Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Terhadap Kawasan di Sekitarnya, pemindahan kampus UMY mengakibatkan infiltrasi kekotaan. Dua penelitian tersebut

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Terhadap Kawasan di Sekitarnya, pemindahan kampus UMY mengakibatkan infiltrasi kekotaan. Dua penelitian tersebut"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan kota impian untuk mencari pendidikan, hal ini terkait dengan citra yang dimilikinya sebagai kota pelajar. Walaupun tidak pernah direncanakan sebagai pusat pendidikan, kehadiran Muhammadiyah, Taman Siswa, dan Universitas Gadjah Mada menjadi awal mula Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar (Kurniawati, 2012). Namun, citra tersebut baru diimplementasikan oleh pemerintah pada tahun 2010 melalu visi kota Yogyakarta, yaitu Terwujudnya Kota Yogyakarta Sebagai Pusat Pendidikan dan Pariwisata yang Berbudaya. Saat ini Yogyakarta memiliki 144 perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (Kompas, 2013). Dari begitu banyak pilihan universitas, Universitas Gadjah Mada sebagai universitas negeri tertua menjadi pilihan banyak pelajar untuk melanjutakan jenjang pendidikan. Pada tahun 2013, resmi menerima mahasiswa baru dari luar Yogyakarta. Meskipun demikian, jumlah mahasiswa yang lulus pada periode 2013/2014 hanya berjumlah wisudawan (, 2013). Jika dilihat dari jumlah mahasiwa yang masuk dan yang keluar, terjadi selisih yang cukup besar, padahal penerimaan mahasiswa baru terus berulang setiap tahunnya. Perbedaan jumlah mahasiswa yang masuk dan keluar, menyebabkan terjadinya penumpukan jumlah mahasiswa yang masih menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada. Selisih jumlah mahasiswa berimplikasi pada permintaan tempat tinggal bagi mahasiswa luar Yogyakarta, padahal luasan lahan tidak berubah. Hal tersebut memicu perkembangan kawasan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, tidak hanya sebatas tempat tinggal tapi juga berbagai aspek lain yang mendukung, seperti perdagangan dan jasa. 1

2 Salah satu fakultas yang ada di Universitas Gadjah Mada adalah Fakultas Teknik. Fakultas Teknik yang sudah berdiri sejak tahun 1946 merupakan fakultas tertua yang memiliki jumlah mahasiswa terbanyak (, 2010). Dikarenakan sebagian besar mahasiswanya berasal dari luar Yogyakarta, mereka membutuhkan tempat tinggal selama menempuh jenjang pendidikan di Universitas Gadjah Mada. Kebanyakan dari mereka memilih lokasi tempat tinggal yang dapat dicapai dengan berjalan kaki, salah satunya adalah kawasan Pogung Kidul yang berada di utara fakultas teknik. Tingginya minat mahasiswa untuk tinggal di Kawasan Pogung Kidul dikarenakan letaknya yang strategis membuat para pemiliki lahan memaksimalkan penggunaan lahannya, begitu pula para pelaku perdagangan yang berlomba-lomba mendirikan rumah makan maupun laundry. Hal tersebut membuat harga tanah meningkat drastis dan banyak investor baru yang mendirikan usaha. Berbagai perubahan yang terjadi karena kedatangan mahasiswa menurut Smith (2002) dikategorikan sebagai studentification. Terjadi perubahan sosial, budaya, ekonomi dan fisik akibat perpindahan penduduk musiman. Proses studentification melibatkan perpindahan penduduk asal yang digantikan oleh sekelompok anak muda. Kedatangan mahasiswa ke Pogung Kidul akan merubah kondisi kawasan secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan-perubahan tersebut bila diamati akan mencakup berbagai aspek yang meliputi ekonomi, sosial, budaya, dan fisik. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini disusun untuk mendeskripsikan studentification yang terjadi di kawasan Pogung Kidul. Diharapkan penelitian ini mampu menghasilkan sebuah studi mengenai proses studentification yang terjadi di Kawasan Pogung Kidul sebagai model atas kasus-kasus yang terjadi kota lain Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Studentification di Kawasan Pogung Kidul Yogyakarta merupakan perubahan kawasan yang dipicu oleh kedatangan mahasiswa karena 2

