BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI Powertrain adalah sistem penyaluran daya dari mesin ke roda penggerak kendaraan (ban). Powertrain pada kendaraan dengan roda penggerak depan memiliki komponen penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan differential), driveshaft. Daya dari mesin dalam bentuk putaran poros diteruskan ke sistem transmisi roda gigi dengan menggunakan clutch. Clutch memiliki fungsi sebagai penerus daya dan merupakan sambungan dua poros (poros output dan poros input transmisi roda gigi). Transmisi roda gigi berfungsi mengatur output putaran yang diinginkan. Differential berfungsi sebagai pengubah arah putaran poros dari output transmisi roda gigi ke driveshaft. Driveshaft meneruskan putaran dari differential ke roda penggerak kendaraan (ban). Gambar 2.1. Susunan powertrain mobil penggerak roda depan 4

2 Dinamika kendaraan sangat penting dalam perancangan powertrain sebuah kendaraan. Dinamikan kendaraan menunjukkan karakteristik pergerakan sebuah kendaraan, meliputi analisis gaya yang ada dalam sebuah kendaraan yang menyebabkan kendaraan bergerak. Kendaraan yang bergerak harus memiliki dua macam gaya dalam pergerakanny. Gaya tersebut adalah gaya traksi dan hambatan kendaraan. Hambatan merupakan gaya yang menghambat pergerakan kendaraan kendaraan. Keberadaan hambatan ini merugika kinerja kendaraan, tetapi keberadaannya tidak dapat dihindarkan. Hambatan yang dialami sebuah kendaraan antara lain : 1. Hambatan gulung / Road Resistence (Pr) 2. Hambatan jalan yang mendaki / Grade Resistence (Pg) 3. Hambatan udara (P udara) 4. Hambatan inersia (Pin) Gaya traksi adalah gaya dorong yang diperoleh dari engine dan diteruskan ke transmisi roda penggerak. Gaya traksi digunakan untuk melawan hambatan yang terjadi pada kendaraan. Kendaraan untuk bergerak maju atau mundur harus memiliki gaya traksi yang cukup untuk melawan semua hambatan yang terjadi pada kendaraan. Besarnya gaya traksi dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut ini (Sunardjo, 2002) : Keterangan : Pt = Ǥ୧ ౪౨.(2.1) ౭ P t Te n tr r w i = Gaya Traksi (N) = Torsi Mesin (Nm) = Efisiensi Transmisi = Jari-jari Efektif Ban (m) = Angka Transmisi 5

3 Persamaan gaya antara gaya traksi dan hambatan pada kendaraan adalah sebagai berikut (Sunardjo, 2002) : Gaya traksi = Jumlah gaya-gaya hambatan P t = P g + P r + P udara + P in.. (2.2) Dari persamaan di atas diperoleh beberapa keadaan pergerakan kendaraan sebagai berikut : 1. Jika P g + P r + P air < P t, maka P in > 0 (kendaraan dipercepat) 2. Jika P g + P r + P air < P t, maka P in < 0 (kendaraan diperlambat) 3. Jika P g + P r + P air = P t, maka P in = 0 (kendaraan bergerak dengan kecepatan konstan). 2.1 Data Teknis Kendaraan Perancangan powertrain ini memerlukan data yang digunakan dalam perhitungan. Dalam perancangan menggunakan data-data sebagai berikut : 1. Berat kendaraan a. Berat kosong kendaraan : kg b. Kapasitas tangki bahan bakar : 45 Liter c. Asumsi 4 65kg : 260kg d. Berat bahan bakar : Berat jenis bensin x kapasitas tangki bahan bakar : 0,74 kg/ltr x 45 ltr : 33,3 kg e. Berat total kendaraan : ,3 : kg 2. Mesin : a. Tipe mesin : 4IL, 16 katup,dohc,vvt-i b. Daya maksimum : 109 Ps ( 81,314 kw ) / 6000 rpm c. Torsi maksimal : 14,5 kgm ( 142,1 Nm ) / 4200 rpm 6

4 d. Kecepatan maksimum :185 km/jam ( 51,389 m/dtk) e. Koefisien hambatan udara : 0,3 3. Dimensi : a. Panjang total : mm. b. Lebar total : mm. c. Tinggi total : mm. d. Jarak sumbu roda : mm. e. Jarak roda depan (kiri-kanan) : mm. f. Jarak roda belakang (kiri-kanan) : mm. g. Ukuran ban : 185 / 55 R-15. h. Transmisi : manual, 5- kecepatan 2.2 Hambatan Kendaraan Hambatan yang dialami kendaraan selama bekerja adalah hambatan gulung / road resistence (P r ), hambatan jalan yang mendaki / grade resistence (P g ), hambatan udara (P udara ) dan hambatan inersia (P in ) Hambatan Gulung / Road Resistence (Pr) Berat total kendaraan adalah faktor yang diperhitungkan dalam desain suatu kendaraan. Semakin berat suatu kendaraan akan menimbulkan hambatan yang semakin besar pula. Hambatan sebagai akibat berat kendaraan disebut sebagai hambatan gulung. Besarnya hambatan gulung dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut ini : P r = f g. m k.g.(2.3) Keterangan : P r f g = Hambatan Gulung (N) = Koefisien Hambatan 7

