Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. Output side to final drive unit (tires) Sun gear TOYOTA MOTOR CORPORATION. All right reserved.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. Output side to final drive unit (tires) Sun gear TOYOTA MOTOR CORPORATION. All right reserved."

Transkripsi

1 Garis besar Input side from torque converter (engine) Clutches ( and ) Brakes (, and ) One-way clutches ( and ) Front planetary gear set Rear planetary gear set Output side to final drive unit (tires) Umum Pada kendaraan transaxle otomatis, unit planetary gear menangani deselerasi, mundur, hubungan langsung dan akselerasi. Unit planetary gear terdiri dari planetary gears, clutch dan rem. Set planetary gear depan dan set planetary gear belakang terhubung pada clucth dan rem yang menghubungkan dan memutuskan hubungan dengan daya. Mereka mengganti bagian input dan elemen-elemen yang tetap, dan membuat variasi rasio gigi dan netral. PETUNJUK: Ilustrasi di sebelah kiri adalah untuk unit planetary gear 3-kecepatan (seri A130). Pada dasarnya, model ini digunakan untuk menjelaskan kerja unit planetary gear. (1/1) Planetary Gear Konstruksi Ring gear Planetary gear Sun gear input drum Planetary gear memiliki tiga tipe - gigi cincin, gigi pinion dan gigi matahari (sun) - dan planetary carrier. Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat gigi pinion berputar. Dengan gigi-gigi yang dihubungkan satu sama lainnya ini, gigi pinion menyerupai planet yang berputar di sekeliling matahari, maka mereka disebut planetary gear. Biasanya, planetary gear jamak dikombinasikan dalam unit planetary gear. Planetary carrier Pinion gears Sun gear (1/1) Ring gear Planetary carrier Sun gear Pinion gear Prinsip Kerja Dengan mengganti input, output dan elemen tetap, sangatlah mungkin untuk deselerasi, mundur, hubungan langsung dan akselerasi, Garis besar cara kerjanya dijelaskan di bawah ini TOYOTA MOTOR CORPORATION. All right reserved

2 Input Fixed Ring gear (input) Planetary carrier (output) Sun gear (fixed) Pinion gear 1. Deselerasi (Deceleration) Input daya: gigi cincin Output daya: Planetary carrier Tetap: gigi matahari Ketika gigi matahari tetap, hanya gigi pinion yang berputar dan berevolusi. Sehingga, poros output ber-deselerasi dalam proporsi dengan poros input hanya dengan rotasi dari gigi pinion. Output Input Ring gear (output) Planetary carrier (fixed) Sun gear (input) Pinion gear Fixed Output 2. Mundur (Reverse) Input daya: gigi matahari Output daya: gigi cincin Tetap: Planetary carrier Ketika planetary carrier tetap pada posisinya dan gigi matahari berputar, gigi cincin berputar pada aksisnya dan arah rotasi berbalik/mundur. Input Ring gear (input) Planetary carrier (output) Sun gear (input) Pinion gear 3. Hubungan Langsung (Direct connection) Input daya: gigi matahari, gigi cincin Output daya: Planetary carrier Ketika gigi cincin dan gigi matahari berputar bersama pada saat yang sama, planetary carrier juga berputar pada kecepatan yang sama. Input Output - 2 -

3 Fixed Ring gear (output) Planetary carrier (input) Sun gear (fixed) Pinion gear 4. Akselerasi (Acceleration) Input daya: Planetary carrier Output daya: gigi cincin Tetap: gigi matahari Ketika planetary carrier berputar searah jarum jam, gigi pinion berevolusi di sekeliling gigi matahari searah jarum jam. Sehingga, gigi cincin berakselerasi sesuai dengan jumlah gigi pada gigi cincin dan gigi matahari. Input Output (1/1) Rem (, dan ) Rem (, dan ) Outer spring Piston rod Inner spring 1. Deskripsi Ada dua jenis elemen brakes fixing: tipe band dan tipe multi-cakram basah (wet multiple-disc). Untuk rem dipakai tipe band dan untuk rem dan dipakai tipe wet multiple-disc. Dalam beberapa transaxle otomatis, untuk rem dipakai juga tipe wet multiple-disc. 2nd coast brake band Direct clutch drum Piston Cover 2. Rem () tipe band Brake band mengelilingi keliling luar dari tromol (drum). Satu ujung band rem ini dikunci pada transaxle case dengan sebuah pin, sedangkan ujung lainnya bersentuhan dengan piston rem melalui batang piston, yang dioperasikan oleh tekanan hidrolik. Piston rem dapat bergerak pada batang piston dengan menekan pegas. Batang piston dengan dua panjang yang berbeda disediakan untuk memungkinkan kejernihan antara band rem dan tromol (drum) untuk disesuaikan. PERHATIAN: Ketika band rem diganti dengan yang baru selama overhauling dari sebuah transaxle otomatis, rendam band rem selama 15 menit atau lebih dalam ATF (Automatic Transaxle Fluid) sebelum dipasang. (1/4) - 3 -