3 letaknya yang dekat dengan Universitas Gadjah Mada, sehingga munculah pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Seperti apa studentification yang terjadi di Kawasan Pogung Kidul, Yogyakarta? b. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada studentification di Kawasan Pogung Kidul, Yogyakarta? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mendeskripsikan studentification yang terjadi di Kawasan Pogung Kidul, Yogyakarta. b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada studentification di Kawasan Pogung Kidul, Yogyakarta Batasan Penelitian Batasan penelitian ini meliputi tiga aspek, yaitu : a) Batasan Area Area penelitian adalah wilayah administrasi Kabupaten Sleman, Kecamatan Mlati, Desa Sinduadi yang difokuskan pada Kawasan Pogung Kidul. Kawasan Pogung Kidul dipilih karena kawasan tersebut berada di utara Fakultak Teknik yang merupakan fakultas terbesar di, dan kebanyakan mahasiswa cenderung memilih lokasi pondokan terdekat. Kawasan Pogung Kidul berkembang secara organis maupun terencana dengan keberadaan mahasiswa sebagai bahan pertimbangannya. b) Batasan Temporal Penelitian mengenai studentification yang terjadi di Kawasan Pogung Kidul Kidul, Yogyakarta sejak tahun 1960an hingga saat ini. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret April

4 c) Batasan Substansi Substansi yang dibahas dalam penelitian mengenai proses studentification yang terjadi di Kawasan Pogung Kidul meliputi dimensi ekonomi, dimensi sosial, dimensi budaya, dan dimensi fisik yang terkait dalam proses tersebut. Pengambilan data menggunakan purposive sampling dan menggunakan teknik indepth interview dengan batasan narasumber yang memiliki pengetahuan tentang perkembangan Pogung Kidul Kidul Keaslian Penelitian Penelitian tentang studentification sampai saat ini sedikit keberadaannya, dapat dilihat dari minimnya jurnal akademis yang membahas topik studentification. Penelitian mengenai Studentification di Kawasan Pogung Kidul, Yogyakarta sampai saat ini belum pernah diteliti. Walaupun penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya, terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut menjadi pendukung atas penelitian Studentification di Kawasan Pogung Kidul Yogyakarta. Penelitian mengenai Studentification di Kawasan Pogung Kidul, Yogyakarta mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Darren P. Smith (2005) tentang Studentification-ication : the Gentrification Factory. Smith (2005) menggunakan Leeds, Inggris sebagai studi kasusnya dimana dalam penelitian ini mengambil kasus Pogung Kidul yang secara ekonomi, sosial, dan budaya berbeda dari keadaan di Leeds. Bambang Eko Purnomo (2001) dalam thesisnya tentang Pengaruh Kampus Universitas Gadjah Mada Terhadap Perubahan Fisik dan Sosial Ekonomi Kawasan Pogung membahas perkembangan dan kecenderungan yang terjadi di Kawasan Pogung. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa terjadi perubahan secara fisik dari lahan tak terbangun menjadi lahan terbangun dengan fungsi sebagai pelayanan mahasiswa terutama pondokan. Senada dengan skripsi Nur Hasti Febriyanti (2010) yang berjudul Dampak Aktivitas Kampus Terpadu 4

