BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi hasil pengujian terhadap alat yang sudah dikerjakan serta analisis sistem yang telah direalisasikan. Pengujian terdiri dari pengujian sistem pengisian data, pengoperasian manual, pengujian pemanggilan data dan pengujian perhitungan data record. analisis yang disajikan dalam skripsi ini adalah mengenai hasil realisasi sistem yang dibuat yaitu perbandingan hasil realisasi terhadap rancangan awal, dan analisis pengoperasian. 4.1 Pengujian Sistem Dalam pengujian sistem, meliputi pengujian perangkat keras, pengolahan data pada perangkat lunak. Pengujian perangkat keras meliputi perangkat mekanik dan pengkabelan perangkat elektronik. Gambar 4.1. Bagian Sistem yang akan diuji 54

2 Pengujian perangkat lunak membahas mengenai hubungan kinerja HMI, PLC dan step motor dalam hal pengisian dan pengolahan data. Input data dan monitor data dilakukan di HMI, pengolahan data dikerjakan di PLC dan output berupa pulsa digunakan untuk menggerakkan Motor Step Pengujian Perangkat Keras PLC. Perangkat keras yang akan diuji adalah Perangkat mekanik dan pengujian input Pengujian Mekanik Perangkat mekanik yang dipasang dalam skripsi ini setelah dirakit dan dipasang ke mesin diuji secara manual dengan cara memutar menggunakan tangan pada timing pulley pada poros motor ke arah kiri dan ke arah kanan. Apabila berat putarannya naik atau bahkan macet berarti terdapat kesalahan dalam pemasangan mekanik. Penyebab utama kemacetan adalah terjadi ketidaksejajaran dalam pemasangan linear screw. Dalam hal ini harus dilakukan penyesuaian kesejajaran pemasangan linear screw hingga berat putarannya menjadi sama pada semua posisi. Gambar 4.2. Timing Pulley pada poros motor 55

3 Setelah dilakukan beberapa penyesuaian pada perangkat mekanik maka hasil pengujian perangkat mekanik menunjukkan hasil bahwa ketika poros motor dapat diputar dengan tangan dari titik nol sampai dengan titik maksimal dan kembali ke titik nol Pengujian Input PLC. Input PLC terdiri dari sebuah Foot Switch dan tiga buah Proximity Switch. Foot Switcth dan Proximity Switch tersebut dihubungkan ke terminal X di PLC. Pengujian Foot Switch dilakukan setelah dihubungkan ke input PLC, caranya dengan menekan Foot Switch dan memantau indikator pada input PLC. Foot Switch yang digunakan adalah CNTD CFS-302, 15A, 220 VAC. Gambar 4.3. Pengujian Foot Switch Hasil pengujian terpantau indikator menyala ketika foot switch ditekan dan indikator mati ketika tidak ditekan. Pengujian Proximity Switch dilakukan dengan mendekatkan logam pada permukaan Proximity Switch dan memantau pada input PLC terkait. 56

4 (a) (b) Gambar 4.4. Pengujian Proximity Switch (a) Kondisi Off, (b) Kondisi On Hasilnya ketika didekatkan dengan logam indikator akan menyala dan apabila dijauhkan lebih dari 10 mm dari permukaan deteksinya indikator akan mati Pengujian Pengisian Data Sebagai pengaman dalam memasukkan data operasi maka digunakan kode untuk dapat mengakses pengisian data. Pada saat pengujian dilakukan PLC terhubung dengan PC dengan tujuan dapat memonitor kode yang diisikan Input Kode Untuk masuk ke menu EDIT, dari MENU UTAMA dapat dilakukan dengan menyentuh EDIT pada HMI. 57

5 Gambar 4.5 Layar HMI pada menu EDIT Untuk dapat memonitor input kode yang beralamat D14, ladder PLC dimonitor menggunakan PC. Sebelum kode dimasukkan D14 bernilai 0, setelah D14 diisi dengan kode maka akan dibandingkan dengan D313. Jika kode yang dimasukkan tidak sama maka M118 akan aktif artinya kode yang dimasukkan keliru. (a) 58

6 (b) Gambar 4.6. Input Kode Salah (a) Layar HMI pada menu EDIT, ENTRY CODE ERROR, (b). Monitor PLC Apabila kode yang dimasukkan pada D14 sama dengan data yang adadi D313, maka M119 akan aktif, artinya kode yang dimasukkan benar. (a) 59

7 Gambar 4.7. Input Kode Benar (a). Layar HMI pada menu EDIT, ENTRY CODE (b) OKE (b). Monitor PLC Kesimpulannya program untuk input kode sudah benar dan dapat digunakan Ubah Kode Untuk melakukan perubahan kode, pada layar HMI sentuh CHANGE CODE, lalu isikan kode baru dan isikan kembali kode barunya dengan menyentuh kotak di sebelah CONFIRM CODE. Pengujian juga dilakukan dengan melakukan monitor ladder PLC pada PC. CHANGE CODE adalah mengisikan data baru pada alamat D15, CONFIRM CODE adalah dengan mengisikan data baru pada alamat D16. Jika data yang dimasukkan ke D15 tidak sama dengan data yang dimasukkan ke D16 maka M121 akan aktif dan kode baru dinyatakan keliru. 60

8 Gambar 4.8. Monitor PLC, CHANGE CODE keliru. Apabila data yang dimasukkan ke D15 sama dengan data yang dimasukkan ke D16 maka M120 aktif, artinya data yang dimasukkan adalah benar. Gambar 4.9. Monitor PLC, CHANGE CODE benar. Kesimpulannya program untuk ubah kode dinyatakan sesuai dan dapat digunakan. 61

