BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
|
|
- Glenna Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan istilah bagi orang-orang yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, baik itu pada jenjang diploma, sarjana, magister, maupun doktor. Mahasiswa umumnya memiliki aktivitas rutin yang cukup banyak dan padat, baik di kampus maupun di luar kampus. Di dalam kampus mahasiswa mengikuti perkuliahan, praktikum, dan organisasi kemahasiswaan atau kegiatan kepanitiaan. Di luar kampus mahasiswa juga menggunakan waktunya untuk mengikuti kursus atau mengikuti organisasi kepemudaan. Di luar aktivitas rutinnya, seorang mahasiswa membutuhkan kegiatan yang dapat menyegarkan pikiran serta mengurangi penat dari padatnya jadwal kuliah dan banyaknya tugas yang harus dikerjakan. Oleh karena itu, setiap mahasiswa memiliki satu waktu yang sengaja dialokasikan, baik setiap hari atau beberapa kali dalam seminggu untuk melepaskan diri sejenak dari rutinitas kehidupan perkuliahan. Waktu tersebut dikenal dengan istilah waktu luang. Waktu luang dapat diartikan sebagai waktu di mana seseorang dapat melakukan suatu kegiatan yang menyenangkan dan menghibur, yang dilakukan di sela aktivitas rutin. Persepsi waktu luang di kalangan mahasiswa sangat beragam. Terkadang, mahasiswa sendiri tidak menyadari jika memiliki waktu luang. Padahal waktu luang memiliki peranan yang besar dalam kehidupan mahasiswa. Waktu luang dapat dijadikan sarana sosialisasi antar mahasiswa maupun dengan keluarga. Waktu luang juga bermanfaat untuk menghibur diri dan relaksasi, serta dapat meningkatkan kesegaran mental dan jasmani. Biasanya setelah melakukan kegiatan di waktu luang, mahasiswa seakan mendapat suntikan semangat baru untuk kembali menjalani rutinitas. Waktu luang yang dimiliki mahasiswa akan sangat bergantung dari aktivitas yang dijalani mahasiswa itu sendiri. Banyak sedikitnya waktu luang dipengaruhi oleh tingkat kesibukan mahasiswa, baik yang berhubungan dengan aktivitas perkuliahan maupun aktivitas kemahasiswaan lainnya. Seorang mahasiswa yang 1
2 aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan bisa jadi memiliki waktu luang yang lebih sedikit dibandingkan dengan mahasiswa yang hanya mengikuti kegiatan akademik perkuliahan. Tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi hal sebaliknya, karena waktu luang juga dapat ditentukan oleh manajemen waktu masing-masing individu. Jenis kegiatan untuk mengisi waktu luang beragam dan tergantung dari individu masing-masing. Beberapa kegiatan yang sering dilakukan adalah berolahraga, nongkrong di kafe atau restoran, dan jalan-jalan, seperti mengunjungi pusat perbelanjaan atau pergi ke tempat wisata. Waktu luang juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan hobi sekaligus mengasah kemampuan. Aktivitas waktu luang ini sudah menjadi gaya hidup tersendiri terutama di kalangan mahasiswa. Menurut Setiyani (2012), kegiatan mengisi waktu luang dapat terbagi menjadi tiga jenis. Pertama kegiatan relaksasi, yaitu kegiatan yang dapat membuat individu merasa nyaman dan relaks dan dapat berupa kegiatan aktif seperti berkebun atau kegiatan pasif seperti mendengarkan musik. Kedua adalah kegiatan hiburan, yaitu kegiatan yang mencakup hal-hal yang bersifat menyenangkan seperti bermain video game dan nongkrong bersama teman. Selain itu, melakukan hobi juga merupakan bagian dari kegiatan hiburan sekaligus untuk meningkatkan penguasaan keterampilan. Terakhir adalah kegiatan pengembangan diri yang berfungsi untuk mengembangkan bakat dan potensi serta meningkatkan kualitas hidup. Kegiatan ini dilakukan dengan mengikuti kursus atau mengikuti kegiataan keagamaan seperti ceramah dengan tujuan untuk pengembangan karakter diri. Mahasiswa dapat bebas memilih aktivitas waktu luangnya, tanpa paksaan dari siapapun. Setiap aktivitas yang dilakukan mahasiswa tentu membutuhkan ruang, yang tentu saja menyesuaikan dengan jenis aktivitasnya. Ruang tersebut memiliki keunikan tersendiri seperti yang menjadi daya tarik bagi mahasiswa. Ruang tersebut sangat beragam jenisnya dan lokasinya pun menyebar, baik di dalam maupun luar area kampus sehingga mahasiswa dapat memilih ruang yang diinginkannya. 2
