Bab 1. Pendahuluan. Jepang memiliki berbagai keunikan dalam kehidupan mereka,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 1. Pendahuluan. Jepang memiliki berbagai keunikan dalam kehidupan mereka,"

Transkripsi

1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bangsa Jepang memiliki berbagai keunikan dalam kehidupan mereka, khususnya dalam kebudayaan. Festival, makanan, tarian, drama dan upacara adatnya memiliki makna dan didasari oleh suatu kepercayaaan terhadap sesuatu. Sebagai contoh upacara minum teh atau chanoyu, yang diperkenalkan oleh pendeta Zen. Teh pertama kali diperkenalkan di Jepang melalui ajaran Buddha yang berasal dari Cina pada abad ke-6, namun sebelum tahun 1191 teh belum benar-benar memiliki arti bagi masyarakat Jepang, hingga akhirnya Eisai( ), pendeta Zen kembali dari Cina. Eisai seorang pendiri Zen aliran Rinzai di Jepang, memperkenalkan bubuk dan bibit teh yang dia bawa dari Cina. Bibit teh tersebut diberikan kepada temannya sesama pendeta yang bernama Myoe ( ), untuk ditanam di Kuil Kozan-ji, Kyoto. Kemudian mereka berdua mengusahakan teh sebagai salah satu alat penyebaran aliran Zen di Jepang. Kuil-kuil di Jepang, minum teh dibudidayakan sebagai suatu cara agar para pendeta dapat lebih berkonsentrasi pada saat melakukan meditasi. Para pendeta berkumpul di depan gambar dari pendiri Zen yang pertama yaitu Boddhidharma dan mereka secara 1

2 bergantian meminum teh dari mangkuk yang sama. Eisai dan Myoe percaya bahwa teh mamiliki khasiat yang bagus untuk tubuh. Myoe sependapat dengan Eisai, dalam buku Kissa Yoojoo Ki yaitu data mengenai khasiat teh yang ditulis oleh Eisai : in the degenerate age, tea is the most wonderful medicine for nourishing one s health and prolonging life When heaven created all things, it gave the most care to creating man. For man, there for, it is wisest to live a healthy life and to care for the life which has been bestowed upon him by heaven. To live a healthy life, one must take care of the courses of life. Di zaman kemerosotan ahlak ini, teh adalah obat yang manjur untuk memelihara kesehatan dan untuk memeperpanjang umur Pada waktu Yang Kuasa menciptakan segalanya, Ia memeberikan perhatian khusus kepada penciptaan manusia. Oleh sebab itu, manusia patut untuk hidup bijak dan sehat, serta menjaga kehidupan yang telah dianugerahkan kepadanya. Agar memperoleh hidup yang sehat, manusia patut untuk menjaga sumber kehidupan itu sendiri. Menurut Kuck (1984 : 188), diadakannya acara minum teh di salah satu ruangan kecil, yang juga disebut shoin, di kediaman Yoshimasa, Kuil Ginkaku-ji, menjadi penanda awalnya konsep ritual upacara minum teh. Berbeda dengan tata cara pendeta Zen pada umumnya, yakni hanya dengan diawali para pendeta berkumpul di depan gambar Boddhidharma, kemudian secara bergantian meminum teh dari mangkuk yang sama, Murata Shuko ( ) menyajikan teh dengan cara yang lebih berdasarkan pada nilai kesederhanaan dan penuh dengan nilai estetika. Selain Murata Shuko ada juga 2

3 ahli teh lainnya, yaitu Sen no Rikyu ( ) yang kemudian menyempurnakan tehnik penyajian teh. Rikyu mempertunjukkan hal yang berbeda, yakni dengan menunjukkan urutan ketika tamu atau peserta minum teh tiba di tempat penyelenggaraan, hingga tata cara membuat teh beserta aturan-aturannya. Tata cara inilah yang kemudian menjadi simbol terbentuknya ritual chanoyu, tata cara tersebut masih berlaku hingga saat ini, oleh karena itu Rikyu dikenal sebagai The Master of Tea. Menurut Historical Chanoyu (1986 : 96), Sen no Rikyu lahir di Sakai pada tahun Pada usia 17 tahun, Rikyu berguru pada Takeno Joo dan mulai belajar seni upacara minum teh berdasarkan pada estetika wabi, yang mengutamakan kesederhanaan dan kerohanian dalam semangat Budha Zen. Tetapi Rikyu tidak hanya sekedar mengandalkan ilmu yang diperoleh dari gurunya, ia juga berusaha mempelajari Zen sendiri untuk menyempurnakan upacara tehnya, karena baginya, teh merupakan cara sederhana untuk mempraktekkan Zen. Pengaruh Sen no Rikyu mendominasi pada zaman Azuchi Momoyama ( ) dengan menyempurnakan cara minum teh dari ahli teh generasi sebelumnya dia. Kehidupannya mulai berubah ketika dia diperkenalkan kepada Nobunaga. Saat itu Nobunaga membutuhkan seseorang yang ahli dalam alat-alat atau perlengkapan minum teh. Setelah pertemuan dengan Rikyu, kemudian Nobunaga melantik Rikyu sebagai guru tehnya. Salah satu hasil karya Sen no Rikyu adalah 3

