SOLUSI LEVELLING MENGURANGI DEFORMASI PONDASI MESIN PATROL BOAT 36 METER PADA PROSES SUB ASSEMBLY
|
|
- Suharto Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SOLUSI LEVELLING MENGURANGI DEFORMASI PONDASI MESIN PATROL BOAT 36 METER PADA PROSES SUB ASSEMBLY M.Adzannis Arianda Putra Teknik Bangunan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya lumbungpadi30@yahoo.com Pembangunan kapal baru selalu dimulai dari proses fabrikasi hingga proses erection.dalam setiap proses pembangunan kapal sering terjadi suatu permasalahan dari hal kecil hingga hal besar.kesalahan kecil dalam pembangunan kapal dapat mempengaruhi kualitas sebuah produk yang dibuat oleh galangan. Pada kebanyakan galangan kapal yang ada di Indonesia, kecenderungan untuk terjadi kesalahan teknis dan non teknis di dalam proses produksi masih cukup besar.salah satunya dikarenakan pengerjaannya masih belum memenuhi standar kerja yang berlaku berikut standar toleransi yang ada. Kesalahan teknis yang sering terjadi pada sebuah proses produksi seperti perubahan bentuk (deformation),merupakan hal yang dapat mempengaruhi suatu kualitas produk(quality control). Pada Field Project ini kami menganalisa tentang deformasi pada pondasi mesin Kapal Patrol Boat 36 meter saat masih proses sub assembly di PT.Dumas Tanjung Perak Shipyard, dimana pondasi mesin merupakan tempat mesin induk diletakkan. Deformasi yang terjadi berupa melengkungnya pelat, perlakuan akibat joining plat yang tidak sesuai prosedur. Selain itu pemanasan terpusat saat mengelas juga bisa menjadi penyebab deformasi. Untuk itu diperlukan sebuah akurasi (accuracy control), dimana keakuratan suatu produk diukur. Beberapa kegiatan accuracy control digunakan di antaranya adalah scantling dan levelling. Dengan memberikan perlakuan levelling pada pondasi mesin saat sub assembly,deformasi dapat diminimalisir hingga saat menginjak proses berikutnya deformasi yang muncul tidak terlalu besar karena terdapat batas toleransi deformasi < 2mm dan kualitas suatu produk dapat terjamin. Kata kunci: pondasi mesin, deformasi, sub assembly, levelling, accuracy control, batas toleransi. Build a new ship always started from fabrication process until erection process.each process building ship often happening many problems from minor problem until mayor problem.the minor error on building ship can influence a quality of product which produced by shipyards.majority shipyards in Indonesia, tendency for making error technical and error untechnical in production process enough heavy.one of them was caused by still not yet fulfill work standart processed.technical errors often happening on production process like a dimension change (deformation), this thing can affect quality product In this Field Project, we analyze about deformation on patrol boat 36 metres engine foundation still in sub assembly process in PT.Dumas Tanjung Perak Shipyard, where engine foundation represent main engine place put down. Deformation that vi
2 happened in the form of arching of plate, effect of inappropriate plate joining of procedure.besides, warmup centrally when welding can become cause of deformation.it s that needed a accuration ( control accuracy), where accuracy a product measured. Some activity of control accuracy used among others is scantling and levelling.by giving treatment of levelling at engine foundation at sub assembly, deformation earn minimize till moment step on next process of deformation which emerge don t too big because there are deformation tolerance range < 2mm and quality of a product earn well guarantedly Keywords : engine foundation, deformation, sub assembly, levelling, accuracy control, tolerance range. 1. LATAR BELAKANG Saat ini semakin banyak galangangalangan kapal berskala menengah hingga besar yang pada proses produksinya telah menggunakan sistem blok.sistem ini memungkinkan kapal untuk diproduksi lebih cepat dibandingkan sistem produksi kapal sebelumnya yang harus memulai pekerjaan dari bagian bawah kapal (keel) terlebih dahulu.pada sistem blok proses produksi kapal melibatkan penyambungan blokblok untuk digabung menjadi sebuah kapal atau biasa disebut erection.pada kebanyakan galangan kapal yang ada di Indonesia, kecenderungan untuk terjadi kesalahan teknis dan non teknis di dalam proses produksi masih cukup besar, salah satunya dikarenakan pengerjaannya masih belum memenuhi standar kerja yang berlaku berikut standar toleransi yang ada.biasanya kesalahan pada proses erection berawal dari proses produksi sebelumnya atau assembly, sub assembly dan bahkan pada tahap fabrication. Kesalahan teknis yang sering terjadi biasanya berupa perubahan betuk (deformation). Salah satu penyebabnya adalah proses pengelasan.selain