5 m k g = Berat Total Kendaraan (kg) = Percepatan Gravitasi (m) Kendaraan yang dirancang adalah kendaraan sedan yang digunakan pada kondisi jalan aspal. Dari LSHT Torqmotors TM and Nichols TM MotorsH, diperoleh data sebagai berikut : Tabel Koefisien Hambatan Gulung Pada Kondisi Jalan Yang Berbeda (LSHT Torqmotors TM and Nichols TM MotorsH) Koefisien hambatan gulung yang diambil besarnya 0,012 sesuai dengan kondisi jalan aspal dengan permukaan baik. Berat total kendaraan meliputi berat kosong kendaraan, berat bahan bakar, 8

6 dan berat penumpang Hambatan jalan yang mendaki / Grade Resistence ( P) Grade resistence merupakan gaya hambat kendaraan yang disebabkan oleh kondisi jalan yang menanjak. Besarnya grade resistence ditentukan oleh besarnya gaya normal yang dialami oleh kendaraan dan sudut tanjakan maksimum yang dapat dilalui oleh kendaraan. Gambar 2.2. Komponen gaya kendaraan saat jalan menanjak Grade resistence dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : P g = m k g sin a.....(2.6) Dimana : M k = Masa Total Kendaraan (kg) g = Percepatan Gravitasi (m/dt 2 ) a = Sudut Tanjakan Jalan ( 0 ) 9

7 Hambatan udara (P udara ) Pergerakan kendaraan menyebabkan kendaraan tersebut bertabakan dengan udara sehingga kendaraan tersebut mengalami hambatan udara. Hambatan udara ini diakibatkan karena adanya beberapa faktor, yaitu : 1. Drag force yang disebabkan oleh adanya turbulensi aliran udara di belakang kendaraan yang merupakan fungsi dari bentuk dari kendaraan dan merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi besarnya nilai hambatan udara yang terjadi pada sebuah kendaraan. 2. Skin friction, yaitu gesekan antara permukaan body kendaraan dengan udara. 3. Adanya aliran udara yang melewati celah-celah sempit, misalnya radiator dan ventilasi. Besarnya hambatan udara dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Sunardjo, 2002) : P udara = ଵ ܨǤ ǤߩǤ ଶ ௨ Ǥ ଶ (2.7) Keterangan : P udara = Hambatan Udara (N) = Masa Jenis Udara ( 1,2 kg/m 3 ) C d = Koefisien Hambatan Udara (Ndt 2 /m 2 ) F udara = Proyeksi Luasan Depan Kendaraan (m 2 ) = 0,78 x Ba x Ha Ba Ha V = Lebar Kendaraan (m) = Tinggi Kendaraan (m) = Kecepatan Kendaraan (m/dtk) Hambatan Inersia (P in ) Hambatan inersia terjadi karena kendaraan bergerak dipercepat atau diperlambat. Besarnya hambatan inersia dapat ditentukan menurut persamaan sebagai berikut : 10

8 P in = δ ୭୲. m ୲. a.. (2.8) Keterangan : δ ୭୲ m t = Koefisien Rotasi = Masa Total Kendaraan (kg) a = Percepatan Kendaraan ( m/dt 2 ) Saat kendaraan melintasi tanjakan maksimum, kendaraan mengalami torsi yang maksimal sehingga kecepatan kendaraan konstan. Untuk kecepatan yang konstan maka percepatan kendaraan adalah nol. Untuk kecepatan kendaraan maksimum, percepatan kendaraan juga nol. Hambatan inersia saat melintasi tanjakan maksimum dan kecepatan maksimum adalah nol CLUTCH Clutch merupakan peralatan mekanis yang berfungsi untuk menghubungkan dan meneruskan daya antara poros penggerak dan poros yang digerakkan, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun berputar. Pada powertrain sebuah kendaraan, clutch terletak diantara mesin dan sistem transmisi. Penerusan daya dari mesin ke sistem transmisi dalam sistem powertrain terjadi dengan menghubungkan poros output mesin dan poros input sistem transmisi. Clutch mempunyai fungsi sebagai penghubung kedua poros tersebut saat terjadi penerusan daya dan melepas hubungan kedua poros saat tidak terjadi penerusan daya. Saat pemindahan gigi transmisi, clutch juga berfungsi melepas hubungan kedua poros tersebut sehingga saat pemindahan gigi transmisi tidak ada daya yang diteruskan ke sistem transmisi Jenis Clutch Pemilihan jenis clutch tergantung dari penggunaannya. Clutch yang sering dipakai pada kendaraan adalah friction clutch jenis dry clutch. Berikut ini ditunjukkan pembagian berbagai jenis clutch berdasarkan cara kerjanya adalah sebagai berikut : 11