4 Mushakouji Senke di Kanyu-an, Kyoto. Menurut New World Encyclopedia Preview (2006), saat ini ada empat sekolah yang didedikasikan untuk Sen no Rikyu, yaitu Omotesenke, Urasenke, Mushanokojisenke (hasil karya dari Sen no Rikyu sendiri), dan Sakaisenke. Pada skripsi ini penulis akan meneliti tentang roji (taman teh) yang terdapat di Mushanokojisenke, yang merupakan hasil karya dari Sen no Rikyu. Chanoyu dapat dikatakan sebagai salah satu upacara keagamaan karena komponen didalamnya memenuhi syarat yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan upacara keagamaan. Koentjaraningrat (1977 : 241) menjelaskan komponen yang ada dalam upacara agama sebagai berikut: Upacara keagamaan dapat terbagi ke dalam empat komponen, yaitu tempat upacara, waktu diadakannya upacara, benda atau alat yang digunakan dalam upacara, dan orang-orang yang melakukan dan memimpin upacara. Chanoyu adalah ungkapan perasaan yang dilandasi oleh pemikiran agama Budha Zen yang berusaha untuk mengukuhkan unsur dan jalinan pranata sosial berupa aturan-aturan, nilai dan norma yang terkandung dalam upacara minum teh tersebut. Chanoyu dilihat dari huruf kanjinya cha [ 茶 ] berarti teh, no [ の ] partikel penghubung, dan yu [ 湯 ] berarti air panas. Sehingga secara harafiah berarti air panas atau mendidih untuk teh. Dalam pelaksanaanya chanoyu menjadi ritual yang memiliki 4

5 bermacam-macam hubungan, diantaranya hubungan agama, kesusastraan dan filosofi dari seni dan keahlian. Chanoyu juga dikenal dengan konsep chadou yaitu cara atau filosofi dari ritual minum teh. Upacara minum teh ini mengandung simbol yang berhubungan dengan jiwa-spiritual, dalam hal ini, Rikyu menitikberatkan pada empat prinsip, yaitu : wa (keserasian), kei (kepatuhan), sei (kemurnian), dan jaku (ketenangan). Penerapannya diwujudkan dalam bentuk seni dan didukung oleh beberapa faktor untuk terciptanya empat prinsip tersebut, seperti dari segi arsitektur dan dekorasi rumah teh (sukiya), ruang teh (chashitsu), kaligrafi, keramik, rangkaian bunga (chabana), perlengkapan, serta arsitektur taman (roji). Chashitsu yang berarti ruang teh jika dilihat dari huruf kanjinya, yakni cha [ 茶 ] berarti teh, dan shitsu [ 室 ] berarti ruang atau kamar. Jadi secara harafiah chashitsu berarti ruang untuk minum teh. Menurut Tanaka (1998 : 35) salah satu perancang ruang teh kecil terbaik adalah pendeta Zen yang bernama Murata Shukõ ( ). Bangsa Jepang adalah masyarakat yang sangat menghormati alam, alam memberikan kesejahteraan dan kehidupan dan dari alam manusia memperoleh hasil bumi, oleh karena itu alam benar-benar dimanfaatkan sebaik mungkin. Alam dimanfaatkan untuk berbagai hal yang menjadi bagian dari kehidupan mereka, seperti untuk rumah dan taman. Tidak hanya sebatas itu, dalam berkarya seni pun mereka menggunakan media 5

6 yang bahan dasarnya berasal dari alam, seperti kayu, batu, bambu, air dan bunga. Bahan dasar tersebut mereka olah, rangkai dan ditata agar terlihat unsur keindahannya. Oleh karena itu chasitsu adalah salah satu hasil karya seni yang memanfaatkan alam. Ada dua tipe dari chashitsu yaitu chashitsu yang memiliki beberapa ruangan lain (di Inggris dikenal dengan istilah tea houses atau rumah teh) dan tipe kedua adalah bangunan yang terletak di dekat bangunan tempat tinggal dan menjadi ruangan khusus untuk upacara minum teh (di Inggris diketahui dengan istilah tea rooms atau ruang teh). Perbedaannya adalah rumah teh biasanya bangunan sederhana yang berbahan kayu dan berukuran kecil. Biasanya rumah teh terletak di daerah terpencil, area yang tenang, tetapi saat ini sudah sering ditemukan di dalam taman atau lahan yang luas atau taman umum atau taman pribadi. Sedangkan untuk ruang teh, biasanya berupa ruangan kecil yang terdapat di dalam rumah teh, kuil, sekolah dan institusi lainnya. Di Jepang, rumah-rumah yang memiliki ruangan yang ber-tatami biasanya digunakan untuk ruang teh, ruangan yang serupa biasanya juga digunakan untuk tujuan yang lain. Rumah teh yang kecil memiliki dua ruangan yaitu ruang teh dan mizuya, tempat dimana tuan rumah menyiapkan makanan kecil atau pemanis dan peralatan atau perlengkapan chanoyu, dan keseluruhan ruangan terdiri dari hanya dua atau tiga alas. Rancangan atau model dari rumah teh dipengaruhi oleh unsur filosofi Zen. Rumah teh 6

