Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang dan umbi seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubi jalar merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk ditumbuh kembangkan. Hal tersebut dapat terlihat dengan semakin meningkatnya kebutuhan baik sebagai bahan pangan, pakan dan bahan baku industri maupun bahan bakar nabati (bioethanol). Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) merupakan salah satu upaya dari unit kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam rangka memenuhi kebutuhan komoditas aneka kacang dan umbi. Kegiatan tersebut difokuskan pada beberapa komoditi antara lain kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu,ubi jalar dan aneka kacang dan umbi lainnya, dengan prioritas pada pendampingan/pengawalan penerapan budidaya yang tepat dan berkelanjutan. Pengelolaan Aneka kacang dan umbi (Akabi) pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan untuk memfasilitasi tumbuh dan kembangnya usaha budidaya aneka kacang dan umbi sehingga mampu berproduksi sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Pengelolaan aneka kacang dan umbi juga memiliki orientasi untuk meningkatkan produktivitas dan produksi, efisiensi, nilai tambah dan daya saing sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani maupun masyarakat sekitarnya. 1

7 Program pengelolaan komoditas aneka kacang dan umbi difokuskan pada penerapan pengelolaan budidaya yang tepat dan efisien yang diprioritaskan pada : 1. Komoditas utama dan unggulan nasional yaitu kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. 2. Komoditas Akabi lainnya unggulan daerah (lokal) seperti talas, garut, gembili, kacang koro pedang dan lain-lain. Komoditas ini berperan sebagai substitusi maupun komplemen. Sesuai dengan arahan dari Presiden Republik Indonesia bahwa swasembada (padi, jagung, kedelai, gula dan daging) harus tercapai pada tahun Oleh karenanya kebijakan alokasi anggaran pemerintah pusat tahun anggaran 2017 diarahkan terutama untuk mendukung tercapainya program swasembada tersebut. Semula pengelolaan aneka kacang dan umbi (Akabi) tahun 2017 fokus pada komoditi kedelai, namun karena ada kewajiban untuk merintis dalam penyediaan bahan baku nabati (inpres no 1/2006) maka pengelolaan produksi ubikayu difasilitasi secara terbatas sedangkan untuk komoditi non kedelai lainnya (kacang tanah, kacang hijau dan ubi jalar) bersifat pendampingan, pembinaan dan koordinasi/kerjasama baik dengan pemerintah daerah maupun pihak swasta. 2

8 B. Dasar Hukum Dasar hukum pelaksanaan Program Kegiatan Pengelolaan Produksi Aneka Kacang Dan Umbi Tahun 2017 sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423); 3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Perubahan Presiden Nomor 54 Tahun 2010; 4. Peraturan Presiden Nomor 172 tahun 2014, tentang Perubahan ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 5. Peraturan Presiden No.4 tahun 2015, Perubahan keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; C. Tujuan Pedoman pelaksanaan program kegiatan peningkatan produksi tanaman aneka kacang dan umbi TA 2017 bertujuan untuk: 1. Memberikan acuan bagi pelaksana dalam pengelolaan produksi komoditi aneka kacang dan umbi khususnya kedelai sebagai 3

9 upaya pencapaian sasaran tanam mendukung produksi nasional tahun 2017; 2. Meningkatkan dan membangun mekanisme koordinasi untuk keterpaduan pelaksanaan peningkatan produksi komoditi aneka kacang dan umbi khususnya kedelai melalui kegiatan penerapan teknologi PTT spesifikasi lokasi dan teknologi budidaya jenuh air (BJA) serta peningkatan produksi ubikayu, ubijalar, kacang tanah dan kacang hijau melalui swadaya petani, pembinaan, pendampingan, pengawalan dan monitoring serta evaluasi baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota; 3. Mendukung percepatan penerapan komponen adopsi teknologi spesifik lokasi ditingkat petani sehingga dapat meningkatkan produksi nasional sesuai yang diharapkan; 4. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam usaha pengembangan komoditas aneka kacang dan umbi dari hulu hingga hilir; 5. Meningkatkan produktivitas dan produksi dalam upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. D. Sasaran Sasaran disusunnya pedoman pelaksanaan pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi tahun anggaran 2017 antara lain : 1. Tersedianya bahan acuan bagi para pelaksana dalam melakukan kegiatan pengelolaan produksi aneka kacang dan 4

10 umbi sebagai upaya meningkatkan produksi kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubi jalar tahun 2017; 2. Terjadinya koordinasi dan terpadunya pelaksanaan kegiatan pengelolaan peningkatan produksi komiditi aneka kacang dan umbi khususnya kedelai melalui kegiatan penerapan teknologi PTT spesifikasi lokasi PTT kedelai, dan teknologi budidaya jenuh air (BJA) serta pengembangan swadaya ubikayu, ubijalar, kacang tanah dan kacang hijau melalui pendampingan, pengawalan, pembinaan dan monitoring dan evaluasi di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota; 3. Teradopsinya penerapan teknologi spesifik lokasi aneka kacang dan umbi ditingkat petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung peningkatan produksi nasional; 4. Berkembangnya agribisnis aneka kacang dan umbi dari hulu hingga hilir sehingga dapat memantapkan ketahanan pangan Nasional; dan 5. Tercapainya sasaran produksi tahun 2017 untuk kedelai sebesar 1,2 juta ton, kacang tanah 0,69 juta ton, kacang hijau 0,27 juta ton, ubi kayu 24,61 juta ton dan ubi jalar 2,54 juta ton. E. Istilah dan Pengertian 1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga 2. pemerintah/nonpemerintah 5

11 3. Bantuan Pemerintah Program Pengelolaan Produksi Kedelai adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada kelompok tani/gabungan Kelompok tani (Gapoktan). 4. Bentuk Bantuan Pemerintah meliputi Pemberian penghargaan; Beasiswa; Tunjangan profesi guru dan tunjangan lainnya; Bantuan Operasional; Bantuan Sarana Prasarana; bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan; dan bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh pengguna Anggaran (PA). 5. Bantuan Pemerintah Bentuk Bantuan Sarana Prasarana diberikan kepada kelompok masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga pendidikan, Lembaga keagamaan, dan lembaga kesehatan. 6. Bentuk Bantuan Pemerintah Program Pengelolaan Produksi Kedelai adalah bantuan Sarana/Prasarana. 7. Bantuan Sarana/Prasarana Program Pengelolaan Produksi Kedelai adalah bantuan berupa paket sarana produksi meliputi benih kedelai, rhizhobium, bahan organik atau kapur pertanian spesifikasi lokasi, yang diberikan kepada kelompok tani/gapoktan, dalam rangka pelaksanaan program pengelolaan produksi kedelai, untuk mendukung percepatan pencapaian sasaran produksi kedelai. 8. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya, kesamaan komoditas dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota. 6

12 9. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. 10. Usaha Tani adalah usaha dibidang pertanian, peternakan dan perkebunan. 11. Usaha Tani Kedelai adalah usaha dibidang komoditi kedelai; 12. Pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan) adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja dan manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. 13. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang. 14. Kelompok tani/gapoktan dalam program pengelolaan produksi kedelai meliputi kelompok tani/gabungan kelompok tani yang berusaha tani pada lahan tanaman pangan dan atau petani perkebunan yang berusaha tani tanaman pangan pada lahan perkebunan dan/atau Lembaga Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang berusaha tani tanaman pangan pada lahan Perhutani atau lahan kehutanan dan/atau lembaga masyarakat lainnya yang berusaha tani kedelai pada lahan tidur/lahan bera. 7