9 1. Jaw Clutch 2. Friction Clutch 3. Electromagnetic Fluid and Electromagnetic Power 4. Hydraulic power Friction clutch juga dapat dibagi berdasarkan bentuk permukaan geseknya, yaitu : 1. Disk Clutch 2. Cone Clutch 3. Block Clutch 4. Band and Spring Clutch Dalam perancangan ini clutch yang digunakan adalah jenis friction clutch dengan tipe disk clutch tunggal jenis dry clutch. Disk clutch adalah clutch yang menggunakan plat gesek sebagai permukaan gesek. Disk clutch tunggal jenis dry clutch merupakan disk clutch yang mempunyai jumlah plat tunggal dan bekerja tanpa memerlukan pelumasan (oli). Kelebihan penggunaan disk clutch adalah sebagai berikut : 1. Efek sentrifugal yang terjadi kecil. 2. Bidang gesek efektif luas dan dapt dipasang ditempat yang sempit. 3. Permukan untuk disipasi panas lebih efektif 4. Distribusi tekanan lebih baik Konstruksi Clutch Clutch memiliki beberapa bagian yang saling mendukung dalam operasinya. Bagian utama disk clutch adalah plat gesek (friction disk), plat penekan (pressure plate), pegas (spring), dan penutup (cover). Selain komponen utama tersebut terdapat komponen lain yang mendukung kerja clutch antara lain release lever dan bantalan pembebas, Konstruksi disk clutch dapat dilihat pada gambar berikut : 12

10 Gambar 2.3. Susunan clutch Berdasarkan unit kerjanya, komponen clutch dibagi menjadi dua bagian. Penutup (clutch cover), plat penekan (pressure plate), pegas (spring), dan release lever merupakan salah satu unit yang berputar barsama roda gila. Unit yang lain adalah plat gesek yang berputar barsama poros input sistem transmisi. 13

11 Plat Gesek (Friction Disk) Plat gesek adalah komponen utama dari clutch. Plat gesek merupakan bagian dari clutch yang mengalami gesekan dengan roda gila. Keausan clutch terjadi pada bagian ini, sehingga umur dari plat gesek ini terbatas. Keausan terjadi karena adanya gesekan permukaan gesek plat dengan roda gila sehingga permukaan dari plat gesek ini akan mengikis. Plat gesek berbentuk lingkaran tipis dan biasanya terbuat dari baja berkualitas tinggi, dengan spline hub dibagian tengahnya. Spline hub berfungsi menghubungkan clutch dengan spline pada poros input sistem transmisi. Kedua sisi dari plat gesek ditutup oleh material gesek. Material gesek ini disatukan pada plat dengan menggunakan sisitem keling. Plat gesek dapat ditunjukkan pada gambar berikut : Gambar 2.4. Plat gesek Plat Penekan Plat penekan terletak tepat dibelakang plat gesek. Fungsi plat penekan yaitu meneruskan tekanan dari pegas ke plat gesek sehingga menyebabkan plat gesek terdorong dan bersinggungan 14

12 dengan roda gila. Plat penekan juga berfungsi memberi tekanan pada pegas saat tidak terjadi penerusan daya. Plat penekan memliki penampang lingkaran dengan lubang dibagian tengah dan memiliki diameter sama dengan diameter plat gesek. Pada salah satu sisi permukaan plat penekan yang bersinggungan dengan plat gesek dibuat halus dan sisi yang lain dibuat bentuk tertentu untuk meletakkan pegas dan realese lever. Gambar 2.5. Plat penekan clutch Pegas Clutch Pegas merupakan peralatan mekanis yang memiliki sifat elastis. Ketika gaya diberikan ke pegas maka pegas akan mengalami perubahan bentuk dan akan kembali kebentuk semula ketika gaya tersebut dihilangkan Fungsi dari penggunaan pegas secara umum antara lain : 1. Untuk mendesakkan gaya 2. Untuk menyediakan kelenturan. 3. Sebagai penyimpan energi Pegas clutch terletak antara plat penekan dan cluth cover. Saat penerusan daya pegas berfungsi untuk memberi tekanan tehadap plat penekan sehingga plat gesek didorong mendekati roda gila dan sebagai penahan gaya aksial plat gesek. Jenis pegas yang sering digunakan adalah pegas ulir dan pegas diafragma. Pada perancangan ini pegas yang digunakan adalah pegas ulir jenis pegas 15

