oleh pemiliknya, sehingga barang-barang tersebut dapat rusak dengan 1

2 sendirinya. PT Jasa Angkasa Semesta tidak dapat memindahkan atau mengeluarkan barang tersebut dari Tempat Penimbunan Sementara (TPS). Menurut Ali Purwito (2006), berdasarkan peraturan Kepabeanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, barang-barang yang telah sampai dalam Cargo Import wajib ditempatkan pada Tempat Penimbunan Sementara sampai diambil oleh pemiliknya, jika tidak diambil oleh pemiliknya warehouse wajib menempatkan dan menyimpan barang tersebut pada Tempat Penimbunan Sementara paling lama tiga bulan. Setelah melawati batas tiga bulan, pihak bea dan cukai akan mengambil alih barang tersebut dan menempatkan barang tersebut pada gudang interport milik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Gudang interport juga mengalami penumpukan barang, karena banyaknya kargo yang tidak diambil oleh pemiliknya (consignee), maka Bea dan Cukai hanya mengambil alih barang-barang yang memiliki nilai yang tinggi seperti valuable goods dan juga barang-barang yang nilainya tidak berkurang, jika disimpan sampai melebihi batas waktu yang telah ditentukan bea dan cukai. Kerusakan barang juga dikarenakan kelalaian staf dan porter saat menempatkan barang secara tidak hati-hati, dalam hal ini petugas yang meletakkan barang dengan menumpuk barang secara tidak teratur (Majid dan D Warpani, 2009). Jika hal tersebut terjadi secara terus-menerus, akan mengakibatkan perusahaan menjadi kehilangan kepercayaan dari pihak consignee dan pihak airline yang dapat merugikan perusahaan. Maka, untuk mengurangi resiko kerugian harus dicari faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan (damage) kargo dan mencari akar masalah penyebab terjadinya kerusakan, agar perusahaan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan resiko kerugian pada perusahaan. Pokok permasalahan Penulis rumuskan sbb (a) berapa besar perkembangan tingkat kerusakan kargo pada Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta tahun 2009? (b) apa sajakah faktor penyebab kerusakan kargo pada Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta? (c) apa akar permasalahan dari penyebab kerusakan kargo pada Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta? (d) apa tindakan efektif terhadap akar pemasalahan dari penyebab kerusakan kargo pada Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktor-faktor penyebab kerusakan kargo pada Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta, akar permasalahan dari penyebab kerusakan kargo pada Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta, serta tindakan efektif terhadap akar permasalahan dari penyebab kerusakan kargo pada Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta. METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data dilakukan dengan media kuesioner, pengamatan, dan kepustakaan. Media kuesioner dilakukan untuk mendapatkan data primer yaitu dengan membagikan kuesioner kepada para agen pemilik barang impor sebanyak 50 orang dari 88 agen pemilik barang impor dan ekspor. Kuesioner yang kembali utuh dan valid sebanyak 30 lembar. Selanjutnya Penulis juga melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti yaitu dengan mengamati dan mempelajari serta berinteraksi secara 2

3 langsung dalam proses pelayanan kargo impor pada PT Jasa Angkasa Semesta, mulai dari proses unloading barang sampai penyerahan barang tersebut kepada consignee. Data yang sudah terkumpul, diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode diagram Sebab-Akibat atau Fishbone Analysis. Pendekatan diagram Sebab-Akibat menurut Gaspersz (1998:79) adalah diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Diagram tersebut dipergunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab penurunan produktivitas dan karakteristik yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab tersebut. Diagram sebab-akibat ini sering juga disebut sebagai diagram tulang ikan (fishbone diagram) karena bentuknya seperti kerangka ikan. Diagram ini pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada tahun 1953, sehingga diagram ini dikenal juga dengan nama Diagram Ishikawa (Ishikawa s Diagram). Berikut ini adalah gambar yang memperlihatkan diagram Sebab-Akibat. Tulang belakang Kategori Utama (Tulang Besar) Kategori Utama (Tulang Besar) Tulang kecil Tulang sedang Kepala Ikan Pertanyaan Masalah? Kategori Utama (Tulang Besar) Faktor (Sebab) Kategori Utama (Tulang Besar) Karakteristik (Akibat) Sumber: Vincent Gaspersz, 1998 Gambar 1 Diagram Fish Bone Mendukung penggunanaan alat analisis diagram sebab akibat ini, disusun kisi-kisi instrumen penelitian dengan uraian sebagai berikut: (1) topik penelitian adalah pelayanan kargo impor, (2) adanya masalah yang ditandai dengan terjadinya kerusakan kargo, (3) kerusakan kargo berarti menunjukan pelayanan kargo impor tidak mencapai sasaran pelayanan yang baik (ada faktor-faktor pendukung pelayanan kargo impor yang tidak terpenuhi / bermasalah), (4) tidak tercapainya sasaran pelayanan kargo impor perlu dicari penyebabnya. Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen penelitian dan kuesioner pertanyaan yang mendukung pencarian penyebab permasalahan tersebut di atas (tabel 1). 3

4 Tabel 1 Karakteristik Produktivitas (Akibat) Terjadinya Damage Cargo Pada Pelayanan Kargo Impor Pada PT JAS Bandara Soekarno-Hatta Sumber: D.A. Lasse, 2009 Format Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kategori (Faktor Penyebab) Tipe Kategori Utama (Tipe Faktor Penyebab) Item Pertanyaan Keahlian 1A SDM Ketanggapan 1B Kerjasama 1C Ketersediaan 2A Peralatan Perawatan 2B Kapasitas 2C Tempat Penimbunan Kelayakan 3A (TPS) Tata Letak 3B Pengawasan Rutinitas 4 Pedoman Pelayanan Kesesuaian 5 PENGERTIAN KERUSAKAN KARGO, KARGO IMPOR, DAN PELAYANAN KARGO IMPOR Menurut Standard Operating Procedure Cargo Handling Import Divission PT Jasa Angkasa Semesta (2009;10), kerusakan kargo yang dikenal dengan istilah damage cargo adalah kargo yang ditemukan dalam keadaan rusak, baik kerusakan packing, isi, maupun mutu dari kargo itu sendiri. Menurut Purwito (2006:45), pengertian impor dalam undang-undang kepabeanan merupakan kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Lebih lanjut Purwito (2006:45) menambahkan, jika dalam pengertian sains, impor merupakan kegiatan pengiriman barang yang diproduksi di negara lain, untuk dijual di pasar dalam negeri. Menurut Majid dan D. Warpani (2009:121), aktivitas pelayanan inbound cargo dapat digambarkan sebagai berikut: Unloading Break Down Storage Delivery Sumber: Majid dan D. Warpani, 2009 Gambar 2 Pelayanan Inbound Cargo Berdasarkan gambar tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan kargo impor adalah kegiatan yang meliputi proses unloading barang dari pesawat, mem-break down barang di warehouse dan menyimpan barang di gudang sesuai jenisnya, hingga menyerahkan barang tersebut kepada consignee. Lebih lanjut dijelaskan oleh Majid dan D. Warpani (2009:121) bahwa pada gudang inbound ada beberapa unit yang terkait dengan pelayanan kargo, seperti unit acceptance, document processing, storage dan break down area. 4