13 15. Kelompok tani/gapoktan penerima Bantuan Pemerintah Program Pengelolaan Produksi kedelai adalah kelompok tani/gabungan kelompok tani yang berusaha tani pada lahan tanaman pangan dan atau petani perkebunan yang berusaha tani tanaman pangan pada lahan perkebunan dan/atau Lembaga Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang berusaha tani tanaman pangan pada lahan Perhutani atau lahan kehutanan dan /atau lembaga masyarakat lainnya yang berusaha tani kedelai pada lahan tidur/lahan bera. 16. Intensifikasi Pertanian adalah pola penerapan teknologi usahatani budidaya komoditas, yang dititikberatkan pada peningkatan kualitas dan kuantitas serta produktivitas per hektar, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas sumberdaya alam per satuan luas melalui penerapan teknologi tepat guna, peningkatan pemanfaatan semua sarana dan prasarana seperti air, benih unggul, bahan organik. 17. Pengelolaan Produksi Kedelai adalah upaya pola penerapan teknologi usahatani kedelai, yang dititik beratkan pada peningkatan kualitas serta produktivitas per hektar, melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan teknologi Budidaya Jenuh Air (BJA) kedelai serta perluasan areal tanam. 18. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah pendekatan dalam pengelolaan lahan, air, tanaman kedelai, pengendalian organisme pengganggu tanaman dan iklim secara terpadu dan berkelanjutan dalam upaya peningkatan produktivitas, dan kelestarian lingkungan. 19. Budidaya Jenuh Air (BJA) kedelai adalah penanaman kedelai dengan memberikan irigasi terus menerus sejak tanam sampai panen dan membuat tinggi permukaan air tetap, 8

14 sehingga lapisan di bawah perakaran jenuh air di lahan pasang surut. 20. Varietas unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh Pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifatsifat lainnya. 21. Benih varietas unggul bersertifikat adalah benih bina yang telah disertifikasi. 22. Bahan organik adalah bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Merupakan semua bahan yang berasal dari jaringan tanaman dan hewan, baik yang masih hidup atau yang telah mati, pada berbagai tahapan dekomposisi (Miiler, 1955) 23. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. 24. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. 25. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN. 9

15 BAB II SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Sasaran Sasaran utama Direktorat Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) tahun 2017 yaitu 1) mewujudkan pencapaian swasembada kedelai dan tercapainya sasaran produksi aneka kacang dan umbi, 2) mewujudkan peningkatan diversifikasi pangan, 3) mewujudkan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, serta 4) mewujudkan peningkatan kesejahteraan petani. Pencapaian keempat sasaran (target) utama diharapkan dapat memberikan dampak kinerja yang signifikan bagi pemenuhan kebutuhan pangan terutama ketahanan pangan nasional. Selain itu, dampak dari kinerja tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kesejahteraan yang memadai. B. Strategi Strategi pencapaian produksi Aneka Kacang dan Umbi tahun 2017 dilakukan melalui: 1. Peningkatan Produktivitas 10

16 Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (GP- PTT) yaitu : a) perakitan, diseminasi dan penerapan paket teknologi tepat guna spesifik lokasi, b) penerapan dan pengembangan teknologi,c) disertai pengawalan, sosialisasi, pemantauan, pendampingan dan koordinasi. 2. Perluasan Areal Tanam Perluasan areal tanam dilakukan dengan Optimasi Perluasan Areal Tanam (PAT) melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) dilaksanakan pada : a) lahan sawah maupun lahan Kering; b) pembukaan lahan baru; c) kerjasama pemanfaatan lahan perhutani, hutan rakyat, perkebunan, lahan transmigrasi; d) di lahan komoditi lain yang dapat dilaksanakan dengan tumpangsari, e) investasi pihak swasta serta f) kemitraan. 3. Pengamanan Produksi Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi dampak perubahan iklim seperti kebanjiran dan kekeringan serta pengendalian organisme penganggu tumbuhan (OPT) dan pengamanan kualitas produksi dari residu pestisida serta mengurangi kehilangan hasil pada saat penanganan panen dan pasca panen yang masih cukup besar. 4. Peningkatan Manajemen. Strategi ini dilakukan melalui antara lain koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam kegiatan 11

17 antara lain a) perbaikan sistem perbenihan; b) peraturan penetapan harga pembelian kedelai dan ubikayu petani; c) peraturan jaminan pasar kedelai petani; d) peraturan pengendalian impor kedelai; e) peraturan penerapan tarif bea masuk impor kedelai dan ubikayu; f) perbaikan sistem pembiayaan kedelai; g) perbaikan pengelolaan mekanisasi pertanian; h) penguatan sistem data, i) penumbuhan investasi bidang budidaya kedelai skala luas; j) penguatan petugas lapangan; k) pembangunan sistem informasi agribisnis secara terpadu dari hulu on-farm dan hilir dalam meningkatkan pengawasan dan pelayanan pada masyarakat; l) pengembangan teknologi agribisnis kedelai; m) kegiatan pendukung lainnya yang dapat mendorong pencapaian sasaran produksi aneka kacang dan umbi. C. Kebijakan Kebijakan Kementerian Pertanian dalam pemenuhan kebutuhan komoditas aneka kacang dan umbi khusus untuk kedelai dalam negeri adalah dengan melakukan percepatan peningkatan produksi sebagai upaya pencapaian swasembada kedelai paling lambat tahun Pencapaian swasembada kedelai tersebut ditempuh secara terpadu dari mulai sub-sistem hulu pengelolaan sumber daya dan sarana produksi, on-farm pengelolaan budidaya dan sub sistem hilir pengelolaan pasca panen, pengolahan serta pemasaran hasil. 12 Berkaitan dengan kegiatan kedelai di on-farm, Kementerian Pertanian

18 mengambil kebijakan bahwa Bantuan Pemerintah untuk pengembangan kedelai tahun 2017 diutamakan untuk Perluasan Areal Tanam (PAT) namun apabila kondisi di lapangan tidak memungkinkan maka dapat dilaksanakan pada lahan eksisting. Sedangkan untuk komoditas selain kedelai dapat dilakukan dengan optimalisasi pembinaan dan pendampingan untuk melakukan kemitraan dengan stake holders serta fasilitasi sumber permodalan dengan bunga rendah yang mudah diakses petani seperti KUR dan lainnya serta adanya dukungan dari APBD. 13

19 BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN ANEKA KACANG DAN UMBI TA.2017 A. Sasaran Strategis dan indikator Kinerja Hasil (Outcome) Program Dalam mewujudkan sasaran utama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, program yang ditetapkan tahun 2017 adalah program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan. Indikator keberhasilan kinerja program tersebut di atas adalah perluasan penerapan teknologi budidaya tanaman pangan yang tepat dengan didukung oleh system penanganan pascapanen dan penyediaan benih serta pengamanan produksi yang efisien untuk mewujudkan produksi tanaman pangan yang cukup dan berkelanjutan, sehingga dapat tercapai swasembada pangan dan swasembada pangan berkelanjutan. Dalam upaya pencapaian program dan kegiatan pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi tahun 2017, telah ditetapkan berbagai kegiatan baik Pusat maupun di Daerah. Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi meliputi : 1. Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas, dan produksi bulanan dan tahunan; 2. Penyusunan kegiatan untuk pencapaian sasaran produksi; 3. Penyusunan skenario pencapaian sasaran produksi; 14