5 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Terhadap Kawasan di Sekitarnya, pemindahan kampus UMY mengakibatkan infiltrasi kekotaan. Dua penelitian tersebut mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada kawasan tanpa mengkaitkannya dengan gentrifikasi seperti yang dibahas pada penelitian ini. Hendra Fauzi (2012) juga mencoba mentipologikan tempat ketiga bagi mahasiswa di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, dan membuktikan bahwa tempat ketiga di sekitar memiliki konsep akademik dimana mahasiswa dapat melakukan kegiatan akademik sekaligus bersosialisasi dengan komunitasnya. Terdapat penelitian lain yang juga bersinggungan, seperti thesis Irma Suryani Idrus (2010) yang berjudul Efek Gentrifikasi Pada Perubahan Fasad di Kawasan Kemang Jakarta Selatan. Berbagai teori serta konsep gentrifikasi juga digunakan pada penelitian ini yang diterapkan pada Kawasan Pogung Kidul, Yogyakarta. Ada pula penelitian-penelitian yang memiliki kesamaan lokus yaitu penelitian Ika Puspitasari (2012) tentang Sebaran Warung Burjo dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya serta penelitian Ahmad Arsyuddin (2012) yang berjudul Konsepsi Pemukiman Pemulung Kampung Pogung. Untuk lebih jelasnya, keterangan penelitian yang terkait dapat dilihat pada Tabel

6 Tabel 1.1. Keaslian Penelitian No Nama Judul Fokus Lokasi Metode Keterangan Hasil Penelitian Mengetahui 1 perkembangan dan Perubahan secara kecenderungan yang Pengaruh Kampus fisik dari lahan tak terjadi di Kawasan Bambang Univesitas Gadjah terbangun menjadi Pogung dalam aspek Eko Mada Terhadap Kawasan Induktif - S2 MPKD lahan terbangun fisik maupun sosial Purnomo, Perubahan Fisik dan Pogung dengan fungsi ekonomi yang 2001 Sosial Ekonomi sebagai pelayanan diakibatkan oleh Kawasan Pogung mahasiswa terutama pengaruh Kampus pemondokan. Universitas Gadjah Mada 2 Darren P. Smith 2005 Irma Suryani Idrus, 2010 Studentificationication: the Gentrification Factory? Efek Gentrifikasi Pada Perubahan Fasad Di Kawasan Kemang Jakarta Selatan Menjelaskan studentification sebagai proses perubahan kawasan yang mengekspresikan gentrifikasi dengan formasi pemukiman mahasiswa. Mengkaji tipe serta efek gentrifikasi yang terjadi di Jalan Kemang Raya Leeds, Inggris Jalan Kemang Raya Induktif - Induktif Geography Division, University of Brighton S2 Arsitektur Studentification yang terjadi erat kaitannya dengan revitalisasi kawasan dalam konteks gentrifikasi. Terjadi perubahan fasad akibat gentrifikasi di Jalan Kemang Raya. Bersambung 6

7 Lanjutan Tabel 1.1. Keaslian Penelitian No Nama Judul Fokus Lokasi Metode Keterangan Hasil Penelitian Sebaran warung burjo berada pada 3 Mengidentifikasi lokasi yang Sebaran Warung Ika faktor-faktor yang berdekatan dengan Burjo dan Faktor- Kawasan Deduktif S1 PWK Puspitasari, diduga mempengaruhi pemukiman Faktor yang Pogung 2012 persebaran warung penduduk, bukan Mempengaruhinya burjo berada pada lokasi dengan kegiatan tinggi Ahmad Arsyuddin, 2012 Nur Hesti Febriyanti, 2010 Hendra Fauzi, 2012 Konsepsi Pemukiman Pemulung Kampung Pogung Dampak Aktivitas Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Terhadap Kawasan di Sekitarnya Tempat Ketiga Bagi Mahasiswa di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Menemukan konsep empris sitem pemukiman pemulung yang membuat mereka bias bertahan di lingkungannya Menjelaskan dampak yang diakibatkan oleh aktivitas kampus terpadu UMY terhadap kawasan di sekitarnya Mentipologikan sebaran tempat ketiga bagi mahasiswa di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada. Kawasan Pogung Radius 0.5 km dari kampus UMY Pogung, Karang, Sendowo, dan Karang Malang Deduktif Deduktif - Deduktif - S1 PWK S1 PWK S2 Arsitektur Optimalisasi kawasan pemukiman oleh pemulung kampung pogung, berupa optimalisasi sisi spasial dan aktivitas. Pemindahan kampus UMY mengakibatkan infiltrasi fungsi kekotaan. Tempat ketiga yang berada di sekitar memiliki konsep akademik. Sumber : Perpustakaan S1 Jurusan Arsitektur dan Perencanaan dan Perpustakaan S2 MPKD 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Identitas penting bagi perkembangan kota. Sebagaimana identitas manusia, Heidari dan Mirzaii (2013) mengatakan bahwa identitas kota terkait erat dengan eksistensi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota adalah daerah terbangun yang memiliki jumlah penduduk dan intensitas penggunaan ruang yang cenderung tinggi sehingga kota senantiasa menjadi pusat aktivitas bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut permukiman informal di Indonesia., diambil dari kata Melayu, awalnya merupakan terminologi yang dipakai untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan istilah bagi orang-orang yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, baik itu pada jenjang diploma, sarjana, magister, maupun doktor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri. (Irawan, 1992: 5).

