BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan teori tentang transmisi dan oli ATF serta beberapa parameter yang berkaitan dengan kinerja transmisi. Semua karakteristik, teori perhitungan dan efisiensi akan di jelaskan di bab ini. Sistem pelumasan merupakan salah satu sistem utama pada transmisi, pelumasan terhadap transmisi digunakan untuk menghindari terjadinya gesekan langsung antara logam dalam transmisi, sehingga tingkat keausan logam dan tingkat kerusakan transmisi dapat dikurangi. Perawatan secara berkala umur tranmisi menjadi lebih lama. Keadaan op-timum pelumasan logam dapat dicapai jika permukaan logam yang bersentuhan dilapisi secara sempurna oleh minyak pelumas, guna mendapatkan minyak pelumas yang sempurna. Karakteristik dan jenis oli yang digunakan harus diperhatikan. Faktor kekentalan dan viskositas, bahan dasar oli merupakan besaran yang harus disesuaikan dengan klasifikasi mesin (Olson, et al,1993). Jenis minyak pelumas yang sesuai dapat digunakan menurut tipe, performa, maupun kebutuhan penggunaannya. Mesin yang bekerja pada kecepatan yang tinggi memerlukan nilai viskositas yang rendah dan begitu juga sebaliknya. Secara umum kinerja kendaraan dapat di bedakan menjadi tiga jenis yaitu, kemampuan kendaraan untuk melaju serta mengangkut beban, kemampuan ini di sebut juga kinerja tranksi kendaraan, kemampuan kendaraan untuk membelok dan menjaga kestabilan arahnya, agar mudah di kendalikan, kemampuan ini disebut juga kinerja kestabilan arah kendaraan dan kemampuan kendaraan untuk membuat penumpang merasa nyaman dan untuk mengamankan penumpang dari benturan, kemampuan ini di sebut kinerja pengamanan kendaraan. Transmisi dan komponen-komponennya merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfugsi untuk mengatur

2 5 tingkat kecepatan dalam proses pemindahan tenaga dari sumber tenaga mesin ke bagian roda kendaraan. Dengan kata lain fungsi transmisi adalah untuk mengatur perbedaan putaran mesin (melalui unit kopling) dengan putaran poros yang keluar dari transmisi. Pengaturan putaran ini di maksudkan agar kendaraan mampu bergerak sesuai beban dan kecepatan kendaraan. Konsep awal transmisi dapat di jelaskan melalui gambar berikut: Gambar 2.1 Prinsip kerja menggunakan konsep momen (Sumber: PT.TOYOTA ASTRA MOTOR,1994) Bedasarkan gambar 2.1 tersebut, dapat di lihat perbedaan antara keduanya, Gambar pertama posisi gaya mendorong mobil di tanjakan secara langsung, sementara gambar kedua yang menggunakan tongkat pengungkit, Semakin panjang lengan tongkat maka tenaga yang di keluarkan untuk mendorong kendaraan akan semakin ringan. Konsep dasar di atas kemudian di pergunakan dalam membuat desain transmisi, dimana lengan pengungkit tersebut di terapkan pada diameter roda gigi, sehingga transmisi kendaraan juga di sebut juga dengan Gear Box, karena komponen utama transmisi adalah roda gigi. Konsep pemindahan tenaga melalui roda gigi, seperti pada gambar berikut:

3 6 Gambar 2.2 Konsep pemindahan tenaga melalui roda gigi (Sumber: PT.TOYOTA ASTRA MOTOR,1994) Gambar 2.2 (a) menggambarkan lengan pengungkit sederhana, pada kondisi seimbang persamannya adalah: M x 1 = m x 41 artinya massa m yang hanya ¼ M dapat mengangkat M. Hal ini menunjukan bahwa dengan gaya yang kecil dapat mengangkat massa yang beratnya empat kali lipat, karena di gunakannya sistem lengan pengungkit. Gambar 2.2 (b) menunjukan bagaimana dua piringan di pergunakan sebagai pengungkit, pada contoh tersebut massa yang di gantungkan pada porors C akan mengangkat beban yang ada pada poros D. Rangkaian ini mungkin dapat di pergunakan untuk memahami konsep kerja transmisi, mesin di hubungkan ke poros C, dan yang ke roda di hunbungkan ke D. Apabila diameter piringan B di buat tiga kali piringan A, maka momen yang di hasilkan tiga kali lipat. Namun bila perbandingan giginya (Gear Ratio) 2:1, maka roda gigi A berputar dua kali, sedangkan roda gigi B berutar satu kali, moment pada roda gigi A setengah dari roda gigi B, atau gaya angkatnya akan setengah dari beban yang di angkat.