7 pertama kali diperkenalkan pada periode Sengoku. Menurut artikel Chashitsu, Wikipedia, The Free Encyclopedia, Maret 2007, rumah teh biasanya didirikan oleh para pendeta Zen atau daimyo, samurai dan pedagang yang berlatih chanoyu. Mereka berpikir tentang kesederhanaan dan ketenangan, yang berhubungan dengan filosofi Zen, samurai menggunakannya untuk perlindungan dan filosofi dalam takdir mereka. Pintu masuk dan keluar rumah teh adalah pintu persegi, berukuran kecil yang menjadi simbol pemisah antara kecil, sederhana dan ketenangan dalam batin dengan kesibukan dunia dan kekacauan. Secara filosofi untuk menyatukan batin antara tuan rumah dan tamu diharuskan berlutut ketika memasuki ruangan. Pada umumnya rumah teh dikelilingi oleh taman yang kecil. Taman teh ini dikenal dengan istilah roji [ 路地 ] atau jalan embun, yang arah jalurnya menuju ke arah rumah teh. Suasana tenang dari taman dapat membuat peserta atau tamu chanoyu merasa lebih santai dan nyaman sebelum mengikuti chanoyu. Lukisan, kaligrafi dan chabana dalam chanoyu dapat dinikmati sambil duduk saat minum teh, namun taman dapat dirasakan keindahannya dengan berjalan-jalan di dalamnya. Oleh karena itu, taman tidak hanya berperan sebagai penghias atau pelengkap, tetapi ada makna yang terkandung di dalamnya, sehingga menciptakan nuansa tersendiri dalam chanoyu. Suasana tenang atau nyaman dapat menciptakan aura tersendiri yang dapat mempengaruhi jiwa atau emosional seseorang. 7

8 Hal ini seperti yang disebutkan oleh Tanaka Sen õ dan Tanaka Sendõ (1998 : 108) : a quiet place in the garden away from the main house was felt to be most suitable for drinking tea, and the participants felt more relaxed after going into the garden for a walk. tempat yang tenang di dalam taman, yang jauh dari rumah utama, dianggap tempat yang paling cocok untuk minum teh, dan para peserta merasa lebih nyaman setelah berjalan-jalan di taman. Anderson (1991), menyebutkan : the tea garden as the intermediary between the everyday world and the ritualistic world of chanoyu. taman teh sebagai perantara antara dunia aktifitas keseharian dan dunia ritual dari chanoyu. Taman teh, chaniwa, yang disebut juga dengan istilah roji, biasanya jika terletak di lahan yang sangat luas seperti di Kuil Rokuonji, memiliki dua bagian taman yaitu taman bagian luar dan taman bagian dalam. Namun, jika terletak di lahan yang terbatas hanya terdiri dari satu bagian saja. Menurut Tanaka (1998 : 110), elemen yang selalu ada dalam tiap taman teh adalah : mizuya (ruang persiapan untuk tuan rumah), chũmon (gerbang kecil), ishi-doro (lentera), tobi-ishi (batu setapak), tsukubai (susunan batu penampung air). Beberapa elemennya memiliki hubungan dengan konsep filisofi dalam Zen yang berhubungan dengan alam, yakni air, batu dan lentera. 8

9 1.2 Rumusan Permasalahan Berhubungan dengan pentingnya roji dalam chanoyu, penulis akan menganalisis konsep Zen yang ada di dalam roji. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti adalah konsep Zen yang mempengaruhi arsitektur roji di Kankyu-an karya Sen no Rikyu. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai adalah agar penulis dan pembaca mengetahui adanya makna Zen di dalam arsitektur taman teh. Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah dapat menambah wawasan budaya bagi penulis dan pembaca mengenai arsitektur taman teh. 1.5 Metode Penelitian Metode yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data adalah metode kepustakaan, melalui buku dan data yang diperoleh dari perpustakaan Japan Foundation, Kedutaan Besar Jepang, Universitas Bina Nusantara, dan beberapa toko buku, serta 9