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri. (Irawan, 1992: 5). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita. Jadi tujuan

Lebih terperinci

Data Sampel Rumah Sewa Jangkauan 3. No. Jarak Aksesibilitas Harga KM. Luas Furniture /bln dalam

Data Sampel Rumah Sewa Jangkauan 3. No. Jarak Aksesibilitas Harga KM. Luas Furniture /bln dalam Data Sampel Rumah Sewa Jangkauan 3 Kondisi Rumah Sewa Mahasiswa No. Jarak Aksesibilitas Harga KM Luas Furniture /bln dalam Kamar Ekonomi Mobilitas 1 400-600 Sedang 250 Tidak Ya 3 x 3 500-1jt Motor 2 400-600

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah. Adanya pengembangan sektor pariwisata diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan aktivitasnya. Kebutuhan manusia akan tanah untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan aktivitasnya. Kebutuhan manusia akan tanah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah sebagai bagian dari ruang muka bumi adalah sarana bagi manusia untuk melaksanakan aktivitasnya. Kebutuhan manusia akan tanah untuk melaksanakan aktivitasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan penataan ruang meliputi aspek-aspek pengaturan,

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan penataan ruang meliputi aspek-aspek pengaturan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan penataan ruang meliputi aspek-aspek pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan, dimana untuk masing-masing aspek tersebut merupakan suatu rangkaian

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memilki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki beribu pulau dengan area pesisir yang indah, sehingga sangat berpotensi dalam pengembangan pariwisata bahari. Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar. Setiap tahunnya, terdapat ribuan mahasiswa dari seluruh pelosok tanah air yang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta, M. Ali Fahmi, SE, MM yang dikutip dalam artikel koran Kedaulatan Rakyat 24 Agustus 2015, selain Yogyakarta mendapat predikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan salah satu tempat kehidupan manusia yang kompleks. Di dalamnya, kota mencakup seluruh kegiatan manusia dan mewadahinya ke dalam ruang-ruang tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan suatu kota yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk, pembangunan infrastruktur, dan aktivitas ekonomi yang terus meningkat menyebabkan

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Post Modern

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Post Modern LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