4 Persamaan Gerak Kendaraan Arah Longitudinal (2.1) Salah satu cara untuk mencari perbandingan gigi antara tingkat transmisi terendah dan tertinggi adalah dengan cara progresi geometris. Dengan perbandingan geometris maka untuk transmisi 3 tingkat kecepatan di dapat hubungan perbandingan gigi sebagai berikut: Jika jumlah tingkat gigi transmisi adalah n rumus di atas menjadi sebagai berikut: (2.2) (2.3) Jadi persamaan (3) Pada saat kendaraan menggunakan transmisi ke 1, di rancang harus dapat memberi percepatan pada kendaraan sebesar a m/dt² pada jalan datar maka gaya dorong yang di butuhkan (F1) adalah: Perbandingan Gigi pada Tingkat Transmisi 1 (2.4) (2.5) Kecepatan maksimum kendaraan di rancang sebesar Vm, untuk berjalan datar maka gaya dorong (Fm) yang di butuhkan adalah: (2.6)

5 8 Perbandingan roda gigi pada tingkat transmisi akhir untuk dapat menghasilkan gaya dorong sebesar Fm pada roda penggerak dirumuskan sebagai berikut: (2.7) Dimana m adalah jumlah tingkat transmisi yang dipilih, dengan demikian kg dapat dihitung, dengan mengetahui perbadingan gigi untuk setiap tingkat transmisi maka gaya dorong yang dihasilkan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (2.8) Dimana: Fkv = Gaya dorong pada roda pengerak untuk tranmsi tingkat k pada kecepatan kendaraan. Me(v) = Torsi dari mesin untuk kecepatan kendaraan v. Ik = Perbandingan gigi untuk tranmisi tingkat ke k. Hubungan kecepatan kendaraan dan putaran mesin: Gaya dorong yang di perlukan untuk melawan tanjakan dengan gaya berat kendaraan, Gradability (G) dirumuskan sebagai berikut: (2.9) Karakteristik laju kendaraan ada empat parameter pokok untuk menunjukan kemampuan laju suatu kendaraan yaitu: a) Percepatan kendaraan yang dapat dihasilkan pada setiap kendaraan secara umum, besarnya percepatan kendaraan pada jalan datar dirumuskan, dimana: (2.10)

6 9 Dimana: Ym = Faktor dari koomponen kendaraan yang berotasi M = massa total kendaraan b) Waktu yang diperlukan untuk menaikan kecepatan dari kecepatan awal (v1) ke kecepatan lebih tinggi (v), dapat dirumuskan sebagai berikut: (2.11) c) Jarak tempuh (S) yang diperlukan untuk menaikan kecepatan dari v1 ke v2 (2.12) Gear Ratio dari Planetary Gear Set Diperoleh Dengan Persamaan (2.13) Jumlah gigi driven member ( digerakan ) (2.14) Jumlah gigi drive member ( penggerak ) Jumlah gigi Carrier ( Zc ) (2.15) Jumlah gigi ring gear ( Zb ) Zb + Zs (2.16) Zb Karena carrier bukan gigi, maka jumlah gigi diperumpamakan Jumlah gigi carrier Zc dapat diperoleh dengan persamaan: Zc = Zr + Zs (2.17)

7 10 Zc : Jumlah gigi Carrier Zr : Jumlah gigi ring gear Zs : Jumlah gigi sun Gear Contoh: Sun Gear ( Zs ) = 24, Ring Gear ( Zr ) = 56, Sun gear fixed, Ring gear as drive member. Find gear ratio! Jawab: Sun gear fixed, Ring gear as drive member Gear ratio = Zr+Zs = = 80 = 1,429 Zr KONSEP KERJA TRANSMISI Transmisi diperlukan oleh kendaraan untuk memberikan karakteristik gaya traksi kecepatan agar memenuhi kebutuhan beban pada bermacam-macam kondisi operasi. Ketika kendaraan start dan saat menaiki tanjakan dibutuhkan moment yang cukup besar, sedangkan pada saat melewati jalan yang lurus moment yang diperlukan jauh lebih kecil. Oleh sebab itu pada kendaraan di pasangkan transmisi yang berfungsi mengatur perubahan kendaraan sekaligus mengatur besar moment dari mesin yang di salurkan ke roda, disamping itu transmmisi berfungsi untuk mengubah arah putaran poros propeler shaft sehingga kendaraan bisa berjalan mundur. Dengan kata lain transmisi secara sederhana dapat di artikan sebagai alat atau mesin yang di gunakan untuk pemindah tenaga (daya) dari engine menuju roda.

8 11 Gambar 2.3 Komponen roda gigi transmisi (Sumber: PT.TOYOTA ASTRA MOTOR,1994) Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari Unit Kopling, transmisi, diferensial, poros dan roda kendaraan. Sementara Posisi transmisi manual dan otomatis, komponennya terletak pada ujung depan sesudah unit kopling dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan. Sistem pemindah tenaga (daya) menurut letak mesin mobil dapat di bedakan menjadi empat jenis yaitu: 1. Mesin depan penggerak roda belakang (Front engine rear drive) 2. Mesin depan penggerak roda depan (Front engine front drive) 3. Mesin belakang penggerak roda belakang (Rear engine rear drive) 4. Mesin depan penggerak ke empat roda (Four whell drive) 2.3 JENIS-JENIS TRANSMISI Fungsi transmisi adalah untuk mengatur perbedaan putaran mesin (melaui unit kopling) dengan putaran poros yang keluar dari transmisi. Pengaturan ini di maksudkan agar kendaraan mampu bergerak sesuai dengan beban dan kecepatan kendaraan yang di inginkan.