pada perubahan bentuk, perubahan dimensi juga bisa terjadi pada saat pembuatan kapal.deformasi ini apabila tidak diatasi akan menimbulkan masalah pada tahap selanjutnya atau tahap erection.masalah ini akan menambah jam kerja orang, menambah waktu produksi dan lainlain yang akan merugikan pihak galangan sebagai produsen kapal.pada galangan PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard bahkan di beberapa galangan yang ada di seluruh Indonesia permasalahan ini sering terjadi di sini.beberapa blok pada proses assembly, yang penulis amati mengalami deformasi.deformasi yang terjadi berupa melengkungnya plat, akibat joining plat yang tidak sesuai prosedur.selain itu pemanasan terpusat saat mengelas juga bisa menjadi penyebab deformasi.oleh karena itu standar accurancy control dalam pembangunan sebuah kapal baru sangat penting.dibutuhkan agar selama proses erection tidak melakukan pengerjaan ulang yang sudah dikerjakan proses sebelumnya.suatu proses produksi tanpa vii
3 accurancy control didalamnya pastinya akan menghasilkan sebuah produk yang kurang baik bahkan kurang memuaskan.hal ini akan merugikan pihak galangan selaku produsen dan juga owner selaku pemesan. 2. PERUMUSAN MASALAH Setelah dilakukan identifikasi latar belakang permasalahan, dapat dibuat perumusan masalah 1. Bagaimana cara mencegah deformasi yang terjadi saat perakitan pondasi mesin? 2. Apakah yang terjadi jika proses levelling tidak dilakukan pada perakitan pondasi mesin? 2.1 Bangunan Baru Tahapan dalam pembuatan sebuah bangunan kapal baru dimulai dari proses : 1. Fabrication 2. Sub assembly 3. Assembly 4. Erection Metode Pembangunan Bangunan Baru Pada umumnya metode atau cara dalam proses pembuatan kapal terdiri dari dua cara yaitu cara, pertama berdasarkan sistem dan cara kedua berdasarkan tempat.proses pembuatan kapal berdasarkan sistem terbagi menjadi tiga macam: 1. Sistem seksi 2. Sistem blokseksi 3. Sistem blok 2.2 Sub Assembly Sub Assembly merupakan proses penggabungan komponenkomponen dari fabrikasi menjadi blokblok kecil.komponenkomponen tersebut masih berupa pelat dengan potongan lurus maupun tidak lurus (non paralel). Sebelum proses sub assembly hasil pekerjaan fabrikasi diperlukan untuk pengecekan baik bentuk maupun ukuran serta tanda (marking) guna mengurangi kesalahan dalam sub assembly. Tugas dari bagian sub assembly adalah menggabungkan beberapa komponen kecil menjadi komponen block antara lain: Pemasangan stiffener pada pelat sekat. Pembuatan wrang. Penyambungan dua lembar pelat atau lebih. Membantu tugas bagian assembly. Fitting. 2.3 Deformasi. Deformasi(deformation) adalah perubahan bentuk akibat adanya tegangan dalam logam yaitu tegangan memanjang dan tegangan melintang, yang disebabkan oleh ekspansi (pengembangan) yang tidak uniform/merata dari logam las selama periode pemanasan dan pendinginan.bila pendinginan ini dibiarkan membeku secara bebas maka volume dari logam cair tersebut akan mengalami penyusutan secara bebas.bila sebuah logam dipanasi secara merata (uniform) maka akan terjadi ekspansi vii
4 (pengembangan) ke segala arah dan setelah terjadi pendinginan maka akan terjadi kontraksi secara merata (uniform) sampai dimensi semula.bila suatu batang mendapat tahanan selama dipanaskan maka ekspansi kearah lateral tidak akan terjadi namun volume ekspansi harus terjadi sehingga batang akan mengalami ekspansi ke arah vertikal.bila batang tersebut kembali ke temperatur kamar maka kontraksi tetap terjadi kesegala arah secara merata (uniform) sehingga batang sekarang menjadi berubah bentuk dari bentuk semula. 2.4 Accuracy Control Accuracy control didefinisikan sebagai penerapan ilmu teknik statistik untuk memonitor, mengontrol dan secara berkelanjutan meningkatkan desain, perencanaan, dan metode pengerjaan, untuk memaksimalkan produktifitas dalam pembangunan sebuah kapal (storch:319). 2.5 Levelling Levelling merupakan kegiatan mengukur perbedaan ketinggian suatu permukaan untuk menemukan suatu kerataan sebuah permukaan/bidang. Pekerjaan pengukuran dan levelling merupakan pekerjaan yang sangat penting karena hasil dari pekerjaan ini dapat mempengaruhi dan menentukan baik buruknya ukuran dan bentuk bangunan. Jenis pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan penuh ketelitian, setiap langkah pekerjaan harus dilakukan pengontrolan kembali. Pada proses levelling wrangwrang pondasi mesin yang dilakukan oleh galangan kapal ada 2 cara, yaitu 1. Proses levelling dengan menggunakan selang air yang berisi air.cara seperti ini masih bersifat konvensional dan metode ini digunakan jika peralatan levelling lainnya tidak tersedia.meskipun cukup akurat, metode selang air ini cukup memakan waktu untuk proses pekerjaan. 2. Theodolite,dengan menggunakan alat theodolite diharapkan suatu akurasi dapat tercapai daripada menggunakan selang air yang masih konvensional. 4.1 Hasil Sebelum Levelling Engine Bed Pada Proses Sub Assembly Patrol Boat Berikut adalah hasil dari proses levelling dimulai dari 1000mm dan 2000mm dari center line. Tabel 4.1 Hasil Sebelum Levelling Engine Bed Longitudinal 1000mm From CL P/S Frame longitudinal BL to x ± (mm) 1000mm Keel y=z from CL (x) (y) P S viii