5 Proses pelayanan kargo inbound (kargo impor) melibatkan banyak faktor yang saling memengaruhi satu sama lain, seperti SDM (ketanggapan, keahlian dan kerja sama petugas kargo), Peralatan (kelengkapan dan perawatan), Gudang (kelayakan gudang), Pengawasan (rutinitas) dan Pedoman Pelayanan. Salah satu faktor tersebut bermasalah, akan mempengaruhi seluruh proses pelayanan kargo impor. Oleh karena itu, jika ada masalah yang ditandai dengan terjadinya damage cargo, ini menunjukkan pelayanan kargo impor tidak mencapai sasaran pelayanan yang baik (ada faktor-faktor pendukung kargo impor yang tidak terpenuhi atau bermasalah). Dengan kata lain telah terjadi penurunan produktivitas kinerja pelayanan kargo impor, sehingga perlu dicari penyebabnya. Gaspersz (1998) menyarankan untuk mencari akar penyebab dari suatu masalah penurunan produktivitas, sebaiknya menggunakan analisis fishbone diagram. HASIL DAN PEMBAHASAN Kerusakan Kargo pada Cargo Import Divission PT Jasa Angkasa Semesta di Bandar Udara Soekarno-Hatta Tahun 2009 PT Jasa Angkasa Semesta mempunyai visi menjadi perusahaan ground handling terbaik di dunia, sehingga selalu berusaha meningkatkan kualitas pelayanannya kepada para pelanggannya dan menghindari terjadinya kesalahan sekecil apapun (zero mistake). Untuk itu, saat menangani kargo impor, PT Jasa Angkasa Semesta selalu berusaha memastikan semua kargo dan dokumen pelengkapnya diterima dan ditangani sesuai prosedur, sehingga barang diterima oleh consignee dalam keadaan baik. Berikut adalah prosedur alur pelayanan kargo impor pada PT JAS: Document Handling Acceptance Storage Verifikasi Delivery Sumber: PT. JAS, 2010 Gambar 3 Flow Chart Cargo Import PT JAS 5

6 Dalam melayani kargo impor tersebut, kerusakan kargo sering terjadi pada saat barang di unloading dari pesawat menuju gudang dan selama proses warehousing (di luar kesalahan pelayanan dari bandara origin). Jadi pada saat itulah, peluang kesalahan yang dilakukan oleh petugas Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta cukup besar. Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan untuk mengecek dan menganalisis penyebab suatu damage cargo adalah BTB (Bukti Timbang Barang), Form Cargo Irregularities Checklist, Cargo Damage Report, Aircraft Log Book dan Loading Checklist. Berikut data jumlah kerusakan kargo impor pada Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta Bandara Soekarno-Hatta selama tahun Besar persentasi kerusakan kargo impor per triwulan selama tahun 2009 diperoleh dengan membandingkan jumlah kerusakan kargo dan total kargo impor pada PT Jasa Angkasa Semesta. Tabel 2 Tabel Persentasi Tingkat Kerusakan Kargo Total Kerusakan Kargo (Dalam Koli) Total Kargo Impor (Dalam Koli) (1) (2) (3) Persentasi (%) (4) (2) / (3) x 100% Triwulan1 10,501 59, Triwulan 2 12,544 90, Triwulan 3 8,664 78, Triwulan 4 8,210 79, % Rata-rata Persentasi Kerusakan Kargo ( % / 4) Sumber : PT JAS, 2010 (diolah) Berdasarkan visi perusahaan yang ingin menjadi perusahaan ground handling terbaik di dunia dengan menghindari terjadinya kesalahan sekecil apapun dalam melakukan aktivitas pelayanan, perusahaan memiliki standar tingkat kesalahan yang masih dalam batas normal adalah 10%. Sedangkan persentasi rata-rata tingkat kerusakan pada tahun 2009 adalah %, hal ini sudah melampaui standar persentasi kesalahan yang dimiliki oleh PT JAS. Tingkat kerusakan kargo pada PT JAS selama tahun 2009 cukup tinggi. Tabel 3 Tingkat Kerusakan Kargo Berdasarkan Jenis Kerusakan Kargo Tahun 2009 Jenis Kerusakan Tahun 2009 Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) Persentase (7) ((6) / (6) x 100) Torn 4,583 8,297 3,640 3,567 20, Squashed 2,107 1,129 2,109 1,958 7, Ripped 2,079 2,005 1,676 1,756 7, Wet 1, , Broken Unlock Hole in New tape Leaking Jumlah 10,501 12,544 8,664 8,210 39, Sumber : PT JAS, 2010 (diolah) 6

7 Berdasarkan tabel 3 terlihat jenis kerusakan torn packing sangat mendominasi pada triwulan pertama, hingga triwulan keempat. Jadi dapat disimpulkan pada tahun 2009 jenis kerusakan yang mendominasi adalah torn packing. Perkembangan tingkat kerusakan dari triwulan pertama, hingga triwulan keempat tidak menentu. Pada triwulan kedua tingkat kerusakan kargo sangat tinggi. Hal ini sangat berkaitan erat dengan faktor penyebab terjadinya kerusakan pada kargo-kargo tersebut. Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Kargo pada Cargo Import Divission Dalam pelayanan kargo impor sering terjadi masalah yang ditandai dengan terjadinya kerusakan kargo. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan kargo impor tidak mencapai sasaran pelayanan yang baik atau ada faktor-faktor pendukung pelayanan kargo impor yang tidak terpenuhi atau bermasalah. Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui apakah faktor-faktor seperti SDM, Peralatan, Tempat Penimbunan (TPS), Pengawasan dan Pedoman Pelayanan menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan kargo impor atau tidak. 7

8 Tabel 5 Menentukan Item Pernyataan Tipe Faktor Penyebab yang Bermasalah No Item Pernyataan Tipe Faktor/Penyebab Jawaban % Jawaban Ket. Ya Tidak Ya Tidak = 3/30x100% 6= 100%-5 7 SDM 1a Petugas Cargo Import ahli dalam melayani kargo impor pada saat TB % 46.67% unloading hingga storage di gudang 1b Petugas Cargo Import tanggap dalam melakukan pekerjaan melayani TB % 33.33% kargo impor sesuai prosedur yang ada 1c Kerjasama antar petugas Cargo Import saat pelayanan kargo impor B % 63.33% berlangsung dengan baik Peralatan 2a Ketersediaan fasilitas dan peralatan pada Cargo Import untuk menunjang TB % 33.33% pelayanan kargo impor 2b Fasilitas dan peralatan Cargo Import terawat dengan baik % 83.33% B 2c Kapasitas jumlah peralatan yang dimiliki Cargo Import memadai % 53.33% B Tempat Penimbunan 3a Kelayakan gudang khusus kargo impor yang digunakan untuk penimbunan B % 63.33% barang 3b Kesesuaian tata letak dan pengalokasian barang-barang pada Cargo Import % 70.00% B Pengawasan 4 Rutinitas pengawasan terhadap kondisi kargo impor mulai unloading kargo B % 73.33% hingga di storage Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta Pedoman Pelayanan 5 Kesesuaian pedoman pelayanan kargo impor di Cargo Import PT Jasa B % 60.00% Angkasa Semesta Sumber: Kuesioner (diolah) 8

9 Berdasarkan tabel di atasdapat diketahui bahwa dari sepuluh (10) faktor penyebab atau variabel yang penulis tampilkan, ternyata ada tiga variabel yang tidak bermasalah dan bukan menjadi faktor penyebab terjadinya kerusakan kargo. Ukuran yang penulis gunakan untuk mengategorikan sebuah variabel bermasalah atau tidak, berdasarkan jumlah jawaban responden menjawab Ya dan Tidak. Jika jawaban Ya kurang dari jawaban Tidak (Ya<Tidak), maka variabel itu dikategorikan Bermasalah (B). Namun, jika jawaban Ya lebih banyak dari jawaban Tidak (Ya>Tidak), maka variabel tersebut Tidak Bermasalah (TB). 9

10 Tabel 6 Pembobotan untuk Menetapkan Rangking Tipe Kategori Utama yang Bermasalah Bermasalah Urutan Item Pernyataan Tipe factor/penyebab % (1) Pembobotan & Ranking Nilai Bobot Urutan Kebalikan SDM 1c Kerjasama antar petugas Cargo Import saat pelayanan kargo impor berlangsung baik 63.33% Peralatan 2b Fasilitas dan peralatan Cargo Import terawat dengan baik 83.33% c Kapasitas jumlah peralatan yang dimiliki Cargo Import memadai 53.33% Tempat Penimbunan 3a Kelayakan gudang khusus kargo impor yang digunakan untuk penimbunan barang 63.33% b Kesesuaian tata letak dan pengalokasian barang-barang pada Cargo Import 70.00% Pengawasan 4 Rutinitas pengawasan terhadap kondisi kargo impor mulai unloading kargo hingga di storage Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta 73.33% Pedoman Penanganan 5 Kesesuaian pedoman pelayanan kargo di Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta 60.00% TOTAL ( 1) Keterangan : Nilai bobot (3) adalah perbandingan antara masing-masing urutan kebalikan (2) dengan total urutan ( 1) (3= 2/ 1) Sumber: Kuesioner (diolah Penulis) (2) (3) 1,000 Rangking Tipe Kategori Utama 10