9 12 Tabel 2.1 Keunggulan dan kelemahan transmisi otomatis dan manual Kelebihan No Transmisi Otomatis Transmisi Manual 1 Mengurangi kelelahan saat 1 Akselerasi berkendara lebih baik dalam mengemudi percepatan atau bermanufer 2 Perpindahan gigi percepatan secara lembut 3 Menghindari beban mesin berlebihan pada waktu perpindahan gigi saat percepatan 4 Tidak terjadi over running atau over load karena pada kecepatan tertentu, transmisi otomatis ini dapat mengatur momen kecepatan/ kendaraan secara otomatis 5 Pergantian oli Tranmisi dengan jangka waktu yang cukup lama 2 Apabila rusak maka biaya penggantiannya tidak terlalu besar 3 Pada saat jalan menurun, mobil memiliki engine brake, dimana mesin dapat membantu pengereman mobil ( dengan fungsi gigi rendah) 4 Apabila kondisi stroom accu lemah, maka kendaraan masih dapat didorong untuk jumper start 5 Harga Jual kendaraan bekas dengan transmisi manual lebih stabil 1 Apabila kondisi stroom accu lemah, maka kendaraan tidak dapat didorong untuk jumper start 2 Apabila rusak maka perbaikannya akan memakan biaya yang besar 1 Pengemudi cepat merasa lelah dengan seringnya perpidahan gigi (terlebih saat kondisi jalan macet) 2 Pergantian oli Tranmisi dengan jangka waktu yang tidak lama Kekurangan 3 Pada saat jalan menurun, mobil tidak memiliki engine brake, dimana mesin tidak ikut membantu pengereman mobil (walau dapat menggunakan fungsi gigi pada posisi L) 3 Pengemudi harus mempunyai ketrampilan khusus saat pengoperasiannya (memiliki insting keseimbangan pada saat pelepasan pedal kopling dan penekanan pedal gas ) 4 Part yang rusak harus di ganti satu set 4 Sulit di kendarai bagi para pemula 5 Harga jual kendaraan bekas dengan transmisi matic lebih turun 5 Adanya kerusakan gigi transmisi saat pemakaian beban yang tidak sesuai dengan posisi gigi yang di gunakan Transmisi Manual Transmisi manual adalah transmisi yang pemindahan posisi roda gigi atau perubahan kecepatan putar dilakukan dengan tangan melalui tuas-tuas pemindah. Transmisi manual kontruksinya sederhana, kesulitan yang ditimbulkan lebih ringan, biaya produksinya rendah, dan perawatannya mudah. Oleh karena itu, transmisi manual lebih banyak digunakan pada kendaraan dari pada transmisi otomatis.

10 Transmisi Otomatis Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem transmisi otomatis ini digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak secara otomatis. Pada transmisi otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi seperti halnya pada roda gigi pada transmisi manual. Transmisi yang digunakan pada kendaran mesin penggerak depan (Front Wheel Drive) di buat lebih kecil serta efektif dibanding dengan transmisi yang digunakan pada mesin depan penggerak belakang, lantaran putaran mesin segera dikaitkan dengan transmisi tiada melalui poros propeller atau transmisi type ini dikatakan sebagai transaxle. Gambar 2.4 Transmisi otomatis penggerak roda depan (Sumber: Teknovanza.com,2014) Pada transmisi penggerak roda depan mobil otomatis, differential (gardan) nya menjadi satu dengan transmisi. Differential terdapat di dalam transmisi penggerak roda depan. Tidak sama dengan transmisi mobil otomatis penggerak roda belakang yang differrentialnya terpisah dengan transmisi. Gambar: 2.5 Transmisi otomatis pengerak roda belakang (Sumber: Teknovanza.com,2014)

11 KOMPONEN UTAMA SISTEM TRANSMISI OTOMATIS Putaran output engine masuk ke planetary gear untuk di sesuaikan dengan kebutuhan, torque conventer meruskan putaran dengan lembut, dan di atur sebagai pengendali dari tekanan hidraulik. Sistem transmisi otomatis terdiri dari komponen utama sebagai berikut: Tabel 2.2 Komponen utama transmisi otomatis dan fungsinya No Komponen Fungsi 1 Poros input transmisi 2 Gigi transmisi 3 Gigi penyesuai 4 Garpu pemindah 5 Tuas penghubung Sebuah poros di operasikan dengan kopling yang memutar gigi di dalam gear box Untuk mengubah output gaya torsi yang meninggalkan transmisi Komponen yang memngkinkan perpindahan gigi pada saat mesin bekerja/ hidup Batang yang memindah gigi atau synchroniser pada porosnya sehingga memungkinkan gigi untuk di pasang/ dipindah Batang atau tuas yang menghubungkan tuas persneling dengan shift fork 6 Tuas pemindah persneling Tuas yang memungkinkan Driver memindahkan gigi transmisi 7 Rumah transmisi 8 Poros Output 9 Bantalan/ Lahker 10 Buntut transmisi Sebagai dudukan bearing transmisi dan porosporos serta sebagai wadah oli/ pelumas transmisi Poros yang mentrasfer torsi dari transmisi ke gigi terakhir Mengurangi gesekan antara permukaan benda yang berputar di dalam sistem transmisi Melingkupi pooros output transmisi dan menahan seal oli belakang