3 UGM merupakan salah satu universitas yang menyediakan ruang untuk waktu luang bagi mahasiswa. Ruang tersebut memiliki skala pelayanan yang berbeda, ada yang berskala jurusan sampai dengan skala universitas. Ruang tersebut ditujukan untuk mengakomodasi kegiatan mahasiswa di luar aktivitas perkuliahan, seperti untuk berolahraga atau sekedar makan dan berkumpul bersama teman. Gelanggang mahasiswa, Foodcourt, kawasan Lembah, dan Perpustakaan pusat merupakan contoh lokasi yang digunakan oleh mahasiswa UGM di waktu luang. Mahasiswa dapat memilih lokasi sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya masing-masing. Pemilihan lokasi ini juga dapat dipengaruhi dengan siapa mahasiswa tersebut menghabiskan waktu luangnya. Tidak sedikit pula mahasiswa yang menghabiskan waktu luang di kos atau tempat tinggal masingmasing. Di sekitar kawasan kampus sendiri, terdapat beragam pilihan ruang untuk mahasiswa. Tuntutan kebutuhan ruang untuk aktivitas waktu luang mahasiswa menyebabkan kawasan sekitar kampus tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyak jumlah dan ragam variasi ruang. Kafe, warung internet, dan tempat fitness merupakan ruang-ruang yang dapat dengan mudah ditemukan di sekitar kawasan UGM. Banyaknya jumlah mahasiswa menimbulkan tingginya tuntutan ruang dan hal ini dilirik sebagai potensi menarik oleh para pengembang untuk membuka usaha yang memfasilitasi waktu luang di sekitar kampus. Tidak hanya itu saja, seiring dengan meningkatnya jumlah mahasiswa dan adanya gaya hidup mahasiswa terutama dalam memanfaatkan waktu luang juga menyebabkan bertumbuhnya tempat-tempat hiburan seperti karaoke, bioskop, dan pusat perbelanjaan yang menyasar mahasiswa sebagai konsumen utama. Dengan beragamnya jenis ruang dan lokasinya yang tersebar di dalam maupun luar kampus membuat mahasiswa bebas untuk memilih di mana waktu luangnya akan dihabiskan. Preferensi mahasiswa dalam menentukan ruang untuk waktu luang inilah yang kemudian menarik minat peneliti. Selama ini, penelitian mengenai waktu luang masih sebatas pada pemaknaan dan pemanfaatan waktu luang, belum ada yang membahas waktu luang dari sisi spasial. 3
4 Waktu luang mahasiswa memiliki kaitan erat dengan perkembangan wilayah. Tuntutan kebutuhan ruang untuk waktu luang akan selalu ada dan cenderung akan semakin bervariasi bentuk dan jenisnya. Sebaran lokasi ruang juga menjadi satu bahasan yang menarik untuk dikaji, karena menyangkut dengan perilaku mahasiswa dan fungsi kawasan. Ruang-ruang waktu luang ini belum terlalu banyak dilihat oleh perencana, terutama oleh pihak kampus yang terkesan kurang memperhatikan kebutuhan ruang mahasiswa di waktu luangnya, padahal kebutuhan ruang ini tidak akan pernah habis. 1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian UGM merupakan salah satu universitas dengan jumlah mahasiswa mencapai ribuan orang. Mahsiswa ini memiliki memiliki beragam kebutuhan yang tentu saja harus diakomodir dan difasilitasi. Salah satu kebutuhan yang menjadi sorotan adalah kebutuhan waktu luang di mana mahasiswa memerlukan dan melakukan aktivitas waktu luang untuk menyegarkan pikiran dan menghilangkan kepenatan. Persepsi waktu luang antar mahasiswa yang satu dan yang lain berbeda, tergantung dari beberapa hal. Begitu pula jenis pemanfaatan waktu luang di kalangan mahasiswa yang sangat beragam, tergantung dari individu masingmasing. Pemanfaatan waktu luang ini juga membutuhan ruang khusus yang disesuaikan dengan jenis kegiatan, maupun dipilih sesuai dengan preferensi mahasiswa. Untuk itulah muncul pertanyaan penelitian: 1. Bagaimana pemanfaatan waktu luang oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada? 2. Bagaimana seting ruang untuk pemanfaatan waktu luang di kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada? 3. Bagaimana preferensi mahasiswa dalam memilih ruang untuk waktu luang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang serta pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi pemanfaatan waktu luang mahasiswa Universitas Gadjah Mada 4