11 Berdasarkan table 6, dapat disimpulkan bahwa butir kategori utama yang sangat memerlukan perhatian serius adalah perawatan fasilitas dan peralatan Cargo Import dan rutinitas pengawasan, yang masing-masing menempati rangking 1 dan 2. Lalu faktor tempat penimbunan juga membutuhkan perhatian serius, karena terdapat dua tipe kategori utama yang bermasalah dengan rangking masing-masing 5 dan 3. Kedua hal tersebut menyangkut masalah tempat penimbunan yang tidak sesuai dan tidak layak Poin terakhir adalah pedoman pengawasan dan kerjasama antar petugas Cargo Import menduduki rangking 6 dan 7. Ini menunjukan bahwa tingkat pengawasan rutin masih lemah dan kerjasama antar petugas Cargo Import masih kurang. 11

12 Faktor-faktor Akar Permasalahan Utama Penyebab Kerusakan (Damage Cargo) Pelayanan Kargo Impor Penentuan faktor-faktor akar permasalahan utama penyebab kerusakan kargo diperoleh dengan mengajukan pertanyaan dengtan pendekatan lima mengapa (five why) sesuai ketentuan Fishbone analysis, sehingga akan diperoleh hasil seperti terdapat pada tabel 14 yang memuat kategori utama, tipe kategori utama, akar permasalahan dan akar permasalahan utama. Mengingat keterbatasan tempat, penentuan faktor-faktor akar permasalahan utama dengan pendekatan five why tidak ditampilkan. Tabel 7 Akar Permasalahan Utama Penyebab terjadinya Kerusakan Kargo dalam Pelayanan Kargo Impor Kategori Utama Tipe Kategori Utama Akar Permasalahan Akar Permasalahan Utama 1. Tidak ada perawatan secara berkala dan terusmenerus terhadap fasilitas dan peralatan Cargo Import. 2. Masih kurangnya perhatian pihak manajemen untuk melakukan perawatan secara berkala dan terus-menerus. Peralatan Fasilitas dan peralatan Cargo Import yang tidak terawat dengan baik 3. Masih kurangnya kesadaran dari pihak manajemen dalam memperhatikan perawatan secara berkala dan terus-menerus. Manajemen menilai fasilitas dan peralatan yang ada selama ini masih layak untuk digunakan 4. Pihak manajemen tidak menganggarkan dana untuk melakukan perawatan secara berkala dan terus-menerus. 5. Pihak manajemen menilai Fasilitas dan peralatan yang ada selama ini masih layak untuk digunakan. 12

13 Tabel 8 Akar Permasalahan Utama Penyebab terjadinya Kerusakan Kargo dalam Pelayanan Kargo Impor (lanjutan) Kategori Utama Tipe kategori Utama Akar Permasalahan Akar Permasalahan Utama 1. Banyaknya kegiatan cargo handling yang tidak mungkin diawasi setiap saat. Pengawasan Tidak adanya rutinitas pengawasan terhadap kondisi kargo Impor mulai unloading kargo hingga di Storage di gudang 2. Ada aktivitas atau kegiatan lain yang harus diawasi. 3. Perintah tingkat manajemen perusahaan. 4. Jumlah pengawas sangat terbatas. Manajemen tidak merencanakan adanya posisi pengawas khusus terjadwal dalam melakukan pengawasan. 5. Tingkat manajemen tidak merencanakan adanya posisi pengawas, khusus terjadwal dalam melakukan pengawasan. Table 9 Akar Permasalahan Utama Penyebab terjadinya Kerusakan Kargo dalam Pelayanan Kargo Impor Kategori Utama Tipe kategori Utama Akar Permasalahan Akar Permasalahan Utama 1. Pengaturan tanda atau sign untuk mengklasifikasikan penempatan barang sesuai airwaybill ataupun jenisnya tidak digunakan dengan benar. 2. Kurangnya space untuk mengklasifikasikan barang Tempat Penimbunan Ketidaksesuaian tata letak dan pengalokasian barang-barang pada Cargo Import secara lebih detail sesuai airwaybill ataupun jenis barang. 3. Pada dasarnya ukuran gudang kargo impor tergolong kurang luas. Tidak adanya area tanah di sekitar gudang yang tersisa untuk memperluas gudang impor ataupun membangun warehouse baru. 4. Pihak manajemen belum berencana untuk memperluas ukuran gudang khusus kargo impor. 5. Tidak adanya area tanah di sekitar gudang yang tersisa untuk memperluas gudang impor ataupun membangun warehouse baru. 13

14 Tabel 10 Akar Permasalahan Utama Penyebab terjadinya Kerusakan Kargo dalam Pelayanan Kargo Impor Kategori Utama Tipe kategori Utama Akar Permasalahan Akar Permasalahan Utama 1. Kurangnya rasa kekompakkan diantara petugas kargo itu sendiri. 2. Kurang sering diadakan pelatihan team work yang dikhususkan bagi petugas kargo impor. SDM Kerjasama kurang baik antar petugas dalam melayani kargo impor 3. Tidak adanya dana untuk melakukan pelatihan team work tersebut. 4. Tidak ada alokasi dana khusus untuk melakukan pelatihan team work. Masih banyak bidang pekerjaan ground handling yang harus dimanage oleh perusahaan 5. Masih banyak bidang pekerjaan groundhandling yang harus di-manage oleh perusahaan. Tabel 11 Akar Permasalahan Utama Penyebab terjadinya Kerusakan Kargo dalam Pelayanan Kargo Impor Kategori Utama Tipe kategori Utama Akar Permasalahan Akar Permasalahan Utama Tempat Penimbunan Ketidaklayakan gudang khusus kargo impor yang digunakan untuk penimbunan barang 1. Tedapat banyak kargo yang tidak diambil pemiliknya menumpuk pada tempat penimbunan gudang impor. 2. Kargo-kargo tersebut tidak diambil alih oleh pihak Bea dan Cukai untuk dipindahkan ke gudang interport milik Bea dan Cukai, sebagaimana peraturan Kepabeanan. 3. Gudang interport milik Bea dan Cukai sudah penuh menampung barang-barang yang serupa. 4. Semakin meningkatnya jumlah barang yang mengalami hal serupa. 5. Pihak manajemen perusahaan kurang melakukan komunikasi terhadap pemilik barang. Manajemen perusahaan kurang melakukan komunikasi terhadap pemilik barang. 14

15 Table 12 Akar Permasalahan Utama Penyebab terjadinya Kerusakan Kargo dalam Pelayanan Kargo Impor Kategori Utama Tipe kategori Utama Akar Permasalahan Akar Permasalahan Utama 1. Petugas kargo lalai dalam melayani kargo tersebut. 2. Petugas kargo tidak melaksanakan job description unit kerja Cargo Import. Pedoman Pelayanan Ketidaksesuaian pedoman pelayanan kargo di Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta 3. Petugas kargo kurang memahami job description tersebut. 4. Sering tidak dilaksanakan briefing (pemberitahuan lisan) atau debriefing sebelum melakukan pekerjaan setiap hari, sebagaimana tertera pada SOP Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta. Terbatasnya waktu dari Supervisor untuk melaksanakan briefing atau debriefing bagi staf impor akibat intensitas pekerjaan yang cukup padat. 5. Terbatasnya waktu dari Supervisor untuk melaksanakan briefing atau debriefing bagi staf Cargo Import akibat intensitas pekerjaan yang cukup padat. Tabel 13 Akar Permasalahan Utama Penyebab terjadinya Kerusakan Kargo dalam Pelayanan Kargo Impor Kategori Utama Tipe kategori Utama Akar Permasalahan Akar Permasalahan Utama 1. Pihak manajemen belum bisa menambah jumlah peralatan. 2. Peralatan yang tersedia saat ini masih dalam keadaan sewa. Peralatan Kapasitas Jumlah Peralatan Yang Dimiliki Cargo Import Tidak Memadai 3. Pihak manajemen tidak bisa membeli peralatan yang harganya sangat mahal. 4. Pihak manajemen tidak memiliki dana khusus untuk membeli peralatan Cargo Import. Manajemen menilai lebih efisien menyewa daripada membeli peralatan. 5. Pihak manajemen menilai lebih efisien menyewa daripada membeli peralatan. 15