12 15 Pada transmisi otomatis dengan cara garis besar dibedakan menjadi (tiga) sisi yaitu: Planetary Gear Unit Planetary gear unit digunakan untuk menaikan serta menurunkan putaran mesin, menaikan serta menurunkan kecepatan kendaraan, digunakan untuk memundurkan kendaraan serta digunakan untuk bergerak maju. Pada intinya planetary gear unit digunakan mesin untuk menghasilkan tenaga serta menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan tenaga yang ringan. Pada waktu kendaraan berhenti serta akan jalan, diperlukan tenaga yang besar, serta pada posisi ini diperlukan gigi rendah untuk menggerakan kendaraan. Walau demikian pada kecepatan yang tinggi, akan diperlukan gigi yang tinggi serta tenaga yang ringan untuk menyuplai kecepatan kendaraan. Planetary gear mempunyai (tiga) jenis gigi cincin, gigi pinion, sun gear serta planetary carrier. planetary carrier dikaitkan dengan poros tengah setiap gigi pinion serta membuat gigi pinion berputar. Gigi-gigi pada planetary carrier terkait keduanya. Gigi pinion memiliki prinsip kerja menyerupai planet yang berputar di sekitar matahari. Oleh karena itu, umumnya, planetary carrier digabungkan dalam satu unit. Pergantian input pada planetary carrier, output, serta elemen penerus, sangat mungkin untuk deselerasi, mundur, percepatan serta akselerasi. Gambar: 2.6 Planetary gear unit (Sumber: PT.TOYOTA ASTRA MOTOR,1994)

13 16 Tabel 2.3 Cara kerja planetary gear No Sun Gear Carrier Ring Speed Torque Direction Gear 1 Input Output Ditahan Reduksi Meningkat Sama dengan Input Maksimum 2 Ditahan Output Input Reduksi Meningkat Sama dengan Input Minimum 3 Output Input Ditahan Kenaikan Reduksi Sama dengan Input maksimum 4 Ditahan dengan Input Tertahan Kenaikan Reduksi Sama dengan Input masukan maksimum 5 Input Ditahan Output Reduksi Meningkat Kebalikan dari output 6 Output Ditahan Input Peningkatan Meningkat Kebalikan dari output 7 Bila dua anggota ditahan bersama, Kecepatan dan arah sama dengan input. Langsung 1:1 pergerakan terjadi 8 Bila tidak ada anggota yang di tahan atau terkunci bersama, keluaran tidak terjadi. Hasilnya adalah kondisi netral Torque Conventer Torque conventer dipasang pada input shaft dari transmisi automatic. Di bagian ini terdapat ring gear yang berfungsi pada gigi yang terkait dengan drive pinion motor starter untuk menghidupkan mesin. Manfaat dari torque conventer adalah Melipat gandakan putaran yang dihasilkan oleh mesin menuju ke transmisi Menyerap getaran mesin Melembutkan putaran mesin Sebagai pompa oli ke hidaulic control system Torque conventer di isi minyak transmisi automatic serta meneruskan tenaga putar dari mesin menuju ke transmisi. Komponen utama dari torque conventer yaitu pump impeller, turbine runner, serta stator. Bagian ini dapat dikaitkan segera dengan pompa oli yang senantiasa menghasilkan tekanan yang digunakan pada hidraulic control unit, pada saat mesin

14 17 dihidupkan. Pada waktu kendaraan diderek serta roda yang terkait dengan drive axle, output shaft, intermedite shaft dan bearing tidak ada pelumasan. Hal semacam ini benar-benar beresiko bila kendaraan diderek pada jarak jauh atau pada kecepatan yang cukup tinggi. Torque conventer tak selama-lamanya menyalurkan tenaga putar ke transmisi dengan perbandingan 1 : 1, namun ada beberapa kecil tenaga, yakni seputar 4-5% yang hilang. Hal semacam ini pastinya benar-benar merugikan, yang akan menyebabkan pemborosan bahan bakar. Untuk menghindari hal itu, dibuatlah mekanisme (lock up mechanisme). Yang akan mengunci torque conventer saat berjalan pada kecepatan 37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi. Saat mekanisme ini bekerja, maka tenaga putar dari mesin akan disalurkan 100% menuju ke transmisi. Gambar: 2.7 Torque converter (Sumber: Nasmoco,2012) Hydraulic Control Unit Alat ini mengontrol kerja dari rem serta kopling pada transmisi otomatis dengan tekanan yang didapat dari unit pengendali hidraulic yang memiliki (tiga) manfaat seperti:

15 18 o Menghidupkan tekanan hidrolik Pompa oli memiliki manfaat menghidupkan tekanan hidrolik. Pompa oli menghidupkan tekanan hidolik yang dibutuhkan untuk pengoperasian transaxle otomatis dengan menggerakan roda gigi pengubah tenaga putar (mesin) o Sesuaikan tekanan hidrolik Tekanan hidrolik yang ditekan oleh pompa oli sesuai dengan katup pengatur utama, juga katup penghambat menghasilkan tekanan hidrolik yang sesuai dengan output mesin o Mengalihkan (Shift) roda gigi (untuk mengoperasikan kopling serta rem) Saat pengoperasian kopling serta rem pada unit roda gigi planetary diarahkan (Shift), roda gigi diarahkan. Jalur cairan di ciptakan sesuai sama dengan posisi shift oleh katup pentil manual. Saat kecepatan kendaraan meningkat, signal diantar ke katup pentil solenoid dari mesin & ECU. Pentil solenoid mengoperasikan tiaptiap katup pentil shift ke pemindah (Shifting) roda gigi. Gambar: 2.8 Potongan hydraulic control unit (Sumber: Nasmoco,2012)