4 Brake band Transaxle case Direction of drum rotation Outer spring Piston rod Inner spring Piston 3. Kerja Rem () tipe band Ketika tekanan hidrolik diberikan pada piston, piston bergerak pada sebelah kiri silinder piston, menekan pegas. Batang piston bergerak ke kiri dengan piston dan menekan salah satu ujung brake band. Karena salah satu ujung brake band terpasang tetap pada transaxle case, diameter dari brake band menurun, sehingga brake band menjepit tromol (drum), atau sebuah anggota dari set gigi planetary, menahannya tak bergerak. menahannya tak bergerak. Pada saat ini, gaya friksi yang tinggi dihasilkan di antara brake band dan tromol (drum), atau sebuah anggota dari set gigi planetary, menjadi tak bergerak. Ketika pelumas bertekanan dikeringkan dari silinder, piston dan batang piston didorong kembali oleh gaya dari pegas bagian luar, sehingga tromol dilepaskan oleh brake band. Juga, pegas bagian dalam mempunyai dua fungsi: untuk menyerap gaya reaktif dari tromol, dan untuk mengurangi kejut yang dihasilkan ketika brake band menjepit tromol (drum). (2/4) 2nd brake drum Piston No.2 one-way clutch Plates () Outer race hub Rear planetary carrier Plates () Discs () Flange Front & rear sun gears No.1 one-way clutch (outer race) 4. Rem ( dan ) multi-cakram basah (Wet Multiple- disc) Rem bekerja melalui kopling satu-arah No. 1 untuk mencegah gigi matahari depan dan belakang berputar ke arah yang berlawanan dengan jarum jam. Cakram terpuntir ke outer race dari kopling satu-arah No. 1, dan plat dilekatkan tetap pada transaxle case. Inner race dari kopling satuarah No. 1 (gigi matahari depan dan belakang) didisain sehinga ketika ia berputar searah jarum jam, ia dapat bergerak bebas. Tujuan rem adalah untuk mencegah rotasi dari planetary gear belakang. Cakram-cakram berhubungan dengan penghubung (hub) dari planetary carrier belakang. Penghubung (hub) dan planetary carrier dibuat dalam satu unit dan berputar bersama. Plat dilekatkan tetap pada transaxle case. Flange Discs () Flange Piston (3/4) - 4 -

5 Transaxle case Discs Carrier Transaxle case Discs Carrier Plates Piston Piston cylinder Return spring Engaging Plates Piston Piston cylinder Return spring 5. Kerja Rem ( dan ) tipe multi-cakram basah Wet Multiple-disc Type Brakes ( dan ) Ketika tekanan hidrolik diberikan pada silinder piston, piston bergerak di dalam silinder, memaksa plat dan cakram bersentuhan satu sama lain. Akibatnya, gaya friksi yang besar dihasilkan antara setiap cakram dan plat. Hasilnya, carrier atau gigi matahari terkunci pada transaxle case. Ketika pelumas bertekanan dikeringkan dari silinder piston, piston dikembalikan ke posisi semula oleh pegas pengembali, menyebabkan rem dilepaskan. PETUNJUK: Jumlah cakram dan plat rem berbeda tergantung pada model transaxle otomatis. Bahkan dalam model transaxle otomatis yang sama, jumlah cakram mungkin berbeda tergantung pada mesin yang dikombinasikan pada transaxle. PERHATIAN: Ketika cakram rem diganti dengan yang baru, rendam cakram yang baru dalam ATF selama 15 menit atau lebih sebelum dipasang. Disengaging (4/4) Clutches ( dan ) Konstruksi Direct clutch drum Piston Forward clutch drum Direct clutch hub Plates () Flange Discs () Kopling yang menghubungkan dan memutuskan hubungan daya adalah dan. Kopling menghantarkan daya dari konverter torque ke gigi cincin depan melalui poros input. Cakram dan plat berjajar selang-seling. Cakram dipuntir pada gigi cincin depan dan plat dipuntir pada tromol kopling forward (forward clutch drum). Input shaft Piston Gigi cincin depan dipuntir pada flange gigi cincin dan kopling forward dipuntir ke penghubung kopling langsung (direct clutch) dan kopling forward dipuntir ke penghubung kopling langsung (direct clutch drum). Plates () Discs () Flange Front ring gear Ring gear flange Front planetary gear Front & rear sun gears Sun gear input drum Cakram dipuntir ke arah penghubung kopling dan plat dipuntir ke tromol kopling forward. Tromol kopling langsung berhubungan dengan tromol input gigi matahari dipuntir ke gigi matahari depan dan belakang. Strukturnya yang terdiri dari 3 unit cakram, plat dan tromol berputar bersama-sama. (1/1) - 5 -

6 Cara Kerja Check ball Check valve Piston Piston cylinder Return spring Piston Input shaft Check valve Check ball Plates Discs Ring gear 1. Bekerja/Terpakai (Engaged) () Ketika pelumas bertekanan mengalir ke dalam silinder piston, ia menekan bola piston check, menyebabkannya menutup katub check. Ini akhirnya menyebabkan piston bergerak dalam silinder, memaksa plat bersentuhan dengan cakram. Karena gaya friksi tinggi antara plat dan cakram, drive side plates dan driven discs berputar pada kecepatan yang sama. Ini berarti bahwa ketika kopling terpakai, poros input dihubungkan dengan gigi cincin, dan daya dari poros input dihantarkan ke gigi cincin. Fluid pressure applied Return spring - 6 -

7 Piston Piston cylinder Check ball Check valve 2. Tidak Bekerja/Terpakai (Disengaged) () Ketika hidrolik bertekanan (hydraulic pressurized) dilepaskan, tekanan pelumas dalam silinder meningkat. Ini memungkinkan bola check untuk bergerak menjauh dari katub check, yang terjadi karena gaya sentrifugal yang diberikan padanya, dan pelumas dalam silinder dikeluarkan melalui katub check. Hasilnya, piston dikembalikan ke posisi semula melalui katub check. Fluid pressure released PETUNJUK: Jumlah cakram dan plat rem berbeda tergantung pada model transaxle otomatis. Bahkan dalam model transaxle otomatis yang sama, jumlah cakram mungkin berbeda tergantung pada mesin yang dikombinasikan pada transaxle. PERHATIAN: Ketika cakram rem diganti dengan yang baru, rendam cakram yang baru dalam ATF selama 15 menit atau lebih sebelum dipasang. Return spring (1/2) - 7 -