13 tekan Bantalan Pembebas Bantalan pembebas terletak diantara release lever dan clutch fork (bagian sistem penggerak clutch yang berhubungan dengan komponen clutch). Bantalan pembebas berfungsi meneruskan tekanan dari clutch fork ke Release lever dengan gerakan maju atau mundur Release lever Release lever berfungsi sebagai penerus tekanan dari bantalan pembebas dan mengubah arah gaya yang diterimanya untuk diteruskan ke plat penekan Clutch Cover Bagian terluar dari clutch adalah clutch cover. Clutch cover berfungsi menutup, melindungi clutch dari lingkungan sekitar. Salah satu sisi clutch cover terikat pada roda gila dan disatukan dengan baut sehingga clutch cover selalu berputar bersama roda gila. Clutch cover biasanya terbuat dari bahan alumunium atau besi tuang Cara Kerja Clutch Clutch cover, release lever, dan plat penekan adalah salah satu unit yang selalu berputar barsama dengan roda gila. Sedangkan plat gesek dan poros input sistem transmisi merupakan unit yang lain. Mekanisme kerja clutch terdiri dua hal, yaitu mekanisme clutch saat tidak terjadi penerusan daya dan mekanisme saat terjadi penerusan daya. Proses penghubungan atau pelepasan hubungan poros output mesin dan poros input sistem transmisi pada sistem transmisi manual dilakukan oleh pengemudi. Pengemudi menekan pedal atau melepaskan tekanan pada pedal untuk menghubungkan atau melepas hubungan poros mesin dan poros sistem transmisi. Untuk melepaskan hubungan antara poros tersebut pengemudi memberi tekanan pada pedal dan untuk menghubungkannya pengemudi melepaskan tekanan yang diberikan pada pedal. Penerusan tekanan dari pedal ke release lever dapat dilakukan dengan sistem manual, sistem hidrolis atau sistem 16

14 pneumatic. Clutch bekerja berdasarkan gesekan yang terjadi antara plat gesek dan roda gila. Tekanan pada plat gesek mendorong plat gesek tersebut mendekati, menempel dan ikut berputar bersama roda gila. Tekanan pada plat gesek diperoleh dari tekanan pegas yang dipasangkan dibelakang plat penekan. Pada kondisi nomal yaitu pedal tidak mendapat tekanan, posisi plat gesek menempel pada roda gila akibat tekanan plat penekan pada plat gesek yang diberikan oleh pegas. Ketika pemindahan gigi transmisi, pengemudi menekan pedal yang menggerakkan sistem pengerak clutch. Tekanan pada pedal diteruskan sistem penggerak clutch yang menyebabkan bantalan pembebas bergeser menekan release lever. Release lever mengubah arah gaya yang diterimanya dan menarik plat penekan. Tekanan plat penekan ini harus lebih besar dari tekanan yang dimiliki pegas sehingga mampu memendekkan pegas. Dengan demikian posisi plat penekan dan plat gesek menjauhi roda gila (gesekan antara roda gila dan plat gesek tidan terjadi). Pada kondisi ini tidak terjadi penerusan daya. Gambar 2.6. Cara kerja clutch Setelah pemindahan gigi, tekanan pedal dilepas. Tekanan pada release lever juga hilang sehingga clutch kembali ke posisi normal dan penerusan daya kembali terjadi Sistem penggerak Clutch Sistem penggerak clutch merupakan suatu sistem yang meneruskan tekanan pedal clutch. Pada perancangan ini sistem penggerak clutch menggunakan sistem penggerak hidrolis. Gambar 17

15 sistem penggerak hidrolis dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 2.7. Sistem penggerak clutch Saat pengemudi menginjak pedal master silinder pushrod menekan piston di dalam clutch master silinder. Cairan di dalam master silinder menerima tekanan dari piston master silinder sehingga cairan tersebut meneruskan tekanan melalui aliran ke servo silinder. Cairan di dalam servo silinder menekan piston yang ada di dalam servo cylinder. Tekanan pada piston diteruskan ke pushrod pada servo cylinder dan menekan clutch fork. Dengan adanya tekanan pada clutch fork maka release bearing akan tertekan juga. Saat pengemudi melepas tekanan pada pedal, maka akan terjadi mekanisme seperti saat pengemudi menginjak pedal tapi arahnya dibalik TRANSAXLE Kendaraan dengan penggerak roda depan menggunakan sistem transaxle dalam sistem transmisinya. Transaxle adalah sistem transmisi dimana transmisi roda gigi, clutch dan differential menjadi satu dalam gear box. Perhitungan mengenai clutch telah dijelaskan pada bab III. Transaxle memiliki poros input, output, dan satu poros pada roda gigi idler. Susunan transaxle ditunjukkan dalam gambar berikut : 18