16 FUNGSI PELUMAS ATF (Automatic Transmisi Fluid) Fungsi utama suatu pelumas adalah untuk mengendalikan friksi dan keausan. Namun pelumas juga melakukan beberapa fungsi lain yang bervariasi tergantung di mana pelumas tersebut diaplikasikan, misalkan saja: 1 Pencegahan korosi, pelumas berfungsi sebagai preservative. Pada saat transmisi bekerja pelumas melapisi bagian tranmisi dengan lapisan pelindung yang mengandung adiktif untuk menetralkan bahan korosif. Kemampuan pelumas untuk mengendalikan korosi tergantung pada ketebalan lapisan fluida dan komposisi kimianya. 2 Pengurangan panas adalah sebagai pendingin, dimana pelumas tersebut mampu menghilangkan panas yang dihasilkan baik dari gesekan atau sumber lain seperti pembakaran atau kontak dengan zat tinggi. Perubahan suhu dan oksidatif material akan menurunkan efisiensi pelumas (Sukirno, 2010). Untuk dapat memilih oli ATF dengan baik, kita harus mengetahui apa itu ATF, fungsinya, serta karakteristik dari fuida/cairan itu sendiri. Oli transmisi otomatis atau lebih populer dengan istilah ATF (Automatic Transmission Fluid) merupakan cairan yang mempunyai kualitas sangat tinggi dengan berbagai macam bahan tambahan. ATF ditekan oleh pompa oli dan dikirim ke torque converter dimana fluida ini digunakan untuk memindahkan tenaga putar mesin dan momen ke transmisi. Aktifitas tekanan ATF dikontrol oleh katup hidrolik melalui trasmisi ke shift gear dan melumasi komponen-komponen yang berputar dari transmisi, seperti planetary gear, clutch,bearing,shaft,dll. Tabel 2.4 Viscosity oli ATF type T-IV No PARAMETER UNIT METHOD RESULT TYPICAL NEW OIL RUNNING KM 1 Viscosity at cst ASTM D C Viscosity at 100 C 3 Viscosity Index - cst ASTM D ASTM D e

17 Syarat-syarat Oli ATF Kekentalannya sesuai ATF dapat di gunakan untuk jangkauan temperatur yang besar dari -25 C sampai 170 C. Oleh karena itu kekentalan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kemampuan mengoperasikan torque converter, hydrolik kontrol, dll. Indek kekentalan ATF adalah suatu cara untuk memperbaiki dan memelihara kekentalan mulai temperatur rendah sampai tinggi. Untuk mengukur besaran viskositas diperlukan satuan ukuran. Dalam sistem standar internasiaonal satuan viskositas ditetapkan sebagai viskositas kinematik dengan satuan ukuran mm2/s atau cm2/s. 1 cm2/s = 100 mm2/s, 1 cm2/s = 1 St (Stokes) (Young, 2002). Stabil terhadap panas dan oksidasi Temperatur ATF mencapai 100 C pada kecepatan normal dan naik sekitar 150 C pada kecepatan sedang. Temperatur dari komponen transmisi yang bernama disc clutch panasnya naik sampai kisaran 350 C atau lebih. Untuk mengatasi hal ini ATF harus mempunyai daya tahan panas yang baik. Bila tidak, keburukannya bila terjadi panas yang berlebihan akan mengakibatkan terjadinya reaksi kimia dan membantu tebentuknya kotoran. dimana kotoran akan mengakikabatkan penyumbatan katup hidrolik kontrol dan mengganggu kerja transmisi secara normal. Sebab itulah ATF mengandung bahan oxidation preventive. Tidak berbusa ATF dikocok dengan cepat oleh pompa impeller sehingga sehingga menimbulkan busa. Hal ini akan mengakibatkan terganggunya perpindahan momen mesin, disc clutch, dan gesekan brake band bila memakai oli yang berbusa. Untuk menghindari terjadinya busa dapat diberikan bahan tambahan anti-foaming agent.

18 21 Koefisien gesek sesuai Clutch disc dan brake disc atau brake band dioperasikan oleh tekanan hidrolik ATF. Apabila koefisien gesek antara clutch disc dan clutch plate atau antara brake baud dengan drum terlalu rendah penyerapannya akan kecil, besar kemungkinan akan terjadi slip. Kejadian ini akan menghambat perpindahan momen mesin, perpindahan clutch dan pemakaian brake disc atau brake baud. Koefisien gesek yang terlalu besar akan menambah getaran yang besar oleh adanya operasi dari brake disc atau brake baud dan clutch disc yang mempengaruhi dalam pengendaraan. Untuh mengendalikan hal ini dapat menggunakan ukuran bahan tambahan coefisien of friction adjusting agent yaitu bahan tambahan yang dapat mengatur koefisien gesek. Berwarna Dimaksudkan untuk membantu membedakan ATF dengan minyak lain. Biasanya ATF diwarnai merah atau ke kuning-kuningan. Hal ini untuk membantu teknisi mengetahui kebocoran dari transmisi. Sesuai dengan pemakaian, ATF akan menjadi hitam oleh cemaran dari kotoran sehingga kondisi ATF dapat mudah diketahui karena warnanya. Bahan tambah lainnya ATF harus tidak mengurangi efek kemampuan seal, gasket, brake baud dan pengikisan disc. Oleh sebab itu cleaning agent ditambahkan pada ATF untuk mencegah terbentuknya kotoran selama proses oksidasi, pengikisan karena pemakaian dan pencemaran oleh kotoran.