GEDUNG PUSAT KAMPUS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

GEDUNG PUSAT KAMPUS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik GEDUNG PUSAT KAMPUS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Pariwisata dikenal sebagai suatu bentuk rangkaian kegiatan kompleks yang berhubungan dengan wisatawan dan orang banyak, serta terbentuk pula suatu sistem di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dalam populasi masyarakat ekonomi. Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perkotaan secara keseluruhan yang dipengaruhi oleh. keadaan alam (Yudohusodo, 1991). Dengan semakin tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perkotaan secara keseluruhan yang dipengaruhi oleh. keadaan alam (Yudohusodo, 1991). Dengan semakin tingginya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan permukiman di perkotaan merupakan bagian dari perkembangan perkotaan secara keseluruhan yang dipengaruhi oleh perkembangan berbagai faktor seperti ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gumuk Pasir (sand dunes) merupakan bentukan alam berupa gundukangundukan pasir menyerupai bukit akibat pergerakan angin (eolean). Istilah gumuk berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai kampus tertua dan terbesar di Indonesia, sudah sewajarnya bila Universitas Gadjah Mada memberikan contoh manajemen kampus hijau dan ramah lingkungan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Kota Yogyakarta yang memiliki julukan kota pelajar di Indonesia hingga saat ini, telah mengalami perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kualitas kesehatan akan berdampak pada peningkatan angka harapan hidup suatu negara. Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap jumlah penduduk lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan, karena pendidikan dilihat sebagai investasi sumber daya manusia yang selalu berkaitan dengan keperluan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia selain sandang dan papan. Ketersediaan pangan yang cukup menjadi isu nasional untuk mengentaskan kerawanan pangan di berbagai daerah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampung kota adalah suatu bentuk pemukiman di wilayah perkotaan yang khas Indonesia dengan ciri antara lain: penduduk masih membawa sifat dan prilaku kehidupan pedesaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang memiliki kawasan pesisir yang sangat luas, karena Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. negara yang memiliki kawasan pesisir yang sangat luas, karena Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Wilayah pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Indonesia merupakan negara yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia untuk ruang akan selalu bertambah, di sisi lain pasokan ruang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia untuk ruang akan selalu bertambah, di sisi lain pasokan ruang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, pertambahan populasi menyebabkan kebutuhan manusia untuk ruang akan selalu bertambah, di sisi lain pasokan ruang tetap dan terbatas.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, seorang siswa dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, seorang siswa dihadapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, seorang siswa dihadapkan pada pilihan untuk meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi. Untuk menjamin pendidikan tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kota-kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bidang industri, sarana transportasi, perluasan daerah pemukiman dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki wilayah perairan lebih luas dibanding daratan. Secara fisik luas daratan di Indonesia ± 1,9 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya Peran Pantai Baron sebagai Tujuan Wisata Pantai

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya Peran Pantai Baron sebagai Tujuan Wisata Pantai BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Pentingnya Peran Pantai Baron sebagai Tujuan Wisata Pantai Kabupaten Gunungkidul memiliki beberapa potensi bahari yang sangat menjanjikan antara lain Pantai Baron,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam tersebut tersebar di seluruh propinsi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam tersebut tersebar di seluruh propinsi yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang cukup banyak. Di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, pertambangan dan energi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY

BAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Rumah tinggal pada dasarnya merupakan suatu wadah dasar manusia ataupun keluarga untuk melangsungkan hidup yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menelusuri kota Yogyakarta tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Kampung Kauman. Kampung Kauman terletak di sebelah barat alun-alun utara kota Yogyakarta, Berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat pesat di berbagai bidang, baik sektor pendidikan, ekonomi, budaya, dan pariwisata. Hal tersebut tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan diri agar berupaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi baik

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan diri agar berupaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tinggi merupakan bagian dari pendidikan nasional yang membentuk sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan daya saing. Perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mencakup 4 Perguruan Tinggi, yaitu Universitas Gadjah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian utama di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta pertahun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah remaja di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam. usia produktif sangat mempengaruhi keberhasilan pembangunan daerah,

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah remaja di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam. usia produktif sangat mempengaruhi keberhasilan pembangunan daerah, BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Jumlah remaja di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam membangun sumber daya diberbagai bidang pembangunan. Peran remaja pada usia produktif sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kota yang cukup padat dan banyak di datangi. Selain. terdapat di Yogyakarta. Keberadaan kampus-kampus di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kota yang cukup padat dan banyak di datangi. Selain. terdapat di Yogyakarta. Keberadaan kampus-kampus di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini merupakan kota yang cukup padat dan banyak di datangi. Selain itu Yogyakarta juga memiliki julukan sebagai kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai sebuah kota yang terletak pada kawasan pantai utara Jawa memiliki berbagai potensi yang belum sepenuhnya dikembangkan. Sesuai dengan Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Anak adalah generasi yang akan meneruskan kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam suatu negara. Dalam Keputusan Presiden RI no 36 tahun 1990 tentang Pengesahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks, terdiri dari berbagai sarana dan prasarana yang tersedia, kota mewadahi berbagai macam aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia dengan panjang garis pantai mencapai 95.181 km menyimpan kekayaan dan keragaman sumber daya alam baik sumber daya alam yang dapat pulih (seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja yang cukup tinggi, di Kabupaten Sleman terdapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja yang cukup tinggi, di Kabupaten Sleman terdapat banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sesuai dengan uraian pemerintah Kabupaten Sleman mengenai luas wilayah, Sleman merupakan satu dari lima kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN TA 29