5 2. Mendeskripsikan seting ruang untuk pemanfaatan waktu luang di kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada 3. Menganalisis preferensi mahasiswa dalam memilih ruang untuk waktu luang 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi banyak pihak, berupa: 1. Memberi gambaran pemanfaatan waktu luang di kalangan mahasiswa yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penyediaan fasilitas bagi mahasiswa. 2. Memberi masukan untuk membangun sebuah kawasan kampus yang menyediakan fasilitas pelayanan kebutuhan mahasiswa, baik kebutuhan akademis maupun non akademis. 3. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi dan acuan dalam mengembangkan kampus. Kajian ini berguna untuk membandingkan apakah perencanaan kampus tersebut sudah memenuhi dan sudah mengakomodasi kebutuhan warga kampus terutama terkait dengan kebutuhan ruang untuk waktu luang. 4. Memperkaya ilmu perencanaan wilayah dan kota, terutama terkait dengan perkembangan dan perencanaan kawasan kampus. 1.5 Batasan Penelitian Secara umum, penelitian ini akan membahas mengenai pola pemanfaatan waktu luang bentuk ruang untuk waktu luang di kalangan mahasiswa. Fokus dan lokus penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut Fokus Penelitian ini berfokus pada pola pemanfaatan waktu luang dan ruang-ruang untuk waktu luang di kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini melihat bagaimana perilaku mahasiswa di waktu luang dan bagaimana bentuk dan sebaran ruang untuk waktu luang bagi mahasiswa. Selanjutnya, juga dilihat 5
6 bagaimana preferensi mahasiswa dalam menentukan jenis kegiatan dan lokasi persebaran lokasi kegiatannya Lokus Lokus atau kawasan amatan penelitian ini adalah kawasan Universitas Gadjah Mada dan kawasan di sekitarnya. Lokasi amatan dibedakan menjadi ruang untuk waktu luang yang ada di dalam kompleks kawasan kampus UGM dan ruang yang ada di luar kawasan kampus UGM. 1.6 Keaslian Penelitian Dengan melihat berbagai referensi penelitian baik itu berupa skripsi, tesis, jurnal maupun artikel, ternyata penelitian mengenai kajian pemanfaatan ruang untuk waktu luang di kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada belum pernah dilakukan sebelumnya. Tetapi penulis menemukan beberapa keterkaitan dengan beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Keterkaitan ini dapat ditemukan dalam penelitian yang dilakukan Hendra Fauzi pada tahun 2012 yang berjudul Tempat Ketiga Bagi Mahasiswa di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penelitian tersebut berfokus pada konsep tempat ketiga yang dikemukakan oleh Oldenburg dengan konsep tempat ketiga bagi mahasiswa. Penelitian ini juga membahas mengenai aktivitas dan seting pada lokasi tempat ketiga bagi mahasiswa, di mana peneliti menentukan lokasi-lokasi yang menjadi tempat ketiga bagi mahasiswa. Proses analisis dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Hasil penelitian menunjukkan pola sebaran tempat ketiga bagi mahasiswa memiliki pola menyebar dan pola linier yang memiliki tipologi bentuk terbuka. Selain itu, tempat ketiga dapat dikelompokkan menjadi dua konsep yaitu konsep akademik dan konsep hiburan. Pada penelitian lain yang berjudul Pemanfaatan Waktu Luang Mahasiswa (Studi Kasus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin) oleh Fachrun Nisar pada tahun 2014 ditemukan beberapa keterkaitan. Penelitian tersebut berfokus pada cara mahasiswa FISIP UNHAS memanfaatkan waktu luangnya dan faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memanfaatkan waktu 6
7 luangnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat empat kegiatan yang dilakukan mahasiswa saat waktu luang, yaitu olahraga, hiburan, organisasi, dan hobi, serta faktor yang mempengaruhinya antara lain uang, teman, minat, dan karakter individu. Penelitian oleh Susi Wijayanti di tahun 2000 dengan judul Pola Seting Ruang Komunal Interaksi Sosial Mahasiswa (Studi Kasus : Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNDIP) juga memiliki keterkaitan terutama dalam hal fokus penelitian yaitu mahasiswa. Penelitian tersebut bertujuan untuk menemukan pola seting ruang komunal sebagai sarana kegiatan interaksi mahasiswa dan menemukan indikasi yang muncul dari perilaku mahasiswa saat melakukan interaksi sosial terhadap ruang yang dianggap sebagai ruang komunal. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan arsitektur dan perilaku di mana metode pengumpulan data dilakukan dengan pemetaan perilaku, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menemukan bahwa seting ruang komunal dipengaruhi oleh kondisi seting (fisik dan spasial), aktivitas, dan tuntutan atribut yang kemudian membentuk suatu pola berupa pola interaksi sosial terhadap seting serta pola seting terhadap interaksi sosial. Berdasarkan pembahasan ketiga penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai pemanfaatan ruang untuk waktu luang di kalangan mahasiswa UGM ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini berfokus pada perilaku mahasiswa dalam memanfaatkan waktu luang serta ruangruang yang dijadikan lokasi waktu luang oleh mahasiswa, baik ruang yang ada di dalam kampus maupun di luar kampus UGM. 1.7 Kerangka Berpikir Penelitian mengenai ruang untuk waktu luang diawali dengan keterkaitan peneliti terhadap isu yang berkembang di sekitarnya. Penelitian ini berangkat dari fenomena yang terjadi di sekitar penulis, yaitu aktivitas mahasiswa. Mahasiswa memiliki beragam jenis aktivitas, terutama berhubungan dengan kegiatan perkuliahan. Tetapi di sela-sela padatnya jadwal mahasiswa memiliki waktu senggang untuk bersenang-senang yang disebut dengan waktu luang. 7
8 Fenomena waktu luang mahasiswa menarik untuk diteliti karena berhubungan dengan dua hal yaitu perilaku dan ruang. Tingginya pemanfaatan waktu luang peneliti amati dari media sosial, di mana seringkali mahasiswa mengupdate status sedang berada di Lokasi A atau berada di Kafe B, dan seterusnya. Aktivitas yang dilakukan pun beragam dan saat ini justru berkembang menjadi gaya hidup yang belakangan menjadi tren. Penelitian ini didasari dengan teori mengenai waktu luang, ruang, dan perilaku. Dari teori dan fenomena yang terjadi di lapangan dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lain. Waktu luang akan diisi dengan aktivitas tertentu yang dipilih oleh mahasiswa dan dilakukan pada ruang tertentu. Peneliti ingin melihat hubungan di antara ketiga hal tersebut berkaitan dengan fenomena yang terjadi saat ini. Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Peneliti (Sumber : Hasil analisis, 2015) 8
9 1.8 Sistematika Penulisan Penulisan laporan penelitian ini terdiri dari 6 bab, yaitu 1. Bab 1 Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, keaslian penelitian, kerangka berpikir, dan sistematika penulisan. 2. Bab 2 Tinjauan Pustaka. Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian dan landasan teori. 3. Bab 3 Metode Penelitian. Bab ini berisi tentang pendekatan yang digunakan, unit amatan dan unit analisis, alat/instrumen penelitian, cara dan langkah pengumpulan data, metode analisis data, serta tahapan penelitian. 4. Bab 4 Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Bab ini berisi gambaran umum wilayah penelitian yang berada di Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta, yaitu Kecamatan Mlati, Kecamatan Depok, Kecamatan Jetis, dan Kecamatan Gondokusuman, serta deskripsi kawasan kampus UGM. 5. Bab 5 Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi pembahasan hasil temuan di lapangan dan analisisnya serta keterkaitan antara hasil penelitian dengan teori yang acuan. 6. Bab 6 Penutup. Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya. 9
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kabupaten Semarang sebagai salah satu Kabupaten di Indonesia yang sedang berkembang, mempunyai berbagai macam dan banyak sekali aktivitas masyarakat didalamnya, ditinjau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lagu, sehingga oleh masyarakat baik para pekerja maupun para pelajar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia saat ini adalah pada sektor industri hiburan. Berbagai tempat-tempat hiburan di daerah perkotaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kebutuhan terhadap hiburan sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan manusia. Layaknya kebutuhan sandang, pangan, dan papan, hiburan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak kemajuan yang dicapai oleh manusia, sejalan dengan perkembangan teknologi, perekonomian, industri, komunikasi, dan rekreasi. Sehingga membawa masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rekreasi dan hiburan merupakan aktivitas yang positif dan merupakan suatu kegiatan yang bisa menyegarkan tubuh dan pikiran, untuk bisa memulihkan semangat bagi tiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai aktivitas. Hal ini terbilang wajar mengingat Jakarta merupakan pusat pemerintahan, pusat