20 4. Penyusunan kebutuhan sarana prasarana faktor produksi; 5. Monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi bulanan, triwulan dan tahunan; 6. Koordinasi dan monitoring. Tabel 1 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target Program Direktorat Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017 Sasaran strategis Indikator Kinerja (Outcome) Target (Ton) Mewujudkan pencapaian produksi secara Jumlah Produksi : berkelanjutan dalam rangka penyediaan - Kedelai 1,200,000 kebutuhan pangan nasional - Kc. Tanah 692,000 - Kc.hijau 274,000 - Ubikayu 24,617,000 - Ubijalar 2,541,000 Untuk mewujudkan pencapaian sasaran produksi tersebut, diperlukan sasaran luas pertanaman/luas panen dengan capaian produktivitas tertentu. Adapun sasaran lebih lengkap per komoditas aneka kacang dan umbi sebagai berikut : 15

21 Tabel 2 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang Dan Umbi Tahun 2017 No Uraian Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau Ubikayu Ubijalar 1 Luas Tanam (Ha) 768, , ,100 1,055, ,178 2 Luas Panen (Ha) 729, , ,000 1,004, ,074 3 Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) 1,200, , ,000 24,617,000 2,541,000 Untuk mewujudkan pencapaian produksi kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubijalar maka ditetapkan skenario pencapaian produksi sebagai berikut: Tabel 3 Skenario Pencapaian Produksi Kedelai Tahun 2017 Kegiatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produktivitas Ku/Ha Produksi (Ton) PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 1. Penerapan Teknologi PTT Kedelai 200, , , Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai Jenuh Air (BJA) 10,000 9, , Pembinaan Swadaya Petani 558, , ,657 JUMLAH 768, , ,200,000 Dalam mewujudkan pencapaian kinerja program tersebut, peningkatan produktivitas kedelai nasional menjadi faktor penentu utama disamping program lainnya. Oleh karena itu, keberhasilan pencapaian produksi kedelai memerlukan integrasi dari berbagai unit kerja lingkup Kementerian Pertanian dan instansi lain. Program dan kegiatan yang melekat pada Direktorat Aneka Kacang dan Umbi salah satunya adalah Pengelolaan Produksi Tanaman Kedelai. Indikator output kinerja Kegiatan Pengelolaan Produksi kedelai adalah tercapainya peningkatan 16

22 produktivitas, penambahan luas areal tanam kedelai dan peningkatan produksi. Dalam upaya peningkatan produksi kedelai, berdasarkan alokasi dukungan anggaran APBN Tahun Anggaran 2017 ditetapkan sasaran produksi kedelai tahun 2017 sebesar ton. Untuk mencapai sasaran produksi tersebut ditempuh melalui upaya Peningkatan Produktivitas dengan kegiatan peningkatan produksi pola tanam terpadu spesifik lokasi (PTT) dan melalui penerapan teknologi budidaya jenuh air (BJA) pada areal tanam yang selama ini telah terbiasa melakukan budidaya kedelai dan Optimasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) pada lahan sawah maupun lahan kering termasuk pemanfaatan lahan terlantar (bera), lahan bukaan baru, kerjasama pemanfaatan lahan perhutani, hutan tanaman rakyat, perkebunan, lahan transmigrasi, dan lahan potensial lainnya dengan sistem monokultur maupun tumpangsari. Skenario peningkatan produksi kedelai tahun 2017 dapat terealisasi apabila seluruh faktor kunci dan pendukung peningkatan produksi berikut ini dapat dipenuhi: a. Fasilitasi pemerintah dalam penyediaan bantuan sarana produksi; b. Penetapan kebijakan harga beli kedelai petani dan jaminan Pasar; c. Pengaturan importasi kedelai dan penerapan tarif bea masuk impor kedelai; d. Kondisi iklim yang mendukung pertanaman kedelai; 17

23 e. Dukungan nyata pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan. Skenario pencapaian produksi kacang tanah dan kacang hijau pada tahun 2017 dilaksanakan melalui diseminasi dan penerapan teknologi budidaya yang mengacu pada paket rakitan teknologi budidaya kacang tanah dan kacang hijau yang dikeluarkan oleh Balitkabi pada pertanaman di tingkat petani, selain itu juga ada upaya untuk mendorong pemanfaatan lahan terlantar/lahan marginal dan mendorong peningkatan IP (indeks pertanaman) serta promosi investasi. Secara rinci pendekatan pencapaian Sasaran produksi tersebut dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5 berikut : Tabel 4 Skenario Pencapaian Produksi Kacang Tanah Tahun 2017 NO. URAIAN LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 1 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 331, , ,978 Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya pada - pertanaman ditingkat petani 331, , ,978 2 PERLUASAN AREAL TANAM 178, , ,022 - Promosi Investasi 11,130 10, ,548 - Mendorong pemanfaatan lahan terlantar 47,387 45, ,635 - Mendorong peningkatan IP 119, , ,839 JUMLAH , , ,000 18

24 Tabel 5 Skenario Pencapaian Produksi Kacang Hijau Tahun 2017 NO. URAIAN LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITA PRODUKSI (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 1 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 142, , ,250 Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya - pada pertanaman ditingkat petani 142, , ,250 2 PERLUASAN AREAL TANAM 90,149 86, ,750 - Mendorong pemanfaatan lahan terlantar 75,685 72, ,799 - Mendorong peningkatan IP 14,464 13, ,951 JUMLAH , , ,000 Dalam mengoptimalkan usaha pencapaian sasaran tersebut, diperlukan kerjasama dan koordinasi dari berbagai pihak mulai dari peneliti, penyuluh, pengambilan kebijakan, pelaku usaha dan petani itu sendiri. Tabel 6 Skenario Pencapaian Produksi Ubikayu Tahun 2017 NO. URAIAN L. TANAM L. PANEN PROVITAS PRODUKSI (Ha) (Ha) Ku/Ha Ton 1 Peningkatan Produktivitas 1,045, , ,386,530 - Swadaya 1,045, , ,386,530 2 Perluasan Areal Tanam (PAT) 10,000 9, ,470 - Kemitraan dan atau Pemanfaatan Lahan (Perkebunan, kehutanan, dll) 10,000 9, ,470 JUMLAH 1,055,014 1,004, ,617,000 Skenario pencapaian produksi ubikayu tahun 2017 dapat terealisasi apabila seluruh factor kunci dan pendukung peningkatan produksi ini dipenuhi antara lain : 19

25 1. Fasilitas pemerintah dalam penyaluran bantuan pinjaman bunga ringan kepada kelompoktani ubikayu 2. Penerapan kebijakan bahan bakar nabati yang konsisten 3. Dukungan Pemerintahan Daerah dan seluruh pemangku kepentingan Skenario pencapaian produksi ubijalar tahun 2017 sebesar 2,46 juta ton dapat dicapai melalui peningkatan produktivitas dengan memanfaatkan teknologi yang sudah dikembangkan oleh Balitkabi Kementerian Pertanian antara lain pemanfaatan varietas unggul nasional dan pengunaan pupuk berimbang serta pengendalian OPT tepat guna maupun penerapan teknologi tepat guna lainnya. Sementara itu perluasan areal tanam dengan kontribusi produksi 11,67 % dilakukan melalui promosi investasi kepada pelaku usaha maupun bantuan APBD di beberapa daerah yang sudah memiliki industry rumah tangga ataupun usaha kecil dan menengah. Sedangkan pemanfaatan lahan (perkebunan, kehutanan, tegal/kebun ataupun ladang/huma) dilakukan dengan pemanfaatan pola tanam tumpangsari yang saling menguntungkan dengan tanaman induknya. Tabel 7 Skenario Pencapaian Produksi UbiJalar Tahun 2017 NO. URAIAN L. TANAM L. PANEN PROVITAS PRODUKSI (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 1 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 144, , ,537,334 - Pembinaan Swadaya Masyarakat 144, , ,537,334 2 PERLUASAN AREAL TANAM 5,000 4, ,666 - Promosi Investasi 5,000 4, ,666 JUMLAH , , ,541,000 20

