BAB I PENDAHULUAN LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2007/2008 PUSAT STUDI BAHASA DAN BUDAYA JEPANG TEMA: WABI-SABI
|
|
- Yanti Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi Pusat Studi Kebudayaan Jepang dan Pusat Studi Bahasa Jepang di Bandung saat ini Pada masa sekarang ini, Pusat Studi Bahasa Jepang di Bandung masih terpisah dengan Pusat Studi Kebudayaan Jepang yang ada. Bahkan boleh dibilang belum ada tempat yang memenuhi syarat untuk dijadikan Pusat Studi Kebudayaan Jepang. Selama ini, acara-acara kebudayaan Jepang diadakan tidak pada tempat yang tetap. Ada yang diselenggarakan di mall seperti Costplay (Costume Play) di Cihampelas Walk, ada pula yang diselenggarakan di Pusat Studi Bahasa Jepang UNPAD, Jatinangor atau Gasibu, seperti acara festival Bon Odori yang diadakan setahun sekali. Masih banyak kegiatan kebudayaan Jepang lainnya yang sebenarnya masih bisa dilakukan di Bandung, namun belum ada tempat yang memadai untuk mewadahi kegiatan tersebut. Padahal, peminat yang ingin ikut serta dalam kegiatan-kegiatan tersebut cukup banyak, seperti komunitas ekspatriat Jepang yang tinggal di Bandung, Warga Negara Indonesia yang tertarik untuk mempelajari kebudayaan dan bahasa Jepang dengan berbagai motivasi yang mereka miliki. Oleh karena itu dibutuhkan suatu tempat yang dapat mewadahi kegiatan studi bahasa dan budaya Jepang secara terpadu, yaitu Pusat Studi Bahasa dan Budaya Jepang Keterbatasan kelompok masyarakat yang terlibat dalam kegiatan kebudayaan dan studi bahasa Jepang Sampai saat ini, peserta yang mengikuti kegiatan-kegiatan kebudayaan Jepang dan yang ikut belajar bahasa Jepang masih terbatas pada kalangan mahasiswa, pelajar SMA, dan sebagian kecil pekerja dengan motivasi melanjutkan studi ke Jepang atau untuk mencari pekerjaan dan memajukan usaha perdagangan. Yunita Dwi Adisaputri/
2 Sedangkan untuk anak-anak (6-15 tahun) dan orang tua (40 60 tahun) belum banyak terlibat. Sebenarnya pelajaran bahasa Jepang tidaklah terlalu sulit untuk diajarkan kepada anak-anak usia Sekolah Dasar (SD). Penulis pun merasa perlu pengenalan bahasa Jepang sejak dini, mengingat sejak tahun 2005, di Indonesia sudah berlaku pasar bebas. Sekarang saja kita lihat, ada cukup banyak orang asing yang tinggal dan bekerja di Indonesia, termasuk orang Jepang yang tidak sedikit jumlahnya. Walaupun bisa berbahasa Inggris, namun orang Jepang sangatlah sulit berbicara dalam bahasa Inggris, dikarenakan pengucapan lafadz yang berbeda. Dengan pemikiran di atas, Penulis melengkapi lagi Pusat Studi Bahasa dan Budaya Jepang yang akan dibuat harus memiliki kegiatan yang dapat mengikutsertakan anak-anak dan orang tua. Belajar bahasa Jepang untuk anak-anak usia SD bisa saja dilakukan. Untuk orang tua, Penulis merencanakan kegiatan workshop keterampilan yang berguna, misalnya workshop boneka Washi( 和紙 ), workshop Cha No Yu ( 茶の湯 ), Chadou ( 茶道 ), belajar tarian, ikebana( 活け花 ), dan beberapa kegiatan lain yang perlu dikaji lagi Justifikasi pengadaan Pusat Kebudayaan dan Bahasa Jepang yang terpadu dan berkualitas Merujuk dari dua latar belakang di atas, keberadaan Pusat Studi Bahasa dan Budaya Jepang yang bersifat terpadu dan lebih berkualitas sangatlah dibutuhkan. Dengan terpadunya kegiatan kebudayaan dan bahasa, diharapkan dapat mewadahi kebutuhan masyarakat akan berbagai informasi mengenai kebudayaan dan bahasa Jepang serta informasi beasiswa pendidikan dan kesempatan bekerja di Jepang. Pusat Studi Bahasa dan Budaya Jepang mencerminkan keterpaduan dua fungsi tersebut. Kualitas yang harus dipenuhi antara lain tersedianya tempat untuk kegiatan kebudayaan seperti pameran pendidikan, pameran seni dan budaya, perlombaan komik dan bahasa, festival-festival kebudayaan (festival film-animasi-komik, festival bon odori 盆踊, festival makanan), pelatihan keterampilan/workshop (origami, ikebana 生け花, Cha No Yu 茶の湯, pembuatan komik, membuat boneka washi Yunita Dwi Adisaputri/