5 Tabel 4.2 Hasil Sebelum Levelling Engine Bed Longitudinal 2000mm From CL P/S Frame longitudinal 2000mm from CL (x) BL to Keel (y) x y=z ± (mm) P S X = Jarak girder dari center line Y = Jarak baseline terhadap keel Z = Jarak girder dari center line Jarak baseline terhadap keel P/S = Hasil levelling wrang posisi portside dan starboard side 4.5 Proses Levelling Dengan perlakuan proses levelling yang diberikan pada wrangwrang pondasi mesin akan mencegah dan mengurangi angka deformasi sehingga nilai yang mengalami kenaikan dan penurunan dengan dilakukannya kegiatan levelling membuat nilai tersebut menjadi selevel atau sama, membuat ketinggian wrang posisi portside dan starboard side sama rata setiap framenya.dengan batas toleransi (tolerance) yang diijinkan saat proses levelling yakni hingga < 2mm setiap kenaikan atau penurunan frame. Berikut ini proses levelling pondasi mesin yang dilakukan di PT.Dumas Tanjung Perak Shipyard. 1. Mempersiapkan alat theodolite,diletakkan sejauh ±2meter dari building birth kemudian theodolite disetel. 2. Melihat gambar kerja ukuran ketinggian pondasi mesin dari keel sampai dengan engine bed, salah satu frame dijadikan acuan pengerjaan levelling. 3. Meteran ditarik dari keel sampai dengan baseline (tanah) dan ditembak dengan theodolite.kedua wrang posisi portside dan starboard side diukur ketinggiannya dengan meteran, meteran ditarik dari sisi pinggir wrang ke baseline. 4. Jika salah satu sisi wrang bertambah atau berkurang dari ukuran yang terdapat pada gambar kerja maka ketinggian tidak sama dan dilakukan proses levelling. 5. Dongkrak dipasang dan dikaitkan pada wrang.jika wrang sisi kiri mengalami deformasi maka pada wrang sisi kanan dongkrak diletakkan. Dongkrak ditarik sampai menyentuh angka yang sama antara sisi portside dan starboard side. 6. Setelah sama maka kedua sisi portside dan starboard side diberi bracket dengan dilas pada center girder.dengan memberikan bracket penahan diharapkan posisi yang telah sama tadi tidak berubah nilainya. 7. Dilakukan menyeluruh dari frame 16 s/d frame 25. ix
6 Setelah proses leveling selesai wrang pada pondasi mesin dapat dilas penuh tanpa melepas bracket penahan.proses levelling dimulai dari wrang 1000mm dari center line hingga wrang 2000mm dari center line. 5.1 Kesimpulan Pada pengerjaan perakitan pondasi mesin seharusnya dilakukan proses levelling dahulu pada wrangwrang sebelum melakukan proses pengelasan penuh.levelling bertujuan meratakan ketinggian setiap bidang sesuai dengan gambar kerja.dengan wrang yang rata maka saat pemasangan engine bed terlihat rata,berbeda dengan wrang yang belum di levelling,engine bed terlihat tidak rata mengikuti wrang yang ketinggiannya tidak rata setiap frame.dengan melakukan pekerjaan levelling saat perakitan pondasi mesin, deformasi dapat dicegah. Disisi lain dari segi accuracy control dilakukan untuk memonitor masingmasing proses pekerjaan dari awal hingga akhir.selain itu, penerapan sepenuhnya sistem accuracy control memunculkan suatu timbal balik yang kuantitatif antara produk, perencanaan,serta hasil di lapangan. Analisa dapat diperlihatkan pada hal ini sangat jelas untuk perbaikan dan kemajuan dari suatu galangan kapal,seorang yang berada dibagian quality control harus mengikuti seperti : Lebih detail dalam pemeriksaan data/dimensi dari suatu produk. Pemeriksaan peralatanperalatan dalam proses pengukuran (measuring). Mereview kembali dari metode kerja. Mengetahui detail pada toleransi setiap benda kerja. 5.2 Saran Kemampuan para pekerjapekerja harus di awasi untuk menjamin pemenuhan dengan standar akurasi (accuracy standart).semua pekerjaan mereka baiknya di cek kembali dan diawasi oleh supervisor/work leaders.dimana peran supervisor ini sangat membantu bagain quality control, tentunya juga harus mengetahui suatu batas toleransi. Pada pengerjaan pondasi mesin di PT.Dumas Tanjung Perak Shipyard, para pekerja sebaiknya diberikan pengarahan tentang SOP,accuracy control, quality control, WPS (Welding Procedure Standart) agar saat melakukan pekerjaan tidak terjadi kesalahan (errors).yang mana kesalahankesalahan yang terjadi dapat mempengaruhi hasil akhir suatu produk hingga menimbulakan suatu pertanyaan apakah produk ini nantinya dapat diterima baik atau tidak oleh owner kapal. x