10 beberapa data dari internet dan jurnal. Pengolahan data penulis lakukan dengan menggunakan metode deskriptif - analitis, data akan dianalisis sesuai dengan informasi yang diperoleh. 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab. Dengan susunan: Bab 1 pendahuluan, bab 2 adalah landasan teori, bab 3 adalah analisis data, bab 4 adalah simpulan dan saran, dan bab 5 adalah ringkasan skripsi. Bab 1 Pendahuluan, bab ini merupakan penjelasan tentang latar belakang, rumusan dan ruang lingkup permasalahan, tujun dan manfaat penelitian, metodologi serta sistematika penulisan skripsi ini. Bab 2 Landasan Teori, dalam bab ini akan ditulis teori-teori yang digunakan untuk menganalisis topik skripsi yang terdapat pada bab tiga. Yaitu :1. Konsep Zen dalam taman, 2. Konsep Taman Jepang, 3. Konsep Taman Teh atau Roji. Bab 3 Analisis Data, pada bab ini, penulis akan menguraikan analisis data dengan menggunakan teori yang terdapat dalam bab dua. Sub-sub babnya adalah: 3.1 analisis konsep Zen pada machiai (ruang tunggu), 3.2 analisis konsep Zen pada chũmon (gerbang kecil), 3.3 analisis konsep Zen pada tobi-ishi (batu pijakan), garanseki 10

11 (batu yang berukuran besar) dan sekimori-ishi (batu penanda), 3.4 analisis konsep Zen pada nobedan (jalan setapak), 3.5 analisis konsep Zen pada chozubachi (wadah penampung air) dan ishi-dõrõ (lentera), 3.6 analisis konsep Zen pada tsukubai (batu penampung air). Bab 4 Simpulan dan saran, bab ini berisikan simpulan dari hasil analisis yang berdasarkan dari teori yang digunakan dan juga saran. Bab 5 Ringkasan, bab ini adalah rumusan dari seluruh permasalahan serta jawaban yang dituliskan kembali secara singkat, dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang. 11

Bab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka

Bab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang memiliki berbagai macam budaya yang orisinil dan unik seperti dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari

Bab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari Bab 5 Ringkasan Upacara minum teh atau chanoyu ( 茶の湯 ) adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari huruf-huruf sebagai berikut

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci : roji, chaniwa, chanoyu, dan Zen.

Abstraksi. Kata kunci : roji, chaniwa, chanoyu, dan Zen. Abstraksi Roji memiliki peranan penting dalam pelaksanaan upacara minum teh atau chanoyu. Roji merupakan istilah untuk taman teh atau chaniwa. Dikatakan memiliki peranan penting dalam chanoyu, karena roji

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara

Bab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang atau disebut juga dengan 日本 (Nippon/Nihon) adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci : chanoyu,chashitsu dan Zen.

Abstraksi. Kata kunci : chanoyu,chashitsu dan Zen. Abstraksi Negara Jepang memiliki berbagai macam kebudayaan salah satunya yang sangat terkenal dan menjadi tradisi adalah upacara minum teh atau chanoyu. Chanoyu adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan tersebut sampai sekarang masih berlaku dalam masyarakat Jepang. Dalam kebudayaan Jepang

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Dalam melaksanakan chanoyu dibutuhkan sebuah persipan-persiapan kecil baik dari

Bab 3. Analisis Data. Dalam melaksanakan chanoyu dibutuhkan sebuah persipan-persiapan kecil baik dari Bab 3 Analisis Data 3.1 Tahap Persiapan Sebelum Melaksanakan Chanoyu Dalam melaksanakan chanoyu dibutuhkan sebuah persipan-persiapan kecil baik dari tuan rumah itu sendiri maupun tamu yang akan mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana tanaman dan bunga-bunga tersebut dapat tumbuh dan hidup. Jepang juga disebut

BAB I PENDAHULUAN. mana tanaman dan bunga-bunga tersebut dapat tumbuh dan hidup. Jepang juga disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah Negara kepulauan yang indah, didukung dengan empat musim yang bergantian secara teratur dan berkala menjadikan alam Jepang ditumbuhi dengan tanaman dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sadō merupakan salah satu kesenian yang masih menjadi tradisi dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika tradisional dalam menyajikan

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP BUDDHA ZEN DALAM UPACARA CHANOYU ALIRAN URASENKE ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN PRINSIP BUDDHA ZEN DALAM UPACARA CHANOYU ALIRAN URASENKE ABSTRAK ABSTRACT PENERAPAN PRINSIP BUDDHA ZEN DALAM UPACARA CHANOYU ALIRAN URASENKE The Application of Zen Buddhism Principles in Urasenke Style Tea Ceremony Widya Magdalena dan Budi Santoso Program Studi Sasta Jepang,