9 Isi Data Pengisian data program operasi hanya dapat dilakukan apabila kode yang dimasukkan sudah benar. Dengan menekan panah ke kanan pada halaman Input Kode, maka layar HMI akan berganti ke halaman SET PROGRAM. (a) (b) Gambar Set Program (a). Layar HMI (b). Program HMI Dengan menuliskan Nomor Program di D0 dengan pilihan angka 0 sampai dengan 9, artinya Nomor Program operasi akan terisi. Dengan menuliskan pilihan angka 62

10 0 sampai dengan 9, berarti menuliskan Nomor Proses yang akan diisi D8 adalah nilai lama pada program yang akan diganti isinya. Sedangkan D6 adalah nilai program baru yang akan dimasukkan. Misalnya jika yang akan diisikan adalah Program Nomor 0 dan Proses Nomor 0, maka pada HMI dituliskan sebagai berikut : PRG NO : 0 PRC NO : 0 Maka karena M106 telah aktif, kemudian M40 dan M50 akan aktif. Dengan menyentuh angka 0 di NEW maka kita bisa memasukkan angka baru pada alamat D6. Kemudian sentuh tanda panah (M21) berarti akan memindahkan nilai D6 ke D200. Karena D200 adalah data Program no 0 dan Proses nomer 0 masih ditampilkan, maka pada program PLC nilai D200 dipindahkan ke D8 untuk ditampilkan sebagai nilai program yang baru (NEW). Demikian pula untuk Nomor Program dan Nomor Proses berikutnya telah sesuai dengan rancangan yang disebutkan dalam pembahasan BAB III. Gambar Monitor PLC, Isi Data Pengujian Pengoperasian Manual Pengujian ini dilakukan pada menu MAN. Dengan menyentuh panah ke atas atau menyentuh panah ke bawah. Jika panah ke atas yang disentuh maka motor akan berputar ke kanan, dan apabila disentuh panah ke bawah akan berputar ke kiri. 63

11 Gambar Layar HMI menu MAN Artinya program dan fungsi manual dapat telah sesuai dan dapat digunakan sesuai rancangan yang telah dibuat Pengujian Pemanggilan Data Pemanggilan data dilakukan pada menu MONITOR, ladder PLC dipantau menggunakan PC. (a) 64

12 Gambar MONITOR (a). Layar HMI (b). Program HMI Pada HMI Nomor Program diisikan pada data D3 yang memiliki type numerical input sedangkan D4 memiliki type numerical display. Artinya PLC akan mengaktifkan Nomor Program seperti yang diisikan pada D3 dan akan mengaktifkan Nomor Proses secara berurutan mulai dari 0 sampai dengan 9. Gambar Monitor PLC, Data Call M105 artinya mengaktifkan menu MONITOR pada HMI dan PLC. M61 berarti Program Nomor 1 sedang diaktifkan, dan M70 adalah urutan proses yang akan dikerjakan yaitu nomor 0. Jika M70 aktif maka data dari D210 (Program Nomor 1, Proses Nomor 0) akan dipindahkan ke Display di HMI D8. D210 juga dipindahkan ke D400. D400 inilah yang kemudian digunakan untuk memberi perintah kepada Driver Step untuk menggerakkan motor Step. 65

13 Selanjutnya apabila foot switch diaktifkan maka artinya mengaktifkan M71. Dengan demikian D211 dipindahkan ke D8 untuk ditampilkan. D211 juga dipindahkan ke D400 untuk member perintah kerja kepada motor step. Dengan demikian program pemanggilan data dapat digunakan dengan baik Pengujian Memasukkan Data Record Data Record digunakan untuk memantau sejauh mana mesin digunakan. Dengan mengisikan angka di Records Prog No, maka di Program Operated akan muncul jumlah pengoperasian dari program yang dipilih. Disamping itu juga dapat dilihat jumlah total pengoperasian mesin. (a) (b) Gambar RECORDS. (a). Layar HMI (b). Program HMI 66

14 Perhitungan dilakukan dengan menambahkan setiap program yang dipanggil. Penambahan terjadi ketika proses pengoperasian dilakukan, yaitu apabila Program dipanggil dan Proses telah dikerjakan. Artinya jika kita lihat di program PLC, maka M105 aktif dan proses nomor 0 (M70) dilakukan dengan menekan foot switch (M4). Maka dikalukan penambahan pada D410 dengan nilai 1. D410 adalah tempat penyimpanan data jumlah pengoperasian Program Nomor 0. Data penyimpanan pengoperasian program adalah di alamat D410 sampai dengan D419. Gambar Monitor Program PLC, Data Records 67

15 Dari alamat D410 sampai dengan D419 tersebut kemudian tergantung pada pemanggilan nomor Program yang akan dilihat catatan pengoperasiannya akan dipindahkan ke D31 untuk ditampilkan di HMI. Gambar Monitor Program PLC, Display Data Records 68

16 Untuk melihat jumlah total pengoperasian program yang telah dioperasikan, maka D410 sampai dengan D419 dijumlahkan dengan menggunakan D420 sampai dengan D427, dan jumlah akhir ditampilkan di HMI dengan alamat D32 Gambar Monitor PLC, Total Data Records Berdasarkan monitor yang dilakukan di HMI, dan Monitor Program pada PLC, maka program data record dinyatakan sesuai dengan perencanaan dan dapat digunakan dengan benar. 69