16 Ketidaksesuaian pedoman penanganan kargo di Cargo Impor PT JAS Petugas kargo tidak melaksanakan job description unti kerja Cargo Impor Sering tidak dilaksanakan briefing (pemberitahuan lisan) atau debriefing sebelum melakukan pekerjaan setiap hari, sebagaimana SOP Cargo Impor PT JAS Kerjasama kurang baik antara petugas dalam menangani kargo impor Kurang sering diadakan pelatihan team work yang dikhususkan bagi petugas kargo impor Kurangnya rasa kekompakkan diantara petugas kargo itu sendiri Tidak adanya dana untuk melakukan pelatihan team work tersebut Tidak ada alokasi dana khusus untuk melakukan pelatihan team work Masih banyak bidang pekerjaan groundhandling yang harus dimanage oleh perusahaan 4 SDM 6 Pedoman Penanganan Petugas kargo lalai dalam menangani kargo tersebut Petugas kargo kurang memahami job description tersebut Sering kurangnya waktu dari Supervisor untuk melaksanakan briefing atau debriefing bagi staf Cargo Impor akibat intensitas pekerjaan yang lumayan padat Tidak adanya rutinitas pengawasan terhadap kondisi kargo impor mulai unloading hingga di storage Ada aktivitas atau kegiatan lain yang harus diawasi Jumlah pengawas sangat terbatas 2 Pengawasan Banyaknya kegiatan Cargo Handling yang tidak mungkin diawasai setiap saat Perintah tingkat manajemen Tingkat manajemen tidak merencanakan adanya posisi pengawas khusus terjadwal dalam melakukan pengawasan Ketidaklayakan gudang khusus kargo impor yang digunakan untuk penimbunan barang Kargo-kargo tersebut tidak diambil alih oleh pihak bea cukai untuk dipindahkan ke gudang interport milik bea cukai, Terdapat banyak kargo yang tidak diambil pemiliknya menumpuk pada tempat penimbunan gudang impor sebagaimana peraturan Kebabeanan Gudang interport milik bea cukai sudah penuh menampung Semakin meningkatnya barang-barang yang serupa jumlah barang yang mengalami hal serupa Manajemen perusahaan kurang melakukan komunikasi terhadap pemilik barang Kapsitas jumlah peralatan yang dimiliki Cargo Impor tidak memadai Peralatan yang tersedia saat ini masih dalam keadaan sewa Manajemen tidak memiliki dana khusus untuk membeli peralatan Cargo Impor Manajemen menilai lebih efisien menyewa dari pada membeli peralatan 1,7 Peralatan Manajemen belum bisa menambah jumlah peralatan Manajemen tidak bisa membeli peralatan yang harganya sangat mahal 3,5 Tempat Penimbunan Pengaturan tanda atau sign untuk mengklasifikasikan penempatan barang sesuai airway bill ataupun jenisnya tidak digunakan dengan benar Pada dasarnya ukuran gudang kargo impor tergolong kurang luas Tidakada perawatan secara berkala & terus menerus Masih kurangnya kesadaran pihak manajemen dalam memperhatikan Manajemen menilai fasilitas & peralatan yang ada selama ini masih layak untuk digunakan Ketidaksesuaian tata letak dan pengalokasian barang-barang pada Cargo Impor Kurangnya space untuk mengklasifikasikan barang secara lebih detail sesuai airway bill ataupun jenis barang Manajemen belum berencana untuk memperluas ukuran gudang khusus kargo impor Tidak adanya area tanah disekitar gudang yang tersisa untuk memperluas gudang impor ataupun membangun warehouse baru Fasilitas &peralatan Cargo Impor yang tidak terawat dengan baik Masih kurangnya perhatian pihak manajemen untuk melekukan perawatan secara berkala Manajemen tidak mengangarkan dana untuk perawatan secara berkala Terjadinya kerusakan kargo dalam penanganan kargo impor Karakteristik (Akibat) FAKTOR (SEBAB) Gambar 6 Diagram Sebab-Akibat Penyebab Kerusakan Kargo dalam Melayani Kargo Impor 16

17 Tindakan Efektif (Solusi) terhadap Akar Permasalahan terjadinya Kerusakan Kargo pada Pelayanan Kargo Impor pada Cargo Import Divission PT Jasa Angkasa Semesta Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta Tahun 2009 Berdasarkan Tabel tersebut di atas, maka tindakan efektif atau solusi yang perlu diambil terhadap akar permasalahan yang menyebabkan terjadinya kerusakan kargo pada saat pelayanan kargo impor pada Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta dapat Penulis rangkum dalam tabel berikut: Tabel 14 Tindakan Efektif atau Solusi Akar Permasalahan Utama Rangking Kategori Utama 1 Peralatan Tabel 15 Rangking Kategori Utama 2 Pengawasan 3 Tempat Penimbunan Tipe Kategori Utama 2b Terawat Akar Permasalahan Utama Pihak manajemen menilai fasilitas dan peralatan yang ada selama ini masih layak untuk digunakan Tindakan Efektif atau Solusi Akar Permasalahan Utama Tipe Kategori Utama 4 Rutinitas 3b Tata Letak Penimbunan Akar Permasalahan Utama Tingkat manajemen tidak merencanakan adanya posisi pengawas khusus terjadwal dalam melakukan pengawasan. Tidak adanya area tanah di sekitar gudang yang tersisa untuk memperluas gudang impor ataupun membangun warehouse baru. Tindakan Efektif / Solusi 1. Manajemen harus melakukan perawatan secara berkala dan terus-menerus terhadap fasilitas dan peralatan yang dimiliki Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta 2. Manajemen harus merencanakan anggaran dana untuk mengadakan perawatan secara berkala dan terusmenerus terhadap fasilitas dan peralatan yang dimilki Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta Tindakan Efektif / Solusi 1. Manajemen harus menetapkan petugas pengawas khusus dengan mengatur jadwal kerja para pengawas sedemikian rupa, sehingga dalam pelaksanaaan pengawasan dapat terdistribusi ke seluruh bagian dengan baik. 2. Manajemen selalu mengevaluasi terhadap kinerja pengawas apakah efektif atau tidak. 1. Untuk sementara menempatkan kargo yang tidak dapat ditempatkan pada Storage Cargo Import ke Storage Cargo Export. 2. Manajemen harus membuat rencana untuk melakukan pembangunan perluasan gudang khusus kargo impor atau pembangunan gudang baru khusus untuk kargo impor 17

18 Tabel 16 Rangking Kategori Utama 4 SDM 5 Tempat Penimbunan Tabel 17 Rangking Kategori Utama 6 Pedoman Pelayanan 7 Peralatan Tindakan Efektif atau Solusi Akar Permasalahan Utama (Lanjutan) Tipe Kategori Utama 1c Kerjasama 3a Kelayakan Akar Permasalahan Utama Masih banyak bidang pekerjaan groundhandling yang harus di-manage oleh perusahaan. Pihak manajemen perusahaan kurang melakukan komunikasi terhadap pemilik barang. Tindakan Efektif / Solusi 1. Manajemen selalu mengevaluasi kembali mengenai pengalokasian dana-dana yang tersedia agar untuk masa yang akan datang tidak terjadi lagi keterbatasan dana. Harus tersedia dana untuk semua bidang ground handling. 2. Manajemen harus merencanakan anggaran dana untuk mengadakan program pelatihan team work bagi semua petugas kargo dan wajib merealisasikan program tersebut. 1. Manajemen harus lebih menjalin komunikasi dengan baik kepada consignee / agen pemilik barang. 2. Manajemen harus melapor kepada pihak Bea dan Cukai untuk mengambil alih barang-barang yang tidak diurus oleh pemiliknya. Tindakan Efektif atau Solusi Akar Permasalahan Utama (Lanjutan) Tipe Kategori Utama 5 Kesesuaian 2c Kapasitas Akar Permasalahan Utama Terbatasnya waktu dari supervisor untuk melaksanakan briefing atau debriefing bagi staf Cargo Import akibat intensitas pekerjaan yang cukup padat. Pihak manajemen menilai lebih efisien menyewa daripada membeli peralatan. Tindakan Efektif / Solusi 1. Diusahakan agar supervisor melakukan briefing dan debriefing minimal 1 minggu sekali untuk penyegaran akan job description pada masing-masing group atau staf Cargo Import. 2. Briefing yang dilakukan agar benar-benar dapat mengingatkan staf untuk dapat melaksanakan job description secara maksimal dengan durasi briefing hanya ± menit. 1. Manajemen harus menambah kapasitas jumlah peralatan untuk menunjang pelayanan kargo pada Cargo Import PT Jasa Angkasa Semesta. 2. Manajemen harus membeli beberapa peralatan penunjang pelayanan kargo agar Cargo Import memiliki peralatan yang permanen bukan sewa. 18