3 和紙, dan seni tari); dan tersedianya tempat untuk kegiatan studi bahasa Jepang untuk anak-anak (6-12 tahun) dan dewasa (14-30 tahun). Selain itu, tersedia perpustakaan yang akan menunjang kedua fungsi tersebut Pemahaman Judul dan Tema Pemahaman Judul Pengertian Pusat Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang (Japanese Language and Cultural Centre) Pusat atau centre (english UK) berarti bagian atau titik tengah dari sesuatu; tempat atau bangunan untuk kegiatan tertentu (Oxford Learners Pocket Dictionary New Ed.,2003). Pusat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun 1996 diartikan sebagai tempat yang didominasi oleh aktivitas tertentu. Kebudayaan menurut Koentjaraningrat (1959) adalah keseluruhan dari pikiran, karya, dari hasil karya manusia yang tidak berakar pada naluri tetapi dicetuskan oleh manusia setelah melalui proses pembelajaran. Menurut ilmu antropologi,kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka hidup bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dalam rangka belajar (Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi,1990,hlm.180).Kebudayaan atau culture adalah keseluruhan hasil budhi cipta, karya, dan karsa manusia yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya agar dijadikan pedoman bagi tingkah lakunya sesuai dengan unsurunsur universal di dalamnya (Drs. Ariyono Suyono, Kamus Antropologi, hlm.180). Sedangkan kebudayaan itu sendiri oleh Koentjaraningrat (1959) dibagi ke dalam beberapa kategori, yaitu : a. Sistem religi dan kepercayaan b. Sistem organisasi dan kemasyarakatan c. Sistem pengetahuan d. Sistem mata pencaharian hidup/ekonomi e. Sistem teknologi dan kemasyarakatan f. Sistem bahasa dan sastra g. Kesenian Yunita Dwi Adisaputri/
4 Jelas sekali terlihat bahasa adalah salah satu dari hasil budaya, jadi kegiatan bahasa tidak dapat terpisahkan dari kegiatan kebudayaan. Berdasarkan penjelasan di atas, Pusat Studi Bahasa dan Budaya Jepang adalah bangunan sebagai tempat yang secara khusus mewadahi aktivitas aktivitas yang berhubungan dengan kebudayaan (hasil cipta, rasa, dan karya) bangsa Jepang, serta berfungsi sebagai pusat informasi dalam pengenalan budaya Jepang kepada masyarakat umum. Pusat Studi Bahasa dan Budaya Jepang yang akan menjadi desain ulang dari Pusat Studi Bahasa Jepang UNPAD adalah pusat kebudayaan yang kegiatannya berdasarkan pada pengenalan budaya Jepang, baik yang tradisional maupun modern Pemahaman Tema Wabi-sabi merupakan dua kata kunci dari konsep tradisi masyarakat Jepang tentang estetika. Wabi ( 侘び ) berarti kesederhanaan atau ketenangan (the elegant simplicity). Sabi ( 錆 ) berarti karat dari kata kerja sabiru ( 錆びる ) yang berarti berkarat, maksudnya adalah semakin lama semakin indah (Patina of Age), dapat pula berasal dari kata sifat I sabishii ( 寂しい ) yang artinya sepi, sunyi, senyap. Dalam bukunya yang berjudul Wabisabi for Artists, Designer, Poets, and Philosophers, Leonard Koren mengartikan Wabisabi sebagai berikut : Wabi-sabi is a beauty of things imperfect, impermanent, and incomplete. Wabi-sabi is a beauty of things modest and humble. Wabi-sabi is a beauty of things unconventional. Kalimat