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin layak. Mereka bekerja banting tulang untuk memenuhi keinginan yang tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi gaya hidup di kota-kota besar memaksa orang untuk bekerja lebih keras. Beban pekerjaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota yang sedang mengalami perkembangan, khususnya dalam bidang ekonomi dan pariwisata. Bandung pada masa lalu merupakan kota tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang aktivitasnya sejak kecil hingga dewasa, mulai dari pagi hari hingga larut malam. Dalam hidupnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat dan terasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rekreasi dan hiburan telah menjadi unsur penting dalam kehidupan masyarakat modern saat ini. Seiring perkembangan zaman, padatnya aktivitas,dan tingginya tuntutan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dunia teknologi yang ada sekarang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, dunia teknologi yang ada sekarang ini menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia. Hal ini dapat dibuktikan dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat pendidikan di negara kita, memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang kehidupan yang sangat
Lebih terperinciKAJIAN KECENDERUNGAN RUANG PUBLIK SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERKEMBANG SEBAGAI KAWASAN REKREASI BELANJA TUGAS AKHIR
KAJIAN KECENDERUNGAN RUANG PUBLIK SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERKEMBANG SEBAGAI KAWASAN REKREASI BELANJA TUGAS AKHIR Oleh : KIKI RACHMAWATI L2D 098 442 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk kota metropolitan. Kondisi ini menjadikan kota medan terdapat banyak pusat perbelanjaan,pusat
Lebih terperinci3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Akibat perkembangan jaman dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, membuat gaya hidup seseorang untuk mencari suatu hiburan menjadi berubah. Waktu mereka habis hanya untuk bekerja dan belajar sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan atas sarana rekreasi saat ini terus meningkat. Kondisi ini dipicu antara lain karena kepadatan dan kesibukan Ibukota yang semakin hari semakin meningkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Pentingnya Ruang Terbuka Publik Sebagai Tempat Berinteraksi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Pentingnya Ruang Terbuka Publik Sebagai Tempat Berinteraksi dan Berkumpul Ruang publik adalah suatu tempat umum dimana masyarakat melakukan aktifitas rutin dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki teknologi yang bagus. Jenis mainan di bedakan menjadi 2 yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi sekarang ini sangat pesat setiap orang ingin membuat sesuatu yang baru dan unik. Dengan rutinitas manusia yang padat maka manusia membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak cafe yang menawarkan konsep one stop shopping pengunjung dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akibat perkembangan jaman dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, membuat gaya hidup seseorang untuk mencari suatu hiburan menjadi berubah. Waktu mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa/i sering kali menggunakan media sosial path untuk mengutarakan konsep diri mereka. Cara yang dilakukan beraneka ragam seperti, memposting foto,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena aktivitasnya dalam perguruan tinggi tersebut, adapun mahasiswa dengan segala aktivitasnya dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi memberikan dampak terhadap gaya hidup khususnya bagi kaum remaja saat ini. Hal tersebut dikarenakan mudahnya mereka mengakses informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini rutinitas kegiatan masyarakat meningkat, dapat dilihat dari semakin padatnya kegiatan yang dilakukan setiap harinya. Hal ini dapat menyebabkan mudahnya masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perguruan tinggi. Pendidikan di. Mahasiswa merupakan individu yang sedang menuntut ilmu di Perguruan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan tertinggi, mencakup pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang dihasilkan oleh perguruan tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin banyak orang yang sadar akan hidup sehat. Imbasnya, pusat kebugaran di kota-kota besar pun muncul sporadis. Kesehatan kini sudah menjadi bagian gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sepakbola di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1930, pada era penjajahan kolonial Belanda. Sejak itu sepakbola di Indonesia terus mengalami kemajuan.
Lebih terperinciKAMPUS FISIP UNDIP SEMARANG (Penekanan Desain Gaya Arsitektur Renzo Piano)
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KAMPUS FISIP UNDIP SEMARANG (Penekanan Desain Gaya Arsitektur Renzo Piano) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan wilayah perairan lebih luas dari pada daratan dan merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman spesies
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. besar bagi perkembangan UMKM. UMKM merupakan tulang punggung
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan tujuan pariwisata memiliki peran besar bagi perkembangan UMKM. UMKM merupakan tulang punggung perekonomian
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. perkembangan industri jasa dirasakan cukup dibutuhkan oleh masyarakat luas.
1 Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula halnya dengan Indonesia. Perkembangan dan peranan industri jasa yang makin besar didorong
Lebih terperinciPlease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB III. ELABORASI TEMA
BAB III. ELABORASI TEMA III.1 pengertian tema Tema : EDUKASI dan REKREASI III.1.1 Edukasi Edukatif atau edukasi atau pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), pendidikan diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup sehat dewasa ini sedang hangat menjadi pembicaraan dan menjadi trend baru bahkan menjadi kebutuhan yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini ketatnya persaingan pasar dan tingginya pertumbuhan jumlah bisnis di Indonesia setiap tahun tentu menuntut para pelaku bisnis
Lebih terperinciKorespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja Fauzan A. Agirachman (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, sebuah budaya menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses perkembangan budaya saat ini melaju dengan sangat cepat seiring dengan perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, sebuah budaya menghasilkan tren gaya hidup. Gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta, M. Ali Fahmi, SE, MM yang dikutip dalam artikel koran Kedaulatan Rakyat 24 Agustus 2015, selain Yogyakarta mendapat predikat
Lebih terperinciPOLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244
POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244 Oleh : INDRA KUMALA SULISTIYANI L2D 303 292 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih ringkas. Ini didorong juga karena semakin tinggi mobilisasi masyarakat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peranan komputer untuk kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilepaskan sekarang ini. Komputer sangat dibutuhkan untuk berkerja maupun belajar bagi pelajar maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang semakin bervariasi. Terkadang orang ingin bertemu di tempat yang tidak hanya menyenangkan,
Lebih terperinciPURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK DIAJUKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas bukan merupakan penyakit namun keberadaannya bisa menimbulkan banyak penyakit. Orang yang mengalami obesitas mempunyai timbunan lemak lebih banyak dari berat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas stres. Gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk dalam rutinitasnya, sempitnya waktu membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Universitas Diponegoro merupakan sebuah perguruan tinggi negeri di Kota Semarang, dan merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia dengan menempati urutan
Lebih terperinci2014 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG PUBLIK KAMPUS UPI BERDASARKAN AKTIVITAS MAHASISWA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kampus sebagai lingkungan pendidikan menjadi tempat atau wadah bagi mahasiswa untuk berkembang menjadi pribadi yang aktif dan mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberadan ruang terbuka publik di dalam suatu kota semakin terbatas. Pembangunan gedung-gedung tinggi dan kawasan industri yang merupakan trademark dari kemajuan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Perkembangan pariwisata di Gunungkidul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.1.1 Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Aktivitas masyarakat yang kian lama kian padat, sehingga menyebabkan kebutuhan akan tempat rekreasi sebagai pelepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri. (Irawan, 1992: 5).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita. Jadi tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Bisnis kuliner melalui subindustri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kuliner seperti membuat dan menjual masakan serta makanan sedang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Beraneka ragam makanan yang unik, kehadiran wisata kuliner,
Lebih terperinci1 Survey melalui kuesioner pola kegiatan belajar di Perpustakaan dan Kota Depok, 2013 via Google Drive
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perpustakaan, Pelajar, dan Masyarakat Perpustakaan merupakan suatu tempat yang mempunyai fungsi mengumpulkan, menyimpan,dan memelihara koleksi pustaka apapun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karaoke adalah satu bentuk nyanyian yang mengeluarkan suara dalam bentuk minus one seperti yang terdapat dalam video karaoke. Sekarang ini karaokecukup canggih, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara terpadat penduduknya di dunia. Dimana jumlah penduduk secara keseluruhan ditinjau dari hasil sensus penduduk 2000, telah mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan berjalannya waktu kini makanan bukan hanya menjadi kebutuhan pokok tapi juga gaya hidup bagi masyarakat kota.
Lebih terperinciVI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN
VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN Menurut Engel, et al (1995), proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen terdiri dari lima tahapan, yaitu (1) pengenalan kebutuhan, (2) pencarian informasi, (3)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan merupakan salah satu kota besar di Indonesia, penduduknya berjumlah 2.109.339 dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri dalam hidupnya dituntut untuk dapat berinteraksi dengan manusia lain (Bungin,2008:25).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun
Lebih terperinciENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI
TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR EXECUTIVE CLUB
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR EXECUTIVE CLUB DI KAWASAN BANDAR KEMAYORAN JAKARTA Sebagai kawasan wisata belanja yang bercitra budaya Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan informasi bagi masyarakat. Pesatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kota kota besar di Indonesia, mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata. Sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini adalah jamannya menggunakan segala sesuatunya dengan online. Mulai dari menonton televisi, bermain game, mengirimkan pesan, memesan kendaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 43 sumber : Badan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 PUSAT OLAHRAGA DAN REKREASI Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik baik kasual maupun terorganisir yang bertujuan untuk mengekspresikan dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN
BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN VI.1. KESIMPULAN Kegiatan pasar minggu pagi di kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada diminati oleh kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat luas sebagai sarana relaksasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perancangan Hotel merupakan fasilitas akomodasi yang menyediakan sarana penginapan sekaligus pelayanan makanan dan minuman yang bersifat komersil. Secara umum,
Lebih terperinciPersepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.I Yogyakarta Puja Kurniawan Program Studi Magister
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta adalah kota dengan berbagai predikat, banyak julukan yang dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan daerah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan tingginya tingkat persaingan, terlebih dengan adanya globalisasi yang menimbulkan pergeseran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan sesuatu yang akan membantu dan menunjang kehidupannya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban manusia semakin waktu akan semakin maju. Manusia akan terus menciptakan sesuatu yang akan membantu dan menunjang kehidupannya, contohnya ialah perkembangan
Lebih terperinci- BAB I - PENDAHULUAN
- BAB I - PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mal salah satu obyek rekreasi yang banyak dinikmati oleh masyarakat sebagai tempat hiburan untuk merelaksasikan diri, karena tuntutan aktifitas kesibukan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya meliputi water boom,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis pada sektor wisata semakin meningkat saat ini. Perkembangan ini dapat diamati pada aktivitas sehari-hari, di mana sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini tempat kebugaran dan perawatan menjadi kebutuhan masyarakat kota Bandung pada umumnya. Khususnya kalangan remaja, eksekutif muda, dan dewasa yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang publik atau public space adalah tempat orang berkumpul untuk melakukan aktivitas dengan tujuan dan kepentingan tertentu serta untuk saling bertemu dan berinteraksi,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada perkembangan zaman saat ini, olahraga bagi orang-orang yang tinggal di kota-kota besar bukan lagi menjadi kebutuhan untuk tetap sehat saja, melainkan
Lebih terperinciARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D
ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR Oleh: SULISTIANTO L2D 306 023 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek A. Umum Pertumbuhan ekonomi DIY meningkat 5,17 persen pada tahun 2011 menjadi 5,23 persen pada tahun 2012 lalu 1. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kota merupakan pusat dari segala kegiatan seperti pusat industri, pusat pendidikan, pusat perdagangan, pusat hiburan, pusat pemerintahan dan lain sebagainya.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Di Indonesia, kopi menjadi komoditas perkebunan yang sangat digemari oleh penduduk. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan konsumsi kopi di Indonesia secara keseluruhan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, penataan ruang kota bertujuan untuk menciptakan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Lebih terperinciKETERSEDIAAN RUANG TERBUKA PUBLIK DENGAN AKTIVITAS REKREASI MASYARAKAT PENGHUNI PERUMNAS BANYUMANIK TUGAS AKHIR. Oleh : FAJAR MULATO L2D
KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA PUBLIK DENGAN AKTIVITAS REKREASI MASYARAKAT PENGHUNI PERUMNAS BANYUMANIK TUGAS AKHIR Oleh : FAJAR MULATO L2D 004 312 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial,
8 (PIS) adalah : barongsai, wayang orang dan wayang potehi yang bercerita tentang kerajaan cina kuno dan atraksi tersebut akan terus dikembangkan agar tetap menarik bagi pengunjung. BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku konsumen yang melakukan aktivitas pembelian di DKI Jakarta khususnya. Aktivitas pembelian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan salah satu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan berikut makanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita lihat gaya hidup masyarakat kota yang semakin bervariasi. Sudah merupakan gaya hidup mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Namun pada kenyataannya seorang investor tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan di masa datang. Namun pada kenyataannya seorang investor tidak hanya bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri makanan dan minuman atau restoran merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Karena pada dasarnya orang makan untuk dapat bertahan hidup sehingga
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Animasi (anime) merupakan sebuah produk entertaintment, media, bahkan industri yang sangat pesat perkembangannya seiring dengan perkembangan teknologi. Penggunaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga hoki merupakan salah satu cabang permainan bola kecil yang dapat dimainkan baik oleh pria maupun wanita. Cabang olahraga hoki mulai berkembang di sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju ini, industri pariwisata menjadi sebuah industri yang dapat mendatangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu sektor unggulan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Di era teknologi yang serba maju ini, industri pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahkan hampir seluruh peralatan dan barang-barang kebutuhan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu teknologi pada saat ini telah berkembang dengan pesatnya sehingga menghasilkan barang-barang elektronik berkemampuan tinggi yang dapat membantu pekerjaan
Lebih terperinci