8 Target fluid pressure Piston fluid pressure chamber Fluid pressure applied to piston Centrifugal fluid pressure. Applied to the piston fluid pressure chamber Shaft side Clutch Centrifugal fluid pressure applied to canceling fluid pressure chamber Canceling fluid pressure chamber (lubrication fluid) 3. Centrifugal fluid pressure canceling clutch Pada mekanisme kopling konvensional, untuk mencegah dihasilkannya tekanan oleh gaya sentrifugal yang diberikan pada pelumas dalam ruang piston fluid pressure ketika kopling dilepaskan, bola check disediakan untuk membuang pelumas. Sehingga, sebelum kopling dapat diberikan, akan memakan waktu bagi pelumas untuk mengisi ruang tekanan pelumas piston (piston fluid pressure). Fluid pressure applied to piston - Centrifugal fluid pressure applied to canceling fluid pressure chamber = - = Target fluid pressure (original clutch pressure) Selama pergantian persneling, sebagai tambahan pada tekanan yang diatur oleh valve body, tekanan yang diberikan pada pelumas dalam ruang tekanan pelumas piston juga mempengaruhi tekanan, yang tergantung pada fluktuasi kecepatan mesin. Untuk menghilangkan pengaruh ini, disediakan sebuah canceling fluid pressure berlawanan pada ruang tekanan pelumas piston (piston fluid pressure). Dengan menggunakan cairan pelumas yang sama seperti pada poros, diberikan gaya sentrifugal yang sama dengan yang diberikan pada piston. Oleh karenanya, tidaklah penting untuk membuang pelumas melalui kegunaan bola check, dan sebuah karakteristik pergantian persneling yang responsif dan mulus telah dicapai. (2/2) - 8 -

9 Kopling Satu-arah (One-way Clutch) No.2 one-way clutch Outer race hub Rear planetary carrier Front & rear sun gears No.1 one-way clutch and hub Ketika unit planetary gear didisain tanpa mempertimbangkan kejut pergantian persneling,, dan tidak penting. Begitu juga dengan,, dan. Juga, sangatlah sulit untuk memberikan tekanan pelumas pada rem secara simultan dengan momen/gaya yang dilepaskan tekanan clutch operating fluid. Sehingga, kopling satu arah No. 1 () bekerja melalui rem untuk mencegah gigi matahari depan dan belakang berputar ke arah yang berlawanan dengan jarum jam. Kopling satu-arah No. 2 () mencegah planetarry carrier belakang berputar ke arah yang berlawanan dengan jarum jam. Outer race dari kopling satu-arah No. 2 () tetap pada transaxle case. Ia dilekatkan sehingga ia mengunci ketika inner race (rear planetary carrier) berputar ke arah yang berlawanan dengan jarum jam dan berputar bebas ketika inner race berputar searah jarum jam. Dengan cara ini, pergunakan kopling satu arah untuk mengganti gigi dengan selalu memberikan atau melepaskan tekanan pelumas pada satu elemen. Jadi, fungsi dari kopling satu-arah dalam unit planetary gear adalah untuk memastikan lancarnya perpindahan gigi/persneling. (1/1) Kerja Unit Planetary Gear Kerja Gigi Front planetary carrier Front planetary pinion gear Front & rear sun gears Rear planetary ring gear Di sini, kondisi setiap gigi dijelaskan dengan menggunakan diagram konsep dari unit gigi planetary. Rear planetary carrier Input shaft Output shaft Rear planetary pinion gear Front planetary ring gear 1st gear ("D", "2" range) Engine braking ("L" range) 2nd gear ("D" range) Engine braking ("2" range) 3rd gear Reverse gear Operate - 9 -

10 1st gear ("D", "2" range) Engine braking ("L" range) 2nd gear ("D" range) Engine braking ("2" range) 3rd gear Reverse gear Operate 1. Gigi 1 (1) Poros input memutar gigi cincin planetary depan searah jarum jam oleh. (2) Gigi pinion planetary depan berputar dan berevolusi dan memutar gigi matahari berlawanan dengan arah jarum jam. (3) Pada gigi planetary depan, planetary carrier belakang dilekatkan oleh, jadi gigi matahari memutar gigi cincin planetary belakang berputar searah jarum jam melalui gigi pinion planetary belakang. (4) Planetary carrier depan dan gigi cincin planetary belakang memutar poros output searah jarum jam. Dengan cara ini, dibuat rasio-rasio reduksi kecepatan tinggi. Juga, dalam rentang "L", bekerja, dan rem mesin digunakan. 2. Gigi 2 (1) Poros input memutar gigi cincin planetary depan searah jarum jam oleh. (2) Karena gigi matahari dilekatkan oleh dan, daya tidak dihantarkan ke gigi gigi planetary belakang. (3) Planetary carrier depan memutar poros output searah jarum jam. Rasio pengurangan kecepatan kurang dari yang dimiliki gigi 1. Juga, dalam rentang "2", bekerja dan diberikan rem mesin. 1st gear ("D", "2" range) Engine braking ("L" range) 2nd gear ("D" range) Engine braking ("2" range) 3rd gear Reverse gear Operate

11 3. Gigi 3 (1) Poros input memutar gigi cincin planetary depan searah jarum jam oleh dan pada saat yang sama memutar gigi matahari searah jarum jam oleh. (2) Ketika gigi cincin planetary depan dan gigi matahari berputar bersama pada kecepatan yang sama, keseluruhan unit gigi planetary juga berputar pada kecepatan dan daya yang sama dari planetary carrier depan ke poros output. 1st gear ("D", "2" range) Engine braking ("L" range) 2nd gear ("D" range) Engine braking ("2" range) 3rd gear Reverse gear Operate Pada gigi 3, rasio pengurangan kecepatan adalah 1. Bahkan pada gigi 3 dalam rentang "D", digunakan rem mesin, tetapi karena rasio pengurangan kecepatan 1, maka pengereman mesin relatif minimum. 1st gear ("D", "2" range) Engine braking ("L" range) 2nd gear ("D" range) Engine braking ("2" range) 3rd gear Reverse gear Operate 4. Gigi mundur (1) Poros input memutar gigi matahari depan searah jarum jam oleh. (2) Pada gigi planetary belakang, karena planetary carrier belakang tetap oleh, gigi cincin planetary belakang berputar berlawanan arah jarum jam melalui gigi pinion planetary belakang dan poros output diputar berlawanan dengan arah jarum jam. Pada cara ini, poros output diputar kebalikan dan kendaraan mundur dengan rasio pengurangan kecepatan yang besar. Pengereman mesin terjadi ketika transaxle telah dipindahkan ke gigi mundur, karena gigi mundur tidak menggunakan kopling satu-arah untuk menghantarkan gaya penggerak (driving force). (1/1)