yang pertama artinya wabi-sabi adalah keindahan dari sesuatu yang tidak sempurna, misalnya saja cawan teh buatan tangan yang bentuknya tak bulat sempurna, warnanya masih warna tanah liat, dengan finishing yang natural. Kalimat yang kedua mengartikan wabi-sabi sebagai keindahan dari sebuah kerendahan dan kemurahan hati, tak menonjolkan diri dan tak sombong, dengan kata lain indah dalam kesederhanaan. Kalimat yang ketiga mengartikan wabi-sabi sebagai keindahan yang tak biasa, misalnya saja retakan cawan yang membuat cawan tersebut semakin indah. Dari semua pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa wabi-sabi berarti keindahan dari sesuatu Yunita Dwi Adisaputri/
5 yang memang secara alami atau natural tetap indah, walaupun dimakan usia dan tak sempurna. Konsep keindahan yang tak hanya melihat dari sisi bentuk, tapi juga dari sisi waktu dan autentisitas sebuah objek. Dalam desain, wabi-sabi menurunkan beberapa prinsip sebagai berikut : TYPE/MACAM Material bersifat organik, dengan sesedikit mungkin proses pengolahan atau intervensi untuk bisa tampil seperti baru (dibiarkan melalui proses alam). Contoh material yang digunakan adalah logam, tekstil, kayu, batu, dan tanah liat. Misalnya saja untuk mencegah kayu dirayapi, kayu tidak dipernis, melainkan dibakar sedikit, agar lapisan arang tipis pada permukan kayu menjadi lapisan pelindung dari rayap. FORM/BENTUK Bentuk yang natural, organik, irregular, dan asimetris yang disengaja. Sifat alami dari bentuk merupakan karakteristik utama yang mempengaruhi benda. TEXTURE/TEKSTUR Tekstur material dipertahankan seperti aslinya, meskipun kasar, tak rata, dan acak, yang menunjukkan proses alamiah yang terjadi pada benda tersebut. BEAUTY/KEINDAHAN Keindahan merupakan pengalaman secara keseluruhan, di mana keindahan biasa yang telah mengalami proses alam dalam kurun waktu yang ada menciptakan keindahan nyata yang ada sekarang. Kemampuan alamiah dalam menyerap keindahan melalui proses visual dan rasa sangat ditekankan. COLOUR/WARNA Warna yang digunakan adalah warna asli material, tak homogen, dan berkesan tak keras. Cahaya dihamburkan untuk menimbulkan kesan yang lebih lembut. SIMPLICITY/KESEDERHANAAN Kesederhanaan artinya karakter alami material dijaga. Tak banyak intervensi untuk mengolah lebih lanjut. Bahan diperlakukan sesuai sifat tektoniknya. Misalnya kayu yang dipotong lurus, akan dikonstruksikan sesuai dengan bentuknya yang lurus, tak akan dipaksakan untuk melangkung. Energi yang digunakan dalam proses konstruksi pun lebih sedikit. Yunita Dwi Adisaputri/
6 SPACE/RUANG Sabi adalah perwujudan Wabi dalam ruang, di mana ruang diterjemahkan kedalam proporsi dan perspektif. Skala menjadi pertimbangan utama dalam ruang. Tak ada ruang yang tak direncanakan. BALANCE/KESEIMBANGAN Karya seni haruslah mencerminkan keseimbangan yang ada di dunia, dengan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi di alam semesta. SOBRIETY/KEBIJAKSANAAN Seni terkadang lebih baik diterjemahkan dengan apa yang terpancar dari sebuah benda ketimbang diterjemahkan dengan apa yang bisa ditambahkan pada sebuah benda. Keindahan tidak bersifat dekoratif, melainkan asli dari karakter alami sebuah benda. Wabi-Sabi dalam budaya Jepang diterjemahkan kedalam bentuk taman batu (karesansui 枯れ山水 ) atau sekitei en( 石庭園 ), bonsai ( 盆栽 ), chadou ( 茶道 ), ikebana ( 生け花 ), Haiku ( 俳句 ), keramik, dan hankyoku ( 反擧句 ). Dari uraian diatas, Wabi-Sabi pada karakteristik penggunaan material dalam desain adalah proses alam, tak beraturan, intim, bersahaja, membumi, dan