8/2/2011 PEMBIMBING :
PEMBIMBING : FAIS HAMZAH, ST. MT. 1 Kesalahan teknis yang sering terjadi biasanya berupa perubahan betuk (deformation). Salah satu penyebabnya adalah proses pengelasan.selain pada perubahan bentuk, perubahan
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN KAPAL
PROSES PEMBUATAN KAPAL Pada umumnya metode atau cara dalam proses pembuatan kapal terdiri dari dua cara yaitu cara pertama berdasarkan sistem, cara kedua berdasarkan tempat. Proses pembuatan kapal berdasarkan
Lebih terperinciBAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS
BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS A. Gambaran Umum Deformasi. Deformasi adalah perubahan bentuk akibat adanya tegangan dalam logam yaitu tegangan memanjang dan tegangan melintang, yang disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Proses Pembuatan Kapal Baru Pada umumnya metode atau cara dalam proses pembuatan kapal terdiri dari dua cara yaitu cara pertama berdasarkan sistem, cara kedua berdasarkan tempat.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN 3D KONSTRUKSI KAPAL BERBASIS AUTODESK INVENTOR UNTUK MENGANALISA BERAT KONSTRUKSI
RANCANG BANGUN 3D KONSTRUKSI KAPAL BERBASIS AUTODESK INVENTOR UNTUK MENGANALISA BERAT KONSTRUKSI Oleh : Saddam Jahidin (4109100085) Pembimbing : Prof. Ir. Djauhar Manfaat, M.Sc., Ph.D. JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR
Judul Tugas Sarjana Perbaikan Proses Pembuatan Pola Volute Agus Susilo B.S Casing Pompa Sentrifugal Program Studi Teknik Mesin 13103148 Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Ringkasan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-340 Analisa Pengaruh Variasi Tanggem Pada Pengelasan Pipa Carbon Steel Dengan Metode Pengelasan SMAW dan FCAW Terhadap Deformasi dan Tegangan
Lebih terperinciFIELD PROJECT STUDI TEKNIK PENGELASAN PADA ENGINE BAD COVER. Oleh Mujib Ridwan Nrp
FIELD PROJECT STUDI TEKNIK PENGELASAN PADA ENGINE BAD COVER Oleh Mujib Ridwan Nrp 6208030014 Jurusan Teknik Bangunan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2011
Lebih terperinciPROSES REPLATING PELAT BAJA PADA BAGIAN LAMBUNG KAPAL TUNDA ANGGADA X MILIK PT. PELINDO III (PERSERO) SURABAYA
PROSES REPLATING PELAT BAJA PADA BAGIAN LAMBUNG KAPAL TUNDA ANGGADA X MILIK PT. PELINDO III (PERSERO) SURABAYA RIZKY SYAHIRUL ALIM NRP. 6108030051 PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN KAPAL JURUSAN TEKNIK BANGUNAN
Lebih terperinciPENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
Tugas Akhir PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Disusun oleh : Awang Dwi Andika 4105 100 036 Dosen Pembimbing
Lebih terperincioleh: Rama agung Dwi Putra NRP
oleh: Rama agung Dwi Putra NRP 4103 109 013 menjelaskan permasalahan teknis yang bisa terjadi dan yang menyebabkan permasalahan teknis itu terjadi, dimana dalam pembangunan sebuah kapal masih banyak permasalahan
Lebih terperinciPERBANDINGAN TEKNIS DAN EKONOMIS ANTARA PENGGANTIAN BANTALAN POROS PROPELLER DIBANDINGKAN DENGAN PENGGESERAN POSISI V-BRACKET PADA KMP.
PERBANDINGAN TEKNIS DAN EKONOMIS ANTARA PENGGANTIAN BANTALAN POROS PROPELLER DIBANDINGKAN DENGAN PENGGESERAN POSISI V-BRACKET PADA KMP. KUMALA Untung Budiarto*) Abstract In the propulsion systems there
Lebih terperinci12. LAS DAN PAKU KELING
12. LAS DAN PAKU KELING 12.1 LAS (WELDING) Las atau welding adalah menyambung metal dengan cara memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah
Lebih terperinciURUTAN DAN METODE PEMBUATAN KAPAL
KONSEP DASAR PERKAPALAN URUTAN DAN METODE PEMBUATAN KAPAL C.20.07 BAGIIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIIKULUM DIIREKTORAT PENDIIDIIKAN MENENGAH KEJURUAN DIIREKTORAT JENDERAL PENDIIDIIKAN DASAR DAN MENENGAH
Lebih terperinciJurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
TUGAS AKHIR MN 091382 ANALISA PENGARUH VARIASI TANGGEM PADA PENGELASAN PIPA CARBON STEEL DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN FCAW TERHADAP DEFORMASI DAN TEGANGAN SISA MENGGUNAKAN ANALISA PEMODELAN ANSYS
Lebih terperinciSTRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah
STRUKTUR BAJA 4.4.1 Fabrikasi komponen struktur baja a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil 2) Baja pelat atau baja pilah b. Melaksanakan fabrikasi komponen struktur baja 1) Penandaan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus oleh spesimen selama uji tarik dan dipisahkan oleh daerah penampang lintang yang asli. Kekuatan
Lebih terperinciStudi Implementasi Six Sigma pada Tahap Fabrikasi dalam Proses Pembangunan Kapal Baru
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Studi Implementasi Six Sigma pada Tahap Fabrikasi dalam Proses Pembangunan Kapal Baru Jauhary Tsulastsy Yanuar dan Ir. Triwilaswandio W. P.,