12 Differential drive pinion shaft Parking lock pawl FF vehicle type Parking lock cam Parking gear Parking lock pawl FR vehicle type Front planetary ring gear Output shaft Parking lock cam Rentang "P" atau "N" Ketika tuas persneling berada pada "N" atau "P", kopling maju (forward) () dan kopling langsung () tidak bekerja, jadi input dari poros input tidak dihantarkan ke poros pinion penggerak gardan (differential drive). Sebagai tambahan, ketika tuas persneling berada pada "P", parking lock pawl bekerja dengan gigi parking dimana poros pinion penggerak gardan dipuntir, sehingga mencegah kendaraan untuk bergerak PERHATIAN: Mekanisme pengunci parkir (parking lock) untuk kendaraan FR Ketika tuas persneling dari transmisi otomatis untuk kendaraan FR dalam keadaan "P", parking lock pawl terpakai dengan gigi cincin planetary depan atau belakang, yang dipuntir dengan poros output, mencegah pergerakan kendaraan. Namun, pada kendaraan 4WD berbasis FR, pergerakan kendaraan tidak dapat dicegah jika mekanisme transfer netral, bahkan jika transmisi otomatis ada dalam keadaan "P". Karenanya, jangan lupa untuk menggunakan rem parkir ketika parkir. (1/1) Unit Gigi Overdrive 3-speed planetary gear unit O/D planetary carrier Counter drive gear O/D planetary pinion gears O/D planetary gear unit O/D brake (B0) O/D direct clutch (C0) O/D one-way clutch (F0) O/D planetary sun gear O/D planetary ring gear Umum Unit gigi overdrive adalah unit gigi planetary yang independen dengan rasio gigi kurang dari 1.0 (± ). Ia dikombinasikan dengan unit gigi planetary 3-kecepatan konvensional dan ekuivalen dengan gigi 4. Unit gigi overdrive terdiri dari set gigi planetary, rem (B0), kopling (C0), dan kopling satu-arah (F0). Daya dimasukan ke overdrive carrier dan output dari gigi cincin overdrive. Biasanya, ketika kecepatan kendaraan berada di atas 40 km/jam dalam rentang "D", pergantian persneling ke gigi overdrive menjadi mungkin. Mengemudi tanpa mengganti persneling ke gigi overdrive juga mungkin jika sesuai dengan pengemudinya. PETUNJUK: Ilustrasi di sebelah kiri untuk unit gigi planetary 3-kecepatan dengan ditambahkan sebuah unit gigi (seri A140). (1/1)

13 Cara Kerja 3-speed planetary gear unit O/D planetary carrier O/D planetary pinion gear O/D planetary ring gear Input shaft C0 F0 O/D planetary sun gear B0 Counterdriven gear C0 F0 B0 In Overdrive Not in Overdrive Operate 3-speed planetary gear unit 1. In overdrive Dalam overdrive, rem O/D (B0) mengunci gigi matahari O/D, sehingga ketika gigi pinion overdrive berputar searah jarum jam pada gigi matahari overdrive ketika berputar di sekeliling poros pinion. Sehingga, gigi cincin overdrive berputar searah jarum jam lebih cepat dari pembawa overdrive. B0 C0 F0 C0 F0 B0 In Overdrive Not in Overdrive Operate

14 2. Tidak dalam keadaan overdrive Set gigi planetary overdrive berfungsi sebagai mekanisme penggerak langsung, berputar sebagai satu unit untuk output dari daya input (kecepatan rotasi dan torque). 3-speed planetary gear unit kecepatan rotder the reater C0 the F0 ow, the arr greater B0 C0 F0 B0 In Overdrive Not in Overdrive Operate 1. 3-speed + O/D type (FF vehicles) : A140, A540 series 2. 3-speed + O/D type (FR vehicles) : A340 series 3-speed x O/D type (FR vehicles) : A350 series Input shaft B0 C0 F0 O/D planetary gear Front planetary gear Output Rear shaft planetary gear Counterdrive gear Counterdriven gear O/D carrier A340 Gear Gear ratio 1st nd rd O/D rev F0 C0 B0 O/D sun gear A350 Gear Gear ratio 1st nd (1st x O/D) 3rd th O/D rev Jenis-jenis Gigi Planetary Ada beberapa jenis unit gigi planetary. Di sini, jenis-jenis unit gigi planetary diterangkan dengan menggunakan diagram konsep. (1/1) 1. Tipe 3-kecepatan + O/D (kendaraan FF) Dengan menggabungkan sebuah unit gigi planetary 3-kecepatan dengan unit gigi O/D, dihasilkan empat rasio gigi maju dan satu rasio gigi mundur. 2. Tipe 3-kecepatan + O/D (kendaraan FR) Tipe 3-kecepatan x O/D (kendaraan FR) Unit gigi O/D untuk kendaraan FR diletakkan di antara konverter torque dan unit gigi planetary 3-kecepatan, di mana lokasinya beberbeda dari yang ada di kendaraan FR. Namun konfigurasinya sama dengan yang ada pada kendaraan FF. Sehingga dihasilkan empat rasio gigi maju dan satu rasio gigi mundur. Juga, pada A350, gigi 1 dan gigi O/D digabungkan untuk menghasilkan gigi 2. Dengan cara ini, dihasilkan lima rasio gigi maju dan satu rasio gigi mundur. (1/4)