26 B. Sasaran Strategis dan Indikator Keluaran (Output) Kegiatan Pada tahun anggaran 2017, kinerja program peningkatan produksi aneka kacang dan umbi mempunyai sasaran strategis yaitu produksi kedelai ton; kacang tanah ton, kacang hijau ton, ubikayu ton dan ubijalar ton. Khusus pencapaian sasaran produksi kedelai difasilitasi oleh bantuan pemerintah (banper) dalam bentuk bantuan sarana produksi (benih, pupuk, herbisida, pestisida, rhizobium), pertemuan dan pengawalan/pendampingan baik dari petugas maupun unsur TNI AD. Selain itu juga, melalui bantuan benih kedelai bersubsidi. Namun untuk komoditi non kedelai (kacang tanah, kacang hijau,ubikayu dan ubi jalar) tidak mendapat fasilitasi banper, akan tetapi hanya dalam bentuk pembinaan/pengawalan baik di tingkat provinsi/kabupaten. Oleh karena itu dukungan pendanaan APBD provinsi/kabupaten dan swadaya masyarakat sangat membantu dalam upaya pencapaian sasaran produksi yang telah ditetapkan. Dalam rangka pencapaian sasaran produksi aneka kacang dan umbi tahun anggaran 2017, dilaksanakan berbagai kegiatan sebagai berikut : 1. Pengelolaan Produksi Melalui Teknologi Spesifik Lokasi (PTT) Kedelai Sasaran pelaksanaan pengelolaan produksi spesifikasi lokasi kedelai tahun 2017 seluas ha (18 provinsi, 127 kabupaten). Luas satu unit PTT kedelai minimal sebesar 10 21

27 ha. Untuk memfasilitasi pelaksanaan PTT kedelai, pemerintah memberikan bantuan berupa sarana produksi, pendampingan Petugas penyuluh/ Mantri tani maupun pendamping lainnya. Sarana produksi yang diberikan yaitu pupuk an organik NPK dan SP-36 bersubsidi yang pembeliannya melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sesuai peraturan yang berlaku, pupuk organik, pupuk hayati (Rhizobium), pestisida organik/anorganik. Jenis dan dosis bantuan sarana produksi disesuaikan dengan rekomendasi setempat (spesifikasi lokasi). Bantuan sarana produksi kegiatan pengelolaan produksi kedelai melalui teknologi spesifikasi lokasi, diberikan langsung kepada kelompok tani pelaksana dalam bentuk transfer uang, dengan nilai uang sebesar Rp ,- per hektar untuk pembelian sarana produksi sesuai dengan rencana usaha kelompok (RUK). Komponen sarana produksi yang diberikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dimasing masing daerah berdasarkan rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi). Apabila salah satu komponen dalam paket berlebih, dapat digunakan untuk komponen lain yang lebih dibutuhkan, dan apabila dana saprodi tidak tercukupi dapat dipenuhi melalui APBD atau sumbersumber lainnya. 22

28 Tabel 8 Pagu Satuan Biaya Penerapan Teknologi Spesifikasi No Uraian Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1 Benih 50 Kg 17, ,000 2 Pupuk Organik/ Anorganik/Pestisida/Herbisida/Rhizobium 1 Pkt 700, ,000 Total Biaya per Hektar 1,550, Pengelolaan Produksi Melalui Teknologi Budidaya Jenuh Air (BJA) Kedelai Sasaran pelaksanaan pengelolaan produksi spesifikasi lokasi kedelai tahun 2017 seluas ha tersebar di 7 Provinsi, 14 Kabupaten. Untuk memfasilitasi pelaksanaan penerapan teknologi BJA kedelai, pemerintah memberikan bantuan berupa sarana produksi, dan pendampingan Petugas penyuluh/ Mantri tani maupun pendamping lainnya (Tim Pendamping khusus dari IPB). Adapun satuan biaya per hektar penerapan teknologi budidaya jenuh air terlihat pada table dibawah berikut: Tabel 9 Pagu Satuan Biaya Penerapan Teknologi BJA Kedelai No Uraian Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1 Benih 50 Kg 17, ,000 2 Pupuk Anorganik 200 Kg 2, ,000 3 Rhizobium 1 Pkt 150, ,000 4 Pestisida/Herbisida 5 Ltr 125, ,000 5 Kapur Pertanian 1 Pkt 1,240,000 1,240,000 6 Pengelolaan Saluran 1 Pkt 1,000,000 1,000,000 Total Biaya per Hektar 4,270,000 Komponen sarana produksi yang diberikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dimasing masing daerah berdasarkan 23

29 rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi). Apabila salah satu komponen dalam paket berlebih, dapat digunakan untuk komponen lain yang lebih dibutuhkan, dan apabila dana saprodi tidak tercukupi dapat dipenuhi melalui APBD atau sumbersumber lainnya. Untuk komponen pengelolaan saluran dapat dipergunakan untuk perbaikan pintu air yang terhubung langsung dengan saluran BJA. 3. Pembinaan Peningkatan Produktivitas Areal Tanam Kedelai Swadaya Hamparan lahan yang biasa ditanami kedelai saat ini (eksisting) namun tidak mendapat bantuan penerapan teknologi spesifikasi lokasi dan teknologi BJA diharapkan dapat dikelola secara swadaya. Dalam areal swadaya ini dilakukan pengawalan dan pendampingan oleh petugas lapangan (PPL/POPT/Petugas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota). Luas areal tanam pengembangan kedelai secara swadaya yang direncanakan dilakukan pengawalan dan pendampingan seluas ha. Dukungan pemerintah yang dapat diakses oleh petani berupa benih dan pupuk bersubsidi seluas ha dan selebihnya seluas ha dapat mengakses dukungan pembiayaan kredit dan sumber permodalan lainnya. 4. Penyiapan Kebijakan dan Regulasi, Penyusunan Pedoman, Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis, Sosialisasi, Pengelolaan Data dan Informasi. Kegiatan penyiapan kebijakan yang mendorong peningkatan produksi kedelai, dilaksanakan melalui pertemuan dan 24

30 koordinasi dengan instansi terkait, penyusunan pedoman meliputi pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis yang disiapkan oleh Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang dijadikan acuan dalam pelansanaan kegiatan baik ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. 5. Pendampingan, Pengawalan, Pembinaan serta Monitoring dan Evaluasi Dalam upaya pencapaian sasaran produksi tahun anggaran 2017 untuk komoditas kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar dilakukan kegiatan pembinaan, bimbingan dan monitoring peningkatan produksi terhadap kelompok tani yang melaksanakan budidaya komoditas AKABI (kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubijalar) baik yang menerima bantuan pemerintah maupun secara swadaya. Sasaran pembinaan, bimbingan dan monitoring adalah agar program dan kegiatan dapat dilaksanakan sesuai rencana, dan tercapainya sasaran produksi yang ditetapkan. Pembinaan, bimbingan dan Monitoring, dilaksanakan secara berjenjang oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Kantor Cabang Dinas Pertanian Kecamatan, Penyuluh Pertanian Lapangan dan pemangku kepentingan lainnya. 6. Sarana Penunjang Kelancaran Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pengadaan sarana penunjang kelancaran tugas kantor berupa peralatan, bahan maupun honor yang di alokasikan dipusat maupun di daerah, agar dilaksanakan 25