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil Disusun oleh: 1. Deltama asparingga. N (09) Kelas : XII-TKR1 UPT.SMK NEGERI 1 KALIANGET Jl. By pass kertasada kalianget sumenep 69471 Telp. (1328) 667429 Email : smkn1kalianget@yahoo.com-web

Lebih terperinci

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T)

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) TRANSMISI OTOMATIS KENDARAAN TIPE FR BAGIAN UTAMA A/T 1. Torque Converter ( bagian depan) 2. Planetary Gear Unit (bagian tengah) 3. Hydraulic Control Unit (bagian bawah) Torque

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft.

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft. Garis Besar Converter Stator One-way clutch Torque converter Stator shaft Oil pump to input shaft Umum Konverter tenaga putaran (torque converter) menghantarkan dan menggandakan tenaga putaran dari mesin

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Transmisi Fungsi transmisi adalah untuk meneruskan putaran dari mesin ke arah putaran roda penggerak, dan untuk mengatur kecepatan putaran dan momen yang dihasilkan sesuai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. Output side to final drive unit (tires) Sun gear TOYOTA MOTOR CORPORATION. All right reserved.

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. Output side to final drive unit (tires) Sun gear TOYOTA MOTOR CORPORATION. All right reserved. Garis besar Input side from torque converter (engine) Clutches ( and ) Brakes (, and ) One-way clutches ( and ) Front planetary gear set Rear planetary gear set Output side to final drive unit (tires)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) Disusun : Gunadi, S. Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh NAMA : Pijar Prastian Sejati

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selaras dengan semakin berkembangnya zaman dan semakin bertambahnya kebutuhan manusia akan mobilitas yang semakin tinggi menjadi alasan yang tepat guna mengembangkan

Lebih terperinci

Alamat : Jl. Kusuma No.75 Telp.(0287) , , FAX.(0287) Kebumen Jawa Tengah 54316, MODUL PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

Alamat : Jl. Kusuma No.75 Telp.(0287) , , FAX.(0287) Kebumen Jawa Tengah 54316, MODUL PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018 LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU KABUPATEN KEBUMEN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MA ARIF 1 KEBUMEN PROGRAM / KOMPETENSI KEAHLIAN 1. Teknik Audio Video ( Terakreditasi A ) 3. Teknik Kendaraan Ringan ( Terakreditasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS KERJA TRANSMISI OTOMATIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS KERJA TRANSMISI OTOMATIS 27 BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS KERJA TRANSMISI OTOMATIS 4.1 PENDAHULUAN Perlakuan yang salah pada transmisi dapat juga menyebabkan persoalan. Walaupun tak fatal, kekeliruan kecil ini jadi awal dari

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Transmisi berfungsi memindahkan tenaga gerak mesin ke roda dan mengatur besar kecepatan sudut putaran agar sesuai kebutuhan. Transmisi mengatur variasi perbandingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Matic motor matic adalah suatu kendaraan yang aman dan nyaman saat dikendarai dengan hanya menarik gas kemudian motor langsung jalan. yang pada dasa rnya kinerja motor matic

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN GENERAL SISTEM UTAMA KENDARAAN RINGAN DAN FUNGSINYA 10 001 1 BUKU INFORMASI Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih,

Lebih terperinci

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft PEMINDAH DAYA GARIS BESAR PEMINDAH DAYA..... 190 KOPLING 1. Uraian.......................... 191 2. Rangkaian kopling................ 191 3. Plat kopling...................... 193 4. Mekanisme penggerak............

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang. BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Data Awal setelah Overhoul differential Berikut adalah penampakan differential awal sebelum dilakukan pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : SISTEM PEMINDAH TENAGA SKS : 2 teori, 1 praktik Kode Mata Kuliah : OTO 321 Smt : Genap/ Gasal *) Waktu Pertemuan : 2 x 50 Pertemuan ke : 1 I. Kompetensi Dasar : Mengingat,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 System-Sytem pada Rear Axle Pada dasarnya rear axle berfungsi menghantarkan tenaga dari mesin untuk menuju ke poros roda penggerak. Seiring datangnya permasalahan yang timbul

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : Dwi

Lebih terperinci

BAB III KONTRUKSI DAN SISTEM KERJA TRANSMISI ALLISON

BAB III KONTRUKSI DAN SISTEM KERJA TRANSMISI ALLISON BAB III KONTRUKSI DAN SISTEM KERJA TRANSMISI ALLISON 4 TH GENERATION SERI 1000 3.1.KONTRUKSI TRANSMISI. Transmisi Allison seri 1000 termasuk dalam jenis transmisi otomatis transmisi yang melakukan perpindahan

Lebih terperinci

Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor

Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor menggunakan transmisi tipe constant mesh. Karakteristik Tipe

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari referensi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul yang di