15 3. 4-speed + O/D type (FR vehicles) : A650 series Input shaft B0 C0 F0 C speed type (FR vehicles) : A750 series Input shaft B4 Front planetary gear Front planetary gear Center planetary gear F3 B4 Rear planetary gear Output shaft 3. Tipe 4-kecepatan + O/D (kendaraan FR) Sebuah gigi planetary tengah diletakkan di antara gigi planetary depan dan gigi planetary belakang. Dengan mengkombinasikannya dengan unit gigi O/D, dihasilkan lima rasio gigi maju dan satu rasio gigi mundur. 4. Tipe 5-kecepatan (kendaraan FR) Sebuah gigi planetary tengah diletakkan di antara gigi planetary depan dan gigi planetary belakang. Juga, gigi planetary depan mempunyai dua gigi pinion yang diletakkan di antara gigi cincin dan gigi matahari. Dengan menggabungkan unit-unit gigi planetary ini, dihasilkan lima rasio gigi maju dan satu rasio gigi mundur. Sun gear Output shaft Intermediate shaft Rear planetary gear Center planetary gear (2/4) 5. 4-speed CR-CR type (FF vehicles) : U340 series Front planetary gear Counter drive gear Intermediate shaft Counter driven gear 6. 4-speed ravineaux type (FF vehicles) : U440 series Long pinion gear Short pinion gear Ring gear Intermediate shaft Rear planetary gear C3 Sun gear No.2 Sun gear No.1 5. Tipe 4-kecepatan CR-CR (kendaran FF) Empat rasio gigi maju dan satu rasio gigi mundur dapat dihasilkan dengan dua gigi-gigi planetary. Gigi planetary CR_CR adalah jenis unit gigi planetary yang menghubungkan planetary carriers depan dan belakang ke gigi cincin. 6. Tipe 4-kecepatan ravigneaux (kendaran FF) Sebuah pinion panjang dan pinion pendek diletakkan di antara gigi cincin dan gigi matahari depan. Pinion panjang juga berhubungan dengan gigi matahari belakang. Dihasilkan empat rasio gigi maju dan satu rasio gigi mundur. Counter drive gear C3 Counter driven gear (3/4)

16 7. 3-speed + U/D type (FF vehicles) : A240, U140, U240 series Front planetary gear Rear planetary gear Input shaft C3 F3 B4 7. Tipe 3-kecepatan + U/D (kendaraan FF) Satu gigi planetary diletakkan pada poros counter. Ini bekerja sebagai unit reduksi "under-drive". Sama seperti tipe 3-kecepatan + O/D, dihasilkan empat rasio gigi maju dan satu gigi mundur. Rasio gigi untuk gigi atas sama dengan O/D untuk rasio reduksi total termasuk rasio gigi gardan (differential) speed + U/D type (FF vehicles) : U150 series Input shaft Counter drive gear Intermediate shaft Front planetary gear U/D planetary gear C3 C0 Rear planetary gear 8. Tipe 4-kecepatan + U/D (kendaraan FF) Sebuah unit gigi planetary tipe 4- kecepatan CR-CR diletakan pada poros input dan sebuah unit reduksi "underdrive" diletakkan pada poros counter. Dengan semua ini, dihasilkan lima rasio gigi maju dan satu rasio gigi mundur. U/D planetary gear Counter driven gear (4/4)

17 Latihan Pergunakan Latihan untuk memeriksa tingkat pemahaman materi pada Bab ini. Setelah menjawab setiap Latihan, anda dapat menggunakan tombol referensi untuk melihat halaman yang terkait dengan pertanyaan yang diajukan. Jika jawaban anda salah, mohon kembali mengulang materi dan menemukan jawaban yang benar. Jika seluruh pertanyaan telah dijawab dengan benar, anda dapat meneruskan ke Bab selanjutnya. Chapter Page with Related Text Exercises Incorrect Answer All Answers Correct Next Chapter Page with Related Text Exercises Incorrect Answer All Answers Correct Return to page of related text for review Return to page of related text for review

18 Pertanyaan- 1 Berilah tanda pada setiap pernyataan Benar atau Salah.. No. Pertanyaan Benar / Salah Jawaban Benar 1 Planetary gear terdiri dari tiga gigi (gigi cincin, gigi pinion dan gigi matahari/sun) dan planetary gear. Benar Salah 2 Cakram mendorong direct clutch drum sehingga rem tipe wet multiple-disc bekerja. Benar Salah 3 Kopling memiliki check valve untuk melepaskan pelumas. Benar Salah 4 Rasio gigi dari gigi O/D umumnya kurang dari 1. Benar Salah Pertanyaan- 2 Ilustrasi di bawah ini menunjukan planetary gear. Pilihlah nama-nama yang tepat untuk setiap nomor Sun gear input drum a) Sun gear b) Ring gear c) Planetary carrier d) Pinion gear Jawab:

19 Pertanyaan- 3 Pernyataan-pernyataan di bawah ini berkaitan dengan band tipe rem. Pilihlah pernyataan yang Benar. 1. Pegas bagian luar berfungsi menyerap gaya reaktif dari tromol (drum). 2. Satu sisi brake band dilekatkan pada transaxle case oleh pegas. 3. Band kembali pada posisi semula ketika pressurized fluid dilepaskan, dan piston serta batang piston didorong kembali oleh pegas bagian luar (outer spring). 4. Ketika mengganti brake band dengan yang baru, rendam band yang baru ke dalam pelumas mesin minimum 15 menit atau lebih sebelum dipasang. Pertanyaan- 4 Pernyataan-pernyataan di bawah ini berkaitan dengan konstruksi dan kerja kopling Pilihlah pernyataan yang Benar. 1. Kopling berperan sebagai penyambung/pemutus daya. 2. Kopling berperan untuk menggandakan daya. 3. Kopling bekerja dengan gaya pegas. 4. Kopling menghantarkan daya melalui oil viscosity

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft.