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini penulis akan menganalisis unsur Zen pada arsitektur Chashitsu

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini penulis akan menganalisis unsur Zen pada arsitektur Chashitsu Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini penulis akan menganalisis unsur Zen pada arsitektur Chashitsu bergaya souan yang berluas yojouhan, dengan menggunakan tujuh karakteristik Zen. Penulis akan menganalisisnya

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR BUDHA ZEN DALAM CHANOYU

PRINSIP DASAR BUDHA ZEN DALAM CHANOYU PRINSIP DASAR BUDHA ZEN DALAM CHANOYU Anastasia Merry Christiani Widya Putri 1 ; Ratna Handayani 2 1,2 Japanese Department, Faculty of Letters, Bina Nusantara University Jln. Kemanggisan Ilir III No.45,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Meskipun peradaban Jepang kuno sebagian dibangun diatas budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Meskipun peradaban Jepang kuno sebagian dibangun diatas budayabudaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai bermacam-macam kebudayaan. Meskipun peradaban Jepang kuno sebagian dibangun diatas budayabudaya yang diperkenalkan

Lebih terperinci

KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG

KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG Fajria Noviana Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang FIB Universitas Diponegoro Email: fajria_noviana@yahoo.com ABSTRACT The Japanese tea ceremony

Lebih terperinci

SENI TATA RUANG CHANIWA DAN CHASHITSU DALAM CHANOYU MAKALAH NON SEMINAR. Reni Perwitasari

SENI TATA RUANG CHANIWA DAN CHASHITSU DALAM CHANOYU MAKALAH NON SEMINAR. Reni Perwitasari UNIVERSITAS INDONESIA SENI TATA RUANG CHANIWA DAN CHASHITSU DALAM CHANOYU MAKALAH NON SEMINAR Oleh: Reni Perwitasari 0906642304 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK JANUARI 2014

Lebih terperinci

KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG

KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG Fajria Noviana Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang FIB Universitas Diponegoro Email: fajria_noviana@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk

BAB I PENDAHULUAN. di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan seorang misionaris asal Portugis bernama Fransiskus Xaverius di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk agama Kristen dan jumlahnya

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang yang terletak di daerah curah hujan yang tinggi, memiliki empat

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang yang terletak di daerah curah hujan yang tinggi, memiliki empat Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang yang terletak di daerah curah hujan yang tinggi, memiliki empat musim, yaitu: musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Yang dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makan adalah kebutuhan dasar manusia agar dapat tetap hidup. Di seluruh dunia, ada banyak tempat dengan jenis makanan, cara makan, dan suasana. Selain dari segi makanan,

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH. nikmat dan karunianya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

UCAPAN TERIMA KASIH. nikmat dan karunianya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. ABSTRAKSI Seni merangkai bunga Ikebana dan seni upacara minum teh Chanoyu adalah merupakan seni estetik Jepang yang saling berhubungan. Di dalam kedua seni ini menggambarkan kecintaan bangsa Jepang akan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. berhubungan dengan adanya penyebaran agama Budha ke Jepang yang berasal dari

Bab 2. Landasan Teori. berhubungan dengan adanya penyebaran agama Budha ke Jepang yang berasal dari Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Taman Jepang Menurut Hirotaro (1972 : 106), sekitar tahun 620 Masehi terjadi konflik yang berhubungan dengan adanya penyebaran agama Budha ke Jepang yang berasal dari Paekche

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Oshougatsu atau lebih dikenal dengan shougatsu adalah perayaan tahun baru masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis dekorasi-dekorasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan dan tradisi yang cukup dikenal oleh negara lain. Kebudayaan Jepang berhasil disebarkan ke berbagai negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu yang paling populer ialah seni minum teh.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu yang paling populer ialah seni minum teh. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman. Ada berbagai jenis kesenian yang dapat dijumpai seperti seni musik, seni tari, seni lukis, dan sebaginya. Salah satu yang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di Jepang banyak terdapat perayaan, festival, maupun ritual-ritual yang dilakukan setiap tahunnya. Biasanya setiap perayaan tersebut memiliki suatu makna tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam.

Bab 1. Pendahuluan. Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam. Kebudayaan tersebut diaplikasikan secara langung melalui karya seni. Kebudayaan yang dihasilkan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.