17 4.2 Analisis Analisis yang disampaikan disini meliputi perbandingan rancangan dan realisasi yang berhasil dikerjakan, ketepatan langkah pergeseran dan perubahan metode pengoperasian. Perbandingan rancangan awal dibandingkan dengan hasil realisasi dilakukan dengan cara melihat dari sudut pandang metode pergeseran, waktu pergeseran, efisiensi persiapan produksi dan proses produksi. Ketepatan langkah ditunjukkan dengan melihat perangkat mekanik dan pengendalian elektronik. Sedangkan analisis pengoperasian ditinjau dari perbandingan pengoperasian sebelum modifikasi dilakukan dan sesudah selesai dikerjakan Rancangan awal dibandingkan dengan hasil realisasi. Berdasarkan rancangan awal yang disusun, bahwa mesin ditargetkan untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien dalam mendukung proses produksi maka hasilnya senagai berikut : a. Pergeseran stopper. Semula pergeseran stopper dilakukan secara manual kemudian diganti dengan menggunakan motor step yang dikendalikan menggunakan PLC. Artinya hasil realisasi sudah sesuai dengan rancangan awal yang dibuat. b. Waktu pergeseran. Semula untuk melakukan pergeseran posisi stopper dibutuhkan waktu yang cukup panjang yaitu sekitar 5 7 menit. Dengan dilakukannya modifikasi ini maka menjadi maksimal 10 detik. Pada awalnya rancangan waktu pergeseran adalah menjadi maksimal 5 detik. Artinya pada rancangan awal ditentukan bahwa untuk dapat menempuh 1000 mm dibutuhkan 50 putaran sehingga dibutuhkan 2,5 KHz. Akan tetapi pada uji coba kecepatan, ketika Driver step diberi masukan frekuensi sebesar 2,5 KHz motor tidak dapat berputar sempurna. Motor baru bisa berputar sempurna pada frekuensi tertinggi 1,5 KHz. Jika satu putaran memerlukan 50 pulsa artinya 1500 pulsa per detik dapat digunakan untuk berputar 3 kali. Sehingga kecepatannya menjadi 3 putaran per detik. Kecepatan 3 putaran per detik sama dengan 180 putaran per menit. 70

18 Dengan menggunakan RPM meter dilakukan pengukuran kecepatan putaran motor. Pengukuran dilakukan dengan pengoperasian manual. Perhitungan ini sesuai dengan hasil pengukuran sebagai berikut : Gambar Pengukuran kecepatan motor Pada rancangan kecepatan yang dibutuhkan adalah 300 putaran per menit. Kecepatan 180 putaran per menit ini mengakibatkan pergerakan stopper menjadi lebih lambat dari rancangan awal. Setiap putaran linear screw menggeser stopper sejauh 20 mm, artinya setiap 500 pulsa memberikan pergeseran sejauh 20 mm. Untuk menempuh 1000 mm memerlukan 50 putaran. Artinya jika setiap detik motor berputar 3 kali maka untuk berputar sebanyak 50 kali dibutuhkan waktu 16,6 detik. Dalam hal kecepatan pergeseran terdapat selisih dari rancangan awalnya sebesar 11,6 detik. Jika dibandingkan dengan metode pergeseran stopper sebelum dilakukan modifikasi, maka terdapat peningkatan kecepatan yang sangat besar. c. Uji coba dengan benda kerja sebelum dilakukan proses produksi bending. Sebelum dilakukan modifikasi pada sistem pengendalian, pergeseran stopper harus dilakukan secara manual dan harus dilakukan pengujian dengan benda kerja untuk memastikan pergeseran stopper sudah sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan dilakukan modifikasi sistem pengendali pergeseran stopper menjadi tidak memerlukan benda kerja untuk melakukan uji coba proses bending. Dengan demikian rancangan awal mengenai diperlukannya benda kerja untuk uji coba sebelum dilakukan proses produksi menjadi tidak dibutuhkan uji coba dengan benda kerja untuk melakukan proses produksi sudah sesuai dengan rancangan awal. 71

19 d. Proses Produksi Dengan dilakukannya modifikasi stopper bending maka proses produksi menjadi lebih efisien untuk produksi massal maupun proses bending khusus. Sebelum proses modifikasi dilakukan, terdapat beberapa kerugian dalam proses bending. Kerugian untuk proses produksi masal adalah : 1. Dibutuhkan tempat untuk menumpuk benda kerja yang proses belum keseluruhannya dikerjakan sebanyak proses bending yang harus dikerjakan. 2. Dibutuhkan benda kerja untuk melakukan uji coba proses bending. 3. Operator harus mengangkat satu benda kerja sebanyak proses bending yang diperlukan. 4. Waktu tunggu untuk melakukan proses berikutnya setelah proses bending belum bisa dikerjakan sebelum proses bending terakhir selesai dikerjakan. Sebagai ilustrasi proses bending sebelum dilakukan modifikasi adalah sebagai berikut. 72

20 Gambar Flowchart Ilustrasi proses bending sebelum dilakukan modifikasi Setelah proses modifikasi selesai dikerjakan maka kerugian kerugian di atas menjadi teratasi. 1. Tidak lagi diperlukan tempat untuk meletakkan benda kerja yang proses bendingnya belum selesai, karena proses pertama hingga terakhir dilakukan sekaligus. 2. Tidak lagi diperlukan benda kerja untuk melakukan uji coba proses bending, karena pengukuran dan pengendalian sudah dilakukan dengan PLC, HMI dan motor Step. 3. Tidak lagi diperlukan pengangkatan berkali-kali untuk sebuah benda kerja karena operator hanya sekali mengangkat benda kerja ke mesin dan seluruh proses bending dapat dikerjakan dari proses pertama hingga terakhir. 73