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 9I 1 10 J A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) G. Clutch housing/rumah kopling C. Weight / Pemberat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Salah satu komponen yang digunakan oleh kendaraan HINO FM260TI adalah Gearbox bentuk aplikasi dari rodagigi dimana rodagigi disusun menjadi beberapa stage/tingkat

Lebih terperinci

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SMK KRTNEGR WTES K. KEDIRI SISTEM PEMINDH TENG (SPT) TRNSMISI MNUL . TRNSMISI MNUL PEMELIHRN / SERVICE TRNSMISI MNUL URIN. Saat kendaraan mulai berjalan atau menanjak dibutuhkan momen yang besar.untuk

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION Tes Jalan Berfungsi untuk memeriksa tingkat kecepatan yang digunakan pada posisi L, 2 atau D saat sistem pengontrolan perpindahkan gigi tidak berfungsi. Lakukan tes

Lebih terperinci

DISUS O L E H. Nama:Hariadi.T Kelas: X Otomotif A

DISUS O L E H. Nama:Hariadi.T Kelas: X Otomotif A DISUS O L E H x Nama:Hariadi.T Kelas: X Otomotif A DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftarisi.......ii KataPengantar...... iii BAB I PENDAHULUAN... A.Latar Belakang Fungsi Transmisi Keuntungan dan Kerugian

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP diajukan untuk memenuhi nilai akhir semester dua disusun oleh : Arman Syah. S XI

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc E1 Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc Irvan Ilmy dan I Nyoman Sutantra Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN 3.1 Metode Perancangan Metode yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode sistematis. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : 1. Penjabaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PRINSIP PEMINDAHAN TENAGA Sepeda motor dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada

Lebih terperinci

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Kusnadi D-III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal ABSTRAK Kendaraan bermotor berjalan dengan normal jika salah satu syaratnya

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Power Loss Power loss adalah hilangnya daya yang diakibatkan kesalahan pengemudi dalam melakukan pemindahan gigi transmisi yang tidak sesuai dengan putaran mesin seharusnya, sehingga

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMASANGAN SISTEM TRANSMISI DAN PENGEREMAN MOBIL BERBAHAN BAKAR ETANOL

PERANCANGAN DAN PEMASANGAN SISTEM TRANSMISI DAN PENGEREMAN MOBIL BERBAHAN BAKAR ETANOL PERANCANGAN DAN PEMASANGAN SISTEM TRANSMISI DAN PENGEREMAN MOBIL BERBAHAN BAKAR ETANOL PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM KOPLING Kopling merupakan sebuah komponen yang terdapat pada mobil yang digunakan sebagai tempat untuk menghubungkan mesin dengan gigi transmisi. Didalam kopling terdapat

Lebih terperinci

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM Diskripsi Unit Kompetensi: Kompetensi ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap pada pekerjaan melepas, memeriksa dan menyetel komponen rem piringan

Lebih terperinci

DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI

DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI SMK MUHAMMADIYAH BULAKAMBA - BREBES DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI FINAL DRIVE ( GARDAN ) Fungsi Final drive pada kendaraan adalah untuk merubah arah putaran poros propeller kearah

Lebih terperinci

Struktur dari Center Brake

Struktur dari Center Brake BAB I PENDAHULUAN Brake system dan ABS dipasang gunanya adalah untuk mencegah terjadinya cedera akibat kecelakaan karena kendaraan tidak bisa dihentikan pada saat melaju. Saat kendaraan bergerak, meskipun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Power Steering Dalam mengemudikan kendaraan roda empat, terkadang kita menemukan kendaraan yang mudah untuk dikendarai dan ada juga yang sulit. Salah satu faktornya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem transmisi pada kendaraan di bedakan dalam transmisi manual dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda. Oli untuk motor matic dikenal

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak.

BAB III LANDASAN TEORI. Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Transmisi Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak. 1.Menghasilkan tenaga yang lebih

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG 30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG Gambar 4.1, Alur proses perawatan 31 Mulai Masukkan Mobil ke stall Diteksi sistem yang mengalami kerusakan Pembongkaran

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

POROS PENGGERAK RODA

POROS PENGGERAK RODA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN

PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN Muhammad Habibi NRP 2110 106 022 Dosen Pembimbing Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. M.Eng. Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

FUNGSI TRANSMISSI 1. MEMILIH PERBANDINGAN KECEPA KECEP T A AN

FUNGSI TRANSMISSI 1. MEMILIH PERBANDINGAN KECEPA KECEP T A AN TRANSMISSION FUNGSI TRANSMISSI 1. MEMILIH PERBANDINGAN KECEPATAN untuk dan yang SESUAI DENGAN BERBAGAI MACAM KECEPATAN GERAK/ TRAVEL MESIN. 2. MEMILIH ARAH GERAK MESIN untuk MAJU ATAU MUNDUR. 3. MENENTUKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan BAB II DASAR TEORI Powertrain adalah sistem penyaluran daya dari mesin ke roda penggerak kendaraan (ban). Powertrain pada kendaraan dengan roda penggerak depan memiliki komponen penyusun utama yaitu clutch,

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH PROSES KERJA SISTEM HYDRAULIC PADA FORKLIFT TIPE DIESEL 115 PS DI PT. TRAKTOR NUSANTARA Nama : Rachmad Hidayat NPM : 29411104 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUN PUSTAKA