Lebih terperinci

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh IV. ANALISIS KARYA Pada Bab ini, penulis menampilkan hasil karya beserta deskripsi dari masing-masing judul karya. Karya-karya ini terinspirasi dari upacara minum teh Jepang yang sering dijumpai pada festival

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

Taman tradisional Jepang Artbanu Wishnu Aji

Taman tradisional Jepang Artbanu Wishnu Aji Taman Cahya Pustaka tradisional Jepang Artbanu Wishnu Aji Artbanu Wishnu Aji I 2016 Artbanu Wishnu Aji ISBN 978-602-73640-1-1 Foto Sampul : Komposisi batu segitiga di Taman Daisen-in oleh : Artbanu Wishnu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG 2.1. Klasifikasi Keramik Sifat yang paling umum dan mudah dilihat secara fisik pada keramik adalah rapuh (britle) seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah,

Lebih terperinci

SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG

SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG RUMAH TRADISIONAL JEPANG Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur GEOGRAFIS NEGARA JEPANG Jepang terletak di zona gunung berapi yang di atas Lilitan Gunung Berapi Pasifik (Pasifik

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sesuai dengan Sastra dalam Wikipedia Indonesia Ensiklopedia Bebas Berbahasa

Bab 1. Pendahuluan. Sesuai dengan Sastra dalam Wikipedia Indonesia Ensiklopedia Bebas Berbahasa Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan Sastra dalam Wikipedia Indonesia Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia (2008), kesusastraan adalah sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan Jepang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan Jepang. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Banyak orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan Jepang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya acara-acara yang bertemakan Jepang di Indonesia (http://japanesia.org/).

Lebih terperinci

PUSAT STUDI BAHASA DAN BUDAYA JEPANG

PUSAT STUDI BAHASA DAN BUDAYA JEPANG PUSAT STUDI BAHASA DAN BUDAYA JEPANG TEMA WABI-SABI LAPORAN PERANCANGAN STUDIO AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER I 2007/2008 oleh: Yunita Dwi Adisaputri 152 02 077 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR,

Lebih terperinci

REVIEW PROGRAM. Student Workshop and Short Course Culture

REVIEW PROGRAM. Student Workshop and Short Course Culture REVIEW PROGRAM Student Workshop and Short Course Culture (SWSC JAPAN 2015) 17-20 September 2015 Student Workshop and Short Course Culture Program kursus budaya yang diselenggarakan oleh Gotravindo bekerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan

Lebih terperinci

Meiji Jinggu.

Meiji Jinggu. Meiji Jinggu Meiji Jinggu (Meiji Shrine) adalah kuil bersejarah yang lokasinya di belakang stasiun Harajuku dan berlawanan arah dengan Takeshita Dori. Jika berjalan kaki dari stasiun ini maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Amos Rapoport arsitektur dibentuk dari latar belakang kebudayaan dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi dua bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah km.negara Jepang terdiri dari 4 pulau yaitu: Honshu, Shikoku, Kyushu,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah km.negara Jepang terdiri dari 4 pulau yaitu: Honshu, Shikoku, Kyushu, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara kepulauan yang terletak disebelah timur benua Asia, dengan pulau yang memanjang lebih dari 45 LU dan 20 LS. Luas wilayah Jepang adalah 378.000

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama

II. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Istilah sadō atau chanoyu mengundang banyak pertanyaan seperti apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu secara harafiah yaitu air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju dan modern, tetapi negara Jepang tidak pernah meninggalkan tradisi dan budaya mereka serta mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada sejak

Lebih terperinci

MEMAHAMI KEBUDAYAAN JEPANG MELALUI CHADO (UPACARA MINUM TEH)

MEMAHAMI KEBUDAYAAN JEPANG MELALUI CHADO (UPACARA MINUM TEH) MEMAHAMI KEBUDAYAAN JEPANG MELALUI CHADO (UPACARA MINUM TEH) Penulis: Ria Shaumi Widyanisa Pembimbing: Dr. Endang P. Gularso Abstract This thesis discusses the understanding of Japanese culture through

Lebih terperinci

ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG

ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG Boneka merupakan salah satu simbol anak-anak yang dijadikan mainan dan dibuat untuk menemani anak-anak hingga pada akhirnya boneka juga dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. (masyarakat) untuk mengenal dan mengetahui konsep fēngshuĭ.

BAB 4 KESIMPULAN. (masyarakat) untuk mengenal dan mengetahui konsep fēngshuĭ. BAB 4 KESIMPULAN Fēngshuĭ, dua kata yang bernuansa oriental ini kian hari semakin banyak dikenal orang. Hal ini dapat terlihat dari semakin merebaknya buku-buku tentang fēngshuĭ, artikel-artikel mengenai

Lebih terperinci

kawasan Ciater, merupakan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan dengan menyediakan berbagai sarana pendukung dalam bentuk peningkatan pelayanan terha

kawasan Ciater, merupakan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan dengan menyediakan berbagai sarana pendukung dalam bentuk peningkatan pelayanan terha BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia membutuhkan relaksasi terhadap tekanan yang dihadapi serta memperkaya pengalaman spiritual dalam hidupnya. Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi melalui kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki beragam budaya, diantaranya keberagaman dalam bentuk tarian, makanan, budaya, olahraga, dan banyak hal yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisi dan sopan serta memiliki berbagai kelebihan. Hal ini menimbulkan kesan