31 secara efisien, efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mencapai sasaran produksi kedelai tahun 2017 perlu dilaksanakan program dan kegiatan secara terpadu melibatkan Instansi dan pemangku kepentingan terkait, meliputi : a. Perbenihan Penyediaan benih berkoordinasi dengan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, Balitkabi, BPSB, BBI, BUMN, BUMD dan Penangkar benih. Benih yang digunakan untuk pelaksanaan program (pengelolaan produksi kedelai dan swadaya) dapat menggunakan benih kelas sampai BR4. Untuk menghadapi kesulitan benih besertifikat, masing-masing daerah dapat menyediakan kebutuhan benihnya melalui penangkarpenangkar setempat dengan meprogramkan seluruh bantuan pemerintah yang PAT untuk dijadikan sebagai penangkaran benih. Apabila di lokasi pelaksana program tidak tersedia benih bersertifikat, maka petani diperkenankan menggunakan benih unggul swadaya petani hasil JABAL. Ketentuan ini dapat dilakukan dengan persetujuan Kepala Dinas Pertanian Provinsi atas usulan Kepala Dinas Kabupaten/Kota. Untuk kegiatan pengembangan kedelai secara swadaya Pemerintah menyediakan benih kedelai bersubsidi. b. Infrastruktur, Prasarana dan Sarana Pertanian Dukungan infrastruktur, prasarana dan sarana pertanian, berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dalam pengalokasian pupuk bersubsidi dan bantuan alat mesin pertanian berupa traktor, pompa air dan 26

32 sprayer serta bantuan peralatan pasca panen, dengan Direktorat PPHTP Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, serta Instansi terkait lainnya. c. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Untuk mendukung peningkatan SDM pertanian, berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) Provinsi dan Kabupaten serta Instansi terkait lainnya dalam: a). pengawalan dan pendampingan kegiatan pengelolaan produksi kedelai, b). peningkatan kompetensi melalui pelatihan aparatur dan non aparatur pertanian serta c). pemberian materi bagi penyuluh pertanian yang dimaksudkan sebagai bahan dan alat bantu penyuluhan dalam rangka pelaksanaan penyuluhan pertanian. d. Pembiayaan Dalam mendukung kegiatan pengembangan kedelai secara swadaya Pemerintah telah menyediakan pembiayaan dalam bentuk skim Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dikoordinir oleh Direktorat Pembiayaan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta Instansi terkait lainnya. Selain itu perlu juga kerjasama dengan Swasta/Investor/sumber lainnya dalam bantuan modal. e. Teknologi Dalam penerapan teknologi (penggunaan varietas unggul, inovasi teknologi budidaya, sosialisasi penggunaan kalender tanam terpadu) di lapangan berkoordinasi dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) setempat dan Instansi terkait lainnya. 27

33 f. Penanggulangan Hama Dan Penyakit Untuk menanggulangi adanya serangan OPT dapat berkoordinasi dengan brigade proteksi tanaman yang berada di Kantor Dinas Pertanian masing masing Kabupaten dan Provinsi. g. Industri Hilir Guna mendukung mutu hasil dan fasilitasi pengolahan kedelai diperlukan pelatihan dan pendampingan pengelolaan pasca panen, berkoordinasi dengan Direktorat PPHTP, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan instansi terkait lainnya. h. Regulasi Pendukung Regulasi sistem perbenihan kedelai tanaman pangan, berkoordinasi dengan Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Regulasi Tata Niaga kedelai dan ubikayu meliputi harga acuan pembelian di tingkat petani, pengaturan importasi, tarif bea masuk dan jaminan pasar, berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kooperasi, Kementerian BUMN, BULOG, Gakoptindo, Kopti dan pemangku kepentingan lainnya. Alokasi Anggaran Direktorat Aneka Kacang dan Umbi. Pada tahun 2017, alokasi anggaran yang dikelola Direktorat Aneka Kacang dan Umbi melalui APBN sebesar Rp ,- dengan rincian sebagai berikut : 28

34 1. Anggaran Kegiatan Ditingkat Pusat Pada Tahun Anggaran 2017 yang dialokasikan untuk kegiatan di tingkat pusat (Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi) sebesar Rp ,- yang dialokasikan untuk kegiatan: pembinaan, sosialisasi, koordinasi, monitoring, evaluasi dan pembelian peralatan kantor dalam menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan. 2. Anggaran Kegiatan Ditingkat Provinsi (Dekonsentrasi) Anggaran dekonsentrasi kegiatan pengelolaan budidaya aneka kacang dan umbi tahun 2017 di tingkat provinsi dialokasikan sebesar Rp ,-. Anggaran tersebut digunakan untuk memfasilitasi kegiatan aneka kacang dan umbi yang bersifat non fisik dan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi sebasar Rp ,-.. Fokus kegiatan adalah pembinaan diareal pertanaman Penerapan teknologi spesifikasi lokasi dan BJA kedelai serta komoditas aneka kacang dan umbi serta kegiatan teknis lainnya. Selain untuk pembinaan, monitoring dan evaluasi, dana dekonsentrasi juga dialokasikan untuk kegiatan tunda bayar kegiatan akabi Tahun Anggaran 2016 yang sudah dilaksanakan ditingkat lapangan namun karena terkena penghematan anggaran, maka akan dibayarkan di tahun anggaran 2017 setelah dilakukan verifikasi oleh inspektorat jenderal kementerian pertanian (Itjen) dan BPKP setempat. Adapun total anggaran untuk tunda bayar kegiatan aneka kacang dan umbi sebesar Rp ,-. 3. Anggaran Kegiatan Ditingkat Kabupaten (Tugas Pembantuan) 29

35 Anggaran tugas pembantuan tahun 2017 di tingkat Kabupaten dialokasikan sebesar Rp ,-. Anggaran tersebut digunakan untuk memfasilitasi kegiatan aneka kacang dan umbi yang bersifat fisik dan non fisik yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tingkat Kabupaten/kota. Fokus kegiatan adalah bantuan pemerintah (Banper) berupa bantuan sarana produksi kedelai pada kegiatan penerapan teknologi spesifikasi lokasi dan penerapan teknologi budidaya jenuh air, identifikasi calon lokasi (CL) sampai tingkat Desa, pembinaan, monitoring dan evaluasi di areal tanam aneka kacang dan umbi. Mengingat bantuan Pemerintah Pusat sangat terbatas untuk pembelian saprodi pelaksanaan Penerapan Teknologi Spesifikasi Lokasi dan BJA kedelai, maka penyediaan saprodi lainnya (bila diperlukan dan atau tidak sesuai dengan rekomendasi setempat) agar dapat disediakan secara swadana oleh anggota kelompok atau berasal dari sumber lainnya. Dana APBN (dekonsentrasi dan tugas pembantuan) hanya sebagai pemicu/stimulan sehingga diharapkan ada sharing dari pemerintah daerah melalui dana APBD I, APBD II, swasta/stakeholders lainnya, serta dana dari masyarakat dalam bentuk tenaga dan sarana lainnya. Petani/kelompok tani diarahkan pula memanfaatkan fasilitas pembiayaan pemerintah untuk mendapatkan kredit usaha antara lain melalui : KUR dan sumber dana lainnya sebagainya. 30