BAB I PENDAHULUAN TA 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sebagai tunas muda harapan masa depan bangsa harus dibekali dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang saling menunjang untuk membawa bangsa menjadi bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai kota yang menyandang predikat kota pelajar dan juga yang sekarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai kota yang menyandang predikat kota pelajar dan juga yang sekarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai kota yang menyandang predikat kota pelajar dan juga yang sekarang ini sudah menjadi salah satu kota tujuan wisata, Yogyakarta masih merupakan kota yang paling

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan fisik kota terjadi sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk karena adanya tuntutan kebutuhan ruang (Pontoh, 2009). Seperti halnya yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

Konsentarsi Manajemen Industri dan Program Studi Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi.

Konsentarsi Manajemen Industri dan Program Studi Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi. Sejarah ITN Malang Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang bermula dari Akademi Teknik Nasional (ATN) Malang yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional Malang pada tahun 1969 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1. Kurangnya Jumlah Hotel di Kabupaten Kulon Progo Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang belum memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu daftar warisan budaya dunia (world heritage list) dibawah

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu daftar warisan budaya dunia (world heritage list) dibawah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kompleks Candi Prambanan merupakan salah satu cagar budaya Indonesia yang menjadi salah satu daftar warisan budaya dunia (world heritage list) dibawah UNESCO sejak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatannya, penelitian ini menggunakan strategi penelitian study kasus,

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatannya, penelitian ini menggunakan strategi penelitian study kasus, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, jika ditinjau dari segi pendekatannya, penelitian ini menggunakan strategi penelitian study

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. padat. Pemukiman kumuh terjadi disetiap sudut kota. Banyaknya pengamen,

BAB I PENDAHULUAN. padat. Pemukiman kumuh terjadi disetiap sudut kota. Banyaknya pengamen, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah Ibukota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status tingkat

Lebih terperinci

REDESAIN GEDUNG BIOSKOP DI KAWASAN MALIOBORO, YOGYAKARTA BAGIAN I. Pendahuluan dan Latar Belakang UKDW TUGAS AKHIR WILFRIDUS GALIH PRAKOSA

REDESAIN GEDUNG BIOSKOP DI KAWASAN MALIOBORO, YOGYAKARTA BAGIAN I. Pendahuluan dan Latar Belakang UKDW TUGAS AKHIR WILFRIDUS GALIH PRAKOSA Pendahuluan dan Latar Belakang BAGIAN I 1 YOGYAKARTA Yogyakarta Sebagai Daerah Tujuan Pariwisata, Kota Seni Budaya, dan Kota Pelajar Letak geografis : 7 49' 26" - 7 15' 24" Lintang Selatan dan 110 24'

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya dengan perencanaan terpadu dengan peningkatan kegiatan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. tentunya dengan perencanaan terpadu dengan peningkatan kegiatan manusia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada dasarnya sebuah kota terbentuk dan berkembang secara bertahap dan tentunya dengan perencanaan terpadu dengan peningkatan kegiatan manusia di dalamnya, di mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Universitas Diponegoro merupakan sebuah perguruan tinggi negeri di Kota Semarang, dan merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia dengan menempati urutan

Lebih terperinci

LP3A Tugas Akhir 135: Apartemen Tanjung Barat BAB 1 PENDAHULUAN

LP3A Tugas Akhir 135: Apartemen Tanjung Barat BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tingginya investasi di DKI Jakarta, serta pertumbuhan perekonomian yang baik memicu semakin banyaknya tenaga kerja yang terserap dan menetap di DKI Jakarta. Sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali yang terkenal sebagai pulau Dewata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali yang terkenal sebagai pulau Dewata merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali yang terkenal sebagai pulau Dewata merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang menjadi tujuan wisata bagi para wisatawan domestik maupun dari manca negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi untuk kehidupan di kota-kota besar, seperti: Jakarta, Bandung, Semarang,