21 4. Tidak diperlukan lagi waktu tunggu yang cukup lama untuk melakukan proses berikutnya, karena sejak benda kerja selesai dikerjakan maka dapat langsung keluar dari area mesin bending untuk dilanjutkan ke proses berikutnya. Ilustrasi setelah dilakukan modifikasi menjadi seperti terlihat pada flow chart sebagai berikut. Gambar Flow Chart Ilustrasi proses bending setelah dilakukan modifikasi Dengan dilakukan modifikasi maka pada proses produksi terdapat peningkatan efisiensi cukup besar dalam hal tempat produksi dan waktu produksi. Hal ini sangat sesuai dengan rancangan awal. 74

22 e. Data jumlah produksi Apabila sebelumnya operator harus menghitung produk yang dihasilkan, maka setelah proses modifikasi operator cukup mencatat data yang ditampilkan di HMI tentang produksi yang telah dikerjakan. f. Data proses Dengan melihat nomor proses yang tampil di HMI maka operator dapat mengetahui proses nomor berapa yang sedang dikerjakan. Hal ini cukup memudahkan operator dalam proses produksi pada mesin bending. g. Uji Coba Produksi Berdasarkan hasil uji coba produksi menunjukkan bahwa antara gambar kerja dengan hasil kerja didapat kesesuaian keduanya. (a) 75

23 (b) Gambar Gambar kerja dan Hasil Kerja (a) Gambar Kerja Bending. (b) Hasil Kerja mesin Bending Gambar 4.18 (a ) Gambar Kerja Bending menunjukkan gambar kerja bending, dimana dengan gambar kerja tersebut program yang diisikan proses 0 dengan 5mm, proses 1 dengan 35, proses nomor 2 sampai nomer 9 diisi dengan nilai nol. Setelah pergeseran ke 0 dilakukan yaitu 5mm, dilakukan proses bending pada (A) dan (D). Kemudian pergeseran ke 1 yaitu menuju jarak 35mm terhadap titik nol (home position) atau stopper akan bergeser sejauh 30 mm dari titik bending sebelumnya. Kemudian proses bending dilakukan. Hasilnya seperti terlihat pada Gambar 4.18.(b). Hasil Kerja mesin Bending. Untuk benda kerja berikutnya dapat dilakukan proses yang sama. Artinya proses produksi dapat dinyatakan berhasil Ketepatan Pada menu MAN pengukuran ketepatan dilakukan. Pengukuran ketepatan dengan memberikan pulsa sebanyak 500 pulsa ke motor Step. Caranya dengan 76

24 mengisikan angka 20 mm pada HMI. Kemudian disentuh panah ke atas dan ke bawah secara bergantian. Apabila motor berputar ke kanan sejauh dan ke kiri kembali ke posisi semula maka berarti bahwa pulsa sebanyak 500 tepat memutar motor Hasilnya motor berputar ke kanan ketika disentuh panah ke atas, dan ketika disentuh panah ke bawah motor berputar Artinya pengujian ketepatan dinyatakan berhasil Pengoperasian Dengan dilakukan modifikasi pergeseran stopper bending maka terjadi perubahan pengoperasian. Sebelumnya operator harus melakukan pergeseran secara manual di sisi belakang mesin, mengangkat benda kerja berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan proses bending. Pengoperasian mesin bending setelah dilakukan modifikasi membuat operator harus menginjak foot switch dua kali karena ada tambahan satu foot switch. Semula hanya terdapat satu foot switch untuk proses bending, ditambahkan dengan satu foot switch untuk memicu pergeseran stopper bending Analisis Produksi Keberhasilan dalam uji coba produksi di atas memungkinkan dilakukannya proses produksi sebenarnya. Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai peningkatan produktifitas yang telah didapatkan untuk proses produksi filing cabinet. 77

25 Gambar 4.23 Filling cabinet Target PT ATMI untuk memproduksi filling cabinet dalam setiap minggu adalah 100 unit. Jumlah hari kerja dalam satu minggu adalah 5 hari kerja. Artinya setiap hari harus menghasilkan 20 unit. Masing-masing 8 jam kerja. Setiap dua jam menghasilkan 5 unit filing cabinet. Sehingga untuk menghasilkan satu unit filling cabinet dibutuhkan waktu 24 menit. (a) potong plat dari gulungan ke lembaran 78

26 (b) potong lembaran plat menjadi potongan sesuai gambar kerja ( c ) proses bending cnc ( d ) proses bending manual ( e ) las spot (f ) pengecatan 79

27 ( g ) perakitan ( h ) Quality Control Gambar 4.24 Proses Produksi filling cabinet Sebelum proses modifikasi pada mesin bending dilakukan dibutuhkan 6 orang operator dan 5 mesin untuk produksi filling cabinet. Proses produksinya dapat dilihat pada table 4.1. No 1 2 Tabel 4.1. Urutan Proses Produksi Filling Cabinet Sebelum modifikasi mesin Proses Potong dari gulungan plat menjadi lembaran plat Potong dari lembaran plat menjadi potongan sesuai gambar kerja Bending waktu menit detik jml mesin jml operator bending Las Cuci Powder Coating Oven Perakitan Quality Control transporting Total Waktu menit detik 18 orang 80

28 Mesin bending yang digunakan dalam proses produksi filling cabinet sebelum modifikasi terdiri dari satu mesin CNC dan empat mesin manual. Mesin CNC digunakan untuk memproses bending pada bagian luar dari filling cabinet yang cukup besar sehingga memerlukan dua orang operator. Sedangkan bagian dalam menggunakan mesin bending manual. Dibutuhkan empat mesin manual karena masing-masing mesin membutuhkan waktu untuk melakukan pergeseran stopper. Hal ini membuat aliran produksi menjadi sangat terlambat jika dilayani oleh kurang dari empat mesin bending manual. Dalam proses uji coba bending setelah dilakukan modifikasi stopper pada mesin manual maka hasilnya seperti terlihat pada table 4.2. berikut ini Tabel 4.2. Urutan Proses Produksi Filling Cabinet Sesudah modifikasi mesin Bending No 1 2 Proses Potong dari gulungan plat menjadi lembaran plat Potong dari lembaran plat menjadi potongan sesuai gambar kerja waktu menit detik jml mesin jml operator bending Las Cuci Powder Coating Oven Perakitan Quality Control transporting jumlah menit detik 15 orang 81