16 Gambar 2.8. Susunan transaxle ( Bosch,2000 ) Sistem Transmisi Roda Gigi Transmisi roda gigi memiliki fungsi utama untuk meneruskan putaran dari mesin. Transmisi roda gigi juga mengatur output putaran mesin agar diperoleh output putaran sesuai yang diinginkan. Pengaturan putaran mesin dilakukan oleh pasanga roda gigi yaitu dengan mengatur angka transmisinya. Perhitungan mengenai angka transmisi dijelaskan pada bab II. Kendaraan yang dirancang memiliki 5 tingkat kecepatan. Transmisi roda gigi memiliki 5 buah pasangan roda gigi maju dan satu rangkaian roda gigi mundur. Untuk roda gigi maju, 1 pasang roda gigi untuk tingkat kecepatan pertama, 1 pasang untuk tingkat kecepatan kedua, 1 pasang untuk tingkat 19

17 kecepatan ketiga, 1 pasang untuk tingkat kecepatan keempat, 1 pasang untuk tingkat kecepatan kelima. Sedangkan untuk roda gigi mundur digunakan 3 buah roda gigi, dimana roda gigi yang terletak ditengah memiliki fungsi sebagai pembalik arah putaran Komponen Transmisi Roda Gigi Susunan transmisi roda gigi dapat dilihat pada Gambar 4.1. Komponen penyusun transmisi roda gigi adalah : 1. Roda Gigi Roda gigi merupakan komponen terpenting dalam sistem ini. Roda gigi memiliki fungsi untuk mengatur output putaran melalui pengaturan angka transmisi pada pasangan roda gigi yang saling bersinggungan. Jenis roda gigi yang digunakan untuk roda gigi maju adalah roda gigi miring. Keuntungan penggunaan roda gigi miring adalah roda gigi miring mengijinkan lebih dari satu persinggungan dalam waktu yang sama sehingga beban yang didistribusikan lebih besar daripada spur gear. Roda gigi miring juga tidak berisik. Kerugian penggunaan roda gigi ini adalah adanya gaya aksial. Untuk roda gigi mundur digunakan roda gigi lurus, roda gigi yang digunakan ada 3 buah. Sebuah roda gigi terletak pada poros input dan berfungsi sebagai roda gigi penggerak, 1 roda gigi sebagai roda gigi pembalik (terletak diantara roda gigi lainnya) dan roda gigi yang digerakkan menjadi satu dengan dengan synchronizer 1-2. Gambar roda gigi 1, 2, 3, 4, 5 dapat ditunjukkan berikut Gambar 2.9. Roda gigi pada transaxle 20

18 2. Poros Poros memiliki fungsi sebagai penerus putaran, dan tempat kedudukan roda gigi. Dalam sistem transmisi roda gigi ini jumlah poros yang digunakan ada 3 yaitu poros input, poros output, dan poros pada roda gigi idler. Pada poros terdapat spline. 3. Synchronizer Synchronizer berfungsi dalam sistem pemindahan tingkat kecepatan kendaraan (pemindahan gigi). Synchronizer meneruskan putaran poros ke roda gigi atau putaran roda gigi ke putaran poros dengan cara mengunci hubungan antara keduanya sehingga poros dan roda gigi berputar dengan kecepatan yang sama. Jumlah synchronizer yang digunakan dalam perancangan ini ada 3 buah, yaitu synchronizer 1-2 untuk gigi 1 dan 2, synchronizer 3-4 untuk gigi 3 dan 4, synchronizer 5 untuk gigi 5. Bagian dari synchronizer dapat dilihat pada gambar berikut Gambar Komponen synchronizer Dari gambar di atas komponen utama synchronizer adalah hub synchronizer sleeve, bloking ring. Hub merupakan komponen synchronizer yang berhubungan dengan poros. Hubungan hub dengan poros menggunakan spline. Hub memiliki alur lurus pada sisi luar yang berfungsi sebagai tempat pergerakan synchronizer sleeve. Blocking ring terletak pada bagian depan dan belakang synchronizer, memiliki gigi pada bagian luar dan bagian dalam berbentuk kerucut 21

19 4. Bantalan Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menahan poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-balik dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak bekerja dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, bantalan dibagi menjadi dua macam, yaitu : a. Bantalan Luncur Pada bantalan ini terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas. b. Bantalan Radial Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti Bola (peluru), rol, dan rol bulat Mekanisme Pemindahan Gigi Seperti penjelasan di atas, pemindahan gigi maju tidak menggunakan sistem sliding mesh, tetapi menggunakan synchronizer. Untuk gigi mundur menggunakan sistem sliding mesh pada idler. Pasangan roda gigi untuk roda gigi maju dan final gear bersinggungan terus. Untuk rodagigi yang dihubungkan dengan synchronizer memiliki bantalan dalam hubungannya dengan poros, sehingga putaran roda gigi tersebut tidak mengikuti putaran poros tempat roda gigi tersebut berada. Untuk pasangannya memiliki hubungan yang fix dengan poros yaitu dengan menggunakan spline. Mekanisme pemindahan gigi pada sistem transmisi roda gigi ada 3 macam, yaitu saat netral, gigi maju dan saat gigi mundur. 1. Posisi Netral Saat posisi netral, semua synchronizer pada posisi normal. Synchronizer tidak meneruskan 22