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi untuk kehidupan di kota-kota besar, seperti: Jakarta, Bandung, Semarang, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang, persaingan dalam hidup semakin berat. Apalagi untuk kehidupan di kota-kota besar, seperti: Jakarta, Bandung, Semarang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul. : Peroses, cara, perbuatan mengembangkan sesuatu, benda, hasil karya, suatua kawasan. 1.

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul. : Peroses, cara, perbuatan mengembangkan sesuatu, benda, hasil karya, suatua kawasan. 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Pengembangan Kawasan Kampus UMS Destinasi Wisata : Peroses, cara, perbuatan mengembangkan sesuatu, benda, hasil karya, suatua kawasan. 1 : Daerah tertentu yg mempunyai

Lebih terperinci

http://www.gunadarma.ac.id/ KAJIAN PENAMPUNGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA DEPOK ISI PRESENTASI: LATAR BELAKANG IDENTIFIKASI MASALAH BATASAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI PENELITIAN

Lebih terperinci

Sebagai desa wisata yang sudah beroprasi lebih dari 10 tahun, Desa Wisata Brayut memiliki jumlah wisatan asing dan lokal yang terus meningkat setiap

Sebagai desa wisata yang sudah beroprasi lebih dari 10 tahun, Desa Wisata Brayut memiliki jumlah wisatan asing dan lokal yang terus meningkat setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa secara etimologi diartikan sebagai kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan. Desa yang dipandang sebagai lawan kota diartikan sebagai keadaan yang asri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perjalanan waktu, kota akan mengalami perkembangan sebagai akibat dari pertambahan penduduk, perubahan sosial-ekonomi dan budayanya serta interaksinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pendidikan adalah hak bagi setiap anak, termasuk anak dengan disabilitas atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Pendidikan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanah sebagai salah satu sumber daya yang akan mendorong manusia dalam kehidupannya untuk berperilaku secara unik terhadap tanah atau bidang tanah tersebut. Tanah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era persaingan bisnis yang global ini, laba bukanlah menjadi fokus utama dalam sebuah kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan yang dibentuk, baik perusahaan yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan otonomi daerah yang berlandaskan UU No. 32 tahun 2004 yang merupakan revisi dari UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, memberikan kewenangan yang sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1

I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1 Posisi Bulaksumur dan Sekip sebagai lokasi kampus terpadu UGM yang berada di perbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk Kota Bandung membawa konsekuensi pada masalah lingkungan binaan yang makin memprihatinkan. Beberapa kawasan terutama kawasan pinggiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas kehidupan. Perkembangan yang terjadi di perkotaan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas kehidupan. Perkembangan yang terjadi di perkotaan diikuti dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia pada umumnya bermuara pada meningkatnya jumlah penduduk, dan meningkatnya berbagai kebutuhan akan fasilitas kehidupan. Perkembangan

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat memiliki karakter kota yang sangat unik dan jarang sekali dijumpai pada kota-kota lain. Kota yang mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang sejak tahun 2008 telah memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan merupakan

Lebih terperinci

PASAR GUNUNGPATI DI SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

PASAR GUNUNGPATI DI SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular) LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR GUNUNGPATI DI SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari / BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab IV didapatkan temuan-temuan mengenai interaksi antara bentuk spasial dan aktivitas yang membentuk karakter urban

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. kebutuhan akan perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia. Undangundang