19 KESIMPULAN 1. Persentasi kerusakan kargo impor yang dilayani oleh Cargo Import Divission PT JAS selama tahun 2009 sebesar 13,2%, yang berarti telah melampaui standar atau batas toleransi perusahaan yang menetapkan toleransi kerusakan maksimal 10%. 2. Diketahui dari 10 variabel operasi yang dinilai oleh responden, terdapat tujuh variabel operasi yang bermasalah dengan urutan bermasalah teratas sampai dengan terendah sebagai berikut: a. Faktor Peralatan untuk Perawatan Peralatan b. Faktor Pengawasan untuk Rutinitas Pengawasan c. Faktor Tempat untuk Tata Letak Tempat d. Faktor SDM untuk Kerjasama antar Petugas Kargo e. Faktor Tempat untuk Kelayakan Tempat f. Faktor Pedoman Pelayanan untuk Kesesuaian g. Faktor Peralatan untuk Kapasitas Peralatan 3. Akar permasalahan dari setiap faktor bermasalah dari masing-masing variabel operasi antara lain: a. Manajemen menilai fasilitas dan peralatan yang ada selama ini masih layak untuk digunakan. b. Manajemen tidak merencanakan adanya posisi pengawas khusus terjadwal dalam melakukan pengawasan. c. Tidak adanya area tanah / lahan di sekitar gudang yang tersisa untuk memperluas gudang impor ataupun membangun warehouse baru. d. Masih banyak bidang pekerjaan groundhandling yang harus di-manage oleh perusahaan. e. Manajemen perusahaan kurang melakukan komunikasi terhadap pemilik barang. f. Terbatasnya waktu dari Supervisor untuk melaksanakan briefing atau debriefing bagi staf impor akibat intensitas pekerjaan yang cukup padat. g. Manajemen menilai lebih efisien menyewa daripada membeli peralatan. 4. Tindakan efektif terhadap akar permasalahan utama penyebab terjadinya kerusakan kargo pada pelayanan kargo impor PT JAS tahun 2009 sebagai berikut: a. Manajemen harus merencanakan perawatan secara berkala dan terus-menerus terhadap fasilitas dan peralatan yang dimiliki Cargo Import PT JAS. b. Manajemen harus menetapkan petugas pengawas khusus dengan mengatur jadwal kerja yang tepat dan mengevaluasi kinerja pengawas, apakah efektif atau tidak. 19

20 c. Untuk sementara menempatkan kargo yang tidak dapat ditempatkan pada Cargo Import ke Storage Cargo Export. Kemudian, manajemen juga harus membuat rencana untuk melakukan pembangunan perluasan gudang khusus kargo impor atau pembangunan gudang baru khusus, untuk kargo impor. d. Manajemen harus mengevaluasi kembali pengalokasian dana, agar tidak terjadi masalah keterbatasan dana dimasa yang akan datang dan sebaiknya mengalokasikan anggaran untuk pengadaan pelatihan team work bagi petugas kargo impor. e. Manajemen harus lebih menjalin komunikasi dengan baik kepada consignee / agen pemilik barang dan melapor kepada Bea dan Cukai untuk mengambil alih barang-barang yang tidak diurus oleh pemiliknya. f. Supervisor melakukan briefing dan de-briefing minimal satu minggu sekali untuk penyegaran tentang job description pada masing-masing grup atau staf kargo. g. Manajemen harus menambah jumlah kapasitas fasilitas dan peralatan dengan membeli beberapa peralatan baru. DAFTAR PUSTAKA Ahsjar, H. Djauhari Pedoman Transaksi Ekspor dan Impor, Prestasi Pustaka, Jakarta. Amir, M.S Ekspor Import, Seri Bisnis Internasional No.13, Jakarta. Arikunto, Suharsimi Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.. Gaspersz, Vincent Manajemen Produktivitas Total, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hamdani Seluk Beluk Perdagangan Eksport Import, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hasibuan, Malayu Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, PT Bumi Aksara, Jakarta. Jasa Angkasa Semesta Airport Services Cargo Handling and Procedure for Import, Jakarta. Jay, Heizer, dan Barry Render Operation Manajemen, Salemba Empat, Jakarta. John, D.T. dan H. A. Harding Manajemen Operasi : Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif, Penerbit PPM, Jakarta. Majid, S.A dan D. Warpani, Eko Probo Ground Handling Manajemen Pelayanan Darat Perusahaan Penerbangan, Rajawali Pers. Jakarta. Nasution, M. Nur Manajemen Transportasi, Ghalia Indonesia, Jakarta. Purwito M, Ali Kepabeanan Konsep dan Aplikasi, Samudra Ilmu, Jakarta. 20

PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGIRIMAN BARANG IMPOR PADA CUSTOMER

PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGIRIMAN BARANG IMPOR PADA CUSTOMER Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan logistik, Vol.1.No1 September 2014 PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGIRIMAN BARANG IMPOR PADA CUSTOMER Okin Ringan Purba STMT Trisakti stmt@indosat.net.id Jeniffer Wanda

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG PENANGANAN CARGO OLEH PORTER BAGIAN DOMESTIK DI PT. M

TINJAUAN TENTANG PENANGANAN CARGO OLEH PORTER BAGIAN DOMESTIK DI PT. M TINJAUAN TENTANG PENANGANAN CARGO OLEH PORTER BAGIAN DOMESTIK DI PT. M Helmi Aulia Respati 1, Erlian Suprianto 2 Program Studi Teknik & Manajemen Pembekalan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

Endang Kusnadi Slamet. STTKD Yogyakarta ABSTRAK

Endang Kusnadi Slamet. STTKD Yogyakarta ABSTRAK PROSEDUR CARGO IMPORT PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO HATTA CENGKARENG JAKARTA Endang Kusnadi Slamet STTKD Yogyakarta ABSTRAK Harapan konsumen dengan adanya penyedia jasa yang diberikan adalah untuk

Lebih terperinci

PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAYANAN PENUMPANG WHEELCHAIR MASKAPAI SAUDI ARABIAN AIRLINES RUTE JEDDAH-JAKARTA

PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAYANAN PENUMPANG WHEELCHAIR MASKAPAI SAUDI ARABIAN AIRLINES RUTE JEDDAH-JAKARTA PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAYANAN PENUMPANG WHEELCHAIR MASKAPAI SAUDI ARABIAN AIRLINES RUTE JEDDAH-JAKARTA M. ZAINI NOVIANTI STMT Trisakti STMT Trisakti Jl.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan Jl.IPN No.2 Cipinang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar

Lebih terperinci

PENGAWASAN UNIT APRON MOVEMENT CONTROL (AMC) DAN DISIPLIN PENGGUNA JASA DI APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

PENGAWASAN UNIT APRON MOVEMENT CONTROL (AMC) DAN DISIPLIN PENGGUNA JASA DI APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA PENGAWASAN UNIT APRON MOVEMENT CONTROL (AMC) DAN DISIPLIN PENGGUNA JASA DI APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA M. Arif Hernawan Faisal Akbar Alit Sodikin STMT Trisakti STMT Trisakti STMT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan semakin besar, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanannya

Lebih terperinci

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 KotakPosNo. 1389 Jakarta 10013 Telepon : 3505550-3505006 (Sentral) Fax:3505136-3505139 3507144 PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara Kepulauan dan pertumbuhan perekonomiannya terus berkembang secara pesat, memiliki beberapa transportasi dan jasa pengangkutan pilihan.