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisi dan sopan serta memiliki berbagai kelebihan. Hal ini menimbulkan kesan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra Jepang di mata dunia Internasional adalah baik, dalam arti memiliki kesan bahwa orang Jepang yang penuh dengan tradisi yang kental, menghargai tradisi dan sopan

Lebih terperinci

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I. BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai

Lebih terperinci

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung 1.2. LATAR BELAKANG Tanaman dapat memberikan keindahan, kenyamanan, dan berbagai fungsi lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, tarian dan adat istiadat yang dimiliki oleh setiap suku bangsa juga sangat beragam. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota yang sedang mengalami perkembangan, khususnya dalam bidang ekonomi dan pariwisata. Bandung pada masa lalu merupakan kota tempat

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi untuk memperindah sesuatu atau sebagai simbol yang mengandung makna untuk mencapai sesuatu yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak keanekaragaman budaya tradisional termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bahasa komunikasi yang disampaikan melalui suatu media. Seniman sebagai sumber komunikasi, sedangkan karya seni sebagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008

Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008 Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008 Paduan Villa dan Alam yang Menakjubkan Penulis: Yosi Wyoso Fotografer: Sjahrial Iqbal, Yosi Wyoso dan Istimewa Bayangkan suasana sebuah sebuah vila yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Third New International (seperti dikutip Al Ichsan, 2013: 4), origami merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Third New International (seperti dikutip Al Ichsan, 2013: 4), origami merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni melipat kertas, atau yang sering disebut origami, merupakan salah satu seni yang populer di kalangan masyarakat Jepang. Menurut kamus webster s Third New

Lebih terperinci

RIKYŪ HYAKUSHU SEBAGAI CERMINAN DARI JIWA CHA NO YU

RIKYŪ HYAKUSHU SEBAGAI CERMINAN DARI JIWA CHA NO YU RIKYŪ HYAKUSHU SEBAGAI CERMINAN DARI JIWA CHA NO YU Michiko Cicilia Tantri Suryawati FAKULTAS SASTRA JURUSAN SASTRA JEPANG UNIVERSITAS DR.SOETOMO, SURABAYA ABSTRAK Dalam cha no yu terdapat istilah WaKeiSeiJaku

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 latar belakang Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi kedisiplinan dalam tatanan hidup umat manusia sebagai makhluk sosial secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Dunia pendidikan mempunyai banyak bidang ilmu yang dapat dipelajari.

Bab 1. Pendahuluan. Dunia pendidikan mempunyai banyak bidang ilmu yang dapat dipelajari. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan mempunyai banyak bidang ilmu yang dapat dipelajari. Salah satu bidang ilmu tersebut yaitu bidang ilmu linguistik. Linguistik merupakan dasar dalam

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kehadirat ALLAH S.W.T atas rahmat dan karunia-nya yang telah

UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kehadirat ALLAH S.W.T atas rahmat dan karunia-nya yang telah ABSTRAKSI Tokonoma ( 床の間 ) merupakan salah satu elemen terpenting di dalam rumah tradisional Jepang yang sedikit-banyaknya telah mendapat pengaruh dari ajaran Zen( 禅 ) Budha. Adapun tujuan dalam penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain yaitu teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya memiliki nilai spiritual. Anggapan ini membuat hewan, tumbuhan, dan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya memiliki nilai spiritual. Anggapan ini membuat hewan, tumbuhan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan manusia dengan hewan, tumbuhan, dan beberapa benda alam lainnya memiliki nilai spiritual. Anggapan ini membuat hewan, tumbuhan, dan beberapa benda

Lebih terperinci

ABSTRAK. empat di Jepang, setelah Yokohama, Osaka, dan Nagoya. Kota Sapporo kota yang

ABSTRAK. empat di Jepang, setelah Yokohama, Osaka, dan Nagoya. Kota Sapporo kota yang ABSTRAK Kota Sapporo adalah ibu kota Prefektur Hokkaido, Jepang. Kota ini berada di Sub prefektur Ishikari, Hokkaido, dan merupakan kota berpenduduk terbanyak nomor empat di Jepang, setelah Yokohama, Osaka,

Lebih terperinci

ABSTRACT. cemetery needs as an affection and a respect to them. For that, it s necessary for a place where

ABSTRACT. cemetery needs as an affection and a respect to them. For that, it s necessary for a place where ABSTRACT Death is a path from life. For someone who passed away, family must prepare for all the cemetery needs as an affection and a respect to them. For that, it s necessary for a place where can give

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau 1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, sejak pohon kopi dibudidayakan mulai banyak masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, sejak pohon kopi dibudidayakan mulai banyak masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, sejak pohon kopi dibudidayakan mulai banyak masyarakat Indonesia yang meminum kopi. Seiring dengan berjalannya waktu, peminum kopi di Indonesia semakin