29 Dari data tersebut di atas terdapat peningkatan efisiensi pada : 1. Penggunaan mesin bending manual dari empat unit mesin menjadi hanya satu unit mesin manual yang telah dilakukan modifikasi pergeseran stopper. 2. Jumlah operator dari enam orang operator mesin bending menjadi hanya tiga orang yaitu dua orang untuk mesin CNC dan satu orang untuk mesin bending manual yang telah dimodifikasi. 3. Penggunaan energi listrik karena pengurangan jumlah mesin yang digunakan. 4. Tidak diperlukan lagi benda kerja uji coba setiap kali dilakukan pergeseran stopper. 82

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Bab ini menjelaskan perancangan dan realisasi seluruh sistem dalam skripsi ini. Perancangan dan realisasi meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Penjelasan tentang

Lebih terperinci

Modifikasi Pengendali Setting Posisi Stopper Material pada mesin Megobal PB 100 T menggunakan Motor Step, Touch Screen dan PLC

Modifikasi Pengendali Setting Posisi Stopper Material pada mesin Megobal PB 100 T menggunakan Motor Step, Touch Screen dan PLC Modifikasi Pengendali Setting Posisi Stopper Material pada mesin Megobal PB 100 T menggunakan Motor Step, Touch Screen dan PLC Oleh : Nurhadi Kusumo Yuwono NIM : 612012807 TugasAkhir Untuk melengkapi syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail mengenai mesin bending dan peralatan yang digunakan dalam skripsi ini. Peralatan yang dibahas adalah Human Machine Interface

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

Prinsip Kerja dan Pengoperasian

Prinsip Kerja dan Pengoperasian MATERI KULIAH CNC Prinsip Kerja dan Pengoperasian Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta A. Prinsip kerja dan tata nama sumbu koordinat Mesin perkakas CNC adalah mesin perkakas yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai optimal dalam mengurangi waste akibat overlap dan alarm pada mesin. Pengujian meliputi pengujian sensitifitas sensor

Lebih terperinci

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN 4.1 Pengaturan Awal Dalam pembahasan mengenai pokok permasalahan yang tertuang pada BAB sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan yang dilakukan adalah bagaimana membuat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat, yaitu: 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA Disusun Oleh : Nama : Riwan Satria NIM : 41405110026 Program Studi : Teknik Elektro Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Pengantar Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan perealisasian keseluruhan sistem yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada perancangan

Lebih terperinci

NO NAMA BARANG SPESIFIKASI JUMLAH

NO NAMA BARANG SPESIFIKASI JUMLAH BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Perencanaan dan Perhitungan Bahan Dalam pengoperasian motor induksi tiga fasa direncanakan menggunakan PLC ZEN, sebagai alat control utamanya. Selain PLC ZEN juga

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER 2.1 Gambaran Umum Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada Bab I, tujuan skripsi ini adalah merancang suatu penentu axis Z Zero Setter menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin spin coating adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan ke poros hollow melalui pulley dan v-belt untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Hybrid Powder Spray CNC 2 Axis dengan pengendali software Artsoft Mach3. Mulai Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak

Lebih terperinci

SETTING TITIK-TITIK REFERENSI PADA MESIN CNC ET-242 (Titik Nol Benda, dan Titik Nol Pahat)

SETTING TITIK-TITIK REFERENSI PADA MESIN CNC ET-242 (Titik Nol Benda, dan Titik Nol Pahat) SETTING TITIK-TITIK REFERENSI PADA MESIN CNC ET-242 (Titik Nol Benda, dan Titik Nol Pahat) A. Seting titik nol benda kerja Setelah kita bisa menggerakkan pahat, maka berikutnya melakukan seting titik nol

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Elvys, (2015) menyatakan untuk memenuhi kebutuhan mesin perkakas CNC bagi workshop industri kecil dan atau sebagai media pembelajaran pada institusi pendidikan,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC

RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC TENANG DWI WIBOWO 2110 030 041 Dosen Pembimbing: Ir. Winarto, DEA Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan :

Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan : Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan : Setelah mempelajari materi 3 ini mahasiswa memilki kompetensi melakukan seting benda kerja, pahat dan zerro offset mesin bubut

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift BAB III CARA PEMBUATAN ALAT Miniatur lift yang akan dibuat adalah lift pada gedung tiga lantai. Miniatur lift adalah lift yang tanpa pintu (pintu manual). Setiap lantai memiliki tiga tombol yaitu dua tombol

Lebih terperinci

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak

Lebih terperinci

MATERI KULIAH CNC Instruksi pengoperasian Mesin Frais CNC

MATERI KULIAH CNC Instruksi pengoperasian Mesin Frais CNC MATERI KULIAH CNC Instruksi pengoperasian Mesin Frais CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kegiatan belajar Instruksi Pengoperasian Mesin Freis CNC a. Tujuan Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH

BAB IV ANALISA MASALAH BAB IV ANALISA MASALAH Analisa masalah digunakan sebagai sarana untuk melakukan modifikasi atau pembuatan system control baru menggantikan system control lama agar mendapatkan tujuan akhir yaitu peningkatan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI. CNC- Computer Numerical Control Oleh : Arief Darmawan