36 Tabel 10 Alokasi Anggaran Menurut Kewenangan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan lingkup Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi TA No Provinsi Pusat (000) Dinas Prov Dekonsentrasi (Rp.000) Dinas Kab/Kota Tugas Pembantuan (Rp.000) Tunda Bayar (000) Jumlah (000) 1 Aceh 300,000 16,050,000 16,350,000 2 Sumut 150, ,000 3 Sumbar 50,000 50,000 4 Riau 250,000 3,935,000 4,185,000 5 Jambi 300,000 17,532,000 17,832,000 6 Sumsel 500,000 22,528,000 2,034,000 25,062,000 7 Bengkulu 250,000 3,250, ,560 4,157,560 8 Lampung 500,000 7,670,000 8,170,000 9 Jabar 1,000,000 36,725,000 37,725, Jateng 500,000 30,975,000 31,475, DI Yogya 150,000 2,475,000 2,625, Jatim 600, ,280, ,880, Kalbar 50,000 50, Kalteng 250,000 18,256,000 18,506, Kalsel 300,000 9,914,000 10,214, Kaltim 50,000 1,488,453 1,538, Sulut 300,000 6,500,000 6,800, Sulteng 50,000 50, Sulsel 300,000 31,250,000 31,550, Sultra 50,000 50, Bali 150,000 1,820,000 2,122,400 4,092, NTB 300,000 23,450,000 23,750, NTT 300,000 8,975,000 1,334,711 10,609, Maluku 100, , Papua 100,000 1,192,628 1,292, Malut 100, , Banten 250,000 6,350,000 6,600, Gorontalo 50,000 50, Papua Barat 100, , Sulbar 50, , , Kaltara 150,000 4,320,000 4,470,000 Jumlah 15,668,183 7,550, ,255,000 9,431, ,236,177 TOTAL INDONESIA 393,904,360 Pemberian kewenangan Tugas Pembantuan Provinsi meliputi pelaksanaan fisik yang dikelola oleh Dinas Pertanian Provinsi dan alokasi bantuan untuk kabupaten/kota yang tidak dapat menjadi satuan kerja DIPA.Tugas pembantuan provinsi dialokasi 31

37 untuk memperkuat kelembagaan unit kerja terutama unit kerja pelaksana teknis daerah (UPTD). Berkaitan dengan belanja bantuan pemerintah dapat dijelaskan bahwa penetapan alokasi anggaran untuk belanja bantuan pemerintah dikategorikan karena alasan pemberdayaan sosial dan penanganan bencana. Memperhatikan pengelolaan belanja bantuan pemerintah (Banper), maka penempatan alokasi DIPA disesuaikan dengan karakteristik jenis bantuan pemerintah yang diberikan. Pola pelaksanaan bantuan pemerintah dimaksud dilakukan melalui transfer uang. Hal ini sangat tergantung dengan ketepatan dan keefektifan penyaluran dalam mewujudkan kegiatan yang baik. Tabel 11 Anggaran Menurut Jenis Belanja Jenis Belanja (Rp.000) Belanja Modal (Rp.000) Bantuan Sosial Total Kode Program Kegiatan Belanja Pegawai Operasional Non Operasional Operasional Non Operasional (Rp.000) (Rp) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan 1761 Pengelolaan Tanaman 31,473, , ,131, ,904,360 Aneka Kacang dan Umbi 32

38 C. Pengelolaan Sumber Pendanaan Lain Pada tahun anggaran 2017, pencapaian sasaran produksi aneka kacang dan umbi seperti kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubi jalar tidak mendapat fasilitasi APBN dari Pemerintah sepert kedelai. Namun melalui sumber pendanaan lainnya, seperti APBD Provinsi/Kab, swadaya petani, kemitraan maupun kredit (KUR/KKP- E) diharapkan sasaran produksi seperti kacang tanah 0,692 juta ton, kacang hijau 0,274 juta ton, ubi kayu 24,61 juta ton dan ubi jalar 2,54 juta ton dapat tercapai. Mayoritas pencapaian sasaran produksi keempat komoditas tersebut diharapkan melalui partisipasi aktif dari masyarakat, sehingga peran petugas di lapangan dalam hal mendesiminasi teknologi tepat guna baik system budidaya dan pengolahan hasil maupun pengelolaan hulu-hilir sangat membantu tercapainya sasaran produksi tersebut khususnya melalui produktivitasnya. Selain itu perluasan areal tanam juga memilki andil dalam kontribusi pencapaian sasaran dimaksud. Perluasan areal ini ditempuh melalui kemitraan, promosi investasi dan kerjasama pemanfaatan lahanlahan perkebunan dan kehutanan. 1. Kemitraan Kemitraan dapat dilakukan melalui kerjasama antar petani/ kelompok tani dengan pelaku usaha yang mempunyai usaha dengan bahan baku komoditas aneka kacang dan umbi. Kerjasama tersebut bisa dalam bentuk bagi hasil, bayar setelah panen (Yarnen), atau opkup hasil panennya dengan harga yang saling menguntungkan. 33

39 2. Promosi Investasi Promosi investasi kepada pelaku usaha maupun bantuan APBD di beberapa daerah yang sudah memiliki industry rumah tangga ataupun usaha kecil dan menengah. Sedangkan pemanfaatan lahan (perkebunan, kehutanan, tegal/kebun ataupun ladang/huma) dilakukan dengan pemanfaatan pola tanam tumpangsari yang saling menguntungkan dengan tanaman induknya. 3. Pemanfaatan Lahan-lahan Terlantar/Perkebunan/Kehutanan Dinas dapat memfasilitasi/menjembatani terjadinya kerjasama ini dengan pihak terkait (perhutani, inhutani dan PTPN) setempat. Kerjasama ini dimaksudkan untuk pemanfaatan laha-lahan yang dimungkinkan untuk ditanami komoditas aneka kacang dan umbi baik dengan pola tumpangsari pada laha-lahan replanting maupun lahan-lahan yang terbuka sebagai tanam perintis. 34

40 BAB V RENCANA AKSI KEBERHASILAN KINERJA PROGRAM KEGIATAN Rencana aksi keberhasilan kinerja program dan kegiatan lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan disusun berdasarkan target pelaksanaan kegiatan selama 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai keberhasilan kinerja, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki target kinerja utama dengan komponen berupa rancangan, pedoman, sosialisasi, luasan/jumlah unit bantuan pemerintah, serta laporan pelaksanaan kegiatan. A. Target Kinerja Kegiatan pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi pada TA memiliki target kinerja yaitu : 1. Rancangan Pengembangan Aneka Kacang dan Umbi; 2. Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi; 3. Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Pengelolaan Produksi Kedelai; 4. Sosialisasi Pengembangan Budidaya Aneka Kacang dan Umbi dan Pengembangan Kedelai melalui Teknologi Spesifikasi Lokasi, Perluasan Areal Tanam Dan Budidaya Jenuh Air Kedelai; 5. Laporan Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi; 6. Gerakan Pencanangan Tanam/Panen; 7. Koordinasi dan Sosialisasi; 8. Laporan Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah Pengelolaan Produksi Kedelai. Pengelolaan Produksi Aneka 35