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft. Garis Besar Converter Stator One-way clutch Torque converter Stator shaft Oil pump to input shaft Umum Konverter tenaga putaran (torque converter) menghantarkan dan menggandakan tenaga putaran dari mesin

Lebih terperinci

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T)

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) TRANSMISI OTOMATIS KENDARAAN TIPE FR BAGIAN UTAMA A/T 1. Torque Converter ( bagian depan) 2. Planetary Gear Unit (bagian tengah) 3. Hydraulic Control Unit (bagian bawah) Torque

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selaras dengan semakin berkembangnya zaman dan semakin bertambahnya kebutuhan manusia akan mobilitas yang semakin tinggi menjadi alasan yang tepat guna mengembangkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii iii iv v vi vii viii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Lebih terperinci

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil Disusun oleh: 1. Deltama asparingga. N (09) Kelas : XII-TKR1 UPT.SMK NEGERI 1 KALIANGET Jl. By pass kertasada kalianget sumenep 69471 Telp. (1328) 667429 Email : smkn1kalianget@yahoo.com-web

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

BAB III KONTRUKSI DAN SISTEM KERJA TRANSMISI ALLISON

BAB III KONTRUKSI DAN SISTEM KERJA TRANSMISI ALLISON BAB III KONTRUKSI DAN SISTEM KERJA TRANSMISI ALLISON 4 TH GENERATION SERI 1000 3.1.KONTRUKSI TRANSMISI. Transmisi Allison seri 1000 termasuk dalam jenis transmisi otomatis transmisi yang melakukan perpindahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 System-Sytem pada Rear Axle Pada dasarnya rear axle berfungsi menghantarkan tenaga dari mesin untuk menuju ke poros roda penggerak. Seiring datangnya permasalahan yang timbul

Lebih terperinci

FUNGSI TRANSMISSI 1. MEMILIH PERBANDINGAN KECEPA KECEP T A AN

FUNGSI TRANSMISSI 1. MEMILIH PERBANDINGAN KECEPA KECEP T A AN TRANSMISSION FUNGSI TRANSMISSI 1. MEMILIH PERBANDINGAN KECEPATAN untuk dan yang SESUAI DENGAN BERBAGAI MACAM KECEPATAN GERAK/ TRAVEL MESIN. 2. MEMILIH ARAH GERAK MESIN untuk MAJU ATAU MUNDUR. 3. MENENTUKAN

Lebih terperinci

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft PEMINDAH DAYA GARIS BESAR PEMINDAH DAYA..... 190 KOPLING 1. Uraian.......................... 191 2. Rangkaian kopling................ 191 3. Plat kopling...................... 193 4. Mekanisme penggerak............

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

Alpha, Beta Automatic Transaxle

Alpha, Beta Automatic Transaxle Alpha, Beta Automatic Transaxle 1 Training Support & Development 1. Pembukaan 1.1 Umum Transmisi otomatis Alpha, Beta dipasang pada kendaraan yang menggunakan mesin alpha atau beta. Yang mana transmisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan teori tentang transmisi dan oli ATF serta beberapa parameter yang berkaitan dengan kinerja transmisi. Semua karakteristik, teori perhitungan

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Transmisi Fungsi transmisi adalah untuk meneruskan putaran dari mesin ke arah putaran roda penggerak, dan untuk mengatur kecepatan putaran dan momen yang dihasilkan sesuai

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : SISTEM PEMINDAH TENAGA SKS : 2 teori, 1 praktik Kode Mata Kuliah : OTO 321 Smt : Genap/ Gasal *) Waktu Pertemuan : 2 x 50 Pertemuan ke : 1 I. Kompetensi Dasar : Mengingat,

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION Tes Jalan Berfungsi untuk memeriksa tingkat kecepatan yang digunakan pada posisi L, 2 atau D saat sistem pengontrolan perpindahkan gigi tidak berfungsi. Lakukan tes

Lebih terperinci

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM Diskripsi Unit Kompetensi: Kompetensi ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap pada pekerjaan melepas, memeriksa dan menyetel komponen rem piringan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak.

BAB III LANDASAN TEORI. Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Transmisi Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak. 1.Menghasilkan tenaga yang lebih

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ANIMASI SISTEM TRANSMISI OTOMATIS

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ANIMASI SISTEM TRANSMISI OTOMATIS LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ANIMASI SISTEM TRANSMISI OTOMATIS Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik Mesin Otomotif Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM

SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM Brake System (REM) SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM SISTEM REM ( BRAKE SYSTEM) Fungsi Utama: 1. Mengurangi kecepatan dan menghentikan kendaraan 2. Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun 3. Sebagai alat

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY

BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY 22 BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY KOPLING (CLUTCH) 3.1 Kontruksi dan Prinsip Kerja Kopling Bab ini membahas konstruksi sub-assembly kopling, prinsip kerja dan fungsi

Lebih terperinci

Struktur dari Center Brake

Struktur dari Center Brake BAB I PENDAHULUAN Brake system dan ABS dipasang gunanya adalah untuk mencegah terjadinya cedera akibat kecelakaan karena kendaraan tidak bisa dihentikan pada saat melaju. Saat kendaraan bergerak, meskipun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada pembuatan rancang bangun kendaraan mobil mini ini kami menggunakan engine (mesin) suzuki smash 4 tak 110 cc dengan bahan bakar bensin dengan kemampuan ankut 50 150 kg. Dalam

Lebih terperinci

Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor

Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor menggunakan transmisi tipe constant mesh. Karakteristik Tipe

Lebih terperinci

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2 No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : 07-07-07 Page 1 of 2 KOPLING PEGAS SPIRAL 2 x 50 Kompetensi : Memelihara/ servis, memperbaiki dan overhaul sistem pemindah tenaga pada kendaraan ringan Sub Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan BAB II DASAR TEORI Powertrain adalah sistem penyaluran daya dari mesin ke roda penggerak kendaraan (ban). Powertrain pada kendaraan dengan roda penggerak depan memiliki komponen penyusun utama yaitu clutch,

Lebih terperinci

Rem parkir (parking brake) untuk memarkir kendaraan. Rem tambahan (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan digunakan pada kendaraan besar.