Lebih terperinciPengembangan g Metodologi Pembuatan Model 3D Konstruksi Kapal untuk Production Drawing Berbasis AutoCad
Pengembangan g Metodologi Pembuatan Model 3D Konstruksi Kapal untuk Production Drawing Berbasis AutoCad Oleh : Ferry Fadly ( 4106 100 069 ) Dosen Pembimbing : 1I 1. Ir. Wasis DwiAryawan, MS M.Sc. Ph.D
Lebih terperinciTabel dan Grafik Pengukuran Sigma
Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma 3 2.6771 2.5 2.2074 2.3429 2.4171 2 No. Jenis Komponen %Defect DPO DPMO Nilai Sigma 1 Plate 0.48 0.24 240000 2.2074 2 Bracket 0.40 0.2 200000 2.3429 3 Stiffener 0.24 0.12
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan. Kegiatankegiatan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Fase Fase Dalam Proses Perancangan Perancangan merupakan rangkaian yang berurutan, karena mencakup seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan. Kegiatankegiatan dalam
Lebih terperinciTugas Akhir ANALISA PENGARUH LAS TITIK DAN URUTAN PENGELASAN TERHADAP DISTORSI DAN TEGANGAN SISA PADA PENGELASAN SAMBUNGAN PIPA ELBOW DENGAN METODE
Tugas Akhir ANALISA PENGARUH LAS TITIK DAN URUTAN PENGELASAN TERHADAP DISTORSI DAN TEGANGAN SISA PADA PENGELASAN SAMBUNGAN PIPA ELBOW DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Disusun Oleh : Metriks Ghozali Wicaksono
Lebih terperinciPENGGUNAN LAS TAHANAN LISTRIK PADA PROSES PERAKITAN SHADOW MASK PADA INDUSTRI TABUNG TELEVISI
PENGGUNAN LAS TAHANAN LSTRK PADA PROSES PERAKTAN SHADOW MASK PADA NDUSTR TABUNG TELEVS Melvin Emil Simanjuntak *) *) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan Abstrak Proses welding adalah
Lebih terperinciLAPORAN PROYEK AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PENGUPAS KULIT KOPI (BAGIAN STATIS) Di susun oleh : ANIS RAHMAN NIM.
LAPORAN PROYEK AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PENGUPAS KULIT KOPI (BAGIAN STATIS) Di susun oleh : ANIS RAHMAN NIM. 001903101118 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK
PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Penulis Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang
BAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang diharapkan berdasarkan metode VDI 2221. Maka pada bab ini akan dijelaskan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:
III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut: 1. Pembuatan kampuh dan proses pengelasan dilakukan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung, 2.
Lebih terperinciPRESENTASI SKRIPSI ANALISA PERBANDINGAN KEKUATAN KONSTRUKSI CORRUGATED WATERTIGHT BULKHEAD
PRESENTASI SKRIPSI ANALISA PERBANDINGAN KEKUATAN KONSTRUKSI CORRUGATED WATERTIGHT BULKHEAD DENGAN TRANSVERSE PLANE WATERTIGHT BULKHEAD PADA RUANG MUAT KAPAL TANKER Oleh: STEVAN MANUKY PUTRA NRP. 4212105021
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tugas Akhir Akhmad Faizal 2011310005 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Pengelasan Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Menurut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berdasarkan sistem terbagi menjadi tiga macam yaitu sistem seksi, sistem blok
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses pembangunan kapal Proses pembuatan kapal terdiri dari dua cara yaitu cara pertama berdasarkan sistem, cara kedua berdasarkan tempat. Proses pembuatan kapal berdasarkan
Lebih terperinciStudi Implementasi Six Sigma pada Tahap Fabrikasi dalam Proses Pembangunan Kapal Baru
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-17 Studi Implementasi Six Sigma pada Tahap Fabrikasi dalam Proses Pembangunan Kapal Baru Jauhary Tsulastsy Yanuar dan Ir.
Lebih terperinciBAB V SHELL EXPANSION
BAB V SHELL EXPANSION A. PERHITUNGAN BEBAN A.1. Beban Geladak Cuaca (Load and Weather Deck) Yang dianggap sebagai geladak cuaca adalah semua geladak yang bebas kecuali geladak yang tidak efektif yang terletak
Lebih terperinciPOLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR RESTRA SANDHITA B.P 6607040016 RESQI IKHWAN M. 6607040018 MEMPERSEMBAHKAN FINAL PROJECT DENGAN JUDUL PERANCANGAN DAN ANALISA
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP PELAT KLASIFIKASI BKI TEBAL 10 mm PADA SAMBUNGAN LAS
ANALISIS PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP PELAT KLASIFIKASI BKI TEBAL 10 mm PADA SAMBUNGAN LAS Ir. Imam Pujo M, Hartono Yudo Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRACT
Lebih terperinciBAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR
BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR Untuk membuat spare parts yang utuh, diperlukan komponen-komponen steam joint stand for bende tr yang mempunyai fungsi yang berbeda yang kemudian
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.
LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab. 1. Plant Manager Plant Manager sebagai pimpinan tertinggi dalam perusahaan mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Tugas Manager bertugas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur dan Konstruksi Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar. Waktu
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )
TUGAS AKHIR STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7 Oleh : RACHMAWATY ASRI (3109 106 044) Dosen Pembimbing: Budi Suswanto, ST. MT. Ph.D
Lebih terperinciPENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN PIPA YANG MENEMBUS PELAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN PIPA YANG MENEMBUS PELAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Ir. Budie Santosa, MT*, Arga Setya Anggara** * Dosen Jurusan Teknik Perkapalan ** Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi khususnya di dunia industri saat ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut menyangkut juga di bidang pengelasan.
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga
G77 Analisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga Rafid Buana Putra, Achmad Zubaydi, Septia Hardy Sujiatanti Departemen
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PEMEGANG BENDA KERJA UNTUK PEMOTONG PLAT DENGAN MENGGUNAKAN LAS GAS LAPORAN TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN ALAT PEMEGANG BENDA KERJA UNTUK PEMOTONG PLAT DENGAN MENGGUNAKAN LAS GAS LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pada saat ini, banyak sekali alat-alat yang terbuat dari bahan plat baik plat fero maupun nonfero seperti talang air, cover pintu, tong sampah, kompor minyak, tutup
Lebih terperinciIstilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal
Istilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal Ukuran utama ( Principal Dimension) * Panjang seluruh (Length Over All), adalah
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENGGORENG OTOMATIS KAPASITAS 20 LITER
RANCANG BANGUN MESIN PENGGORENG OTOMATIS KAPASITAS 20 LITER Design and manufacturing of automatic frying machine with 20 liters capacity Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB VI METODE PELAKSANAAN. tepat waktu, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Tahap pelaksanaan
BAB VI METODE PELAKSANAAN VI.1 Metode Pelaksanaan Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Statika rangka Dalam konstruksi rangka terdapat gaya-gaya yang bekerja pada rangka tersebut. Dalam ilmu statika keberadaan gaya-gaya yang mempengaruhi sistem menjadi suatu obyek
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNIK Semester II PENCAIRAN LOGAM INDUK 300 menit JST/MES/MES315/01 Revisi : 01 Tgl: 21 Juni 2010 Hal : 1 dari 3 1. KOMPETENSI Mahasiswa mampu membuat jalur lasan dengan ketentuan a. Menggunakan
Lebih terperinciANALISA KEBOCORAN PIPA PADA HYDRAULIC GATE BEAM SHEARING MACHINE di PT. INKA
ANALISA KEBOCORAN PIPA PADA HYDRAULIC GATE BEAM SHEARING MACHINE di PT. INKA Oleh : MOHAMMAD ILHAM NRP : 6308.030.018 Jurusan : Teknik Permesinan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi
Lebih terperinciKAJIAN HASIL PROSES PENGELASAN MIG DAN SMAW PADA MATERIAL ST41 DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN (Air, Collent, dan Es) TERHADAP KEKUATAN TARIK
Kajian Pengelasan MIG dan SMAW Dengan Varisi Pendingin ( Air, Collent, dan Es ) Terhadap Kekuatan Tarik KAJIAN HASIL PROSES PENGELASAN MIG DAN SMAW PADA MATERIAL ST41 DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN (Air,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW
PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW Azwinur 1, Saifuddin A. Jalil 2, Asmaul Husna 3 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ALAT DAN MATERIAL PENELITIAN 1. Material Penelitian Tipe Baja : AISI 1045 Bentuk : Pelat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja AISI 1045 Pelat AISI 1045 Unsur Nilai Kandungan Unsur
Lebih terperinciPEMODELAN 3D KONSTRUKSI KAPAL MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK STUDI KASUS GRAND BLOCK 09 M.T. KAMOJANG
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 PEMODELAN 3D KONSTRUKSI KAPAL MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK STUDI KASUS GRAND BLOCK 09 M.T. KAMOJANG Suraj Nurholi dan Djauhar
Lebih terperinciTeknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)
Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Pengesetan mesin las dan elektroda Tujuan : Setelah mempelajari topik ini, siswa dapat : Memahami cara mengeset mesin dan peralatan lainnya.