MODUL PRAKTIKUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI. CNC- Computer Numerical Control Oleh : Arief Darmawan MODUL PRAKTIKUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI CNC- Computer Numerical Control Oleh : Arief Darmawan LABORATORIUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017/2018

Lebih terperinci

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC Materi 3 Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC Tujuan : Setelah mempelajari materi 3 ini mahasiswa memiliki kompetensi: Memasang benda kerja di mesin frais CNC Memilih alat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. DC. Jenis motor DC yang paling banyak digunakan untuk menggerakkan lengan -

BAB 1 PENDAHULUAN. DC. Jenis motor DC yang paling banyak digunakan untuk menggerakkan lengan - BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebanyakan mesin CNC (Computer Numerical Control) digerakkan oleh motor DC. Jenis motor DC yang paling banyak digunakan untuk menggerakkan lengan - lengan CNC adalah

Lebih terperinci

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Suatu tujuan akan tercapai dengan baik bila dilakukan melalui tahaptahap yang disusun dan dikerjakan dengan baik pula. Sebelum suatu ide diwujudkan dalam bentuk nyata,

Lebih terperinci

Tugas Akhir D3 Teknik Mesin DISNAKER ITS

Tugas Akhir D3 Teknik Mesin DISNAKER ITS Dosen Pembimbing : Atria Pradityana, ST, MT Instruktur Pembimbing : Jiwo Mulyono, S.Pd Oleh : Ardika Oki P. S. 2108.039.001 Puji Wahyu R. 2108.039.007 Abstrak Tujuan dan Manfaat Batasan Masalah Visual

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 51 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Auto Loading menggunakan Robo Cylinder pada mesin Power Press PP 60. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pembuatan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

BAB III RANCANG BANGUN ALAT BAB III RANCANG BANGUN ALAT Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang cara kerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang solusi dari permasalahan yang diberikan dalami tugas kerja praktik yaitu tentang instalasi dan cara kerja dari penyambung track electric dan alat pemantau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Teknologi selalu berkembang mengikuti perubahan zaman. Saat ini teknologi sudah ada di setiap lini kehidupan. Teknologi mempermudah manusia mengatasi suatu permasalahan.

Lebih terperinci

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA Galih Wardhana (6907040022) Andhika Widodo (6907040028) ABSTRAK Dalam project work ini dibuat mesin pengisi dan penutup botol

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1. Flow chart Pembuatan Hybrid powder spray CNC 2 axis dengan pengendali Software Artsoft Mach3 Start Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Desember 2011 dan dilaksanakan di laboratorium lapang Siswadhi Soepardjo (Leuwikopo), Departemen

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1 Pengujian Sistem Elektronik Subbab ini akan membahas tentang pengujian dari sistem elektronik yang telah direalisasikan. Pengujian akan dilakukan pada setiap modul

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan menggunakan PLC FX series, 3 buah memori switch on/of sebagai input, 7 buah pilot lamp sebagai output

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang telah dibuat dalam skripsi ini yaitu perancangan sebuah mesin yang menyerupai bor duduk pada umumnya. Di

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI 3.1. Perencanaan Alat Simulasi Simulasi digunakan untuk mendiskripsikan cara kerja system pengendalian escalator otomatis menggunakan programmable logic controller (PLC).

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat ditunjukkan pada diagram alur penelitian yang ada pada gambar 3-1. Mulai Identifikasi Masalah Penentuan Kriteria Desain

Lebih terperinci

BAB V OPERASIONAL PROGRAMMING CONSOLE

BAB V OPERASIONAL PROGRAMMING CONSOLE BAB V OPERASIONAL PROGRAMMING CONSOLE 5.1 Melewati < Password > pada Programming Console Display pada Programming Console adalah : Ini menunjukkan alamat program PLC (step program). Inilah yang harus selalu

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OXYGEN CUTTING MACHINE

SISTEM KENDALI OXYGEN CUTTING MACHINE Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM KENDALI OXYGEN CUTTING MACHINE BERBASIS PLC SIEMENS SIMATIC 5-115 Muhammad Abbie Hamzah [1], Sumardi, ST, MT [2] Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang industri terdapat tiga bagian proses yang berperan sangat penting yaitu : 1) Proses manufaktur, 2) Proses produksi, dan 3) Proses pemantauan produksi.

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR. Modifikasi Alat Pemoles Tangki

JUDUL TUGAS AKHIR. Modifikasi Alat Pemoles Tangki JUDUL TUGAS AKHIR Modifikasi Alat Pemoles Tangki ANGGOTA Abraham Purwandoko (6307030033) Agung Budi Pranyoto (6307030053) PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Tugas Akhir Manfaat

Lebih terperinci

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP. 19720101 200312 1 011 1 SELAMAT DATANG DI DUNIA PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) SERI OMRON CPM 2 A PRODUKSI TAHUN 2003

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan akan menjelaskan mengenai sistem dari mesin Aciera F5 dengan pengendali berbasis komputer personal menggunakan software Mach3 yang digunakan untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

BAB III METODE DAN PERANCANGAN BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa

Lebih terperinci

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan OTOMASI WORK STATI (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CTROLLER Purnawan A. PENGANTAR Sebagian besar proses di industri menghendaki strategi pengontrolan atau pengendalian sekuensial. Pengendalian sekuensial

Lebih terperinci

Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta CNC Intruksi pengoperasian Mesin Bubut CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kegiatan belajar Instruksi Pengoperasian Mesin Bubut CNC a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran. Kegiatan