Rem parkir (parking brake) untuk memarkir kendaraan. Rem tambahan (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan digunakan pada kendaraan besar. SISTEM REM URAIAN Rem berfungsi untuk : Mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan. Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMASANGAN SISTEM TRANSMISI DAN PENGEREMAN MOBIL BERBAHAN BAKAR ETANOL

PERANCANGAN DAN PEMASANGAN SISTEM TRANSMISI DAN PENGEREMAN MOBIL BERBAHAN BAKAR ETANOL PERANCANGAN DAN PEMASANGAN SISTEM TRANSMISI DAN PENGEREMAN MOBIL BERBAHAN BAKAR ETANOL PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari referensi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul yang di

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ANIMASI SISTEM TRANSMISI OTOMATIS

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ANIMASI SISTEM TRANSMISI OTOMATIS LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ANIMASI SISTEM TRANSMISI OTOMATIS Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik Mesin Otomotif Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

MELAKSANAKAN PEKERJAAN DASAR POWER TRAIN

MELAKSANAKAN PEKERJAAN DASAR POWER TRAIN KODE MODUL AMBR 011.20-1.A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ALAT BERAT MELAKSANAKAN PEKERJAAN DASAR POWER TRAIN BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis laporan praktek ini dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

OBJECTIVE. 1 I.1. Definisi

OBJECTIVE. 1 I.1. Definisi POWER TRAIN DAFTAR ISI OBJECTIVE i I. Dasar-Dasar Power Train 1 I.1. Definisi 1 I.2. Komponen Utama Power Train 1 I.2.1. Penghubung antara engine dengan transmission 1 I.2.1.1. Flywheel Clutch 1 I.2.1.2.Torque

Lebih terperinci

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan BAB 7 SISTEM STARTER (STARTING SYSTEM) 7.1. Pendahuluan Saat mesin dalam keadaan mati, tidak ada tenaga yang dihasilkannya. Karena itu mesin tidak dapat memutarkan dirinya sediri pada saat akan dihidupkan.

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

POROS PENGGERAK RODA

POROS PENGGERAK RODA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

DISUS O L E H. Nama:Hariadi.T Kelas: X Otomotif A

DISUS O L E H. Nama:Hariadi.T Kelas: X Otomotif A DISUS O L E H x Nama:Hariadi.T Kelas: X Otomotif A DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftarisi.......ii KataPengantar...... iii BAB I PENDAHULUAN... A.Latar Belakang Fungsi Transmisi Keuntungan dan Kerugian

Lebih terperinci

4. Komponen Alat Berat

4. Komponen Alat Berat 4. C. Torqflow Transmission Torqflow Transmission adalah suatu sistem pemindahan tenaga (daya dan putaran) dengan menggunakan oli sebagi pengendali atau disebut juga Hydraulic control. Dalam sistem ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( ) MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT Rian Alif Prabu (12504244022) Septian Dwi Saputra (12504244032) Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2016 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Penerapan Close loop system A. Close loop System (sistem loop tertutup) Sistem loop

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 9I 1 10 J A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) G. Clutch housing/rumah kopling C. Weight / Pemberat

Lebih terperinci

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SMK KRTNEGR WTES K. KEDIRI SISTEM PEMINDH TENG (SPT) TRNSMISI MNUL . TRNSMISI MNUL PEMELIHRN / SERVICE TRNSMISI MNUL URIN. Saat kendaraan mulai berjalan atau menanjak dibutuhkan momen yang besar.untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP diajukan untuk memenuhi nilai akhir semester dua disusun oleh : Arman Syah. S XI

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh NAMA : Pijar Prastian Sejati

Lebih terperinci

Lampiran 1 NO. NAMA MEKANIK

Lampiran 1 NO. NAMA MEKANIK 70 Lampiran 1 NO. NAMA MEKANIK Faktor Penyabab masalah 1 2 3 4 5 1 Andri 4 2 1 1 5 2 Denny 4 4 1 4 5 3 Eko 5 3 4 1 4 4 Fahrul 4 4 1 3 5 5 Handi 5 3 3 1 4 6 Hery 4 3 3 1 5 7 Mujilan 4 3 3 1 5 8 Montes 4

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KOPLING SENTRIFUGAL

TEKNOLOGI KOPLING SENTRIFUGAL MAKALAH TEKNOLOGI KOPLING SENTRIFUGAL Disusun Oleh : Achmad Risa Harfit, ST. FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2008 DAFTAR ISI Daftar isi... i I. Pendahuluan... 1 II.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Secara garis besar transmisi dibagi menjadi 2 klasifikasi dari sudut pandang konsumen yaitu transmisi otomatis (transmission automatic) dan transmisi manual ( selective gear transmission).

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga Untuk mencapai Gelar Ahli Madya Disusun oleh : Nama : Agus Wakit Hasim NIM : 5211312001

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) Disusun : Gunadi, S. Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III SISTEM DAN KOMPONEN REM TROMOL BUS

BAB III SISTEM DAN KOMPONEN REM TROMOL BUS BAB III SISTEM DAN KOMPONEN REM TROMOL BUS 3.1 Pengertian Rem dan Fungsi Rem Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung aspek keamanan berkendaraan, maka rem harus : Dapat menghentikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PRINSIP PEMINDAHAN TENAGA Sepeda motor dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : Novriza, S.Pd

DISUSUN OLEH : Novriza, S.Pd Kompetensi Kejuruan KODE MODUL 020.KK.08 DISUSUN OLEH : Novriza, S.Pd BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN. Page

Lebih terperinci

Sistem Transmisi Otomatis

Sistem Transmisi Otomatis Sistem Transmisi Otomatis A. Garis Besar Sistem V-Matic Sistem V-Matic adalah mekanisme otomatis yang mengubah perbandingan gigi tanpa langkah-langkah dan mengubah daya mesin menjadi gaya dorong optimal

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM)

BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM) BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM) a. Fungsi Starting sistem yang dilengkapkan pada kendaraan bermotor berfungsi untuk memutarkan motor sebelum terjadi proses pembakaran gas campuran udara

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN GENERAL SISTEM UTAMA KENDARAAN RINGAN DAN FUNGSINYA 10 001 1 BUKU INFORMASI Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih,