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Ketebalan Terhadap Distorsi Pada Gusset Joint Dengan Menggunakan Pengelasan MIG Secara Manual
Analisa Pengaruh Ketebalan Terhadap Distorsi Pada Gusset Joint Dengan Menggunakan Pengelasan MIG Secara Manual Deni bagus Setiawan*, Nurman Pamungkas,Andrew W Mantik Batam Polytechnics Mechanical Engineering
Lebih terperinciPERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41
C.8 PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41 Fauzan Habibi, Sri Mulyo Bondan Respati *, Imam Syafa at Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H
TUGAS AKHIR FAJAR KURNIAWAN 2108030049 PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H PROGAM STUDI DIII TEKNIK
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan Barly Joy Collection merupakan sebuah home industry yang bergerak di bidang manufaktur pakaian. Adapun produk yang dihasilkan adalah baju dengan bahan kaos. Banyak perusahaan pesaing
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI PEMANAS AIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
PERANCANGAN DAN REALISASI PEMANAS AIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Edo Safrenta Pratama¹, Joko Haryatno², Iswahyudi Hidayat³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak Dewasa ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. galangan kapal yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. Perusahaan galangan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Galangan Benua Raya Kariangau adalah salah satu perusahaan galangan kapal yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. Perusahaan galangan ini bergerak di bidang pembangunan
Lebih terperinci(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder
1 PEKERJAAN JEMBATAN (Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan 1. Tipe Jembatan a) Jembatan Pelat Beton Berongga b) Jembatan Pelat c) Jembatan Girder d) Jembatan Beton Balok T e) Jembatan
Lebih terperinciMAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT
MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Proses Produksi Oleh : Akmal Akhimuloh 1503005 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINNGI TEKNOLOGI GARUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya. diantara material yang disambungkan. Ini biasanya dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelasan dalam industri manufaktur memiliki peranan penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya proses las atau pengelasan adalah penyambungan dua material
Lebih terperinciOleh: Agung Mustofa ( ) Muhammad Hisyam ( )
Oleh: Agung Mustofa (6207030006) Muhammad Hisyam (6207030022) JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 Latar Belakang Penggunaan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember
Lebih terperinciBAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM )
BAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM ) PENGERTIAN DASAR BERGANDA Dasar Berganda ialah bagian dari konstruksi kapal yang dibatas, Bagian bawah - Oleh kulit kapal bagian bawah ( bottom shell planting ) Bagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LPG (Liquified Petroleum Gas) LPG merupakan gas hidrokarbon produksi dari kilang minyak dan kilang gas dengan komponen utama gas propana (C 3 H 8 ) dan butana (C 4 H 10 ) dan
Lebih terperinciPERKUATAN ANTENA TOWER TELEKOMUNIKASI (BTS) AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN
TUGAS AKHIR PS 1380 PERKUATAN ANTENA TOWER TELEKOMUNIKASI (BTS) AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN FRILIANTON BENY SAPUTRO 3107 100 520 Dosen Pembimbing Ir. Isdarmanu, MSc Ir. R Soewardojo, MSc JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan
Lebih terperinciANALISIS WAKTU DAN BIAYA PENYELESAIAN PRODUKSI KAPAL AKIBAT KETIDAKSESUAIAN GAP DAN MISALIGNMENT BLOK PADA TAHAP EREKTION
ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PENYELESAIAN PRODUKSI KAPAL AKIBAT KETIDAKSESUAIAN GAP DAN MISALIGNMENT BLOK PADA TAHAP EREKTION Oleh : Jansumarno 4103.100.047 Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc LATAR BELAKANG
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-77 Analisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen
Lebih terperinciSTUDI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SUBKONTRAKTOR PADA PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT.ADILUHUNG SARANA SEGARA INDONESIA
STUDI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SUBKONTRAKTOR PADA PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT.ADILUHUNG SARANA SEGARA INDONESIA Donny Pratama Putra 1, Minto Basuki 2, Soejitno 3 Jurusan Teknik Perkapalan,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR STUDI PEMODELAN BIAYA PEMBANGUNAN KAPAL BARU BERDASARKAN KLASIFIKASI TEKNOLOGI MANUFAKTUR
TUGAS AKHIR STUDI PEMODELAN BIAYA PEMBANGUNAN KAPAL BARU BERDASARKAN KLASIFIKASI TEKNOLOGI MANUFAKTUR Oleh : Dyana Paramita (4109 100 086) Dosen Pembimbing : Ir. Triwilaswandio WP, M.Sc. Jurusan Teknik
Lebih terperinciPRAKTEK KERJA LAPANG
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA PEMBENIHAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) DI BALAI BENIH IKAN PANTAI, KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH, KOTA BONTANG, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI
Lebih terperinciWELDING SEQUNCE KONSTRUKSI I-BRACKET PADA PEMBANGUNAN CREW BOAT PAN MARINE 10 DI PT JASA MARINA INDAH SEMARANG
WELDING SEQUNCE KONSTRUKSI I-BRACKET PADA PEMBANGUNAN CREW BOAT PAN MARINE 10 DI PT JASA MARINA INDAH SEMARANG Samuel A, Sukarno ABSTRACT This study aimed to determine the sequence of welding and the consequences
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses pengelasan merupakan proses penyambungan dua potong logam dengan pemanasan sampai keadaan plastis atau cair, dengan atau tanpa tekanan. Perlu diketahui bahwa ada
Lebih terperinciAnalisa Kekuatan Konstruksi Corrugated Watertight Bulkhead Dengan Transverse Plane Watertight Bulkhead Pada Pemasangan Pipa di Ruang Muat Kapal Tanker
1 Analisa Kekuatan Konstruksi Corrugated Watertight Bulkhead Dengan Transverse Plane Watertight Bulkhead Pada Pemasangan Pipa di Ruang Muat Kapal Tanker Stevan Manuky Putra, Ir. Agoes Santoso, M.Sc., M.Phil.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang konstruksi, pengelasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertumbuhan dan peningkatan industri, karena mempunyai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab IV Analisis dan Pembahasan 4.1 Pendahuluan Pada bab ini akan memaparkan tahapan pelaksanaan pekerjaan kolom precast dan konvensional, dan membandingkan biaya dan waktu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang sangat berperan dalam memberikan input yang signifikan terhadap perusahaan adalah bagian produksi.