Lebih terperinci

PENGARUH MUSIM TERHADAP CHANOYU

PENGARUH MUSIM TERHADAP CHANOYU PENGARUH MUSIM TERHADAP CHANOYU Yunita Chairani 1, Irma 2, Oslan Amril 2 1 Mahasiswa Prodi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta E-mail: ranitireless@yahoo.com 2 Dosen Jurusan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam semesta. Dari beberapa sumber jurnal yang didapat oleh penulis dari internet, defenisi tumbuhan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diwujudkan dalam berbagai karya relief. Karya relief merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dan diwujudkan dalam berbagai karya relief. Karya relief merupakan bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan salah satu bentuk kebutuhan dari sekian banyak kebutuhan kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian selalu tumbuh dan berkembang sejajar dengan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak akan cukup dengan melihat gambar atau lukisannya saja, tetapi harus mengetahui pula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tokyo merupakan ibu kota Jepang dan memiliki jumlah penduduk yang terbanyak di dunia. Pada tahun 2014, tercatat bahwa wilayah Tokyo memiliki populasi penduduk sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta adalah kota yang sedang mengalami perkembangan pada sektor perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun dimana-mana. Akan

Lebih terperinci

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 1 Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya Handono S dan Ir. ST. Kuntjoro Santoso, M.T. Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia itu sendiri. Dalam (9 Januari 2006), definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia itu sendiri. Dalam  (9 Januari 2006), definisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu hasil kebudayaan manusia yang sangat berarti dalam kehidupan manusia itu sendiri. Dalam www.wikipedia.com (9 Januari 2006), definisi bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Teh merupakan salah satu minuman terkenal di dunia yang terbuat dari daun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Teh merupakan salah satu minuman terkenal di dunia yang terbuat dari daun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh merupakan salah satu minuman terkenal di dunia yang terbuat dari daun tanaman teh. Teh merupakan sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun,

Lebih terperinci

KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. artikel ini Adzim menjelaskan tentang agama Islam yang melakukan atau menggunakan teoriteori

KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. artikel ini Adzim menjelaskan tentang agama Islam yang melakukan atau menggunakan teoriteori KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dian Rhomadlonal Adzim mahasiswa jurusan Hukum Islam Universitas Islam Negeri Malang, dalam tulisannya yang berjudul dalam Tinjauan Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Kebudayaan menurut Suparlan dalam Madubrangti (2008:15) adalah sebagai

Bab 2. Landasan Teori. Kebudayaan menurut Suparlan dalam Madubrangti (2008:15) adalah sebagai Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Budaya Kebudayaan menurut Suparlan dalam Madubrangti (2008:15) adalah sebagai berikut: Kebudayaan adalah pedoman menyeluruh bagi kehidupan sebuah masyarakat yang memiliki

Lebih terperinci

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabupaten Bantul memiliki banyak industri kerajinan yang dapat ditawarkan menjadi objek wisata alternative meliputi bermacam wisata alam, budaya, pendidikan dan lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti keahlian, namun pada perkembangannya seni juga dapat diartikan sebagai sebuah

Lebih terperinci

Selain itu tingkat polusi di Indonesia yang cukup tinggi, dapat membuat seseorang mudah stress dan tertekan dengan lingkungan yang ada di Indonesia. K

Selain itu tingkat polusi di Indonesia yang cukup tinggi, dapat membuat seseorang mudah stress dan tertekan dengan lingkungan yang ada di Indonesia. K BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara penghasil teh ke lima terbesar di dunia, sejak tanaman teh masuk ke Indonesia dan perkebunan teh menjadi milik bangsa Indonesia, banyak masyarakat mulai menggemari

Lebih terperinci

Keywords: restaurant, facilities, process, origami

Keywords: restaurant, facilities, process, origami ABSTRACT At present, Japanese food is in the lead and thus there are a great number of Japanese Restaurants in Indonesia, particularly in Bandung. As such, the Japanese restaurants exist without any added

Lebih terperinci

Hotel Wisata Etnik di Palangka Raya

Hotel Wisata Etnik di Palangka Raya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang 1.1.1. Latarbelakang Pemilihan Tempat Kota Palangka Raya merupakan kota yang memiliki keunikan dengan letaknya yang berada di tengah pulau Kalimantan. Pembangunan kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang

Lebih terperinci

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Fasilitas Pariwisata Kota Kota Depok adalah sebuah kota yang terletak di perbatasan antara wilayah Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar (tata ruang luar) tetapi juga bagian dalam (tata ruang dalam) bangunan. Inti dari konsep

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik (zaman Heian), sastra pertengahan (zaman Kamakura, zaman Namboku-cho dan zaman Muromachi),

Lebih terperinci