sederhana yang akan diterapkan pada desain Pusat Studi Bahasa dan Budaya Jepang Tujuan Perancangan Mewadahi aktivitas seni, budaya, dan bahasa yang berkaitan dengan Jepang Merancang pusat studi kebudayaan dan bahasa Jepang yang terpadu dan berkualitas Mengenalkan kebudayaan Jepang lebih luas lagi Merancang kelas yang memicu timbulnya proses belajar-mengajar yang interaktif Menyediakan fasilitas pelatihan yang berkaitan dengan kebudayaan Jepang Merancang ruang luar yang dapat menampung kegiatan outdoor dari festival kebudayaan jepang seperti bon odori Menyediakan pusat informasi tentang kebudayaan Jepang, beasiswa pendidikan, dan kesempatan kerja di Jepang. Yunita Dwi Adisaputri/
7 1.3.8 Menyediakan tempat persiapan pelatihan bahasa untuk tenaga kerja yang akan bekerja di Jepang. Tujuan dari proses perancangan fasilitas ini adalah mendapatkan rancangan JLCC yang memiliki kesatuan antara fungsi kebudayaan dengan fungsi bahasa, memiliki kekhasan dalam desain tapak dan organisasi fungsi, dan dapat dikunjungi oleh masyarakat luas Permasalahan Perancangan Merancang fasilitas pusat kebudayaan dan bahasa dalam konteks kawasan pendidikan dengan luas lahan terbatas Fasilitas Pusat Kebudayaan dan Bahasa Jepang ini sebenarnya ditujukan kepada masyarakat umum. Namun, dengan letak lokasinya yang berada di dalam kompleks kampus, maka secara bentuk fisik pun harus mengikuti aturan master plan Kampus UNPAD yang sudah ada dan kontekstual terhadap lingkungan fisik di sekitarnya Merancang Pusat Kebudayaan dan Bahasa Jepang di Indonesia dengan latar belakang kawasan masyarakat Sunda Ada perbedaan kultur antara Pusat Kebudayaan dan Bahasa yang dirancang dengan kondisi masyarakat di sekitarnya. Bagaimana membuat sebuah perwakilan jiwa Jepang di tatar Sunda menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam desain. Desain bentuk bangunan sebisa mungkin memiliki unsur kebudayaan Jepang, namun masih kontekstual terhadap kondisi bangunan sekitarnya Kondisi keamanan yang kurang baik. Keamanan menjadi masalah utama pada bangunan eksisting. Penulis mengetahui hal ini dari hasil wawancara pihak pengelola dan pengguna PSBJ UNPAD. Dari hasil survey lapangan bersama pihak pengelola, saya mendapati ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya, antara lain dengan dibuatnya aksis utama kampus yang baru, yang berada di belakang tapak PSBJ UNPAD yang membuat jalan servis menjadi lebih Yunita Dwi Adisaputri/
8 terbuka dan tak terawasi. Selain itu, tidak tersedianya ruangan untuk petugas keamanan berjaga, sehingga sering kali bangunan tersebut tidak dijaga Pendekatan Perancangan Pendekatan perancangan bangunan pendidikan Pendekatan ini digunakan pada perancangan fasilitas Language Centre yang memiliki fungsi pendidikan bahasa Jepang Pendekatan perancangan cultural centre Pendekatan ini digunakan pada perancangan fasilitas Cultural Centre yang memiliki kemiripan fungsi kebudayaan Sistematika Laporan Pada proposal AR40Z0 Tugas Akhir Perancangan dengan judul Japan Language and Cultural Centre ini, proposal dibagi menjadi : Bab I Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang; Pemahaman Judul dan Tema; Tujuan Perancangan; Permasalahan Perancangan; Pendekatan Perancangan; dan Sistematika Penyajian. Bab II Data Awal Proyek, berisi tentang Lokasi; Peraturan dan Standar; Pemahaman Tipologi Bangunan; dan Kriteria Perancangan yang merupakan aspek yang harus dipenuhi dan nantinya akan dijadikan tolok ukur keberhasilan rancangan. Bab III Analisa, berisi tentang Analisa Tapak; Analisa Kegiatan/fungsional; Analisa Pemakai; Analisa Ruang dan Bentuk; Analisa Struktur dan Utilitas Bangunan; dan Analisa Kebutuhan Ruang. Bab IV Konsep, berisi tentang ide awal perancangan, konsep tapak, konsep bangunan, konsep struktur, dan konsep utilitas. Yunita Dwi Adisaputri/
PUSAT STUDI BAHASA DAN BUDAYA JEPANG
PUSAT STUDI BAHASA DAN BUDAYA JEPANG TEMA WABI-SABI LAPORAN PERANCANGAN STUDIO AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER I 2007/2008 oleh: Yunita Dwi Adisaputri 152 02 077 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Budaya Jepang modern belakangan ini sangat identik dengan keceriaan manga / komik khas Jepang, anime / kartun Jepang, keberanian gadis Harajuku dalam berekspresi, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan dan tradisi yang cukup dikenal oleh negara lain. Kebudayaan Jepang berhasil disebarkan ke berbagai negara
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari
Bab 5 Ringkasan Upacara minum teh atau chanoyu ( 茶の湯 ) adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari huruf-huruf sebagai berikut
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROJEK
Berisi pengertian, interpretasi tema, dan studi banding terhadap tema sejenis. 4. Bab IV Analisis Tapak Berisi analisis fungsional, analisis peruntukan lahan dan pemintakatan lahan, serta analisis kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang memiliki berbagai macam budaya yang orisinil dan unik seperti dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka
Lebih terperinciChōnin ( 町人 ) : sebutan untuk masyarakat perkotaan pada abad pertengahan, biasanya adalah para pedagang.
DAFTAR ISTILAH Amakudaru kami ( 天下る神 ) Bonsai ( 盆栽 ) Chanoyu ( 茶の湯 ) Chashitsu ( 茶室 ) Chatei ( 茶庭 ) Chisen Shūyū Teien ( 地線周遊庭園 ) : dewa-dewa yang berasal dari atas atau dari surga. : seni pembuatan tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya perkembangan kota dipengaruhi oleh faktor daya tarik kota yang kemudian menyebabkan pertambahan penduduk dan akhirnya bermuara pada perubahan fisik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas akhir ini dimulai dari ketertarikan saya terhadap material, yaitu tile. Tile merupakan salah satu jenis tekstil yang pada umumnya digunakan sebagai material untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERANCANGAN Seiring dengan kemajuan zaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Indonesia merupakan sebuah negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia yaitu 215,8 juta jiwa(tahun 2003). Sebuah negara yang memiliki penduduk padat tersebut
Lebih terperinci2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara kaya akan sumber daya alam mineral. Berbagai macam bahan mineral yang banyak ditemukan diantaranya berupa batuan sedimen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber
Lebih terperinciSOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang yang sudah berusia hampir mendekati 5 abad (469 tahun), di telinga masyarakat hanyalah berstempel Kota Dagang dan Jasa namun, potensi-potensi minoritas
Lebih terperinciBAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial
BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencangkup pengetahuan, keyakinan, seni, hukum adat dan setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR
dua tempat pusat kebudayaan Eropa seperti yang dibutuhkan oleh kelompok penggemar budaya Jepang (kadang dikenal dengan sebutan komunitas Jepang saja), kemungkinan disebabkan oleh perbedaan karakter budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.
BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. B. PENGERTIAN JUDUL v Terminal : Perhentian (bus, kereta api, dan sebagainya) penghabisan,
Lebih terperincimasjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah bangunan bisa memiliki posisi sentral dalam mempengaruhi suatu peristiwa penting. Dalam skala individu hal itu bisa jadi karena bangunan tersebut menyimpan
Lebih terperinci2016 BANDUNG SPORTS CLUB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia, pada perkembangannya tergolong cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya populasi
Lebih terperinciI.1 LATAR BELAKANG I.1.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Kasus Kebudayaan memiliki unsur budi dan akal yang digunakan dalam penciptaan sekaligus pelestariannya. Keluhuran dan kemajuan suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI
BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI 2.1 PENGERTIAN PASAR KERAJINAN DAN SENI Pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana permintaan dan penawaran bertemu ( http://id.wikipedia.org/ : 7/9/2009
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam
BAB III METODE PERANCANGAN Suatu proses perancangan membutuhkan suatu metode yang memudahkan bagi perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam Perancangan Pusat Dokumentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Gambaran kehidupan masyarakat Indonesia yang beragam menjadikan kesenian sebagai salah satu perwujudan jati diri bangsa Indonesia yang memiliki ciri khas. Kesenian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana tanaman dan bunga-bunga tersebut dapat tumbuh dan hidup. Jepang juga disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah Negara kepulauan yang indah, didukung dengan empat musim yang bergantian secara teratur dan berkala menjadikan alam Jepang ditumbuhi dengan tanaman dan
Lebih terperinciESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR
ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerajinan merupakan salah satu bagian dari seni rupa yang sudah ada sejak lama. Kita diperkenalkan dengan kerajinan dan seni rupa sejak kita memulai pendidikan. Kerajinan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam.
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam. Kebudayaan tersebut diaplikasikan secara langung melalui karya seni. Kebudayaan yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan penampilannya hampir sama dengan kenyataan (Aristoteles via Mudji, memenuhi kebutuhan manusia akan keindahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni adalah hasil dari peniruan alam yang bentuk pengungkapan dan penampilannya hampir sama dengan kenyataan (Aristoteles via Mudji, 1993: 8). Seni merupakan hasil
Lebih terperinciPenerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) G-15 Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi Alivia Bianca Bella Diena dan Murtijas Sulistijowati Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah km.negara Jepang terdiri dari 4 pulau yaitu: Honshu, Shikoku, Kyushu,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara kepulauan yang terletak disebelah timur benua Asia, dengan pulau yang memanjang lebih dari 45 LU dan 20 LS. Luas wilayah Jepang adalah 378.000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian judul Pusat : merupakan Pokok Pangkal atau yang menjadi pumpunan(berbagai, urus hal,dsb) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990) Seni : Keahlian membuat karya yang bermutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan tersebut sampai sekarang masih berlaku dalam masyarakat Jepang. Dalam kebudayaan Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Feri Susanty Spesial, Tahun 2007, 6). Populasi dan permintaan penduduk terhadap hunian yang semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Proyek Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar dan pokok manusia. Oleh karena itu, kebutuhan akan hunian sangat penting dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinciTengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik
Lebih terperinci2.10. Tinjauan Lapangan...19
ABSTRAK Jepang merupakan negara yang terkenal akan kebudayaan yang khas. Meskipun budaya modern masuk ke negara Jepang, Jepang tetap mempertahankan kebudayaan tradisional. Kebudayaan tradisional ini sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Wukirsari Sebagai Desa Penghasil Kerajinan Tangan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1. Wukirsari Sebagai Desa Penghasil Kerajinan Tangan Desa Wukirsari merupakan salah satu desa sentra kerajinan di Kecamatan Imogiri yang mampu menghasilkan berbagai
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN UMUM
BAB 2. TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek 2.1.1 Tinjauan Proyek (1) Gambar 2.1 Peta Jakarta Gambar 2.2 Peta Nama Proyek : Akademi Seni Rupa DI Jakarta Tema Proyek : Arsitektur Ekologis Alamat : Jn.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejak Universitas Diponegoro diresmikan sebagai perguruan tinggi negeri pada tanggal 13 Oktober 1960, Fakultas Teknik sebagai pencetak sumber daya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa (language) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyak digelarnya even otomotif dari mulai pameran, lomba modifikasi,
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Umum Perancangan Gambar 4. 1 Diagram Ilustrasi Konsep Umum Perancangan Berawal dari komunitas bernama generasi 90-an, muncul sebuah buku ilustrasi populer yang menjadi
Lebih terperinciI. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Permainan tradisional merupakan permainan yang diciptakan oleh leluhur kita, mereka membuat permainan dari benda benda atau tumbuhan yang terdapat di alam sekitar.
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek A. Umum Pertumbuhan ekonomi DIY meningkat 5,17 persen pada tahun 2011 menjadi 5,23 persen pada tahun 2012 lalu 1. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Lebih terperinciISLAMIC CENTRE BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Namun dewasa ini, umat muslim di Indonesia telah mengalami penurunan dalam pemahaman agamanya, yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PUSAT PENDIDIKAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL MODERN DI YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Latar Belakang Pusat Pendidikan Desain Komunkasi Visual Modern di Yogyakarta Desain Komunikasi Visual atau sering disingkat DKV semakin luas dikenal oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Proses dan Metode Umum Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di Gresik dilakukan dengan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatifkorelatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Pengembangan sanggar tari tradisional berbasis pendidikan di kota tangerang selatan Kota Tangerang Selatan, yang merupakan sebuah pemekaran dari Kabupaten Tangerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan teknologi berkembang secara pesat, sehingga permasalahan urbanisasi meningkat per tahunnya. Peningkatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas
BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Bangunan IV.1.1 Organisasi Ruang Berdasarkan hasil studi banding, wawancara, dan studi persyaratan ruang dan karakteristik kegiatan di dalamnya, hubungan fasilitas dapat dilihat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Suryohadiprojo (1982: ), rakyat Jepang pada dasarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis negaranya serta mempunyai pengaruh
Lebih terperinciKementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Proyek Menurut catatan sejarah umat manusia yang sempat terungkap tentang keberadaan dan perkembangan perpustakaan menunjukkan bahwa perpustakaan
Lebih terperincidan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud rancangan sebagai tempat pemasaran dan wisata berdasarkan kontinuitas antar ruang
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Berdasarkan tinjauan dan proses analisis, permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya Sunda kini tengah menghadapi tantangan besar dalam proses regenerasi budaya. Banyak faktor yang mempengaruhinya, di antaranya terjadi degradasi nilai budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
Lebih terperincibanyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri dan kebiasaan yang disebut kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (1974), Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di wilayah
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Candrasengkala sebagai..., Meirissa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Kebudayaan adalah segala hal yang terkait dengan seluruh aspek kehidupan manusia, yang dihayati dan dimiliki bersama. Di dalam kebudayaan terdapat kepercayaan, kesenian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa, dan rasa manusia, berupa normanorma, nilai-nilai, kepercayaan dan tingkah laku yang dipelajari dan dimiliki oleh semua individu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Tato merupakan salah satu karya seni rupa dua dimensi yang layak untuk dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang merupakan
Lebih terperinciESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang
ESTETIKA BENTUK Pengertian Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang Rasa keindahan itu akan muncul apabila terjalin perpaduan yang serasi dari elemen
Lebih terperinciKONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center
KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis
Lebih terperinci1.4 Metodologi Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Seni dan desain (art and design) dipandang sebagai dua elemen menyatu yang tidak terpisahkan. Tiap perkembangan seni selalu diikuti oleh visualisasi
Lebih terperinciAsrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Fenomena kepadatan penduduk merupakan permasalahan yang sudah tidak asing terjadi di kota kota di Indonesia terutama yang berada
Lebih terperinciMUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
Lebih terperinciKEBUDAYAAN & MASYARAKAT
KEBUDAYAAN & MASYARAKAT Pengantar Sosiologi FITRI DWI LESTARI MASYARAKAT Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan Rumah Susun pekerja ini menggunakan metode secara kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks permasalahan yang ada secara
Lebih terperinciDukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi industri dan perdagangan merupakan unsur utama perkembangan kota. Kota Jakarta merupakan pusat pemerintahan, perekonomian,
Lebih terperinciLEMBAGA INDONESIA - JEPANG DI YOGYAKARTA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LEMBAGA INDONESIA - JEPANG DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA-1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,
Lebih terperinciBAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuatu yang hidup dialam ini merupakan makluk hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak
Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak Iman Priambodo I.0202054 BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian Judul Arti kata Pengembangan
Lebih terperinciGEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vespa adalah sebuah kendaraan yang memiliki daya tarik tersendiri dari bentuknya yang khas. Vespa juga memiliki salah satu inspirasi bagi perkembangan teknologi transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angklung merupakan salah satu instrumen yang berasal dari tanah Sunda, Jawa Barat. Angklung merupakan salah satu instrumen tradisional yang berasal dari material Bambu.
Lebih terperinciBAB IV PROSES PRODUKSI. Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat
BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Ide Karya Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat yang menjadi serba praktis dan semakin individual, yang membuat teko menjadi sangat jarang digunakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 2. Pemilihan Kasus Dalam proses pendewasaan dirinya, setiap manusia pasti mengalami sebuah masa yang disebut dengan masa remaja. Remaja berarti mulai dewasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis negaranya serta adanya pengaruh
Lebih terperinciSHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan zaman disertai dengan perkembangan penduduk yang cukup tinggi terutama di wilayah perkotaan, seringkali terjadi adanya masalah keterbatasan lahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sadō merupakan salah satu kesenian yang masih menjadi tradisi dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika tradisional dalam menyajikan
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama
II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Istilah sadō atau chanoyu mengundang banyak pertanyaan seperti apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu secara harafiah yaitu air
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: AKBAR HANTAR ROCHAMADHON NIM. I 0208092
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi
Lebih terperinciSelain itu bambu memberikan kesan alami yang eksotis dan indah sehingga akan mempengaruhi karakter orang yang tinggal di dalamnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bambu sebagai hasil hutan bukan kayu (HHBK) sangat potensial untuk mensubstitusi kayu bagi industri yang menggunakan kayu sebagai bahan baku. Selain berpotensi sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Pusat Pengembangan Musik Tradisional Jawa Timur di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul 1.1.1. Pengertian Galeri Pengertian dari kata Galeri berdasarkan KBBI ga le ri /n ruangan atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni dsb. Sedangkan menurut
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses
BAB 3 METODE PERANCANGAN Pada perancangan Malang Indie Culture Center sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini metode perancangan berisi sebuah paparan deskriptif mengenai
Lebih terperinci