20 putaran poros ke roda gigi, sehingga putaran poros input tidak diteruskan ke poros output. Posisi synchronizer dan roda gigi dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini Gambar Cara kerja synchronizer pada posisi netral ( Bosch, 2000 ) 2. Saat gigi maju Saat pergantian tingkat kecepatan (dari posisi netral ke gigi pertama, penambahan tingkat kecepatan, pengurangan tingkat kecepatan), synchronizer mulai bekerja. Saat pengemudi menginjak pedal kopling, poros output mesin tidak berhubungan dengan poros input sistem transmisi sehingga kecepatan putaran poros input menurun dan saat pengemudi melakukan pemindahan tingkat kecepatan, synchronizer sleeve mengalami pergeseran ke arah gigi sesuai tingkat kecepatannya. Pergeseran synchronizer sleeve mendorong dan mengunci blocking ring terhadap gigi pada gear shoulder sehingga menyebabkan gear berputar sesuai putaran synchronizer. Posisi synchronizer dan roda gigi ditunjukkan pada gambar berikut ini : Gambar Cara kerja synchronizer pada saat posisi maju ( Bosch, 2000 ) 23

21 3. Saat gigi mundur Pada gigi mundur jenis roda gigi yang digunakan adalah roda gigi lurus dan roda gigi yang berhubungan dengan poros output menyatu dengan synchronizer sleeve 1-2. Saat pemindahan ke gigi mundur, pengemudi memindah tuas sehingga menggeser idler dan mengakibatkan pinion gigi mundur, idler, dan gear gigi mundur yang menyatu dengan synchronizer sleeve bersinggungan DRIVE AXLE Drive axle terletak diantara roda penggerak dan differential. Drive axle memiliki fungsi sebagai penerus putaran dari diferential ke roda penggerak kendaraan. Pada drive axle terdapat constant velocity joint. Contanst velocity joint (CV joint) merupakan sambungan poros yang memungkinkan hubungan yang tidak lurus antar poros tersebut. Constant velocity joint digunakan untuk meneruskan torsi dan putaran konstan ketika kedua poros yang dihubungkan tidak lurus. Konstruksi drive axle ditunjukkan dalam gambar berikut Gambar Gambar konstruksi drive axle ( Bosch, 2000 ) 24

22 Komponen Drive Axle Drive axle memiliki 2 komponen utama yaitu poros dan ( CV joint). Susunan drive axle dapat dilihat pada gambar Poros Poros pada drive axle terdiri dua bagian, yaitu poros pada sebelah kiri yang menghubungkan differential dengan roda penggerak sebelah kiri dan poros sebelah kanan yang menghubungkan differential dengan rosda penggerak sebelah kanan. Kedua poros tersebut memiliki panjang yang berbeda. Pada kedua ujung poros terdapat spline dan pada poros tersebut juga terdapat CV joint. 2. Constant velocity joint Seperti telah disebutkan di atas Constant velocity joint berfungsi sebagai penerus putaran dan torsi konstan untuk dua poros yang memiliki perbedaan sudut. Constant velocity yang digunakan pada drive axle berjumlah 4 buah, yaitu 2 buah pada poros sebelah kanan dan 2 buah sebelah kiri. Jenis CV joint yang digunakan untuk bagian yang dekat dengan differential adalah tripot joint dan untuk bagian yang dekan dengan roda penggerak menggunakan RZEPPA CV joint. Tripot joint RZEPPA CV joint terdiri dari inner ball race, enam buah bola, ball cage, dan outer house. Susunan RZEPPA CV joint ditunjukkan dalam gambar Gambar Komponen RZEPPA CV joint ( Bosch, 2000 ) Perbedaan sudut antar poros diatur oleh inner race. Secara umum perbedaan sudut tersebut berkisar

23 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Transmisi Fungsi transmisi adalah untuk meneruskan putaran dari mesin ke arah putaran roda penggerak, dan untuk mengatur kecepatan putaran dan momen yang dihasilkan sesuai

Lebih terperinci

Alamat : Jl. Kusuma No.75 Telp.(0287) , , FAX.(0287) Kebumen Jawa Tengah 54316, MODUL PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

Alamat : Jl. Kusuma No.75 Telp.(0287) , , FAX.(0287) Kebumen Jawa Tengah 54316, MODUL PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018 LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU KABUPATEN KEBUMEN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MA ARIF 1 KEBUMEN PROGRAM / KOMPETENSI KEAHLIAN 1. Teknik Audio Video ( Terakreditasi A ) 3. Teknik Kendaraan Ringan ( Terakreditasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada pembuatan rancang bangun kendaraan mobil mini ini kami menggunakan engine (mesin) suzuki smash 4 tak 110 cc dengan bahan bakar bensin dengan kemampuan ankut 50 150 kg. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak.