41 Kacang dan Umbi serta Evaluasi Kegiatan Pengembangan Aneka Kacang Dan Umbi. B. Rencana Aksi. Titik kendali rencana aksi ini meliputi : 1. Pelaksanaan Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi dan Perluasan Areal Tanam Kedelai dengan target Ha; 2. Pelaksanaan Penerapan Teknologi Budidaya Jenuh Air Kedelai dengan Target seluas Ha; 3. Pelaksanaan peningkatan produksi kedelai melalui subsidi harga benih unggul kedelai dengan target Ha 4. Pembinaan, Bimbingan dan pengawalan capaian sasaran produksi kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubijalar di 31 provinsi. C. Penilaian Resiko Indikator Kinerja Keberhasilan Luas areal penerapan budidaya tanaman aneka kacang dan umbi yang tepat dan berkelanjutan walaupun untuk saat ini (2017) diprioritaskan pada kegiatan Pengelolaan produksi kedelai melalui penerapan teknologi spesifikasi lokasi dan penerapan teknologi budidaya jenuh air, namun diharapkan sasaran luas tanam komoditas aneka kacang dan umbi dapat terealisasi 100 %. Sebagai tolok ukur keberhasilan kegiatan pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi yaitu antara lain realisasi luas tanam dan penyerapan anggaran yang dialokasikan untuk keperluan baik ditingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota. Jika hal tersebut tidak berjalan yang diharapkan maka kinerja 36

42 Direktorat Aneka Kacang dan Umbi dianggap kurang berhasil, walaupun hal tersebut masih dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal yang tidak bisa ditanggulangi. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan langkah langkah pencegahan. Beberapa faktor resiko yang kemungkinan berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan seperti tabel 12 berikut : Tabel 12 Faktor Resiko Yang Kemungkinan Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan No Uraian Kegiatan Resiko 1 2 Pengelolaan Produksi Kedelai Melalui Teknologi Spesifikasi Lokasi Dan BJA Pembinaan, pengawalan dan Pendampingan Monev a. Ketepatan Pedoman Pelaksanaan, Pedoman Teknis, dan Petunjuk Teknis b. Ketepatan penetapan CPCL c. Ketepatan penyediaan benih d. Ketepatan alokasi anggaran terhadap dukungan teknis e. Ketepatan penyelesaian dokumen kinerja dan anggran f. Ketepatan penetapan SKPD g. Iklim yang mendukung h. Serangan OPT yang eksplosif a. Ketersediaan anggaran b. Kontinuitas dan ketepatan sosialisasi dan pelaksanaan c. Ketersediaan data dan informasi yang akurat d. Ketersediaan SDM yang handal e. Koordinasi antar instansi terkait 3 Koordinasi kemitraan Akabi a. Ketersediaan anggaran b. Ketepatan pelaksanaan 37

43 4 5 Penyusun Kebijakan, Pedoman, Juknis, Sosialisasi, Data dan Informasi Sarana dan Prasarana penunjang c. Ketepatan penyelesaian administrasi a. Komitment seluruh stakeholders dalam mengeluarkan kebijakan b. Ketersediaan SDM yang handal dalam penyajian data dan informasi c. Ketersediaan sarana teknologi data dan informasi d. Ketersediaan anggaran e. Kemudahan akses terhadap data a. Ketepatan pelaksanaan pengadaan b. Ketersediaan SDM c. Efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan d. Ketersediaan suku cadang 38

44 BAB V PENGENDALIAN, PENGAWASAN, EVALUASI DAN PELAPORAN A. Pengendalian Program, Kegiatan dan Anggaran Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka mengingat tuntutan agar pengelola dan penerima manfaat kegiatan dan anggaran dapat bekerjasama melaksanakan tugas secara transparan, akuntabel, terbuka, efektif dan efisien, serta untuk mengatasi dan mencari pemecahan terhadap kendala maupun permasalahan yang mungkin muncul, maka pengendalian intern perlu dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1) Mengetahui sejauhmana perkembangan pelaksanaan kegiatan dan anggaran serta ketepatan penggunaan anggaran dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. 2) Mengantisipasi secara dini permasalahan dan kendala yang dihadapi sehingga dapat dicari solusi pemecahannya. 3) Mencegah dan mengurangi terjadinya penyalahgunaan anggaran yang tidak sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. 4) Memanfaatkan tahapan pelaksanaan kegiatan untuk dijadikan bahan masukan dalam penyempurnaan dan evaluasi kegiatan. Pengendalian intern dilakukan bukan saja hanya berkaitan dengan aspek program dan anggaran, namun termasuk proses pengambilan keputusan, keefektifan sumber daya, dan berbagai hal lainnya. Dalam melaksanakan pengendalian intern, ada lima (5) unsur pengendalian yang perlu dicermati yaitu: 1) lingkungan 39

45 pengendalian, 2) penilaian risiko, 3) kegiatan pengendalian, 4) Informasi dan komunikasi, serta 5) pemantauan pengendalian Intern. Kegiatan pengendalian merupakan salah satu unsur pengendalian intern. Unsur-unsur yang bertugas melaksanakan pengendalian yaitu : a. Direktorat Aneka Kacang dan Umbi Bentuk pengendalian yang dilakukan adalah: 1) Memberikan bimbingan pelaksanaan kegiatan teknis melalui penerbitan Pedoman Pelaksanaan sebagai acuan/rambu-rambu operasional kegiatan. 2) Melakukan sosialisasi Petunjuk Teknis sebelum pelaksanaan kegiatan. 3) Memberikan bimbingan penyusunan prosedur tata kerja pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran. 4) Melakukan supervisi (orientasi, monitoring maupun evaluasi) ke daerah baik dalam bentuk pembinaan, bimbingan, arahan serta sejenisnya, sehingga kontrol yang diberikan dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan di daerah. 5) Melakukan evaluasi tahunan untuk mengetahui kinerja keseluruhan sebagai dasar perencanaan program, kegiatan dan anggaran tahun b. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota Bentuk pengendalian yang dilakukan adalah: 40

46 1) Memberikan bimbingan kepada staf secara berjenjang dalam hal administrasi dan teknis pelaksanaan kegiatan di lapangan. 2) Menyusun prosedur tatakerja antara provinsi dan kabupaten/kota dengan cara meningkatkan koordinasi dan jaringan kerja. 3) Membentuk Tim Pengendali Internal pelaksanaan kegiatan. B. Pengawasan Program, Kegiatan dan Anggaran Pada sistem penganggaran berbasis kinerja, kegiatan pengawasan fungsional pembangunan tanaman pangan masih tetap dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. Sedangkan pengawasan melekat dilakukan Pejabat di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Pengawasan ini dapat dilakukan setiap saat selama proses manajemen berlangsung. Pengawasan fungsional terhadap program, kegiatan dan anggaran pembangunan tanaman pangan juga dilakukan secara eksternal oleh aparatur pengawasan seperti BPK, BPKP dan Bawasda. Pengawasan yang dilakukan berupa pemeriksaan reguler yaitu pemeriksaan setempat yang dilaksanakan secara reguler terhadap obyek pemeriksaan lingkup tanaman pangan berdasarkan program kerja pengawasan tahunan. Pengawasan yang dilakukan berupa pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan penilaian terhadap pengelolaan program, kegiatan dan anggaran kinerja. Obyek pemeriksaan diprioritaskan terhadap obyek yang anggarannya relatif besar, mempunyai aspek pelayanan masyarakat, bantuan/pinjaman luar negeri serta mempunyai peranan strategis terhadap keberhasilan pembangunan tanaman pangan. Sistem dan upaya pengawasan terus dikembangkan 41