BAB III TINJAUN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUN PUSTAKA 3.1 Perawatan (Maintenance) Perawatan atau maintenance adalah aktivitas agar suatu komponen atau sistem yang rusak dikembalikan atau diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam penelitian Perancangan dan Pembuatan Alat Peraga Sistem Kopling Sepeda Motor ini peneliti melakukan kajian pustaka terhadap studi terdahulu yang relevan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

No. Alumni Politeknik David Kurnia Putra

No. Alumni Politeknik David Kurnia Putra No. Alumni Politeknik David Kurnia Putra No. Alumni Jurusan BIODATA (a) Tempat/Tgl Lahir: Pariaman/07 Maret 1996 (b) Nama Orang Tua: Rebendri dan Armiati (c) Jurusan: Teknik Mesin (d) Program Studi: DIII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Pengambilan sampel pelumas yang sudah terpakai secara periodik akan menghasilkan laporan tentang pola kecepatan keausan dan pola kecepatan terjadinya kontaminasi. Jadi sangat

Lebih terperinci

MAKALAH. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Service Kendaraan semester genap tahun 2014/2015 yang diampu oleh Ir. Bambang Sulistiyono, M.T.

MAKALAH. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Service Kendaraan semester genap tahun 2014/2015 yang diampu oleh Ir. Bambang Sulistiyono, M.T. FUNGSI, PRINSIP KERJA, KOMPONEN, MACAM-MACAM, SISTEM PENGOPERASIAN, PERAWATAN DAN PEMBONGKARAN, PEMERIKSAAN BESERTA PEMASANGAN TRANSMISI MANUAL HONDA JAZZ MAKALAH Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian CVT (Continously Variable Transmision) Sistem CVT (Continously Variable Transmission) adalah sistem otomatis yang dipasang pada beberapa tipe sepeda motor saat ini.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi. Blok Silinder Blok silinder merupakan inti daripada mesin yang terbuat dari besi tuang. Belakangan ini ada beberapa blok silinder yang dibuat dari paduan aluminium. Seperti kita ketahui, bahwa aluminium

Lebih terperinci

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL 27 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL) URAIAN. FUNGSI DIFFERENTIAL. 1. Menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 22 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 3.1 Tempat Dan Objek Analisis Tempat untuk melakukan analisis dan perbaikan pada tugas akhir ini, adalah workshop otomotif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck BAB II LANDASAN TEORI Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) Differential gear atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Hidrolik sebetulnya sudah banyak dikenal di masyarakat dan tidak sedikit kita menemukan alat tersebut. Sistem Hidrolik mempunyai fungsi yang sangat berperan penting

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian)

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian) Belajar Mengemudi Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian) Menghidupkan mobil dalam keadaan kopling di gigi nol 1) Pasang tali / sabuk

Lebih terperinci

BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY

BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY 22 BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY KOPLING (CLUTCH) 3.1 Kontruksi dan Prinsip Kerja Kopling Bab ini membahas konstruksi sub-assembly kopling, prinsip kerja dan fungsi

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

Perbaikan yang kami lakukan bergaransi, jadi jangan ragu lagi untuk menghubungi kami, kami juga siap menerima panggilan ke tempat anda...

Perbaikan yang kami lakukan bergaransi, jadi jangan ragu lagi untuk menghubungi kami, kami juga siap menerima panggilan ke tempat anda... Kami Purnama Matic adalah salah satu bengkel matic yang berada di daerah Jakarta dan Bekasi dengan tenaga ahli yang profesional melayani pengerjaan mobil matic anda yang rusak. Service yang kami berikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Dongkrak Dongkrak merupakan salah satu pesawat pengangkat yang digunakan untuk mengangkat beban ke posisi yang dikehendaki dengan gaya yang kecil. 2.1.1 Dongkrak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii iii iv v vi vii viii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Lebih terperinci

Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF

Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF Kompetensi dasar : Menggunakan berbagai jacking, blocking dan lifting Indikator : 1. Menggunakan berbagai jacking, blocking dan lifting

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc LOGO Analisa Kinerja Sistem Transmisi pada Kendaraan Multiguna Pedesaan untuk Mode Pengaturan Kecepatan Maksimal Pada Putaran Maksimal Engine dan Daya Maksimal Engine Mohamad Fikki Rizki NRP. 2110105011

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu :

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil pemeriksaan dan pengukuran 4.1.1 Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : 1. Bagian primary fixed

Lebih terperinci

DOSEN PEMBIMBING: Prof.Dr. I NYOMAN SUTANTRA, M.Sc, Phd. YOHANES, ST, MSc. Eng

DOSEN PEMBIMBING: Prof.Dr. I NYOMAN SUTANTRA, M.Sc, Phd. YOHANES, ST, MSc. Eng RANCANG BANGUN MULTIPURPOSE DRIVETRAIN UNTUK MENINGKATKAN UTILITAS ATAU KEMANFAATAN KENDARAAN MULTI GUNA PEDESAAN DOSEN PEMBIMBING: Prof.Dr. I NYOMAN SUTANTRA, M.Sc, Phd. YOHANES, ST, MSc. Eng LATAR BELAKANG

Lebih terperinci