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 2.1.1.Sejarah Singkat Perusahaan PT. DMR adalah salah satu dari anak perusahaan PT. SSU. PT. SSU adalah perusahaan yang bergerak dibidang

Lebih terperinci

HAMBATAN BONGKAR MUATSCRAP WAKTU SANDAR KAPAL DI DERMAGA TERMINAL MULTIPURPOSE TANJUNG PRIOK

HAMBATAN BONGKAR MUATSCRAP WAKTU SANDAR KAPAL DI DERMAGA TERMINAL MULTIPURPOSE TANJUNG PRIOK HAMBATAN BONGKAR MUATSCRAP WAKTU SANDAR KAPAL DI DERMAGA TERMINAL MULTIPURPOSE TANJUNG PRIOK Capt. Berlian Badarusman STMT Trisakti stmt@indosat.net.id Gartika Eryana STMT Trisakti stmt@indosat.net.id

Lebih terperinci

KANTOR OTORITAS BANDARA WILAYAH IV BALI, AGUSTUS 2017 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

KANTOR OTORITAS BANDARA WILAYAH IV BALI, AGUSTUS 2017 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KANTOR OTORITAS BANDARA WILAYAH IV BALI, 28-29 AGUSTUS 2017 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA DASAR PELAKSANAAN Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM NO 61 TAHUN 2015 Tentang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM 39 BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Tinjauan Organisasi PT. Ayutrans Utama didirikan pada tahun 1999 yang lalu memberikan solusi terbaik untuk kebutuhan logistik darat, laut dan udara serta layanan lain. Selain

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini semakin banyak moda transportasi yang dapat dipilih oleh publik untuk mempermudah perjalanan jauh yang akan ditempuh. Berbagai jenis jasa transportasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PENUMPANG KAPAL PT (PERSERO) PELAYARAN NASIONAL INDONESIA CABANG TANJUNG PRIOK JAKARTA

MANAJEMEN RISIKO PENUMPANG KAPAL PT (PERSERO) PELAYARAN NASIONAL INDONESIA CABANG TANJUNG PRIOK JAKARTA MANAJEMEN RISIKO PENUMPANG KAPAL PT (PERSERO) PELAYARAN NASIONAL INDONESIA CABANG TANJUNG PRIOK JAKARTA David Sirait Refri Doni Eka Putra Yahya Kuncoro STMT Trisakti STMT Trisakti STMT Trisakti refridoni@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini menyebabkan dunia bisnis mencoba

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini menyebabkan dunia bisnis mencoba BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat sesuai dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini menyebabkan dunia bisnis mencoba mengikuti setiap

Lebih terperinci

PENGARUH VOLUME KARGO IMPOR TERHADAP TINGKAT IRREGULARITY BARANG IMPOR

PENGARUH VOLUME KARGO IMPOR TERHADAP TINGKAT IRREGULARITY BARANG IMPOR PENGARUH VOLUME KARGO IMPOR TERHADAP TINGKAT IRREGULARITY BARANG IMPOR ANDRI PRIMADI (STMT) Trisakti Jl.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan Jakarta Timur E-mail:stmt@indosat.net.id ILZA (STMT) Trisakti Jl.IPN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moda transportasi sangatlah lengkap, mulai dari transportasi darat, laut hingga

BAB I PENDAHULUAN. moda transportasi sangatlah lengkap, mulai dari transportasi darat, laut hingga A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki daya tarik wisata yang sangat besar bagi wisatawan baik domestik ataupun mancanegara. Jutawaan wisatawan datang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT GHINA ANUGERAH LESTARI merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi (Freight Forwarder) di Jakarta yang melayani jasa pengiriman barang

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 BENTUK, BIDANG, DAN PERKEMBANGAN USAHA Bentuk Usaha RPX (FedEx)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 BENTUK, BIDANG, DAN PERKEMBANGAN USAHA Bentuk Usaha RPX (FedEx) BAB I PENDAHULUAN 1.1 BENTUK, BIDANG, DAN PERKEMBANGAN USAHA 1.1.1 Bentuk Usaha RPX (FedEx) Tentang RPX (FedEx) Layanan yang diinginkan konsumen kepada perusahaan logistik semakin banyak ragamnya. Ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan penangganan pesawat udara untuk dioperasikan dan setelah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan penangganan pesawat udara untuk dioperasikan dan setelah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ground Support Equipment (GSE) atau Pelayanan Pesawat Udara di Darat merupakan kegiatan penangganan pesawat udara untuk dioperasikan dan setelah beroperasi

Lebih terperinci

PELAYANAN PENANGANAN BAGASI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN PENUMPANG

PELAYANAN PENANGANAN BAGASI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN PENUMPANG PELAYANAN PENANGANAN BAGASI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN PENUMPANG MISKUL FIRDAUS STMT Trisakti ANDI NUR EVIANI STMT Trisakti stmt@indosat.net.id ABSTRACT Every day, PT. Metro Batavia Air is serving more

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PT. Itochu Logistics Indonesia Itochu Logistics Indonesia dibentuk pada tahun 2002, menyediakan solusi logistik sepenuhnya untuk pelanggan dan mengurus

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek pada PT.SAMUDERA INDONESIA cabang bandung Jawa Barat penulis ditempatkan di bagian pemasaran dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat seseorang ingin mengirimkan barang dari satu tempat ke tempat lain, biasanya orang tersebut cenderung memilih cara yang praktis dan tidak mau direpotkan dengan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN FREKUENSI PENERBANGAN RUTE JAKARTA JOGYAKARTA JAKARTA PT INDONESIA AIR ASIA

KEBUTUHAN FREKUENSI PENERBANGAN RUTE JAKARTA JOGYAKARTA JAKARTA PT INDONESIA AIR ASIA KEBUTUHAN FREKUENSI PENERBANGAN RUTE JAKARTA JOGYAKARTA JAKARTA PT INDONESIA AIR ASIA MB Tampubolon Eddy Suhaedi Robby Ariyanto STMT Trisakti STMT Trisakti STMT Trisakti stmt@indosat.net stmt@indosat.net

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 697, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Bandar Udara. Ketersediaan Waktu Terbang. Alokasi. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 57 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

TINGKAT KESESUAIAN KINERJA PELAYANAN KARGO PT ANGKASA PURA II (PERSERO) TERHADAP KEPENTINGAN MITRA USAHA

TINGKAT KESESUAIAN KINERJA PELAYANAN KARGO PT ANGKASA PURA II (PERSERO) TERHADAP KEPENTINGAN MITRA USAHA TINGKAT KESESUAIAN KINERJA PELAYANAN KARGO PT ANGKASA PURA II (PERSERO) TERHADAP KEPENTINGAN MITRA USAHA Aswanti Setyawati STMTTrisakti stmt@indosat.net.id Jafar Shaddiq Assegaf STMT Trisakti stmt@indosat.net.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang usaha yang saat ini sedang berkembang pesat adalah penyedia jasa. Terbukti bahwa semakin hari semakin banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.213, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pabean. Kawasan. Penimbunan Sementara. Tempat. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PMK.04/2015 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT

Lebih terperinci

PELAYANAN CUSTOMS CLEARANCE PADA PERUSAHAAN FREIGHT FORWARDING

PELAYANAN CUSTOMS CLEARANCE PADA PERUSAHAAN FREIGHT FORWARDING PELAYANAN CUSTOMS CLEARANCE PADA PERUSAHAAN FREIGHT FORWARDING Budi Purwanto Hendrik Sabfika D.A Lasse STMT Trisakti STMT Trisakti STMT Trisakti budip3@gmail.com stmt@indosat.net.id pdalasse@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri penerbangan di Indonesia berkembang dengan cepat setelah adanya deregulasi mengenai pasar domestik melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memproduksi komoditas hortikultura yang diminati oleh konsumen mancanegara. Permintaan akan komoditas hortikultura di mancanegara belum bisa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Permasalahan yang terjadi di CARLogistik termasuk kategori kompleks. Berdasarkan hasil analisis dan observasi data yang peneliti lakukan, diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENANGANAN KARGO IMPOR UDARA