BAB I PENGANTAR. kebutuhan akan perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia. Undangundang BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Urbanisasi yang terjadi di kota-kota mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia. Undangundang No.1 Tahun 2011 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gorontalo sebagian besar wilayahnya berbentuk dataran, perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian 0 2000 M di atas permukaan laut. Luas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang memproduksinya. Hal ini membuat kesulitan bagi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang memproduksinya. Hal ini membuat kesulitan bagi perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali nama produk yang dikenal tanpa mengetahui nama perusahaan yang memproduksinya. Hal ini membuat kesulitan bagi perusahaan yang ingin mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilik aset. Aset berarti kekayaan atau harta yang nantinya diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pemilik aset. Aset berarti kekayaan atau harta yang nantinya diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aset merupakan hal yang sangat fundamental bagi perseorangan maupun organisasi, karena merupakan bagian yang penting dalam pencapaian tujuan dari pemilik aset. Aset

Lebih terperinci

PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Otomotif, sarana bidang transportasi yang berfungsi dalam upaya memenuhi tuntutan ekonomi di jaman teknologi sekarang ini yang mana tingkat dari kebutuhan dan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kabupaten Semarang sebagai salah satu Kabupaten di Indonesia yang sedang berkembang, mempunyai berbagai macam dan banyak sekali aktivitas masyarakat didalamnya, ditinjau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sepakbola di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1930, pada era penjajahan kolonial Belanda. Sejak itu sepakbola di Indonesia terus mengalami kemajuan.

Lebih terperinci

PROPOSAL PENGAJUAN BEASISWA UNGGULAN PASCASARJANA DALAM NEGERI BIRO PERENCANAAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI

PROPOSAL PENGAJUAN BEASISWA UNGGULAN PASCASARJANA DALAM NEGERI BIRO PERENCANAAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI PROPOSAL PENGAJUAN BEASISWA UNGGULAN PASCASARJANA DALAM NEGERI BIRO PERENCANAAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA A. Pendahuluan Indonesia adalah negara

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Anggun Tri Suciati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota secara terus menerus mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Perkembangan dan pertumbuhan kota memiliki dampak positif dan negatif. Dampak postif yang dapat dirasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan salah satu bencana yang cukup sering melanda beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di wilayah perkotaan dengan kepadatan permukiman yang tinggi.

Lebih terperinci

TAMAN REKREASI PANTAI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Lanskap

TAMAN REKREASI PANTAI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Lanskap LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI PANTAI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Lanskap Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

Berdasarkan pengamatan langsung, mahasiswa yang sedang mengikuti studio tersebut belum memiliki gambaran yang jelas mengenai proses analisis dan

Berdasarkan pengamatan langsung, mahasiswa yang sedang mengikuti studio tersebut belum memiliki gambaran yang jelas mengenai proses analisis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perencanaan wilayah dan kota merupakan bidang pendidikan yang tergolong dalam multidisiplin ilmu. Bidang tersebut menggunakan beragam tinjauan ilmu yang meliputi ilmu

Lebih terperinci

Shafira Rizki Aulia. Need Assessment. Lokasi: Kota Malang

Shafira Rizki Aulia. Need Assessment. Lokasi: Kota Malang Shafira Rizki Aulia 145120400111048 Need Assessment Lokasi: Kota Malang Kota Malang merupakan kota pendidikan dimana tingkat akademisi hubungan internasional cukup tinggi mengingat terdapat beberapa universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan rokok di Indonesia sampai saat ini masih menjadi masalah nasional yang perlu diupayakan penanggulangannya, karena menyangkut berbagai aspek permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan kota yang begitu pesat berbanding sejajar dengan pertumbuhan dan pertambahan penduduk kota beserta kegiatannya. Pertumbuhan ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi sebagai satu lembaga pendidikan tinggi, memberikan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan para penggunanya dalam hal ini adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN EXA ALIFA BUDIYANTO ABSTRAK Ketika mahasiswa memasuki perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ( Tugas Akhir Periode 96)

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ( Tugas Akhir Periode 96) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah sebuah daerah otonomi setingkat propinsi yang ada di Indonesia.. Sebutan Yogyakarta sebagai daerah pariwisata menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Umum Perancangan Gambar 4. 1 Diagram Ilustrasi Konsep Umum Perancangan Berawal dari komunitas bernama generasi 90-an, muncul sebuah buku ilustrasi populer yang menjadi

Lebih terperinci