BAB III LANDASAN TEORI. Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Transmisi Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak. 1.Menghasilkan tenaga yang lebih

Lebih terperinci

Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor

Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor menggunakan transmisi tipe constant mesh. Karakteristik Tipe

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Power Loss Power loss adalah hilangnya daya yang diakibatkan kesalahan pengemudi dalam melakukan pemindahan gigi transmisi yang tidak sesuai dengan putaran mesin seharusnya, sehingga

Lebih terperinci

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Kusnadi D-III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal ABSTRAK Kendaraan bermotor berjalan dengan normal jika salah satu syaratnya

Lebih terperinci

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros penggerak ke poros yang digerakkan degan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

Lampiran 6. Jobsheet Kopling

Lampiran 6. Jobsheet Kopling Lampiran 6. Jobsheet Kopling TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOB SHEET KOPLING Semester Gasal PENYETELAN KOPLING 225 Menit No. JST/XI/TKR/PCPT/01 Tgl : 30 Agustus 2016 Jumlah Halaman : 6

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Perancangan Rem Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : F = m. a Frem- F x = m.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari referensi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul yang di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SMK KRTNEGR WTES K. KEDIRI SISTEM PEMINDH TENG (SPT) TRNSMISI MNUL . TRNSMISI MNUL PEMELIHRN / SERVICE TRNSMISI MNUL URIN. Saat kendaraan mulai berjalan atau menanjak dibutuhkan momen yang besar.untuk

Lebih terperinci

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft PEMINDAH DAYA GARIS BESAR PEMINDAH DAYA..... 190 KOPLING 1. Uraian.......................... 191 2. Rangkaian kopling................ 191 3. Plat kopling...................... 193 4. Mekanisme penggerak............

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

POROS PENGGERAK RODA

POROS PENGGERAK RODA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan

Lebih terperinci

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan BAB 7 SISTEM STARTER (STARTING SYSTEM) 7.1. Pendahuluan Saat mesin dalam keadaan mati, tidak ada tenaga yang dihasilkannya. Karena itu mesin tidak dapat memutarkan dirinya sediri pada saat akan dihidupkan.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( ) MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT Rian Alif Prabu (12504244022) Septian Dwi Saputra (12504244032) Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2016 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 22 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 3.1 Tempat Dan Objek Analisis Tempat untuk melakukan analisis dan perbaikan pada tugas akhir ini, adalah workshop otomotif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin

Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin Penyusun : Mohamad Iqbal Prodi : Teknik Otomotif 1 A NIM : 0420130026 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Bantalan adalah suatu alat pendukung pada suatu mesin yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Sistem Hidroulik Pada Forklift Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk

TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk Menyandang Gelar Ahli Madya Oleh Indra Sulistyo 5211312032 PROGRAM

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTIK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTIK Satuan Pendidikan : SMK MUHAMMADIYAH PAKEM Kelas/Semester : XI/1 Mata Pelajaran : Chasis Otomotif Materi pokok : Prinsip Kerja Kopling Waktu : 5x45 menit

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perakitan dan pengukuran tranmisi Langkah Pembongkaran Berikut ini langkah-langkah pembongkaran transmisi : a. Membuka baut tap oli transmisi. b. Melepas baut yang melekat

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM KOPLING Kopling merupakan sebuah komponen yang terdapat pada mobil yang digunakan sebagai tempat untuk menghubungkan mesin dengan gigi transmisi. Didalam kopling terdapat

Lebih terperinci

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skematik Chassis Engine Test Bed Chassis Engine Test Bed digunakan untuk menguji performa sepeda motor. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1, skema pengujian didasarkan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 9I 1 10 J A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) G. Clutch housing/rumah kopling C. Weight / Pemberat

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG 30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG Gambar 4.1, Alur proses perawatan 31 Mulai Masukkan Mobil ke stall Diteksi sistem yang mengalami kerusakan Pembongkaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Honda Beat PGM-FI Komponen tersebut adalah drive belt, boss movable

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Honda Beat PGM-FI Komponen tersebut adalah drive belt, boss movable BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 dan pengukuran Pada bab ini akan membahas tentang hasil dan pengukuran. Pemeriksaan serta pengukuran telah dilakukan pada komponen yang terdapat pada Honda Beat PGM-FI 2014.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut

Lebih terperinci

MODIFIKASI KOPLING JENIS PLAT BANYAK DENGAN PEMBERIAN LUBANG LUBANG PADA PLAT BAJA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KERJA KOPLING

MODIFIKASI KOPLING JENIS PLAT BANYAK DENGAN PEMBERIAN LUBANG LUBANG PADA PLAT BAJA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KERJA KOPLING MODIFIKASI KOPLING JENIS PLAT BANYAK DENGAN PEMBERIAN LUBANG LUBANG PADA PLAT BAJA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KERJA KOPLING R. Hengki Rahmanto 1) 1) Dosen Program Studi Teknik Mesin - Universitas Islam