Lebih terperinciRESPONS STRUKTUR PIER DAN PIERHEAD JEMBATAN CAWANG PRIOK TERHADAP BEBAN GEMPA SESUAI SNI GEMPA 1726 TAHUN 2003 DAN TERHADAP BEBAN LALU LINTAS TESIS
RESPONS STRUKTUR PIER DAN PIERHEAD JEMBATAN CAWANG PRIOK TERHADAP BEBAN GEMPA SESUAI SNI GEMPA 1726 TAHUN 2003 DAN TERHADAP BEBAN LALU LINTAS TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciPenggunaan Marketing Table Untuk Pengukuran Dimensi Model Uji Kapal Tipe V-Form
Penggunaan Marketing Table Untuk Pengukuran Dimensi Model Uji Kapal Tipe V-Form Meitha Soetardjo UPT. Balai Teknologi Hidrodinamika- BPPT E-mail: meithasoetardjo@gmail.com Abstrak Kapal patroli merupakan
Lebih terperinciPROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA
PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA A. PEMAHAMAN GAMBAR KERJA Konsep pemahaman gambar-gambar Baja / Gambar Pelaksanaan sebelum masuk bengkel seperti denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dan
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU TEKAN DAN HASIL GUMPALAN TERHADAP KEKUATAN GESER PADA LAS TITIK. Abstract
PENGARUH WAKTU TEKAN DAN HASIL GUMPALAN TERHADAP KEKUATAN GESER PADA LAS TITIK Oleh : Nofriady Handra Dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Padang Abstract Spot welding is actually used for body of car
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi hasil pengujian terhadap alat yang sudah dikerjakan serta analisis sistem yang telah direalisasikan. Pengujian terdiri dari pengujian sistem pengisian data,
Lebih terperinciANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS KONVERSI KAPAL TANKER SINGLE HULL MENJADI DOUBLE HULL
PRESENTASI TUGAS AKHIR ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS KONVERSI KAPAL TANKER SINGLE HULL MENJADI DOUBLE HULL Dipresentasikan Oleh : MUHAMMAD KHARIS - 4109 100 094 Dosen Pembimbing : Ir. Triwilaswandio W.P.,
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas
Lebih terperinciPERHITUNGAN BUKAAN KULIT SHELL EXPANTION
BAB V PERHITUNGAN BUKAAN KULIT Perhitungan Shell Expansion ( bukaan kulit ) kapal MT. SADEWA diambil dari perhitungan Rencana Profil berdasarkan Peraturan Biro Klasifikasi Indonesia Volume II, Rules for
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK MINIATUR LENGAN ESKAVATOR (Boom Cylinder)
PERANCANGAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK MINIATUR LENGAN ESKAVATOR (Boom Cylinder) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin
Lebih terperinciREDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS)
TUGAS AKHIR RI 1592 MENGURANGI JUMLAH CACAT DAN BIAYA KERUGIAN PADA PRODUK GENTENG WW ROYAL ABU-ABU DENGAN PENDEKATAN DMAIC DAN FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS) NOVEMIA PRANING H NRP 2502
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di
22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Las dalam bidang konstruksi sangat luas penggunaannya meliputi konstruksi jembatan, perkapalan, industri karoseri dll. Disamping untuk konstruksi las juga dapat untuk
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PELEPAS FLENS PADA POROS PROPELLER DENGAN HYDROLIC JACK
TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PELEPAS FLENS PADA POROS PROPELLER DENGAN HYDROLIC JACK Pelaksana : 1. Dodiek Kurniawan (6307030019) 2. Marsetyo Putra A W (6307030026) BAB I PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciANALISA KEKUATAN TARIK PENYAMBUNGAN PELAT DENGAN KETEBALAN BERBEDA PADA TYPE SAMBUNGAN BUTT JOINT
ANALISA KEKUATAN TARIK PENYAMBUNGAN PELAT DENGAN KETEBALAN BERBEDA PADA TYPE SAMBUNGAN BUTT JOINT Ahmad Fauzan Zakki, Sarjito Jokosisworo Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciANGGI FADLY SIREGAR ( ) Dosen Pembimbing Sri Rejeki Wahyu Pribadi, ST,MT Ir. Soejitno. Jurusan Teknik Perkapalan FTK - ITS
ANGGI FADLY SIREGAR (4108100102) Dosen Pembimbing Sri Rejeki Wahyu Pribadi, ST,MT Ir. Soejitno Jurusan Teknik Perkapalan FTK - ITS RENCANA PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI PENILITIAN
Lebih terperinciDESAIN MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR
DESAIN MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Pendidikan Diploma III Program Studi DIII Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika
Lebih terperinciPROSES PRODUKSI PURWARUPA ELECTRIC MONOWHEEL
PROSES PRODUKSI PURWARUPA ELECTRIC MONOWHEEL PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : YEHEZHKIEL YESAN PERDANA PUTRA NIM. I 8110045 PROGRAM DIPLOMA
Lebih terperinciLatar belakang. Oleh: Sukendro. Bs Nrp
Analisa Pengaruh Tebal Pelat Dan Kuat Arus Terhadap Distorsi Sudut, Struktur mikro Dan Kekerasan Pada Pengelasan Multilayer Pelat Datar Dengan Menggunakan GMAW Metal Transfer Type Pulsa Oleh: Sukendro.
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP
STUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP 3105 100 080 Dosen Pembimbing : Endah Wahyuni, ST.MSc.PhD Ir. Isdarmanu MSc JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas
Lebih terperinci