Lebih terperinci

MODIFIKASI KOPLING JENIS PLAT BANYAK DENGAN PEMBERIAN LUBANG LUBANG PADA PLAT BAJA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KERJA KOPLING

MODIFIKASI KOPLING JENIS PLAT BANYAK DENGAN PEMBERIAN LUBANG LUBANG PADA PLAT BAJA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KERJA KOPLING MODIFIKASI KOPLING JENIS PLAT BANYAK DENGAN PEMBERIAN LUBANG LUBANG PADA PLAT BAJA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KERJA KOPLING R. Hengki Rahmanto 1) 1) Dosen Program Studi Teknik Mesin - Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Pengambilan sampel pelumas yang sudah terpakai secara periodik akan menghasilkan laporan tentang pola kecepatan keausan dan pola kecepatan terjadinya kontaminasi. Jadi sangat

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Media Pembelajaran 2.1.1. Pengertian Media Pembelajran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK 4.1 Membuat Desain Sirkuit Sistem Hidrolik Penyangga Tengah dan Cara Kerjanya

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS Muhammad Burhanuddin dan Harus Laksana Guntur Teknik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Gambar 2.1. Transmisi Otomatis Yamaha Mio. (duniamotormatic,2010)

BAB II KAJIAN TEORI. Gambar 2.1. Transmisi Otomatis Yamaha Mio. (duniamotormatic,2010) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam judul tugas penelitian pemindah tenaga transmisi manual pada

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam judul tugas penelitian pemindah tenaga transmisi manual pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka. Dalam judul tugas penelitian pemindah tenaga transmisi manual pada yamaha vixion mengatakan perbandingan roda gigi pada tiap kecepatan dapat dihitung dengan menghitung

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk

TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk Menyandang Gelar Ahli Madya Oleh Indra Sulistyo 5211312032 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Daftar Isi Halaman judul... i Lembar nomor persoalan... ii Lembar pengesahan... iii Lembar persembahan... iv Lembar pernyataan... v Lembar motto... vi Kata pengantar... vii Abstract... ix Intisari... x

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Rem udara adalah sistem rem yang pengoperasiannya menggunakan udara yang bertekanan dimana rem ini memanfaatkan energi udara bertekanan untuk menjalankan sistem

Lebih terperinci

8 gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek. Si

8 gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek. Si BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Rem Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan aan atau memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I BONGKAR & PASANG MESIN MENURUNKAN MESIN SEPEDA

Lebih terperinci

CYLINDER HEAD E HP GASKET CARBURETOR INSULATOR HP WASHER, PLAIN 8 X 6 X

CYLINDER HEAD E HP GASKET CARBURETOR INSULATOR HP WASHER, PLAIN 8 X 6 X E - CYLINDER HEAD see E- 0 0 0 0 HP 0 000 HEAD COMP CYLINDER 0 HP 0 000 HOLDER CAMSHAFT. HP 0 000 GUIDE IN VALVE HP 0 000 GUIDE EX VALVE HP 0 000 GASKET CYLINDER HEAD HP 0 000 GASKET CARBURETOR INSULATOR

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. Mesin Diesel. Diferensial Kontrol Kemudi Drive Shaft. Gambar 3.1 Powertrain (Ipscorpusa.com, 2008)

BAB III TEORI DASAR. Mesin Diesel. Diferensial Kontrol Kemudi Drive Shaft. Gambar 3.1 Powertrain (Ipscorpusa.com, 2008) BAB III TEORI DASAR 3.1. Penggunaan Bahan Bakar pada Mesin Kendaraan 3.1.1 Sistem Penggerak Daya mesin dan gigi pengoperasian merupakan faktor utama yang menentukan besar tenaga yang tersedia untuk drawbar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian analisa power loss pada engine bus Hino R260 yang diakibatkan kesalahan pemindahan gigi

Lebih terperinci

Metoda pengereman kendaraan bermotor kategori L

Metoda pengereman kendaraan bermotor kategori L Standar Nasional Indonesia Metoda pengereman kendaraan bermotor kategori L ICS 43.140 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ANIMASI SISTEM TRANSMISI OTOMATIS

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ANIMASI SISTEM TRANSMISI OTOMATIS LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ANIMASI SISTEM TRANSMISI OTOMATIS Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik Mesin Otomotif Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN Jakarta, 26 Januari 2013 PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN Nama : Gani Riyogaswara Npm : 20408383 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan :

Lebih terperinci

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Kusnadi D-III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal ABSTRAK Kendaraan bermotor berjalan dengan normal jika salah satu syaratnya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA MEKANISME SWING DEVICE PADA EXCAVATOR KEIHATSU 921 C

TUGAS AKHIR ANALISA MEKANISME SWING DEVICE PADA EXCAVATOR KEIHATSU 921 C TUGAS AKHIR ANALISA MEKANISME SWING DEVICE PADA EXCAVATOR KEIHATSU 921 C Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION 1.Rear suspension cylinder Hydro-pneumatic cylinder yang dipasang tegak pada bagian belakang unit, dimana bagian bawah cylinder dipasang dengan pin dan spherical bearing

Lebih terperinci

Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8

Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8 Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8 NAMA : Rezha Andhika Pratama NPM : 28411231 PEMBIMBING : Irwansyah, ST., MT JURUSAN : TEKNIK MESIN FAKULTAS : TEKNOLOGI INDUSTRI Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM PENDAHULUAN Gambar 3.1 Jumlah bahan bakar yang terbakar pada sebuah engine berhubungan langsung dengan jumlah horsepower dan torque yang dihasilkan. Secara umum,

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati JOB SHEET TEKNOLOGI SEPEDA I. Standar Kompetensi: Memeriksa sistem kopling otomatis sepeda motor (Ganda) II. III. IV. Kompetensi Dasar 1. Melakukan bongkar pasang kopling otomatis tipe tunggal dengan cara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Saputra, dkk (2010) melakukan penelitian tentang variasi Konstanta Berat Roller Centrifugal Terhadap Daya Dan Torsi Mesin Pada Motor Gokart Matic.

Lebih terperinci