Lebih terperinci

PLC UNTUK PENGENDALI LIFT

PLC UNTUK PENGENDALI LIFT PLC UNTUK PENGENDALI LIFT A. Tuiuan Praktikum 1. Mampu membuat diagram urutan pengendalian. 2. Mampu mengaplikasikan diagram pengendalian ke dalam bahasa pemrograman. 3. Mengamati dan memahami proses kerja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Alat Adapun urutan pengujian alat meliputi : - Pengujian sistem elektronik - Pengujian program dan mekanik 4.1.1 Pengujian Sistem Elektronik Pengujian sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan. 33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC BAB IV BAHASA PROGRAM PLC Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada pengontrolan suatu system atau proses, harus mengetahui dan menghafal bahasa program PLC yang akan digunakannya. PLC

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini membahas pengujian dan analisa alat yang telah dirancang dan dibuat. Pengujian alat dimulai dari masing-masing komponen alat sampai dengan pengujian keseluruhan

Lebih terperinci

Materi 2. Menghidupkan Mesin Frais CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

Materi 2. Menghidupkan Mesin Frais CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line Materi 2 Menghidupkan Mesin Frais CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line Tujuan Setelah mempelajari materi 2 ini mahasiswa memiliki kompetensi: Menghidupkan mesin frais CNC sesuai instruksi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan memaparkan secara jelas tentang pengujian yang telah dilakukan terhadap spindel utama yang ada pada mesin Aciera F5 serta menganalisa hasil dari percobaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, dengan software yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang akan di ujikan.

Lebih terperinci

MATERI KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

MATERI KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MATERI KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN MESIN CNC TU-2A & TU-3A, UNTUK GURU-GURU SMK PEMBANGUNAN 1 KUTOWINANGUN, JAWA TENGAH Tanggal 3 s.d. 6 Agustus 2015 BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN CNC TU-2A

Lebih terperinci

MODIFIKASI BAGIAN MEKANIK MESIN BUBUT TIPE AL-PINE 350 DENGAN SISTEM OTOMATIS BERBASIS CNC

MODIFIKASI BAGIAN MEKANIK MESIN BUBUT TIPE AL-PINE 350 DENGAN SISTEM OTOMATIS BERBASIS CNC MODIFIKASI BAGIAN MEKANIK MESIN BUBUT TIPE AL-PINE 350 DENGAN SISTEM OTOMATIS BERBASIS CNC Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN email : ptrkn@batan.go.id ABSTRAK MODIFIKASI BAGIAN MEKANIK

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah modifikasi alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi Pertanian

Lebih terperinci

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3 RANCANG BANGUN MINIATUR PENGATURAN DAN MONITORING PENGISIAN MINK PELUMAS MENUJU MULTI-BANKER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (Sub judul : Pemrograman PLC Omron CS1W) Ir. Sutedjo.MT 1, Rusiana. S.T

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1 DESKRIPSI MESIN INSERT LABEL. Mesin insert label adalah sebuah mesin yang digunakan untuk memasukkan

BAB III PERANCANGAN 3.1 DESKRIPSI MESIN INSERT LABEL. Mesin insert label adalah sebuah mesin yang digunakan untuk memasukkan BAB III PERANCANGAN 3.1 DESKRIPSI MESIN INSERT LABEL Mesin insert label adalah sebuah mesin yang digunakan untuk memasukkan label plastik ke bodi botol dengan spesifikasi khusus yaitu supply label dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa Mesin CNC router dengan 3 axis dapat dipakai untuk membuat sebuah benda berbentuk 3 dimensi. Hanya saja diperlukan proses

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

PEMBUATAN PAPAN REKLAME ELEKTRIK

PEMBUATAN PAPAN REKLAME ELEKTRIK PEMBUATAN PAPAN REKLAME ELEKTRIK Toufik Hidayat, Lagiyono, Ananta Vicky Aprillia ABSTRAK Pada sistem tersebutterdiri dari beberapa komponen atau peralatanyang menunjanguntuk mengendalikan suatu papan reklameuntuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan Bahan A. Alat dan bahan 1. Mesin las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Alat ukur (jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan :

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan : 5.1. Pengujian Alat BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian alat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat tersebut dapat bekerja dengan baik atau tidak. 5.1.1. Tempat dan Peralatan Tempat Melakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER

BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER 3.1 Diagram Alir Dalam proses perancangan tribometer, ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Diagram alir (flow chart diagram) perancangan ditunjukkan seperti

Lebih terperinci

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER Secara fisik, mesin terdiri dari bagian mekanik dan elektronik. Bagian mekanik berfungsi untuk menarik plastik

Lebih terperinci

TUGAS DESAIN MEKATRONIKA II

TUGAS DESAIN MEKATRONIKA II TUGAS DESAIN MEKATRONIKA II Sistem Penggerak Satu Sumbu Menggunakan Motor Stepper DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV A Nama Mahasiswa Nim Fahmi Ahmad Husaeni 201302025 Iqbal Auliadin 201302009 Yova Mavriliana

Lebih terperinci

GOLDENSUN TRAVERSING MACHINE PANDUAN PERSIAPAN

GOLDENSUN  TRAVERSING MACHINE PANDUAN PERSIAPAN GOLDENSUN www.ptgoldensun.com TRAVERSING MACHINE PANDUAN PERSIAPAN Copyright Information Copyright 2015 by PT Golden Sun Indonesia All rights reserved. This book or any portion thereof may not be reproduced

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA 4.1 Pengujian Output PIO Dengan cara memberikan data output pada ketiga alamat PIO, kemudian dilakukan pengukuran level output tegangan pada kondisi high 1 dan low

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA ALAT HOTPLATE AND STIRER IKA C-MAG HS7