KATA PENGANTAR Kebutuhan akan komoditi aneka kacang dan umbi (akabi) meningkat setiap tahunnya sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, berkembangnya industri pangan dan pakan. Produksi yang dihasilkan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI DAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI DAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016 PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI DAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 KATA PENGANTAR Kebutuhan kedelai nasional meningkat setiap

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar Melalui CF-SKR Tahun 2016 PETUNJUK TEKNIS

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar Melalui CF-SKR Tahun 2016 PETUNJUK TEKNIS PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KACANG TANAH DAN UBI JALAR MELALUI COUNTERPART FUND SECOND KENEDY ROUND (CF-SKR) TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2016 Direktorat

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubikayu dan Bantuan Pemerintah 2016 PETUNJUK TEKNIS

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubikayu dan Bantuan Pemerintah 2016 PETUNJUK TEKNIS PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI UBIKAYU DAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2016 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian i

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016 PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2016 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian i Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan benih varietas unggul bersertifikat padi dan kedelai guna memenuhi kebutuhan benih untuk pelaksanaan budidaya tanaman pangan secara nasional, Pemerintah telah memprogramkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN KEDELAI DAN ANEKA KACANG UMBI LAINNYA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN KEDELAI DAN ANEKA KACANG UMBI LAINNYA PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN KEDELAI DAN ANEKA KACANG UMBI LAINNYA TAHUN 2018 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN KEDELAI DAN ANEKA KACANG UMBI LAINNYA TAHUN 2018 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

Lebih terperinci

LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN N LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN UMBI 2016 Jl. Raya Ragunan No. 15 Pasar Minggu PO. BOX 7356/Jks, Jakarta

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK)

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK) MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 273/Kpts/OT.160/4/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI LAMPIRAN 2 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP 2017 Laporan Kinerja Triwulan II KATA PENGANTAR Dalam rangka memonitor capaian kinerja kegiatan Ditjen Tanaman Pangan pada triwulan II TA 2017 serta sebagai bahan penilaian aspek akuntabilitas kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut. KATA PENGANTAR Kekayaan sumber-sumber pangan lokal di Indonesia sangat beragam diantaranya yang berasal dari tanaman biji-bijian seperti gandum, sorgum, hotong dan jewawut bila dikembangkan dapat menjadi

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional Tanggal 4 Januari 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OUTLINE 1. Evaluasi 2016 2. Sasaran luas tanam

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan

Lebih terperinci

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 Bahan Rapat Koordinasi Dengan Bupati/Walikota se Provinsi Jawa Timur Terkait Rekomendasi Dewan Pertimbangan Presiden Tentang Ancaman OPT Dan Progrnosa Produksi Padi Tahun

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN TAHUN 2010

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN TAHUN 2010 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 2010 KATA PENGANTAR Tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long

Lebih terperinci

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM Hingga tahun 2010, berdasarkan ketersediaan teknologi produksi yang telah ada (varietas unggul dan budidaya), upaya mempertahankan laju peningkatan produksi sebesar

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 HASIL SEMBIRING DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 31 MEI 2016 PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar saat ini, akan melonjak menjadi sembilan miliar pada

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii iv v iv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Kedudukan,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

LAKIN. L aporan Kinerja KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN UMBI 2016

LAKIN. L aporan Kinerja KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN UMBI 2016 2016 LAKIN L aporan Kinerja KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN UMBI 2016 KATA PENGANTAR Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip KATA PENGANTAR Dalam rangka pencapaian sasaran swasembada pangan berkelanjutan, Pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya prasarana dan sarana pertanian guna peningkatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pangan dan unit kerja dibawahnya secara berjenjang wajib menyusun Laporan

KATA PENGANTAR. Pangan dan unit kerja dibawahnya secara berjenjang wajib menyusun Laporan KATA PENGANTAR Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, sesuai Instruksi Presiden RI No. 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang ditindak

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP KATA PENGANTAR Dalam upaya peningkatan produksi pertanian tahun 2010, pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas sarana produksi, antara lain subsidi pupuk untuk sektor pertanian. Tujuan pemberian

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i KATA PENGANTAR Guna mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, maka sesuai amanat instruksi Presiden RI No.7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN 2010 1 Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN

Lebih terperinci

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perbenihan Tanaman

Lebih terperinci

Laporan Tahunan

Laporan Tahunan 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, telah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional melalui pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur terletak di bagian Timur Pulau Jawa, dengan luas wilayah 47.154,70 kilometer persegi, dikelilingi oleh 2.916 km garis pantai. Batas wilayah di sebelah

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 87/Permentan/SR.130/12/2011 /Permentan/SR.130/8/2010 man/ot. /.../2009 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK

Lebih terperinci

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 EVALUASI E-PROPOSAL DAN RENCANA KERJA TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN-RI 1 SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 NO. KOMODITI LUAS TANAM LUAS PANEN

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik KONSEP GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 73 TAHUN 2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Koordinasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KEBUN SUMBER BAHAN TANAM TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE Oleh: Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 2015 BPPSDMP

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN SINKRONISASI PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI SULAWESI TENGAH SELASA, 01 MARET 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR,

Lebih terperinci

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT Ir. Mewa Ariani, MS Pendahuluan 1. Upaya pencapaian swasembada pangan sudah menjadi salah satu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

Laporan Tahunan 2012

Laporan Tahunan 2012 i KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SINJAI TAHUN ANGGARAN 2016

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i KATA PENGANTAR Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, sesuai Instruksi Presiden RI No. 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian, semoga laporan ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Jakarta, Maret 2012.

KATA PENGANTAR. Demikian, semoga laporan ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Jakarta, Maret 2012. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT BUDIDAYA ANEKA KACANG DAN UMBI TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE Oleh: Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 2 0 1 5 BPPSDMP www.bppsdmp.pertanian.go.id I. PENDAHULUAN Presiden

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

Kebijakan PSO/Subidi Benih Untuk Padi, Kedelai dan Jagung

Kebijakan PSO/Subidi Benih Untuk Padi, Kedelai dan Jagung 12 Kebijakan PSO/Subidi Benih Untuk Padi, Kedelai dan Jagung I. Pendahuluan Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul dapat memberikan berbagai keuntungan, karena dapat meningkatkan produktivitas dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SAMPANG

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN 5.1. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA 5.1.1. Dasar Hukum Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Tugas Pembantuan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU Jl. Let. Jend. S. Pa[ PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KOTA BENGKULU

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : "MEWUJUDKAN PETANI SEJAHTERA MELALUI PERTANIAN BERKELANJUTAN" MISI 1 TUJUAN : MENINGKATKAN KUALITAS AGROEKOSISTEM : MENINGKATKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar sangat perlu memantapkan kestabilan pangan secara berkelanjutan, oleh karenanya perlu melakukan strategi dan upaya-upaya

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perecanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 1 SASARAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Direktur. DR. Ir. Maman Suherman, MM NIP Laporan Tahunan 2015

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Direktur. DR. Ir. Maman Suherman, MM NIP Laporan Tahunan 2015 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Tahun 2015 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2015, maka disusunlah Laporan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Jl. Merdeka No. 147 Bogor, 16111 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 7 TAHUN

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 7 TAHUN PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SIAK,

Lebih terperinci

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 DIREKTUR PUPUK DAN PESTISIDA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Pada Konsolidasi Hasil Pembangunan PSP

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian Dalam memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 yaitu tahun 2010 2014 setelah periode RPJMN tahap ke-1 tahun 2005 2009 berakhir, pembangunan pertanian

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS INSENTIF PETUGAS PENGAMAT TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Insentif Petugas

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Laporan Kinerja Tahun 2014 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci