Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang yang terletak di daerah curah hujan yang tinggi, memiliki empat
|
|
- Sri Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang yang terletak di daerah curah hujan yang tinggi, memiliki empat musim, yaitu: musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Yang dalam jangka waktu relatif dapat berubah. Alam Jepang selain mendatangkan keuntungan, juga mendatangkan kesengsaraan bagi penduduknya dengan seringnya terjadi bencana alam seperti gempa bumi, dan angin topan. Oleh karena itu untuk memilih bahan bangunan rumah tradisional Jepang yang sesuai dengan perubahan-perubahan iklim dan letak geografis tersebut dan juga dikarenakan berlimpahnya bahan alam berupa kayu, maka kayu lebih dianjurkan dijadikan bahan dasar bangunan rumah tradisional Jepang. Di dalam perbandingannya, kayu lebih peka untuk menerima iklim. Kayu dapat menjadi lebih dingin dan dapat meresap kelembaban ketika musim panas tiba, dan tidak akan terlalu dingin jika disentuh pada waktu musim dingin. Selain itu kayu juga lebih cocok dan dapat bertahan pada saat terjadi gempa bumi di Jepang. (Tadahiro, 1990) Menurut Gaya Jepang pada Sebuah Hunian dalam Wordpress (2007), pada dasarnya arsitektur Jepang memiliki ciri kesederhanaan dan natural yang kental. Arsitektur Jepang mengandung filosofi Zen, yaitu karakter yang berisi. Dalam kesederhanaan, diam, tanpa gerak, dan suasana meditatif, segalanya menjadi terasa berarti, lebih mendalam, bahkan keheningan itu sendiri merupakan keagungan. Inilah kesan yang ingin ditimbulkan dalam sebuah arsitektur Jepang. Orang Jepang mencari keheningan dan ketenangan dengan membangun huniannya menggunakan bahan-bahan yang sangat ringan, seperti 1
2 kayu, bambu, jerami, kertas, sutera. Orang Jepang lebih suka pada sesuatu yang transparan, hemat bahan, seolah-olah rohani tanpa membutuhkan materi. Selain dari tiang-tiang dan atap rumah yang berbahan dari alam (kayu dan jerami), hampir seluruh komponen-komponen utama rumah tradisional Jepang berbahan dasar alam. Seperti pada: tokonoma, tatami, fusuma, shouji, ranma yang hampir keseluruhan bahan dasarnya memakai kayu. Sangat penting untuk memahami evolusi gaya arsitektur rumah tradisional Jepang agar mengerti bagaimana interior rumah tradisional Jepang berkembang. Mulai dari zaman Heian sampai pertengahan zaman Edo ( ), ada tiga gaya arsitektur kediaman utama yang berkembang, yaitu: shinden-zukuri, shoin-zukuri, sukiya-zukuri Struktur Arsitektur Shinden-Zukuri Rumah kediaman para bangsawan pertama kali muncul pada zaman Heian ( ) dengan arsitektur rumah shinden-zukuri. Gaya shinden adalah tiruan dari contoh aula pemujaan kuil Buddha. Gaya ini ditiru dari struktur pada zaman dinasti T ang. Ruang-ruang yang terhubung satu dengan yang lain melalui jalan terusan yang beratap. Dan tengah-tengah ruang utamanya disebut sebagai moya dengan dua set pilar disekelilingnya. Interior di bagian dalamnya dipisahkan secara cermat dengan byobu (layar gulung), sudare (tirai alang-alang), kicho (tirai yang diberdirikan). Bahan untuk lantainya adalah papan kayu. Disitu digunakan alas duduk dan tikar lipat untuk duduk dan tidur dan terdapat sebuah ruangan kecil bernama nurigome yang digunakan untuk tidur atau dipakai sebagai gudang. Arsitektur ini dulu digunakan untuk para bangsawan dan samurai berkedudukan tinggi pada pertengahan abad ke-15. Apabila melihat lukisan Hikayat Genji, maka akan terlihat shinden-zukuri sebagai gaya arsitekturnya. Arsitektur 2
3 ini hanya memberikan sedikit perlindungan dari dinginnya musim dingin dimana pakaian berlapis-lapis yang menjadi corak mode pada zaman itu sudah dapat memberikan kehangatan Struktur Arsitektur Shoin-Zukuri Arsitektur berikutnya yang muncul adalah arsitektur shoin-zukuri, suatu tipe arsitektur yang pertama kali terlihat di kediaman prajurit zaman Muromachi ( ). Nama shoin berarti perpustakaan atau belajar yang pada awalnya adalah nama yang diberikan untuk kediaman kepala biara pria di kuil Zen. Gaya shoin berkembang dari gaya shinden setelah melewati lebih dari dua abad. Gaya ini jadi banyak digunakan baik untuk tempat tinggal para pekerja kuil maupun ruang tamu dan kediaman para militer golongan atas pada zaman Azuchi-Momoyama dan Edo. Keistimewaan shoin zukuri sering kali ditemukan terutama pada aula kaisho (sebuah ruangan khusus yang dipergunakan untuk menerima tamu) dan kediaman biarawan kuil Zen. Pada mulanya, menurut Hashimoto (1989: 39), shoin merujuk pada kamar yang berukuran single yang digunakan untuk belajar dan hidup sehari-hari. Terutama di kuil Zen, sudut ruangan yang terdapat pada hōjō ( kediaman kepala biarawan) disediakan untuk belajar dan hidup sehari-hari yang sering dikenal sebagai shoin. Pada ruangan ini beberapa elemen arsitektural penentu, tergabung secara satu per satu atau secara kombinasi. Elemen-elemen tersebut yaitu tsukeshoin (kayu kasar berpemukaan rendah yang digunakan untuk membaca dan menulis dengan jendela sebagai pencahayaannnya), chigaidana (rak bertingkat yang terpasang tetap), dan tokonoma (sebuah ceruk kecil di dalam kamar yang dipergunakan untuk memajang barang seni seperti kakemono, 3
4 keramik, atau ikebana). Elemen-elemen ini secara berkala menjadi satu bagian dengan struktur ruang utama yang pada akhirnya keseluruhan bangunan rumah jadi bernama shoin. Pada gaya arsitektur ini interior ruang bagian dalam diperluas dengan menggunakan panel shoji dan fusuma sebagai penyekat. Tatami mulai dipakai untuk menutupi seluruh permukaan lantai dengan beberapa ruang yang berukuran lebih dari seratus tatami. Pada struktur shoin-zukuri yang sudah matang terdapat mairado (pintu hias geser) dengan selembar shoji (pintu geser kertas) dibaliknya; lantai tertutup sempurna dengan anyaman tikar lipat (tatami), dan pada setiap kamar di tempat-tempat tertentu terdapat tonggak, dinding, dan fusuma (layar geser). Semua keistimewaan ini adalah pembaharuan yang tidak digunakan pada struktur shinden-zukuri. Hashimoto (1989: 13) mengatakan bahwa gaya arsitektur ini sangat dipengaruhi oleh elemen arsitektur kepercayaan Zen, dimana pada zaman Muromachi hubungan antara penguasa militer Jepang dengan kepercayaan Zen sangatlah dekat. Kaum militerlah, terutama pada keshogunan Kamakura, yang pertama kali mendukung sekte Zen ketika baru diperkenalkan dari Cina pada akhir abad ke 12 dan awal abad ke 13 oleh pendeta Eisai ( ) dan Dōgen ( ). Pendeta Zen melayani keshogunan bukan hanya sebagai penasehat spiritual saja, tetapi sebagai jenderal yang ahli dalam bidang kebudayaan Cina, di mana para pendeta Zen banyak menghabiskan waktu di negara itu untuk berlatih dan menguasai bahasa Cina dengan tujuan untuk membaca doktrin dasar Zen yang terumuskan dalam bahasa Cina. Mengingat dekatnya hubungan antara biara Zen dengan kemiliteran, maka cukup dimengerti bahwa elemen arsitektur Zen, telah mempengaruhi dalam negeri dan bangunan administratif kaum penguasa. 4
5 Selama berkembang pada zaman Edo, elemen-elemen dari shoin zukuri juga dipakai oleh kalangan kelas bawah, dan masih bertahan hingga saat ini pada struktur ruangan bergaya Jepang, seperti yang dikatakan oleh Hashimoto (1989: 13) What we think today as traditional Japanese houses are nothing other than later variations on the shoin residence. yang berarti Apa yang kita pikir sebagai rumah tradisional Jepang pada saat ini tak lain hanyalah bentuk variasi dari tempat tinggal bergaya shoin Struktur Arsitektur Sukiya-Zukuri Arsitektur yang terakhir adalah sukiya-zukuri. Gaya sukiya berasal dari upacara minum teh, yang pada kenyataannya kata sukiya merujuk pada gedung tempat upacara minum teh itu dilaksanakan. Arsitektur sukiya yang berkembang dari shoin-zukuri pada zaman Azuchi Momoyama, sangatlah berbeda dengan kemegahan dan keindahan dari shoin-zukuri. Pada sukiya-zukuri, lebih kecil dan sederhana adalah pertimbangan untuk desain yang terbaik. Beberapa pondok teh mengalami penurunan ukuran dari enam tatami menjadi 1 ¾ tatami. Sukiya-zukuri menggabungkan seting yang lebih kecil dan sederhana dengan keistimewaan dari kelembutan, natural, dan gaya yang tidak berornamen. Penggabungan dari sukiya dengan shoin berkembang menjadi sukiyazukuri. Arsitektur ini menjadi gaya yang popular di tempat tinggal para penduduk kota pada pertengahan hingga akhir zaman Edo ( ) (Yoshino, 2004) Jōdan Di tempat tinggal samurai dan kuil Buddha Zen pada akhir zaman pertengahan, sebuah ruangan yang dikenal sebagai zashiki dengan berbagai macam perlengkapan dekorasi (perabotan zashiki) yang sesuai dengan fungsinya masing-masing telah menjadi tempat yang biasa digunakan untuk berlatih. Dekorasi-dekorasi tersebut adalah oshiita 5
6 yang nantinya akan dikenal sebagai tokonoma, todana yang digunakan sebagai chigaidana, tsukeshoin, nandogamae atau chōdaigamae. Dalam bagian besar, perabotan zashiki muncul di kediaman samurai dan kuil Zen karena dibutuhkan untuk mempertunjukkan dan menghargai artikel-artikel yang telah diimport dari China, termasuk buku, kakemono (lukisan gantung yang bergambarkan Buddha atau tulisan kaligrafi), peralatan menulis, dan perlengkapan teh, dimana hal tersebut merupakan bagian dan satu paket dengan kebudayaan Zen yang diperkenalkan pada zaman itu. (Inaba, 2000: 55) Aula utama untuk pertemuan dengan para pembesar di ōhiroma (sebuah ruangan yang paling resmi pada shoin zukuri di akhir zaman Momoyama dan awal zaman Edo) terdiri dari jōdan, lantai yang terletak paling tinggi; berikutnya satu lantai lebih rendah yang bernama chūdan; dan lantai paling rendah yang bernama gedan. Keterangan dari variasi tingkatan lantai tersebut merupakan hasil dari proses yang panjang yang berakar dari zaman Heian ( ). Hashimoto (1989: 20) mengatakan bahwa pada bangunan rumah shinden zukuri, tipe struktur yang disukai oleh orang kelas atas pada zaman itu adalah lantai yang dilapisi oleh kayu berpelitur. Orang-orang duduk di atas alas jerami yang ditempatkan sesuai dengan kebutuhan. Perbedaan dalam status sosial ditandai dengan berbagai ukuran alas yang dipakai dan jenis jahitan pada bagian tepinya; sulaman yang mahal digunakan untuk para pangeran dan perdana menteri sedangkan desain hiasan yang tidak terlalu banyak macamnya menurunkan derajat kehirarkian. Bagaimanapun, ketika tatami mulai dipakai untuk menutupi seluruh permukaan lantai, menjadi mustahil untuk menentukan perbedaan status dengan melihat jenis sulaman alas yang dipakai perseorangan. Sebaliknya, seseorang yang berkedudukan 6
7 tinggi duduk di ruangan yang memakai tatami dan bawahannya duduk di ruangan yang tidak memakai apa pun, perbedaan tinggi lantai yang diciptakan oleh alas dengan tebal sekitar lima sentimeter inilah yang akan menjadi tipe jōdan. Hashimoto (1989: 233) menjelaskan jōdan sebagai sebuah area pada ruangan resmi shoin yang berada satu pijakan lebih tinggi. Tokonoma, chigaidana, tsukeshoin, dan chodaigamae terletak di sekelilingnya. Keempat elemen arsitektur ini semuanya terdapat pada struktur arsitektur shoin zukuri pada zaman Muromachi ( ), tetapi semuanya baru terpasang dalam satu ruangan pada zaman Momoyama ( ) dan menjadi salah satu kriteria untuk struktur shoin zukuri yang telah matang. Walaupun keempat elemen tersebut pada mulanya terletak pada ruangan pribadi dalam suatu kediaman namun pada struktur arsitektur shoin zukuri yang telah matang, keempat elemen arsitektur tersebut dipindahkan ke ruangan untuk umum. Hashimoto (1989: 24) mengatakan bahwa pada kenyataannya elemen arsitektur tersebut menegaskan suatu ruangan sebagai ruangan formal paling agung, dimana hanya orang yang berkedudukan paling tinggi pada zaman tersebut yang diperbolehkan untuk duduk dalam area yang telah dibatasi, yaitu jōdan. Jōdan digunakan oleh tokoh yang berkedudukan tinggi pada pertemuan dengan para pembesar untuk menekankan kekuasaannya yang lebih tinggi. Pemisahan ini menunjukkan perbedaan status antara shogun dan para daimyo yang kurang berpengaruh, dengan cukup jelas tetapi tidak berlebihan. Hirai (2007: 101) mengatakan bahwa status seorang shogun ditunjukkan dengan duduk di bagian yang paling tinggi, yaitu jōdan, sementara itu status para daimyo dinyatakan dengan berbagai jarak antara tempat mereka duduk dengan tempat duduk shogun, dan pada ketinggian lantai yang berbeda. 7
8 Kazuo (1996: 72-73) mengungkapkan susunan duduk tersebut pada tahun 1603 dengan Tokugawa Ieyasu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di ruangan itu, sebagai berikut: On the uppermost level, the jōdan, were seated Ieyasu and, to his left, the prelate Gien ( ), abbot of the Daigoji Sambōin and one of the Ieyasu s advisors. Below this group sat seven lower-ranked men on the gedan, also in strict order of precedence. The overall seating arrangement graphically demonstrates a hierarchy based by and large on office and rank, then age. Arti: Ieyasu duduk pada tingkat yang paling atas, yaitu jōdan, dan di sebelah kirinya terdapat pendeta tinggi Gien ( ), biarawan dari Daigoji Sambōin dan salah satu penasehat Ieyasu. Di bawah golongan ini, tujuh orang berkedudukan lebih rendah duduk di gedan, yang juga memiliki hak lebih tinggi untuk diperintah secara keras. Secara keseluruhan penggambaran penyusunan tempat duduk tersebut mempertunjukkan hirarki yang berdasarkan pada jabatan dan kedudukan dan umur. 1.2 Rumusan Permasalahan Dalam skripsi ini yang akan saya teliti adalah pengaruh Zen pada jōdan dalam arsitektur shoin-zukuri zaman Momoyama ( ). 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Saya membatasi penelitian tentang pengaruh Zen terhadap jōdan yang merupakan salah satu bagian dari elemen rumah yang terdapat pada shoin-zukuri pada zaman Momoyama ( ) di Kyoto yang pernah menjadi ibukota Jepang. 8
9 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh Zen terhadap salah satu elemen dalam arsitektur shoin-zukuri, yaitu jōdan pada zaman Momoyama ( ), sehingga manfaat dari penelitian ini adalah agar pembaca dapat mengetahui lebih dalam pengaruh konsep Zen pada jōdan dalam arsitektur shoin-zukuri zaman Momoyama di Kyoto. 1.5 Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, pertama-tama metode yang akan saya gunakan adalah metode kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal dan internet. Sebagai penunjang data-data, saya menggunakan buku-buku yang didapat dari perpustakaan Japan Foundation, perpustakaan Universitas Bina Nusantara, perpustakaan Universitas Indonesia, perpustakaan Universitas Al-Azhar, koleksi dosen dan internet. Setelah itu untuk menganalisis data saya menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu cara kerja membahas suatu masalah dengan cara menata dan mengklarifikasikan data serta memberikan penjelasan tentang keterangan yang terdapat pada data dan menganalisisnya. 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu: Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Landasan Teori, Bab 3 Analisis Data, Bab 4 Simpulan dan Saran, bab 5 Ringkasan, yang akan saya jelaskan berikut ini. 9
10 Bab 1, berisikan tentang pendahuluan skripsi, terdiri dari 5 sub bab antara lain latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan, yang bertujuan agar pembaca mendapat gambaran umum mengenai hal yang akan diteliti oleh penulis. Bab 2, menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan untuk meneliti arsitektur rumah Jepang Bab 3, penulis akan memaparkan tentang analisa pengaruh Zen pada setiap elemen yang terdapat pada jōdan. Bab 4, berisi tentang simpulan dan saran. Dalam simpulan diuraikan hasil dari analisis Bab 3, sehingga pembaca mengetahui jawaban dari penelitian ini. Bab 5, merupakan uraian singkat dari keseluruhan bab dalam skripsi ini. 10
SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG
SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG RUMAH TRADISIONAL JEPANG Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur GEOGRAFIS NEGARA JEPANG Jepang terletak di zona gunung berapi yang di atas Lilitan Gunung Berapi Pasifik (Pasifik
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang atau disebut juga dengan 日本 (Nippon/Nihon) adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah km.negara Jepang terdiri dari 4 pulau yaitu: Honshu, Shikoku, Kyushu,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara kepulauan yang terletak disebelah timur benua Asia, dengan pulau yang memanjang lebih dari 45 LU dan 20 LS. Luas wilayah Jepang adalah 378.000
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang memiliki berbagai macam budaya yang orisinil dan unik seperti dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makan adalah kebutuhan dasar manusia agar dapat tetap hidup. Di seluruh dunia, ada banyak tempat dengan jenis makanan, cara makan, dan suasana. Selain dari segi makanan,
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari
Bab 5 Ringkasan Upacara minum teh atau chanoyu ( 茶の湯 ) adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari huruf-huruf sebagai berikut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sadō merupakan salah satu kesenian yang masih menjadi tradisi dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika tradisional dalam menyajikan
Lebih terperinciUCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kehadirat ALLAH S.W.T atas rahmat dan karunia-nya yang telah
ABSTRAKSI Tokonoma ( 床の間 ) merupakan salah satu elemen terpenting di dalam rumah tradisional Jepang yang sedikit-banyaknya telah mendapat pengaruh dari ajaran Zen( 禅 ) Budha. Adapun tujuan dalam penulisan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG 2.1. Sejarah Kimono di Jepang Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa digunakan di pengadilan Cina. Kemudian berevolusi
Lebih terperinciCiri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal
Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana tanaman dan bunga-bunga tersebut dapat tumbuh dan hidup. Jepang juga disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah Negara kepulauan yang indah, didukung dengan empat musim yang bergantian secara teratur dan berkala menjadikan alam Jepang ditumbuhi dengan tanaman dan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan tersebut sampai sekarang masih berlaku dalam masyarakat Jepang. Dalam kebudayaan Jepang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG 2.1. Klasifikasi Keramik Sifat yang paling umum dan mudah dilihat secara fisik pada keramik adalah rapuh (britle) seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah,
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. Dalam bab ini penulis akan menganalisis unsur Zen pada arsitektur Chashitsu
Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini penulis akan menganalisis unsur Zen pada arsitektur Chashitsu bergaya souan yang berluas yojouhan, dengan menggunakan tujuh karakteristik Zen. Penulis akan menganalisisnya
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Jepang memiliki berbagai keunikan dalam kehidupan mereka,
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bangsa Jepang memiliki berbagai keunikan dalam kehidupan mereka, khususnya dalam kebudayaan. Festival, makanan, tarian, drama dan upacara adatnya memiliki makna dan
Lebih terperinciTaman tradisional Jepang Artbanu Wishnu Aji
Taman Cahya Pustaka tradisional Jepang Artbanu Wishnu Aji Artbanu Wishnu Aji I 2016 Artbanu Wishnu Aji ISBN 978-602-73640-1-1 Foto Sampul : Komposisi batu segitiga di Taman Daisen-in oleh : Artbanu Wishnu
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan seorang misionaris asal Portugis bernama Fransiskus Xaverius di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk agama Kristen dan jumlahnya
Lebih terperinciGEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.
ARC HIT EC T U RE Lokasi rumah yang berada di tepi telaga, relatif jarang ditemukan untuk rumah tinggal di Jakarta dan sekitarnya, khususnya di Tangerang. Inilah yang menjadi keunggulan rumah karya Arsitek
Lebih terperinci+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00
LANTAI DAN DINDING Seluruh ruangan dalam rumah Bubungan Tinggi tidak ada yang dipisahkan dinding. Pembagian ruang hanya didasarkan pembagian bidang horisontal atau area lantai yang ditandai dengan adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tradisi dan sopan serta memiliki berbagai kelebihan. Hal ini menimbulkan kesan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra Jepang di mata dunia Internasional adalah baik, dalam arti memiliki kesan bahwa orang Jepang yang penuh dengan tradisi yang kental, menghargai tradisi dan sopan
Lebih terperinciJawa Timur secara umum
Jawa Timur secara umum Rumah Joglo secara umum mempunyai denah berbentuk bujur sangkar, mempunyai empat buah tiang pokok ditengah peruangannya yang biasa disebut sebagai saka guru. Saka guru berfungsi
Lebih terperinciJAPAN THEME PARK DI PEKANBARU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TRADISIONAL JEPANG
JAPAN THEME PARK DI PEKANBARU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TRADISIONAL JEPANG Astri Larasti 1), Ratna Amanati 2) dan Muhammad Rijal 3) Mahasiswa Program Studi Arsitektur 1) 2) 3), Dosen Program Studi Arsitektur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DATA. didirikan untuk mempertemukan agama, filosofi, kesenian dan lainnya.
BAB 3 ANALISIS DATA 3.1 Arsitektur Rumah Tradisional Jepang Arsitektur rumah tradisioanl Jepang terutama dilihat sebagai tempat tinggal yang alami, sejak abad ke-16 elemen-elemen arsitektur rumah tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain yaitu teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah mengembangkan
Lebih terperinciRumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar
Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Oleh : Naya Maria Manoi nayamanoi@gmail.com Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Arsitektur tradisional Bali merupakan budaya
Lebih terperinciDramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.
APARTEMEN LU: 60 m² Dramatic Lighting Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI PROPERTI SUMARTONO TAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI. di masyarakat luas. Seni kerajinan ini berasal dari Negeri Matahari, Jepang.
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI 2.1 Sejarah Kirigami Seni kerajinan kertas kirigami merupakan salah satu varian dari kerajinan origami. Origami merupakan kerajinan kertas lipat yang terlebih dahulu
Lebih terperinciGriya Asri The Arsana Estate Edition 2008
Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008 Paduan Villa dan Alam yang Menakjubkan Penulis: Yosi Wyoso Fotografer: Sjahrial Iqbal, Yosi Wyoso dan Istimewa Bayangkan suasana sebuah sebuah vila yang memiliki
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. Dalam melaksanakan chanoyu dibutuhkan sebuah persipan-persiapan kecil baik dari
Bab 3 Analisis Data 3.1 Tahap Persiapan Sebelum Melaksanakan Chanoyu Dalam melaksanakan chanoyu dibutuhkan sebuah persipan-persiapan kecil baik dari tuan rumah itu sendiri maupun tamu yang akan mengikuti
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KHUSUS
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea
Lebih terperinciELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR
ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila
Lebih terperinciBAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk
Lebih terperinciELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi
AUDITORIUM BENTUK WARNA MATERIAL Menggunakan sistem dinding panel berporiyang terdiri dari dua konfigurasi : 1. Konfigurasi penyerap (pori terbuka) 2. Konfigurasi pemantul (pori tertutup) Dan dapat di
Lebih terperinciBayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1
Bayanaka Canggu tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Sebuah harmoni dalam karya arsitektur tercipta ketika seluruh unsur dalam bangunan termasuk konsep arsitektur,
Lebih terperinciInterior. Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS. Vol. 14 No. 01 Januari 2013
Interior Pe n u lis Mufliah Nurbaiti Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS 72 Kian terbatasnya lahan hunian serta keinginan kemudahan akses mencapai tempat beraktivitas merupakan
Lebih terperinciAbstraksi. Kata kunci : chanoyu,chashitsu dan Zen.
Abstraksi Negara Jepang memiliki berbagai macam kebudayaan salah satunya yang sangat terkenal dan menjadi tradisi adalah upacara minum teh atau chanoyu. Chanoyu adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR
LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi
Lebih terperinciARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL JEPANG BERDASARKAN GAYA DAN DESAIN TATA RUANG (REIAUTO NO SEKKEI TO SHIKI NI MOTODZUITE KENCHIKU NO WASHIKI IE)
ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL JEPANG BERDASARKAN GAYA DAN DESAIN TATA RUANG (REIAUTO NO SEKKEI TO SHIKI NI MOTODZUITE KENCHIKU NO WASHIKI IE) KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H AUDRIN MANURUNG NIM : 122203006
Lebih terperinciOLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn
OLAHAN DINDING Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn PENGERTIAN DINDING Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu RUANG. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Program Ruang Rekapitulasi Ruang Dalam No Jenis Ruang Luas 1 Kelompok Ruang Fasilitas Utama 2996 m2 2 Kelompok Ruang Fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan Tokugawa di Edo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan November 1867, Tokugawa Yoshinobu mengembalikan pemerintahan kepada kaisar ( tenno ). Ini berarti jatuhnya bakufu yang sampai saat itu dikuasai oleh keluarga
Lebih terperinciJepang (Bagian III) Feodalisme Jepang
Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Sistem kepemilikan hak atas tanah di Jepang berbeda dengan Eropa (sistem shoen) Biaya untuk Samurai Jepang lebih murah, tanah imbalan untuk samurai lebih kecil daripada
Lebih terperinciTugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V
Tugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V Buyung Hady Saputra 0551010032 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN SURABAYA 2011 Rumah Adat Joglo 1. Rumah Joglo Merupakan rumah
Lebih terperinciBAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan
Lebih terperinciARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM
ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM Sejarah Singkat Byzantium Pada mulanya, daerah Eropa Timur yang disebut Byzantium adalah koloni bangsa Yunani sejak tahun 660 sebelum masehi,
Lebih terperinciKEHIDUPAN ORANG JEPANG. tertentu saja. Misalnya pada waktu sejin shiki (hari kedewasaan), kekkon shiki (hari
KEHIDUPAN ORANG JEPANG 1. Pakaian Pakaian khas Jepang adalah kimono. Kimono dipakai oleh orang Jepang hanya pada waktu tertentu saja. Misalnya pada waktu sejin shiki (hari kedewasaan), kekkon shiki (hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Amos Rapoport arsitektur dibentuk dari latar belakang kebudayaan dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi dua bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak orang merasa bingung mengisi hari libur mereka yang hanya berlangsung sehari atau dua hari seperti libur pada sabtu dan
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.
Lebih terperinciJepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II
Kata Pengantar Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II merupakan negara yang menganut sistim kenegaraan monarki absolute, yaitu sebuah negara yang dipimpin langsung oleh Raja. Di Jepang, seorang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA JEPANG. Era Tokugawa ( ) Sampai Era Modern. Pada permulaan periode kepemimpinan Tokugawa ( ), sejumlah
13 BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA JEPANG A. Sejarah Pariwisata Jepang Era Tokugawa (1603-1867) Sampai Era Modern Pada permulaan periode kepemimpinan Tokugawa (1603-1867), sejumlah kebijakan utama yang
Lebih terperinciKLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin
01 02 KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin Good design is good business. Inilah yang terwujud pada desain klinik yang berhasil mengakomodasi kegiatan konsultasi dokter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan dan tradisi yang cukup dikenal oleh negara lain. Kebudayaan Jepang berhasil disebarkan ke berbagai negara
Lebih terperinciMAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan
MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh :
SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : Di Susun Oleh : DIAH SEKAR SARI (0951010032) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aikido Training Center di Yogyakarta 1. Tabel 1.1. Jumlah Tindak Kejahatan yang Dilaporkan di DIY Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak sekali tindak kejahatan yang terjadi di masyarakat pada masa sekarang. Banyaknya aksi penipuan dan kekerasan menjadikan
Lebih terperinciARSITEKTUR RUMAH TINGGAL JEPANG UNTUK MASYARAKAT UMUM
ARSITEKTUR RUMAH TINGGAL JEPANG UNTUK MASYARAKAT UMUM Nina Nurdiani Architecture Department, Faculty of Engineering, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 nnurdiani@binus.edu
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan
Lebih terperinciA. GAMBAR ARSITEKTUR.
A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Umum Perancangan Menjawab permasalahan depresi yang dialami oleh penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta yang terjadi karena berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang
Lebih terperinciPERAN MEBEL SEBAGAI KOMPONEN INTERIOR
638 PERAN MEBEL SEBAGAI KOMPONEN INTERIOR PERAN MEBEL SEBAGAI KOMPONEN INTERIOR Heru Pradana Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain InterStudi Jl. Kapten Tendean No. 2 Kebayoran Baru Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Meskipun peradaban Jepang kuno sebagian dibangun diatas budayabudaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai bermacam-macam kebudayaan. Meskipun peradaban Jepang kuno sebagian dibangun diatas budayabudaya yang diperkenalkan
Lebih terperincib e r n u a n s a h i jau
01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman
Lebih terperinciPRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG
PRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG 1 Ita Roihanah Abstrak Hunian merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari dasar kebutuhan hidup pertama manusia. Hunian berada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya Allah di
Lebih terperinciKARYA SENI RUPA TRADISIONAL MANCANEGARA. Oleh : Arna Ningsih Kelas XII IPA 1 MAN 2 PAREPARE
KARYA SENI RUPA TRADISIONAL MANCANEGARA Oleh : Arna Ningsih Kelas XII IPA 1 MAN 2 PAREPARE 1. Karnak (mesir) terdiri dari konglomerasi besar candi hancur, kapel, tiang dan bangunan lain, terutama Candi
Lebih terperinciKeywords: restaurant, facilities, process, origami
ABSTRACT At present, Japanese food is in the lead and thus there are a great number of Japanese Restaurants in Indonesia, particularly in Bandung. As such, the Japanese restaurants exist without any added
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pemeluk tradisi Kadam biasanya disebut dengan Kadampa. Kata Kadampa
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan Pemeluk tradisi Kadam biasanya disebut dengan Kadampa. Kata Kadampa berasal dari bahasa Tibet, secara ringkas berarti mereka yang dapat
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam
BAB VI KESIMPULAN 6.1. Karakteristik Bangunan Asli (Periode 1) Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam permukiman warga Cina (Chinese Kamp) di depan Benteng Marlborough mempunyai dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Mesir Kuno merupakan salah satu kebudayaan tertua dan paling maju di dunia. Peradaban ini terpusat di sepanjang hilir sungai Nil yang merupakan urat nadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa budaya dari Etnis Tionghoa seperti Cheng beng, upacara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan di suatu daerah dengan daerah lain pada umumnya berbeda, kebudayan tersebut senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Kebudayaan berkembang di sebabkan
Lebih terperinciSelain itu bambu memberikan kesan alami yang eksotis dan indah sehingga akan mempengaruhi karakter orang yang tinggal di dalamnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bambu sebagai hasil hutan bukan kayu (HHBK) sangat potensial untuk mensubstitusi kayu bagi industri yang menggunakan kayu sebagai bahan baku. Selain berpotensi sebagai
Lebih terperinciArchitecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary
Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter
Lebih terperinciIV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh
IV. ANALISIS KARYA Pada Bab ini, penulis menampilkan hasil karya beserta deskripsi dari masing-masing judul karya. Karya-karya ini terinspirasi dari upacara minum teh Jepang yang sering dijumpai pada festival
Lebih terperinciBANGUNAN BALAI KOTA SURABYA
SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA Diajukan oleh : LUTHFI HARDIANSYAH 0951010022 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012 Balai Kota Surabaya
Lebih terperinciABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG
ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG Boneka merupakan salah satu simbol anak-anak yang dijadikan mainan dan dibuat untuk menemani anak-anak hingga pada akhirnya boneka juga dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan.
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan. (www.wikipedia.com) Terjaganya hutan dan area terbuka
Lebih terperinciTeknis Menggambar Desain Interior
TEKNIK MEMBUAT GAMBAR KERJA DESAIN INTERIOR Pentingnya gambar teknik bagi orang yang bekerja di bidang teknik, dapat disamakan dengan pentingnya menulis bagi pengarang. Gambar teknik merupakan suatu media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan Jepang. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Banyak orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan Jepang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya acara-acara yang bertemakan Jepang di Indonesia (http://japanesia.org/).
Lebih terperinciI. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan.
I. OLAH RAGA Olahraga adalah sesuatu yang setiap individu dapat menikmatinya secara perseorangan. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. Untuk mencari tahu sejauh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan
Lebih terperinciNatural. Issue #55 87
text NARIDA BASREDO design SUB STYLING FRITZ HANSEN photography MERWIN ADENAN Natural Environment Ide-ide yang terjalin dari kombinasi material konkrit dan atmosfer alam hasil kreasi SUB Architects berikut
Lebih terperinciBAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas
BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI 2.1 Geografi Jepang Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya terletak di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara peringkat keempat penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika, Indonesia juga banyak memiliki ragam seni
Lebih terperinciPANDUAN PEMBELIAN STUVA. Sistem
PANDUAN PEMBELIAN STUVA Sistem DESAIN Ebba Strandmark Perabot yang didesain khusus mengikuti tumbuh kembang anak Anak-anak tumbuh dengan cepat, namun mereka tak perlu mengganti perabotan. Kami telah mendesain
Lebih terperinciRagam Hias Tenun Ikat Nusantara
RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH
KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH OLEH : SANDRA REZITHA KEMALASARI Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya Email: sandrarezitha@hotmail.com ABSTRAK Karakteristik
Lebih terperinciKONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA
2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY
Lebih terperinci