INSTRUKSI KERJA ALAT HOTPLATE AND STIRER IKA C-MAG HS7 INSTRUKSI KERJA ALAT HOTPLATE AND STIRER IKA C-MAG HS7 Laboratorium Sains Jurusan Teknik Kimia Universitas Brawijaya Malang 2016 Instruksi Kerja Hotplate And Stirer IKA C-Mag HS 7 Laboratorium Sains Jurusan

Lebih terperinci

Laporan Sementara Praktikum PLC Percobaan 1 Kelas: Kelompok: d.1. Sketsa Tata Letak Konfigurasi PLC yang digunakan untuk Praktikum:

Laporan Sementara Praktikum PLC Percobaan 1 Kelas: Kelompok: d.1. Sketsa Tata Letak Konfigurasi PLC yang digunakan untuk Praktikum: Laporan Sementara Praktikum PLC Percobaan 1 Kelas: Kelompok: d. Hasil Percobaan: d.1. Sketsa Tata Letak Konfigurasi PLC yang digunakan untuk Praktikum: d.2. Tabel Kebenaran Percobaan Gambar 1.1: Tabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini berisikan uraian seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Mulai Studi

Lebih terperinci

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain.

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain. LADDER DIAGRAM Ladder Diagram atau yang sering disebut dengan diagram tangga pada PLC adalah mempunyai fungsi yang sama dengan gambar rangkaian kontrol pada system konvensional, yaitu sebagai perangkai

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

Lembaran Laporan Sementara Praktikum PLC (V2.75)

Lembaran Laporan Sementara Praktikum PLC (V2.75) TE145352 Aplikasi Programmable Logic Controller Lembaran Laporan Sementara Praktikum PLC (V2.75) 1. Jumlah Laporan Sementara ada 8 percobaan dan 20 halaman. Lembar Laporan Sementara ini merupakan lembar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 4.1 Tempat dan Waktu. 4.2 Bahan dan Alat. 4.3 Metode

METODE PENELITIAN. 4.1 Tempat dan Waktu. 4.2 Bahan dan Alat. 4.3 Metode IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Agustus 2011 di Lab. Instrumentasi dan Kontrol, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, komputer digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai sarana untuk membantu pekerjaan maupun sarana hiburan. Penggunaannya

Lebih terperinci

Bab 5 Kesalahan Posisi dari Perangkat Gerak

Bab 5 Kesalahan Posisi dari Perangkat Gerak Bab 5 Kesalahan Posisi dari Perangkat Gerak 5. 1. Kesalahan Posisi Perangkat gerak tracking yang digunakan selama ini merupakan mekanisme mekanik yang tidak menggunakan daya yang berasal dari motor listrik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri skala kecil hingga skala besar di berbagai negara di belahan dunia saat ini tidak terlepas dari pemanfaatan mesin-mesin industri sebagai alat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang silindris dan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Alat Miniatur Lift 3 Lantai Sesuai pembahasan pada bab III, dan dengan mengikuti tahapan-tahapan yang telah dicantumkan, hasil akhir miniatur lift tampak pada

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian yang dilakukan pada mesin CNC adalah pertama memerintahkan motor untuk bergerak ke kanan dan ke kiri (STEP LEFT dan STEP RIGHT). Kedua adalah pengujian memerintahkan

Lebih terperinci

Oleh: Fikri Yoga Pemana Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Moch. Rameli

Oleh: Fikri Yoga Pemana Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Moch. Rameli Implementasi Generalized Predictive Control untuk Mengurangi Contour Error pada Mesin CNC Milling Oleh: Fikri Yoga Pemana Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Moch. Rameli Permasalahan Mesin milling menggunakan motor

Lebih terperinci

1c. Pengujian ladder diagram memasukkan plat. 1a. Pengujian ladder diagram manual dan otomatis sistem parkir

1c. Pengujian ladder diagram memasukkan plat. 1a. Pengujian ladder diagram manual dan otomatis sistem parkir . LAMPIRAN LAMPIRAN 1 - Perencanaan Ladder Diagram Lantai 1 Karena banyaknya program ladder diagram yang dibuat, maka dalam penyampaian laporan ini dibatasi perencanaan sistem parkir hanya sistem parkir

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC

BAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC BAB III FUNGSI BAGIAN PLC Programming Devices Processor Modul Input Modul Output Catu Daya Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC Dari gambar diatas, bagian bagian tersebut mempunyai fungsi yang saling

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras sampai ke perangkat lunak untuk bisa melanjutkan ketahap

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras sampai ke perangkat lunak untuk bisa melanjutkan ketahap BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM Bab ini membahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan sistem yang telah dibuat. Ada beberapa tahap pengujian yang perlu dilakukan dari perangkat keras sampai ke

Lebih terperinci

KEGIATAN. Tes tertulis Pengamatan Wawancara Laporan. Menjelaskan pengetahuan dasar kendali elektronik

KEGIATAN. Tes tertulis Pengamatan Wawancara Laporan. Menjelaskan pengetahuan dasar kendali elektronik NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 SINGOSARI MATA PELAJARAN : Perencanaan dan Pengoperasian Kendali Elektronik KELAS/SEMESTER : XII / 5 dan 6 STANDAR KOMPETENSI : Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektronik KODE

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Turbo Charger komponen ini berbentuk seperti rumah keong dan terbuat dari plat besi yang berfungsi sebagai turbin pada mesin genset. Turbo charger memiliki 2 sisi, pada

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem simulasi conveyor untuk proses pengecatan dan pengeringan menggunakan PLC dirancang dengan spesifikasi (memiliki karakteristik utama) sebagai

Lebih terperinci

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Hardware yang dibangun merupakan mekanisme perancangan sistem kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan memanfaatkan media

Lebih terperinci