Lebih terperinci

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG Cahya Sutowo Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dari dongkrak ulir ini adalah ketahanan atau

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc E1 Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc Irvan Ilmy dan I Nyoman Sutantra Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Secara garis besar, pada proses perancangan kepala pembagi sederhana ini berdasar pada beberapa teori. Teori-teori ini yang akan mendasari pembuatan komponen-komponen pada kepala

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh NAMA : Pijar Prastian Sejati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin inilah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin inilah yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Sistem Hidroulik Pada Forklift Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi 5 BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin. BAB II DASAR TEORI 2.1 REM 2.1.1 Fungsi Rem Pada saat kendaraan mulai meluncur di jalanan, maka kelajuan akan tetap ada pada kendaraan itu walaupun mesin sudah dimatikan atau permindahan tenaga yang menggerakan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual 20 BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PENGERJAAN TRANSMISI 4.1.1 Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual Catatan : Transmisi manual yang ditinjau dalam servis ini adalah transmisi manual

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) Disusun : Gunadi, S. Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Media Pembelajaran 2.1.1. Pengertian Media Pembelajran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pemilihan Bahan Setiap perencanaan rancang bangun memerlukan pertimbanganpertimbangan bahan agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal penting

Lebih terperinci

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX 3.1 Mencari Informasi Teknik Komponen Gearbox Langkah awal dalam proses RE adalah mencari informasi mengenai komponen yang akan di-re, dalam hal ini komponen gearbox traktor

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ENDI SOFAN HADI NIM : D

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ENDI SOFAN HADI NIM : D TUGAS AKHIR PERENCANAAN FAN PENDINGIN RADIATOR PADA KENDARAAN RODA EMPAT DENGAN DAYA MESIN 88 HP DAN PUTARAN 3100 RPM DENGAN JUMLAH SUDU 8 BUAH SERTA DIAMETER KIPAS 410 mm Tugas Akhir Disusun Sebagai Syarat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

SISTEM POROS PROPELLER

SISTEM POROS PROPELLER SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM POROS PROPELLER 22 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM POROS PROPELLER) URAIAN Propeller Shaft Propeller Shaft berfungsi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konstruksi Mesin Secara keseluruhan mesin kepras tebu tipe rotari terdiri dari beberapa bagian utama yaitu bagian rangka utama, bagian coulter, unit pisau dan transmisi daya (Gambar

Lebih terperinci

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN 1 BAB III METODELOGI PENELITIAN Tempat & Waktu Pelaksanaan Dilaksanakannya dalam proses Analisis Troubleshooting Sistem Transmisi Penggerak Roda Depan Honda Accord 4 Percepatan dan pembongkaran pengambilan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Chassis Dynamometer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Chassis Dynamometer BAB II DASAR TEORI 2.1 Chassis Dynamometer Dinamometer, adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengukur torsi (torque) dan kecepatan putaran (rpm) dari tenaga yang diproduksi oleh suatu mesin, motor atau

Lebih terperinci

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2 No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : 07-07-07 Page 1 of 2 KOPLING PEGAS SPIRAL 2 x 50 Kompetensi : Memelihara/ servis, memperbaiki dan overhaul sistem pemindah tenaga pada kendaraan ringan Sub Kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi pengembangan alat peraga real axle traktor head a. Differantial assy real axle b. Hose 8 mm c. Kompresor angin d. Motor bensin 5,5 pk e.v-belt f.pully g.roda

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft.

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft. Garis Besar Converter Stator One-way clutch Torque converter Stator shaft Oil pump to input shaft Umum Konverter tenaga putaran (torque converter) menghantarkan dan menggandakan tenaga putaran dari mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kopling/Clutch Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada ke dua ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis.fungsi kopling

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALUR PENELITIAN Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian 20 Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian perbandingan antara menggunakan alat Semi-automatic

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING 39 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING ( Toyota Kijang KF 40 ). 1. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya. BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc LOGO Analisa Kinerja Sistem Transmisi pada Kendaraan Multiguna Pedesaan untuk Mode Pengaturan Kecepatan Maksimal Pada Putaran Maksimal Engine dan Daya Maksimal Engine Mohamad Fikki Rizki NRP. 2110105011

Lebih terperinci

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Perancangan Perancangan dynamometer tipe rem cakeram pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur torsi dari poros out-put suatu penggerak mula dimana besaran ini

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling Gambar 4.1 Diagram Proses Perawatan dan Perbaikan Kopling 29

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu :

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil pemeriksaan dan pengukuran 4.1.1 Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : 1. Bagian primary fixed

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Matic motor matic adalah suatu kendaraan yang aman dan nyaman saat dikendarai dengan hanya menarik gas kemudian motor langsung jalan. yang pada dasa rnya kinerja motor matic

Lebih terperinci