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENANGANAN KARGO IMPOR UDARA Peningkatan Efektivitas Penanganan Kargo Impor Udara PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENANGANAN KARGO IMPOR UDARA Ricky P. Ricardianto STMT Trisakti ricardianto@yahoo.com Hasrat Syaputra STMT Trisakti hasyaputra_putra@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soedijapranata Semarang. KUESIONER Judul Audit Operasional pada PT Sriwijaya Air Distrik Semarang

Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soedijapranata Semarang. KUESIONER Judul Audit Operasional pada PT Sriwijaya Air Distrik Semarang Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soedijapranata Semarang KUESIONER Judul Audit Operasional pada PT Sriwijaya Air Distrik Semarang Responden Yth, Dalam rangka menyelesaikan studi pada program Sarjana

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-26/BC/2007 TENTANG TATALAKSANA PINDAH LOKASI PENIMBUNAN BARANG IMPOR YANG BELUM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. FREIGHT SOLUTION INDONUSA merupakan suatu perusahaan Jasa PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang bergerak di bidang Jasa Pengangkutan Barang atau disebut

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB IRREGULARITIES PENANGANAN OPERASIONAL PESAWAT MEDICAL EVACUATION DI BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA

FAKTOR PENYEBAB IRREGULARITIES PENANGANAN OPERASIONAL PESAWAT MEDICAL EVACUATION DI BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA ISSN 2355-4721 Penyebab Irregularities Penanganan Operasional Pesawat Medical Evacuation di Bandara Halim Perdanakusuma FAKTOR PENYEBAB IRREGULARITIES PENANGANAN OPERASIONAL PESAWAT MEDICAL EVACUATION

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Setelah dilakukan tahap perancangan yang sudah dipaparkan di Bab 3 maka dalam bab ini penulis akan mengimplementasikan sistem dari apa yang sudah

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN KEDATANGAN DAN PEMBERANGKATAN PESAWAT UDARA (STUDI KASUS PADA BANDARA HANG NADIM BATAM)

ANALISA FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN KEDATANGAN DAN PEMBERANGKATAN PESAWAT UDARA (STUDI KASUS PADA BANDARA HANG NADIM BATAM) ANALISA FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN KEDATANGAN DAN PEMBERANGKATAN PESAWAT UDARA (STUDI KASUS PADA BANDARA HANG NADIM BATAM) Larisang 1, Roni Agusta 2 Dosen Program Studi Teknik Industri STT Ibnu Sina

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebelum laporan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, telah banyak penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan yang sama mengenai ekspor dan impor, hal ini

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERHUBUNGAN UDARA NOMOR KP 112 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERHUBUNGAN UDARA NOMOR KP 112 TAHUN 2017 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 112 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam 57 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman barang via udara,laut dan darat dan didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam bidang usaha logistik baik di dunia maupun di Indonesia sudah semakin ketat. Saat ini dapat dikatakan bahwa industri logistik sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan bandara sebagai transportasi udara memberikan kontribusi yang sangat berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi karena setiap waktu terjadi pergerakan lalu-lintas

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA

ANALISIS KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA , Halaman 347 355 Online JURNAL di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 ANALISIS KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PH 190 TAHUN 2015 TENTANG MANAJEMEN PENANGANAN OPERASI IREGULER BANDAR UDARA (AIRPORT JRREGULAR OPERATION)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN & SARAN

BAB V KESIMPULAN & SARAN BAB V KESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan e. Hasil penelitian hukum menemukan bahwa peran Agen Inspeksi (Regulated Agent) dalam menjamin keamanan kargo udara di Indonesia selama ini melanggar ketentuan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN TENAGA KERJA PENANGANAN KHUSUS DOKUMEN EKSPOR

PENINGKATAN KETERAMPILAN TENAGA KERJA PENANGANAN KHUSUS DOKUMEN EKSPOR PENINGKATAN KETERAMPILAN TENAGA KERJA PENANGANAN KHUSUS DOKUMEN EKSPOR Nasrullah STMT Trisakti stmt@indosat.net.id Tri Mulyani STMT Trisakti stmt@indosat.net.id ABSTRACT High competitive international

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil

BAB V ANALISIS HASIL. Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil BAB V ANALISIS HASIL 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah. Dalam proses pengolahan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Inventory Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kadivre I Medan

Sistem Informasi Inventory Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kadivre I Medan 1 Sistem Informasi Inventory Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kadivre I Medan Donny Wongso 1) Fani Anggraini 2) STMIK IBBI Medan Jl. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 Email: don_wong@yahoo.com

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP - 61 /BC/2000 TENTANG TATACARA PENYERAHAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

PENANGANAN EXPORT IMPORT CARGO MASKAPAI GARUDA INDONESIA DI PT GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG

PENANGANAN EXPORT IMPORT CARGO MASKAPAI GARUDA INDONESIA DI PT GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG PENANGANAN EXPORT IMPORT CARGO MASKAPAI GARUDA INDONESIA DI PT GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG Yolanda Ulfa Sari 1) 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Abstrak Pergudangan Bandara

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Riwayat Perusahaan PT. Mega Segara merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi di Jakarta Utara yang bergerak di bidang jasa pengiriman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan

Lebih terperinci

-1- DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

-1- DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, -1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-02/BC/2016 TENTANG TATA LAKSANA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN PABEAN UNTUK DITIMBUN DI PUSAT

Lebih terperinci

PENYIMPANAN BAN PESAWAT DI GUDANG PESAWAT UDARA

PENYIMPANAN BAN PESAWAT DI GUDANG PESAWAT UDARA PENYIMPANAN BAN PESAWAT DI GUDANG PESAWAT UDARA Yaltiar 1, Muhammad Satar 2 Program Studi Teknik & Manajemen Pembekalan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI Mengacu pada perkembangan

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses bisnis utama Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh stakeholdernya, begitu juga dengan PT AP II. Dalam menjalankan proses bisnis,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... iii MOTIVASI DAN INSPIRASI... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii ABSTRAK... xiv ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International (ACI)

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 24 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini dibatasi hanya pada karyawan bagian Pusat Pelayanan Pelanggan dan bagian Operasi serta fasilitas pendukungnya di PT. Sena Satwika. Karena

Lebih terperinci

PERAWATAN ARMADA BUS TERHADAP KELANCARAN OPERASI PADA PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT

PERAWATAN ARMADA BUS TERHADAP KELANCARAN OPERASI PADA PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PERAWATAN ARMADA BUS TERHADAP KELANCARAN OPERASI PADA PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT Irwan Chaerudin Patriot Oskar Yulianti Keke STMT Trisakti STMT Trisakti STMT Trisakti irwan.trisakti@yahoo.co.id patriotoscar@gmail.com

Lebih terperinci

Gambar I. 1 Alur distribusi produk di PT Distributor FMCG. (Sumber : PT Distributor FMCG, 2015)

Gambar I. 1 Alur distribusi produk di PT Distributor FMCG. (Sumber : PT Distributor FMCG, 2015) BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Distributor FMCG merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penyimpanan dan distribusi produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Perusahaan ini dapat dikatakan

Lebih terperinci

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.89, 2015 KEMENHUB. Alokasi. Ketersediaan Waktu Terbang. Bandar Udara. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 13 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.716, 2015 KEMENHUB. Angkutan Udara Niaga. Keterlambatan Penerbangan. Penanganan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 MENGURANGI AKTIVITAS-AKTIVITAS YANG TIDAK BERNILAI TAMBAH UNTUK MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES PENERAPAN COMPUTERIZED MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM (CMMS) DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING Chauliah Fatma Putri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dipungkiri lagi bahwa kebutuhan kita akan berbagai informasi menjadi sesuatu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dipungkiri lagi bahwa kebutuhan kita akan berbagai informasi menjadi sesuatu yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abad informasi telah menyentuh kehidupan manusia di berbagai bidang. tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kebutuhan kita akan berbagai informasi menjadi sesuatu yang bersifat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 139/PMK.04/2007 TENTANG PEMERIKSAAN PABEAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 139/PMK.04/2007 TENTANG PEMERIKSAAN PABEAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 139/PMK.04/2007 TENTANG PEMERIKSAAN PABEAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 81 / VI / 2005 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 81 / VI / 2005 TENTANG DEPARTEMAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 81 / VI / 2005 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGOPERASIAN PERALATAN FASILITAS ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM. PT JAS didirikan pada tahun 1984 sebagai penyedia layanan ground

BAB 3 GAMBARAN UMUM. PT JAS didirikan pada tahun 1984 sebagai penyedia layanan ground BAB 3 GAMBARAN UMUM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT JAS PT JAS didirikan pada tahun 1984 sebagai penyedia layanan ground handling di bandar udara. PT JAS memulai operasional mereka pada tahun 1985

Lebih terperinci

MENGURANGI TINGKAT KECELAKAAN PADA KAPAL RO-RO

MENGURANGI TINGKAT KECELAKAAN PADA KAPAL RO-RO MENGURANGI TINGKAT KECELAKAAN PADA KAPAL RO-RO SARINAH STMT Trisakti Jl.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan Jakarta Timur stmt@indosat.net.id KHAIRUNAS STMT Trisakti Jl.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan Jakarta

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 88/PMK.04/2007 TENTANG PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 88/PMK.04/2007 TENTANG PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 88/PMK.04/2007 TENTANG PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

PENGADAAN MANAGED SERVICE APLIKASI DAN HARDWARE BUKTI TIMBANG BARANG GA CARGO

PENGADAAN MANAGED SERVICE APLIKASI DAN HARDWARE BUKTI TIMBANG BARANG GA CARGO REQUEST FOR PROPOSAL PENGADAAN MANAGED SERVICE APLIKASI DAN HARDWARE BUKTI TIMBANG BARANG GA CARGO PT AERO SYSTEMS INDONESIA Nomor : FPG/RFP-.../I/2016 02 Februari 2016 Page 1 PENDAHULUAN PT Aero Systems

Lebih terperinci

-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011

-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011 -1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011 TENTANG TATA LAKSANA PEMBERITAHUAN MANIFES KEDATANGAN SARANA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 35/BC/2000 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 35/BC/2000 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 35/BC/2000 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATACARA PENGANGKUTAN LANJUT KARGO

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 07 /BC/2007 TENTANG PEMERIKSAAN FISIK BARANG IMPOR DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

BAB 3. Analisis Sistem yang Berjalan

BAB 3. Analisis Sistem yang Berjalan BAB 3 Analisis Sistem yang Berjalan 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Fortune Star merupakan perusahan yang bergerak di bidang penjualan barang bebas bea atau bebas pajak seperti Liquor, Tobacco, Accesoris and

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hasil Wawancara 1. Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS. 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang

LAMPIRAN. Hasil Wawancara 1. Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS. 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang L1 LAMPIRAN Hasil Wawancara 1 Dengan: Sandi Kurniawan Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS Tanggal: 24 September 2012 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang apa? dan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGIRIMAN PRODUK ARNOTTS KE ALFAMART AREA JABODETABEK DAN BANTEN PT INTAN UTAMA LOGISTIK TAHUN 2015

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGIRIMAN PRODUK ARNOTTS KE ALFAMART AREA JABODETABEK DAN BANTEN PT INTAN UTAMA LOGISTIK TAHUN 2015 ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGIRIMAN PRODUK ARNOTTS KE ALFAMART AREA JABODETABEK DAN BANTEN PT INTAN UTAMA LOGISTIK TAHUN 2015 Haryono STMT Trisakti haryon29@yahoo.com Lia Mulia Sari STMT

Lebih terperinci

PROSEDUR PENANGANAN DELIVERY ORDER PADA PT. JUAHN INDONESIA

PROSEDUR PENANGANAN DELIVERY ORDER PADA PT. JUAHN INDONESIA PROSEDUR PENANGANAN DELIVERY ORDER PADA PT. JUAHN INDONESIA Nama : Hidayatunnisa NPM : 40209855 Jurusan : Akuntansi Komputer Pembimbing: Toto Sugiharto, MSC., PhD. Latar Belakang Masalah Delivery order

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1865, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Bandar Udara. Operasi Iraguler. Penaganan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 190 TAHUN 2015 TENTANG MANAJEMEN PENANGANAN

Lebih terperinci

MATERI VI DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM PARETO. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

MATERI VI DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM PARETO. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. MATERI VI DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM PARETO By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM SEBAB AKIBAT/TULANG IKAN / FISHBONE / ISHIKAWA Adalah satu alat dalam menganalisa

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUKURAN DAN EVALUASI IT BALANCED SCORECARD

BAB 4 PENGUKURAN DAN EVALUASI IT BALANCED SCORECARD BAB 4 PENGUKURAN DAN EVALUASI IT BALANCED SCORECARD 4.1 Kerangka Kerja IT Balanced Scorecard Dalam membangun suatu kerangka IT Balanced Scorecard, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian pada pembuatan sistem ini menggunakan SDLC Model

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian pada pembuatan sistem ini menggunakan SDLC Model BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada pembuatan sistem ini menggunakan SDLC Model Waterfall. Seperti yang dijelaskan pada Gambar 2.1, model waterfall memiliki

Lebih terperinci

LANGKAH - LANGKAH ANALISIS AKAR MASALAH ( AAM / RCA )

LANGKAH - LANGKAH ANALISIS AKAR MASALAH ( AAM / RCA ) LANGKAH - LANGKAH ANALISIS AKAR MASALAH ( AAM / RCA ) 1. Identifikasi Insiden yang akan di investigasi 2. Tentukan Tim Investigator 3. Kumpulkan data & informasi Observasi Dokumentasi Interview 4. Petakan

Lebih terperinci

Depo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama)

Depo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama) Depo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama) Ringkasan Depo Peti Kemas Pengawasan Pabean (DP3) adalah salah satu bentuk Fasilitas Lembaga Kepabeanan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa Sistem Berjalan Gudang Berikat merupakan kawasan terjadinya proses impor dan ekspor barang dan juga penimbunan barang yang merupakan hasil olahan barang

Lebih terperinci

Gambar 81 Rancangan Layar Form Kwitansi Pembayaran Ekspor

Gambar 81 Rancangan Layar Form Kwitansi Pembayaran Ekspor 30. Form Kwitansi Pembayaran Ekspor L62 EX0020 Kwitansi Pembayaran Ekspor Kwitansi Ekspor No Kwitansi No AWB Cara Pembayaran Account No House Tgl Bayar Tgl Barang Keluar Status Kwitansi Dibatalkan Infromasi

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908

Lebih terperinci

KINERJA TRANSPORTER TERHADAP PENCAPAIAN ON TIME DELIVERY PADA PERUSAHAAN LOGISTIK

KINERJA TRANSPORTER TERHADAP PENCAPAIAN ON TIME DELIVERY PADA PERUSAHAAN LOGISTIK KINERJA TRANSPORTER TERHADAP PENCAPAIAN ON TIME DELIVERY PADA PERUSAHAAN LOGISTIK Nasrullah Anggun Alami Okin Ringan Purba STMT Trisakti STMT Trisakti STMT Trisakti irul033029@gmail.com anggun_tazma@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang memproduksinya. Hal ini membuat kesulitan bagi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang memproduksinya. Hal ini membuat kesulitan bagi perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali nama produk yang dikenal tanpa mengetahui nama perusahaan yang memproduksinya. Hal ini membuat kesulitan bagi perusahaan yang ingin mengeluarkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO. Budi Maryanto

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO. Budi Maryanto Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO Budi Maryanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132 E-mail :

Lebih terperinci

TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PENGAWASAN KEAMANAN PENERBANGAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PENGAWASAN KEAMANAN PENERBANGAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/ 69/11 /2011 TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PENGAWASAN KEAMANAN PENERBANGAN DENGAN

Lebih terperinci

Wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku Legal Staff di JNE Cabang Medan. 1. Bagaimana proses pengiriman barang yang dilakukan JNE

Wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku Legal Staff di JNE Cabang Medan. 1. Bagaimana proses pengiriman barang yang dilakukan JNE Lampiran WAWANCARA Wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku Legal Staff di JNE Cabang Medan 1. Bagaimana proses pengiriman barang yang dilakukan JNE Jawaban : Proses pengiriman pertama kali dilakukan iyalah

Lebih terperinci